bab iv hasil penelitian dan pembahasan 4.1 deskripsi...

35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi hasil penelitian 4.1.1 Gambaran Umum SMK Negeri 1 Bonepantai SMK Negeri 1 Bonepantai adalah salah satu SMK yang berada di Kecamatan Bonepantai Kabupaten Bone Bolango. Pada awalnya SMK Negeri 1 Bonepantai di bangun pada tahun 2003, lokasi sekolah ini terletak di Jln Trans Sulawesi Pantai Selatan Desa Tihu Kecamatan Bonepantai Kabupaten Bone Bolango. Sekolah tersebut merupakan salah satu sekolah faporit dikalangan para remaja yang berada di kecamatan Bonepantai sampai ke Bolaang Mongondow, hal ini dibuktikan dengan besarnya Animo dari jumlah siswa baru yang mendaftarkan diri pada setiap tahun ajaran. Sekolah ini memiliki sarana gedung yang cukup baik, tenaga pendidik yang cukup baik dan walaupun tenaga pendidik yang jumlahnya belum sesuai standar suatu kelembagaan namun memiliki tingkat potensi dan kuantitas serta kualitas yang mampu membawa lembaga tersebut lebih berprestasi dan potensial. Disamping itu juga terdapat sarana pendukung baik kegiatan Olah Raga maupun kegiatan keterampilan lainnya, adapun sarana yang tersedia dalam bidang olahraga tersebut adalah lapangan volly ball, bulu tangkis, dan sepak takraw. Demikian pula halnya dengan keterampilan-keterampilan yang terdapat pada lembaga tersebut yaitu, cara pembuatan ikan asin, membuat Pakan luntur membenihkan ikan, intrapreniur reor, pelatihan komputer.

Upload: vandieu

Post on 07-Mar-2019

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi hasil penelitian

4.1.1 Gambaran Umum SMK Negeri 1 Bonepantai

SMK Negeri 1 Bonepantai adalah salah satu SMK yang berada di Kecamatan

Bonepantai Kabupaten Bone Bolango. Pada awalnya SMK Negeri 1 Bonepantai di

bangun pada tahun 2003, lokasi sekolah ini terletak di Jln Trans Sulawesi Pantai

Selatan Desa Tihu Kecamatan Bonepantai Kabupaten Bone Bolango.

Sekolah tersebut merupakan salah satu sekolah faporit dikalangan para remaja

yang berada di kecamatan Bonepantai sampai ke Bolaang Mongondow, hal ini

dibuktikan dengan besarnya Animo dari jumlah siswa baru yang mendaftarkan diri

pada setiap tahun ajaran.

Sekolah ini memiliki sarana gedung yang cukup baik, tenaga pendidik yang

cukup baik dan walaupun tenaga pendidik yang jumlahnya belum sesuai standar

suatu kelembagaan namun memiliki tingkat potensi dan kuantitas serta kualitas yang

mampu membawa lembaga tersebut lebih berprestasi dan potensial.

Disamping itu juga terdapat sarana pendukung baik kegiatan Olah Raga

maupun kegiatan keterampilan lainnya, adapun sarana yang tersedia dalam bidang

olahraga tersebut adalah lapangan volly ball, bulu tangkis, dan sepak takraw.

Demikian pula halnya dengan keterampilan-keterampilan yang terdapat pada lembaga

tersebut yaitu, cara pembuatan ikan asin, membuat Pakan luntur membenihkan ikan,

intrapreniur reor, pelatihan komputer.

Sejak awal didirikannya SMK Negeri 1 Bonepantai yaitu tahun 2003, sampai

pada tahun ajaran 2013/2014 lembaga pendidikan SMK Negeri 1 Bonepantai telah

mengalami 6 kali pergantian pimpinan, yang ditunjukan pada tabel berikut ini:

Tabel 1

Keadaan Kepemimpinan SMK Negeri 1 Bonepantai sampai dengan tahun

ajaran 2012/2013

No Nama Kepala Sekolah Masa Jabatan

1. Kasim Mohune BA 2004-2005

2. Drs. Risman Noho 2005-2008

3. Drs. Sumarno Kasim 2008-2009

4. Drs. Darwin podungge 2009-2010

5 Supriyadi .Mpd 2010-2011

6. Drs. Husain.S. rasyid 2011-sampai dengan

sekarang

Sumber data : Tata Usaha SMK Negeri 1 Bonepantai 23 mei 2012

4.1.2 Keadaan Sarana dan Prasarana

Tabel 2

Keadaan Sarana dan Prasarana SMK Negeri 1 Bonepantai, sampai dengan

tahun ajaran 2011/2012.

No Nama Ruang Jumlah Unit Keterangan

1. Ruang kelas 9 Baik

2. Laboratorium IPA 1 Baik

3. Laboratorium KOMPUTER 1 Baik

4. Ruang UKS 1 Baik

5. Ruang KEPSEK 1 Baik

6. Ruang AULA 1 Baik

7. Ruang TATA USAHA 1 Baik

8. Ruang GURU 1 Baik

9. Ruang IBADAH/MESJID 1 Baik

10. KM/WC Guru 1 Rusak

11. KM/WC Siswa 1 Baik

12. KM/WC Kepala Sekolah 1 Baik

13. Mess Guru 1 Baik

14. Meja Guru 36 Baik

15. Kursi Guru 36 Baik

16. Meja Siswa 169 Baik

17. Kursi siswa 170 Baik

18. Lemari 10 Baik

19. Komputer 20 Baik

20. Laptop guru 9 Baik

21. Ruang Perpustakaan 1 Baik

Berdasarkan data yang diperoleh peneliti, untuk sarana dan prasarana

pendukung dalam meningkatkan pembelajaran SMK Negeri 1 Bonepantai dapat

dideskripsikan sebagai berikut yakni: ruang kelas berjumlah 9 unit, laboratorium

penunjang praktek berjumlah 2 unit, perpustakaan penunjang akademik berjumlah 1

unit, ruang UKS sebagai penunjang kesehatan berjumlah 1 unit, ruang kepala sekolah

berjumlah 1 unit, ruang Aula berjumlah 1 unit, ruang tata usaha berjumlah 1 unit,

sebagai penunjang administrasi sekolah, ruang guru berjumlah 1 unit, ruang ibadah

atau mesjid berjumlah 1 unit, meja siswa secara keseluruhan berjumlah 163 unit,

kursi siswa berjumlah 170 unit, meja guru berjumlah 36 unit, kursi guru berjumlah 36

unit, lemari secara keseluruhan berjumlah 10 unit, computer berjumlah 20 unit,

Leptop guru berjumlah 9 unit, kamar mandi/wc guru 1 unit,kamar mandi/wc kepala

sekolah 1 unit, kamar mandi/wc siswa 1 unit.semua sarana dan prasarana diatas

dalam kondisi baik kecuali kamar mandi/wc guru yang sudah tidak layak di gunakan.

( sumber data : Tata usaha SMK Negeri 1 Bonepantai )

4.1.3 Keadaan Guru

Tabel 3

Keadaan Guru Menurut Tingkat Pendidikan

No

Tingkat Pendidikan

Jumlah

Jumlah

total

Guru tetap

( PNS )

Guru Honor

( Non PNS )

1. D3/A3 - 2 2

2. SI/ A4 10 4 14

Jumlah 10 6 16

Berdasarkan tabel diatas maka data untuk Guru yang ada di SMK Negeri 1

Bonepantai dapat dideskripsikan sebagai berikut yakni : guru di SMK Negeri 1

Bonepantai hingga saat ini berjumlah 16 orangnyang terdiri dari guru Tetap ( PNS )

untuk S1 berjumlah 10 orang, sedangkan Guru Honor ( Non PNS ) sebanyak 4 orang,

dengan kualifikasi pendidkan S1dan 2 orang dengan kualifikasi pendidikan D3.

4.1.4 Keadaan Siswa

Tabel 4

Keadaan Siswa menurut Rombel atau Jurusan

No.

Kelas

Jurusan

Jumlah

Rombel

Jumlah Siswa

Juml

ah

L P

1.

X

TKJ 1 12 17 29

AGP 1 8 11 19

APK 1 12 12 24

2.

XI

TKJ 1 8 4 12

AGP 1 10 1 11

APK 1 8 10 18

3.

XII

TKJ 1 13 9 22

AGP1 1 4 9 13

AGP2 1 3 12 15

Jumlah 78 85 163

Keadaan siswa SMK Negeri 1 Bonepantai pada saat ini seluruhnya berjumlah

163 siswa yang tersebar dalam beberapa kelas yakni : kelas X yang terdiri dari

Rombel/Jurusan TKJ, APK,AGP berjumlah 72 siswa, kelas XI berjumlah 41 Siswa,

dan kelas XII yang terdiri dari Rombel/Jurusan TKJ.AGP1,AGP2 berjumlah 50

siswa.

4.2 Pembahasan

4.2.1 Peran Guru Dalam Meningkatkan Kompetensi Siswa Pada Mata

Pelajaran Pkn

a) Peran Guru Dalam Menggunakan Media Pembelajaran

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran PKn ( Ibu

Yuslaniwati Ney, SP.d) mengatakan bahwa setiap beliau melakukan proses kegiatan

pembelajaran beliau kadang-kadang menggunakan media pembelajaran dengan

tujuan agar siswa cepat memahami apa tujuan dari pada materi yang telah

disampaikan, media ini di lakukan pada saat beliau apabila ada supervisi dari kepala

sekolah dan supervise dari dinas pendidikan Bone-Bolango.

Tanggapan menurut peneliti bahwa Guru PKn ini memang benar

menggunakan media pembelajaran apabila ada kegiatan supervisi dari atasan, dan ini

dapat di deskripsikan sebagai berikut:

Table 5

Frekuensi Penggunaan Media Pembelajaran

No. Alternatif

Frekuensi Presentase%

1. Selalu

3 10,3 %

2. Sering

1 3,4 %

3. Kadang-kadang

25 86 %

4. Tidak pernah

- _

Jumlah

29 100

Berdasarkan data hasil penelitian pada tabel diatas, maka dapat dikatakan

bahwa dari 29 orang responden terdapat 25 orang atau 86 % yang memiliki jawaban

bahwa guru PKn kadang-kadang men

ggunakan media pembelajaran pada psoses kegiatan pembelajaran di dalam

kelas, 3 orang atau 10,3 % memiliki jawaban bahwa guru PKn selalu m,enggunakan

media pembelajaran pada proses kegiatan pembelajaran di dalam kelas, dan 1 orang

atau 3,4 % jawaban bahwa guru PKn selalu m,enggunakan media pembelajaran pada

proses kegiatan pembelajaran di dalam kelas. Dengan demikian presentase yang

paling tinggi adalah guru PKn pada umumnya kadang-kadang menggunakan media

pembelajaran pada psoses kegiatan pemnbelajaran di dalam kelas.

b). Peran Guru Dalam Menggunakan Metode Pembelajaran

Berdasarkan hasil wawancara dengan Guru mata pelajaran PKn ( Ibu

Yuslaniwati Ney, SP.d) mengatakan bahwa setiap beliau melakukan proses kegiatan

pembelajaran beliau selalu menggunakan metode pembelajaran yakni penjelasan

materi, Tanya jawab, dan tugas. Ini bertujuan agar siswa dapat berinteraksi dan

memahami apa yang telah di jelaskan.

Tanggapan menurut peneliti bahwa Guru PKn ini memang benar

menggunakan metode pembelajaran pada setiap proses kegiatan pembelajaran dan

dapat di deskripsikan sebagai berikut:

Table 6

Frekuensi Pengguanaan Metode Pembelajaran

No. Alternatif

Frekuensi Presentase%

1. Selalu

23 79,3 %

2. Sering

4 13,7 %

3. Kadang-kadang

2 6,8 %

4. Tidak pernah

- _

Jumlah

29 100

Berdasarkan data hasil penelitian pada tabel diatas, maka dapat dikatakan

bahwa dari 29 orang responden terdapat 23 orang atau 79,3 % yang memiliki jawaban

bahwa guru PKn selalu menggunakan metode pembelajaran pada psoses kegiatan

pembelajaran di dalam kelas, 4 orang atau 13,7 % memiliki jawaban bahwa guru

PKn sering menggunakan metode pem

belajaran pada proses kegiatan pembelajaran di dalam kelas, dan 2 orang atau

6,8 % jawaban bahwa guru PKn kadang-kadang menggunakan metode pembelajaran

pada proses kegiatan pembelajaran di dalam kelas. Dengan demikian presentase yang

paling tinggi adalah guru PKn pada umumnya selalu menggunakan metode

pembelajaran pada psoses kegiatan pemnbelajaran di dalam kelas.

c). Peran Guru Pkn Dalam Menggunakan Model Pembelajaran

Berdasarkan hasil wawancara dengan Guru mata pelajaran PKn ( Ibu

Yuslaniwati Ney, SP.d) mengatakan bahwa setiap beliau melakukan proses kegiatan

pembelajaran beliau selalu menggunakan bermacam-macam model pembelajaran

sesuai dengan materi yang akan disampaikan. Ini bertujuan agar siswa tidak cepat

bosan dalam menerima pelajaran.

Tanggapan menurut peneliti bahwa Guru PKn ini memang benar

menggunakan bermacam-macam model pembelajaran pada setiap proses kegiatan

pembelajaran dan dapat di deskripsikan sebagai berikut:

Table 7

Frekuensi Penggunaan Model Pembelajaran

No. Alternatif

Frekuensi Presentase%

1. Selalu

25 86,2 %

2. Sering

4 13,7 %

3. Kadang-kadang

_ _

4. Tidak pernah

- _

Jumlah

29 100

Berdasarkan data hasil penelitian pada tabel diatas, maka dapat dikatakan

bahwa dari 29 orang responden terdapat 25 orang atau 86,2 % yang memiliki jawaban

bahwa guru PKn selalu menggunakan bermacam-macam model pembelajaran pada

psoses kegiatan pembelajaran di dalam kelas, 4 orang atau 13,7 % memiliki jawaban

bahwa guru PKn sering menggunakan bermacam-macam model pembelajaran pada

proses kegiatan pembelajaran di dalam kelas. Dengan demikian presentase yang

paling tinggi adalah guru PKn pada umumnya selalu menggunakan bermacam-

macam model pembelajaran pada psoses kegiatan pemnbelajaran di dalam kelas.

d). Peran Guru Dalam Menggunakan Startegi Pembelajaran

Berdasarkan hasil wawancara dengan Guru mata pelajaran PKn ( Ibu

Yuslaniwati Ney, SP.d) mengatakan bahwa setiap beliau melakukan proses kegiatan

pembelajaran beliau selalu menggunakan strategi pembelajaran Ini bertujuan agar

siswa tetap semangat dalam menerima pelajaran. Tanggapan menurut peneliti bahwa

Guru PKn ini memang benar menggunakan strategi pembelajaran pada setiap proses

kegiatan pembelajaran dan dapat di deskripsikan sebagai berikut:

Table 8

Frekuensi penggunaan Strategi pembelajaran

No. Alternatif

Frekuensi Presentase%

1. Selalu

22 75,8 %

2. Sering

4 13,7 %

3. Kadang-kadang

2 6,8 %

4. Tidak pernah

1 34 %

Jumlah

29 100

Berdasarkan data hasil penelitian pada tabel diatas, maka dapat dikatakan

bahwa dari 29 orang responden terdapat 23 orang atau 79,3 % yang memiliki jawaban

bahwa guru PKn selalu menggunakan strategi pembelajaran pada psoses kegiatan

pembelajaran di dalam kelas, 4 orang atau 13,7 % memiliki jawaban bahwa guru

PKn sering menggunakan strategi pembelajaran pada proses kegiatan pembelajaran

di dalam kelas, dan 2 orang atau 6,8 % memiliki jawaban bahwa guru PKn kadang-

kadang menggunakan strategi pembelajaran pada proses kegiatan pembelajaran di

dalam kelas dan 1 orang atau 3,4 % memiliki jawaban bahwa guru PKn tidak pernah

menggunakan strategi pembelajaran pada proses kegiatan pembelajaran di dalam

kelas. Dengan demikian presentase yang paling tinggi adalah guru PKn pada

umumnya selalu menggunakan strategi pembelajaran pada psoses kegiatan

pemnbelajaran di dalam kelas.

e). Peran Guru Dalam Menggunakan Pendekatan Kepada Siswa Pada Proses

Pembelajaran

Berdasarkan hasil wawancara dengan Guru mata pelajaran PKn ( Ibu

Yuslaniwati Ney, SP.d) mengatakan bahwa setiap beliau melakukan proses kegiatan

pembelajaran beliau selalu melakukan pendekatan kepada siswa pada setiap proses

kegiatan pembelajaran, ini bertujuan agar siswa dapat berinteraksi dan berkomunikasi

dengan guru PKn.

Tanggapan menurut peneliti bahwa Guru PKn ini memang benar melakukan

pendekatan kepada siswa pada setiap proses pembelajaran berlangsung dan dapat di

deskripsikan sebagai berikut:

Table 9

Frekuensi penggunaan pendekatan kepada siswa

No. Alternatif

Frekuensi Presentase%

1. Selalu

25 79,3 %

2. Sering

4 13,7 %

3. Kadang-kadang

_ _

4. Tidak pernah

- _

Jumlah

29 100

Berdasarkan data hasil penelitian pada tabel diatas, maka dapat dikatakan

bahwa dari 29 orang responden terdapat 23 orang atau 79,3 % yang memiliki jawaban

bahwa guru PKn selalu melakukan pendekatan kepada siswa setiap proses

pembelajaran berlangsung, 4 orang atau 13,7 % memiliki jawaban bahwa guru PKn

selalu melakukan pendekatan kepada siswa setiap proses pembelajaran berlangsung.

Dengan demikian presentase yang paling tinggi adalah guru PKn pada umumnya

selalu melakukan pendekatan kepada siswa pada setiap proses pembelajaran

berlangsung.

f). Peran Guru Pkn Dalam Menggunakan Pakem Pembelajaran

Berdasarkan hasil wawancara dengan Guru mata pelajaran PKn ( Ibu

Yuslaniwati Ney, SP.d) mengatakan bahwa setiap beliau melakukan proses kegiatan

pembelajaran beliau selalu menggunakan Pakem pada proses pembelajaran.

Tanggapan menurut peneliti bahwa Guru PKn mungkin tidak pernah

menggunakan Pakem pada proses pembelajaran berlangsung karena sesuai data

angket yang disebarkan oleh peneliti kepada siswa hasilnya dapat di deskripsikan

sebagai berikut:

Tabel 10

Frekuensi penggunaan Pakem Pembelajaran

No. Alternatif

Frekuensi Presentase%

1. Selalu

_ _

2. Sering

4 13,7 %

3. Kadang-kadang

5 17,2 %

4. Tidak pernah

20 68,9 %

Jumlah

29 100

Berdasarkan data hasil penelitian pada tabel diatas, maka dapat dikatakan

bahwa dari 29 orang responden terdapat 20 orang atau 68,9 % yang memiliki jawaban

bahwa guru PKn tidak pernah menggunakan pakem pada proses pembelajaran

berlangsung, 5 orang atau 17,2 % memiliki jawaban bahwa guru PKn kadang-kadang

menggunakan Pakem pada proses pembelajaran berlangsung, dan 4 orang atau 13,7

% memiliki jawaban bahwa guru PKn sering menggunakan pakem pada proses

pembelajaran berlangsung. Dengan demikian presentase yang paling tinggi adalah

guru PKn pada umumnya tidak pernah menggunakan Pakem pada proses

pembelajaran berlangsung.

g). Peran Guru Dalam Merencanakan Pengajaran

Berdasarkan hasil wawancara dengan Guru mata pelajaran PKn ( Ibu

Yuslaniwati Ney, SP.d) mengatakan bahwa setiap beliau melakukan proses kegiatan

pembelajaran beliau selalu merencanakan pengejaran sebelim di mulai proses

kegiatan pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP), silabus dan

bahan ajar.

Peran guru dalam merencanakan pengajaran dapat di deskripsikan sebagai

berikut:

Tabel 11

Data peran guru dalam merencanakan pengajaran

No. Alternatif Frekuensi Presentase %

1. Selalu 20 68,9 %

2. Sering 7 24,1 %

3. Kadang-kadang 2 6,8 %

4. Tidak pernah - -

Jumlah 29 100

Berdasarkan data hasil penelitian pada tabel diatas, maka dapat dikatakan

bahwa dari 29 orang responden terdapat 20 orang atau 68,9 % yang memiliki jawaban

selalu siap dalam merencanakan pengajaranPKn, 7 orang atau 24,1% yang

mengatakan sering siap dalam merencanakan pengajaran PKn, 2 orang atau 6, 8 %

mengatakan kadang-kadang sudah siap dalam merencanakan pengajaran PKn.

Dengan demikian presentase yang paling tinggi adalah Guru PKn pada umumnya

sudah siap dalam merencanakan pengajaran

h). Peran Guru Dalam Menuliskan Tujuan Pengajaran

Berdasarkan hasil wawancara dengan Guru mata pelajaran PKn ( Ibu

Yuslaniwati Ney, SP.d) mengatakan bahwa setiap beliau melakukan proses kegiatan

pembelajaran beliau selalu menuliskan tujuan pengajaran kepada siswa di saat

proses kegiatan pembelajaran berlangsung.

Tabel 12

Data peran guru dalam menuliskan tujuan pengajaran

No. Alternatif Frekuensi Presentase%

1. Selalu 15 34,4 %

2. Sering 10 51,7 %

3. Kadang-kadang 3 10,3 %

4. Tidak pernah 1 3,4 %

Jumlah 29 100

Berdasarkan data hasil penelitian pada tabel diatas, maka dapat dikemukakan

bahwa dari 29 orang responden terdapat 15 orang atau 51,7 % yang mengatakan

selalu menuliskan tujuan pengajaran PKn, 10 orang atau 34,4 % mengatakan bahwa

sering menuliskan tujuan pengajaran PKn, 3 orang atau 10,3 % yang mengatakan

kadang-kadang menuliskan tujuan pengajaran PKn, dan 1 orang atau 3,4 %

mengatakan tidak pernah menuliskan tujuan pengajaran PKn. Dengan demikian

presentase yang paling tinggi yaitu kemampuan guru masih sering mengalami

kekurangan dalam menuliskan tujuan pengajaran PKn.

i). Peran Guru Dalam Menyajikan Bahan Pelajaran

Berdasarkan hasil wawancara dengan Guru mata pelajaran PKn ( Ibu

Yuslaniwati Ney, SP.d) mengatakan bahwa setiap beliau melakukan proses kegiatan

pembelajaran beliau selalu menyajikan bahan pelajaran kepada siswa ini tujuannya

agar siswa focus pada pelajaran yang telah disampaikan,mencatat bahan pelajaran

yang penting-penting saja.

Tabel 13

Data peran Guru dalam menyajikan bahan pengajaran PKn ke pada siswa

No. Alternatif Frekuensi Presentase%

1. Selalu 25 86,2 %

2. Sering 3 10,3 %

3. Kadang-kadang 1 3,4 %

4. Tidak pernah - -

Jumlah 29 100

Berdasarkan tabel diatas, maka dapat dikemukakan bahwa dari 29 orang

responden terdapat 25 orang atau 86,2 % yang mengatakan guru selalu siap dalam

menyajikan, 2 orang atau 10,3 % mengatakan guru Pkn sering menyajikan bahan

pengajaran PKn, 3 orang atau 3,4 % yang mengatakan guru PKn kadang-kadang

menyajikan bahan pelajaran PKn. Dengan demikian presentase yang paling tinggi

yaitu guru PKn selalu menyajikan bahan pelajaran PKn.

j). Peran Guru Dalam Memberikan Pertanyaan Kepada Siswa

Berdasarkan hasil wawancara dengan Guru mata pelajaran PKn ( Ibu

Yuslaniwati Ney, SP.d) mengatakan bahwa setiap beliau melakukan proses kegiatan

pembelajaran beliau selalu memberikan pertanyaan kepada siswa ini tujuannya agar

Guru PKn dapat menilai siswa mana yang perhatiannya memang benar-benar focus

dalam mata pelajaran tersebut, dan juga dapat menilai daya serap siswa bagaimana.

Tabel 14

Data peran guru dalam memberikan pertanyaan kepada siswa pada proses

pembelajaran berlangsung

No. Alternatif Frekuensi Presentase%

1. Selalu 25 86,2 %

2. Sering 3 10,3 %

3. Kadang-kadang 1 3,4 %

4. Tidak pernah _ _

Jumlah 29 100

Berdasarkan data hasil penelitian pada tabel diatas, maka dapat dikemukakan

bahwa dari 29 orang responden terdapat 25 orang atau 86,2 % mengatakan selalu

memberikan pertanyaan kepada siswa, 3 orang atau 10,3 % yang mengatakan sering

memberikan pertanyaan kepada siswa dan 1 orang atau 3,4 % mengatakan kadang-

kadang merasa memberikan pertanyaan kepada siswa. Dengan demikian presentase

yang paling tinggi adalah guru selalu merasa memberikan pertanyaan kepada siswa.

k). Peran Guru Dalam Mengajarkan Konsep

Berdasarkan hasil wawancara dengan Guru mata pelajaran PKn ( Ibu

Yuslaniwati Ney, SP.d) mengatakan bahwa setiap beliau melakukan proses kegiatan

pembelajaran beliau selalu mengajarkan konsep kepada siswa.

Tabel 15

Data peran guru dalam mengajarkan konsep kepada siswa

No. Alternatif Frekuensi Presentase%

1. Selalu 15 20,6 %

2. Sering 6 51,7 %

3. Kadang-kadang 5 17,2 %

4. Tidak pernah 3 10,3 %

Jumlah 29 100

Berdasarkan data hasil penelitian pada tabel diatas, maka dapat dikemukakan

bahwa 29 orang responden terdapat 15 orang atau 51,7 % yang memiliki jawaban

selalu mengajarkan konsep kepada siswa, 6 orang atau 20,6 % yang mengatakan

sering mengajarkan konsep kepada siswa, 5 orang atau 17,2 % mengatakan kadang-

kadang mengajarkan konsep kepada siswa dan 3 orang atau 10,3 % mengatakan tidak

pernah mengajarkan konsep kepada siswa. Dengan demikian presentase yang paling

tinggi yaitu sering mengajarkan konsep kepada siswa.

l). Peran Guru Dalam Berinteraksi/Berkomunikasi Dengan Siswa

Berdasarkan hasil wawancara dengan Guru mata pelajaran PKn ( Ibu

Yuslaniwati Ney, SP.d) mengatakan bahwa setiap beliau melakukan proses kegiatan

pembelajaran beliau selalu berinteraksi/berkomunikasi dengan siswa agar baik di

dalam kelas maupun di luar kelas. Dengan tujuan agar hubungan siswa dengan guru

baik-baik saja dan tetap terjalin.

Tabel 16

Data peran guru dalam berinteraksi/berkomunikasi dengan siswa pada saat

pembelajaran berlangsung

No. Alternatif Frekuensi Presentase%

1. Selalu 20 68,9 %

2. Sering 9 31,03 %

3. Kadang-kadang - -

4. Tidak pernah - -

Jumlah 29 100

Berdasarkan data hasil penelitian pada tabel diatas, maka selanjutnya dapat

dikemukakan bahwa dari 29 orang responden terdapat 20 orang atau 68,9 % yang

mengatakan selalu berkomunikasi atau berinteraksi dengan siswa di dalam kelas. 9

orang atau 31,03 % mengatakan sering berkomunikasi atau berinteraksi dengan siswa

di dalam kelas. Dengan demikian presentase yang paling tinggi yaitu guru selalu

berkomunikasi atau berinteraksi dengan siswa di dalam kelas.

m). Peran Guru Dalam Mengamati Kelas

Berdasarkan hasil wawancara dengan Guru mata pelajaran PKn ( Ibu

Yuslaniwati Ney, SP.d) mengatakan bahwa setiap beliau melakukan proses kegiatan

pembelajaran beliau selalu mengamati kelas karena proses pembelajaran tidak akan

berlangsung dengan baik apabila suasana kelas tidak nyaman penuh dengan kotoran,

karena kebersihan sebagaian dari iman.

Tabel 17

Data peran guru dalam mengamati kelas pada proses pembelajaran

berlangsung

No. Alternatif Frekuensi Presentase%

1. Selalu 15 51,7 %

2. Sering 10 34,4 %

3. Kadang-kadang 4 13,7 %

4. Tidak pernah - -

Jumlah 29 100

Berdasarkan data hasil penelitian pada tabel diatas, maka dapat dikemukakan

bahwa, dari 29 orang responden terdapat 15 orang atau 51,7 % yang mengatakan guru

PKn selalu mengamati kelas sementara proses belajar berlansung, 10 orang atau 34,4

% mengatakan guru PKn sering mengamati kelas sementara proses belajar

berlansung, dan 4 orang atau 13,7 % yang mengatakan guru PKn kadang-kadang

mengamati kelas sementara proses belajar berlansung. Dengan demikian presentase

yang paling tinggi yaitu guru PKn selalu mengamati kelas sementara proses belajar

berlansung

n). Peran guru dalam melakukan evaluasi belajar

Berdasarkan hasil wawancara dengan Guru mata pelajaran PKn ( Ibu

Yuslaniwati Ney, SP.d) mengatakan bahwa setiap beliau melakukan proses kegiatan

pembelajaran beliau selalu melakukan evaluasi belajar kepada siswa dengan tujuan

agar guru dapat mengetahui bagaimana hasil dari pada siswa setelah menerima

pelajaran dari guru tersebut.

Tabel 18

Data peran guru dalam melakukan evaluasi belajar kepada siswa

No. Alternatif Frekuensi Presentase%

1. Selalu 20 68,9 %

2. Sering 5 17,2 %

3. Kadang-kadang 4 13,7 %

4. Tidak pernah - -

Jumlah 29 100

Berdasarkan data hasil penelitian pada tabel diatas, maka dapat dikemukakan

bahwa, dari 29 orang responden terdapat 20 orang atau 68,9 % yang mengatakan guru

selalu mengevaluasi hasil belajar siswa, 5 orang atau 17,2 % mengatakan guru PKn

sering mengevaluasi hasil belajar siswa, dan 4 orang atau 13,7 % yang mengatakan

guru PKn kadang-kadang mengevaluasi hasil belajar siswa. Dengan demikian

presentase yang paling tinggi yaitu guru PKn selalu mengevaluasi hasil belajar siswa.

Dapat disimpulkan bahwa dari 29 responden yang menjawab ke 14 aspek

penerapan peran seorang guru dalam penelitian ini dapat kita peroleh pada tabel di

bawah ini:

Perolehan Hasil Ke-14 Aspek Peran Guru

Jumlah

skor

Presentase

skor

Keterangan

50 89 SL

47 83 SL

51 91 SL

47 83 SL

51 96 SL

44 78 SR

48 85 SL

46 82 SL

44 78 SR

47 83 SL

46 82 SL

43 76 SR

44 78 SR

50 89 SL

44 78 SR

49 87 SL

45 80 SR

47 83 SL

46 82 SL

46 82 SL

49 87 SL

48 85 SL

46 82 SL

46 82 SL

49 87 SL

47 83 SL

49 87 SL

50 89 SL

50 89 SL

Dengan Hasil : Selalu (SL) : 23

Sering (SR) :6

Kadang-kadang (KK) :0

Tidak Pernah (TP) :0

Sesuai dengan perhitungan untuk penentuan hasil dari tabel di atas dapat kita

peroleh :

Selalu

Sering

Sehingga dapat disimpulkan secara keseluruhan dari ke 14 aspek peran guru

yang di ambil sebagai standar penilaian bahwa 20,6 %.

4.2.2 proses penilaian guru terhadap kompetensi siswa

A. .Implikasi positif pada aspek kognitiif

1. Penilaian proses belajar siswa pada mata pelajaran PKn melalui kognitiif

dalam tingkatan pemahaman siswa.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran PKn (Ibu

Yuslaniwati Ney, SP.d) mengatakan bahwa dalam penilaian proses pembelajaran

pada aspek kognitif beliau menilai mengenai pemahaman siswa dalam materi yang

diajarkan dan dalam penilaian tersebut telah mengalami peningkatan.

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, penilaian tentang

pemahaman siswa terdiri dari enam kemampuan yakni: 1. Kemampuan menerima

pelajaran hasilnya mencapai 100 %, 2. Kemampuan dalam menulis apa yang di

terangkan oleh guru hasilnya mencapai 96 %, 3. Kemampuan memahami pelajaran

hasilnya mencapai 78 %, 4. Kemampuan berbicara dalam artian kemampuan siswa

dalam mempresentasikan hasilnya mencapai 78 %, 5. Kemampuan menanggapi

jawaban dari teman atau guru hasilnya mencapai 78 %, 6. Kemampuan evaluasi atau

hasil akhir mencapai 82 %.

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilkakukan oleh peneliti dalam penilaian

aspek Kognitif dalam tingkatan pemaahaman siswa dengan tujuan yang diharapkan

mengacu kepada kemampuan siswa dalam memahami makna materi yang

disampaikan oleh guru. Hasilnya mencapai di atas 75 %. Dan ini dapat dilihat dalam

tabel yang di lampirkan.

2. penilaian proses belajar siswa pada mata pelajaran PKn melalui kognitif

dalam tingkatan penerapan materi.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran PKn (Ibu

Yuslaniwati Ney, SP.d) mengatakan bahwa dalam penilaian proses pembelajaran

pada aspek kognitif beliau menilai mengenai bagaimana siswa dapat menyerap

pelajaran yang disampaikan dan dalam penilaian tersebut telah mengalami

peningkatan

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilkakukan oleh peneliti dalam penilaian

aspek Kognitif dalam tingkatan penerapan materi dengan tujuan yyang diharapkan

mengacu kepada kemampuan menguraikan materi yang sudah dipelajari pada situasi

yang baru dan menyangkut penggunaan aturan, prinsip. Hasilnya mencapai 75 %.

Dan ini dapat dilihat dalam tabel yang di lampirkan.

3. penilaian proses belajar siswa pada mata pelajaran PKn melalui kognitif

dalam tingkatan analisis.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran PKn (Ibu

Yuslaniwati Ney, SP.d) mengatakan bahwa dalam penilaian proses pembelajaran

pada aspek kognitif beliau menilai mengenai bagaimana siswa dapat menganalisis

materi yang disampaikan oleh guru, dan penilaian tersebut tidak mengalami

peningkatan.

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilkakukan oleh peneliti dalam penilaian

aspek Kognitif dalam tingkatan menganalisis dengan tujuan yang diharapkan

mengacu kepada kemampuan siswa dalam menguraikan materi kedalam komponen-

komponen. Hasilnya mencapai 60 %. Dan ini dapat dilihat dalam tabel yang di

lampirkan.

4. Penilaian proses belajar siswa pada mata pelajaran PKn melalui kognitif

dalam tingkatan sintesis.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran PKn (Ibu

Yuslaniwati Ney, SP.d) mengatakan bahwa dalam penilaian proses pembelajaran

pada aspek kognitif beliau menilai mengenai tingkatan sintesis siswa dalam artian

memadukan atau menggabungkan materi yang disampaikan, dan penilaian tersebut

tidak mengalami peningkatan.

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilkakukan oleh peneliti dalam penilaian

aspek Kognitif dalam tingkatan sintesis dengan tujuan belajar yang diharapkan

mengacu kepada kemapuan memadukan konsep atau komponen-komponen sehingga

membentuk suatu pola struktur atau bentuk baru didalam pembelajaran. Hasilnya

mencapai 65 %. Dan ini dapat dilihat dalam tabel yang di lampirkan.

5. penilaian proses belajar siswa pada mata pelajaran PKn melalui

Kognitif dalam tingkatan evaluasi.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran PKn (Ibu

Yuslaniwati Ney, SP.d) mengatakan bahwa dalam penilaian proses pembelajaran

pada aspek kognitif beliau menilai bagaimana hasil evaluasi belajar siswa atau

memberikan pertimbangan terhadap nilai-nilai materi yang disampaikan dan

penilaian tersebut telah mengalami peningkatan.

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilkakukan oleh peneliti dalam penilaian

aspek Kognitif dalam tingkatan evaluasi hasil belajar siswa. Hasilnya mencapai 75

%. Dan ini dapat dilihat dalam tabel yang di lampirkan.

B. Implikasi positif pada aspek Psikomotorik

1. penilaian proses belajar siswa pada mata pelajaran PKn melalui psikomotor

dalam tingkatan peniruan.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran PKn (Ibu

Yuslaniwati Ney, SP.d) mengatakan bahwa dalam penilaian proses

pembelajaran pada aspek psikomotor beliau menilai mengenai siswa meniru

cara penyampaian guru dalam hal positif dan penilaian tersebut tidak

mengalami peningkatan.

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilkakukan oleh peneliti dalam

penilaian Psikomotor dalam peniruan , hal ini salah satu yang dilakukan oleh

guru demi mencapai tujuan belajar yang diharapkan dan terjadi ketika siswa

mengamati suatu gerakan, mulai member respon serupa yang diamati.

Hasilnya mencapai 65 %, Dan ini dapat dilihat dalam tabel yang di lampirkan.

2. penilaian proses belajar siswa pada mata pelajaran PKn melalui psikomotor

dalam tingkatan penggunaan konsep.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran PKn (Ibu

Yuslaniwati Ney, SP.d) mengatakan bahwa dalam penilaian proses

pembelajaran pada aspek Psikomotor beliau menilai mengenai penggunaan

konsep dan penilaian tersebut tidak mengalami peningkatan.

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilkakukan oleh peneliti dalam penilaian

Psikomotor dalam penggunaan konsep demi mencapai tujuan belajar yang

diharapkan dengan menekankan perkembangan kemampuan mengikuti pengaruhan,

penampilan. Hasilnya mencapai 56 %. Dan ini dapat dilihat dalam tabel yang di

lampirkan.

3. penilaian proses belajar siswa pada mata pelajaran PKn melalui psikomotor

dalam tingkatan ketepatan dalam melakukan sesuatu.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran PKn (Ibu

Yuslaniwati Ney, SP.d) mengatakan bahwa dalam penilaian proses pembelajaran

pada aspek Psikomotor beliau menilai mengenai ketepatan siswa dalam melakukan

sesuatu yang positif dan penilaian tersebut sedikit mengalami peningkatan.

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilkakukan oleh peneliti dalam penilaian

Psikomotor dalam ketepatan maksudnya siswa harus cermat, proporsi dan pasti

terkoreksi dari kesalahan. Hasilnya mencapai 75 %. Dan ini dapat dilihat dalam tabel

yang di lampirkan.

4. penilaian proses belajar siswa pada mata pelajaran PKn melalui psikomotor

dalam tingkatan perangkaian yang benar.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran PKn (Ibu

Yuslaniwati Ney, SP.d) mengatakan bahwa dalam penilaian proses pembelajaran

pada aspek Psikomotor beliau menilai mengenai merangkaikan materi yang diajarkan

minggu lalu dan sekarang dan penilaian tersebut telah mengalami peningkatan.

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, dalam penilaian

proses pembelajaran pada aspek psikomotor dalam tingkatan merangkaian materi

yang diajarkan minggu lalu kemudian dibahas kembali dalam artian menilai daya

ingat siswa hasilnya mencapai 60%. Dan ini dapat dilihat dalam tabel yang di

lampirkan.

5. penilaian proses belajar siswa pada mata pelajaran PKn melalui psikomotor

dalam tingkatan naturalisasi/pengalamiahan.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran PKn (Ibu

Yuslaniwati Ney, SP.d) mengatakan bahwa dalam penilaian proses pembelajaran

pada aspek Psikomotor dalam tingkatan naturalisasi maksudnya guru harus

melakukan strategi belajar yang menguras sedikit energy fisik dan psikis demi

mencapai tujuan belajar yang diharapkan dan penilaian tersebut sedikit mengalami

peningkatan.

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, dalam hal

penilaian pada aspek psikomotor mengenai naturalisasi maksudnya menuntun tingkah

laku siswa dalam hal positif.contohnya selalu mematuhi peraturan sekolah.

C. implikasi positif pada aspek Afektif

1. Data penilaian pembentukan karekter disiplin siswa

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran PKn (Ibu

Yuslaniwati Ney, SP.d) mengatakan bahwa dalam penilaian proses pembelajaran

pada aspek Afektif beliau menilai mengenai pembentukan karakter disiplin siswa di

dalam kelas dan penilaian tersebut telah mengalami peningkatan.

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti mengenai

penilaian pembentukan karakter disiplin waktu baik dalam mengerjakan tugas yang

diberikan oleh guru di dalam kelas maupun diluar kelas hasilnya mencapai 100%.

2. Data penilaian pembentukan karekter Tanggung jawab siswa

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran PKn (Ibu

Yuslaniwati Ney, SP.d) mengatakan bahwa dalam penilaian proses pembelajaran

pada aspek Afektif beliau menilai mengenai pembentukan karakter tanggung jawab

siswa terhadap apa yang diperintahkan kepada siswa.

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti mengenai

penilaian pembentukan karakter tanggung jawab siswa terhadap tugas yang diberikan

oleh guru, hasilnya mencapai 89%.

3. Data penilaian pembentukan karekter Toleransi siswa

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran PKn (Ibu

Yuslaniwati Ney, SP.d) mengatakan bahwa dalam penilaian proses pembelajaran

pada aspek Afektif beliau menilai mengenai pembentukan karakter memberikan

toleransi kepada sesame teman maupun kepada guru apabila melakukan kesalahan

dalam bentuk apapun dan penilaian tersebut telah mengalami peningkatan.

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti mengenai

penilaian pembentukan karakter rasa toleransi kepada teman ataupun guru yang

melakukan kesalahan dalam bentuk apapun, hasilnya mencapai 79%.

4. Data penilaian pembentukan karekter Nasionalisme siswa

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran PKn (Ibu

Yuslaniwati Ney, SP.d) mengatakan bahwa dalam penilaian proses pembelajaran

pada aspek Afektif beliau menilai mengenai pembentukan karakter rasa

nasionalisme bertujuan agar siswa mempunyai rasa nasionalisme kepada pahlawan-

pahlawan Negara kita dan penilaian tersebut sedikit menglami peningkatan.

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti mengenai

penilaian pembentukan karakter rasa nasionalisme siswa terhadap pahlawan-

pahlawan Negara kita, hasilnya mencapai 65%.

5. Data penilaian pembentukan karekter Kesadaran Haknya siswa.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran PKn (Ibu

Yuslaniwati Ney, SP.d) mengatakan bahwa dalam penilaian proses pembelajaran

pada aspek Afektif beliau menilai mengenai pembentukan karakter siswa terhadap

kesadaran haknya siswa di sekolah, yang harus mendapat pembelajaran yang baik

dan pelayanan guru terhadap siswa dan penilaian tersebut sedikit menglami

peningkatan.

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti mengenai

penilaian pembentukan karakter kesadaran hak siswa yakni pelayanan guru tehadap

siswa, menerima pembelajaran yang baik. hasilnya mencapai 75%.

6. Data penilaian pembentukan karekter Kesadaran politiknya siswa

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran PKn (Ibu

Yuslaniwati Ney, SP.d) mengatakan bahwa dalam penilaian proses pembelajaran

pada aspek Afektif beliau menilai mengenai pembentukan karakter siswa terhadap

kesadaran politik maksudnya siswa harus menyadari bahwa disekolah siswa harus

berpolitik baik dalam pemilihan ketua kelas, pemilihan ketua osis. dan penilaian

tersebut tidak mengalami peningkatan.

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti mengenai

penilaian pembentukan karakter kesadaran politik dilingkungan sekolah. Contohnya

pemilihan ketua osis dan ketua kelas hasilnya mencapai 65%.