salaman 1 diare 1-3

67
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Misi pembangunan kesehatan 2015 di Indonesia adalah: (1) menggerakkan pembangunan nasional berwawasan kesehatan; (2) mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat; (3) memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, rata dan terjangkau; (4) memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan individu, keluarga, dan masyarakat beserta lingkungannya. Sejalan dengan tujuan pembangunan yang berwawasan kesehatan dan kesejahteraan maka pemerintah telah menetapkan pola dasar pembangunan yaitu pembangunan mutu SDM di berbagai sektor serta masih menitik beratkan pada program – program pra upaya kuratif dan rehabilitatif yang didukung oleh informasi kesehatan secara berkesinambungan sehingga dapat mewujudkan masyarakat yang berperilaku hidup sehat, lingkungan sehat, dan memiliki kemampuan untuk menolong dirinya sendiri serta dapat menjangkau pelayanan kesehatan yang berkualitas di tahun 2015. Puskesmas adalah unit pelaksana teknis terdepan dalam usaha pemerataan pelayanan kesehatan. Sesuai dengan tujuan pembangunan kesehatan Indonesia Sehat 2015 adalah meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal melalui terciptanya 1

Upload: taufiq-iqbal-maulana

Post on 28-Oct-2015

82 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Salaman 1 Diare 1-3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Misi pembangunan kesehatan 2015 di Indonesia adalah: (1) menggerakkan

pembangunan nasional berwawasan kesehatan; (2) mendorong kemandirian

masyarakat untuk hidup sehat; (3) memelihara dan meningkatkan pelayanan

kesehatan yang bermutu, rata dan terjangkau; (4) memelihara dan meningkatkan

pelayanan kesehatan individu, keluarga, dan masyarakat beserta lingkungannya.

Sejalan dengan tujuan pembangunan yang berwawasan kesehatan dan kesejahteraan

maka pemerintah telah menetapkan pola dasar pembangunan yaitu pembangunan

mutu SDM di berbagai sektor serta masih menitik beratkan pada program – program

pra upaya kuratif dan rehabilitatif yang didukung oleh informasi kesehatan secara

berkesinambungan sehingga dapat mewujudkan masyarakat yang berperilaku hidup

sehat, lingkungan sehat, dan memiliki kemampuan untuk menolong dirinya sendiri

serta dapat menjangkau pelayanan kesehatan yang berkualitas di tahun 2015.

Puskesmas adalah unit pelaksana teknis terdepan dalam usaha pemerataan

pelayanan kesehatan. Sesuai dengan tujuan pembangunan kesehatan Indonesia

Sehat 2015 adalah meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat

bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal melalui

terciptanya masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia yang ditandai oleh

penduduknya yang hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku hidup sehat serta

memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan dan fasilitas kesehatan yang

bermutu secara adil dan merata di seluruh wilayah Republik Indonesia dan dapat

mewujudkan bangsa yang mandiri, maju, dan sejahtera (Trihono, 2005).

Puskesmas sebagai pusat pembangunan kesehatan memiliki beberapa fungsi

penting sebagai pusat penggerak pembangunan kesehatan, pusat pemberdayaan

masyarakat dan keluarga dalam pembangunan kesehatan serta sebagai pelayanan

kesehatan tingkat pertama yang bermutu. Pelayanan upaya kesehatan di Puskesmas

dilaksanakan melalui 6 upaya kegiatan pokok secara terpadu dan menyeluruh. Enam

upaya kegiatan pokok itu meliputi KIA/ KB, Upaya Peningkatan Gizi, Kesehatan

Lingkungan, Pemberantasan Penyakit Menular (P2M), Promosi Kesehatan,

Pengobatan. Upaya kegiatan pengembangan meliputi Usaha Kesehatan Sekolah

1

Page 2: Salaman 1 Diare 1-3

(UKS), Kesehatan Olah Raga, Perkesmas, Kesehatan Kerja, Kesehatan Gigi dan

Mulut, Kesehatan Jiwa, Kesehatan Mata, Laboratorium Sederhana, Kesehatan Usia

Lanjut, Pembinaan Pengobatan Tradisional dan Pencatatan dan Pelaporan.

Sedangkan Upaya Kesehatan Pengembangan terdiri dari Usaha Kesehatan

Perorangan meliputi kuratif dan rehabilitatif dan Usaha Kesehatan Masyarakat

meliputi promotif dan preventif.

Puskesmas Salaman I memiliki visi “Menjadi pusat pelayanan kesehatan

yang bermutu, terjangkau dan dipercaya sehingga terwujud masyarakat salaman

sehat 2015”. Adapun misinya adalah

1. Meningkatkan mutu pelayanan

2. Menjalin kemitraan dengan pelanggan dalam memelihara dan meningkatkan

kesehatan

3. Meningkatkan mutu dan profesionalisme SDM

4. Meningkatkan kesejahteraan karyawan

5. Meningkatkan kebersihan dan keindahan lingkungan puskesmas

6. Memelihara agar orang tetap sehat dengan membntuk lingkungan yang sehat,

dengan mengikutkan peran serta masyarakat dan mendorong kemandirian

untuk hidup sehat.

7. Memeberikan pelayanan rawat inapyang berkualitas pada masyarakat setaraf

dengan RS tipe D

Berdasarkan uraian diatas maka penting untuk dilakukan penelitian tentang

manajemen dan mutu pelayanan di Puskesmas Salaman I. Pentingnya manajemen

dam mutu pelayanan dalam puskesmas dikarenakan kemampuan puskesmas yang

masih terbatas. Manajemen puskesmas melalui perencanaan. Pelaksanaan, dan

penilaian serta terdapatnya sumberdaya (alat, keuangan, obat dan sebagainya) dapat

meningkatkkan kuantitas dari puskesmas. Mutu pelayanan pada puskesmas

diharapkan dapat kepuasan pada setiap pasien yang datang ke puskesmas sehingga

dapat meningkatkan kualitas pada puskesmas.

Menurut survey yang telah dilakukan di Puskesmas Salaman I berdasarkan

SPM (Standart Pelayanan Minimal) didapatkan 14 masalah, kemudian menggunakan

metode hanlon kuantitatif ditentukan 10 prioritas masalah. Berdasarkan data

sekunder yang didapatkan setelah konfirmasi kepala Puskesmas Salaman I,

2

Page 3: Salaman 1 Diare 1-3

pencapaian Jumlah Balita diare yang ditangani dengan standar di wilayah kerja

Puskesmas Salaman I sebesar 41.49 % Sedangkan target menurut SPM Dinkes

Tahun 2013 dari bulan Januari – Desember adalah 100 %, sehingga ditemukan besar

masalah adalah sebesar 58,51 %

B. Perumusan Masalah

Apakah manajemen Puskesmas dan mutu pelayanan Puskesmas pada periode

Januari– Maret 2013 di Puskesmas Salaman I Kabupaten Magelang terlaksana

dengan baik?

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mengetahui pelaksanaan manajemen dan mutu pelayanan di

Puskesmas Salaman I Periode Januari – Maret 2013.

2. Tujuan Khusus

a. Mencari data umum dan khusus tentang SPM (standar pelayanan medik)

di Puskesmas Salaman I Periode Januari – Maret 2013.

b. Mengidentifikasi masalah manajemen dan mutu pelayanan di Puskesmas

Salaman I Periode Januari – Maret 2013.

c. Memprioritaskan masalah manajemen dan mutu pelayanan di Puskesmas

Salaman I Periode Januari – Maret 2013.

d. Mencari dan menganalisa penyebab masalah dalam manajemen dengan

pendekatan sistem dan mutu pelayanan dengan simple problem dan

complex problem di Puskesmas Salaman I Periode Januari – Maret 2013.

e. Menganalisis dan mengkonfirmasi penyebab masalah manajemen dan

mutu pelayanan di Puskesmas Salaman I Periode Januari – Maret 2013.

f. Menentukan urutan penyebab masalah yang akan diintervensi dalam

manajemen dan mutu pelayanan di Puskesmas Salaman I Periode Januari

– Maret 2013.

g. Mencari alternatif pemecahan masalah dari penyebab masalah dalam

manajemen dan mutu pelayanan di Salaman I Periode Januari – Maret

2013.

3

Page 4: Salaman 1 Diare 1-3

h. Mengambil keputusan terpilih dari alternatif pemecahan masalah dalam

manajemen dan mutu pelayanan di Salaman I Periode Januari – Maret

2013.

i. Mampu menyusun rencana kegiatan pemecahan masalah (POA) dalam

manajemen Salaman I Periode Januari – Maret 2013.

D. Metodologi

Laporan ini disusun berdasarkan data primer dan data sekunder yang

diperoleh selama 5 hari pada tanggal 17 Mei 2013 – 22 Mei 2013 di Puskesmas

Salaman I. Data primer berupa pelaksanaan proses manajemen (P1, P2, P3)

diperoleh dari dokter Puskesmas beserta staf serta observasi terhadap kondisi

lingkungan Puskesmas. Data sekunder diperoleh dari data tertulis yang ada di

Puskesmas.

Data yang diperoleh dianalisis dengan metode pendekatan sistem untuk

mengetahui permasalahan. Kemudian dilakukan identifikasi masalah dan ditentukan

prioritas masalah dengan metode Hanlon Kuantitatif. Setelah prioritas masalah

ditentukan, dianalisis penyebab masalah dengan metode pendekatan sistem dan

Fishbone untuk melihat ketiga fungsi manajemen dan mutu. Data tersebut kemudian

dianalisis dengan Paired Comparison untuk mengetahui urutan penyebab masalah

yang akan dipecahkan, dilanjutkan dengan membuat diagram Pareto untuk

menentukan penyebab masalah. Setelah itu penyebab masalah disusun alternatif

pemecahan masalah. Pilihan alternatif ditapis dengan kriteria mutlak dan kriteria

keinginan kemudian ditetapkan pengambilan keputusan pemecahan masalah yang

paling mungkin untuk dilaksanakan, kemudian disusun POA.

4

Page 5: Salaman 1 Diare 1-3

BAB II

ANALISIS SITUASI

A. Komponen Lingkungan

Data Wilayah

Gambar 1. Peta Wilayah Kerja Puskesmas Salaman I Kabupaten Magelang

Batas Wilayah

Batas – batas Wilayah Puskesmas Salaman I adalah :

a. Utara :Kecamatan Tempuran, Kab. Magelang

5

Page 6: Salaman 1 Diare 1-3

b. Selatan :Kec. Bener, Kab. Purworejo, Kec. Samigaluh - DIY

c. Barat :Wilayah kerja Puskesmas Salaman II

d. Timur :Kecamatan Borobudur, Kab. Magelang

Luas Wilayah Kerja

Luas Wilayah Kerja Puskesmas Salaman I seluas 38,89 km2.

Pembagian Wilayah

Pembagian Wilayah Puskesmas Salaman I terdiri dari 10 desa dan 80 dusun,

meliputi:

a. Salaman f. Ngargoretno

b. Kalisalak g. Ngadirejo

c. Menoreh h. Sidomulyo

d. Kalirejo i. Kebonrejo

e. Paripurno j. Banjarharjo

Keadaan Geografis

Wilayah Kerja Puskesmas Salaman I terdiri dari : daerah dataran (50%),

daerah bergelombang (25%), Daerah pegunungan (25%).

Transportasi

a. Jarak puskesmas - kota Magelang (RSU Tidar) : 15 km

b. Jarak puskesmas - kantor Dinas kabupaten : 20 km

c. Jarak puskesmas - RSU kabupaten : 20 km

d. Jarak puskesmas – desa terjauh : 10 km

e. Tidak semua daerah dapat terjangkau dengan dengan mobil (roda 4)

f. Angkutan umum : ojek, angkudes, bis umum

Sarana Komunikasi

Sarana komunikasi dari puskesmas ke luar : telepon, radio, TV, surat kabar,

pengumuman Masjid.

Sosial Budaya

a. Sarana Peribadatan (2009)

1) Masjid/langgar : 102 buah

2) Gereja : 12

3) Pura : -

6

Page 7: Salaman 1 Diare 1-3

4) Wihara : -

Dari data di atas, dapat disimpulkan bahwa sarana peribadatan di Wilayah Kerja

Puskesmas Salaman I hanya ada masjid atau langgar sebanyak 102.

Agama dan Kepercayaan Penduduk

Tabel 3. Data Pemeluk Agama di Wilayah Kerja Puskesmas Salaman I

Agama Jumlah %

Islam 41680 99,19

Kristen Protestan 197 0,46

Katolik 143 0,34

Budha 0 0

Hindu 0 0

Total 42020 100

Sumber data : Data Statistik Kecamatan Salaman tahun 2009

Dari data di atas, dapat disimpulkan bahwa penduduk di Wilayah Kerja

Puskesmas Salaman I dominan memeluk agama Islam sebesar 41680 jiwa.

Tingkat Pendidikan

Tabel 4. Data Tingkat Pendidikan di Wilayah Kerja Puskesmas Salaman I

Tingkat Pendidikan Jumlah %Tidak sekolah 3194 7,60Belum Sekolah 590 1,40Belum Tamat SD atau sederajat 5766 13,70Tidak tamat SD/MI 6087 14,48Tamat SD/MI 15425 36,70Tamat SMP/MTs 5999 14,27Tamat SMA/SMK/MA 4345 10,34Tamat AK/Diploma 614 1,46JUMLAH 42.020 100

Sumber data : Data Statistik Kecamatan Salaman 1 tahun 2009

Dari data di atas, dapat disimpulkan bahwa urutan terbesar penduduk adalah

Tamat SD/MI sebesar 36,70%.

Sarana Pendidikan

a. TK & PAUD : 11 buah

b. SD/MI : 29 buah

7

Page 8: Salaman 1 Diare 1-3

c. SLTP/MTS : 13 buah

d. SLTA/MA : 5 buah

Dari data di atas, dapat disimpulkan bahwa jumlah fasilitas pendidikan

terbanyak adalah SD / MI yaitu sebesar 29 buah.

Sosial Ekonomi

a. Mata pencaharian

Tabel 5. Data Mata Pencaharian Penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Salaman I

Mata Pencaharian Jumlah %Petani 8415 25,58Buruh tani 7152 21,7Pengusaha 998 3,03Buruh 2888 8,78Pedagang 1565 4,76Sopir Angkutan 940 2,86PNS/ABRI 930 2,82Pensiunan 382 1,16Lain-lain 17837 29,25TOTAL 41107 100

Sumber data : Data Statistik Kecamatan Salaman I tahun 2009

Dari data di atas, dapat disimpulkan bahwa komposisi penduduk terbanyak

bermata pencaharian buruh tani yaitu sebesar 17837 orang (29,25 %).

b. Sarana perekonomian

1. KUD : 1 buah

2. Bank : 3 buah

3. Pasar Umum : 3 buah

4. Home Industry : 16 buah

5. Warung / toko/ kios : 25 buah

6. Terminal : 1 buah

7. Penggilingan padi : 13 buah

8. Penggilingan tepung : 1 buah

9. Pengolahan minyak cengkeh : 1 buah

Total : 64 buah

8

Page 9: Salaman 1 Diare 1-3

Kesehatan Lingkungan

a. Sarana penyediaan air bersih

Tabel 6. Jenis dan Jumlah Pemakai Sarana Air Bersih di Wilayah Kerja Puskesmas

Salaman I Tahun 2011

Sarana Air BersihJumlah Sasaran

Jumlah Pemakai

% Pemakai

Sumur gali 963 384 39,9%

Pipa kran umum 963 - 0%

Perlindungan mata air 963 230 23,9%

Pipa sambungan rumah

963 46 4,7%

PDAM 963 - -

Sumur pompa tangan 963 6 0,6%

Lain-lain (sungai, kolam)

963 297 30,8%

Total 6741 349 5,2%

Sumber data : Puskesmas SALAMAN I tahun 2011

Dari data di atas, dapat disimpulkan bahwa jenis sarana air bersih yang terbanyak

adalah sumur gali yaitu sebesar 384 buah (39,9%).

c. Sarana sanitasi dasar

Tabel 7. Sarana sanitasi dasar Keluarga di Wilayah Kerja Puskesmas Salaman I

Tahun 2011

Jenis SaranaKepemilikan

(ya)

Presentase

(%)

Jamban 548 61,1

Tempat Sampah 0 0

Pengelolaan Air Limbah 718 80

Sumber data : Puskesmas Salaman I Tahun 2011

Dari data di atas, dapat disimpulkan bahwa sanitasi dasar yang paling banyak

dimiliki adalah pengelolaan air limbah sebesar 718 (80%).

9

Page 10: Salaman 1 Diare 1-3

Input

1. Man atau Sumber Daya Manusia

Tabel 8. Rincian Jumlah Tenaga Kerja yang Ada di Puskesmas Salaman I

Tempat Tenaga Kerja Jumlah

Puskesmas Induk Dokter spesialis 1

Dokter umum 5

Dokter gigi 2

Bidan 17

Perawat 22

Tenaga Kesmas 1

Tenaga teknisi medis 3

Sanitarian (SPPH) 1

Gizi 1

Tenaga laborat 3

Pengelola obat 2

Petugas loket 3

Pengemudi 2

Penjaga malam 4

TOTAL 67

Sumber Data: Puskesmas Salaman I Tahun 2011

2. Material

a. Sarana Fisik

Puskesmas Salaman I merupakan puskesmas rawat inap, pertama kali

didirikan sebagai RS Pembantu dan semenjak adanya Puskesmas sekitar

tahun 70an didirikan sebagai Puskesmas dengn Rawat inap. Luas tanah

14.200 m2 . Luas gedung 1600 m2. Jumlah tempat tidur 50 buah.

Ruang pelayanan :

Loket pendaftaran : 2 ruang KIA /KB : 4 ruang

UGD : 1 ruang Pelayanan Obat : 1 ruang

BP Umum : 2 ruang Konseling Gizi : 1 ruang

10

Page 11: Salaman 1 Diare 1-3

Laboratorium : 1 ruang Gudang Obat : 2 ruang

Ruang Kapusk : 1 ruang Ruang staf : 1 ruang

Aula : 1 ruang Kantin : 1 ruang

Kamar mandi/ WC : 4 buah Garasi : 1 ruang

Dapur : 1 ruang Parkir sepeda motor : 1 ruang

Ruang radiologi : 1 ruang Kamar oprasi minor : 1 ruang

BP Spesialis Mata : 1 ruang BP Gigi : 2 ruang

Poli kebidanan dan kandungan : 2 ruang

b. Sarana kesehatan lain yang ada berupa :

1) Pemerintah

Puskesmas induk : 1 buah Pustu : 4 buah

PKD : 5 buah Posyandu : 67 pos

UKS : 36 sekolah

2) Swasta

Jumlah BP swasta : -

Jumlah Dokter Praktek : 4 orang

Jumlah Toko Obat : -

Jumlah Apotek : 3 buah

3. Money atau Dana

Sumber pendanaan Puskesmas Salaman I berasal dari :

a. Pendapatan puskesmas :

1) Retribusi

2) Askes

3) Lain-lain

b. Penerimaan

1) Dana dari JPKMM / Jamkesmas.

2) Dana dari tingkat propinsi

3) Dana dari APBD kabupaten

4) Dana dari askes

5) Dana retribusi 50%

11

Page 12: Salaman 1 Diare 1-3

c. Kebijakan Pemerintah Daerah dan Pusat

Peraturan yang mengatur Puskesmas :

1) UU No. 36 tahun 2009 Tentang Kesehatan.

2) UU No. 22 tahun 1999 Tentang Otonomi Daerah.

3) UU No. 25 tahun 1999 Tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan

Daerah.

4) PERDA No 14 tahun 2006 Tentang Restribusi Pelayanan Kesehatan

pada Puskesmas di Kabupaten Magelang.

5) Keputusan Bupati Kepala Daerah TK II Magelang No

1884/492/Kep/13.2002 Tentang Organisasi Puskesmas.

Proses Manajemen

a. Perencanaan (P1)

Tim perencana terdiri dari Kepala puskesmas dan para pemegang

program, dimana sumber data didapat dari laporan bulanan Puskesmas, yang

direkapitulasi pada akhir tahun. Laporan memuat hasil kegiatan, dalam

melakukan perencanaan kepala puskesmas dibantu oleh para pemegang

program, dimana sumber data didapat dari laporan bulanan Puskesmas. Laporan

memuat hasil kegiatan dari 6 upaya kesehatan pokok yang dilaksanakan di

Puskesmas Salaman I. Laporan akhir tahun di Puskesmas Salaman I disajikan

dalam bentuk tabel yang didokumentasi secara rapi dan grafik untuk dapat lebih

menilai naik turunnya perjalanan kegiatan dalam 12 bulan. Kemudian data

dianalisa dibandingkan dengan target. Masalah timbul jika pencapaian kegiatan

tidak memenuhi target yang ditetapkan. Jadwal pelaksanaan dilakukan akhir

bulan desember, dan cara mendapatkannya dengan lokmin.

b. Penggerakkan dan Pelaksanaan (P2)

Dalam manajemen penggerakan dan pelaksanaan terdapat komponen-

komponen yang merupakan bagian terpenting dari manajemen tersebut.

Komponen tersebut meliputi :

c. Pengorganisasian

12

Page 13: Salaman 1 Diare 1-3

Penentuan para penanggung jawab dan para pelaksana untuk setiap

kegiatan dengan pertemuan penggalangan tim pada awal tahun kegiatan (mini

lokakarya) yaitu pesertanya meliputi, kepala puskesmas, dan seluruh staf

puskesmas. Penggalangan kerjasama lintas sektoral, antara dua sektor maupun

antara berbagai sektor yang terkait, antara lain :

1) Pendidikan nasional (UKS)

2) Kantor Urusan Agama (TT calon pengantin)

3) Pertanian (Upaya Perbaikan Gizi Keluarga)

4) Kependudukan dan catatan sipil (KB)

5) Perekonomian dan kesra (ASKESKIN)

6) Pembangunan desa (pemugaran perumahan)

d. Penyelenggaraan

Penyelenggaraan kegiatan dari upaya 6 kesehatan wajib dilakukan

dengan jadwal kegiatan yang disusun oleh masing-masing penanggung jawab

dengan koordinasi dengan kepala Puskesmas agar penyelenggaraan kegiatan di

Puskesmas Salaman I tetap memperhatikan azas penyelenggaraan puskesmas,

berbagai standar dan pedoman pelayanan puskesmas, kendali mutu dan biaya.

Penyelenggaraan kegiatan dilaksanakan dengan kerjasama lintas program

maupun lintas sektoral. Terbangun baik kerjasama lintas program yaitu dalam

bentuk sinkronisasi program. Dan evaluasi hasil lokmin dengan pengambilan

program tertentu, diurutkan dan di evaluasi kegiatan apa yang ada masalah.

e. Pemantauan

Pengkajian internal lintas program dilakukan dalam bentuk pertemuan

rutin bulanan yang membahas mengenai kinerja Puskesmas Salaman I,

bagaimana kendali mutu dan kendali biaya. Pengkajian eksternal secara

Triwulanan (lokakarya mini triwulanan) bersama lintas sektoral tentang

penyelenggaraan kegiatan dan hasil yang telah dicapai.

Menyusun saran peningkatan penyelenggaraan kegiatan sesuai dengan

pencapaian kinerja Puskesmas serta masalah dan hambatan yang ditemukan

dalam telaah bulanan dan triwulanan.

f. Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian (P3)

Adalah proses memperoleh kepastian, kesesuaian penyelenggaraan dan

pencapaian tujuan Puskesmas terhadap rencana dan undang-undang yang

berlaku. Pengawasan terdiri atas pengawasan internal dari atasan langsung

13

Page 14: Salaman 1 Diare 1-3

(Kepala Puskesmas) terhadap seluruh staf dan pengawasan eksternal yang

dilakukan sebagian masyarakat dan dinas kesehatan terhadap kegiatan yang

dilaksanakan puskesmas, dengan ruang lingkup administratif, keuangan, teknis

pelayanan yang dilakukan di Puskesmas Salaman I.

Penilaian dilakukan pada akhir tahun menggunakan Standar Pelayanan

Minimal (SPM) meliputi penilaian terhadap penyelenggaraan kegiatan dan hasil

yang dicapai, dibandingkan dengan rencana tahunan dan standar pelayanan.

Untuk program KIA dan Imunisasi, penilaian hasil kegiatan adalah dengan

Sistem Kewaspadaan Dini (SKD) yaitu pemantauan adanya kenaikan kasus.

Pertanggungjawaban dilakukan melalui laporan pertanggungjawaban

tahunan yang berisi tentang pelaksanaan kegiatan, perolehan sumber dana

(keuangan) dan penggunaan sumberdaya. Laporan pertanggungjawaban dibuat

oleh kepala Puskesmas pada setiap lokakarya mini yang mencakup di dalamnya

pelaksanaan kegiatan serta perolehan dan penggunaan berbagai sumber daya

termasuk keuangan, disampaikan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota

serta pihak–pihak terkait lainnya, termasuk masyarakat.

Keluaran

Data penyakit

Tabel 9. Pola 10 besar penyakit rawat jalan puskesmas Salaman I, semua

kelompok Umur Januari – Desember 2012 berdasarkan ICD X

No. Nama Penyakit Jumlah Penderita %1. Infeksi akut pada saluran pernapasan atas 523 49,22. Gusi dan jaringan periodontal 171 16,13. Hipertensi primer 137 12,94. Diare dan gastroenteritis non spesifik 70 6,55. NDDM 41 3,86. Konjungtivitis 32 37. Gangguan gigi dan struktur penyangga

lain selain trauma29 2,7

8. Faringitis 25 2,39. Influenza, virus tidak teridentifikasi 19 0,910. Bronchitis akut 15 1,4

TOTAL 1062 100

Sumber data : Puskesmas Salaman I 1 Januari 2012– 31 Desember 2012

14

Page 15: Salaman 1 Diare 1-3

Dari data di atas, dapat disimpulkan bahwa penyakit rawat jalan puskesmas

Salaman I yang paling banyak ditemukan adalah Infeksi akut pada saluran

pernapasan atas yaitu sebesar 523 penderita.

Tabel 10. Pola 10 besar penyakit rawat inap puskesmas Salaman I, semua kelompok

Umur Januari – Desember 2012 berdasarkan ICD X

No. Nama Penyakit Jumlah Penderita %1. Typhoid 29 19,52. Gastrointestinal 26 17,53. Hipertensi 21 14,14. Dyspepsia 17 11,45. Febris 14 9,46. Anemia 12 8,17. CKR/KLL 9 68. DM 8 5,49. Kolik abdomen 7 4,710. ISPA 5 3,3

TOTAL 148 100

Dari data di atas, dapat disimpulkan bahwa penyakit rawat inap puskesmas

Salaman I yang paling banyak ditemukan adalah typhoid yaitu sebesar 29 penderita.

15

Page 16: Salaman 1 Diare 1-3

BAB III

IDENTIFIKASI DAN ANALISA MASALAH

No Masalah Besar masalah1 Cakupan pelayanan pra-usila dan usila 48,3 %2 Balita BGM 30,67 %3 Penemuan kasus TB BTA (+) 35.07 %4 Tempat-tempat umum yang memenuhi syarat 42,75 %

5 TP2M 52,95 %

6 Rumah sehat 53,33 %

7 Penduduk yang memanfaatkan jamban 31,5 %

8 Rumah yang punya SPAL 56,16 %

9 Cakupan suspek TB 48.87 %

10 Balita diare yang ditangani dengan standar 58,51 %

11 Rumah tangga sehat 24,6 %12 Bayi yang dapat ASI eksklusif 88,9 %13 Penyuluhan P3 Napza di sekolah 50 %14 Penyuluhan HIV/AIDS 50%

A. BESARNYA MASALAH

Banyaknya kelas (K) = 1+3,3log(N)

= 1+3,3 log (14)

= 4,78222 ~ 5

Interval Kelas = nilai tertinggi – nilai terendah

Kelas

= 88,9 – 24,6 = 12,86 ~ 13

5

No Masalah Besar masalah

Interval1-13(1)

Interval14-26

(2)

Interval27-39

(3)

Interval40-52

(4)

Interval53-65

(5)

Interval66-78

(6)

Interval≥ 78(7)

nilai

1 Cakupan pelayanan pra-usila dan usila

48,3 % X 4

2 Balita BGM 30,67 % X 3

3 Penemuan kasus TB BTA (+)

35.07 % X 3

16

Page 17: Salaman 1 Diare 1-3

4 Tempat-tempat umum yang memenuhi syarat

42,75 % X 4

5 TP2M 52,95 % X 5

6 Rumah sehat 53,33 % X 5

7 Penduduk yang memanfaatkan jamban

31,5 % X 3

8 Rumah yang punya SPAL

56,16 % X 5

9 Cakupan suspek TB 48.87 % X 4

10 Balita yang diare yang ditangani dengan standar

58,51 % X 5

11 Rumah tangga sehat 24,6 % X 2

12 Bayi yang dapat ASI eksklusif

88,9 % X 7

13 Penyuluhan P3 Napza di sekolah

50 % X 4

14 Penyuluhan HIV/AIDS

50% X 4

B. KEGAWATAN MASALAH

Keganasan terhadap cakupan program dengan bobot 4, dimana :

Sangat berpengaruh : 4

Berpengaruh : 3

Kurang berpengaruh : 2

Tidak berpengaruh : 1

17

Page 18: Salaman 1 Diare 1-3

Tingkat urgensi dengan bobot 4 dimana :

Sangat mendesak : 4

Mendesak : 3

Kurang mendesak : 2

Tidak mendesak : 1

Tingkat biaya yang dikeluarkan dengan bobot 4 dimana :

Sangat murah : 4

Murah : 3

Mahal : 2

Mahal sekali : 1

No Masalah K U B TOTAL

1 Cakupan pelayanan pra-usila dan usila 2 3 2 7

2 Balita BGM 4 3 2 9

3 Penemuan kasus TB BTA (+) 4 3 2 9

4 Tempat-tempat umum yang memenuhi syarat

2 2 2 6

5 TP2M 2 2 2 6

6 Rumah sehat 3 2 2 7

7 Penduduk yang memanfaatkan jamban 2 2 3 7

8 Rumah yang punya SPAL 2 2 2 6

9 Cakupan suspek TB 4 4 3 11

10 Balita yang diare yang ditangani dengan standar

3 2 2 7

11 Rumah tangga sehat 2 2 2 6

12 Bayi yang dapat ASI eksklusif 4 3 4 11

13 Penyuluhan P3 Napza di sekolah 2 2 2 6

14 Penyuluhan HIV/AIDS 2 2 2 6

18

Page 19: Salaman 1 Diare 1-3

C. KEMUDAHAN DALAM PENANGGULANGAN

No Masalah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 TOTAL

1 Cakupan pelayanan pra-usila dan usila

2 3 2 3 2 3 3 2 2 3 2 3 2.5

2 Balita BGM 4 3 4 3 3 4 4 4 3 3 4 3 3.5

3 Penemuan kasus TB BTA (+) 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3.75

4 Tempat-tempat umum yang memenuhi syarat

2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2.17

5 TP2M 2 2 3 3 3 2 3 2 3 2 2 2 2.42

6 Rumah sehat 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2.25

7 Penduduk yang memanfaatkan jamban

4 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3.33

8 Rumah yang punya SPAL 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2.25

9 Cakupan suspek TB 4 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3.33

10 Balita yang diare yang ditangani dengan standar

3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3.75

11 Rumah tangga sehat 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 2.67

12 Bayi yang dapat ASI eksklusif 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3.83

13 Penyuluhan P3 Napza di sekolah

4 3 4 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3.5

14 Penyuluhan HIV/AIDS 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3.83

19

Page 20: Salaman 1 Diare 1-3

D. PEARL FACTOR

20

No Masalah P E A R L HASIL KALI

1 Cakupan pelayanan pra-usila dan usila

1 1 1 0 1 0

2 Balita BGM 1 1 1 1 1 1

3 Penemuan kasus TB BTA (+) 1 1 1 1 1 1

4 Tempat-tempat umum yang memenuhi syarat

1 0 1 1 1 0

5 TP2M 1 0 1 1 1 0

6 Rumah sehat 1 0 1 1 1 0

7 Penduduk yang memanfaatkan jamban

1 1 1 1 1 1

8 Rumah yang punya SPAL 1 0 1 1 1 0

9 Cakupan suspek TB 1 1 1 1 1 1

10 Balita diare yang ditangani dengan standar

1 1 1 1 1 1

11 Rumah tangga sehat 1 0 1 1 1 0

12 Bayi yang dapat ASI eksklusif 1 1 1 1 1 1

13 Penyuluhan P3 Napza di sekolah

1 1 1 1 1 1

14 Penyuluhan HIV/AIDS 1 1 1 1 1 1

Page 21: Salaman 1 Diare 1-3

E. PRIORITAS MASALAH

Masalah A B C NPD D NPT Prioritas1 4 7 2.5 27.5 0 0 IX2 3 9 3.5 42 1 42 V

33 9 3.67

44.041 44.0

4IV

4 4 6 2.17 21.7 0 0 XIII5 5 6 2.42 26.62 0 0 XI6 5 7 2.25 27 0 0 X7 3 7 3.33 33.3 1 33.3 VIII8 5 6 2.25 24.75 0 0 XII

94 11 3.33

49.951 49.9

5II

10 5 7 3.75 45 1 45 III11 2 6 2.67 21.36 0 0 XIV

127 11 3.83

68.941 68.9

4I

13 4 6 3.5 35 1 35 VII14 4 6 3.83 38.3 1 38.3 VI

Masalah Total Prioritas Bayi yang dapat ASI

eksklusif68.94 I

Cakupan suspek TB 49.95 IIBalita diare yang

ditangani dengan standar 45 III

Penemuan kasus TB BTA (+)

44.04 IV

Balita BGM 42 VPenyuluhan HIV/AID 38.3 VI

Penyuluhan P3 Napza di sekolah

35 VII

21

Page 22: Salaman 1 Diare 1-3

Penduduk yang memanfaatkan jamban

33.3 VIII

Berdasarkan daftar prioritas masalah tersebut masalah yang kami angkat berdasarkan

permintaan dan anjuran dari Kepala Puskesmas Salaman I adalah prioritas masalah ke

III yaitu Jumlah Balita diare yang ditangani dengan standar 41.49 % di wilayah kerja

Puskesmas Salaman I periode kerja Januari 2013 hingga Maret 2013.

F . Analisis Penyebab Masalah

Untuk menganalisa penyebab masalah manajemen secara menyeluruh,

digunakan pendekatan sistem yang meliputi input, proses, lingkungan, serta QA

yang meliputi Simple Problem dan Complex Problem.

Gambar 2. Sistem manajemen mutu

Untuk menganalisa penyebab masalah menejemen secara menyeluruh,

digunakan pendekatan system yang meliputi : Input, Proses, Output,

Lingkungan, serta QA yang meliputi Simple Problem dan Complex Problem.

1. Pendekatan Sistem

Berdasarkan Hanlon Kuantitatif tersebut diatas kami mengajukan

permasalahan kepada pihak Puskesmas Salaman I untuk dikonfirmasi dengan

menggunakan analisis pendekatan system :

a. Input (Man, Money, Material, Method, Mechine)

b. Proses (P1,P2,P3)

c. Faktor lingkungan

22

LINGKUNGAN

OUTPUTPROSES

P1,P2,P3

SIMPLE PROBLEM

INPUT(5M) OUTCOME IMPACT

OUTPUT

COMPLEX PROBLEM

Page 23: Salaman 1 Diare 1-3

Uraian diatas dijabarkan dengan menggunakan tabel dibawah ini :

Tabel 17. Tabel kemungkinan penyebab masalah yang berhubungan dengan

diare

23

Page 24: Salaman 1 Diare 1-3

24

Komponen Kelemahan

Input Man Petugas merangkap beberapa jabatan

Money Alokasi dana kurang

memadai sehingga kegiatan kurang terlaksana secara maksimal

Methode Sosialisasi tentang SOP dilintas program kurang optimal.

penyuluhan sudah terjadwal, tetapi tidak tepat dengan pelaksanaan .

Penyuluhan tidak dilakukan secara berkala hanya melihat perkembangan penyakit.

Material Media promosi yang ada kuran memadai (seperti spanduk hanya ada satu per desa, pembuatan booklet tidak banyak dibaca oleh masyarakat)

Machine -Proses P1 Pelaksanaan perencanaan

kegiatan belum optimal Hanya terdapat pada masalah

penjadwalan kegiatan yang terkadang terlambat dikarenakan ketiadaan dana

Sosialisasi tentang SOP dilintas program kurang optimal.

P2 Kerjasama dengan kader dalam rangka penyuluhan kurang optimal.

tindak lanjut setelah penyuluhan tidak dilakukan secara continue

P3 pengawasan terhadap angka kejadian diare kurang optimal

Lingkungan Tidak ada kebijakan pemerintah yang berhubungan dengan masalah penyuluhan diare

Kesadaran masyarakat tentang sanitasi dan PHBS kurang diterapkan.

Kesadaran penggunaan jamban dalam masyarakat rendah.

Page 25: Salaman 1 Diare 1-3

2. Mutu Pelayanan

Dalam menilai mutu pelayanan Puskesmas dilakukan Simple

Problem dan Complex Problem. Pada Simple Problem kami menggunakan

Standar Operating Prosedur (SOP). Pada kompleks problem kami

menggunakan observasi dan wawancara kepada pasien terhadap 9 dimensi

mutu.

a. Simple Problem

Tabel 18 : Daftar tilik kepatuhan petugas kesehatan terhadap

penderita diare semua umur (Simple Problem)

25

Page 26: Salaman 1 Diare 1-3

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

Apakah pasien dipersilahkan duduk?

Apakah pasien diperiksa oleh dokter?

Apakah pasien ditanya mengenai keluhannya?

Apakah pasien disuruh berbaring?

Apakah pasien diukur tekanan darahnya?

Apakah pasien diukur suhu badanyan?

Apakah pasien diperiksa dadanya?

Apakah pasien diperiksa tenggorokannya?Apakah pasien diberitahu telah selesai diperiksa dan dipersilahkan duduk kembali?Apakah petugas menulis kan hasil pemeriksaan di CM?

Apakah petugas menyimpulkan hasil pemeriksaan di CM?

Apakah petugas Menuliskan obat di blangko resep?

Apakah pasien diberi penjelasan mengenai penyakitnya?

Apakah pasien diberi blangko resep untuk mengambil obat?

9

9

9

9

0

9

9

4

8

9

9

9

9

9

0

0

0

0

9

0

0

5

1

0

0

0

0

0

Dari tabel diatas tidak ditemukan Simple Problem karena CR lebih dari 80 %

26

CR = Jumlah jawaban ya x 100% Jumlah ya + tidak

CR = 111 x 100% = 88.09 % 126

Page 27: Salaman 1 Diare 1-3

b. Complex Problem

Penilaian mutu pelayanan Puskesmas salah satunya dilakukan lewat

pendekatan Complex Problem, yaitu dengan menggunakan 9 dimensi mutu.

Kuesioner ditanyakan pada 9 pasien yang berkunjung di Puskesmas.

Tabel 19. Daftar pertanyaan dimensi mutu (Complex Problem)

Pertanyaan Quesioner Y N TB JUMLAH

1. Technical competensi :a. Apakah petugas puskesmas telah mengetahui SOP nya masing-masing?b. apakah petugas puskesmas bekerja sesuai SOP yang telah dibuat?c. Apakah petugas puskesmas telah bekerja sesuai dengan latarbelakang pendidikannya yang telah ditempuh?d. apakah dalam rentang waktu 1 tahun dilakukan pelatihan dibidangnya untuk meningkatkan kualitas petugas puskesmas?E. apakah dokter memeriksa pengunjung dengan teliti?f. Apakah dokter yang memeriksa pasien sendiri?g. apakah dokter yang mendiagnosa pasien sendiri?h. Apakah dokter memberikan penjelasan mengenai penyakit pengunjung dengan teliti?

9

6

9

8

9

9

9

9

0

3

0

1

0

0

0

0

2. Acces To servise Geografis :

a. Apakah letak puskesmas mudah terjangkau?b. Apakah letak puskesmas dilalui oleh transportasi umum?c. Apakah letak puskesmas strategis?d. Apakah jalan menuju puskesmas baik (beraspal atau tidak berlubang-lubang)?e. Apakah puskesmas bebas banjir?f. Apakah akses jalan menuju puskesmas Lebar?g. apakah lalu lintas menuju puskesmas ramai?

SOSIAL BUDAYAa. Apakah bahasa yang digunakan petugas mudah dimengerti oleh

9

9

99

99

9

9

0

0

00

00

0

0

27

Page 28: Salaman 1 Diare 1-3

pengunjung? EKONOMI

a. apakah melayani program Jamkesmas, jamkesda dan askes?b. apakah sistem pembayarannya mudah dilakukan?c. Apakah biaya puskesmas terjangkau oleh masyarakat?

9

9

7

0

0

2

3. Effectiveness :a. Apakah petugas telah melakukan pekerjaannya sesuai dengan SOP?b. Apakah petugas sesuai dengan bidangnya masing-masing?c. Apakah petugas sesuai dengan keahliannya?d. Apakah pendaftaran terlalu bertele-tele?e. apakah sarana yang tersedia telah dimanfaatkan dengan maksimal?

8

9

988

1

0

011

4. Effisiensi :a. Apakah fasilitas yang digunakan tepat guna?b. apakah pelayanannya cepat?c. Apakah antriannya lama?d. apakah ada alat yang tidak digunakan?e. Apakah petugas sering mengobrol?f. Apakah biaya yang dikeluarkan sesuai dengan pelayanan yang diberikan?g. apakah pelayanan yang diberikan terlalu lama?

999099

9

000000

0

9

5. Interpersonal relation:a. Sudah adakah penerapan senyum,salam,sapa,sopan,dan santun?b. Apakah dokter yang memeriksa memberikan penjelasan mengenai penyakit pasien?c. Apakah dokter mendengarkan pengunjung dengan seksama?d. apakah dokter memberikan edukasi pada pasien?e. apakah dokter yang memeriksa dan petugas puskesmas memiliki kontak mata terhadap penggunjung?f. apakah setiap mau memeriksa dokter selalu meminta ijin kepada pengunjung?

8

9

9

9

9

9

1

0

0

0

0

0

6. Continuity:a. apakah puskesmas telah dilengkapi dengan 9 0

28

Page 29: Salaman 1 Diare 1-3

kartu kontrol?b. apakah terdapat catatan medis?c. Apakah ada kunjungan rumah?d. Apakah dokter telah memberikan edukasi untuk control pada penggunjung?e. Apakah RM disimpan dengan baik?

969

9

030

07. Amenities :

a. Apakah terdapat tempat parkir?b. Apakah terdapat kartu parkir?c. Apakah terdapat tukang parkir?d. Apakah terdapat kartu antrian?e. Apakah Loket antrian telah dipisahkan antara loket jamkesmas,jamkesda,umum,jamsostek dan askes?f. apakah ruang tunggu nyaman?g. apakah terdapat tempat samapah?h. apakah tempat pemeriksaan nyaman?i. Apakah ruangan pemeriksaan wangi?j. Apakah WC bersih?k. Apakah pelayanan ramah ?

90990

697858

09009

302141

8. Safety :a. Apakah terdapat satpam?b.Apakah petugas mencuci tangan setelah memeriksa pasien?c. apakah petugas menjelaskan cara penggunaan obat dengan benar?d.Apakah sterilisasi dilakukan sebelum menggunakan alat2?

95

9

9

04

0

0

9. Informasi :a. Apakah dokter menjelaskan kepada pasien mengenai penyakitnya dengan jelas?b. apakah petugas menjelaskan dengan benar cara penggunaan obat?c. apakah ruang tunggu atau periksa dilengkapi dengan gambar-gambar yang informatif?d. apakah ada petunjuk alur berobat dipuskesmas?e. apakah puskesmas melakukan penyuluhan secara berkala?

9

9

9

9

7

0

0

0

0

2

29

CR = 501 x 100% = 91,25 % 549

Page 30: Salaman 1 Diare 1-3

Dari tabel diatas tidak ditemukan masalah complex problem pada dimensi mutu,

karena adanya dimensi mutu yang persentasenya 92,5 %

E. Konfirmasi Penyebab masalah

Setelah dikonfirmasi dengan Kepala Puskesmas Salaman I, maka didapatkan

penyebab masalah antara lain :

1. Petugas merangkap beberapa jabatan

2. Alokasi dana kurang memadai sehingga kegiatan kurang terlaksana secara

maksimal

3. Belum ada dana khusus untuk penyuluhan diare.

4. penyuluhan sudah terjadwal, tetapi tidak tepat dengan pelaksanaan .

5. Penyuluhan tidak dilakukan secara berkala hanya melihat perkembangan

penyakit.

6. Media promosi yang ada kurang memadai (seperti spanduk hanya ada satu

per desa, pembuatan booklet tidak banyak dibaca oleh masyarakat)

7. Pelaksanaan perencanaan kegiatan hanya satu orang

8. Hanya terdapat pada masalah penjadwalan kegiatan yang terkadang terlambat

dikarenakan ketiadaan dana

9. Sosialisasi tentang SOP dilintas program kurang optimal.

10. Kerjasama dengan kader dalam rangka penyuluhan kurang optimal.

11. Rencana tindak lanjut setelah penyuluhan tidak dilakukan secara continue

12. Tidak ada kebijakan pemerintah yang berhubungan dengan masalah

penyuluhan

13. Kesadaran masyarakat tentang sanitasi dan PHBS kurang diterapkan.

14. Kesadaran penggunaan jamban dalam masyarakat rendah.

15. Belum optimalnya komiten semua petugas diare maupun petugas puskesmas

lainnya

16. Peran lintas sektoral dalam penanganan program P2M yang termasuk disitu

desa kecamatan pkk atau lembaga masyarakat lainnya.

F. Prioritas Penyebab Masalah

30

Page 31: Salaman 1 Diare 1-3

MoneyMoney

Sosialisasi tentang SOP dilintas program kurang optimal.

MetodeMetode

Lingkungan Lingkungan ManMan

PROSESPROSES

dana dari BOK terkadang turunnya tidak tepat waktu.

P1Sosialisasi tentang SOP dilintas program kurang optimal.

P2Kerjasama dengan kader dalam rangka penyuluhan kurang optimal

Cakupan Jumlah penderita diare semua

umur yg diobati sebesar 37% pada

januari-desember 2012 di Puskesmas Kajoran I

Petugas merangkap beberapa jabatan

penyuluhan sudah terjadwal, tetapi tidak tepat dengan pelaksanaan .

Penyuluhan tidak dilakukan secara berkala hanya melihat perkembangan penyakit.

Kesadaran masyarakat tentang sanitasi dan PHBS kurang diterapkan.

Kesadaran penggunaan jamban dalam

masyarakat rendah.

P1Sosialisasi tentang SOP dilintas program kurang optimal

P3pengawasan terhadap angka kejadian diare kurang optimal

P2tindak lanjut setelah penyuluhan tidak dilakukan

P1Pelaksanaan perencanaan kegiatan hanya satu orang

Alokasi dana kurang memadai sehingga kegiatan kurang terlaksana secara maksimal

MaterialMaterial

Media promosi yang ada kuran memadai (seperti spanduk hanya ada satu per desa, pembuatan booklet tidak banyak dibaca oleh masyarakat

Ketujuh belas masalah ini dapat pula ditelusuri dengan menggunakan fish

bone analysis. Masalah - masalah tersebut selanjutnya akan diurutkan

berdasarkan prioritas dengan menggunakan paired comparison.

DIAGRAM FISH BONE

31

Page 32: Salaman 1 Diare 1-3

Tabel 13. Prioritas penyebab masalah dengan metode Paired Comparison

1 2 3 4 5 6 7 8 9 1

0

1

1

1

2

1

3

1

4

1

5

1

6

1

7

HASIL

1 1

2

1

3

1

4

1

5

1

6

1

7

1

8

1

9

1

1

0

1

1

1

1

1

2

1

1

3

1

1

4

1

1

5

1

1

6

1

1

7

1=7

2 2

3

2

4

2

5

2

6

2

7

2

8

2

9

2

1

0

2

1

1

2

1

2

2

1

3

2

1

4

2

1

5

2

1

6

2

1

7

2=16

3 3

4

3

5

3

6

3

7

3

8

3

9

3

1

0

3

1

1

3

1

2

3

1

3

3

1

4

3

1

5

3

1

6

3

1

7

3=14

4 4

5

4

6

4

7

4

8

4

9

4

1

0

4

1

1

4

1

2

4

1

3

4

1

4

4

1

5

4

1

6

4

1

7

4=15

5 5

6

5

7

5

8

5

9

5

1

0

5

1

1

5

1

2

5

1

3

5

1

4

5

1

5

5

1

6

5

1

7

5=12

6 6

7

6

8

6

9

6

1

0

6

1

1

6

1

2

6

1

3

6

1

4

6

1

5

6

1

6

6

1

7

6=11

7 7

8

7

9

7

1

0

7

1

1

7

1

2

7

1

3

7

1

4

7

1

5

7

1

6

7

1

7

7=4

8 8

9

8

1

0

8

1

1

8

1

2

8

1

3

8

1

4

8

1

5

8

1

6

8

1

7

8=5

9 9 9 9 9 9 9 9 9 9=2

32

Page 33: Salaman 1 Diare 1-3

10 1

1

1

2

1

3

1

4

1

5

1

6

1

7

1

0

10

11

1

0

1

2

1

0

1

3

1

0

1

4

1

0

1

5

1

0

1

6

1

0

1

7

10=10

1

1

11

12

1

1

1

3

1

1

1

4

1

1

1

5

1

1

1

6

1

1

1

7

11=1

1

2

12

13

1

2

1

4

1

2

1

5

1

2

1

6

1

2

1

7

12=0

1

3

13

14

1

3

1

5

1

3

1

6

1

3

1

7

13=13

1

4

14

15

1

4

1

6

1

4

1

7

14=3

1

5

15

16

1

5

1

7

15=9

1

6

16

17

16=8

1

7

17=6

TABEL PARETO

Tabel 14. Tabel Pareto

33

Page 34: Salaman 1 Diare 1-3

NO Penyebab Masalah N Jumlah

Kumulatif

%

Kumulatif

2 Sumber dana dari BOK terkadang

turunnya tidak tepat waktu.

16 16 11,8%

4 Belum ada dana khusus untuk

penyuluhan diare.

15 31 22,7%

3 Alokasi dana kurang memadai

sehingga kegiatan kurang

terlaksana secara maksimal

14 45 33%

13 Tidak ada kebijakan pemerintah

yang berhubungan dengan

masalah penyuluhan

13 58 42,6%

5 penyuluhan sudah terjadwal, tetapi

tidak tepat dengan pelaksanaan

12 70 51,4%

6 Penyuluhan tidak dilakukan secara

berkala hanya melihat

perkembangan penyakit.

11 81 59,5%

10 Sosialisasi tentang SOP dilintas

program kurang optimal.

10 91 66,9%

15 Kesadaran penggunaan jamban

dalam masyarakat rendah.

9 100 73,5%

16 Belum optimalnya komiten semua

petugas diare maupun petugas

puskesmas lainnya

8 108 79,4%

34

Page 35: Salaman 1 Diare 1-3

1 Petugas merangkap beberapa

jabatan

7 115 84,5%

17 Peran lintas sektoral dalam

penanganan program P2M yang

termasuk disitu desa kecamatan

pkk atau lembaga masyarakat

lainnya.

6 121 88,9%

8 Pelaksanaan perencanaan kegiatan

hanya satu orang

5 126 92,6%

7 Media promosi yang ada kuran

memadai (seperti spanduk hanya

ada satu per desa, pembuatan

booklet tidak banyak dibaca oleh

masyarakat)

4 130 95,6%

14 Kesadaran masyarakat tentang

sanitasi dan PHBS kurang

diterapkan.

3 133 97,8%

9 Hanya terdapat pada masalah

penjadwalan kegiatan yang

terkadang terlambat dikarenakan

ketiadaan dana

2 135 99,2%

11 Kerjasama dengan kader dalam

rangka penyuluhan kurang

optimal.

1 136 100%

35

Page 36: Salaman 1 Diare 1-3

12 Rencana tindak lanjut setelah

penyuluhan tidak dilakukan secara

continue

0 136 100%

Diagram Pareto

Gambar 5. Diagram Pareto

Dari hasil analisa Pareto didapatkan bahwa dengan mengatasi 9 penyebab

masalah dari 17 penyebab masalah, dianggap sebagai penyebab masalah

rendahnya cakupan Belum optimalnya komiten petugas puskesmas dalam

penanganan diare secara kontinu yang memenuhi syarat dapat diselesaikan

karena angka cakupan jumlah pendeita diare pada semua umur kurang dari

80%. Penyebab masalah tersebut yaitu:

1. Sumber dana dari BOK terkadang turunnya tidak tepat waktu.

2. Belum ada dana khusus untuk penyuluhan diare.

3. Alokasi dana kurang memadai sehingga kegiatan kurang terlaksana secara

maksimal

4. Tidak ada kebijakan pemerintah yang berhubungan dengan masalah

penyuluhan

5. penyuluhan sudah terjadwal, tetapi tidak tepat dengan pelaksanaan

6. Penyuluhan tidak dilakukan secara berkala hanya melihat perkembangan

penyakit.

36

Page 37: Salaman 1 Diare 1-3

7. Sosialisasi tentang SOP dilintas program kurang optimal.

8. Kesadaran penggunaan jamban dalam masyarakat rendah.

9. Belum optimalnya komiten semua petugas diare maupun petugas puskesmas

lainnya

10. Petugas merangkap beberapa jabatan

G. Alternatif pemecahan masalah

Untuk mengatasi penyebab masalah diatas, alternatif pemecahan masalah yang dapat

dilakukan adalah sebagai berikut:

Penyebab Alternatif Pemecahan Masalah

1. Belum ada dana khusus untuk

penyuluhan diare.

Mengajukan anggaran dana

khusus biaya operasional pada

pemda

3. Alokasi dana kurang memadai

sehingga kegiatan kurang

terlaksana secara maksimal

Mengajukan sponsor pada

rekanan baik medis maupun non

medis

4. Tidak ada kebijakan pemerintah

yang berhubungan dengan

masalah penyuluhan

Membuat kebijakan berhubungan

dengan masalah penyuluhan

dalam puskesmas

5. penyuluhan sudah terjadwal,

tetapi tidak tepat dengan

pelaksanaan

Mengadakan koordinasi antar

petugas kesehatan, kader, lintas

program dan lintas sektor

6. Penyuluhan tidak dilakukan

secara berkala hanya melihat

perkembangan penyakit

Melakukan kerjasama lintas

sektor dengan organisasi

masyarakat setempat untuk

melakukan pengawasan

7. Sosialisasi tentang SOP dilintas

program kurang optimal.

Mensosialisasikan tentang SOP

dilintas program

37

Page 38: Salaman 1 Diare 1-3

8. Kesadaran penggunaan jamban

dalam masyarakat rendah.

Memberikan fasilitas pengobatan

gratis di puskesmas setempat bagi

masyarakat yang paling banyak

dalam mengajak orang-orang

disekitarnya untuk menggunakan

jamban sehat.

Memasukan materi jamban sehat

pada salah satu mata pelajaran di

institusi pendidikan

9. Belum optimalnya komiten

semua petugas diare maupun

petugas puskesmas lainnya

Me

10.Petugas merangkap beberapa

jabatan

Penambahan personel

Pemerataan pembagian tugas

Pengambilan Keputusan

Proses pengambilan keputusan menggunakan kriteria mutlak dan kriteria keinginan,

dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Menetapkan tujuan dan sasaran keputusan

2. Menentukan kriteria mutlak dan kriteria keinginan

3. Menetapkan bobot kriteria keinginan

4. Inventarisasi alternatif yaitu kemungkinan-kemungkinan cara untuk

mencapai tujuan

5. Skoring alternatif pemecahan masalah dengan cara :

a. Memakai kriteria mutlak

b. Alternatif yang tidak lulus segera dikeluarkan sedangkan yang lulus

dilanjutkan ke matriks kriteria keinginan. Matriks kriteria keinginan

adalah :

1) Setiap alternatif secara urut diberi nilai terhadap kriteria keinginan

yang ada

38

Page 39: Salaman 1 Diare 1-3

2) Angka nilai setiap alternatif tidak boleh melebihi bobot kriteria yang

bersangkutan

3) Alternatif yang memiliki jumlah tertinggi merupakan keputusan

sementara

6. Menetapkan keputusan sementara

7. Menetapkan konsekuensi

8. Menentukan keputusan tetap dengan mempertimbangkan

LANGKAH-LANGKAH

1. Menetapkan tujuan dan sasaran keputusan

Tabel 16. Tujuan dan sasaran alternatif pemecahan masalah

No Penyebab SASAR

AN

TUJUAN Alternatif Pemecahan

Masalah

1. Sumber dana dari BOK

terkadang turunnya

tidak tepat waktu.

Pemda Memastikan

dana BOK

turun tepat

waktu

Menyusun anggaran

khusus untuk dana

pada pemda

2. Belum ada dana khusus

untuk penyuluhan diare.

Pemda Terdapat

anggaran

dana untuk

penyelengg

araan

program

Mengajukan anggaran

dana khusus biaya

operasional pada

pemda

3. Alokasi dana kurang

memadai sehingga

kegiatan kurang

terlaksana secara

maksimal

Pemda Terdapat

alokasi dana

untuk

penyelengg

araan

program

Mengajukan sponsor

pada rekanan baik

medis maupun non

medis

4. Tidak ada kebijakan

pemerintah yang

berhubungan dengan

Pemda Terdapat

kebijakan

berhubunga

Membuat kebijakan

berhubungan dengan

masalah penyuluhan

39

Page 40: Salaman 1 Diare 1-3

masalah penyuluhan n dengan

masalah

penyuluhan

dalam

puskesmas

dalam puskesmas

5. penyuluhan sudah

terjadwal, tetapi tidak

tepat dengan

pelaksanaan

Petugas

kesehata

n &

Kader

Meningkatk

an

koordinasi

Petugas

kesehatan&

kader

Mengadakan

koordinasi antar

petugas kesehatan,

kader, lintas program

dan lintas sektor

6. Penyuluhan tidak

dilakukan secara

berkala hanya melihat

perkembangan penyakit

Petugas

kesehata

n &

Kader

Menyelengg

arakan

pengawasan

yang

berkelanjuta

n sehingga

mewujudka

n

masyarakat

yang

mandiri

Melakukan kerjasama

lintas sektor dengan

organisasi masyarakat

setempat untuk

melakukan

pengawasan

7. Sosialisasi tentang SOP

dilintas program kurang

optimal.

Petugas

kesehatan

Meningkatk

an

pengetahuan

tentang SOP

Mensosialisasikan

tentang SOP dilintas

program

8. Kesadaran penggunaan

jamban dalam

masyarakat rendah.

Masyarak

at desa

Meningkatn

ya kesadaran

masyarakat

akan jamban

sehat.

Memberikan fasilitas

pengobatan gratis di

puskesmas setempat

bagi masyarakat yang

paling banyak dalam

mengajak orang-

orang disekitarnya

untuk menggunakan

40

Page 41: Salaman 1 Diare 1-3

jamban sehat.

Memasukan materi

jamban sehat pada

salah satu mata

pelajaran di institusi

pendidikan

9. Belum optimalnya

komiten semua petugas

diare maupun petugas

puskesmas lainnya

Petugas

kesehatan

Menyatuka

n visi dan

misi agar

target

tercapai

Petugas kesehatan

saling bekerjasama

10 Petugas merangkap

beberapa jabatan

Petugas

kesehatan

Menurunkan

beban kerja

petugas

Penambahan personel

Pemerataan

pembagian tugas

Menentukan Kriteria Mutlak dan Kriteria Keinginan

a. Kriteria mutlak harus memenuhi kriteria sebagai berikut :

1) Dana yang akan digunakan

2) Tenaga kesehatan yang tersedia

3) Waktu

4) Persiapan

5) Metode yang sederhana

b. Kriteria keinginan harus memenuhi kriteria sebagai berikut :

1) Efektif

2) Efisien

3) Teknik pelaksanaan mudah

4) Berkesinambungan

5) Peran serta masyarakat

3. Menentukan bobot kriteria keinginan

Kriteria keinginan harus memenuhi kriteria sebagai berikut :

a. Efektif : bobot 10

b. Efisien : bobot 9

c. Teknik pelaksanaan mudah : bobot 8

41

Page 42: Salaman 1 Diare 1-3

d. Berkesinambungan : bobot 7

e. Peran serta masyarakat : bobot 6

A. Inventarisasi alternatif yaitu kemungkinan-kemungkinan cara untuk

mencapai tujuan :

1. Menyusun anggaran khusus untuk dana pada pemda

2. Mengajukan anggaran dana khusus biaya operasional pada pemda

3. Mengajukan sponsor pada rekanan baik medis maupun non medis

4. Membuat kebijakan berhubungan dengan masalah penyuluhan dalam

puskesmas

5. Mengadakan koordinasi antar petugas kesehatan, kader, lintas program dan

lintas sektor

6. Melakukan kerjasama lintas sektor dengan organisasi masyarakat setempat

untuk melakukan pengawasan

7. Mensosialisasikan tentang SOP dilintas program

8. Memberikan fasilitas pengobatan gratis di desa yang menjadi target

9. Menjalin komunikasi yang intens antar lintas program

10. Pemerataan pembagian tugas

B. Skoring alternatif pemecahan masalah

Tabel 17. Kriteria mutlak

Kriteria

Alternatif

Dana Tenaga Waktu L/TL

1 1 1 1 L

2 1 0 1 TL

3 1 1 1 L

4 0 0 1 TL

5 1 1 1 TL

6 1 1 1 L

7 1 1 0 TL

8 1 1 1 L

9 1 1 1 L

10 1 1 1 L

42

Page 43: Salaman 1 Diare 1-3

Keterangan :

“0” : tidak

“1” : ya

Berdasarkan hasil skoring kriteria mutlak, maka alternatif pemecahan

masalah dinyatakan tidak lulus yaitu :

1. Mengajukan anggaran dana khusus biaya operasional pada pemda

2. Membuat kebijakan berhubungan dengan masalah penyuluhan dalam

puskesmas

3. Mengadakan koordinasi antar petugas kesehatan, kader, lintas program

dan lintas sektor

4. Mensosialisasikan tentang SOP dilintas program

Tabel 18. Kriteria keinginan

Altern

atif Efektif Efisien

Teknik

Pelaksa

naan

Mudah

Berkesin

ambunga

n

Peran

Serta

Masyara

kat

(10) (9) (8) (7) (6)

A 5x10 = 50 5x9 = 45 2x8 = 16 1x7 = 7 1x6 = 6 124

B 5x10 = 50 5x9 = 45 4x8 = 32 3x7 = 21 3x6 = 18 166

C 4x10 = 40 4x9 = 36 3x8 = 24 3x7 = 21 5x6 = 30 151

D 5x10 = 50 5x9 = 45 5x8 = 40 4x7 = 28 5x6 = 30 193

E 5x10 = 50 4x9 = 36 5x8 = 40 4x7 = 28 5x6 = 30 184

F 5x10 = 50 5x9 = 45 3x8 = 24 4x7 = 28 3x6 = 18 165

Keterangan :

a. Efektif : bobot 10

b. Efisien : bobot 9

c. Teknik pelaksanaan mudah : bobot 8

d. Berkesinambungan : bobot 7

e. Peran serta masyarakat : bobot 6

43

Page 44: Salaman 1 Diare 1-3

Berdasarkan hasil skoring kriteria keinginan didapatkan hasil sebagai

berikut :

1. Menyusun anggaran khusus untuk dana pada pemda

2. Melakukan kerjasama lintas sektor dengan organisasi masyarakat setempat

untuk melakukan pengawasan

3. Pemerataan pembagian tugas

4. Mengajukan sponsor pada rekanan baik medis maupun non medis

5. Menjalin komunikasi yang intens antar lintas program

6. Memberikan fasilitas pengobatan gratis di puskesmas setempat bagi

masyarakat yang paling banyak dalam mengajak orang-orang disekitarnya

untuk menggunakan jamban sehat.

Keputusan Sementara

Dari alternatif kriteria mutlak dan kriteria keinginan didapatkan hasil untuk

sementara digunakan alternatif pemecahan masalah yaitu :

a. Menyusun anggaran khusus untuk dana pada pemda

b. Melakukan kerjasama lintas sektor dengan organisasi masyarakat

setempat untuk melakukan pengawasan

c. Pemerataan pembagian tugas

d. Mengajukan sponsor pada rekanan baik medis maupun non medis

e. Menjalin komunikasi yang intens antar lintas program

f. Memberikan fasilitas pengobatan gratis di desa target

Keputusan Tetap

a. Menyusun anggaran khusus untuk dana pada pemda

b. Melakukan kerjasama lintas sektor dengan organisasi masyarakat

setempat untuk melakukan pengawasan

c. Pemerataan pembagian tugas

d. Memberikan fasilitas pengobatan gratis di desa target.

44

Page 45: Salaman 1 Diare 1-3

45

Page 46: Salaman 1 Diare 1-3

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Dari laporan hasil peninjauan manajemen dan mutu pelayanan puskesmas di

Puskesmas Salaman I makadidapatkan :

a. Mahasiswa mampu mencari data dan masalah yang ada di Puskesmas

Kajoran I periode Januari – Desember 2012.

b. Mahasiswa mampu mengidentifikasi masalah manajemen pelayanan

yang ada di Puskesmas KajoranI periode Januari – Desember 2012.

c. Mahasiswa mampu menentukan prioritas masalah dari beberapa masalah

tersebut yang didapat di Puskesmas KajoranI periode Januari – Desember

2012.

d. Mahasiswa mampu menganalisa penyebab masalah yang didapat di

Puskesmas Kajoran I periode Januari – Desember 2012.

e. Mahasiswa mampu mencari alternative pemecahan masalah dari prioritas

penyebab masalah yang terpilih di Puskesmas Kajoran I periode Januari –

Desember 2012.

f. Mahasiswa mampu menentukan pengambilan keputusan dari alternative

masalah di Puskesmas Kajoran I periode Januari – Desember 2012.

g. Mahasiswa mampu menyusun rencana kegiatan dari pemecahan masalah

yang terpilih di Puskesmas KajoranI periode Januari – Desember 2012.

B. Saran

Untuk meningkatkan jumlah penderita diare yang diobati oleh petugas P2M

diwilayah Puskesmas Kajoran I, kami menyarankan hal – hal sebagai berikut :

a. Perekrutan kader baru guna menunjang penemuan dini untuk kasus diare

b. Pelatiahan kepada kader – kader guna mengoptimalkan pananganan

kesakitan di desa khususnya kasusdiare.

c. Kerjasama antara bagian P2M dan promkes untuk menyusun jadwal rutin

dalam melakukan penyuluhan tentang diarre.

d. Kerjasama antara P2M dengan lintas sektoral seperti PDAM guna

penyediaan sumber air minum yang bersih.

46

Page 47: Salaman 1 Diare 1-3

BAB V

PENUTUP

Demikianlah laporan dan pembahasan tentang manajemen dan mutu pelayanan

di Puskesmas Kajoran I. Dengan meninjau puskesmas dari segi perencanaan,

pelaksanaan, pengendalian, pengawasan dan pertanggungjawaban ditemukan

masalah yang ditinjau dari segi manajemen dan mutu pelayanan serta ditentukannya

prioritas masalah dan alternatif pemecahan masalah.

Manajemen puskesmas sangat penting karena puskesmas sebagai unit pelaksana

teknis dari dinas kesehatan yang bertanggungjawab dalam pelaksanaan kegiatan

pelayanan kesehatan mempunyai keterbatasan-keterbatasan dalam hal tenaga

kesehatan, dana, sarana-prasarana penunjang, sehingga puskesmas perlu dikelola

dengan sebaik-baiknya agar dapat mencapai hasil yang maksimal. Dimensi mutu

pelayanan juga penting karena pelayanan kesehatan yang diberikan oleh tenaga

kesehatan harus memperhatikan mutu. Kedua kegiatan tersebut saling terkait dan

tidak dapat dipisahkan satu sama lain, karena cakupan atau kuantitas yang tinggi

belum tentu disertai dengan mutu atau kualitas yang baik, begitu pula sebaliknya.

Kami menyadari bahwa kegiatan ini sangat penting dan bermanfaat bagi para

calon dokter, khususnya yang kelak akan terjun di puskesmas sebagai Health

Provider, Manager, Decision Maker, dan Communicator sebagai wujud peran serta

dalam pembangunan kesehatan.

Akhir kata kami berharap laporan ini bermanfaat sebagai bahan masukan dalam

usaha peningkatan derajat kesehatan masyarakat di Wilayah Puskesmas Kajoran I.

47

Page 48: Salaman 1 Diare 1-3

DAFTAR PUSTAKA

Trihono, 2005, ARRIMES Manajemen Puskesmas Berbasis Paradigma Sehat,

Jakarta: Sagung Seto.

Notoatmodjo, S, 1996, Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-prinsip Dasar, Jakarta:

Rineka Cipta.

Depkes RI, 2006, Pedoman Perencanaan Tingkat Puskesmas, Jakarta: Depkes.

Depkes RI, 2006, Pedoman Lokakarya Mini Puskesmas, Jakarta: Depkes.

Depkes RI, 2006, Pedoman Penilaian Kinerja Puskesmas, Jakarta: Depkes.

48

Page 49: Salaman 1 Diare 1-3

Depkes RI, 2011. Visi dan Misi pembangunan kesehatan 2015 di Indonesia

Budioro, B, 2002, Pengantar Administrasi Puskesmas, Semarang: Badan Penerbit

Diponegoro.

SPM Kabupaten Magelang, 2010

SPM Puskesmas Kajoran 1, 2012

Profil Puskesmas Kajoran 1, 2011

49