bab iv hasil penelitian dan pembahasan 1.1...
TRANSCRIPT
58
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1.1 PELAKSANAAN TINDAKAN
Pada pelaksanaan tindakan meliputi tiga sub judul yaitu deskripsi prasiklus,
deskripsi siklus I, dan deskripsi siklus II. Dari sub judul tersebut akan di uraikan
satu-persatu. Yang pertama pada deskripsi prasiklus ini menjelaskan kondisi hasil
belajar siswa sebelum diadakannya tindakan penelitian. Sub judul yang kedua
yaitu deskripsi siklus I, pada deskripsi siklus I ini menjelaskan tahap-tahap awal
sampai akhir penelitian yang pertama yaitu tahap perencanaan, kedua tahap
pelaksanaan, ketiga tahap observasi, keempat tahap refleksi dari pelaksanaan
tindakan I. Sub judul yang ketiga yaitu deskripsi siklus II, pada deskripsi siklus II
ini menjelaskan tahap-tahap awal sampai akhir penelitian yang pertama yaitu
tahap perencanaan, kedua tahap pelaksanaan, ketiga tahap observasi, dan yang
keempat tahap refleksi pelaksanaan tindakan siklus II.
1.1.1 Deskripsi Prasiklus
Pada deskripsi prasiklus ini di jelaskan kondisi proses dan hasil belajar IPA
sebelum tindakan penelitian di laksanakan, peneliti melakukan observasi
mengenai hasil belajar pada pelajaran IPA di SDN Sidorejo Lor 02 yang
beralamat di Jl. Imam Bonjol 117 Kecamatan Sidorejo Lor 02 . Observasi tersebut
di lakukan pada hari Senin, 14 November 2016 di kelas 4 SDN Sidorejo Lor 02 .
Subjek penelitian ini yaitu pada siswa kelas 4 yang berbentuk PTK SDN Sidorejo
Lor 02 Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017 yang berjumlah 23 siswa yang
terdiri dari 7 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan.
Pada mata pelajaran IPA di kelas 4 SDN Sidorejo Lor 02 yang diampu
oleh Bapak Suyitno, S.Pd.SD. Beliau sebagai guru kelas 4, ia mengampu semua
mata pelajaran yang diajarkan di kelas 4 kecuali mata pelajaran yang telah diampu
oleh guru-guru lain seperti mata pelajaran Pendidikan Agama, Penjas Orkes,
Bahasa Inggris, dan TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi). Bapak Suyitno
59
adalah seorang Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, beliau menempuh
pendidikan selama jabatannya sebagai seorang guru SD sehingga beliau cukup
berkompeten dalam bidang yang ia ampu.
Berdasarkan hasil observasi yang telah di lakukan, peneliti menemukan
permasalahan yang muncul pada hasil belajar IPA kelas 4. Hasil yang mereka peroleh
dari rekap nilai ulangan dari guru pengampu yang telah peneliti amati nilainya kurang
memuaskan banyak nilai yang masih dibawah KKM. Pada saat pembelajaran IPA
pada materi bagian bunga yang di lakukan oleh wali kelas pembelajaran tersebut
hanya di lakukan dengan metode ceramah.
Guru kelas menganggap metode ceramah sangat efektif untuk menyampaikan
materi pada siswa. Menurut beliau hal yang terpenting adalah materi tersebut dapat
diterima siswa. Guru cenderung mengesampingkan proses belajar secara langsung ke
luar kelas untuk membangun konsep pada materi yang di pelajari.
Selain metode ceramah didalam kelas guru tidak menggunakan media yang
dapat mengembangkan antusias siswa untuk belajar. Pada dasarnya, penggunaan
media untuk merangsang antusias siswa. Media dapat memberikan kesenangan dalam
belajar, sehingga pembelajaran yang disampaikan oleh guru akan lebih mudah
diterima oleh siswa.
Beberapa faktor tersebut menyebabkan pembelajaran yang berlangsung
menjadi kurang efektif. Akibatnya, siswa kesulitan dalam memahami pelajaran yang
disampaikan, siswa cenderung jenuh dan bosan dalam mengikuti pelajaran, aktivitas
siswa lebih mengarah ke luar kegiatan pembelajaran bukan materi yang disampaikan
oleh guru. Hasil observasi aktivitas guru pada prasiklus dijabarkan dalam beberapa
aspek, aspek tersebut dapat di lihat pada tabel berikut.
60
Tabel 4.1 Hasil Observasi Aktivitas Guru Prasiklus
No. Aspek yang Diamati Skor Penilaian Jumlah Skor
0 1
1. Pra pembelajaran 2,3,4 1 1
2. Penyajian Kelas 6,7,8 9 1
3. Pembentukkan kelompok 10,11 2
4. Kerja kelompok 12,13,14
5. Presentasi kelas 15,16,17
6. Tes 18 1
7 Kegiatan Akhir 19,20,20 21 1
Total 15 6 6
Berdasarkan tabel 4.1 hasil observasi aktivitas guru dapat di ketahui hasil penilaian
yang mendapat skor 0 sebanyak 15 item, indikator dengan jumlah 1 sebanyak 6 item
sehingga jumlah skor keseluruhan yang di peroleh 6 skor. Pada aspek pra
pembelajaran terdiri dari 4 indikator yaitu indikator nomor 1,2,3,4. Indikator yang
memperoleh skor 1 yaitu pada indikator 1 sehingga jumlah skor aspek 1 adalah 1
skor. Pada aspek penyajian kelas terdiri dari 4 indikator yaitu indikator 6,7,8,9 untuk
indikator 9 memperoleh skor 1 sehingga skor yang di peroleh aspek 2 ialah 1 skor.
Pada aspek pembentukan kelompok terdiri dari 2 indikator yaitu indikator nomor 10,
11 memperoleh skor 1 sehingga jumlah skor aspek 3 berjumlah 2 skor. Pada aspek
kerja kelompok terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 12,13,14 memperoleh
skor 0 sehingga skor yang di peroleh aspek 4 ialah 0 skor. Pada aspek presentasi kelas
terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 15,16,17 memperoleh skor 0 sehingga
61
skor yang di peroleh aspek 5 ialah 0 skor. Pada aspek tes terdiri dari 1 indikator yaitu
indikator 18 memproleh skor 1 sehingga skor yang di peroleh aspek 6 ialah 1 skor.
Pada aspek kegiatan akhir terdiri dari 4 indikator yaitu indikator 19,20,21,22
indikator yang memproleh skor 1 ialah pada indikator 21 sehingga skor yang di
peroleh aspek 7 ialah 1 skor. Total keseluruhan skor hasil observasi aktivitas guru
prasiklus adalah 6 skor. Untuk lebih jelasnya hasil observasi aktivitas guru prasiklus
dapat di lihat pada diagram 4.1 sebagai berikut.
Diagram 4. 1 Hasil Observasi Aktivitas Guru Prasiklus
0
0.5
1
1.5
2
2.5
1 2 3 4 5 6 7
Sko
r
Aspek yang diamati
62
Tabel 4.2 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Prasiklus
No. Aspek yang Diamati Skor Penilaian Jumlah Skor
0 1
1. Pra Pembelajaran 1,2 2
2. Penyajian Kelas 3,4
3. Pembentukan Kelompok 5,6
4. Kerja Kelompok 7
5. Presentasi Kelas 8
6. Tes 9 1
7 Kegiatan Akhir 10 1
Total 6 4 4
Berdasarkan tabel 4.2 hasil observasi aktivitas guru dapat di ketahui hasil penilaian
yang mendapat skor 0 sebanyak 6 item, indikator dengan jumlah 1 sebanyak 4 item
sehingga jumlah skor keseluruhan yang di peroleh 4 skor. Pada aspek pra
pembelajaran terdiri dari 2 indikator yaitu indikator 1,2 memperoleh skor 1 sehingga
jumlah skor aspek 1 adalah 2 skor. Pada aspek penyajian kelas terdiri dari 2 indikator
yaitu idikator nomor 3,4 memperoleh skor 0 sehingga skor yang di peroleh aspek 2
ialah 0 skor. Pada aspek pembentukan kelompok terdiri dari 2 indikator yaitu
indikator nomor 5,6 memperoleh skor 0 skor sehingga jumlah skor aspek 3 berjumlah
0 skor. Pada aspek kerja kelompok terdiri dari 1 indikator yaitu indikator nomor 7
memperoleh skor 0 sehingga skor yang di peroleh aspek 4 ialah 0 skor. Pada aspek
presentasi kelas terdiri dari 1 indikator yaitu indikator nomor 8 memperoleh skor 0
sehingga skor yang di peroleh aspek 5 ialah 0 skor. Pada aspek tes terdiri dari 1
63
indikator yaitu indikator 9 memperoleh skor 1 sehingga skor yang di peroleh aspek 6
ialah 1 skor. Pada aspek kegiatan akhir terdiri dari 1 indikator yaitu indikator 10
memproleh skor 1 sehingga skor yang di peroleh pada aspek 7 ialah 1 skor. Total
keseluruhan skor hasil observasi aktivitas guru prasiklus adalah 4 skor. Untuk lebih
jelasnya hasil observasi aktivitas siswa prasiklus dapat di lihat pada diagram
4.2 sebagai berikut.
Diagram 4.2 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Prasiklus
0
0.5
1
1.5
2
2.5
1 2 3 4 5 6 7
Sko
r
Aspek yang diamati
64
Tabel 4.3
Destribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Prasiklus
No. Nilai Banyaknya
siswa
Presentase
1. 50-56 4 17,39%
2. 57-63 3 13,04%
3. 64-69 6 26,06%
4. 70-77 4 17,39%
5. 78-84 6 26%
Jumlah 23 100%
Nilai Rata-rata 68,6
Nilai Tertinggi 84
Nilai Terendah 50
Berdasarkan tabel 4.1 di atas dapat di ketahui bahwa siswa yang mendapatkan nilai
50-56 terdapat 4 siswa dengan presentase 17,39% dari jumlah semua siswa, nilai
antara 57-63 terdapat 3 siswa dengan presentse 13,04 % dari jumlah semua siswa,
nilai antara 64-69 terdapat 6 siswa dengan presentase 26,06% dari jumlah semua
siswa, nilai antara 70-77 terdapat 4 siswa dengan presentase 17,39% jumlah semua
siswa, nilai antara 78-84 terdapat 6 siswa dengan presentase 26% dari jumlah semua
siswa. Dari data di atas nilai terendah adalah 50, nilai tertinggi 84 dan nilai rata-rata
dari jumlah siswa yaitu 68, (daftar nilai prasiklus terlampir).
Berdasarkan tabel 4.1 dapat di gambarkan dalam diagram sebagai berikut :
65
Diagram 4.4 Distribusi Frekuensi Nilai IPA Prasiklus
Berdasarkan nilai yang di dapatkan dari hasil ulangan IPA di atas pada siswa
kelas 4 SDN Sidorejo Lor 02 pada semester 1 maka peneliti merasa perlu diadakan
penelitian dengan menerapkan model pembelajaran Kontekstual (Contexstual
Teaching And Learning), sebagai upaya untuk meningkatkan proses dan hasil belajar
IPA melalui penelitian tindakan kelas yang di laksanakan melalui siklus I dan siklus
II.
Berdasarkan nilai ulangan harian IPA pada pokok bahasan perbandingan dan skala
menunjukkan bahwa sebagian besar siswa memperoleh nilai dibawah KKM > 75
dapat di lihat dalam tabel ketuntasan sebagai berikut.
17,39%
13,04%
26,06%
17,39%
26%
0
1
2
3
4
5
6
7
50-56 57-63 64-69 70-77 78-84
Jum
lah
Sis
wa
Rentang nilai IPA prasiklus
Banyaknya siswa
66
Tabel 4.5
Ketuntasan Belajar Prasiklus
Kategori Keterangan Frekuensi Presentase
Tuntas >70 10 43,4 %
Belum Tuntas <70 13 56,5%
Jumlah 23 100%
KKM >70
Berdasarkan tabel 4.5 ketuntasan belajar siswa prasiklus dapat di ketahui bahwa
siswa yang mendapatkan nilai di atas KKM (>70) sebanyak 10 siswa dengan
presentase 43,4 % dari jumlah seluruh siswa, sedangkan siswa yang belum mencapai
KKM (<70) sebanyak 13 dengan presentase 56,6% dari jumlah seluruh siswa. Dari
hasil tersebut dapat di ketahui bahwa presentse jumlah siswa yang telah mencapai
ketuntasan minimal lebih kecil dibandingkan dengan jumlah siswa yang belum
berhasil mencapai ketuntasan minimal. Ketuntasan belajar siswa pada tabel 4.5 dapat
di lihat pada diagram 4.5 sebagai berikut.
67
Diagram 4.6 Ketuntasan belajar Prasiklus
Berdasarkan hasil belajar IPA yang masih rendah yang dibuktikan dengan nilai
ulangan mata pelajaran IPA semester 1 kelas 4 SDN Sidorejo Lor 02 maka peneliti
masih perlu mengadakan perbaikan pembelajaran IPA dengan menerapkan model
Kotekstual (Contexstual Teaching And Learning), sebagai upaya untuk meningkatkan
aktivitas dan hasil belajar mata pelajaran IPA melalui penelitian tindakan kelas yang
di laksanakan sebanyak dua siklus yaitu siklus 1 dan siklus II.
1.1.2 Deskripsi Siklus I
Pada deskripsi siklus ini akan diadakan tentang tahap perencanaan,
tahap pelaksanaan tindakan dan observasi, hasil tindakan dan refleksi. Pada kegiatan
siklus I dibagi menjadi 3 kali pertemuan, masing-masing pertemuan berlangsung
selama 2x35 menit.
1.1.2.1 Tahap Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini yang harus di persiapkan meliputi penyusunan
RPP dan perangkatnya serta perencanaan tes evaluasi yang di lakukan pada
Tuntas 43%
Belum Tuntas 57%
68
pertemuan ketiga pada masing-masing siklusnya. Masing-masing pertemuan
berlangsung selama 2 x 35 menit, dengan rincian sebagai berikut.
1) Pertemuan Pertama
Pada pertemuan pertama siklus I ini di laksanakan pada minggu pertama,
peneliti mempersiapkan segala sesuatu yang dapat mendukung pembelajaran seperti
membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menggunakan model
Kontekstual (Contexstual Teaching And Learning) dengan Kompetensi Dasar 2.4
Menjelaskan hubungan antara struktur bunga serta fungsinya. Indikator pada
pertemuan pertama antara lain (1) menunjukkan bagian-bagian nama bunga (2)
membedakan bunga sempurna dan tidak sempurna (3) menyebutkan fungsi dari
bagian-bagian bunga (4) menyebutkan peran serangga terhadap perkembangbiakan
tumbuhan. Setelah indikator dirumuskan kemudian peneliti meyusun tujuan
pembelajaran yang hendak di capai pada pertemuan pertama. Tujuan pembelajaran
yang hendak di capai pada pertemuan pertama melalui kegiatan pembelajaran
menggunakan model pembelajaran Kontekstual (Contexstual Teaching And
Learning) adalah : (1) melalui pengamatan tumbuhan secara langsung di luar kelas
siswa dapat menyebutkan nama bagian-bagian bunga (2) melalui pengamatan secara
langsung di luar kelas, siswa dapat membedakan bunga sempurna dan tidak
sempurna. (3) melalui diskusi kelompok, siswa dapat menyebutkan paling sedikit 4
fungsi bagian-bagian bunga (4) melalui tanya jawab siswa dapat menyebutkan peran
serangga terhadap perkembangbiakan tumbuhan. Di lanjutkan dengan menyiapkan
materi pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah dibuat yaitu perbedaan bunga
sempurna dan tidak sempurna, bagian-bagian nama bunga, fungsi bagian-bagian
bunga dan peran serangga terhadap perkembangbiakan tumbuhan. Selanjutnya
peneliti menyiapkan media dan alat peraga. Alat peraga ini di gunakan untuk
membantu proses pembelajaran yang berupa bunga sepatu dan bunga-bunga lainnya
seperti bunga bougenvil, anggrek yang berada di luar kelas. Selain itu peneliti juga
mempersiapkan perangkat pembelajaran seperti daftar presensi, lembar kegiatan pada
saat siswa berkelompok dan lembar observasi. Selanjutnya peneliti mempelajari
69
materi yang akan di ajarkan di kelas 4 pada siklus I pertemuan pertama agar
pembelajaran bisa berjalan sesuai tujuan yang ingin di capai.
2) Pertemuan Kedua
Perencanaan pembelajaran pada pertemuan kedua sebagai tindak lanjut pada
pertemuan pertama yang membedakan pertemuan kedua ini adalah materi yang akan
di pelajari yaitu menyebutkan fungsi dari bagian-bagian bunga. Peneliti
mempersiapkan segala sesuatu yang dapat mendukung pembelajaran seperti membuat
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menggunakan model Kontekstual
(Contexstual Teaching And Learning) dengan Kompetensi Dasar 2.4 Menjelaskan
hubungan antara struktur bunga serta fungsinya. Indikator pada pertemuan pertama
antara lain (1) membedakan bunga sempurna dan tidak sempurna (2) menunjukkan
bagian-bagian nama bunga (3) menyebutkan fungsi dari bagian-bagian bunga (4)
menyebutkan peran serangga terhadap perkembangbiakan tumbuhan. Setelah
indikator dirumuskan kemudian peneliti meyusun tujuan pembelajaran yang hendak
di capai pada pertemuan pertama. Tujuan pembelajaran yang hendak di capai pada
pertemuan pertama melalui kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran
Kontekstual (Contexstual Teaching And Learning) adalah : (1) melalui pengamatan
secara langsung di luar kelas, siswa dapat membedakan bunga sempurna dan tidak
sempurna. (2) melalui pengamatan tumbuhan secara langsung di luar kelas siswa
dapat menyebutkan nama bagian-bagian bunga (3) melalui diskusi kelompok, siswa
dapat menyebutkan paling sedikit 4 fungsi bagian-bagian bunga (4) melalui tanya
jawab siswa dapat menyebutkan peran serangga terhadap perkembangbiakan
tumbuhan. Di lanjutkan dengan menyiapkan materi pembelajaran sesuai dengan RPP
yang telah dibuat yaitu perbedaan bunga sempurna dan tidak sempurna, bagian-
bagian nama bunga, fungsi bagian-bagian bunga dan peran serangga terhadap
perkembangbiakan tumbuhan. Selanjutnya peneliti menyiapkan media dan alat
peraga. Alat peraga ini di gunakan untuk membantu proses pembelajaran yang berupa
bunga sepatu dan bunga-bunga lainnya yang berada di luar kelas. Selain itu peneliti
70
juga mempersiapkan perangkat pembelajaran seperti daftar presensi, lembar kegiatan
pada saat siswa berkelompok dan lembar observasi. Selanjutnya peneliti mempelajari
materi yang akan di ajarkan di kelas 4 pada siklus I pertemuan pertama agar
pembelajaran bisa berjalan sesuai tujuan yang ingin di capai.
3) Pertemuan ketiga
Pada pertemuan ketiga ini berisi mengenai tindak lanjut dari pertemuan pertama dan
pertemuan kedua. Pada pertemuan ketiga ini di gunakan untuk tes evaluasi tentang
materi yang telah di pelajari pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua yaitu
materi tentang bunga sempurna dan tidak sempurna, fungsi bagian-bagian bunga
serta peran serangga terhadap perkembangbiakan tumbuhan. Kegiatan ini
dimaksudkan untuk mengetahui peningkatan hasil mata pelajaran IPA menggunakan
model Kontekstual (Contexstual Teaching And Learning) pada siswa kelas 4 SDN
Sidorejo Lor 02. Sebelum diadakan tes evaluasi, guru mengulang materi tentang
bagian-bagian bunga yang telah di pelajari pada pertemuan pertama dan pertemuan
kedua. Setelah itu guru mengadakan tes evaluasi selama 2 x35 menit.
1.1.2.2 Pelaksanaan Tindakan Dan Observasi
Pelaksanaan tindakan dan observasi di uraikan menjadi tiga kali pertemuan
setiap pertemuan 2 x 35 menit, masing-masing pertemuan di uraikan pelaksanaan
tindakan dan hasil observasi aan di uraikan pada pertemuan pertama dan kedua.
Pelaksanaan tindakan merupakan deskripsi dari kegiatan pembelajaran mulai dari
kegiatan awal sampai kegiatan akhir pembelajaran pada siklus I sedangkan observasi
akan menguraikan hasil observasi melalui lembar observasi. Pelaksanaan tindakan
dan observasi pada siklus I yaitu sebagai berikut .
Pertemuan pertama
a) Pelaksanaan tindakan
Kegiatan awal pada kegiatan elaborasi pembelajaran pada pertemuan
pertama diawali dengan mengucapkan salam, kemudian peneliti meminta ketua kelas
71
untuk memimpin doa, setelah itu di lakukan presensi. Selanjutnya peneliti melakukan
apresepsi dengan menyanyikan lagu “ Lihat Kebunku”.
Setelah kegiatan awal disampaikan, di lanjutkan dengan kegiatan inti yang
terdiri dari kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Pada kegiatan eksplorasi
guru menggali pengetahuan siswa tentang bunga serta nama bagian bunga. Guru
bertanya jawab tentang nama bagian-bagian bunga pada materi sebelumnya dengan
mengamati bunga masing-masing kelompok, guru menjelaskan nama dan fungsi dari
bunga tersebut sedangkan siswa mengamati bunga secara langsung di luar kelas
bagian-bagian bunga yang diamatinya. Guru melibatkan siswa untuk menuliskan
nama-nama bagian-bagian bunga serta fungsinya di depan kelas.
Pada kegiatan eksplorasi guru membentuk siswa menjadi 10 kelompok
untuk melakukan diskusi masing-masing kelompok terdiri dari 2 siswa. masing-
masing kelompok mendapatkan lembar kerja kelompok untuk kegiatan percobaan
dalam memecahkan masalah. Selama proses diskusi berlangsung guru memberikan
motivasi, arahan, serta bimbingan pada setiap kelompok. Proses diskusi selama 20
menit. Setelah semua kelompok menyelesaikan diskusinya, perkelompok maju
kedepan kelas untuk mempresentasikan hasil diskusinya yang dimulai dari kelompok
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, dan yang terakhir kelompok 10. Saat kegiatan presentasi
kelompok, kelompok yang lain memperhatikan dan memberikan tanggapan pada
kelompok yang berpresentasi. Setelah semua kelompok melakukan presentasikan
hasil diskusi, guru mengevaluasi proses pemecahan masalah apakah siswa sudah
mampu memecahkan masalah dengan baik dan benaratau belum, ternyata ada 2
kelompok yang memiliki jawaban yang berbeda dan kurang tepat, kemuadian guru
meluruskan jawaban kelompok yang kurang tepat dalam memecahkan masalah.
Pada kegiatan konfirmasi guru membahas hasil pekerjaan siswa yang masih
salah, guru menanyakan kembali pelajaran yang telah di pelajari selama pelajaran
yang telah di laksanakan. Kemudian guru menyampaikan kesimpulan pembelajaran.
Pada kegiatan akhir pembelajaran guru menyampaikan materi yang akan di pelajari
pada materi yang akan datang. Guru mengakhiri pelajaran dengan salam dan doa.
72
b) Observasi
Kegiatan observasi di lakukan oleh Bapak Suyitno, S.Pd selaku guru kelas
untuk mengamati aktivitas selama proses pembelajaran berlangsung, baik itu aktivitas
guru dan aktivitas siswa, masing-masing indikator dalam lembar observasi yang
terdiri dari 22 indikator aktivitas guru, dan 10 indikator aktivitas siswa masing-
masing indikator dalam lembar observasi tersebut diberi skor 1 dan 0 Skor 1 berarti
terlaksana, skor 0 berarti tidak terlaksana. Kemudian skor akan di jumlahkan dan di
interpretasikan berdasarkan kriteria penilaian. Kriteria penilaian pada lembar
observasi aktivitas guru yaitu untuk total berjumlah 6 dengan kategori kurang. Hasil
observassi aktivitas guru pada siklus I pertemuan pertama di jelaskan dalam beberapa
aspek, aspek tersebut dapat di lihat pada tabel 4.6 sebagai berikut.
Tabel 4.6 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan 1
No. Aspek yang Diamati Skor Penilaian Jumlah Skor
0 1
1. Pra pembelajaran 3,4 1,2 2
2. Penyajian Kelas 5,6,7 8,9 2
3. Pembentukkan kelompok 10,11 2
4. Kerja kelompok 12,13 14 1
5. Presentasi kelas 15,16 17 1
6. Tes 18 1
7 Kegiatan Akhir 19,20 21,22 2
Total 11 11 11
73
Berdasarkan tabel 4.6 hasil observasi aktivitas guru dapat di ketahui hasil penilaian
yang mendapat skor 0 sebanyak 11 item, indikator dengan jumlah 1 sebanyak 11 item
sehingga jumlah skor keseluruhan yang di peroleh 11 skor. Pada aspek 1 terdapat 4
indikator yaitu indikator nomor 1,2,3,4. Indikator yang memperoleh skor 1 yaitu pada
indikator 1,2 sehingga jumlah skor aspek 1 adalah 2 skor. Pada aspek penyajian kelas
terdiri dari 5 indikator yaitu indikator nomor 5,6,7,8,9 untuk indikator 5,6,7
memperoleh skor 0 sedangkan indikator 8 dan 9 memperoleh skor 1 sehingga jumlah
skor aspek 2 ialah 2 skor. Pada aspek pembentukan kelompok terdiri dari 2 indikator
yaitu indikator nomor 10, 11 memperoleh skor 1 sehingga jumlah skor aspek 3
berjumlah 2 skor. Pada aspek kerja kelompok terdiri dari 3 indikator yaitu indikator
nomor 12,13,14 untuk indikator 14 memperoleh 1 skor sedangkan indikator 12,13
memperoleh skor 0 skor sehingga jumlah skor pada aspek 4 ialah 1 skor. Pada aspek
presentasi kelas terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 15,16,17 untuk
indikator 17 memperoleh skor 1 sedangkan indikator 15, 16 memperoleh skor 0
sehingga skor pada aspek 5 ialah 1 skor. Pada aspek tes terdiri dari 1 indikator yaitu
indikator 18 memproleh skor 1 sehingga skor yang di peroleh aspek 6 ialah 0 skor.
Pada aspek kegiatan akhir terdiri dari 4 indikator yaitu indikator 19,20,21,22
indikator untuk indikator 21,22 memperoleh skor 1 sehingga skor yang memperoleh
aspek 7 ialah 2 skor. Total keseluruhan skor hasil observasi aktivitas guru siklus 1
pertemuan 1 adalah 11 skor. Untuk lebih jelasnya hasil observasi aktivitas guru
prasiklus dapat di lihat pada diagram 4.6 sebagai berikut.
74
Diagram 4.6 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan 1
Selanjutnya hasil observasi aktivitas siswa di peroleh dari lembar observasi yang
dapat di jelaskan dalam beberapa aspek pada tabel 4.7
Tabel 4.7 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus 1 Pertemuan I
No. Aspek yang Diamati Skor Penilaian Jumlah Skor
0 1
1. Pra Pembelajaran 1,2 2
2. Penyajian Kelas 3 4 1
3. Pembentukan Kelompok 5 6 1
4. Kerja Kelompok 7
5. Presentasi Kelas 8
6. Tes 9 1
0
0.5
1
1.5
2
2.5
1 2 3 4 5 6 7
Sko
r
Aspek yang diamati
75
7 Kegiatan Akhir 10 1
Total 4 6 6
Berdasarkan tabel 4.7 hasil observasi aktivitas siswa dapat di ketahui hasil penilaian
yang mendapat skor 0 sebanyak 4 item, indikator dengan jumlah 1 sebanyak 6 item
sehingga jumlah skor keseluruhan yang di peroleh 6 skor. Pada aspek pra
pembelajaran terdiri dari 2 indikator yaitu indikator nomor 1,2. Indikator yang
memperoleh skor 1 sehingga jumlah skor aspek 1 adalah 2 skor. Pada aspek
penyajian kelas terdiri dari 2 indikator yaitu indikator nomor 3,4 untuk indikator 4
memperoleh skor 1 sedangkan indikator 3 memperoleh skor 0 sehingga skor yang di
peroleh pada aspek 2 adalah 1 skor. Pada aspek pembentukan kelompok terdiri dari 2
indikator yaitu indikator nomor 5,6 untuk indikator 6 memperoleh skor 1 sedangkan
untuk indikator 5 memproleh skor 0 sehingga skor yang di peroleh pada aspek nomor
3 adalah 1. Pada aspek kerja kelompok terdiri dari 1 indikator yaitu indikator nomor 7
memperoleh skor 0 sehingga skor yang di peroleh aspek 4 ialah 0 skor. Pada aspek
presentasi kelas terdiri dari 1 indikator yaitu indikator nomor 8 memperoleh skor 0
sehingga skor yang di peroleh aspek 5 ialah 0 skor. Pada aspek tes terdiri dari 1
indikator yaitu indikator 9 memproleh skor 1 sehingga skor yang memperoleh aspek
6 ialah 0 skor. Pada aspek kegiatan akhir terdiri dari 1 indikator yaitu indikator 10
yang memproleh skor 1 sehingga skor yang di peroleh aspek 7 ialah 1 skor. Total
keseluruhan skor hasil observasi aktivitas siswa siklus 1 adalah 6 skor. Untuk lebih
jelasnya hasil observasi aktivitas siswa prasiklus dapat di lihat pada diagram 4.7
sebagai berikut.
76
Diagram 4.7 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus 1 Pertemuan I
2) Pertemuan Kedua
Hasil observasi aktivitas guru pada siklus 1 pertemuan ke II di jelaskan dalam
beberapa aspek, aspek tersebut dapat di lihat pada tabel 4.8 sebagai berikut
0
0.5
1
1.5
2
2.5
1 2 3 4 5 6 7
Sko
r
Aspek yang diamati
77
Tabel 4.8 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan II
No. Aspek yang Diamati Skor Penilaian Jumlah Skor
0 1
1. Pra pembelajaran 2, 1,3,4 3
2. Penyajian Kelas 6,7 5,8,9 3
3. Pembentukkan kelompok 10,11 2
4. Kerja kelompok 12,13 14 1
5. Presentasi kelas 15,16 17 1
6. Tes 18 1
7 Kegiatan Akhir 19 20,21,22 3
Total 8 14 14
Berdasarkan tabel 4.7 hasil observasi aktivitas guru dapat di ketahui hasil penilaian
yang mendapat skor 0 sebanyak 8 item, indikator dengan jumlah 1 sebanyak 14 item
sehingga jumlah skor keseluruhan yang di peroleh 14 skor. Pada aspek siklus 1
pertemuan II terdiri dari 4 indikator yaitu indikator nomor 1,2,3,4. Indikator yang
memperoleh skor 1 yaitu pada indikator 1,3,4 sehingga jumlah skor aspek 1 adalah 3
skor. Pada aspek penyajian kelas terdiri dari 5 indikator yaitu idikator nomor
5,6,7,8,9 untuk indikator 5,8,9 memperoleh skor 1 sedangkan indikator 6,7
memperoleh skor 0 sehingga skor yang di peroleh aspek 2 berjumlah 3 skor. Pada
aspek pembentukan kelompok terdiri dari 2 indikator yaitu indikator nomor 10, 11
memperoleh skor 1 sehingga jumlah skor aspek 3 berjumlah 2 skor. Pada aspek kerja
kelompok terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 12,13,14 untuk indikator 14
memperoleh 1 skor sedangkan 12, dan 13 memperoleh skor 0 sehingga skor yang di
78
peroleh aspek 4 ialah 1 skor. Pada aspek presentasi kelas terdiri dari 3 indikator yaitu
indikator nomor 15,16,17 untuk indikator 17 memperoleh skor 1 sedangkan indikator
15, 16 memperoleh skor 0 sehingga skor yang di peroleh aspek 5 ialah 1 skor. Pada
aspek tes terdiri dari 1 indikator yaitu indikator 18 memproleh skor 1 sehingga skor
yang memperoleh aspek 6 ialah 1 skor. Pada aspek kegiatan akhir terdiri dari 4
indikator yaitu indikator 19,20,21,22 untuk indikator yang memproleh skor 1 ialah
pada indikator 20,21,22 sedangkan untu indikator 19 memperoleh skor 0 sehingga
skor pada aspek 7 ialah 3 skor. Total keseluruhan skor hasil observasi aktivitas guru
siklus 1 adalah 14 skor. Untuk lebih jelasnya hasil observasi aktivitas guru siklus 1
pertemuan 2 dapat di lihat pada diagram 4.7 sebagai berikut.
Diagram 4.8 Diagram Aktivitas Guru Siklus 1 Pertemuan II
Selanjutnya hasil observasi aktivitas siswa di peroleh dari lembar observasi yang
dapat di jelaskan dalam beberapa aspek pada tabel 4.9 sebagai berikut.
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
1 2 3 4 5 6 7
Sko
r
Aspek yang diamati
79
Tabel 4.9 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus 1 Pertemuan II
No. Aspek yang Diamati Skor Penilaian Jumlah Skor
0 1
1. Pra Pembelajaran 1,2 2
2. Penyajian Kelas 3,4 2
3. Pembentukan Kelompok 5 6 1
4. Kerja Kelompok 7 1
5. Presentasi Kelas 8
6. Tes 9 1
7 Kegiatan Akhir 10 1
Total 2 8 8
Berdasarkan tabel 4.7 hasil observasi aktivitas siswa dapat di ketahui hasil penilaian
yang mendapat skor 0 sebanyak 2 item, indikator dengan jumlah 1 sebanyak 8 item
sehingga jumlah skor keseluruhan yang di peroleh 8 skor. Pada aspek pra
pembelajaran terdiri dari 2 indikator yaitu indikator nomor 1,2 yang memperoleh skor
1 sehingga jumlah skor aspek 1 adalah 2 skor. Pada aspek penyajian kelas terdiri dari
2 indikator yaitu indikator nomor 3,4 untuk indiktor 3,4 memperoleh skor 1 sehingga
skor yang di peroleh pada aspek 2 adalah 2 skor. Pada aspek pembentukan kelompok
terdiri dari 2 indikator yaitu indikator nomor 5,6 untuk indikator 6 memperoleh skor 1
sedangkan untuk indikator 5 memproleh skor 0 sehingga skor yang di peroleh pada
aspek 3 adalah 1 skor. Pada aspek kerja kelompok terdiri dari 1 indikator yaitu
indikator 7 memperoleh skor 1 sehingga skor yang di peroleh aspek 4 ialah 1 skor.
Pada aspek presentasi kelas terdiri dari 1 indikator yaitu indikator 8 memperoleh skor
80
0 sehingga skor yang di peroleh aspek 5 adalah 0 skor. Pada aspek tes terdiri dari 1
indikator yaitu indikator 9 memproleh skor 1 sehingga skor yang di peroleh aspek 6
ialah 1 skor. Pada aspek kegiatan akhir terdiri dari 1 indikator yaitu indikator 10
indikator yang di peroleh skor 1 ialah pada indikator 10 sehingga skor yang di
peroleh aspek 6 ialah 1 skor. Total keseluruhan skor hasil observasi aktivitas siswa
siklus 1 adalah 8 skor. Untuk lebih jelasnya hasil observasi aktivitas siswa siklus 1
pertemuan II dapat di lihat pada diagram 4.9 sebagai berikut.
Diagram 4.9 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus 1 Pertemuan 2
1.1.2.3 Hasil Tindakan
Hasil tindakan pembelajaran pada siklus I ini berupa hasil belajar mata
pelajaran IPA SDN Sidorejo Lor 02 yang di peroleh melalui tes evaluasi diakhir
siklus yaitu pada pertemuan ke tiga siklus I dengan Kompetensi Dasar (KD) 2.4
Menjelaskan hubungan antara struktur bunga dengan fungsinya. Siswa yang
mendapat nilai di atas KKM berarti tuntas, sedangkan siswa yang mendapat nilai di
bawah KKM berarti belum tuntas. Untuk hasil belajar IPA siklus I disajikan dalam
tabel daftar nilai IPA (terlampir), dan berikut disajikan pada tabel 4.2 tabel nilai IPA
0
0.5
1
1.5
2
2.5
1 2 3 4 5 6 7
sko
r
Aspek yang diamati
81
siklus I siswa kelas 4 SDN Sidorejo Lor 02 Tahun Pelajaran 2016/2017 sebagai
berikut :
Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Nilai IPA siklus I
No. Rentang
nilai
Jumlah siswa Presentase
1. 55-62 2 8,69%
2. 63-70 1 4,34%
3. 71-78 9 39,13%
4. 79-86 5 21,73%
5. 87-94 6 26%
Jumlah siswa 23 100%
Nilai Rata-rata 79,45
Nilai Tertinggi 94
Nilai Terendah 55
Berdasarkan tabel 4.10 di atas dapat di ketahui bahwa siswa yang mendapatkan
nilai 55-56 terdapat 2 siswa dengan presentase 8,69% dari jumlah semua siswa, nilai
antara 63-70 terdapat 1 siswa dengan presentase 4,34% dari jumlah semua siswa,
nilai antara 71-78 terdapat 9 siswa dengan presentase 21,73% dari jumlah semua
siswa, nilai antara 79-86 terdapat 5 siswa dengan presentase 21,73% dari jumlah
semua siswa. Nilai tertinggi 94, nilai terendah 55 dan nilai rata-rata dari semua siswa
79,45. (daftar nilai siklus I terlampir)
Berdasarkan tabel 4.12 dapat di gambarkan dalam diagram sebagai berikut :
82
Diagram 4.10 Distribusi Frekuensi Nilai IPA Siklus 1
Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM > 70) data perolehan nilai siklus I
dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.10 sebagai berikut.
Tabel 4.11 Kriteria Ketuntasan Minimal Siklus 1
Kategori
Keterangan Banyaknya siswa
Tuntas > 70 20
Belum Tuntas < 70 3
Jumlah siswa 23
Berdasarkan tabel 4.11 ketuntasan belajar siswa siklus I dapat di ketahui bahwa yang
mendapatkan nilai di atas KKM (> 70) sebanyak 20 siswa dengan presentase 87 %
dari jumlah seluruh siswa, sedangkan siswa yang belum mencapai KKM (< 70)
sebanyak 3 siswa dengan presentase 13 % dari jumlah seluruh siswa. Hal tersebut
menunjukkan bahwa ada peningkatan hasil belajar IPA, namun hasil belajar pada
8,69%
4,34%
39,13%
21,73%
26%
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
55-62 63-70 71-78 79-86 87-94
Jum
lah
Sis
wa
Rentang Nilai IPA Siklus 1
83
siklus I belum memenuhi syarat yang telah ditentukan yaitu 22 siswa bisa tercapai
nilai KKM. Ketuntasan belajar siswa dapat di lihat pada diagram lingkaran 4.11
sebagai berikut
Diagram 4.11 Ketuntasan Belajar Siklus I
1.1.2.4 Refleksi Siklus I
Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus I dari pertemuan
pertama, kedua, dan ketiga, maka selanjutnya diadakan refleksi atas pelaksanaan
tindakan pembelajaran siklus I. Hasil refleksi diambil dari hasil observasi yang di
laksanakan pada siklus I. Refleksi ini di gunakan sebagai bahan perbaikan dengan
membandingkan hasil tindakan selama proses pembelajaran dengan indikator
aktivitas yang telah ditetapkan. Selain itu kegiatan refleksi juga di lakukan untuk
mengetahui manfaat dari tindakan pembelajaran menggunakan model Kontekstual
(Contexstual Teaching and Learning), kegiatan refleksi juga dimaksudkan untuk
mengetahui kekurangan dan kelebihan dari pelaksanaan tindakan pembelajaran yang
di lakukan. Kegiatan refleksi diadakan dalam bentuk diskusi, diskusi ini di lakukan
oleh peneliti dan guru observer serta perwakilan dari beberapa siswa kelas 4.
Kegiatan diskusi tersebut berisi tentang evaluasi pelaksanaan pembelajaran dengan
menggunakan model Kontekstual (Contexstual Teaching and Learning), evaluasi
tersebut ditujukan bagi peneliti dan guru observer serta siswa. Dari diskusi yang di
lakukan di ketahui bahwa dengan melaksanakan kegiatan pembelajaran menggunakan
87%
13%
Tuntas > 70
Belum Tuntas < 70
84
model pembelajaran Kontekstual (Contexstual Teaching and Learning) guru dapat
memperoleh pengalaman dan wawasan yang baru di dalam pembelajaran, selain itu
guru juga merasa lebih mudah dalam mengajar khususnya di dalam menyampaikan
materi pelajaran kepada siswa. Sementara bagi siswa dengan menggunakan alat
peraga secara nyata siswa merasa suasana pembelajaran lebih menyenangkan dan
tidak membosankan lagi.
Berdasarkan hasil analisis data yang di peroleh melalui hasil observasi aktivitas guru
pada siklus I pertemuan pertama indikator yang mendapat skor 0 sebanyak 11 item,
indikator dengan jumlah skor 1 sebanyak 11 item sehingga jumlah skor yang di
peroleh 11 skor. Pada siklus I pertemuan kedua indikator aktivitas guru yang
mendapat skor 0 sebanyak 8 item, indikator dengan jumlah skor 1 sebanyak 14 item
sehingga jumlah skor yang di peroleh 14 skor.
Hasil observasi dengan indikator penilaian aktivitas guru sebanyak 22 item, hasil
presentase aktivitas guru pertemuan pertama sebesar 77,6 %, selanjutnya pertemuan
kedua meningkat menjadi 81%.Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada diagram 4.12
peningkatan presentase hasil observasi aktivitas guru siklus I pertemuan I dan II
sebagai berikut :
77.60%
81%
75.00%
76.00%
77.00%
78.00%
79.00%
80.00%
81.00%
82.00%
Pertemuan 1 Pertemuan 2
Pre
sen
tase
85
Diagram 4.12 Peningkatan Presentase Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus 1
Pertemuan 1 dan 2
Berdasarkan hasil analisis data yang di peroleh melalui hasil observasi aktivitas
siswa dapat di ketahui hasil penilaian dari observer indikator aktivitas siswa
berjumlah 10 indikator pada siklus I pertemuan pertama indikator yang mendapat
skor 0 sebanyak 4 item, indikator dengan jumlah skor 1 sebanyak 6 item sehingga
jumlah skor yang di peroleh 6 skor. Pada siklus I pertemuan kedua indikator aktivitas
siswa yang mendapat skor 0 sebanyak 2 item, indikator dengan jumlah skor 1
sebanyak 8 item sehingga jumlah skor yang di peroleh 8 skor.
Hasil observasi dengan indikator penilaian aktivitas siswa sebanyak 10 item, hasil
presentase aktivitas siswa pertemuan pertama sebesar 74,50 %, selanjutnya
pertemuan kedua meningkat menjadi 83 %. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada
diagram 4.12 peningkatan presentase hasil observasi aktivitas siswa siklus I
pertemuan I dan II sebagai berikut :
Diagram 4.13 Peningkatan Presentase Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus 1
Pertemuan 1 dan 2
74.50%
83%
70.00%
72.00%
74.00%
76.00%
78.00%
80.00%
82.00%
84.00%
Pertemuan 1 Pertemuan 2
Pre
sen
tase
86
Hasil evaluasi yang di peroleh siswa dengan ketuntasan belajar pada Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 70) pada pelaksanaan tindakan siklus I mencapai
79,46% siswa tuntas. Artinya hasil tersebut belum memenuhi indikator keberhasilan
yang peneliti tentukan sebesar 90%. Masih ada 3 siswa yang perolehan nilainya
masih berada di bawah KKM 70. Namun rata-rata hasil belajar mata pelajaran IPA
siswa kelas 4 SDN Sidorejo Lor 02 sudah mengalami peningkatan dari kondisi awal
68,8% menjadi 79,45% setelah pelaksanaan tindakan siklus I. Persentase ketuntasan
belajar siswa naik dari kondisi awal 68,8% menjadi 79,45%.
Berdasarkan hasil belajar siswa yang di peroleh dari proses pembelajaran pada siklus
I terdapat kekurangan atau kegiatan pembelajaran yang belum maksimal, yaitu
sebagai berikut.
a. Masih ada beberapa siswa pada saat pembelajaran belum mengikuti secara optimal
dalam kegiatan diskusi pemecahan masalah.
Dari kekurangan di atas, maka peneliti mengadakan analisis konsultasi dengan guru
kelas Bapak Suyitno, S.Pd. tentang kondisi siswa serta pembelajaran yang telah
berlangsung sehingga di dapatkan penyelesaian dari kekurangan tersebut sebagai
berikut.
a. Peneliti agar dalam pelaksanaan kegiatan diskusi seluruh anggota kelompok dapat
ikut berpartisipasi dan bekerja sama dengan baik.
1.1.3 Deskripsi Siklus II
Pada deskripsi siklus II ini merupakan upaya perbaikan dari siklus I yang akan
di uraikan tentang tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, pelaksanaan observasi,
dan refleksi. Kegiatan pada siklus II ini dibagi menjadi tiga kali pertemuan, masing-
masing pertemuan berlangsung selama 2x35 menit.
87
1.1.3.1 Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan akan menjelaskan mengenai perencanaan yang akan di
lakukan oleh peneliti sebelum pelaksanaan pembelajaran dengan model Konteksual (
Contexstual Teaching and Learning) yang meliputi penyusunan RPP dan segala
sesuatu yang menunjang pelaksanaan tindakan pembelajaran yang akan di laksanakan
termasuk perencanaan tes evaluasi yang akan di adakan pada pertemuan terakhir
siklus II yaitu pertemuan ke tiga. Tindakan pembelajaran pada siklus II merupakan
hasil tindak lanjut dan upaya perbaikan dari pelaksanaan tindakan pada siklus I. Pada
kegiatan pembelajaran siklus II di laksanakan dalam tiga kali pertemuan dengan
rincian sebagai berikut
1) Pertemuan pertama
Pertemuan pertama pada siklus II di laksanakan pada minggu kedua bulan
November. Sebelum melakukan tindakan pembelajaran siklus II pertemuan pertama
peneliti menyiapkan segala sesuatu yang dapat mendukung pembelajaran seperti
membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menggunakan model
pembelajaran Kontekstual (Contexstual Teaching And Learning) dengan Kompetensi
Dasar 2.3 menjelaskan hubungan antara struktur daun dengan fungsinya. Indikator
pada pertemuan pertama antara lain (1) membedakan penggolongan daun berdasarkan
struktur tulang daun, (2) menunjukkan bagian-bagian nama daun (3) menyebutkan
fungsi dari bagian-bagian daun (4) menyebutkan fungsi daun pada kehidupan sehari-
hari (5) menyebutkan kegunaan daun bagi kehidupan. Setelah indikator dirumuskan
kemudia peneliti menyusun tujuan pembelajaran yang hendak di capai. Tujuan
pembelajaran yang hendak di capai pada pertemuan pertama melalui kegiatan
pembelajaran menggunakan model Kontekstual (Contexstual Teaching And
Learning) adalah (1) melalui pengamatan daun secara langsung di luar kelas, siswa
dapat menunjukkan bagian-bagian daun berupa tangkai daun, helai daun, dan tulang
daun (2) melalui pengamatan daun secara langsung di luar kelas, siswa dapat
membedakan daun berdasarkan jumlah helainya berupa daun tunggal dan daun
88
majemuk (3) melalui diskusi kelompok, siswa dapat membedakan daun berdasarkan
susunan tulang daun berupa tulang menyirip, melengkung dan sejajar (4) melalui
tanya jawab, siswa dapat menyebutkan fungsi daun bagi tumbuhan. Di lanjutkan
dengan menyiapkan materi pembelajaran sesuai dengan RPP yaitu tentang (1) bagian-
bagian pada daun (2) daun berdasarkan jumlah helai daun pada satu tangkai (3) daun
berdasarkan struktur tulang daun (4) fungsi daun berdasarkan bagian-bagian daun (5)
fungsi daun bagi tumbuhan. Selanjutnya peneliti menyiapkan media dan alat peraga.
Alat peraga ini di gunakan untuk membantu proses pembelajaran yang berupa daun -
daun yang berada taman yaitu di luar kelas. Selain itu peneliti juga mempersiapkan
perangkat pembelajaran seperti daftar presensi siswa, lembar kegiatan siswa saat
berkelompok. Selanjutnya peneliti mempelajari materi yang akan diajarkan di kelas 4
pada siklus II pertemuan pertama agar pembelajaran bisa berjalan sesuai dengan
tujuan yang ingin di capai.
(2) Pertemuan kedua
Perencanaan pembelajaran pada pertemuan kedua ini sebagai tindak lanjut pada
pertemuan pertama yang membedakan dari pertemuan pertama adalah materi yang
akan di pelajari yaitu tentang (1) daun berdasarkan struktur tulang daun (2) fungsi
daun berdasarkan bagian-bagian daun (3) fungsi daun bagi tumbuhan. Sebelum
melakukan pembelajaran pada siklus II pembelajaran kedua peneliti menyiapkan
segala sesuatu yang dapat mendukung pembelajaran seperti membuat Rencana
Pelaksanaan Pembelajran (RPP) menggunakan model Kontekstual (Contexstual
Teaching And Learning) dengan kompetensi dasar 2.3 menjelaskan hubungan antara
struktur daun dengan fungsinya. Alokasi yang ditentukan selama 2 jam pelajaran (2
x 35 menit). Indikator pada pertemuan kedua antara lain (1) menyebutkan fungsi
dari bagian-bagian daun (2) menyebutkan macam-macam daun bertulang
melengkung, menyirip, dan sejajar (3) menyebutkan kegunaan daun bagi tumbuhan.
Tujuan yang hendak di capai melalui kegiatan pembelajaran pada pertemuan kedua
melalui model pembelajaran Kontekstual (Contexstual Teaching And Learning)
89
adalah (1) melalui pengamatan daun secara langsung di luar kelas, siswa dapat
membedakan daun berdasarkan jumlah helainya berupa daun tunggal dan daun
majemuk (2) melalui diskusi kelompok, siswa dapat membedakan daun berdasarkan
susunan tulang daun berupa tulang menyirip, melengkung dan sejajar. (3) melalui
tanya jawab, siswa dapat menyebutkan fungsi daun bagi tumbuhan. Di lanjutkan
dengan menyiapkan materi pembelajaran sesuai dengan RPP tentang daun serta
fungsi bagian-bagian daun. Selanjutnya peneliti menyiapkan media dan alat peraga
yaitu berupa daun-daun yang berada di luar kelas tepatnya pada taman sekolah.
Selain itu peneliti juga mempersiapkan perangkat pembelajaran seperti daftar
presensi siswa, lembar kegiatan siswa saat berkelompok. Selanjutnya peneliti
mempelajari materi yang akan di ajarkan di kelas 4 pada siklus II pertemuan kedua
agar pembelajaran bisa berjalan sesuai tujuan yang ingin di capai.
(3) Pertemuan ketiga
Perencanaan ketiga ini sebagai tindak lanjut pada pertemuan pertama dan
kedua. Pada pertemuan ketiga ini di gunakan untuk tes evaluasi tentang materi yang
di pelajari pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua yaitu bagian-bagian daun,
daun berdasarkan jumlah helai daun pada satu tangkai, daun berdasarkan struktur
tulang daun, macam-macam daun bertulang melengkung, menyirip, dan sejajar,
fungsi daun bagi tumbuhan. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengetahui
peningkatan hasil mata pelajaran menggunakan model pembelajaran Kontekstual
(Contexstual Teaching And Learning) pada siswa kelas 4 SDN Sidorejo Lor 02 . Soal
evaluasi yang diujikan pada siklus II pada pertemuan ketiga ini berjumlah 30 soal
berupa pilihan ganda. Sebelum kegiatan pembelajaran pada pertemuan ketiga
berlangsung, peneliti menyiapkan hal-hal yang di perlukan untuk proses
pembelajaran diantaranya Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar soal tes
yang terdiri dari 30 soal untuk 23 siswa , lembar jawaban untuk 23 siswa , serta ruang
atau alokasi yang akan di gunakan untuk pelaksanaan tes evaluasi siklus II yaitu
ruang kelas 4 SDN Sidorejo Lor 02 . Sebelum mengadakan tes evaluasi, guru
90
mengulang materi tentang bagian-bagian daun, daun berdasarkan jumlah helai daun
pada satu tangkai, daun berdasarkan struktur tulang daun, macam-macam daun
bertulang melengkung, menyirip, dan sejajar dan fungsi daun bagi tumbuhan yang
telah di pelajari pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua. Setelah itu guru
mengadakan tes evaluasi selama 2x 35 menit.
1.1.3.2 Pelaksanaan Tindakan Dan Observasi
Pelaksanaan tindakan dan observasi di uraikan menjadi tiga kali pertemuan
setiap kali pertemuan 2 x 35 menit, masing-masing pertemuan menguraikan
pelaksanaan tindakan dan observasi yang di laksanakan pada pertemuan pertama dan
kedua. Pelaksanaan tindakan merupakan deskripsi dari kegiatan pembelajaran mulai
dari kegiatan awal sampai dengan kegiatan akhir pembelajaran pada siklus II
sedangkan observasi menguraikan hasil observasi yang di peroleh melalui lembar
observasi. Pelaksanaan dan tindakan pada siklus II yaitu sebagai berikut.
1) Pertemuan Pertama
a) Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan pada siklus II ini di laksanakan pada minggu kedua bulan
November. Pada kegiatan awal pembelajaran pada pertemuan pertama diawali
dengan mengucapkan salam, kemudian ketua kelas diminta untuk memimpin doa di
depan kelas, setelah itu peneliti melakukan presensi. Selanjutnya peneliti melakukan
apresepsi dengan menyanyikan lagu “ Lihat Kebunku”. Kemudian peneliti
menyampaikan tujuan yang hendak di capai.
Setelah kegiatan awal disampaikan, di lanjutkan dengankegiatan inti yang
terdiri dari kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Pada kegiatan eksplorasi
dan elaborasi peneliti menggali pengetahuan siswa tentang daun Siswa mendengarkan
penjelasan dari guru mengenai materi yang disampaikan. Siswa dibagi ke dalam
kelompok, masing-masing 2 orang. Setiap kelompok memperoleh sebuah pertanyaan
Lembar Kerja Siswa (LKS) mengenai nama bagian-bagian daun, kemudian siswa
mendiskusikan tugas dari guru, siswa diminta menyebutkan nama bagian-bagian
daun, siswa melakukan pengamatan di luar kelas dengan di dampingi oleh guru, guru
91
sebagai fasilitator, selanjutnya setiap kelompok diminta mempresentasikan hasil
pengelompokannya dan guru mengevaluasi tugas yang diberikan kepada siswa.
Pada kegiatan konfirmasi, guru memberikan kuis individu masing-masing
siswa mengerjakan secara individu dan tidak diperbolehkan bekerjasama sengan
teman. Setelah masing-masing siswa mengerjakan kuis individu. Guru dan siswa
mengkoreksi hasil kuis tersebut dan membenarkan dengan penjelasan pada soal yang
masih salah. Setelah itu guru melakukan tanya jawab mengenai fungsi daun serta
nama bagian-bagian daun. Siswa terlihat antusian dengan menjawab pertanyaan dari
guru dengan tunjuk jari dan berebut saling menjawab pertanyaan. Kemudian guru
menyampaikan kesimpulan pembelajaran.
c) Observasi
Kegiatan observasi di lakukan oleh Bapak Suyitno, S.Pd selaku guru kelas
untuk mengamati aktivitas selama proses pembelajaran berlangsung, baik itu aktivitas
guru dan aktivitas siswa, masing-masing indikator dalam lembar observasi yang
terdiri dari 22 indikator aktivitas guru, dan 10 indikator aktivitas siswa masing-
masing indikator dalam lembar observasi tersebut diberi skor 1 dan 0. Skor 1 berarti
terlaksana, skor 0 berarti tidak terlaksana. Kemudian skor akan di jumlahkan dan di
interpretasikan berdasarkan kriteria penilaian. Kriteria penilaian pada lembar
observasi aktivitas guru yaitu untuk total berjumlah 6 dengan kategori kurang. Hasil
observassi aktivitas guru pada siklus I pertemuan pertama di jelaskan dalam beberapa
aspek, aspek tersebut dapat di lihat pada tabel sebagai berikut.
92
Tabel 4.12 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II Pertemuan 1
No. Aspek yang Diamati Skor Penilaian Jumlah
Skor 0 1
1. Pra pembelajaran 1,2,3,4 4
2. Penyajian Kelas 5,6,7,8,9 5
3. Pembentukkan kelompok 10,11 2
4. Kerja kelompok 12,13,14 3
5. Presentasi kelas 16 15,17 2
6. Tes 18 1
7 Kegiatan Akhir 19,20,21,22 4
Total 1 21 21
Berdasarkan tabel 4.12 hasil observasi aktivitas guru dapat di ketahui hasil
Penilaian yang mendapat skor 0 sebanyak 1 item, indikator dengan jumlah 1
sebanyak 21 item sehingga jumlah skor keseluruhan yang di peroleh 21 skor. Pada
aspek siklus II terdiri dari indikator 1,2,3,4 memperoleh skor 1 sehingga jumlah skor
aspek 1 adalah 4 skor. Pada aspek penyajian kelas terdiri dari 5 indikator yaitu
indikator nomor 5,6,7,8,9 memperoleh skor 1 sehingga jumlah skor aspek 2 ialah 5
skor. Pada aspek pembentukan kelompok terdiri dari 2 indikator yaitu indikator
nomor 10, 11 memperoleh skor 1 sehingga jumlah skor aspek 3 berjumlah 2 skor.
Pada aspek kerja kelompok terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 12,13,14
memperoleh skor 1 jumlah skor pada aspek 4 ialah 3 skor. Pada aspek presentasi
kelas terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 15,16,17 untuk indikator 16
memperoleh skor 0 sedangkan indikator 15, 17 memperoleh skor 1 sehingga skor
93
pada aspek 5 ialah 2 skor. Pada aspek tes terdiri dari 1 indikator yaitu indikator 18
memproleh skor 1 sehingga skor yang memperoleh aspek 6 ialah 1 skor. Pada aspek
kegiatan akhir terdiri dari 4 indikator yaitu indikator 19,20,21,22 memperoleh skor 1
sehingga skor yang di peroleh aspek 7 ialah 4 skor. Total keseluruhan skor hasil
observasi aktivitas guru siklus II pertemuan 1 adalah 21 skor. Untuk lebih jelasnya
hasil observasi aktivitas guru siklus II pertemuan 1 dapat di lihat pada diagram 4.14
sebagai berikut.
Diagram 4.14 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II Pertemuan 1
Selanjutnya hasil observasi aktivitas siswa di peroleh dari lembar observasi yang
dapat di jelaskan dalam beberapa aspek pada tabel 4.13 sebagai berikut.
Tabel 4.13 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan I
No. Aspek yang Diamati Skor Penilaian Jumlah Skor
0 1
0
1
2
3
4
5
6
1 2 3 4 5 6 7
Sko
r
Aspek yang diamati
94
1. Pra Pembelajaran 1,2 2
2. Penyajian Kelas 3,4 2
3. Pembentukan Kelompok 5 6 1
4. Kerja Kelompok 7 1
5. Presentasi Kelas 8 1
6. Tes 9 1
7 Kegiatan Akhir 10 1
Total 1 9 9
Berdasarkan tabel 4.13 hasil observasi aktivitas siswa dapat di ketahui hasil penilaian
yang mendapat skor 0 sebanyak 1 item, indikator dengan jumlah 1 sebanyak 9 item
sehingga jumlah skor keseluruhan yang di peroleh 9 skor. Pada aspek pra
pembelajaran terdiri dari 2 indikator yaitu indikator nomor 1,2 memperoleh skor 1
sehingga jumlah skor aspek 1 adalah 2 skor. Pada aspek penyajian kelas terdiri dari 2
indikator yaitu indikator nomor 3,4 memperoleh skor 1 sehingga skor yang di peroleh
pada aspek 2 adalah 2 skor. Pada aspek pembentukan kelompok terdiri dari 2
indikator yaitu indikator 5,6. Untuk indikator 5 memperoleh skor 0, sedangkan 6
memperoleh skor 1 sehingga skor yang di peroleh pada aspek 3 adalah 1 skor. Pada
aspek kerja kelompok terdiri dari 1 indikator yaitu indikator nomor 7 memperoleh
skor 1 sehingga skor yang di peroleh aspek 4 ialah 1 skor. Pada aspek presentasi kelas
terdiri dari 1 indikator yaitu indikator nomor 8 memperoleh skor 1 sehingga skor
yang di peroleh aspek 5 ialah 1 skor. Pada aspek tes terdiri dari 1 indikator yaitu
indikator 9 memproleh skor 1 sehingga skor yang memperoleh aspek 6 ialah 1 skor.
Pada aspek kegiatan akhir terdiri dari 1 indikator yaitu indikator 10 yang memproleh
95
skor 1 sehingga skor yang di peroleh aspek 7 ialah 1 skor.Total keseluruhan skor
hasil observasi aktivitas siswa siklus II pertemuan 1 adalah 9 skor. Untuk lebih
jelasnya hasil observasi aktivitas siswa siklus II pertemuan 1 dapat di lihat pada
diagram 4.15 sebagai berikut.
Diagram 4.15 Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan I
2) Pertemuan Kedua
Hasil observasi aktivitas guru pada siklus II pertemuan ke II di jelaskan dalam
beberapa aspek, aspek tersebut dapat di lihat pada tabel 4.14 sebagai berikut
0
0.5
1
1.5
2
2.5
1 2 3 4 5 6 7
Sko
r
Aspek yang diamati
96
Tabel 4.14 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II Pertemuan II
No. Aspek yang Diamati Skor Penilaian Jumlah
Skor 0 1
1. Pra pembelajaran 1,2,3,4 4
2. Penyajian Kelas 5,6,7,8,9 5
3. Pembentukkan kelompok 10,11 2
4. Kerja kelompok 12,13,14 3
5. Presentasi kelas 15,16,17 3
6. Tes 18 1
7 Kegiatan Akhir 19,20,21,22 4
Total 0 22 22
Berdasarkan tabel 4.14 hasil observasi aktivitas guru dapat di ketahui hasil penilaian
yang mendapat skor 0 sebanyak 0 item, indikator dengan jumlah 1 sebanyak 22 item
sehingga jumlah skor keseluruhan yang di peroleh 22 skor. Pada siklus II pertemuan
II terdiri dari 4 indikator yaitu indikator nomor 1,2,3,4. memperoleh skor 1 sehingga
jumlah skor aspek 1 adalah 4 skor. Pada aspek penyajian kelas terdiri dari 5 indikator
yaitu idikator nomor 5,6,7,8,9 memperoleh skor 1 sehingga skor yang di peroleh
aspek 2 ialah 5 skor. Pada aspek pembentukan kelompok terdiri dari 2 indikator yaitu
indikator nomor 10, 11 memperoleh skor 1 sehingga jumlah skor aspek 3 berjumlah 2
skor. Pada aspek kerja kelompok terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor
12,13,14 untuk indikator 14 memperoleh 1 skor sehingga skor yang di peroleh aspek
4 ialah 3 skor. Pada aspek presentasi kelas terdiri dari 3 indikator yaitu indikator
nomor 15,16,17 memperoleh skor 1 sehingga skor yang di peroleh aspek 5 ialah 3
97
skor. Pada aspek tes terdiri dari 1 indikator yaitu indikator 18 memperoleh skor 1
sehingga skor yang memperoleh aspek 6 ialah 1 skor. Pada aspek kegiatan akhir
terdiri dari 4 indikator yaitu indikator 19,20,21,22 untuk indikator yang memproleh
skor 1 ialah sehingga skor yang pada aspek 7 ialah 4 skor. Total keseluruhan skor
hasil observasi aktivitas guru siklus II pertemuan II adalah 22 skor. Untuk lebih
jelasnya hasil observasi aktivitas guru siklus II pertemuan II dapat di lihat pada
diagram 4.16 sebagai berikut.
Diagram 4.16 Diagram Aktivitas Guru Siklus II Pertemuan II
Selanjutnya hasil observasi aktivitas siswa di peroleh dari lembar observasi yang
dapat di jelaskan dalam beberapa aspek pada tabel 4.15 sebagai berikut.
0
1
2
3
4
5
6
1 2 3 4 5 6 7
Sko
r
Aspek yang diamati
98
Tabel 4.15 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan II
No. Aspek yang Diamati Skor Penilaian Jumlah Skor
0 1
1. Pra Pembelajaran 1,2 2
2. Penyajian Kelas 3,4 2
3. Pembentukan Kelompok 5,6 2
4. Kerja Kelompok 7 1
5. Presentasi Kelas 8 1
6. Tes 9 1
7 Kegiatan Akhir 10 1
Total 0 10 10
Berdasarkan tabel 4.15 hasil observasi aktivitas siswa dapat di ketahui hasil penilaian
yang mendapat skor 0 sebanyak 0 item, indikator dengan jumlah 1 sebanyak 10 item
sehingga jumlah skor keseluruhan yang di peroleh 10 skor. Pada aspek pra
pembelajaran terdiri dari 2 indikator yaitu indikator nomor 1,2. Untuk indikator 1,2
memperoleh skor 1, sehingga jumlah skor aspek 1 adalah 2 skor. Pada aspek
penyajian kelas terdiri dari 2 indikator yaitu indikator nomor 3,4 untuk indiktor 3,4
memperoleh skor 1 sehingga skor yang di peroleh pada aspek 2 adalah 2 skor. Pada
aspek pembentukan kelompok terdiri dari 2 indikator yaitu indikator nomor 5,6
memproleh skor 1 sehingga skor yang di peroleh pada aspek nomor 3 adalah 2 skor.
99
Pada aspek kerja kelompok terdiri dari 1 indikator yaitu indikator nomor 7
memperoleh skor 1 sehingga skor yang di peroleh aspek 4 ialah 1 skor. Pada aspek
presentasi kelas terdiri dari 1 indikator yaitu indikator nomor 8 memperoleh skor 1
sehingga skor yang di peroleh aspek 5 ialah 1 skor. Pada aspek tes terdiri dari 1
indikator yaitu indikator 9 memproleh skor 1 sehingga skor yang di peroleh aspek 6
ialah 1 skor. Pada aspek kegiatan akhir terdiri dari 1 indikator memproleh skor 1
sehingga skor yang memperoleh aspek 7 ialah 1 skor. Total keseluruhan skor hasil
observasi aktivitas siswa siklus II pertemuan II adalah 10 skor. Untuk lebih jelasnya
hasil observasi aktivitas siswa siklus II pertemuan II dapat di lihat pada diagram 4.17
sebagai berikut.
Diagram 4.17 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus 1I Pertemuan II
1.1.3.3 Hasil Tindakan
Hasil tindakan pada siklus II ini berupa hasil belajar pelajaran IPA siswa kelas
4 SDN Sidorejo Lor 02 yang di peroleh melalui pelaksanaan tes evaluasi diakhir
siklus yaitu pada pertemuan ketiga siklus II dengan Kompetensi Dasar (KD) 2.3
Menjelaskan hubungan antara struktur daun dengan fungsinya. Siswa yang mendapat
nilai di atas KKM berarti tuntas, sedangkan siswa yang mendapat nilai dibawah
0
0.5
1
1.5
2
2.5
1 2 3 4 5 6 7
Sko
r
Aspek yang dinilai
100
KKM berarti belum tuntas. Untuk hasil belajar IPA siklus II disajikan dalam tabel
daftar nilai IPA (terlampir) dan berikut disajikan pada tabel nilai siswa kelas 4 SDN
Sidorejo Lor 02 Tahun Pelajaran 2016/2017 sebagai berikut.
Tabel 4.16 Hasil Belajar IPA Siklus II
No. Rentang
nilai
Jumlah siswa Presentase
1. 70-75 8 34,78%
2. 75-80 7 30,43%
3. 80-85 5 21,23%
4. 85-90 1 4,34%
5. 95-100 2 8,69%
Jumlah siswa 23 100%
Nilai Rata-rata 81
Nilai Tertinggi 100
Nilai Terendah 70
Berdasarkan tabel 4.16 di atas nilai IPA siklus II dapat di ketahui bahwa siswa
yang mendapatkan nilai antara 70-75 terdapat 8 siswa dari jumlah seluruh siswa, nilai
antara 75-80 terdapat 7 siswa dari jumlah seluruh siswa, nilai antara 80-85 terdapat 5
siswa dari jumlah seluruh siswa, nilai antara 85-90 terdapat 1 siswa dari jumlah
semua siswa, nilai antara 95-100 terdapat 2 siswa dari jumlah semua siswa. Dari data
tersebut dapat dikatakan bahwa hasil belajar IPA siswa kelas 4 mengalami
peningkatan dari siklus I, ditandai dengan meningkatnya perolehan siswa yang
101
mendapat nilai di atas KKM, sedangkan semula pada siklus I masih ada siswa yang
mendapat nilai dibawah KKM. Di ketahui nilai tertinggi yang di peroleh siswa
setelah pelaksanaan tindakan siklus II dengan model pembelajaran Kontekstual
(Contexstual Teaching And Learning) yaitu 100, sedangkan nilai terendah 70 yang
semula pada siklus II nilai terendah 70 (daftar nilai siklus II terlampir). Berdasarkan
tabel 4.18 dapat dinyatakan dalam diagram yaitu sebagai berikut
Diagram 4.18 Distribusi Frekuensi Nilai IPA siklus II
Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM > 70) data hasil perolehan nilai
siklus II dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.15 sebagai berikut.
Tabel 4.17 Kriteria Ketuntasan Minimal
Kategori
Keterangan Banyaknya siswa Presentase
Tuntas > 70 23 100%
Belum Tuntas < 70 - 0%
Jumlah siswa 23 100%
34,78% 30,43%
21,23%
4,34% 8,69%
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
70-75 75-80 80-85 85-90 95-100
Jum
lah
Sis
wa
Rentang Nilai Siklus II
102
Berdasarkan tabel 4.17 ketuntasan belajar siswa siklus II dapat di ketahui
bahwa semua siswa mendapatkan nilai di atas KKM (> 70) yaitu sebanyak 23 siswa
dari jumlah seluruh siswa, sehingga tidak ada siswa yang belum mencapai KKM (>
70). Hal tersebut menunjukkan bahwa ada peningkatan hasil belajar IPA, dan hasil
yang di peroleh pada siklus II sudah memenuhi Kriteria Ketuntasan Maksimal.
Ketuntasan belajar siswa pada tabel 4.19 dapat di lihat pada diagram sebagai berikut.
Diagram 4.19 Ketuntasan Belajar Siklus II
1.1.3.4 Refleksi Siklus II
Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus II dari pertemuan
pertama, kedua, dan ketiga, maka selanjutnya diadakan refleksi atas pelaksanaan
tindakan pembelajaran siklus II. Hasil refleksi diambil dari hasil observasi yang di
laksanakan pada siklus II. Refleksi ini di gunakan sebagai bahan perbaikan dengan
membandingkan hasil tindakan selama proses pembelajaran dengan indikator
aktivitas yang telah ditetapkan. Selain itu kegiatan refleksi juga di lakukan untuk
mengetahui manfaat dari tindakan pembelajaran menggunakan model Kontekstual
(Contexstual Teaching and Learning), kegiatan refleksi juga dimaksudkan untuk
mengetahui kekurangan dan kelebihan dari pelaksanaan tindakan pembelajaran yang
di lakukan. Kegiatan refleksi diadakan dalam bentuk diskusi, diskusi ini di lakukan
oleh peneliti dan guru observer serta perwakilan dari beberapa siswa kelas 4.
Kegiatan diskusi tersebut berisi tentang evaluasi pelaksanaan pembelajaran dengan
100%
Tuntas
103
menggunakan model Kontekstual (Contexstual Teaching and Learning), evaluasi
tersebut ditujukan bagi peneliti dan guru observer serta siswa. Dari diskusi yang di
lakukan di ketahui bahwa dengan melaksanakan kegiatan pembelajaran menggunakan
model pembelajaran Kontekstual (Contexstual Teaching and Learning) guru dapat
memperoleh pengalaman dan wawasan yang baru di dalam pembelajaran, selain itu
guru juga merasa lebih mudah dalam mengajar khususnya di dalam menyampaikan
materi pelajaran kepada siswa. Sementara bagi siswa dengan menggunakan alat
peraga secara nyata siswa merasa suasana pembelajaran lebih menyenangkan dan
tidak membosankan lagi.
Berdasarkan hasil analisis data yang di peroleh melalui hasil observasi aktivitas guru
pada siklus II pertemuan pertama indikator yang mendapat skor 0 sebanyak 1 item,
indikator dengan jumlah skor 1 sebanyak 21 item sehingga jumlah skor yang di
peroleh 21 skor. Pada siklus II pertemuan kedua indikator aktivitas guru yang
mendapat skor 0 sebanyak 0 item, indikator dengan jumlah skor 1 sebanyak 22 item
sehingga jumlah skor yang di peroleh 22 skor.
Hasil observasi dengan indikator penilaian aktivitas guru sebanyak 22 item, hasil
presentase aktivitas guru pertemuan pertama sebesar 85 %, selanjutnya pertemuan
kedua meningkat menjadi 91%. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada diagram 4.20
peningkatan presentase hasil observasi aktivitas guru siklus II pertemuan 1 dan 2
sebagai berikut :
104
Diagram 4.20 Peningkatan Presentase Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II
Pertemuan 1 dan 2
Berdasarkan hasil analisis data yang di peroleh melalui hasil observasi aktivitas siswa
dapat di ketahui hasil penilaian dari observer berjumlah 10 indikator aktivitas siswa
pada siklus I pertemuan pertama indikator yang mendapat skor 0 sebanyak 1 item,
indikator dengan jumlah skor 1 sebanyak 9 item sehingga jumlah skor yang di
peroleh 9 skor. Pada siklus II pertemuan kedua indikator aktivitas siswa yang
mendapat skor 0 sebanyak 0 item, indikator dengan jumlah skor 1 sebanyak 10 item
sehingga jumlah skor yang di peroleh 10 skor.
Hasil observasi dengan indikator penilaian aktivitas siswa sebanyak 10 item, hasil
presentase aktivitas siswa pertemuan pertama sebesar 77 %, selanjutnya pertemuan
kedua meningkat menjadi 92,3 %. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada diagram
4.21 peningkatan presentase hasil observasi aktivitas siswa siklus II pertemuan 1 dan
2 sebagai berikut :
85%
91%
81%
82%
83%
84%
85%
86%
87%
88%
89%
90%
91%
92%
pertemuan 1 Pertemuan 2
Series1
105
Diagram 4.21 Peningkatan Presentase Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II
Pertemuan 1 dan 2
Hasil evaluasi yang diperoleh siswa dengan ketuntasan belajar pada Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 70) pada pelaksanaan tindakan siklus II mencapai 92,3
% siswa tuntas. Artinya hasil tersebut sudah memenuhi indikator keberhasilan yang
peneliti tentukan sebesar 90%. Namun rata-rata hasil belajar mata pelajaran IPA SDN
Sidorejo Lor 02 Salatiga sudah mengalami peningkatan dari siklus I 79,4 menjadi 81
setelah pelaksanaan tindakan siklus II. Artinya jika dilihat dari indikator keberhasilan
yang ditentukan, hasil evaluasi tertulis siswa telah mencapai indikator keberhasilan
yang ditentukan oleh peneliti.
Berdasarkan hasil observasi dan hasil belajar siklus II secara keseluruhan hasil
refleksi yang di peroleh pada proses pembelajaran siklus II adalah sebagai berikut.
1) Pembelajaran yang di lakukan dalam siklus II dengan menerapkan model
pembelajaran Kontekstual sudah baik di lakukan oleh peneliti dan sesuai
dengan langkah-langkah dalam RPP. Terbukti dari proses dan hasil belajar
siswa pada siklus II mengalami peningkatan.
77%
92.3%
65%
70%
75%
80%
85%
90%
95%
pertemuan 1 Pertemuan 2
Series1
106
2) Siswa sudah berhasil melaksanakan proses pengamatan dengan baik, siswa
sudah mampu bekerjasama dalam proses pengamatan. Siswa juga sudah
mampu menyusun kesimpulan di akhir pelajaran yang telah di lakukan
3) Selama proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
Kontekstual (Contexstual Teaching And Learning) siswa telah mampu
mencapai hasil belajar sesuai nilai KKM yang telah ditentukan yaitu > 70.
Berdasarkan kekurangan-kekurangan yang terdapat pada pelaksanaan tindakan siklus
I dapat di atasi pada pembelajaran di siklus II.
1) Peneliti telah memberikan arahan pada siswa untuk lebih meningkatkan
kerjasama pada saat proses pemecahan masalah, sehingga dalam pembelajaran
disiklus II telah di laksanakan oleh siswa dengan baik. Terbukti terdapat
peningkatan hasil belajar yang di peroleh siswa.
1.2 ANALISIS KOMPARATIF
Pada analisis komparatif ini akan di uraikan mengenai perbandingan hasil
belajar IPA siswa kelas 4 SDN Sidorejo Lor 02 pada prasiklus, siklus I, dan siklus II.
107
Tabel 4.18 Perbandingan Ketuntasan Belajar IPA Prasiklus, Siklus
I, Dan Siklus II
No. Ketuntasan
Belajar
Nilai
(X)
Prasiklus Siklus 1 Siklus 2
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
1. Tuntas >70 9 39 20 86,9 23 0
2. Belum
Tuntas
<70 14 60,8 3 13 0 100
Jumlah 23 100 23 100 23 100
Nilai Tertinggi 84 94 100
Nilai Terendah 50 55 70
Nilai Rata-rata 68,6 79,4 81
Berdasarkan tabel 4.18 tentang perbandingan ketuntasan belajar IPA dapat di
ketahui bahwa peningkatan hasil belajar IPA dari prasiklus, siklus I, siklus II. Pada
prasiklus atau sebelum pelaksanaan tindakan, siswa yang belum tuntas atau tuntas <
70 berjumlah 14 siswa, dengan presentase 60,8 sedangkan siswa yang tuntas atau
telah mencapai KKM > 70 hanya 9 siswa dengan presentase 39%. Setelah
pelaksanaan tindakan siklus I dengan penerapan model pembelajaran Kontekstual
(Contexstual Teaching And Learning) terlihat peningkatan jumlah siswa yang tuntas
sebanyak 20 siswa dengan presentase 86,9% sementara 3 siswa lainnya masih
memperoleh nilai dibawah KKM dengan presentase 13%. Dari hasil pelaksanaan
tindakan siklus I di ketahui bahwa semua siswa belum mencapai ketuntasan belajar
dengan nilai KKM yang telah ditentukan. Sehingga masih di perlukan perbaikan lagi
pada siklus II. Tindakan di lanjutkan dengan pelaksanaan tindakan siklus II agar
ketuntasan belajar IPA siswa bisa mencapai keberhasilan yang diharapkan yaitu
108
mencapai nilai KKM > 70 dari total keseluruhan siswa. Setelah pelaksanaan tindakan
pembelajaran siklus II semua siswa mencapai ketuntasan. Semua siswa tidak ada
yang mendapatkan nilai yang kurang dari KKM. Dari hasil belajar IPA dan
ketuntasan belajar siklus II dapat di ketahui bahwa indikator keberhasilan tindakan
penelitian sudah tercapai dengan nilai KKM > 70.
Perbandingan ketuntasan belajar IPA siswa kelas 4 SDN Sidorejo Lor 02 pada
prasiklus, siklus I, siklus II dapat disajikan pada diagram 4.22 sebagai berikut.
Diagram 4.22
Perbandingan Ketuntasan Belajar IPA Prasiklus, Siklus 1, Siklus II
Diketahui bahwa setelah pelaksanaan tindakan pembelajaran dengan menerapkan
model pembelajaran Kontekstual (Contexstual teaching and Learning), hasil belajar
mata pelajaran IPA yang diperoleh siswa semakin baik dan mencapai rata-rata KKM
≥ 70 yang telah ditentukan. Kondisi yang demikian terbukti dari perolehan nilai hasil
tes evaluasi dari masing-masing siklus, baik siklus I maupun siklus II. Peningkatan
rata-rata hasil belajar IPA siswa kelas 4 SD Negeri Sidorejo Lor 02 Salatiga setelah
pelaksanaan tindakan siklus I dan siklus II dapat diketahui dalam tabel 4.19 sebagai
berikut:
60,8%
86,9%
100%
39%
13%
0% 0
5
10
15
20
25
Prasiklus Siklus 1 Siklus 2
Tuntas >70
BelumTuntas <70
109
Tabel 4.19
Perbandingan Rata-rata Hasil Belajar IPA
Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
Hasil Tindakan Pra Siklus Siklus I Siklus II
Rata-rata Hasil
Belajar IPA
68,6 79,4 81
Berdassarkan tabel 4.19 tentang perbandingan rata-rata hasil belajar, diketahui pada
pelaksanaan tindakan siklus I nilai rata-rata siswa mencapai 79,4 yang mengalami
peningkatan dari prasiklus nilai rata-rata yang diperoleh siswa hanya 68,6. Dari
perolehan data hasil tindakan penelitian tersebut dapat dinyatakan bahwa tindakan
pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus I sudah menunjukkan peningkatan hasil
belajar mata pelajaran IPA, hasil yang diperoleh sudah memenuhi indikator
keberhasilan yang telah ditentukan oleh peneliti yaitu minimal 7 nilai dari KKM ≥ 70,
namun masih diupayakan perbaikan agar hasil perolehan rata-rata hasil belajar
semakin meningkat.
Setelah pelaksanaan tindakan pada siklus II, diketahui bahwa hasil belajar IPA
semakin menunjukkan peningkatan yang signifikan, nilai rata-rata hasil belajar IPA
yang diperoleh siswa 81. Kondisi yang demikian menunjukkan bahwa hasil
pelaksanaan tindakan pada siklus II telah memenuhi indikator keberhasilan tindakan
penelitian yang telah ditetapkan oleh peneliti minimal 70 nilai dari KKM ≥ 70. Untuk
memperjelas peningkatan rata-rata nilai hasil belajar prasiklus, siklus I dan siklus II
dapat diketahui melalui diagram 4.23 sebagai berikut:
110
Diagram 4.23 Peningkatan Rata-rata Hasil Belajar IPA Prasiklus, Siklus 1, dan
Siklus 2
Diketahui bahwa setelah pelaksanaan tindakan pembelajaran dengan menerapkan
model pembelajaran Contexstual Teaching and Learning, proses belajar mata
pelajaran IPA yang diperoleh siswa semakin baik dan mencapai indikator yang telah
ditentukan yaitu signifikan 10%. Kondisi yang demikian terbukti dari perolehan skor
hasil observasi aktivitas guru dan siswa dari siklus I dan siklus II. Peningkatan proses
belajar IPA siswa kelas 4 SDN Sidorejo Lor 02 setelah pelaksanaan tindakan siklus I
dan siklus II dapat diketahui dalam tabel 4.20 perbandingan analisis rata-rata
observasi prasiklus, siklus I dan siklus II sebagai berikut :
68.6
79.4
81
62
64
66
68
70
72
74
76
78
80
82
Prasiklus Siklus 1 Siklus 2
Rata-rata
111
Tabel 4.20
Perbandingan Analisis Rata-rata Observasi
Prasiklus, Siklus I dan Siklus II
No Ketuntasan
Belajar
Prasiklus Siklus I Siklus II
Rata-
rata
Presentase Rata-
rata Presentase
Rata-
rata Presentase
1. Aktivitas
Guru
24,5 45,3% 32 81 % 52,5 91%
2. Aktivitas
Siswa
20,3 31,2% 37,5 83% 56,5 92,3 %
Berdasarkan tabel 4.22 tentang perbandingan analisis rata-rata skor observasi
aktivitas guru dan siswa dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan aktivitas guru dan
siswa dari siklus I dan siklus II dengan penerapan model pembelajaran Contexstual
Teaching and Learning. Setelah pelaksanaan tindakan siklus I rata-rata skor aktivitas
guru mencapai 32 dengan persentase 81% yang mengalami peningkatan dari aktivitas
guru prasiklus yaitu 24,5 dengan presentase 45,3%. Pada siklus II rata-rata skor
aktivitas guru mengalami peningkatan menjadi 52,5 dengan persentase 91% Kondisi
yang demikian menunjukkan bahwa hasil pelaksanaan tindakan pada siklus II telah
memenuhi indikator keberhasilan tindakan penelitian yang telah ditetapkan oleh
peneliti yaitu peningkatan secara signifikan 10 %. Seiring dengan peningkatan
aktivitas guru, rata-rata skor aktivitas siswa juga mengalami peningkatan, pada siklus
I rata-rata skor aktivitas siswa 37,5 dengan persentase 83%, dibandingkan dengan
prasiklus skor aktivitas siswa 20,3 dengan presentase 31,2% kemudian pada siklus II
rata-rata skor meningkat menjadi 56,5 dengan persentase 92,3%. Kondisi yang
demikian menunjukkan bahwa hasil pelaksanaan tindakan pada siklus II telah
memenuhi indikator keberhasilan tindakan penelitian yang telah ditetapkan oleh
peneliti yaitu peningkatan secara signifikan 10 %. Untuk menjelaskan perbandingan
rata-rata hasil analisis skor observasi aktivitas guru dan siswa pada siklus I dan siklus
II dapat diketahui pada diagram 4.26 sebagai berikut:
112
Diagram 4.26
Diagram Peningkatan Rata-rata Skor Observasi
Prasiklus, Siklus I dan Siklus II
1.3 Pembahasan
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan oleh peneliti di kelas 4 SDN
Sidorejo Lor 02 Salatiga, diketahui bahwa sebelum tindakan penelitian dilaksanakan
pembelajaran yang diterapkan oleh guru belum menggunakan model pembelajaran
yang inovatif yang menurut guru memerlukan banyak persiapan yang lebih di dalam
pelaksanaannya. Proses pembelajaran yang diterapkan oleh guru kelas 4 SDN
Sidorejo Lor 02 tersebut menyebabkan siswa kelas 4 kurang antusias dan pasif di
dalam proses belajar mengajar, tidak ada aktivitas belajar yang bermakna bagi siswa
untuk membantu mereka membangun sebuah konsep materi, semua kegiatan di dalam
pembelajaran masih didominasi oleh guru sehingga dalam pelaksanaan pembelajaran
bukan merupakan hal yang baru bila ditemui siswa yang asyik bermain sendiri dan
bercerita dengan teman sebangku, kebanyakan siswa cenderung mengacuhkan proses
pembelajaran yang tengah berlangsung. Hal tersebut merupakan salah satu faktor
Prasiklus Siklus I Siklus II
Aktivitas Guru 45.3 81 91
Aktivitas siswa 20.3 83 92.3
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
jum
lah
Sis
wa
113
yang mempengaruhi rendahnya hasil belajar IPA siswa kelas 4 SDN Sidorejo Lor 02
Salatiga. Diketahui bahwa jumlah siswa yang mencapai KKM 70 hanya 13 siswa atau
56,5% dari jumlah keseluruhan siswa, sedangkan yang belum mencapai KKM ada 10
siswa atau 43,47% dari jumlah keseluruhan siswa. Berdasarkan kondisi yang
demikian maka peneliti merasa diperlukan adanya tindakan perbaikan pembelajaran
untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas 4 SDN Sidorejo Lor 02 Salatiga
dengan menerapkan model pembelajaran Contekstual Teaching and Learning.
Berikut ini tabel 4.21 perbandingan hasil analisis observasi aktivitas guru dan siswa
pada pelaksanaan tindakan prasiklus, siklus I dan siklus II:
Tabel 4.21
Perbandingan Analisis Rata-rata Observasi
Prasiklus, Siklus I dan Siklus II
No Ketuntasan
Belajar
Prasiklus Siklus I Siklus II
Rata-
rata
Presentase Rata-
rata Presentase
Rata-
rata Presentase
1. Aktivitas
Guru
24,5 45,3% 32 81 % 52,5 91%
2. Aktivitas
Siswa
20,3 31,2% 37,5 83% 56,5 92,3 %
Berdasarkan tabel 4.21 tentang perbandingan analisis rata-rata skor observasi
aktivitas guru dan siswa dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan aktivitas guru dan
siswa dari siklus I dan siklus II dengan penerapan model pembelajaran Contekstual
Teaching and Learning. Setelah pelaksanaan tindakan siklus I rata-rata skor aktivitas
guru mencapai 32 dengan persentase 81%, dibandingkan dengan tindakan prasiklus
yaitu 24,5 dengan presentase 45,3%. Pada siklus II rata-rata skor aktivitas guru
mengalami peningkatan menjadi 52,5 dengan persentase 91%. Seiring dengan
peningkatan aktivitas guru, rata-rata skor aktivitas siswa juga mengalami
peningkatan, pada siklus I rata-rata skor aktivitas siswa 37,5 dengan persentase 83%,
dibandingkan dengan kondisi prasiklus rata-rata skor aktivitas siswa 20,3 dengan
presentase 31,2 %. Kemudian pada siklus II rata-rata skor meningkat menjadi 56,5
114
dengan persentase 92,3%. Untuk menjelaskan perbandingan rata-rata hasil analisis
skor observasi aktivitas guru dan siswa pada Prasiklus, siklus I, dan siklus II dapat
diketahui pada diagram 4.27 sebagai berikut:
Diagram 4.27
Peningkatan Rata-rata Skor Observasi
Prasiklus, Siklus I dan Siklus II
Berdasarkan diagram 4.27 tentang peningkatan rata-rata skor observasi aktivitas guru
dan siswa terlihat bahwa pada setiap siklusnya baik aktivitas guru maupun aktivitas
siswa mengalami peningkatan. Peningkatan rata-rata skor observasi guru dan siswa
selama pelaksanaan tindakan siklus I dan II dengan menerapkan model pembelajaran
Contekstual Teaching and Learning tersebut berdampak pada peningkatan hasil
belajar mata pelajaran IPA siswa kelas 4 SDN Sidorejo Lor 02 Salatiga. Diketahui
bahwa setelah pelaksanaan tindakan pembelajaran dengan menerapkan model
pembelajaran Contekstual Teaching and Learning, hasil belajar mata pelajaran IPA
yang diperoleh siswa semakin baik dan mencapai rata-rata KKM ≥ 70 yang telah
Prasiklus Siklus I Siklus II
Aktivitas Guru 45.3 81 91
Aktivitas siswa 20.3 83 92.3
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
jum
lah
Sis
wa
115
ditentukan. Kondisi yang demikian terbukti dari perolehan nilai hasil tes evaluasi dari
masing-masing siklus, baik siklus I maupun siklus II. Peningkatan rata-rata hasil
belajar IPA siswa kelas 4 SDN Sidorejo Lor 02 Salatiga setelah pelaksanaan
tindakan siklus I dan siklus II dapat diketahui dalam tabel 4.22 sebagai berikut:
Tabel 4.22
Perbandingan Rata-rata Hasil Belajar IPA
Siklus I dan Siklus II
Hasil Tindakan Prasiklus Siklus I Siklus II
Hasil Belajar IPA 68,6 79,45 81
Pada pelaksanaan tindakan prasiklus nilai rata-rata yaitu 68,6 siklus I nilai
rata-rata siswa mencapai 79,45 mengalami peningkatan dari prasiklus nilai rata-rata
yang diperoleh siswa hanya 68,6. Dengan pencapaian ketuntasan belajar IPA siswa
mencapai 79,9%. Dari perolehan data hasil tindakan penelitian tersebut dapat
dinyatakan bahwa tindakan pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus I sudah
menunjukkan peningkatan hasil belajar mata pelajaran IPA, tetapi hasil yang
diperoleh tersebut masih berada di bawah indikator keberhasilan yang telah
ditentukan oleh peneliti yaitu 90% siswa tuntas dari total keseluruhan siswa, maka
dari itu masih diperlukannya upaya perbaikan pada siklus II.
Setelah pelaksanaan tindakan pada siklus II, diketahui bahwa hasil belajar IPA
semakin menunjukkan peningkatan yang signifikan, nilai rata-rata hasil belajar IPA
yang diperoleh siswa 81% dengan pencapaian ketuntasan belajar IPA siswa mencapai
100%. Kondisi yang demikian menunjukkan bahwa hasil pelaksanaan tindakan pada
siklus II telah memenuhi indikator keberhasilan tindakan penelitian yang telah
ditetapkan oleh peneliti sebesar 90% siswa tuntas. Pada pelaksanaan tindakan siklus
II semua siswa sudah berhasil mencapai KKM 70. Untuk memperjelas peningkatan
116
rata-rata nilai hasil belajar prasiklus, siklus I dan siklus II dapat diketahui melalui
diagram 4.28 sebagai berikut:
Tabel 4.28
Perbandingan Rata-rata Hasil Belajar IPA
Prasiklus, Siklus I dan Siklus II
Berdasarkan pengamatan selama pelaksanaan tindakan pembelajaran pada
prasiklus, siklus I dan siklus II terlihat rata-rata kemampuan siswa di dalam proses
maupun hasil tindakan pembelajaran semakin baik dan selalu mengalami peningkatan
pada setiap siklusnya. Siswa lebih antusias dan aktif mengikuti setiap proses
pembelajaran, pada kerja kelompok dan presentasi dengan penerapan model
pembelajaran Contexstual Teaching and Learning pembelajaran yang berlangsung
menjadi lebih menarik dan bermakna bagi siswa, proses pembelajaran tidak hanya
terpusat pada guru melainkan siswa juga ikut terlibat dalam proses pembelajarannya.
Siswa juga senang dalam belajar secara langsung dengan taman sekolah berkaitan
dengan pelajaran yang sedang dipelajari. Penerapan model pembelajaran Contexstual
Teaching and Learning memberikan banyak hal yang positif bagi siswa salah satunya
dapat dibuktikan dengan adanya peningkatan hasil belajar mata pelajaran IPA untuk
Prasiklus Siklus I Siklus II
Rata-rata 68.6 79.45 81
62
64
66
68
70
72
74
76
78
80
82
jum
lah
Sis
wa
117
menanamkan konsep pada siswa. Selain itu model Contexstual Teaching and
Learning membuat siswa dapat belajar mengenai materi pelajaran dalam suasana
yang menyenangkan, kegiatan diskusi, bekerja kelompok, menjadikan siswa dapat
berinteraksi dan bekerja sama dengan baik di dalam kelompok. Interaksi yang muncul
antara siswa dengan siswa dan kerjasama yang terjalin dalam kegiatan diskusi
membentuk situasi belajar yang kondusif.