bab iv hasil penelitian dan pembahasan 4.1 ......mata pelajaran ipa materi proses pembentukan batuan...

12
27 27 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SDN Salatiga 03 dan SDN Salatiga 10 Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga yang beralamat di Jalan Margosari no. 3 Salatiga. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen yang dilakukan pada mata pelajaran IPA materi Proses Pembentukan Batuan semester 2 di kelas 5 SDN Salatiga 03 dan SDN Salatiga 10. Dalam penelitian ini subjek penelitian dibagi menjadi 2, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. SDN Salatiga 03 sebagai kelas Eksperimen dan SDN Salatiga 10 sebagai kelas kontrol. Kedua kelas memiliki varian yang sama pada kemampuan akademisnya. Penelitian inii terdiri dari satu variabel terikat dan satu variabel bebas. Variabel bebasnya yaitu penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, dan sebagai variabel terikatnya adalah hasil belajar IPA. Untuk jumlah laki-laki dan perempuan dari masing-masing kelas dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 7 Data Subjek Penelitian Nama SD Subjek Penelitian Jenis kelamin Jumlah Siswa L P SDN Salatiga 03 Kelas Eksperimen 19 20 39 SDN Salatiga 10 Kelas Kontrol 20 17 37

Upload: others

Post on 06-Feb-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 27

    27

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian

    Penelitian ini dilaksanakan di SDN Salatiga 03 dan SDN Salatiga 10

    Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga yang beralamat di Jalan Margosari no. 3

    Salatiga. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen yang dilakukan pada

    mata pelajaran IPA materi Proses Pembentukan Batuan semester 2 di kelas 5 SDN

    Salatiga 03 dan SDN Salatiga 10. Dalam penelitian ini subjek penelitian dibagi

    menjadi 2, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. SDN Salatiga 03 sebagai

    kelas Eksperimen dan SDN Salatiga 10 sebagai kelas kontrol. Kedua kelas

    memiliki varian yang sama pada kemampuan akademisnya.

    Penelitian inii terdiri dari satu variabel terikat dan satu variabel bebas.

    Variabel bebasnya yaitu penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw,

    dan sebagai variabel terikatnya adalah hasil belajar IPA. Untuk jumlah laki-laki

    dan perempuan dari masing-masing kelas dapat dilihat dalam tabel berikut:

    Tabel 7 Data Subjek Penelitian

    Nama SD Subjek

    Penelitian

    Jenis

    kelamin

    Jumlah

    Siswa

    L P

    SDN Salatiga

    03

    Kelas

    Eksperimen

    19 20 39

    SDN Salatiga

    10

    Kelas Kontrol 20 17 37

  • 28

    28

    4.2 Pelaksanaan Penelitian

    Pelaksanaan penelitian dilakukan seperti yang tercantum dalam jadwal penelitian

    penelitian berikut:

    Tabel 8 Jadwal Pelaksanaan Penelitian Kelas Eksperimen

    Hari/ Tanggal Uraian Kegiatan

    Selasa, 19 Maret 2013 - Perkenalan dengan Siswa - Memberikan pretest kepada kelas

    eksperimen

    - Pengenalan proses pembentukan tanah dan kegiatan pembeljaran tentang batuan beku

    menggunakan model pembelajaran

    kooperatif tipe jigsaw

    Jum’at, 22 Maret 2013 - Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran tentang batuan sedimen dan metamorf menggunakan

    model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.

    Sabtu, 23 Maret 2013 - Memberikan Posttest kepada siswa eksperimen

    Tabel 9 Jadwal Pelaksanaan Penelitian Kelas Kontrol

    Hari/ Tanggal Uraian Kegiatan

    Kamis, 28 Februari

    2013 - Perkenalan dengan Siswa - Memberikan pretest kepada kelas

    eksperimen

    - Pengenalan proses pembentukan tanah dan kegiatan pembeljaran tentang batuan beku

    menggunakan model pembelajaran yang

    konvensional.

    Jum’at, 1 Maret 2013 - Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran tentang batuan sedimen dan metamorf menggunakan

    model pembelajaran konvensional.

    - Memberikan Posttest kepada siswa kelas kontrol

    Pelaksanaan penelitian dilakukan pada siswa kelas 5 sesmester II SDN Salatiga 03

    dan SDN Salatiga 10 tahun pelajaran 2012/2013. Murid SDN Salatiga 03 berjumlah 39

    orang, dan SDN Salatiga 10 berjumlah siswa. SDN Salatiga 03 sebagai kelas eksperimen dan

    SDN salatiga 10 sebagai kelas kontrol. Sebelumnya kedua kelompok diberikan pretest

    terlebih dahulu untuk mengetahu kemampuan awal siswa kemampuan masing-masing kelas.

    Setelah diuji maka akan terlihat hasilnya, memiliki kesamaan varian yang

    menunjukkan bahwa kedua kelas homogen. Artinya data berdistribusi normal dan memiliki

    varian yang tidak berbeda secara signifikan. Kedua kelompok memiliki kemampuan yang

    sama, sehingga kelas eksperimen diberikan perlakuan yaitu diterapkan model pembelajaran

  • 29

    29

    kooperatif tipe Jigsaw dan kelas kontrol diberikan perlakuan pembelajaran yang

    konvensional.

    Sebelum di terapkan perlakuan siswa diminta untuk mengerjakan soal pretes, saat

    mengerjakan siswa merasa keberatan karena belum pernah menerima pelajaran proses

    terbentuknya tanah khususnya pada proses terbentuknya batuan. Namun setelah diberikan

    pengertian pemberian soal dimaksudkan untuk mengukur kemampuan awal dan tidak

    dimasukan ke daftar nilai harian siswa kemudian menerima dan mengerjakan dengan tenang.

    Kemudain pada saat pelaksanaan pembelajaran kelmopok eksperimen siswa terlihat

    antusias, bersemangat, dan terlihat senang. Mereka bekerja secara kelompok dan mereka

    semua mempunyai peran. Jadi siswa merasa dibutuhkan dalam kelompok tersebut. Mereka

    dibagi menjadi beberapa kelompok, satu kelopok terdiri dari 5 anggota, dan ada satu

    kelompok yang beranggotakan 4 anak. Saat pembagian kelompok, suasana kelas menjadi

    gaduh, namun setelah diingatkan dan diarahkan pembagian kelompok dapat berjalan dengan

    baik. Selanjutnya setiap kelompok menentukan siapa ketua kelompoknya, dan guru

    memberikan LKS (Lembar Kerja Siswa). Setelah ditentukan tugas masing-masing siswa yang

    mendapatkan lembar kerja yang sama berkumpul menjadi satu bertugas sebagai tim ahli. Ada

    yang melaksanakan perintah dengan baik, ada pula yang hanya bercanda dengan teman, ada

    yang mengerjakan lembar kerja secara individu, namun setelah diberikan arahan siswa

    kembali berdiskusi dengan kelompok tim ahli. Setelah selesai mengerjakan LKS dan

    menguasai materi masing-masing, siswa kembali ke kelompok awal dan mendiskusikannya

    kepada kelompok asal, mereka berbagi pengetahuan tentang materi yang telah dikuasainya,

    selain diberikan LKS secara kelompok, siswa diberikan LKS individu agar lebih maksimal

    menguasai materi. Kemudian di hari kedua dengan kelompok asal dan kelompok ahli yang

    sama siswa menempatkan diri. Pada hari kedua sudah mulai mudah menyesuaikan diri.

    Setelah mereka selesai siswa diminta untuk kembali ke posisi awal dengan menata meja

    sesuai dengan asalnya. Siswa kemudian disiapkan dan diberikan motivasi karena esok

    harinya akan diadakan posttest untuk mengukur kemampuan mereka setelah di berikan

    perlakuan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.

    Berbeda dengan kelas eksperimen, kelas kontrol diberikan model pembelajaran yang

    konvensional, seperti ceramah dan tanya jawab seperti biasa. Pada pelaksanaan pembelajaran

    ini siswa terlihat ada yang asik sendiri, ada yang memperhatikan, dan ada pula yang sedang

    berbincang-bincang dengan temannya. Pada pertemuan 1 dan pertemuan ke-2 menggunakan

    model yang sama, dan sebelum akhir pembelajaran siswa diberikan posttest.

  • 30

    30

    Setelah diberikan perlakuan, kemudian kedua kelas diberikan soal posttest untuk

    mengukur hasil pembelajaran yang telah dilakukan. Waktu yang dibutuhkan untuk kelas

    eksperimen adalah 3 kali pertemuan (5 jam pelajaran) 1 jam pelajaran khusus digunakan

    untuk posttest, sedangkan kelas kontrol membutuhkan waktu 2 kali pertemuan (4 jam

    pelajaran).

    4.3 Analisis Instrumen Penelitian

    4.3.1 Uji Validitas Instrumen

    Uji Validitas dilakukan dengan bantuan SPSS for windows version 18.0. Dasar

    pengambilan keputusan item yang valid berdasarkan kriteria Azwar (1999) dalam Priyatno

    (2010:90) yaitu batasan untuk menentukan validitas instrumen adalah semua item yang

    mencapai koefisien korelasi minimal 0,30 daya pembedanya dianggap memuaskan. Hasil uji

    validita instrumen dapay dilihat pada tabel berikut ini:

    Tabel 10 Hasil Uji Validitas Instrumen

    Item-Total Statistics

    Scale Mean

    if Item

    Deleted

    Scale

    Variance if

    Item

    Deleted

    Corrected

    Item-Total

    Correlation

    Cronbach's

    Alpha if Item

    Deleted

    soal01 17,00 16,471 ,339 ,779

    soal02 17,14 15,832 ,364 ,775

    soal03 17,54 17,432 -,122 ,805

    soal04 17,20 16,635 ,094 ,790

    soal05 17,03 15,911 ,521 ,771

    Soal06 17,26 15,020 ,529 ,765

    soal07 17,23 15,476 ,412 ,772

    soal08 17,03 15,852 ,548 ,770

    soal09 17,63 17,417 -,118 ,803

  • 31

    31

    soal10 17,31 15,339 ,415 ,772

    soal11 17,06 15,585 ,582 ,767

    soal12 17,23 15,476 ,412 ,772

    soal13 17,09 17,669 -,208 ,801

    soal14 17,46 15,197 ,435 ,770

    soal15 17,40 14,835 ,535 ,764

    soal16 17,09 15,904 ,404 ,774

    soal17 17,14 15,773 ,383 ,774

    soal18 17,23 15,358 ,447 ,770

    soal19 17,23 15,711 ,345 ,776

    soal20 17,66 17,232 -,071 ,800

    soal21 17,49 15,434 ,374 ,775

    soal22 17,09 15,551 ,534 ,768

    soal23 16,97 16,617 ,383 ,779

    soal24 17,09 15,669 ,490 ,770

    soal25 17,06 15,820 ,486 ,771

    Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa dari 25 soal ter yang ada, terdapat 5 soal yang

    tidak valid dan yang valid ada 20 soal. Soal yang dinyatakan valid adalah nomor 1, 2, 5, 6, 7,

    8, 10, 11, 12, 14, 15, 16, 17, 18, 21, 22, 23, 24, dan 25. Sedangkan soal yang dinyatakan

    tidak valid adalah nomer 3, 4, 9, 13, dan nomer 20.

    4.3.2 Uji Reliabilitas Instrumen

    Uji reliabilitas penelitian ini menggunakan teknik alpha yang dikembangkan oleh

    Sekaran dalam Priyatno, D (2010: 32) untuk menentukan tingkat reliabilitas instrumen

    menggunakan kriteria sebagai berikut:

    Tabel 11 Tingkat Reliabilitas Instrumen

    Koefisien Reliabilitas ( )

    Koefisien Reliabilitas (α) Kategori

    α ≤ 0,7 tidak dapat diterima

    0,7 < α ≤ 0,8 dapat diterima

    0,8 < α ≤ 0,9 reliabilitas bagus

    α > 0,9 reliabilitas memuaskan

  • 32

    32

    Hasil uji reliabilitas instrumen dapat dilihat pada tabel berikut:

    Tabel 12 Uji Reliabilitas Instrumen

    Reliability Statistics

    Cronbach's

    Alpha N of Items

    ,864 20

    Berdasar tabel dapat dilihat bahwa koefisien reliabilitas instrumen dengan Cronbach’s

    Alpha ( ) sebesar 0,864 dan termasuk ke dalam kriteria reliabilitas dapat diterima. Hasil

    analisis tersebut menunjukkan bahwa instrumen tersebut layak digunakan untuk mengukur

    variabel penelitian.

    4.3.3 Uji Homogenitas

    Uji homoenitas dilakukan berdasarkan hasil mengerjakan soal dengan materi

    sebelumnya pada bab sifat-sifat cahaya, soal ini di berikan kepada kelas kontrol dan kelas

    eksperimen dengan instrumen yang sama. Untuk menguji homogenitas menggunakan SPSS

    for windows version 18.0 , dengan cara klik analyze, kemudian compare means, lalu klik

    One-Way ANOVA, selajutnya pindahkan variabel 1 pada dependent list, variabel 2 ke factor,

    klik option,centrang homogen of variance, dan OK. Kemudian hasilnya seperti berikut:

    Tabel 13 Hasil Uji Homogenitas dengan Materi Sebelumnya

    (sifat-sifat cahaya)

    Test of Homogeneity of Variances

    Nilai

    Levene

    Statistic df1 df2 Sig.

    ,642 1 74 ,426

    Berdasarkan hasil uji homogenitas pada tabel 4.6 ditunjukkan bahwa tingkat

    signifikansi atau nilai probabilitas adalah 0,426 > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa

    kelompok eksperimen dan kontrol tidak jauh beda atau homogen.

  • 33

    33

    4.4 Analisis Data Pretest dan Posttest

    Dalam metode analisis data ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain

    adalah uji deskriptif, uji normlaitas data dan uji hipotesis. Persyaratan analisis data dengan

    menggunakan statistic parametric adalah skor yang diperoleh berdasarkan distribusi normal.

    Oleh karena itu, sebelum dilakukan analisis data terlebih dahulu uji normalitas dengan hasil

    perhitungan dapat diketahui kondisi skor yang diperoleh. Pengujian ini dengan menggunakan

    teknik uji normalitas kolmogorov-smirnov, dengan menggunakan program SPSS for windows

    version 18.0 dan dengan uji t-test.

    4.4.1 Analisis Pretest

    Berdasarkan data hasil pretest siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

    dilakukan uji normalitas yang dianalisis dengan SPSS for windows version 18.0. Berikut

    adalah data hasil analisisnya:

    Tabel 14 Hasil Analisis Uji Normalitas Pretest

    One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

    Kontrol Eksperimen

    N 37 39

    Normal

    Parametersa,b

    Mean 53,24 47,18

    Std. Deviation 9,590 8,175

    Most Extreme

    Differences

    Absolute ,167 ,164

    Positive ,110 ,118

    Negative -,167 -,164

    Kolmogorov-Smirnov Z 1,017 1,024

    Asymp. Sig. (2-tailed) ,252 ,245

    a. Test distribution is Normal.

    b. Calculated from data.

  • 34

    34

    Dari hasil analaisi uji normalitas tersebut menunjukkan bahwa kelompok kontrol

    signifikansinya 0,252 > 0,05 dan kelmopok eksperimen signifikansinya 0,245 > 0,05.

    Sehingga dapat disimpulkan bahwa uji data pretest berdistribusi normal.

    4.4.2 Analisis Posttest

    Sebelum menggunakan uji beda rerata, maka diperlukan uji prsayarat yaitu uji

    normalitas. Adapun hasil uji normalitas dapat dilihat dalam tabel berikut:

    Tabel 15 Hasil Analisis Uji Normalitas Posttest

    One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

    Eksperimen Kontrol

    N 39 37

    Normal Parametersa,b Mean 79,74 67,30

    Std. Deviation 7,159 6,191

    Most Extreme Differences Absolute ,131 ,158

    Positive ,131 ,158

    Negative -,130 -,155

    Kolmogorov-Smirnov Z ,817 ,962

    Asymp. Sig. (2-tailed) ,517 ,312

    a. Test distribution is Normal.

    b. Calculated from data.

    Menurut Priyatno, D (2010: 40) metode pengambilan keputusan untuk uji normalitas

    yaitu jika signifikansi > 0,05 maka data berdistribusi normal dan jika signifikansi < 0,05

    maka data tidak berdistribusi normal. Dari tabel diatas dibuktikan dengan nilai signifikansi

    kelas kontrol 0,312 > 0,05 dan kelas eksperimen 0,517 > 0,05, maka kelompok eksperimen

    dan kelompok kontrol berdistribusi normal.

    4.5 Analisis Deskriptif Setiap Variabel

    4.5.1 Analisis Deskriptif Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

    Pada waktu pemebelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

    diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas 5 SDN Salatiga 03 pada materi IPA

    tentang proses terbentuknya batuan. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

    dikatakan berhasil apabila siswa mampu mengisi semua materi yang dikuasainya kedalam

    LKS sesuai dengan prosedur.

  • 35

    35

    Pada pertemuan pertama siswa membentuk kelompok awal, dari kelompok awal

    dibagi lagi menjadi kelompok ahli berdasarkan LKS yang diterima masing-masing anggota

    kelompok. Kemudian kelompok ahli berkumpul menjadi satu untuk membahas dan

    menguasai materi batuan beku. Setelah siswa menyelesaikan LKS dan menguasai materi,

    kemudian tim ahli kembali ke kelompok asal untuk berbagi ilmu yang telah dikuasainya.

    Semua siswa dikenai tagihan untuk mengisi lembar kerja individu mengenai batuan dari

    penuturan teman-teman kelompok asal.

    Pada pertemuan kedua berlangsung seperti pertemuan pertama,. Pada pertemuan

    kedua difokuskan pada diskusi tentang batuan sedimen dan metamorf. Setelah selesai siswa

    kembai kelompok asal, dan membagikan ilmunya kepada anggota kelompok. Setiap anggota

    bertanggung jawab atas materi yang dikuasainya. Selanjutnya penuturan dari teman-teman

    kelompok asal di tulis dalam lembar kerja individu. Guru menunjuk siswa untuk menjelaskan

    materi yang dikuasainya secara acak.

    Pada pertemuan yang ketiga, siswa melakukan posttest. Setalah selesai siswa dan guru

    mengoreksi bersama-sama sekaligus refleksi mengenai penerapan model pembelajaran

    kooperatif tipe jigsaw yang sudah dilaksanakan.

    4.5.2 Analisis Deskriptif Hasil Belajar Siswa

    Nilai pretest siswa kelas 5 SDN Salatiga 03 sebagai kelas eksperimen ditetapkan sebagai

    nilai awal dengan rata-rata 47,18. Dan nilai hasil belajar siswa kelas 5 SDN Salatiga 03

    setelah diberikan perlakuan memiliki rata-rata 79,10. Terdapat selisih nilai setelah dan

    sebelum pemberian perlakuan dengan rata-rata selisihnya 31,92.

    Nilai pretest siswa kelas 5 SDN Salatiga 10 sebagai kelas kontrol ditetapkan sebagai nilai

    awal dengan rata-rata 53,24. Dan nilai hasil belajar siswa kelas 5 SDN Salatiga 10 setelah

    diberikan perlakuan memiliki rata-rata 67,30. Terdapat selisih nilai setelah dan sebelum

    pemberian perlakuan dengan rata-rata selisihnya 14,26.

    Berdasarkan hal tersebut dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa kelas eksperimen

    yaitu siswa kelas 5 SDN Salatiga 03 lebih tinggi dari kelas kontrol yaitu siswa kelas 5 SDN

    Salatiga 10.

    4.6 Uji Hipotesis

    Hasil uji beda rerata dapat dilihat dalam tabel berikut:

  • 36

    36

    Tabel 16 Uji T Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

    Independent Samples Test

    Levene's

    Test for

    Equality of

    Variances t-test for Equality of Means

    F Sig. T df

    Sig. (2-

    tailed)

    Mean

    Differe

    nce

    Std.

    Error

    Differ

    ence

    95%

    Confidence

    Interval of

    the

    Difference

    Lowe

    r Upper

    Nilai

    Akhir

    Equal

    variances

    assumed

    0,515 .475 8,088 74 .000 12,446 1,539 9,380 15,513

    Equal

    variances

    not assumed

    8,119 73,387 .000 12,446 1,533 9,391 15,501

    Hasil analisis uji t di atas berdasarkan asumsi bahwa varian adalah homogen atau

    mempunyai varian yang sama, karena signifikansi dari uji sig. pada Levene’s Test for

    Equality of Variances menunjukkan > 0,05 yaitu 0,475. Didapat bahwa nilai sig. (2-tailed)

    adalah 0,000. Karena signifikansi pada t-test for Equality of Means < dari 0,05, maka H0

    ditolak dan H1 diterima yang berarti terdapat perbedaan yang signifikan terhadap hasil belajar

    mata pelajaran IPA antara penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan

    pembelajaran konvensional.

    4.7 Pembahasan Hasil Penelitian

    Berdasarkan hasil analisis nilai pretest kelompok eksperimen dan kontrol

    menunjukkan bahwa kedua kelompok tersebut homogen. Dilihat dari nilai sig. 0,426 > 0,05.

    Artinya data memiliki varian yang tidak berbeda secara signifikan. Ini menunjukkan bahwa

    sebelum diberi perlakuan kedua kelompok mempunyai kemampuan awal yang sama sehingga

    kelompok eksperimen dapat diberi perlakuan yaitu dengan penggunaan model pembelajaran

    kooperatif tipe jigsaw dan kelas kontrol menggunakan metode pembelajaran konvensional

    yaitu ceramah. Selanjutnya dari uji normalitas dari data nilai pretest kelompok eksperimen

    memiliki nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,245 > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa

  • 37

    37

    nilai pretest kelompok eksperimen berdistribusi secara normal. Untuk uji normalitas dari

    data nilai pretest kelompok kontrol memiliki Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,252 > 0,05,

    maka dapat disimpulkan bahwa nilai pretest kelompok kontrol berdistribusi secara normal.

    Setelah diberi perlakuan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol diberikan tes akhir

    berupa posttest. Dalam pembelajaran ini waktu yang digunakan adalah tiga kali pertemuan (5

    jam pelajaran) untuk kelompok eksperimen dan 2 kali pertemuan ( 4 jam pelajaran) untuk

    kelas kontrol. Rata-rata nilai posttest untuk kelompok eksperimen adalah 79,10 dan rata-rata

    nilai posttest kelompok kontrol adalah 67,30. Untuk hasil uji beda nilai posttest kelompok

    eksperimen dan kelompok kontrol memiliki nilai sig. (2-tailed) 0,000 < 0,05 berarti

    signifikan.

    Hasil belajar kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran kooperatif

    tipe jigsaw lebih baik karena siswa lebih menguasai materi yang ada dengan membaca,

    memahaminya, dan saling berbagi dengan kelompok awal dan kelompok ahli. Dengan siswa

    menguasai materi yang ada, maka materi yang mereka dapat akan lebih tersimpan di ingatan.

    Pemberian nomor pada pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif

    tipe jigsaw membuat siswa menjadi lebih bertanggung jawab secara individual dalam suatu

    3kelompok diskusi tersebut. Secara tidak langsung pula siswa dilatih untuk berbagi informasi

    dan meningkatkan semangat kerja sama, sehingga siswa akan lebih produktif dalam

    pembelajaran. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam pembelajaran

    dapat meningkatkan hasil belajar siswa karena dengan menerapkan model yang

    menyenangkan siswa tidak merasa jenuh sehingga termotivasi untuk terlibat secara aktif

    dalam pembelajaran.

    Pada kelompok kontrol yang menggunakan metode konvensional dalam

    pembelajaran, guru memiliki peran yang mendominasi. Guru aktif memberikan penjelasan

    tentang materi, mengelola dan mempersiapkan bahan ajar, kemudian menyampaikan kepada

    siswa. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran kurang karena metode ini merupakan

    kegiatan mengajar yang terpusat pada guru.

    Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti, didapatkan bahwa proses

    pembelajaran pada kelompok eksperimen berlangsung dengan baik. Baik dari aspek

    persiapan, kegiatan inti dan kegiatan akhir dinyatakan baik dan sesuai dengan prosedur dalam

    penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.

    Dari hasil penelitian dan pengolahan data diketahui bahwa terdapat perbedaan nilai rata-rata

    pada hasil belajar siswa kelompok eksperimen yaitu kelas 5 SDN Salatiga 03 dan siswa kelas

  • 38

    38

    kontrol yaitu kelas 5 SDN salatiga 10. Hasil belajar siswa kelompok eksperimen lebih tinggi

    dari kelompok kontrol. Terdapat perbedaan yang nyata terhadap hasil belajar siswa dalam

    pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan

    pembelajaran konvensional. Dari hasil uji hipotesis yang dilakukan diperoleh nilai sig. (2-

    tailed) 0,000 < 0,05 yang berarti bahwa H0 ditolak dan H1 diterima yaitu nilai uji t kelas

    eksperimen > nilai uji t kelas kontrol. Jadi dapat disimpulkan bahwa penggunaan model

    pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar

    siswa terhadap mata pelajaran IPA pada siswa kelas 5 SDN Salatiga 03 semester 2 tahun

    pelajaran 2012/2013 secara signifikan.