salaman 1 diare 1-3
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Misi pembangunan kesehatan 2015 di Indonesia adalah: (1) menggerakkan
pembangunan nasional berwawasan kesehatan; (2) mendorong kemandirian
masyarakat untuk hidup sehat; (3) memelihara dan meningkatkan pelayanan
kesehatan yang bermutu, rata dan terjangkau; (4) memelihara dan meningkatkan
pelayanan kesehatan individu, keluarga, dan masyarakat beserta lingkungannya.
Sejalan dengan tujuan pembangunan yang berwawasan kesehatan dan kesejahteraan
maka pemerintah telah menetapkan pola dasar pembangunan yaitu pembangunan
mutu SDM di berbagai sektor serta masih menitik beratkan pada program – program
pra upaya kuratif dan rehabilitatif yang didukung oleh informasi kesehatan secara
berkesinambungan sehingga dapat mewujudkan masyarakat yang berperilaku hidup
sehat, lingkungan sehat, dan memiliki kemampuan untuk menolong dirinya sendiri
serta dapat menjangkau pelayanan kesehatan yang berkualitas di tahun 2015.
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis terdepan dalam usaha pemerataan
pelayanan kesehatan. Sesuai dengan tujuan pembangunan kesehatan Indonesia
Sehat 2015 adalah meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat
bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal melalui
terciptanya masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia yang ditandai oleh
penduduknya yang hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku hidup sehat serta
memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan dan fasilitas kesehatan yang
bermutu secara adil dan merata di seluruh wilayah Republik Indonesia dan dapat
mewujudkan bangsa yang mandiri, maju, dan sejahtera (Trihono, 2005).
Puskesmas sebagai pusat pembangunan kesehatan memiliki beberapa fungsi
penting sebagai pusat penggerak pembangunan kesehatan, pusat pemberdayaan
masyarakat dan keluarga dalam pembangunan kesehatan serta sebagai pelayanan
kesehatan tingkat pertama yang bermutu. Pelayanan upaya kesehatan di Puskesmas
dilaksanakan melalui 6 upaya kegiatan pokok secara terpadu dan menyeluruh. Enam
upaya kegiatan pokok itu meliputi KIA/ KB, Upaya Peningkatan Gizi, Kesehatan
Lingkungan, Pemberantasan Penyakit Menular (P2M), Promosi Kesehatan,
Pengobatan. Upaya kegiatan pengembangan meliputi Usaha Kesehatan Sekolah
1
(UKS), Kesehatan Olah Raga, Perkesmas, Kesehatan Kerja, Kesehatan Gigi dan
Mulut, Kesehatan Jiwa, Kesehatan Mata, Laboratorium Sederhana, Kesehatan Usia
Lanjut, Pembinaan Pengobatan Tradisional dan Pencatatan dan Pelaporan.
Sedangkan Upaya Kesehatan Pengembangan terdiri dari Usaha Kesehatan
Perorangan meliputi kuratif dan rehabilitatif dan Usaha Kesehatan Masyarakat
meliputi promotif dan preventif.
Puskesmas Salaman I memiliki visi “Menjadi pusat pelayanan kesehatan
yang bermutu, terjangkau dan dipercaya sehingga terwujud masyarakat salaman
sehat 2015”. Adapun misinya adalah
1. Meningkatkan mutu pelayanan
2. Menjalin kemitraan dengan pelanggan dalam memelihara dan meningkatkan
kesehatan
3. Meningkatkan mutu dan profesionalisme SDM
4. Meningkatkan kesejahteraan karyawan
5. Meningkatkan kebersihan dan keindahan lingkungan puskesmas
6. Memelihara agar orang tetap sehat dengan membntuk lingkungan yang sehat,
dengan mengikutkan peran serta masyarakat dan mendorong kemandirian
untuk hidup sehat.
7. Memeberikan pelayanan rawat inapyang berkualitas pada masyarakat setaraf
dengan RS tipe D
Berdasarkan uraian diatas maka penting untuk dilakukan penelitian tentang
manajemen dan mutu pelayanan di Puskesmas Salaman I. Pentingnya manajemen
dam mutu pelayanan dalam puskesmas dikarenakan kemampuan puskesmas yang
masih terbatas. Manajemen puskesmas melalui perencanaan. Pelaksanaan, dan
penilaian serta terdapatnya sumberdaya (alat, keuangan, obat dan sebagainya) dapat
meningkatkkan kuantitas dari puskesmas. Mutu pelayanan pada puskesmas
diharapkan dapat kepuasan pada setiap pasien yang datang ke puskesmas sehingga
dapat meningkatkan kualitas pada puskesmas.
Menurut survey yang telah dilakukan di Puskesmas Salaman I berdasarkan
SPM (Standart Pelayanan Minimal) didapatkan 14 masalah, kemudian menggunakan
metode hanlon kuantitatif ditentukan 10 prioritas masalah. Berdasarkan data
sekunder yang didapatkan setelah konfirmasi kepala Puskesmas Salaman I,
2
pencapaian Jumlah Balita diare yang ditangani dengan standar di wilayah kerja
Puskesmas Salaman I sebesar 41.49 % Sedangkan target menurut SPM Dinkes
Tahun 2013 dari bulan Januari – Desember adalah 100 %, sehingga ditemukan besar
masalah adalah sebesar 58,51 %
B. Perumusan Masalah
Apakah manajemen Puskesmas dan mutu pelayanan Puskesmas pada periode
Januari– Maret 2013 di Puskesmas Salaman I Kabupaten Magelang terlaksana
dengan baik?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahui pelaksanaan manajemen dan mutu pelayanan di
Puskesmas Salaman I Periode Januari – Maret 2013.
2. Tujuan Khusus
a. Mencari data umum dan khusus tentang SPM (standar pelayanan medik)
di Puskesmas Salaman I Periode Januari – Maret 2013.
b. Mengidentifikasi masalah manajemen dan mutu pelayanan di Puskesmas
Salaman I Periode Januari – Maret 2013.
c. Memprioritaskan masalah manajemen dan mutu pelayanan di Puskesmas
Salaman I Periode Januari – Maret 2013.
d. Mencari dan menganalisa penyebab masalah dalam manajemen dengan
pendekatan sistem dan mutu pelayanan dengan simple problem dan
complex problem di Puskesmas Salaman I Periode Januari – Maret 2013.
e. Menganalisis dan mengkonfirmasi penyebab masalah manajemen dan
mutu pelayanan di Puskesmas Salaman I Periode Januari – Maret 2013.
f. Menentukan urutan penyebab masalah yang akan diintervensi dalam
manajemen dan mutu pelayanan di Puskesmas Salaman I Periode Januari
– Maret 2013.
g. Mencari alternatif pemecahan masalah dari penyebab masalah dalam
manajemen dan mutu pelayanan di Salaman I Periode Januari – Maret
2013.
3
h. Mengambil keputusan terpilih dari alternatif pemecahan masalah dalam
manajemen dan mutu pelayanan di Salaman I Periode Januari – Maret
2013.
i. Mampu menyusun rencana kegiatan pemecahan masalah (POA) dalam
manajemen Salaman I Periode Januari – Maret 2013.
D. Metodologi
Laporan ini disusun berdasarkan data primer dan data sekunder yang
diperoleh selama 5 hari pada tanggal 17 Mei 2013 – 22 Mei 2013 di Puskesmas
Salaman I. Data primer berupa pelaksanaan proses manajemen (P1, P2, P3)
diperoleh dari dokter Puskesmas beserta staf serta observasi terhadap kondisi
lingkungan Puskesmas. Data sekunder diperoleh dari data tertulis yang ada di
Puskesmas.
Data yang diperoleh dianalisis dengan metode pendekatan sistem untuk
mengetahui permasalahan. Kemudian dilakukan identifikasi masalah dan ditentukan
prioritas masalah dengan metode Hanlon Kuantitatif. Setelah prioritas masalah
ditentukan, dianalisis penyebab masalah dengan metode pendekatan sistem dan
Fishbone untuk melihat ketiga fungsi manajemen dan mutu. Data tersebut kemudian
dianalisis dengan Paired Comparison untuk mengetahui urutan penyebab masalah
yang akan dipecahkan, dilanjutkan dengan membuat diagram Pareto untuk
menentukan penyebab masalah. Setelah itu penyebab masalah disusun alternatif
pemecahan masalah. Pilihan alternatif ditapis dengan kriteria mutlak dan kriteria
keinginan kemudian ditetapkan pengambilan keputusan pemecahan masalah yang
paling mungkin untuk dilaksanakan, kemudian disusun POA.
4
BAB II
ANALISIS SITUASI
A. Komponen Lingkungan
Data Wilayah
Gambar 1. Peta Wilayah Kerja Puskesmas Salaman I Kabupaten Magelang
Batas Wilayah
Batas – batas Wilayah Puskesmas Salaman I adalah :
a. Utara :Kecamatan Tempuran, Kab. Magelang
5
b. Selatan :Kec. Bener, Kab. Purworejo, Kec. Samigaluh - DIY
c. Barat :Wilayah kerja Puskesmas Salaman II
d. Timur :Kecamatan Borobudur, Kab. Magelang
Luas Wilayah Kerja
Luas Wilayah Kerja Puskesmas Salaman I seluas 38,89 km2.
Pembagian Wilayah
Pembagian Wilayah Puskesmas Salaman I terdiri dari 10 desa dan 80 dusun,
meliputi:
a. Salaman f. Ngargoretno
b. Kalisalak g. Ngadirejo
c. Menoreh h. Sidomulyo
d. Kalirejo i. Kebonrejo
e. Paripurno j. Banjarharjo
Keadaan Geografis
Wilayah Kerja Puskesmas Salaman I terdiri dari : daerah dataran (50%),
daerah bergelombang (25%), Daerah pegunungan (25%).
Transportasi
a. Jarak puskesmas - kota Magelang (RSU Tidar) : 15 km
b. Jarak puskesmas - kantor Dinas kabupaten : 20 km
c. Jarak puskesmas - RSU kabupaten : 20 km
d. Jarak puskesmas – desa terjauh : 10 km
e. Tidak semua daerah dapat terjangkau dengan dengan mobil (roda 4)
f. Angkutan umum : ojek, angkudes, bis umum
Sarana Komunikasi
Sarana komunikasi dari puskesmas ke luar : telepon, radio, TV, surat kabar,
pengumuman Masjid.
Sosial Budaya
a. Sarana Peribadatan (2009)
1) Masjid/langgar : 102 buah
2) Gereja : 12
3) Pura : -
6
4) Wihara : -
Dari data di atas, dapat disimpulkan bahwa sarana peribadatan di Wilayah Kerja
Puskesmas Salaman I hanya ada masjid atau langgar sebanyak 102.
Agama dan Kepercayaan Penduduk
Tabel 3. Data Pemeluk Agama di Wilayah Kerja Puskesmas Salaman I
Agama Jumlah %
Islam 41680 99,19
Kristen Protestan 197 0,46
Katolik 143 0,34
Budha 0 0
Hindu 0 0
Total 42020 100
Sumber data : Data Statistik Kecamatan Salaman tahun 2009
Dari data di atas, dapat disimpulkan bahwa penduduk di Wilayah Kerja
Puskesmas Salaman I dominan memeluk agama Islam sebesar 41680 jiwa.
Tingkat Pendidikan
Tabel 4. Data Tingkat Pendidikan di Wilayah Kerja Puskesmas Salaman I
Tingkat Pendidikan Jumlah %Tidak sekolah 3194 7,60Belum Sekolah 590 1,40Belum Tamat SD atau sederajat 5766 13,70Tidak tamat SD/MI 6087 14,48Tamat SD/MI 15425 36,70Tamat SMP/MTs 5999 14,27Tamat SMA/SMK/MA 4345 10,34Tamat AK/Diploma 614 1,46JUMLAH 42.020 100
Sumber data : Data Statistik Kecamatan Salaman 1 tahun 2009
Dari data di atas, dapat disimpulkan bahwa urutan terbesar penduduk adalah
Tamat SD/MI sebesar 36,70%.
Sarana Pendidikan
a. TK & PAUD : 11 buah
b. SD/MI : 29 buah
7
c. SLTP/MTS : 13 buah
d. SLTA/MA : 5 buah
Dari data di atas, dapat disimpulkan bahwa jumlah fasilitas pendidikan
terbanyak adalah SD / MI yaitu sebesar 29 buah.
Sosial Ekonomi
a. Mata pencaharian
Tabel 5. Data Mata Pencaharian Penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Salaman I
Mata Pencaharian Jumlah %Petani 8415 25,58Buruh tani 7152 21,7Pengusaha 998 3,03Buruh 2888 8,78Pedagang 1565 4,76Sopir Angkutan 940 2,86PNS/ABRI 930 2,82Pensiunan 382 1,16Lain-lain 17837 29,25TOTAL 41107 100
Sumber data : Data Statistik Kecamatan Salaman I tahun 2009
Dari data di atas, dapat disimpulkan bahwa komposisi penduduk terbanyak
bermata pencaharian buruh tani yaitu sebesar 17837 orang (29,25 %).
b. Sarana perekonomian
1. KUD : 1 buah
2. Bank : 3 buah
3. Pasar Umum : 3 buah
4. Home Industry : 16 buah
5. Warung / toko/ kios : 25 buah
6. Terminal : 1 buah
7. Penggilingan padi : 13 buah
8. Penggilingan tepung : 1 buah
9. Pengolahan minyak cengkeh : 1 buah
Total : 64 buah
8
Kesehatan Lingkungan
a. Sarana penyediaan air bersih
Tabel 6. Jenis dan Jumlah Pemakai Sarana Air Bersih di Wilayah Kerja Puskesmas
Salaman I Tahun 2011
Sarana Air BersihJumlah Sasaran
Jumlah Pemakai
% Pemakai
Sumur gali 963 384 39,9%
Pipa kran umum 963 - 0%
Perlindungan mata air 963 230 23,9%
Pipa sambungan rumah
963 46 4,7%
PDAM 963 - -
Sumur pompa tangan 963 6 0,6%
Lain-lain (sungai, kolam)
963 297 30,8%
Total 6741 349 5,2%
Sumber data : Puskesmas SALAMAN I tahun 2011
Dari data di atas, dapat disimpulkan bahwa jenis sarana air bersih yang terbanyak
adalah sumur gali yaitu sebesar 384 buah (39,9%).
c. Sarana sanitasi dasar
Tabel 7. Sarana sanitasi dasar Keluarga di Wilayah Kerja Puskesmas Salaman I
Tahun 2011
Jenis SaranaKepemilikan
(ya)
Presentase
(%)
Jamban 548 61,1
Tempat Sampah 0 0
Pengelolaan Air Limbah 718 80
Sumber data : Puskesmas Salaman I Tahun 2011
Dari data di atas, dapat disimpulkan bahwa sanitasi dasar yang paling banyak
dimiliki adalah pengelolaan air limbah sebesar 718 (80%).
9
Input
1. Man atau Sumber Daya Manusia
Tabel 8. Rincian Jumlah Tenaga Kerja yang Ada di Puskesmas Salaman I
Tempat Tenaga Kerja Jumlah
Puskesmas Induk Dokter spesialis 1
Dokter umum 5
Dokter gigi 2
Bidan 17
Perawat 22
Tenaga Kesmas 1
Tenaga teknisi medis 3
Sanitarian (SPPH) 1
Gizi 1
Tenaga laborat 3
Pengelola obat 2
Petugas loket 3
Pengemudi 2
Penjaga malam 4
TOTAL 67
Sumber Data: Puskesmas Salaman I Tahun 2011
2. Material
a. Sarana Fisik
Puskesmas Salaman I merupakan puskesmas rawat inap, pertama kali
didirikan sebagai RS Pembantu dan semenjak adanya Puskesmas sekitar
tahun 70an didirikan sebagai Puskesmas dengn Rawat inap. Luas tanah
14.200 m2 . Luas gedung 1600 m2. Jumlah tempat tidur 50 buah.
Ruang pelayanan :
Loket pendaftaran : 2 ruang KIA /KB : 4 ruang
UGD : 1 ruang Pelayanan Obat : 1 ruang
BP Umum : 2 ruang Konseling Gizi : 1 ruang
10
Laboratorium : 1 ruang Gudang Obat : 2 ruang
Ruang Kapusk : 1 ruang Ruang staf : 1 ruang
Aula : 1 ruang Kantin : 1 ruang
Kamar mandi/ WC : 4 buah Garasi : 1 ruang
Dapur : 1 ruang Parkir sepeda motor : 1 ruang
Ruang radiologi : 1 ruang Kamar oprasi minor : 1 ruang
BP Spesialis Mata : 1 ruang BP Gigi : 2 ruang
Poli kebidanan dan kandungan : 2 ruang
b. Sarana kesehatan lain yang ada berupa :
1) Pemerintah
Puskesmas induk : 1 buah Pustu : 4 buah
PKD : 5 buah Posyandu : 67 pos
UKS : 36 sekolah
2) Swasta
Jumlah BP swasta : -
Jumlah Dokter Praktek : 4 orang
Jumlah Toko Obat : -
Jumlah Apotek : 3 buah
3. Money atau Dana
Sumber pendanaan Puskesmas Salaman I berasal dari :
a. Pendapatan puskesmas :
1) Retribusi
2) Askes
3) Lain-lain
b. Penerimaan
1) Dana dari JPKMM / Jamkesmas.
2) Dana dari tingkat propinsi
3) Dana dari APBD kabupaten
4) Dana dari askes
5) Dana retribusi 50%
11
c. Kebijakan Pemerintah Daerah dan Pusat
Peraturan yang mengatur Puskesmas :
1) UU No. 36 tahun 2009 Tentang Kesehatan.
2) UU No. 22 tahun 1999 Tentang Otonomi Daerah.
3) UU No. 25 tahun 1999 Tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan
Daerah.
4) PERDA No 14 tahun 2006 Tentang Restribusi Pelayanan Kesehatan
pada Puskesmas di Kabupaten Magelang.
5) Keputusan Bupati Kepala Daerah TK II Magelang No
1884/492/Kep/13.2002 Tentang Organisasi Puskesmas.
Proses Manajemen
a. Perencanaan (P1)
Tim perencana terdiri dari Kepala puskesmas dan para pemegang
program, dimana sumber data didapat dari laporan bulanan Puskesmas, yang
direkapitulasi pada akhir tahun. Laporan memuat hasil kegiatan, dalam
melakukan perencanaan kepala puskesmas dibantu oleh para pemegang
program, dimana sumber data didapat dari laporan bulanan Puskesmas. Laporan
memuat hasil kegiatan dari 6 upaya kesehatan pokok yang dilaksanakan di
Puskesmas Salaman I. Laporan akhir tahun di Puskesmas Salaman I disajikan
dalam bentuk tabel yang didokumentasi secara rapi dan grafik untuk dapat lebih
menilai naik turunnya perjalanan kegiatan dalam 12 bulan. Kemudian data
dianalisa dibandingkan dengan target. Masalah timbul jika pencapaian kegiatan
tidak memenuhi target yang ditetapkan. Jadwal pelaksanaan dilakukan akhir
bulan desember, dan cara mendapatkannya dengan lokmin.
b. Penggerakkan dan Pelaksanaan (P2)
Dalam manajemen penggerakan dan pelaksanaan terdapat komponen-
komponen yang merupakan bagian terpenting dari manajemen tersebut.
Komponen tersebut meliputi :
c. Pengorganisasian
12
Penentuan para penanggung jawab dan para pelaksana untuk setiap
kegiatan dengan pertemuan penggalangan tim pada awal tahun kegiatan (mini
lokakarya) yaitu pesertanya meliputi, kepala puskesmas, dan seluruh staf
puskesmas. Penggalangan kerjasama lintas sektoral, antara dua sektor maupun
antara berbagai sektor yang terkait, antara lain :
1) Pendidikan nasional (UKS)
2) Kantor Urusan Agama (TT calon pengantin)
3) Pertanian (Upaya Perbaikan Gizi Keluarga)
4) Kependudukan dan catatan sipil (KB)
5) Perekonomian dan kesra (ASKESKIN)
6) Pembangunan desa (pemugaran perumahan)
d. Penyelenggaraan
Penyelenggaraan kegiatan dari upaya 6 kesehatan wajib dilakukan
dengan jadwal kegiatan yang disusun oleh masing-masing penanggung jawab
dengan koordinasi dengan kepala Puskesmas agar penyelenggaraan kegiatan di
Puskesmas Salaman I tetap memperhatikan azas penyelenggaraan puskesmas,
berbagai standar dan pedoman pelayanan puskesmas, kendali mutu dan biaya.
Penyelenggaraan kegiatan dilaksanakan dengan kerjasama lintas program
maupun lintas sektoral. Terbangun baik kerjasama lintas program yaitu dalam
bentuk sinkronisasi program. Dan evaluasi hasil lokmin dengan pengambilan
program tertentu, diurutkan dan di evaluasi kegiatan apa yang ada masalah.
e. Pemantauan
Pengkajian internal lintas program dilakukan dalam bentuk pertemuan
rutin bulanan yang membahas mengenai kinerja Puskesmas Salaman I,
bagaimana kendali mutu dan kendali biaya. Pengkajian eksternal secara
Triwulanan (lokakarya mini triwulanan) bersama lintas sektoral tentang
penyelenggaraan kegiatan dan hasil yang telah dicapai.
Menyusun saran peningkatan penyelenggaraan kegiatan sesuai dengan
pencapaian kinerja Puskesmas serta masalah dan hambatan yang ditemukan
dalam telaah bulanan dan triwulanan.
f. Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian (P3)
Adalah proses memperoleh kepastian, kesesuaian penyelenggaraan dan
pencapaian tujuan Puskesmas terhadap rencana dan undang-undang yang
berlaku. Pengawasan terdiri atas pengawasan internal dari atasan langsung
13
(Kepala Puskesmas) terhadap seluruh staf dan pengawasan eksternal yang
dilakukan sebagian masyarakat dan dinas kesehatan terhadap kegiatan yang
dilaksanakan puskesmas, dengan ruang lingkup administratif, keuangan, teknis
pelayanan yang dilakukan di Puskesmas Salaman I.
Penilaian dilakukan pada akhir tahun menggunakan Standar Pelayanan
Minimal (SPM) meliputi penilaian terhadap penyelenggaraan kegiatan dan hasil
yang dicapai, dibandingkan dengan rencana tahunan dan standar pelayanan.
Untuk program KIA dan Imunisasi, penilaian hasil kegiatan adalah dengan
Sistem Kewaspadaan Dini (SKD) yaitu pemantauan adanya kenaikan kasus.
Pertanggungjawaban dilakukan melalui laporan pertanggungjawaban
tahunan yang berisi tentang pelaksanaan kegiatan, perolehan sumber dana
(keuangan) dan penggunaan sumberdaya. Laporan pertanggungjawaban dibuat
oleh kepala Puskesmas pada setiap lokakarya mini yang mencakup di dalamnya
pelaksanaan kegiatan serta perolehan dan penggunaan berbagai sumber daya
termasuk keuangan, disampaikan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota
serta pihak–pihak terkait lainnya, termasuk masyarakat.
Keluaran
Data penyakit
Tabel 9. Pola 10 besar penyakit rawat jalan puskesmas Salaman I, semua
kelompok Umur Januari – Desember 2012 berdasarkan ICD X
No. Nama Penyakit Jumlah Penderita %1. Infeksi akut pada saluran pernapasan atas 523 49,22. Gusi dan jaringan periodontal 171 16,13. Hipertensi primer 137 12,94. Diare dan gastroenteritis non spesifik 70 6,55. NDDM 41 3,86. Konjungtivitis 32 37. Gangguan gigi dan struktur penyangga
lain selain trauma29 2,7
8. Faringitis 25 2,39. Influenza, virus tidak teridentifikasi 19 0,910. Bronchitis akut 15 1,4
TOTAL 1062 100
Sumber data : Puskesmas Salaman I 1 Januari 2012– 31 Desember 2012
14
Dari data di atas, dapat disimpulkan bahwa penyakit rawat jalan puskesmas
Salaman I yang paling banyak ditemukan adalah Infeksi akut pada saluran
pernapasan atas yaitu sebesar 523 penderita.
Tabel 10. Pola 10 besar penyakit rawat inap puskesmas Salaman I, semua kelompok
Umur Januari – Desember 2012 berdasarkan ICD X
No. Nama Penyakit Jumlah Penderita %1. Typhoid 29 19,52. Gastrointestinal 26 17,53. Hipertensi 21 14,14. Dyspepsia 17 11,45. Febris 14 9,46. Anemia 12 8,17. CKR/KLL 9 68. DM 8 5,49. Kolik abdomen 7 4,710. ISPA 5 3,3
TOTAL 148 100
Dari data di atas, dapat disimpulkan bahwa penyakit rawat inap puskesmas
Salaman I yang paling banyak ditemukan adalah typhoid yaitu sebesar 29 penderita.
15
BAB III
IDENTIFIKASI DAN ANALISA MASALAH
No Masalah Besar masalah1 Cakupan pelayanan pra-usila dan usila 48,3 %2 Balita BGM 30,67 %3 Penemuan kasus TB BTA (+) 35.07 %4 Tempat-tempat umum yang memenuhi syarat 42,75 %
5 TP2M 52,95 %
6 Rumah sehat 53,33 %
7 Penduduk yang memanfaatkan jamban 31,5 %
8 Rumah yang punya SPAL 56,16 %
9 Cakupan suspek TB 48.87 %
10 Balita diare yang ditangani dengan standar 58,51 %
11 Rumah tangga sehat 24,6 %12 Bayi yang dapat ASI eksklusif 88,9 %13 Penyuluhan P3 Napza di sekolah 50 %14 Penyuluhan HIV/AIDS 50%
A. BESARNYA MASALAH
Banyaknya kelas (K) = 1+3,3log(N)
= 1+3,3 log (14)
= 4,78222 ~ 5
Interval Kelas = nilai tertinggi – nilai terendah
Kelas
= 88,9 – 24,6 = 12,86 ~ 13
5
No Masalah Besar masalah
Interval1-13(1)
Interval14-26
(2)
Interval27-39
(3)
Interval40-52
(4)
Interval53-65
(5)
Interval66-78
(6)
Interval≥ 78(7)
nilai
1 Cakupan pelayanan pra-usila dan usila
48,3 % X 4
2 Balita BGM 30,67 % X 3
3 Penemuan kasus TB BTA (+)
35.07 % X 3
16
4 Tempat-tempat umum yang memenuhi syarat
42,75 % X 4
5 TP2M 52,95 % X 5
6 Rumah sehat 53,33 % X 5
7 Penduduk yang memanfaatkan jamban
31,5 % X 3
8 Rumah yang punya SPAL
56,16 % X 5
9 Cakupan suspek TB 48.87 % X 4
10 Balita yang diare yang ditangani dengan standar
58,51 % X 5
11 Rumah tangga sehat 24,6 % X 2
12 Bayi yang dapat ASI eksklusif
88,9 % X 7
13 Penyuluhan P3 Napza di sekolah
50 % X 4
14 Penyuluhan HIV/AIDS
50% X 4
B. KEGAWATAN MASALAH
Keganasan terhadap cakupan program dengan bobot 4, dimana :
Sangat berpengaruh : 4
Berpengaruh : 3
Kurang berpengaruh : 2
Tidak berpengaruh : 1
17
Tingkat urgensi dengan bobot 4 dimana :
Sangat mendesak : 4
Mendesak : 3
Kurang mendesak : 2
Tidak mendesak : 1
Tingkat biaya yang dikeluarkan dengan bobot 4 dimana :
Sangat murah : 4
Murah : 3
Mahal : 2
Mahal sekali : 1
No Masalah K U B TOTAL
1 Cakupan pelayanan pra-usila dan usila 2 3 2 7
2 Balita BGM 4 3 2 9
3 Penemuan kasus TB BTA (+) 4 3 2 9
4 Tempat-tempat umum yang memenuhi syarat
2 2 2 6
5 TP2M 2 2 2 6
6 Rumah sehat 3 2 2 7
7 Penduduk yang memanfaatkan jamban 2 2 3 7
8 Rumah yang punya SPAL 2 2 2 6
9 Cakupan suspek TB 4 4 3 11
10 Balita yang diare yang ditangani dengan standar
3 2 2 7
11 Rumah tangga sehat 2 2 2 6
12 Bayi yang dapat ASI eksklusif 4 3 4 11
13 Penyuluhan P3 Napza di sekolah 2 2 2 6
14 Penyuluhan HIV/AIDS 2 2 2 6
18
C. KEMUDAHAN DALAM PENANGGULANGAN
No Masalah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 TOTAL
1 Cakupan pelayanan pra-usila dan usila
2 3 2 3 2 3 3 2 2 3 2 3 2.5
2 Balita BGM 4 3 4 3 3 4 4 4 3 3 4 3 3.5
3 Penemuan kasus TB BTA (+) 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3.75
4 Tempat-tempat umum yang memenuhi syarat
2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2.17
5 TP2M 2 2 3 3 3 2 3 2 3 2 2 2 2.42
6 Rumah sehat 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2.25
7 Penduduk yang memanfaatkan jamban
4 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3.33
8 Rumah yang punya SPAL 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2.25
9 Cakupan suspek TB 4 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3.33
10 Balita yang diare yang ditangani dengan standar
3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3.75
11 Rumah tangga sehat 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 2.67
12 Bayi yang dapat ASI eksklusif 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3.83
13 Penyuluhan P3 Napza di sekolah
4 3 4 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3.5
14 Penyuluhan HIV/AIDS 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3.83
19
D. PEARL FACTOR
20
No Masalah P E A R L HASIL KALI
1 Cakupan pelayanan pra-usila dan usila
1 1 1 0 1 0
2 Balita BGM 1 1 1 1 1 1
3 Penemuan kasus TB BTA (+) 1 1 1 1 1 1
4 Tempat-tempat umum yang memenuhi syarat
1 0 1 1 1 0
5 TP2M 1 0 1 1 1 0
6 Rumah sehat 1 0 1 1 1 0
7 Penduduk yang memanfaatkan jamban
1 1 1 1 1 1
8 Rumah yang punya SPAL 1 0 1 1 1 0
9 Cakupan suspek TB 1 1 1 1 1 1
10 Balita diare yang ditangani dengan standar
1 1 1 1 1 1
11 Rumah tangga sehat 1 0 1 1 1 0
12 Bayi yang dapat ASI eksklusif 1 1 1 1 1 1
13 Penyuluhan P3 Napza di sekolah
1 1 1 1 1 1
14 Penyuluhan HIV/AIDS 1 1 1 1 1 1
E. PRIORITAS MASALAH
Masalah A B C NPD D NPT Prioritas1 4 7 2.5 27.5 0 0 IX2 3 9 3.5 42 1 42 V
33 9 3.67
44.041 44.0
4IV
4 4 6 2.17 21.7 0 0 XIII5 5 6 2.42 26.62 0 0 XI6 5 7 2.25 27 0 0 X7 3 7 3.33 33.3 1 33.3 VIII8 5 6 2.25 24.75 0 0 XII
94 11 3.33
49.951 49.9
5II
10 5 7 3.75 45 1 45 III11 2 6 2.67 21.36 0 0 XIV
127 11 3.83
68.941 68.9
4I
13 4 6 3.5 35 1 35 VII14 4 6 3.83 38.3 1 38.3 VI
Masalah Total Prioritas Bayi yang dapat ASI
eksklusif68.94 I
Cakupan suspek TB 49.95 IIBalita diare yang
ditangani dengan standar 45 III
Penemuan kasus TB BTA (+)
44.04 IV
Balita BGM 42 VPenyuluhan HIV/AID 38.3 VI
Penyuluhan P3 Napza di sekolah
35 VII
21
Penduduk yang memanfaatkan jamban
33.3 VIII
Berdasarkan daftar prioritas masalah tersebut masalah yang kami angkat berdasarkan
permintaan dan anjuran dari Kepala Puskesmas Salaman I adalah prioritas masalah ke
III yaitu Jumlah Balita diare yang ditangani dengan standar 41.49 % di wilayah kerja
Puskesmas Salaman I periode kerja Januari 2013 hingga Maret 2013.
F . Analisis Penyebab Masalah
Untuk menganalisa penyebab masalah manajemen secara menyeluruh,
digunakan pendekatan sistem yang meliputi input, proses, lingkungan, serta QA
yang meliputi Simple Problem dan Complex Problem.
Gambar 2. Sistem manajemen mutu
Untuk menganalisa penyebab masalah menejemen secara menyeluruh,
digunakan pendekatan system yang meliputi : Input, Proses, Output,
Lingkungan, serta QA yang meliputi Simple Problem dan Complex Problem.
1. Pendekatan Sistem
Berdasarkan Hanlon Kuantitatif tersebut diatas kami mengajukan
permasalahan kepada pihak Puskesmas Salaman I untuk dikonfirmasi dengan
menggunakan analisis pendekatan system :
a. Input (Man, Money, Material, Method, Mechine)
b. Proses (P1,P2,P3)
c. Faktor lingkungan
22
LINGKUNGAN
OUTPUTPROSES
P1,P2,P3
SIMPLE PROBLEM
INPUT(5M) OUTCOME IMPACT
OUTPUT
COMPLEX PROBLEM
Uraian diatas dijabarkan dengan menggunakan tabel dibawah ini :
Tabel 17. Tabel kemungkinan penyebab masalah yang berhubungan dengan
diare
23
24
Komponen Kelemahan
Input Man Petugas merangkap beberapa jabatan
Money Alokasi dana kurang
memadai sehingga kegiatan kurang terlaksana secara maksimal
Methode Sosialisasi tentang SOP dilintas program kurang optimal.
penyuluhan sudah terjadwal, tetapi tidak tepat dengan pelaksanaan .
Penyuluhan tidak dilakukan secara berkala hanya melihat perkembangan penyakit.
Material Media promosi yang ada kuran memadai (seperti spanduk hanya ada satu per desa, pembuatan booklet tidak banyak dibaca oleh masyarakat)
Machine -Proses P1 Pelaksanaan perencanaan
kegiatan belum optimal Hanya terdapat pada masalah
penjadwalan kegiatan yang terkadang terlambat dikarenakan ketiadaan dana
Sosialisasi tentang SOP dilintas program kurang optimal.
P2 Kerjasama dengan kader dalam rangka penyuluhan kurang optimal.
tindak lanjut setelah penyuluhan tidak dilakukan secara continue
P3 pengawasan terhadap angka kejadian diare kurang optimal
Lingkungan Tidak ada kebijakan pemerintah yang berhubungan dengan masalah penyuluhan diare
Kesadaran masyarakat tentang sanitasi dan PHBS kurang diterapkan.
Kesadaran penggunaan jamban dalam masyarakat rendah.
2. Mutu Pelayanan
Dalam menilai mutu pelayanan Puskesmas dilakukan Simple
Problem dan Complex Problem. Pada Simple Problem kami menggunakan
Standar Operating Prosedur (SOP). Pada kompleks problem kami
menggunakan observasi dan wawancara kepada pasien terhadap 9 dimensi
mutu.
a. Simple Problem
Tabel 18 : Daftar tilik kepatuhan petugas kesehatan terhadap
penderita diare semua umur (Simple Problem)
25
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Apakah pasien dipersilahkan duduk?
Apakah pasien diperiksa oleh dokter?
Apakah pasien ditanya mengenai keluhannya?
Apakah pasien disuruh berbaring?
Apakah pasien diukur tekanan darahnya?
Apakah pasien diukur suhu badanyan?
Apakah pasien diperiksa dadanya?
Apakah pasien diperiksa tenggorokannya?Apakah pasien diberitahu telah selesai diperiksa dan dipersilahkan duduk kembali?Apakah petugas menulis kan hasil pemeriksaan di CM?
Apakah petugas menyimpulkan hasil pemeriksaan di CM?
Apakah petugas Menuliskan obat di blangko resep?
Apakah pasien diberi penjelasan mengenai penyakitnya?
Apakah pasien diberi blangko resep untuk mengambil obat?
9
9
9
9
0
9
9
4
8
9
9
9
9
9
0
0
0
0
9
0
0
5
1
0
0
0
0
0
Dari tabel diatas tidak ditemukan Simple Problem karena CR lebih dari 80 %
26
CR = Jumlah jawaban ya x 100% Jumlah ya + tidak
CR = 111 x 100% = 88.09 % 126
b. Complex Problem
Penilaian mutu pelayanan Puskesmas salah satunya dilakukan lewat
pendekatan Complex Problem, yaitu dengan menggunakan 9 dimensi mutu.
Kuesioner ditanyakan pada 9 pasien yang berkunjung di Puskesmas.
Tabel 19. Daftar pertanyaan dimensi mutu (Complex Problem)
Pertanyaan Quesioner Y N TB JUMLAH
1. Technical competensi :a. Apakah petugas puskesmas telah mengetahui SOP nya masing-masing?b. apakah petugas puskesmas bekerja sesuai SOP yang telah dibuat?c. Apakah petugas puskesmas telah bekerja sesuai dengan latarbelakang pendidikannya yang telah ditempuh?d. apakah dalam rentang waktu 1 tahun dilakukan pelatihan dibidangnya untuk meningkatkan kualitas petugas puskesmas?E. apakah dokter memeriksa pengunjung dengan teliti?f. Apakah dokter yang memeriksa pasien sendiri?g. apakah dokter yang mendiagnosa pasien sendiri?h. Apakah dokter memberikan penjelasan mengenai penyakit pengunjung dengan teliti?
9
6
9
8
9
9
9
9
0
3
0
1
0
0
0
0
2. Acces To servise Geografis :
a. Apakah letak puskesmas mudah terjangkau?b. Apakah letak puskesmas dilalui oleh transportasi umum?c. Apakah letak puskesmas strategis?d. Apakah jalan menuju puskesmas baik (beraspal atau tidak berlubang-lubang)?e. Apakah puskesmas bebas banjir?f. Apakah akses jalan menuju puskesmas Lebar?g. apakah lalu lintas menuju puskesmas ramai?
SOSIAL BUDAYAa. Apakah bahasa yang digunakan petugas mudah dimengerti oleh
9
9
99
99
9
9
0
0
00
00
0
0
27
pengunjung? EKONOMI
a. apakah melayani program Jamkesmas, jamkesda dan askes?b. apakah sistem pembayarannya mudah dilakukan?c. Apakah biaya puskesmas terjangkau oleh masyarakat?
9
9
7
0
0
2
3. Effectiveness :a. Apakah petugas telah melakukan pekerjaannya sesuai dengan SOP?b. Apakah petugas sesuai dengan bidangnya masing-masing?c. Apakah petugas sesuai dengan keahliannya?d. Apakah pendaftaran terlalu bertele-tele?e. apakah sarana yang tersedia telah dimanfaatkan dengan maksimal?
8
9
988
1
0
011
4. Effisiensi :a. Apakah fasilitas yang digunakan tepat guna?b. apakah pelayanannya cepat?c. Apakah antriannya lama?d. apakah ada alat yang tidak digunakan?e. Apakah petugas sering mengobrol?f. Apakah biaya yang dikeluarkan sesuai dengan pelayanan yang diberikan?g. apakah pelayanan yang diberikan terlalu lama?
999099
9
000000
0
9
5. Interpersonal relation:a. Sudah adakah penerapan senyum,salam,sapa,sopan,dan santun?b. Apakah dokter yang memeriksa memberikan penjelasan mengenai penyakit pasien?c. Apakah dokter mendengarkan pengunjung dengan seksama?d. apakah dokter memberikan edukasi pada pasien?e. apakah dokter yang memeriksa dan petugas puskesmas memiliki kontak mata terhadap penggunjung?f. apakah setiap mau memeriksa dokter selalu meminta ijin kepada pengunjung?
8
9
9
9
9
9
1
0
0
0
0
0
6. Continuity:a. apakah puskesmas telah dilengkapi dengan 9 0
28
kartu kontrol?b. apakah terdapat catatan medis?c. Apakah ada kunjungan rumah?d. Apakah dokter telah memberikan edukasi untuk control pada penggunjung?e. Apakah RM disimpan dengan baik?
969
9
030
07. Amenities :
a. Apakah terdapat tempat parkir?b. Apakah terdapat kartu parkir?c. Apakah terdapat tukang parkir?d. Apakah terdapat kartu antrian?e. Apakah Loket antrian telah dipisahkan antara loket jamkesmas,jamkesda,umum,jamsostek dan askes?f. apakah ruang tunggu nyaman?g. apakah terdapat tempat samapah?h. apakah tempat pemeriksaan nyaman?i. Apakah ruangan pemeriksaan wangi?j. Apakah WC bersih?k. Apakah pelayanan ramah ?
90990
697858
09009
302141
8. Safety :a. Apakah terdapat satpam?b.Apakah petugas mencuci tangan setelah memeriksa pasien?c. apakah petugas menjelaskan cara penggunaan obat dengan benar?d.Apakah sterilisasi dilakukan sebelum menggunakan alat2?
95
9
9
04
0
0
9. Informasi :a. Apakah dokter menjelaskan kepada pasien mengenai penyakitnya dengan jelas?b. apakah petugas menjelaskan dengan benar cara penggunaan obat?c. apakah ruang tunggu atau periksa dilengkapi dengan gambar-gambar yang informatif?d. apakah ada petunjuk alur berobat dipuskesmas?e. apakah puskesmas melakukan penyuluhan secara berkala?
9
9
9
9
7
0
0
0
0
2
29
CR = 501 x 100% = 91,25 % 549
Dari tabel diatas tidak ditemukan masalah complex problem pada dimensi mutu,
karena adanya dimensi mutu yang persentasenya 92,5 %
E. Konfirmasi Penyebab masalah
Setelah dikonfirmasi dengan Kepala Puskesmas Salaman I, maka didapatkan
penyebab masalah antara lain :
1. Petugas merangkap beberapa jabatan
2. Alokasi dana kurang memadai sehingga kegiatan kurang terlaksana secara
maksimal
3. Belum ada dana khusus untuk penyuluhan diare.
4. penyuluhan sudah terjadwal, tetapi tidak tepat dengan pelaksanaan .
5. Penyuluhan tidak dilakukan secara berkala hanya melihat perkembangan
penyakit.
6. Media promosi yang ada kurang memadai (seperti spanduk hanya ada satu
per desa, pembuatan booklet tidak banyak dibaca oleh masyarakat)
7. Pelaksanaan perencanaan kegiatan hanya satu orang
8. Hanya terdapat pada masalah penjadwalan kegiatan yang terkadang terlambat
dikarenakan ketiadaan dana
9. Sosialisasi tentang SOP dilintas program kurang optimal.
10. Kerjasama dengan kader dalam rangka penyuluhan kurang optimal.
11. Rencana tindak lanjut setelah penyuluhan tidak dilakukan secara continue
12. Tidak ada kebijakan pemerintah yang berhubungan dengan masalah
penyuluhan
13. Kesadaran masyarakat tentang sanitasi dan PHBS kurang diterapkan.
14. Kesadaran penggunaan jamban dalam masyarakat rendah.
15. Belum optimalnya komiten semua petugas diare maupun petugas puskesmas
lainnya
16. Peran lintas sektoral dalam penanganan program P2M yang termasuk disitu
desa kecamatan pkk atau lembaga masyarakat lainnya.
F. Prioritas Penyebab Masalah
30
MoneyMoney
Sosialisasi tentang SOP dilintas program kurang optimal.
MetodeMetode
Lingkungan Lingkungan ManMan
PROSESPROSES
dana dari BOK terkadang turunnya tidak tepat waktu.
P1Sosialisasi tentang SOP dilintas program kurang optimal.
P2Kerjasama dengan kader dalam rangka penyuluhan kurang optimal
Cakupan Jumlah penderita diare semua
umur yg diobati sebesar 37% pada
januari-desember 2012 di Puskesmas Kajoran I
Petugas merangkap beberapa jabatan
penyuluhan sudah terjadwal, tetapi tidak tepat dengan pelaksanaan .
Penyuluhan tidak dilakukan secara berkala hanya melihat perkembangan penyakit.
Kesadaran masyarakat tentang sanitasi dan PHBS kurang diterapkan.
Kesadaran penggunaan jamban dalam
masyarakat rendah.
P1Sosialisasi tentang SOP dilintas program kurang optimal
P3pengawasan terhadap angka kejadian diare kurang optimal
P2tindak lanjut setelah penyuluhan tidak dilakukan
P1Pelaksanaan perencanaan kegiatan hanya satu orang
Alokasi dana kurang memadai sehingga kegiatan kurang terlaksana secara maksimal
MaterialMaterial
Media promosi yang ada kuran memadai (seperti spanduk hanya ada satu per desa, pembuatan booklet tidak banyak dibaca oleh masyarakat
Ketujuh belas masalah ini dapat pula ditelusuri dengan menggunakan fish
bone analysis. Masalah - masalah tersebut selanjutnya akan diurutkan
berdasarkan prioritas dengan menggunakan paired comparison.
DIAGRAM FISH BONE
31
Tabel 13. Prioritas penyebab masalah dengan metode Paired Comparison
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1
0
1
1
1
2
1
3
1
4
1
5
1
6
1
7
HASIL
1 1
2
1
3
1
4
1
5
1
6
1
7
1
8
1
9
1
1
0
1
1
1
1
1
2
1
1
3
1
1
4
1
1
5
1
1
6
1
1
7
1=7
2 2
3
2
4
2
5
2
6
2
7
2
8
2
9
2
1
0
2
1
1
2
1
2
2
1
3
2
1
4
2
1
5
2
1
6
2
1
7
2=16
3 3
4
3
5
3
6
3
7
3
8
3
9
3
1
0
3
1
1
3
1
2
3
1
3
3
1
4
3
1
5
3
1
6
3
1
7
3=14
4 4
5
4
6
4
7
4
8
4
9
4
1
0
4
1
1
4
1
2
4
1
3
4
1
4
4
1
5
4
1
6
4
1
7
4=15
5 5
6
5
7
5
8
5
9
5
1
0
5
1
1
5
1
2
5
1
3
5
1
4
5
1
5
5
1
6
5
1
7
5=12
6 6
7
6
8
6
9
6
1
0
6
1
1
6
1
2
6
1
3
6
1
4
6
1
5
6
1
6
6
1
7
6=11
7 7
8
7
9
7
1
0
7
1
1
7
1
2
7
1
3
7
1
4
7
1
5
7
1
6
7
1
7
7=4
8 8
9
8
1
0
8
1
1
8
1
2
8
1
3
8
1
4
8
1
5
8
1
6
8
1
7
8=5
9 9 9 9 9 9 9 9 9 9=2
32
10 1
1
1
2
1
3
1
4
1
5
1
6
1
7
1
0
10
11
1
0
1
2
1
0
1
3
1
0
1
4
1
0
1
5
1
0
1
6
1
0
1
7
10=10
1
1
11
12
1
1
1
3
1
1
1
4
1
1
1
5
1
1
1
6
1
1
1
7
11=1
1
2
12
13
1
2
1
4
1
2
1
5
1
2
1
6
1
2
1
7
12=0
1
3
13
14
1
3
1
5
1
3
1
6
1
3
1
7
13=13
1
4
14
15
1
4
1
6
1
4
1
7
14=3
1
5
15
16
1
5
1
7
15=9
1
6
16
17
16=8
1
7
17=6
TABEL PARETO
Tabel 14. Tabel Pareto
33
NO Penyebab Masalah N Jumlah
Kumulatif
%
Kumulatif
2 Sumber dana dari BOK terkadang
turunnya tidak tepat waktu.
16 16 11,8%
4 Belum ada dana khusus untuk
penyuluhan diare.
15 31 22,7%
3 Alokasi dana kurang memadai
sehingga kegiatan kurang
terlaksana secara maksimal
14 45 33%
13 Tidak ada kebijakan pemerintah
yang berhubungan dengan
masalah penyuluhan
13 58 42,6%
5 penyuluhan sudah terjadwal, tetapi
tidak tepat dengan pelaksanaan
12 70 51,4%
6 Penyuluhan tidak dilakukan secara
berkala hanya melihat
perkembangan penyakit.
11 81 59,5%
10 Sosialisasi tentang SOP dilintas
program kurang optimal.
10 91 66,9%
15 Kesadaran penggunaan jamban
dalam masyarakat rendah.
9 100 73,5%
16 Belum optimalnya komiten semua
petugas diare maupun petugas
puskesmas lainnya
8 108 79,4%
34
1 Petugas merangkap beberapa
jabatan
7 115 84,5%
17 Peran lintas sektoral dalam
penanganan program P2M yang
termasuk disitu desa kecamatan
pkk atau lembaga masyarakat
lainnya.
6 121 88,9%
8 Pelaksanaan perencanaan kegiatan
hanya satu orang
5 126 92,6%
7 Media promosi yang ada kuran
memadai (seperti spanduk hanya
ada satu per desa, pembuatan
booklet tidak banyak dibaca oleh
masyarakat)
4 130 95,6%
14 Kesadaran masyarakat tentang
sanitasi dan PHBS kurang
diterapkan.
3 133 97,8%
9 Hanya terdapat pada masalah
penjadwalan kegiatan yang
terkadang terlambat dikarenakan
ketiadaan dana
2 135 99,2%
11 Kerjasama dengan kader dalam
rangka penyuluhan kurang
optimal.
1 136 100%
35
12 Rencana tindak lanjut setelah
penyuluhan tidak dilakukan secara
continue
0 136 100%
Diagram Pareto
Gambar 5. Diagram Pareto
Dari hasil analisa Pareto didapatkan bahwa dengan mengatasi 9 penyebab
masalah dari 17 penyebab masalah, dianggap sebagai penyebab masalah
rendahnya cakupan Belum optimalnya komiten petugas puskesmas dalam
penanganan diare secara kontinu yang memenuhi syarat dapat diselesaikan
karena angka cakupan jumlah pendeita diare pada semua umur kurang dari
80%. Penyebab masalah tersebut yaitu:
1. Sumber dana dari BOK terkadang turunnya tidak tepat waktu.
2. Belum ada dana khusus untuk penyuluhan diare.
3. Alokasi dana kurang memadai sehingga kegiatan kurang terlaksana secara
maksimal
4. Tidak ada kebijakan pemerintah yang berhubungan dengan masalah
penyuluhan
5. penyuluhan sudah terjadwal, tetapi tidak tepat dengan pelaksanaan
6. Penyuluhan tidak dilakukan secara berkala hanya melihat perkembangan
penyakit.
36
7. Sosialisasi tentang SOP dilintas program kurang optimal.
8. Kesadaran penggunaan jamban dalam masyarakat rendah.
9. Belum optimalnya komiten semua petugas diare maupun petugas puskesmas
lainnya
10. Petugas merangkap beberapa jabatan
G. Alternatif pemecahan masalah
Untuk mengatasi penyebab masalah diatas, alternatif pemecahan masalah yang dapat
dilakukan adalah sebagai berikut:
Penyebab Alternatif Pemecahan Masalah
1. Belum ada dana khusus untuk
penyuluhan diare.
Mengajukan anggaran dana
khusus biaya operasional pada
pemda
3. Alokasi dana kurang memadai
sehingga kegiatan kurang
terlaksana secara maksimal
Mengajukan sponsor pada
rekanan baik medis maupun non
medis
4. Tidak ada kebijakan pemerintah
yang berhubungan dengan
masalah penyuluhan
Membuat kebijakan berhubungan
dengan masalah penyuluhan
dalam puskesmas
5. penyuluhan sudah terjadwal,
tetapi tidak tepat dengan
pelaksanaan
Mengadakan koordinasi antar
petugas kesehatan, kader, lintas
program dan lintas sektor
6. Penyuluhan tidak dilakukan
secara berkala hanya melihat
perkembangan penyakit
Melakukan kerjasama lintas
sektor dengan organisasi
masyarakat setempat untuk
melakukan pengawasan
7. Sosialisasi tentang SOP dilintas
program kurang optimal.
Mensosialisasikan tentang SOP
dilintas program
37
8. Kesadaran penggunaan jamban
dalam masyarakat rendah.
Memberikan fasilitas pengobatan
gratis di puskesmas setempat bagi
masyarakat yang paling banyak
dalam mengajak orang-orang
disekitarnya untuk menggunakan
jamban sehat.
Memasukan materi jamban sehat
pada salah satu mata pelajaran di
institusi pendidikan
9. Belum optimalnya komiten
semua petugas diare maupun
petugas puskesmas lainnya
Me
10.Petugas merangkap beberapa
jabatan
Penambahan personel
Pemerataan pembagian tugas
Pengambilan Keputusan
Proses pengambilan keputusan menggunakan kriteria mutlak dan kriteria keinginan,
dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Menetapkan tujuan dan sasaran keputusan
2. Menentukan kriteria mutlak dan kriteria keinginan
3. Menetapkan bobot kriteria keinginan
4. Inventarisasi alternatif yaitu kemungkinan-kemungkinan cara untuk
mencapai tujuan
5. Skoring alternatif pemecahan masalah dengan cara :
a. Memakai kriteria mutlak
b. Alternatif yang tidak lulus segera dikeluarkan sedangkan yang lulus
dilanjutkan ke matriks kriteria keinginan. Matriks kriteria keinginan
adalah :
1) Setiap alternatif secara urut diberi nilai terhadap kriteria keinginan
yang ada
38
2) Angka nilai setiap alternatif tidak boleh melebihi bobot kriteria yang
bersangkutan
3) Alternatif yang memiliki jumlah tertinggi merupakan keputusan
sementara
6. Menetapkan keputusan sementara
7. Menetapkan konsekuensi
8. Menentukan keputusan tetap dengan mempertimbangkan
LANGKAH-LANGKAH
1. Menetapkan tujuan dan sasaran keputusan
Tabel 16. Tujuan dan sasaran alternatif pemecahan masalah
No Penyebab SASAR
AN
TUJUAN Alternatif Pemecahan
Masalah
1. Sumber dana dari BOK
terkadang turunnya
tidak tepat waktu.
Pemda Memastikan
dana BOK
turun tepat
waktu
Menyusun anggaran
khusus untuk dana
pada pemda
2. Belum ada dana khusus
untuk penyuluhan diare.
Pemda Terdapat
anggaran
dana untuk
penyelengg
araan
program
Mengajukan anggaran
dana khusus biaya
operasional pada
pemda
3. Alokasi dana kurang
memadai sehingga
kegiatan kurang
terlaksana secara
maksimal
Pemda Terdapat
alokasi dana
untuk
penyelengg
araan
program
Mengajukan sponsor
pada rekanan baik
medis maupun non
medis
4. Tidak ada kebijakan
pemerintah yang
berhubungan dengan
Pemda Terdapat
kebijakan
berhubunga
Membuat kebijakan
berhubungan dengan
masalah penyuluhan
39
masalah penyuluhan n dengan
masalah
penyuluhan
dalam
puskesmas
dalam puskesmas
5. penyuluhan sudah
terjadwal, tetapi tidak
tepat dengan
pelaksanaan
Petugas
kesehata
n &
Kader
Meningkatk
an
koordinasi
Petugas
kesehatan&
kader
Mengadakan
koordinasi antar
petugas kesehatan,
kader, lintas program
dan lintas sektor
6. Penyuluhan tidak
dilakukan secara
berkala hanya melihat
perkembangan penyakit
Petugas
kesehata
n &
Kader
Menyelengg
arakan
pengawasan
yang
berkelanjuta
n sehingga
mewujudka
n
masyarakat
yang
mandiri
Melakukan kerjasama
lintas sektor dengan
organisasi masyarakat
setempat untuk
melakukan
pengawasan
7. Sosialisasi tentang SOP
dilintas program kurang
optimal.
Petugas
kesehatan
Meningkatk
an
pengetahuan
tentang SOP
Mensosialisasikan
tentang SOP dilintas
program
8. Kesadaran penggunaan
jamban dalam
masyarakat rendah.
Masyarak
at desa
Meningkatn
ya kesadaran
masyarakat
akan jamban
sehat.
Memberikan fasilitas
pengobatan gratis di
puskesmas setempat
bagi masyarakat yang
paling banyak dalam
mengajak orang-
orang disekitarnya
untuk menggunakan
40
jamban sehat.
Memasukan materi
jamban sehat pada
salah satu mata
pelajaran di institusi
pendidikan
9. Belum optimalnya
komiten semua petugas
diare maupun petugas
puskesmas lainnya
Petugas
kesehatan
Menyatuka
n visi dan
misi agar
target
tercapai
Petugas kesehatan
saling bekerjasama
10 Petugas merangkap
beberapa jabatan
Petugas
kesehatan
Menurunkan
beban kerja
petugas
Penambahan personel
Pemerataan
pembagian tugas
Menentukan Kriteria Mutlak dan Kriteria Keinginan
a. Kriteria mutlak harus memenuhi kriteria sebagai berikut :
1) Dana yang akan digunakan
2) Tenaga kesehatan yang tersedia
3) Waktu
4) Persiapan
5) Metode yang sederhana
b. Kriteria keinginan harus memenuhi kriteria sebagai berikut :
1) Efektif
2) Efisien
3) Teknik pelaksanaan mudah
4) Berkesinambungan
5) Peran serta masyarakat
3. Menentukan bobot kriteria keinginan
Kriteria keinginan harus memenuhi kriteria sebagai berikut :
a. Efektif : bobot 10
b. Efisien : bobot 9
c. Teknik pelaksanaan mudah : bobot 8
41
d. Berkesinambungan : bobot 7
e. Peran serta masyarakat : bobot 6
A. Inventarisasi alternatif yaitu kemungkinan-kemungkinan cara untuk
mencapai tujuan :
1. Menyusun anggaran khusus untuk dana pada pemda
2. Mengajukan anggaran dana khusus biaya operasional pada pemda
3. Mengajukan sponsor pada rekanan baik medis maupun non medis
4. Membuat kebijakan berhubungan dengan masalah penyuluhan dalam
puskesmas
5. Mengadakan koordinasi antar petugas kesehatan, kader, lintas program dan
lintas sektor
6. Melakukan kerjasama lintas sektor dengan organisasi masyarakat setempat
untuk melakukan pengawasan
7. Mensosialisasikan tentang SOP dilintas program
8. Memberikan fasilitas pengobatan gratis di desa yang menjadi target
9. Menjalin komunikasi yang intens antar lintas program
10. Pemerataan pembagian tugas
B. Skoring alternatif pemecahan masalah
Tabel 17. Kriteria mutlak
Kriteria
Alternatif
Dana Tenaga Waktu L/TL
1 1 1 1 L
2 1 0 1 TL
3 1 1 1 L
4 0 0 1 TL
5 1 1 1 TL
6 1 1 1 L
7 1 1 0 TL
8 1 1 1 L
9 1 1 1 L
10 1 1 1 L
42
Keterangan :
“0” : tidak
“1” : ya
Berdasarkan hasil skoring kriteria mutlak, maka alternatif pemecahan
masalah dinyatakan tidak lulus yaitu :
1. Mengajukan anggaran dana khusus biaya operasional pada pemda
2. Membuat kebijakan berhubungan dengan masalah penyuluhan dalam
puskesmas
3. Mengadakan koordinasi antar petugas kesehatan, kader, lintas program
dan lintas sektor
4. Mensosialisasikan tentang SOP dilintas program
Tabel 18. Kriteria keinginan
Altern
atif Efektif Efisien
Teknik
Pelaksa
naan
Mudah
Berkesin
ambunga
n
Peran
Serta
Masyara
kat
∑
(10) (9) (8) (7) (6)
A 5x10 = 50 5x9 = 45 2x8 = 16 1x7 = 7 1x6 = 6 124
B 5x10 = 50 5x9 = 45 4x8 = 32 3x7 = 21 3x6 = 18 166
C 4x10 = 40 4x9 = 36 3x8 = 24 3x7 = 21 5x6 = 30 151
D 5x10 = 50 5x9 = 45 5x8 = 40 4x7 = 28 5x6 = 30 193
E 5x10 = 50 4x9 = 36 5x8 = 40 4x7 = 28 5x6 = 30 184
F 5x10 = 50 5x9 = 45 3x8 = 24 4x7 = 28 3x6 = 18 165
Keterangan :
a. Efektif : bobot 10
b. Efisien : bobot 9
c. Teknik pelaksanaan mudah : bobot 8
d. Berkesinambungan : bobot 7
e. Peran serta masyarakat : bobot 6
43
Berdasarkan hasil skoring kriteria keinginan didapatkan hasil sebagai
berikut :
1. Menyusun anggaran khusus untuk dana pada pemda
2. Melakukan kerjasama lintas sektor dengan organisasi masyarakat setempat
untuk melakukan pengawasan
3. Pemerataan pembagian tugas
4. Mengajukan sponsor pada rekanan baik medis maupun non medis
5. Menjalin komunikasi yang intens antar lintas program
6. Memberikan fasilitas pengobatan gratis di puskesmas setempat bagi
masyarakat yang paling banyak dalam mengajak orang-orang disekitarnya
untuk menggunakan jamban sehat.
Keputusan Sementara
Dari alternatif kriteria mutlak dan kriteria keinginan didapatkan hasil untuk
sementara digunakan alternatif pemecahan masalah yaitu :
a. Menyusun anggaran khusus untuk dana pada pemda
b. Melakukan kerjasama lintas sektor dengan organisasi masyarakat
setempat untuk melakukan pengawasan
c. Pemerataan pembagian tugas
d. Mengajukan sponsor pada rekanan baik medis maupun non medis
e. Menjalin komunikasi yang intens antar lintas program
f. Memberikan fasilitas pengobatan gratis di desa target
Keputusan Tetap
a. Menyusun anggaran khusus untuk dana pada pemda
b. Melakukan kerjasama lintas sektor dengan organisasi masyarakat
setempat untuk melakukan pengawasan
c. Pemerataan pembagian tugas
d. Memberikan fasilitas pengobatan gratis di desa target.
44
45
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Dari laporan hasil peninjauan manajemen dan mutu pelayanan puskesmas di
Puskesmas Salaman I makadidapatkan :
a. Mahasiswa mampu mencari data dan masalah yang ada di Puskesmas
Kajoran I periode Januari – Desember 2012.
b. Mahasiswa mampu mengidentifikasi masalah manajemen pelayanan
yang ada di Puskesmas KajoranI periode Januari – Desember 2012.
c. Mahasiswa mampu menentukan prioritas masalah dari beberapa masalah
tersebut yang didapat di Puskesmas KajoranI periode Januari – Desember
2012.
d. Mahasiswa mampu menganalisa penyebab masalah yang didapat di
Puskesmas Kajoran I periode Januari – Desember 2012.
e. Mahasiswa mampu mencari alternative pemecahan masalah dari prioritas
penyebab masalah yang terpilih di Puskesmas Kajoran I periode Januari –
Desember 2012.
f. Mahasiswa mampu menentukan pengambilan keputusan dari alternative
masalah di Puskesmas Kajoran I periode Januari – Desember 2012.
g. Mahasiswa mampu menyusun rencana kegiatan dari pemecahan masalah
yang terpilih di Puskesmas KajoranI periode Januari – Desember 2012.
B. Saran
Untuk meningkatkan jumlah penderita diare yang diobati oleh petugas P2M
diwilayah Puskesmas Kajoran I, kami menyarankan hal – hal sebagai berikut :
a. Perekrutan kader baru guna menunjang penemuan dini untuk kasus diare
b. Pelatiahan kepada kader – kader guna mengoptimalkan pananganan
kesakitan di desa khususnya kasusdiare.
c. Kerjasama antara bagian P2M dan promkes untuk menyusun jadwal rutin
dalam melakukan penyuluhan tentang diarre.
d. Kerjasama antara P2M dengan lintas sektoral seperti PDAM guna
penyediaan sumber air minum yang bersih.
46
BAB V
PENUTUP
Demikianlah laporan dan pembahasan tentang manajemen dan mutu pelayanan
di Puskesmas Kajoran I. Dengan meninjau puskesmas dari segi perencanaan,
pelaksanaan, pengendalian, pengawasan dan pertanggungjawaban ditemukan
masalah yang ditinjau dari segi manajemen dan mutu pelayanan serta ditentukannya
prioritas masalah dan alternatif pemecahan masalah.
Manajemen puskesmas sangat penting karena puskesmas sebagai unit pelaksana
teknis dari dinas kesehatan yang bertanggungjawab dalam pelaksanaan kegiatan
pelayanan kesehatan mempunyai keterbatasan-keterbatasan dalam hal tenaga
kesehatan, dana, sarana-prasarana penunjang, sehingga puskesmas perlu dikelola
dengan sebaik-baiknya agar dapat mencapai hasil yang maksimal. Dimensi mutu
pelayanan juga penting karena pelayanan kesehatan yang diberikan oleh tenaga
kesehatan harus memperhatikan mutu. Kedua kegiatan tersebut saling terkait dan
tidak dapat dipisahkan satu sama lain, karena cakupan atau kuantitas yang tinggi
belum tentu disertai dengan mutu atau kualitas yang baik, begitu pula sebaliknya.
Kami menyadari bahwa kegiatan ini sangat penting dan bermanfaat bagi para
calon dokter, khususnya yang kelak akan terjun di puskesmas sebagai Health
Provider, Manager, Decision Maker, dan Communicator sebagai wujud peran serta
dalam pembangunan kesehatan.
Akhir kata kami berharap laporan ini bermanfaat sebagai bahan masukan dalam
usaha peningkatan derajat kesehatan masyarakat di Wilayah Puskesmas Kajoran I.
47
DAFTAR PUSTAKA
Trihono, 2005, ARRIMES Manajemen Puskesmas Berbasis Paradigma Sehat,
Jakarta: Sagung Seto.
Notoatmodjo, S, 1996, Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-prinsip Dasar, Jakarta:
Rineka Cipta.
Depkes RI, 2006, Pedoman Perencanaan Tingkat Puskesmas, Jakarta: Depkes.
Depkes RI, 2006, Pedoman Lokakarya Mini Puskesmas, Jakarta: Depkes.
Depkes RI, 2006, Pedoman Penilaian Kinerja Puskesmas, Jakarta: Depkes.
48
Depkes RI, 2011. Visi dan Misi pembangunan kesehatan 2015 di Indonesia
Budioro, B, 2002, Pengantar Administrasi Puskesmas, Semarang: Badan Penerbit
Diponegoro.
SPM Kabupaten Magelang, 2010
SPM Puskesmas Kajoran 1, 2012
Profil Puskesmas Kajoran 1, 2011
49