bab iv hasil dan pembahasan penelitian 1.1 profil...

54
63 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 1.1 Profil Sekolah Sekolah Dasar Negeri Samban 02 didirikan pada tahun 1981. Dibangun dengan menggunakan dana Inpres. Gedung sekolah didirikan di atas tanah milik desa. SD Negeri Samban 02 berdiri pada keadaan lingkungan dan sosial masyarakat sangat terbatas, terutama pada sektor pertanian. Sekarang sudah ada peningkatan. Sebagian besar siswa berasal dari dusun Karangjoho sehingga jumlah siswa sangat terbatas. SDN Samban 02 yang berada di Desa Samban Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang, tepatnya di sebelah selatan krajan Samban berbatasan didusun Kerban Kelurahan Harjosari. Sekolah ini memiliki 6 Ruang Kelas, 1 ruang guru, 1 Ruang Kepala Sekolah, 1 Ruang Perpustakaan, 1 Dapur, 1 Ruang Dapur , dan 7 WC. Keberadaan SD Negeri Samban 02 merupakan SD Imbas menerapkan pembelajaran PAKEM dengan memanfatkan media pembelajaran yang ada

Upload: nguyendien

Post on 09-Mar-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

63

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

1.1 Profil Sekolah

Sekolah Dasar Negeri Samban 02 didirikan

pada tahun 1981. Dibangun dengan menggunakan

dana Inpres. Gedung sekolah didirikan di atas

tanah milik desa.

SD Negeri Samban 02 berdiri pada keadaan

lingkungan dan sosial masyarakat sangat terbatas,

terutama pada sektor pertanian. Sekarang sudah

ada peningkatan. Sebagian besar siswa berasal dari

dusun Karangjoho sehingga jumlah siswa sangat

terbatas.

SDN Samban 02 yang berada di Desa Samban

Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang, tepatnya

di sebelah selatan krajan Samban berbatasan

didusun Kerban Kelurahan Harjosari.

Sekolah ini memiliki 6 Ruang Kelas, 1 ruang

guru, 1 Ruang Kepala Sekolah, 1 Ruang

Perpustakaan, 1 Dapur, 1 Ruang Dapur , dan 7

WC.

Keberadaan SD Negeri Samban 02 merupakan

SD Imbas menerapkan pembelajaran PAKEM

dengan memanfatkan media pembelajaran yang ada

64

serta lingkungan sebagai sumber belajar. Dengan

sarana dan prasarana serta sumber daya yang ada

meskipun belum sepenuhnya sempurna SDN

Samban 02 berusaha untuk meningkatkan kinerja

guna meningkatkan prestasi dan mutu untuk

mewujudkan visi dan misi sekolah agar tercapai

secara optimal. Berikut visi dan misi SD Negeri

Samban 02:

a) Visi

Menjadi warga negara berbudi pekerti luhur,

cerdas dalam bertindak, terampil dan kreatif.

b) Misi

1) Meningkatkan pendidikan keimanan dan

pendidikan karakter.

2) Meningkatkan kualitas pembelajaran yang

aktif, inovatif, kreatif, efektif dan

menyenangkan.

3) Meningkatkan kompetensi pendidik dan

peserta didik.

4) Meningkatkan kerjasama antara sekolah dan

masyarakat.

5) Peningkatan kepedulian terhadap

lingkungan.

65

1.2 Hasil Penelitian

Berdasarkan data dan informasi yang telah

dikumpulkan melalui wawancara, observasi dan

studi dokumen, langkah selanjutnya peneliti

melakukan analisis dokumen yaitu berupa Juknis

BOS tahun 2017 guna mengetahui apakah ada

kesenjangan antara standar dengan

pelaksanaannya serta melakukan pembahasan

terkait dengan desain, instalasi, proses, produk

serta analisis manfaat biaya dari program BOS di

SD Negeri Samban 02.

1.2.1 Evaluasi Desain Program BOS dalam

Rangka Pemenuhan SPM di SD Negeri

Samban 02

Tahap pertama dari evaluasi ini adalah

mengetahui desain program yang mencakup

definisi, proses dan aktivitas serta tujuan

program.

1. Gambaran Tahap Desain Program BOS Di

Sekolah

Hasil dari tahapan ini didapat dari

wawancara, dan studi dokumentasi.

Berdasarkan wawancara dengan bendahara,

kepala sekolah, komite, pengawas dan UPTD.

66

Adapun hasil wawancara terhadap narasumber

tersebut adalah sebagai berikut:

“Program BOS yaitu program untuk pembiayaan sekolah, kemudian tujuannya yaitu untuk pembiayaan sekolah, termasuk proses kegiatan

belajar mengajar. Sasaran targetnya yaitu untuk semua murid. Program ini sangat penting diterapkan. Dana BOS juga digunakan untuk pemenuhan SPM. Dana BOS digunakan untuk proses pembelajaran, kegiatan ekstrakurikuler, lomba untuk siswa, kemudian pelatihan-pelatihan termasuk pelatihan guru, KKG untuk meningkatkan mutu pendidik. Dana BOS juga berperan besar dalam pemenuhan SPM karena sumber utama keuangan sekolah dari dana BOS”. (Wawancara dengan Bendahara SD Negeri Samban 02, 18 Desember 2017)

Hal yang sama juga disampaikan oleh kepala

sekolah SD Negeri Samban 02:

“Program BOS merupakan program pemerintah, dana dari pemerintah untuk kelangsungan dan kelancaran pendidikan. Tujuan pokoknya untuk kelancaran pendidikan. Kemudian sasaran program terutama anak didik. Besar dana yang

diterima pertahun persiswa adalah Rp. 800.000. program BOS sangat penting diterapkan disekolah, karena BOS merupakan satu-satunya sumber dana untuk kelangsungan pendidikan. BOS sangat terkait dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM) karena untuk memenuhi SPM sumber dana juga dari BOS. Kemudian ditunjang dengan program-program unggulan sekolah seperti kegiatan ekstrakurikuler drumband, keolahragaan, serta pramuka. Kemudian program kerja sama dengan pihak lain yang tidak terikat. SD Negeri Samban 02 saat ini sedang bekerja sama dengan PT Coca-Cola Bawen dalam program PHBS (Pola Hidup Bersih dan Sehat). Tujuannya

67

yaitu untuk meningkatkan penjaminan mutu sekolah.”

Pendapat yang sama juga disampaikan oleh

komite sekolah SD Negeri Samban 02:

“Program BOS maknanya bahwa karena sekolah wajib dibiayai oleh pemerintah dan masyarakat, oleh karena itu pemerintah wajib memberi bantuan kepada sekolah baik negeri maupun swasta. Tujuan pokoknya untuk penyelenggaraan pendidikan, tetapi faktualnya angka tersebut baru memenuhi dalam tingkat layanan, untuk bicara mutu masih sangat kurang (keseimbangan kognitif, afektif dan psikomotorik) artinya penyelenggaraan BOS masih perlu ditingkatkan. Sasaran program ini adalah warga sekolah baik negeri maupun swasta. Untuk memenuhi SPM, program BOS ini perlu ditingkatkan. Untuk memenuhi SPM sekolah diterjemahkan dalam RKAS dengan sumber dana dari BOS. Program unggulan sekolah yaitu membangun pendidikan karakter untuk memenuhi 8 standar pendidikan, pendidikan dibidang agama, prestasi akademik maupun non akademik. Untuk strategi saya berbicara mutu pendidikan di Samban 02 saya planning 6 tahun, diantaranya membangkitkan motivasi orang tua dan siswa, membangun suatu kebanggaan, menata sistem manajerial sekolah, ketercukupan kebutuhan-kebutuhan dasar anak maupun guru, menciptakan lingkungan sekolah sehat, meningkatkan prestasi akademik ditahun ke 4 yaitu menambah tambahan jam belajar mulai kelas 4 dengan maksud di kelas 6 siap menghadapi ujian”.

Pengawas sekolah dan UPT juga

mengungkapkan hal yang sama mengenai desain

program BOS ini, bahwa:

68

“Program BOS merupakan program pemerintah yang diberikan oleh sekolah dasar negeri/swasta untuk memenuhi kebutuhan operasional sekolah. Tujuan pokoknya sudah diatur oleh kementrian pendidikan yaitu membebaskan pungutan biaya operasional sekolah bagi peserta didik,

meringkankan beban biaya operasional sekolah bagi peserta didik, membebaskan pungutan peserta didik yang orangtuanya tidak mampu. Sasaran programnya yaitu warga sekolah sehingga kegiatan sekolah dibiayai oleh BOS, harapannya dana bisa mencukupi operasional sekolah. Besar dana yang diterima persiswa pertahun Rp 800.000. dengan dana BOS baru sebagian saja SPM yang terpenuhi, sehingga sekolah masih perlu sumber dana lain melalui dana sumbangan yang tidak mengikat, di Samban 02 mendapat dana sumbangan kesehatan dari Cocacola, dan sumbangan dari masyarakat yang mampu untuk membeli drumband, sumbangan ini bersifat suka rela dan tidak memaksa”.

Berdasarkan hasil wawancara dari bendahara,

kepala sekolah, pengawas dan guru diatas telah

menunjukkan gambaran secara langsung terkait

desain program di sekolah. Dapat kita ketahui

bahwa program BOS merupakan program dari

pemerintah untuk sekolah, dengan tujuan untuk

membebaskan pungutan biaya operasional

sekolah bagi peserta didik, meringkankan beban

biaya operasional sekolah bagi peserta didik,

membebaskan pungutan peserta didik yang

orangtuanya tidak mampu. Sasaran dari

program ini adalah seluruh warga sekolah

69

sehingga penting untuk diterapkan. Program ini

berperan sebagai sumber dana utama dalam

memenuhi SPM sekolah dengan ditunjang

berbagai macam program unggulan sekolah baik

dibidang akademik maupun non akademik.

Namun untuk peningkatan mutu, sekolah masih

membutuhkan dukungan dana dari pihak lain,

sehingga sekolah bekerja sama dengan

perusahaan setempat dan memperoleh

sumbangan berupa dana untuk peningkatan

mutu sekolah.

2. Analisis Tingkat Kesesuaian Desain Program

Dengan Standar

Gambaran desain program BOS di sekolah

berdasarkan data yang diperoleh melalui

wawancara dengan beberapa informan.

Kemudian deskripsi terkait desain program

dikaji untuk mengetahui keseuaiannya dengan

peraturan yaitu dengan Juknis BOS tahun 2016.

Berikut definisi, tujuan, sasaran program dan

besar dana yang diterima, menurut

Permendikbud Nomor 18 Tahun 2015 tentang

Juknis BOS Tahun 2016 yang digunakan

sebagai standard:

70

1. Definisi program BOS: program pemerintah

yang pada dasarnya adalah untuk

penyediaan pendanaan biaya operasi non

personalia bagi satuan pendidikan dasar

sebagai pelaksana wajib belajar.

2. Tujuan program BOS: meringankan beban

masyarakat terhadap pembiayaan pendidikan

dalam rangka wajib belajar 9 tahun yang

bermutu, dan berperan dalam mempercepat

pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM)

dan pencapaian Standar Nasional Pendidikan

(SNP).

3. Sasaran program BOS meliputi Satuan

Pendidikan SD/SDLB, SMP/SMPLB/SMPT,

SD-SMP Satu Atap, SMA, dan SMK baik yang

diselenggarakan oleh pemerintah maupun

masyarakat di seluruh provinsi Indonesia

yang sudah terdata dalam system Data Pokok

Pendidikan Dasar dan Menengah. Besar dan

yang diterima di jenjang Sekolah Dasar

sebesar Rp 800.000 persiswa pertahun.

Data dokumen menunjukkan bahwa Juknis

Program BOS tahun 2016 sudah ada.

Berdasarkan data hasil wawancara diperoleh:

71

1. Definisi program BOS maknanya karena

pendidikan wajib dibiayai oleh pemerintah

dan masyarakat, oleh karena itu pemerintah

wajib memberi bantuan kepada sekolah baik

negeri maupun swasta. Sehingga pemerintah

memberi bantuan dana melalui program

BOS yang merupakan program pemerintah

yang diberikan oleh sekolah dasar

negeri/swasta untuk memenuhi kebutuhan

operasional sekolah.

2. Tujuan program BOS adalah untuk

membebaskan pungutan biaya operasional

sekolah bagi peserta didik, meringkankan

beban biaya operasional sekolah bagi peserta

didik, membebaskan pungutan peserta didik

yang orangtuanya tidak mampu. Dana BOS

juga digunakan untuk pemenuhan SPM.

3. Sasarannya adalah seluruh warga sekolah.

Program ini berperan sebagai sumber dana

utama dalam memenuhi SPM sekolah

dengan ditunjang berbagai macam program

unggulan sekolah baik dibidang akademik

maupun non akademik. Besar dana yang

diterima oleh sekolah adalah Rp 800.000

persiswa pertahun.

72

Berdasarkan perspektif terkait definisi, tujuan

sasaran dan besar biaya menurut sekolah di

atas, desain program BOS di sekolah terkait

definisi sasaran dan besar dana sudah sesuai

dengan ketentuan yaitu juknis BOS yang

didalamnya menjelaskan hal yang sama bahwa

program pemerintah yang pada dasarnya untuk

penyediaan pendanaan biaya operasi

nonpersonalia bagi satuan pendidikan dasar dan

menengah. Sasaran program BOS adalah semua

satuan pendidikan dasar dan menengah baik

negeri maupun swasta (memiliki ijin operasional)

yang sudah terdata dalam dapodikdasmen.

Besar bantuan dana yang diterima oleh satuan

pendidikan dihitung berdasarkan jumlah peserta

didik, dengan besar dana yang diterima persiswa

pertahun sebesar Rp 800.000,-. Untuk tujuan

BOS masih sudah sesuai dengan juknis karena

selain tujuan pokok juga terdapat tujuan umum

yang didalamnya juga menjelaskan bahwa dana

BOS digunakan untuk mempercepat tercapainya

SPM dan SNP. Jika dianalisis lebih dalam lagi

indikator SPM akan segera dicapai jika

perencanaan dalam RKAS dilakukan secara

maksimal dengan menggunakan sumber daya

73

dan fasilitas yang memadai. Termasuk

kompetensi staf yang ada di sekolah,

pemahaman terhadap peraturan dan kebijakan

yang berlaku.

1.2.2 Evaluasi Instalasi Program BOS dalam

Rangka Pemenuhan SPM di SD Negeri

Samban 02

Tahap kedua pada evaluasi ini adalah instalasi,

dimana dalam kegiatan ini rancangan program

digunakan sebagai standar untuk

mempertimbangkan langkah-langkah operasional

program. Pada tahap instalasi, data diperoleh dari

hasil wawancara dari beberapa narasumber

kemudian di cek kebenaran datanya melalui studi

dokumen.

1. Gambaran Tahap Instalasi Program BOS Di

Sekolah

Gambaran tahap instalasi didapat dari

data hasil wawancara dengan beberapa

narasumber. Berikut hasil wawancara dengan

bendahara SD Negeri Samban 02:

“Karakter siswa disini antusias dan sering mengikuti lomba, program BOS sesuai dengan keadaan setempat karena orangtua siswa sebagian

74

besar bekerja sebagai buruh. Untuk alokasi dana juga digunakan SPM sesuai dengan aturan dan patokan yang berlaku. Kebutuhan yang dapat diidentifikasi diantaranya lomba, media pembelajaran, pelatihan, alat peraga, kit IPA, buku. Dari guru setiap kelas mengusulkan kebutuhannya

masing-masing untuk dianggarkan dan dibuat RKAS juga dibuat sesuai dengan juknis”.

Pendapat yang sama juga disampaikan oleh

kepala sekolah SD Negeri Samban 02:

“BOS tidak kembali kepada anak berupa uang, jadi BOS digunakan untuk pembiayaan GTT, PTT, lomba, peralatan mengajar dll. Alokasi dana BOS digunakan untuk operasional sekolah melalui pembuatan RKAS, jadi pembelajaan dari dana BOS berdasarkan pada RKAS. Kemudian kebutuhan-kebutuhan yang dapat diidentifikasi yaitu mengacu pada 8 standar pendidikan dan sesuai dengan juknis BOS. RKAS dibuat bersama-sama meliputi guru-guru kelas, bendahara, kepala sekolah, kemudian dibantu oleh operator, dan disahkan dan diawasi oleh komite sekolah”.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh

pengawas sekolah, yang menyatakan bahwa:

“Biaya BOS sangat membantu sekolah, masyarakat utama di wilayah Bawen penghasilannya tergolong menengah kebawah sehingga sangat membantu masyarakat. RKAS yang dibuat harus sesuai dengan juknis BOS. Subjek yang terlibat dalam pembuatan RKAS adalah kepala sekolah, guru, dan komite sekolah. Dibuat pertahun anggaran setiap bulan Januari, ada anggaran perubahan dibulan Juni.

Berdasarkan wawancara dari narasumber

diatas, menunjukkan gambaran instalasi program

75

BOS, bahwa program sesuai dengan keadaan

sosial ekonomi keadaan sasaran target yaitu

warga sekolah. Rancangan program BOS di SD

Negeri Samban 02 dilakukan dengan menyusun

Rencana Kegiatan Anggaran Sekolah (RKAS)

dengan mengacu pada pemenuhan SPM dan 8

Standar Nasional Pendidikan (SNP). RKAS dibuat

secara bersama-sama artinya kesepakatan antara

guru kelas, kepala sekolah dan komite.

Berdasarakan studi dokumentasi mengenai

perencanaan yang disusun oleh sekolah yaitu

RKAS yang telah dibuat telah disahkan oleh

komite dan kepala sekolah sebagai bentuk

pengawasan terhadap pembuatan RKAS. Peran

pengawasan antar guru juga dilaksanakan dalam

pembelajaan dana. Subjek yang terlibat dalam

pembuatan RKAS yaitu bendahara, kepala

sekolah dan pengawas yang berperan sebagai

penanggungjawab mulai dari perencanaan,

pelaksanaan sampai dengan pertanggungjawaban.

Berdasarkan data hasil observasi, alokasi dana

BOS digunakan untuk operasional sekolah

melalui pembuatan RKAS yang di dalamnya

mencakup beberapa aspek, yaitu: pengembangan

perpustakaan, penerimaan peserta didik baru,

76

kegiatan ekstrakurikuler, kegiatan ulangan dan

ujian, pembelian bahan habis pakai, langganan

daya dan jasa, perawatan sekolah dan sanitasi

sekolah, pembayaran honorarium bulanan

termasuk GTT dan PTT yang tidak lebih dari 15%

namun pada kenyataannya masih kurang

sehingga dipenuhi melalui sumbangan dari

masyarakat, selanutnya pengembangan profesi

guru dan tenaga kependidikan melalui workshop,

pelatihan, seminar dll, pembiayaan pengelolaan

sekolah, pembelian dan perawatan perangkat

computer, biaya lainnya seperti peralatan

pendidikan yang mendukung kurikulum yang

diberlakukan oleh pemerintah dan peralatan UKS

dan obat-obatan. Berdasarkan data hasil

observasi diperoleh skor total 108 dari 36 item

aspek yang diamati, sehingga didapat rerata 3,00

dimana hasil rerata tersebut menunjukkan pada

komponen pembiayaan di SD Negeri Samban 02

yang telah diatur dalam juknis BOS berada pada

kriteria sangat baik.

2. Analisis Tingkat Kesesuaian Instalasi

Program Dengan Standar

Berdasarkan uraian hasil penelitian diatas,

instalasi program BOS di sekolah terkait

77

perencanaan yang dibuat sebagai acuan dalam

pelaksanaan program kurang sesuai dengan

Juknis BOS tahun 2016. Dalam komponen

pembiayaan sudah sesuai dengan Juknis BOS

2016 yang di dalamnya dijelaskan bahwa

komponen yang dapat dibiayai oleh dana BOS

antara lain: 1) pengembangan perpustakaan; 2)

kegiatan penerimaan peserta didik baru; 3)

kegiatan pembelajaran ekstrakurikuler; 4)

kegiatan ulangan dan ujian; 5) pembelian bahan

habis pakai; 6) langganan daya dan jasa; 7)

perawatan sekolah/rehab ringan dan sanitasi

sekolah; 8) pembayaran honorarium bulanan; 9)

pengembangan profesi guru dan tenaga

kependidikan; 10) pembiayaan pengelolaan

sekolah; 11) pembelian dan perawatan perangkat

komputer; dan 12) biaya lainnya seperti peralatan

pendidikan yang mendukung kurikulum yang

diberlakukan oleh pemerintah dan peralatan UKS

dan obat-obatan. RKAS yang telah dibuat harus

disahkan oleh pihak terkait yaitu bendahara,

kepala sekolah dan komite sekolah. Hal ini sudah

sesuai dengan juknis BOS.

Terdapat kesenjangan dalam RKAS yang telah

dibuat, yaitu ketika ada kebutuhan mendadak

78

diluar perencanaan ketika awal pembuatan

RKAS. Kemudian terdapat kendala yang bersifat

teknis yang diungkapkan oleh operator bahwa

format RKAS tiap tahun berubah-ubah. Hal ini

dapat diatasi dengan berkoordinasi dengan Tim

BOS setempat tentang kendala yang dihadapi.

Kembali lagi menurut teori Edward bahwa SDM

terkait kuaifikasi staf harus sesuai jadi tahu apa

yang harus dilakukan dalam implementasi

program, kemudian faktor komunikasi antara

pelaksana program sangat dibutuhkan agar

kendala-kendala selama pelaksanaan program

dapat diminimalisir dan mengurangi

kesalahpahaman antar pihak.

Pengawasan dan monitoring dari pihak Dinas

sudah berjalan dengan baik. Pertama

pengawasan dilakukan dengan cara datang

langsung ke sekolah dan membimbing staf di

sekolah dalam menyusun perencanaan dan

laporan pertanggungjawaban. Kedua, setelah

diadakan verifikasi jika terdapat temuan baik itu

masalah administratif maupun teknis, pihak UPT

akan menyampaikan kepada pihak sekolah

dimana hal ini termasuk dalam proses

komunikasi yang baik antar pelaksana program.

79

Dan kemudian pihak sekolah akan memperbaiki

dan menajalan sesuai dengan perbaikan tersebut.

1.2.3 Evaluasi Proses Program BOS dalam

Rangka Pemenuhan SPM di SD Negeri

Samban 02

Evaluasi proses pelaksanaan BOS di SD Negeri

Samban 02 mencakup prinsip pelaksanaan

program BOS, ketercapaian SPM sekolah,

partisipasi masyarakat, dan pengawasan terhadap

pelaksanaan program.

1. Gambaran Proses Pelaksanaan Program BOS

Di Sekolah

Dalam tahap ini, data diperoleh dari hasil

wawancara dengan bendahara, kepala sekolah,

komite, pengawas dan UPTD serta orangtua siswa.

Prinsip pelaksanaan program BOS di SD Negeri

Samban 02 sesuai dengan prinsip program BOS

yang terdapat dalam juknis BOS dengan

mengutamakan keterbukaan terhadap semua

pihak termasuk orangtua siswa dengan membuat

pengumuman penggunaan anggaran BOS

(ditempel di dinding). Orangtua juga berpartisipasi

dalam program ini, artinya mendukung dengan

baik melalui sumbangan-sumbangan dari

80

orangtua siswa dan alumni. Untuk kesesuaian

antara dana yang diterima dengan kebutuhan

sekolah adalah relatif, yaitu bergantung pada

rencana untuk setiap tahun pembelajaran. Ketika

rencana yang dianggarkan banyak maka dana

BOS yang diterima tidak dapat mencukupi

kebutuhan sekolah, sedangkan ketika rencana

yang dianggarkan tidak terlalu banyak maka dana

BOS yang diterima dapat sesuai atau mencukupi

kebutuhan sekolah. Kecukupan kebutuhan

operasional sekolah juga bergantung pada jumlah

siswa pertahun, karena jumlah dana yang

diterima harus sesuai dengan jumlah siswa

padahal kebutuhan tidak menentu tergantung

pada program yang dibuat. Hal ini diperkuat dari

hasil wawancara dengan bendahara yang dibantu

oleh operator yang menjelaskan bahwa:

“Berbeda tahun, berbeda anggaran dan berbeda pula jumlah peserta didik yang diterima sekolah. Misalnya anggaran tahun sekian banyak tetap murid yang diterima sedikit, atau bahkan sebaliknya sehingga dapat mempengaruhi kebutuhan sekolah”.

Hal ini sejalan dengan apa yang di ungkapan

oleh Bambang Ismanto (2014) yang menyatakan

bahwa secara teknis, persoalan perencanaan yang

diahadapi sekolah dalam hal ini SD/MI di

81

Kabupaten/Kota eks Karesidenan Semarang pada

bidang Bantuan Operasional Sekolah (BOS)

adalah pada pembatasan jumlah siswa yang

sesuai standar proses yang menekankan total

BOS yang diterima sementara biaya operasional

tidak mutlak bersifat “biaya variabel”. Hal ini

tentunya akan mempengaruhi kebutuhan

sekolah.

Berdasarkan studi dokumentasi, pemenuhan

indikator SPM sekolah di SD Samban 02 masih

kurang atau belum semua terpenuhi. Karena

menurut kepala sekolah terpenuhinya SPM tidak

hanya soal keuangan yang dibiayai dari dana BOS

tetapi juga dipengaruhi oleh faktor lain selain

pendanaan melainkan juga membutuhkan

perhatian dari masyarakat termasuk orangtua,

siswa dan juga pihak sekolah juga harus sinkron.

Berdasarkan wawancara dengan beberapa

narasumber ketepatan pencairan dana BOS akhir-

akhir tahun ini sering terlambat. Sehingga

mempengaruhi terhadap kebutuhan sekolah.

Pengawasan dari guru tentu transparan karena

untuk guru yang membutuhkan dana wajib

menyampaikan kepada kepala sekolah. Bentuk

transparansi kepada dinas yaitu dalam bentuk

82

laporan yaitu SPJ, hal ini juga diperkuat dari

studi dokumen bahwa SPJ sudah dibuat.

Kemudian dari inspektorat juga ada peninjauan.

Ketika evaluasi dana BOS tidak ada temuan-

temuan terkait penyalahgunaan dana karena

sistemnya transparan dan sudah sesuai dengan

rencana anggaran dan di SD ini apabila ada

anggaran, ada pembelanjaan pasti ada barang.

Kepala sekolah menyampaikan bahwa:

“Komite sekolah sangat berperan dan berpartisipasi dalam pelaksanaan BOS. Komite sekolah mempunyai impian-impian yang tinggi, sehingga pihak sekolah harus menyusun program-program sesuai dengan impian bapak komite. Bentuk partisipasi komite sekolah diantaranya ikut membimbing, memberi dorongan dan pengawasan terhadap pelaksanaan BOS”.

Kepala sekolah juga mengungkapkan bahwa

orangtua siswa juga berpartisipasi terhadap

pelaksanaan program BOS, karena pihak sekolah

memaparkan program-program yang sedang

dijalankan oleh sekolah kepada orangtua siswa

melalui rapat. Respon orangtua siswa sangat baik

dan mendukung program-program sekolah.

Sehingga sekolah sekarang mengalami kemajuan

karena orangtua sangat mendukung dan

berpartisipasi terhadap program sekolah.

83

Kendala dalam pelaksanaan BOS di SD

Samban 02 adalah keterlambatan pencairan dana

BOS. Sehingga akan mempengaruhi operasional

sekolah, dalam hal ini sekolah menyiasati dengan

meminjam dana dari tabungan atau

perseorangan. Hal senada juga disampaikan oleh

Kepala UPTD bahwa:

“Memang akhir-akhir ini tidak sesui dengan juklak dan juknis BOS yang di dalamnya menyatakan bahwa H-sekian dana akan cair di awal bulan (triwulan), tetapi pada kenyataannya sering cair pada akhir triwulan. Untuk menyiasati kekurangan dana sekolah bisa meminjam dana tabungan siswa, atau meminjam dana di Koperasi Pengawai Negeri (KPN) dan BUKP sehingga lahan koperasi itu menjadi lahan untuk mengcover kekurangan dana”.

Terkait pelaksanaan program sudah menjadi

kebijakan sekolah dalam memecahkan masalah

dan kendala terkait dana BOS, mencari solusi

yang tidak menyimpang dari peraturan yang

berlaku.

2. Analisis Tingkat Kesesuaian Proses

Pelaksanaan BOS Di Sekolah Dengan

Standar

84

Berdasarkan Permendikbud Nomor 18 Tahun

2015 tentang Juknis BOS Tahun 2016 yang

digunakan sebagai standard:

1. Pendataan: satuan pendidikan melakukan

pendataan dan memasukkan data ke dalam

Dapodikdasmen secara online.

2. Tahap Penyaluran Dana, terdiri dari dua

tahap. Tahap pertama yaitu mekanisme

penyaluran di tingkat pusat ke daerah. Tahap

kedua penyaluran dari daerah ke satuan

pendidikan, melalui rekening sekolah.

3. Waktu Penyaluran Dana

Dana BOS disalurkan dari pusat ke daerah

secara triwulan. Berikut bagan tahap

pendataan untuk pencairan dana BOS

berdasarkan Juknis BOS tahun 2016:

Gambar 4.1 Tahap Pendataan Untuk Pencairan Dana BOS

85

Berdasarkan gambar tersebut dapat dilihat

bahwa penyaluran dana BOS dilakukan secara

triwulan dengan ketentuan:

1. Triwulan 1 yaitu pada bulan Januari-Maret.

Dilakukan paling lambat pada minggu

ketiga bulan Januari.

2. Triwulan 2 yaitu pada bulan April-Juni.

Dilakukan paling lambat 7 (tujuh) hari kerja

pada awal bulan April.

3. Triwulan 3 yaitu pada bulan Juli-

September. Dilakukan paling lambat 7

(tujuh) hari kerja pada awal bulan Juli.

4. Triwulan 4 yaitu pada bulan Oktober-

Desember. Dilakukan paling lambat 7

(tujuh) hari kerja pada awal bulan Oktober.

Berdasarkan wawancara dengan beberapa

narasumber, pendataan di Dapodikdasmen sudah

dilakukan. Kendala utama dalam pelaksanaan

program ini adalah ketepatan pencairan dana,

dimana dana BOS yang seharusnya cair di awal

bulan, namun pada pelaksanaan sebenarnya dana

cair di akhir bulan. Sehingga sangat

mempengaruhi kebutuhan sekolah. Dalam hal ini

sekolah harus mencari solusi untuk memecahkan

kendala tersebut, dapat dilakukan dengan cara

86

berdiskusi dengan pihak UPTD. Masalah ini

sudah keluar dan tidak sesuai dengan juklak dan

juknis BOS tahun 2016. Sehingga perlu diatasi

dan dicari solusi dari masalah tersebut. Karena

dalam juknis BOS dijelaskan bahwa waktu

penyaluran dana dilakukan setiap 3 bulan sekali,

yaitu pada periode Januari Maret, periode April

Juni, periode Juli September dan pada periode

Oktober Desember. Sedangkan menurut UPT,

dana sering cair pada akhir triwulan. Misalnya

pada periode Oktober Desember, dana cair sekitar

akhir bulan Desember.

Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala

UPTD, di Kecamatan Bawen telah dibuat forum

terkait program BOS, sehingga untuk

mengungkapkan masalah, kendala yang dihadapi

selama pelaksanaan BOS menjadi lebih mudah

melalui sebuah media dan forum tersebut. Melalui

forum itu juga, pihak UPTD juga dapat saling

memberi informasi, diskusi dan umpan balik

terhadap pelaksanaan program BOS pada masing-

masing sekolah. Selain melalui forum tersebut, di

Kecamatan Bawen ada sebuah Tim BOS dimana

tim ini anggotanya terdiri dari beberapa kepala

sekolah, yang bertugas memberi arahan,

87

bimbingan serta sosialisasi terkait kebijakan baru

terkait implementasi program BOS di sekolah

melalui rapat rutin.

Secara umum, pada proses pelaksanaan

program BOS terkait:

1) Prinsip pelaksanaan sudah sesuai dengan

peraturan yaitu Juknis BOS yang didalamnya

menjelaskan bahwa prinsip pelaksanaan

program BOS harus memperhatikan efisiensi,

efektifitas, akuntabel, transparansi dan

kemanfaatan. karena hal tersebut sudah

menjadi tugas dan tanggung jawab Tim

Manajemen BOS ditingkat sekolah dimana

komitmen daripada pelaksana program yang

harus sesuai dengan peraturan.

2) Ketercapaian SPM sekolah belum seluruhnya

tercapai, menurut peraturan tingkat

keberhasilan SPM sekolah harus mencapai

100%. Berdasarkan studi dokumen, SPM di SD

Negeri Samban 02 masih ada beberapa

indikator yang belum tercapai.

3) Partisipasi masyarakat harus tetap ada,

namun jika menerima sumbangan harus

sesuai dengan peraturan yang berlaku. Dana

tersebut harus digunakan untuk program yang

88

jelas, dan dapat dipertanggungjawabkan oleh

karena itu diperlukan pengawasan terhadap

pelaksanaan program.

4) Pengawasan terhadap pelaksanaan program

harus secara berjenjang dan berkala.

Pengawasan di sekolah sudah sesuai dengan

juknis BOS tahun 2016 yaitu pengawasan

dilakukan secara terpadu dan berkala, hal ini

juga diperkuat dari hasil studi dokumen

tentang hasil perhitungan SPM yang

didalamnya tercantum kunjungan dan

monitoring oleh pengawas secara berkala.

Pengawas juga melakukan kunjungan

lapangan secara langsung dengan datang

langsung kesekolah dalam rangka

pembimbingan dan monitoring.

1.2.4 Evaluasi Produk Program BOS dalam

Rangka Pemenuhan SPM di SD Negeri

Samban 02

Evaluasi produk berkaitan dengan hasil yang

telah dicapai dari program BOS yang

dilaksanakan di SD Negeri Samban 02.

1. Gambaran Produk Program BOS Di Sekolah

89

Berdasarkan data wawancara dari beberapa

narasumber. Laporan pertanggungjawaban dibuat

oleh bendahara dan kepala sekolah kemudian

dibantu oleh operator dan diawasi oleh guru.

Beberapa program yang sudah tercapai selama

pelaksanaan program BOS ini bermacam-macam

diantaranya pembangunan WC/toilet, pembelian

drumband, membuat taman, mushola. Terkait

dengan kemajuan siswa dalam bidang prestasi

yakni siswa telah mengkuti semua bidang lomba

dimana sumber dananya dari BOS. Hal tersebut

diperkuat dengan data hasil dokumentasi daftar

sarana dan prasarana sekolah yang terdiri dari

barang inventaris tidak bergerak yaitu barang

inventaris yang tidak dapat dipindahkan dan

barang inventaris bergerak (terlampir). Berkaitan

dengan pencapaian prestasi siswa baik dibidang

akademik dan nonakademik diperkuat dengan

data hasil studi dokumen (terlampir).

Berdasarkan data wawancara, evaluasi di

sekolah sudah dilaksanakan secara efektif dan

dapat mendukung perbaikan-perbaikan.

Perubahan yang sangat perlu dilakukan ialah

karakter peserta didik, dilakukan dengan guru

memberi salam kepada peserta didik yang datang,

90

kemudian literasi membaca selama 15 menit,

dimana hal ini sangat berpengaruh terhadap

kondisi kognitif siswa serta afektif karena melatih

kedisiplinan siswa. Sehingga diharapkan dapat

mengalami kemajuan dibidang akademik. Untuk

sistem pelaporan SPM sekolah dilakukan secara

online dan diminta oleh dinas. Kekuatan dan

kelemahan dari program ini yaitu karena BOS

merupakan sumber dana utama bagi sekolah

sehingga menjadi kekuatan bagi sekolah untuk

melaksaakan pendidikan. Sedangkan untuk

kelemahannya yaitu laporan harus sesuai dengan

RKAS, namun biasanya ada kebutuhan mendadak

yang harus dicukupi. Sehingga kesulitan dalam

menyesuaikan laporan dengan RKAS.

Dana BOS digunakan untuk operasional

sekolah, termasuk dalam pemenuhan SPM

sekolah. SPM sekolah mencakup beberapa

indikator, seluruh indikator SPM di SD Samban

02 belum seluruhnya tercapai. Hal ini dapat

dilihat dari studi dokumentasi tentang

perhitungan SPM sekolah, dimana dokumen ini

nantinya dilaporkan secara online kepada dinas

pendidikan setempat. Menurut Kepala UPTD

91

Kecamatan Bawen, laporan SPM ini harus dibuat

sesuai dengan keadaan sekolah yang sebenarnya.

2. Analisis Tingkat Kesesuian Produk Dengan

Standar

Ukuran produk yang telah dicapai oleh

sekolah didasarkan pada pencapaian tujuan

program. Tujuan program berdasarkan juknis

BOS mencakup tujuan pokok dan tujuan umum.

Tujuan pokok program BOS seperti yang sudah

dijelaskan pada bab sebelumnya sudah tercapai

yaitu tidak adanya pungutan bagi seluruh peserta

didik dan biaya operasi satuan pendidikan

menjadi lebih ringan. Namun untuk tujuan secara

umum masih kurang sesuai karena pencapaian

indikator SPM sekolah masih belum terpenuhi.

Peningkatan mutu di SD Negeri Samban 02 dapat

dilihat dari pengembangan dan pencapaian sarana

dan prasarana sekolah (terlampir), prestasi siswa

dibidang akademik dan non akademik termasuk

nilai Ujian Nasional (terlampir). Berdasarkan hasil

wawancara perkembangan lulusan di SD Negeri

Samban 02 dikatakan baik karena tingkat lulusan

mencapai 100%. Hal ini berarti menunjukkan

bahwa dana BOS cukup berhasil dalam

menunjang program wajib belajar 9 tahun.

92

Namun untuk pencapaian mutu yang mangacu

pada SPM belum seluruhnya tercapai hal ini

dilihat dari perhitungan SPM sekolah (terlampir).

Pada aspek kurikulum pada indikator yang

berbunyi “pemerintah kabupaten/kota memiliki

rencana dan melaksanakan kegiatan untuk

membantu satuan pendidikan dalam

mengembangkan kurikulum dan proses

pembelajaran yang efektif” belum memenuhi SPM

dan masih dalam tahap mempunyai rencana.

Adanya kerjasama antara pihak sekolah

dengan masyarakat dan perusahaan, mutu di SD

Samban 02 mulai mengalami peningkatan yaitu

pada program sekolah sehat dalam bentuk

Program Pola Hidup Bersih dan Sehat yang

didanai oleh PT Cocacola.

Sehingga secara umum produk yang berkaitan

dengan peningkatan mutu yang didanai oleh BOS

belum sesuai dengan standar yang telah

ditetapkan.

1.2.5 Evaluasi Manfaat Biaya Program BOS

dalam Rangka Pemenuhan SPM di SD

Negeri Samban 02

93

Pada tahap ini, peneliti berusaha menganalisis

manfaat biaya serta dampak sosial ekonomi

orangtua siswa.

1. Gambaran Manfaat Biaya Program BOS Di

Sekolah

Setelah program BOS dilaksanakan.

Berdasarkan wawancara dengan orangtua siswa

bahwa:

“Program BOS sangat membantu orangtua siswa karena orangtua tidak dipungut biaya lagi untuk sekolah. Karena masyarakat daerah sini sebagian besar bekerja sebagai petani dan buruh di pabrik, jadi dapat diakatakan bahwa penghasilannyaa menengah kebawah, jadi dengan adanya BOS ini sangat meringankan orangtua siswa, karena untuk membeli buku, peralatan sekolah, untuk pembelajaran itu dibiayai oleh BOS sehingga orangtua tidak dipungut biaya lagi”.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh kepala

sekolah bahwa BOS ini dapat meringankan

orangtua siswa, serta sangat mendukung

operasional sekolah. Jadi tidak ada alasan dari

orangtua untuk tidak menyekolahkan anaknya.

Selain itu dana BOS yang menjadi sumber

keuangan utama di sekolah, sangat mendukung

proses pendidikan serta mendukung pemenuhan

SPM walaupun masih belum tercapai seluruhnya.

Berdasarkan hasil wawancara diatas maka

program BOS sangat perlu diterapkan mengingat

94

kondisi sosial ekonomi masyarakat. Tidak hanya

bermanfaat bagi orangtua siswa, namun

implementasi dari program ini juga bermanfaat

bagi warga sekolah, siswa, guru, kepala sekolah.

2. Analisis Kesesuaian Manfaat Biaya Dengan

Standar

Manfaat bagi siswa yaitu meringankan

beban biaya pendidikan siswa. Bagi guru dengan

adanya dana ini, dapat mendukung proses

belajar mengajar. Sedangkan untuk upah/gaji

bagi guru tidak tetap dan pegawai tidak tetap

dana BOS ini sangat berguna, dan akan

mendukung pencapaian SPM sekolah. Dimana

anggaran dana BOS yang dialokasikan untuk

GTT dan PTT tidak lebih dari 15% dari seluruh

dana yang diterima oleh sekolah. Di SD Negeri

Samban 02 gaji untuk GTT dan PTT tidak lebih

dari 15%. Manfaat biaya ini sudah sesuai dengan

juknis dan standar yang telah ditetapkan.

1.3 Pembahasan Penelitian

Penelitian ini berusaha mencari kesenjangan

yang terjadi antara pelaksanaan dengan juknis

pada program BOS di SD Negeri Samban 02 dalam

rangka pemenuhan SPM. Mengingat program wajib

95

belajar 6 tahun yang secara resmi dicanangkan

pada tahun 1984, kemudian dilanjutkan dengan

program wajib belajar 9 tahun yang dimulai pada

tahun 1994 dimana menjelang akhir tuntasnya

program wajib belajar 9 tahun, menurut Gumono

(2010) fokus pembangunan pendidikan yang

dilaksanakan pemerintah sekarang ini sudah

mulai bergeser pada peningkatan mutu dan

relevansi pendidikan. Oleh karena itu sekarang ini

mutu pendidikan sekarang ini lebih ditekankan

dari pada akses pemerataan dan perluasan

pendidikan. Dalam penelitian ini berusaha

menggali informasi mengenai implementasi BOS

dalam rangka pencapaian SPM dimana SPM

merupakan tolok ukur kinerja pelayanan satuan

pendidikan.

Berdasarkan kajian teori, evaluasi merupakan

suatu kegiatan yang dilakukan untuk mencari

informasi yang berguna untuk membuat penilaian

terhadap kelayakan sebuah program termasuk

perencanaan, implementasi hingga hasil suatu

program. Evaluasi program adalah sebuah cara

untuk memperoleh informasi untuk mengetahui

efektifitas dan efeisiensi sebuah program, untuk

mengetahui apakah tujuan program sudah dapat

96

terealisasikan yang kemudian diambil keputusan

sesuai kebijakan program.

Sehingga dalam penelitian ini, informasi di dapat

dari hasil wawancara dari beberapa sumber

sebagai pelaksana program, dari data hasil

observasi dan studi dokumen. Kemudian data

dianalisis berdasarkan teknik analisis data . Hasil

analisis data yang diperoleh digunakan untuk

menilai kelayakan, efektifitas, efisiensi, dan

ketercapaian program BOS dalam pemenuhan

SPM.

Penelitian ini menggunakan model evaluasi

kesenjangan, dimana tujuannya mengetahui

kesenjangan yang terjadi pada setiap komponen

program. Berikut akan dibahas kesenjangan yang

terjadi berdasarkan model evaluasi kesenjangan

yang terdiri dari desain, instalasi, proses, produk

dan manfaat biaya.

1.3.1 Pembahasan Evaluasi Desain Program BOS

dalam Pemenuhan SPM di SD Samban 02

Berdasarkan hasil penelitian bahwa desain

program BOS meliputi definisi, proses dan

aktivitas serta tujuan program. Definisi program

BOS adalah sebuah program dari pemerintah

untuk sekolah, dengan tujuan untuk membiayai

97

operasional sekolah. Sehingga sudah jelas

bahwa pemerintah telah bertanggung jawab

dalam penyelenggaraan pendidikan yaitu ikut

membiayai operasional sekolah. Sasaran dari

program ini adalah seluruh warga sekolah

sehingga penting untuk diterapkan. Program ini

digunakan untuk membiayai ketercapain

Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang mengacu

pada tercapainya 8 Standar Nasioanal

Pendidikan (SNP). Dana BOS ini sangat berperan

dalam penyelenggaraan pendidikan ditunjang

dengan program-program unggulan sekolah

dengan tujuan untuk meningkatkan layanan

mutu pendidikan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan Juknis

BOS tahun 2016 bahwa pengertian atau definisi

program BOS adalah program pemerintah untuk

penyediaan pendanaan biaya operasi non

personalia bagi satuan pendidikan dasar dan

menengah. Tujuan pokok program ini adalah

untuk membebaskan pungutan biaya

operasional sekolah bagi peserta didik,

meringkankan beban biaya operasional sekolah

bagi peserta didik, membebaskan pungutan

peserta didik yang orangtuanya tidak mampu.

98

Tujuan ini sudah sesuai dengan juknis BOS,

karena dalam juknis BOS juga menjelaskan

bahwa selain untuk meringankan dan

membebaskan pungutan biaya operasional

sekolah bagi peserta didik, secara umum tujuan

BOS ini adalah juga berperan dalam

mempercepat pencapaian SPM dan pencapaian

SNP. Mengingat sekarang ini pembangunan

pendidikan yang mengarah pada peningkatan

mutu pendidikan, maka para pelaku pendidikan

khususnya guru, kepala sekaolah dan tenaga

pendidik lainnya harus mengetahui hal tersebut,

sehingga diharapkan kedepannya akan lebih

berkomitmen dan berupaya dalam peningkatan

mutu pendidikan.

Dalam mewujudkan peningkatan mutu di SD

Negeri Samban 02, sebenarnya sudah dilakukan

melalui penyusunan berbagai program, namun

kurangnya perhatian penuh dari berbagai pihak

termasuk dalam hal pendanaan, maka mutu

layanan pendidikan yang diselenggarakan

kurang maksimal. Sehingga pihak sekolah

berusaha mencari alternatif lain, yaitu melalui

penerimaan bantuan dan partisipasi dari

orangtua siswa dan sifatnya bukan pungutan,

99

melainkan sumbangan dana secara sukarela.

Sekolah juga bekerja sama dengan pihak lain

seperti dari beberapa industri yang ada di

wilayah tersebut, sehingga bantuan dana yang

diberikan kepada sekolah dapat digunakan

untuk peningkatan mutu sekolah.

Hal tersebut sudah sejalan dengan PP No 48

Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan.

Dijelaskan bahwa masyarakat di luar

penyelenggara serta peserta didik atau

orangtua/wali dapat memberikan sumbangan

pendidikan secara sukarela dan sama sekali

tidak bersifat mengikat kepada satuan

pendidikan. Sumbangan yang telah diberikan

harus dipertanggungjawabkan secara

transparan kepada pemangku kepentingan. Di

SD Negeri Samban 02 berdasarkan wawancara

dengan komite sekolah, menyampaikan bahwa

hal tersebut dilakukan dengan berpedoman PP

No 48 Tahun 2008 serta bekerja sama dengan

Polsek setempat untuk turut mengawasi

jalannya program tersebut. Kemudian bentuk

transparansi pihak sekolah termasuk pemangku

kepentingan sekolah, dilakukan melalui rapat

dengan pihak tersebut untuk menjabarkan

100

program-program yang akan dilaksanakan dan

alokasi sumbangan yang diberikan.

Jika dianalisis lebih lanjut dalam tahap

desain, definisi, dan proses serta aktivitas sudah

sesuai dengan juknis BOS, untuk tujuan pokok

program juga sudah sesuai dengan juknis, pihak

sekolah sudah memahami bahwa implementasi

BOS juga digunakan untuk menunjang

tercapainya SPM yang mengarah kepada mutu.

Hal ini tercermin pada tujuan umum BOS yaitu

selain meringankan beban masyarakat terhadap

pembiayaan pendidikan, BOS juga sangat

beperan dalam mempercepat pencapaian SPM

dan SNP. Pemahaman sekolah terhadap

keterkaitan dana BOS dengan SPM adalah

bahwa BOS merupakan sumber dana utama

dalam menunjang SPM. Jika ditinjau lebih jauh

lagi pengalokasian dana BOS secara maksimal

dengan pemahaman bahwa selain tujuan pokok

yang harus dijalankan, juga ada tujuan umum

yang harus dicapai dan menjadi prioritas

sekolah yang harus lebih diperhatikan, maka

sekolah dapat meningkatkan mutu pendidikan

secara maksimal. Jadi sebagai sumber dana

utama dalam pencapaian SPM maka harus

101

digunakan semaksimal mungkin melalui

perwujudan program-program yang bermutu

dan tentunya di dukung oleh SDM yang

memadai.

1.3.2 Pembahasan Evaluasi Instalasi Program

BOS dalam Pemenuhan SPM di SD Samban

02

Berdasarkan hasil penelitian bahwa instalasi

mencakup rancangan program yang digunakan

sebagai standar untuk mempertimbangkan

langkah-langkah operasional program. Dalam

perencanaan tersebut sekolah membuat

Rencana Kerja dan Anggaran Sekolah (RKAS)

yang dibuat oleh guru, bendahara, kepala

sekolah dan komite. RKAS dibuat setiap awal

tahun anggaran yaitu bulan Januari. Sehingga

program sekolah jelas terencana, dimana RKAS

dijadikan standar dalam kegiatan operasional

program BOS di SD Samban 02. Dalam RKAS

juga tercantum anggaran dan pemelanjaan

dalam rangka pemenuhan SPM.

Hasil penelitian ini sejalan dengan Juknis

BOS bahwa dalam RKAS tidak memuat

anggaran yang dilarang dalam pembelanjaan

102

dana BOS. RKAS juga diawasi oleh komite dan

pengawas sekolah. Hal ini diperkuat dengan

data studi dokumentasi yang didalamnya juga

tercantum tandatangan dari bendahara, kepala

sekolah dan komite. Berdasarkan wawancara

dengan komite sekolah, yang menyampaikan

bahwa komite sekolah juga ikut serta dalam

mengawasi dan mengontrol program BOS mulai

dari perencanaan, pelaksanaan sampai dengan

laporan pertanggungjawaban. Sistem

pengawasan yang dilakukan yaitu mencakup

bagaimana sistemnya. Sejak penyusunan

program dan RKAS, hal ini bertujuan agar tidak

terjadi kesalahan dan sesuai dengan

peruntukannya dalam pelaksanaan layanan

pendidikan dan pembelajaran. Berdasarkan

wawancara dengan bendahara yang dibantu

dengan operator ditemui kendala bahwa format

laporan setiap tahun berubah-rubah sehingga

sulit untuk menyesuaikan. Oleh karena itu

komite berusaha melakukan pengawasan

melalui rapat internal sekolah dengan komite.

Hal ini penting guna mengetahui dan

mengevaluasi tengah, artinya untuk

mengevaluasi perbedaan antara RKAS yang telah

103

dibuat dengan pelaksanaan sebenarnya disaat

dilaksanakannya program. Kemudian

pengawasan juga dilakukan saat penyesuaian

RKAS terhadap program untuk semester

berikutnya. Hal ini dilakukan karena terkadang

ada program atau kegiatan mendadak artinya

program tersebut belum ada sejak RKAS dibuat

pada awal tahun anggaran, sehingga perlu

adanya penyesuaian RKAS terhadap program

yang diawasi dan terkontrol sehingga program

berjalan dengan efektif dan efisien. Selain itu

faktor sumber daya manusia juga sangat

diperlukan dalam mendukung tercapainya

tujuan program yang diterjemahkan melalui

RKAS dan dipertanggungjawabkan melalui SPJ,

termasuk pemahaman materi dan teknik

pembuatan laporan-laporan yang diperlukan.

Berkaitan dengan hasil penelitian terdahulu,

hasil penelitian ini sejalan dengan hasil

penelitian dari Aulia Prihatin Asnawi yang

berjudul “Evaluasi Program Bantuan Sekolah

(BOS) Dana Anggaran Pendapatan Belanja

Negara (APBN) Tahun 2012 (Studi Pada Sekolah

Menengah Pertama (SMP) Negeri 6 Kabupaten

Bintan” yang menunjukkan kebijakan BOS di

104

SMP 6 Bintan sudah berjalan dengan baik,

pelaksanaan program BOS sudah cukup efektif,

efisiensi karena adanya upaya pembuatan

Rencana Anggaran Kegiatan Sekolah (RKAS).

Hal tersebut juga sejalan dengan teori

kebijakan oleh Edward bahwa faktor yang

mempengaruhi efektifitas dan efisiensi dari

implementasi kebijakan program adalah faktor

sumber daya. Faktor sumber daya meliputi staf

yang terdiri dari guru sebagai bendahara

sekolah, kemudian kepala sekolah sebagai

penanggungjawab dan juga komite sekolah. Dar

ketiga subjek tersebut sudah sesuai dengan

kualifikasi hal ini dapat dilihat pada lampiran

perolehan data SPM sekolah, karena kualifikasi

tersebut juga merupakan indikator dalam

pencapaian SPM sekolah.

Jika dianalisis secara keseluruhan RKAS

yang dibuat sudah sesuai dengan standar yang

berlaku dan sesuai dengan teori Edward terkait

dengan struktur birokrasi yang meliputi standar

operasional prosedur, yang menjadi standar

dalam penyusunan RKAS adalah Juklak dan

Juknis BOS tahun 2016.

105

Namun ada kesenjangan yang terjadi antara

RKAS yang telah dibuat dengan pelaksanaan

sebenarnya, kesenjangan yang terjadi ini karena

adanya kegiatan yang mendadak diluar prediksi

ketika awal tahun RKAS dibuat. Sehingga

sekolah harus berusaha menyesuaikan RKAS

yang dibuat dengan pelaksanaan yang

sebenarnya dan tentunya melibatkan pengawas

agar tidak terjadi penyalahgunaan dana.

Kendala yang diahadapi yakni format pelaporan

yang berbeda setiap tahunnya sehingga sulit

untuk menyesuaikannya. Hal ini dapat diatasi

dengan ikut serta dalam rapat atau pelatihan

dari Dinas maupun Tim BOS di daerah setempat

yang merupakan bentuk dari proses komunikasi

antar pelaksana program, sehingga diharapkan

tidak terjadi kesalahpahaman antar pelaksana

program. Kemudian struktur birokrasi yang jelas

akan meminimalisir perbedaan asumsi diantara

para pelaksana.

1.3.3 Pembahasan Evaluasi Proses Program BOS

dalam Pemenuhan SPM di SD Samban 02

Evaluasi proses mencakup prinsip

pelaksanaan program BOS, ketercapaian SPM

106

sekolah, partisipasi masyarakat, dan

pengawasan terhadap pelaksanaan program.

Menurut juknis BOS, prinsip pelaksanaanya

yaitu: 1) efisien; 2) efektif; 3) transparan; 4)

akuntabel; 5) kepatutan; 6) manfaat. Dari enam

prinsip tersebut, SD Negeri Samban 02 sudah

efektif dan efisien karena dana yang digunakan

tepat guna dan tepat sasaran, dana tersebut

sudah digunakan oleh warga sekolah sendiri

untuk pembiayaan operasional sekolah dan

bukan digunakan oleh pihak lain ataupun

peruntukan lain selain operasional sekolah. SD

Negeri Samban 02 transparan dalam

pelaksanaan melalui upaya-upaya rapat dan

sosialiasasi terhadap penggunaan dana BOS

oleh siapapun termasuk masyarakat dan

orangtua siswa dengan cara menjabarkan dan

menjelaskan program yang akan dilaksanakan.

Hal tersebut sudah memenuhi prinsip

transparansi dan akuntabel. Pelaksanaan

program ini juga dapat dipertanggungjawabkan

melalui pembuatan laporan SPJ BOS oleh

sekolah yang dievaluasi dan dikontrol oleh

komite dan pengawas sekolah kemudian

dievaluasi oleh kepala UPTD.

107

Indikator ketercapaian SPM di SD Negeri

Samban 02 dapat dilihat dalam laporan

perhitungan SPM sekolah yang dilaporkan

kepada dinas pendidikan secara online.

Beberapa Indikator SPM tersebut mencakup: 1)

sarana dan prasarana; 2) pendidikan dan tenaga

kependidikan; 3) kurikulum; 4) penjaminan

mutu pendidikan; 5) penilaian pendidikan; dan

6) manajemen sekolah. Pada aspek 1, 2, 4, 5 dan

6 berdasarkan indikator SPM di SD Negeri

Samban 02 sudah memenuhi SPM. Namun pada

aspek kurikulum pada indikator yang berbunyi

“pemerintah kabupaten/kota memiliki rencana

dan melaksanakan kegiatan untuk membantu

satuan pendidikan dalam mengembangkan

kurikulum dan proses pembelajaran yang

efektif” belum memenuhi SPM dan masih dalam

tahap mempunyai rencana.

Proses pelaksanaan program BOS di SD

Negeri Samban 02 juga di dukung oleh

partisipasi orangtua siswa serta masyarakat. Hal

ini seperti diungkapkan oleh kepala sekolah dan

komite sekolah, bahwa sekolah sering mendapat

bantuan dari masyarakat, alumni, dan orangtua

siswa terhadap program-program sekolah. Hal

108

ini diperkuat dari data hasil wawancara dengan

orangtua siswa yang mengungkapkan bahwa

ketika rapat sekolah, orangtua siswa sering

memberi bantuan seikhlasnya (berisfat sukarela)

untuk mendukung pembelajaran di sekolah.

Sehingga dapat dilihat bahwa partisipasi

masyarakat terhadap sekolah baik.

Hasil penelitian proses ini mengalami

kesenjangan pada ketepatan pencairan dana

BOS. Seperti yang diungkapkan oleh kepala

sekolah bahwa dana sering terlambat cair. Hal

ini diperkuat oleh pendapat dari kepala UPTD

bahwa memang akhir-akhir ini dana BOS sering

datang terlambat, bahkan datang saat akhir

triwulan. Hal ini jelas mempengaruhi terhadap

pemenuhan kebutuhan sekolah. Sehingga

sekolah harus mencari alternatif lain untuk

memenuhi kebutuhan sekolah yang harus

segera terpenuhi. Alternatif tersebut dilakukan

dengan meminjam uang tabungan, meminjam

uang milik pribadi, atau bisa juga meminjam

kepada koperasi seperti yang telah diungkapkan

pada wawancara dengan kepala UPTD.

Kesenjangan ini, jika dilihat berdasarkan

teori Edward, akan mempengaruhi efektifitas

109

dan efisiensi implementasi sebuah program.

Faktor struktur birokrasi yang kurang baik,

karena tidak sesuai dengan standar operasional

prosedur (Juknis BOS), dimana dana yang

seharusnya sudah cair menurut periode

pencairan dana BOS dalam Juknis tetapi

mengalami keterlambatan. Hal ini perlu adanya

komunikasi dan pengawasan yang baik antar

para pelaksana kebijakan tersebut.

1.3.4 Pembahasan Evaluasi Produk Program BOS

dalam Pemenuhan SPM di SD Samban 02

Evaluasi produk berisi mengenai hasil yang

telah dicapai dari program BOS yang

dilaksanakan di SD Negeri Samban 02. Dilihat

dari hasil wawancara, dapat diketahui bahwa

banyak pencapaian dibidang sarana dan

prasarana termasuk program pembangunan

fasilitas dan pembangunan sekolah, kegiatan

belajar mengajar termasuk kegiatan

ekstrakurikuler untuk pengembangan bakat

siswa, pencapaian prestasi siswa baik dibidang

akademik maupun non akademik. Hal ini juga

diperkuat oleh data hasil dokumentasi.

Berdasarkan wawancara dengan kepala sekolah,

110

siswa di SD Negeri Samban 02 lebih unggul

dibidang prestasi non akademik. Sehingga untuk

lebih lanjut, pihak sekolah harus terus

meningkatkan prestasi dibidang akademik.

Pada evaluasi produk ini juga mencakup

laporan pertanggungjawaban BOS yang dibuat

setiap akhir triwulan yang kemudian dievaluasi

serta diawasi oleh komite dan pengawas sekolah.

Berdasarkan perhitungan dari data observasi,

pembiayaan komponen kegiatan yang dibiayai

oleh dana BOS di SD Negeri Samban 02 diperoleh

rerata skor 3,02 artinya alokasi pembiayaan dari

program BOS di SD negeri Samban 02 berada

pada kriteria baik.

Untuk mengetahui ketercapaian tujuan

program di SD Samban 02 juga dapat dilihat dari

komponen yang terdapat dalam program sekolah

terkait pengelolaan BOS untuk pemenuhan SPM

berdasarkan laporan SPM sekolah tahun 2016,

mencakup aspek:

1. Kurikulum

Satuan pendidikan sudah menerapkan

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

sesuai ketentuan yang berlaku, setiap guru

111

sudah menerapkan RPP yang disusun

berdasarkan silabus. Namun pemerintah

Kabupaten/Kota hanya memiliki rencana dan

belum melaksanakan untuk membantu dan

mengembangkan kurikulum dan proses

pembelajaran efektif. Hal ini karena ketentuan

dari Dinas Pendidikan setempat bahwa Sekolah

masih dalam proses sosialisasi dan pelatihan

untuk menerapkan kurikulum pembelajaran

2013 sehingga belum melaksanakan

pembelajaran dengan kurikulum 2013.

2. Pendidikan dan Tenaga Kependidikan

Semua indikator dalam aspek Pendidikan

dan Tenaga Kependidikan sudah memenuhi

SPM, dapat dilihat pada laporan SPM

(terlampir), yang mencakup kualifikasi dan

ketersediaan staf dan guru serta

penyelenggaraan pembelajaran di sekolah.

Kemudian dalam RKAS juga memuat

pendanaan tenaga pendidik yang dibiayai oleh

dana BOS adalah Guru Tidak Tetap

(GTT)/honorer dan Pegawai Tidak Tetap (PTT).

3. Penilaian Pendidikan/Evaluasi Pembelajaran

Semua indikator dalam aspek penilaian

pendidikan/evaluasi pembelajaran sudah

112

memenuhi SPM. Meliputi pengembangan dan

dan penerapan program penilaian pendidikan

dimana hal ini juga dibiayai oleh dana BOS

misalnya untuk pelatihan pengembangan

program penilaian berdasarkan kurikulum

yang berlaku.

4. Sarana dan Prasarana

Semua indikator sarana dan prasarana di SD

Negeri Samban 02 sudah memenuhi SPM, hal

ini dapat dilihat dalam laporan SPM sekolah

(terlampir).

5. Penjaminan Mutu Sekolah

Penjaminan mutu sekolah dilakukan

melalui kunjungan pengawas, supervisi dan

pembinaan. Supervisi oleh kepala sekolah

terhadap guru, dan laporan hasil ujian kepada

dinas pendidikan. Semua indikator tersebut

juga sudah memenuhi SPM.

6. Manajemen Sekolah

Sekolah juga sudah menerapkan

Manajemen Berbasis Sekolah (MBS), dapat

dilihat juga dalam laporan SPM.

Pencapaian produk berbasis mutu dengan

menggunakan dana BOS masih kurang efektif,

karena pengaruh beberapa faktor yaitu:

113

1) Komunikasi: kurangnya komunikasi terhadap

para pelaksana kebijakan sehingga terdapat

kendala dalam penyampaian keputusan

kebijakan terkait dengan format RKAS yang

setiap tahunnya berubah. Hal ini tentu akan

mempengaruhi produk program yang akan

dicapai oleh sekolah.

2) Sumber daya sudah sesuai dengan kualifikasi

namun masih terkendala dalam jumlah dana

yang diterima setiap tahun dihitung

berdasarkan jumlah siswa yang diterima.

3) Komitmen pelaksana program sudah baik,

karena pihak sekolah juga bertanggungjawab

dengan membuat perencanaan,

melaksanakan program dengan baik dan

mempertanggungjawabkannya. Sehingga

harapan kedepan melalui rencana 6 tahunan

akan dilaksanakan dengan baik seperti yang

sudah diungkapkan oleh komite sekolah pada

hasil wawancara.

4) Struktur birokrasi, standar operasional

prosedur akan menjadi tolok ukur dalam

implementasi program. Produk mutu yang

kurang efektif juga dipengaruhi oleh

pelaksanaan program yang tidak sesuai

114

dengan prosedur. Pelaksanaan sebenarnya di

sekolah, pencairan dana tidak sesuai dengan

standar prosedur karena sering mengalami

keterlambata. Sehingga ini akan menjadi

salah satu faktor yang mempengaruhi hasil

produk mutu di sekolah.

1.3.5 Pembahasan Evaluasi Analisis Manfaat

Biaya Program BOS dalam Pemenuhan SPM

di SD Samban 02

Evaluasi manfaat biaya yaitu menganalisis

manfaat serta dampak sosial ekonomi orangtua

siswa setelah program BOS dilaksanakan.

Berdasarkan hasil wawancara, bahwa biaya

(dana BOS) sangat bermanfaat dan tepat guna

untuk pembiayaan operasional sekolah. Hal ini

dapat dilihat dari data hasil observasi dimana di

dalamnya juga terdapat pencapaian dan keadaan

sekolah selama diterapkannya program BOS.

Serta untuk menunjang tercapainya SPM

sekolah, hal ini dapat dilihat dalam perhitungan

pencapaian SPM sekolah. Walaupun masih

belum efektif karena belum seluruhnya indikator

SPM dapat tercapai.

115

Manfaat biaya ini juga berdampak pada sosial

ekonomi sasaran target, artinya dengan adanya

dana BOS tentunya akan berdampak pada

orangtua siswa. Berdasarkan hasil wawancara,

bahwa dana BOS sangat meringankan beban

orangtua siswa, dimana keadaan sosial dan

ekonomi orangtua siswa yang mayoritas bekerja

sebagai petani dan pekerja buruh. Hal ini sejalan

dengan tujuan BOS yaitu untuk pemerataan

pendidikan, dan setiap warga negara wajib

mendapatkan pendidikan yang digalakkan

dengan wajib belajar 9 tahun. Sehingga sudah

jelas bahwa setiap warga Negara wajib untuk

sekolah 9 tahun, karena pemerintah juga

bertanggung jawab atas penyelenggaraan

pendidikan. Manfaat biaya ini juga sesuai dengan

prinsip pelaksanaan program BOS dimana

pelaksanaan program/kegiatan yang sejalan

dengan prioritas nasional dan secara riil

dirasakan manfaatnya dan berdaya guna bagi

sekolah. Namun sekarang ini mulai berfokus

pada pendidikan yang bermutu, sehingga perlu

sosialasi juga terhadap masyarakat,

orangtua/wali peserta didik bahwa fokus

pembangunan pendidikan yang dilaksanakan

116

pemerintah sudah mulai bergeser pada

peningkatan mutu dan relevansi pendidikan.

Manfaat biaya ini juga sesuai dengan

Permendiknas Nomor 15 Tahun 2010 tentang

Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar di

Kabupaten/Kota. Dalam peraturan tersebut

disebutkan bahwa pendanaan yang berkaitan

dengan kegiatan yang mendukung

penyelenggaraan SPM pendidikan yang

merupakan tugas dan tanggung jawab

pemerintah. Tanggung jawab sekolah berkaitan

dengan pendanaan SPM mencakup invetasi dan

pemeliharaan prasarana dan peralatan sekolah,

pengadaan buku dan pelatihan guru serta

operasional yang bersumber dari dana BOS.