bab iv hasil penelitian dan pembahasan 1.1 4.1

16
1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Deskrispsi Awal 4.1.1 Rencana Minat siswa dalam pembelajaran matematika rendah. Sebagai akibatnya hasil belajar yang diperolehpun sulit mencapai hasil yang diharapkan. Padahal minat dalam suatu kegiatan sangat penting untuk memusatkan perhatian siswa terhadap suatu kegiatan. Minat siswa terhadap suatu pembelajaran akan sangat menentukan ketercapaian hasil belajar. Pada kondisi awal penelitian dengan kompetensi dasar 2.1 mengenal satuan debit hasil belajar siswa rendah. Hal ini ditunjukkan dengan perolehan rata-rata nilai kelas yang hanya memperoleh 51 jauh di bawah KKM Matematika 65. Ketuntasan belajar siswa juga rendah hanya memperoleh persentase sebesar 14% saja yang artinya dari 22 siswa hanya 3 siswa yang tuntas dalam belajar sedangkan 19 siswa belum tuntas. Padahal target peneliti 75%. 4.1.2 Tindakan Dalam pembelajaran siklus I guru menngunakan pembelajaran yang berpusat pada guru. Segala informasi materi pembelajaran hanya disampaikan oleh guru. Guru kurang melibatkan siswa untuk aktif dalam pembelajaran. Sehingga pada akhir pembelajaran pada saat dilaksanakan tes formatif hasil belajar siswa rendah setelah penulis melakukan analisis nilai. 4.1.3 Observasi Hasil belajar siswa pada kondisi awal dengan kompetensi dasar 2.1 Mengenal satuan debit dari nilai rata-rata kelas siswa mencapai 51 saja, jauh di bawah KKM Matematika 65. Ketuntasan belajar siswa juga rendah hanya memperoleh persentase sebesar 14% saja yang artinya dari 22 siswa hanya 3 siswa yang tuntas dalam belajar sedangkan 19 siswa belum tuntas. Padahal target peneliti 75%. Dapat dilihat pada tabel dan grafik di bawah ini:

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

1

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1.1 Deskrispsi Awal

4.1.1 Rencana

Minat siswa dalam pembelajaran matematika rendah. Sebagai akibatnya hasil

belajar yang diperolehpun sulit mencapai hasil yang diharapkan. Padahal minat dalam

suatu kegiatan sangat penting untuk memusatkan perhatian siswa terhadap suatu

kegiatan. Minat siswa terhadap suatu pembelajaran akan sangat menentukan

ketercapaian hasil belajar. Pada kondisi awal penelitian dengan kompetensi dasar 2.1

mengenal satuan debit hasil belajar siswa rendah. Hal ini ditunjukkan dengan perolehan

rata-rata nilai kelas yang hanya memperoleh 51 jauh di bawah KKM Matematika 65.

Ketuntasan belajar siswa juga rendah hanya memperoleh persentase sebesar 14% saja

yang artinya dari 22 siswa hanya 3 siswa yang tuntas dalam belajar sedangkan 19 siswa

belum tuntas. Padahal target peneliti 75%.

4.1.2 Tindakan

Dalam pembelajaran siklus I guru menngunakan pembelajaran yang berpusat

pada guru. Segala informasi materi pembelajaran hanya disampaikan oleh guru. Guru

kurang melibatkan siswa untuk aktif dalam pembelajaran. Sehingga pada akhir

pembelajaran pada saat dilaksanakan tes formatif hasil belajar siswa rendah setelah

penulis melakukan analisis nilai.

4.1.3 Observasi

Hasil belajar siswa pada kondisi awal dengan kompetensi dasar 2.1 Mengenal

satuan debit dari nilai rata-rata kelas siswa mencapai 51 saja, jauh di bawah KKM

Matematika 65. Ketuntasan belajar siswa juga rendah hanya memperoleh persentase

sebesar 14% saja yang artinya dari 22 siswa hanya 3 siswa yang tuntas dalam belajar

sedangkan 19 siswa belum tuntas. Padahal target peneliti 75%. Dapat dilihat pada tabel

dan grafik di bawah ini:

2

0

1

2

3

4

5

6

100 90 80 70 60 50 40 30 20 10

Tabel 4.1

Hasil Belajar Siswa Kondisi Awal

No Nilai Banyaknya Siswa Jumlah Nilai Persentase (%)

1 100 0 0 0

2 90 0 0 0

3 80 2 160 9

4 70 1 70 5

5 60 5 300 23

6 50 6 300 27

7 40 5 200 23

8 30 3 90 13

9 20 0 0 0

10 10 0 0 0

Jumlah 22 1120 100

Rata-rata 51

Grafik 4.1

Grafik Rekapitulasi Hasil Belajar Kondisi Awal

4.1.4 Refleksi

Dari data yang ada maka penulis merencanakan penelitian tindakan kelas

dengan mencoba menerapkan metode debate, metode debate adalah adalah model

belajar dengan sintaks siswa menjadi 2 kelompok kemudian duduk berhadapan, siswa

membaca materi bahan ajar untuk dicermati oleh masing-masing kelompok, sajian

3

presentasi hasil bacaan oleh perwakilan salah satu kelompok kemudian ditanggapi oleh

kelompok lainnya. Dengan demikian siswa diajak untuk belajar mandiri dan mengujinya

secara mandiri pula dengan dibimbing guru. Pola pembelajaran seperti ini akan

memberikan kebermaknaan.

1.2 Deskrispsi Siklus I

1.2.1 Rencana

Kegiatan penelitian dimulai dengan perencanaan tindakan siklus I yang tertuang

pada Rencana Perbaikan Pembelajaran pada Siklus I dengan memilih kompetensi dasar

2.1 mengenal satuan debit dalam kegiatan rencana ini penulis melakukan serangkaian

kegiatan: (1) menentukan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang akan digunakan

dalam penelitian, (2) menentukan teknik/metode untuk mengatasi masalah yang diteliti, (3)

menentukan hari dan tanggal Rencana Pelaksanaan Pembelajaran siklus I, (4) membuat

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran sesuai materi yang dipilih siklus I, (5) menyiapkan

media yang digunakan, (6) melakukan komunikasi dengan kepala sekolah untuk

mendapatkan ijin dan dukungan baik saran maupun izin penggunaan sarana sekolah, (7)

menunjuk dan melakukan komunikasi dengan pengamat yang akan memberikan refleksi

berupa kekuatan dan kelemahan pembelajaran yang penulis laksanakan.

1.2.2 Tindakan

Dari proses latihan ke proses bermakna dan dilanjutkan proses berpikir intuitif

dan analitik merupakan usaha yang luar biasa untuk selalu meningkatkan mutu

pembelajaran. Reaksi-reaksi positif untuk perubahan mempunyai dampak perkembangan

kurikulum sekolah yang dinamis. Penulis memilih metode debate sebagai alternatif untuk

meningkatkan hasil belajar siswa. Metode debate adalah model belajar dengan sintaks

siswa menjadi 2 kelompok kemudian duduk berhadapan, siswa membaca materi bahan

ajar untuk dicermati oleh masing-masing kelompok, sajian presentasi hasil bacaan oleh

perwakilan salah satu kelompok kemudian ditanggapi oleh kelompok lainnya. Dengan

demikian siswa diajak untuk belajar mandiri dan mengujinya secara mandiri pula dengan

dibimbing guru. Pola pembelajaran seperti ini akan memberikan kebermaknaan.

4

Adapun langkah-langkah pembelajaran pada siklus I sebagai berikut:

Pertemuan 1

1. Kegiatan Awal (10 menit)

a. Guru membuka kegiatan dengan salam.

b. Berdoa

c. Guru melakukan pre tes.

d. Guru memberi pengantar materi yang akan dipelajari.

2. Kegiatan Inti (50 menit)

a. Eksplorasi

1) Guru menerapkan tindakan yang mengacu pada skenario

pembelajaran

2) Siswa mendengarkan penjelasan singkat guru tentang mengubah antar

satuan volume kubik dan mengubah antar satuan volume liter materi

yang dipelajari dan materi yang akan didiskusikan melalui perdebatan.

Guru telah menyampaikan tindakan yang akan diujicobakan pada

pertemuan minggu kemarin agar kegiatan belajar mengajar tidak

terganggu serta berjalan wajar.

3) Guru menyampaikan aturan main (rule of game) serta semua hal,

tahapan atau langkah yang harus dilaksanakan dalam kegiatan

perdebatan nanti.

b. Elaborasi

1) Guru membagi 2 (dua) kelompok siswa yang saling berhadapan, yakni

pro (setuju) dan pihak kontra (tidak setuju) dengan jumlah anggota

yang sama.

2) Guru mengingatkan kembali cara-cara berkomunikasi dan berpendapat

yang efektif dan benar serta poin-poin utama yang harus siswa pegang

dari kegiatan debat.

3) Setelah itu guru menunjuk salah satu anggota kelompok untuk

berbicara/menyampaikan pemikirannya kemudian ditanggapi/dibahas

oleh kelompok yang lawan, demikian seterusnya sampai diharapkan

seluruh siswa bisa mengemukakan pendapatnya.

5

4) Sementara siswa menyampaikan gagasannya guru menulis pointer/inti

ide-ide dari setiap siswa di lembar/catatan guru yang ditempel di

tembok, baik yang pro ataupun yang kontra. Dari catatan ini guru dapat

melihat distribusi siswa yang aktif dan yang kurang/tidak aktif.

5) Untuk mempermudah proses pencatatan ide dan nama-nama siswa

selama perdebatan berlangsung guru memberikan semacam Kartu

pengenal bernomor yang berbeda warna pada 2 kelompok tersebut.

c. Konfirmasi

1) Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya hal-hal yang belum

dipahami.

2) Bersama dengan siswa guru menyimpulkan materi pembelajaran.

3. Kegiatan Akhir (10 menit)

a. Guru melakukan kegiatan post tes.

b. Tindak lanjut berupa tugas rumah untuk pemantapan materi.

Pertemuan 2

1. Kegiatan Awal (10 menit)

a. Guru membuka kegiatan dengan salam.

b. Berdoa

c. Guru melakukan pre tes.

d. Guru memberi pengantar materi yang akan dipelajari.

e. Memotivasi siswa dengan memberikan informasi materi dan tujuan

pembelajaran yang akan dilaksanakan.

2. Kegiatan Inti (50 menit)

a. Eksplorasi

1) Guru menerapkan tindakan yang mengacu pada skenario

pembelajaran

2) Siswa mendengarkan penjelasan singkat guru tentang mengubah

satuan debit antar satuan volume materi yang dipelajari dan materi

yang akan didiskusikan melalui perdebatan. Guru telah menyampaikan

tindakan yang akan diujicobakan pada pertemuan minggu kemarin

agar kegiatan belajar mengajar tidak terganggu serta berjalan wajar.

6

3) Guru menyampaikan aturan main (rule of game) serta semua hal,

tahapan atau langkah yang harus dilaksanakan dalam kegiatan

perdebatan nanti.

b. Elaborasi

1) Guru membagi 2 (dua) kelompok siswa yang saling berhadapan, yakni

pro (setuju) dan pihak kontra (tidak setuju) dengan jumlah anggota

yang sama.

2) Guru mengingatkan kembali cara-cara berkomunikasi dan berpendapat

yang efektif dan benar serta poin-poin utama yang harus siswa pegang

dari kegiatan debat.

3) Setelah itu guru menunjuk salah satu anggota kelompok untuk

berbicara/menyampaikan pemikirannya kemudian ditanggapi/dibahas

oleh kelompok yang lawan, demikian seterusnya sampai diharapkan

seluruh siswa bisa mengemukakan pendapatnya.

4) Sementara siswa menyampaikan gagasannya guru menulis pointer/inti

ide-ide dari setiap siswa di lembar/catatan guru yang ditempel di

tembok, baik yang pro ataupun yang kontra. Dari catatan ini guru dapat

melihat distribusi siswa yang aktif dan yang kurang/tidak aktif.

Untuk mempermudah proses pencatatan ide dan nama-nama siswa

selama perdebatan berlangsung guru memberikan semacam Kartu

pengenal bernomor yang berbeda warna pada 2 kelompok tersebut.

c. Konfirmasi

1) Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya hal-hal yang belum

dipahami.

2) Bersama dengan siswa guru menyimpulkan materi pembelajaran.

3. Kegiatan Akhir (10 menit)

a. Guru melakukan kegiatan post tes.

b. Tindak lanjut berupa tugas rumah untuk pemantapan materi.

Pertemuan 3

Melaksanakan tes Formatif

7

0

2

4

6

8

10

100 90 80 70 60 50 40 30 20 10

1.2.3 Observasi

Hasil belajar siswa pada siklus I dengan kompetensi dasar 2.1 Mengenal satuan

debit dari nilai rata-rata kelas siswa mencapai 64 di bawah KKM Matematika 65.

Ketuntasan belajar siswa juga rendah hanya memperoleh persentase sebesar 36% artinya

dari 22 siswa ada 8 siswa yang tuntas dalam belajar sedangkan 14 siswa belum tuntas.

Padahal target peneliti 75%. Dapat dilihat pada tabel dan grafik di bawah ini:

Tabel 4.2

Hasil Belajar Siswa Siklus I

No Nilai Banyaknya Siswa Jumlah Nilai Persentase (%)

1 100 0 0 0

2 90 2 180 9

3 80 3 240 14

4 70 3 210 14

5 60 10 600 45

6 50 2 100 9

7 40 2 80 9

8 30 0 0 0

9 20 0 0 0

10 10 0 0 0

Jumlah 22 1410 100

Rata-rata 64

Grafik 4.2

Grafik Rekapitulasi Hasil Belajar Siklus I

8

1.2.4 Refleksi

Dari data yang ada maka penulis merencanakan penelitian tindakan kelas

dengan mencoba menerapkan metode debate, metode debate adalah adalah model

belajar dengan sintaks siswa menjadi 2 kelompok kemudian duduk berhadapan, siswa

membaca materi bahan ajar untuk dicermati oleh masing-masing kelompok, sajian

presentasi hasil bacaan oleh perwakilan salah satu kelompok kemudian ditanggapi oleh

kelompok lainnya. Dengan demikian siswa diajak untuk belajar mandiri dan mengujinya

secara mandiri pula dengan dibimbing guru. Pola pembelajaran seperti ini akan

memberikan kebermaknaan. Berdasarkan data hasil belajar maka diperoleh peningkatan

hasil belajar siswa yang pada kondisi awal mencapai nilai rata-rata kelas hanya 51 maka

pada siklus I telah mencapai 64 terjadi peningkatan sebesar 13. Sedangkan ketuntasan

belajar siswa dari kondisi awal hanya 14% pada siklus I mencapai 36% terjadi peningkatan

22%. Namun karena belum mencapai target penulis maka penluis melanjutkan pada siklus

II dengan menerapkan metode debate.

1.3 Deskrispsi Siklus II

1.3.1 Rencana

Kegiatan penelitian dimulai dengan perencanaan tindakan siklus II yang tertuang

pada Rencana Perbaikan Pembelajaran pada Siklus II dengan memilih kompetensi dasar

2.2 menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan satuan debit dalam kegiatan rencana

ini penulis melakukan serangkaian kegiatan: (1) menentukan standar kompetensi dan

kompetensi dasar yang akan digunakan dalam penelitian, (2) menentukan teknik/metode

untuk mengatasi masalah yang diteliti, (3) menentukan hari dan tanggal Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran siklus I, (4) membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

sesuai materi yang dipilih siklus I, (5) menyiapkan media yang digunakan, (6) melakukan

komunikasi dengan kepala sekolah untuk mendapatkan ijin dan dukungan baik saran

maupun izin penggunaan sarana sekolah, (7) menunjuk dan melakukan komunikasi

dengan pengamat yang akan memberikan refleksi berupa kekuatan dan kelemahan

pembelajaran yang penulis laksanakan.

9

1.3.2 Tindakan

Metode debate adalah model belajar dengan sintaks siswa menjadi 2 kelompok

kemudian duduk berhadapan, siswa membaca materi bahan ajar untuk dicermati oleh

masing-masing kelompok, sajian presentasi hasil bacaan oleh perwakilan salah satu

kelompok kemudian ditanggapi oleh kelompok lainnya. Dengan demikian siswa diajak

untuk belajar mandiri dan mengujinya secara mandiri pula dengan dibimbing guru. Pola

pembelajaran seperti ini akan memberikan kebermaknaan.

Adapun langkah-langkah pembelajaran pada siklus II sebagai berikut:

Pertemuan 1

1. Kegiatan Awal (10 menit)

a. Guru membuka kegiatan dengan salam.

b. Berdoa

c. Guru melakukan pre tes.

d. Guru memberi pengantar materi yang akan dipelajari.

2. Kegiatan Inti (50 menit)

a. Eksplorasi

1) Guru menerapkan tindakan yang mengacu pada skenario pembelajaran.

2) Siswa mendengarkan penjelasan singkat guru tentang satuan debit dan

menghitung debit air jika volume dan waktu diketahui materi yang

dipelajari dan materi yang akan didiskusikan melalui perdebatan. Guru

telah menyampaikan tindakan yang akan diujicobakan pada pertemuan

minggu kemarin agar kegiatan belajar mengajar tidak terganggu serta

berjalan wajar.

3) Guru menyampaikan aturan main (rule of game) serta semua hal,

tahapan atau langkah yang harus dilaksanakan dalam kegiatan

perdebatan nanti.

b. Elaborasi

1) Guru membagi 2 (dua) kelompok siswa yang saling berhadapan, yakni

pro (setuju) dan pihak kontra (tidak setuju) dengan jumlah anggota yang

sama. Tiap kelompok melakukan kegiatan di bawah ini:

Coba kerjakan bersama kelompokmu!

Ayo, kita bentuk kelompok! Setiap kelompok terdiri atas 4 orang.

10

a) Siapkanlah sebuah botol yang diketahui volumenya, sebuah

ember, jam atau stopwatch, dan air secukupnya!

b) Isi botol dengan air sampai penuh. Setelah itu, tuang isi botol ke

dalam ember dengan posisi tegak. Catat waktu yang diperlukan

untuk mengosongkan botol tersebut!

c) Isi kembali botol dengan air sampai penuh. Setelah itu, tuang

isinya ke dalam ember dengan posisi botol mendatar. Catat waktu

yang diperlukan untuk mengosongkan botol tersebut!

d) Buatlah kesimpulan dari kegiatan di atas! Sampaikan

kesimpulanmu di depan kelas!

e) Sekarang, mari kita bahas bersama-sama.

2) Guru mengingatkan kembali cara-cara berkomunikasi dan berpendapat

yang efektif dan benar serta poin-poin utama yang harus siswa pegang

dari kegiatan debat.

3) Setelah itu guru menunjuk salah satu anggota kelompok untuk

berbicara/menyampaikan pemikirannya kemudian ditanggapi/dibahas

oleh kelompok yang lawan, demikian seterusnya sampai diharapkan

seluruh siswa bisa mengemukakan pendapatnya.

4) Sementara siswa menyampaikan gagasannya guru menulis pointer/inti

ide-ide dari setiap siswa di lembar/catatan guru yang ditempel di tembok,

baik yang pro ataupun yang kontra. Dari catatan ini guru dapat melihat

distribusi siswa yang aktif dan yang kurang/tidak aktif.

5) Untuk mempermudah proses pencatatan ide dan nama-nama siswa

selama perdebatan berlangsung guru memberikan semacam Kartu

pengenal bernomor yang berbeda warna pada 2 kelompok tersebut.

c. Konfirmasi

1) Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya hal-hal yang belum

dipahami.

2) Bersama dengan siswa guru menyimpulkan materi pembelajaran.

3. Kegiatan Akhir (10 menit)

a. Guru melakukan kegiatan post tes.

b. Tindak lanjut berupa tugas rumah untuk pemantapan materi.

11

Pertemuan 2

1. Kegiatan Awal (10 menit)

a. Guru membuka kegiatan dengan salam.

b. Berdoa

c. Guru melakukan pre tes.

d. Guru memberi pengantar materi yang akan dipelajari.

e. Memotivasi siswa dengan memberikan informasi materi dan tujuan

pembelajaran yang akan dilaksanakan.

2. Kegiatan Inti (50 menit)

a. Eksplorasi

1) Guru menerapkan tindakan yang mengacu pada skenario

pembelajaran

2) Siswa mendengarkan penjelasan singkat guru tentang menghitung

volume air jika debit dan waktu diketahui dan menghitung waktu jika

volume air dan debit diketahui materi yang dipelajari dan materi yang

akan didiskusikan melalui perdebatan. Guru telah menyampaikan

tindakan yang akan diujicobakan pada pertemuan minggu kemarin

agar kegiatan belajar mengajar tidak terganggu serta berjalan wajar.

3) Guru menyampaikan aturan main (rule of game) serta semua hal,

tahapan atau langkah yang harus dilaksanakan dalam kegiatan

perdebatan nanti.

b. Elaborasi

1) Guru membagi 2 (dua) kelompok siswa yang saling berhadapan, yakni

pro (setuju) dan pihak kontra (tidak setuju) dengan jumlah anggota

yang sama.

2) Guru mengingatkan kembali cara-cara berkomunikasi dan berpendapat

yang efektif dan benar serta poin-poin utama yang harus siswa pegang

dari kegiatan debat.

3) Setelah itu guru menunjuk salah satu anggota kelompok untuk

berbicara/menyampaikan pemikirannya kemudian ditanggapi/dibahas

oleh kelompok yang lawan, demikian seterusnya sampai diharapkan

seluruh siswa bisa mengemukakan pendapatnya.

12

4) Sementara siswa menyampaikan gagasannya guru menulis pointer/inti

ide-ide dari setiap siswa di lembar/catatan guru yang ditempel di

tembok, baik yang pro ataupun yang kontra. Dari catatan ini guru dapat

melihat distribusi siswa yang aktif dan yang kurang/tidak aktif.

Untuk mempermudah proses pencatatan ide dan nama-nama siswa

selama perdebatan berlangsung guru memberikan semacam Kartu

pengenal bernomor yang berbeda warna pada 2 kelompok tersebut.

c. Konfirmasi

1) Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya hal-hal yang belum

dipahami.

2) Bersama dengan siswa guru menyimpulkan materi pembelajaran.

3. Kegiatan Akhir (10 menit)

a. Guru melakukan kegiatan post tes.

b. Tindak lanjut berupa tugas rumah untuk pemantapan materi.

Pertemuan 3

Melaksanakan tes Formatif

1.3.3 Observasi

Hasil belajar siswa pada siklus II dengan kompetensi dasar 2.2 menyelesaikan

masalah yang berkaitan dengan satuan debit dari nilai rata-rata kelas siswa mencapai 82

di atas KKM Matematika 65. Ketuntasan belajar siswa telah mencapai 96% artinya dari 22

siswa ada 21 siswa yang tuntas dalam belajar sedangkan 1 siswa belum tuntas. Telah

mencapai target peneliti yang hanya sebesar 75%. Dapat dilihat pada tabel dan grafik di

bawah ini:

13

0

1

2

3

4

5

6

7

100 90 80 70 60 50 40 30 20 10

Tabel 4.3

Hasil Belajar Siswa Siklus II

No Nilai Banyaknya Siswa Jumlah Nilai Persentase (%)

1 100 5 500 23

2 90 4 360 18

3 80 5 400 23

4 70 7 490 32

5 60 1 60 4

6 50 0 0 0

7 40 0 0 0

8 30 0 0 0

9 20 0 0 0

10 10 0 0 0

Jumlah 22 1810 100

Rata-rata 82

Grafik 4.3

Grafik Rekapitulasi Hasil Belajar Siklus II

1.3.4 Refleksi

Berdasarkan data hasil belajar maka diperoleh peningkatan hasil belajar siswa

yang pada siklus I mencapai nilai rata-rata kelas 64 maka pada siklus II telah mencapai 82

terjadi peningkatan sebesar 18. Sedangkan ketuntasan belajar siswa dari siklus I

14

mencapai 36%, pada siklus II telah mencapai 96% terjadi peningkatan 60%. Karena telah

target penulis maka penulis menghentikan penelitian sampai pada siklus II saja.

1.4 Pembahasan

1. Berikut ini akan peneliti sajikan tabel Perbandingan Pelaksanaan Pembelajaran

Kondisi Awal, Siklus I, Siklus II.

Tabel 4.4

Perbandingan Pelaksanaan Pembelajaran Kondisi Awal, Siklus I, Siklus II

No Kondisi Awal Siklus I Siklus II

1 Pembelajaran dilaksanakan

dengan metode tanyajawab,

ceramah, diskusi,

demonstrasi menyebabkan

hasil belajar siswa rendah.

Pembelajaran

dilaksanakan dengan

metode debate dapat

meningkatkan hasil

belajar matematika.

Pembelajaran

dilaksanakan dengan

metode debate dapat

meningkatkan hasil

belajar matematika.

2. Berikut ini akan peneliti sajikan tabel Perbandingan Hasil Belajar Siswa Kondisi

Awal, Siklus I, Siklus II

Tabel 4.5

Perbandingan Hasil Belajar Siswa Kondisi Awal, Siklus I, Siklus II

No Kondisi Awal Siklus I Siklus II Refleksi

1 Ulangan harian

pada Kondisi

Awal Nilai

terendah: 30

Nilai tertinggi: 80

Nilai rata-rata:

51

Ulangan harian

pada siklus I

Nilai terendah:

40

Nilai tertinggi: 90

Nilai rata-rata:

64

Ulangan harian

pada siklus II

Nilai terendah:

60

Nilai tertinggi:

100

Nilai rata-rata:

82

Dari Kondisi Awal

sampai Siklus II

terdapat peningkatan

hasil belajar siswa

dari 51 menjadi 82

meningkat sebesar

31%

15

NILAI TERTINGGI

NILAI TERENDAHRATA-RATA

0

20

40

60

80

100

KONDISIAWAL

SIKLUS ISIKLUS II

NILAI TERTINGGI

NILAI TERENDAH

RATA-RATA

KONDISI AWAL

SIKLUS I

SIKLUS II

3. Berikut ini akan peneliti sajikan tabel Perbandingan hasil belajar Kondisi Awal,

Siklus I, Siklus II.

Grafik 4.4

Perbandingan Hasil Belajar Kondisi Awal, Siklus I, Siklus II

4. Berikut ini akan peneliti sajikan tabel Perbandingan Ketuntasan Belajar Kondisi

Awal, Siklus I, Siklus II.

Tabel 4.5

Perbandingan Ketuntasan Belajar Kondisi Awal, Siklus I, Siklus II

Berdasarkan grafik 4.4 di atas dapat dilihat terjadi peningkatan hasil belajar

siswa, yang dapat dilihat terjadi peningkatan perolehan nilai tertinggi, nilai terendah,

16

rata-rata kelas tiap siklus meningkat. Sedangkan pada grafik 4.5 terjadi peningkatan

ketuntasan belajar siswa tiap siklus.

Hal ini membuktikan bahwa metode Debate dalam kelas memiliki tujuan

ganda yaitu memfasilitasi siswa untuk berpikir kritis dan analisis serta sebagai

perangkat otentik untuk mengetahui ranah pengetahuan. Metode Debate merupakan

teknik yang sangat baik untuk mengetahui kemampuan berargumen siswa. Menurut

hasil penelitian terungkap bahwa metode debate dapat meningkatkan kemampuan

siswa dalam menyampaikan argumentasi dengan benar hal ini menunjukkan

pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran yang disampaikan guru (Roestiyah,

2008:148).

Metode debate itu kelebihannya adalah: (1) siswa yang ikut serta dalam

perdebatan memiliki kesempatan untuk mencari, mendengarkan dan menikamati

belajar, (2) membantu siswa membuat keputusan penting dan menjadi pendengar

kritis, (3) perdebatan membantu siswa untuk bekerja sama memahami masalah

umum, (4) perdebatan memungkinkan siswa untuk mencari ide-ide dan argumen

yang mendukung pernyataan mereka, (5) perdebatan merupakan cara-cara efektif

memperoleh pengetahuan karena argumen harus didukung informasi, yang relevan,

akurat dan lengkap, (6) perdebatan membawa siswa untuk belajar mengenali unsur-

unsur argumen yang baik dan mengembangkan kemampuan berbicara sehingga

mereka lebih percaya diri.

Metode debate itu kelebihannya adalah (Roestiyah, 2008:148-149): (1)

metode ini dapat menyajikan kedua segi permasalahan, (2) mendorong adanya

analisis dari kelompok, (3) menyampaikan fakta dari dua sisi masalah, (3)

membangkitkan motivasi siswa, (4) dapat dipakai pada kelompok besar.