bab iv hasil penelitian dan pembahasan · 2010/2011 mendapat sertifikat iso 9001:2008 sampai...
TRANSCRIPT
-
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Diskripsi Latar
SMA N 1 Boja Kendal merupakan SMA negeri
terbesar di wilayah sub rayon Boja berdiri pada tahun
1985 melalui SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia No. 0601/0/1985. Letaknya
strategis di Jalan Raya Bebengan No. 203 D Boja -
Kabupaten Kendal Kode Pos 51381 Jawa Tengah –
Indonesia dan terakreditasi A (Nilai 94). SMA N 1 Boja
Kendal memiliki tanah seluas 28.000 m2, memiliki 27
kelas (Rombel), dengan daya tampung tiap kelasnya
rata-rata 32 siswa. Ekstra Kurikuler siswa yang dimiliki
11 macam secara akademik dan non akademik terdiri
dari Olah Raga sebanyak 8 jenis, Seni 8 jenis,
Patriotisme 4 jenis, Ketrampilan 2 jenis, waktu belajar
pagi hari dari pukul 07.00 – 14.00.
Pertama berdiri SMA Negeri 1 Boja menempati
gedung SMPN 1 Boja dalam melaksanakan KBM yang
dilaksanakan siang hari. Penggunaan gedung SMPN 1
Boja ini berlangsung selama 2 tahun menunggu
pembangunan gedung sekolah selesai dibangun.
-
Sejak tahun pelajaran 2006/2007 menggunakan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) bagi
kelas X, XI, XII dan tahun 2009 menjadi Sekolah
Bertaraf Internasional (RSBI) kemudian di tahun
2010/2011 mendapat sertifikat ISO 9001:2008 sampai
sekarang.
4.2 Hasil Penelitian
4.2.1 Evaluasi Konteks
Evaluasi konteks pada penelitian ini
menggambarkan kondisi lingkungan pembelajaran yang
tergambar dalam visi dan misi di SMA N 1 Boja Kendal.
4.2.1.1 Visi dan misi SMA N 1 Boja Kendal
a. Visi
Terwujudnya SMA Bertaraf Internasional
yang religius, berdaya saing global, berwawasan
lingkungan, dan berakar pada budaya bangsa.
b. Misi
1) Meningkatkan ketersediaan layanan
pendidikan di SMA N 1 Boja berupa sarana-
prasarana dan infra struktur pendidikan
(sekolah) dan penunjang lainnya.
-
2) Memperluas jangkauan layanan pendidikan
yaitu mengupayakan kebutuhan biaya
pendidikan yang terjangkau oleh masyarakat,
dengan mencari sumber- sumber yang sah.
3) Meningkatkan kualitas/mutu dan relevansi
layanan pendidikan, sebagai upaya mencapai
kualitas pendidikan yang berstandar
internasional dalam rangka meningkatkan
mutu dan daya saing di era global.
4) Mewujudkan kesetaraan dalam memperoleh
layanan pendidikan, tanpa membedakan
layanan pendidikan antar wilayah, suku,
agama, status sosial, serta gender.
5) Menjamin kepastian memperoleh layanan
pendidikan. Adanya jaminan lulusan sekolah
untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan
selanjutnya atau mendapatkan lapangan
kerja sesuai kompetensi.
Berdasarkan data di atas dapat dikatakan
bahwa visi dan misi tersebut telah sesuai
Permendiknas no. 19 tahun 2007 tentang standar
pengelolaan, bagian A, sub bagian 1dan 2 tentang visi
dan misi.
-
4.2.1.2 Tujuan
a. Menumbuhkan semangat kebangsaan yang kuat
pada warga sekolah.
b. Menumbuhkan rasa cinta tanah air dan jiwa
patriotisme pada warga sekolah.
c. Membentuk sikap cinta terhadap bahasa dan
budaya daerah.
d. Mewujudkan pengamalan agama warga sekolah
sesuai dengan agama yang .dianut.
e. Mewujudkan sikap toleransi beragama pada warga
sekolah
f. Mengembangkan budi pekerti luhur dan perilaku
santun pada seluruh warga sekolah.
g. Mengembangkan akhlak mulia dalam pola pikir,
rasa, ucap, dan tindakan warga sekolah.
h. Menanamkan sikap untuk selalu meningkatkan
kompetensi pada tenaga kependidikan dan non
kependidikan.
i. Memberikan pendidikan kepada peserta didik
untuk mengembangkan kecerdasan dalam bidang
ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan olah raga,
iman dan taqwa, serta kecerdasan sosial dan
emosional.
j. Memberikan pelayanan bimbingan kepada siswa
untuk mengembangkan potensi dirinya.
-
k. Membekali siswa dengan kemampuan akademik
maupun non akademik untuk bekal hidup dan
meneruskan ke perguruan tinggi baik dalam
maupun luar negeri.
l. Membekali siswa dengan kemampuan teknologi
dan komunikasi untuk bisa hidup di dunia global.
m. Meningkatkan kualitas hidup warga sekolah untuk
bisa hidup aman, bahagia, dan sejahtera.
n. Menumbuhkan kerja sama antara warga sekolah
dan luar warga sekolah untuk meningkatkan mutu
pendidikan.
4.2.1.3 Kebijakan Pemerintah
SMA N 1 Boja Kendal sebagai lembaga
sekolah dari SSN, RSBI, dan menetapkan visi dan misi
lembaga sebagai kebijakan mutunya. Hal ini seperti
dipaparkan oleh Asari, M.Pd. sebagai kepala sekolah
sebagai berikut:
“Kebijakan mutu yang ditetapkan menyeluruh mengarah kepada tahapan perkembangan
sekolah dari SSN, RSBI dibutuhkan penerapan ISO 9001:2008. Kemudian dilakukan pembenahan terhadap sumber
daya, infrastruktur, dan juga mengajak teman-teman untuk menggalang komitmen
positif bersentuhan dengan pelayanan peserta didik. Dasar pertimbangan diambil untuk menjadikan sesuai visi misi sekolah,
-
diperlukan perbaikan menyeluruh. (Kepala Sekolah, 20-12-2014)
Kebijakan mutu SMA N 1 Boja Kendal yang
mengacu kepada visi dan misi sekolah juga diperkuat
oleh beberapa staf wakil kepala sekolah seperti hasil
wawancara dibawah ini:
“Kebijakan mutu ditetapkan menerjemahkan kebijakan mutu umum kepala sekolah
menuju kebijakan ideal sekolah sebagai lembaga yaitu terlaksananya visi misi sekolah
secara 100% “. (Lukman, S.Pd sebagai waka kurikulum, 16-12-2014)
“Kebijakan yang telah ditetapkan mengarah
kepada manajemen sumber daya manusia dan manajemen sekolah lainnya yang mengacu kepada visi dan misi sekolah”. (Dra.
Kami Hartati, M.Pd sebagai waka humas , 19-20-2014)
“Kebijakan dilakukan secara menyeluruh terhadap tugas tiap unit kerja dan juga kebijakan terhadap kewenangan pengelolaan
anggaran bermuara pada output siswa, yaitu menghasilkan lulusan andal yang mengacu
kepada visi misi sekolah”. (Drs. Santoso, sebagai waka kesiswaan, 19-12-2014)
Kemudian untuk perwakilan dewan guru juga
mengatakan bahwa kebijakan mutu sekolah sesuai
atau mengacu kepada visi dan misi sekolah seperti
yang diungkapkan dalam wawancara penelitian ini:
“Kebijakan mengarah pada perbaikan kurikulum di program studi yang diarahkan
-
untuk meningkatkan kekompakan guru-guru produktif, adaptif, dan normative yang bertujuan untuk menghasilkan peserta didik
sesuai visi misi sekolah yaitu lulusan profesional, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa” (Linda Yuana, S.Pd sebagai guru,
16-12-2014) “Kebijakan tentang perangkat kurikulum
kelengkapan pengajaran sumber daya guru untuk meningkatkan kompetensi siswa maksimal berpatokan pada visi misi sekolah”
(Linda Yuana, S.Pd sebagai guru, 16-12-2014) “Kebijakan sebagai ketua program studi
hanya meneruskan kebijakan atasan meliputi kebijakan sumber daya manusia, perbaikan manajemen program studi dalam hal
kedisiplinan untuk proses pembelajaran yang dimulai dari perbaikan inputnya menuju kualitas outputnya sesuai dengan visi misi
sekolah” (Dra. Yulianti, sebagai guru, 16-12-2014)
“Kebijakan yang ditetapkan secara menyeluruh dari berbagai segi seoperti sumber daya manusia, sarana prasarana,
kurikulum pembelajaran dimana kesemuanya menuju kepada sekolah berkualitas yang
tercermin dari visi misi dan tujuan sekolah.” (Dra. Yulianti, sebagai guru, 16-12-2014)
Adapun hasil wawancara yang telah
dipaparkan oleh informan dalam penelitian ini adalah
bahwa kebijakan mutu SMA N 1 Boja Kendal mengacu
kepada visi dan misi sekolah. Sedangkan ada informan
lainnya menyatakan bahwa kebijakan mutu SMA N 1
Boja Kendal masih jauh dari visi dan misi sekolah. Hal
ini dipaparkan dalam hasil wawancara sebagai berikut.
-
“Kebijakan yang tidak jauh-jauh, yang menyangkut pemenuhan jam pelajaran 96 minggu efektif selama 3 tahun”. (Nurhadi,S.Pd
sebagai waka manajemen mutu, 10-1-2015) “Kebijakan yang telah dilakukan pada saat ini
belum mengarah kepada manajemen yang
mengarah kepada pelayanan peserta didik yang seharusnya sesuai dengan mengacu
kepada visi dan misi sekolah. Bisa dikatakan sudah ada upaya kepada visi misi, namun implementasinya masih jauh untuk hal-hal
tersebut”. (Drs. Teguh sebagai waka sarpras, 20-12-2014)
Hasil wawancara yang menyatakan bahwa
kebijakan mutu SMA N 1 Boja Kendal sudah mengarah
kepada pencapaian visi dan misi sekolah diperkuat
pula dengan hasil observasi peneliti sebagai berikut.
“Dalam pengamatan peneliti pada kegiatan
belajar mengajar sehari-hari siswa selalu berada di kelas mengikuti proses pembelajaran dan setelah jam 12.00 selalu
diadakan sholat berjamaah yang diimami salah seorang guru yang dilanjutkan dengan
kegiatan kultum”. (Dra. Yulianti, sebagai guru, 16-12-2014)
4.2.2 Evaluasi Input
Evaluasi input pada penelitian ini adalah
menggambarkan tentang pendidik, tenaga
kependidikan, peserta didik, kurikulum, ketersedian
sarana dan prasarana pembelajaran dalam
pelaksanaan kegiatan pembelajaran di SMA N 1 Boja
Kendal.
-
4.2.2.1 Pendidik
Ditinjau dari tenaga pendidik , SMA N 1 Boja
Kendal memiliki 47 tenaga pendidik yaitu Guru Tetap
(PNS) maupun GTT (Guru Tidak Tetap), yang terdiri dari
1 guru dengan kualifikasi akademik Diploma 2 (D2)
(sedang menempuh S1), 1 guru dengan kualifikasi
akademik Diploma 3 (D3) (sedang menempuh S1) , 39
guru dengan kualifikasi akademik Strata 1 (S1) ( 10
guru sedang menempuh S2); 6 guru dengan kualifikasi
akademik Strata 2 (S2).
Adapun hasil wawancara yang dipaparkan
oleh informan dalam penelitian ini untuk meningkatkan
mutu pendidikan di SMA N 1 Boja Kendal upaya yang
dilakukan adalah sebagai berikut.
“Dengan merekrut tenaga-tenaga pengajar yang masih bugar/ bersemangat namun berpengalaman/telah memiliki pengalaman
yang banyak dalam pendidikan” (Ummu Azka sebagai siswa, 19-12-2014)
Seperti yang dinyatakan oleh informan,
keterlibatan bapak/ibu guru dalam pelaksanaan Sistem
Manajemen Mutu ISO 9001:2008 di SMA N 1 Boja
Kendal adalah sebagai berikut.
“Banyak bapak/ibu guru yang terlibat dalam
pelaksanaan ISO 9001:2008, saya pernah terlibat sebagai sekretaris ISO, jadi ikut secara langsung mengorganisir pelaksanaaan
-
Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008.” (Linda Yuana, S.Pd sebagai guru, 19-12-2014)
Ketika bapak/ibu guru meningkatkan
kualitas/mutu pengajaran di SMA N 1 Boja Kendal
reward yang diberikan oleh bapak kepala sekolah
adalah seperti yang dikemukan oleh informan sebagai
berikut
“Bapak/ibu guru ketika meningkatkan kualitas/mutu pengajaran akan menerima
reward dalam bentuk fresh Money.” (Linda Yuana, S.Pd sebagai guru, 19-12-2014)
4.2.2.2 Tenaga Kependidikan
Ditinjau dari tenaga kependidikan, SMA N 1
Boja Kendal memiliki 10 orang tenaga kependidikan,
terdiri dari 6 orang dengan kualifikasi akademik
Diploma 2 (D2), 2 orang dengan kualifikasi akademik
Diploma 3 (D3), 2 orang dengan kualifikasi akademik
Strata 1 (S1). Berdasarkan uraian tersebut bahwa
kualifikasi akademik dari tenaga kependidik cukup
memadai.
Adapun hasil wawancara yang dipaparkan
oleh informan dalam penelitian ini untuk meningkatkan
mutu pendidikan di SMA N 1 Boja Kendal upaya yang
dilakukan adalah sebagai berikut.
“Upaya yang dilakukan sekolah untuk meningkatkan mutu pendidikan di SMA N 1
-
Boja Kendal adalah dengan meningkatkan SDM dari tenaga kependidikan supaya dapat menguasai IT dengan cara diberi motivasi
sesuai dengan program dari dinas pendidikan Kendal untuk melanjutkan kuliah yang dibiayai oleh dinas pendidikan Kendal dengan
cara pengajuan terlebih dahulu atau dikursuskan.” (Widodo,S.H., sebagai tata
usaha, 19-12-2014)
4.2.2.3 Peserta Didik
Calon siswa baru yang menjadi siswa SMA N
1 Boja Kendal adalah lulusan dari Sekolah Menengah
Pertama (SMP), Madrasah Tsanawiyah (MTs). Adapun
hasil wawancara dengan informan (waka kurikulum,16-
12-2014), terdapat data terkait dengan kemampuan
awal siswa berdasarkan nilai NEM terendah dan
tertinggi 3 tahun terakhir rata-rata pada mata
pelajaran yang diujikan secara nasional adalah sebagai
berikut:
4.1 Tabel NEM calon siswa baru yang diterima di SMA N 1 Boja Kendal
Tahun Ajaran Rendah Tinggi
2012-2013 19 37.8
2013-2014 21 38,6
2014-1015 20,5 37,5
-
Bapak/ibu guru memandang siswa sebagai
“pelanggan” yang harus dilayani sebaik-baiknya. Hasil
wawancara dengan informan sebagai berikut.
“Karena dalam lembaga pendidikan siswa adalah “konsumen” yang secara langsung
ataupun tidak langsung menjadi ujung tombak yang merasakan jasa pendidikan maka harus dilayani sebaik-baiknya.” (Linda
Yuana, S.Pd sebagai guru, 19-12-2014)
4.2.2.4 Kurikulum
Kurikulum merupakan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) yang dikembangkan dari
standar isi. Standar isi tersebut tertuang pada
Permendiknas no. 22 tahun 2006 tentang Standar Isi
(SI). Berdasarkan SI tersebut, selanjutnya dituangkan
menjadi analisis tujuan mata pelajaran, analisis
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar (SK-KD)
atau pemetaan SK-KD, Silabus dan RPP. Dokumen
KTSP tersebut dibagi menjadi dua: 1) dokumen I dan
dokumen II. Dokumen I berisi landasan aturan, filosofis
KTSP, karakter sekolah menurut muatan lokal dan
pengembangan diri, serta struktur kurikulum.
Gambaran jenis dokumen kurikulum.
Penyusunan kurikulum implementatif
termasuk dalam perencanaan mutu, sesuai dengan
prinsip pengembangan kurikulum pada sekolah
menengah, dikembangkan dengan memperhatikan
-
kebutuhan siswa. Kurikulum yang digunakan SMA N 1
Boja adalah kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) dengan mengikuti perkembangan spectrum
kurikulum terbaru secara nasional. Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) didasarka pada prinsip :
(1)berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan
dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya; (2)
tanggap terhadap perkembangan Ilmu Pengetahuan
dan Teknologi; (3) relevan dengan kebutuhan
kehidupan; (4) menyeluruh dan berkesinambungan;
dan (5) seimbang antara kepentingan nasional dan
kepentingan daerah. Hal ini seperti dikatakan informan
dalam wawancara penelitian sebagai berikut.
“Pengembangan kurikulum sesuai dengan pedoman yang ditetapkan Depdiknas, menggunakan pendekatan KBK (Kurikulum
Berbasis Kompetensi) dengan penyempurnaan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) yang memperhatikan sumber daya serta daya
dukung yang ada di tingkat satuan pendidikan”. (Lukman, S.Pd sebagai waka
kurikulum, 16-12-2014)
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
dikembangkan di SMA N 1 Boja Kendal seperti telah
dijelaskan sebelumnya merupakan penyempurnaan
dari pendekatan kurikulum sebelumnya yaitu
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Berbagai alasan
tentang pendekatan kurulum KBK dengan
penyempurnaan KTSP dan dilanjutkan dengan
-
penyempurnaan mengacu pada spectrum terbaru
diberlakukan secara nasional dapat dilihat dari
paparan jawaban informan sebagai berikut.
“Pendekatan kurikulum berbasis kompetensi dengan penyempurnaan KTSP seperti yang
telah disebutkan bahwa diibaratkan satu perjalanan menuju kepada tiga tujuan, yaitu peserta didik dapat bekerja, berwirausaha,
dan dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi, Dengan pertimbangan ini maka pendekatan kurikulum yang digunakan
berbasis kompetensi disesuaikan dengan tingkat satuan pendidikan”. (Nurhadi,S.Pd
sebagai waka manajemen mutu, 10-1-2015)
Pengembangan diri bukan merupakan mata
pelajaran yang harus diasuh oleh guru. Pengembangan
diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri
sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap
peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Dilakukan
dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler yang
dilaksanakan setelah KBM selesai.
OSIS SMA N 1 Boja Kendal sebagai organisasi
pelajar yang cukup strategis untuk pengembangan
siswa terutama ketrampilan manajemen dan
merupakan wadah kegiatan SMA N 1 Boja Kendal di
sekolah. Kegiatan yang dikelola OSIS antara lain:
-
bidang penalaran, bidang bakat dan minat, bidang
kesejahteraan, bidang humas.
4.2.2.5 Sarana dan Prasarana
Ruang belajar yang dimiliki SMA N 1 Boja
Kendal 27 Kelas. Hasil wawancara dengan informan
adalah sebagai berikut.
“Daya tampung dan jumlah kelas (rombel) sudah sesuai 27 kelas” (Drs. Teguh, sebagai
waka sarpras, 16-12-2014)
Berdasarkan dokumen dan hasil pengamatan
diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 4.2 Jumlah kelas di SMA N 1 Boja Kendal
Kelas IPA IPS BAHASA
X 3 5 1
XI 3 5 1
XII 3 5 1
Hasil observasi dan penelusuran secara
dokumentasi diketahui fasilitas yang ada di setiap
ruang kelas adalah bangku belajar, dimana jumlah
bangku sesuai dengan kapasitas kelas, white board
atau papan tulis di masing-masing kelas, meja dan
kursi guru satu set, LCD Proyektor, Soundsystem, dan
dilengkapi dengan akses internit/WiFi. Semua fasilitas
di kelas dalam kondisi cukup baik. Sesuai dengan
-
Permendiknas no 24 tahun 2007, bagian D tentang
kelengkapan sarana dan prasarana, kondisi ruang
kelas digambarkan dalam kondisi cukup nyaman.
Tabel 4.3 Keadaan ruang labaoratorium dan ruang
tambahan :
No Jenis Ruang Jumlah
Ruang
Baik Kurang
Baik
Tidak
Ada
1 Ruang Perpustakaan 1
2 Ruang Laboratorium :
a. Fisika
b. Kimia
c. Biologi
d. Bahasa
e. Komputer
1
1
1
1
1
3 Ruang Kesenian 2
3 Ruang Ketrampilan 1
5 Ruang Olah Raga 3
6 Ruang Kepala Sekolah 1
7 Ruang Guru 1
8 Ruang Bimbingan dan
Konseling
1
9 Ruang Tata Usaha 1
10 Ruang Aula 1
11 Ruang Mushola 1
12 Ruang Koperasi 6
13 Ruang OSIS 1
14 Ruang Pramuka 1
15 Ruang UKS 1
16 Gudang 2
17 Kamar Kecil 17
-
Hasil observasi dan dokumen didukung
dengan hasil wawancara dari informan yang
mendukung/menunjang Implementasi SMM ISO
9001:2008 sebagai berikut.
“ketersediaan teknologi untuk peningkatan mutu belajar siswa telah sesuai, setiap kelas
lengkap dengan LCD proyektor, akses internet WiFi” (Drs. Teguh, sebagai waka sarpras, 16-12-2014)
“Komputer yang ada di laboratorium komputer untuk pembelajaran siswa 41 unit,
dan untuk perpustakaan siswa ada 3 unit” (Drs. Teguh, sebagai waka sarpras, 16-12-2014)
“Penambahan sarana dan prasana dan penambahan buku di perpustakaan” (Mundi Hastuti,S.Pd., sebagai koordinator
perpustakaan, 19-12-2014) “Pendanaan program jangka panjang dan
jangka pendek di perpustakaan.” (Mundi Hastuti,S.Pd sebagai koordinator perpustakaan, 19-12-2014)
Dari hasil wawancara dengan informan upaya
sekolah menyediakan atau memperbaiki sarpras adalah
sebagai berikut,
“Upaya sekolah untuk dapat memperbaiki
sarpras dengan mengalokasikan dana BOS pada RAPBS” (Drs. Teguh, sebagai waka
sarpras, 16-12-2014)
Kendala yang dihadapi dalam Implementasi
SMM ISO 9001:2008 adalah sebagai berikut,
-
“Keterbatasan besarnya jumlah dana dengan kebutuhan” (Drs.Teguh, sebagai waka sarpras, 16-12-2014)
“Sarana dan prasarana di perpustakaan yang kurang mendukung misalnya ruang kurang luas, saluran internet kurang lancar,
komputer siswa kurang, dan koleksi buku masih kurang.” (Mundi Hastuti,S.Pd
koordinator perpustakaan, 19-12-2014)
4.2.3 Evaluasi Proses
Evaluasi proses pada penelitian ini adalah
menggambarkan kinerja guru SMA N 1 Boja Kendal
dalam mengimplementasikan Sistem Manajemen Mutu
ISO 9001: 2008 dalam pembelajaran yang meliputi;
perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran
dan evaluasi dalam pembelajaran. Hasil yang diperoleh
dari hasil pengamatan komponen proses melalui
wawancara dan studi dokumen, selanjutnya
dibandingkan dengan kriteria yang digunakan dalam
evaluasi proses.
4.2.3.1 Perencanaan Pembelajaran
Penting sekali bagi seorang guru dalam
membuat perencanaan sebelum mengimplementasikan
pembelajaran. Kegiatan-kegiatan dari perencanaan
pembelajaran yang dilakukan oleh para guru SMA N 1
Boja Kendal tampak dalam perangkat pembelajaran
yang meliputi program tahunan berdasarkan kalender
-
pelajaran, program semester yang dituangkan dalam
jadwal pembelajaran, silabus mata pelajaran dan RPP
yang dilengkapi instrumen penilaian, bahan ajar dan
instrumen evaluasi yang dituangkan dalam kisi-kisi.
Dari hasil wawancara dengan informan dalam
perencanaan pembelajaran untuk
mengimplementasikan SMM ISO 9001:2008 adalah
sebagai berikut,
“Semakin termotivasinya bapak/ ibu guru
untuk membuat perangkat pembelajaran sebelum mengajar karena adanya reward yang diberikan sekolah kepada bapak/ibu
guru ketika sudah melaksanakannya, namun masih ada yang belum termotivasi untuk membuat rencana pembelajaran dan
perangkat pembelajaran lain.” (Asari, M.Pd., sebagai kepala sekolah, 20-12-2014)
4.2.3.2 Pelaksanaan Pembelajaran
Proses pembelajaran yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah pelaksanaan pembelajaran di SMA
N 1 Boja Kendal tahun pelajaran 2014/2015. Process
pembelajaran dilaksanakan enam hari dalam seminggu
yang telah disusun oleh bagian kurikulum, di mulai
dari hari senin sampai dengan sabtu, kecuali hari libur.
Jadwal pembelajaran yang dilaksanakan dimulai dari
jam 07.00 WIB sampai dengan 14.00 WIB. Penentuan
guru mata pelajaran disesuaikan dengan spesifikasi
pendidikan guru.
-
Pengamatan terhadap guru dalam
mengimplementasikan pembelajaran, diperoleh bahwa
pembelajaran dimulai tepat waktu. Kepala SMA N 1
Boja Kendal memberikan contoh datang jauh lebih
awal, sehingga sebagian besar guru datang tepat waktu
walaupun masih ada yang terlambat antara 5-10 menit
pada jam pertama. Sebagian besar durasi pembelajaran
dilaksanakan sesuai dengan volume jam yang
dijadwalkan.
Hasil wawancara dengan informan untuk
mendukung/menunjang pelaksanaan SMM ISO
9001:2008 dalam pengajaran bapak/ibu guru di SMA N
1 Boja Kendal adalah sebagai berikut:
“Yang mendukung pelaksanaan Sistem Manajemen adalah terorganisirnya semua dokumen pembelajaran sehingga guru akan
dengan mudah mendapatkan rekan jejak proses pembelajarannya.” (Linda Yuana,S.Pd sebagai guru, 19-12-2014)
Hasil wawancara dengan informan yang
dilakukan bapak/ibu guru ketika meninggalkan
pelajaran sebelum selesai adalah sebagai berikut:
“Memberikan tugas kepada para siswa
berdasarkan materi pelajaran yang disampaikan pada hari itu.” (Pinky sebagai
siswa, 19-12-2014) “Mereview materi kembali dan memberikan ringkasan atau kesimpulan dari apa yang
diajarkan di kelas, memberikan 1 atau 2 pertanyaan yang bersangkutan dengan materi
-
yang baru saja dibahas.” (Ummu Azka sebagai siswa, 19-12-2014)
Cara bapak/ibu guru menyampaikan materi
pembelajaran menurut hasil wawancara dengan
informan adalah sebagai berikut:
“Guru menyampaikan materi berbeda-beda, sesuai dengan karakteristik masing-masing,
ada yang menggunakan LCD untuk menyampaikan materi, ada juga yang membiarkan siswanya agar aktif dan
membahas/berdiskusi tentang materi tersebut.” (Ummu Azka sebagai siswa, 19-12-
2014) “Ada yang menyampaikan dengan kuis sebelum menyampaikan materi atau sesudah
menyampaikannya.” (Pinky sebagai siswa, 19-12-2014)
4.2.3.3 Evaluasi Pembelajaran
Penilaian hasil belajar dilakukan oleh guru,
sekolah dan pemerintah. Hasil observasi dan
pendekatan dokumentasi yang dilakukan, ditemukan
informasi tentang pelaksanaan evaluasi yang dilakukan
oleh para guru. Evaluasi yang dilaksanakan dalam
pembelajaran dilaksanakan setidaknya ada empat
tahap evaluasi yaitu, pertama: evaluasi dilakukan
dalam bentuk ulangan harian, setelah satu kompetensi
dasar diajarkan. Evaluasi ini merupakan evaluasi yang
dilakukan guru. Kedua, evaluasi yang dilakukan pada
pertengahan semester dalam bentuk ulangan tengah
-
semester dilaksanakan pada minggu ke delapan dari
minggu efektif. Ketiga, evaluasi dilakukan persemester
atau setiap enam bulan sekali. Pelaksanaan evaluasi di
akhir semester ini terjadwal secara khusus dan
merupakan kegiatan evaluasi yang dilakukan oleh
sekolah dan dibuktikan dengan penyerahan Laporan
Hasil Belajar (LHB), Keempat adalah evaluasi oleh
pemerintah dalam bentuk Ujian Akhir Nasional (UAN).
Hasil wawancara dengan informan tentang
evaluasi belajar adalah sebagai berikut:
“Evaluasi belajar dilaksanakan setelah setiap KD diajarkan berupa Ulangan Harian, Ulangan Tengah Semester dilaksanakan
setelah minggu kedelapan dari minggu efektif, Ulangan Semester dilaksanakan setelah semua KD telah dilaksanakan pembelajaran
yang dibuktikan dengan laporan belajar/rapot.”(Lukman, S.Pd., sebagai waka
kurikulum, 16-12-2014)
4.2.4 Evaluasi Produk
4.2.4.1 Kelengkapan Dokumen Pembelajaran dan
Kinerja Guru
Berdasarkan uraian sebelumnya, sebagian
besar unsur yang membentuk kinerja telah dilakukan
oleh guru SMA N 1 Boja Kendal, mekipun tidak secara
keseluruhan dilaksanakan dengan baik tetapi sebagian
besar unsur tersebut telah dilaksanakan dengan baik.
-
Guru telah merancang pembelajaran dengan cukup
baik. Adapun hambatan /kendala dalam pelaksanaan
SMM ISO 9001:2008 dalam pengajaran bapak/ibu guru
di SMA N 1 Boja Kendal disampaikan oleh informan
dalam wawancaranya adalah sebagai berikut:
“Kendala yang dihadapi adalah time manajement atau pembagian waktu, karena
adanya jam tatap muka yang penuh/padat ditambah lagi tugas tambahan yang menyita waktu jadi sangat sulit untuk meluangkan
waktu dalam me-manage dokumen yang dimiliki.” (Linda Yuana, S.Pd., 19-12-2014)
4.2.4.2 Prestasi Peserta Didik
Hasil rekapitulasi nilai rata-rata yang
diperoleh oleh siswa kelas XII 3 tahun terakhir pada
saat UAN menurut informan waka kurikulum
Lukman,S.Pd dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut:
Tabel 4.4 Nilai rata-rata hasil UAN 3 tahun terakhir
Tahun Ajaran Rendah Tinggi
2011-2012 28,0 47,3
2012-2013 28,6 47,8
2013-2014 30,5 48,5
Melihat rata-rata yang diperoleh 3 tahun
terakhir setelah UAN menunjukkan bahwa evaluasi
belajar terlaksana dengan baik dan setiap tahunnya
semakin meningkat hasil rata-ratanya.
-
Hasil wawancara dengan informan waka
kurikulum Lukman,S.Pd, selain meningkatnya hasil
belajar UAN tahun Ajaran 2013-2014 juga diperoleh
prestasi akademik maupun non akademik. Dapat
dilihat pada tabel 4.5 untuk Prestasi Akademik dan 4.6
Prestasi Non Akademik
Tabel 4.5 Hasil Prestasi Akademik yang telah diraih
dalam tiga tahun terakhir
.Tabel 4.6 Hasil prestasi non akademik yang telah
diraih dalam tiga tahun terakhir
Tahun Olah
Raga
(kali)
Seni
(kali)
Patriotisme
(kali)
Ketrampilan
(kali)
Jumlah
2012 20 11 4 2 37
2013 16 17 6 - 38
2014 57 14 1 - 72
Motivasi belajar yang selalu diberikan sekolah
untuk meningkatkan prestasi belajar menurut hasil
wawancara dengan informan adalah sebagai berikut:
“Dengan cara memberitahukan prestasi kakak kelas sebelumnya, sehingga para siswa dapat
termotivasi untuk meraih prestasi seperti
Tahun Jumlah (kali)
2012 8
2013 7
2014 19
-
kakak kelasnya atau lebih baik, dan dengan memberikan bea siswa kepada para siswa yang meraih peringkat terbaik di setiap
kelasnya.” (Pinky sebagai siswa, 19-12-2014) “Adanya lagu Indonesia Raya sebelum KBM dimulai dan lagu Bagimu Negeri setelah KBM
sehingga para siswa lebih semangat karena merasa bahwa mereka belajar bukan untuk
SMA N 1 Boja Kendal saja, melainkan untuk Indonesia, serta penyampaiam motivasi dari guru di kelas dan pembina upacara di hari
Senin.” (Ummu Azka sebagai siswa, 19-12-2014)
4.3 Pembahasan
Pembahasan hasil penelitian dilakukan dengan
cara mendiskusikan temuan-temuan penelitian
berdasarkan pandangan peneliti dan kondisi ideal
menurut teori dan peraturan yang relevan terkait
dengan Implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO
9001:2008.
4.3.1 Evaluasi Konteks
Berdasarkan hasil wawancara langkah-
langkah penyelenggaraan sekolah dalam menjalankan
Misi SMA N 1 Boja Kendal masih sejalan dengan
visinya. Visi bukan hanya sekedar rumusan tujuan dari
sebuah institusi, terlebih lagi merupakan gambaran
keinginan bersama dari seluruh masyarakat sebuah
-
organisasi. Visi yang telah ada di SMA N 1 Boja Kendal
merupakan gambaran keinginan bersama dari setiap
masyarakat pelaku dalam institusi atau para
pemangku kebijakan. Tentunya Visi akan terwujud jika
misi-misi yang telah dirumuskan merupakan suatu
langkah yang sistematis yang mengarah pada
perwujudan visi yang ada. Visi dan misi yang
diciptakan dan dipahami dengan baik dan benar dalam
sebuah organisasi tentunya akan menciptakan budaya
kerja yang pada akhirnya akan membentuk budaya
personel dalam institusi tersebut.
Ditinjau dari Benon (2010: 13) “Quality
learning is a function of the three elements that can
improve quality in education, and these include the
teacher, the learner, and the curriculum”. Sedangkan
Ditinjau dari Isjoni (2006: 22-23), dalam pembangunan
pendidikan hendaknya diarahkan kepada beberapa
sektor yang merupakan kebutuhan mendasar, karena
langsung memberikan dampak terhadap peningkatan
mutu pendidikan.
Kebijakan mutu yang ditetapkan menyeluruh
mengarah kepada tahapan perkembangan sekolah dari
SSN, RSBI dibutuhkan penerapan ISO 9001:2008.
Kemudian dilakukan pembenahan terhadap sumber
daya, infrastruktur, dan juga mengajak teman-teman
-
untuk menggalang komitmen positif bersentuhan
dengan pelayanan peserta didik. Dasar pertimbangan
diambil untuk menjadikan sesuai visi misi sekolah,
diperlukan perbaikan menyeluruh, menghasilkan
lulusan andal yang mengacu kepada visi misi sekolah.
Kebijakan yang telah dilakukan pada saat ini
belum mengarah kepada manajemen yang mengarah
kepada pelayanan peserta didik yang seharusnya
sesuai dengan mengacu kepada visi dan misi sekolah.
Dengan evaluasi ini SMA N 1 Boja berusaha untuk
dapat memperbaiki manajemen mutunya supaya
Sertifikat ISO 9001:2008 tetap dapat diraihnya,
walaupun upaya itu masih jauh dari sempurna.
4.3.2 Evaluasi Input
Berdasarkan hasil wawancara dalam lembaga
pendidikan siswa adalah “konsumen” yang secara
langsung ataupun tidak langsung menjadi ujung
tombak yang merasakan jasa pendidikan maka sekolah
merekrut tenaga-tenaga pengajar yang masih bugar/
bersemangat namun berpengalaman/telah memiliki
pengalaman yang banyak dalam pendidikan.
Keterlibatan guru secara langsung dalam mengorganisir
pelaksanaaan sistem manajemen mutu. Ketika
bapak/ibu guru meningkatkan kualitas/mutu
pengajaran di SMA N 1 Boja Kendal reward yang
-
diberikan oleh bapak kepala sekolah adalah dalam
bentuk fresh Money.”
Upaya yang dilakukan sekolah untuk
meningkatkan mutu pendidikan di SMA N 1 Boja
Kendal adalah dengan meningkatkan SDM dari tenaga
kependidikan supaya dapat menguasai IT dengan cara
diberi motivasi sesuai dengan program dari dinas
pendidikan Kendal untuk melanjutkan kuliah yang
dibiayai oleh dinas pendidikan Kendal dengan cara
pengajuan terlebih dahulu atau dikursuskan.
Ketersediaan teknologi untuk peningkatan
mutu belajar siswa telah sesuai, setiap kelas lengkap
dengan LCD proyektor, akses internet WiFi. Komputer
yang ada di laboratorium komputer untuk
pembelajaran siswa 41 unit, dan untuk perpustakaan
siswa ada 3 unit. Penambahan sarana dan prasana dan
penambahan buku di perpustakaan adalah untuk
merealisaikan dana BOS pada RAPBS. Kendala yang
dihadapi dalam Implementasi SMM ISO 9001:2008
adalah sebagai keterbatasan besarnya jumlah dana
dengan kebutuhan, adapun sarana dan prasarana di
perpustakaan yang kurang mendukung misalnya ruang
kurang luas, saluran internet kurang lancar, komputer
siswa kurang, dan koleksi buku masih kurang.
-
Pengembangan kurikulum sesuai dengan
pedoman yang ditetapkan Depdiknas, menggunakan
pendekatan KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi)
dengan penyempurnaan KTSP (Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan) yang memperhatikan sumber daya
serta daya dukung yang ada di tingkat satuan
pendidikan. Pendekatan kurikulum berbasis
kompetensi dengan penyempurnaan KTSP seperti yang
telah disebutkan bahwa diibaratkan satu perjalanan
menuju kepada tiga tujuan, yaitu peserta didik dapat
bekerja, berwirausaha, dan dapat melanjutkan ke
jenjang pendidikan tinggi, Dengan pertimbangan ini
maka pendekatan kurikulum yang digunakan berbasis
kompetensi disesuaikan dengan tingkat satuan
pendidikan.
Ditinjau dari Djatmiko dan Jumaedi (2011: 7-
9) mengatakan bahwa ISO 9001:2008 memiliki 8
prinsip/klausal dan kunci sukses agar penerapan
sistem manajemen mutu berjalan efektif. Kedelapan
prinsip tersebut adalah (1) berfokus pada pelanggan
(customer focus) (2) Kepemimpinan (leadership); (3)
Keterlibatan Karyawan/semua orang dalam organisasi
(4) Pendekatan Proses; (5) Pendekatan sistem pada
manajemen; (6) Peningkatan yang berkesinambungan;
(7) Pendekatan faktual untuk pengambilan keputusan;
(8) Hubungan pelanggan yang bermanfaat bagi kedua
-
pihak; kerjasama yang saling menguntungkan dengan
pengguna lulusan.
Dengan penerapan sistem manajemen mutu
berjalan efektif 8 klausal kunci, maka SMA N 1 Boja a
menjadi sekolah yang semakin maju.
4.3.3 Evaluasi Proses
Berdasarkan hasil wawancara ditinjau dari
Gaspersz (2008: 268) yaitu merupakan sekumpulan
prosedur terdokumentasi dan praktek-praktek standar
untuk manajemen sistem yang bertujuan menjamin
kesesuaian dari suatu proses dan produk (barang atau
jasa) terhadap kebutuhan persyaratan tertentu yang
ditentukan oleh pelanggan dan organisasi.
Semakin termotivasinya bapak/ibu guru
untuk membuat perangkat pembelajaran sebelum
mengajar karena adanya reward yang diberikan sekolah
kepada bapak/ibu guru ketika sudah
melaksanakannya, namun masih ada yang belum
termotivasi untuk membuat rencana pembelajaran dan
perangkat pembelajaran lain. Dengan Sistem
Manajemen maka terorganisirnya semua dokumen
pembelajaran sehingga guru akan dengan mudah
mendapatkan rekan jejak proses pembelajarannya
-
Cara bapak/ibu guru menyampaikan materi
berbeda-beda, sesuai dengan karakteristik masing-
masing, ada yang menggunakan LCD untuk
menyampaikan materi, ada juga yang membiarkan
siswanya agar aktif dan membahas/berdiskusi tentang
materi tersebut, ada yang menyampaikan dengan kuis
sebelum menyampaikan materi atau sesudah
menyampaikannya. Apabila bapak/ibu guru
berhalangan hadir dalam pembelajaran, maka
bapak/ibu guru memberikan tugas kepada para siswa
berdasarkan materi pelajaran yang disampaikan pada
hari itu. Evaluasi belajar dilaksanakan setelah setiap
KD diajarkan berupa Ulangan Harian, Ulangan Tengah
Semester dilaksanakan setelah minggu kedelapan dari
minggu efektif, Ulangan Semester dilaksanakan setelah
semua KD telah dilaksanakan pembelajaran yang
dibuktikan dengan laporan belajar/rapot.
4.3.4 Evaluasi Produk
Berdasarkan hasil wawancara Produk
kelulusan 3 tahun terakhir semakin meningkat, hasil
prestasi belajar baik akademik maupun non akademik
semakin 3 tahun terakhhir juga semakin meningkat.
Motivasi yang diberikan bapak/ibu guru kepada siswa
dengan cara memberitahukan prestasi kakak kelas
sebelumnya, sehingga para siswa dapat termotivasi
-
untuk meraih prestasi seperti kakak kelasnya atau
lebih baik, dan dengan memberikan bea siswa kepada
para siswa yang meraih peringkat terbaik di setiap
kelasnya. Motivasi bapak/ibu guru dalam perangkat
pembelajaran juga semakin meningkat walaupun masih
ada bapak/ibu guru yang belum melaksanakan dengan
baik.
Ditinjau dari Hadari Nawawi (2005: 46)
bahwa: Manajemen Mutu adalah Manajemen fungsional
dengan pendekatan yang secara terus menerus
difokuskan pada peningkatan kualitas, agar produknya
sesuai dengan standar kualitas dari masyarakat yang
dilayani dalam pelaksanaan tugas pelayanan umum
(public servise) dan pembangunan masyarakat
(community development)”.
Dengan adanya Manajemen Mutu akan
meningkatkan motivasi bapak/ibu guru sehingga
prestasi akademik maupun non akademik yang diraih
semakin meningkat.