47410376 puskesmas salaman

54
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan suatu komponen yang sangat penting dalam pembangunan nasional, terutama dalam pembentukan manusia Indonesia yang seutuhnya, yang mempunyai kualitas prima secara jasmani dan rohani serta mampu menjadi komponen pembangunan yang solid. Sedangkan tujuan pembangunan nasional di bidang kesehatan itu sendiri adalah tercapainya kehidupan yang sehat bagi tiap-tiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari pembangunan nasional. Salah satu strategi pembangunan kesehatan nasional untuk mewujudkan masyarakat sehat mandiri dan berkeadilan dengan menerapkan pembangunan nasional berwawasan kesehatan, yang berarti setiap upaya program pembangunan harus mempunyai kontribusi positif terhadap terbentuknya lingkungan yang sehat dan perilaku sehat. Terdapat paradigma baru dalam konsep kesehatan yaitu terjadinya pergeseran dari pelayanan medis (medical care) ke pemeliharaan kesehatan (health care), sehingga setiap upaya penanggulangan masalah kesehatan lebih menonjolkan aspek peningkatan (promotive) dan pencegahan (preventive) dibanding pengobatan (curative). 1 Perbaikan kualitas kesehatan secara nasional sebaiknya dimulai sejak usia dini dan dimulai dari hal yang mendasar yaitu pemenuhan kebutuhan gizi yang optimal sejak dini. Salah satu hal yang krusial mengenai ini adalah pemberian ASI (Air Susu Ibu) eksklusif yang merupakan suatu komponen yang penting sebab termasuk dalam periode emas pertumbuhan. Pemberian ASI eksklusif merupakan pemberian ASI saja selama bayi berusia 0-6 bulan tanpa diberi cairan lain seperti susu formula, madu, air putih, teh, sari buah, serta tanpa makanan padat tambahan seperti bubur susu, pisang, nasi tim, dsb. Pemberian makanan padat dan pengganti ASI yang terlalu dini dapat memberikan efek yang kurang baik bagi imunitas bayi dan permasalahan pemenuhan kebutuhan gizi bayi tersebut. 1,2 Pemberian ASI ekklusif sendiri sebenarnya telah mendapat tempat tersendiri dalam UU kesehatan No.36 tahun 2009. Dalam pasal 128 ayat (1) disebutkan bahwa setiap bayi berhak mendapatkan Air Susu Ibu (ASI) eksklusif sejak dilahirkan selama 6 bulan kecuali atas indikasi medis. Dalam penjelasan pasal ini disebutkan bahwa yang dimaksud dengan “pemberian air susu ibu eksklusif” adalah pemberian hanya air susu

Upload: septina-esthy-ayu

Post on 14-Feb-2015

57 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

salaman

TRANSCRIPT

Page 1: 47410376 Puskesmas Salaman

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan merupakan suatu komponen yang sangat penting dalam

pembangunan nasional, terutama dalam pembentukan manusia Indonesia yang

seutuhnya, yang mempunyai kualitas prima secara jasmani dan rohani serta mampu

menjadi komponen pembangunan yang solid. Sedangkan tujuan pembangunan nasional

di bidang kesehatan itu sendiri adalah tercapainya kehidupan yang sehat bagi tiap-tiap

penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal sebagai salah satu

unsur kesejahteraan umum dari pembangunan nasional. Salah satu strategi

pembangunan kesehatan nasional untuk mewujudkan masyarakat sehat mandiri dan

berkeadilan dengan menerapkan pembangunan nasional berwawasan kesehatan, yang

berarti setiap upaya program pembangunan harus mempunyai kontribusi positif

terhadap terbentuknya lingkungan yang sehat dan perilaku sehat. Terdapat paradigma

baru dalam konsep kesehatan yaitu terjadinya pergeseran dari pelayanan medis (medical

care) ke pemeliharaan kesehatan (health care), sehingga setiap upaya penanggulangan

masalah kesehatan lebih menonjolkan aspek peningkatan (promotive) dan pencegahan

(preventive) dibanding pengobatan (curative).1

Perbaikan kualitas kesehatan secara nasional sebaiknya dimulai sejak usia

dini dan dimulai dari hal yang mendasar yaitu pemenuhan kebutuhan gizi yang optimal

sejak dini. Salah satu hal yang krusial mengenai ini adalah pemberian ASI (Air Susu

Ibu) eksklusif yang merupakan suatu komponen yang penting sebab termasuk dalam

periode emas pertumbuhan. Pemberian ASI eksklusif merupakan pemberian ASI saja

selama bayi berusia 0-6 bulan tanpa diberi cairan lain seperti susu formula, madu, air

putih, teh, sari buah, serta tanpa makanan padat tambahan seperti bubur susu, pisang,

nasi tim, dsb. Pemberian makanan padat dan pengganti ASI yang terlalu dini dapat

memberikan efek yang kurang baik bagi imunitas bayi dan permasalahan pemenuhan

kebutuhan gizi bayi tersebut.1,2

Pemberian ASI ekklusif sendiri sebenarnya telah mendapat tempat tersendiri

dalam UU kesehatan No.36 tahun 2009. Dalam pasal 128 ayat (1) disebutkan bahwa

setiap bayi berhak mendapatkan Air Susu Ibu (ASI) eksklusif sejak dilahirkan selama 6

bulan kecuali atas indikasi medis. Dalam penjelasan pasal ini disebutkan bahwa yang

dimaksud dengan “pemberian air susu ibu eksklusif” adalah pemberian hanya air susu

Page 2: 47410376 Puskesmas Salaman

ibu selama 6 bulan dan dapat dilanjutkan sampai 2 tahun dengan memberikan makanan

pendamping air susu ibu (MP-ASI) sebagai makanan tambahan sesuai dengan

kebutuhan bayi. Sedangkan kriteria “indikasi medis” dalam ketentuan ini adalah kondisi

kesehatan ibu yang tidak memungkinkan memberikan air susu ibu berdasarkan indikasi

medis yang ditetapkan oleh tenaga medis. Lebih lanjut lagi dinyatakan bahwa selama

pemberian air susu ibu, pihak keluarga, pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat

harus mendukung ibu bayi secara penuh dengan penyediaan waktu dan fasilitas khusus

yang diadakan di tempat kerja dan sarana umum.2

Belakangan ini, angka pemberian ASI eksklusif mengalami penurunan.

Berdasarkan hasil Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI), menunjukkan

adanya penurunan jumlah ibu yang memberikan ASI eksklusif pada bayinya (64% dari

total bayi yang ada). Hal ini sangat memprihatinkan dan perlu mendapatkan perhatian

khusus oleh para praktisi kesehatan, terutama ujung tombak pelayanan kesehatan seperti

puskesmas.2

Tidak dapat dipungkiri, ada berbagai macam hal yang mengakibatkan hal

tersebut. Semakin banyaknya wanita yang bekerja di luar rumah, adanya ketidaktahuan

mengenai pemberian ASI ekslusif serta manfaatnya, serta keengganan ibu untuk

melakukan pemberian ASI ekslusif merupakan beberapa hal yang dimungkinkan

menjadi penyebab semakin menurunnya angka pemberian ASI eksklusif. Untuk

memecahkan permasalahan-permasalahan ini diperlukan peran aktif dan kerjasama

antara pihak petugas kesehatan dengan masyarakat itu sendiri.2

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mengetahui, menganalisa, dan mendeskripsikan pelaksanaan manajemen

program dan pelayanan di Puskesmas Salaman I periode Januari-Oktober 2010

serta memberikan alternatif pemecahan masalah dalam rangka upaya perbaikan

kinerja Puskesmas.

2. Tujuan Khusus

a. Mahasiswa mampu mengidentifikasi masalah manajemen pelayanan yang

ada di Puskesmas Salaman 1 Periode Januari – Oktober 2010.

b. Mahasiswa mampu menentukan prioritas masalah yang ditemukan di

Puskesmas Salaman 1 Periode Januari – Oktober 2010.

Page 3: 47410376 Puskesmas Salaman

c. Mahasiswa mampu menganalisis penyebab masalah dari prioritas masalah

yang telah ditemukan di Puskesmas Salaman 1 Periode Januari – Oktober

2010.

d. Mahasiswa mampu membuat alternatif pemecahan masalah dari masalah-

masalah yang ditemukan di Puskesmas Salaman 1 Periode Januari –

Oktober 2010.

e. Mahasiswa mampu menentukan pengambilan keputusan dari alternatif

masalah di Puskesmas Salaman 1 Periode Januari – Oktober 2010.

f. Mahasiswa mampu menyusun rencana kegiatan dari pemecahan masalah

yang terpilih di Puskesmas Salaman 1 Periode Januari – Oktober 2010.

C. Metodologi

Data primer diperoleh dari wawancara dengan Kepala Puskesmas, dokter,

pemegang program dan staf Puskesmas, untuk memperoleh informasi program

pelayanan di Puskesmas Salaman I. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari

catatan tertulis yang ada di Puskesmas Salaman I tanggal 2 sampai 7 Desember

2010.

Dari segi manajemen puskesmas, data yang diperoleh yaitu data hasil

kegiatan sampai dengan bulan berjalan. Hasil cakupan dibandingkan dengan target

tahun 2010 didapatkan pencapaian. Masalah didapatkan jika pencapaian kurang dari

100%. Kemudian ditentukan prioritas masalah dengan Hanlon kuantitatif. Dari

prioritas masalah tersebut dilakukan analisis penyebab masalah dengan pendekatan

sistem. Kemudian dilakukan pembuatan Fish Bone Analyze dengan output sebagai

masalah/akibat, input dan proses sebagai akar penyebab masalah. Penyebab masalah

yang ada kemudian diprioritaskan dengan paired comparison. Dengan

menggunakan tabel dan diagram Pareto, dipilihlah penyebab masalah yang akan

diintervensi. Penyebab masalah yang telah terpilih kemudian dicari alternatif

pemecahan masalahnya. Kemudian dilakukan pengambilan keputusan mengenai

pemecahan masalah mana yang akan diusulkan dan dibuat plan of action.

Page 4: 47410376 Puskesmas Salaman

BAB II

ANALISIS SITUASI

A. Lingkungan

1. Data Wilayah

1.1. Batas-batas wilayah Puskesmas Salaman I adalah :

Utara : Kecamatan Tempuran, Kab. Magelang.

Selatan : Kecamatan Bener, Kab. Purworejo dan Kec. Samigaluh, Daerah

Istimewa Yogyakarta.

Barat : Wilayah kerja Puskesmas Salaman II

Timur : Kecamatan Borobudur, Kab. Magelang.

gambar 1: Peta Wilayah Kerja Puskesmas Salaman I Kabupaten Dati II Magelang

1.2. Luas Wilayah Kerja

Luas wilayah kerja Puskesmas Salaman I adalah 31,89 km2.

1.3. Pembagian Wilayah

Wilayah kerja Puskesmas Salaman I terdiri dari 10 desa (Salaman, Kalisalak,

Menoreh, Kalirejo, Paripurno, Ngargoretno, Ngardirejo, Sidomulyo,

Kebonrejo, Banjarharjo) dengan 65 dusun.

1.4. Kondisi Geografis

Daerah dataran : 60% terdiri dari 5 desa

Page 5: 47410376 Puskesmas Salaman

Pegunungan : 30% terdiri dari 3 desa

Daerah bergelombang : 10% terdiri dari 2 desa

1.5. Transportasi

Jarak puskesmas – RSU Tidar : 15 km

Jarak puskesmas – Kantor Dinas Kabupaten : 20 km

Jarak puskesmas – RSU Muntilan : 20 km

Jarak puskesmas – desa terjauh : 10 km

Semua desa / balai desa dapat terjangkau dengan kendaraan bermotor roda dua.

Angkutan umum : ojek, andong, angkudes, pick-up dan bis umum.

1.6. Komunikasi

Sarana komunikasi dari puskesmas ke luar : telepon, radio medik.

2. Keadaan Penduduk ( Desember Tahun 2009)

Jumlah penduduk : 42.020 jiwa

Laki-laki : 20.758 jiwa (49,62%)

Perempuan : 21.170 jiwa (50,38%)

Jumlah KK : 12.618 KK

Kepadatan penduduk : 13.344 jiwa/km2

Jumlah pasangan usia subur : 12.483 pasangan

Data penduduk berdasarkan umur tampak pada tabel sebagai berikut :

Tabel 1. Komposisi Penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Salaman I

Bulan Juni Tahun 2010

Umur Jumlah Persentase0-<1 705 1,711-<5 2820 6,865-6 1227 2,987-15 6858 16,6816-21 3612 8,7922-59 22132 53,84>60 3753 9,14

Total 41107 100Sumber : BPS Kabupaten Magelang Juni tahun 2010

Komposisi penduduk menurut produktivitas (menurut data kecamatan Salaman

tahun 2010 :

0-14 tahun : 11.009 jiwa

15-59 tahun : 26.345 jiwa

> 60 tahun : 3.753 jiwa

Page 6: 47410376 Puskesmas Salaman

3. Sosial Budaya

Pemeluk Agama

Tabel 2. Data Pemeluk Agama di Wilayah Kerja Puskesmas Salaman I

A g a m a Jumlah %Islam

Kristen protestan

Katolik

Budha

Hindu

41.680

197

1143

0

0

99,2 %

0,47 %

2,72 %

-

-Total 42.020 100 %

Sumber : Data statistik kecamatan salaman tahun 2009

Sarana Peribadatan

Masjid : 102 buah

Gereja : 1 buah

Tingkat Pendidikan

Tabel 3. Data Tingkat Pendidikan di Wilayah Kerja Puskesmas Salaman I

Tingkat Pendidikan Jumlah %Tidak sekolah

Belum sekolah

Belum tamat SD / sederajat

Tidak tamat SD / sederajat

Tamat SD / sederajat

Tamat SLTP / sederajat

Tamat SLTA / sederajat

Tamat akademi / PT

3.194

306

5.766

6.087

15.425

5.999

4.345

614

7,49 %

0,73 %

13,72 %

14,48 %

36,70 %

14,27 %

10,34 %

1,46 %Total 42.020 100 %

Sumber : Data statistik kecamatan Salaman tahun 2009

Sarana Pendidikan ( Sumber : BPS Magelang Tahun 2009 ) :

TK : 54

SD / MI : 57

SLTP / Mts : 15

SLTA / MA : 7

Pesantren : 17

4. Sosial Ekonomi

Page 7: 47410376 Puskesmas Salaman

Sumber : Data

statistik kecamatan

salaman tahun

2009

Sarana Perekonomian

KUD

: 1 buah

Bank

: 3 buah

Pasar umum : 3 buah

Home Industry : 16 buah

Warung makan : 25 buah

Terminal : 1 buah

Penggilingan padi : 13 buah

Penggilingan tepung : 1 buah

Pengelolaan minyak cengkeh : 1 buah

Total : 64 buah

5. Kesehatan Lingkungan

5.1. Sarana penyediaan Air bersih

Jenis dan jumlah sarana air bersih :

– Sumur gali : 13.870 pemakai

– Perlindungan mata air : 10.275 pemakai

– Perpipaan : 1.720 pemakai

– PAM : 4.128 pemakai

5.2. Sarana jamban

Jenis dan jumlah sarana jamban keluarga :

– Cemplung leher angsa : 4.488 buah

– Cemplung non leher angsa : 420 buah

– Septic tank : 8.852 buah

5.3. Sarana Pembuangan Air Limbah

Jumlah sarana pembuangan air limbah

Tabel 4. Data Mata Pencaharian Penduduk di Wilayah Kerja

Puskesmas Salaman I Mata Pencaharian Jumlah %

Buruh tani

Tani

Buruh

PNS / ABRI

Sopir angkutan

Pedagang

Pensiunan PNS /ABRI

Pengusaha

Lain-lain

7.152

8.415

2.888

930

940

1.565

382

998

17.837

21,7 %

25,58 %

8,78 %

2,82 %

2,86 %

4.76 %

1,16 %

3,03 %

29,25 %Total 41.107 100 %

Page 8: 47410376 Puskesmas Salaman

– Jumlah rumah : 8.220 rumah

– Jumlah rumah dengan sarana pembuangan air limbah : 1.853 rumah

Dari 8.220 rumah, 1.853 rumah ( 22,54% ) sudah mempunyai saluran pembuangan

air limbah.

A. Masukan

1. Sarana Fisik

Puskesmas Salaman I merupakan Puskesmas Rawat Inap, pertama kali

didirikan sebagai Rumah Sakit Pembantu (RSP), dan semenjak adanya

Puskesmas sekitar tahun 70-an, diberlakukan sebagai puskesmas dengan rawat

inap.

Luas tanah :14.200 m2

Luas gedung : 1.600 m2

Jumlah tempat tidur : 50 buah, terdiri atas:

Tabel 5. Nama Ruang Perawatan, Kelas dan Jumlah Tempat Tidur (TT).

No Bangsal / Ruang

Jumlah Tempat Tidur (TT)

Status

KelasTT

Tahun

Perolehan

Tempat

Tidur

Status

KelasTT

Tahun

Perolehan

Tempat

Tidur1 Teratai – Putra II 4 2007 III 8 Bed Lama

2Flamboyan –

PutriII 3 2006 III 7 Bed Lama

3 Dahlia – Putri II 4 Bed Lama 4 Melati – Anak III 7 Bed Lama 5 Anggrek II 2 2004 6 Mawar I 7 2006 7 Bersalin II 4 2007 III 2 Bed Lama

Boks Bayi 2

33 17 Total TT 50 TT

Ruangan pelayanan yang tersedia :

– Ruang UGD : 1 ruang

– Ruang Pendaftaran : 2 ruang

– Ruang radiologi : 1 ruang

– Kamar operasi minor : 1 ruang

Page 9: 47410376 Puskesmas Salaman

– BP umum : 2 ruang

– BP Gigi : 2 ruang

– BP spesialis mata : 1 ruang

– Ruang poli Kebidanan dan Kandungan : 2 ruang

– Ruang KIA/KB : 4 ruang

– Ruang Laboratorium : 1 ruang

– Ruang Pelayanan Obat : 1 ruang

– Gudang Obat : 2 ruang

– Ruang Dapur : 1 ruang

– Ruang Gizi : 1 ruang

Sarana / upaya kesehatan lain :

a. Puskesmas pembantu 4 buah ( Ngargoretno, Kalisalak, Ngadirejo,

Kalirejo), dengan jumlah tenaga medis yang terbatas.

b. Polindes 2 buah (Ngadirejo, Banjarharjo)

c. Pos Kesehatan Desa 4 buah (Kalirejo, Sidomulyo, Paripurno, Kebonrejo)

d. Dukun bayi 27 orang (di semua desa kecuali desa Sidomulyo), dukun

terlatih 24 orang

e. Posyandu 67 tempat

1) Pratama Sidhi : 2 posyandu

2) Madya Sidhi : 25 posyandu

3) Purnama Sidhi :18 posyandu

4) Mandiri : 43 posyandu

Kader Posyandu :

- Terlatih 289 orang (rata-rata 4 kader per posyandu)

- Yang aktif 335 orang (rata-rata 4 kader per posyandu )

1. Sarana, Dana dan Tenaga

2.1 Sarana

Sarana Penunjang :

a. Penunjang medis

1) Dental unit dan dental chair : dalam keadaan lengkap

2) Perlengkapan medik umum :

– KIA set dan KB

– Poliklinik set

– IUD set

– Peralatan surgical

Page 10: 47410376 Puskesmas Salaman

– Perlengkapan laboratorium

– Alat UGD obstetric dan neonatal

– Radiologi

– EKG

a. Sarana Obat

– Obat yang tersedia dalam jumlah cukup, jenis terbatas dan dalam

keadaan baik.

– Obat-obatan berasal dari obat DAU Kabupaten, DAU Propinsi,

Askes.

– Disamping itu ada dana obat dari APBD Kabupaten untuk suplemen.

a. Sarana Penunjang Lain :

– Mobil ambulance : 1 buah

– Mobil Pusling : 2 buah

– Sepeda motor : 5 buah

– Lemari es dan frezer : 5 buah

– Alat komunikasi radio medik, telepon, komputer dan alat-alat

penyuluhan.

2.2 Sumber Dana

Sumber pendanaan puskesmas Salaman I berasal dari :

a. Pendapatan Puskesmas

1) Retribusi dan Biaya Pelayanan/Tindakan Medis

2) Lain-lain : parkir

a. Penerimaan

Dana puskesmas diperoleh dari :

1) Dana dari APBD Kabupaten untuk operasional meliputi gaji,

sarana dan prasarana aparatur serta sarana dan prasarana publik

2) Dana dari APBD Kabupaten melalui Dinas Kesehatan untuk

pemeliharaan kendaraan roda dua dan roda empat

3) Tahun 2006 terdapat dana dari ( Dana Alokasi Khusus ) melalui

Dinas Kesehatan untuk rehab / perbaikan kamar mandi, ruang jaga

bangsal putri, ruang jaga bangsal putri, ruang jaga bangsal bersalin

sebesar Rp. 90.000.000,-

4) Tahun 2006 terdapat dana dari APBD kabupaten dan INGUB

(Intruksi Gubernur ) sebesar Rp. 909.000.000,00 ( APBD Rp.

Page 11: 47410376 Puskesmas Salaman

300.000.000,00 dan INGUB Rp. 618.250.000,00 ) untuk rehab dan

perbaikan beberapa ruangan dan penambahan ruangan baru

5) Dana dari JAMKESMAS

6) Dana dari pihak ketiga PT Askes

2.3 Ketenagaan

Tabel 6. Data Ketenagaan Puskesmas Salaman I

No Kategori Tenaga Jumlah1. Dokter umum 42. Dokter spesialis Obsgyn 13. Dokter spesialis Anak 14. Dokter spesialis Penyakit Dalam 15. Dokter gigi 26. Bidan Puskesmas/Rawat Inap 2 / 57. Bidan Desa PNS/PTT 7 / 28. Perawat Kesehatan (AKPER/SPK/S.Kep/Nrs) 11/2/2/19. Pembantu Perawat / SPPU 4 / 110. Perawat Gigi 211. Petugas Gizi Rawat Inap 112. Sanitarian 113. Perawat Wiyata Bakti 814. Pelaksana Laborat 315. Tenaga Farmasi (Apoteker/ SAA) 1 / 116. Pembantu Loket Obat 117. Pelaksana Loket Pendaftaran 318. Pelaksana Tata Usaha 419. Petugas Radiologi 120. Tenaga Dapur 421. Pengemudi PNS/ wiyata Bhakti 1/ 122. Tukang Kebun PNS / wiyata bakti 2 / 123. Satpam PNS/wiyata bhakti 4 / 124. Petugas Cuci THL 125. Cleaning Service 326. Sympus 127. Teknisi alat medic 1

JUMLAH 91Sumber : Tenaga Kerja di Puskesmas Salaman I tahun 2010

Page 12: 47410376 Puskesmas Salaman

STRUKTUR ORGANISASI PUSKESMAS SALAMAN I

Kelompok Jabatan FungsionAdministrasi UmumSriwigati,SE, Suratmi,S.Sos, Siti Aminah

KeuanganTitik Kadarsih,S.Sos;

Tri Setyowati El Nur,SE, Santosa

Unit Pelayanan KesehatanUnit Penggerak Pembangunan Kesehatan

Unit Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga

Rawat JalanPoli Umum : dr. Siamsasi RUGD : dr. Siamsasi RSpesialis : dr. spesialisPoli Gigi : drg. Budi HandoyoKIA/KB : Sri Riyandari/ Sumaryati

Penyehatan Lingk :Woro Wihayanti,S.TP2M : Buntoro,Amd.KepUKS :Ahmad HumamPerkesmas : Sri Kustinah,S.Kep

PKM :Ahmad Humam,AmdJPKM :Ahmad Humam,AmdKesehatan Kel : Sumaryati Sri Riyandari, Bidan DesaPeningkatan Gizi : Wahyu Sri Lestari,Amd

Rawat InapRawat inap : dr. Hery Sumantyo dr.Siamsasi RDapur/Gizi : El Nur

PenunjangLaboratorium : SarkoyirRontgen : Joko S.

Puskesmas PembantuKalisalak : Eny PujiatiKali rejo : Jamiatul B Ngargoretno : Andang BNgadirejo : Andang B

Kepala Puskesmas

Page 13: 47410376 Puskesmas Salaman
Page 14: 47410376 Puskesmas Salaman

A. Proses

Berdasarkan wawancara dan pengamatan mengenai proses manajemen di

Puskesmas Salaman I, diperoleh data sebagai berikut :

1. Perencanaan (P1)

a. Tahap Persiapan

Kepala puskesmas membentuk tim yang terdiri dari ketua, sekretaris

dan penanggunggjawab masing-masing unit. Bahan perencanaan mengacu

pada buku Pedoman Perencanaan tingkat Puskesmas.

Kepala Puskesmas memberikan bahan perencanaan kepada masing-

masing penanggungjawab dan menjelaskan mengenai Perencanaan Tingkat

Puskesmas (PTP), kemudian mengadakan pengkajian bahan perencanaan

tersebut untuk menentukan tujuan dan sasaran kegiatan.

b. Tahap Analisis Situasi

Tim Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP) mengumpulkan data umum

dan data pencapaian target. Data umum diantaranya adalah data kependudukan

dan data wilayah yang diperoleh dari kantor kelurahan dan kecamatan. Data

sekolah diperoleh dari kantor pendidikan nasional kecamatan. Sedangkan data

pencapaian target diperoleh dari data Standar Pelayanan Minimal (SPM)

Puskesmas.

Tiap unit mengumpulkan data hasil pencapaian kegiatan selama satu

tahun kemudian diolah dan ditampilkan dalam bentuk grafik, tabel dan peta.

Data tersebut dianalisa dan dengan membandingkan dengan target yang

mengacu pada SPM sebelumnya. Hasil analisa digunakan untuk laporan

kegiatan tahunan dan acuan langkah berikutnya.

c. Tahap Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan

Masing-masing tim mengajukan rencana usulan kegiatan ( RUK )

dengan mempertimbangkan faktor-faktor pendukung dan penghambat untuk

menghasilkan hasil yang seoptimal mungkin. Prioritas masalah ditentukan oleh

kepala Puskesmas beserta tim. Setelah prioritas ditentukan maka dipikirkan

pemecahan masalah yang paling realistis dan logis. Alternatif pemecahan

masalah harus memperhatikan biaya, sarana, tenaga, waktu serta teknologi

yang ada.

Page 15: 47410376 Puskesmas Salaman

d. Tahap Penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan

Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) disusun untuk setahun yang akan

datang oleh pemimpin Puskesmas beserta tim dilaksanakan setelah dilakukan

stratifikasi.

RPK disusun berdasarkan priotitas masalah dan dirangkum dalam

dokumen perencanaan. RPK disusun dengan memperhitungkan dana yang

dimiliki dan dana yang didapatkan.

Berdasarkan hasil kunjungan kami ke Puskesmas Salaman I, kami belum

melakukan pengamatan pada dokumen perencanaan Puskesmas yang

seharusnya berisi : Persiapan, Analisis Situasi, Rencana Usulan Kegiatan

( RUK ), Rencana Pelaksanaan Kegiatan ( RPK )

2. Penggerakan dan Pelaksanaan (P2)

a. Pengorganisasian

Puskesmas sebagai organisasi fungsional didalam menjalankan fungsinya

telah mempunyai struktur organisasi yang sesuai dengan fungsi Puskesmas dan

uraian yang jelas mengenai target, wewenang dan tanggungjawab masing-

masing staf, yang ditentukan pada lokakarya mini tahunan.

Masing-masing staf mempunyai uraian yang jelas mengenai target,

wewenang dan tanggung jawab yang ditentukan pada Lokakarya Mini

Tahunan.

Karena Puskesmas Salaman I merupakan Puskesmas rawat inap maka

pembagian tugas agak berbeda dengan Puskesmas yang lain. Tenaga

Puskesmas dibagi menjadi 3 kelompok tugas yaitu:

• Murni bertugas di lapangan

• Murni bertugas di rawat inap

• Campuran (bertugas di lapangan dan rawat inap)

Untuk petugas rawat inap, jadwal kerja dibagi dalam 4 shift yaitu pagi,

sore, malam dan libur.

b. Kepemipinan dan Pengisian Staf

Pemimpin Puskesmas Salaman I berfungsi sebagai manajer, konsultan

medis, dan penggerak masyarakat. Sebagai manajer pimpinan mendelegasikan

Page 16: 47410376 Puskesmas Salaman

tugas-tugas kepada staf sesuai kemampuannya. Pengisian staf dilakukan

berdasarkan kebutuhan tenaga tiap unit, kemudian diinventarisaikan sesuai

dengan jenis tenaga yang dibutuhkan. Setiap staf yang mengalami kesulitan

dapat berhubungan langsung dengan kepala Puskesmas.

c. Kerjasama Lintas Program

Penggalangan kerja sama lintas program dilaksanakan dalam bentuk

Lokakarya Mini Tahunan. Pada lokakarya ini dibahas pembagian tugas

masing-masing staf berupa:

1 Tugas Pokok merupakan tugas pelayanan dan pembinaan kesehatan

masyarakat, yaitu tugas yang berhubungan dengan fungsi Puskesmas

dan berhubungan dengan pelayanan dan pembinaan kesehatan

masyarakat di Puskesmas yang dilaksanakan dalam bentuk kegiatan

pokok.

2 Tugas integrasi merupakan tugas pengembangan peran serta

masyarakat, yaitu tugas yang dibebankan kepada seseorang yang

berkaitan dengan pengembangan dan pembinaan peran serta

masyarakat.

Tugas tambahan merupakan tugas yang dibebankan kepada setiap

petugas berdasarkan kesepakatan bersama serta atas perintah pimpinan.

Masing-masing petugas sesuai tugas pokok, integrasi dan tambahan

dibuatkan uraian tugas dan uraian kegiatan. Untuk memudahkan pelaksanaan

tugas dibuatkan prosedur kerja yang merupakan rangkaian kerja yang berkaitan

satu sama lain. Selain itu juga dibuatkan protap-protap baik medis teknis

maupun teknis administrative.

Lokakarya Mini Tahunan kemudian dilanjutkan dengan rapat kerja

bulanan, yang membahas pencapaian kegiatan tiap bulan, masalah-masalah

yang dihadapi serta rencana kegiatan pada bulan berikutnya. Pada rapat ini juga

dibahas mengenai masalah individu berkaitan dengan motivasi kerja. Yang

paling penting dari Lokakarya Mini tahunan ini adalah keluarannya, yaitu

mengenai pembagian tugas dan masukan program.

Berdasarkan hasil kunjungan kami ke Puskesmas Salaman I, kami belum

melakukan pengamatan pada dokumen Lokakarya Mini Puskesmas yang

seharusnya berisi : Daftar hadir peserta, Materi / Agenda, dan Tindak lanjut.

Page 17: 47410376 Puskesmas Salaman

d. Kerjasama Lintas Sektoral

Puskesmas menjalin kerjasama lintas sektoral yang terkait dengan

kesehatan dan mempunyai persamaan sasaran untuk merumuskan dan

menetapkan tujuan-tujuan kegiatan kerjasama. Kerjasama ini dilakukan dalam

bentuk rapat koordinasi kecamatan (konferensi desa) yang dilakukan setiap tiga

bulan sekali. Dalam pertemuan tersebut dibahas program-program sektoral

yang mempunyai kesamaan sasaran dengan program kesehatan, contoh

kesehatan ibu dan anak. Bentuk hasil pertemuan tersebut dapat berupa

informasi yang akan ditindaklanjuti oleh Puskesmas sendiri ataupun dalam

bentuk kesepakatan dan pembentukan tim. Puskesmas yang menjalin

kerjasama dengan Puskesmas Salaman I yakni Puskesmas disekitar Kawedanan

Salaman yakni : Puskesmas Salaman II, Puskesmas Kajoran I, Puskesmas

Kajoran II, Puskesmas Borobudur, Puskesmas Tempuran.

e. Kerjasama Lintas Wilayah

Puskesmas menjalin kerjasama lintas wilayah dengan Puskesmas lain

terkait dengan masalah kesehatan yang menuntut adanya kerja sama dan

kesamaan dalam tujuan yang ingin dicapai.

f. Pembimbingan

Pembimbingan oleh kepala puskesmas dilakukan dalam bentuk

penyampaian informasi kebijakan terbaru kepada para staf dan konsultasi jika

staf menemui masalah dalam pelaksanaannya. Kepala puskesmas berusaha

mencarikan jalan keluar, selain itu juga memberikan pembinaan dalam segi

administrasi dan teknis serta peran serta masyarakat. Para staf dapat

memperoleh peningkatan pengetahuan atau wacana dari kepustakaan yang

dimiliki puskesmas.

3. Pengawasan, Penilaian dan Pertanggungjawaban (P3)

Adalah proses memperoleh kepastian, kesesuaian penyelenggaraan, dan

pencapaian tujuan Puskesmas terhadap rencana dan Undang- undang yang

berlaku. Pengawasan terdiri atas pengawasan internal dari atasan langsung

(Kepala Puskesmas) terhadap seluruh staf dan pengawasan eksternal yang

dilakukan sebagian masyarakat dan dinas kesehatan terhadap kegiatan yang

Page 18: 47410376 Puskesmas Salaman

dilaksanakan Puskesmas, dengan ruang lingkup administratif, keuangan, teknis

pelayanan yang dilakukan di Puskesmas Salaman I.

Penilaian dilakukan pada akhir tahun meliputi penilaian terhadap

penyelenggaraan kegiatan dan hasil yang dicapai, dibandingkan dengan rencana

tahunan dan standar pelayanan. Untuk program KIA dan imunisasi, penilaian hasil

kegiatan adalah dengan sistem Kewaspadaan Dini (SKD) yaitu pemantauan

adanya kenaikan kasus.

Pertanggungjawaban dilakukan melalui laporan pertanggungjawaban

tahunan yang berisi tentang pelaksanaan kegiatan, perolehan sumber dana

(keuangan), dan penggunaan sumber daya. Laporan pertanggungjawaban dibuat

oleh Kepala Puskesmas pada setiap akhir tahun anggaran yang mencakup

didalamnya pelaksanaan kegiatan serta perolehan dan penggunaan berbagai

sumber daya termasuk keuangan, disampaikan kepada dinas kesehatan

kabupaten/kota serta pihak- pihak terkait lainnya, termasuk masyarakat.

A. Keluaran

Keluaran berupa hasil kegiatan yang tercantum dalam standard pelayanan

minimal (SPM) tahun 2010 yang terlampir pada lampiran I.

B. Dampak

1. Data kematian di wilayah Puskesmas Salaman I

– Jumlah kematian ibu dalam tahun 2009 : 1 jiwa

– Jumlah kematian bayi dalam tahun 2009 : 10 jiwa

2. Data kelahiran di wilayah Puskesmas Salaman I

– Jumlah kelahiran total dalam tahun 2009 : 682 jiwa

– Jumlah kelahiran hidup dalam tahun 2009 : 692 jiwa

3. Data penyakit

Tabel 7. Pola 10 Besar Penyakit Pasien Rawat Jalan Puskesmas Salaman I Bulan

Januari-Oktober 2010 (Diagnose berdasar ICD-X)

No. Nama Penyakit Jumlah Penderita %

1. Infeksi Akut lain pada sal napas

bagian atas

1438 37,38

2. Penyakit Pulpa & Jaringan Periapikal 695 18,07

3. Hipertensi Primer 541 14,07

Page 19: 47410376 Puskesmas Salaman

4. Diare dan Gastroenteritis

Nonspesifik

215 5,65

5. NDDM : type 2 167 4,34

6. Infeksi bakteri lain misalnya disentri

basiler

94 2,4

7. Faringitis 85 2,21

8. Conjunctivitis 67 1,74

9. Tifus perut 37 0,96

10. Penyakit lain 507 13,18

Total 3846 100

(Sumber: SIMPUS Puskesmas Salaman I, 2010)

Page 20: 47410376 Puskesmas Salaman

BAB III

IDENTIFIKASI MASALAH

A. Analisis Hasil

Berdasarkan hasil analisa pada Standar Pelayanan Minimal terbaru tahun 2010

dari data sekunder, masalah di Puskesmas Salaman I yang ditemukan adalah:

Tabel 8. Data Pencapaian Kegiatan 6 Program Pokok Puskesmas Salaman I Bulan Januari

sampai Oktober 2010

No. MASALAH

SKOR

PENCAPAIAN

(%)

BESAR

MASALAH

(%)1. Cakupan kunjungan bumil K1 99,2 0,82. Cakupan kunjungan bumil K4 97,17 2,833. Pembinaan dukun bayi 75 25

4. Deteksi dini tumbuh kembang anak balita dan

pra sekolah

91,47 8,53

5, Cakupan pemeriksaan kesehatan siswa SD dan

setingkat oleh tenkes atau terlatih/guru

UKS/dokter kecil

79,14 20,86

6. Cakupan pemeriksaan siswa TK, kelas 1

SLTP, SLTA dan setingkat

56,8 43,2

7. Cakupan pelayanan kesehatan remaja

(penjaringan kelas 1 SLTP, SLTA/sederajat)

65,77 34,23

8. Cakupan ibu hamil yang diberi 90 tablet Fe 95,47 4,539. TP2M yang memenuhi syarat sanitasi 92,05 7,9510. Jumlah rumah sehat 82,54 17,4811. Cakupan suspek TB paru 58,2 41,812. Penemuan kasus TB BTA (+) 37,8 62,213. Cakupan pneumoni balita yang ditangani 4,67 95,3314. Jumlah bumil yang mendapat TT1 92,8 7,215. Jumlah bumil yang mendapat TT2 88,17 11,8316. Jumlah bayi yang mendapat imunisasi DPT1 99,21 0,7917. Jumlah bayi yang mendapat imunisasi DPT3 86,49 13,5118. Jumlah bayi yang mendapat imunisasi Polio1 89,04 10,9619 Jumlah bayi yang mendapat imunisasi Polio 4 92,95 7,0520. Jumlah bayi yang mendapat imunisasi Campak 74,16 25,8421. Jumlah bayi yang mendapat imunisasi

Hepatitis B (0-7hr)

91,58 8,42

22. Jumlah bayi yang mendapat imunisasi

Hepatitis B 1 total

91,1 8,9

23. Jumlah bayi yang mendapat imunisasi 89,4 10,6

Page 21: 47410376 Puskesmas Salaman

Hepatitis B 224. Jumlah bayi yang mendapat imunisasi

Hepatitis B 3

87,6 12,4

25. Rumah tangga sehat 90,67 9,3326. Bayi yang mendapat asi eksklusif 6,95 93,0527. Pembinaan dokter kecil 62,5 37,5

B. Prioritas Masalah

Dari sekian permasalahan yang ada di Puskesmas Salaman I ditentukan

prioritas masalah berdasarkan metode Hanlon Kuantitatif sebagai berikut :

1. Besarnya masalah (kriteria A) dengan bobot 10

Besarnya masalah dilihat dari besarnya dampak pada penduduk dengan kategori

sebagai berikut :

Kelas = 1+ 3,3 log 27 = 5,723 ~ 6 kelas

Interval kelas = nilai max-nilai min

Kelas

= 93,05-0,79

6

= 15,3766~ 15

Page 22: 47410376 Puskesmas Salaman

Tabel 9. Besarnya masalah ( kriteria A)

MASALAH BESARNYA MASALAH TERHADAP PENCAPAIAN

TARGET 100%

NILAI

0-15

(1)

16-31

(2)

32-47

(3)

48-63

(4)

64-79

(5)

80-96

(6)1 x 12 x 13 X 24 x 15 X 26 X 37 X 38 X 19 x 110 X 211 X 312 x 413 x 614 x 115 x 116 x 117 x 118 x 119 x 120 X 221 x 122 x 123 x 124 x 125 x 126 x 627 X 3

2. Kegawatan masalah (kriteria B)

Keganasan terhadap cakupan program dengan bobot 5, dimana :

Sangat berpengaruh : 5

Berpengaruh : 4

Cukup berpengaruh : 3

Kurang berpengaruh : 2

Tidak berpengaruh : 1

Tingkat urgensi dengan bobot 5 dimana :

Page 23: 47410376 Puskesmas Salaman

Sangat mendesak : 5

Mendesak : 4

Cukup mendesak : 3

Kurang mendesak : 2

Tidak mendesak : 1

Tingkat biaya yang dikeluarkan dengan bobot 5 dimana :

Sangat murah : 5

Murah : 4

Cukup murah : 3

Mahal : 2

Mahal sekali : 1

Page 24: 47410376 Puskesmas Salaman

Tabel 10. Kriteria B (Kegawatan masalah)

MASALAH

KESEHATAN

KEGANASAN TINGKAT

URGENCY

BIAYA YG

DIKELUARKAN

NILAI

1 2 1 4 72 2,8 2,2 4 93 3,3 2,1 3,2 8,64 3,8 3,4 2,9 10,15 2,2 2,4 3,9 8,56 2,2 2,4 3,9 8,57 2 1 3,9 6,98 4,1 3,8 4,9 12,89 3,1 2,8 3,7 9,610 3,1 1 2,8 6,911 4 3,1 3,2 10,312 4 3,1 3,2 10,313 3,2 3 3,2 9,414 3,3 1,8 3,5 8,615 3,3 1,8 3,5 8,616 4 3,9 3 10,917 4 3,9 3 10,918 4 3,9 3 10,919 4 3,9 3 10,920 4 3,9 3 10,921 4 3,9 3 10,922 4 3,9 3 10,923 4 3,9 3 10,924 4 3,9 3 10,925 2,9 2,9 4 9,826 4,1 4 3 11,127 3 1,1 5 9,1

Page 25: 47410376 Puskesmas Salaman

3. Kemudahan penanggulangan (kriteria C)

Dengan bobot 5 dimana :

Sangat mudah : 5

Mudah : 4

Cukup mudah : 3

Sulit : 2

Sangat sulit : 1

Tabel 11. Kemudahan penanggulangan (kriteria C)

Page 26: 47410376 Puskesmas Salaman

4. Kriteria

PEARL

(kriteria

D)

Penilaian

PEARL

meliputi

propriety,

economy,

acceptability,

resources, dan

legality. Skor

yang

digunakan :

1

= setuju

0

= tidak setuju

Penilaian disesuaikan dengan 8 orang untuk setiap kriteria masalah. Nilai yang

tercantum terdiri atas rerata penilaian masing-masing anggota kelompok dikalikan

dengan bobot dari masing-masing kriteria.

Tabel 12. Kriteria PEARL

Masalah Kemudahan Penanggulangan Nilai1 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3 3.5

2 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3 3.5

3 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1.5

4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3.6

5 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

6 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2.8

7 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2.3

8 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3.7

9 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2.3

10 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2.2

11 1 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1.3

12 1 2 1 1 1 2 1 2 2 1 1.4

13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

14 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2.3

15 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2.1

16 3 3 2 3 2 2 2 2 2 3 2.4

17 2 2 2 3 2 2 2 1 2 1 1.9

18 2 2 3 2 1 1 1 1 2 1 1.6

19 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1.1

20 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1.5

21 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 1.5

22 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1.5

23 2 2 2 1 2 1 2 2 1 1 1.6

24 1 2 1 2 1 2 1 1 1 1 1.3

25 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3.1

26 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 4.7

27 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3.2

Page 27: 47410376 Puskesmas Salaman

MASALAH P E A R L NILAI1 1 1 1 1 1 12 1 1 1 1 1 13 1 1 1 0 1 04 1 1 1 1 1 15 1 1 1 0 1 16 1 0 1 1 1 07 1 1 1 0 1 08 1 1 1 1 1 19 1 0 1 1 1 010 1 1 0 1 1 011 1 1 0 1 1 012 1 1 0 1 1 013 1 1 1 1 1 114 1 1 1 1 1 115 1 1 1 1 1 116 1 1 1 1 1 117 1 1 1 1 1 118 1 1 1 1 1 119 1 1 1 1 1 120 1 1 1 1 1 121 1 1 1 1 1 122 1 1 1 1 1 123 1 1 1 1 1 124 1 1 1 1 1 125 1 1 0 1 1 026 1 1 1 1 1 127 1 1 1 0 1 1

5. Penilaian Prioritas Masalah

Setelah kriteria A, B, C, dan D didapatkan kemudian nilai-nilai tersebut

dimasukkan ke dalam rumus sebagai berikut :

Nilai prioritas dasar (NPD) = (A+B) x C

Nilai prioritas total (NPT) = (A+B) x C x D

Page 28: 47410376 Puskesmas Salaman

Tabel 13. Penilaian Prioritas Masalah

Masalah A B C NPDPEARL

(D)NPT=NPDxD Prioritas

1 1 7 3.5 28 1 28 VIII

2 1 9 3.5 35 1 35 V

3 2 8.6 1.5 15.9 0 0

4 1 10.1 3.6 39.96 1 39.96 III

5 2 8.5 3 31.5 1 31.5 VI

6 3 8.5 2.8 32.2 0 0

7 3 6.9 2.3 22.77 0 0

8 1 12.8 3.7 51.06 1 51.06 II

9 1 9.6 2.3 24.38 0 0

10 2 6.9 2.2 19.58 0 0

11 3 10.3 1.3 17.29 0 0

12 4 10.3 1.4 20.02 0 0

13 6 9.4 1 15.4 1 15.4 XVIII

14 1 8.6 2.3 22.08 1 22.08 X

15 1 8.6 2.1 20.16 1 20.16 XI

16 1 10.9 2.4 28.56 1 28.56 VII

17 1 10.9 1.9 22.61 1 22.61 IX

18 1 10.9 1.6 19.04 1 19.04 XIII

19 1 10.9 1.1 13.09 1 13.09 XIX

20 2 10.9 1.5 19.35 1 19.35 XII

21 1 10.9 1.5 17.85 1 17.85 XV

22 1 10.9 1.5 17.85 1 17.85 XVI

23 1 10.9 1.6 19.04 1 19.04 XIV

24 1 10.9 1.3 15.47 1 15.47 XVII

25 1 9.8 3.1 33.48 0 0

26 6 11.1 4.7 80.37 1 80.37 I

27 3 9.1 3.2 38.72 1 38.72 IV

Page 29: 47410376 Puskesmas Salaman

Tabel 14. Prioritas Masalah

No Masalah Prioritas1 Bayi yang mendapat asi eksklusif I

2 Cakupan ibu hamil yang diberi 90 tablet Fe II

3 Deteksi dini tumbuh kembang anak balita dan pra sekolah III

4 Pembinaan dokter kecil IV5 Cakupan kunjungan bumil K4 VI6 Cakupan pemeriksaan kesehatan siswa SD dan setingkat oleh

tenkes atau terlatih/guru UKS/dokter kecil

VII

7 Jumlah bayi yang mendapat imunisasi DPT1 VIII

8 Cakupan kunjungan bumil K1 IX9 Jumlah bayi yang mendapat imunisasi DPT3 X

10 Jumlah bumil yang mendapat TT1 XI11 Jumlah bumil yang mendapat TT2 XII12 Jumlah bayi yang mendapat imunisasi Campak XIII

13 Jumlah bayi yang mendapat imunisasi Polio1 XIV

14 Jumlah bayi yang mendapat imunisasi Hepatitis B 2 XV

15 Jumlah bayi yang mendapat imunisasi Hepatitis B (0-7hr) XVI

16 Jumlah bayi yang mendapat imunisasi Hepatitis B 1 total XVII

17 Jumlah bayi yang mendapat imunisasi Hepatitis B 3 XVIII

18 Cakupan pneumoni balita yang ditangani XVIII19 Jumlah bayi yang mendapat imunisasi Polio 4 XIX

Berdasarkan hasil perhitungan secara Hanlon kuantitatif dan berdasarkan

konfirmasi dengan pihak Puskesmas Salaman I, dari 27 masalah di atas didapatkan 1

masalah yang menjadi prioritas pertama dan dicari alternatif pemecahannya serta

dibuat rencana pelaksanaan kegiatannya yaitu rendahnya cakupan bayi yang

mendapat ASI eksklusif.

Page 30: 47410376 Puskesmas Salaman

C. Analisis Penyebab Masalah

1. Analisis kemungkinan penyebab masalah dengan menggunakan pendekatan sistem

Dalam menganalisis penyebab masalah manajemen secara menyeluruh

digunakan pendekatan sistem yang meliputi input, proses, output, outcome, serta

environment. Dengan pola pemecahan masalah berdasarkan pendekatan sistem

tersebut, dapat ditelusuri secara retrospektif hal-hal yang dapat menyebabkan

munculnya permasalahan.

Tabel 15. Identifikasi kemungkinan penyebab masalah Tahap Analisis Pendekatan Sistem

Komponen Kekurangan KelebihanInput Man • Terbatasnya jumlah

petugas kesehatan yang

aktif

• Adanya dokter,

bidan, kader

• Bidan sudah

memberi pelatihan

pada kader

Money • Tidak ada anggaran biaya

penyuluhan ASI eksklusif

• -

Method • Metode penyuluhan ASI

eksklusif dengan

kunjungan rumah belum

dilaksanakan

• Metode inisiasi Menyusu

Dini belum

disosialisasikan pada

pelayanan ANC dan PNC

• SOP mengenai ASI

ekslusif yang terdapat

dalam SOP ANC dan PNC

belum lengkap

• Terdapat pembinaan

kader untuk

penyuluhan ASI

eksklusif yang

dilaksanakan setiap

1-3 bulan

• Penyuluhan ASI

eksklusif dilakukan

bersamaan dengan

pelayanan posyandu

• Adanya SOP untuk

pelaksanaan ASI

ekslusif

Machine • Media promosi ASI

eksklusif kurang memadai

• Tidak tersedianya alat

• Ada media promosi

untuk pemberian ASI

ekslusif

Page 31: 47410376 Puskesmas Salaman

peraga untuk penyuluhan

ASI Eksklusif Material • - • Terdapat tempat

edukasi di posyandu,

Polindes, PKD,

puskesmas Lingkungan • Sebagian besar ibu hamil

dan menyusui bekerja

sebagai karyawati

• Tidak adanya ruangan dan

fasilitas khusus bagi ibu

menyusui di tempat kerja

• Adanya kebijakan

pemerintah yang

mendukung

diberikannya ASI

eksklusif

Proses P1 • Belum ada perencanaan

penyuluhan ASI secara

berkelompok

• Sudah ada target bayi

yang mendapatkan

ASI eksklusif

• Adanya perencanaan

pelatihan kader

mengenai ASI

ekslusif P2 • Kurang lengkapnya

informasi tentang ASI

eksklusif dari bidan

kepada kader dan ibu

hamil

• Kegiatan penyuluhan ASI

eksklusif secara

berkelompok belum

dilakukan

• Kegiatan pembinaan kader

oleh petugas kesehatan

belum maksimal

• Sudah dilakukan

penyuluhan ASI

eksklusif secara

perorangan saat

ANC, dan PNC

P3 • Kurangnya koordinasi

bidandesa dengan

pelayanan kesehatan

swasta dalam pelaporan

asi eksklusif.

• Evaluasi dilakukan

tiap bulan membahas

pelaksanaaan

kegiatan, dan

diikutsertai oleh

Page 32: 47410376 Puskesmas Salaman

lintas sektor dan

lintas program

Tabel 16. Identifikasi Penyebab Masalah Setelah Konfirmasi Terhadap Pihak Puskesmas

Komponen Kekurangan

Input Method SOP mengenai ASI ekslusif yang terdapat dalam SOP

ANC dan PNC belum lengkapMachine Media promosi ASI eksklusif kurang memadai

Lingkungan Tidak adanya ruangan dan fasilitas khusus bagi ibu

menyusui di tempat kerja

Proses P2 Kurang lengkapnya informasi tentang ASI eksklusif

dari bidan kepada kader dan ibu hamil

Kegiatan penyuluhan ASI eksklusif secara

berkelompok belum dilakukanP3 Kurangnya koordinasi bidan desa dengan pelayanan

kesehatan swasta dalam pelaporan ASI ekslusif

2. Analisis kemungkinan penyebab masalah dengan menggunakan Fishbone Analysis

Gambar 2. Diagram analisis kemungkinan penyebab masalah dengan Fishbone Analysis

Page 33: 47410376 Puskesmas Salaman

Cakupan jumlah bayi

yang mendapat ASI ASI eksklusif

6,95% (seharusnya

80 %) di puskesmas Salaman 1

ProsesTidak adanya ruangan dan fasilitas khusus bagi ibu menyusui di tempat kerja

MachineMethod SOP mengenai ASI ekslusif yang terdapat dalam SOP ANC dan PNC belum lengkap

Media promosi ASI eksklusif kurang memadai

EnvironmentP2 : Kurang lengkapnya informasi tentang ASI

eksklusif dari bidan kepada kader dan ibu hamilKegiatan penyuluhan ASI eksklusif secara berkelompok belum dilakukanP3: Kurangnya koordinasi bidan desa dengan pelayanan kesehatan swasta dalam pelaporan ASI ekslusif

Page 34: 47410376 Puskesmas Salaman

3. Analisis penyebab masalah dengan menggunakan quality assurance (QA)

Selain dengan pendekatan system dan Fishbone Analysis, analisis masalah

manajemen Puskesmas juga dilakukan dengan penilaian mutu dari pelayanan

kesehatan Puskesmas. Penilaian ini meliputi 2 hal, yaitu :

a. Simple Problem : Penilaian terhadap mutu melalui penilaian kualitas identifikasi

ASI ekslusif pada tanggal 4 Desember 2010.

Page 35: 47410376 Puskesmas Salaman

Tabel 17. Simple Problem

N

o

Penilaian Ya Tida

k

TB

1 Apakah puskesmas mempunyai kebijakan yang

mengatur tentang pemberian ASI ekslusif?

V

2 Apakah semua petugas mengetahui kebijakkan

tersebut?

V

3 Apakah ibu hamil mendapat penjelasan mengenai

ASI ekslusif dari petugas?

V

4 Apakah ibu hamil mendapat penjelasan mengenai

kerugian pemberian susu formula dari petugas?

V

5 Apakah petugas mengajarkan kepada ibu hamil

mengenai cara menyusui yang benar?

V

6 Apakah petugas menjelaskan pada ibu menyusui agar

menghindari stress?

V

7 Apakah petugas menjelaskan pada ibu mengenai

posisi yang benar saat menyusui?

V

8 Apakah petugas menjelaskan pada ibu agar tetap

menyusui meski ibu sibuk bekerja atau sakit?

V

9 Apakah petugas menjelaskan pada ibu agar menyusui

semau bayi?

V

10 Apakah petugas menjelaskan pada ibu agar tidak

memberikan kempeng pada bayi yang diberi ASI?

V

11 Apakah petugas menjelaskan tentang cara perawatan

payudara selama menyusui?

V

12 Apakah petugas menjelaskan kepada ibu bagaimana

cara memerah ASI?

V

13 Apakah petugas menjelaskan tentang cara

penyimpanan ASI perah?

V

14 Apakah petugas menjelaskan cara mengatasi putting

yang terbenam ?

V

Page 36: 47410376 Puskesmas Salaman

15 Apakah petugas memberi penjelasan kepada ibu

mengenai MPASI?

V

16 Apakah petugas mengingatkan ibu untuk selalu

membawa KMS?

V

Total 13 3

Nilai CR (Compliance Rate) =

%100×+ tidakbenar

benar

=

%100313

13 ×+

=

%10016

13 ×

= 81,25 %

Berdasarkan nilai Compliance Rate yang didapat maka kepatuhan petugas terhadap

SOP adalah 81,25%, tidak menjadi masalah ( simple problem ).

b. Kompleks problem

Dibawah ini adalah daftar inventarisasi pendapat yang merupakan masalah yang

berdasarkan instrumen jaminan mutu kompleks problem yang telah dirumuskan

sebelumnya. Inventarisasi ini didapatkan dari wawancara pada tanggal 4

Desember 2010 dengan 9 pasien mengenai 9 dimensi mutu di puskesmas

Salaman I.

Page 37: 47410376 Puskesmas Salaman

Tabel 18. Kompleks Problem

No 9 DIMENSI QA YA TIDAK TB Pencapaian

%

1.KOMPETENSI TEKNIS,

PENGETAHUAN, KETERAMPILAN

a. Apakah petugas puskesmas memberi

penjelasan mengenai pentingnya manfaat

ASI eksklusif bagi bayi?

1 8 0 11,11

b. Apakah petugas puskesmas

menjelaskan mengenai cara menyusui

yang benar?

7 2 0 77,78

c. Apakah menurut Anda petugas sudah

memiliki pengetahuan dan keterampilan

yang cukup dalam hal pemberian ASI?

9 0 0 100

d. Apakah petugas menjelaskan akibat

yang berkaitan dengan tidak

dilakukannya pemberian ASI eksklusif

terhadap pertumbuhan dan

perkembangan bayi?

1 0 8 100

2. AKSES TERHADAP PELAYANAN

a. Apakah puskesmas Salaman dekat

dengan rumah Anda?

5 4 0 55,56

b. Apakah tidak dibutuhkan waktu lama

untuk mencapai puskesmas?

4 5 0 44,44

c. Apakah biaya menuju ke puskesmas

terjangkau?

9 0 0 100

d. Apakah ada alat transportasi menuju

ke puskesmas?

9 0 0 100

3. KESINAMBUNGAN PELAYANAN

a. Apakah Anda datang ke Puskesmas

jika mengalami masalah dalam

3 6 0 33,33

Page 38: 47410376 Puskesmas Salaman

pemberian ASI?

b. Apakah petugas rutin menanyakan

tentang pemberian ASI Anda setiap kali

kontrol?

5 4 0 55,55

c. Apakah petugas puskesmas selalu

mencatat keluhan Anda berkaitan dengan

pemberian ASI?

9 0 0 100

4. EFISIENSI

a. Apakah pelayanan poli KIA di

puskesmas buka tepat waktu?

7 2 0 77,77

b. Apakah petugas kesehatan di poli KIA

datang tepat waktu?

6 3 0 66,67

c. Apakah Anda tidak menunggu lama

untuk mendapatkan pelayanan di poli

KIA?

6 3 0 66,67

d. Apakah menurut Anda mudah saat

melakukan pendaftaran/pembayaran di

loket?

9 0 0 100

5. EFEKTIFITAS

a. Apakah menurut Anda, pelayanan

puskesmas memberikan perubahan yang

lebih baik bagi kesehatan ibu dan anak?

9 0 0 100

b. Apakah menurut Anda penyuluhan

yang diberikan puskesmas bermanfaat?

9 0 0 100

c. Apakah Anda merasa puas dengan

pelayanan kesehatan di poli KIA?

9 0 0 100

6. HUBUNGAN INTERPERSONAL

a. Apakah petugas puskesmas melayani

Anda dengan ramah dan sopan?

9 0 0 100

b. Apakah petugas di puskesmas ini

menggunakan bahasa yang mudah

dimengerti?

9 0 0 100

Page 39: 47410376 Puskesmas Salaman

c. Apakah petugas kesehatan puskesmas

mendengarkan pertanyaan atau

permasalahan Anda dengan penuh

perhatian?

9 0 0 100

d. Apakah petugas puskesmas meminta

izin sebelum melakukan tindakan?

9 0 0 100

7. KEAMANAN

a. Apakah Anda diperiksa oleh bidan

atau dokter?

9 0 0 100

b. Apakah Anda tidak pernah dimintai

pungutan selain di loket?

9 0 0 100

8. KENYAMANAN

a. Apakah Anda merasa nyaman dengan

ruang tunggu puskesmas?

8 1 0 88,89

b. Apakah menurut Anda kebersihan di

puskesmas terjaga?

4 5 0 44,44

c. Apakah tidak ada pasien lain ketika

Anda sedang diperiksa?

8 1 0 88,89

d. Apakah Anda merasa nyaman untuk

menyampaikan keluhan menyusui di poli

KIA?

5 4 0 55,55

9. INFORMASI

a. Apakah Anda pernah mendapatkan

edukasi tentang pemberian ASI eksklusif

dari puskesmas?

3 6 0 33,33

b. Apakah penyuluhan tersebut berguna

bagi Anda?

3 0 6 100

c. Apakah penjelasan dari petugas

puskesmas mudah dimengerti?

9 0 0 100

d. Apakah Anda merasa mudah mencari

ruangan di Puskesmas?

9 0 0 100

TOTAL 220 50 14

Page 40: 47410376 Puskesmas Salaman
Page 41: 47410376 Puskesmas Salaman

1. Penyebab Masalah Berdasar MP dan QA

Tabel 19. Penyebab Masalah Berdasar MP dan QA

No. Penyebab Masalah

1. Kurang lengkapnya informasi tentang ASI eksklusif dari bidan kepada

kader dan ibu hamil2. SOP mengenai ASI ekslusif yang terdapat dalam SOP ANC dan PNC

belum lengkap

3. Media promosi ASI eksklusif kurang memadai

4. Tidak adanya ruangan dan fasilitas khusus bagi ibu menyusui di tempat

kerja

5. Kegiatan penyuluhan ASI eksklusif secara berkelompok belum dilakukan

6. Kurangnya koordinasi bidan desa dengan pelayanan kesehatan swasta

dalam pelaporan ASI ekslusif

D. Prioritas Penyebab Masalah

Paired Comparison

Tabel 20. Penyebab Masalah

No. Huruf Penyebab Masalah

1. A Kurang lengkapnya informasi tentang ASI eksklusif dari bidan

kepada kader dan ibu hamil2. B SOP mengenai ASI ekslusif yang terdapat dalam SOP ANC dan

PNC belum lengkap

3. C Media promosi ASI eksklusif kurang memadai

4. D Tidak adanya ruangan dan fasilitas khusus bagi ibu menyusui di

tempat kerja

5. E Kegiatan penyuluhan ASI eksklusif secara berkelompok belum

dilakukan6. F Kurangnya koordinasi bidan desa dengan pelayanan kesehatan

swasta dalam pelaporan ASI ekslusif

Tabel 21. Paired Comparison

A B C D E F Total

horisontal

A A A A A A 5

B B B B B 4

Page 42: 47410376 Puskesmas Salaman

C C C C 3

D E D 1

E E 1

F

Total

vertikal

0 0 0 0 1 0 0

Total

horizontal

5 4 3 1 1 0

TOTAL 5 4 3 1 2 0

Tabel 22. Tabel Pareto Penyebab Masalah

Penyebab

masalah

Frekuensi Persen (%) Frekuensi

Kumulatif

Persen

Kumulatif (%)

A 5 33,33 5 33,33

B 4 26,67 9 60,00

C 3 20,00 12 80,00

E 2 13,33 14 93,33

D 1 6,67 15 100

Gambar 3. Diagram Pareto Penyebab Masalah

E. Alternatif Pemecahan Masalah

Dari hasil analisis pareto didapatkan bahwa dengan mengatasi tiga penyebab

masalah, dianggap masalah dapat diselesaikan. Penyebab dan alternatif pemecahan

masalah tersebut adalah:

Tabel 23. Penyebab dan Alternatif Pemecahan Masalah

No. Penyebab Alternatif pemecahan masalah

1 Kurang lengkapnya informasi tentang

ASI eksklusif dari bidan kepada kader

dan ibu hamil

Pemanfaatan posyandu sebagai tempat

penyuluhan dan pengawasan pemberian

ASI eksklusif

Pelatihan rutin untuk kader oleh bidan

Page 43: 47410376 Puskesmas Salaman

mengenai ASI eksklusif secara

komprehensif

2 SOP mengenai ASI ekslusif yang

terdapat dalam SOP ANC dan PNC

belum lengkap

Menyarankan kepada pihak puskesmas

untuk melengkapi SOP

3 Media promosi ASI eksklusif kurang

memadai

Pengadaan pamflet mengenai ASI

eksklusif

F. Pengambilan Keputusan

Proses pengambilan keputusan menggunaan kriteria mutlak dan kriteria

keinginan. Kriteria mutlak dan kriteria keinginan yang dipakai antara lain :

a. Kriteria mutlak :

• Kegiatan mampu dilakukan oleh tenaga kesehatan puskesmas

• Dana tidak melebihi anggaran yang ditetapkan

• Kegiatan dapat diterima oleh masyarakat

• Hasil dapat dilihat dalam waktu 1 tahun

b. Kriteria keinginan :

• Efektif

• Efisien

• Mudah dilaksanakan oleh tenaga kesehatan puskesmas

• Melibatkan peran serta aktif kader

• Biaya operasional murah

Kriteria keinginan dan bobot

• Efektif : 9

• Efisien : 8

• Mudah dilaksanakan : 7

• Peran serta aktif kader : 6

• Biaya murah : 5

Beberapa alternatif pemecahan masalah tersebut antara lain :

1. Pemanfaatan posyandu sebagai tempat penyuluhan dan pengawasan pemberian

ASI eksklusif

2. Pelatihan rutin untuk kader oleh bidan mengenai ASI eksklusif

3. Menyarankan kepada pihak puskesmas untuk melengkapi SOP

Page 44: 47410376 Puskesmas Salaman

4. Pengadaan pamflet mengenai ASI eksklusif

Page 45: 47410376 Puskesmas Salaman

Alternatif-alternatif tersebut diuji dalam matrik kriteria mutlak dan kriteria

keinginan sebagai berikut :

Tabel 24. Kriteria Mutlak

AlternatifKriteria Mutlak

L/TLTenaga Dana Sarana Target

1 1 1 1 1 L

2 1 1 1 1 L

3 1 1 1 1 L

4 1 1 1 1 L

L= Lulus TL= Tidak Lulus

Tabel 25. Kriteria Keinginan

Kriteria Bobot Alternatif

1 2 3 4

Efektif 9 9x9 9x9 9x6 9x7

Efisien 8 8x8 8x8 8x5 8x5

Mudah

dilaksanakan

7 7x5 7x6 7x3 7x4

Peran serta

aktif kader

6 6x3 6x3 6x1 6x4

Biaya murah 5 5x3 5x5 5x2 5x3

Jumlah 213 230 131 170

Dari alternatif mutlak dan keinginan untuk sementara diputuskan alternatif

program 1 yaitu pelatihan rutin untuk kader oleh bidan mengenai ASI eksklusif secara

komprehensif kemudian alternatif program 2 yaitu pemanfaatan posyandu sebagai

tempat penyuluhan dan pengawasan pemberian ASI eksklusif sedangkan alternatif

program 3 berupa menyarankan kepada pihak puskesmas untuk melengkapi SOP.

Langkah selanjutnya adalah inventarisasi konsekuensi terhadap keputusan sementara.

1. Konsekuensi positif :

• efektif

• efisien

• biaya murah

Page 46: 47410376 Puskesmas Salaman

• mudah dilakukan

2. Konsekuensi negatif

Mengingatkan kader untuk berperan aktif dalam mengikuti pelatihan mengenai

ASI ekslusif.

Page 47: 47410376 Puskesmas Salaman

G. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan

Page 48: 47410376 Puskesmas Salaman

Kegiatan Tujuan Sasaran Tempat Pelaksana Waktu Biaya Metode IndikatorPersiapan

Penyusunan

rencana kegiatan

penyuluhan kader

mengenenai ASI

eksklusif

Pelaksanaan

Mengadakan

pelatihan kader

mengenai ASI

eksklusif

Pengawasan,

penilaian dan

pengendalian

kegiatan pelatihan

kader

Terselenggaranya

rencana kegiatan

pelatihan kader

mengenai ASI

eksklusif yang

terjadwal dan

berkesinambungan.

Meningkatkan

pengetahuan dan

ketrampilan kader

tentang ASI

eksklusif

• Mengawasi

kegiatan ini

dari

perencanaan

hingga

pelaksanaan

• Mengendalik

an kegiatan

ini selama

Seluruh kader

Seluruh kader

Tim Pembina

kader

Wilayah kerja

Puskesmas

Salaman 1

Puskesmas

Salaman 1

Puskesmas

Salaman 1

Kepala

Puskesmas

beserta Tim

Pembina kader

Tim Pembina

kader

Pemegang

program KIA

Minggu ke-4

bulan Desember

Minggu ke-3

bulan januari

Minggu ke-4

bulan Desember

sampai minggu

ke-3 bulan januari

Dana operasional

Puskesmas

Dana operasional

Puskesmas

Dana operasional

Puskesmas

Rapat

koordinasi

penyusunan

RUK pelatihan

kader

Ceramah,

diskusi dan

praktek

ketrampilan

Pengamatan

langsung

• Tersedianya

SK tim

penyusunan

RUK

pelatihan

kader

• Hadirnya

seluruh

anggota tim

Pembina

kader

• Terbentuk

rencana

pelaksanaan

kegiatan dan

pembagian

tugas

• Minimal 80

% pihak

yang

diundang

hadir

• Kader dapat

aktif dalam

diskusi dan

praktek

Page 49: 47410376 Puskesmas Salaman
Page 50: 47410376 Puskesmas Salaman

Tabel 26. Rencana Pelaksanaan Kegiatan

Page 51: 47410376 Puskesmas Salaman

BAB IV

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Dari hasil peninjauan manajemen dan analisis mutu Puskesmas Salaman I, dapat

disimpulkan bahwa :

1. Dari data 6 program pokok Puskesmas Salaman I periode Januari – Oktober

2010 masih didapatkan masalah sebagai berikut :

1. Cakupan kunjungan bumil K12. Cakupan kunjungan bumil K43. Pembinaan dukun bayi

4. Deteksi dini tumbuh kembang anak balita dan pra sekolah5, Cakupan pemeriksaan kesehatan siswa SD dan setingkat oleh tenkes atau

terlatih/guru UKS/dokter kecil 6. Cakupan pemeriksaan siswa TK, kelas 1 SLTP, SLTA dan setingkat7. Cakupan pelayanan kesehatan remaja (penjaringan kelas 1 SLTP,

SLTA/sederajat)8. Cakupan ibu hamil yang diberi 90 tablet Fe 9. TP2M yang memenuhi syarat sanitasi10. Jumlah rumah sehat11. Cakupan suspek TB paru12. Penemuan kasus TB BTA (+)13. Cakupan pneumoni balita yang ditangani14. Jumlah bumil yang mendapat TT115. Jumlah bumil yang mendapat TT216. Jumlah bayi yang mendapat imunisasi DPT117. Jumlah bayi yang mendapat imunisasi DPT318. Jumlah bayi yang mendapat imunisasi Polio119 Jumlah bayi yang mendapat imunisasi Polio 420. Jumlah bayi yang mendapat imunisasi Campak21. Jumlah bayi yang mendapat imunisasi Hepatitis B (0-7hr)22. Jumlah bayi yang mendapat imunisasi Hepatitis B 1 total23. Jumlah bayi yang mendapat imunisasi Hepatitis B 224. Jumlah bayi yang mendapat imunisasi Hepatitis B 325. Rumah tangga sehat26. Bayi yang mendapat asi eksklusif27. Pembinaan dokter kecil

2. Dari 27 masalah tersebut di atas diperoleh prioritas masalah, yaitu :

Kurangnya penyuluhan bayi yang mendapat asi eksklusif, dengan alternatif

pemecahan masalah sebagai berikut :

1. Pemanfaatan posyandu sebagai tempat penyuluhan dan pengawasan

pemberian ASI eksklusif

2. Pelatihan rutin untuk kader oleh bidan mengenai ASI eksklusif

Page 52: 47410376 Puskesmas Salaman

3. Menyarankan kepada pihak puskesmas untuk melengkapi SOP

4. Pengadaan pamflet mengenai ASI eksklusif

Dari alternatif pemecahan masalah yang diusulkan, diambil keputusan

alternatif program 1 yaitu pelatihan rutin untuk kader oleh bidan mengenai ASI

eksklusif kemudian alternatif program 2 yaitu pemanfaatan posyandu sebagai

tempat penyuluhan dan pengawasan pemberian ASI eksklusif sedangkan alternatif

program 3 berupa menyarankan kepada pihak puskesmas untuk melengkapi SOP.

B. Saran

Untuk mengatasi masalah rendahnya cakupan bayi yang dapat ASI eksklusif,

kami menyarankan kepada kepala puskesmas hal-hal sebagai berikut :

1. Pelatihan rutin untuk kader oleh bidan mengenai ASI eksklusif.

2. Perlu dilakukan pengawasan yang berkala terhadap program cakupan bayi

yang mendapat ASI eksklusif (dari bidan, polindes, pustu dan posyandu).

3. Perlu dilakukan penyusunan SOP ASI ekslusif.

Page 53: 47410376 Puskesmas Salaman

BAB V

PENUTUP

Demikian laporan dan pembahasan tentang manajemen dan permasalahan yang

terdapat di puskesmas Salaman 1 Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang. Setelah

meninjau puskesmas dari segi perencanaan, pelaksanaan, pengendalian serta

pengawasan dan pertanggungjawaban, ditemukan penyebab masalah yang ditinjau dari

segi manajemen dan ditentukannya prioritas masalah dan alternatif pemecahan masalah.

Manajemen puskesmas sangat penting karena puskesmas sebagai unit pelaksana

teknis dari dinas kesehatan yang memiliki tanggungjawab dalam menjalankan kegiatan

pelayanan kesehatan, oleh karena itu puskesmas perlu dikelola dengan sebaik-baiknya

agar tercipta hasil yang maksimal. Dimensi mutu juga penting karena pelayanan

kesehatan yang diberikan oleh tenaga kesehatan harus memperhatikan mutu. Kedua

kegiatan tersebut saling terkait dan tidak dapat dipisahkan karena cakupan atau

kuantitas yang tinggi belum tentu disertai dengan mutu dan kualitas yang baik, begitu

pula sebaliknya.

Kami menyadari kegiatan ini penting dan bermanfaat bagi para calon dokter,

khususnya yang kelak akan terjun ke puskesmas sebagai health care provider,

manager, decision maker dan komunikator sebagai wujud peran serta dalam

pembangunan kesehatan.

Akhir kata kami berharap laporan ini bermanfaat bagi bahan masukan dalam

usaha peningkatan derajaat kesehatan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Salaman

1.

Page 54: 47410376 Puskesmas Salaman

DAFTAR PUSTAKA

1. Departemen Kesehatan RI. Indikator Indonesia Sehat 2010 dan Pedoman

Penetapan Provinsi Sehat dan Kabupaten / Kota Sehat. Depkes RI. 2003 [cited

on Dec 2010]. Available from: www.litbang. Depkes.go.id

2. Departemen Kesehatan RI. ASI Menurut UU kesehatan No.36 pasal tahun 2009

[cited on Dec 2010].

Available from: www.muslimpinang. Files.wordpress.com.

3. Balai Pelatihan Kesehatan Salaman. Pedoman Praktis Pelaksanaan Kerja di

Puskesmas. Magelang: Podorejo. 2000

4. Sastroasmoro S. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Edisi 2. Jakarta:

Sagung Seto. 2002

5. Dahlan S. Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: Arkans. 2004