bab iv hasil penelitian dan pembahasan 1.1...

60
58 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 PELAKSANAAN TINDAKAN Pada pelaksanaan tindakan meliputi tiga sub judul yaitu deskripsi prasiklus, deskripsi siklus I, dan deskripsi siklus II. Dari sub judul tersebut akan di uraikan satu-persatu. Yang pertama pada deskripsi prasiklus ini menjelaskan kondisi hasil belajar siswa sebelum diadakannya tindakan penelitian. Sub judul yang kedua yaitu deskripsi siklus I, pada deskripsi siklus I ini menjelaskan tahap-tahap awal sampai akhir penelitian yang pertama yaitu tahap perencanaan, kedua tahap pelaksanaan, ketiga tahap observasi, keempat tahap refleksi dari pelaksanaan tindakan I. Sub judul yang ketiga yaitu deskripsi siklus II, pada deskripsi siklus II ini menjelaskan tahap-tahap awal sampai akhir penelitian yang pertama yaitu tahap perencanaan, kedua tahap pelaksanaan, ketiga tahap observasi, dan yang keempat tahap refleksi pelaksanaan tindakan siklus II. 1.1.1 Deskripsi Prasiklus Pada deskripsi prasiklus ini di jelaskan kondisi proses dan hasil belajar IPA sebelum tindakan penelitian di laksanakan, peneliti melakukan observasi mengenai hasil belajar pada pelajaran IPA di SDN Sidorejo Lor 02 yang beralamat di Jl. Imam Bonjol 117 Kecamatan Sidorejo Lor 02 . Observasi tersebut di lakukan pada hari Senin, 14 November 2016 di kelas 4 SDN Sidorejo Lor 02 . Subjek penelitian ini yaitu pada siswa kelas 4 yang berbentuk PTK SDN Sidorejo Lor 02 Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017 yang berjumlah 23 siswa yang terdiri dari 7 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan. Pada mata pelajaran IPA di kelas 4 SDN Sidorejo Lor 02 yang diampu oleh Bapak Suyitno, S.Pd.SD. Beliau sebagai guru kelas 4, ia mengampu semua mata pelajaran yang diajarkan di kelas 4 kecuali mata pelajaran yang telah diampu oleh guru-guru lain seperti mata pelajaran Pendidikan Agama, Penjas Orkes, Bahasa Inggris, dan TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi). Bapak Suyitno

Upload: ngongoc

Post on 07-Mar-2019

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

58

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1.1 PELAKSANAAN TINDAKAN

Pada pelaksanaan tindakan meliputi tiga sub judul yaitu deskripsi prasiklus,

deskripsi siklus I, dan deskripsi siklus II. Dari sub judul tersebut akan di uraikan

satu-persatu. Yang pertama pada deskripsi prasiklus ini menjelaskan kondisi hasil

belajar siswa sebelum diadakannya tindakan penelitian. Sub judul yang kedua

yaitu deskripsi siklus I, pada deskripsi siklus I ini menjelaskan tahap-tahap awal

sampai akhir penelitian yang pertama yaitu tahap perencanaan, kedua tahap

pelaksanaan, ketiga tahap observasi, keempat tahap refleksi dari pelaksanaan

tindakan I. Sub judul yang ketiga yaitu deskripsi siklus II, pada deskripsi siklus II

ini menjelaskan tahap-tahap awal sampai akhir penelitian yang pertama yaitu

tahap perencanaan, kedua tahap pelaksanaan, ketiga tahap observasi, dan yang

keempat tahap refleksi pelaksanaan tindakan siklus II.

1.1.1 Deskripsi Prasiklus

Pada deskripsi prasiklus ini di jelaskan kondisi proses dan hasil belajar IPA

sebelum tindakan penelitian di laksanakan, peneliti melakukan observasi

mengenai hasil belajar pada pelajaran IPA di SDN Sidorejo Lor 02 yang

beralamat di Jl. Imam Bonjol 117 Kecamatan Sidorejo Lor 02 . Observasi tersebut

di lakukan pada hari Senin, 14 November 2016 di kelas 4 SDN Sidorejo Lor 02 .

Subjek penelitian ini yaitu pada siswa kelas 4 yang berbentuk PTK SDN Sidorejo

Lor 02 Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017 yang berjumlah 23 siswa yang

terdiri dari 7 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan.

Pada mata pelajaran IPA di kelas 4 SDN Sidorejo Lor 02 yang diampu

oleh Bapak Suyitno, S.Pd.SD. Beliau sebagai guru kelas 4, ia mengampu semua

mata pelajaran yang diajarkan di kelas 4 kecuali mata pelajaran yang telah diampu

oleh guru-guru lain seperti mata pelajaran Pendidikan Agama, Penjas Orkes,

Bahasa Inggris, dan TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi). Bapak Suyitno

59

adalah seorang Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, beliau menempuh

pendidikan selama jabatannya sebagai seorang guru SD sehingga beliau cukup

berkompeten dalam bidang yang ia ampu.

Berdasarkan hasil observasi yang telah di lakukan, peneliti menemukan

permasalahan yang muncul pada hasil belajar IPA kelas 4. Hasil yang mereka peroleh

dari rekap nilai ulangan dari guru pengampu yang telah peneliti amati nilainya kurang

memuaskan banyak nilai yang masih dibawah KKM. Pada saat pembelajaran IPA

pada materi bagian bunga yang di lakukan oleh wali kelas pembelajaran tersebut

hanya di lakukan dengan metode ceramah.

Guru kelas menganggap metode ceramah sangat efektif untuk menyampaikan

materi pada siswa. Menurut beliau hal yang terpenting adalah materi tersebut dapat

diterima siswa. Guru cenderung mengesampingkan proses belajar secara langsung ke

luar kelas untuk membangun konsep pada materi yang di pelajari.

Selain metode ceramah didalam kelas guru tidak menggunakan media yang

dapat mengembangkan antusias siswa untuk belajar. Pada dasarnya, penggunaan

media untuk merangsang antusias siswa. Media dapat memberikan kesenangan dalam

belajar, sehingga pembelajaran yang disampaikan oleh guru akan lebih mudah

diterima oleh siswa.

Beberapa faktor tersebut menyebabkan pembelajaran yang berlangsung

menjadi kurang efektif. Akibatnya, siswa kesulitan dalam memahami pelajaran yang

disampaikan, siswa cenderung jenuh dan bosan dalam mengikuti pelajaran, aktivitas

siswa lebih mengarah ke luar kegiatan pembelajaran bukan materi yang disampaikan

oleh guru. Hasil observasi aktivitas guru pada prasiklus dijabarkan dalam beberapa

aspek, aspek tersebut dapat di lihat pada tabel berikut.

60

Tabel 4.1 Hasil Observasi Aktivitas Guru Prasiklus

No. Aspek yang Diamati Skor Penilaian Jumlah Skor

0 1

1. Pra pembelajaran 2,3,4 1 1

2. Penyajian Kelas 6,7,8 9 1

3. Pembentukkan kelompok 10,11 2

4. Kerja kelompok 12,13,14

5. Presentasi kelas 15,16,17

6. Tes 18 1

7 Kegiatan Akhir 19,20,20 21 1

Total 15 6 6

Berdasarkan tabel 4.1 hasil observasi aktivitas guru dapat di ketahui hasil penilaian

yang mendapat skor 0 sebanyak 15 item, indikator dengan jumlah 1 sebanyak 6 item

sehingga jumlah skor keseluruhan yang di peroleh 6 skor. Pada aspek pra

pembelajaran terdiri dari 4 indikator yaitu indikator nomor 1,2,3,4. Indikator yang

memperoleh skor 1 yaitu pada indikator 1 sehingga jumlah skor aspek 1 adalah 1

skor. Pada aspek penyajian kelas terdiri dari 4 indikator yaitu indikator 6,7,8,9 untuk

indikator 9 memperoleh skor 1 sehingga skor yang di peroleh aspek 2 ialah 1 skor.

Pada aspek pembentukan kelompok terdiri dari 2 indikator yaitu indikator nomor 10,

11 memperoleh skor 1 sehingga jumlah skor aspek 3 berjumlah 2 skor. Pada aspek

kerja kelompok terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 12,13,14 memperoleh

skor 0 sehingga skor yang di peroleh aspek 4 ialah 0 skor. Pada aspek presentasi kelas

terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 15,16,17 memperoleh skor 0 sehingga

61

skor yang di peroleh aspek 5 ialah 0 skor. Pada aspek tes terdiri dari 1 indikator yaitu

indikator 18 memproleh skor 1 sehingga skor yang di peroleh aspek 6 ialah 1 skor.

Pada aspek kegiatan akhir terdiri dari 4 indikator yaitu indikator 19,20,21,22

indikator yang memproleh skor 1 ialah pada indikator 21 sehingga skor yang di

peroleh aspek 7 ialah 1 skor. Total keseluruhan skor hasil observasi aktivitas guru

prasiklus adalah 6 skor. Untuk lebih jelasnya hasil observasi aktivitas guru prasiklus

dapat di lihat pada diagram 4.1 sebagai berikut.

Diagram 4. 1 Hasil Observasi Aktivitas Guru Prasiklus

0

0.5

1

1.5

2

2.5

1 2 3 4 5 6 7

Sko

r

Aspek yang diamati

62

Tabel 4.2 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Prasiklus

No. Aspek yang Diamati Skor Penilaian Jumlah Skor

0 1

1. Pra Pembelajaran 1,2 2

2. Penyajian Kelas 3,4

3. Pembentukan Kelompok 5,6

4. Kerja Kelompok 7

5. Presentasi Kelas 8

6. Tes 9 1

7 Kegiatan Akhir 10 1

Total 6 4 4

Berdasarkan tabel 4.2 hasil observasi aktivitas guru dapat di ketahui hasil penilaian

yang mendapat skor 0 sebanyak 6 item, indikator dengan jumlah 1 sebanyak 4 item

sehingga jumlah skor keseluruhan yang di peroleh 4 skor. Pada aspek pra

pembelajaran terdiri dari 2 indikator yaitu indikator 1,2 memperoleh skor 1 sehingga

jumlah skor aspek 1 adalah 2 skor. Pada aspek penyajian kelas terdiri dari 2 indikator

yaitu idikator nomor 3,4 memperoleh skor 0 sehingga skor yang di peroleh aspek 2

ialah 0 skor. Pada aspek pembentukan kelompok terdiri dari 2 indikator yaitu

indikator nomor 5,6 memperoleh skor 0 skor sehingga jumlah skor aspek 3 berjumlah

0 skor. Pada aspek kerja kelompok terdiri dari 1 indikator yaitu indikator nomor 7

memperoleh skor 0 sehingga skor yang di peroleh aspek 4 ialah 0 skor. Pada aspek

presentasi kelas terdiri dari 1 indikator yaitu indikator nomor 8 memperoleh skor 0

sehingga skor yang di peroleh aspek 5 ialah 0 skor. Pada aspek tes terdiri dari 1

63

indikator yaitu indikator 9 memperoleh skor 1 sehingga skor yang di peroleh aspek 6

ialah 1 skor. Pada aspek kegiatan akhir terdiri dari 1 indikator yaitu indikator 10

memproleh skor 1 sehingga skor yang di peroleh pada aspek 7 ialah 1 skor. Total

keseluruhan skor hasil observasi aktivitas guru prasiklus adalah 4 skor. Untuk lebih

jelasnya hasil observasi aktivitas siswa prasiklus dapat di lihat pada diagram

4.2 sebagai berikut.

Diagram 4.2 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Prasiklus

0

0.5

1

1.5

2

2.5

1 2 3 4 5 6 7

Sko

r

Aspek yang diamati

64

Tabel 4.3

Destribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Prasiklus

No. Nilai Banyaknya

siswa

Presentase

1. 50-56 4 17,39%

2. 57-63 3 13,04%

3. 64-69 6 26,06%

4. 70-77 4 17,39%

5. 78-84 6 26%

Jumlah 23 100%

Nilai Rata-rata 68,6

Nilai Tertinggi 84

Nilai Terendah 50

Berdasarkan tabel 4.1 di atas dapat di ketahui bahwa siswa yang mendapatkan nilai

50-56 terdapat 4 siswa dengan presentase 17,39% dari jumlah semua siswa, nilai

antara 57-63 terdapat 3 siswa dengan presentse 13,04 % dari jumlah semua siswa,

nilai antara 64-69 terdapat 6 siswa dengan presentase 26,06% dari jumlah semua

siswa, nilai antara 70-77 terdapat 4 siswa dengan presentase 17,39% jumlah semua

siswa, nilai antara 78-84 terdapat 6 siswa dengan presentase 26% dari jumlah semua

siswa. Dari data di atas nilai terendah adalah 50, nilai tertinggi 84 dan nilai rata-rata

dari jumlah siswa yaitu 68, (daftar nilai prasiklus terlampir).

Berdasarkan tabel 4.1 dapat di gambarkan dalam diagram sebagai berikut :

65

Diagram 4.4 Distribusi Frekuensi Nilai IPA Prasiklus

Berdasarkan nilai yang di dapatkan dari hasil ulangan IPA di atas pada siswa

kelas 4 SDN Sidorejo Lor 02 pada semester 1 maka peneliti merasa perlu diadakan

penelitian dengan menerapkan model pembelajaran Kontekstual (Contexstual

Teaching And Learning), sebagai upaya untuk meningkatkan proses dan hasil belajar

IPA melalui penelitian tindakan kelas yang di laksanakan melalui siklus I dan siklus

II.

Berdasarkan nilai ulangan harian IPA pada pokok bahasan perbandingan dan skala

menunjukkan bahwa sebagian besar siswa memperoleh nilai dibawah KKM > 75

dapat di lihat dalam tabel ketuntasan sebagai berikut.

17,39%

13,04%

26,06%

17,39%

26%

0

1

2

3

4

5

6

7

50-56 57-63 64-69 70-77 78-84

Jum

lah

Sis

wa

Rentang nilai IPA prasiklus

Banyaknya siswa

66

Tabel 4.5

Ketuntasan Belajar Prasiklus

Kategori Keterangan Frekuensi Presentase

Tuntas >70 10 43,4 %

Belum Tuntas <70 13 56,5%

Jumlah 23 100%

KKM >70

Berdasarkan tabel 4.5 ketuntasan belajar siswa prasiklus dapat di ketahui bahwa

siswa yang mendapatkan nilai di atas KKM (>70) sebanyak 10 siswa dengan

presentase 43,4 % dari jumlah seluruh siswa, sedangkan siswa yang belum mencapai

KKM (<70) sebanyak 13 dengan presentase 56,6% dari jumlah seluruh siswa. Dari

hasil tersebut dapat di ketahui bahwa presentse jumlah siswa yang telah mencapai

ketuntasan minimal lebih kecil dibandingkan dengan jumlah siswa yang belum

berhasil mencapai ketuntasan minimal. Ketuntasan belajar siswa pada tabel 4.5 dapat

di lihat pada diagram 4.5 sebagai berikut.

67

Diagram 4.6 Ketuntasan belajar Prasiklus

Berdasarkan hasil belajar IPA yang masih rendah yang dibuktikan dengan nilai

ulangan mata pelajaran IPA semester 1 kelas 4 SDN Sidorejo Lor 02 maka peneliti

masih perlu mengadakan perbaikan pembelajaran IPA dengan menerapkan model

Kotekstual (Contexstual Teaching And Learning), sebagai upaya untuk meningkatkan

aktivitas dan hasil belajar mata pelajaran IPA melalui penelitian tindakan kelas yang

di laksanakan sebanyak dua siklus yaitu siklus 1 dan siklus II.

1.1.2 Deskripsi Siklus I

Pada deskripsi siklus ini akan diadakan tentang tahap perencanaan,

tahap pelaksanaan tindakan dan observasi, hasil tindakan dan refleksi. Pada kegiatan

siklus I dibagi menjadi 3 kali pertemuan, masing-masing pertemuan berlangsung

selama 2x35 menit.

1.1.2.1 Tahap Perencanaan

Pada tahap perencanaan ini yang harus di persiapkan meliputi penyusunan

RPP dan perangkatnya serta perencanaan tes evaluasi yang di lakukan pada

Tuntas 43%

Belum Tuntas 57%

68

pertemuan ketiga pada masing-masing siklusnya. Masing-masing pertemuan

berlangsung selama 2 x 35 menit, dengan rincian sebagai berikut.

1) Pertemuan Pertama

Pada pertemuan pertama siklus I ini di laksanakan pada minggu pertama,

peneliti mempersiapkan segala sesuatu yang dapat mendukung pembelajaran seperti

membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menggunakan model

Kontekstual (Contexstual Teaching And Learning) dengan Kompetensi Dasar 2.4

Menjelaskan hubungan antara struktur bunga serta fungsinya. Indikator pada

pertemuan pertama antara lain (1) menunjukkan bagian-bagian nama bunga (2)

membedakan bunga sempurna dan tidak sempurna (3) menyebutkan fungsi dari

bagian-bagian bunga (4) menyebutkan peran serangga terhadap perkembangbiakan

tumbuhan. Setelah indikator dirumuskan kemudian peneliti meyusun tujuan

pembelajaran yang hendak di capai pada pertemuan pertama. Tujuan pembelajaran

yang hendak di capai pada pertemuan pertama melalui kegiatan pembelajaran

menggunakan model pembelajaran Kontekstual (Contexstual Teaching And

Learning) adalah : (1) melalui pengamatan tumbuhan secara langsung di luar kelas

siswa dapat menyebutkan nama bagian-bagian bunga (2) melalui pengamatan secara

langsung di luar kelas, siswa dapat membedakan bunga sempurna dan tidak

sempurna. (3) melalui diskusi kelompok, siswa dapat menyebutkan paling sedikit 4

fungsi bagian-bagian bunga (4) melalui tanya jawab siswa dapat menyebutkan peran

serangga terhadap perkembangbiakan tumbuhan. Di lanjutkan dengan menyiapkan

materi pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah dibuat yaitu perbedaan bunga

sempurna dan tidak sempurna, bagian-bagian nama bunga, fungsi bagian-bagian

bunga dan peran serangga terhadap perkembangbiakan tumbuhan. Selanjutnya

peneliti menyiapkan media dan alat peraga. Alat peraga ini di gunakan untuk

membantu proses pembelajaran yang berupa bunga sepatu dan bunga-bunga lainnya

seperti bunga bougenvil, anggrek yang berada di luar kelas. Selain itu peneliti juga

mempersiapkan perangkat pembelajaran seperti daftar presensi, lembar kegiatan pada

saat siswa berkelompok dan lembar observasi. Selanjutnya peneliti mempelajari

69

materi yang akan di ajarkan di kelas 4 pada siklus I pertemuan pertama agar

pembelajaran bisa berjalan sesuai tujuan yang ingin di capai.

2) Pertemuan Kedua

Perencanaan pembelajaran pada pertemuan kedua sebagai tindak lanjut pada

pertemuan pertama yang membedakan pertemuan kedua ini adalah materi yang akan

di pelajari yaitu menyebutkan fungsi dari bagian-bagian bunga. Peneliti

mempersiapkan segala sesuatu yang dapat mendukung pembelajaran seperti membuat

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menggunakan model Kontekstual

(Contexstual Teaching And Learning) dengan Kompetensi Dasar 2.4 Menjelaskan

hubungan antara struktur bunga serta fungsinya. Indikator pada pertemuan pertama

antara lain (1) membedakan bunga sempurna dan tidak sempurna (2) menunjukkan

bagian-bagian nama bunga (3) menyebutkan fungsi dari bagian-bagian bunga (4)

menyebutkan peran serangga terhadap perkembangbiakan tumbuhan. Setelah

indikator dirumuskan kemudian peneliti meyusun tujuan pembelajaran yang hendak

di capai pada pertemuan pertama. Tujuan pembelajaran yang hendak di capai pada

pertemuan pertama melalui kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran

Kontekstual (Contexstual Teaching And Learning) adalah : (1) melalui pengamatan

secara langsung di luar kelas, siswa dapat membedakan bunga sempurna dan tidak

sempurna. (2) melalui pengamatan tumbuhan secara langsung di luar kelas siswa

dapat menyebutkan nama bagian-bagian bunga (3) melalui diskusi kelompok, siswa

dapat menyebutkan paling sedikit 4 fungsi bagian-bagian bunga (4) melalui tanya

jawab siswa dapat menyebutkan peran serangga terhadap perkembangbiakan

tumbuhan. Di lanjutkan dengan menyiapkan materi pembelajaran sesuai dengan RPP

yang telah dibuat yaitu perbedaan bunga sempurna dan tidak sempurna, bagian-

bagian nama bunga, fungsi bagian-bagian bunga dan peran serangga terhadap

perkembangbiakan tumbuhan. Selanjutnya peneliti menyiapkan media dan alat

peraga. Alat peraga ini di gunakan untuk membantu proses pembelajaran yang berupa

bunga sepatu dan bunga-bunga lainnya yang berada di luar kelas. Selain itu peneliti

70

juga mempersiapkan perangkat pembelajaran seperti daftar presensi, lembar kegiatan

pada saat siswa berkelompok dan lembar observasi. Selanjutnya peneliti mempelajari

materi yang akan di ajarkan di kelas 4 pada siklus I pertemuan pertama agar

pembelajaran bisa berjalan sesuai tujuan yang ingin di capai.

3) Pertemuan ketiga

Pada pertemuan ketiga ini berisi mengenai tindak lanjut dari pertemuan pertama dan

pertemuan kedua. Pada pertemuan ketiga ini di gunakan untuk tes evaluasi tentang

materi yang telah di pelajari pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua yaitu

materi tentang bunga sempurna dan tidak sempurna, fungsi bagian-bagian bunga

serta peran serangga terhadap perkembangbiakan tumbuhan. Kegiatan ini

dimaksudkan untuk mengetahui peningkatan hasil mata pelajaran IPA menggunakan

model Kontekstual (Contexstual Teaching And Learning) pada siswa kelas 4 SDN

Sidorejo Lor 02. Sebelum diadakan tes evaluasi, guru mengulang materi tentang

bagian-bagian bunga yang telah di pelajari pada pertemuan pertama dan pertemuan

kedua. Setelah itu guru mengadakan tes evaluasi selama 2 x35 menit.

1.1.2.2 Pelaksanaan Tindakan Dan Observasi

Pelaksanaan tindakan dan observasi di uraikan menjadi tiga kali pertemuan

setiap pertemuan 2 x 35 menit, masing-masing pertemuan di uraikan pelaksanaan

tindakan dan hasil observasi aan di uraikan pada pertemuan pertama dan kedua.

Pelaksanaan tindakan merupakan deskripsi dari kegiatan pembelajaran mulai dari

kegiatan awal sampai kegiatan akhir pembelajaran pada siklus I sedangkan observasi

akan menguraikan hasil observasi melalui lembar observasi. Pelaksanaan tindakan

dan observasi pada siklus I yaitu sebagai berikut .

Pertemuan pertama

a) Pelaksanaan tindakan

Kegiatan awal pada kegiatan elaborasi pembelajaran pada pertemuan

pertama diawali dengan mengucapkan salam, kemudian peneliti meminta ketua kelas

71

untuk memimpin doa, setelah itu di lakukan presensi. Selanjutnya peneliti melakukan

apresepsi dengan menyanyikan lagu “ Lihat Kebunku”.

Setelah kegiatan awal disampaikan, di lanjutkan dengan kegiatan inti yang

terdiri dari kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Pada kegiatan eksplorasi

guru menggali pengetahuan siswa tentang bunga serta nama bagian bunga. Guru

bertanya jawab tentang nama bagian-bagian bunga pada materi sebelumnya dengan

mengamati bunga masing-masing kelompok, guru menjelaskan nama dan fungsi dari

bunga tersebut sedangkan siswa mengamati bunga secara langsung di luar kelas

bagian-bagian bunga yang diamatinya. Guru melibatkan siswa untuk menuliskan

nama-nama bagian-bagian bunga serta fungsinya di depan kelas.

Pada kegiatan eksplorasi guru membentuk siswa menjadi 10 kelompok

untuk melakukan diskusi masing-masing kelompok terdiri dari 2 siswa. masing-

masing kelompok mendapatkan lembar kerja kelompok untuk kegiatan percobaan

dalam memecahkan masalah. Selama proses diskusi berlangsung guru memberikan

motivasi, arahan, serta bimbingan pada setiap kelompok. Proses diskusi selama 20

menit. Setelah semua kelompok menyelesaikan diskusinya, perkelompok maju

kedepan kelas untuk mempresentasikan hasil diskusinya yang dimulai dari kelompok

1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, dan yang terakhir kelompok 10. Saat kegiatan presentasi

kelompok, kelompok yang lain memperhatikan dan memberikan tanggapan pada

kelompok yang berpresentasi. Setelah semua kelompok melakukan presentasikan

hasil diskusi, guru mengevaluasi proses pemecahan masalah apakah siswa sudah

mampu memecahkan masalah dengan baik dan benaratau belum, ternyata ada 2

kelompok yang memiliki jawaban yang berbeda dan kurang tepat, kemuadian guru

meluruskan jawaban kelompok yang kurang tepat dalam memecahkan masalah.

Pada kegiatan konfirmasi guru membahas hasil pekerjaan siswa yang masih

salah, guru menanyakan kembali pelajaran yang telah di pelajari selama pelajaran

yang telah di laksanakan. Kemudian guru menyampaikan kesimpulan pembelajaran.

Pada kegiatan akhir pembelajaran guru menyampaikan materi yang akan di pelajari

pada materi yang akan datang. Guru mengakhiri pelajaran dengan salam dan doa.

72

b) Observasi

Kegiatan observasi di lakukan oleh Bapak Suyitno, S.Pd selaku guru kelas

untuk mengamati aktivitas selama proses pembelajaran berlangsung, baik itu aktivitas

guru dan aktivitas siswa, masing-masing indikator dalam lembar observasi yang

terdiri dari 22 indikator aktivitas guru, dan 10 indikator aktivitas siswa masing-

masing indikator dalam lembar observasi tersebut diberi skor 1 dan 0 Skor 1 berarti

terlaksana, skor 0 berarti tidak terlaksana. Kemudian skor akan di jumlahkan dan di

interpretasikan berdasarkan kriteria penilaian. Kriteria penilaian pada lembar

observasi aktivitas guru yaitu untuk total berjumlah 6 dengan kategori kurang. Hasil

observassi aktivitas guru pada siklus I pertemuan pertama di jelaskan dalam beberapa

aspek, aspek tersebut dapat di lihat pada tabel 4.6 sebagai berikut.

Tabel 4.6 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan 1

No. Aspek yang Diamati Skor Penilaian Jumlah Skor

0 1

1. Pra pembelajaran 3,4 1,2 2

2. Penyajian Kelas 5,6,7 8,9 2

3. Pembentukkan kelompok 10,11 2

4. Kerja kelompok 12,13 14 1

5. Presentasi kelas 15,16 17 1

6. Tes 18 1

7 Kegiatan Akhir 19,20 21,22 2

Total 11 11 11

73

Berdasarkan tabel 4.6 hasil observasi aktivitas guru dapat di ketahui hasil penilaian

yang mendapat skor 0 sebanyak 11 item, indikator dengan jumlah 1 sebanyak 11 item

sehingga jumlah skor keseluruhan yang di peroleh 11 skor. Pada aspek 1 terdapat 4

indikator yaitu indikator nomor 1,2,3,4. Indikator yang memperoleh skor 1 yaitu pada

indikator 1,2 sehingga jumlah skor aspek 1 adalah 2 skor. Pada aspek penyajian kelas

terdiri dari 5 indikator yaitu indikator nomor 5,6,7,8,9 untuk indikator 5,6,7

memperoleh skor 0 sedangkan indikator 8 dan 9 memperoleh skor 1 sehingga jumlah

skor aspek 2 ialah 2 skor. Pada aspek pembentukan kelompok terdiri dari 2 indikator

yaitu indikator nomor 10, 11 memperoleh skor 1 sehingga jumlah skor aspek 3

berjumlah 2 skor. Pada aspek kerja kelompok terdiri dari 3 indikator yaitu indikator

nomor 12,13,14 untuk indikator 14 memperoleh 1 skor sedangkan indikator 12,13

memperoleh skor 0 skor sehingga jumlah skor pada aspek 4 ialah 1 skor. Pada aspek

presentasi kelas terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 15,16,17 untuk

indikator 17 memperoleh skor 1 sedangkan indikator 15, 16 memperoleh skor 0

sehingga skor pada aspek 5 ialah 1 skor. Pada aspek tes terdiri dari 1 indikator yaitu

indikator 18 memproleh skor 1 sehingga skor yang di peroleh aspek 6 ialah 0 skor.

Pada aspek kegiatan akhir terdiri dari 4 indikator yaitu indikator 19,20,21,22

indikator untuk indikator 21,22 memperoleh skor 1 sehingga skor yang memperoleh

aspek 7 ialah 2 skor. Total keseluruhan skor hasil observasi aktivitas guru siklus 1

pertemuan 1 adalah 11 skor. Untuk lebih jelasnya hasil observasi aktivitas guru

prasiklus dapat di lihat pada diagram 4.6 sebagai berikut.

74

Diagram 4.6 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan 1

Selanjutnya hasil observasi aktivitas siswa di peroleh dari lembar observasi yang

dapat di jelaskan dalam beberapa aspek pada tabel 4.7

Tabel 4.7 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus 1 Pertemuan I

No. Aspek yang Diamati Skor Penilaian Jumlah Skor

0 1

1. Pra Pembelajaran 1,2 2

2. Penyajian Kelas 3 4 1

3. Pembentukan Kelompok 5 6 1

4. Kerja Kelompok 7

5. Presentasi Kelas 8

6. Tes 9 1

0

0.5

1

1.5

2

2.5

1 2 3 4 5 6 7

Sko

r

Aspek yang diamati

75

7 Kegiatan Akhir 10 1

Total 4 6 6

Berdasarkan tabel 4.7 hasil observasi aktivitas siswa dapat di ketahui hasil penilaian

yang mendapat skor 0 sebanyak 4 item, indikator dengan jumlah 1 sebanyak 6 item

sehingga jumlah skor keseluruhan yang di peroleh 6 skor. Pada aspek pra

pembelajaran terdiri dari 2 indikator yaitu indikator nomor 1,2. Indikator yang

memperoleh skor 1 sehingga jumlah skor aspek 1 adalah 2 skor. Pada aspek

penyajian kelas terdiri dari 2 indikator yaitu indikator nomor 3,4 untuk indikator 4

memperoleh skor 1 sedangkan indikator 3 memperoleh skor 0 sehingga skor yang di

peroleh pada aspek 2 adalah 1 skor. Pada aspek pembentukan kelompok terdiri dari 2

indikator yaitu indikator nomor 5,6 untuk indikator 6 memperoleh skor 1 sedangkan

untuk indikator 5 memproleh skor 0 sehingga skor yang di peroleh pada aspek nomor

3 adalah 1. Pada aspek kerja kelompok terdiri dari 1 indikator yaitu indikator nomor 7

memperoleh skor 0 sehingga skor yang di peroleh aspek 4 ialah 0 skor. Pada aspek

presentasi kelas terdiri dari 1 indikator yaitu indikator nomor 8 memperoleh skor 0

sehingga skor yang di peroleh aspek 5 ialah 0 skor. Pada aspek tes terdiri dari 1

indikator yaitu indikator 9 memproleh skor 1 sehingga skor yang memperoleh aspek

6 ialah 0 skor. Pada aspek kegiatan akhir terdiri dari 1 indikator yaitu indikator 10

yang memproleh skor 1 sehingga skor yang di peroleh aspek 7 ialah 1 skor. Total

keseluruhan skor hasil observasi aktivitas siswa siklus 1 adalah 6 skor. Untuk lebih

jelasnya hasil observasi aktivitas siswa prasiklus dapat di lihat pada diagram 4.7

sebagai berikut.

76

Diagram 4.7 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus 1 Pertemuan I

2) Pertemuan Kedua

Hasil observasi aktivitas guru pada siklus 1 pertemuan ke II di jelaskan dalam

beberapa aspek, aspek tersebut dapat di lihat pada tabel 4.8 sebagai berikut

0

0.5

1

1.5

2

2.5

1 2 3 4 5 6 7

Sko

r

Aspek yang diamati

77

Tabel 4.8 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan II

No. Aspek yang Diamati Skor Penilaian Jumlah Skor

0 1

1. Pra pembelajaran 2, 1,3,4 3

2. Penyajian Kelas 6,7 5,8,9 3

3. Pembentukkan kelompok 10,11 2

4. Kerja kelompok 12,13 14 1

5. Presentasi kelas 15,16 17 1

6. Tes 18 1

7 Kegiatan Akhir 19 20,21,22 3

Total 8 14 14

Berdasarkan tabel 4.7 hasil observasi aktivitas guru dapat di ketahui hasil penilaian

yang mendapat skor 0 sebanyak 8 item, indikator dengan jumlah 1 sebanyak 14 item

sehingga jumlah skor keseluruhan yang di peroleh 14 skor. Pada aspek siklus 1

pertemuan II terdiri dari 4 indikator yaitu indikator nomor 1,2,3,4. Indikator yang

memperoleh skor 1 yaitu pada indikator 1,3,4 sehingga jumlah skor aspek 1 adalah 3

skor. Pada aspek penyajian kelas terdiri dari 5 indikator yaitu idikator nomor

5,6,7,8,9 untuk indikator 5,8,9 memperoleh skor 1 sedangkan indikator 6,7

memperoleh skor 0 sehingga skor yang di peroleh aspek 2 berjumlah 3 skor. Pada

aspek pembentukan kelompok terdiri dari 2 indikator yaitu indikator nomor 10, 11

memperoleh skor 1 sehingga jumlah skor aspek 3 berjumlah 2 skor. Pada aspek kerja

kelompok terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 12,13,14 untuk indikator 14

memperoleh 1 skor sedangkan 12, dan 13 memperoleh skor 0 sehingga skor yang di

78

peroleh aspek 4 ialah 1 skor. Pada aspek presentasi kelas terdiri dari 3 indikator yaitu

indikator nomor 15,16,17 untuk indikator 17 memperoleh skor 1 sedangkan indikator

15, 16 memperoleh skor 0 sehingga skor yang di peroleh aspek 5 ialah 1 skor. Pada

aspek tes terdiri dari 1 indikator yaitu indikator 18 memproleh skor 1 sehingga skor

yang memperoleh aspek 6 ialah 1 skor. Pada aspek kegiatan akhir terdiri dari 4

indikator yaitu indikator 19,20,21,22 untuk indikator yang memproleh skor 1 ialah

pada indikator 20,21,22 sedangkan untu indikator 19 memperoleh skor 0 sehingga

skor pada aspek 7 ialah 3 skor. Total keseluruhan skor hasil observasi aktivitas guru

siklus 1 adalah 14 skor. Untuk lebih jelasnya hasil observasi aktivitas guru siklus 1

pertemuan 2 dapat di lihat pada diagram 4.7 sebagai berikut.

Diagram 4.8 Diagram Aktivitas Guru Siklus 1 Pertemuan II

Selanjutnya hasil observasi aktivitas siswa di peroleh dari lembar observasi yang

dapat di jelaskan dalam beberapa aspek pada tabel 4.9 sebagai berikut.

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

3.5

1 2 3 4 5 6 7

Sko

r

Aspek yang diamati

79

Tabel 4.9 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus 1 Pertemuan II

No. Aspek yang Diamati Skor Penilaian Jumlah Skor

0 1

1. Pra Pembelajaran 1,2 2

2. Penyajian Kelas 3,4 2

3. Pembentukan Kelompok 5 6 1

4. Kerja Kelompok 7 1

5. Presentasi Kelas 8

6. Tes 9 1

7 Kegiatan Akhir 10 1

Total 2 8 8

Berdasarkan tabel 4.7 hasil observasi aktivitas siswa dapat di ketahui hasil penilaian

yang mendapat skor 0 sebanyak 2 item, indikator dengan jumlah 1 sebanyak 8 item

sehingga jumlah skor keseluruhan yang di peroleh 8 skor. Pada aspek pra

pembelajaran terdiri dari 2 indikator yaitu indikator nomor 1,2 yang memperoleh skor

1 sehingga jumlah skor aspek 1 adalah 2 skor. Pada aspek penyajian kelas terdiri dari

2 indikator yaitu indikator nomor 3,4 untuk indiktor 3,4 memperoleh skor 1 sehingga

skor yang di peroleh pada aspek 2 adalah 2 skor. Pada aspek pembentukan kelompok

terdiri dari 2 indikator yaitu indikator nomor 5,6 untuk indikator 6 memperoleh skor 1

sedangkan untuk indikator 5 memproleh skor 0 sehingga skor yang di peroleh pada

aspek 3 adalah 1 skor. Pada aspek kerja kelompok terdiri dari 1 indikator yaitu

indikator 7 memperoleh skor 1 sehingga skor yang di peroleh aspek 4 ialah 1 skor.

Pada aspek presentasi kelas terdiri dari 1 indikator yaitu indikator 8 memperoleh skor

80

0 sehingga skor yang di peroleh aspek 5 adalah 0 skor. Pada aspek tes terdiri dari 1

indikator yaitu indikator 9 memproleh skor 1 sehingga skor yang di peroleh aspek 6

ialah 1 skor. Pada aspek kegiatan akhir terdiri dari 1 indikator yaitu indikator 10

indikator yang di peroleh skor 1 ialah pada indikator 10 sehingga skor yang di

peroleh aspek 6 ialah 1 skor. Total keseluruhan skor hasil observasi aktivitas siswa

siklus 1 adalah 8 skor. Untuk lebih jelasnya hasil observasi aktivitas siswa siklus 1

pertemuan II dapat di lihat pada diagram 4.9 sebagai berikut.

Diagram 4.9 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus 1 Pertemuan 2

1.1.2.3 Hasil Tindakan

Hasil tindakan pembelajaran pada siklus I ini berupa hasil belajar mata

pelajaran IPA SDN Sidorejo Lor 02 yang di peroleh melalui tes evaluasi diakhir

siklus yaitu pada pertemuan ke tiga siklus I dengan Kompetensi Dasar (KD) 2.4

Menjelaskan hubungan antara struktur bunga dengan fungsinya. Siswa yang

mendapat nilai di atas KKM berarti tuntas, sedangkan siswa yang mendapat nilai di

bawah KKM berarti belum tuntas. Untuk hasil belajar IPA siklus I disajikan dalam

tabel daftar nilai IPA (terlampir), dan berikut disajikan pada tabel 4.2 tabel nilai IPA

0

0.5

1

1.5

2

2.5

1 2 3 4 5 6 7

sko

r

Aspek yang diamati

81

siklus I siswa kelas 4 SDN Sidorejo Lor 02 Tahun Pelajaran 2016/2017 sebagai

berikut :

Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Nilai IPA siklus I

No. Rentang

nilai

Jumlah siswa Presentase

1. 55-62 2 8,69%

2. 63-70 1 4,34%

3. 71-78 9 39,13%

4. 79-86 5 21,73%

5. 87-94 6 26%

Jumlah siswa 23 100%

Nilai Rata-rata 79,45

Nilai Tertinggi 94

Nilai Terendah 55

Berdasarkan tabel 4.10 di atas dapat di ketahui bahwa siswa yang mendapatkan

nilai 55-56 terdapat 2 siswa dengan presentase 8,69% dari jumlah semua siswa, nilai

antara 63-70 terdapat 1 siswa dengan presentase 4,34% dari jumlah semua siswa,

nilai antara 71-78 terdapat 9 siswa dengan presentase 21,73% dari jumlah semua

siswa, nilai antara 79-86 terdapat 5 siswa dengan presentase 21,73% dari jumlah

semua siswa. Nilai tertinggi 94, nilai terendah 55 dan nilai rata-rata dari semua siswa

79,45. (daftar nilai siklus I terlampir)

Berdasarkan tabel 4.12 dapat di gambarkan dalam diagram sebagai berikut :

82

Diagram 4.10 Distribusi Frekuensi Nilai IPA Siklus 1

Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM > 70) data perolehan nilai siklus I

dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.10 sebagai berikut.

Tabel 4.11 Kriteria Ketuntasan Minimal Siklus 1

Kategori

Keterangan Banyaknya siswa

Tuntas > 70 20

Belum Tuntas < 70 3

Jumlah siswa 23

Berdasarkan tabel 4.11 ketuntasan belajar siswa siklus I dapat di ketahui bahwa yang

mendapatkan nilai di atas KKM (> 70) sebanyak 20 siswa dengan presentase 87 %

dari jumlah seluruh siswa, sedangkan siswa yang belum mencapai KKM (< 70)

sebanyak 3 siswa dengan presentase 13 % dari jumlah seluruh siswa. Hal tersebut

menunjukkan bahwa ada peningkatan hasil belajar IPA, namun hasil belajar pada

8,69%

4,34%

39,13%

21,73%

26%

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

55-62 63-70 71-78 79-86 87-94

Jum

lah

Sis

wa

Rentang Nilai IPA Siklus 1

83

siklus I belum memenuhi syarat yang telah ditentukan yaitu 22 siswa bisa tercapai

nilai KKM. Ketuntasan belajar siswa dapat di lihat pada diagram lingkaran 4.11

sebagai berikut

Diagram 4.11 Ketuntasan Belajar Siklus I

1.1.2.4 Refleksi Siklus I

Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus I dari pertemuan

pertama, kedua, dan ketiga, maka selanjutnya diadakan refleksi atas pelaksanaan

tindakan pembelajaran siklus I. Hasil refleksi diambil dari hasil observasi yang di

laksanakan pada siklus I. Refleksi ini di gunakan sebagai bahan perbaikan dengan

membandingkan hasil tindakan selama proses pembelajaran dengan indikator

aktivitas yang telah ditetapkan. Selain itu kegiatan refleksi juga di lakukan untuk

mengetahui manfaat dari tindakan pembelajaran menggunakan model Kontekstual

(Contexstual Teaching and Learning), kegiatan refleksi juga dimaksudkan untuk

mengetahui kekurangan dan kelebihan dari pelaksanaan tindakan pembelajaran yang

di lakukan. Kegiatan refleksi diadakan dalam bentuk diskusi, diskusi ini di lakukan

oleh peneliti dan guru observer serta perwakilan dari beberapa siswa kelas 4.

Kegiatan diskusi tersebut berisi tentang evaluasi pelaksanaan pembelajaran dengan

menggunakan model Kontekstual (Contexstual Teaching and Learning), evaluasi

tersebut ditujukan bagi peneliti dan guru observer serta siswa. Dari diskusi yang di

lakukan di ketahui bahwa dengan melaksanakan kegiatan pembelajaran menggunakan

87%

13%

Tuntas > 70

Belum Tuntas < 70

84

model pembelajaran Kontekstual (Contexstual Teaching and Learning) guru dapat

memperoleh pengalaman dan wawasan yang baru di dalam pembelajaran, selain itu

guru juga merasa lebih mudah dalam mengajar khususnya di dalam menyampaikan

materi pelajaran kepada siswa. Sementara bagi siswa dengan menggunakan alat

peraga secara nyata siswa merasa suasana pembelajaran lebih menyenangkan dan

tidak membosankan lagi.

Berdasarkan hasil analisis data yang di peroleh melalui hasil observasi aktivitas guru

pada siklus I pertemuan pertama indikator yang mendapat skor 0 sebanyak 11 item,

indikator dengan jumlah skor 1 sebanyak 11 item sehingga jumlah skor yang di

peroleh 11 skor. Pada siklus I pertemuan kedua indikator aktivitas guru yang

mendapat skor 0 sebanyak 8 item, indikator dengan jumlah skor 1 sebanyak 14 item

sehingga jumlah skor yang di peroleh 14 skor.

Hasil observasi dengan indikator penilaian aktivitas guru sebanyak 22 item, hasil

presentase aktivitas guru pertemuan pertama sebesar 77,6 %, selanjutnya pertemuan

kedua meningkat menjadi 81%.Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada diagram 4.12

peningkatan presentase hasil observasi aktivitas guru siklus I pertemuan I dan II

sebagai berikut :

77.60%

81%

75.00%

76.00%

77.00%

78.00%

79.00%

80.00%

81.00%

82.00%

Pertemuan 1 Pertemuan 2

Pre

sen

tase

85

Diagram 4.12 Peningkatan Presentase Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus 1

Pertemuan 1 dan 2

Berdasarkan hasil analisis data yang di peroleh melalui hasil observasi aktivitas

siswa dapat di ketahui hasil penilaian dari observer indikator aktivitas siswa

berjumlah 10 indikator pada siklus I pertemuan pertama indikator yang mendapat

skor 0 sebanyak 4 item, indikator dengan jumlah skor 1 sebanyak 6 item sehingga

jumlah skor yang di peroleh 6 skor. Pada siklus I pertemuan kedua indikator aktivitas

siswa yang mendapat skor 0 sebanyak 2 item, indikator dengan jumlah skor 1

sebanyak 8 item sehingga jumlah skor yang di peroleh 8 skor.

Hasil observasi dengan indikator penilaian aktivitas siswa sebanyak 10 item, hasil

presentase aktivitas siswa pertemuan pertama sebesar 74,50 %, selanjutnya

pertemuan kedua meningkat menjadi 83 %. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada

diagram 4.12 peningkatan presentase hasil observasi aktivitas siswa siklus I

pertemuan I dan II sebagai berikut :

Diagram 4.13 Peningkatan Presentase Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus 1

Pertemuan 1 dan 2

74.50%

83%

70.00%

72.00%

74.00%

76.00%

78.00%

80.00%

82.00%

84.00%

Pertemuan 1 Pertemuan 2

Pre

sen

tase

86

Hasil evaluasi yang di peroleh siswa dengan ketuntasan belajar pada Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 70) pada pelaksanaan tindakan siklus I mencapai

79,46% siswa tuntas. Artinya hasil tersebut belum memenuhi indikator keberhasilan

yang peneliti tentukan sebesar 90%. Masih ada 3 siswa yang perolehan nilainya

masih berada di bawah KKM 70. Namun rata-rata hasil belajar mata pelajaran IPA

siswa kelas 4 SDN Sidorejo Lor 02 sudah mengalami peningkatan dari kondisi awal

68,8% menjadi 79,45% setelah pelaksanaan tindakan siklus I. Persentase ketuntasan

belajar siswa naik dari kondisi awal 68,8% menjadi 79,45%.

Berdasarkan hasil belajar siswa yang di peroleh dari proses pembelajaran pada siklus

I terdapat kekurangan atau kegiatan pembelajaran yang belum maksimal, yaitu

sebagai berikut.

a. Masih ada beberapa siswa pada saat pembelajaran belum mengikuti secara optimal

dalam kegiatan diskusi pemecahan masalah.

Dari kekurangan di atas, maka peneliti mengadakan analisis konsultasi dengan guru

kelas Bapak Suyitno, S.Pd. tentang kondisi siswa serta pembelajaran yang telah

berlangsung sehingga di dapatkan penyelesaian dari kekurangan tersebut sebagai

berikut.

a. Peneliti agar dalam pelaksanaan kegiatan diskusi seluruh anggota kelompok dapat

ikut berpartisipasi dan bekerja sama dengan baik.

1.1.3 Deskripsi Siklus II

Pada deskripsi siklus II ini merupakan upaya perbaikan dari siklus I yang akan

di uraikan tentang tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, pelaksanaan observasi,

dan refleksi. Kegiatan pada siklus II ini dibagi menjadi tiga kali pertemuan, masing-

masing pertemuan berlangsung selama 2x35 menit.

87

1.1.3.1 Tahap Perencanaan

Tahap perencanaan akan menjelaskan mengenai perencanaan yang akan di

lakukan oleh peneliti sebelum pelaksanaan pembelajaran dengan model Konteksual (

Contexstual Teaching and Learning) yang meliputi penyusunan RPP dan segala

sesuatu yang menunjang pelaksanaan tindakan pembelajaran yang akan di laksanakan

termasuk perencanaan tes evaluasi yang akan di adakan pada pertemuan terakhir

siklus II yaitu pertemuan ke tiga. Tindakan pembelajaran pada siklus II merupakan

hasil tindak lanjut dan upaya perbaikan dari pelaksanaan tindakan pada siklus I. Pada

kegiatan pembelajaran siklus II di laksanakan dalam tiga kali pertemuan dengan

rincian sebagai berikut

1) Pertemuan pertama

Pertemuan pertama pada siklus II di laksanakan pada minggu kedua bulan

November. Sebelum melakukan tindakan pembelajaran siklus II pertemuan pertama

peneliti menyiapkan segala sesuatu yang dapat mendukung pembelajaran seperti

membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menggunakan model

pembelajaran Kontekstual (Contexstual Teaching And Learning) dengan Kompetensi

Dasar 2.3 menjelaskan hubungan antara struktur daun dengan fungsinya. Indikator

pada pertemuan pertama antara lain (1) membedakan penggolongan daun berdasarkan

struktur tulang daun, (2) menunjukkan bagian-bagian nama daun (3) menyebutkan

fungsi dari bagian-bagian daun (4) menyebutkan fungsi daun pada kehidupan sehari-

hari (5) menyebutkan kegunaan daun bagi kehidupan. Setelah indikator dirumuskan

kemudia peneliti menyusun tujuan pembelajaran yang hendak di capai. Tujuan

pembelajaran yang hendak di capai pada pertemuan pertama melalui kegiatan

pembelajaran menggunakan model Kontekstual (Contexstual Teaching And

Learning) adalah (1) melalui pengamatan daun secara langsung di luar kelas, siswa

dapat menunjukkan bagian-bagian daun berupa tangkai daun, helai daun, dan tulang

daun (2) melalui pengamatan daun secara langsung di luar kelas, siswa dapat

membedakan daun berdasarkan jumlah helainya berupa daun tunggal dan daun

88

majemuk (3) melalui diskusi kelompok, siswa dapat membedakan daun berdasarkan

susunan tulang daun berupa tulang menyirip, melengkung dan sejajar (4) melalui

tanya jawab, siswa dapat menyebutkan fungsi daun bagi tumbuhan. Di lanjutkan

dengan menyiapkan materi pembelajaran sesuai dengan RPP yaitu tentang (1) bagian-

bagian pada daun (2) daun berdasarkan jumlah helai daun pada satu tangkai (3) daun

berdasarkan struktur tulang daun (4) fungsi daun berdasarkan bagian-bagian daun (5)

fungsi daun bagi tumbuhan. Selanjutnya peneliti menyiapkan media dan alat peraga.

Alat peraga ini di gunakan untuk membantu proses pembelajaran yang berupa daun -

daun yang berada taman yaitu di luar kelas. Selain itu peneliti juga mempersiapkan

perangkat pembelajaran seperti daftar presensi siswa, lembar kegiatan siswa saat

berkelompok. Selanjutnya peneliti mempelajari materi yang akan diajarkan di kelas 4

pada siklus II pertemuan pertama agar pembelajaran bisa berjalan sesuai dengan

tujuan yang ingin di capai.

(2) Pertemuan kedua

Perencanaan pembelajaran pada pertemuan kedua ini sebagai tindak lanjut pada

pertemuan pertama yang membedakan dari pertemuan pertama adalah materi yang

akan di pelajari yaitu tentang (1) daun berdasarkan struktur tulang daun (2) fungsi

daun berdasarkan bagian-bagian daun (3) fungsi daun bagi tumbuhan. Sebelum

melakukan pembelajaran pada siklus II pembelajaran kedua peneliti menyiapkan

segala sesuatu yang dapat mendukung pembelajaran seperti membuat Rencana

Pelaksanaan Pembelajran (RPP) menggunakan model Kontekstual (Contexstual

Teaching And Learning) dengan kompetensi dasar 2.3 menjelaskan hubungan antara

struktur daun dengan fungsinya. Alokasi yang ditentukan selama 2 jam pelajaran (2

x 35 menit). Indikator pada pertemuan kedua antara lain (1) menyebutkan fungsi

dari bagian-bagian daun (2) menyebutkan macam-macam daun bertulang

melengkung, menyirip, dan sejajar (3) menyebutkan kegunaan daun bagi tumbuhan.

Tujuan yang hendak di capai melalui kegiatan pembelajaran pada pertemuan kedua

melalui model pembelajaran Kontekstual (Contexstual Teaching And Learning)

89

adalah (1) melalui pengamatan daun secara langsung di luar kelas, siswa dapat

membedakan daun berdasarkan jumlah helainya berupa daun tunggal dan daun

majemuk (2) melalui diskusi kelompok, siswa dapat membedakan daun berdasarkan

susunan tulang daun berupa tulang menyirip, melengkung dan sejajar. (3) melalui

tanya jawab, siswa dapat menyebutkan fungsi daun bagi tumbuhan. Di lanjutkan

dengan menyiapkan materi pembelajaran sesuai dengan RPP tentang daun serta

fungsi bagian-bagian daun. Selanjutnya peneliti menyiapkan media dan alat peraga

yaitu berupa daun-daun yang berada di luar kelas tepatnya pada taman sekolah.

Selain itu peneliti juga mempersiapkan perangkat pembelajaran seperti daftar

presensi siswa, lembar kegiatan siswa saat berkelompok. Selanjutnya peneliti

mempelajari materi yang akan di ajarkan di kelas 4 pada siklus II pertemuan kedua

agar pembelajaran bisa berjalan sesuai tujuan yang ingin di capai.

(3) Pertemuan ketiga

Perencanaan ketiga ini sebagai tindak lanjut pada pertemuan pertama dan

kedua. Pada pertemuan ketiga ini di gunakan untuk tes evaluasi tentang materi yang

di pelajari pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua yaitu bagian-bagian daun,

daun berdasarkan jumlah helai daun pada satu tangkai, daun berdasarkan struktur

tulang daun, macam-macam daun bertulang melengkung, menyirip, dan sejajar,

fungsi daun bagi tumbuhan. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengetahui

peningkatan hasil mata pelajaran menggunakan model pembelajaran Kontekstual

(Contexstual Teaching And Learning) pada siswa kelas 4 SDN Sidorejo Lor 02 . Soal

evaluasi yang diujikan pada siklus II pada pertemuan ketiga ini berjumlah 30 soal

berupa pilihan ganda. Sebelum kegiatan pembelajaran pada pertemuan ketiga

berlangsung, peneliti menyiapkan hal-hal yang di perlukan untuk proses

pembelajaran diantaranya Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar soal tes

yang terdiri dari 30 soal untuk 23 siswa , lembar jawaban untuk 23 siswa , serta ruang

atau alokasi yang akan di gunakan untuk pelaksanaan tes evaluasi siklus II yaitu

ruang kelas 4 SDN Sidorejo Lor 02 . Sebelum mengadakan tes evaluasi, guru

90

mengulang materi tentang bagian-bagian daun, daun berdasarkan jumlah helai daun

pada satu tangkai, daun berdasarkan struktur tulang daun, macam-macam daun

bertulang melengkung, menyirip, dan sejajar dan fungsi daun bagi tumbuhan yang

telah di pelajari pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua. Setelah itu guru

mengadakan tes evaluasi selama 2x 35 menit.

1.1.3.2 Pelaksanaan Tindakan Dan Observasi

Pelaksanaan tindakan dan observasi di uraikan menjadi tiga kali pertemuan

setiap kali pertemuan 2 x 35 menit, masing-masing pertemuan menguraikan

pelaksanaan tindakan dan observasi yang di laksanakan pada pertemuan pertama dan

kedua. Pelaksanaan tindakan merupakan deskripsi dari kegiatan pembelajaran mulai

dari kegiatan awal sampai dengan kegiatan akhir pembelajaran pada siklus II

sedangkan observasi menguraikan hasil observasi yang di peroleh melalui lembar

observasi. Pelaksanaan dan tindakan pada siklus II yaitu sebagai berikut.

1) Pertemuan Pertama

a) Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan pada siklus II ini di laksanakan pada minggu kedua bulan

November. Pada kegiatan awal pembelajaran pada pertemuan pertama diawali

dengan mengucapkan salam, kemudian ketua kelas diminta untuk memimpin doa di

depan kelas, setelah itu peneliti melakukan presensi. Selanjutnya peneliti melakukan

apresepsi dengan menyanyikan lagu “ Lihat Kebunku”. Kemudian peneliti

menyampaikan tujuan yang hendak di capai.

Setelah kegiatan awal disampaikan, di lanjutkan dengankegiatan inti yang

terdiri dari kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Pada kegiatan eksplorasi

dan elaborasi peneliti menggali pengetahuan siswa tentang daun Siswa mendengarkan

penjelasan dari guru mengenai materi yang disampaikan. Siswa dibagi ke dalam

kelompok, masing-masing 2 orang. Setiap kelompok memperoleh sebuah pertanyaan

Lembar Kerja Siswa (LKS) mengenai nama bagian-bagian daun, kemudian siswa

mendiskusikan tugas dari guru, siswa diminta menyebutkan nama bagian-bagian

daun, siswa melakukan pengamatan di luar kelas dengan di dampingi oleh guru, guru

91

sebagai fasilitator, selanjutnya setiap kelompok diminta mempresentasikan hasil

pengelompokannya dan guru mengevaluasi tugas yang diberikan kepada siswa.

Pada kegiatan konfirmasi, guru memberikan kuis individu masing-masing

siswa mengerjakan secara individu dan tidak diperbolehkan bekerjasama sengan

teman. Setelah masing-masing siswa mengerjakan kuis individu. Guru dan siswa

mengkoreksi hasil kuis tersebut dan membenarkan dengan penjelasan pada soal yang

masih salah. Setelah itu guru melakukan tanya jawab mengenai fungsi daun serta

nama bagian-bagian daun. Siswa terlihat antusian dengan menjawab pertanyaan dari

guru dengan tunjuk jari dan berebut saling menjawab pertanyaan. Kemudian guru

menyampaikan kesimpulan pembelajaran.

c) Observasi

Kegiatan observasi di lakukan oleh Bapak Suyitno, S.Pd selaku guru kelas

untuk mengamati aktivitas selama proses pembelajaran berlangsung, baik itu aktivitas

guru dan aktivitas siswa, masing-masing indikator dalam lembar observasi yang

terdiri dari 22 indikator aktivitas guru, dan 10 indikator aktivitas siswa masing-

masing indikator dalam lembar observasi tersebut diberi skor 1 dan 0. Skor 1 berarti

terlaksana, skor 0 berarti tidak terlaksana. Kemudian skor akan di jumlahkan dan di

interpretasikan berdasarkan kriteria penilaian. Kriteria penilaian pada lembar

observasi aktivitas guru yaitu untuk total berjumlah 6 dengan kategori kurang. Hasil

observassi aktivitas guru pada siklus I pertemuan pertama di jelaskan dalam beberapa

aspek, aspek tersebut dapat di lihat pada tabel sebagai berikut.

92

Tabel 4.12 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II Pertemuan 1

No. Aspek yang Diamati Skor Penilaian Jumlah

Skor 0 1

1. Pra pembelajaran 1,2,3,4 4

2. Penyajian Kelas 5,6,7,8,9 5

3. Pembentukkan kelompok 10,11 2

4. Kerja kelompok 12,13,14 3

5. Presentasi kelas 16 15,17 2

6. Tes 18 1

7 Kegiatan Akhir 19,20,21,22 4

Total 1 21 21

Berdasarkan tabel 4.12 hasil observasi aktivitas guru dapat di ketahui hasil

Penilaian yang mendapat skor 0 sebanyak 1 item, indikator dengan jumlah 1

sebanyak 21 item sehingga jumlah skor keseluruhan yang di peroleh 21 skor. Pada

aspek siklus II terdiri dari indikator 1,2,3,4 memperoleh skor 1 sehingga jumlah skor

aspek 1 adalah 4 skor. Pada aspek penyajian kelas terdiri dari 5 indikator yaitu

indikator nomor 5,6,7,8,9 memperoleh skor 1 sehingga jumlah skor aspek 2 ialah 5

skor. Pada aspek pembentukan kelompok terdiri dari 2 indikator yaitu indikator

nomor 10, 11 memperoleh skor 1 sehingga jumlah skor aspek 3 berjumlah 2 skor.

Pada aspek kerja kelompok terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 12,13,14

memperoleh skor 1 jumlah skor pada aspek 4 ialah 3 skor. Pada aspek presentasi

kelas terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 15,16,17 untuk indikator 16

memperoleh skor 0 sedangkan indikator 15, 17 memperoleh skor 1 sehingga skor

93

pada aspek 5 ialah 2 skor. Pada aspek tes terdiri dari 1 indikator yaitu indikator 18

memproleh skor 1 sehingga skor yang memperoleh aspek 6 ialah 1 skor. Pada aspek

kegiatan akhir terdiri dari 4 indikator yaitu indikator 19,20,21,22 memperoleh skor 1

sehingga skor yang di peroleh aspek 7 ialah 4 skor. Total keseluruhan skor hasil

observasi aktivitas guru siklus II pertemuan 1 adalah 21 skor. Untuk lebih jelasnya

hasil observasi aktivitas guru siklus II pertemuan 1 dapat di lihat pada diagram 4.14

sebagai berikut.

Diagram 4.14 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II Pertemuan 1

Selanjutnya hasil observasi aktivitas siswa di peroleh dari lembar observasi yang

dapat di jelaskan dalam beberapa aspek pada tabel 4.13 sebagai berikut.

Tabel 4.13 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan I

No. Aspek yang Diamati Skor Penilaian Jumlah Skor

0 1

0

1

2

3

4

5

6

1 2 3 4 5 6 7

Sko

r

Aspek yang diamati

94

1. Pra Pembelajaran 1,2 2

2. Penyajian Kelas 3,4 2

3. Pembentukan Kelompok 5 6 1

4. Kerja Kelompok 7 1

5. Presentasi Kelas 8 1

6. Tes 9 1

7 Kegiatan Akhir 10 1

Total 1 9 9

Berdasarkan tabel 4.13 hasil observasi aktivitas siswa dapat di ketahui hasil penilaian

yang mendapat skor 0 sebanyak 1 item, indikator dengan jumlah 1 sebanyak 9 item

sehingga jumlah skor keseluruhan yang di peroleh 9 skor. Pada aspek pra

pembelajaran terdiri dari 2 indikator yaitu indikator nomor 1,2 memperoleh skor 1

sehingga jumlah skor aspek 1 adalah 2 skor. Pada aspek penyajian kelas terdiri dari 2

indikator yaitu indikator nomor 3,4 memperoleh skor 1 sehingga skor yang di peroleh

pada aspek 2 adalah 2 skor. Pada aspek pembentukan kelompok terdiri dari 2

indikator yaitu indikator 5,6. Untuk indikator 5 memperoleh skor 0, sedangkan 6

memperoleh skor 1 sehingga skor yang di peroleh pada aspek 3 adalah 1 skor. Pada

aspek kerja kelompok terdiri dari 1 indikator yaitu indikator nomor 7 memperoleh

skor 1 sehingga skor yang di peroleh aspek 4 ialah 1 skor. Pada aspek presentasi kelas

terdiri dari 1 indikator yaitu indikator nomor 8 memperoleh skor 1 sehingga skor

yang di peroleh aspek 5 ialah 1 skor. Pada aspek tes terdiri dari 1 indikator yaitu

indikator 9 memproleh skor 1 sehingga skor yang memperoleh aspek 6 ialah 1 skor.

Pada aspek kegiatan akhir terdiri dari 1 indikator yaitu indikator 10 yang memproleh

95

skor 1 sehingga skor yang di peroleh aspek 7 ialah 1 skor.Total keseluruhan skor

hasil observasi aktivitas siswa siklus II pertemuan 1 adalah 9 skor. Untuk lebih

jelasnya hasil observasi aktivitas siswa siklus II pertemuan 1 dapat di lihat pada

diagram 4.15 sebagai berikut.

Diagram 4.15 Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan I

2) Pertemuan Kedua

Hasil observasi aktivitas guru pada siklus II pertemuan ke II di jelaskan dalam

beberapa aspek, aspek tersebut dapat di lihat pada tabel 4.14 sebagai berikut

0

0.5

1

1.5

2

2.5

1 2 3 4 5 6 7

Sko

r

Aspek yang diamati

96

Tabel 4.14 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II Pertemuan II

No. Aspek yang Diamati Skor Penilaian Jumlah

Skor 0 1

1. Pra pembelajaran 1,2,3,4 4

2. Penyajian Kelas 5,6,7,8,9 5

3. Pembentukkan kelompok 10,11 2

4. Kerja kelompok 12,13,14 3

5. Presentasi kelas 15,16,17 3

6. Tes 18 1

7 Kegiatan Akhir 19,20,21,22 4

Total 0 22 22

Berdasarkan tabel 4.14 hasil observasi aktivitas guru dapat di ketahui hasil penilaian

yang mendapat skor 0 sebanyak 0 item, indikator dengan jumlah 1 sebanyak 22 item

sehingga jumlah skor keseluruhan yang di peroleh 22 skor. Pada siklus II pertemuan

II terdiri dari 4 indikator yaitu indikator nomor 1,2,3,4. memperoleh skor 1 sehingga

jumlah skor aspek 1 adalah 4 skor. Pada aspek penyajian kelas terdiri dari 5 indikator

yaitu idikator nomor 5,6,7,8,9 memperoleh skor 1 sehingga skor yang di peroleh

aspek 2 ialah 5 skor. Pada aspek pembentukan kelompok terdiri dari 2 indikator yaitu

indikator nomor 10, 11 memperoleh skor 1 sehingga jumlah skor aspek 3 berjumlah 2

skor. Pada aspek kerja kelompok terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor

12,13,14 untuk indikator 14 memperoleh 1 skor sehingga skor yang di peroleh aspek

4 ialah 3 skor. Pada aspek presentasi kelas terdiri dari 3 indikator yaitu indikator

nomor 15,16,17 memperoleh skor 1 sehingga skor yang di peroleh aspek 5 ialah 3

97

skor. Pada aspek tes terdiri dari 1 indikator yaitu indikator 18 memperoleh skor 1

sehingga skor yang memperoleh aspek 6 ialah 1 skor. Pada aspek kegiatan akhir

terdiri dari 4 indikator yaitu indikator 19,20,21,22 untuk indikator yang memproleh

skor 1 ialah sehingga skor yang pada aspek 7 ialah 4 skor. Total keseluruhan skor

hasil observasi aktivitas guru siklus II pertemuan II adalah 22 skor. Untuk lebih

jelasnya hasil observasi aktivitas guru siklus II pertemuan II dapat di lihat pada

diagram 4.16 sebagai berikut.

Diagram 4.16 Diagram Aktivitas Guru Siklus II Pertemuan II

Selanjutnya hasil observasi aktivitas siswa di peroleh dari lembar observasi yang

dapat di jelaskan dalam beberapa aspek pada tabel 4.15 sebagai berikut.

0

1

2

3

4

5

6

1 2 3 4 5 6 7

Sko

r

Aspek yang diamati

98

Tabel 4.15 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan II

No. Aspek yang Diamati Skor Penilaian Jumlah Skor

0 1

1. Pra Pembelajaran 1,2 2

2. Penyajian Kelas 3,4 2

3. Pembentukan Kelompok 5,6 2

4. Kerja Kelompok 7 1

5. Presentasi Kelas 8 1

6. Tes 9 1

7 Kegiatan Akhir 10 1

Total 0 10 10

Berdasarkan tabel 4.15 hasil observasi aktivitas siswa dapat di ketahui hasil penilaian

yang mendapat skor 0 sebanyak 0 item, indikator dengan jumlah 1 sebanyak 10 item

sehingga jumlah skor keseluruhan yang di peroleh 10 skor. Pada aspek pra

pembelajaran terdiri dari 2 indikator yaitu indikator nomor 1,2. Untuk indikator 1,2

memperoleh skor 1, sehingga jumlah skor aspek 1 adalah 2 skor. Pada aspek

penyajian kelas terdiri dari 2 indikator yaitu indikator nomor 3,4 untuk indiktor 3,4

memperoleh skor 1 sehingga skor yang di peroleh pada aspek 2 adalah 2 skor. Pada

aspek pembentukan kelompok terdiri dari 2 indikator yaitu indikator nomor 5,6

memproleh skor 1 sehingga skor yang di peroleh pada aspek nomor 3 adalah 2 skor.

99

Pada aspek kerja kelompok terdiri dari 1 indikator yaitu indikator nomor 7

memperoleh skor 1 sehingga skor yang di peroleh aspek 4 ialah 1 skor. Pada aspek

presentasi kelas terdiri dari 1 indikator yaitu indikator nomor 8 memperoleh skor 1

sehingga skor yang di peroleh aspek 5 ialah 1 skor. Pada aspek tes terdiri dari 1

indikator yaitu indikator 9 memproleh skor 1 sehingga skor yang di peroleh aspek 6

ialah 1 skor. Pada aspek kegiatan akhir terdiri dari 1 indikator memproleh skor 1

sehingga skor yang memperoleh aspek 7 ialah 1 skor. Total keseluruhan skor hasil

observasi aktivitas siswa siklus II pertemuan II adalah 10 skor. Untuk lebih jelasnya

hasil observasi aktivitas siswa siklus II pertemuan II dapat di lihat pada diagram 4.17

sebagai berikut.

Diagram 4.17 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus 1I Pertemuan II

1.1.3.3 Hasil Tindakan

Hasil tindakan pada siklus II ini berupa hasil belajar pelajaran IPA siswa kelas

4 SDN Sidorejo Lor 02 yang di peroleh melalui pelaksanaan tes evaluasi diakhir

siklus yaitu pada pertemuan ketiga siklus II dengan Kompetensi Dasar (KD) 2.3

Menjelaskan hubungan antara struktur daun dengan fungsinya. Siswa yang mendapat

nilai di atas KKM berarti tuntas, sedangkan siswa yang mendapat nilai dibawah

0

0.5

1

1.5

2

2.5

1 2 3 4 5 6 7

Sko

r

Aspek yang dinilai

100

KKM berarti belum tuntas. Untuk hasil belajar IPA siklus II disajikan dalam tabel

daftar nilai IPA (terlampir) dan berikut disajikan pada tabel nilai siswa kelas 4 SDN

Sidorejo Lor 02 Tahun Pelajaran 2016/2017 sebagai berikut.

Tabel 4.16 Hasil Belajar IPA Siklus II

No. Rentang

nilai

Jumlah siswa Presentase

1. 70-75 8 34,78%

2. 75-80 7 30,43%

3. 80-85 5 21,23%

4. 85-90 1 4,34%

5. 95-100 2 8,69%

Jumlah siswa 23 100%

Nilai Rata-rata 81

Nilai Tertinggi 100

Nilai Terendah 70

Berdasarkan tabel 4.16 di atas nilai IPA siklus II dapat di ketahui bahwa siswa

yang mendapatkan nilai antara 70-75 terdapat 8 siswa dari jumlah seluruh siswa, nilai

antara 75-80 terdapat 7 siswa dari jumlah seluruh siswa, nilai antara 80-85 terdapat 5

siswa dari jumlah seluruh siswa, nilai antara 85-90 terdapat 1 siswa dari jumlah

semua siswa, nilai antara 95-100 terdapat 2 siswa dari jumlah semua siswa. Dari data

tersebut dapat dikatakan bahwa hasil belajar IPA siswa kelas 4 mengalami

peningkatan dari siklus I, ditandai dengan meningkatnya perolehan siswa yang

101

mendapat nilai di atas KKM, sedangkan semula pada siklus I masih ada siswa yang

mendapat nilai dibawah KKM. Di ketahui nilai tertinggi yang di peroleh siswa

setelah pelaksanaan tindakan siklus II dengan model pembelajaran Kontekstual

(Contexstual Teaching And Learning) yaitu 100, sedangkan nilai terendah 70 yang

semula pada siklus II nilai terendah 70 (daftar nilai siklus II terlampir). Berdasarkan

tabel 4.18 dapat dinyatakan dalam diagram yaitu sebagai berikut

Diagram 4.18 Distribusi Frekuensi Nilai IPA siklus II

Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM > 70) data hasil perolehan nilai

siklus II dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.15 sebagai berikut.

Tabel 4.17 Kriteria Ketuntasan Minimal

Kategori

Keterangan Banyaknya siswa Presentase

Tuntas > 70 23 100%

Belum Tuntas < 70 - 0%

Jumlah siswa 23 100%

34,78% 30,43%

21,23%

4,34% 8,69%

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

70-75 75-80 80-85 85-90 95-100

Jum

lah

Sis

wa

Rentang Nilai Siklus II

102

Berdasarkan tabel 4.17 ketuntasan belajar siswa siklus II dapat di ketahui

bahwa semua siswa mendapatkan nilai di atas KKM (> 70) yaitu sebanyak 23 siswa

dari jumlah seluruh siswa, sehingga tidak ada siswa yang belum mencapai KKM (>

70). Hal tersebut menunjukkan bahwa ada peningkatan hasil belajar IPA, dan hasil

yang di peroleh pada siklus II sudah memenuhi Kriteria Ketuntasan Maksimal.

Ketuntasan belajar siswa pada tabel 4.19 dapat di lihat pada diagram sebagai berikut.

Diagram 4.19 Ketuntasan Belajar Siklus II

1.1.3.4 Refleksi Siklus II

Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus II dari pertemuan

pertama, kedua, dan ketiga, maka selanjutnya diadakan refleksi atas pelaksanaan

tindakan pembelajaran siklus II. Hasil refleksi diambil dari hasil observasi yang di

laksanakan pada siklus II. Refleksi ini di gunakan sebagai bahan perbaikan dengan

membandingkan hasil tindakan selama proses pembelajaran dengan indikator

aktivitas yang telah ditetapkan. Selain itu kegiatan refleksi juga di lakukan untuk

mengetahui manfaat dari tindakan pembelajaran menggunakan model Kontekstual

(Contexstual Teaching and Learning), kegiatan refleksi juga dimaksudkan untuk

mengetahui kekurangan dan kelebihan dari pelaksanaan tindakan pembelajaran yang

di lakukan. Kegiatan refleksi diadakan dalam bentuk diskusi, diskusi ini di lakukan

oleh peneliti dan guru observer serta perwakilan dari beberapa siswa kelas 4.

Kegiatan diskusi tersebut berisi tentang evaluasi pelaksanaan pembelajaran dengan

100%

Tuntas

103

menggunakan model Kontekstual (Contexstual Teaching and Learning), evaluasi

tersebut ditujukan bagi peneliti dan guru observer serta siswa. Dari diskusi yang di

lakukan di ketahui bahwa dengan melaksanakan kegiatan pembelajaran menggunakan

model pembelajaran Kontekstual (Contexstual Teaching and Learning) guru dapat

memperoleh pengalaman dan wawasan yang baru di dalam pembelajaran, selain itu

guru juga merasa lebih mudah dalam mengajar khususnya di dalam menyampaikan

materi pelajaran kepada siswa. Sementara bagi siswa dengan menggunakan alat

peraga secara nyata siswa merasa suasana pembelajaran lebih menyenangkan dan

tidak membosankan lagi.

Berdasarkan hasil analisis data yang di peroleh melalui hasil observasi aktivitas guru

pada siklus II pertemuan pertama indikator yang mendapat skor 0 sebanyak 1 item,

indikator dengan jumlah skor 1 sebanyak 21 item sehingga jumlah skor yang di

peroleh 21 skor. Pada siklus II pertemuan kedua indikator aktivitas guru yang

mendapat skor 0 sebanyak 0 item, indikator dengan jumlah skor 1 sebanyak 22 item

sehingga jumlah skor yang di peroleh 22 skor.

Hasil observasi dengan indikator penilaian aktivitas guru sebanyak 22 item, hasil

presentase aktivitas guru pertemuan pertama sebesar 85 %, selanjutnya pertemuan

kedua meningkat menjadi 91%. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada diagram 4.20

peningkatan presentase hasil observasi aktivitas guru siklus II pertemuan 1 dan 2

sebagai berikut :

104

Diagram 4.20 Peningkatan Presentase Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II

Pertemuan 1 dan 2

Berdasarkan hasil analisis data yang di peroleh melalui hasil observasi aktivitas siswa

dapat di ketahui hasil penilaian dari observer berjumlah 10 indikator aktivitas siswa

pada siklus I pertemuan pertama indikator yang mendapat skor 0 sebanyak 1 item,

indikator dengan jumlah skor 1 sebanyak 9 item sehingga jumlah skor yang di

peroleh 9 skor. Pada siklus II pertemuan kedua indikator aktivitas siswa yang

mendapat skor 0 sebanyak 0 item, indikator dengan jumlah skor 1 sebanyak 10 item

sehingga jumlah skor yang di peroleh 10 skor.

Hasil observasi dengan indikator penilaian aktivitas siswa sebanyak 10 item, hasil

presentase aktivitas siswa pertemuan pertama sebesar 77 %, selanjutnya pertemuan

kedua meningkat menjadi 92,3 %. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada diagram

4.21 peningkatan presentase hasil observasi aktivitas siswa siklus II pertemuan 1 dan

2 sebagai berikut :

85%

91%

81%

82%

83%

84%

85%

86%

87%

88%

89%

90%

91%

92%

pertemuan 1 Pertemuan 2

Series1

105

Diagram 4.21 Peningkatan Presentase Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II

Pertemuan 1 dan 2

Hasil evaluasi yang diperoleh siswa dengan ketuntasan belajar pada Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 70) pada pelaksanaan tindakan siklus II mencapai 92,3

% siswa tuntas. Artinya hasil tersebut sudah memenuhi indikator keberhasilan yang

peneliti tentukan sebesar 90%. Namun rata-rata hasil belajar mata pelajaran IPA SDN

Sidorejo Lor 02 Salatiga sudah mengalami peningkatan dari siklus I 79,4 menjadi 81

setelah pelaksanaan tindakan siklus II. Artinya jika dilihat dari indikator keberhasilan

yang ditentukan, hasil evaluasi tertulis siswa telah mencapai indikator keberhasilan

yang ditentukan oleh peneliti.

Berdasarkan hasil observasi dan hasil belajar siklus II secara keseluruhan hasil

refleksi yang di peroleh pada proses pembelajaran siklus II adalah sebagai berikut.

1) Pembelajaran yang di lakukan dalam siklus II dengan menerapkan model

pembelajaran Kontekstual sudah baik di lakukan oleh peneliti dan sesuai

dengan langkah-langkah dalam RPP. Terbukti dari proses dan hasil belajar

siswa pada siklus II mengalami peningkatan.

77%

92.3%

65%

70%

75%

80%

85%

90%

95%

pertemuan 1 Pertemuan 2

Series1

106

2) Siswa sudah berhasil melaksanakan proses pengamatan dengan baik, siswa

sudah mampu bekerjasama dalam proses pengamatan. Siswa juga sudah

mampu menyusun kesimpulan di akhir pelajaran yang telah di lakukan

3) Selama proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

Kontekstual (Contexstual Teaching And Learning) siswa telah mampu

mencapai hasil belajar sesuai nilai KKM yang telah ditentukan yaitu > 70.

Berdasarkan kekurangan-kekurangan yang terdapat pada pelaksanaan tindakan siklus

I dapat di atasi pada pembelajaran di siklus II.

1) Peneliti telah memberikan arahan pada siswa untuk lebih meningkatkan

kerjasama pada saat proses pemecahan masalah, sehingga dalam pembelajaran

disiklus II telah di laksanakan oleh siswa dengan baik. Terbukti terdapat

peningkatan hasil belajar yang di peroleh siswa.

1.2 ANALISIS KOMPARATIF

Pada analisis komparatif ini akan di uraikan mengenai perbandingan hasil

belajar IPA siswa kelas 4 SDN Sidorejo Lor 02 pada prasiklus, siklus I, dan siklus II.

107

Tabel 4.18 Perbandingan Ketuntasan Belajar IPA Prasiklus, Siklus

I, Dan Siklus II

No. Ketuntasan

Belajar

Nilai

(X)

Prasiklus Siklus 1 Siklus 2

Jumlah % Jumlah % Jumlah %

1. Tuntas >70 9 39 20 86,9 23 0

2. Belum

Tuntas

<70 14 60,8 3 13 0 100

Jumlah 23 100 23 100 23 100

Nilai Tertinggi 84 94 100

Nilai Terendah 50 55 70

Nilai Rata-rata 68,6 79,4 81

Berdasarkan tabel 4.18 tentang perbandingan ketuntasan belajar IPA dapat di

ketahui bahwa peningkatan hasil belajar IPA dari prasiklus, siklus I, siklus II. Pada

prasiklus atau sebelum pelaksanaan tindakan, siswa yang belum tuntas atau tuntas <

70 berjumlah 14 siswa, dengan presentase 60,8 sedangkan siswa yang tuntas atau

telah mencapai KKM > 70 hanya 9 siswa dengan presentase 39%. Setelah

pelaksanaan tindakan siklus I dengan penerapan model pembelajaran Kontekstual

(Contexstual Teaching And Learning) terlihat peningkatan jumlah siswa yang tuntas

sebanyak 20 siswa dengan presentase 86,9% sementara 3 siswa lainnya masih

memperoleh nilai dibawah KKM dengan presentase 13%. Dari hasil pelaksanaan

tindakan siklus I di ketahui bahwa semua siswa belum mencapai ketuntasan belajar

dengan nilai KKM yang telah ditentukan. Sehingga masih di perlukan perbaikan lagi

pada siklus II. Tindakan di lanjutkan dengan pelaksanaan tindakan siklus II agar

ketuntasan belajar IPA siswa bisa mencapai keberhasilan yang diharapkan yaitu

108

mencapai nilai KKM > 70 dari total keseluruhan siswa. Setelah pelaksanaan tindakan

pembelajaran siklus II semua siswa mencapai ketuntasan. Semua siswa tidak ada

yang mendapatkan nilai yang kurang dari KKM. Dari hasil belajar IPA dan

ketuntasan belajar siklus II dapat di ketahui bahwa indikator keberhasilan tindakan

penelitian sudah tercapai dengan nilai KKM > 70.

Perbandingan ketuntasan belajar IPA siswa kelas 4 SDN Sidorejo Lor 02 pada

prasiklus, siklus I, siklus II dapat disajikan pada diagram 4.22 sebagai berikut.

Diagram 4.22

Perbandingan Ketuntasan Belajar IPA Prasiklus, Siklus 1, Siklus II

Diketahui bahwa setelah pelaksanaan tindakan pembelajaran dengan menerapkan

model pembelajaran Kontekstual (Contexstual teaching and Learning), hasil belajar

mata pelajaran IPA yang diperoleh siswa semakin baik dan mencapai rata-rata KKM

≥ 70 yang telah ditentukan. Kondisi yang demikian terbukti dari perolehan nilai hasil

tes evaluasi dari masing-masing siklus, baik siklus I maupun siklus II. Peningkatan

rata-rata hasil belajar IPA siswa kelas 4 SD Negeri Sidorejo Lor 02 Salatiga setelah

pelaksanaan tindakan siklus I dan siklus II dapat diketahui dalam tabel 4.19 sebagai

berikut:

60,8%

86,9%

100%

39%

13%

0% 0

5

10

15

20

25

Prasiklus Siklus 1 Siklus 2

Tuntas >70

BelumTuntas <70

109

Tabel 4.19

Perbandingan Rata-rata Hasil Belajar IPA

Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II

Hasil Tindakan Pra Siklus Siklus I Siklus II

Rata-rata Hasil

Belajar IPA

68,6 79,4 81

Berdassarkan tabel 4.19 tentang perbandingan rata-rata hasil belajar, diketahui pada

pelaksanaan tindakan siklus I nilai rata-rata siswa mencapai 79,4 yang mengalami

peningkatan dari prasiklus nilai rata-rata yang diperoleh siswa hanya 68,6. Dari

perolehan data hasil tindakan penelitian tersebut dapat dinyatakan bahwa tindakan

pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus I sudah menunjukkan peningkatan hasil

belajar mata pelajaran IPA, hasil yang diperoleh sudah memenuhi indikator

keberhasilan yang telah ditentukan oleh peneliti yaitu minimal 7 nilai dari KKM ≥ 70,

namun masih diupayakan perbaikan agar hasil perolehan rata-rata hasil belajar

semakin meningkat.

Setelah pelaksanaan tindakan pada siklus II, diketahui bahwa hasil belajar IPA

semakin menunjukkan peningkatan yang signifikan, nilai rata-rata hasil belajar IPA

yang diperoleh siswa 81. Kondisi yang demikian menunjukkan bahwa hasil

pelaksanaan tindakan pada siklus II telah memenuhi indikator keberhasilan tindakan

penelitian yang telah ditetapkan oleh peneliti minimal 70 nilai dari KKM ≥ 70. Untuk

memperjelas peningkatan rata-rata nilai hasil belajar prasiklus, siklus I dan siklus II

dapat diketahui melalui diagram 4.23 sebagai berikut:

110

Diagram 4.23 Peningkatan Rata-rata Hasil Belajar IPA Prasiklus, Siklus 1, dan

Siklus 2

Diketahui bahwa setelah pelaksanaan tindakan pembelajaran dengan menerapkan

model pembelajaran Contexstual Teaching and Learning, proses belajar mata

pelajaran IPA yang diperoleh siswa semakin baik dan mencapai indikator yang telah

ditentukan yaitu signifikan 10%. Kondisi yang demikian terbukti dari perolehan skor

hasil observasi aktivitas guru dan siswa dari siklus I dan siklus II. Peningkatan proses

belajar IPA siswa kelas 4 SDN Sidorejo Lor 02 setelah pelaksanaan tindakan siklus I

dan siklus II dapat diketahui dalam tabel 4.20 perbandingan analisis rata-rata

observasi prasiklus, siklus I dan siklus II sebagai berikut :

68.6

79.4

81

62

64

66

68

70

72

74

76

78

80

82

Prasiklus Siklus 1 Siklus 2

Rata-rata

111

Tabel 4.20

Perbandingan Analisis Rata-rata Observasi

Prasiklus, Siklus I dan Siklus II

No Ketuntasan

Belajar

Prasiklus Siklus I Siklus II

Rata-

rata

Presentase Rata-

rata Presentase

Rata-

rata Presentase

1. Aktivitas

Guru

24,5 45,3% 32 81 % 52,5 91%

2. Aktivitas

Siswa

20,3 31,2% 37,5 83% 56,5 92,3 %

Berdasarkan tabel 4.22 tentang perbandingan analisis rata-rata skor observasi

aktivitas guru dan siswa dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan aktivitas guru dan

siswa dari siklus I dan siklus II dengan penerapan model pembelajaran Contexstual

Teaching and Learning. Setelah pelaksanaan tindakan siklus I rata-rata skor aktivitas

guru mencapai 32 dengan persentase 81% yang mengalami peningkatan dari aktivitas

guru prasiklus yaitu 24,5 dengan presentase 45,3%. Pada siklus II rata-rata skor

aktivitas guru mengalami peningkatan menjadi 52,5 dengan persentase 91% Kondisi

yang demikian menunjukkan bahwa hasil pelaksanaan tindakan pada siklus II telah

memenuhi indikator keberhasilan tindakan penelitian yang telah ditetapkan oleh

peneliti yaitu peningkatan secara signifikan 10 %. Seiring dengan peningkatan

aktivitas guru, rata-rata skor aktivitas siswa juga mengalami peningkatan, pada siklus

I rata-rata skor aktivitas siswa 37,5 dengan persentase 83%, dibandingkan dengan

prasiklus skor aktivitas siswa 20,3 dengan presentase 31,2% kemudian pada siklus II

rata-rata skor meningkat menjadi 56,5 dengan persentase 92,3%. Kondisi yang

demikian menunjukkan bahwa hasil pelaksanaan tindakan pada siklus II telah

memenuhi indikator keberhasilan tindakan penelitian yang telah ditetapkan oleh

peneliti yaitu peningkatan secara signifikan 10 %. Untuk menjelaskan perbandingan

rata-rata hasil analisis skor observasi aktivitas guru dan siswa pada siklus I dan siklus

II dapat diketahui pada diagram 4.26 sebagai berikut:

112

Diagram 4.26

Diagram Peningkatan Rata-rata Skor Observasi

Prasiklus, Siklus I dan Siklus II

1.3 Pembahasan

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan oleh peneliti di kelas 4 SDN

Sidorejo Lor 02 Salatiga, diketahui bahwa sebelum tindakan penelitian dilaksanakan

pembelajaran yang diterapkan oleh guru belum menggunakan model pembelajaran

yang inovatif yang menurut guru memerlukan banyak persiapan yang lebih di dalam

pelaksanaannya. Proses pembelajaran yang diterapkan oleh guru kelas 4 SDN

Sidorejo Lor 02 tersebut menyebabkan siswa kelas 4 kurang antusias dan pasif di

dalam proses belajar mengajar, tidak ada aktivitas belajar yang bermakna bagi siswa

untuk membantu mereka membangun sebuah konsep materi, semua kegiatan di dalam

pembelajaran masih didominasi oleh guru sehingga dalam pelaksanaan pembelajaran

bukan merupakan hal yang baru bila ditemui siswa yang asyik bermain sendiri dan

bercerita dengan teman sebangku, kebanyakan siswa cenderung mengacuhkan proses

pembelajaran yang tengah berlangsung. Hal tersebut merupakan salah satu faktor

Prasiklus Siklus I Siklus II

Aktivitas Guru 45.3 81 91

Aktivitas siswa 20.3 83 92.3

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

jum

lah

Sis

wa

113

yang mempengaruhi rendahnya hasil belajar IPA siswa kelas 4 SDN Sidorejo Lor 02

Salatiga. Diketahui bahwa jumlah siswa yang mencapai KKM 70 hanya 13 siswa atau

56,5% dari jumlah keseluruhan siswa, sedangkan yang belum mencapai KKM ada 10

siswa atau 43,47% dari jumlah keseluruhan siswa. Berdasarkan kondisi yang

demikian maka peneliti merasa diperlukan adanya tindakan perbaikan pembelajaran

untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas 4 SDN Sidorejo Lor 02 Salatiga

dengan menerapkan model pembelajaran Contekstual Teaching and Learning.

Berikut ini tabel 4.21 perbandingan hasil analisis observasi aktivitas guru dan siswa

pada pelaksanaan tindakan prasiklus, siklus I dan siklus II:

Tabel 4.21

Perbandingan Analisis Rata-rata Observasi

Prasiklus, Siklus I dan Siklus II

No Ketuntasan

Belajar

Prasiklus Siklus I Siklus II

Rata-

rata

Presentase Rata-

rata Presentase

Rata-

rata Presentase

1. Aktivitas

Guru

24,5 45,3% 32 81 % 52,5 91%

2. Aktivitas

Siswa

20,3 31,2% 37,5 83% 56,5 92,3 %

Berdasarkan tabel 4.21 tentang perbandingan analisis rata-rata skor observasi

aktivitas guru dan siswa dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan aktivitas guru dan

siswa dari siklus I dan siklus II dengan penerapan model pembelajaran Contekstual

Teaching and Learning. Setelah pelaksanaan tindakan siklus I rata-rata skor aktivitas

guru mencapai 32 dengan persentase 81%, dibandingkan dengan tindakan prasiklus

yaitu 24,5 dengan presentase 45,3%. Pada siklus II rata-rata skor aktivitas guru

mengalami peningkatan menjadi 52,5 dengan persentase 91%. Seiring dengan

peningkatan aktivitas guru, rata-rata skor aktivitas siswa juga mengalami

peningkatan, pada siklus I rata-rata skor aktivitas siswa 37,5 dengan persentase 83%,

dibandingkan dengan kondisi prasiklus rata-rata skor aktivitas siswa 20,3 dengan

presentase 31,2 %. Kemudian pada siklus II rata-rata skor meningkat menjadi 56,5

114

dengan persentase 92,3%. Untuk menjelaskan perbandingan rata-rata hasil analisis

skor observasi aktivitas guru dan siswa pada Prasiklus, siklus I, dan siklus II dapat

diketahui pada diagram 4.27 sebagai berikut:

Diagram 4.27

Peningkatan Rata-rata Skor Observasi

Prasiklus, Siklus I dan Siklus II

Berdasarkan diagram 4.27 tentang peningkatan rata-rata skor observasi aktivitas guru

dan siswa terlihat bahwa pada setiap siklusnya baik aktivitas guru maupun aktivitas

siswa mengalami peningkatan. Peningkatan rata-rata skor observasi guru dan siswa

selama pelaksanaan tindakan siklus I dan II dengan menerapkan model pembelajaran

Contekstual Teaching and Learning tersebut berdampak pada peningkatan hasil

belajar mata pelajaran IPA siswa kelas 4 SDN Sidorejo Lor 02 Salatiga. Diketahui

bahwa setelah pelaksanaan tindakan pembelajaran dengan menerapkan model

pembelajaran Contekstual Teaching and Learning, hasil belajar mata pelajaran IPA

yang diperoleh siswa semakin baik dan mencapai rata-rata KKM ≥ 70 yang telah

Prasiklus Siklus I Siklus II

Aktivitas Guru 45.3 81 91

Aktivitas siswa 20.3 83 92.3

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

jum

lah

Sis

wa

115

ditentukan. Kondisi yang demikian terbukti dari perolehan nilai hasil tes evaluasi dari

masing-masing siklus, baik siklus I maupun siklus II. Peningkatan rata-rata hasil

belajar IPA siswa kelas 4 SDN Sidorejo Lor 02 Salatiga setelah pelaksanaan

tindakan siklus I dan siklus II dapat diketahui dalam tabel 4.22 sebagai berikut:

Tabel 4.22

Perbandingan Rata-rata Hasil Belajar IPA

Siklus I dan Siklus II

Hasil Tindakan Prasiklus Siklus I Siklus II

Hasil Belajar IPA 68,6 79,45 81

Pada pelaksanaan tindakan prasiklus nilai rata-rata yaitu 68,6 siklus I nilai

rata-rata siswa mencapai 79,45 mengalami peningkatan dari prasiklus nilai rata-rata

yang diperoleh siswa hanya 68,6. Dengan pencapaian ketuntasan belajar IPA siswa

mencapai 79,9%. Dari perolehan data hasil tindakan penelitian tersebut dapat

dinyatakan bahwa tindakan pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus I sudah

menunjukkan peningkatan hasil belajar mata pelajaran IPA, tetapi hasil yang

diperoleh tersebut masih berada di bawah indikator keberhasilan yang telah

ditentukan oleh peneliti yaitu 90% siswa tuntas dari total keseluruhan siswa, maka

dari itu masih diperlukannya upaya perbaikan pada siklus II.

Setelah pelaksanaan tindakan pada siklus II, diketahui bahwa hasil belajar IPA

semakin menunjukkan peningkatan yang signifikan, nilai rata-rata hasil belajar IPA

yang diperoleh siswa 81% dengan pencapaian ketuntasan belajar IPA siswa mencapai

100%. Kondisi yang demikian menunjukkan bahwa hasil pelaksanaan tindakan pada

siklus II telah memenuhi indikator keberhasilan tindakan penelitian yang telah

ditetapkan oleh peneliti sebesar 90% siswa tuntas. Pada pelaksanaan tindakan siklus

II semua siswa sudah berhasil mencapai KKM 70. Untuk memperjelas peningkatan

116

rata-rata nilai hasil belajar prasiklus, siklus I dan siklus II dapat diketahui melalui

diagram 4.28 sebagai berikut:

Tabel 4.28

Perbandingan Rata-rata Hasil Belajar IPA

Prasiklus, Siklus I dan Siklus II

Berdasarkan pengamatan selama pelaksanaan tindakan pembelajaran pada

prasiklus, siklus I dan siklus II terlihat rata-rata kemampuan siswa di dalam proses

maupun hasil tindakan pembelajaran semakin baik dan selalu mengalami peningkatan

pada setiap siklusnya. Siswa lebih antusias dan aktif mengikuti setiap proses

pembelajaran, pada kerja kelompok dan presentasi dengan penerapan model

pembelajaran Contexstual Teaching and Learning pembelajaran yang berlangsung

menjadi lebih menarik dan bermakna bagi siswa, proses pembelajaran tidak hanya

terpusat pada guru melainkan siswa juga ikut terlibat dalam proses pembelajarannya.

Siswa juga senang dalam belajar secara langsung dengan taman sekolah berkaitan

dengan pelajaran yang sedang dipelajari. Penerapan model pembelajaran Contexstual

Teaching and Learning memberikan banyak hal yang positif bagi siswa salah satunya

dapat dibuktikan dengan adanya peningkatan hasil belajar mata pelajaran IPA untuk

Prasiklus Siklus I Siklus II

Rata-rata 68.6 79.45 81

62

64

66

68

70

72

74

76

78

80

82

jum

lah

Sis

wa

117

menanamkan konsep pada siswa. Selain itu model Contexstual Teaching and

Learning membuat siswa dapat belajar mengenai materi pelajaran dalam suasana

yang menyenangkan, kegiatan diskusi, bekerja kelompok, menjadikan siswa dapat

berinteraksi dan bekerja sama dengan baik di dalam kelompok. Interaksi yang muncul

antara siswa dengan siswa dan kerjasama yang terjalin dalam kegiatan diskusi

membentuk situasi belajar yang kondusif.