bab iv hasil penelitian dan pembahasan 4.1 gambaran...
TRANSCRIPT
43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SDN Kutowinangun 07, SDN Ledok 06 dan
SDN Randuacir 01 Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2011/2012. Subjek dalam
penelitian ini adalah kelas V, yaitu SDN Kutowinangun 07 sebagai kelas eksperimen
berjumlah 15 siswa. SDN Ledok 06 sebagai kelas kontrol yang berjumlah 15 siswa.
SDN Randuacir 01 sebagai uji coba instrument yang berjumlah 16 siswa. Latar
belakang sosial siswa dari kedua sekolah ini mayoritas dari keluarga petani dan
keluarga pegawai negeri sipil.
4.2 Uji Prasyarat Instrumen
4.2.1 Uji Validitas
Menurut Sugiyono, (2009: 366) suatu item instrumen penelitian dianggap
valid jika memiliki koefisien Corrected Item-Total Correlation � 0,2 Uji coba item
untuk pre-tes, diterapkan pada 16 orang siswa kelas V SDN Randuacir 01 pada
tanggal 25 Maret 2011. Dari 40 item soal yang diujikan validitasnya, 25 item
valid dan 15 item soal yang tidak valid. Hasilnya telah memenuhi persyaratan
validitas.
0,00– 0,20 dianggap tidak ada validitas
0,21 – 0,40 validitas rendah
0,41 – 0,60 validitas sedang
0,61 – 0,80 validitas tinggi
0,81 – 1,00 validitas sempurna
Langkah-langkah pengujian reliabilitas menggunakan SPSS yaitu Analyze,
Scale, Reliability Analysis. Dimana validitas dan reliabilitas suatu tes dapat dihitung
menggunakan bantuan SPSS 16.0.
44
Tabel 4.1 Validitas Instrumen Soal Evaluasi Pre Test
Valid Tidak Valid
3, 4, 5, 6, 9, 10, 11, 13, 14, 16, 17, 18,
20, 23, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32,
34, 35, 36,
1, 2, 3, 7, 8, 12, 15, 19, 21, 22,
24, 37, 38, 39, 40,
Berdasarkan uji coba validitas dengan menggunakan program SPSS 16,0, dari 40 soal
yang di uji terdapatlah 25 soal yang valid dengan Rhitung>0,171 dan ada 15 soal yang
tidak valid dengan Rhitung <171.
4.2.2 Uji Reabilitas
Reabilitas suatu tes yang menunjukkan konsistensi hasil pengukuran yang
diperlihatkan dalam taraf ketepatan dan ketelitian hasil.
Kriteria untuk menentukan tingkat reliabilitas instrument digunakan pedoman yang dikemukakan oleh George dan M
Tabel 4.2 Reabilitas Hasil Belajar dengan 25 Item
Berdasarkan data pada tabel di atas, maka Cranbach’s Alpha sebesar 0,881
untuk 25 item soal yang diuji. Berdasarkan kriteria George and Mallery (1995)
cronbach’s alpha masuk dalam katergori reability bagus.
� > 0,9 Sangat bagus
� > 0,8 Bagus
� > 0,7 Dapat diterima
� > 0,6 Diragukan
� > 0,5 Jelek
� < 0,5 Tidak dapat diterima
45
4.2.3 Daya Beda
Daya pembeda dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
Keterangan :
= Daya Pembeda.
= Banyanknya peserta tes kelompok atas.
= Banyanknya peserta tes kelompok bawah.
= Banyanknya peserta tes kelompok atas yang menjawab benar.
= Banyanknya peserta tes kelompok bawah yang menjawab salah.
= Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar.
= Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar.
Klasifikasi daya beda:
0,00 – 0,20 Jelek
0,20 – 0,40 Cukup
0,40 – 0,70 Baik
0,70 – 1,00 Baik sekali
Hasil uji daya beda mneunjukkan bahwa dari 40 soal instrument yang diujikan
terdapat 13 soal yang memiliki daya beda jelek, 13 soal yang memiliki daya beda
cukup, 13 soal yang memiliki daya beda baik, dan 1 soal yang memiliki daya beda
baik sekali.
Tabel 4.3 Data uji daya beda
Daya Beda Butir Soal Jumlah
Jelek 1, 2, 7, 8, 12, 15, 19, 21, 24, 37, 38, 39, 40 13
Cukup 4, 5, 10, 13, 16, 18, 25, 29, 30, 32, 33, 34, 35 13
Baik 3, 6, 9, 14, 17, 20, 22, 23, 26, 27, 28, 31, 36 13
Baik Sekali 11 1
Jumlah 40
46
4.2.4 Uji Kesukaran Item Instrumen
Menurut Sudjana (1989) soal terdiri soal yang tidak terlalu mudah dan tidak
terlalu sulit. Butir soal bertujuan untuk memperoleh soal yang baik sehingga dapat
memperoleh gambaran tentang prestasi siswa yang sebenarnya. Ada berapa cara
untuk menganalisis tingkat kesukaran soal bertujuan untuk dapat membedakan soal-
soal katagori mudah, sedang, dan sukar. Untuk membedakan siswa yang mempunyai
kemampuan rendah dan siswa mempunyai kemampuan tinggi.
Jadi jumlah ketentuan dalam membuat soal yang baik 100 skor.
Keterangan:
I = indeks kesulitan untuk setiap butir soal
B = banyaknya siswa yang menjawab benar setiap butir soal
N = banyaknya siswa yang memberikan jawaban pada soal yang dimaksudkan.
Kriteria tingkat kesukaran soal sebagai berikut;
0,00 – 0,30 adalah soal sukar
0,30 – 0,70 adalah soal sedang
0,71 – 100 adalah soal mudah
Taraf kesukasan uji soal instrumen
Tabel 4.4 Kesukaran uji soal instrument
Taraf Kesukaran Butir Soal jumlah
Mudah 1, 2, 3, 4, 5, 7, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 31, 33, 35, 36, 37, 38, 39, 40.
26
Sedang 6, 8, 9, 22, 23, 24, 25, 27, 28, 29, 30, 32, 34,
13
Sukar 26 1 Jumlah 40
I =
47
4.3 Uji Prasyarat Analisis Data
4.3.1 Uji Homogenitas
Uji homogenitas varian bertujuan untuk menentukan apakah varian kedua
kelompok homogen atau tidak. Homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah
data dari masing-masing kelompok sampel mempunyai varian yang sama atau
berbeda sehingga dapat ditentukan rumus t-test nama yang akan dipilih untuk
pengujian hipotesis. Pengujian homogenitas varian dapat menggunakan bantuan
SPSS 16,0 yaitu dengan langkah-langkah sebagai berikut: Analyze – compare means-
one way ANOVA.
Tabel 4.5 Hasil Uji Homogenitas
Berdasarkan tabel 4.5 uji homogenitas memiliki signifikansi sebesar 0.505 karena
signifikansinya lebih besar dari 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa kedua subjek
sampel penelitian mempunyai varian data yang sama. Df1 = jumlah kelompok data -1
atau 2-1=1, sedangkan df2 = jumlah kelompok data 28 atau 30-2=28.
4.3.2 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan apakah kedua data yang bersal dari kedua kelas
memiliki distribusi normal atau tidak. Dalam uji normalitas data ini bisa
menggunakan bantuan software SPSS.
48
Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Kelas Eskperimen dan Kontrol
Berdasarkan tabel 4.6 mendeskripsikan hasil uji normalitas terhadap penyebaran data,
hasil uji normalitas sebagai berikut :
1. Nilai postest kelompok eksperimen dengan tehnik One Sample
Kolmoogov- Smirov Test. Dari tabel tersebut nampak tingkat signifikan
asyimotorik dua sisi dengan taraf kepercayaan 5% (Asymp. Sig. 2-
tailed) adalah 0,467 Nilai dari Asymp. Sig (2tailed) adalah 0,467 >
0,05, maka diambil kesimpulan nilai pretest kelompok eksperimen
berdistribusi normal.
2. Nilai postest kelompok kontrol dengan tehnik One Sample Kolmoogov-
Smirov Test. Dari tabel tersebut nampak tingkat signifikan asyimotorik
dua sisi dengan taraf kepercayaan 5% (Asymp. Sig. 2-tailed) adalah
0,143 nilai dari Asymp. Sig (2tailed) adalah 0,143>0,05 nilai postest
kelompok kontrol berdistribusi normal.
49
Gambar 4.1 Kurva Distribusi Normal Postest Eksperimen
Gambar 4.2 Kurva Distribusi Normal Postes Kontrol
50
4.4 Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui gambaran responden
berkaitan dengan variabel yang digunakan. Analisis deskriptif meliputi skor terendah
(minimum), skor tertinggi (maxsimum), rata-rata (mean), dan standar devis.
4.4.1 Hasil Uji Deskriptif Statistik Pretest dan Postest Eksperimen
Instrumen yang digunakan untuk mengukur hasil pretest dan postest kelas
eksperimen adalah sebanyak 25 soal pilihan ganda. Analisis deskriptif dilakukan
dengan bantuan SPSS 16.0 For windows. Hasil analisis deskriptif dapat dilihat pada
tabel 4.7 berikut:
Tabel 4.7
Berdasarkan tabel 4.7 Descriptive statistik di atas dapat dilihat bahwa
variabel pretest kelas eksperimen dengan jumlah data (N) sebanyak 15, mempunyai
skor minimal 45, sedangkan skor maksimal 68 dengan rata-rata 57,73, dan standar
deviasi 6,42. Variabel postest kelas eksperimen dengan jumlah data (N) sebanyak 15,
mempunyai skor minimal 60, sedangkan skor maksimal 100 dengan rata-rata 78,20
dan standar deviasinya sebesar 10.38680.
4.4.2 Hasil Uji Deskriptif Statistik Pretest dan Postest Kontrol
Tabel 4.8
Berdasarkan tabel 4.8 Descriptive Statistics dia atas dapat dilihat bahwa
variabel pretest kelas kontrol dengan jumlah data (N) sebanyak 15 , mempunyai skor
minimal 40, sedangkan skor maksimal 60 dengan rata-rata 52,86, dan standar deviasi
51
5,34. Variabel postest kelas kontrol dengan jumlah data (N) sebanyak 15, mempunyai
skor minimal 52, sedangkan skor maksimal 70 dengan rata-rata 61,6 dan standar
deviasinya sebesar 5,38.
4.4.3 Hasil Uji Deskriptif Statistik Postest Kelas Eksperimen dan Kontrol
Tabel 4.9 Hasil Uji Deskriptif Statistik Posttest
Berdasarkan tabel 4.9 hasil postes eksperimen dan postes kontrol
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan setelah adanya perlakuan terhadap
meningkatnya hasil belajar siswa dikelas eksperimen dan kontrol yang signifikan
dengan rata-ratanya kelas eksperimen 77,60 dan kelas kontrol 59,20 sehingga H1
diterima dan Ho ditolak.
4.5 Hasil Uji Hipotesis
Uji hipotesis dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui signifikan
koefisien menggunakan uji dua sampel berpasangan (Paired Samples T Test) untuk
data pretest-posttest kelas eksperimen dan kontrol. Sedangkan untuk postest kedua
kelompok sampel menggunakan uji dua sampel tidak berhubungan (Independent
Samples T Test) dengan kriteria pengujian sebagai berikut:
1. Ho diterima jika –t tabel � t hitung � t tabel
2. Ho ditolak apabila –t hitung < -t tabel dan t hitung > t tabel
Berdasarkan signifikansi:
1. Ho diterima jika signifikansi atau � > 0,05
2. Ho ditolak jika signifikansi atau � < 0,05
4.5.1 Uji Hipotesis 1 (satu)
Uji hipotesis ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh positif
dan signifikan metode ceramah terhadap peningkatan hasil belajar IPA kelas V dilihat
52
dari hasil pretest dan postest kelompok kontrol. Nilai rata-rata postest = Nilai rata-
rata pretest, artinya bahwa tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan metode
ceramah terhadap peningkatan hasil belajar IPA kelas V SDN Ledok Salatiga (varian
pretest dan postest adalah sama). Nilai rata-rata postest > Nilai rata-rata pretest,
artinya bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan model ceramah terhadap
peningkatan hasil belajar IPA siswa kelas IV SDN Ledok 06 Salatiga (varian pretest
dan postest adalah berbeda).
Hasil uji hipotesis berdasarkan nilai koefisien nilai pretest dan posttes kelas
kontrol serta perhitungan nilai signifikansi alphanya dengan menggunakan uji dua
sampel berpasangan (Paired Samples T Test) dapat dilihat dalam tabel 4.10 berikut
ini:
Tabel 4.10 Hasil Uji Hipotesis Pretest-Postest Kontrol
Berdasarkan tabel 4.10 diatas perhitungan dengan menggunakan program
SPSS 16.0 untuk hasil pretes dan postes untuk kelas kontrol diperoleh mean -
3.066, std deviation 11,003, std error mean 2.840, dan untuk Ttabel diperoleh
53
1.761 dengan DK 14 pada taraf 5%. Kemudia perhitungan Tuji diperoleh -1,079
dengan DK 14 pada taraf 5%.
Jadi berdasarkan hasil tersebut maka Ho ditolak dan H1 diterima, yang berarti
antara kedua data tersebut terdapat perbedaan secara signifikan antara kemampuan
awal dan setelah melalui proses pembelajaran untuk kelas kontrol. Ini berarti
kemampuan siswa sebelum dan sesudah melalui proses pembelajaran pada metode
caramah mengalami peningkatan. Jika dilihat dari hasil pretes siswa banyak yang
mendapat nilai dibawah rata-rata yaitu dibawah nilai 60. Akan tetapi setelah
melalui proses pembelajaran siswa yang semula mendapat nilai rendah meningkat
menjadi diatas nilai 60 dan hanya satu siswa yang mendapat nilai 52. Metode
ceramah dalam teori memang cukup efektif dan hasil hipotesisnya mengalami
peningkatan yang cukup signifikan akan tetapi dalam pelaksanaannya masih
mengalami kendala-kendala baik dari pihak guru maupun siswa.
4.5.2 Uji Hipotesis 2 (dua)
Uji hipotesis ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh positif
dan signifikan media realia terhadap peningkatan hasil belajar IPA siswa kelas V
dilihat dari hasil pretest dan posttest kelompok eksperimen. Nilai rata-rata postest =
Nilai rata-rata pretest, artinya bahwa tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan
menggunakan media realia terhadap peningkatan hasil belajar IPA kelas V SDN
Kutowinangun 07 Salatiga (varian pretest dan posttest adalah sama). Nilai rata-rata
postest > Nilai rata-rata pretest, artinya bahwa terdapat pengaruh positif dan
signifikan menggunakan media realia terhadap peningkatan hasil belajar IPA kelas V
SDN Kutowinangun 07 Salatiga (varian pretest dan postest adalah berbeda).
Berdasarkan hasil uji hipotesis nilai koefisien nilai pretest dan postest
eksperimen serta perhitungan nilai signifikan alphanya dengan menggunakan uji dua
sampel berpasangan (Paired Samples T Test) dapat dilihat dalam tabel 4.11 berikut
ini:
54
Tabel 4.11 Hasil Uji Hipotesis Pretest-Postest Kelas Eksperimen
Berdasarkan tabel 4.11 perhitungan dengan menggunakan program SPSS 16.0
untuk hasil pretes dan postes kelas eksperimen diperoleh mean -12.533, std deviation
11.09612, std error mean 2.865, dan untuk Ttabel diperoleh 1.761 dengan DK 14
pada taraf 5%. Kemudian perhitungan Tuji diperoleh -4.375 dengan DK 33 pada
taraf 5%.
Jadi berdasarkan hasil tersebut maka Ho di tolak dan H1 diterima, yang berarti
ke-dua data tersebut terdapat perbedaan secara signifikan antara kemampuan awal
dan setelah proses pembelajaran. Dari hasil penelitian untuk kelas eksperimen
menunjukkan bahwa hasil belajar siswa yang diberi pembelajaran menggunakan
media Realia mengalami peningkatan yang signifikan. Penggunaan media realia
dalam pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa karena tidak merasa
jenuh sehingga siswa menjadi aktif dalam pembelajaran. Hasil penelitian ini selaras
dengan penelitian yang dilakukan oleh Fenty Anggita Rohma (2011) dalam tesisnya
55
dengan judul Pengaruh Media Realia Pada Mata Pelajaran IPA Terhadap Hasil
Belajar Siswa Kelas V SD N Ngawen Kecamatan Wedung Kabupaten Demak yaitu
pembelajaran yang menggunakan media realia lebih menarik perhatian siswa karena
siswa dapat belajar langsung dengan menggunakan media yang nyata dibandingkan
dengan media yang tiruan untuk pelajaran IPA pada standar kompetensi: Menerapkan
sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya/model.
4.5.3 Uji Hipotesis 3 (dua)
Uji hipotesis ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan
pengaruh positif dan signifikan dengan menggunakan media realia dan metode
ceramah terhadap peningkatan hasil belajar IPA kelas V dilihat dari postest kedua
kelompok sampel. Nilai rata-rata postest eksperimen = Nilai rata-rata postest
kontrol, artinya bahwa tidak terdapat perbedaan pengaruh positif dan signifikan
dengan menggunakan media realia dan metode ceramah terhadap peningkatan
hasil belajar IPA kelas V (varian postest kedua kelompok adalah sama). Nilai rata-
rata postest eksperimen = Nilai rata-rata postest kontrol, artinya bahwa tidak
terdapat perbedaan pengaruh positif dan signifikan dengan menggunakan media
realia dan ceramah terhadap peningkatan hasil belajar IPA kelas V (varian postest
kedua kelompok adalah berbeda).
Hasil uji hipotesis berdasarkan nilai koefisien nilai postest kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol serta perhitungan nilai signifikansi alphanya
dapat dilihat dalam tabel 4.13 berikut ini:
Tabel 4.12 Hasil Uji Hipotesis Postest Kedua Kelompok Sampel
56
Menurut Priyatno (2010: 35), sebelum dilakukan uji t test (Independent
Samples T Test) sebelumnya dilakukan uji homogenitas dengan F test (Levene,s
Test), artinya jika varian sama maka uji t menggunakan Equal Variances Assumed
(diasumsikan varian sama) dan jika varian berbeda menggunakan Equal Variances
Not Assumed (diasumsikan varian berbeda).
Jadi berdasarkan hasil tabel 4.12 maka H0 ditolak dan H1 diterima, yang
berarti antara kedua data tersebut terdapat perbedaan yang signifikan antara
kemampuan awal dan setelah melalui proses pembelajaran untuk kelas eksperimen
dan kontrol. Dari hasil penelitian ini dapat dicermati melalui hasil uji hipotesis. H1
diterima diartikan ada perbedaan antara kedua jenis pembelajaran tersebut. Jika
dilihat hasil hipotesis satu dengan menggunakan media realia menghasilkan
peningkatan secara signifikan yaitu dapat dilihat dari hasil uji hipotesis mean -
12.533, std deviation 11.096, std error mean 2.865, dan untuk Ttabel diperoleh
1.761. Kemudian perhitungan Tuji diperoleh -4.375. Akan tetapi jika dicermati
dari hipotesis tiga setelah melalui uji hipotesis antara menggunakan media realia
dan metode ceramah ada perbedaan secara signifikan. Hal ini disebabkan karena
menggunakan media realia merupakan suatu pembelajaran yang sebenarnya yang
membantu pengalaman nyata peserta didik dan menarik minat dan semangat
57
belajar siswa (Mulyani Sumantri dan Johar Permata 1998/1999). Misalkan dalam
kelas eksperimen pada saat diskusi siswa lebih aktif dalam mengerjakan soal-soal
yang diberikan oleh guru karena siswa langsung diberikan contoh benda nyatanya
untuk didiskusikan, sedangkan kelas kontrol dengan menggunakan metode
ceramah siswa juga aktif dalam mengikuti proses pembelajaran akan tetapi tidak
seaktif dikelas eksperimen.
Penelitian yang dilakukan penulis selaras dengan hasil penelitian yang
dilakukan. Ami Sulistyowati, 2010 dalam penelitiannya “Studi Komparatif Tentang
Efektivitas Media Pembelajaran Realia Dan Flash Cards Dalam Proses Belajar
Mengajar Vocabulary Bagi Siswa Kelas IV SD Negeri Brebes Tahun Pelajaran
2009/2010”. Menyimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan dalam penguasaan
vocabulary antara siswa yang diajar menggunakan media pembelajaran realia dengan
siswa yang diajar menggunakan media pembelajaran flash card pada siswa SD N
Brebes dan Johar Makmun, 2007 dalam skripsinya dengan judul Studi Komparasi
Penggunaan Media Realia Dan Media Grafis Bidang Diklat Menggambar Teknik
Dalam Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Ranah Kognitif”. Menyimpulkan bahwa
terdapat perbedaan yang positif dan signifikan antara kelompok siswa yang
menggunakan media realia dengan kelompok siswa yang menggunakan media grafis
terhadap peningkatan prestasi belajar siswa dalam ranah kognitif. Jadi berdasarkan
hasil uji hipotesis 3 dan hasil relevan tersebut, kelompok metode ceramah dengan
menggunakan media realia lebih memungkinkan siswa untuk meningkatkan hasil
belajar lebih baik dibandingkan dengan menggunakan metode ceramah saja.
4.5 Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil analisis data di atas, berikut ini akan diuraikan deskripsi
dan interpretasi data hasil penelitian. Deskripsi dan interpretasi data dianalisis
berdasarkan pada penggunaan media Realia dalam materi pembelajaran tentang
Cahaya dan Sifat-sifatnya (IPA) terhadap hasil belajar siswa.
Hasil uji hipotesis satu menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang hanya
mengunakan metode ceramah terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada kelas
58
kontrol diperoleh mean -3.066, std deviation 11,003, std error mean 2.840, dan untuk
Ttabel diperoleh 1.761 dengan DK 14 pada taraf 5%. Kemudia perhitungan Tuji
diperoleh -1,079 dengan DK 14 pada taraf 5%. Maka Ho ditolak dan H1 diterima,
yang berarti antara kedua data tersebut terdapat perbedaan secara signifikan antara
kemampuan awal dan setelah melalui proses pembelajaran untuk kelas kontrol. Ini
berarti kemampuan siswa sebelum dan sesudah melalui proses pembelajaran pada
metode caramah mengalami peningkatan.
Hasil uji hipotesis dua menunjukkan bahwa terdapat pengaruh metode
ceramah dengan menggunakan media realia terhadap peningkatan hasil belajar siswa
diperoleh mean -12.533, std deviation 11.09612, std error mean 2.865, dan untuk
Ttabel diperoleh 1.761 dengan DK 14 pada taraf 5%. Kemudian perhitungan Tuji
diperoleh -4.375 dengan DK 33 pada taraf 5%. Maka Ho di tolak dan H1 diterima,
yang berarti ke-dua data tersebut terdapat perbedaan secara signifikan antara
kemampuan awal dan setelah proses pembelajaran. Dari hasil penelitian untuk kelas
eksperimen menunjukkan bahwa hasil belajar siswa yang diberi pembelajaran
menggunakan media Realia mengalami peningkatan yang signifikan. Penggunaan
media realia dalam pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa karena
tidak merasa jenuh sehingga siswa menjadi aktif dalam pembelajaran.
Hasil uji hipotesis tiga menunjukkan untuk mengetahui ada tidaknya
perbedaan pengaruh positif dan signifikan dengan menggunakan media realia dan
metode ceramah terhadap peningkatan hasil belajar IPA kelas V dilihat dari postest
kedua kelompok sampel. Setelah melalui uji hipotesis antara menggunakan media
realia dan metode ceramah ada perbedaan secara signifikan. Hal ini disebabkan
karena menggunakan media realia merupakan suatu pembelajaran yang sebenarnya
yang membantu pengalaman nyata peserta didik dan menarik minat dan semangat
belajar siswa (Mulyani Sumantri dan Johar Permata 1998/1999).
Teguh W (2008). Penerapan media Realia dalam pembelajaran sangat
penting karena dapat menciptkan pembelajaran yang aktif karena dapat mendorong
59
motivasi siswa dalam menigkatkan rasa percaya diri siswa dalam berpendapat
sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Berdasarkan hasil penelitian yang relevan dapat disimpulkan bahwa
penggunaan metode ceramah dengan menggunakan media Realia dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Sehingga siswa dalam mengikuti pelajaran menjadi
aktif dan tidak merasa jenuh.