bab iv hasil penelitian dan pembahasan 4.1 ......mata pelajaran ipa materi proses pembentukan batuan...
TRANSCRIPT
-
27
27
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SDN Salatiga 03 dan SDN Salatiga 10
Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga yang beralamat di Jalan Margosari no. 3
Salatiga. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen yang dilakukan pada
mata pelajaran IPA materi Proses Pembentukan Batuan semester 2 di kelas 5 SDN
Salatiga 03 dan SDN Salatiga 10. Dalam penelitian ini subjek penelitian dibagi
menjadi 2, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. SDN Salatiga 03 sebagai
kelas Eksperimen dan SDN Salatiga 10 sebagai kelas kontrol. Kedua kelas
memiliki varian yang sama pada kemampuan akademisnya.
Penelitian inii terdiri dari satu variabel terikat dan satu variabel bebas.
Variabel bebasnya yaitu penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw,
dan sebagai variabel terikatnya adalah hasil belajar IPA. Untuk jumlah laki-laki
dan perempuan dari masing-masing kelas dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 7 Data Subjek Penelitian
Nama SD Subjek
Penelitian
Jenis
kelamin
Jumlah
Siswa
L P
SDN Salatiga
03
Kelas
Eksperimen
19 20 39
SDN Salatiga
10
Kelas Kontrol 20 17 37
-
28
28
4.2 Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian dilakukan seperti yang tercantum dalam jadwal penelitian
penelitian berikut:
Tabel 8 Jadwal Pelaksanaan Penelitian Kelas Eksperimen
Hari/ Tanggal Uraian Kegiatan
Selasa, 19 Maret 2013 - Perkenalan dengan Siswa - Memberikan pretest kepada kelas
eksperimen
- Pengenalan proses pembentukan tanah dan kegiatan pembeljaran tentang batuan beku
menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw
Jum’at, 22 Maret 2013 - Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran tentang batuan sedimen dan metamorf menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.
Sabtu, 23 Maret 2013 - Memberikan Posttest kepada siswa eksperimen
Tabel 9 Jadwal Pelaksanaan Penelitian Kelas Kontrol
Hari/ Tanggal Uraian Kegiatan
Kamis, 28 Februari
2013 - Perkenalan dengan Siswa - Memberikan pretest kepada kelas
eksperimen
- Pengenalan proses pembentukan tanah dan kegiatan pembeljaran tentang batuan beku
menggunakan model pembelajaran yang
konvensional.
Jum’at, 1 Maret 2013 - Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran tentang batuan sedimen dan metamorf menggunakan
model pembelajaran konvensional.
- Memberikan Posttest kepada siswa kelas kontrol
Pelaksanaan penelitian dilakukan pada siswa kelas 5 sesmester II SDN Salatiga 03
dan SDN Salatiga 10 tahun pelajaran 2012/2013. Murid SDN Salatiga 03 berjumlah 39
orang, dan SDN Salatiga 10 berjumlah siswa. SDN Salatiga 03 sebagai kelas eksperimen dan
SDN salatiga 10 sebagai kelas kontrol. Sebelumnya kedua kelompok diberikan pretest
terlebih dahulu untuk mengetahu kemampuan awal siswa kemampuan masing-masing kelas.
Setelah diuji maka akan terlihat hasilnya, memiliki kesamaan varian yang
menunjukkan bahwa kedua kelas homogen. Artinya data berdistribusi normal dan memiliki
varian yang tidak berbeda secara signifikan. Kedua kelompok memiliki kemampuan yang
sama, sehingga kelas eksperimen diberikan perlakuan yaitu diterapkan model pembelajaran
-
29
29
kooperatif tipe Jigsaw dan kelas kontrol diberikan perlakuan pembelajaran yang
konvensional.
Sebelum di terapkan perlakuan siswa diminta untuk mengerjakan soal pretes, saat
mengerjakan siswa merasa keberatan karena belum pernah menerima pelajaran proses
terbentuknya tanah khususnya pada proses terbentuknya batuan. Namun setelah diberikan
pengertian pemberian soal dimaksudkan untuk mengukur kemampuan awal dan tidak
dimasukan ke daftar nilai harian siswa kemudian menerima dan mengerjakan dengan tenang.
Kemudain pada saat pelaksanaan pembelajaran kelmopok eksperimen siswa terlihat
antusias, bersemangat, dan terlihat senang. Mereka bekerja secara kelompok dan mereka
semua mempunyai peran. Jadi siswa merasa dibutuhkan dalam kelompok tersebut. Mereka
dibagi menjadi beberapa kelompok, satu kelopok terdiri dari 5 anggota, dan ada satu
kelompok yang beranggotakan 4 anak. Saat pembagian kelompok, suasana kelas menjadi
gaduh, namun setelah diingatkan dan diarahkan pembagian kelompok dapat berjalan dengan
baik. Selanjutnya setiap kelompok menentukan siapa ketua kelompoknya, dan guru
memberikan LKS (Lembar Kerja Siswa). Setelah ditentukan tugas masing-masing siswa yang
mendapatkan lembar kerja yang sama berkumpul menjadi satu bertugas sebagai tim ahli. Ada
yang melaksanakan perintah dengan baik, ada pula yang hanya bercanda dengan teman, ada
yang mengerjakan lembar kerja secara individu, namun setelah diberikan arahan siswa
kembali berdiskusi dengan kelompok tim ahli. Setelah selesai mengerjakan LKS dan
menguasai materi masing-masing, siswa kembali ke kelompok awal dan mendiskusikannya
kepada kelompok asal, mereka berbagi pengetahuan tentang materi yang telah dikuasainya,
selain diberikan LKS secara kelompok, siswa diberikan LKS individu agar lebih maksimal
menguasai materi. Kemudian di hari kedua dengan kelompok asal dan kelompok ahli yang
sama siswa menempatkan diri. Pada hari kedua sudah mulai mudah menyesuaikan diri.
Setelah mereka selesai siswa diminta untuk kembali ke posisi awal dengan menata meja
sesuai dengan asalnya. Siswa kemudian disiapkan dan diberikan motivasi karena esok
harinya akan diadakan posttest untuk mengukur kemampuan mereka setelah di berikan
perlakuan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.
Berbeda dengan kelas eksperimen, kelas kontrol diberikan model pembelajaran yang
konvensional, seperti ceramah dan tanya jawab seperti biasa. Pada pelaksanaan pembelajaran
ini siswa terlihat ada yang asik sendiri, ada yang memperhatikan, dan ada pula yang sedang
berbincang-bincang dengan temannya. Pada pertemuan 1 dan pertemuan ke-2 menggunakan
model yang sama, dan sebelum akhir pembelajaran siswa diberikan posttest.
-
30
30
Setelah diberikan perlakuan, kemudian kedua kelas diberikan soal posttest untuk
mengukur hasil pembelajaran yang telah dilakukan. Waktu yang dibutuhkan untuk kelas
eksperimen adalah 3 kali pertemuan (5 jam pelajaran) 1 jam pelajaran khusus digunakan
untuk posttest, sedangkan kelas kontrol membutuhkan waktu 2 kali pertemuan (4 jam
pelajaran).
4.3 Analisis Instrumen Penelitian
4.3.1 Uji Validitas Instrumen
Uji Validitas dilakukan dengan bantuan SPSS for windows version 18.0. Dasar
pengambilan keputusan item yang valid berdasarkan kriteria Azwar (1999) dalam Priyatno
(2010:90) yaitu batasan untuk menentukan validitas instrumen adalah semua item yang
mencapai koefisien korelasi minimal 0,30 daya pembedanya dianggap memuaskan. Hasil uji
validita instrumen dapay dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 10 Hasil Uji Validitas Instrumen
Item-Total Statistics
Scale Mean
if Item
Deleted
Scale
Variance if
Item
Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
soal01 17,00 16,471 ,339 ,779
soal02 17,14 15,832 ,364 ,775
soal03 17,54 17,432 -,122 ,805
soal04 17,20 16,635 ,094 ,790
soal05 17,03 15,911 ,521 ,771
Soal06 17,26 15,020 ,529 ,765
soal07 17,23 15,476 ,412 ,772
soal08 17,03 15,852 ,548 ,770
soal09 17,63 17,417 -,118 ,803
-
31
31
soal10 17,31 15,339 ,415 ,772
soal11 17,06 15,585 ,582 ,767
soal12 17,23 15,476 ,412 ,772
soal13 17,09 17,669 -,208 ,801
soal14 17,46 15,197 ,435 ,770
soal15 17,40 14,835 ,535 ,764
soal16 17,09 15,904 ,404 ,774
soal17 17,14 15,773 ,383 ,774
soal18 17,23 15,358 ,447 ,770
soal19 17,23 15,711 ,345 ,776
soal20 17,66 17,232 -,071 ,800
soal21 17,49 15,434 ,374 ,775
soal22 17,09 15,551 ,534 ,768
soal23 16,97 16,617 ,383 ,779
soal24 17,09 15,669 ,490 ,770
soal25 17,06 15,820 ,486 ,771
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa dari 25 soal ter yang ada, terdapat 5 soal yang
tidak valid dan yang valid ada 20 soal. Soal yang dinyatakan valid adalah nomor 1, 2, 5, 6, 7,
8, 10, 11, 12, 14, 15, 16, 17, 18, 21, 22, 23, 24, dan 25. Sedangkan soal yang dinyatakan
tidak valid adalah nomer 3, 4, 9, 13, dan nomer 20.
4.3.2 Uji Reliabilitas Instrumen
Uji reliabilitas penelitian ini menggunakan teknik alpha yang dikembangkan oleh
Sekaran dalam Priyatno, D (2010: 32) untuk menentukan tingkat reliabilitas instrumen
menggunakan kriteria sebagai berikut:
Tabel 11 Tingkat Reliabilitas Instrumen
Koefisien Reliabilitas ( )
Koefisien Reliabilitas (α) Kategori
α ≤ 0,7 tidak dapat diterima
0,7 < α ≤ 0,8 dapat diterima
0,8 < α ≤ 0,9 reliabilitas bagus
α > 0,9 reliabilitas memuaskan
-
32
32
Hasil uji reliabilitas instrumen dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 12 Uji Reliabilitas Instrumen
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,864 20
Berdasar tabel dapat dilihat bahwa koefisien reliabilitas instrumen dengan Cronbach’s
Alpha ( ) sebesar 0,864 dan termasuk ke dalam kriteria reliabilitas dapat diterima. Hasil
analisis tersebut menunjukkan bahwa instrumen tersebut layak digunakan untuk mengukur
variabel penelitian.
4.3.3 Uji Homogenitas
Uji homoenitas dilakukan berdasarkan hasil mengerjakan soal dengan materi
sebelumnya pada bab sifat-sifat cahaya, soal ini di berikan kepada kelas kontrol dan kelas
eksperimen dengan instrumen yang sama. Untuk menguji homogenitas menggunakan SPSS
for windows version 18.0 , dengan cara klik analyze, kemudian compare means, lalu klik
One-Way ANOVA, selajutnya pindahkan variabel 1 pada dependent list, variabel 2 ke factor,
klik option,centrang homogen of variance, dan OK. Kemudian hasilnya seperti berikut:
Tabel 13 Hasil Uji Homogenitas dengan Materi Sebelumnya
(sifat-sifat cahaya)
Test of Homogeneity of Variances
Nilai
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
,642 1 74 ,426
Berdasarkan hasil uji homogenitas pada tabel 4.6 ditunjukkan bahwa tingkat
signifikansi atau nilai probabilitas adalah 0,426 > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa
kelompok eksperimen dan kontrol tidak jauh beda atau homogen.
-
33
33
4.4 Analisis Data Pretest dan Posttest
Dalam metode analisis data ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain
adalah uji deskriptif, uji normlaitas data dan uji hipotesis. Persyaratan analisis data dengan
menggunakan statistic parametric adalah skor yang diperoleh berdasarkan distribusi normal.
Oleh karena itu, sebelum dilakukan analisis data terlebih dahulu uji normalitas dengan hasil
perhitungan dapat diketahui kondisi skor yang diperoleh. Pengujian ini dengan menggunakan
teknik uji normalitas kolmogorov-smirnov, dengan menggunakan program SPSS for windows
version 18.0 dan dengan uji t-test.
4.4.1 Analisis Pretest
Berdasarkan data hasil pretest siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
dilakukan uji normalitas yang dianalisis dengan SPSS for windows version 18.0. Berikut
adalah data hasil analisisnya:
Tabel 14 Hasil Analisis Uji Normalitas Pretest
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Kontrol Eksperimen
N 37 39
Normal
Parametersa,b
Mean 53,24 47,18
Std. Deviation 9,590 8,175
Most Extreme
Differences
Absolute ,167 ,164
Positive ,110 ,118
Negative -,167 -,164
Kolmogorov-Smirnov Z 1,017 1,024
Asymp. Sig. (2-tailed) ,252 ,245
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
-
34
34
Dari hasil analaisi uji normalitas tersebut menunjukkan bahwa kelompok kontrol
signifikansinya 0,252 > 0,05 dan kelmopok eksperimen signifikansinya 0,245 > 0,05.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa uji data pretest berdistribusi normal.
4.4.2 Analisis Posttest
Sebelum menggunakan uji beda rerata, maka diperlukan uji prsayarat yaitu uji
normalitas. Adapun hasil uji normalitas dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 15 Hasil Analisis Uji Normalitas Posttest
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Eksperimen Kontrol
N 39 37
Normal Parametersa,b Mean 79,74 67,30
Std. Deviation 7,159 6,191
Most Extreme Differences Absolute ,131 ,158
Positive ,131 ,158
Negative -,130 -,155
Kolmogorov-Smirnov Z ,817 ,962
Asymp. Sig. (2-tailed) ,517 ,312
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Menurut Priyatno, D (2010: 40) metode pengambilan keputusan untuk uji normalitas
yaitu jika signifikansi > 0,05 maka data berdistribusi normal dan jika signifikansi < 0,05
maka data tidak berdistribusi normal. Dari tabel diatas dibuktikan dengan nilai signifikansi
kelas kontrol 0,312 > 0,05 dan kelas eksperimen 0,517 > 0,05, maka kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol berdistribusi normal.
4.5 Analisis Deskriptif Setiap Variabel
4.5.1 Analisis Deskriptif Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
Pada waktu pemebelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas 5 SDN Salatiga 03 pada materi IPA
tentang proses terbentuknya batuan. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
dikatakan berhasil apabila siswa mampu mengisi semua materi yang dikuasainya kedalam
LKS sesuai dengan prosedur.
-
35
35
Pada pertemuan pertama siswa membentuk kelompok awal, dari kelompok awal
dibagi lagi menjadi kelompok ahli berdasarkan LKS yang diterima masing-masing anggota
kelompok. Kemudian kelompok ahli berkumpul menjadi satu untuk membahas dan
menguasai materi batuan beku. Setelah siswa menyelesaikan LKS dan menguasai materi,
kemudian tim ahli kembali ke kelompok asal untuk berbagi ilmu yang telah dikuasainya.
Semua siswa dikenai tagihan untuk mengisi lembar kerja individu mengenai batuan dari
penuturan teman-teman kelompok asal.
Pada pertemuan kedua berlangsung seperti pertemuan pertama,. Pada pertemuan
kedua difokuskan pada diskusi tentang batuan sedimen dan metamorf. Setelah selesai siswa
kembai kelompok asal, dan membagikan ilmunya kepada anggota kelompok. Setiap anggota
bertanggung jawab atas materi yang dikuasainya. Selanjutnya penuturan dari teman-teman
kelompok asal di tulis dalam lembar kerja individu. Guru menunjuk siswa untuk menjelaskan
materi yang dikuasainya secara acak.
Pada pertemuan yang ketiga, siswa melakukan posttest. Setalah selesai siswa dan guru
mengoreksi bersama-sama sekaligus refleksi mengenai penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw yang sudah dilaksanakan.
4.5.2 Analisis Deskriptif Hasil Belajar Siswa
Nilai pretest siswa kelas 5 SDN Salatiga 03 sebagai kelas eksperimen ditetapkan sebagai
nilai awal dengan rata-rata 47,18. Dan nilai hasil belajar siswa kelas 5 SDN Salatiga 03
setelah diberikan perlakuan memiliki rata-rata 79,10. Terdapat selisih nilai setelah dan
sebelum pemberian perlakuan dengan rata-rata selisihnya 31,92.
Nilai pretest siswa kelas 5 SDN Salatiga 10 sebagai kelas kontrol ditetapkan sebagai nilai
awal dengan rata-rata 53,24. Dan nilai hasil belajar siswa kelas 5 SDN Salatiga 10 setelah
diberikan perlakuan memiliki rata-rata 67,30. Terdapat selisih nilai setelah dan sebelum
pemberian perlakuan dengan rata-rata selisihnya 14,26.
Berdasarkan hal tersebut dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa kelas eksperimen
yaitu siswa kelas 5 SDN Salatiga 03 lebih tinggi dari kelas kontrol yaitu siswa kelas 5 SDN
Salatiga 10.
4.6 Uji Hipotesis
Hasil uji beda rerata dapat dilihat dalam tabel berikut:
-
36
36
Tabel 16 Uji T Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Independent Samples Test
Levene's
Test for
Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig. T df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Differe
nce
Std.
Error
Differ
ence
95%
Confidence
Interval of
the
Difference
Lowe
r Upper
Nilai
Akhir
Equal
variances
assumed
0,515 .475 8,088 74 .000 12,446 1,539 9,380 15,513
Equal
variances
not assumed
8,119 73,387 .000 12,446 1,533 9,391 15,501
Hasil analisis uji t di atas berdasarkan asumsi bahwa varian adalah homogen atau
mempunyai varian yang sama, karena signifikansi dari uji sig. pada Levene’s Test for
Equality of Variances menunjukkan > 0,05 yaitu 0,475. Didapat bahwa nilai sig. (2-tailed)
adalah 0,000. Karena signifikansi pada t-test for Equality of Means < dari 0,05, maka H0
ditolak dan H1 diterima yang berarti terdapat perbedaan yang signifikan terhadap hasil belajar
mata pelajaran IPA antara penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan
pembelajaran konvensional.
4.7 Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil analisis nilai pretest kelompok eksperimen dan kontrol
menunjukkan bahwa kedua kelompok tersebut homogen. Dilihat dari nilai sig. 0,426 > 0,05.
Artinya data memiliki varian yang tidak berbeda secara signifikan. Ini menunjukkan bahwa
sebelum diberi perlakuan kedua kelompok mempunyai kemampuan awal yang sama sehingga
kelompok eksperimen dapat diberi perlakuan yaitu dengan penggunaan model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw dan kelas kontrol menggunakan metode pembelajaran konvensional
yaitu ceramah. Selanjutnya dari uji normalitas dari data nilai pretest kelompok eksperimen
memiliki nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,245 > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa
-
37
37
nilai pretest kelompok eksperimen berdistribusi secara normal. Untuk uji normalitas dari
data nilai pretest kelompok kontrol memiliki Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,252 > 0,05,
maka dapat disimpulkan bahwa nilai pretest kelompok kontrol berdistribusi secara normal.
Setelah diberi perlakuan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol diberikan tes akhir
berupa posttest. Dalam pembelajaran ini waktu yang digunakan adalah tiga kali pertemuan (5
jam pelajaran) untuk kelompok eksperimen dan 2 kali pertemuan ( 4 jam pelajaran) untuk
kelas kontrol. Rata-rata nilai posttest untuk kelompok eksperimen adalah 79,10 dan rata-rata
nilai posttest kelompok kontrol adalah 67,30. Untuk hasil uji beda nilai posttest kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol memiliki nilai sig. (2-tailed) 0,000 < 0,05 berarti
signifikan.
Hasil belajar kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran kooperatif
tipe jigsaw lebih baik karena siswa lebih menguasai materi yang ada dengan membaca,
memahaminya, dan saling berbagi dengan kelompok awal dan kelompok ahli. Dengan siswa
menguasai materi yang ada, maka materi yang mereka dapat akan lebih tersimpan di ingatan.
Pemberian nomor pada pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif
tipe jigsaw membuat siswa menjadi lebih bertanggung jawab secara individual dalam suatu
3kelompok diskusi tersebut. Secara tidak langsung pula siswa dilatih untuk berbagi informasi
dan meningkatkan semangat kerja sama, sehingga siswa akan lebih produktif dalam
pembelajaran. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam pembelajaran
dapat meningkatkan hasil belajar siswa karena dengan menerapkan model yang
menyenangkan siswa tidak merasa jenuh sehingga termotivasi untuk terlibat secara aktif
dalam pembelajaran.
Pada kelompok kontrol yang menggunakan metode konvensional dalam
pembelajaran, guru memiliki peran yang mendominasi. Guru aktif memberikan penjelasan
tentang materi, mengelola dan mempersiapkan bahan ajar, kemudian menyampaikan kepada
siswa. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran kurang karena metode ini merupakan
kegiatan mengajar yang terpusat pada guru.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti, didapatkan bahwa proses
pembelajaran pada kelompok eksperimen berlangsung dengan baik. Baik dari aspek
persiapan, kegiatan inti dan kegiatan akhir dinyatakan baik dan sesuai dengan prosedur dalam
penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.
Dari hasil penelitian dan pengolahan data diketahui bahwa terdapat perbedaan nilai rata-rata
pada hasil belajar siswa kelompok eksperimen yaitu kelas 5 SDN Salatiga 03 dan siswa kelas
-
38
38
kontrol yaitu kelas 5 SDN salatiga 10. Hasil belajar siswa kelompok eksperimen lebih tinggi
dari kelompok kontrol. Terdapat perbedaan yang nyata terhadap hasil belajar siswa dalam
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan
pembelajaran konvensional. Dari hasil uji hipotesis yang dilakukan diperoleh nilai sig. (2-
tailed) 0,000 < 0,05 yang berarti bahwa H0 ditolak dan H1 diterima yaitu nilai uji t kelas
eksperimen > nilai uji t kelas kontrol. Jadi dapat disimpulkan bahwa penggunaan model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar
siswa terhadap mata pelajaran IPA pada siswa kelas 5 SDN Salatiga 03 semester 2 tahun
pelajaran 2012/2013 secara signifikan.