bab iv hasil penelitian dan pembahasan 4.1 setting...

60
96 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting Penelitian 4.1.1 Gambaran umum Desa Pondok Desa Pondok merupakan salah satu desa yang ada di Kabupaten Sumba Tengah dengan luas wilayah 198.830 ha/m 2 dengan jumlah penduduk 1.127 orang yaitu 598 laki-laki, dan 529 perempuan. Adapun batas- batas wilayah Desa Pondok yaitu sebelah Utara berbatasan dengan Dewa Tana Kecamatan Mamboro, sebelah Selatan berbatasan dengan Mata Woga Kecamatan Katiku Tana, sebelah Timur berbatasan dengan Maderi Kecamatan Umbu Ratu Nggay Barat, sebelah Barat berbatasan dengan Ole Dewa kecamatan Mamboro. Desa Pondok juga merupakan salah satu desa yang endemis malaria. Sejak tahun 2008 – 2009 jumlah penderita malaria semakin meningkat yaitu dari 684 orang menjadi 1.029 orang. Jumlah penduduk 1.127 jiwa. Desa Pondok memiliki karakteristik wilayah terdiri dari bukit-bukit, hutan, sungai dan persawahan dengan luas sawah 190 ha/m 2 . Di daerah hutan dan perbukitan ini

Upload: doanliem

Post on 01-Apr-2019

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1070/5/T1_462008083_BAB IV.pdf · leding atau sumur. Dan ada juga warga ... karakteristik

96

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Setting Penelitian

4.1.1 Gambaran umum Desa Pondok

Desa Pondok merupakan salah satu desa yang

ada di Kabupaten Sumba Tengah dengan luas wilayah

198.830 ha/m2 dengan jumlah penduduk 1.127 orang

yaitu 598 laki-laki, dan 529 perempuan. Adapun batas-

batas wilayah Desa Pondok yaitu sebelah Utara

berbatasan dengan Dewa Tana Kecamatan Mamboro,

sebelah Selatan berbatasan dengan Mata Woga

Kecamatan Katiku Tana, sebelah Timur berbatasan

dengan Maderi Kecamatan Umbu Ratu Nggay Barat,

sebelah Barat berbatasan dengan Ole Dewa kecamatan

Mamboro.

Desa Pondok juga merupakan salah satu desa

yang endemis malaria. Sejak tahun 2008 – 2009 jumlah

penderita malaria semakin meningkat yaitu dari 684

orang menjadi 1.029 orang. Jumlah penduduk 1.127 jiwa.

Desa Pondok memiliki karakteristik wilayah terdiri dari

bukit-bukit, hutan, sungai dan persawahan dengan luas

sawah 190 ha/m2. Di daerah hutan dan perbukitan ini

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1070/5/T1_462008083_BAB IV.pdf · leding atau sumur. Dan ada juga warga ... karakteristik

97

terdapat beberapa sungai dan dekat dengan tempat

tinggal penduduk. Pada musim hujan menyebabkan

sungai kebanjiran sehingga mengakibatkan nyamuk

Anopheles berkembang biak dan menularkan malaria.

Tetapi warga di Desa Pondok selalu memanfaatkan air

tersebut untuk keperluan minum, mandi, dan mencuci

pakaian di sungai. Adapun kualitas air minum itu sendiri

yaitu berasa sedangkan air sungainya tercemar. Dalam

hal ini tercemar karena bangkai hewan yang dibuang

begitu saja oleh warga di sungai. Sedangkan jumlah

keluarga yang menggunakan air sungai adalah 184

keluarga dan yang menggunakan mata air 54 keluarga.

Sebagian warga di Desa Pondok juga masih tergantung

dengan air hujan yaitu dengan menampungnya di ember,

jerigen dan biasanya juga dimanfaatkan untuk mencuci

pakaian, untuk mandi dan air untuk WC/toilet. Untuk air

tanah sendiri warga Desa Pondok tidak ada yang

menggunakannya karena tidak ada warga yang memiliki

leding atau sumur. Dan ada juga warga pada saat hujan

selalu beraktivitas di luar rumah dari pagi sampai malam,

ada yang bekerja di sawah, kebun, maupun memancing

di sungai. Hasil penelitian berupa observasi dari peneliti,

pada sore hari nyamuk-nyamuk sudah merajalela di

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1070/5/T1_462008083_BAB IV.pdf · leding atau sumur. Dan ada juga warga ... karakteristik

98

bagian tubuh dan selalu menggigit. Tanaman yang ada

disekitar rumah penduduk adalah semak-semak, mahoni,

bambu dan pohon-pohon besar lainnya.

4.1.2 Proses Pelaksanaan penelitian

4.1.2.1 Persiapan penelitian

Sebelum melakukan penelitian, penulis

menyiapkan beberapa hal yang menunjang

pelaksanaan penelitian. Penulis terlebih dahulu

menentukan partisipan yang sesuai dengan

karakteristik partisipan yang mengetahui latar

belakang perilaku kesehatan terhadap penyakit

malaria pada masyarakat di Desa Pondok, bisa

berbahasa Indonesia dan daerah dengan baik

dan benar serta bersedia menjadi partisipan.

Sebelumnya pada tanggal 9 Desember 2011

peneliti mendapatkan surat ijin penelitian dari

Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Kristen

Satya Wacana. Peneliti mengantarkan surat ke

Kantor Kesbangpol dan Linmas Kabupaten

Sumba Tengah pada tanggal 15 Desember

2011. Tetapi pada tanggal 17 Desember 2011

baru dikeluarkan surat ijin untuk melakukan

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1070/5/T1_462008083_BAB IV.pdf · leding atau sumur. Dan ada juga warga ... karakteristik

99

penelitian di Desa Pondok dan surat tembusan

ke Bupati, Dinkes, Camat Umbu Ratu Nggay

Barat dan Kepala Desa Pondok, karena pada

tanggal 15 Desember 2011 kepala kantor

Kesbangpol dan Linmas sedang menjalankan

tugas jadi belum dapat menandatangani surat

ijin penelitian tersebut. Pada tanggal 17

Desember 2011 surat-surat tembusan tersebut

di antar ke Bupati Sumba Tengah, Dinkes,

Camat Umbu Ratu Nggay Barat, dan Kepala

Desa Pondok. Sebelum surat ijin dari kantor

Kesbangpol dan Linmas di keluarkan, peneliti

sudah melakukan observasi lingkungan di Desa

Pondok pada tanggal 14 Desember 2011. Selain

itu pada tanggal 18 Desember 2011 peneliti juga

melakukan pendekatan dengan satu partisipan

bernama Bapak M, menjelaskan maksud dan

tujuan penelitian kepada partisipan untuk

mendapatkan persetujuan penelitian serta

menentukan jadwal wawancara dan observasi

mendalam terhadap partisipan tersebut.

Sedangkan partisipan kedua yaitu kepala adat

Desa Pondok. pada tanggal 18 Desember 2011

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1070/5/T1_462008083_BAB IV.pdf · leding atau sumur. Dan ada juga warga ... karakteristik

100

peneliti juga melakukan pendekatan dengan

kepala adat untuk menjadi partisipan.

Sedangkan partisipan ketiga yaitu kepala Desa

Pondok sudah ada pendekatan sebelumnya

pada tanggal 18 Desenber 2011 dan bersedia

menjadi partisipan.

Sebelum melakukan wawancara, peneliti

menyiapkan beberapa pertanyaan awal yang

menjadi panduan untuk mendapatkan data yang

sesuai dan diinginkan oleh peneliti. Selain itu

peneliti juga menyediakan informed consent

yang berisi surat penjelasan penelitian dan surat

persetujuan menjadi partisipan serta daftar

riwayat kesehatan yang diisi oleh partisipan.

Dalam proses wawancara, peneliti juga

menggunakan alat perekam berupa kamera

untuk merekam apa yang akan diwawancarai

serta alat tulis untuk mencatat hasil wawancara

atau data-data tambahan dalam bentuk tertulis

yang berasal dari partisipan. Penggunaan alat

perekam dilakukan apabila mendapatkan ijin dari

partisipan dan tidak keberatan dengan adanya

alat perekam tersebut.

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1070/5/T1_462008083_BAB IV.pdf · leding atau sumur. Dan ada juga warga ... karakteristik

101

4.1.2.2 Pelaksanaan penelitian

Penelitian ini mulai dilaksanakan pada

tanggal 14 Desember 2011 sebelum surat ijin dari

Kantor Kesbangpol dan Linmas dikeluarkan.

1) Partisipan 1

Tanggal wawanc

ara

Waktu

Keterangan

Selasa, 20 Desember 2011

20.10

WIT

• Mengucapkan terima kasih kepada partisipan

• Penjelasan penelitian

• Penandatangan pada informed consent

• Pengisian daftar riwayat kesehatan

• Wawancara selama 1 jam 18 menit dari pukul 20.10 WIT

Pada tanggal 20 Desember 2011

peneliti melakukan wawancara dengan

partisipan pertama yaitu Bapak M di ruang

kelas VI SD Masehi Pondok pada pukul

12.10 WIT sambil melakukan observasi

terhadap situasi di ruangan tersebut.

Sebelum wawancara peneliti mengucapkan

terima kasih kepada partisipan karena telah

bersedia menjadi partisipan dilanjutkan

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1070/5/T1_462008083_BAB IV.pdf · leding atau sumur. Dan ada juga warga ... karakteristik

102

dengan penjelasan penelitian,

penandatanganan pada informed consent

dan pengisian daftar riwayat kesehatan.

Setelah dilakukan wawancara peneliti juga

mengucapkan terima kasih kepada

partisipan dan peneliti juga melakukan

perjanjian dengan partisipan untuk bertemu

kembali apabila masih ada data-data yang

kurang. Wawancara yang dilakukan peneliti

terhadap partisipan 1 adalah 1 jam 18 menit.

Peneliti juga melakukan observasi pada

partisipan dan lingkungan tempat tinggal

partisipan.

2) Partisipan 2

Tanggal wawanc

ara

Waktu

Keterangan

Senin, 2 Januari 2012

16.00

WIT

18.00

WIT

• Melakukan pendekatan dengan partisipan

• Menjelaskan maksud dan tujuan penelitian

• Penandatangan pada informed consent

• Pengisian daftar riwayat kesehatan

• Mengucapkan terima kasih kepada partisipan karena

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1070/5/T1_462008083_BAB IV.pdf · leding atau sumur. Dan ada juga warga ... karakteristik

103

Selasa, 3 Januari 2012

17.00

WIT

sudah bersedia menjadi partisipan

• Mewancarai partisipan

• Wawancara berlangsung selama 1 jam 32 menit

• Melanjutkan wawancara kedua

• Wawancara kedua berlangsung selama 1 jam 6 menit

Untuk partisipan 2 peneliti memilih

kepala adat Desa Pondok yaitu Bapak D

karena sebelumnya peneliti mendapatkan

informasi dari warga Desa Pondok bahwa

petugas kesehatan di Desa Pondok sedang

tidak berada di tempat. Peneliti melanjutkan

wawancara terhadap partisipan 2 yaitu

Bapak D tanggal 2 - 3 Januari 2012.

Sebelumnya sudah ada pendekatan dari

Bapak M yang memang adalah saudara dari

peneliti sendiri sudah menginformasikan

kepada Bapak D bahwa peneliti sedang

mengadakan penelitian di Desa Pondok.

Tepatnya pada tanggal 2 Januari 2012 pukul

16.00 WIT, peneliti melakukan pendekatan

langsung dengan Bapak D, menjelaskan

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1070/5/T1_462008083_BAB IV.pdf · leding atau sumur. Dan ada juga warga ... karakteristik

104

maksud dan tujuan penelitian,

penandatanganan pada informed consent

karena telah bersedia menjadi partisipan,

dan pengisian daftar riwayat kesehatan dan

melakukan observasi pada partisipan dan di

lingkungan sekitar yang merupakan tempat

tinggal partisipan.

Pada saat itu langsung dilakukan

wawancara kepada partisipan tepatnya

pukul 18.00 WIT. Wawancara berlangsung

pukul 18.00 WIT karena pada saat itu

partisipan masih melayani tamu yang

berkunjung ke rumah partisipan. Sebelum

melakukan wawancara peneliti

mengucapkan terima kasih kepada

partisipan karena telah bersedia menjadi

partisipan. Wawancara pertama pada

tanggal 2 Januari 2012 berlangsung selama

1 jam 32 menit. Tetapi wawancara tersebut

belum selesai pada tanggal 2 Januari 2012

karena pada saat itu memori kamera penuh.

Tanggal 3 Januari 2012 tepat pukul

17.00 WIT peneliti melakukan wawancara

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1070/5/T1_462008083_BAB IV.pdf · leding atau sumur. Dan ada juga warga ... karakteristik

105

kedua dan berlangsung selama 1 jam 6

menit. Selesai wawancara peneliti

mengucapkan terima kasih kepada

partisipan, karena partisipan sudah bersedia

menjadi narasumber. Dan dari partisipan

mengijinkan apabila ada data-data yang

kurang bisa langsung menghubungi

partisipan. Selama melakukan penelitian,

ternyata sampai pada awal bulan Januari

2012 petugas kesehatan juga belum ada.

Sehingga peneliti melanjutkan observasi di

lingkungan tempat tinggal partisipan dan

mengobservasi partisipan.

3) Partisipan 3

Tanggal wawanc

ara

Waktu

Keterangan

Rabu-Jumat, 4-6 Januari 2012

16.00

WIT

• Peneliti berkunjung ke rumah partisipan. Saat bertemu partisipan tidak ada kontrak waktu untuk dilakukan wawancara karena kegiatan partisipan yang padat sehingga partisipan mengijinkan peneliti supaya datang kapan saja.

• Peneliti mengucapkan terima kasih kepada partisipan

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1070/5/T1_462008083_BAB IV.pdf · leding atau sumur. Dan ada juga warga ... karakteristik

106

Sabtu, 7 Januari 2012

15.00

WIT

karena telah bersedia menjadi partisipan

• Menjelaskan maksud dan tujuan penelitian

• Penandatangan pada informed consent

• Pengisian daftar riwayat kesehatan

• Mewancarai partisipan

• Wawancara berlangsung selama 55 menit.

Selanjutnya pada tanggal 4 – 6 Januari

2012 peneliti berkunjung ke rumah partisipan

ketiga yaitu Kepala Desa Pondok. Saat itu tidak

ada kontrak waktu dengan partisipan karena

partisipan mengatakan ia selalu sibuk dengan

urusan kantor yaitu rapat dan pertemuan-

pertemuan penting lainnya. Tetapi partisipan

meminta peneliti agar selalu datang ke rumah.

Apabila partisipan ada di rumah bisa langsung

dilakukan wawancara. Tepatnya pada tanggal

7 Januari 2012 peneliti bertemu dengan

partisipan. Saat itu partisipan baru pulang dari

kantor tetapi ia bersedia untuk di wawancarai.

Pada pukul 15.00 WIT peneliti melangsungkan

wawancara dengan partisipan dan berlangsung

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1070/5/T1_462008083_BAB IV.pdf · leding atau sumur. Dan ada juga warga ... karakteristik

107

selama 55 menit. Sebelum wawancara, peneliti

juga mengucapkan terima kasih kepada

partisipan karena bersedia menjadi partisipan

dan di tengah-tengah kesibukan partisipan bisa

meluangkan waktu untuk menjadi narasumber.

Peneliti juga menjelaskan maksud dan tujuan

penelitian, penandatangan pada informed

consent, dan pengisian daftar riwayat

kesehatan. Pada akhir wawancara peneliti

juga mengucapkan terima kasih kepada

partisipan karena sudah memberikan informasi-

informasi berhubungan dengan perilaku

kesehatan terhadap penyakit malaria yang

terjadi di Desa Pondok. Selain itu peneliti

melakukan observasi terhadap partisipan pada

saat wawancara dan mengobservasi

mendalam terhadap lingkungan sekitar tempat

tinggal partisipan dan gaya hidup partisipan

berhubungan dengan perilaku kesehatan pada

minggu-minggu sebelum dilakukan wawancara.

4.1.3 Gambaran Umum Partisipan

4.1.3.1Identitas partisipan 1

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1070/5/T1_462008083_BAB IV.pdf · leding atau sumur. Dan ada juga warga ... karakteristik

108

Nama : Bapak M

Jenis Kelamin : Laki-laki

Usia : 40 tahun

Pekerjaan : Guru

Status : Sudah menikah

Partisipan lahir pada tanggal 31 Desember

di Pondok. Partisipan merupakan anak bungsu

dari enam bersaudara. Masing-masing sudah

berkeluarga dan hidup terpisah-pisah. Jumlah

semua anggota keluarga yang ada di rumah

partisipan adalah enam orang. Partisipan sudah

lama menjadi guru di SD Pondok. Saat ini Ibu dari

partisipan masih ada sedangkan Bapaknya sudah

meninggal lama. Partisipan sudah menikah dan

mempunyai dua orang anak yaitu satu laki-laki

dan satu perempuan. Partisipan lebih banyak

beraktivitas di sekolah yaitu SD Pondok.

Partisipan cenderung tenang, ramah berada di

lingkungan keluarga bahkan di lingkungan

sekitarnya dan aktif dalam bercerita.

Partisipan juga merupakan majelis di

gereja Pondok dan taat beribadah terlihat dari

partisipan sendiri selalu ke gereja setiap hari

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1070/5/T1_462008083_BAB IV.pdf · leding atau sumur. Dan ada juga warga ... karakteristik

109

minggu bahkan memberikan pelayanan disetiap

rumah tangga yang biasanya mereka sebut PKS.

Tapi kadang partisipan juga tidak masuk gereja

karena berbagai kesibukan lain misalnya ada

acara keluarga, sakit. Tetapi partisipan selalu

percaya dan peduli dengan agamanya. Riwayat

kesehatan partisipan berhubungan dengan

penyakit malaria dapat dilihat pada lampiran 6.

4.1.3.2 Identitas partisipan 2

Nama : Bapak D

Jenis Kelamin : Laki-laki

Usia : 64 tahun

Status : Sudah menikah

Partisipan lahir pada tanggal 31 Desember

1947 di Pondok. Partisipan adalah lulusan SPG

dan menjadi guru. Partisipan pernah menjadi wakil

kepala sekolah di SD Pondok. Saat ini partisipan

sudah pensiun dari statusnya sebagai guru. Tetapi

sekarang partisipan bertugas di lembaga adat

kecamatan, ketua pembangunan di gereja, ketua

komite SMA Negri 1 Umbu Ratu Nggay Barat dan

menjadi ketua KWR Desa Pondok. Partisipan juga

sudah menikah dan dikarunia empat orang anak

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1070/5/T1_462008083_BAB IV.pdf · leding atau sumur. Dan ada juga warga ... karakteristik

110

yaitu dua anak laki-laki dan dua anak perempuan.

Partisipan tinggal bersama istri dan ketiga

anaknya yaitu anak pertama, ketiga, dan yang

terakhir. Sedangkan anak keduanya melakukan

tugas disuatu tempat yaitu Desa Malinjak dan

bekerja di rumah sakit sebagai perawat.

Partisipan juga selalu rajin beribadah setiap

hari minggu, rajin bekerja di kebun, di sawah

maupun di rumah partisipan sendiri dan selalu

memancing ikan pada saat musim hujan. Tetapi

karena kondisi fisik yang sudah memasuki lansia,

aktifitas partisipan seperti di sawah, kebun sedikit

dikurangi. Peneliti sudah mengenal partisipan

sejak peneliti masih kecil karena setiap liburan

peneliti selalu berkunjung di Desa Pondok.

Partisipan cenderung keras dan tegas

kepada siapa pun tapi partisipan selalu baik

dengan semua orang yang ada disekitarnya. Ini

terlihat ketika peneliti melakukan wawancara dan

observasi. Riwayat kesehatan partisipan

berhubungan dengan penyakit malaria dapat

dilihat pada lampiran 6.

4.1.3.3 Identitas partisipan 3

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1070/5/T1_462008083_BAB IV.pdf · leding atau sumur. Dan ada juga warga ... karakteristik

111

Nama : Bapak C

Jenis Kelamin : Laki-laki

Usia : 69 tahun

Pekerjaan : Kepala Desa Pondok

Status : Sudah menikah

Partisipan adalah lulusan SGA. Partisipan

adalah kepala Desa Pondok Partisipan sudah

menikah dan memiliki enam orang anak. Tetapi

jumlah seluruh anggota keluarga yang ada di

rumah partisipan adalah 15 orang. Partisipan

tinggal bersama istri dan beberapa anggota

keluarga lainnya. Partisipan juga selalu

mempunyai aktifitas yang padat seperti

pertemuan-pertemuan atau rapat di Desa Pondok,

pertemuan di lembaga pemerintahan Kabupaten

Sumba Tengah. Biasanya dari pagi sampai sore

partisipan selalu sibuk dengan kegiatan-kegiatan

tersebut. Karena kondisi fisik yang sudah

memasuki lansia, partisipan jarang beraktifitas

sehingga hanya menghabiskan waktu dalam

pertemuan-pertemuan atau rapat.

Peneliti belum terlalu mengenal partisipan,

tetapi partisipan sudah mengenal keluarga peneliti

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1070/5/T1_462008083_BAB IV.pdf · leding atau sumur. Dan ada juga warga ... karakteristik

112

sehingga peneliti merasa terbiasa dengan

partisipan. Partisipan baik, sopan, tegas. Ini

terlihat ketika peneliti berkunjung ke rumah

partisipan bagaimana ia menyapa, dan peneliti

juga melihat setiap ada tamu yang datang

partisipan selalu melayani mereka dengan baik.

Kepada siapa pun partisipan selalu baik dengan

semua orang yang ada disekitarnya. Riwayat

kesehatan partisipan berhubungan dengan

penyakit malaria dapat dilihat pada lampiran 6.

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Kategorisasi Hasil Wawancara

Tabel 4.1

Kategorisasi Hasil Wawancara

No Pokok-pokok wawancara

Partisipan 1 Partisipan 2 Partisipan 3

1. Perilaku peningkatan dan pemeliharaan kesehatan terhadap malaria

a. Yang menjadi perhatian partisipan dalam meningkatkan dan memelihara kesehatan adalah mandi 2x sehari, tempat makan harus dibersihkan. P1 (758-759)

a. Kebersihan alat makan & minum, apabila ada yang penyakit kulit, sabun dan handuk yang digunakan harus sendiri, pakaian harus bersih dan cara memasak air, alat-alat makan harus ditutup agar tidak dihinggapi oleh binatang.

a. Memperhatikan agar tampungan air selalu ditutup, sehingga tidak memudahkan nyamuk masuk ke dalamnya dan tidak berkembang biak dan populasi nyamuk menjadi berkurang. P3 (49-51)

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1070/5/T1_462008083_BAB IV.pdf · leding atau sumur. Dan ada juga warga ... karakteristik

113

Sehingga tidak mudah terkena penyakit. P1 (241-243, 250-251, 767-770)

b. Selama musim hujan tidak menimba air di sungai karena sudah tercemar. P2 (911-913)

b. Merebus air. Dengan merebus air akan menjamin kesehatan dalam rumah tangga, walaupun tidak 100% menghilangkan tetapi dapat mengurangi penyakit malaria. P3 (657-664)

2. Perilaku pencegahan penyakit terhadap malaria

a. Membersihkan lingkungan, membuang sampah pada tempatnya. P1(11-13, 34-38)

b. Menyiapkan kelambu, obat nyamuk agar terhindar dari gigitan nyamuk. P1 (205-208)

c. Apabila ada yang sakit malaria, harus tidur sendiri agar tidak tertular penyakit malaria. P1 (536-540)

a. Kebersihan lingkungan, kebersihan WC. Dengan menjaga kebersihan lingkungan seperti sapu halaman rumah, rumput dihilangkan. Halaman dijaga agar terhindar dari kotoran hewan, akan dapat mengurangi terjadi populasi nyamuk dan nyamuk akan jauh dari rumah. P2 (183-188, 261-264)

b. Menggunakan baju panjang agar terhindar dari gigitan nyamuk. P2 (542-552)

c. Tidak ada tempat tergenangnya air sehingga nyamuk tidak dapat berkembang biak. P2 (862-865)

d. Tempat-tempat gelap harus

a. Menggunakan kelambu P3 (353-354)

b. Menjaga kebersihan lingkungan. Karena dengan membersihkan lingkungan nyamuk tidak berkembangbiak di sana, sehingga malaria sulit terjadi. P3 (5-15)

c. Jaga kebersihan agar populasi nyamuk kurang. P3 (334-336)

d. Buang sampah pada tempatnya dan memiliki WC P3 (110-117)

e. Hewan-hewan tidak diikat dalam rumah karena tidak baik juga untuk kesehatan. Hewan yang diikat di bawah rumah akan

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1070/5/T1_462008083_BAB IV.pdf · leding atau sumur. Dan ada juga warga ... karakteristik

114

dibersihkan, menggunakan kelambu. Mencegah agar nyamuk tidak bersarang di tempat gelap dan tidak mudah terkena gigitan nyamuk. P2 (878-884)

e. Tidur sendiri apabila sakit malaria sehingga tidak tertular pada orang yang sehat. P2 (1007-1023)

f. Apabila populasi nyamuk semakin banyak dilakukan penyemprotan pada nyamuk untuk mencegah malaria. P2 (1202-1204)

membawa kotoran dan menyebabkan nyamuk berkembang biak, dan hidup di sana. P3 (208-215)

3. Perilaku pencarian pengobatan terhadap malaria

a. Tindakan awal

menggunakan ramuan tradisional yaitu daun sambiloto. Ramuan tersebut hanya digunakan untuk sementara saja. P1 (481-496, 508-517)

b. Berobat ke Puskesmas atau Rumah Sakit apabila tidak sembuh dari penyakit P1 (496-503)

a. Menggunakan ramuan tradisional seperti kulit rita, kulit halau, biji mahoni, daun papaya dan daun pare. Apabila partisipan merasa demam, menggigil biasanya menggunakan ramuan tersebut karena dipercaya dapat menghilangkan penyakit malaria dan minum obat pil kina. Tapi kalau tidak ada menggunakan obat tradisional. P2 (145-166)

a. Menggunakan ramuan tradisional yang rasanya pahit. Seperti daun pepaya, daun pare. Itu dilakukan sebagai pertolongan pertama pada malaria. P3 (404-405)

b. Apabila semakin parah, langsung berobat ke rumah sakit atau puskesmas seperti Puskesmas Lawonda dan Puskesmas Anakalang

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1070/5/T1_462008083_BAB IV.pdf · leding atau sumur. Dan ada juga warga ... karakteristik

115

b. Menggunakan akses layanan kesehatan tanpa bayar P2 (959-964)

dengan jarak 15 km. Biaya kesehatan mudah dijangkau karena biaya kesehatan gratis yang disebut jamkesmas. P3 (405-412, 453-456, 481-486)

4. Perilaku pemulihan kesehatan terhadap malaria

a. Menyampaikan anjuran-anjuran dari tenaga kesehatan pada setiap anggota keluarga P1 (745-750)

a. Makan-makanan tambahan yang bergizi. Dengan menerapkan beberapa hal tersebut menjadikan tubuh tetap kuat dan sehat sehingga bibit penyakit tidak mudah masuk dalam tubuh. P1 (370-374)

a. Menerapkan anjuran dari dokter seperti istirahat P3 (417-418)

b. Habis obat harus memeriksakan diri lagi ke rumah sakit apakah masih ada malaria atau tidak. Dan apabila masih ada malaria diberikan obat untuk mendapatkan kesehatan yang optimal. P3(431-437, 441-444)

4.2.2 Hasil Data Pendukung

4.2.2.1 Data pendukung observasi

a) Observasi Partisipan

1. Observasi partisipan 1 saat wawancara

Observasi partisipan 1 pada saat

wawancara Selasa, 20 Desember 2011,

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1070/5/T1_462008083_BAB IV.pdf · leding atau sumur. Dan ada juga warga ... karakteristik

116

pukul 12.10. Wawancara dilakukan di

tempat partisipan tapi dalam ruangan kelas

VI SD Pondok yang dekat dengan rumah

partisipan. Partisipan tidak bertanya banyak

tentang peneliti karena partisipan sudah

mengetahui maksud dan tujuan dari peneliti.

Sebelum melakukan wawancara,

partisipan lebih terlihat tegang, dan tenang.

Tetapi lama kelamaan partisipan menjadi

lebih santai karena sudah terbiasa dengan

suasana tersebut dan selalu menjawab

pertanyaan dengan baik. Dalam menjawab

pertanyaan partisipan kurang memiliki rasa

humor sehingga proses wawancara

berlangsung dengan sedikit tegang. Selesai

wawancara partisipan bercerita dengan

peneliti mengenai perkembangan penyakit

malaria di Desa Pondok dan apabila masih

ada data yang kurang bisa langsung

menghubungi partisipan.

2. Observasi partisipan 2 saat wawancara

Observasi partisipan pada saat

wawancara Senin-Selasa, 2 – 3 Januari

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1070/5/T1_462008083_BAB IV.pdf · leding atau sumur. Dan ada juga warga ... karakteristik

117

2012, pukul 18.00. Wawancara dilakukan di

tempat partisipan tepatnya pada pukul

18.00. Selain dilakukan wawancara peneliti

juga mengobservasi partisipan. Awalnya

partisipan menjelaskan mengenai latar

belakangnya, menjelaskan tentang

perkembangan malaria di Desa Pondok.

Setelah itu partisipan memberikan

kesempatan kepada peneliti untuk

menjelaskan maksud dan tujuan penelitian.

Karena partisipan belum melihat dan

membaca surat penjelasan penelitian yang

sudah diberikan peneliti. Partisipan memberi

kesempatan kepada peneliti untuk

melakukan wawancara dan bersedia

memberikan informasi-informasi apapun

yang bisa dijawab dan diberikan partisipan

kepada peneliti.

Sebelum melakukan wawancara,

partisipan lebih terlihat santai, tenang tapi

serius sehingga lebih terlihat formal saat

wawancara berlangsung. Tetapi lama

kelamaan partisipan menjadi lebih santai

Page 23: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1070/5/T1_462008083_BAB IV.pdf · leding atau sumur. Dan ada juga warga ... karakteristik

118

dan mempunyai rasa humor. Partisipan

selalu menjawab pertanyaan dengan baik

dan disetiap jawaban partisipan selalu

bercerita tentang segala sesuatu yang

terjadi di Desa Pondok tetapi semua itu

berhubungan dengan malaria. Selama

wawancara berlangsung partisipan juga

merokok. Selesai wawancara partisipan

bercerita dengan peneliti dan

memberitahukan kepada peneliti apabila

masih ada data yang kurang bisa langsung

menghubungi partisipan.

3. Observasi partisipan 3 saat wawancara

Observasi partisipan pada saat

wawancara Sabtu, 7 Januari 2012, pukul

15.00. Wawancara dilakukan di rumah

keluarga partisipan tepatnya pada pukul

15.00. Selain dilakukan wawancara peneliti

juga mengobservasi partisipan. Sebelum

wawancara peneliti menjelaskan maksud

dan tujuan penelitian. Partisipan memberi

kesempatan kepada peneliti untuk

melakukan wawancara dan bersedia

Page 24: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1070/5/T1_462008083_BAB IV.pdf · leding atau sumur. Dan ada juga warga ... karakteristik

119

memberikan informasi-informasi semampu

partisipan dalam menjawab pertanyaan-

pertanyaan yang diberikan peneliti.

Sebelum melakukan wawancara,

partisipan lebih terlihat tegang dan sedikit

malu ketika peneliti menyiapkan alat

perekam. Sehingga peneliti merasa sungkan

ketika menghadapkan kamera ke arah

partisipan. Tetapi lama kelamaan partisipan

menjadi lebih santai dan mempunyai rasa

humor dalam memjawab pertanyaan yang

diajukan oleh peneliti. Partisipan selalu

menjawab pertanyaan dengan baik dan

disetiap jawaban partisipan selalu bercerita

tentang segala sesuatu yang terjadi di Desa

Pondok tetapi semua itu berhubungan

dengan malaria. Selama wawancara

berlangsung partisipan juga merokok.

Selesai wawancara partisipan juga

menambahkan sedikit informasi berhungan

dengan penyakit malaria yang terjadi di

Desa Pondok.

b) Observasi Aktivitas Partisipan

Page 25: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1070/5/T1_462008083_BAB IV.pdf · leding atau sumur. Dan ada juga warga ... karakteristik

120

1. Aktivitas Partisipan 1

Saat beraktivitas baik di rumah

maupun diluar rumah dari pagi sampai sore

masih menggunakan baju lengan pendek

dan celana pendek. Padahal pada sore hari

nyamuk mulai berkeliaran dan menggigit

massa. Tetapi pada malam hari partisipan

selalu menggunakan celana panjang dan

jaket. Dalam mencari pengobatan partisipan

masih menggunakan ramuan tradisional

sebagai pertolongan pertama saja.

Partisipan selalu mengumpulkan

sampah-sampah pada tempat sampah

tetapi nanti dibuang di belakang rumah

partisipan sehingga menyebabkan populasi

nyamuk berkembang biak di sana. Selain

itu, masih ada beberapa pakaian yang

biasanya digantung dan dibiarkan

bertumpukan dalam rumah.

2. Aktivitas Partisipan 2

Pada malam hari partisipan

menggunakan baju lengan pendek dan

celana pendek. Walaupun dalam rumah

Page 26: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1070/5/T1_462008083_BAB IV.pdf · leding atau sumur. Dan ada juga warga ... karakteristik

121

tetap saja nyamuk masih berkeliaran. Saat

beraktifitas partisipan juga terlihat

menggunakan baju dan celana pendek.

Tidak terlihat baju digantung dalam rumah.

Partisipan juga memiliki kebiasaan merokok.

Dalam mencari pengobatan partisipan

masih menggunakan ramuan tradisional.

Rumah partisipan tampak bersih sehingga

tidak terlihat sampah yang berserakan.

Hewan masih diikat di bawah dapur karena

dapu partisipan masih berbentuk rumah

panggung.

3. Aktivitas Partisipan 3

Saat beraktifitas partisipan juga masih

menggunakan baju dan celana pendek.

Tetapi saat beraktifitas diluar rumah seperti

pertemuan-pertemuan kecil di Desa

partisipan menggunakan celana panjang,

tetapi di rumah sendiri partisipan

menggunakan baju dan celana pendek.

Partisipan memiliki kebiasaan merokok baik

di rumah maupun di luar rumah.

Page 27: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1070/5/T1_462008083_BAB IV.pdf · leding atau sumur. Dan ada juga warga ... karakteristik

122

Rumah partisipan berbentuk rumah

panggung dan masih mengikat hewan di

bawah kolong rumah seperti babi. Rumah

partisipan pada siang hari tampak gelap dan

dari luar ada beberapa pakaian dan

beberapa kain yang digantung begitu saja.

Tidak terlihat juga tempat sampah sehingga

sampah-sampah yang ada dibuang jauh dari

rumah.

c) Observasi Lingkungan

1. Observasi lingkungan rumah partisipan 1

Partisipan bertempat tinggal di Desa

Pondok berdekatan dengan SD Pondok.

Pada tanggal 14 Desember 2011 - 12

Januari 2012 peneliti melakukan observasi

mendalam di rumah dan di lingkungan

sekitar rumah partisipan. Rumah partisipan

permanen dan beratapkan seng. Di kamar

partisipan menggunakan kelambu, tetapi

pada siang dan sore hari kamar terlihat

gelap dan ventilasi di kamar tersebut kurang

bersih. Barang-barang yang terdapat dalam

kamar terlihat padat dan kurang tersusun

Page 28: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1070/5/T1_462008083_BAB IV.pdf · leding atau sumur. Dan ada juga warga ... karakteristik

123

rapi. Dalam rumah partisipan juga hanya

terdapat satu jendela. Untuk dapur sendiri

dindingnya masih terbuat dari anyaman

bambu, atapnya seng, dan lantai tanah.

Keluarga partisipan selalu mencuci piring di

dapur, memasak dan menumbuk padi.

Di lingkungan luar rumah partisipan

yaitu halaman depan rumah partisipan

terdapat rumput-rumput yang sudah

dipotong pendek oleh keluarga partisipan.

Sedangkan disamping rumah terdapat

semak-semak, kebun, rumput yang tinggi,

dan beberapa pohon besar lainnya. Di

belakang rumah partisipan juga terdapat

pohon-pohon besar dan terdapat satu

kandang babi dan di sana babi tersebut

dipelihara. Selain itu dekat kandang babi

tersebut terdapat sampah-sampah yang

dibuang begitu saja. Sedangkan untuk WC

sendiri jauh dari rumah partisipan jaraknya

kurang lebih 200 meter. Tetapi tempat

penampungan air atau yang sering disebut

bak sama sekali tidak terisi air. Apabila dari

Page 29: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1070/5/T1_462008083_BAB IV.pdf · leding atau sumur. Dan ada juga warga ... karakteristik

124

partisipan ataupun keluarga partisipan

sendiri BAB/BAK hanya pada saat itu saja

mereka membawa air dari rumah dengan

menggunakan jerigen. Terkadang ada juga

yang BAK disekitar lingkungan rumah

seperti di belakang rumah dan itu biasanya

dilakukan pada malam hari.

Rumah partisipan juga berada tidak

jauh dari sungai dan persawahan. Jarak

rumah partisipan dengan sungai dan

persawahan adalah kurang lebih 1000

meter. Biasanya pada sore hari disekitar

rumah partisipan nyamuk mulai berkeliaran

dan mulai menggigit massa.

2. Observasi lingkungan rumah partisipan 2

Partisipan bertempat tinggal di Desa

Pondok. Pada tanggal 14 Desember 2011 -

12 Januari 2012 peneliti juga melakukan

observasi mendalam di lingkungan sekitar

tempat tinggal partisipan. Rumah partisipan

adalah rumah panggung dan beratapkan

seng. Semua barang-barang yang ada di

rumah partisipan terlihat rapi tapi bagian

Page 30: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1070/5/T1_462008083_BAB IV.pdf · leding atau sumur. Dan ada juga warga ... karakteristik

125

belakang yang merupakan tempat makan

keluarga kurang terlihat bersih. Sedangkan

di bawah kolong rumah partisipan terlihat

kurang rapi. Dapur milik partisipan juga

berbentuk rumah panggung dan

bersambung dari rumah partisipan. Di

sanalah juga berapa anggota keluarga

mencuci piring dan mengikat hewan seperti

babi di bawah kolong dapur.

Di lingkungan luar rumah partisipan

yaitu halaman depan rumah partisipan

terdapat rumput-rumput yang sudah

dipotong pendek dan terlihat lebih rapi dan

bersih. Disamping rumah partisipan terdapat

rumah-rumah tetangga. Di belakang rumah

partisipan terdapat satu WC dengan jarak

100 meter dari rumah yang belum permanen

dan belum memenuhi standar kesehatan.

Terbuat dari anyaman bambu, beratapkan

seng, dan pintunya menggunakan kain.

Kalau BAB/BAK tidak menggunakan air.

Selain itu di belakang rumah partisipan juga

Page 31: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1070/5/T1_462008083_BAB IV.pdf · leding atau sumur. Dan ada juga warga ... karakteristik

126

terdapat semak-semak, rumput yang tinggi,

dan beberapa pohon besar lainnya.

Rumah partisipan juga berada tidak

jauh dari sungai dan persawahan. Jarak

rumah partisipan dengan sungai dan

persawahan adalah kurang lebih 500 meter.

Biasanya pada sore hari disekitar rumah

partisipan nyamuk mulai berkeliaran dan

mulai menggigit massa.

3. Observasi lingkungan rumah partisipan 3

Partisipan bertempat tinggal di Desa

Pondok. Pada tanggal yang sama dengan

partisipan 1 dan partisipan 2 yaitu 14

Desember 2011 – 12 Januari 2012 peneliti

melakukan melakukan observasi mendalam

di lingkungan sekitar tempat tinggal

partisipan. Rumah partisipan adalah rumah

panggung dan beratapkan seng. Dari luar

semua barang-barang yang ada di rumah

partisipan terlihat rapi tapi dalam rumah

pada siang hari dan sore hari terlihat gelap

dan menggantung pakaian begitu saja

Sedangkan di bawah kolong rumah

Page 32: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1070/5/T1_462008083_BAB IV.pdf · leding atau sumur. Dan ada juga warga ... karakteristik

127

partisipan terlihat kurang rapi dan hewan-

hewan biasanya diikat di bawah kolong

rumah. Dapur milik partisipan juga

berbentuk rumah panggung dan

bersambung dari rumah partisipan.

Di lingkungan luar rumah partisipan

yaitu halaman depan rumah partisipan tidak

terdapat rumput tapi berupa tanah kosong

dan bersih. Disamping rumah partisipan

terdapat rumah-rumah tetangga dan

semuanya berbentuk rumah panggung dan

mereka juga mengikat hewan di bawah

kolong rumah. Selain itu di belakang rumah

partisipan juga terdapat semak-semak dan

beberapa pohon besar lainnya. Rumah

partisipan berada tidak jauh dari hutan dan

persawahan tetapi jauh dari sungai.

Biasanya pada sore hari disekitar rumah

partisipan nyamuk mulai berkeliaran dan

mulai menggigit massa.

4.2.2.2 Data Pendukung Dokumentasi

Dari hasil dokumentasi yang diperoleh

peneliti adalah berupa gambar berhubungan

Page 33: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1070/5/T1_462008083_BAB IV.pdf · leding atau sumur. Dan ada juga warga ... karakteristik

128

dengan tempat tinggal ketiga partisipan dan

lingkungan sekitar Desa Pondok dan buku daftar

isian profil desa dan kelurahan yang berhubungan

dengan Desa Pondok. Hasil dokumentasi berupa

gambar terdapat pada lampiran 7.

4.2.3 Deskripsi Hasil Analisa

4.2.3.1 Perilaku peningkatan dan pemeliharaan kesehatan

Dalam meningkatkan dan memelihara

kesehatan, partisipan lebih mengutamakan

kebersihan tempat makan, dan mandi dua kali

sehari. Hal-hal tersebut dilakukan oleh partisipan

agar tidak menderita sakit malaria.

“setiap anggota harus mandi dua kali sehari, tempat makan harus bersih, P1 (758-759)

Selain menjaga kebersihan tempat makan,

memasak air juga perlu dilakukan, alat-alat makan

dan makanan harus ditutup sehingga tidak ada

binatang pembawa penyakit hinggap dalam

makanan, makan yang teratur, serta menjaga

anak-anak agar tidak membuang kotoran di sekitar

lingkungan rumah. Dengan adanya beberapa

Page 34: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1070/5/T1_462008083_BAB IV.pdf · leding atau sumur. Dan ada juga warga ... karakteristik

129

pencegahan tersebut dapat mengurangi terjadinya

malaria.

“kebersihan alat makan minum, itu yang paling diperhatikan dan cara memasak air juga perlu. Saya cepat sekali menderita kalau air tidak dimasak. Ada dua hal perkaut atau sakit perut. Itu yang menyebabkan kalau air tidak dimasak. Oleh sebab itu air harus dimasak betul. Lalu pencegahan-pencegahan yang lain juga. Alat-alat makan harus ditutup, sehingga lalat tdk hinggap, semua makan ditutup sehingga beberapa jenis binatang yang membawa penyakit tidak hinggap pada makanan tersebut. Itu proses yang awal-awal kita jaga diri. Makan yang teratur, bersih lalu menjaga anak-anak supaya jangan membuang kotoran disekitar-sekitar sehingga tidak ada binatang yang bersarang disitu”

P2 (241-261)

Upaya lain yang dilakukan dalam mencegah

terjadinya malaria adalah menjaga agar pakaian

selalu bersih, dan apabila menderita malaria

langsung berobat ke rumah sakit sehingga penyakit

yang diderita tidak tertular pada orang lain.

Memperhatikan peralatan mandi seperti sabun,

handuk agar tidak digunakan secara bersamaan

dengan si penderita malaria. Selain itu, selama

musim hujan tidak menggunakan air sungai, karena

pada saat musim hujan air sungai sudah tercemar

sehingga harus menggunakan air langsung dari

mata air. Selanjutnya, pada saat buang air besar

dan buang air kecil harus di WC dan WC juga harus

Page 35: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1070/5/T1_462008083_BAB IV.pdf · leding atau sumur. Dan ada juga warga ... karakteristik

130

dijauhkan dari rumah dan tetap menjaga

kebersihannya agar tidak mudah terkena penyakit.

Hal-hal tersebutlah yang dilakukan oleh partisipan

untuk meningkatkan dan memelihara perilaku hidup

sehat. Dengan adanya hal-hal tersebut akan

membantu partisipan tetap sehat dan terhindar

penyakit malaria.

“makanan, minuman harus bersih, pakaian harus bersih, sekitar harus bersih. Upaya yang kami hadapi. Jadi kalau makanan, minuman, pakaian harus bersih, sekeliling rumah dibersihkan, kalau sakit segera minum obat, kalau tidak ada obat segera ke rumah sakit. Sehingga tidak tertular penyakit malaria. Juga dalam rumah itu misalnya ada salah satu orang yang punya penyakit kulit, sabun, handuk tidak boleh gabung. Terus buang kotoran harus di wc. Makanya bukti wcnya kami jauhkan dari rumah. Sehingga kita tidak ketularan penyakit” P2 (758-774) “Dan selama musim hujan kami tidak timbah air sungai” P2 (911-913)

Berbeda dengan partisipan 3 bahwa dalam

meningkatkan dan memelihara kesehatan perlu

dilakukan upaya-upaya seperti menjaga tampungan

air agar selalu tertutup sehingga tidak membuat

populasi nyamuk berkembang biak di dalamnya

dan merebus air agar terjamin kesehatan dalam

rumah tangga. Dengan melakukan hal-hal tersebut

Page 36: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1070/5/T1_462008083_BAB IV.pdf · leding atau sumur. Dan ada juga warga ... karakteristik

131

bukan berarti menghilangkan secara tuntas malaria,

tetapi mengurangi sehingga malaria tersebut tidak

terjadi.

“berarti kalau ada tampungan air perlu ditutup. Sehingga dari situ nyamuk tidak bertelur”

P3 (49-51) “masak air sehingga bisa terjamin kesehatan dalam rumah tangga. Kalau itu semuanya sudah terlaksana berarti bukan tidak mungkin langsung semuanya 100% penyakit malaria ini tuntas tapi bagaimana mengurangi sehingga malaria makin hari makin kurang” P3 (657-664)

4.2.3.2 Perilaku pencegahan penyakit

Upaya-upaya pencegahan penyakit malaria

yang dilakukan oleh partisipan agar tidak menderita

sakit yaitu bagaimana menata ruang lingkup dalam

rumah tangga sendiri dimulai dengan

membersihkan lingkungan halaman rumah dengan

cara membuang sampah pada tempatnya agar

tidak bertebaran di halaman rumah. Apabila

membiarkan sampah bertebaran di halaman rumah

menyebabkan nyamuk malaria akan bersarang dan

populasi nyamuk akan bertambah. Untuk

melakukan kegiatan-kegiatan tersebut perlu

dilakukan minimal dalam satu minggu dua kali

Page 37: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1070/5/T1_462008083_BAB IV.pdf · leding atau sumur. Dan ada juga warga ... karakteristik

132

pembersihan halaman rumah yaitu pagi dan sore

agar terhindar dari penyakit malaria. Sesuai dengan

hasil observasi, di belakang rumah partisipan 1

masih ada sampah-sampah yang bertebaran yaitu

jenis sampah anorganik maupun organik.

“bagaimana menata ruang lingkup dalam rumah tangga, Yang berikut pembersihan lingkungan halaman rumah, artinya membuang sampah pada tempatnya. Karena kalau kita membiarkan sampah-sampah bertebaran di depan halaman rumah disitulah nyamuk malaria akan bersarang dan populasi nyamuk malaria akan bertambah. Jadi untuk mencegah tentang hal itu minimal dalam 1 minggu 2 kali pembersihan halaman rumah” P1 (9-21)

“2 kali dalam seminggu pembersihan halaman

rumah. Sedangkan halaman rumah sekitar itu tiap hari pagi dan sore”

P1 (34-38)

Upaya-upaya lain yang dilakukan oleh

partisipan agar terhindar dari penyakit malaria

adalah dengan menyiapkan kelambu, menyiapkan

obat nyamuk agar mengurangi nyamuk yang masuk

dalam rumah. Akan tetapi, partisipan 1 belum

menggunakan obat nyamuk tersebut tetapi hanya

sebatas menggunakan kelambu. selain itu, apabila

ada salah satu anggota keluarga yang sakit maka

upaya yang dilakukan partisipan adalah salah satu

anggota keluarga yang menderita penyakit malaria

Page 38: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1070/5/T1_462008083_BAB IV.pdf · leding atau sumur. Dan ada juga warga ... karakteristik

133

harus tidur di kamar atau ruangan yang berbeda.

Tetapi pada kenyataannya anak kecil di bawah 5

tahun yang sakit masih ditemani oleh partisipan

maupun istri dari partisipan itu sendiri.

“siapkan kelambu, yang kedua menyiapkan obat nyamuk, artinya untuk mengurangi nyamuk yang masuk dalam rumah” P1 (205-208) “Upaya yg dilakukan apabila ada salah satu keluarga yang menderita penyakit malaria kita tidur ditempat yang tidak boleh ada temannya. Artinya tidur sendiri, agar tdk tertular pada org lain” P1 (536-540) “diharuskan untuk pakai kelambu” P3 (353-354)

Upaya pencegahan penyakit malaria

lainnya yang perlu dilakukan agar terhindar malaria

adalah menjaga kebersihan WC dan menyiapkan

air untuk WC, membersihkan lingkungan seperti

memotong rumput, menyapu halaman, menjaga

halaman agar hewan-hewan seperti anjing, babi,

kuda, tidak membawa kotoran, sehingga pada

musim hujan lingkungan masih terlihat bersih dan

nyamuk jauh dari rumah serta menjaga agar tidak

ada tempat tergenangnya air, makanya nyamuk

Page 39: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1070/5/T1_462008083_BAB IV.pdf · leding atau sumur. Dan ada juga warga ... karakteristik

134

tidak dapat berkembang biak pada genangan air

tesebut.

“Untuk menjauhi itu penyakit ada beberapa daya yang kami pakai disini. Pertama-tama kebersihan lingkungan, kebersihan rumah, kebersihan alat minum makan, kebersihan WC” P2 (183-188) “Anak-anak yang bisa bekerja mereka membersihkan halaman, sapu halaman, rumput dihilangkan. Mereka disuruh selalu siap air di WC. Kalau untuk anak-anak. Kalau Mama dia membersihkan dapur, membersihkan dibawah rumah besar. Jadi bagi-bagi tugas. Jadi saya dan lain-lain kita kerja buat dapur hidup sekeliling. Jadi pada masa hujan turun itu masih kelihatan bersih sehingga nyamuk agak jauh dari rumah” P2 (199-211) “Halaman dijaga agar anjing, babi, kuda tidak membawa kotoran. Karena kotoran dari pada ternak atau hewan juga menimbulkan bahaya”

P2 (261-264)

“Dan ada anjuran-anjuran juga di sekeliling rumah harus bersih, tidak ada tempat tergenang air. Semua kotoran dijauhkan”

P2 (862-865)

Selain itu, upaya lain yang perlu dilakukan

agar terhindar dari gigitan nyamuk adalah dengan

memakai celana panjang, jaket, dan kain untuk

membungkus kaki. Selanjutnya tempat-tempat yang

gelap juga dibersihkan sehingga tidak ada tempat

berkembangbiaknya nyamuk malaria .

“Rasa-rasanya banyak nyamuk macam saya tadi itu saya pakai celana panjang, saya pakai jaket

Page 40: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1070/5/T1_462008083_BAB IV.pdf · leding atau sumur. Dan ada juga warga ... karakteristik

135

sampai dipergelangan tangan. Sehingga tidak mudah nyamuk langsung gigit. Begitu juga anak-anak. Apalagi malam seperti ini. Banyak nyamuk. Jadi harus selalu mawas diri. Ambil kain bungkus kaki, kita selalu was-was datangnya nyamuk” P2 (542-552) “tempat-tempat yang gelap dibersihkan, harus tidur dalam kelambu, air minum harus dimasak betul-betul. Sehingga kita jarang sekali terkena malaria. Karena harus selalu siaga dengan serangan-serangan nyamuk”

P2 (878-884)

Selanjutnya untuk mencegah terjadinya

penyakit malaria juga perlu memberikan nasihat

baik pada orang yang sehat atau sakit, agar tidak

berbaur sehingga tidak tertular malaria. Penderita

malaria harus menyendiri untuk mengurangi

penularan malaria dan menggunakan obat nyamuk.

Tetapi pada kenyataannya partisipan tidak

menggunakan obat nyamuk hanya menggunakan

kelambu. Selain itu, apabila populasi nyamuk

semakin banyak dilakukan penyemprotan untuk

mengurangi berkembangnya nyamuk malaria.

“kita nasihati agar tidak berbaur rapat dengan orang yang sehat. Karena malaria ini menular melalui uap, air liur, atau melalui darah yang sementara luka. Bisa saja dia kena. Seorang yang malaria harus menyendiri dulu selagi malaria masih ada. Atau melalui nyamuk terutama. Dia sudah serang orang yang malaria, dia gigit lagi orang yang sehat. Juga yang selama ini kami tidak hiraukan obat nyamuk. Tidak pernah kita gubris. Karena sudah cukup dengan persiapan kelambu.

Page 41: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1070/5/T1_462008083_BAB IV.pdf · leding atau sumur. Dan ada juga warga ... karakteristik

136

Tapi sebaiknya obat nyamuk juga perlu untuk mencegah nyamuk” P2 (1007-1023) “nyamuk berkecamuk dibeberapa tempat kalau ada penyemprotan untuk mengurangi nyamuk saya rasa bisa kurang” P2 (1202-1204)

Sedangkan upaya-upaya yang dilakukan

partisipan 3 hampir sama dengan partisipan 1 dan

partisipan 2 yaitu menjaga kebersihan lingkungan.

Apabila tidak menjaga kebersihan lingkungan akan

menjadi sarang nyamuk, sehingga populasi nyamuk

bertambah dan menyebabkan orang-orang terkena

malaria. Karena menjaga kebersihan lingkungan itu

artinya nyaman dalam rumah tangga dan populasi

nyamuk juga berkurang.

“Yang perlu diperhatikan terlebih adalah kebersihan lingkungan. Karena apabila tidak menjaga kebersihan lingkungan akan menjadi sarang nyamuk. Sehingga orang-orang mudah terkena penyakit malaria dan dari satu orang terjangkit penyakit malaria akan tertular kepada orang lain. Oleh karena itu kita sangat perlu untuk menjaga kebersihan lingkungan yang paling pertama” P3 (5-15) “kalau kita bersih berarti nyaman dalam dalam rumah tangga” P3 (158-159)

“mesti lingkungan itu sudah bersih, sehingga sarang nyamuk juga atau populasi nyamuk kurang. Karena dari situlah populasi nyamuk kalau banyak, malaria juga banyak dan makin merambat karena lewat darah akhirnya jadi pindah ke orang

Page 42: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1070/5/T1_462008083_BAB IV.pdf · leding atau sumur. Dan ada juga warga ... karakteristik

137

lain yang tidak punya malaria akhirnya menderita malaria juga” P3 (333-342)

Faktor lain yang perlu dilakukan untuk

mencegah penyakit malaria adalah membuang

sampah pada tempatnya, mempunyai WC dan

selalu menjaga kebersihannya. Walaupun tidak

menderita sakit tapi bagaimana mencegah penyakit

malaria agar tidak terjangkit penyakit malaria

sehingga tidak tertular pada orang lain. Selain itu

tidak mengikat hewan di bawah kolong rumah.

Terkadang dengan terpaksa harus mengeluarkan

hewan dari rumah karena dari segi kesehatan itu

sebenarnya tidak sehat, tetapi diperhatikan juga

dari segi keamanan. Karena apabila hewan sudah

jauh dari rumah sudah bukan menjadi milik pribadi

lagi dan hal tersebut merupakan salah satu kendala

bagi partisipan jika mau hidup sehat.

“tentang kebersihan lingkungan pembuangan sampah, juga WC. Nah terlebih kalau musim-musim sekarang perlu sekali itu WC. Sehingga dari situ kita ya walaupun kita katakan bukan sakit tapi bagaimana kita mengurangi penyakit agar tidak terjangkit pada setiap orang.” P3 (110-117) “Dari segi kesehatan tidak menjamin sebetulnya. Tapi mau bagaimana lagi karena segi keamanan sudah. Dari segi kesehatan sebetulnya tidak sehat. Supaya sehat dengan keadaan terpaksa mengeluarkan hewan tapi kadang bukan miliki kita

Page 43: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1070/5/T1_462008083_BAB IV.pdf · leding atau sumur. Dan ada juga warga ... karakteristik

138

lagi” P3 (208-215)

4.2.3.3 Perilaku pencarian pengobatan

Upaya-upaya yang dilakukan partisipan atau

tindakan awal dalam mencari pengobatan ketika

partisipan menderita sakit malaria pertama kali

yaitu dengan menggunakan ramuan tradisional

selama dua hari yaitu daun sambiloto karena itu

pertolongan pertama untuk mengurangi gejala

malaria seperti demam. Partisipan beranggapan

bahwa dengan menggunakan obat tradisional itu

hanyalah pencegahan pertama tetapi bukan

harapan dari partisipan untuk bisa sembuh dari

penyakit malaria. Setiap kali partisipan merasakan

demam ia menggunakan obat tersebut untuk

mengurangi rasa demam dan apabila tidak ada

perubahan partisipan langsung berobat ke

puskesmas. Kadang langsung berobat ke rumah

sakit pemerintah dan disarankan untuk opname

karena menderita malaria vivax. Partisipan

mengetahui ia menderita sakit malaria yaitu melalui

tes darah di puskesmas.

“Sewaktu saya diserang sakit malaria yang merupakan tindakan awalnya saya mengobati penyakit saya menggunakan ramuan tradisional

Page 44: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1070/5/T1_462008083_BAB IV.pdf · leding atau sumur. Dan ada juga warga ... karakteristik

139

yaitu menurut saya pencegahan pertama bukan merupakan harapan saya untuk bisa sembuh dari penyakit malaria. Memang ada polindes petugasnya 1 orang dan jarang ada di tempat. Karena jangkauan kendaraan dari pondok ke puskesmas jaraknya sekitar 20 kilo. Untuk melakukan yang merupakan pertolongan pertamanya bagi saya sebagai yang di serang penyakit malaria saya menggunakan obat tradisional selama 2 hari. P1 (481-496) “Ramuan tradisional yang saya pakai waktu saya sakit malaria. Kebetulan didepan rumah, saya menanam pohon sambiloto. Itu sudah daun yang saya pakai. Setiap kali saya rasa-rasa demam saya menggunakan obat tradisional itu untuk mengurangi rasa demam. Sehingga saya tahu diserang penyakit malaria lewat tes darah di puskesmas” P1 (508-517)

Apabila partisipan tidak ada perubahan setelah

menggunakan obat tradisional, maka partisipan

langsung berobat ke puskesmas atau rumah sakit

daerah/pemerintah. Di Desa Pondok itu sendiri

terdapat satu polindes dan petugasnya dua orang

yaitu satu bidan dan satu perawat. Tetapi petugas

kesehatan yaitu perawat jarang ada di tempat.

Sedangkan jangkauan kendaraan itu sendiri dari

Desa Pondok ke puskesmas adalah 20 km. Selain

itu partisipan biasa berobat juga ke polindes. tetapi

jika perawatnya ada. Jika perawatnya tidak ada

partisipan berobat ke Pustu di Kapalas, berobat ke

Page 45: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1070/5/T1_462008083_BAB IV.pdf · leding atau sumur. Dan ada juga warga ... karakteristik

140

Puskesmas Lawonda, atau ke Puskesmas

Anakalang.

Karena atau tidak ada perubahan lewat itu saya lari ke puskesmas. Setelah itu kadang tidak melalui puskesmas, kadang langsung ke RS daerah/pemerintah. Saya disarankan untuk masuk opname karena diserang penyakit malaria vivax selama 3 hari” P1 (496-503)

Sedangkan untuk partisipan 2, apabila

menderita sakit malaria biasanya menggunakan

ramuan tradisional berupa ramuan kulit kayu yang

dicampur dengan kulit halau, biji mahoni, purahu,

daun pepaya, dan daun pare karena dipercaya

dapat menyembuhkan penyakit malaria. Ketika

partisipan merasakan demam langsung

menggunakan ramuan-ramuan tersebut, karena

pada dasarnya partisipan lebih suka mengkonsumsi

makanan yang rasanya pahit.

“kadang dingin, menggigil, langsung sudah minum ada obat-obat bantuan yang kita minum air kulit rita, campur kulit halau, biji mahoni lalu ada purahu. Termasuk Bapak yang satu ini. Kami berdua ini masak. Begitu rasa mengigil langsung minum, keringat langsung hilang malaria. Itu jalan keluar karena jauh dari rumah sakit. Karena memang kami sudah dari dasar pengetahuan sudah ada, gejala-gejala malaria kami sudah jawab bahwa ini adalah malaria. Minum pilkina kalau ada minum. Kalau tidak ada kita minum saja obat tradisional. Pahit luar biasa. Tapi biar pahit saya minum saja. Dan selama itu jarang sudah. Tidak rasa malaria lagi. Karena Bapak suka makan yang pahit. Makan daun pepaya, makan

Page 46: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1070/5/T1_462008083_BAB IV.pdf · leding atau sumur. Dan ada juga warga ... karakteristik

141

sayur yang pahit, daun paria. Suka sekali yang pahit jadi sekarang jarang sekali malaria”

P2 (145-166)

Partisipan lebih suka menggunakan obat

tradisional dari pada obat yang berasal dari rumah

sakit. Karena obat yang dari rumah sakit

membuatnya pusing, mual, dan badan terasa

lemah. Obat tradisional juga digunakan oleh karena

jauh dari rumah sakit. Tetapi apabila merasakan

gejala-gejala malaria partisipan menggunakan

akses untuk pergi ke rumah sakit karena

mendapatkan layanan tanpa bayar.

“Tidak sama dengan obat dari rumah sakit, badan lemah, rasa pusing, rasa mual, kadang minum ada yang muntah” P2 (995-998) “cukup lama tidak menderita malaria lagi dan andai kata ada gejala-gejala malaria yang jelas kami gunakan askes pergi ke rumah sakit dapat layanan tanpa bayar” P2 (959-964)

Pencarian pengobatan untuk partisipan 3 itu

sendiri hampir sama dengan partisipan 1 dan

partisipan 2 yaitu menggunakan ramuan tradisional.

Tetapi untuk partisipan 2 biasanya menggunakan

obat tradisional berupa daun pepaya, dan daun

pare. Tetapi apabila penyakit malaria semakin

parah maka partisipan berobat ke rumah sakit atau

Page 47: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1070/5/T1_462008083_BAB IV.pdf · leding atau sumur. Dan ada juga warga ... karakteristik

142

Puskesmas Lawonda maupun Puskesmas

Anakalang. Kadang berobat juga ke polindes

apabila petugas kesehatannya ada di tempat.

“biasa minum obat daun pepaya, daun pare. P3 (404-405) “Tapi itu pun juga kalau dilihat dari penyakitnya semakin mengamuk ya mesti lari ke rumah sakit. Karena sekarang tidak sama dengan dulu kita bayar rumah sakit kalau mau ke rumah sakit masih pikir-pikir tapi kalau sekarang sudah ada Jamkesmas” P3 (405-412) “karena masih pustu di Kapalas kita berobat ke puskesmas Lawonda atau puskesmas di Anakalang” P3 (453-456) “Kalau dia ada kita bisa pergi ke polindes. Tapi kalau pada saat sakit dia tidak ada dengan terpaksa bisa ke puskemas Lawonda atau ke puskesmas Wairasa di Anakalang” P3 (481-486)

4.2.3.4 Perilaku pemulihan kesehatan

Dalam pemulihan kesehatan setelah

sembuh dari sakit, partisipan selalu menerapkan

anjuran-anjuran yang didapatkan dari tenaga

kesehatan. Sekembalinya dalam rumah tangga

partisipan selalu menyampaikan informasi-informasi

kepada anggota keluarga yang lain.

“Setelah itu sesampainya saya dalam rumah tangga saya menyampaikan juga kepada anggota

Page 48: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1070/5/T1_462008083_BAB IV.pdf · leding atau sumur. Dan ada juga warga ... karakteristik

143

keluarga, sehingga apa yang disarankan oleh dokter bisa dilakukan sampai sekarang”

P1 (745-750)

Selain itu, menjaga pola hidup sehat baik

dari diri sendiri maupun dengan anggota keluarga

sehingga tidak lagi menderita malaria yaitu makan

harus dihabiskan, dan makan-makanan bergizi agar

daya tahan tubuh tetap kuat dan sehat sehingga

bibit penyakit tidak mudah masuk dalam tubuh.

“kalau makan ya harus kita makan bersama dan kita jaga nasi kita makan sampai habis. Terus simpan nasi jangan dalam keadaan terbuka. Menyangkut makanan yang ada dirumah. Harus makan-makanan tambahan yang punya gizi. Sehingga tubuh ini tidak lemah tetap kuat sehingga ada bibit penyakit masuk dalam tubuh mudah diawasi oleh tubuh yang kuat sehingga ada bibit penyakit masuk dalam tubuh mudah diawasi oleh tubuh yang kuat”

P2 (364-374)

Berbeda dengan partisipan 3, terkadang

partisipan tidak selalu menerapkan anjuran-anjuran

dari dokter. Karena kebiasaan dari partisipan untuk

tetap bekerja sehingga tidak melakukan anjuran-

anjuran yang disampaikan oleh dokter. Apabila

sudah sedikit sehat itu tidak masalah bagi

partisipan untuk bekerja.

“Kadangkala disarankan dokter harus istirahat beberapa hari. Kadangkala kita namanya orang kerja baru sembuh satu hari sudah kerja. Akhirnya kambuh kembali lari kembali ke rumah sakit.

Page 49: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1070/5/T1_462008083_BAB IV.pdf · leding atau sumur. Dan ada juga warga ... karakteristik

144

Sehingga apa yang disarankan oleh dokter karena kita tidak tahan hati lihat pekerjaan kadangkala baru satu atau dua hari sembuh langsung kerja lagi” P3 (418-426)

Dalam memulihkan kesehatan selalu

memeriksakan diri ke Rumah Sakit atau

puskesmas. Ketika obat habis harus cek lagi

apakah masih ada malaria atau tidak sehingga bisa

sembuh total dari penyakit malaria.

“habis obat harus datang cek lagi malaria. Kalau masih ada malaria harus minta obat lagi karena itu biasa sudah. Anjuran dokter habis obat datang cek lagi supaya cek malaria, apakah masih ada atau tidak” P3 (431-437) “Tapi jalan keluar pun yang dilakukan apabila obat habis cek malaria lagi. Sehingga malaria itu dia sembuh total” P3 (441-444)

4.3 Uji keabsahan data

4.3.1 Member Check Partisipan 1

Member Check dilaksanakan pada tanggal 22

Desember 2011 yaitu di rumah partisipan. Peneliti

membawa video rekaman berupa kamera dan didengar

oleh partisipan. Tetapi ada sedikit hasil wawancara yang

dikoreksi oleh partisipan bahwa Desa Pondok ini

sebenarnya sudah bukan merupakan daerah yang

terpencil lagi menurut dinas kesehatan. Karena dari segi

Page 50: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1070/5/T1_462008083_BAB IV.pdf · leding atau sumur. Dan ada juga warga ... karakteristik

145

kesehatan sendiri pelayanan kesehatan itu sudah bisa

dijangkau. Selanjutnya partisipan setuju dengan data-

data yang sudah diberikan oleh partisipan.

4.3.2 Member Check Partisipan 2

Member Check pada partisipan 2 dilaksanakan

pada tanggal 5 Januari 2012. Peneliti juga membawa

video rekaman berupa kamera yang diperlihatkan pada

partisipan. Partisipan setuju dengan data-data yang

diberikan kepada peneliti. Partisipan memberi himbauan

kepada peneliti agar bisa mewancarai warga lain

sehingga bisa membandingkan jawaban partisipan

dengan warga yang lain.

4.3.3 Member Check Partisipan 3

Member Check pada partisipan 3 dilaksanakan

pada tanggal 9 Januari 2012 di rumah partisipan. Peneliti

juga membawa hasil rekaman untuk diperlihatkan dan

didengar, agar dikoreksi oleh partisipan. Partisipan setuju

dengan data-data yang diberikan kepada peneliti dengan

memberikan tambahan informasi berhubungan dengan

Desa Pondok.

4.4 Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran

perilaku kesehatan terhadap penyakit malaria pada masyarakat

Page 51: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1070/5/T1_462008083_BAB IV.pdf · leding atau sumur. Dan ada juga warga ... karakteristik

146

di Desa Pondok Kecamatan Umbu Ratu Nggay Barat

Kabupaten Sumba Tengah. Menurut Sunaryo, 2004 ada

beberapa aspek-aspek dalam perilaku kesehatan yaitu perilaku

peningkatan dan pemeliharaan kesehatan (health promosition

behavior), perilaku pencegahan penyakit (health prevention

behavior), perilaku pencarian pengobatan kesehatan (health

seeking behavior), perilaku pemulihan kesehatan (health

rehabilitation behavior).

Dari hasil analisis dapat dilihat dan diketahui bahwa

perilaku peningkatan dan pemeliharaan kesehatan yang

didapatkan dari partisipan adalah dengan melakukan upaya-

upaya untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal dan

memelihara kesehatan agar tidak menderita sakit. Dari ketiga

partisipan, memiliki upaya-upaya yang hampir sama yaitu

mandi 2x kali sehari, peralatan makan dan minum harus bersih,

menjaga tampungan air selalu tertutup, merebus air dan tidak

menggunakan air sungai pada saat hujan memisahkan orang

yang sakit tidak boleh menggunakan barang-barang yang

sama seperti handuk dan sabun. Dengan menerapkan

beberapa upaya tersebut, penyakit malaria tidak mungkin

terjadi. Hal ini sesuai dengan pendapat Sunaryo yang

menyebutkan bahwa perilaku peningkatan dan pemeliharaan

perlu diupayakan supaya mencapai tingkat kesehatan yang

Page 52: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1070/5/T1_462008083_BAB IV.pdf · leding atau sumur. Dan ada juga warga ... karakteristik

147

optimal serta memelihara kesehatan agar tidak sakit (Sunaryo,

2004).

Selanjutnya diketahui juga bahwa dalam mencegah

penyakit malaria merupakan perilaku pencegahan penyakit

agar tidak sakit. Jadi dari ketiga partisipan ini upaya pertama

yang perlu dilakukan untuk mencegah penyakit malaria adalah

dengan menjaga kebersihan lingkungan. Dari partisipan 1

menyebutkan dalam mencegah penyakit perlu menyiapkan

kelambu, obat nyamuk, tidur sendiri agar tidak tertular penyakit

malaria. Sedangkan dari partisipan 2 menjaga halaman rumah

terhindar dari kotoran, menggunakan baju panjang sehingga

nyamuk tidak mudah menggigit manusia, tidak ada tempat

tergenangnya air supaya nyamuk-nyamuk malaria tidak

berkembangbiak, membersihkan tempat-tempat yang gelap

supaya nyamuk tidak bersarang dan populasi nyamuk jadi

berkurang, selain itu menggunakan kelambu. Selanjutnya dari

partisipan 3 menyebutkan bahwa dalam mencegah penyakit

malaria perlu memberikan pemahaman tentang pentingnya

menjaga kebersihan lingkungan, memiliki WC sehingga tidak

membuang kotoran di mana-mana, dan tidak mengikat hewan

di bawah kolong rumah. Beberapa upaya pencegahan penyakit

tersebut berhubungan dengan pendapat Notoatmodjo bahwa

perilaku pencegahan merupakan perilaku pencegahan agar

Page 53: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1070/5/T1_462008083_BAB IV.pdf · leding atau sumur. Dan ada juga warga ... karakteristik

148

tidak sakit. Misalnya tidur memakai kelambu untuk mencegah

gigitan nyamuk malaria, imunisasi dan sebagainya, juga

termasuk perilaku untuk tidak menularkan penyakit kepada

orang lain (Notoatmodjo, 2003).

Selain itu ketika seseorang menderita sakit ada upaya

untuk mencari pengobatan. Perilaku pencarian pengobatan

merupakan upaya mencari pengobatan agar bisa sembuh dari

penyakit. Dari ketiga partisipan ini ketika menderita sakit

malaria tindakan awal atau pertolongan pertama yang

dilakukan untuk mengatasi hal tersebut dengan menggunakan

ramuan tradisional berupa daun sambiloto, daun pepaya, daun

pare, biji mahoni dan obat-obat tradisional lainnya. Obat-obat

tersebut diproses sehingga menghasilkan ramuan yang dapat

digunakan untuk menghilangkan gejala-gejala malaria. Menurut

partisipan 1 dan partisipan 3 penggunaan ramuan tradisional

hanya digunakan untuk mengurangi gejala malaria saja.

Apabila dalam beberapa hari tidak ada perubahan, langsung

berobat ke rumah sakit atau Puskesmas. Kadang sering ke

Polindes juga tetapi petugas kesehatan selalu tidak ada di

tempat. Jadi harus langsung berobat ke rumah sakit

pemerintah atau ke Puskesmas Lawonda dan Puskesmas

Anakalang. Berbeda dengan partisipan 2, obat tradisional

sangat dipercaya dapat menyembuhkan penyakit malaria.

Page 54: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1070/5/T1_462008083_BAB IV.pdf · leding atau sumur. Dan ada juga warga ... karakteristik

149

Sehingga partisipan jarang sekali berobat ke rumah sakit atau

Puskesmas. Partisipan 2 mengatakan obat tradisional sangat

berbeda dengan obat medis. Kalau obat medis selalu

membuatnya lemah, mual, dan terkadang muntah. Jadi ketika

partisipan 2 merasakan gejala malaria langsung menggunakan

ramuan tradisional. Tetapi untuk menjangkau layanan

kesehatan dalam mencari pengobatan partisipan juga

mengalami kesulitan karena beberapa hambatan seperti

kesulitan transportasi, keterbatasan ekonomi, kurangnya

pengetahuan. Sehingga partisipan kesulitan untuk

mendapatkan pengobatan yang maksimal.

Adapun beberapa obat tradisional yang digunakan oleh

partisipan 1, partisipan 2 dan partisipan 3 adalah daun

sambiloto (Andrographis paniculata Ness). Obat tradisional

yang digunakan partisipan ketika menderita malaria yaitu

dengan menggunakan daun sambiloto. Obat tradisional

tersebut dipercaya dapat mengurangi gejala malaria seperti

demam. Sambiloto merupakan tanaman kecil yang bercabang-

cabang dengan ketinggian mencapai 90 cm dengan batang

dan cabang berbentuk persegi empat. Daun kecil-kecil,

berbentuk lanset, pangkal rata, permukaan berwarna hijau tua,

tetapi tidak bergerigi, bunga berwarna putih kekuningan dan

bertangkai. Buah berbentuk jorong kecil, bila tua akan pecah

Page 55: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1070/5/T1_462008083_BAB IV.pdf · leding atau sumur. Dan ada juga warga ... karakteristik

150

menjadi 4 keping. Tanaman sambiloto dapat memproduksi

senyawa sesquiterpen yang terkumpul menjadi diterpenoid,

tetapi pada budidaya jaringan hanya menghasilkan 3

sesquiterpen yang disebut panisulid A, B dan C Sambiloto

mengandung beberapa senyawa yang bermanfaat untuk

kesehatan tubuh seperti andrographolid, neo andrographolid,

homoandrographolid, andrographin, paniculid A, B, dan C,

paniculin, kalmagenin, dan senyawa kalium (Mursito, 2002).

Sambiloto dipilih sebagai obat alternatif. Bagian yang

digunakan adalah daunnya. Daunnya terbukti tidak beracun

dan memiliki sifat antipiretik (menghilangkan demam). Sifat

antipiretik inilah yang bisa membantu penderita malaria dalam

melawan penyakitnya. Penggunaan daun sambiloto dapat

menunjang penggunaan obat plasmodicide (bersifat

menghancurkan plasmodia) (Umar Zein, 2005).

Selain itu partisipan juga menggunakan biji mahoni

(Swietenia mahagoni Jacg) sebagai ramuan tradisional. Biji

mahoni juga digunakan sebagai obat tradisional. Karena

rasanya yang pahit dipercaya dapat mengurangi gejala malaria.

Biji mahoni mengandung senyawa saponin dan flavonoida

yang berguna untuk mengobati tekanan darah tinggi

(Hipertensi), kencing manis (Diabetes mellitus), kurang napsu

makan, rematik, demam, masuk angin dan eczema.

Page 56: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1070/5/T1_462008083_BAB IV.pdf · leding atau sumur. Dan ada juga warga ... karakteristik

151

(http://kiathidupsehat.com/manfaat-biji-mahoni-senagai-obat-

herbal/). Selain itu, menurut pengobatan Cina, tanaman ini

memiliki sifat pahit, dingin, antipiretik (penurun panas),

antijamur dan paling terkenal biji mahoni adalah untuk

pengobatan malaria.

(http://unibio-center.blogspot.com/2011/11/berbagai-manfaat-

bijimahoni-dan efek.html).

Selanjutnya obat tradisional lain yang digunakan adalah

daun pepaya (Carica papaya. L). Bagian tanaman yang

digunakan adalah daun, buah dan akar. Daun, buah muda dan

akar, mengandung senyawa caricaksatin, violaksantin, papain

dan alkaloid karpain. Buah masak banyak mengandung

vitamin. Daun muda dapat digunakan pada pengobatan

penyakit demam, penambah nafsu makan, keputihan, jerawat,

memperlancar haid dan air susu, penyakit jengkolan, serta

sakit gigi (Mursito, 2002). Ini sesuai dengan yang diungkapkan

oleh Notoatmodjo, Soekidjo 2003 bahwa perilaku kesehatan

merupakan upaya pencarian pengobatan, misalnya usaha-

usaha untuk mengobati sendiri penyakitnya atau mencari

pengobatan ke fasilitas-fasilitas kesehatan modern

(puskesmas, mantri, dokter praktek, rumah sakit dan

sebagainya) maupun ke fasilitas kesehatan tradisional (dukun,

sinshe, tabib dan paranormal). Hal ini juga diungkapkan oleh

Page 57: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1070/5/T1_462008083_BAB IV.pdf · leding atau sumur. Dan ada juga warga ... karakteristik

152

Notoatmodjo Soekidjo, 2003 bahwa perilaku pencarian atau

penggunaan sistem atau fasilitas kesehatan atau sering disebut

perilaku pencarian pengobatan. Perilaku ini adalah menyangkut

upaya atau tindakan seseorang pada saat menderita penyakit

dan atau kecelakaan.

Setelah sembuh dari sakit ada upaya-upaya pemulihan

kesehatan yang dilakukan agar tidak menderita sakit malaria.

Upaya-upaya yang disebutkan oleh partisipan 1, partisipan 2

dan partisipan 3 hampir sama yaitu yang pertama air harus

bersih dan dimasak, nasi yang dimakan harus dihabiskan, dan

makan-makanan yang bergizi, istirahat yang cukup, habis obat

langsung memeriksakan diri ke Rumah Sakit atau puskesmas.

Dari beberapa upaya yang disebutkan oleh ketiga partsipan

bertujuan untuk menghindari terkena penyakit malaria. Selain

itu menerapkan apa yang menjadi anjuran dari tenaga

kesehatan baik itu dokter, perawat, maupun bidan. Hal ini juga

sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Sunaryo, 2004

bahwa dalam meningkatkan perilaku pemulihan kesehatan

merupakan upaya-upaya yang dilakukan untuk untuk

pemulihan kesehatan setelah sembuh dari sakit, misalnya

melakukan diet, mematuhi anjuran-anjuran dokter dalam

rangka pemulihan kesehatannya.

Page 58: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1070/5/T1_462008083_BAB IV.pdf · leding atau sumur. Dan ada juga warga ... karakteristik

153

Berdasarkan beberapa uraian di atas, dari empat aspek

perilaku kesehatan yang dilakukan oleh partisipan 1, partisipan

2, dan partisipan 3 dipengaruhi oleh beberapa faktor juga

seperti respons internal (dari dalam diri) yaitu kurangnya

kesadaran dari masing-masing pribadi dalam meningkatkan

perilaku hidup sehat maupun eksternal (dari luar dirinya) yaitu

kurangnya himbauan dan kerja sama yang baik dengan warga

setempat dalam memelihara kesehatan. Karena apabila dalam

diri partisipan sendiri tidak ada kesadaran dalam upaya

menjaga pola hidup sehat, maka dengan sangat mudah

memunculkan terjadinya penyakit malaria. Selain itu tidak luput

juga dari pengaruh lingkungan. Lingkungan yang kurang

bersih, kurang terawat, juga mempunyai pengaruh tinggi

terjadinya penyakit malaria. Karena lingkungan tempat tinggal

partisipan juga berdekatan dengan sungai, hutan dan

persawahan. Sehingga memungkinkan tingginya populasi

nyamuk malaria.

Selain beberapa faktor tersebut di atas ada juga hal-hal

lain yang menjadi masalah meningkatnya malaria di Desa

Pondok seperti terbatasnya transportasi sehingga apabila ada

salah satu anggota keluarga yang menderita malaria dibiarkan

begitu saja dan memudahkan menularnya penyakit malaria

pada orang yang sehat, terbatasnya ekonomi mempengaruhi

Page 59: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1070/5/T1_462008083_BAB IV.pdf · leding atau sumur. Dan ada juga warga ... karakteristik

154

partisipan kesulitan untuk mendapatkan layanan kesehatan

yang optimal, tingkat pengetahuan yang masih minim sehingga

untuk mengetahui sumber terjadinya malaria masih sulit. Ini

sesuai dengan yang diungkapkan oleh (Budiharto, 2009),

bahwa perilaku kesehatan juga di pengaruhi oleh beberapa hal

seperti fasilitas kesehatan, uang, waktu, tenaga, jarak ke

fasilitas kesehatan akan berpengaruh positif dan negatif

terhadap perilaku kesehatan seseorang.

4.5 Keterbatasan Peneliti

Dari awal penulisan skripsi berupa proposal skripsi

sampai pada penelitian, ada beberapa kekurangan dan

keterbatasan peneliti. Peneliti kesulitan dalam mencari

referensi yang berhubungan dengan judul skripsi, yaitu perilaku

kesehatan serta sistematika penulisan skripsi yang baik dan

benar. Selama proses penelitian, peneliti mengalami sakit

sehingga proses wawancara kurang efektif karena kondisi

kesehatan peneliti yang kurang memungkinkan. Selanjutnya

peneliti juga kesulitan dalam menggunakan pertanyaan

wawancara yang lebih mudah dipahami oleh partisipan

sehingga ada beberapa pertanyaan wawancara seperti

diulang-ulang. Selain itu juga peneliti mengalami masalah pada

saat wawancara karena memori kamera penuh, baterei kamera

Page 60: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1070/5/T1_462008083_BAB IV.pdf · leding atau sumur. Dan ada juga warga ... karakteristik

155

habis. Sedangkan untuk membeli baterei harus menempuh

jarak 18 km dari Desa Pondok. Akhirnya wawancara tersebut

ditunda pada hari esok yaitu pada tanggal 3 Januari 2012.