bab iv hasil penelitian dan pembahasan 4.1. deskripsi...

30
35 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Subjek Penelitian Sekolah Dasar Negeri Jebengsari terletak di Desa Jebengsari Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang. Dilihat dari letak geografisnya SD ini jauh dari pusat kota Magelang. Jarak tempuh ke SD Negeri Jebengsari dari kecamatan kurang lebih 3 km. SD Negeri Jebengsari terletak diujung utara Desa Salaman. SD Negeri Jebengsari masih kental dengan suasana pedesaan. Sekeliling SD Negeri Jebengsari terdapat perumahan warga kampung, sedangkan disamping sekolahan terdapat sebuah masjid yang cukup besar sehingga siswa dapat menggunakannya untuk kegiatan belajar mata pelajaran agama. Sebagai sarana untuk berolahraga, terdapat sebuah halaman yang ukurannya tidak terlalu luas terletak didepan ruangan kelas. Lapangan ini biasa digunakan untuk bermain bola voli. Sedangkan untuk bermain sepak bola, biasanya para siswa memakai sebuah lapangan milik desa yang letaknya ada dibawah sekolahan. Terdapat taman-taman bunga dan pepohonan yang membuat kesejukan dan keindahan dibagian depan sekolah SD Negeri Jebengsari Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang. Jumlah siswa SD Negeri Jebengsari Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang mulai dari kelas I sampai kelas VI adalah 115 siswa. Dengan keadaan bakat, kemampuan dan ketrampilan yang berbeda-beda. Mayoritas siswa di SD Negeri Jebengsari Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang beragama Islam, sedangkan jumlah tenaga pendidik di SD ini sebanyak 11 orang dan kepala sekolah, 1 guru olah

Upload: danglien

Post on 01-Apr-2019

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/897/5/T1_292008152_BAB IV.pdfNegeri Jebengsari Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang

35

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Subjek Penelitian

Sekolah Dasar Negeri Jebengsari terletak di Desa Jebengsari Kecamatan

Salaman Kabupaten Magelang. Dilihat dari letak geografisnya SD ini jauh dari

pusat kota Magelang. Jarak tempuh ke SD Negeri Jebengsari dari kecamatan

kurang lebih 3 km. SD Negeri Jebengsari terletak diujung utara Desa Salaman. SD

Negeri Jebengsari masih kental dengan suasana pedesaan. Sekeliling SD Negeri

Jebengsari terdapat perumahan warga kampung, sedangkan disamping sekolahan

terdapat sebuah masjid yang cukup besar sehingga siswa dapat menggunakannya

untuk kegiatan belajar mata pelajaran agama. Sebagai sarana untuk berolahraga,

terdapat sebuah halaman yang ukurannya tidak terlalu luas terletak didepan

ruangan kelas. Lapangan ini biasa digunakan untuk bermain bola voli. Sedangkan

untuk bermain sepak bola, biasanya para siswa memakai sebuah lapangan milik

desa yang letaknya ada dibawah sekolahan. Terdapat taman-taman bunga dan

pepohonan yang membuat kesejukan dan keindahan dibagian depan sekolah SD

Negeri Jebengsari Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang. Jumlah siswa SD

Negeri Jebengsari Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang mulai dari kelas I

sampai kelas VI adalah 115 siswa. Dengan keadaan bakat, kemampuan dan

ketrampilan yang berbeda-beda. Mayoritas siswa di SD Negeri Jebengsari

Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang beragama Islam, sedangkan jumlah

tenaga pendidik di SD ini sebanyak 11 orang dan kepala sekolah, 1 guru olah

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/897/5/T1_292008152_BAB IV.pdfNegeri Jebengsari Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang

36

raga, 1 guru bahasa inggris, 3 orang guru wiyata bakti, 1 guru agama Islam dan 1

penjaga sekolah. Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Jebengsari Kecamatan

Salaman Kabupen Magelang, dengan subyek penelitian siswa kelas IV sebanyak

21 siswa.

4.2. Hasil Penelitian

4.2.1. Kondisi Sebelum Tindakan

Kondisi awal merupakan keadaan siswa sebelum penelitian tindakan kelas

dilakukan. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di kelas IV SD

Negeri Jebengsari Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang Tahun Ajaran

2011/2012 yang berjumlah 21 siswa pada pembelajaran Matematika, terlihat

pembelajaran yang dilakukan masih bersifat searah, komunikasi antara siswa

dengan guru, maupun siswa dengan siswa belum terjalin. Kegiatan yang

dilakukan siswa selama pembelajaran hanya mencatat dan menyalin, serta

mendengarkan penjelasan dari guru. Siswa tidak dilibatkan secara langsung dalam

pembelajaran. Selain itu, hasil belajar siswa dari tes pada akhir semester I masih

belum mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) . Hal ini bisa terlihat

dari hasil nilai tes pada semester I dan nilai sekunder hasil evaluasi peserta didik

pada mata pelajaran Matematika yang telah dilakukan, dimana sebagian besar

peserta didik memperoleh nilai dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) ≥

60.Dengan demikian diperoleh data hasil pembelajaran siswa sebelum dilakukan

tindakan penelitian, dapat di lihat dari table 4.1 berikut ini:

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/897/5/T1_292008152_BAB IV.pdfNegeri Jebengsari Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang

37

Tabel 4.1

Distribusi Ketuntasan Belajar Siswa Sebelum Tindakan

Kelas IV SD dengan jumlah 21 Siswa Semester II Tahun Ajaran 2011/2012

SD Negeri Jebengsari Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang

No. Skor Ketuntasan Jumlah

Frekuensi Presentase

(%)

1. < 60 Belum Tuntas 15 71,42

2. ≥ 60 Tuntas 6 28,58

Jumlah 21 100

Rata-rata 50,95

Berdasarkan tabel 4.1 terlihat jelas perbandingannya siswa yang mencapai

ketuntasan belajar (KKM=60) adalah sebanyak 6 siswa (28,58 %) sedangkan

siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar sebanyak 15 siswa (71,42 %)

siswa. Dengan nilai rata-rata 50,95 sedangkan nilai maksimum adalah 80

sedangkan nilai minimum adalah 45.

Berdasarkan penelitian sebelumnya, rendahnya hasil belajar yang didapat

siswa dipengaruhi oleh beberapa hal, salah satunya adalah metode yang sering

diterima siswa dalam pembelajaran selalu menggunakan metode ceramah.

Penggunaan metode ceramah dalam pembelajaran membuat dua siswa yang

duduk dibelakang terlihat mengantuk, terdapat beberapa siswa asyik mengobrol

dengan teman sebangkunya, dan siswa yang duduk dibangku paling belakang

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/897/5/T1_292008152_BAB IV.pdfNegeri Jebengsari Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang

38

asyik bermain hewan kepompong yang dibeli pada waktu istirahat. Selain itu,

pada saat guru menanyakan hal yang belum dipahami ketika siswa diberikan

penjelasan materi, siswa hanya diam dan tidak menjawab, pada saat guru

memberikan soal dan siswa disuruh mengerjakan didepan kelas, siswa tidak mau

maju kedepan. Peneliti memperoleh data berupa nilai ulangan tengah semester

mata pelajaran matematika di kelas IV SD Negeri Jebengsari tahun ajaran

2011/2012, dengan rata-rata yang belum mencapai ketuntasan minimal. Untuk itu,

dalam penelitian di SD Negeri Jebengsari Kecamatan Salaman Kabupaten

Magelang, menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team

Achievement Division) guna meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa

kelas IV SD Negeri Jebengsari Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang yang

akan dilakukan dalam dua siklus.

4.2.2. SIKLUS I

1. Pelaksanaan dan Observasi Tindakan Siklus I

Pada tahap Pelaksanaan dan observasi yang dilakukan pada siklus I ini

terdiri dari tiga pertemuan, yaitu pertemuan I, pertemuan II dan pertemuan III.

Dimana pada tahap pertemuan I, pertemuan II dan pertemuan III masing-masing

berlangsung selama 70 menit (dua jam pelajaran).

a. Pertemuan I

Kegiatan Awal

Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, berdoa,

mengabsensi siswa, mengatur suasana kelas dan menanyakan keadaan siswa.

Kemudian menyampaikan tujuan pembelajaran dan langkah-langkah

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/897/5/T1_292008152_BAB IV.pdfNegeri Jebengsari Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang

39

pembelajaran yang akan dilakukan, yaitu menggunakan pembelajaran kooperatif

tipe STAD.

Kegiatan Inti

Guru menanyakan pada siswa, mengenai pengertian pecahan, kemudian

siswa diingatkan mengenai materi bilangan pecahan yang pernah didapatkan oleh

siswa sebelumnya. Siswa diberikan contoh mengenai pecahan. Setelah siswa

paham dan mengerti mengenai pecahan, kemudian guru membagi siswa menjadi 4

kelompok dengan cara memberikan undian. Siswa yang telah mengambil nomor

undian, berkumpul dengan masing-masing kelompok yang telah ditentukan

melalui undian.

Setelah siswa bergabung dalam kelompoknya, guru memberikan handout

mengenai materi bilangan pecahan. Guru menjelaskan sebagian dari materi

bilangan pecahan (pokok-pokok materi) pada siswa. Kemudian siswa diminta

untuk belajar dalam kelompok. Sedangkan guru hanya sebagai fasilitator saja.

Siswa diminta untuk mencatat materi mengenai bilangan pecahan yang tidak

diketahui, untuk didiskusikan dengan guru. Siswa hanya diberikan waktu selama

30 menit untuk berdiskusi dalam kelompok. Setelah waktu yang diberikan untuk

berdiskusi habis, siswa diberikan kesempatan untuk bertanya mengenai materi

yang belum diketahui, atau materi yang belum dipahami oleh siswa. Siswa dan

guru, beserta dengan seluruh kelompok dalam kelas, membahas materi yang

belum dipahami oleh siswa.

Kegiatan Penutup

Bersama-sama dengan peserta didik membuat rangkuman pelajaran.

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/897/5/T1_292008152_BAB IV.pdfNegeri Jebengsari Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang

40

Melakukan penilaian terhadap kegiatan pembelajaran yang sudah dilaksanakan.

Memberikan umpan balik terhadap proses hasil pembelajaran.

Pada tahap siklus I pertemuan I ini kegiatan pembelajaran sudah berjalan

dengan baik dan sesuai tujuan, hal ini dapat dibuktikan dari suksesnya kegiatan

diskusi kelompok dalam kelas. Terlihat siswa sama-sama aktif dalam kegiatan

diskusi dan berbagi pengetahuan mengenai materi bilangan pecahan. Pada

kegiatan pembelajaran siklus I pertemuan I berlangsung guru meminta bantuan

observer yaitu kepala sekolah SD Negeri Jebengsari untuk mengamati jalannya

pembelajaran yang sedang berlangsung dari awal hingga akhir kegiatan

pembelajaran dengan cara mengisi lembar observasi yang telah disediakan oleh

peneliti. Lembar observasi tersebut meliputi item untuk mengamati aktivitas guru

dan siswa dalam pembelajaran yang sesuai dengan metode pembelajaran

kooperatif tipe STAD. Dari hasil observasi tersebut dapat diketahui apa yang

menjadi kelemahan dan kelebihan selama pembelajaran berlangsung. Kekurangan

guru dalam mengajar antara lain dalam pembagian waktu, serta guru belum benar-

benar memahami mengenai pembelajaran kooperatif tipe STAD ini. Sedangkan

kelebihan guru pada saat mengajar yaitu guru sudah mampu menguasai kelas

sehingga tidak banyak siswa yang bosan dengan pembelajaran yang berlangsung.

Adapun kekurangan/kelemahan dalam pertemuan I yang sudah dilakukan.

Perbaikanya akan dilaksanakan pada pertemuan ke II pada siklus I oleh peneliti.

b. Pertemuan II

Kegiatan Awal

Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, berdoa,

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/897/5/T1_292008152_BAB IV.pdfNegeri Jebengsari Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang

41

mengabsensi siswa, mengatur suasana kelas dan menanyakan keadaan siswa.

Kemudian guru mengingatkan materi pada pertemuan sebelumnya mengenai

bilangan pecahan.

Kegiatan Inti

Guru menjelaskan kembali materi (pokok-pokok materi) yang telah

didiskusikan oleh siswa pada pertemuan sebelumnya, untuk mengingatkan siswa

pada materi sebelumnya. Kemudian siswa diminta untuk bergabung kembali

dalam kelompok diskusi. Siswa diberikan soal evaluasi kelompok yang berjumlah

40 nomor, kemudian soal tersebut didiskusikan dalam kelompok. Sebelum

mengerjakan soal dalam kelompok, siswa diberikan langkah-langkah untuk

mengerjakannya, serta siswa diberi informasi, kelompok dengan hasil tertinggi

akan diberi reward berupa hadiah. Waktu mengerjakan yang diberikan oleh guru

adalah 40 menit. Setelah selesai mengerjakan soal evaluasi kelompok, siswa

beserta kelompoknya diminta untuk mempresentasikan hasil diskusi tersebut.

Sebelumnya guru memberikan penjelasan mengenai cara-cara mempresentasikan

hasil diskusi, yaitu masing-masing kelompok secara acak diminta untuk

mempresentasikan 10 dari 40 buah soal. Guru bersama-sama dengan siswa,

membahas jawaban dari kelompok yang presentasi di depan kelas, mulai dari

kelompok satu sampai dengan kelompok empat, kelompok yang tidak presentasi

mengkoreksi jawabannya masing-masing.

Kegiatan Akhir

Guru bersama-sama dengan siswa menyimpulkan hasil diskusi kelompok

dari evaluasi yang telah diberikan. Guru membagikan evaluasi sebagai tolok ukur

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/897/5/T1_292008152_BAB IV.pdfNegeri Jebengsari Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang

42

pencapaian kompetensi berjumlah 40 soal isian singkat. Guru menginformasikan

pada siswa untuk kegiatan pada pertemuan selanjutnya, yaitu pemberian kuis

individu. Kegiatan pembelajaran siklus I pertemuan II berlangsung, peneliti

meminta bantuan observer, yaitu kepala sekolah SD Negeri Jebengsari untuk

mengamati jalannya kegiatan diskusi kelompok dari awal hingga akhir

pembelajaran dengan cara mengisi lembar observasi yang telah disediakan.

Lembar observasi tersebut meliputi item untuk mengamati aktivitas guru dan

siswa.

c. Pertemuan III

Kegiatan Awal

Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, berdoa,

mengabsensi siswa, mengatur suasana kelas dan menanyakan keadaan siswa.

Kemudian guru mengingatkan mengenai hasil diskusi pada pertemuan

sebelumnya mengenai bilangan pecahan.

Kegiatan Inti

Guru kembali mengingatkan pada siswa mengenai informasi yang telah

diberikan pada minggu lalu, yaitu pemberian kuis individu.

Setelah itu, guru menjelaskan pada siswa cara-cara mengerjakan kuis individu,

yaitu kuis individu ini dikerjakan oleh masing-masing siswa tanpa kegiatan

diskusi. Guru membagi lembar soal untuk kuis individu pada siswa, jumlah soal

yang diberikan sejumlah 10 buah soal berbentuk soal cerita mengenai materi

bilangan pecahan. Siswa diberikan waktu 40 menit untuk mengerjakan kuis

individu. Setelah waktu yang telah diberikan selesai, siswa mengumpulkan hasil

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/897/5/T1_292008152_BAB IV.pdfNegeri Jebengsari Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang

43

pekerjaannya pada guru. Guru menanyakan soal yang menurut siswa sukar untuk

dikerjakan, kemudian guru bersama-sama dengan siswa membahasnya. Setelah

selesai membahas, guru dibantu dengan peneliti mengumumkan hasil diskusi

kelompok yang telah dilaksanakan pada pertemuan sebelumnya. Kelompok

dengan nilai tertinggi, mendapatkan reward berupa hadiah.

Kegiatan Akhir

Guru dan siswa menyimpulkan hasil pembelajaran dan pemantapan.

Membagikan evaluasi sebagai tolok ukur pencapaian kompetensi berjumlah 10

soal cerita mengenai materi bilangan pecahan. Kegiatan pembelajaran siklus I

pertemuan III berlangsung, praktikan meminta bantuan observer (kepala sekolah)

untuk mengamati jalannya pembelajaran (pemberian kuis individu) dari awal

hingga akhir pembelajaran. Pada siklus I ini semua item pada lembar observasi

telah diisi oleh observer, karena secara keseluruhan telah dilaksanakan oleh siswa

kelas IV pada mata pelajaran Matematika materi Bilangan Pecahan di SD Negeri

Jebengsari Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang.

1. Refleksi Siklus I

Tahap selanjutnya adalah refleksi dari proses pembelajaran kooperatif tipe

STAD (Student Team Achievement Division). Dalam siklus I pertemuan I siswa

belum nampak pengaruh dari pembelajaran dengan menggunakan metode

pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap proses pembelajaran. Guru juga

belum terlalu menguasai model pembelajaran kooperatif tipe STAD ini. Peneliti

memperoleh banyak manfaat dari pembelajaran siklus I pertemuan I. Manfaatnya

dari yang telah diamati pada saat pembelajaran, peneliti dapat belajar menguasai

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/897/5/T1_292008152_BAB IV.pdfNegeri Jebengsari Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang

44

siswa saat proses pembelajaran. Refleksi saat siklus I pertemuan II siswa sudah

dapat mengungkapkan apa yang telah dipelajari. Dalam proses pengamatan siswa

perlu dituntun untuk menggemukakan pendapat (mempresentasikan hasil diskusi).

Penyampaian hasil diskusi sudah baik, siswa berani berbicara didepan kelas.

Refleksi saat siklus I pertemuan III, terdapat peningkatan hasil belajar yang

didapat oleh siswa. Siswa yang mendapat nilai diatas kriteria sebelum dilakukan

tindakan hanya 28,58 % dan siswa yang belum tuntas 71,42%, setelah dilakukan

tindakan melalui pembelajaran menggunakan metode kooperatif tipe STAD, siswa

yang mendapat nilai diatas KKM menjadi 52,39% dan presentase siswa yang

belum tuntas adalah 47,61%.

Tabel 4.2

Distribusi Ketuntasan Belajar Siswa Setelah Tindakan

Kelas IV SD Dengan Jumlah 21 Siswa Semester II Tahun Ajaran 2011/2012

SD Negeri Jebengsari Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang

Siklus I

No. Skor Ketuntasan Jumlah

Frekuensi Presentase

(%)

1. < 60 Belum Tuntas 10 47,61

2. ≥ 60 Tuntas 11 52,39

Jumlah 21 100

Rata-rata 68,33

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/897/5/T1_292008152_BAB IV.pdfNegeri Jebengsari Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang

45

Berdasarkan tabel 4.2 siswa yang mencapai ketuntasan belajar

(KKM≥60) adalah sebanyak 11 siswa atau 52,39% dari keseluruhan siswa.

Sedangkan siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar sebanyak 10 siswa

atau 47,61% dan dapat diartikan bahwa ada siswa yang mendapatkan nilai di

bawah Kriteria Ketuntasan Belajar (KKM≥60), yang dapat diuraikan dengan

nilai <60 sebanyak 10 siswa dengan presentase 47,61% dan ≥60 sebanyak 11

dengan persentase 52,39%. Dengan nilai rata-rata 68,33 dan nilai maksimum

adalah 94 sedangkan nilai minimumnya adalah 54. Peneliti mendapat

kesimpulan pada pembelajaran siklus I, bahwa terdapat peningkatan hasil dari

penggunaan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD.

2. Pembahasan Lembar Observasi Pengamatan Ketrampilan Sosial Dan

Toleransi Siswa Siklus I

Aktivitas siswa pada siklus pertama mencapai skor 482, perolehan skor

didapat dari hasil penilaian dalam lembar observasi dan dibuktikan pada tabel

aktivitas siswa dalam PBM di bawah ini:

Tabel 4.3

Perolehan Skor Pengamatan Ketrampilan Sosial dan Toleransi Siswa dalam

PBM Kelas IV SD Negeri Jebengsari Kecamatan Salaman Kabupaten

Magelang Tahun Ajaran 2011/1012

No. Siswa Skor

Maksimal

Siklus

I

1 Muh Wakhid Riyadi 36 22

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/897/5/T1_292008152_BAB IV.pdfNegeri Jebengsari Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang

46

2 Andi Agus Setiawan 36 22

3 Chalimatus Sa’diyah 36 24

4 Dwi Prasetyo 36 23

5 Fatina Aminasiroh 36 23

6 Fendika Adi P 36 23

7 Akbar Reza K 36 23

8 Lilis Suryani 36 24

9 Solikhatun Fuadah 36 23

10 Azril Dwi Setiawan 36 24

11 Diah Nursanti 36 23

12 Elisa Herlina Wati 36 22

13 Febriyanti Nurul A 36 25

14 Laela Naely Hidayah 36 22

15 Liya Naelysifa 36 29

16 Lutfi Muh Hasain 36 22

17 Lina Wati 36 22

18 Marisa Oktaviani S 36 22

19 Siti Aisah 36 20

20 Renita Amelia 36 21

21 Purniawati 36 23

Total 756 482

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/897/5/T1_292008152_BAB IV.pdfNegeri Jebengsari Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang

47

4.2.3. SIKLUS II

1. Pelaksanaan dan Observasi Tindakan Siklus II

Pada pelaksanaan tindakan siklus II ini digunakan sebagai tindak lanjut,

penyempurnaan dan pemantapan pada siklus I, siklus II ini terdiri dari dua

kegiatan pembelajaran yaitu kegiatan awal, inti dan akhir. Pelaksanaan

pembelajaran selama 2 jam pelajaran dalam tiap pertemuan.

a. Pertemuan I

Kegiatan Awal

Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, berdoa,

mengabsensi siswa, mengatur suasana kelas dan menanyakan keadaan siswa.

Kemudian menyampaikan tujuan pembelajaran dan langkah-langkah

pembelajaran yang akan dilakukan.

Kegiatan Inti

Guru mengingatkan kembali mengenai materi yang telah dibahas minggu

lalu dan menanyakan materi yang belum dipahami siswa mengenai bilangan

pecahan. Beberapa siswa menanyakan mengenai materi yang belum dipahami,

kemudian guru menjelaskan kembali materi yang belum dipahami siswa sampai

siswa benar-benar menguasai materi tersebut. Setelah siswa telah memahami

materi yang telah dijelaskan ulang, guru melanjutkan pembahasan materi yang

belum dijelaskan pada pertemuan sebelumnya yaitu mengenai penjumlahan dan

pengurangan bilangan pecahan. Guru membagi siswa kedalam kelompok sesuai

dengan kelompok yang telah ditentukan pada pertemuan sebelumnya. Setelah

guru selesai menjelaskan materi penjumlahan dan pengurangan bilangan pecahan,

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/897/5/T1_292008152_BAB IV.pdfNegeri Jebengsari Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang

48

siswa diminta untuk berdiskusi dalam kelompok serta mendiskusikan materi yang

telah dijelaskan oleh guru. Siswa diminta untuk mencatat materi yang belum

dipahami, untuk ditanyakan dan dijelaskan kembali pada guru. Siswa diberikan

waktu selama 30menit untuk berdiskusi. Setelah waktu yang diberikan pada siswa

untuk berdiskusi habis, guru bersama dengan siswa kembali membahas mengenai

materi yang belum dipahami oleh siswa, agar siswa dapat benar-benar menguasai

materi bilangan pecahan secara keseluruhan.

Kegiatan penutup

Bersama-sama dengan peserta didik membuat rangkuman pelajaran.

Melakukan penilaian terhadap kegiatan pembelajaran yang sudah dilaksanakan.

Memberikan umpan balik terhadap proses hasil pembelajaran. Guru

menginformasikan pada siswa bahwa pada pertemuan berikutnya akan ada kuis

untuk masing-masing individu dari materi bilangan pecahan, serta guru

mengumumkan kelompok yang mendapat nilai tertinggi dan akan mendapat

reward berupa hadiah dari peneliti.

Pada tahap siklus II pertemuan I ini kegiatan pembelajaran sudah berjalan

dengan baik dan sesuai tujuan, hal ini dapat dibuktikan saat guru memberi

kesempatan pada siswa untuk menanyakan materi yang belum dipahami, sebagian

besar siswa sudah menjawab lalu menanyakan apa yang belum mereka pahami

dan ketika guru menunjuk salah satu siswa untuk menjawab, sebagian besar siswa

sudah berani menjawab. Ketika guru menyampaikan materi kepada siswa sudah

memperhatikan dengan baik karena adanya motivasi akan pembelajaran dengan

menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD yang akan dilakukan

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/897/5/T1_292008152_BAB IV.pdfNegeri Jebengsari Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang

49

pada pertengahan pembelajaran. Hal ini terbukti dapat memfokuskan serta

menumbuhkan keaktifan siswa kepada setiap tahap pembelajaran yang akan

dilakukan. Didalam diskusi kelompok siswa juga sudah mulai aktif dalam

memberi pertanyaan tentang materi yang belum dipahami. Pada kegiatan

pembelajaran siklus II pertemuan I berlangsung guru meminta bantuan observer

untuk mengamati jalannya pembelajaran yang sedang berlangsung dari awal

hingga akhir kegiatan pembelajaran dengan cara mengisi lembar observasi yang

telah disediakan oleh praktikan. Lembar observasi tersebut meliputi item untuk

mengamati aktivitas praktikan. Dari hasil observasi tersebut dapat diketahui apa

yang menjadi kelemahan dan kelebihan selama pembelajaran berlangsung.

Kekurangan guru dalam mengajar antara lain pembagian waktu antara penjelasan

materi dan waktu untuk berdiskusi. Pada saat berdiskusi, Waktu banyak terbuang

karena materi telah dijelaskan oleh guru sebelumnya dan ada beberapa siswa yang

justru mengobrol pada saat kegiatan diskusi berlangsung. Sedangkan kelebihan

guru pada saat mengajar yaitu guru sudah mampu menguasai kelas sehingga tidak

banyak siswa yang bosan dengan pembelajaran yang berlangsung. Adapun

kekurangan/kelemahan dalam pertemuan I yang sudah dilakukan. Perbaikanya

akan dilaksanakan pada pertemuan ke II pada siklus II oleh praktikan.

b. Pertemuan II

Kegiatan Awal

Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, berdoa,

mengabsensi siswa, mengatur suasana kelas dan menanyakan keadaan siswa.

Kemudian guru menyampaikan apersepsi serta mengingatkan materi bilangan

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/897/5/T1_292008152_BAB IV.pdfNegeri Jebengsari Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang

50

pecahan.

Kegiatan Inti

Siswa diminta untuk memasukkan semua buku, kemudian siswa disiapkan

untuk dapat menerima tes berupa kuis individu. Siswa diberikan lembar soal,

setelah semua siswa telah menerima lembar soal, guru memberitahukan cara

mengerjakan kuis individu tersebut. Siswa diberikan waktu selama 45 menit untuk

mengerjakan soal kuis. Guru mengawasi siswa dalam mengerjakan kuis individu.

Setelah waktu yang telah diberikan selesai, guru menarik lembar soal dan lembar

jawab siswa. Guru menanyakan kesulitan yang didapat oleh siswa dalam

mengerjakan kuis individu, kemudian guru bersama-sama dengan siswa

membahas satu per satu soal yang telah dikerjakan oleh siswa tersebut. Setelah

selesai membahas soal, guru didampingi oleh peneliti membagikan reward berupa

hadiah pada kelompok yang mendapat nilai tertinggi, serta pada tiga siswa yang

mendapat nilai rata-rata tertinggi dari nilai sebelum mendapat tindakan, nilai

individu siklus I, dan nilai individu siklus II.

Kegiatan Penutup

Guru dan siswa menyimpulkan hasil pembelajaran dari pertemuan pertama

sampai ketiga pada siklus I, serta pertemuan pertama pada siklus II. Membagikan

evaluasi sebagai tolok ukur pencapaian kompetensi berjumlah 5 soal uraian.

Kegiatan pembelajaran siklus II pertemuan II berlangsung, praktikan

meminta bantuan observer untuk mengamati jalannya pembelajaran dari awal

hingga akhir pembelajaran dengan cara mengisi lembar observasi yang telah

disediakan. Lembar observasi tersebut meliputi item untuk mengamati aktivitas

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/897/5/T1_292008152_BAB IV.pdfNegeri Jebengsari Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang

51

praktikan dan siswa. Pada siklus II ini semua item diisi oleh observer, karena

secara keseluruhan telah dilaksanakan oleh siswa kelas IV pada mata pelajaran

Matematika di SD Negeri Jebengsari Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang.

1. Refleksi siklus II

Tahap selanjutnya adalah refleksi dari proses pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Dalam siklus II

pertemuan I siswa sudah nampak pengaruh dari pembelajaran kooperatif tipe

STAD terhadap proses pembelajaran mereka. Banyak siswa sudah mengeti dalam

mengungkapkan apa yang telah di pelajari dari diskusi berkelompok. Pada saat

diberikan pertanyaan oleh guru, siswa langsung merespon dan menjawab

pertanyaan yang diberikan oleh guru. Apabila ada hal yang tidak diketahui oleh

siswa, siswa menanyakannya pada guru tanpa harus menunggu guru menanyakan

pada siswa mengenai apa yang belum dipahaminya. Peneliti memperoleh banyak

manfaat dari pembelajaran siklus II pertemuan I dan pertemuan II.

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/897/5/T1_292008152_BAB IV.pdfNegeri Jebengsari Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang

52

Tabel 4.4

Distribusi Ketuntasan Belajar Siswa Setelah Tindakan

Kelas IV SD Dengan Jumlah 21 Siswa Semester II Tahun Ajaran 2011/2012

SD Negeri Jebengsari Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang

Siklus II

No. Skor Ketuntasan Jumlah

Frekuensi Presentase

(%)

1. < 60 Belum Tuntas 2 9,52

2. ≥ 60 Tuntas 19 90,48

Jumlah 21 100

Rata-rata 71,66

Berdasarkan tabel 4.4 siswa yang mencapai ketuntasan belajar (KKM≥60)

adalah sebanyak 19 siswa atau 90,48% dari keseluruhan siswa. Sedangkan siswa

yang belum mencapai ketuntasan belajar sebanyak 2 siswa atau 9,52% dan dapat

diartikan bahwa ada siswa yang mendapatkan nilai di bawah Kriteria Ketuntasan

Belajar (KKM≥60), yang dapat diuraikan dengan nilai <60 sebanyak 2 siswa

dengan presentase 9,52% dan ≥60 sebanyak 19 dengan persentase 90,48%.

Dengan nilai rata-rata 71,66 dan nilai maksimum adalah 90 sedangkan nilai

minimumnya adalah 50. Peneliti mendapat kesimpulan pada pembelajaran siklus

Ii, bahwa terdapat peningkatan hasil dari penggunaan metode pembelajaran

kooperatif tipe STAD.

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/897/5/T1_292008152_BAB IV.pdfNegeri Jebengsari Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang

53

Tabel 4.5

Distribusi Ketuntasan Belajar Siswa Setelah Tindakan

Kelas IV SD Dengan Jumlah 21 Siswa Semester II Tahun Ajaran 2011/2012

SD Negeri Jebengsari Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang

Kuis Individu

No. Skor Ketuntasan Jumlah

Frekuensi Presentase

(%)

1. < 60 Belum Tuntas 0 0

2. ≥ 60 Tuntas 21 100

Jumlah 21 100

Rata-rata 89,53

Hasil rubik penilaian dari tes berupa kuis individu pada siklus II

menunjukan peningkatan sebanyak 61,91% siswa mendapat nilai skor 100 dan

14,29 % mendapat skor 60. Hasil pembelajaranya terdapat 21 siswa mencapai

nilai ≥60 dan 0 siswa mendapat nilai <60 jadi sebesar 100 % siswa sudah

mencapai nilai di atas KKM.

Pelaksanaan pembelajaran sudah berjalan dengan baik, yaitu persiapan

sudah berjalan sesuai dengan yang direncanakan, kegiatan membuka pelajaran

juga sudah diterapkan guru dengan baik hal ini terlihat dari antusiasme siswa

dalam kegiatan apersepsi dan motivasi, pertanyaan motivasi yang diajukan guru

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/897/5/T1_292008152_BAB IV.pdfNegeri Jebengsari Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang

54

sebagian besar siswa sudah menjawab pertanyaan, teknik pembelajaran,

pembagian kelompok, pengamatan/ observasi, tanya jawab, kerjasama kelompok,

diskusi, pembahasan, sudah dilaksanakan guru dengan baik hal ini terlihat dari

keaktifan dan antusiasme siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran tersebut,

guru juga sudah berhasil menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan

sehingga siswa belajar tanpa tekanan, guru juga sudah menerapkan kegiatan

pemanfaatan sumber belajar dengan baik karena guru telah berhasil mengajak

siswa untuk mendapatkan pengalaman pembelajaran yang menarik dan

menumbuhkan ketertarikan siswa pada sumber pembelajaran, hal ini terlihat dari

antusias siswa dalam menyelidiki dan mengamati. Kegiatan penutup juga sudah

dilaksanakan guru dengan baik hal ini terlihat dari keterlibatan siswa dalam

menyimpulkan hasil pembelajaran, kegiatan evaluasi juga sudah berjalan dengan

baik, kegiatan pemantapan dan tindak lanjut juga sudah dilaksanakan guru dengan

baik. Di samping kelebihan siklus II terdapat kekurangannya yaitu guru kurang

memahami mengenai medel pembelajaran kooperatif tipe STAD, karena guru

juga baru pertama kali mengetahui mengenai model pembelajarn kooperatif tipe

STAD ini.jadi dalam menerapkan model pembelajaran ini, terdapat sedikit

kekurangan.

2. Pembahasan Lembar Observasi Pengamatan Ketrampilan Sosial Dan

Toleransi Siswa Siklus I dan II

a. Aktivitas siswa pada siklus pertama mencapai skor 482 dan pada siklus kedua

meningkat menjadi 596 dari skor perolehan maksimal 756, dibuktikan pada

tabel aktivitas siswa dalam PBM di bawah ini:

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/897/5/T1_292008152_BAB IV.pdfNegeri Jebengsari Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang

55

Tabel 4.6

Perolehan Skor Pengamatan Aktivitas Siswa dalam PBM

Kelas IV SD Negeri Jebengsari Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang

Tahun Ajaran 2011/1012

No. Siswa Skor

Maksimal

Siklus

I II

1 Muh Wakhid Riyadi 36 22 26

2 Andi Agus Setiawan 36 22 27

3 Chalimatus Sa’diyah 36 24 31

4 Dwi Prasetyo 36 23 23

5 Fatina Aminasiroh 36 23 30

6 Fendika Adi P 36 23 28

7 Akbar Reza K 36 23 28

8 Lilis Suryani 36 24 31

9 Solikhatun Fuadah 36 23 29

10 Azril Dwi Setiawan 36 24 27

11 Diah Nursanti 36 23 31

12 Elisa Herlina Wati 36 22 28

13 Febriyanti Nurul A 36 25 30

14 Laela Naely Hidayah 36 22 29

15 Liya Naelysifa 36 29 32

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/897/5/T1_292008152_BAB IV.pdfNegeri Jebengsari Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang

56

16 Lutfi Muh Hasain 36 22 27

17 Lina Wati 36 22 28

18 Marisa Oktaviani S 36 22 28

19 Siti Aisah 36 20 28

20 Renita Amelia 36 21 28

21 Purniawati 36 23 27

Total 756 482 596

Aktivitas terbagi menjadi tiga bagian yaitu:

- Peningkatan ketrampilan sosial ditandai dengan kemampuan menjawab

pertanyaan, kemampuan mengajukan pertanyaan dan keaktivan dalam

diskusi kelompok menunjukkan adanya peningkatan dari 7,09 menjadi

9,33 dari nilai maksimal yang harus diperoleh 12. Ketrampilan siswa

menunjukkan angka 9,33 dan tergolong Baik Sekali.

- Perhatian siswa dalam mengikuti pembelajaran yang ditandai dengan

berikut sertaan dalam melaksanakan diskusi kelompok mengalami

peningkatan dari 10,76 menjadi 12,67 dari skor maksimal 16. Kategori

perhatian siswa tergolong Baik Sekali karenamenunjukkan angka 16.

- Ketrampilan guru dalam mengelola pembelajaran mengalami peningkatan

dari skor 35 pada siklus I menjadi 42 pada siklus II dari skor maksimal 48.

Page 23: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/897/5/T1_292008152_BAB IV.pdfNegeri Jebengsari Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang

57

Tabel 4.7

Perolehan Skor Ketrampilan Guru dalam PBM

SD Negeri Jebengsari Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang Tahun

Ajaran 2011/1012

No. Indikator Skor

Maksimal

Siklus

1 2

1 Mengemukakan tujuan pembelajaran 4 3 4

2 Penjelasan metode Dienes Games pada

pembelajaran Kooperatif tipe STAD

4 3 3

3 Melakukan apersepsi 4 3 4

4 Teknik pembagian kelompok 4 3 3

5 Pengelolaan kegiatan diskusi dan permainan 4 3 3

6 Memberikan penghargaan individu dan

kelompok

4 3 4

7 Menentukan nilai individu dan kelompok 4 3 4

8 Menyimpulkan materi pembelajaran 4 3 4

9 Menggunakan media melibatkan siswa 4 3 3

10 Mengelola waktu secara efisien 4 3 3

11 Melakukan evaluasi dan refleksi 4 2 3

12 Menutup pembelajaran 4 3 4

Jumlah 48 35 42

Page 24: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/897/5/T1_292008152_BAB IV.pdfNegeri Jebengsari Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang

58

b. Hasil evaluasi penguasaan materi siswa juga mengalami peningkatan rata-rata

kelas sebelum tindakan 50,95 menjadi 62,80 pada siklus I kemudian

meningkat menjadi 71,66 pada siklus II, dan 89,52 pada kuis individu. Siswa

yang tidak tuntas sebelum tindakan ada 15 siswa, kemudian pada siklus I

siswa yang tidak tuntas ada 10 siswa, kemudian [ada siklus II siswa yang

tidak tuntas ada dua siswa dan pada kuis indivisu siklus yang kedua seluruh

siswa tuntas dan mencapai standar KKM yaitu sebesar 60. Nilai terendah

yang diperoleh ketika sebelum tindakan sebesar 40 kemudian pada siklus 1

sebesar 50 kemudian pada siklus II sebesar 50 dan pada kuis individu siklus II

nilai terendah mendapat 60. Nilai tertinggi pada sebelum tindakan mencapai

80, pada siklus I nilai tertinggi mencapai 84, pada siklus II nilai tertinggi

mencapai 90 dan pada kuis individu siklus II nilai tertinggi mencapai angka

100.

Tabel 4.8

Perolehan Skor Evaluasi Siswa

Kelas IV SD Negeri Jebengsari Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang

Tahun Ajaran 2011/1012

No. Siswa Pra

Siklus Ket.

Siklus

1 Ket.

Siklus

2 Ket.

Kuis

Indv

Ket.

1 Muh Wakhid R 40 TT 60 T 65 T 80 T

2 Andi Agus S 40 TT 80 T 60 T 80 T

3 Chalimatus S 50 TT 54 TT 80 T 100 T

Page 25: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/897/5/T1_292008152_BAB IV.pdfNegeri Jebengsari Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang

59

4 Dwi Prasetyo 45 TT 54 TT 80 T 80 T

5 Fatina A 45 TT 54 TT 80 T 100 T

6 Fendika Adi P 50 TT 84 T 55 TT 100 T

7 Akbar Reza K 45 TT 84 T 70 T 80 T

8 Lilis Suryani 50 TT 70 T 50 TT 100 T

9 Solikhatun F 60 T 74 T 60 T 60 T

10 Azril Dwi S 45 TT 54 TT 90 T 100 T

11 Diah Nursanti 65 T 54 TT 70 T 100 T

12 Elisa H 60 T 67 T 70 T 100 T

13 Febriyanti N 70 T 67 T 80 T 100 T

14 Laela Naely H 45 TT 60 T 60 T 60 T

15 Liya Naelysifa 40 TT 50 TT 80 T 100 T

16 Lutfi Muh H 60 T 67 T 90 T 60 T

17 Lina Wati 45 TT 57 TT 70 T 100 T

18 Marisa O 80 T 64 T 60 T 80 T

19 Siti Aisah 60 T 57 TT 85 T 100 T

20 Renita Amelia 40 TT 54 TT 70 T 100 T

21 Purniawati 45 TT 54 TT 80 T 100 T

Rata-rata 50,95 62,80 71,66 89,52

Berikut akan dibahas tentang proses belajar, pembelajaran kooperatif tipe

STAD dengan peningkatan ketrampilan social dan hasil belajar siswa kelas IV

pada pelajaran Matematika materi Bilangan Pecahan.

Page 26: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/897/5/T1_292008152_BAB IV.pdfNegeri Jebengsari Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang

60

Hasil pengukuran proses pembelajaran aspek yang ditampilkan untuk

mengukur ketrampilan sosial ditandai dengan kemampuan menjawab pertanyaan,

kemampuan mengajukan pertanyaan dan keaktivan dalam diskusi kelompok

menunjukkan angka 9,33 dari angka tertinggi 12 dan tergolong dalam kategori

Baik Sekali. Kedua yaitu perhatian siswa dalam mengikuti pembelajaran yang

ditandai dengan keikutsertaan dalam melaksanakan diskusi kelompok tergolong

Baik Sekali Karena menunjukkan angka 12,67 dari angka tertinggi yaitu 16.

Keseluruhan pada proses pembelajaran terjadi peningkatan keaktivan siswa

dengan diterapkannya pembelajaran kooperatif tipe STAD.

4.3. Pembahasan Hasil Penelitian

4.3.1. Sebelum Tindakan

Berdasarkan hasil analisis data, kegiatan pembelajaran di kelas IV SD

Negeri Jebengsari Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang, terlihat bahwa

siswa terlihat pasif dalam pembelajaran. Komunikasi antara guru dan sesama

siswa belum terjalin, kegiatan yang dilakukan siswa selama pembelajaran hanya

mencatat, menyalin serta mendengarkan penjelasan dari guru. Siswa tdak

dilibatkan secara langsung dalam pembelajaran. Selain itu, sebagian besar siswa

yang berjumlah 15 siswa atau dengan presentase 71,42% belum mencapai KKM

≥60. Sedangkan siswa yang mampu mencapai nilai KKM berjumlah 6 siswa

dengan presentase 28,58 %. Nilai maksimum yang di peroleh siswa adalah 80 dan

nilai minimumnya 45. Nilai rata-rata yang diperoleh siswa sebelum tindakan

sebesar 50,95.

Page 27: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/897/5/T1_292008152_BAB IV.pdfNegeri Jebengsari Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang

61

4.3.2. Siklus 1

Berdasarkan dari hasil analisa data, kegiatan pembelajaran di kelas IV SD

Negeri Jebengsari Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang, terlihat bahwa ada

peningkatan ketrampilan siswa ditandai dengan adanya aktivitas siswa dalam

pembelajaran, yaitu siswa mulai aktif bertanya jawab dalam kegiatan diskusi.

Akan tetapi, tanya bertanya jawab antara siswa dengan guru belum terjalin secara

baik. Selain itu, nilai siswa setelah adanya pembelajaran dengan menggunakan

metode kooperatif tipe STAD dengan nilai rata-rata 61,76 sebelum diadakan

penelitian dan setelah diadakan penelitian pada siklus I nilai rata-rata menjadi

62,80. Berarti pembelajaran telah berhasil dan sesuai rencana dengan indikator

keberhasilanya >60, nilai minimum 54 dan nilai maksimum 84 dengan jumlah

siswa kelas IV sebanyak 21 siswa. Masih ada 10 siswa yang belum mencapai

ketuntasan KKM ≥ 60 sehingga perlu perbaikan dalam sistem pembelajaran pada

siklus II. Meskipun sebagian besar hasil belajar siswa sudah tuntas tetapi dalam

kegiatan siklus I pertemuan I pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD ini masih ada banyak siswa yang masih

kesulitan dalam mendiskusikan materi, pada saat ditanya mengenai materi yang

belum dipahami, siswa cenderung diam dan tidak mau menjawab pertanyaan yang

diberikan oleh guru. Pada saat siswa diminta untuk kedepan kelas, siswa

menolaknya. Hal ini membuat diskusi menjadi tidak efektif, untuk mengatasi

masalah tersebut guru bertindak keras dengan cara menegur pada siswa yang tidak

ikut berdiskusi dalam kelompok dan mengamati kelompok lain tersebut. Untuk

kelebihan pada siklus I ini terbukti hasil belajar siswa sudah mengalami

Page 28: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/897/5/T1_292008152_BAB IV.pdfNegeri Jebengsari Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang

62

peningkatan di atas (KKM ≥ 60). Selain itu siswa menjadi lebih antusias untuk

mengikuti kegiatan pembelajaran, siswa menjadi aktif, terjalinnya kerja sama

antar siswa atau kelompok dan kegiatan pembelajaranya lebih hidup dengan

adanya pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe STAD

pembelajaran lebih bermakna.

4.3.3. Siklus II

Kekurangan yang terdapat pada siklus I dapat diperbaiki pada siklus II.

Hasil dari siklus II, siswa mengalami peningkatan terbukti siswa tidak lagi diam

pada saat berdiskusi. Kegiatan diskusi benar-benar berlangsung dengan efektif.

Antara siswa satu dengan siswa lain saling bertanya jawab dan memberi

pendapatnya. Siswa lebih aktif dalam menjawab permasalahan mengenai materi

bilangan pecahan, antusias untuk bertanya dan kerja sama kelompok sudah baik

dan sesuai yang diharapkan. ketuntasan nilai pada mata pelajaran Matematika

materi Bilangan Pecahan, dengan nilai rata-rata 71,66, nilai terendah 50 dan nilai

tertinggi 90. Dengan demikian siswa sudah mencapai nilai ketuntasan KKM=60.

Dengan demikian dapat dikatakan pembelajaran dengan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD yang dilakukan pada kelas IV mata pelajaran Matematika

SD Negeri Jebengsari Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang berhasil dan

sesuai tujuan yang diharapkan. Berikut ini pembahasan mengenai perbandingan

ketuntasan hasil belajar siswa pada saat sebelum tindakan, pada siklus I, pada

siklus I dan kuis individu yang dilakukan di siklus II dapat ditunjukan pada tabel

berikut :

Page 29: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/897/5/T1_292008152_BAB IV.pdfNegeri Jebengsari Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang

63

Tabel 4.9

Distribusi Ketuntasan Belajar Siswa Kelas IV Semester II SD N Jebengsari

Sebelum Tindakan, Siklus I , Siklus II dan Kuis Individu pada Siklus II

No. Nilai Sebelum

Tindakan

Siklus I Siklus II Kuis Individu

Jumlah Persen

(%)

Jumlah Persen

(%)

Jumlah Persen

(%)

Jumlah Persen

(%)

1. Tuntas 6 28,58 11 52,39 19 90,48 21 100

2. Tidak

Tuntas

15 71,42 10 47,61 2 9,52 0 0

Jumlah 21 100 21 100 21 100 21 100

Keterangan:

Dari tabel di atas dapat diklasifikasikan menjadi:

1. Klasifikasi A nilai ≥ 60 artinya tuntas.

2. Klasifikasi B nilai <60 artinya tidak tuntas.

Berdasarkan tabel distribusi ketuntasan belajar pengelompokkan nilai pada

tabel 4.8 dapat dilihat adanya peningkatan jumlah siswa yang tuntas dari jumlah

siswa 21 dalam mata pelajaran Matematika materi Bilangan Pecahan, terbukti

untuk klasifikasi tuntas, sebelum diadakan tindakan yang tuntas hanya 6 siswa dan

15 siswa belum tuntas, setelah dilaksanakan siklus I dan siklus II, jumlah siswa

yang tuntas sebanyak 21 siswa atau 100%. Hal ini membuktikan bahwa

Page 30: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/897/5/T1_292008152_BAB IV.pdfNegeri Jebengsari Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang

64

pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat

meningkatkan hasil belajar siswa. Pada tahap klasifikasi siswa yang tidak tuntas,

sebelum diadakan tindakan terdapat 15 siswa yang belum dari jumlah siswa kelas

IV sebanyak 21 siswa, dan siklus I dan siklus II keseluruhan siswa mengalami

ketuntasan belajar 100%, hal ini dipengaruhi adanya pembelajaran dengan model

kooperatif tipe STAD, karena siswa dapat belajar dengan terlibat secara langsung

dalam bentuk pengamatan/ observasi, kerjasama kelompok dan diskusi sehingga

siswa mudah mengerti tentang apa yang diajarkan guru khususnya pada mata

pelajaran Matematika di SD Negeri Jebengsari Kecamatan Salaman Kabupaten

Magelang.

Skor minimum sebelum siklus adalah 40, kemudian setelah dilakukan

tindakan siklus I nilai minimum siswa mengalami peningkatan sebesar 68,33%

menjadi 50. Sedangkan setelah dilakukan tindakan siklus II skor minimum

mengalami peningkatan sebesar 71,66% menjadi 55. Skor maksimum sebelum

tindakan sebesar 75, kemudian setelah dilakukan tindakan siklus I ternyata

mengalami peningkatan dari 75 nilainya menjadi 90. Peneliti memerlukan

peningkatan dalam proses belajar mengajar agar nilai maksimum dapat naik pada

siklus II. Setelah tindakan siklus II nilai maksimum mengalami peningkatan dari

90 menjadi 100. Nilai rata-rata sebelum tindakan sebesar 50,95 dan mengalami

peningkatan yaitu menjadi 62,80 setelah dilakukan tindakan siklus I. Dalam

tindakan siklus II yang dilakukan nilai rata-rata mengalami peningkatan

sebelumnya 71,66 menjadi 89,52.