bab iv hasil penelitian dan pembahasan 1.1. hasil … · 2016. 6. 21. · 38 bab iv hasil...

33
38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1. Hasil Penelitian 1.1.1. Aktivitas Belajar Hasil observasi yang dilakukan di kelas XI Program Keahlian Akuntansi SMK MASEHI PSAK Ambarawa peneliti mengidentifikasi permasalahan apakah dengan penggunaan metode STAD dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam Mata Pelajaran Akuntansi pokok bahasan Mengelola Kartu Aktiva Tetap kelas XI Akuntansi Semester 2 2011/2012 SMK MASEHI PSAK Ambarawa. Aktivitas pembelajaran siswa dan guru didalam kelas sangat rendah sebelum diadakan tindakan. Guru tidak bisa menguasai keadaan kelas, jadi siswa cenderung pasif, tidak ada proses tanyajawab saat pelajaraan berlangsung. Guru dalam pembelajaran masih menggunakan metode ceramah bervariasai yang membuat siswa menjadi jenuh, cara menyampaikan materi guru kurang jelas, jadi siswa tidak memperhatikan sibuk dengan kegiatan lainya, seperti kipasan, mainan handphone, bercermin, tidur - tiduran. Guru kurang memotivasi siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran. Hal ini menyebabkan hasil belajar siswa menurun atau tidak memenuhi standar KKM. (lampiran 23, halaman 140)

Upload: others

Post on 21-Jan-2021

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

38

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1.1. Hasil Penelitian

1.1.1. Aktivitas Belajar

Hasil observasi yang dilakukan di kelas XI Program Keahlian

Akuntansi SMK MASEHI PSAK Ambarawa peneliti mengidentifikasi

permasalahan apakah dengan penggunaan metode STAD dapat meningkatkan

aktivitas dan hasil belajar siswa dalam Mata Pelajaran Akuntansi pokok

bahasan Mengelola Kartu Aktiva Tetap kelas XI Akuntansi Semester 2

2011/2012 SMK MASEHI PSAK Ambarawa.

Aktivitas pembelajaran siswa dan guru didalam kelas sangat rendah

sebelum diadakan tindakan. Guru tidak bisa menguasai keadaan kelas, jadi

siswa cenderung pasif, tidak ada proses tanyajawab saat pelajaraan

berlangsung. Guru dalam pembelajaran masih menggunakan metode ceramah

bervariasai yang membuat siswa menjadi jenuh, cara menyampaikan materi

guru kurang jelas, jadi siswa tidak memperhatikan sibuk dengan kegiatan

lainya, seperti kipasan, mainan handphone, bercermin, tidur - tiduran. Guru

kurang memotivasi siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran. Hal ini

menyebabkan hasil belajar siswa menurun atau tidak memenuhi standar

KKM. (lampiran 23, halaman 140)

39

1.1.2. Hasil Belajar

Hasil belajar awal siswa sangat rendah. Hasil belajar diperoleh dari

nilai ulangan harian kompetensi dasar mengelola kartu aktiva tetap sebesar

nilai terendah diperoleh sebelum tindakan adalah 30 dan tertinggi 80.

Sedangkan rata - rata kelas yang diperoleh 54,63 dan ketuntasan sebesar

42,10%, jadi hanya 8 siswa yang tuntas atau dan 11 siswa yang belum tuntas.

Tabel 4.1

Hasil Belajar Siswa Kondisi Awal

Pokok Bahasan Mengelola Aktiva Tetap sebelum menggunakan

Metode Kooperatif STAD

Indikator Kondisi sebelum siklus Target

Hasil Nilai 54,63 %, 71

Rata - rata % 42,10 % 71

Melihat kondisi ini, peneliti mencoba mengatasi masalah tersebut

dengan menggunakan PTK metode pembelajaraan kooperatif tipe STAD (

Student Teams Achivement Division) pada kompetensi dasar mengelola kartu

aktiva tetap. Penggunaan metode ini diharapkan mampu memberikan

pengaruh positif kepada siswa berupa peningkatan aktivitas siswa dan

peningkatan hasil belajar. Pada setiap siklus, pelaksanaan tindakan dua kali

pertemuan.

Hasil penelitian yang akan dilakukan meliputi hasil toleransi,

ketrampilan sosial dan motivasi yang diperoleh dari pengamatan / observasi

yang dinilai dengan menggunakan lembar observasi aktivitas siswa. Hasil

40

belajar dikelopmpokkan menjadi dua yaitu hasil tes formatif diadakan

tindakan dan hasil tes (kuis) setelah tindakan pada siklus I dan siklus II.Selain

itu terdapat hasil pengamatan aktivitas siswa dalam menerima pelajaran,

pengamatan aktivitas guru dan tanggapan siswa terhadap peroses

pembelajaran STAD. Setelah mengadakan penelitian menggunakan metode

STAD pada pokok bahasan mengelola kartu aktiva tetap diperoleh data

sebagai berikut :

1.2. Hasil Penelitian Siklus I

1. Perencanaan (Planning)

Tahap perencanaan yang dimulai dengan penyusunan rancangan tindakan

yang akan diberikan sebagai berikut :

a. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) (Lampiran1,

halaman 76) tentang materi yang akan diajarkan dengan menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

b. Menyusun kelompok berdasarkan STAD. Kelompok diacak secara

heterogen dilihat dari segi akadmis dan jenis kelamin. (Lampiran 2,

halaman 87)

c. Menyusun dan menyiapkan observasi yang meliputi :

Lembar kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran yang dilihat dari

jumlah siswa 19 orang yang membawa buku paket, buku catatan

dan alat tulis. (Lampiran 3, halaman 89)

Lembar pengamatan aktivitas siswa yang menunjang pelaksanaan

pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran

41

kooperatif tipe STAD. Lembar pengamatan dibuat untuk

mengatahui sejauhmana interaksi siswa selama proses

pembelajaran berlangsung. (Lampiran 5, halaman 92)

Lembar pengamatan aktivitas guru yang digunakan untuk

mengetahui aktivitas guru selama menggunakan metode

pembelajaran kooperatif tipe STAD. Lembar pengamatan dibuat

untuk mengatahui sejauhmana interaksi siswa selama proses

pembelajaran berlangsung. (Lampiran 6, halaman 93)

d. Membuat dan menyiapkan bendera tim. (Lampiran 48, halaman 195)

e. Menyiapkan lembar angket tanggapan siswa (Lampiran 8, halaman

97)

f. Mempersiapkan soal kelompok

g. Soal kuis tiap siklus

2. Pelaksanaan Tindakan (Acting)

Tahap pelaksanaan tindakan ini dilaksanakan sesuai skenario

pembelajaran yang telah direncanakan dalam bentuk Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP). Siklus I dilaksanakan tanggal 23 April 2012 jam

keempat - enam, 26 April 2012 jam pertama - tiga, 28 April 2012 jam ke

enam - delapan.

Pertemuan pertama awal kegiatan belajar mengajar guru memberi salam

dan mengabsen,memberitahu siwa bahwa nilai ulangan harian masih ada

yang mendapat nilai dibawah 71, mengecek kesiapan siswa guru memulai

42

dengan pertanyaan apersepsi dengan mengingat materi sebelumnya tentang

aktiva tetap, motivasi dan tujuan pembelajaran. Guru memulai pelajaran

dengan tanya jawab supaya siswa aktif tentang apa yang dimaksud dengan

aktia tetap, setelah materi mengelola kartu aktiva tetap, setelah materi

disampaikan guru menjelaskan tentang pembelajaran kooperatif STAD serta

langkah - langkahnya, karena ini model pembelajaran baru pertama

diterapkan sehingga guru lebih konsentrasi pada kegiatan inti yaitu membagi

siswa kedalam kelompok yang sudah ditentukan sebelumnya oleh guru yaitu :

menjadi empat kelompok. (lampiran 2, halaman 87). Masing - masing

kelompok beranggotakan 4 - 5 siswa yang telah dipilih secara acak , dari segi

gender, jenis kelamin dan kemampuan akademis (yang paling pintar

ditempatkan dalam setiap kelompok). Setiap kelompok memiliki nama

kelompok sendiri - sendiri sehingga lebih mudah dalam melihat

perkembangan siswa dalam setiap kelompoknya, sebelum guru membagi

lembar soal dan lembar kerja siswa banyak yang protes terhadap pembagian

kelompoknya, mereka ingin memilih sendiri kelompoknya. Pada saat

pembagian kelompok itu pada pertemuan pertama 1 anak yang tidak hadir.

Setelah itu guru membagi lembar kerja dan lembar soal I (lampiran 9,

halaman 98) dan bendera tim (lampiran 46, halaman 195). Setelah guru

membagi kelompok siswa langsung menempatkan dirinya dalam

kelompoknya, sebelum siswa mengerjakan dalam kelompoknya guru

menjelaskan langkah - langkah dalam pengerjaan dilembar kerja.

43

Selama diskusi kelompok guru berkeliling memantau dan memberi

arahan apabila ada kesulitan dalam mengerjakan tugas,atau guru membantu

kerja tim sebagai fasilitator dan motivator. (lampiran 42, halaman 189). Guru

menekankan supaya tiap anggota kelompok saling membantu dan

bekerjasama, dan memastikan bahwa setiap anggotanya bekerja karena nilai

kelompok bisa membantu nilai kalian yang kurang. Setelah selasai

mengerjakan tugas siswa mempresentasikan hasil kerja tim dengan cara

kelompok siapa yang selesai duluan mereka yang maju dan bersama - sama

dengan guru membahas jawaban. Setelah siswa presentasi guru memberikan

kesempatan kepada siswa yang mau bertanya kepada kelompok yang

presentasi. Pada saat mereka menjawab pertanyaan dari teman yang bertanya

ada yang malu menyampaikan , guru memberikan motivasi agar siswa

tersebut tidak merasa malu menjawab. Kegiatan akhir setelah presentasi, guru

memberikan kesimpulan dan menjelaskan bahwa pertemuan selanjutnya

akanada soal lain, siswa harus mempersiapkan materi berikutnya.

Pertemuan kedua guru memberi apersepsi untuk mengingatkan siswa

tentang materi selanjutnya tentang metode memasukan aktiva tetap kekartu

aktiva tetap, dan kemudian memasukkan kedalam laporan aktiva tetap,

setelah menyampaikan materi guru kemudian memerintah anak - anak masuk

dalam kelompoknya, kemudian guru membagi lembar soal II (lampiran 11,

halalaman 102) dan bendera tim (lampiran 48, halaman 195). Saat berdiskusi

dan presentasi guru menjadi fasilitator dan motivator. Setelah presentasi guru

44

memberikan kesimpulan, sekaligus pemberitahuaan bahwa pertemuan ketiga

akan diadakan kuis 1.

Pertemuan ketiga guru mengabsen siswa, kemudian guru memberikan

apersepsi dan motivasi. Kemudian dilanjutkan dengan pembagian lembar kuis

I (lampiran 13,halaman 110). Setelah kuis selesai guru memberikan sesi tanya

jawab tentang kesulitan anak – anak dalam mengerjakan soal kuis.

3. Pengamatan (observing)

Penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam penelitian tindakan

kelas ini menggunakan lembar pengamatan yang telah dibuat oleh peneliti

hasil yang diperoleh dari pengamatan dengan menggunakan pembelajaran

metode STAD pada siklus I adalah sebagai berikut :

1. Hasil Observasi Aktivitas Siswa

Hasil aktivitas siswa ditinjukan dari kesiapan siswa dengan metode

pembelajaran tipe STAD hasil data sebagai berikut :

a. Observasi tentang aktivitas kesiapan belajar siswa dalam pelajaran.

Hasil penelitian kesiapan siswa dalam menerima pelajaran pada

siklus I (lampiran 16, halaman 120). Pertemuan pertama menunjukan bahwa

buku paket 84,21%, membawa buku catatan 47,36% dan membawa alat

tulis 52,65%. Hal ini disebabkan ada siswa yang tidak membawa buku paket

2 siswa, buku catatan 19 siswa, dan alat tulis khususnya kalkulator 12 siswa.

Pertemuan kedua dapat dilihat bahwa sebesar 84,21% siswa sudah

siap dengan membawa buku modul/paket, 10,52% yang belum siap. Siswa

45

yang membawa buku catatan 52,65%, dan yang tidak membawa 41,24%,

serta yang membawa alat tulis 35,68%, dan yang tidak membawa alat tulis

(terutama kalkulator) ada 63,15%. Upaya yang dilakukan adalah memberi

penjelasan menegenai pentinya buku paket, buku catatan, dan yang

terpenting adalah kalkulator.(lampiran 16, halaman 123)

b. Observasi Tentang Aktivitas Belajar Siswa Dalam Proses Pembelajaran

Kooperatif STAD.

Data hasil observasi aktivitas siswa digunakan untuk mengetahui

kegiatan siswa selama proses pembelajaran.Hasil observasi belajar siswa

pada siklus I sebesar 67,27 %.(lampiran 18, halaman 128). Siklus I toleransi

menunjukan nilai empat atau baik (60% - 80%), ketrampilan sosial tiga atau

cukup (40% - 60%), dan motivasi siswa menunjukkan nilai empat atau

kategori baik (60% - 80%),.(lampiran 19, halaman 134).

1. Aktivitas siswa dilihat Toleransi

Hasil aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dilihat dari toleransi

mengenai siswa menerima siswa lain sebagai rekan kerja dalam bekerja

kelompok menunjukan nilai tiga. Pertemuan pertama menunjukkan nilai

empat (60% - 80%), dan kedua menunjukkan nilai tiga (40% - 60%) dalam

hal ini siswa yang pintar yang mendominasi jalanya diskusi, yang lainya

hanya sibuk dengan kegiatanya. Sedangkan toleransi siswa menghargai

pendapat siswa lain menunjukan nilai empat atau kategori baik. Pertemuan

pertama dan kedua menunjukkan nilai tiga (40% - 60%) dalam hal ini siswa

46

dalam anggotanya belum bertukar saling bertukar pendapat tentang

bagaimana mereka memecahkan masalah yang ada.

2. Aktivitas siswa dilihat dari Ketrampilan sosial

Hasil aktivitas dalam proses pembelajaran pertemuan pertama dilihat

ketrampilan sosial mengenai siswa berdiskusi dan bekerjasama

menunjukkan nilai tiga atau kategori cukup. Pertemuan pertama

menunjukan nilai tiga (40% - 60%) dan pertemuan kedua menunjukkan nilai

empat (60% - 80%), dalam hal ini siswa sudah ada pembagi pekerjaan yang

ada kepada setiap kelompoknya. Meskipun masih ada yang sibuk dengan

kegiatanya. Ketrampilan sosial mengenai yang aktif saat presentasi

menunjukkan nilai tiga kategori cukup. Pertemuan pertama menunjukkan

nilai dua dan pertemuan kedua menunjukkan nilai tiga (40% -60%) dalam

hal ini siswa belum aktif saat presentasi karena mereka masih malu dan

takut untuk mengungkapkan hasilnya di depan kelas.

3. Aktivitas siswa dilihat dari Motivasi

Hasil aktivitas proses pembelajaran dilihat dari motivasi mengenai

siswa membangun kerjasama dalam tim menunjukan nilai empat atau

kategori baik. Pertemuan pertama dan kedua menunjukkan nilai empat (60%

- 80%), dalam hal ini membangun siswa lain dalam tim siswa untuk tidak

jemu - jemu latihan soal agar kelompoknya tidak hanya bisa mengerjakan

saat kelompok saja melainkan saat kuis nanti. Motivasi mengenai siswa

memberi dukungan kepada siswa lain dalam pembelajaran menunjukkan

nilai tiga atau ketegori cukup. Pertemuan kedua menunjukkan nilai tiga

47

(40% - 60%) dan perteman kedua menunjukkan nilai empat (60% - 80%),

dalam hal ini setiap siswa belum menguasai materi dan belum saling

membantu siswa lain.

Pertemuan ketiga, kuis individu berjalan baik tapi masih ada siswa yang

tanya keteman yang lainya. Saat sesi tanya jawab mengenai kesulitan yang

dialami selama kuis, siswa tidak mau mengungkapkan kesulitanya, hanya

beberapa yang bertanya.

c. Hasil Belajar Siswa

Hasil belajar siswa sebelum diterapkan metode pembelajaran

kooperatif tipe STAD Siswa yang tuntas hanya 9 siswa. Siswa yang lain

belum tuntas dikarenakan kurang memahami materi. Dalam hal ini belum

memenuhi target indikator keberhasilan yang telah ditetapkan sebesar

75% maka perlu peningkatan.

Tabel 4.2

Hasil Belajar Siswa pada Siklus I

Pokok Bahasan Mengelola Aktiva Tetap dengan Metode Kooperatif

STAD

Indikator Kondisi Awal Siklus I Target Peningkatan

Hasil Nilai 54,63 %, 58,68 71 Peningkatan sebesar 4,05

Rata - rata

% 42,10 % 47,36 % 71 Peningkatan sebesar 5,26

48

Grafik 4.1 Perbandingan Hasil Belajar Siswa Siswa pada Kondisi Awal dan

Siklus I Kelas XI Akuntansi Semester 2 Tahun Pelajaran 2011/2012

d. Hasil Observasi Aktivitas Guru

Data hasil observasi aktivitas guru digunakan mengetahui kegiatan guru

selama proses pembelajaran. Siklus I pertemuan pertama guru memberi

motivasi pada siswa dengan menggali pengetahuan awal, guru menayakan

pada siswa mengenai cara mencatat aktiva tetap kedalam jurnal. Kemudian

guru menampaikan tujuan pembelajaran. Guru membimbing siswa dan

membagi siswa untuk kegiatan diskusi dengan menjadikan empat kelompok.

Namun guru kurang mengkondisikan kelas jadi suasana masih ramai, dan

yang lainya diam menunggu petunjuk atau panggilan dari guru, kemudian

guru membagi kelompok sesuai kelompok yang ditentukan. Guru membagi

bendera tim (lampiran 48,halaman 195) dan lembar soal I (lampiran 9,

halaman 98) dan lembar kerja siswa, dan guru membimbing jalannya

kegiatan diskusi secara langsung apakah ada kesulitan dalam mengerjakan

soal. Saat guru lengah masih ada siswa yang bekerjasama dengan kelompok

lain.

Pertemuan kedua, guru memberi motivasi pada siswa tentang

pengetahuan awal, yaitu tentang kartu aktiva tetap dan laporan aktiva tetap,

100

50

0 Kondisi Awal Siklus I

49

guru tidak lagi menyampaikan langkah - langkah pembelajaran dan juga

tujuan pembelajaran karna hari pertama sudah disampaikan dan siswa pun

langsung masik kekelompok masing - masing. Guru membagi lembar kerja

dan soal II,(lampiran 11, halaman 102) serta menyampaikan petunjuk -

petunjuk dalam mengerjakan soal tersebut. Suasana tenag dan aktif, guru

memberikan arahan dan bimbingan serta mamantau jalanya diskusi. Upaya

guru membuat siswa lebih aktif dalam pembelajaran perlu ditingkatkan lagi.

Pertemuan ketiga, guru memberikan apersepsi sebelum kuis dimulai,

kemudian guru membagikan lembar kerja kuis I (lampiran 13, halaman

111). Saat kuis berlangsung guru mengawasi jalanya proses kuis individu,

meskipun pada menit terakhir sempat ditinggal. Saat guru itu ijin

meninggalkan kelas ada tiga anak yang masih bekerja sama, kemudian guru

dating dan menegur siswa dengan cara “nek jawabaen tipekan berarti

nyonto kancane”.

Hasil pengamatan aktivitas guru yang dilihat dari kinerjanya dalam

pembelajaran pada siklus I belum mencapai indikator keberhasilan yaitu

sebesar 68,09 % (lampiran 18, halaman 129). Meskipun demikian kinerja

guru perlu ditingkatkan kembali untuk mencapai hasil yang optimal.

e. Wawancara Siswa tentang penggunaan metode pembelajaran kooperatif tipe

STAD.

Berdasarkan angket tanggapan siswa setelah mengikuti pelajaran

dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (yang sudah diterapkan)

mereka menjawab senang, 15 siswa menjawab lebih memahmi materi, 2

50

siswa menjawab bisa bertukar pendapat dan saling membantu, 2 siswa

menjawab tidak mengantuk dan bosan (lampiran 20, halaman 136).

f. Angket tanggapan siswa mengenai pelaksanaan metode pembelajaran

kooperatif tipe STAD

Hasil angket tanggapan siswa yang didapat, 15 siswa menyukai

pembelajaran Jigsaw. Mereka merasa lebih mudah menangkap materi dan

masalah bisa dipecahkan bersama-sama. Apalagi karena teman sendiri yang

menjelaskan dan menggunakan memakai bahasa mereka sendiri, mereka

jadi lebih mudah untuk memahami materi. Apabila tidak mengerti, mereka

bisa bertanya kepada teman kelompok yang lebih mengerti. Mereka juga

menyatakan suka dengan pembelajaran STAD karena bisa memperoleh

wawasan pengetahuan dan bisa memupuk kerukunan dengan teman yang

lain. Namun, ada dua siswa yang menyatakan tidak setuju dengan alasan

masih ada temannya yang hanya mengandalkan anggota kelompok yang lain

untuk berpikir, sedangkan mereka ribut sendiri. Mereka juga merasa repot

ketika berkali kali harus menjelaskan kepada teman satu kelompoknya yang

belum mengerti tentang materi yang didiskusikan. Mereka memberi

komentar bahwa jika ada teman satu kelompok yang tidak mengerti materi,

jalannya diskusi menjadi terhambat. (lampiran 21, halaman 137).

4. Refleksi (Reflecting)

Berdasarkan hasil observasi siklus I yang merupakan siklus awal dalam

penelitian tindakan kelas ini diperoleh data bahwa aktivitas siswa

51

menunjukkan nilai sebesar 67,27 %. (lampiran 17, halaman 124).Namun

peningkatan aktivitas tersebut belum optimal atau belum menunjukan indikator

keberhasilan sehingga perlu adanya perbaikan yang mengarah keindikator

keberhasilan yaitu 80 %. Berdasarkan hasil observasi aktivitas kinerja guru

pada siklus I tergolong dengan menunjukkan nilai sebesar 68,09 %. (lampiran

18, halaman 128). Peningkatan kinerja guru juga belaum mancapai indikator

keberhasilan yaitu 80 %, maka guru harus mengungkapkan langkah - langkah

pembelajaraan kooperatif tipe STAD yang belum sama sekali digunakan

sebelumnya , sehingga dapat mencapai indikator keberhasilan.

Berdasarkan hasil perolehan dari pelaksanaan siklus I masih terdapat hal -

hal yang perlu diperhatikan sesuai dengan tujuan yang harus dicapai dalam

penelitian sebagai berikut:

1. Toleransi siswa pada siklus I menunjukkan nilai cukup (40% - 60%).

Hasil tersebut masih dibawah kriteria keberhasilan proses. Sehingga

pada siklus II perlu ada peningkatan terutama pada toleransi siswa

saling menularkan pendapat siswa lain.

2. Ketrampilan sosial pada siklus I menunjukkan nilai cukup (40% -60%).

Hasil tersebut masih dibawah kriteria keberhasilan proses. Sehingga

pada siklus II perlu ada peningkatan terutama ada ketrampilan social

mengenai keaktifan siswa saat presentasi.

3. Motivasi siswa pada siklus I menunjukkan nilai baik (60% - 80%),

khusunya pada penguasaan materi dan membantu teman yang kesulitan.

Namun pada siklus II lebih ditingkatkan lagi supaya hasilnya optimal.

52

4. Hasil ketuntasan belajar siswa pada siklus I yaitu 47,36 %. Hasil

tersebut masih dibawah criteria keberhasilan belajar, sehingga perlu

ditingkatkan lagi.

1.3. Hasil Penelitian Siklus II

1. Perencanaan (Planning)

Pada tahap perencanaan ini diisi dengan persiapan seperti siklus I dan

bagaimana memperbaiki kekurangan pada siklus I yang dapat dilihat di

refleksi siklus I.

Persiapan perbaikan diantaranya sebagai berikut :

1. Penyampaian tujuan dan langkah - langkah pembelajaran sesuai RPP

Penyiapan perbaikan guru menjelaskan secara rinci tindakan

pembelajaran sesuai dengan langkah - langkah pembelajaran dan

tujuan pembelajarankooperatif tipe STAD yang telah disusun dalam

bentuk RPP.Sehingga kegiatan berjalan dengan baik.

2. Peningkatan Toleransi

Upaya perbaikan toleransi dengan memberikan arahan kepada siswa

bagaimana mendominasi kelompok kerja dan saling bertukar

pendapat, perlu ditigkatkan.

3. Peningkatan Ketrampilan sosial

Upaya peningkatan ketrampilan social berdiskusi dengan kelompok

dan aktif dalam presentasi dikelas perlu ditingkatkan.

53

4. Peningkatan Motivasi

Upaya peningkatan motivasi terhadap siswa dengan memberi

pengarahan bagaimana membengun kerjasama dan saling membantu

siswa lain perlu ditingkatkan.

5. Peningkatan Hasil Belajar

Upaya perbaikan hasil belajar yaitu guru memberikan pengarahan

supaya siswa lebih berkonsentrasi dalam kelompok bukan hanya

mudeng saat bekerja dikelompok saja namun juga harus bisa

memecahkan masalah yang ada di soal kuis II, sehinga hasil belajar

meningkat dan mencapai ketuntasan klasikal yaitu sebesar 75 %.

2. Pelaksanaan (Acting)

Pertemuan pertama siklus II dilaksanaakan pada hari Rabu tanggal 2

Mei 2012 jam 09.30 – 11.45. Diawal pelajaran guru guru mengabsen siswa

dan memberitahukan hasil tes individu siklus I dan penghargaan bagi

kelompok yang mendapatkan skor paling baik dan banyak.mengumumkan

hasil tes kuis I dan perkembangan skor individu (lampiran 23, halaman

140), penilaian kelompok dan rangking penghargaan (lampiran

24,halaman 141), kemudian guru menjelaskan tentang tujuan

pembelajaran dan menanyakan bagaimana memasukan aktiva tetap

kejurnal. Kegiatan pembelajaran dimulai dengan meminta siswa untuk

membagi tugas yang sudah disiapkan. Siklus II ini siswa sudah terbiasa

dengan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD. Langkah berikutnya

54

guru membagi lembar kerja dan soal I, (lampiran 25, halaman 142) siswa

langsung bekerja dengan kelompoknya. Setelah selesai bekerja dalam

kelompok, presentasi dilakukan dengan guru menunjuk kelompok Gank

Boyo RT 04 RW XI.

Pertemuan kedua juga sudah berjalan dengan baik, mungkin karena

sudah terbiasa. Guru mengecek kesiapan siswa dan mebgabsen,

memberian motivasi, tujuan pembelajaran dan langkah - langkah

pembelajaran tipe STAD. Dalam pertemuan ini sudah sangat baik dan

berjalan dibanding siklus I. guru menyampaikan materi tentang

memasukan aktiva tetap kedalam kartu aktiva tetap dan bagaimana

mencatat dalam laporan kartu aktiva tetap.guru membagi lembar soal II

(lampiran 27, halaman 148). Siswa bekerja lebih baik membagi soal

dengan cara membagi setiap soal agar setiap siswa dalam kelompoknya

bekerja. Setelah selesai sama seperti pertemuan pertama ada kelompok

yang ditunjuk oleh guru untuk maju presentasi yaitu kelompok Gank Boyo

RT 02 RW XI. Selanjutnya guru memberikan penguatan serta

memberitahukan kalau hari sabtu tanggal 5 Mei 2012 akan diadakan kuis

II, guru memberi motivasi pada siswa agar belajar sehingga mendapatkan

hasil yang baik.

Pertemuan ketiga kuis kedua dalam siklus II.Kegiatan awal guru

memberikan motivasi kepada siswa untuk mengerjakan soal dengan tidak

tergesa - gesa dan teliti (lampiran 29, halaman 157)..Guru membagi

lembar soal kuis II. Selama kuis guru mengawasi jalanya kuis.

55

Pengumuman hasil tes dan perkembangan individual dan

kelompok serta rangking / penghargaan (lampiran 40, halaman 187)

diadakan pada hari sabtu tanggal 19 Mei 2012, diberikan mundur karena

pada jadwal akuntansi guru ada kegiatan sekolah yang tidak bisa diganggu.

3. Pengamatan (observing)

Pada penelitian tindakan kelas ini pelaksanaan penerapan pembelajaran

metode pembelajaan kooperatif tipe STAD yaitu dengan menggunakan

lembar pengamatan yang telah dibuat oleh eneliti. Hasil pengamatan

dengan menggunakan pembelajaran metode STAD pada siklus II

diperoleh sebagai berikut :

1. Hasil Observasi Aktivitas Siswa

a. Observasi tentang kesiapan siswa dalam menerima materi pelajaran

Hasil pengamatan siswa menerima pelajaran dapat dilihat (lampiran

32, halaman 167) pada siklus II pertemuan pertama dapat dilihat bahwa

sebesar 89,47% untuk siswa yang membawa buku paket, 89,47 %%

untuk siwa yang membawa buku catatan, dan 84,21 % untuk siswa

yang membawa alat tulis. Pertemuan kedua 94,73 %, siswa yang

membawa buku paket, 89,47 % untuk siswa yang membawa buku

catatan, dan 94,73 % yang membawa alat tulis.(lampiran 32, halaman

168) Hal ini menunjukan adanya peningkatan pada siklus II ini

dibandingkan siklus I.

56

b. Observasi mengenai Aktivitas Siswa dalam proses pembelajaran

kooperatif tipe STAD.

Hasil penelitian siklus II ini aktivitas belajar siswa (lampiran 33

halaman 171) dalam kegiatan pembelajaran kooperatif tipe STAD telah

mencapai 85,45 % sedangkan yang kurang, takut dan malu saat

presentasi maupun menjawab pertanyaan ada 14,54%. Siklus II

aktivitas siswa dalam hal toleransi siswa menunjukkan nilai lima atau

kategori sangat baik dan motivasi juga sama mendapat nilai lima atau

kategori sangat baik.

1. Aktivitas siswa mengenai toleransi

Hasil aktivitas siswa mengenai toleransi pada siswa menerima siswa

lain sebagai rekan dalam bekerja menunjukkan nilai lima atau kategori

sangat baik. Pertemuan pertama dan kedua menunjukkan nilai lima

(80% - 100%) dalam hal ini sudah terlihat siswa saling bekerjasama

tidak hanya yang pintar saja yang aktif dan siswa yang lainya tidak

sibuk dengan kegiatan lainya yang mengganggu jalanya diskusi.

Toleransi siswa menghargai pendapat siswa lain menunjkkan nilai lima

(80% - 100%). Pertemuan pertama dan pertemuan kedua menunnjukkan

nilai lima (80% - 100%) dalam hal ini sudah terlihat siswa satu dengan

yang lain menghargai dan menularkan pendapat siswa lain.

2. Aktivitas siswa dilihat dari ketrampilan sosial

Hasil aktivitas siswa mengenai diskusi dan bekerjasama dengan

kelompok menunjukkan nilai lima atau kategori baik. Pertemuan

57

pertama dan kedua menunjukkan nilai lima atau kategori baik (80% -

100%) dalam hal ini sudah sangat optimal dalam mereka mengerjakan

soal dengan cara membagi soal yang ada kepada setiap kelompok agar

teman yang malas tidak hanya duduk diam menonton dan tidak bekerja.

Ketrampilan sosial siswa aktif saat presentasi menunjukkan nilai lima

atau sangat baik. Pertemuan pertama dan kedua nenunjukan nillai lima

(80% -100%) dalam hal ini sudah terlihat siswa sangat aktif saat

presentasi, tidak ada lagi kata malu dan takut untuk menyampaikan

hasil yang meraka buat.

3. Aktivitas siswa dilihat dari motivasi

Hasil aktivitas siswa mengenai membangun kerjasama dalam tim

menunjukkan nilai lima atau sangat baik. Pertemuan pertama dan kedua

menunjukkan nilai lima (80% -100%) dalam hal ini sudah terlihat setiap

siswa saling mendukung satu dengan yang lain, bisa tidak hanya saat

berkdiskusi melainkan saat kuis bisa mengerjakan. Motivasi memberi

dukungan kepada siswa lain menunjukan nilai empat atau kategori

baik. Perteman pertama menunjukkan nilai empat (60% - 80%) dan

pertemuan kedua menunjukkan nilai lima (80% -100%) dalam hal ini

siswa yang sudah menguasai materi terlihat membantu siswa yang

belum memahami materi.

Pertemuan ketiga kuis individu berjalan baik tapi masih ada siswa

yang tanya keteman yang lainya. Saat sesi tanya jawab mengenai

58

kesulitan yang dialami selama kuis, siswa tidak mau mengungkapkan

kesulitanya, hanya beberapa yang bertanya.

c. Hasil belajar siswa

Hasil belajar siswa belajar siswa siklus II 85,34 dan ketuntasan

94,73% lebih baik dibandingkan hasil belajar siklus I 58,68 dan

ketuntasan 47,36 %. Hal ini menunjukkan ada peningkatan hasil belajar

sebelum dan sesudah tindakan.( lampiran 39, halaman 186)

d. Hasil observasi Aktivitas Guru

Hasil observasi aktivitas guru digunakan untuk mengetahui kegiatan

guru selama proses pembelajaran. (lampiran 43, halaman 190). Siklus II

pertemuan guru memberi motivasi pada siswa dengan menggali

pengetahuan awal, guru menanyakan materi tentang menjurnal ke kartu

aktiva tetap.

Kemudian guru membimbing siswa mengorganisasikan kegiatan

dalam kelompok untuk mengerjakan tugas dan berdiskusi. Guru

member arahan dan bimbingan, memantau jalannya kegiatan dalam

lembar kerja siswa dan memberi arahan cara mengerjakan soal.

Pertemuan kedua guru memberi motivasi pada siswa dengan

menggali pengetahuan awal, guru menanyakan pada siswa mengenai

kartu aktiva tetap dan memasukkan aktiva tetap ke laporan aktiva

tetap.guru mengkordinasi siswa kedalam kelompok untuk mengerjakan

59

diskusi. Masih ada yang masih sibuk dengan bicara sendiri. Guru

membimbing arahan dan bimbingan, memantau jalanya diskusi pada

setiap kelompok.

Pertemuan ketiga guru memberikan awalan memasuki kuis.

Kemudian guru membagi lembar kuis, saat kuis berlangsung guru

mengawasi jalanya proses kuis. Siswa masih ada yang bekerjasama.

Hasil pengamatan terhadap kinerja guru dalam pembelajaran pada

siklus kedua sudah baik yaitu sebesar 83,80 %. (lampiran 34, halaman

178)

e. Wawancara siswa mengenai model pembelajaran kooperatif tipe

STAD

Berdasarkan hasil wawancara, ada beberapa siswa yang masih

merasa sulit kerja dalam kelompoknya ,mengandalkan jawaban siswa

yang pintar, yang malas - malasan sibuk dengan kegiatanya. Siswa yang

dianggap lebih akan merasa terhambat, akibat dari keadaan seperti ini

akan mengakibatkan siswa ridak aktif, maka dengan pembelajran

kooperatif tipe STAD akan menimbulkan rasa ingin tahu siswa dengan

bekerja dalam kelompoknya untuk menemukan masalah yang ada

dalam soal, karena pelajat\ran akuntansi diperlukan ketelitian dalam

bekerja.

60

4. Refleksi (Reflecting)

Hasil observasi siklus II pada aktivitas belajar siswa sudah mengalami

peningkatan yang semula menunjukkan 67,27 % mengalami

peningkatan sebesar 82,45 %. Sementara aktivitas guru yang semula 68,09

% juga menunjukkan adanya peningkatan yaitu sebesar 83,80 %.

Berdasarkan hasil perolehan dari pelaksanaan siklus II aktivitas siswa

sudah menunjukkan tercapainya tujuan dalam penelitian yaitu sebagai

berikut (Lampiran 33, halaman 175).

1. Toleransi siswa dalam proses pembelajaran siklus II mengalami

peningkatan dengan menunnjukan nilai lima atau kategori sangat

baik (80%-100%). Hasil ini berarti toleransi siswa sudah mencapai

kriteria keberhasilan proses.

2. Ketrampilan sosial pada siklus II mengalami peningkatan dengan

menunjukkan nilai lima atau kategori sangat baik (80%-100%).

Hasil ini berarti ketrampilan sosial siswa sudah mencapai kriteria

keberhasilan.

3. Motivasi dalam proses pembelajaran sudah siklus II mengalami

peningkatan dengan menunnjukan nilai lima atau kategori sangat

baik. (80%-100%). Hasil ini berarti motivasi siswa sudah mencapai

kriteria keberhasilan proses.

4. Hasil ketuntasan belajar siswa siklus II sebesar 94,73%. Hasil

tersebut sudah mencapai kriteria keberhasilan belajar yaitu diatas

sama dengan 75%.(lampiran 39, halaman 186)

61

Tabel 4.3

Hasil Belajar Siswa pada Siklus II

Pokok Bahasan Mengelola Aktiva Tetap dengan Metode

Kooperatif STAD

Indikator Kondisi Awal Siklus I Siklus II Target Peningkatan antara

siklus I dan II

Hasil Nilai 54,63 58,68 85,34 71 Peningkatan sebesar

26,66

Rata - rata

% 42,10 % 47,36 % 94,73% 71 Peningkatan sebesar

47,31

Grafik 4.2 Perbandingan Hasil Belajar Siswa Siswa pada

Kondisi Awal dan Siklus I, dan Siklus II Kelas XI Akuntansi

Semester 2 Tahun Pelajaran 2011/2012

*

Grafik 4.3 Perbandingan Toleransi pada Siklus 1 dan Siklus 2

di Kelas XI Akuntansi Semester 2 Tahun Pelajaran 2011/2012

33

Siklus I Siklus II

100

50

0

Kondisi Awal Siklus I Siklus II

5 4 3 2 1 0

62

Grafik 4.4 Perbandingan Ketrampilan Sosial pada Siklus 1

dan Siklus 2 di Kelas XI Akuntansi Semester 2 Tahun

Pelajaran 2011/2012

Siklus I Siklus II

Grafik 4.5 Perbandingan Motivasi pada Siklus 1 dan Siklus 2

di Kelas XI Akuntansi Semester 2 Tahun Pelajaran 2011/2012

Siklus I Siklus II

Hasil Observasi Toleransi, Ketrampilan sosial, dan Motivasi pada siklus I

menunnjukkan nilai 3 atau kategori CUKUP.dan pada siklus II menunjukkan nilai

5 atau kategori SANGAT BAIK.

4.2 Pembahasan

Pembahasan dalam penelitian ini merupakan hasil penelitian berdasarkan has

ail observasi selama penelitian.Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan untuk

kemudian dilakukan refleksi secara keseluruhan pada tiap - tiap siklusnya. Proses

5 4 3 2 1 0

5 4 3 2 1 0

63

pembelajaran akan berlangsung dengan baik apabila terdapat komunikasi yan

menyeluruh bukan hanya satu arah antara guru dan siswa. Guru dalam proses

pembelajaran guru harus dapat menentukan metode - metode yang akan

digunakan dalam pembelajaran, yang disesuaikan dengan karateristik materi

pembelajaran yang disampaikan, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai

secara optimal. Proses pembelajaran dapat dikatakan optimal apabila dalam proses

pembelajaran terjadi interaksi antar siswa dan guru, keaktifan siswa yang

dampaknya pada hasil belajar siswa terjadi peningkatan.

Penelitian Tindakan Kelas di SMK MASEHI PSAK Ambarawa ini

dilaksanakan dalam 2 siklus. Siklus I dilaksanakan pada tanggal 23 April 2012, 26

April 2012, dan 28 April 2012, siklus II pada tanggal 2 Mei 2012, 3 Mei 2012,

dan 5 Mei 2012. Pembelajaran dalam penelitian tindakan kelas ini, mengambil

pokok bahasan mengelola kartu aktiva tetap.

Sebelum dilakukan tindakan terlebih dahulu peneliti melakukan observasi

untuk melihat kondisi kelas. Hasil menunjukan bahwa kegiatan belajar mengajar

belum optimal, Penggunaan metode pembelajaran yang belum tepat, siswa hanya

mendengarkan dan mencatat, masih ada beberapa siswa yang sibuk dengan

aktivitas yang tidak berhubungan dengan pelajaran seperti : ngobrol dengan teman

sebangku, mainan HP, bercermin, dan hasil belajar yang belum sesuai yang

diharapkan, terbukti 12 (dua belas siswa) dari sembilan belas siswa yang belum

mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yaitu 71. Bentuk pemecahan dari

permasalahan ini adalah dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif

tipe STAD pada siswa kelas XI Program Keahlian Akuntansi SMK MASEHI

64

PSAK Ambarawa. Selama pelaksanaan penelitian dngan menggunakan metode

pembelajaran kooperatif tipe STAD pada materi mengelola kartu aktiva tetap dari

siklus satu ke siklus berikutnya berikutnya terjadi perubahan dalam proses

pembelajaran kearah yang baik.

Teori konstruktivisme dalam proses pembelajaran diharapkan dapat

memberikan terjadi pembentukan secara optimal pada diri siswa dan mendapatkan

hasil belajar yang baik. Siswa harus aktif sehingga terjadi interaksi antara guru

dan siswa dan proses pembealajaran berjalan dengan baik. Keaktifan siswa ini

menjadi hal penting dalam menentukan kesuksesan dalam proses pembelajaran.

“Tujuan dari Pembelajaran Kooperatif adalah untuk

memberikan para siswa pengetahuan, konsep, kemampuan dan

pemahaman yang mereka butuhkan supaya bisa menjadi

anggota masyarakat yang bahagia dan bermanfaat.”1

Peningkatan aktivitas siswa terjadi perubahan toleransi, ketrampilan sosial,

motivasi, dan hasil belajar siswa. Hasil observasi pada proses pembelajaran

menunjukan bahwa keaktifan siswa dari siklus I dan siklus II mengalami

peningkatan. Hasil aktivitas siswa siklus I sebesar 67,27 % . Hasil proses belajar

siswa pada toleransi menunnjukan nilai tiga atau kategori cukup, ketrampilan

sosial menunnjukkan nilai tiga atau kategori cukup, motivasi siswa menunjukan

nilai empat kategori baik, dan hasil proses aktivitas siswa siklus II sebesar 82,45

%. Hasil proses belajar siswa pada toleransi menunjukan nilai lima atau kategori

sangat baik, ketrampilan social menunjukkan nilai lima atau kategori sangat baik,

motivasi siswa menunjukan nilai lima atau kategori sangat baik.

1 Slavin E. Robert, Cooperative Learning, (Bandung: Nusa Media, 2008), hal. 60.

65

Proses pembelajaran yang terjadi dalam pembelajaran sebelum tindakan kelas

dilaksanakan siswa belum aktif, masih ada yang bermain handphone, kipasan

karna kepanasan, dan masih sibuk dengan kegiatan yang lain. Setelah diiadakan

siklus I, siswa sudah mulai aktif mengikuti proses pembelajaran tapi belum

optimal. Perteman pertama, kelompok satu sampai empat sudah mulai bisa

menerima rekan kerja walaupun masih terlihat tempat belas siswa belum

menerima rekan kerja. Terlihat siswa saling berdiskusi dan sudah dapat membagi

tugas saat mengerjakan, saling menghargai pendapat siswa lain, saling membantu

siswa yang belum memahami. Mereka membagi tugas sesuai dengan jumlah soal

mengenai memasukkan aktiva tetap kedalam jurnal disoal tersebut menggunakan

metode penyusutan tarif tetap, siswa bekerja sesuai pembagian tiap kelompok.

Dari keempat kelompok tersebut yang terihat aktif dalam pengerjakan soal adalah

kelompok satu dan empat. Setelah itu guru memberikan lotre untuk siapa yang

maju presentasi, siswa masih malu dan takut dalam menyampaikan jawaban saat

presentasi didepan kelas. Hasil diskusi siswa, nilai tertinggi dicapai oleh

kelompok dua dengan nilai 100, kelompok satu mendapat nilai 73, kelompok tiga

mendapat nilai 45, kelompok empat memperoleh nilai 95. Pertemuan kedua,

semua kelompok sudah bisa menerima rekan kerjannya, meskipun ada yang

belum, karena siswa masih ada yang malas tidak mau bekerja. Pembagian tugas

sudah mulai rata diberikan tiap kelompoknya karena soal yang diberikan

menggunakan metode penyusutan garis lurus jadi setiap siswa semua bekerja

sesuai dengan soalnya. Hasil diskusi siswa, kelompok satu dan dua mendapat nilai

66

88, dan kelompok tiga mendapat 63 serta kelompok empat mendapat nilai 80.

(lampiran 23, halaman 140)

Siklus II, tiap kelompok sudah ada peningkatan dalam berkelompok dan

berdiskusi. Pertemuan pertama, tiap kelompok sudah bisa membagi tugasnya

sesuai dengan soal yang diberikan. Hasil diskusi siswa untuk kelompok satu

mendapat nilai 100, kelompok dua mendapat nilai 88 dan kelompok tiga dan

empat mendapat nilai 87. Pertemuan kedua, kerjasama sudah berjalan dengan baik

masih ada siswa yang kurang bekerjasama masih malas - malasan. Hasil diskusi

siswa menunjukan nilai yang kelompok satu mendapat nilai 84, kelompok dua 97,

kelompok empat mendapat nilai 89 dan kelompok empat mendapat nilai 62.

(lampiran 38, halaman 184)

Selain itu perubahan juga dapat dilihat dari hasil ketuntasan hasil belajar

sebelum dilakukan pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan hasil ketuntasan

hasil belajar setelah menggunakan metode kooperatif tipe STAD. Nilai awal yang

diperoleh dari hasil ulangan harian dijadikan dasar ukuran perhitungan ketuntasan

hasil belajar tiap siklus. Materi tiap - tiap siklus merupakan meteri pengulangan.

Hasil analis terhadap hasil belajar siswa menunjukan bahwa dari siklus I sampai

siklus II mengalami peningkatan. Rata - rata hasil belajar siswa pada siklus I

sebesar 58,68 dan ketuntasan belajar sebesar 47,36 %. Ketidaktuntasan hasil

belajar individu pada siklus I sebanyak 10 siswa atau 52,63 %. Sepuluh siswa

yang belum tuntas terdiri dari tiga siswa dari kelompok satu atau tim Gank Boyo

RT 01 RW XI, dua siswa dan satu siswa tidak ikut tes dari kelompok dua atau

Tim Gank Boyo RT 02 RW XI, tiga siswa dari kelompok tiga atau Tim Gank

67

Boyo RT 03 RW XI, dan dua siswa dari kelompok empat atau Tim Gank Boyo

RT 04 RW XI. Ketidaktuntasan hasil belajar siswa dikarenakan siswa masih

menghafal metode penyusutan apa yang akan dipakai dalam soal tersebuit, atau

salah memasukan rumus perhitunganya. (lampiran 23, halaman 140). Rata - rata

belajar siswa pada siklus II sebesar 85,34 dan ketuntasan belajar sebesar 94,73%.

Ketidaktuntasan hasil belajar individu pada siklus II, sebanyak satu siswa atau

5,27%. Satu siswa dari kelompok tiga atau Tim Gank Boyo RW 03 Rw XI,

(lampiran 39, halaman 186)

Hal tersebut menunjukan bahwa terjadi peningkatan pemahaman siswa

terhadap materi yang dipelajari melalui kegiatan ynng telah dilaksanakan

siswa.hal ini menunjukan bahwa ketuntasan hasil belajar siswa sudah masuk

dalam criteria ketuntasan belajar yaitu lebih dari atau sama dengan 75%. Hal ini

berarti, dengan diterapkan pembelajaran dengan model kooperatif tipe STAD

toleransi,motivasi dan hasil belajar siswa mengalami peningkatan.

Guru dalam penyampaian materi pelajaran juga sudah mengalami perubahan

lebih bai dibanding sebelum diterapkan model kooperatif tipe STAD. Guru

member motivasi sehingga kondisi kelas tercipta suasana belajar yang baik. Guru

membimbing siswa bekerja dengan kelompok dalammengerjakan soal yang

diberikan dan berdiskusi. Guru juga memberikan arahan bagaimana mengerjakan

soal kedalam lembar kerja siswa, dan memantau jalanya diskusi.

Hasil observasi guru siklus I sebesar 68,09 % (lampiran 18, halaman 129).

pada siklus II sebesar 85,23 %, (lampiran 34,halaman 178). Dari data tersebut

menunjukan adanya kenaikan kinerja guru secara baik dari siklus I dan siklus II.

68

Guru berusaha memperbaiki kekurangan - kekurangan dlam proses pembelajaran,

dari cara penyampaian tujuan pembelajaran dan motivasi siswa. Hasil observasi

guru dalam menerapkan pembelajaran kooperatif tipe STAD dari siklus satu ke

siklus dua sudah sbaik. Siklus I, guru melaksanakan langkah pembelajaran yang

sudah disusun, meskipun belum maksimal, masih ada yang terlewatkan. Siklus II,

kinerja guru sudah semakin baik karena guru telah melakukan langkah - langkah

embelajaran dengan baik, mungkin itu karena sudah terbiasa.

Pembelajaran dengan menggunakan kooperatif tipe STAD ini guru dapat

mengarahkan siswa dari segi motivasi, toeransi, dan hasil belajarnya menjadi

lebih baik.Keaktifan siswa pun berjalan baik, siswa bisa saling membantu

temanya yang belum bisa, dan lebih aktif dalam kelas dan aktif untuk

mengungkapkan hasilnya didepan kelas satta presentasi.Indikator dalam penelitian

tindakan kelas ini merupakan titik tolak ukur keberhasilan adana penelitian

tindakan kelas ini. Apabila belum berhasil itu karena dalam siklus I belum

berjalan baik seperti siklus II. Belum tercapainya penelitian ini disebabkan oleh

masih ada permasalahan pada siklus I:

1. Langkah - langkah pembelajaran kooperatif tipe STAD belum

tersampaikan dengan baik.

2. Penyampain pelajaran guru hanya memberikan gambaran dan poin -

poinya saja.

3. Banyak siswa yang belum siap menerima pelajaran , masih sibuk dengan

kegiatanya, buku catatan, buku paket dan alat tulis belum siap.

69

4. Siswa belum terbiasa menggunakan pembelajaran STAD, maka mereka

masih bingung.

5. Siswa belum bisa menerima teman dalam timnya saat bekerja dalam

kelompok.

6. Siswa yang malas - malasan malah ramai sendiri dan lebih mengandalkan

teman yang pintar yang mengerjakan tugas dalam setiap kelompok.

Pada pelaksanaan siklus II guru berusaha untuk melakukan perbaikan daari

kekurangan yang terjadi dalam siklus I. Maka guru harus melaksanakan siklus II

untuk lebih memperhatikan proses pembelajaran:

1. Mempersiapkan dan merencanakan rencana pelaksanaan pembelajaran

dengan sebaik mungkin.

2. Guru lebih mengoptimalkan dalam pemberian materi dan memperjelaskan

kepada siswa tentang langkah - langkah pembelajaran STAD.

3. Guru memberikan bimbingan, arahan dan dukungan / motivasi siswa

supaya berperan aktif dalam kelompoknya dan dalam penyampaian saat

presentasi.

4. Guru terjun langsung melihat siswa dalam kelompoknya sudah saling

bekerjasama atau malas - malasan.

Pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe

STAD dapat dijadikan sebagai salah satu alternative untuk meningkatkan

keaktifan dan motivasi siswa dalam proses pembelajaran, sehingga dalam

kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan baik. Penggunaan pembelajaran

70

kooperatif tipe STAD sudah terbukti dapat menigkatkan aktivitas dan hasil belajar

siswa kelas XI Akuntansi pada mata pelajaran akuntansi pokok bahasan

mengelola aktiva tetap semester 2 2011/2012 SMK MASEHI PSAK Ambarawa.