bab iv hasil penelitian dan pembahasan 4.1 gambaran...

17
43 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SDN Kutowinangun 07, SDN Ledok 06 dan SDN Randuacir 01 Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2011/2012. Subjek dalam penelitian ini adalah kelas V, yaitu SDN Kutowinangun 07 sebagai kelas eksperimen berjumlah 15 siswa. SDN Ledok 06 sebagai kelas kontrol yang berjumlah 15 siswa. SDN Randuacir 01 sebagai uji coba instrument yang berjumlah 16 siswa. Latar belakang sosial siswa dari kedua sekolah ini mayoritas dari keluarga petani dan keluarga pegawai negeri sipil. 4.2 Uji Prasyarat Instrumen 4.2.1 Uji Validitas Menurut Sugiyono, (2009: 366) suatu item instrumen penelitian dianggap valid jika memiliki koefisien Corrected Item-Total Correlation 0,2 Uji coba item untuk pre-tes, diterapkan pada 16 orang siswa kelas V SDN Randuacir 01 pada tanggal 25 Maret 2011. Dari 40 item soal yang diujikan validitasnya, 25 item valid dan 15 item soal yang tidak valid. Hasilnya telah memenuhi persyaratan validitas. 0,00– 0,20 dianggap tidak ada validitas 0,21 – 0,40 validitas rendah 0,41 – 0,60 validitas sedang 0,61 – 0,80 validitas tinggi 0,81 – 1,00 validitas sempurna Langkah-langkah pengujian reliabilitas menggunakan SPSS yaitu Analyze, Scale, Reliability Analysis. Dimana validitas dan reliabilitas suatu tes dapat dihitung menggunakan bantuan SPSS 16.0.

Upload: trantuyen

Post on 28-Apr-2019

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDN Kutowinangun 07, SDN Ledok 06 dan

SDN Randuacir 01 Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2011/2012. Subjek dalam

penelitian ini adalah kelas V, yaitu SDN Kutowinangun 07 sebagai kelas eksperimen

berjumlah 15 siswa. SDN Ledok 06 sebagai kelas kontrol yang berjumlah 15 siswa.

SDN Randuacir 01 sebagai uji coba instrument yang berjumlah 16 siswa. Latar

belakang sosial siswa dari kedua sekolah ini mayoritas dari keluarga petani dan

keluarga pegawai negeri sipil.

4.2 Uji Prasyarat Instrumen

4.2.1 Uji Validitas

Menurut Sugiyono, (2009: 366) suatu item instrumen penelitian dianggap

valid jika memiliki koefisien Corrected Item-Total Correlation � 0,2 Uji coba item

untuk pre-tes, diterapkan pada 16 orang siswa kelas V SDN Randuacir 01 pada

tanggal 25 Maret 2011. Dari 40 item soal yang diujikan validitasnya, 25 item

valid dan 15 item soal yang tidak valid. Hasilnya telah memenuhi persyaratan

validitas.

0,00– 0,20 dianggap tidak ada validitas

0,21 – 0,40 validitas rendah

0,41 – 0,60 validitas sedang

0,61 – 0,80 validitas tinggi

0,81 – 1,00 validitas sempurna

Langkah-langkah pengujian reliabilitas menggunakan SPSS yaitu Analyze,

Scale, Reliability Analysis. Dimana validitas dan reliabilitas suatu tes dapat dihitung

menggunakan bantuan SPSS 16.0.

44

Tabel 4.1 Validitas Instrumen Soal Evaluasi Pre Test

Valid Tidak Valid

3, 4, 5, 6, 9, 10, 11, 13, 14, 16, 17, 18,

20, 23, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32,

34, 35, 36,

1, 2, 3, 7, 8, 12, 15, 19, 21, 22,

24, 37, 38, 39, 40,

Berdasarkan uji coba validitas dengan menggunakan program SPSS 16,0, dari 40 soal

yang di uji terdapatlah 25 soal yang valid dengan Rhitung>0,171 dan ada 15 soal yang

tidak valid dengan Rhitung <171.

4.2.2 Uji Reabilitas

Reabilitas suatu tes yang menunjukkan konsistensi hasil pengukuran yang

diperlihatkan dalam taraf ketepatan dan ketelitian hasil.

Kriteria untuk menentukan tingkat reliabilitas instrument digunakan pedoman yang dikemukakan oleh George dan M

Tabel 4.2 Reabilitas Hasil Belajar dengan 25 Item

Berdasarkan data pada tabel di atas, maka Cranbach’s Alpha sebesar 0,881

untuk 25 item soal yang diuji. Berdasarkan kriteria George and Mallery (1995)

cronbach’s alpha masuk dalam katergori reability bagus.

� > 0,9 Sangat bagus

� > 0,8 Bagus

� > 0,7 Dapat diterima

� > 0,6 Diragukan

� > 0,5 Jelek

� < 0,5 Tidak dapat diterima

45

4.2.3 Daya Beda

Daya pembeda dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

Keterangan :

= Daya Pembeda.

= Banyanknya peserta tes kelompok atas.

= Banyanknya peserta tes kelompok bawah.

= Banyanknya peserta tes kelompok atas yang menjawab benar.

= Banyanknya peserta tes kelompok bawah yang menjawab salah.

= Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar.

= Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar.

Klasifikasi daya beda:

0,00 – 0,20 Jelek

0,20 – 0,40 Cukup

0,40 – 0,70 Baik

0,70 – 1,00 Baik sekali

Hasil uji daya beda mneunjukkan bahwa dari 40 soal instrument yang diujikan

terdapat 13 soal yang memiliki daya beda jelek, 13 soal yang memiliki daya beda

cukup, 13 soal yang memiliki daya beda baik, dan 1 soal yang memiliki daya beda

baik sekali.

Tabel 4.3 Data uji daya beda

Daya Beda Butir Soal Jumlah

Jelek 1, 2, 7, 8, 12, 15, 19, 21, 24, 37, 38, 39, 40 13

Cukup 4, 5, 10, 13, 16, 18, 25, 29, 30, 32, 33, 34, 35 13

Baik 3, 6, 9, 14, 17, 20, 22, 23, 26, 27, 28, 31, 36 13

Baik Sekali 11 1

Jumlah 40

46

4.2.4 Uji Kesukaran Item Instrumen

Menurut Sudjana (1989) soal terdiri soal yang tidak terlalu mudah dan tidak

terlalu sulit. Butir soal bertujuan untuk memperoleh soal yang baik sehingga dapat

memperoleh gambaran tentang prestasi siswa yang sebenarnya. Ada berapa cara

untuk menganalisis tingkat kesukaran soal bertujuan untuk dapat membedakan soal-

soal katagori mudah, sedang, dan sukar. Untuk membedakan siswa yang mempunyai

kemampuan rendah dan siswa mempunyai kemampuan tinggi.

Jadi jumlah ketentuan dalam membuat soal yang baik 100 skor.

Keterangan:

I = indeks kesulitan untuk setiap butir soal

B = banyaknya siswa yang menjawab benar setiap butir soal

N = banyaknya siswa yang memberikan jawaban pada soal yang dimaksudkan.

Kriteria tingkat kesukaran soal sebagai berikut;

0,00 – 0,30 adalah soal sukar

0,30 – 0,70 adalah soal sedang

0,71 – 100 adalah soal mudah

Taraf kesukasan uji soal instrumen

Tabel 4.4 Kesukaran uji soal instrument

Taraf Kesukaran Butir Soal jumlah

Mudah 1, 2, 3, 4, 5, 7, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 31, 33, 35, 36, 37, 38, 39, 40.

26

Sedang 6, 8, 9, 22, 23, 24, 25, 27, 28, 29, 30, 32, 34,

13

Sukar 26 1 Jumlah 40

I =

47

4.3 Uji Prasyarat Analisis Data

4.3.1 Uji Homogenitas

Uji homogenitas varian bertujuan untuk menentukan apakah varian kedua

kelompok homogen atau tidak. Homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah

data dari masing-masing kelompok sampel mempunyai varian yang sama atau

berbeda sehingga dapat ditentukan rumus t-test nama yang akan dipilih untuk

pengujian hipotesis. Pengujian homogenitas varian dapat menggunakan bantuan

SPSS 16,0 yaitu dengan langkah-langkah sebagai berikut: Analyze – compare means-

one way ANOVA.

Tabel 4.5 Hasil Uji Homogenitas

Berdasarkan tabel 4.5 uji homogenitas memiliki signifikansi sebesar 0.505 karena

signifikansinya lebih besar dari 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa kedua subjek

sampel penelitian mempunyai varian data yang sama. Df1 = jumlah kelompok data -1

atau 2-1=1, sedangkan df2 = jumlah kelompok data 28 atau 30-2=28.

4.3.2 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan apakah kedua data yang bersal dari kedua kelas

memiliki distribusi normal atau tidak. Dalam uji normalitas data ini bisa

menggunakan bantuan software SPSS.

48

Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Kelas Eskperimen dan Kontrol

Berdasarkan tabel 4.6 mendeskripsikan hasil uji normalitas terhadap penyebaran data,

hasil uji normalitas sebagai berikut :

1. Nilai postest kelompok eksperimen dengan tehnik One Sample

Kolmoogov- Smirov Test. Dari tabel tersebut nampak tingkat signifikan

asyimotorik dua sisi dengan taraf kepercayaan 5% (Asymp. Sig. 2-

tailed) adalah 0,467 Nilai dari Asymp. Sig (2tailed) adalah 0,467 >

0,05, maka diambil kesimpulan nilai pretest kelompok eksperimen

berdistribusi normal.

2. Nilai postest kelompok kontrol dengan tehnik One Sample Kolmoogov-

Smirov Test. Dari tabel tersebut nampak tingkat signifikan asyimotorik

dua sisi dengan taraf kepercayaan 5% (Asymp. Sig. 2-tailed) adalah

0,143 nilai dari Asymp. Sig (2tailed) adalah 0,143>0,05 nilai postest

kelompok kontrol berdistribusi normal.

49

Gambar 4.1 Kurva Distribusi Normal Postest Eksperimen

Gambar 4.2 Kurva Distribusi Normal Postes Kontrol

50

4.4 Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui gambaran responden

berkaitan dengan variabel yang digunakan. Analisis deskriptif meliputi skor terendah

(minimum), skor tertinggi (maxsimum), rata-rata (mean), dan standar devis.

4.4.1 Hasil Uji Deskriptif Statistik Pretest dan Postest Eksperimen

Instrumen yang digunakan untuk mengukur hasil pretest dan postest kelas

eksperimen adalah sebanyak 25 soal pilihan ganda. Analisis deskriptif dilakukan

dengan bantuan SPSS 16.0 For windows. Hasil analisis deskriptif dapat dilihat pada

tabel 4.7 berikut:

Tabel 4.7

Berdasarkan tabel 4.7 Descriptive statistik di atas dapat dilihat bahwa

variabel pretest kelas eksperimen dengan jumlah data (N) sebanyak 15, mempunyai

skor minimal 45, sedangkan skor maksimal 68 dengan rata-rata 57,73, dan standar

deviasi 6,42. Variabel postest kelas eksperimen dengan jumlah data (N) sebanyak 15,

mempunyai skor minimal 60, sedangkan skor maksimal 100 dengan rata-rata 78,20

dan standar deviasinya sebesar 10.38680.

4.4.2 Hasil Uji Deskriptif Statistik Pretest dan Postest Kontrol

Tabel 4.8

Berdasarkan tabel 4.8 Descriptive Statistics dia atas dapat dilihat bahwa

variabel pretest kelas kontrol dengan jumlah data (N) sebanyak 15 , mempunyai skor

minimal 40, sedangkan skor maksimal 60 dengan rata-rata 52,86, dan standar deviasi

51

5,34. Variabel postest kelas kontrol dengan jumlah data (N) sebanyak 15, mempunyai

skor minimal 52, sedangkan skor maksimal 70 dengan rata-rata 61,6 dan standar

deviasinya sebesar 5,38.

4.4.3 Hasil Uji Deskriptif Statistik Postest Kelas Eksperimen dan Kontrol

Tabel 4.9 Hasil Uji Deskriptif Statistik Posttest

Berdasarkan tabel 4.9 hasil postes eksperimen dan postes kontrol

menunjukkan bahwa terdapat perbedaan setelah adanya perlakuan terhadap

meningkatnya hasil belajar siswa dikelas eksperimen dan kontrol yang signifikan

dengan rata-ratanya kelas eksperimen 77,60 dan kelas kontrol 59,20 sehingga H1

diterima dan Ho ditolak.

4.5 Hasil Uji Hipotesis

Uji hipotesis dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui signifikan

koefisien menggunakan uji dua sampel berpasangan (Paired Samples T Test) untuk

data pretest-posttest kelas eksperimen dan kontrol. Sedangkan untuk postest kedua

kelompok sampel menggunakan uji dua sampel tidak berhubungan (Independent

Samples T Test) dengan kriteria pengujian sebagai berikut:

1. Ho diterima jika –t tabel � t hitung � t tabel

2. Ho ditolak apabila –t hitung < -t tabel dan t hitung > t tabel

Berdasarkan signifikansi:

1. Ho diterima jika signifikansi atau � > 0,05

2. Ho ditolak jika signifikansi atau � < 0,05

4.5.1 Uji Hipotesis 1 (satu)

Uji hipotesis ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh positif

dan signifikan metode ceramah terhadap peningkatan hasil belajar IPA kelas V dilihat

52

dari hasil pretest dan postest kelompok kontrol. Nilai rata-rata postest = Nilai rata-

rata pretest, artinya bahwa tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan metode

ceramah terhadap peningkatan hasil belajar IPA kelas V SDN Ledok Salatiga (varian

pretest dan postest adalah sama). Nilai rata-rata postest > Nilai rata-rata pretest,

artinya bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan model ceramah terhadap

peningkatan hasil belajar IPA siswa kelas IV SDN Ledok 06 Salatiga (varian pretest

dan postest adalah berbeda).

Hasil uji hipotesis berdasarkan nilai koefisien nilai pretest dan posttes kelas

kontrol serta perhitungan nilai signifikansi alphanya dengan menggunakan uji dua

sampel berpasangan (Paired Samples T Test) dapat dilihat dalam tabel 4.10 berikut

ini:

Tabel 4.10 Hasil Uji Hipotesis Pretest-Postest Kontrol

Berdasarkan tabel 4.10 diatas perhitungan dengan menggunakan program

SPSS 16.0 untuk hasil pretes dan postes untuk kelas kontrol diperoleh mean -

3.066, std deviation 11,003, std error mean 2.840, dan untuk Ttabel diperoleh

53

1.761 dengan DK 14 pada taraf 5%. Kemudia perhitungan Tuji diperoleh -1,079

dengan DK 14 pada taraf 5%.

Jadi berdasarkan hasil tersebut maka Ho ditolak dan H1 diterima, yang berarti

antara kedua data tersebut terdapat perbedaan secara signifikan antara kemampuan

awal dan setelah melalui proses pembelajaran untuk kelas kontrol. Ini berarti

kemampuan siswa sebelum dan sesudah melalui proses pembelajaran pada metode

caramah mengalami peningkatan. Jika dilihat dari hasil pretes siswa banyak yang

mendapat nilai dibawah rata-rata yaitu dibawah nilai 60. Akan tetapi setelah

melalui proses pembelajaran siswa yang semula mendapat nilai rendah meningkat

menjadi diatas nilai 60 dan hanya satu siswa yang mendapat nilai 52. Metode

ceramah dalam teori memang cukup efektif dan hasil hipotesisnya mengalami

peningkatan yang cukup signifikan akan tetapi dalam pelaksanaannya masih

mengalami kendala-kendala baik dari pihak guru maupun siswa.

4.5.2 Uji Hipotesis 2 (dua)

Uji hipotesis ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh positif

dan signifikan media realia terhadap peningkatan hasil belajar IPA siswa kelas V

dilihat dari hasil pretest dan posttest kelompok eksperimen. Nilai rata-rata postest =

Nilai rata-rata pretest, artinya bahwa tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan

menggunakan media realia terhadap peningkatan hasil belajar IPA kelas V SDN

Kutowinangun 07 Salatiga (varian pretest dan posttest adalah sama). Nilai rata-rata

postest > Nilai rata-rata pretest, artinya bahwa terdapat pengaruh positif dan

signifikan menggunakan media realia terhadap peningkatan hasil belajar IPA kelas V

SDN Kutowinangun 07 Salatiga (varian pretest dan postest adalah berbeda).

Berdasarkan hasil uji hipotesis nilai koefisien nilai pretest dan postest

eksperimen serta perhitungan nilai signifikan alphanya dengan menggunakan uji dua

sampel berpasangan (Paired Samples T Test) dapat dilihat dalam tabel 4.11 berikut

ini:

54

Tabel 4.11 Hasil Uji Hipotesis Pretest-Postest Kelas Eksperimen

Berdasarkan tabel 4.11 perhitungan dengan menggunakan program SPSS 16.0

untuk hasil pretes dan postes kelas eksperimen diperoleh mean -12.533, std deviation

11.09612, std error mean 2.865, dan untuk Ttabel diperoleh 1.761 dengan DK 14

pada taraf 5%. Kemudian perhitungan Tuji diperoleh -4.375 dengan DK 33 pada

taraf 5%.

Jadi berdasarkan hasil tersebut maka Ho di tolak dan H1 diterima, yang berarti

ke-dua data tersebut terdapat perbedaan secara signifikan antara kemampuan awal

dan setelah proses pembelajaran. Dari hasil penelitian untuk kelas eksperimen

menunjukkan bahwa hasil belajar siswa yang diberi pembelajaran menggunakan

media Realia mengalami peningkatan yang signifikan. Penggunaan media realia

dalam pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa karena tidak merasa

jenuh sehingga siswa menjadi aktif dalam pembelajaran. Hasil penelitian ini selaras

dengan penelitian yang dilakukan oleh Fenty Anggita Rohma (2011) dalam tesisnya

55

dengan judul Pengaruh Media Realia Pada Mata Pelajaran IPA Terhadap Hasil

Belajar Siswa Kelas V SD N Ngawen Kecamatan Wedung Kabupaten Demak yaitu

pembelajaran yang menggunakan media realia lebih menarik perhatian siswa karena

siswa dapat belajar langsung dengan menggunakan media yang nyata dibandingkan

dengan media yang tiruan untuk pelajaran IPA pada standar kompetensi: Menerapkan

sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya/model.

4.5.3 Uji Hipotesis 3 (dua)

Uji hipotesis ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan

pengaruh positif dan signifikan dengan menggunakan media realia dan metode

ceramah terhadap peningkatan hasil belajar IPA kelas V dilihat dari postest kedua

kelompok sampel. Nilai rata-rata postest eksperimen = Nilai rata-rata postest

kontrol, artinya bahwa tidak terdapat perbedaan pengaruh positif dan signifikan

dengan menggunakan media realia dan metode ceramah terhadap peningkatan

hasil belajar IPA kelas V (varian postest kedua kelompok adalah sama). Nilai rata-

rata postest eksperimen = Nilai rata-rata postest kontrol, artinya bahwa tidak

terdapat perbedaan pengaruh positif dan signifikan dengan menggunakan media

realia dan ceramah terhadap peningkatan hasil belajar IPA kelas V (varian postest

kedua kelompok adalah berbeda).

Hasil uji hipotesis berdasarkan nilai koefisien nilai postest kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol serta perhitungan nilai signifikansi alphanya

dapat dilihat dalam tabel 4.13 berikut ini:

Tabel 4.12 Hasil Uji Hipotesis Postest Kedua Kelompok Sampel

56

Menurut Priyatno (2010: 35), sebelum dilakukan uji t test (Independent

Samples T Test) sebelumnya dilakukan uji homogenitas dengan F test (Levene,s

Test), artinya jika varian sama maka uji t menggunakan Equal Variances Assumed

(diasumsikan varian sama) dan jika varian berbeda menggunakan Equal Variances

Not Assumed (diasumsikan varian berbeda).

Jadi berdasarkan hasil tabel 4.12 maka H0 ditolak dan H1 diterima, yang

berarti antara kedua data tersebut terdapat perbedaan yang signifikan antara

kemampuan awal dan setelah melalui proses pembelajaran untuk kelas eksperimen

dan kontrol. Dari hasil penelitian ini dapat dicermati melalui hasil uji hipotesis. H1

diterima diartikan ada perbedaan antara kedua jenis pembelajaran tersebut. Jika

dilihat hasil hipotesis satu dengan menggunakan media realia menghasilkan

peningkatan secara signifikan yaitu dapat dilihat dari hasil uji hipotesis mean -

12.533, std deviation 11.096, std error mean 2.865, dan untuk Ttabel diperoleh

1.761. Kemudian perhitungan Tuji diperoleh -4.375. Akan tetapi jika dicermati

dari hipotesis tiga setelah melalui uji hipotesis antara menggunakan media realia

dan metode ceramah ada perbedaan secara signifikan. Hal ini disebabkan karena

menggunakan media realia merupakan suatu pembelajaran yang sebenarnya yang

membantu pengalaman nyata peserta didik dan menarik minat dan semangat

57

belajar siswa (Mulyani Sumantri dan Johar Permata 1998/1999). Misalkan dalam

kelas eksperimen pada saat diskusi siswa lebih aktif dalam mengerjakan soal-soal

yang diberikan oleh guru karena siswa langsung diberikan contoh benda nyatanya

untuk didiskusikan, sedangkan kelas kontrol dengan menggunakan metode

ceramah siswa juga aktif dalam mengikuti proses pembelajaran akan tetapi tidak

seaktif dikelas eksperimen.

Penelitian yang dilakukan penulis selaras dengan hasil penelitian yang

dilakukan. Ami Sulistyowati, 2010 dalam penelitiannya “Studi Komparatif Tentang

Efektivitas Media Pembelajaran Realia Dan Flash Cards Dalam Proses Belajar

Mengajar Vocabulary Bagi Siswa Kelas IV SD Negeri Brebes Tahun Pelajaran

2009/2010”. Menyimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan dalam penguasaan

vocabulary antara siswa yang diajar menggunakan media pembelajaran realia dengan

siswa yang diajar menggunakan media pembelajaran flash card pada siswa SD N

Brebes dan Johar Makmun, 2007 dalam skripsinya dengan judul Studi Komparasi

Penggunaan Media Realia Dan Media Grafis Bidang Diklat Menggambar Teknik

Dalam Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Ranah Kognitif”. Menyimpulkan bahwa

terdapat perbedaan yang positif dan signifikan antara kelompok siswa yang

menggunakan media realia dengan kelompok siswa yang menggunakan media grafis

terhadap peningkatan prestasi belajar siswa dalam ranah kognitif. Jadi berdasarkan

hasil uji hipotesis 3 dan hasil relevan tersebut, kelompok metode ceramah dengan

menggunakan media realia lebih memungkinkan siswa untuk meningkatkan hasil

belajar lebih baik dibandingkan dengan menggunakan metode ceramah saja.

4.5 Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil analisis data di atas, berikut ini akan diuraikan deskripsi

dan interpretasi data hasil penelitian. Deskripsi dan interpretasi data dianalisis

berdasarkan pada penggunaan media Realia dalam materi pembelajaran tentang

Cahaya dan Sifat-sifatnya (IPA) terhadap hasil belajar siswa.

Hasil uji hipotesis satu menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang hanya

mengunakan metode ceramah terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada kelas

58

kontrol diperoleh mean -3.066, std deviation 11,003, std error mean 2.840, dan untuk

Ttabel diperoleh 1.761 dengan DK 14 pada taraf 5%. Kemudia perhitungan Tuji

diperoleh -1,079 dengan DK 14 pada taraf 5%. Maka Ho ditolak dan H1 diterima,

yang berarti antara kedua data tersebut terdapat perbedaan secara signifikan antara

kemampuan awal dan setelah melalui proses pembelajaran untuk kelas kontrol. Ini

berarti kemampuan siswa sebelum dan sesudah melalui proses pembelajaran pada

metode caramah mengalami peningkatan.

Hasil uji hipotesis dua menunjukkan bahwa terdapat pengaruh metode

ceramah dengan menggunakan media realia terhadap peningkatan hasil belajar siswa

diperoleh mean -12.533, std deviation 11.09612, std error mean 2.865, dan untuk

Ttabel diperoleh 1.761 dengan DK 14 pada taraf 5%. Kemudian perhitungan Tuji

diperoleh -4.375 dengan DK 33 pada taraf 5%. Maka Ho di tolak dan H1 diterima,

yang berarti ke-dua data tersebut terdapat perbedaan secara signifikan antara

kemampuan awal dan setelah proses pembelajaran. Dari hasil penelitian untuk kelas

eksperimen menunjukkan bahwa hasil belajar siswa yang diberi pembelajaran

menggunakan media Realia mengalami peningkatan yang signifikan. Penggunaan

media realia dalam pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa karena

tidak merasa jenuh sehingga siswa menjadi aktif dalam pembelajaran.

Hasil uji hipotesis tiga menunjukkan untuk mengetahui ada tidaknya

perbedaan pengaruh positif dan signifikan dengan menggunakan media realia dan

metode ceramah terhadap peningkatan hasil belajar IPA kelas V dilihat dari postest

kedua kelompok sampel. Setelah melalui uji hipotesis antara menggunakan media

realia dan metode ceramah ada perbedaan secara signifikan. Hal ini disebabkan

karena menggunakan media realia merupakan suatu pembelajaran yang sebenarnya

yang membantu pengalaman nyata peserta didik dan menarik minat dan semangat

belajar siswa (Mulyani Sumantri dan Johar Permata 1998/1999).

Teguh W (2008). Penerapan media Realia dalam pembelajaran sangat

penting karena dapat menciptkan pembelajaran yang aktif karena dapat mendorong

59

motivasi siswa dalam menigkatkan rasa percaya diri siswa dalam berpendapat

sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Berdasarkan hasil penelitian yang relevan dapat disimpulkan bahwa

penggunaan metode ceramah dengan menggunakan media Realia dapat

meningkatkan hasil belajar siswa. Sehingga siswa dalam mengikuti pelajaran menjadi

aktif dan tidak merasa jenuh.