bab iv hasil penelitian dan pembahasanrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16731/4/t1... ·...
TRANSCRIPT
50
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Pelaksanaan Tindakan
Pada bab ini akan dipaparkan mengenai tiga sub bab judul diantaranya deskripsi
kondisi awal, deskripsi siklus I, dan deskripsi siklus II. Pada kondisi awal membahas
mengenai kondisi awal proses pembelajaran guru dan siswa termasuk juga di
dalamnya hasil belajar bahasa Indonesia khususnya aspek membaca sebelum
dilaksananakannya tindakan penelitian. Selanjutnya pada siklus I memaparkan
tentang pelaksanaan penelitian siklus 1 meliputi tahap perencanaan, tahap
pelaksanaan, kegiatan observasi, dan refleksi dari pelaksanaan tindakan siklus I yang
akan diperbaiki pada siklus II. Pada siklus II tahapan yang dijelaskan sama halnya
seperti yang sudah diuraikan pada siklus I.
4.1.1. Deskripsi Kondisi Awal
Penelitian dilakukan di SD N Batur 03. SD N Batur 03 terletak di dusun Selo
Desa Batur Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang. SD N Batur 03 ini terletak di
pedesaan dengan 1 Kepala Sekolah, 6 Guru Kelas, 2 guru wiyata bakti, 1 guru agama,
1 guru olahraga, 1 pustakawan, dan 1 penjaga sekolah.
Subjek penelitian adalah siswa kelas 1 SD N Batur 03 Kecamatan Getasan
Kabupaten semarang Tahun Ajaran 2014/2015 yang berjumlah 33 siswa yang terdiri
dari 21 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan dengan karakteristik dan tingkat
kecerdasan yang berbeda-beda. Penelitian di lakukan pada mata pelajaran bahasa
Indonesia dengan 2 kompetensi dasar (KD) yang berbeda yaitu KD 7.1. Membaca
lancar beberapa kalimat sederhana yang terdiri atas 3-5 kata dengan intonasi yang
tepat. KD 7.2. Membaca puisi anak yang terdiri atas 2-4 baris dengan lafal dan
intonasi yang tepat. Mata pelajaran bahasa Indonesia di kelas 1 SD N Batur 03
diampu oleh guru kelas 1 SD yaitu Ibu Putri Wahyuningtyas SPd.SD. Ibu Putri
51
merupakan Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Ibu Putri menempuh pendidikan
pada masa jabatannya sebagai seorang guru SD kinerjanya cukup berkompeten dalam
bidangnya.
Sebelum dilaksanakannya tindakan penelitian, peneliti melakukan kegiatan
observasi terlebih dahulu untuk mengetahui proses pembelajaran yang selama ini
berlangsung dan hasil belajar bahasa Indonesia. Dari hasil pengamatan dan analisis
RPP yang telah dibuat guru masih ditemukan beberapa permasalahan yang muncul
dalam pelaksanaan pembelajaran.
Permasalah yang muncul adalah terkait dengan proses pembelajaran dan hasil
belajar membaca pada mata pelajaran bahasa Indonesia yang dipengaruhi oleh
beberapa faktor, diantaranya dari guru dan siswa itu sendiri. Siswa kelas 1 belum
tertarik pada kegiatan membaca sehingga antusiasme siswa dalam mengikuti proses
pembelajaran masih rendah sehingga mengakibatkan hasil belajar bahasa Indonesia
masih rendah. Siswa kurang tertarik saat diminta untuk membaca, siswa masih
terpusat pada guru saat menyimak bacaan serta saat mengerjakan soal siswa masih
dibacakan oleh guru. Kondisi demikian menjadikan guru menjadi pusat utama dalam
proses pembelajaran.
Faktor penyebab lainnya berasal dari guru yang mengakibatkan tidak
berhasilnya proses pembelajaran dan mengakibatkan rendahnya hasil belajar bahasa
Indonesia khususnya aspek membaca. Faktor tersebut adalah proses pembelajaran
yang dirancang dalam RPP belum terlihat kegiatan yang mampu menumbuhkan
antusiasisme siswa dalam mengikuti pembelajaran khususnya pada kegiatan
membaca. Guru belum menggunakan model pembelajaran yang tepat dalam proses
pembelajaran. Guru menganggap bahwa dengan model konvensional saja sudah
cukup bagi guru dalam menyampaikan materi. Penggunaan permainan dan diskusi
dalam proses pembelajaran juga hampir tidak dilakukan oleh guru kelas 1. Mengingat
taraf berpikir siswa kelas 1 masih pada cara berfikir konkret, maka diperlukan media
yang dapat menyampaikan meteri yang akan dipelajari. Misalnya media gambar dari
contoh yang nyata maka siswa akan lebih mudah dalam menerima materi.
52
Beberapa faktor yang telah diuraikan merupakan hambatan pada proses
pembelajaran di kelas 1 SD N Batur 03, hambatan tersebut menyebabkan
pembelajaran berlangsung kurang efektif sehingga siswa masih kesulitan dalam
membaca hal tersebut dibuktikan dari penilaian RPP yang telah dilakukan oleh
peneliti pada kondisi awal. Hasil penilaian RPP kondisi awal terdiri dari 20 item yang
dinilai dari 5 indikator penyusunan RPP. Peneliti memberikan skor dengan
melingkari angka 1, 2, 3 4 untuk setiap indikator yang dinilai. Skor 1 = penyusunan
RPP kurang baik sesuai dengan indikator. Skor 2 = penyusunan RPP cukup baik
sesuai dengan indikator. Skor 3 penyusunan RPP baik sesuai dengan indikator. Skor
4 penyusunan RPP sangat baik sesuai dengan indikator. Kemudian skor dijumlahkan
dan diinterpretasikan berdasarkan kriteria penilaian. Kriteria penilaian analisis RPP
yaitu untuk total skor pada presentase skor 81% - 100% pada kriteria sangat baik,
presentase skor 61% - 80% pada kriteria baik, presentase skor 41% - 60% pada
kriteria cukup baik, presentase skor 21% - 40% pada kriteria kurang, dan presentase
skor 1% - 20% berada pada krtiteria sangat kurang. Proses pembelajaran kondisi awal
dapap dilihat pada tabel 4.1:
Tabel 4.1 Proses Pembelajaran Kondisi Awal Dari Hasil Analisis Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran
Aspek Yang Nilai
Skor Penelaian Jumlah Skor 1 2 3 4
Perumusan indikator Pembelajaran
1, 3 2 7
Pemilihan dan pengorganisasian materi ajar
5, 6, 7 4 9
Pemilihan sumber belajar/materi ajar
9, 10 8 9
Skenario/kegiatan pembelajaran
13, 14, 15, 16
11, 12, 14
Penilaian hasil belajar 17, 18, 19, 20 6
Jumlah 2 13 5 45
53
Berdasarkan tabel 4.1 hasil penilaian analisis RPP pada kondisi awal dapat
diketahui hasil penilaian untuk indikator penyusunan RPP adalah skor 1 sejumlah 2
item, indikator dengan skor 2 sejumlah 13 item dan indikator yang memperoleh skor
3 sejumlah 5 item sehingga jumlah skor yang diperoleh adalah 45 atau dengan
presentase 56% termasuk pada kriteria cukup baik. Berdasarkan tabel 4.1 dapat
digambarkan dalam diagram 4.1 sebagai berikut :
Diagram 4.1 Proses Pembelajaran Kondisi Awal di nilai dari Hasil Penilaian
RPP Bahasa Indonesia
Hasil proses pembelajaran yang diperoleh dari penilaian RPP masih belum baik
sehingga berdampak pada perolehan hasil belajar mata pelajaran bahasa indonsesia
khususnya aspek membaca masih kurang dari kritreria ketuntasan minimal (KKM
≥ 65). Batas nilai KKM ≥ 65 merupakan patokan KKM dari SD N Batur 03 yang
telah ditentukan untuk mata pelajaran bahasa Indonesia.
Hasil belajar membaca lancar mata pelajaran bahasa Indonesia pada siswa kelas
1 SD N Batur 03 sebelum pelaksanaan tindakan diperoleh dari data ulangan mata
pelajaran bahasa Indonesia aspek membaca lancar kelas 1 SD N Batur 03 semester I
tahun ajaran 2014/2015. Data hasil ulangan bahasa Indonesia membaca lancar pada
kondisi awal dapat dilihat pada tabel 4.2
0
5
10
15
20
25
1 2 3 4 5
Ban
yak
sk
or
Aspek yang diamati
54
Tabel 4.2 Destribusi Frekuensi Nilai Bahasa Indonesia Pada Kondisi Awal
Siswa Kelas 1 SD N Batur 03
No Rentang Nilai Frekuensi Persentase
(%) 1. 35 – 44 2 6% 2. 45 – 54 3 9% 3. 55 – 64 9 27% 4. 65 – 74 14 43% 5. 75 – 84 4 12% 6. 85 – 94 1 3% Jumlah 33 100%
Berdasarkan tabel 4.2 destribusi frekuensi nilai evaluasi membaca lancar mata
pelajaran bahasa Indonesia siswa SD N Batur 03 dapat dikatakan perolehan
persantase indikator keberhasilan masih rendah hal ini diketahui dari jumlah
perolehan nilai siswa pada rentang nilai antara 35-44 sejumlah 2 siswa dengan
persentase 6%, rentang nilai 45-54 sejumlah 3 siswa dengan persentase 9%, rentang
nilai 55-64 sejumlah 9 siswa dengan persentase 27%, rentang nilai 65-74 sejumlah 14
siswa dengan persentase 43%, rentang nilai 75-84 sejumlah 4 siswa dengan
persentase 12%, rentang nilai 85-94 sejumlah 1 siswa dengan persentase 3%. Dari
daftar nilai pada kondisi awal nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 90 dan nilai
terendah 35 daftar nilai bisa dilihat pada lampiran 13 yaitu daftar nilai bahasa
indonesia siswa kelas 1 SD N Batur 03 pada kondisi awal. Berdasarkan tabel 4.2
dapat digambarkan dalam diagram 4.2 sebagai berikut :
Diagram 4.2 Destribusi Frekuensi Nilai Bahasa Indonesia Kondisi Awal Berdasarkan kriteria
pada kondisi awal/sebelum tindakan d
No Ketuntasan belajar
1. Tuntas 2. Belum tuntas
Jumlah
Ketuntasan belajar siswa pada kondisi
diketahui bahwa siswa yang nilainya masih di bawah KKM adalah sejumlah 14
atau 42% dari 33 siswa. S
19 siswa atau 58% (data bisa dilihat pada lampiran 13).
dapat dilihat pada tabel dapat dilihat juga pada diagram 4.3
6%
0
2
4
6
8
10
12
14
16
35 - 44
Ban
yak
sis
wa
stribusi Frekuensi Nilai Bahasa Indonesia Kondisi Awal
Berdasarkan kriteria ketuntasan minimal (KKM ≥ 65) data hasil perolehan nilai
pada kondisi awal/sebelum tindakan dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.3
Tabel 4.3 Ketuntasan Belajar Kondisi Awal
Ketuntasan belajar Nilai Jumlah siswa
Frekuensi Persentase (%)≥ 65 19 < 65 14
Jumlah 33
Ketuntasan belajar siswa pada kondisi awal atau sebelum tindakan dapat
diketahui bahwa siswa yang nilainya masih di bawah KKM adalah sejumlah 14
atau 42% dari 33 siswa. Sedang yang sudah tuntas mencapai KKM adalah sejumlah
(data bisa dilihat pada lampiran 13). Ketuntasan belajar siswa
dapat dilihat pada tabel dapat dilihat juga pada diagram 4.3
9%
27%
43%
12%
3%
45 - 54 55 - 64 65 - 74 75 - 84 85
Nilai
55
stribusi Frekuensi Nilai Bahasa Indonesia Kondisi Awal
≥ 65) data hasil perolehan nilai
apat disajikan dalam bentuk tabel 4.3
Persentase (%)
58 42 100
awal atau sebelum tindakan dapat
diketahui bahwa siswa yang nilainya masih di bawah KKM adalah sejumlah 14 siswa
edang yang sudah tuntas mencapai KKM adalah sejumlah
Ketuntasan belajar siswa
3%
85 - 94
Diagram 4.3 Ketuntasan Belajar Kondisi Awal
Berdasarkan hasil belajar bahasa Indonesia yang masih rendah, dibuktikan
dengan nilai ulangan bahasa Indonesia pada sem
mengadakan perbaikan pembelajaran bahasa Indonesia dengan menerapkan model
picture and picture
pembelajaran dan hasil belajar bahasa Indonesia aspek membaca lancar melal
penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan sebanyak dua siklus yaitu siklus I dan
siklus II.
4.1.2. Siklus I
Pada sub unit siklus I ini, akan menguraikan tentang tahap perencanaan,
pelaksanaan tindakan observasi, hasil tindakan dan refleksi. Kegiatan pembe
pada siklus I dilakukan sebanyak 3 kali pertemuan, masing
berlangsung dua kali 35 menit.
4.1.2.1. Tahap Perencanaan
Pada tahap perencanaan akan menguraikan tentang perencanaan yang dilakukan
oleh peneliti bersama guru kolabor sebelum pelaksanaan tindakan pembelajaran
tuntas
Ketuntasan Belajar Kondisi Awal
Berdasarkan hasil belajar bahasa Indonesia yang masih rendah, dibuktikan
dengan nilai ulangan bahasa Indonesia pada semester I maka peneliti merasa perlu
mengadakan perbaikan pembelajaran bahasa Indonesia dengan menerapkan model
picture and picture berbantu permainan puzzle untuk meningkatkan proses
pembelajaran dan hasil belajar bahasa Indonesia aspek membaca lancar melal
penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan sebanyak dua siklus yaitu siklus I dan
Pada sub unit siklus I ini, akan menguraikan tentang tahap perencanaan,
pelaksanaan tindakan observasi, hasil tindakan dan refleksi. Kegiatan pembe
pada siklus I dilakukan sebanyak 3 kali pertemuan, masing-masing pertemuan
berlangsung dua kali 35 menit.
Tahap Perencanaan Siklus I
Pada tahap perencanaan akan menguraikan tentang perencanaan yang dilakukan
oleh peneliti bersama guru kolabor sebelum pelaksanaan tindakan pembelajaran
belum tuntas42%
tuntas 52%
56
Berdasarkan hasil belajar bahasa Indonesia yang masih rendah, dibuktikan
ester I maka peneliti merasa perlu
mengadakan perbaikan pembelajaran bahasa Indonesia dengan menerapkan model
untuk meningkatkan proses
pembelajaran dan hasil belajar bahasa Indonesia aspek membaca lancar melalui
penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan sebanyak dua siklus yaitu siklus I dan
Pada sub unit siklus I ini, akan menguraikan tentang tahap perencanaan,
pelaksanaan tindakan observasi, hasil tindakan dan refleksi. Kegiatan pembelajaran
masing pertemuan
Pada tahap perencanaan akan menguraikan tentang perencanaan yang dilakukan
oleh peneliti bersama guru kolabor sebelum pelaksanaan tindakan pembelajaran
57
dengan model picture and picture berbantu permainan puzzle. Perencanaan tersebebut
meliputi penyusunan RPP, perencanaan tes evaluasi, tindakan pembelajaran yang
akan dilakukan pada siklus I dan segala sesuatu yang menunjang pelaksanaan
tindakan pembelajaran yang akan dilaksanakan. Perencanaan pada siklus I ini terdiri
dari tiga perencanaan pertemuan yaitu, pertemuan I, pertemuan II dan pertemuan III.
a. Pertemuan I
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di SD N Batur 03, peneliti
dengan guru kelas 1 SD melakukan diskusi mengenai materi membaca lancar yang
akan disajikan dengan menggunakan model picture and picture berbantu permainan
puzzle.
Sebelum melakukan tindakan siklus I, pada pertemuan pertama peneliti
menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) menggunakan model picture
and picture berbantu permainan puzzle dengan Kompetensi Dasar 7.1 Membaca
lancar beberapa kalimat sederhana yang terdiri atas 3-5 kata dengan intonasi yang
tepat. Penyusunan RPP didiskusikan dengan Ibu Putri Wahyuningtyas, S.Pd.SD
selaku guru kelas 1 dan sebagai guru kolaborator dalam pelaksanaan tindakan
penelitian. Penyusunan RPP dengan dengan model picture and picture berbantu
permainan puzzle adalah sebagai berikut :
a. Menyusun indikator dan tunjuan pembelajaran
b. Menentukan media gambar sebagai permainan puzzle yang akan digunakan
dalam proses pembelajaran.
c. Menentukan materi pembelajaran
d. Menyampaikan materi pembelajaran secara singkat.
e. Membagi siswa menjadi 6 kelompok secara heterogen.
f. Membagikan potongan gambar puzzle
g. Menyususun puzzle menjadi sebuah kata
h. Mengurutkan kata menjadi kalimat sederhana
i. Membaca hasil diskusi
58
j. Mengulas materi yang telah dilakukan
k. Menyimpulkan pembelajaran
l. Memberikan evaluasi akhir dengan tes membaca lancar secara individu.
Peneliti juga mempersiapkan perangkat pembelajaran seperti daftar presensi
siswa, potongan puzzle, lembar observasi aktivitas guru, lembar observasi aktivitas
siswa, lembar penilaian membaca lancar, kertas karton untuk menempelkan hasil
diskusi siswa, bacaan untuk tes evaluasi membaca lancar, serta penghargaan bagi
siswa yang aktif berupa pin senyum anak rajin. Selanjutnya peneliti dan guru kolabor
mempelajari materi yang akan diajarkan pada kelas 1 SD agar pelaksanaan
pembelajaran berjalan sesuai dengan harapan.
b. Pertemuan II
Perencanaan pembelajaran pada siklus I pertemuan II sebagai tindak lanjut dari
pertemuan I, yang membedakan dari pertemuan I adalah materi yang akan dipelajari.
Pada pertemuan kedua ini materi yang dipelajari adalah membaca lancar kalimat
sederhana. Untuk langkah-langkahnya adalah menyusun suku kata menjadi sebuah
kata melalui permainan puzzle, kemudian mengurutkan kata menjadi kalimat
sederhana. Materi tersebut adalah (1) ani – membuat – roti, (2) doni – bermain – bola
(3) bima – minum – susu (4) kelinci – makan – wortel, (5) nirmala – belajar –
membaca, (6) monyet – makan – pisang.
Peneliti juga mempersiapkan perangkat pembelajaran seperti daftar presensi
siswa, potongan puzzle, lembar observasi aktivitas guru, lembar observasi aktivitas
siswa, lembar penilaian membaca lancar, kertas karton untuk menempelkan hasil
diskusi siswa, bacaan untuk tes evaluasi membaca lancar, serta penghargaan bagi
siswa yang aktif berupa pin senyum anak rajin. Selanjutnya peneliti dan guru kolabor
mempelajari materi yang akan diajarkan pada kelas 1 agar pelaksanaan pembelajaran
berjalan sesuai dengan harapan.
59
c. Pertemuan III
Perencanaan pembelajaran pada siklus I pertemuan ketiga merupakan tindak
lanjut dari pertemuan sebelumnya. Pada pertemuan ketiga digunakan untuk
pelaksanaan tes evaluasi membaca lancar siklus I. Tes evaluasi membaca lancar pada
siklus I dimaksudkan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar bahasa Indonesia
aspek membaca lancar setelah dilaksanakannya tindakan pembelajaran menggunakan
model pembelajaran picture and picture berbantu permainan puzzle pada siswa kelas
1 SD N Batur 03.
Setelah siswa berlatih membaca dengan permainan puzzle pada pertemuan I
dan pertemuan II, maka evaluasi akhir pada pembelajaran adalah tes membaca
langsung teks pendek yang terdiri dari 6 kalimat sederhana yang dibaca secara
individu (teks bisa dilihat pada lampiran 5). Soal yang diujikan terdiri dari 6 soal, 1
item soal berisi 1 kalimat sederhana yang tersusun atas 3 – 5 kata. Peneliti juga
menyiapkan lembar penilaian yang terdiri adas intonani, lafal, dan kenyaringan siswa
pada saat membaca. Sebelum pelaksanaan pembelajaran, peneliti menyiapkan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), soal evaluasi tes lembaca lancar yang
tertera pada karton kemudian ditempelkan pada papan tulis. Soal evaluasi terdiri dari
6 butir soal yang tersusun menjadi satu bacaan teks pendek, setiap 1 item soal berisi
satu kalimat sederhana yang tersusun atas 3 – 5 kata. Guru menyiapkan ruang dan
menata tempat duduk untuk pelaksanaan tes evaluasi agar suasanan menjadi tenang
saat dilaksanakannya tes evaluasi. Bagi siswa yang belum mendapat giliran untuk
maju membaca tes evaluasi, siswa diarahkan untuk berlatih membaca terlebih dahulu
di tempat duduk masing-masing.
Sebelum mengadakan tes evaluasi guru mengulang materi yang telah
disampaikan pada pertemuan sebelumnya. Guru mengajak siswa untuk berlatih
membaca terlebih dahulu secara klasikal dengan bacaan yang telah dipelajari pada
pertemuan sebelumnya. Tes evaluasi membaca lancar dilaksanakan dengan alokasi
waktu 2 kali 35 menit.
60
4.1.2.2. Pelaksanaan Tindakan Siklus I
Pada sub bab pelaksanaan tindakan siklus I ini akan menguraikan tentang
proses pembelajaran yang dilakukan selama pembelajaran dan hasil tindakan yang
dilakukan setelah proses pembelajaran siklus I berlangsung.
1) Proses Pembelajaran
Pada proses pembelajaran akan menguraikan kegiatan yang dilakukan dari awal
hingga akhir pembelajaran pada setiap pertemuan. Pelaksanaan tindakan pada siklus I
dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan, masing-masing pertemuan berlangsung
semalam dua kali 35 menit (dua jam pelajaran). Adapun rincian pelaksanaan tindakan
siklus I sebagai berikut :
a. Pertemuan I
Pelaksanaan tindakan pada pertemuan pertama dilaksanakan pada hari senin
tanggal 23 maret 2015 pukul 08.00 – 09.10 WIB. Pelaksanaan tindakan siklus I
dilaksanakan oleh Ibu Putri Wahyuningtyas S.Pd.SD guru kelas 1 SD selaku
kolaborator. Adapun untuk guru yang ditunjuk sebagai observer adalah Bapak alfa
S.Pd.SD untuk mengamati dan menilai aktivitas guru dan siswa selama
berlangsungnya pembelajaran.
Kegiatan Awal
Sebelum pembelajaran dimulai ruang kelas telah ditata rapi sesuai dengan
persiapan pembelajaran, siswa duduk di tempat duduknya masing-masing. Untuk
mengawali pembelajaran guru mengucapkan salam, meminta salah satu siswa untuk
memimpin berdoa, memeriksa kehadiran siswa, serta guru memberi motivasi kepada
siswa agar siswa tertarik untuk mengikuti pembelajaran yang akan berlangsung.
Selanjutnya guru memberikan apersepsi kepada siswa dengan menyanyikan lagu naik
delman. Guru menanyakan tentang isi dari lagu naik delman. “pada hari apa waktu
naik delman?”, “kegiatan apa yang anak-anak lakukan pada waktu hari minggu atau
hari libur sekolah?”. Guru terlihat membuka pelajaran dengan lancar dan menarik
61
perhatian siswa, sehingga siswa tampak antusias menjawab pertanyaan yang diajukan
oleh guru. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai yaitu siswa
dapat membaca lancar beberapa kalimat sederhana yang terdiri dari 3 – 5 kata dengan
intonasi, lafal dan kenyaringan dengan tepat. Siswa dapat membaca lancar teks
pendek dengan intonasi, lafal dan kenyaringan tepat.
Kegiatan Inti
Pada kegiatan inti terdiri dari tiga kegiatan yaitu, kegiatan eksplorasi, kegiatan
elaborasi, dan kegiatan konfirmasi.
Kegiatan Eksplorasi
Pada kegiatan ekplorasi guru menggali pengetahuan siswa dengan mengajukan
beberapa pertanyaan kepada siswa. Guru bertanya “pernahkan anak-anak pergi
liburan saat hari libur sekolah? Kemana saja anak-anak pernah pergi berlibur?
Bagaimana perasaan anak-anak saat berlibur?. Dengan bimbingan guru siswa antusias
menjawab pertanyaan guru. Ada yang menjawab pernah berlibur ke pantai dengan
keluarga. Ada juga yang menjawab berlibur ke salatiga kemudian naik becak dan
berbelanja. Beberapa siswa ada yang antusias menceritakan pengalaman waktu
liburan didepan teman-teman yang lain. Siswa yang berani maju untuk menceritakan
pengalamannya mendapatkan penghargaan berupa pin senyum anak rajin. Siswa
kelas 1 nampak senang saat menerima penghargaan yang diberikan oleh guru.
Kegiatan Elaborasi
Pada kegiatan elaborasi ini guru menunjukan beberapa contoh gambar
pengalaman liburan yang disertai dengan kata. Guru mengajak siswa untuk membaca
kata yang tertera pada gambar secara klasikal. Hal ini dimaksudkan agar siswa
tertarik untuk belajar membaca. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk maju
dan membaca kata yang tertera pada gambar. Namun belum semua siswa bersedia
maju dan membaca di depan teman-teman yang lain. Hanya siswa-siswa yang sudah
lancar membaca yang mau maju untuk membaca. Guru membagi siswa menjadi 6
kelompok secara heterogen. Guru membagikan gambar kata pada tiap kelompok.
Siswa diminta untuk mengurutkan gambar sesuai dengan langkah-langkah pada
62
model picture and picture. Siwa diminta untuk belajar membaca kata yang tertera
pada gambar yang telah diurutkan sehingga membentuk kalimat sederhana. Guru
terlihat membingbing jalannya diskusi. Guru terlihat mengarahkan kelompok yang
terlihat masih kebingungan dalam mengurutkan gambar. Siswa yang sudah lancar
membaca diminta untuk membimbing siswa lain yang belum lancar membaca. Guru
mengajak siswa untuk menyimak teks pendek yang berjudul “kakek datang” pada
buku paket halaman 166. Kegiatan menyimak ini dimaksudkan untuk mengenalkan
siswa pada kegiatan membaca. Guru mengulas tentang bacaan yang berjudul “kakek
datang”. Guru mengajak siswa untuk membaca secara klasikal bacaan tersebut. Siswa
yang telah lancar membaca diberi kesempatan untuk membaca bacaan tersebut dan
siswa yang lainnya diminta untuk menyimak. Dalam kegiatan elaborasi ini guru
terlihat melibatkan siswa dalam setiap proses pembelajarannya. Siswa terlihat aktif
dan antusias dalam mengikuti pembelajaran yang berlangsung.
Konfirmasi
Pada kegiatan konfirmasi guru bersama dengan siswa mengulas kembali materi
yang telah dipelajari. Siswa dengan bimbingan guru kembali membaca hasil diskusi
yang telah dilakukan. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan
pendapat. Terlihat ada 3 siswa memberikan pendapat tentang pembelajaran yang
berlangsung. Siswa yang bernama danang menyampaikan pendapat bahwa membaca
dengan menggunakan gambar lebih mudah. Guru memberi umpan balik kepada siswa
yang menyampaikan pendapatnya.
Kegiatan Akhir
Guru bersama siswa menyimpulkan materi pembelajaran yang sudah dipelajari.
Siswa diberikan kesempatan untuk menyampaikan pendapat tentang proses
pembelajaran yang telah berlangsung. Guru menyampaikan kegiatan yang akan
dipelajari pada pertemuan kedua. Guru mengakhiri pembelajaran dengan
mengucapkan salam
63
b. Pertemuan Kedua
Pelaksanaan tindakan pada pertemuan kedua pada siklus pertama dilaksanakan
pada hari rabu tanggal 25 maret 2015 pukul 08.00 – 09.10 WIB. Pelaksanaan
tindakan siklus I dilaksanakan oleh Ibu Putri Wahyuningtyas S.Pd.SD guru kelas 1
SD selaku kolaborator. Adapun untuk guru yang ditunjuk sebagai observer adalah
Bapak alfa S.Pd.SD untuk mengamati dan menilai aktivitas guru dan siswa selama
berlangsungnya pembelajaran. Pertemuan kedua pada siklus kedua ini merupakan
tindak lanjut dari pertemuan pertama.
Kegiatan Awal
Sebelum pembelajaran dimulai ruang kelas telah ditata rapi sesuai dengan
persiapan pembelajaran, siswa duduk di tempat duduknya masing-masing. Untuk
mengawali pembelajaran guru mengucapkan salam, meminta salah satu siswa untuk
memimpin berdoa, memeriksa kehadiran siswa, serta guru memberi motivasi kepada
siswa agar siswa tertarik untuk mengikuti pembelajaran yang akan berlangsung.
Selanjutnya guru memberikan apersepsi dengan bertanya “Siapa dirumah mempunyai
permainan puzzle ?”. Beberapa siswa menjawab mempunyai, namun hanya beberapa
siswa saja yang sudah pernah melakukan permainan puzzle guru memberikan
penjelasan tentang permainan puzzle. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang
hendak dicapai yaitu siswa dapat membaca lancar beberapa kalimat sederhana yang
terdiri dari 3 – 5 kata dengan intonasi, lafal dan kenyaringan dengan tepat. Siswa
dapat membaca lancar teks pendek dengan intonasi, lafal dan kenyaringan tepat.
Kegiatan Inti
Pada kegiatan inti terdiri dari tiga kegiatan yaitu, kegiatan eksplorasi, kegiatan
elaborasi, dan kegiatan konfirmasi.
Kegiatan Eksplorasi
Pada kegiatan ekplorasi guru menggali pengetahuan siswa mengenai permainan
puzzle dengan melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai permainan puzzle.
Guru mengenalkan permainan puzzle pada siswa dengan memberikan contoh gambar
yang teleh diptong-potong menjadi potongan gambar puzzle. Guru menyusun
64
potongan gambar tersebut dan menempelkan gambar di papan tulis. Guru menyusun
potongan gambar yang pertama dan membentuk sebuah gambar sapi dengan
bertuliskan kata. Kemudian guru menyusun potongan gambar yang kedua yang
membentuk sebuah gambar sapi sedang makan rumput dengan bertuliskan kata
makan dibawah gambar. Selanjutnya guru menyusun gambar yang ketiga dan
membentuk gambar rumput dan bertuliskan kata rumput dibawah gambar. Setelah
semua gambar terbentuk dan membentuk beberapa gambar disertai kata, maka guru
mengurutkan gambar-gambar yang telah terbentuk menjadi kalimat sapi – makan –
rumput, urutan gambar sesuai dengan langkah-langkah pada model picture and
picture. Selama guru menempelkan gambar siswa diminta untuk menebak gambar
apa nanti yang akan terbentuk. Siswa terlihat memperhatikan contoh yang diberikan
oleh guru, dan terlihat antusias dalam menebak gambar apa yang nanti akan terbentuk
serta membaca kata yang tertera pada gambar berbantu gambar yang menarik.
Kegiatan Elaborasi
Pada kegiatan elaborasi ini guru membentuk siswa menjadi 6 kelompok secara
heterogen. Supaya lebih bersemangat guru meminta siswa untuk memberikan nama
pada kelompok masing-masing. Guru dengan siswa sepakat untuk memberi nama
kelompok dengan nama buah, ada kelompok anggur, kelompok jeruk, kelompok
manggis, kelompok mangga, kelompok nanas dan kelompok jambu. Setelah siswa
terbentuk dalam 6 kelompok guru menjelaskan tentang peraturan dan kegiatan yang
akan dilakukan selama berdiskusi. Guru menjelaskan mengenai langkah-langkah
model picture and picture berbantu permainan puzzle. Tampak siswa memperhatikan
dengan baik penjelasan dari guru. Perwakilan siswa dalam kelompok diminta maju
untuk mengambil amplom yang berisikan potongan gambar dan mengambil peralatan
yang yang dibutuhkan seperti lembar kerja diskusi, lem untuk menempelkan gambar.
Siswa mulai bekerjasama dalam menyusun potongan-potongan gambar puzzle.
Setelah siswa menyusun gambar dan membentuk sebuah kata, kemudian siswa dilatih
untuk membaca kata yang tertera pada gambar. Ketika siswa dapat membaca kata
yang tertera pada gambar kemuadian siswa mengurutkan gambar menjadi urutan
65
yang logis sesuai dengan langkah yang ada pada model picture and picture. Urutan
gambar yang telah disusun akan membentuk sebuah kalimat sederhana.
Setiap kelompok mendapat potongan gambar puzzle yang berbeda-beda.
Kelompok anggur mendapat potongan gambar puzzle dan harus membentuk kalimat
ani – membuat – roti. Kelompok jeruk mendapat potongan gambar puzzle dan harus
membentuk kalimat doni – bermain – bola. Kelompok manggis mendapat potongan
gambar puzzle dan harus membentu kalimat bima – minum – susu. Kelompok
mangga mendapat potongan gambar puzzle dan harus membentu kalimat kelinci –
makan – wortel. Kelompok nanas mendapat potongan gambar puzzle dan harus
membentu kalimat nirmala – belajar – membaca. Kelompok jambu mendapat
potongan gambar puzzle dan harus membentu kalimat monyet – makan – pisang.
Setelah siswa dapat mengurutkan gambar menjadi urutan yang logis dan membentuk
sebuah kalimat, maka hasil urutan gambar tersebut ditempel pada lembar kerja.
Guru membimbing dan mengawasi jalannya diskusi. Guru mengamati cara
kerja siswa serta membimbing siswa yang merasa kesulitan. Bapak Alfa S.Pd.SD
selaku observer juga ikut mengamati dan menilai cara kerja siswa dalam diskusi dan
merangkai potongan puzzle. Setelah siswa selesai bermain puzzle dan mengurutkan
gambar sehingga membentuk sebuah kalimat, selanjutnya guru meminta masing-
masing kelompok untuk membaca kalimat yang tersusun secara bersama-sama satu
kelompok. Kelompok yang sudah membacakan hasilnya diminta untuk menempelkan
lembar kerja diskusi di karton yang sudah terpasang di papan tulis. Setelah semua
hasil 6 kelompok tertempel, guru membahas satu persatu hasil dari tiap-tiap
kelompok. Siswa dengan dibimbing oleh guru membaca secara bersama-sama 6
kalimat yang tersusun di papan tulis. Terlihat masih ada beberapa siswa belum lancar
saat membaca bersama-sama. Selanjutnya guru menunjuk beberapa siswa untuk maju
membaca kalimat di papan tulis. Terlihat masih ada beberapa siswa yang belum
lancar membaca, namun siswa tersebut tetap mau berusaha untuk membaca, karena
terbantu oleh gambar maka siswa tersebut tetap bisa untuk membaca kata sesuai
dengan lafal dan intonasi yang benar. Siswa terlihat tertarik untuk membaca di depan
66
teman-teman yang lain. Siswa merasa mudah untuk membaca karena telah terbantu
oleh gambar-gambar yang menarik.
Konfirmasi
Pada kegiatan konfirmasi guru bersama dengan siswa mengulas kembali
materi yang telah dipelajari. Siswa dengan bimbingan guru kembali membaca hasil
diskusi yang telah ditempel di papan tulis. Guru memberi kesempatan kepada siswa
untuk menyampaikan pendapat. Terlihat ada peningkatan siswa yang menyampaikan
pendapatnya. Terlihat ada 7 siswa yang sudah berani menyampaikan pendapatnya.
Guru memberi umpan balik kepada siswa yang menyampaikan pendapat.
Kegiatan Akhir
Pada kegiatan akhir guru memberikan penghargaan pada semua kelompok,
karena semua kelompok telah bisa menyusun dan menyelesaikan tugas dengan baik.
Guru memberikan pujian kepada semua siswa, karena semua siswa sudah mau
berusaha untuk membaca. Selanjutnya guru memberi kesempatan siswa untuk
menyampaikan mpendapat tentang pembelajaran yang telah dipelajari. Guru
menyampaikan kegiatan yang akan dilakukan pada pertemuan berikutnya. Guru
member pesan kepada siswa agar belajar membaca di rumah karena pada pertemuan
berikutnya akan diadakan tes evaluasi membaca lancar teks pendek. Guru mengakhiri
pembelajaran dengan salam penutup.
c. Pertemuan Ketiga
Pelaksanaan tindakan pada pertemuan kedua pada siklus pertama dilaksanakan
pada hari jum’at tanggal 27 maret 2015 pukul 08.00 – 09.10 WIB. Pelaksanaan
tindakan siklus I dilaksanakan oleh Ibu Putri Wahyuningtyas S.Pd.SD guru kelas 1
SD selaku kolaborator. Pada pertemuan ketiga ini kegiatan pembelajaran yang
dilakukan ada tes langsung membaca lancar secara individu sebagai tes evaluasai
siklus I. Sebelum melaksanakan tes evaluasi terlebih dahulu guru mengkondisikan
ruang kelas, dan siswa diminta untuk merapikan tempat duduk masing-masing.
Kegiatan pembelajaran pada pertemuan ketiga diawali dengan mengucapkan salam,
67
kemudian guru menunjuk salah satu siswa untuk mempimpin doa selanjutnya
memeriksa kehadiran siswa. Guru menjelaskan tentang tes evaluasi membaca lancar
teks pendek. Siswa menyimak penjelasan guru tentang bacaan yang nanti akan di
ujikan yaitu yang berjudul “hari libur”. Bacaan yang nanti akan diujikan terdiri atas 6
kalimat yang tersusun dalam satu bacaan, dimana setiap kalimat merupakan 1 butir
soal. Soal nomor 1 yaitu hari ini hari libur. Soal nomor 2 yaitu nisa dan ihsan
membantu ibu. Soal nomor 3 yaitu ihsan mengelap jendela. Soal nomor 4 nisa
memberi makan ayam. Soal nomor 5 ibu menyapu halaman. Soal nomor 6 mereka
sangat senang. Jadi soal yang diujikan berjumlah 6 soal. Guru memberi penjelasan
pada siswa aspek yang dinilai adalah lafal, intonasi, dan kenyaringan saat membaca.
Guru menyiapakan bacaan pada buku paket dan diletakan pada setiap tempat
duduk siswa. sebelum melakukan tes evaluasi siswa diberi kesempatan untuk
bertanya pada guru tentang hal-hal yang belum dipahami. Siswa yang belum
mendapat giliran maju untuk tes evaluasi membaca lancar, siswa diminta untuk
berlatih membaca bacaan yang ada pada buku siswa. Guru memanggil satu per satu
siswa sesuai urutan nomer absensi untuk maju dan membaca sebagai tes evaluasi.
Guru melakukan penilaian terhadap siswa yang maju membaca. Guru menilai dan
member skor pada lembar nilai. Terlihat beberapa siswa masih ada yang mengeja saat
membaca. Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan salam
penutup.
2) Hasil Tindakan Siklus I
Hasil belajar membaca lancar mata pelajaran bahasa Indonesia siswa kelas 1
SD N Batur 03 diperoleh melalui pelaksanaan tes formatif diakhir tindakan siklus I
pada pertemuan ketiga. Berikut disajikan hasil belajar membaca lancar mata pelajaran
bahasa Indonesia siswa kelas 1 SD N Batur 03 dengn kompetensi dasar (KD) 7.1
Membaca lancar beberapa kalimat sederhana yang terdiri atas 3 – 5 kata dengan
intonasi yang tepat. Berikut disajikan tebel distribusi frekuensi nilai membaca lancar
mata pelajaran bahasa Indonesia siklus I siswa kelas 1 SD N Batur 03 pada tabel 4.4.
68
Tabel 4.4 Destribusi Frekuensi Nilai Bahasa Indonesia Siklus I
No Rentang Nilai Frekuensi Persentase
(%) 1. 44 – 53 2 6% 2. 54 – 63 7 21% 3. 64 – 73 7 21% 4. 74 – 83 11 34% 5. 83 – 93 5 15% 6. 94 – 100 1 3% Jumlah 33 100% Nilai Tertinggi 100 Nilai Terendah 44
Berdasarkan tabel 4.4 destribusi frekuensi nilai bahasa Indonesia, persentase
indikator keberhasilan hasil belajar membaca lancar mata pelajaran bahasa Indonesia
siswa kelas 1 mengalami peningkatan dari kondisi awal. Hal ini dibuktikan dengan
meningkatkanya perolehan persentase keberhasilan pada Siklus I siswa kelas 1 SD N
Batur 03, pada rentang nilai 44 – 53 sejumlah 2 siswa, rentang nilai 54 – 63 sejumlah
7 siswa, rentang nilai 64 – 73 sejumlah 7 siswa, rentang nilai 74 – 83 sejumlah 11
siswa, rentang nilai 84 – 93 sejumlah 5 siswa, dan rentang nilai 94 – 100 sejumlah 1
siswa. Dari data tersebut diketahui nilai tertinggi yang diperoleh siswa setelah
pelaksanaan tindakan siklus I dengang menggunkan model picture and picture
berbantu permainan puzzle yaitu nilai 100, sementara nilai terendah yang diperoleh
siswa 44 yang pada kondisi awal mendapat nilai 35 (data perolehan nilai dapat dilihat
pada lampiran 13). Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat melalui diagram 4.4 sebagai
berikut :
Diagram 4.4 Destribusi Frekuensi Nilai Bahasa Indonesia Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM
nilai siklus I dapat disajikan pada tabel 4.5 sebagai berikut :
No Ketuntasan
Belajar 1. Tuntas 2. Belum tuntas
Jumlah
Berdasarkan tabel 4.5 ketuntasan belajar siswa pada siklus I siswa yang
memperoleh nilai kurang dari Kritreria Ketuntasan Minimal (KKM
siswa dengan persentase 27% dari jumlah 33
mencapai Kritreria Ketuntasan Minimal (KKM
persentase 73% dari jumlah 33 siswa (data bisa dilihat pada lampiran 13).
hasil perolehan nilai tersebut
bahasa Indonesia, namun
keberhasilan yang telah ditentukan peneliti sebesar 80%. Ketuntasan belajar siswa
pada siklus I dapat dilihat pada diagram 4.5 berikut :
6%
0
2
4
6
8
10
12
44 - 53
Ban
yak
sis
wa
stribusi Frekuensi Nilai Bahasa Indonesia Siklus I
Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 65) data hasil perolehan
nilai siklus I dapat disajikan pada tabel 4.5 sebagai berikut :
Tabel 4.5
Ketuntasan Belajar Siklus I
Nilai Jumlah Siswa
Frekuensi Persentase (%)≥ 65 9
< 65 24 Jumlah 33
Berdasarkan tabel 4.5 ketuntasan belajar siswa pada siklus I siswa yang
memperoleh nilai kurang dari Kritreria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 65) sebanyak 9
siswa dengan persentase 27% dari jumlah 33 siswa. Sedangkan siswa yang tel
Kritreria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 65) sebanyak 24 siswa dengan
entase 73% dari jumlah 33 siswa (data bisa dilihat pada lampiran 13).
perolehan nilai tersebut membuktikan bahwa ada peningkatan hasil belajar
bahasa Indonesia, namun hasil yang didapat pada siklus I belum memenuhi indikator
keberhasilan yang telah ditentukan peneliti sebesar 80%. Ketuntasan belajar siswa
pada siklus I dapat dilihat pada diagram 4.5 berikut :
21% 21%
34%
15%
3%
54 - 63 64 - 73 74 - 83 84 - 93 94
Nilai
69
Siklus I
hasil perolehan
Jumlah Siswa Persentase (%)
27% 73% 100%
Berdasarkan tabel 4.5 ketuntasan belajar siswa pada siklus I siswa yang
≥ 65) sebanyak 9
siswa. Sedangkan siswa yang telah
≥ 65) sebanyak 24 siswa dengan
entase 73% dari jumlah 33 siswa (data bisa dilihat pada lampiran 13). Dari data
membuktikan bahwa ada peningkatan hasil belajar
hasil yang didapat pada siklus I belum memenuhi indikator
keberhasilan yang telah ditentukan peneliti sebesar 80%. Ketuntasan belajar siswa
3%
94 - 100
Diagram 4.5 Ketuntasan Belajar Siklus I
4.1.2.3. Pelaksanaan Observasi
Pada sub bab ini akan menjelaskan mengenai analisis data hasil observasi
aktivitas guru dan siswa selama pelaksanaan tindakan siklus I. Kegiatan observasi
dilakukan oleh guru observer yaitu Bapak Alfa S.Pd.SD untuk mengamat
memberi penilaian pada setiap aktivitas guru dan aktivitas siswa selama proses
pembelajaran berlangsung. Hasil pengamatn proses pembelajaran diperoleh dari
lembar observasi yang terdiri dari 35 indikator aktivitas guru dan 20 indikator
aktivitas siswa pada saat observer mengamati aktivitas guru dan aktivitas siswa
selama proses pembelajaran berlangsung, observer memberikan skor dengan
melingkari angka 1, 2, 3 4 untuk setiap indikator yang diamati. Skor 1 = kegiatan
pembelajaran kurang baik sesuai deng
cukup baik sesuai dengan indikator. Skor 3 kegiatan pembelajaran baik sesuai dengan
indikator. Skor 4 kegiatan pembelajaran sangat baik sesuai dengan indikator
Kemudian skor dijumlahkan dan diinterpretasikan be
Kriteria penilaian pada lembar observasi yaitu untuk total skor pada presentase skor
81% - 100% pada kriteria sangat baik, presentase skor 61%
presentase skor 41% - 60% pada kriteria cukup baik, prese
kriteria kurang, dan presentase skor 1%
27%
Ketuntasan Belajar Siklus I
Pelaksanaan Observasi Siklus I
Pada sub bab ini akan menjelaskan mengenai analisis data hasil observasi
aktivitas guru dan siswa selama pelaksanaan tindakan siklus I. Kegiatan observasi
dilakukan oleh guru observer yaitu Bapak Alfa S.Pd.SD untuk mengamat
memberi penilaian pada setiap aktivitas guru dan aktivitas siswa selama proses
pembelajaran berlangsung. Hasil pengamatn proses pembelajaran diperoleh dari
lembar observasi yang terdiri dari 35 indikator aktivitas guru dan 20 indikator
a pada saat observer mengamati aktivitas guru dan aktivitas siswa
selama proses pembelajaran berlangsung, observer memberikan skor dengan
melingkari angka 1, 2, 3 4 untuk setiap indikator yang diamati. Skor 1 = kegiatan
pembelajaran kurang baik sesuai dengan indikator. Skor 2 = kegiatan pembelajaran
cukup baik sesuai dengan indikator. Skor 3 kegiatan pembelajaran baik sesuai dengan
indikator. Skor 4 kegiatan pembelajaran sangat baik sesuai dengan indikator
Kemudian skor dijumlahkan dan diinterpretasikan berdasarkan kriteria penilaian.
Kriteria penilaian pada lembar observasi yaitu untuk total skor pada presentase skor
100% pada kriteria sangat baik, presentase skor 61% - 80% pada kriteria baik,
60% pada kriteria cukup baik, presentase skor 21%
kriteria kurang, dan presentase skor 1% - 20% berada pada krtiteria sangat kurang.
73%
27%
Tuntas
Belum Tuntas
70
Pada sub bab ini akan menjelaskan mengenai analisis data hasil observasi
aktivitas guru dan siswa selama pelaksanaan tindakan siklus I. Kegiatan observasi
dilakukan oleh guru observer yaitu Bapak Alfa S.Pd.SD untuk mengamati dan
memberi penilaian pada setiap aktivitas guru dan aktivitas siswa selama proses
pembelajaran berlangsung. Hasil pengamatn proses pembelajaran diperoleh dari
lembar observasi yang terdiri dari 35 indikator aktivitas guru dan 20 indikator
a pada saat observer mengamati aktivitas guru dan aktivitas siswa
selama proses pembelajaran berlangsung, observer memberikan skor dengan
melingkari angka 1, 2, 3 4 untuk setiap indikator yang diamati. Skor 1 = kegiatan
an indikator. Skor 2 = kegiatan pembelajaran
cukup baik sesuai dengan indikator. Skor 3 kegiatan pembelajaran baik sesuai dengan
indikator. Skor 4 kegiatan pembelajaran sangat baik sesuai dengan indikator.
rdasarkan kriteria penilaian.
Kriteria penilaian pada lembar observasi yaitu untuk total skor pada presentase skor
80% pada kriteria baik,
ntase skor 21% - 40% pada
20% berada pada krtiteria sangat kurang.
71
a. Pertemuan Pertama
Hasil observasi aktivitas guru pada pertemuan pertama dilaksanakan pada hari
senin 23 maret 2015. Hasil observasi aktivitas guru pada siklus I pertemuan pertama
diuraikan dalam beberapa aspek, aspek tersebut dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut :
Tabel 4.6 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan I
Aspek Yang Diamati
Skor penilaian
Jumlah Skor
1 2 3 4 Menyiapkan RPP, alat, dan media pembelajaran
2 1 7
Mengkondisikan suasana kelas dan memeriksa kesiapan siswa
4 3 7
Memberikan motivasi 5 3
Memberikan apersepsi 6 3
Menyampaikan informasi tentang pembelajaran yang akan dilakukan
7 4
Menyajikan materi pengantar secara singkat
8 9, 10 8
Membagi kelompok secara heterogen 11 4
Memberi penjelasan aturan penggunaan model picture and picture berbantu permainan puzzle.
14, 28, 29
13, 19, 30
15
Membagi media puzzle dan lembar kerja pada tiap kelompok
12 3
Membimbing siswa dalam kelompok dan dalam pembelajaran.
18, 26
15, 16, 17, 21, 27
19
Memberi umpan balik 24 20, 22, 23, 25
14
Memberi penguatan 31 4
Menyimpukan pembelajaran 32 3
Evaluasi 33 3
Tindak lanjut 34, 35 6
TOTAL 7 23 5 103
Berdasarkan tabel 4.6 hasil observasi aktivitas guru dapat diketahui hasil
penilaian dari observer untuk indikator aktivitas guru adalah skor 2 sejumlah 7 item,
72
indikator dengan skor 3 sejumlah 23 item dan indikator yang memperoleh skor 4
sejumlah 5 item sehingga jumlah skor yang diperoleh adalah 103 atau dengan
presentase 74% termasuk pada kriteria baik. Pada indikator menyiapkan RPP, alat,
dan media pembelajaran yang terdiri dari 2 item nomor 1 dan 2 mendapat total skor 7.
Pada indikator mengkondisikan suasana kelas dan memeriksa kesiapan siswa
sebanyak 5 item yaitu nomor 3 dan 4 mendapat total skor 7. Pada indikator
memberikan motivasi nomor item 5 mendapat skor 3. Pada indikator memberrikan
apersepsi nomor item 6 mendapat skor 3. Indikator menyampaikan informasi tentang
pembelajaran yang akan dilakukan nomor item 7 mendapat skor 4. Indikator
menyajikan materi pengantar secara singkat nomor item 8, 9, 10 mendapat total skor
8. Indikator membagi kelompok secara heterogen nomor item 11 mendapat skor 4.
Indikator member penjelasan aturan penggunaan model picture and picture berbantu
permainan puzzle nomor item 13, 14, 19, 28, 29 30 mendapat total skor 15. Indikator
membagi media puzzle dan lembar kerja pada tiap kelompok nomor item 12
mendapat skor 3. Indikator membimbing siswa dalam kelompok dan dalam
pembelajaran nomor item 15, 16, 17, 18, 21, 26, 27 mendapat total skor 19. Indikator
memberi umpan balik nomor item 20, 22, 23, 24, 25 mendapat skor 14. Indikator
member penguatan nomor item 31 mendapat skor 4. Indikator menyimpulkan
pembelajaran nomor item 32 mendapat skor 3. Indikator evaluasi nomor item 33
mendapat skor 3. Dan indikator tindak lanjut nomor item 34, 35 mendapat total skor
6. Untuk lebih jelasnya hasil observasi aktivitas guru pertemuan I siklus I pada dilihat
pada diagram 4.6 berikut :
73
Diagram 4.6 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan I Selanjutnya hasil observasi aktivitas siswa pertemuan pertama siklus I
dilakukan pada hari senin 23 maret 2015. Hasil observasi aktivitas siswa diperoleh
dari lembar observasi yang dijelaskan dalam beberapa aspek pada tabel 4.7 berikut :
Tabel 4.7 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan I
Aspek Yang Diamati Skor Penelaian Jumlah
Skor 1 2 3 4 Menyiapkan perlengkapan pembelajaran
2 1 7
Berdoa dan memberi salam pada guru
3 2
Memperhatikan penjelasan guru 4 3
Menyimak tujuan pembelajaran 5 3
Menyimak materi pembelajaran 8, 9 6
Aktif saat proses pembelajaran 6, 7, 11, 14, 17
15
Membentuk kelompok 10 3
Menyusun puzzle 12, 13, 6
Mempresentasikan hasil 16 15 7
Membuat kesimpulan pembelajaran
18, 19
4
Mengerjakan evaluasi 20 4
TOTAL 3 14 3 60
0
5
10
15
20
25
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Ban
yak
sk
or
Aspek yang diamati
74
Berdasarkan tabel 4.7 hasil observasi aktivitas siswa dapat diketahui hasil
penilaian dari observer untuk indikator aktivitas siswa yang mendapat skor 2 item
sejumlah 3 item, skor 3 sejumlah 14 item, dan skor 4 sejumlah 3 item sehingga
jumlah skor yang diperoleh adalah 60. Hasil skor total observasi aktivitas siswa pada
penelitian menggunakan model picture and picture berbantu permainan puzzle
pertemuan pertama siklus I sejumlah 60 dengan presentase 75%. Dengan hasil 75%
maka termasuk pada kritreria baik. Pada indikator menyiapkan perlengkapan
pembelajaran nomor nomor item 1 dan 2 mendapat total skor 7. Indikator berdoa dan
memberi salam pada guru nomor item 3 mendapat skor 3. Indikator memperhatikan
penjelasan guru nomor item 4 mendapat skor 3. Indikator menyimak tujuan
pembelajaran nomor item 5 mendapat skor 3. Indikator menyimak materi
pembelajaran nomor item 8, 9 mendapat total skor 6. Indikator aktif saat proses
pembelajaran nomor item 6, 7, 11, 17 mendapat total skor 15. Indikator membentuk
kelompok nomor item 10 mendapat skor 3. Indikator menyusun puzzle nomor item
12, 13 mendapat total skor 6. Indikator mempresentasikan hasil nomor item 15, 16
mendapat total skor 7. Indikator membuat kesimpulan pembelajaran nomor item 18,
19 mendapat total skor 6. Dan mengerjakan evaluasi nomor item 20 mendapat skor 3.
Untuk lebih jelasnya hasil observasi aktivitas siswa pertemuan I siklus I pada dilihat
pada diagram 4.7 berikut ini :
Diagram 4.7 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan I
0
5
10
15
20
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Ban
yak
sk
or
Aspek yang diamati
75
b. Pertemuan Kedua
Hasil observasi aktivitas guru pada pertemuan pertama dilaksanakan pada hari
rabu 25 maret 2015. Hasil observasi aktivitas guru pada siklus I pertemuan kedua
diuraikan dalam beberapa aspek, aspek tersebut dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut :
Tabel 4.8 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I pertemuan II
Aspek Yang Diamati
Skor penilaian
Jumlah Skor
1 2 3 4 Menyiapkan RPP, alat, dan media pembelajaran
1, 2 8
Mengkondisikan suasana kelas dan memeriksa kesiapan siswa
4 3 7
Memberikan motivasi 5 3
Memberikan apersepsi 6 3
Menyampaikan informasi tentang pembelajaran yang akan dilakukan
7 4
Menyajikan materi pengantar secara singkat
8, 9, 10 9
Membagi kelompok secara heterogen
11 4
Memberi penjelasan aturan penggunaan model picture and picture berbantu permainan puzzle.
28, 29
13, 14, 19, 30
16
Membagi media puzzle dan lembar kerja pada tiap kelompok
12 4
Membimbing siswa dalam kelompok dan dalam pembelajaran.
26 15, 16, 18 17, 21, 27
20
Memberi umpan balik 24 20, 22, 23, 25
14
Memberi penguatan 31 4
Menyimpukan pembelajaran 32 3
Evaluasi 33 3
Tindak lanjut 34, 35 6
TOTAL 4 24 7 108
76
Berdasarkan tabel 4.8 hasil observasi aktivitas guru pertemuan kedua siklus I
dapat diketahui hasil penilaian dari observer untuk indikator aktivitas guru adalah
skor 2 sejumlah 4 item, indikator dengan skor 3 sejumlah 24 item dan indikator yang
memperoleh skor 4 sejumlah 7 item sehingga jumlah skor yang diperoleh adalah 108
atau dengan presentase 77% termasuk pada kriteria baik. Pada indikator menyiapkan
RPP, alat, dan media pembelajaran yang terdiri dari 2 item nomor 1 dan 2 mendapat
total skor 8. Pada indikator mengkondisikan suasana kelas dan memeriksa kesiapan
siswa sebanyak 5 item yaitu nomor 3 dan 4 mendapat total skor 7. Pada indikator
memberikan motivasi nomor item 5 mendapat skor 3. Pada indikator memberrikan
apersepsi nomor item 6 mendapat skor 3. Indikator menyampaikan informasi tentang
pembelajaran yang akan dilakukan nomor item 7 mendapat skor 4. Indikator
menyajikan materi pengantar secara singkat nomor item 8, 9, 10 mendapat total skor
9. Indikator membagi kelompok secara heterogen nomor item 11 mendapat skor 4.
Indikator member penjelasan aturan penggunaan model picture and picture berbantu
permainan puzzle nomor item 13, 14, 19, 28, 29 30 mendapat total skor 16. Indikator
membagi media puzzle dan lembar kerja pada tiap kelompok nomor item 12
mendapat skor 4. Indikator membimbing siswa dalam kelompok dan dalam
pembelajaran nomor item 15, 16, 17, 18, 21, 26, 27 mendapat total skor 20. Indikator
memberi umpan balik nomor item 20, 22, 23, 24, 25 mendapat skor 14. Indikator
member penguatan nomor item 31 mendapat skor 4. Indikator menyimpulkan
pembelajaran nomor item 32 mendapat skor 3. Indikator evaluasi nomor item 33
mendapat skor 3. Dan indikator tindak lanjut nomor item 34, 35 mendapat total skor
6. Untuk lebih jelasnya hasil observasi aktivitas guru pertemuan kedua siklus I pada
dilihat pada diagram 4.8 berikut :
77
Diagram 4.8 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan I
Selanjutnya hasil observasi aktivitas siswa pada pertemuan kedua Siklus I
yang dilakukan pada hari rabu 25 Maret 2015. Hasil observasi aktivitas siswa dapat
dijelaskan dalam beberapa aspek pada tabel 4.9 berikut :
Tabel 4.9 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan II
Aspek Yang Diamati Skor Penelaian Jumlah
Skor 1 2 3 4 Menyiapkan perlengkapan pembelajaran
2 1 7
Berdoa dan memberi salam pada guru
3 3
Memperhatikan penjelasan guru 4 3
Menyimak tujuan pembelajaran 5 3
Menyimak materi pembelajaran 8, 9 6
Aktif saat proses pembelajaran 6, 7, 11, 14
17 16
Membentuk kelompok 10 3
Menyusun puzzle 12, 13, 6
Mempresentasikan hasil 16 15 7
Membuat kesimpulan pembelajaran
19 18 5
Mengerjakan evaluasi 20 4
TOTAL 1 15 4 63
0
5
10
15
20
25
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Ba
ny
ak
sk
or
Aspek yang diamati
78
Berdasarkan tabel 4.9 hasil observasi aktivitas siswa pada pertemuan kedua
siklus I dapat diketahui hasil penilaian dari observer untuk indikator aktivitas siswa
yang mendapat skor 2 sejumlah 1 item, skor 3 sejumlah 15 item, dan skor 4 sejumlah
4 item sehingga jumlah skor yang diperoleh adalah 63. Hasil skor total observasi
aktivitas siswa pada penelitian menggunakan model picture and picture berbantu
permainan puzzle pertemuan kedua siklus I sejumlah 63 dengan presentase 79%.
Dengan hasil 79% maka termasuk pada kritreria baik. Pada indikator menyiapkan
perlengkapan pembelajaran nomor nomor item 1 dan 2 mendapat total skor 7.
Indikator berdoa dan memberi salam pada guru nomor item 3 mendapat skor 3.
Indikator memperhatikan penjelasan guru nomor item 4 mendapat skor 3. Indikator
menyimak tujuan pembelajaran nomor item 5 mendapat skor 3. Indikator menyimak
materi pembelajaran nomor item 8, 9 mendapat total skor 6. Indikator aktif saat
proses pembelajaran nomor item 6, 7, 11, 17 mendapat total skor 16. Indikator
membentuk kelompok nomor item 10 mendapat skor 3. Indikator menyusun puzzle
nomor item 12, 13 mendapat total skor 6. Indikator mempresentasikan hasil nomor
item 15, 16 mendapat total skor 7. Indikator membuat kesimpulan pembelajaran
nomor item 18, 19 mendapat total skor 6. Dan mengerjakan evaluasi nomor item 20
mendapat skor 4. Untuk lebih jelasnya hasil observasi aktivitas siswa pertemuan
kedua siklus II pada dilihat pada diagram 4.9 berikut ini :
Diagram 4.9 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan
0
5
10
15
20
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Ban
yak
sk
or
Aspek yang diamati
79
4.1.2.4. Refleksi Siklus I
Sebelum melakukan tindakan pada siklus II maka diadakan refleksi proses
pembelajaran pada siklus I dari pertemuan pertama, kedua dan ketiga. Hasil refleksi
diambil dari hasil observasi yang dilaksanakan pada siklus I. Refleksi diadakan
dengan melibatkan peneliti, Bapak Alfa S.Pd.SD selaku observer dan Ibu Putri
Wahyuningtyas S.Pd.SD selaku guru kolabor. Tujuan diadakan refleksi sebagai bahan
perbaikan dengan membandingkan hasil tindakan selama proses pembelajaran dengan
indikator aktivitas yang telah diterapkan. Selain itu kegiatan refleksi juga bertujuan
untuk mengkaji dan mempertimbangkan has ail serta dampak dari tindakan yang telah
dilakukan, serta untuk mengetahui manfaat dari tindakan pembelajaran menggunakan
model picture and picture berbantu permainan puzzle. Kegiatan refleksi juga
dimaksudkan untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan dari pelaksanaan tindakan
pembelajaran yang dilakukan.
Hasil dari diskusi berisi tentang evaluasi pelaksanaan pembelajaran dengan
menggunakan model picture anda picture berbantu permainan puzzle, hasil dari
evaluasi ditujukan bagi guru kolaborator, guru observer, peneliti dan siswa. Hasil
diskusi yang dilakukan padat diketahui bahwa dengan melaksanakan kegiatan
pembelajaran menggunakan model picture and picture berbantu permainan puzzle
guru dapat memperoleh wawasan dan pengalaman baru dalam pembelajaran. Dengan
digunakannya pembelajaran menggunakan model picture and picture berbantu
permainan puzzle guru merasa terbantu dalam mengajar dan merasa lebih mudah
dalam menyampaikan materi pembelajaran khususnya menarik perhatian siswa agar
tertarik belajar membaca. Sementara bagi siswa dengan kegiatan bermain puzzle dan
mengurutkan gambar dengan berbagai gambar yang menarik, siswa merasa suasana
pemebelajaran lebuh menyenangkan dan tidak membosankan. Dengan digunakannya
permainan dan gambar siswa menjadi lebih tertarik dan antusias untuk belajar
membaca. Siswa merasa lebih mudah untuk membaca karena terbantu oleh gambar
yang menarik, selain itu siswa juga menjadi lebih percaya diri untuk membaca
didepan teman-teman yang lainnya.
80
Hasil analisis data yang diperoleh dari lembar observasi aktivitas guru pada
siklus I belum mencapai hasil yang diharapkan. Pada lembar observasi aktivitas guru
siklus I pada pertemuan pertama masih ada indikator yang mendapat skor 2 sejumlah
7 yaitu item nomor 8, 14, 24, 26, 28, 29. Berdasarkan hasil diskusi dan analisis data
observasi aktivitas guru, secara keseluruhan model pembelajaran picture and picture
berbantu permainan puzzle sudah baik untuk diterapkan dalam pembelajaran, hal ini
terbukti dari hasil observasi aktivitas guru pertemuan pertama dari 35 item didapatkan
total skor yang diperoleh sebanyak 103. Hasil persentase aktivitas guru pertemuan
pertama sebesar 74% dengan kriteria baik. Selanjutnya pada pertemuan kedua sudah
ada peningkatan, indikator yang mendapat skor 2 berkurang menjadi sejumlah 4
dengan item nomor 24, 26, 28, 29. Hasil observasi aktivitas guru pertemuan kedua
dari 35 item didapatkan toatal skor yang peroleh sebanyak 108. Hasil persentase
aktivitas guru pertemuan meningkat menjadi 77%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada diagram 4.10. peningkatan persentase hasil observasi aktivitas guru siklus I
pertemuan I dan pertemuan II sebagai berikut :
Diagram 4.10 Peningkatan Persentase Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Hasil analisis data yang diperoleh dari lembar observasi aktivitas siswa pada
siklus I belum mencapai hasil yang diharapkan. Pada lembar observasi aktivitas siswa
Pertemuan I pertemuan II
Persentase 74% 77%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
81
siklus I pada pertemuan pertama masih ada indikator yang mendapat skor 2 sejumlah
3 yaitu item nomor 3, 18 dan 19. Berdasarkan hasil diskusi dan analisis data observasi
aktivitas siswa, secara keseluruhan model pembelajaran picture and picture berbantu
permainan puzzle sudah baik untuk diterapkan dalam pembelajaran, hal ini terbukti
dari hasil observasi aktivitas siswa pertemuan pertama dari 20 item didapatkan total
skor yang diperoleh sebanyak 60. Hasil persentase aktivitas siswa pertemuan pertama
sebesar 75% dengan kriteria baik. Selanjutnya pada pertemuan kedua sudah ada
peningkatan, indikator yang mendapat skor 2 berkurang menjadi sejumlah 1 dengan
item nomor 19. Hasil observasi aktivitas siswa pertemuan kedua dari 20 item
didapatkan toatal skor yang peroleh sebanyak 63. Hasil persentase aktivitas guru
pertemuan meningkat menjadi 79%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram
4.11 peningkatan persentase hasil observasi aktivitas guru siklus I pertemuan I dan
pertemuan II sebagai berikut :
Diagram 4.11 Peningkatan Persentase Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I
Hasil evaluasi yang diperoleh siswa dengan ketuntasan belajar pada Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM≥ 65) pada pelaksanaan tindakan Siklus I baru mencapai
73% siswa tuntas. Berdasarkan hasil tersebut belum memenuhi indikator keberhasilan
Pertemuan I pertemuan II
Persentase 75% 79%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
82
yang peneliti tentukan sebesar 80%. Tindakan pembelajaran pada siklus I ini masih
ada 9 siswa yang memperoleh nilai masih di bawah KKM 65. Namun rata-rata hasil
belajar membaca lancar mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas 1 SD N Batur
03 sudah mengalami peningkatan dari kondisi awal 63,36 menjadi 71,04 setelah
pelaksanaan tindakan siklus I. Peresentase ketuntasan belajar siswa mengalami
peningkatan dari kondisi awal 57% menjadi 73%.
Dari hasil observasi yang dilakukan pada pelaksanaan tindakan siklus I dapat
diketahui beberapa kelebihan dam kekurangn dalam pelaksanaan tindakan
pembelajaran menggunakan model picture and picture berbantu permainan puzzle.
Berikut akan dipaparkan mengenai kelebihan dan kekurangan yang ditemui selama
pelaksanaan tindakan siklus I menggunakan model picture and picture berbantu
permainan puzzle.
1) Kelebihan
a. RPP sudah tersusun dengan baik terlihat dari beberapa aspek sudah mengalami
peningkatan dari pelaksanaan pembelajaran pertemuan pertama, pertemuan
kedua dan pertemuan ketiga.
b. Guru merasa lebih mudah dalam menyampaikan materi khususnya mengajarkan
siswa untuk belajar membaca. Kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik
sehingga antusiasisme siswa meningkat untuk mengikuti pembelajaran dan
semangat untuk belajar membaca dengan menggunakan model picture and
picture berbantu permainan puzzle. Terbukti dari indikator nomor 8, 9, 12, 13
mengalami peningkatan skor hasil observasi pada setiap permuannya.
c. Siswa yang tadinya takut untuk belajar membaca menjadi lebih percaya diri dan
antusias untuk belajar membaca. Hal ini dikarenakan siswa merasa lebih mudah
untuk membaca karena terbantu oleh gambar-gambar yang menarik.
d. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran menjadi lebih baik, guru tidak lagi
mendominasi dalam proses pembelajaran. Terilhat ada peningkatan pada aspek
guru melibatkan siswa aktif dalam proses pembelajaran serta pengorganisasian
dalam kegiatan bermain puzzle lebih pada siswa yang aktif.
83
2) Kekurangan
a. Guru masih kurang dalam aspek membimbing siswa dalam kelompok, terlihat
pada saat kerja kelompok melakukan permainan puzzle masih ada beberapa siswa
yang ramai bermain dengan teman yang lain sehingga suasana kelasa menjadi
sedikit tidak kondusif karena ramai. Hal ini terbukti pada aspek penilaian
aktivitas guru nomor item 24 masih mendapat skor nilai 2 dalam pelaksanaan
tindakan siklus 1 pertemuan pertama dan kedua.
b. Penerapan model picture and picture berbantu permainan puzzle belum terbiasa
dilaksanakan oleh siswa, hal ini terlihat pada saat awal-awal pembelajaran siswa
masih kebingungan dalam berdiskusi dan melakukan permainan puzzle.
c. Beberapa siswa terlihat belum bekerjasama secara maksismal dalam kegiatan
menyusun puzzle dan mengurutkan gambar. Siswa belum terbiasa berkelompok
secara heterogen sehingga siswa masih merasa canggung dalam melakukan
permainan puzzle.
d. Masih ada beberapa siswa yang belum berani membaca langsung hasil diskusi di
depan teman-teman yang lain. Hal ini disebabkan siswa baru pertama kali
melakukan pembelajaran menggunakan model picture and picture berbantu
permainan puzzle sehingga siswa masih merasa belum terbiasa.
Dari berbagai kekurangan yang ditemui pada siklus I, maka peneliti melakukan
analisis dan mencari solusi dengan guru kelas 1 tentang pelaksanaan tindakan
pembelajaran yang telah dilangsungkan untuk mendapatkan rencana perbaikan dari
kekurangan tersebut yang akan diterapkan pada siklus II sebagai berikut :
a. Sebaiknya dilakukan diskusi dan pengarahan terlebih dahulu mengenai
pembelajaran dengan model picture and picture berbantu permainan puzzle
antara peneliti dan guru kolaborator sebelum dilaksanakan tindakan proses
pembelajaran yang akan dilangsungkan, sehingga pelaksanaan pembelajaran
berjalan sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah direncanakan.
84
b. Guru sebaiknya menyiapkan dan mempelajari materi pembelajaran serta
mempelajari rencan pembelajaran terlebih dahulu, sehingga guru dapat
menguasai materi dan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dari awal
pembelajaran sampai pada akhir pembelajaran.
c. Dalam memberikan penjelasan tentang peraturan didalam permainan puzzle,
sebaiknya guru mengintruksikan kepada siswa secara jelas dengan bahasa yang
mudah dipahami oleh siswa agar pelaksanaan diskusi dapat berlangsung sesuai
dengan rencana pembelajaran yang telah disusun. Sehingga siswa tidak merasa
kebingungan saat melakukuan permainan puzzle dan siswa dapat bekerjasama
dengan teman yang lainnya.
d. Guru harus lebih memperhatikan kelompok yang masih terlihat ramai dan
diberikan bimbingan yang khusus agar tidak mengganggu kelompok yang
lainnya. Sehingga pelaksanaan model picture and picture berbantu permainan
puzzle dapat berjalan dengan baik dan melibatkan partisipasi siswa aktif dalam
bekerjasama antar teman.
e. Bagi siswa yang berani untuk maju dan belajar membaca didepan teman-teman
yang lain harus mendapat pujian dan motivasi dari guru. Salah satu contoh
dengan memberikan tepuk tangan bagi siswa yang sudah berani membaca. Guru
juga memberikan penghargaan agar siswa lebih antusias dan tidak merasa takut
untuk membaca didepan teman-teman yang lain.
4.1.3. Siklus II
Pada sub unit siklus II ini, akan menguraikan tentang tahap perencanaan,
pelaksanaan tindakan observasi, hasil tindakan dan refleksi. Kegiatan pembelajaran
pada siklus II dilakukan sebanyak 3 kali pertemuan, masing-masing pertemuan
berlangsung dua kali 35 menit. Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II ini
merupakan upaya perbaikan pembelajaran pada siklus I.
85
4.1.3.1. Tahap Perencanaan Siklus II
Pada tahap perencanaan akan menguraikan tentang perencanaan yang dilakukan
oleh peneliti bersama guru kolabor sebelum pelaksanaan tindakan pembelajaran
dengan model picture and picture berbantu permainan puzzle. Perencanaan tersebut
meliputi penyusunan RPP, perencanaan tes evaluasi, tindakan pembelajaran yang
akan dilakukan pada siklus II dan segala sesuatu yang menunjang pelaksanaan
tindakan pembelajaran yang akan dilaksanakan. Tindakan pembelajaran pada siklus II
merupakan hasil tindak lanjut dan upaya perbaikan dari pelaksanaan pada kegiatan
pembelajaran siklus I. Perencanaan pada siklus II ini terdiri dari tiga perencanaan
pertemuan yaitu, pertemuan I, pertemuan II dan pertemuan III dengan rincian sebagai
berikut :
a. Pertemuan Pertama
Berdasarkan hasil refleksi kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan pada
siklus I, maka peneliti dengan guru kelas 1 SD melakukan diskusi mengenai materi
dan kegiatan pembelajaran membaca lancar yang akan disajikan dengan
menggunakan model picture and picture berbantu permainan puzzle yang akan
dilakukan pada siklus II.
Sebelum melakukan tindakan siklus II, pada pertemuan pertama peneliti
menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) menggunakan model picture
and picture berbantu permainan puzzle dengan Kompetensi Dasar 7.2. Membaca
puisi anak yang terdiri atas 2-4 baris dengan lafal dan intonasi yang tepat.
Penyusunan RPP didiskusikan dengan Ibu Putri Wahyuningtyas, S.Pd.SD selaku guru
kelas 1 dan sebagai guru kolaborator dalam pelaksanaan tindakan penelitian.
Penyusunan RPP dengan dengan model picture and picture berbantu permainan
puzzle adalah sebagai berikut :
a. Menyusun indikator dan tunjuan pembelajaran
b. Menentukan media gambar sebagai permainan puzzle yang akan digunakan
dalam proses pembelajaran.
c. Menentukan materi pembelajaran
86
d. Menyampaikan materi pembelajaran secara singkat.
e. Membagi siswa menjadi 6 kelompok secara heterogen.
f. Membagikan potongan gambar puzzle
g. Menyususun puzzle menjadi sebuah kata
h. Mengurutkan kata menjadi kalimat sederhana
i. Membaca hasil diskusi
j. Mengulas materi yang telah dilakukan
k. Menyimpulkan pembelajaran
l. Memberikan evaluasi akhir dengan tes membaca lancar secara individu.
Peneliti juga mempersiapkan perangkat pembelajaran seperti daftar presensi
siswa, potongan puzzle, lembar observasi aktivitas guru, lembar observasi aktivitas
siswa, lembar penilaian membaca lancar, kertas karton untuk menempelkan hasil
diskusi siswa, bacaan untuk tes evaluasi membaca lancar, serta penghargaan bagi
siswa yang aktif berupa pin senyum anak rajin. Selanjutnya peneliti dan guru kolabor
mempelajari materi dan rencana pembelajaran yang akan diajarkan pada siswa kelas 1
SD agar pelaksanaan pembelajaran berjalan sesuai dengan harapan.
b. Pertemuan II
Perencanaan pembelajaran pada siklus II pertemuan II sebagai tindak lanjut dari
pertemuan I, yang membedakan dari pertemuan I adalah materi yang akan dipelajari
dan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan. Pada pertemuan kedua ini materi
yang dipelajari adalah membaca lancar puisi anak. Untuk langkah-langkahnya adalah
menyusun suku kata menjadi sebuah kata melalui permainan puzzle, kemudian
mengurutkan kata menjadi kalimat sederhana. Materi tersebut adalah (1) doni –
menggoreng – telur, (2) kerbau – membajak – sawah (3) ibu – memasak – di dapur
(4) santika – memotong – sayur, (5) danang – gemar – melukis, (6) siswa-siswa –
membersihkan – kelas.
Peneliti juga mempersiapkan perangkat pembelajaran seperti daftar presensi
siswa, potongan puzzle, lembar observasi aktivitas guru, lembar observasi aktivitas
87
siswa, lembar penilaian membaca lancar, kertas karton untuk menempelkan hasil
diskusi siswa, bacaan untuk tes evaluasi membaca lancar, serta penghargaan bagi
siswa yang aktif berupa pin senyum anak rajin. Selanjutnya peneliti dan guru kolabor
mempelajari materi dan kegiatan pembelajatan yang akan diajarkan pada kelas 1 SD
agar pelaksanaan pembelajaran berjalan sesuai dengan harapan.
c. Pertemuan III
Perencanaan pembelajaran pada siklus II pertemuan ketiga merupakan tindak
lanjut dari pertemuan sebelumnya. Pada pertemuan ketiga digunakan untuk
pelaksanaan tes evaluasi membaca lancar siklus I. Tes evaluasi membaca lancar puisi
anak pada siklus II dimaksudkan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar bahasa
Indonesia aspek membaca lancar setelah dilaksanakannya tindakan pembelajaran
menggunakan model pembelajaran picture and picture berbantu permainan puzzle
pada siswa kelas 1 SD N Batur 03.
Setelah siswa berlatih membaca dengan permainan puzzle pada pertemuan I
dan pertemuan II, maka evaluasi akhir pada pembelajaran adalah tes membaca
langsung puisi anak yang terdiri dari 6 baris kalimat sederhana yang dibaca secara
individu. Soal yang diujikan terdiri dari 6 soal, 1 item soal berisi 1 kalimat sederhana
yang tersusun atas 3 – 5 kata. Peneliti juga menyiapkan lembar penilaian yang terdiri
dari intonasi, lafal, dan kenyaringan siswa pada saat membaca. Sebelum pelaksanaan
pembelajaran, peneliti menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), soal
evaluasi tes lembaca lancar yang tertera pada karton kemudian ditempelkan pada
papan tulis. Soal evaluasi terdiri dari 6 butir soal yang tersusun menjadi satu bacaan
puisi anak, setiap 1 item soal berisi satu baris kalimat sederhana yang tersusun atas 3
– 5 kata. Guru menyiapkan ruang dan menata tempat duduk untuk pelaksanaan tes
evaluasi agar suasanan menjadi tenang saat dilaksanakannya tes evaluasi. Bagi siswa
yang belum mendapat giliran untuk maju membaca tes evaluasi, siswa diarahkan
untuk berlatih membaca terlebih dahulu di tempat duduk masing-masing.
88
Sebelum mengadakan tes evaluasi guru mengulang materi yang telah
disampaikan pada pertemuan sebelumnya. Guru mengajak siswa untuk berlatih
membaca terlebih dahulu secara klasikal dengan bacaan yang telah dipelajari pada
pertemuan sebelumnya. Tes evaluasi membaca lancar puisi anak dilaksanakan dengan
alokasi waktu 2 kali 35 menit secara individu.
4.1.3.2. Pelaksanaan Tindakan Siklus II
Pada sub bab pelaksanaan tindakan siklus II ini akan menguraikan tentang
proses pembelajaran yang dilakukan selama pembelajaran dan hasil tindakan yang
dilakukan setelah proses pembelajaran siklus II berlangsung.
1) Proses Pembelajaran
Pada proses pembelajaran akan menguraikan kegiatan yang dilakukan dari awal
hingga akhir pembelajaran pada setiap pertemuan. Pelaksanaan tindakan pada siklus
II dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan, masing-masing pertemuan berlangsung
semalam dua kali 35 menit (dua jam pelajaran). Adapun rincian pelaksanaan tindakan
siklus I sebagai berikut :
a. Pertemuan I
Pelaksanaan tindakan pada pertemuan pertama dilaksanakan pada hari senin
tanggal 6 april 2015 pukul 08.00 – 09.10 WIB. Pelaksanaan tindakan siklus II
dilaksanakan oleh Ibu Putri Wahyuningtyas S.Pd.SD guru kelas 1 SD selaku
kolaborator. Adapun untuk guru yang ditunjuk sebagai observer adalah Bapak alfa
S.Pd.SD untuk mengamati dan menilai aktivitas guru dan siswa selama
berlangsungnya proses pembelajaran.
Kegiatan Awal
Sebelum kegiatan pembelajaran pertemuan pertama siklus II dimulai, ruang
kelas telah ditata rapi sesuai dengan persiapan pembelajaran, siswa duduk di tempat
duduknya masing-masing. Untuk mengawali pembelajaran guru mengucapkan salam,
89
meminta salah satu siswa untuk memimpin berdoa, memeriksa kehadiran siswa, serta
guru memberi motivasi kepada siswa agar siswa tertarik untuk mengikuti
pembelajaran yang akan berlangsung. Selanjutnya guru memberikan apersepsi kepada
siswa dengan menyanyikan lagu kasih Ibu. Guru menanyakan tentang isi dari lagu
kasih Ibu. “apa isi dari lagu kasih ibu?”. Guru membaca lagu tersebut menjadi sebuah
puisi. Guru terlihat membuka pelajaran dengan lancar dan menarik perhatian siswa,
sehingga siswa tampak antusias menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru. Guru
menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai yaitu siswa dapat membaca
lancar beberapa kalimat sederhana yang terdiri dari 3 – 5 kata dengan intonasi, lafal
dan kenyaringan dengan tepat. Siswa dapat membaca lancar puisi anak yang terdiri
atas 2 – 4 baris dengan intonasi, lafal dan kenyaringan tepat.
Kegiatan Inti
Pada kegiatan inti terdiri dari tiga kegiatan yaitu, kegiatan eksplorasi, kegiatan
elaborasi, dan kegiatan konfirmasi.
Kegiatan elaborasi
Pada kegiatan elaborasi ini guru mendengarkan beberapa contoh puisi anak
menggunakan speaker dan laptop. Siswa tampak menyimak puisi dengan baik. pada
waktu kegiatan mendengarkan puisi anak, terlihat 4 siswa yang duduk dibelakang
sibuk bermain sendiri, melihat hal tersebut guru langsung menghampiri siswa dan
membimbing siswa agar menyimak puisi yang sedang didengarkan. Setelah
mendengarkan 2 puisi yang berjudul pak tani dan kucingku, guru mengulas tentang
isi dari puisi yang telah didengar. Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok secara
heterogen. Guru membagikan gambar kata pada tiap kelompok. Siswa diminta untuk
mengurutkan gambar sesuai dengan langkah-langkah pada model picture and picture.
Siswa diminta untuk belajar membaca kata yang tertera pada gambar yang telah
diurutkan sehingga membentuk kalimat sederhana. Guru terlihat membimbing
jalannya diskusi. Guru terlihat mengarahkan kelompok yang terlihat masih
kebingungan dalam mengurutkan gambar. Siswa yang sudah lancar membaca diminta
untuk membimbing siswa lain yang belum lancar membaca. Guru mengajak siswa
90
untuk menyimak puisi anak yang berjudul “guruku” pada buku paket halaman 167.
Kegiatan menyimak ini dimaksudkan untuk mengenalkan siswa pada kegiatan
membaca puisi anak. Guru mengulas tentang puisi yang berjudul “puisi”. Guru
mengajak siswa untuk membaca secara klasikal puisi tersebut. Guru bertanya kepada
siswa “siapa yang sudah bisa dan gemar membaca puisi?”. Terlihat 12 siswa
mengacungkan jarinya, lalu guru memberi kesempatan kepada siswa yang sudah
lancar membaca untuk membaca puisi di depan teman-teman yang lain. Pada saat
siswa membacakan puisi terlihat kondisi kelas sudah mulai kondisif. Siswa tidak lagi
ramai dan bermain sendiri melainkan siswa sudah mulai memperhatikan teman yang
sedang membaca di depan. Dalam kegiatan elaborasi ini guru terlihat melibatkan
siswa dalam setiap proses pembelajarannya. Siswa terlihat aktif dan antusias dalam
mengikuti pembelajaran yang berlangsung.
Konfirmasi
Pada kegiatan konfirmasi guru bersama dengan siswa mengulas kembali materi
yang telah dipelajari. Siswa dengan bimbingan guru kembali membaca hasil diskusi
yang telah dilakukan. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan
pendapat. Terlihat sudah sebagian besar siswa memberikan pendapat tentang
pembelajaran yang berlangsung. Guru memberikan umpan balik kepada siswa-siswa
yang telah menyampaikan pendapatnya.
Kegiatan Akhir
Guru bersama siswa menyimpulkan materi pembelajaran yang sudah dipelajari.
Siswa diberikan kesempatan untuk menyampaikan pendapat tentang proses
pembelajaran yang telah berlangsung. Beberapa siswa menyampaikan pendapat
bahwa pembelajaran yang telah dilalui menyenangkan dan tidak membosankan. Guru
menyampaikan kegiatan yang akan dipelajari pada pertemuan kedua. Guru
mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan salam.
91
b. Peretemuan Kedua
Pelaksanaan tindakan pada pertemuan kedua dilaksanakan pada hari rabu
tanggal 8 april pukul 08.00 – 09.10 WIB. Pelaksanaan tindakan pertemuan kedua
siklus II dilaksanakan oleh Ibu Putri Wahyuningtyas S.Pd.SD guru kelas 1 SD selaku
kolaborator. Adapun untuk guru yang ditunjuk sebagai observer adalah Bapak alfa
S.Pd.SD untuk mengamati dan menilai aktivitas guru dan siswa selama
berlangsungnya proses pembelajaran.
Kegiatan Awal
Sebelum pembelajaran dimulai ruang kelas telah ditata rapi sesuai dengan
persiapan pembelajaran, siswa duduk di tempat duduknya masing-masing. Untuk
mengawali pembelajaran guru mengucapkan salam, meminta salah satu siswa untuk
memimpin berdoa, memeriksa kehadiran siswa, serta guru memberi motivasi kepada
siswa agar siswa tertarik untuk mengikuti pembelajaran yang akan berlangsung.
Selanjutnya guru memberikan apersepsi dengan bertanya pembelajaran yang telah
dilakukan sebelumnya pada siklus I. “apakah anak-anak masih ingat dengan
permainan puzzle dan mengurutkan gambar yang pernah kita lakukan sebelumnya?”.
Seluruh siswa menjawab dengan bersama-sama kalau mereka masih ingat dan ingin
melakukan permainan itu lagi. Setelah guru menganggapi pendapat siswa, guru
menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai yaitu siswa dapat membaca
lancar puisi anak yang terdiri dari 2 – 4 baris dengan intonasi, lafal dan kenyaringan
dengan tepat.
Kegiatan Eksplorasi
Pada kegiatan ekplorasi guru menggali pengetahuan siswa dengan
mengingatkan kembali permainan puzzle yang sebelumnya pernah dilakukan pada
siklus I. Guru kembali mengenalkan permainan puzzle pada siswa dengan
memberikan contoh gambar yang teleh diptong-potong menjadi potongan gambar
puzzle agar siswa lebih jelas dalam menyusun puzzle sehingga siswa tidak lagi
kebingungan. Guru menyusun potongan gambar tersebut dan menempelkan gambar
di papan tulis. Guru menyusun potongan gambar yang pertama dan membentuk
92
sebuah gambar anak perempuan dengan bertuliskan kata rina. Kemudian guru
menyusun potongan gambar yang kedua yang membentuk sebuah gambar anak
perempuan sedang membaca dengan bertuliskan kata membaca dibawah gambar.
Selanjutnya guru menyusun gambar yang ketiga dan membentuk gambar buku dan
bertuliskan kata di buku bawah gambar. Setelah semua gambar terbentuk dan
membentuk beberapa gambar disertai kata, maka guru mengurutkan gambar-gambar
yang telah terbentuk menjadi kalimat rina – membaca – buku, urutan gambar sesuai
dengan langkah-langkah pada model picture and picture. Selama guru menempelkan
gambar siswa secara bersama-sama menebak gambar yang terbentuk. Siswa terlihat
memperhatikan contoh yang diberikan oleh guru, dan terlihat antusias dalam
menebak gambar apa yang nanti akan terbentuk serta membaca kata yang tertera pada
gambar berbantu gambar yang menarik.
Kegiatan Elaborasi
Pada kegiatan elaborasi ini guru membentuk siswa menjadi 6 kelompok secara
heterogen. Supaya lebih bersemangat sama halnya yang dilakukan pada siklus I guru
meminta siswa untuk memberikan nama pada kelompok masing-masing. Guru
dengan siswa sepakat untuk memberi nama kelompok dengan nama buah, ada
kelompok anggur, kelompok jeruk, kelompok manggis, kelompok mangga, kelompok
nanas dan kelompok jambu. Setelah siswa terbentuk dalam 6 kelompok guru
menjelaskan tentang peraturan dan kegiatan yang akan dilakukan selama berdiskusi.
Guru menjelaskan mengenai langkah-langkah model picture and picture berbantu
permainan puzzle. Tampak siswa memperhatikan dengan baik penjelasan dari guru.
Perwakilan siswa dalam kelompok diminta maju untuk mengambil amplop yang
berisikan potongan gambar dan mengambil peralatan yang yang dibutuhkan seperti
lembar kerja diskusi, lem untuk menempelkan gambar.
Siswa mulai bekerjasama dalam menyusun potongan-potongan gambar puzzle.
Setelah siswa menyusun gambar dan membentuk sebuah kata, kemudian siswa dilatih
untuk membaca kata yang tertera pada gambar. Ketika siswa dapat membaca kata
yang tertera pada gambar kemuadian siswa mengurutkan gambar menjadi urutan
93
yang logis sesuai dengan langkah yang ada pada model picture and picture. Urutan
gambar yang telah disusun akan membentuk sebuah kalimat sederhana.
Setiap kelompok mendapat potongan gambar puzzle yang berbeda-beda.
Kelompok anggur mendapat potongan gambar puzzle dan harus membentuk kalimat
doni – menggoreng – telur. Kelompok jeruk mendapat potongan gambar puzzle dan
harus membentuk kalimat kerbau – membajak – sawah. Kelompok manggis
mendapat potongan gambar puzzle dan harus membentu kalimat ibu – memasak – di
dapur. Kelompok mangga mendapat potongan gambar puzzle dan harus membentu
kalimat santika – memotong – sayur. Kelompok nanas mendapat potongan gambar
puzzle dan harus membentu kalimat danang – gemar – melukis. Kelompok jambu
mendapat potongan gambar puzzle dan harus membentu kalimat siswa-siswa –
membersihkan – kelas. Setelah siswa dapat mengurutkan gambar menjadi urutan
yang logis dan membentuk sebuah kalimat, maka hasil urutan gambar tersebut
ditempel pada lembar kerja.
Pada siklus II terlihat siswa sudah mulai bekerjasama dengan teman satu
kelompok dengan baik. Tiap kelompok terlihat saling membantu satu dengan yang
lainnya. Ada yang memberikan lem lalu ada yang bertugas menempelkan pada
lembar kerja, serta ada yang bekerja mengurutkan gambar.
Guru membimbing dan mengawasi jalannya diskusi. Guru mengamati cara
kerja siswa serta membimbing siswa yang merasa kesulitan. Bapak Alfa S.Pd.SD
selaku observer juga ikut mengamati dan menilai aktivitas siswa dalam diskusi dan
merangkai potongan puzzle. Setelah siswa selesai bermain puzzle dan mengurutkan
gambar sehingga membentuk sebuah kalimat, selanjutnya guru meminta masing-
masing kelompok untuk membaca kalimat yang tersusun secara bersama-sama satu
kelompok. Kelompok yang sudah membacakan hasilnya diminta untuk menempelkan
lembar kerja diskusi di karton yang sudah terpasang di papan tulis. Setelah semua
hasil 6 kelompok tertempel, guru membahas satu persatu hasil dari tiap-tiap
kelompok. Siswa dengan dibimbing oleh guru membaca secara bersama-sama 6
kalimat yang tersusun di papan tulis. Terlihat beberapa siswa yang tadinya kesulitan
94
saat membaca mengalami peningkatan dan sudah percaya diri saat membaca secara
bersama-sama. Selanjutnya guru bertanya kepada siswa “siapa yang mau membaca
hasil diskusi kalian didepan?”. Terlihat bahwa hampir semua siswa mengacungkan
jari, terlihat hanya 5 siswa saja yang tidak mengacungkan jarinya. Guru terlihat
memberi penghargaan dan pujian kepada siswa yang sudah selesai membaca di
depan.
Konfirmasi
Pada kegiatan konfirmasi guru bersama dengan siswa mengulas kembali materi
dan kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Siswa dengan bimbingan guru
kembali membaca hasil diskusi yang telah ditempel di papan tulis secara bersama-
sama. Terlihat sebagian siswa membaca dengan lancar, tidak ada lagi siswa yang
merasa malu pada saat membaca. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk
menyampaikan pendapat. Terlihat ada peningkatan jumlah siswa yang menyampaikan
pendapatnya. Guru memberikan umpan balik kepada siswa yang telah menyampaikan
pendapat.
Kegiatan Akhir
Guru bersama siswa menyimpulkan materi pembelajaran dan kegiatan yang
sudah dipelajari. Siswa diberikan kesempatan untuk menyampaikan pendapat tentang
proses pembelajaran yang telah berlangsung. Beberapa siswa menyampaikan
pendapat bahwa pembelajaran yang telah dilalui menyenangkan dan tidak
membosankan. Siswa juga menyampaikan pendapatnya bahwa tidak takut lagi untuk
membaca didepan teman-teman yang lain. Guru menyampaikan kegiatan yang akan
dipelajari pada pertemuan ketiga. Guru berpesan kepada siswa agar belajar membaca
di rumah karena pada pertemuan ketiga akan diadakan tes evaluasi membaca lancar
secara individu. Guru mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan salam.
c. Pertemuan Ketiga
Pelaksanaan tindakan pada pertemuan kedua pada siklus pertama dilaksanakan
pada hari jum’at tanggal 10 april 2015 pukul 08.00 – 09.10 WIB. Pelaksanaan
95
tindakan siklus I dilaksanakan oleh Ibu Putri Wahyuningtyas S.Pd.SD guru kelas 1
SD selaku kolaborator. Pada pertemuan ketiga ini kegiatan pembelajaran yang
dilakukan ada tes langsung membaca lancar puisi anak secara individu sebagai tes
evaluasai siklus II. Sebelum melaksanakan tes evaluasi terlebih dahulu guru
mengkondisikan ruang kelas, dan siswa diminta untuk merapikan tempat duduk
masing-masing. Kegiatan pembelajaran pada pertemuan ketiga diawali dengan
mengucapkan salam, kemudian guru menunjuk salah satu siswa untuk mempimpin
doa selanjutnya memeriksa kehadiran siswa. Guru menjelaskan tentang tes evaluasi
membaca lancar puisi anak. Siswa menyimak penjelasan guru tentang bacaan yang
nanti akan di ujikan yaitu yang berjudul “ayah dan bunda tercinta”. Bacaan yang
nanti akan diujikan terdiri atas 6 baris kalimat yang tersusun dalam satu bacaan,
dimana setiap 1 baris kalimat merupakan 1 butir soal. Soal nomor 1 yaitu ayah dan
bunda. Soal nomor 2 yaitu terimakasih kuucapkan. Soal nomor 3 yaitu perjuanganmu
begitu besar. Soal nomor 4 yaitu merawat dan membesarkanku. Soal nomor 5 yaitu
ingin aku membalas jasa. Soal nomor 6 yaitu aku mencintai ayah dan bunda. Jadi
soal yang diujikan berjumlah 6 soal. Guru memberi penjelasan pada siswa aspek yang
dinilai adalah lafal, intonasi, dan kenyaringan saat membaca.
Guru menyiapakan bacaan pada buku paket dan diletakan pada setiap tempat
duduk siswa. sebelum melakukan tes evaluasi siswa diberi kesempatan untuk
bertanya pada guru tentang hal-hal yang belum dipahami. Siswa yang belum
mendapat giliran maju untuk tes evaluasi membaca lancar, siswa diminta untuk
berlatih membaca bacaan yang ada pada buku siswa. Guru memanggil satu per satu
siswa sesuai urutan nomor presensi untuk maju dan membaca sebagai tes evaluasi.
Guru melakukan penilaian terhadap siswa yang maju membaca. Guru menilai dan
member skor pada lembar nilai. Terlihat ada peningkatan jumlah siswa yang sudah
lancar membaca puisi anak pada tes evaluasi siklus II.
96
2) Hasil Tindakan Siklus II
Hasil belajar membaca lancar mata pelajaran bahasa Indonesia siswa kelas 1
SD N Batur 03 diperoleh melalui pelaksanaan tes evaluasi diakhir evaluasi siklus II
pada pertemuan ketiga. Berikut disajikan hasil belajar membaca lancar mata pelajaran
bahasa Indonesia siswa kelas 1 SD N Batur 03 dengn kompetensi dasar (KD) 7.2.
Membaca puisi anak yang terdiri atas 2-4 baris dengan lafal dan intonasi yang tepat.
Berikut disajikan tebel distribusi frekuensi nilai membaca lancar mata pelajaran
bahasa Indonesia siklus II siswa kelas 1 SD N Batur 03 pada tabel 4.10.
Tabel 4.10 Destribusi Frekuensi Nilai Bahasa Indonesia Siklus II
No Rentang Nilai Frekuensi Persentase
(%) 1. 56 – 63 2 6% 2. 64 – 71 2 6% 3. 72 – 79 10 30% 4. 80 – 87 - - 5. 88 – 95 12 37% 6. 96 – 100 7 21% Jumlah 33 100% Nilai Tertinggi 100 Nilai Terendah 56 Nilai Rata-rata 84,51
Berdasarkan tabel 4.10 destribusi frekuensi nilai bahasa Indonesia, hasil belajar
bahasa Indonesia siswa kelas 1 mengalami peningkatan dari siklus I. Hal ini
dibuktikan dengan meningkatkanya perolehan nilai rata-rata siswa dari siklus I 71,04
meningkat menjadi 84,51 (daftar nilai bisa dilihat pada lampiran 13). Hasil belajar
membaca lancar mata pelajaran bahasa Indonesia Siklus II siswa kelas 1 SD pada
rentang nilai 56 – 63 sejumlah 2 siswa, rentang nilai 64 – 71 sejumlah 2 siswa,
rentang nilai 72 – 79 sejumlah 10 siswa, rentang nilai 80 – 87 tidak ada, rentang nilai
88 – 95 sejumlah 12 siswa, dan rentang nilai 96 – 100 sejumlah 7 siswa. Dari data
tersebut diketahui nilai tertinggi yang diperoleh siswa setelah pelaksanaan tindakan
siklus II dengan menggunkan model picture and
yaitu nilai 100, sementara nilai terendah yang diperoleh siswa 56. Berdasarkan tabel
4.10 dapat dilihat melalui diagram 4.12 sebagai berikut :
Diagram 4.12 Destribusi Frekuensi Nilai Baha Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM
nilai siklus II dapat disajikan pada tabel 4.11 sebagai berikut :
No Ketuntasan
Belajar 1. Tuntas 2. Belum tuntas
Jumlah
Berdasarkan tabel 4.11 ketuntasan belajar siswa
memperoleh nilai kurang dari Kritreria Ketuntasan Minimal (KKM
siswa dengan persentase 6% dari jumlah 33 siswa. Sedangkan siswa yang telah
mencapai Kritreria Ketuntasan Minimal (KKM
persentase 94% dari jumlah 33 siswa
Dari data hasil perolehan nilai tersebut
bahasa Indonesia. Hasil ketuntasan belajar siswa setelah pelaksanaan tindakan pada
6%
0
2
4
6
8
10
12
14
56 - 63
Ban
yak
sis
wa
siklus II dengan menggunkan model picture and picture berbantu permainan puzzle
yaitu nilai 100, sementara nilai terendah yang diperoleh siswa 56. Berdasarkan tabel
4.10 dapat dilihat melalui diagram 4.12 sebagai berikut :
stribusi Frekuensi Nilai Bahasa Indonesia Siklus II
Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 65) data hasil perolehan
nilai siklus II dapat disajikan pada tabel 4.11 sebagai berikut :
Tabel 4.11 Ketuntasan Belajar Siklus II
Nilai Jumlah Siswa
Frekuensi Persentase (%)≥ 65 2 < 65 31
33 100%
Berdasarkan tabel 4.11 ketuntasan belajar siswa pada siklus II siswa yang
memperoleh nilai kurang dari Kritreria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 65) sebanyak 2
siswa dengan persentase 6% dari jumlah 33 siswa. Sedangkan siswa yang telah
mencapai Kritreria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 65) sebanyak 31 siswa dengan
94% dari jumlah 33 siswa (keterangan data bisa dilihat pada lampiran 13)
Dari data hasil perolehan nilai tersebut membuktikan bahwa ada peningkatan hasil
bahasa Indonesia. Hasil ketuntasan belajar siswa setelah pelaksanaan tindakan pada
6%
30%
37%
21%
64 - 71 72 - 79 80 - 87 88 - 95 96
Nilai
97
picture berbantu permainan puzzle
yaitu nilai 100, sementara nilai terendah yang diperoleh siswa 56. Berdasarkan tabel
Siklus II
) data hasil perolehan
Persentase (%) 94% 6%
100%
pada siklus II siswa yang
≥ 65) sebanyak 2
siswa dengan persentase 6% dari jumlah 33 siswa. Sedangkan siswa yang telah
≥ 65) sebanyak 31 siswa dengan
bisa dilihat pada lampiran 13).
membuktikan bahwa ada peningkatan hasil
bahasa Indonesia. Hasil ketuntasan belajar siswa setelah pelaksanaan tindakan pada
21%
96 - 100
siklus II sudah memenuhi indikator kriteria keberhasilan yang ditentukan oleh
peneliti, diketahui dari besar persentase tingkat keberhasilan siswa sudah lebih dari
80%. Ketuntasan belajar siswa pada siklus II dapat dilihat pada diagram 4.13 sebagai
berikut :
Diagram 4.13 Ketuntasan Belajar Siklus I
4.1.3.3.Pelaksanaan Observasi
Pada sub bab ini akan menjelaskan mengenai analisis data hasil observasi
aktivitas guru dan siswa selama pelaksanaan tindakan siklus II. Kegiatan observasi
dilakukan oleh guru observer yaitu Bapak Alfa S.Pd.SD. Hasil pengamatan proses
pembelajaran diperoleh dari lembar observasi yang terdiri dari 35 indikator aktivitas
guru dan 20 indikator aktivitas siswa pada saat observer mengamati aktivitas guru
dan aktivitas siswa, observer
untuk setiap indikator yang diamati. Skor 1 = kegiatan pembelajaran kurang baik
sesuai dengan indikator. Skor 2 = kegiatan pembelajaran cukup baik sesuai dengan
indikator. Skor 3 kegiatan pembelajaran baik
pembelajaran sangat baik sesuai dengan indikator
diinterpretasikan berdasarkan kriteria penilaian. Kriteria penilaian pada lembar
observasi yaitu untuk total skor pada presentase skor
baik, presentase skor 61%
kriteria cukup baik, presentase skor 21%
skor 1% - 20% berada pada krtiteria sangat kurang.
II sudah memenuhi indikator kriteria keberhasilan yang ditentukan oleh
peneliti, diketahui dari besar persentase tingkat keberhasilan siswa sudah lebih dari
80%. Ketuntasan belajar siswa pada siklus II dapat dilihat pada diagram 4.13 sebagai
Ketuntasan Belajar Siklus II
Pelaksanaan Observasi
Pada sub bab ini akan menjelaskan mengenai analisis data hasil observasi
aktivitas guru dan siswa selama pelaksanaan tindakan siklus II. Kegiatan observasi
observer yaitu Bapak Alfa S.Pd.SD. Hasil pengamatan proses
pembelajaran diperoleh dari lembar observasi yang terdiri dari 35 indikator aktivitas
guru dan 20 indikator aktivitas siswa pada saat observer mengamati aktivitas guru
dan aktivitas siswa, observer memberikan skor dengan melingkari angka 1, 2, 3 4
untuk setiap indikator yang diamati. Skor 1 = kegiatan pembelajaran kurang baik
sesuai dengan indikator. Skor 2 = kegiatan pembelajaran cukup baik sesuai dengan
indikator. Skor 3 kegiatan pembelajaran baik sesuai dengan indikator. Skor 4 kegiatan
pembelajaran sangat baik sesuai dengan indikator. Kemudian skor dijumlahkan dan
diinterpretasikan berdasarkan kriteria penilaian. Kriteria penilaian pada lembar
observasi yaitu untuk total skor pada presentase skor 81% - 100% pada kriteria sangat
baik, presentase skor 61% - 80% pada kriteria baik, presentase skor 41%
kriteria cukup baik, presentase skor 21% - 40% pada kriteria kurang, dan presentase
20% berada pada krtiteria sangat kurang.
94%
6%
Tuntas
Belum Tuntas
98
II sudah memenuhi indikator kriteria keberhasilan yang ditentukan oleh
peneliti, diketahui dari besar persentase tingkat keberhasilan siswa sudah lebih dari
80%. Ketuntasan belajar siswa pada siklus II dapat dilihat pada diagram 4.13 sebagai
Pada sub bab ini akan menjelaskan mengenai analisis data hasil observasi
aktivitas guru dan siswa selama pelaksanaan tindakan siklus II. Kegiatan observasi
observer yaitu Bapak Alfa S.Pd.SD. Hasil pengamatan proses
pembelajaran diperoleh dari lembar observasi yang terdiri dari 35 indikator aktivitas
guru dan 20 indikator aktivitas siswa pada saat observer mengamati aktivitas guru
memberikan skor dengan melingkari angka 1, 2, 3 4
untuk setiap indikator yang diamati. Skor 1 = kegiatan pembelajaran kurang baik
sesuai dengan indikator. Skor 2 = kegiatan pembelajaran cukup baik sesuai dengan
sesuai dengan indikator. Skor 4 kegiatan
Kemudian skor dijumlahkan dan
diinterpretasikan berdasarkan kriteria penilaian. Kriteria penilaian pada lembar
100% pada kriteria sangat
80% pada kriteria baik, presentase skor 41% - 60% pada
40% pada kriteria kurang, dan presentase
Belum Tuntas
99
a. Pertemuan Pertama
Hasil observasi aktivitas guru pada pertemuan pertama dilaksanakan pada hari
senin 6 april 2015. Hasil observasi aktivitas guru pada siklus II pertemuan pertama
diuraikan dalam beberapa aspek, aspek tersebut dapat dilihat pada tabel 4.12 berikut :
Tabel 4.12 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II pertemuan I
Aspek Yang Diamati
Skor penilaian
Jumlah Skor
1 2 3 4 Menyiapkan RPP, alat, dan media pembelajaran
1, 2 8
Mengkondisikan suasana kelas dan memeriksa kesiapan siswa
3, 4 8
Memberikan motivasi 5 4
Memberikan apersepsi 6 3
Menyampaikan informasi tentang pembelajaran yang akan dilakukan
7 4
Menyajikan materi pengantar secara singkat
8, 9, 10
9
Membagi kelompok secara heterogen 11 4
Memberi penjelasan aturan penggunaan model picture and picture berbantu permainan puzzle.
14 , 28 29, 30
13, 19
20
Membagi media puzzle dan lembar kerja pada tiap kelompok
12 3
Membimbing siswa dalam kelompok dan dalam pembelajaran.
15,18, 21, 26, 27
16, 17
23
Memberi umpan balik 23, 24,25 20, 22 17
Memberi penguatan 31 4
Menyimpukan pembelajaran 32 3
Evaluasi 33 3
Tindak lanjut 34 35 7
TOTAL 20 15 118
Berdasarkan tabel 4.12 hasil observasi aktivitas guru dapat diketahui hasil
penilaian dari observer untuk indikator aktivitas guru telah mengalami peningkatan
hal ini dibuktikan dengan tidak adanya perolehlan skor 2 pada indikator yang dinilai,
100
indikator dengan skor 3 sejumlah 15 item dan indikator yang memperoleh skor 4
sejumlah 15 item sehingga jumlah skor yang diperoleh adalah 118 atau dengan
presentase 84% termasuk pada kriteria sangat baik. Pada indikator menyiapkan RPP,
alat, dan media pembelajaran yang terdiri dari 2 item nomor 1 dan 2 mendapat total
skor 8. Pada indikator mengkondisikan suasana kelas dan memeriksa kesiapan siswa
item yaitu nomor 3 dan 4 mendapat total skor 8. Pada indikator memberikan motivasi
nomor item 5 mendapat skor 4. Pada indikator memberrikan apersepsi nomor item 6
mendapat skor 3. Indikator menyampaikan informasi tentang pembelajaran yang akan
dilakukan nomor item 7 mendapat skor 4. Indikator menyajikan materi pengantar
secara singkat nomor item 8, 9, 10 mendapat total skor 9. Indikator membagi
kelompok secara heterogen nomor item 11 mendapat skor 4. Indikator member
penjelasan aturan penggunaan model picture and picture berbantu permainan puzzle
nomor item 13, 14, 19, 28, 29 30 mendapat total skor 20. Indikator membagi media
puzzle dan lembar kerja pada tiap kelompok nomor item 12 mendapat skor 3.
Indikator membimbing siswa dalam kelompok dan dalam pembelajaran nomor item
15, 16, 17, 18, 21, 26, 27 mendapat total skor 23. Indikator memberi umpan balik
nomor item 20, 22, 23, 24, 25 mendapat skor 14. Indikator memberi penguatan nomor
item 31 mendapat skor 4. Indikator menyimpulkan pembelajaran nomor item 32
mendapat skor 3. Indikator evaluasi nomor item 33 mendapat skor 3. Dan indikator
tindak lanjut nomor item 34, 35 mendapat total skor 7. Untuk lebih jelasnya hasil
observasi aktivitas guru pertemuan I siklus II pada dilihat pada diagram 4.14
Diagram 4.14 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II Pertemuan I
0
5
10
15
20
25
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
101
Selanjutnya hasil observasi aktivitas siswa pada pertemuan pertama siklus II
yang dilakukan pada hari senin 6 april 2015. Hasil observasi aktivitas siswa
diperoleh dari lembar observasi yang dapat dijelaskan dalam beberapa aspek pada
tabel 4.13 berikut :
Tabel 4.13 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan I
Aspek Yang Diamati Skor Penelaian Jumlah
Skor 1 2 3 4 Menyiapkan perlengkapan pembelajaran
1, 2 8
Berdoa dan memberi salam pada guru
3 3
Memperhatikan penjelasan guru 4 4
Menyimak tujuan pembelajaran 5 3
Menyimak materi pembelajaran 8, 9 7
Aktif saat proses pembelajaran 6, 7, 17
11, 14
17
Membentuk kelompok 10 4
Menyusun puzzle 12, 13 7
Mempresentasikan hasil 15, 16 8
Membuat kesimpulan pembelajaran
18 19 7
Mengerjakan evaluasi 20 4
TOTAL 10 10 72
Berdasarkan tabel 4.13 hasil observasi aktivitas siswa pertemuan I siklus II
dapat diketahui hasil penilaian dari observer mengalami peningkatan hal ini terbukti
untuk indikator aktivitas siswa tidak ada yang mendapat skor 2, skor 8 sejumlah 10
item, dan skor 4 sejumlah 12 item sehingga jumlah skor yang diperoleh adalah 72.
Hasil skor total observasi aktivitas siswa pada penelitian menggunakan model picture
and picture berbantu permainan puzzle pertemuan pertama siklus II sejumlah 72
dengan presentase 90%. Dengan hasil 90% maka termasuk pada kritreria sangat baik.
Pada indikator menyiapkan perlengkapan pembelajaran nomor nomor item 1 dan 2
mendapat total skor 8. Indikator berdoa dan memberi salam pada guru nomor item 3
102
mendapat skor 3. Indikator memperhatikan penjelasan guru nomor item 4 mendapat
skor 4. Indikator menyimak tujuan pembelajaran nomor item 5 mendapat skor 3.
Indikator menyimak materi pembelajaran nomor item 8, 9 mendapat total skor 7.
Indikator aktif saat proses pembelajaran nomor item 6, 7, 11, 17 mendapat total skor
17. Indikator membentuk kelompok nomor item 10 mendapat skor 4. Indikator
menyusun puzzle nomor item 12, 13 mendapat total skor 7. Indikator
mempresentasikan hasil nomor item 15, 16 mendapat total skor 8. Indikator membuat
kesimpulan pembelajaran nomor item 18, 19 mendapat total skor 7. Dan mengerjakan
evaluasi nomor item 20 mendapat skor 4. Untuk lebih jelasnya hasil observasi
aktivitas siswa pertemuan I siklus II pada dilihat pada diagram 4.15 berikut ini :
Diagram 4.15 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan I
b. Pertemuan Kedua
Hasil observasi aktivitas guru pada pertemuan pertama dilaksanakan pada hari
rabu 8 april 2015. Hasil observasi aktivitas guru pada siklus II pertemuan kedua
diuraikan dalam beberapa aspek, aspek tersebut dapat dilihat pada tabel 4.14 berikut :
0
5
10
15
20
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
103
Tabel 4.14 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II pertemuan II
Aspek Yang Diamati
Skor penilaian
Jumlah Skor
1 2 3 4 Menyiapkan RPP, alat, dan media pembelajaran
1, 2 8
Mengkondisikan suasana kelas dan memeriksa kesiapan siswa
3, 4 8
Memberikan motivasi 5 4
Memberikan apersepsi 6 4
Menyampaikan informasi tentang pembelajaran yang akan dilakukan
7 4
Menyajikan materi pengantar secara singkat
10 8, 9 11
Membagi kelompok secara heterogen 11 4
Memberi penjelasan aturan penggunaan model picture and picture berbantu permainan puzzle.
14 , 28
13,19, 29, 30
22
Membagi media puzzle dan lembar kerja pada tiap kelompok
12 4
Membimbing siswa dalam kelompok dan dalam pembelajaran.
18,27 15,16, 17,
21, 26
26
Memberi umpan balik 23,24, 20,22, 25
18
Memberi penguatan 31 4
Menyimpukan pembelajaran 32 4
Evaluasi 33 3
Tindak lanjut 34 35 7
TOTAL 9 26 131
Berdasarkan tabel 4.14 hasil observasi aktivitas guru pada pertemuan kedua
siklus II dapat diketahui hasil penilaian dari observer untuk indikator aktivitas guru
telah mengalami peningkatan hal ini dibuktikan dengan tidak adanya peningkatan
pada tiap indikator yang dinilai, indikator dengan skor 3 sejumlah 9 item dan
indikator yang memperoleh skor 4 sejumlah 26 item sehingga jumlah skor yang
diperoleh adalah 131 atau dengan presentase 94% termasuk pada kriteria sangat baik.
104
Pada indikator menyiapkan RPP, alat, dan media pembelajaran yang terdiri dari 2
item nomor 1 dan 2 mendapat total skor 8. Pada indikator mengkondisikan suasana
kelas dan memeriksa kesiapan siswa item yaitu nomor 3 dan 4 mendapat total skor 8.
Pada indikator memberikan motivasi nomor item 5 mendapat skor 4. Pada indikator
memberrikan apersepsi nomor item 6 mendapat skor 4. Indikator menyampaikan
informasi tentang pembelajaran yang akan dilakukan nomor item 7 mendapat skor 4.
Indikator menyajikan materi pengantar secara singkat nomor item 8, 9, 10 mendapat
total skor 11. Indikator membagi kelompok secara heterogen nomor item 11
mendapat skor 4. Indikator member penjelasan aturan penggunaan model picture and
picture berbantu permainan puzzle nomor item 13, 14, 19, 28, 29 30 mendapat total
skor 22. Indikator membagi media puzzle dan lembar kerja pada tiap kelompok
nomor item 12 mendapat skor 4. Indikator membimbing siswa dalam kelompok dan
dalam pembelajaran nomor item 15, 16, 17, 18, 21, 26, 27 mendapat total skor 26.
Indikator memberi umpan balik nomor item 20, 22, 23, 24, 25 mendapat skor 18.
Indikator memberi penguatan nomor item 31 mendapat skor 4. Indikator
menyimpulkan pembelajaran nomor item 32 mendapat skor 4. Indikator evaluasi
nomor item 33 mendapat skor 3. Dan indikator tindak lanjut nomor item 34, 35
mendapat total skor 7. Untuk lebih jelasnya hasil observasi aktivitas guru pertemuan I
siklus I pada dilihat pada diagram 4.16 berikut :
Diagram 4.16 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II Pertemuan II
0
5
10
15
20
25
30
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
105
Selanjutnya hasil observasi aktivitas siswa pada pertemuan kedua siklus II yang
dilakukan pada hari senin 8 april 2015. Hasil observasi aktivitas siswa diperoleh dari
lembar observasi yang dapat dijelaskan dalam beberapa aspek pada tabel 4.15 sebagai
berikut :
Tabel 4.15 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan II
Aspek Yang Diamati Skor Penelaian Jumlah
Skor 1 2 3 4 Menyiapkan perlengkapan pembelajaran
1, 2 8
Berdoa dan memberi salam pada guru
3 4
Memperhatikan penjelasan guru
4 4
Menyimak tujuan pembelajaran
5 4
Menyimak materi pembelajaran
8, 9 7
Aktif saat proses pembelajaran 17 6,7,11, 14
19
Membentuk kelompok 10 4
Menyusun puzzle 12, 13 7
Mempresentasikan hasil 15,16 8
Membuat kesimpulan pembelajaran
18,19 8
Mengerjakan evaluasi 20 4
TOTAL 3 17 77
Berdasarkan tabel 4.15 hasil observasi aktivitas siswa pertemuan II siklus II
dapat diketahui hasil penilaian dari observer mengalami peningkatan hal ini terbukti
untuk indikator aktivitas siswa mengalami peningkatan. skor 3 sejumlah 3 item, dan
skor 4 sejumlah 17 item sehingga jumlah skor yang diperoleh adalah 77. Hasil skor
total observasi aktivitas siswa pada penelitian menggunakan model picture and
picture berbantu permainan puzzle pertemuan kedua siklus II sejumlah 77 dengan
presentase 96%. Dengan hasil 96% maka termasuk pada kritreria sangat baik. Pada
106
indikator menyiapkan perlengkapan pembelajaran nomor nomor item 1 dan 2
mendapat total skor 8. Indikator berdoa dan memberi salam pada guru nomor item 3
mendapat skor 4. Indikator memperhatikan penjelasan guru nomor item 4 mendapat
skor 4. Indikator menyimak tujuan pembelajaran nomor item 5 mendapat skor 4.
Indikator menyimak materi pembelajaran nomor item 8, 9 mendapat total skor 7.
Indikator aktif saat proses pembelajaran nomor item 6, 7, 11, 17 mendapat total skor
19. Indikator membentuk kelompok nomor item 10 mendapat skor 4. Indikator
menyusun puzzle nomor item 12, 13 mendapat total skor 7. Indikator
mempresentasikan hasil nomor item 15, 16 mendapat total skor 8. Indikator membuat
kesimpulan pembelajaran nomor item 18, 19 mendapat total skor 8. Dan mengerjakan
evaluasi nomor item 20 mendapat skor 4. Untuk lebih jelasnya hasil observasi
aktivitas siswa pertemuan II siklus II pada dilihat pada diagram 4.17 berikut ini :
Diagram 4.17 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan II
4.1.3.4. Refleksi Siklus II
Setelah melaksanakan kegiatan siklus II maka diadakan refleksi proses
pembelajaran siklus II dari pertemuan pertama, kedua dan ketiga. Hasil refleksi
diambil dari hasil evaluasi berlangsungnya kegiatan pembelajaran selama tindakan
siklus II. Refleksi diadakan dengan melibatkan peneliti, Bapak Alfa S.Pd.SD selaku
observer dan Ibu Putri Wahyuningtyas S.Pd.SD selaku guru kolaborator.
0
5
10
15
20
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
107
Hasil dari diskusi berisi tentang evaluasi pelaksanaan pembelajaran dengan
menggunakan model picture anda picture berbantu permainan puzzle, hasil dari
evaluasi ditujukan bagi guru kolaborator, guru observer, peneliti dan siswa. Hasil
diskusi yang dilakukandiketahui bahwa pada pelaksanaan tindakan siklus II guru
kolaborator telah melakukan berbagai upaya perbaikan tindakan yang telah
direncanakan sesuai dengan hasil refleksi pada siklus I. Dari refleksi yang telah
dilakukan diketahui bahwa guru kelas 1 atau guru kolaborator sudah menerapkan
pembelajaran menggunakan model picture and picture berbantu permainan puzzle
dengan sangat baik. Dengan guru menggunakan model picture and picture berbantu
permainan puzzle dengan sangat baik berdampak kepada siswa. Bagi siswa belajar
dengan kegiatan bermain puzzle dan mengurutkan gambar dengan berbagai gambar
yang menarik, membuat siswa merasa suasana pemebelajaran lebih menyenangkan
dan tidak membosankan. Dengan digunakannya permainan dan gambar siswa
menjadi lebih tertarik dan antusias untuk belajar membaca. Siswa merasa lebih
mudah untuk membaca karena terbantu oleh gambar yang menarik, selain itu siswa
juga menjadi lebih percaya diri untuk membaca didepan teman-teman yang lainnya.
Hasil analisis data yang diperoleh dari lembar observasi aktivitas guru pada
siklus II sudah mencapai sesuai yang diharapkan. Hal ini terbukti pada lembar
observasi aktivitas guru siklus II pada pertemuan pertama dan kedua tidak ada
indikator yang mendapat skor 2. Selalu terjadi peningkatan pada indikator yang
dinilai. Berdasarkan hasil diskusi dan analisis data observasi aktivitas guru, secara
keseluruhan model pembelajaran picture and picture berbantu permainan puzzle
sudah sangat baik untuk diterapkan dalam pembelajaran, hal ini terbukti dari hasil
observasi aktivitas guru siklus kedua selalu terjadi peningkatan, pada pertemuan
pertama dari 35 item didapatkan total skor yang diperoleh sebanyak 118. Hasil
persentase aktivitas guru pertemuan pertama sebesar 84% dengan kriteria sangat baik.
Selanjutnya pada pertemuan kedua sudah ada peningkatan, hasil observasi aktivitas
guru pertemuan kedua dari 35 item didapatkan toatal skor yang peroleh sebanyak
131. Hasil persentase aktivitas guru pertemuan meningkat menjadi 94%. Untuk lebih
108
jelasnya dapat dilihat pada diagram 4.18. peningkatan persentase hasil observasi
aktivitas guru siklus II pertemuan I dan pertemuan II sebagai berikut :
Diagram 4.18 Peningkatan Persentase Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II
Hasil analisis data yang diperoleh dari lembar observasi aktivitas siswa pada
siklus II sudah mencapai hasil yang diharapkan. Hal ini terbukti pada lembar
observasi aktivitas siswa siklus II pada pertemuan pertama dan kedua tidak ada
indikator yang mendapat skor 2. Berdasarkan hasil diskusi dan analisis data observasi
aktivitas siswa, secara keseluruhan model pembelajaran picture and picture berbantu
permainan puzzle sudah sangat baik untuk diterapkan dalam pembelajaran, hal ini
terbukti dari hasil observasi aktivitas siswa pertemuan pertama dari 20 item
didapatkan total skor yang diperoleh sebanyak 72. Hasil persentase aktivitas siswa
pertemuan pertama sebesar 90% dengan kriteria sangat baik. Selanjutnya pada
pertemuan kedua terjadi peningkatan, hasil observasi aktivitas siswa pertemuan kedua
dari 20 item didapatkan toatal skor yang peroleh sebanyak 77. Hasil persentase
aktivitas guru pertemuan meningkat menjadi 96%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada diagram 4.19. peningkatan persentase hasil observasi aktivitas guru siklus II
pertemuan I dan pertemuan II sebagai berikut :
Pertemuan I Pertemuan II
Persentase 84% 94%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
109
Diagram 4.19 Peningkatan Persentase Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II
Hasil evaluasi yang diperoleh siswa dengan ketuntasan belajar pada Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM≥ 65) pada pelaksanaan tindakan siklus II diperoleh data
sebanyak 31 siswa dengan persentase 94% tuntas pada mata pelajaran bahasa
Indonesia aspek membaca lancar, sedangkan siswa yang belum mencapai KKM ≥ 65
sebanyak 2 siswa dengan persentase 6%. Nilai rata-rata yang diperoleh siswa secara
mengalami peningkatan yaitu menjadi 84,51. Berdasarkan indikator keberhasilan
yang telah ditentukan yaitu ketercapaian ketuntasan hasil belajar membaca lancar
mata pelajaran bahasa Indonesia sebesar 80% dari total keseluruhan siswa, maka
dapat dinyatakan hahwa hasil belajar membaca lancar mata pelajaran bahasa
Indonesia mengalami peningkatan dengan perolehan nilai di atas KKM 65.
Ketuntasan belajar siswa pada siklus II mencapai 94%, Artinya hasil evaluasi siswa
telah mencapai indikator keberhasilan yang telah ditentukan oleh peneliti sebesar
80% siswa tuntas dari total 33 siswa.
Berdasarkan hasil pengamatan dari observer pada siklus II secara keseluruhan
hasil refleksi yang diperoleh pada proses pemebelajaran siklus II sebagai berikut :
a. Guru sudah berhasil melaksanankan kegiatan pembelajaran dengan sangat baik
sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun. Hal ini
Pertemuan I pertemuan II
Persentase 90% 96%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
110
dibuktikan dari indikator yang diamati sudah mengalami peningkatan. Guru
sudah berhasil melakukan perbaikan pada pelaksanaan tindakan pembelajaran
pada siklus II sesuai dengan rencana yang telah disusun pada siklus I.
b. Siswa tidak mengalami kesulitan saat membaca lancar, karena siswa merasa
lebih mudah untuk belajar membaca dengan dibantu gambar sehingga membuat
siswa mudah untuk membaca dan tidak takut saat diminta untuk membaca. Siswa
menjadi tidak bosan dan antusias untuk mengikuti kegiatan pembelajaran dengan
menggunakan model picture and picture berbantu permainan puzzle.
c. Siswa yang awalnya takut untuk belajar membaca didepan teman yang lain sudah
mulai berani untuk mencoba membaca di depan teman yang lainnya. Hal ini
dikarenakan siswa merasa mudah untuk membaca karena terbantu dengan
gambar. Siswa juga terlihat lebih antusias dan aktif saat proses pembelajaran,
sehingga pada pelaksanaan kegiatan pembelajaran tidak lagi didominasi oleh
guru.
Dari paparan diatas dapat disimpulkan bahwa permasalahan yang muncul pada
pelaksanaan tindakan siklus I sudah dapat terselesaikan dengan baik melalui upaya-
upaya perbaikan yang telah direncanakan pada kegiatan refleksi siklus II yang
kemudian diterapkan oleh guru kolaborator pada pelaksanaan tindakan pembelajaran
siklus II diantaranya :
a. Peneliti dan guru kolaborator sudah melakukan diskusi untuk merancang
perbaikan dan menyusun rencana kegiatan pembelajaran dengan menggunakan
model picture and picture berbantu permainan puzzle, sehingga pelaksanaan
pembelajaran berjalan sesuai dengan apa yang telah direncanakan.
b. Guru sudah mempersiapkan dan memperlajari rencana pelaksanaan pembelajaran
dengan baik, sehingga di dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran sudah sesua
dengan rencana yang disusun pada RPP. Guru di dalam menyampaikan materi
sudah terstruktur dengan baik. Guru sudah melakukan apersepsi dengan baik,
serta sudah mengaitkan materi pembelajaran yang disampaikan dengan realitas
kehidupan yang sedang dipelajari oleh siswa.
111
c. Guru sudah memberikan penjelasan tentang peraturan permainan puzzle dengan
jelas, sehingga siswa tidak lagi merasa kebingungan saat menyusun puzzle dan
canggung dalam melaksanakan diskusi pembelajaran dengan menggunakan
model picture and picture.
d. Guru senantiasa memberikan bimbingan bagi siswa saat siswa bekerjasama
dalam kelompok, sehingga kondisi diskusi menjadi lebih kondusif. Guru juga
sudah tidak lagi mendominasi kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung.
Siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran, siswa dapat bekerjasama dengan
baik dalam menyusun puzzle dan mengurutkan gambar sesuai dengan langkah-
langkah pada model picture and picture.
e. Guru telah melatih siswa agar tidak takut untuk belajar membaca di depan kelas.
Guru selalu memberikan penguatan positif bagi siswa melalui pemberian
penghargaan pin senyum anak rajin untuk siswa yang mau mencoba membaca
didepan kelas. Guru juga selalu memberikan motivasi kepada siswa agar siswa
menjadi lebih semangat dalam mengikuti setiap proses pembelajaran.
4.2. Analisis Komparatif
Pada analisis komparatif akan menguraikan tentang perbandingan hasil belajar
dan ketuntasan belajar bahasa Indonesia siswa kelas 1 SD N Batur 03 pada kondisi
awal, siklus I, dan siklus II sehingga dapat diketahui peningkatan hasil belajar dan
ketuntasan belajar bahasa Indonesia yang diperoleh siswa kondisi awal dan setelah
pelaksanaan tindakan pada siklus I dan siklus II ditunjukan pada tabel 4.16 berikut :
Tabel 4.16 Perbandingan Ketuntasan Belajar Bahasa Indonesia
Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II
No Ketuntasan
Belajar Nilai
Kondisi Awal Siklus I Siklus II Jumlah % Jumlah % Jumlah %
1. Tuntas ≥ 65 19 58 24 73 31 94 2. Belum Tuntas < 65 14 42 9 27 2 6
Jumlah 33 100 33 100 33 100 Nilai Rata-rata 63,36 71,04 84,51
112
Berdasarkan tabel 4.16 dapat diketahui bahwa terdapat peningkatan hasil
belajar dari kondisi awal, siklus I, dan siklus II. Pada kondisi awal atau sebelum
pelaksanaan tindakan, jumlah siswa yang tuntas sebanyak 19 siswa dengan persentase
58% dan siswa yang belum tuntas sebanyak 14 siswa dengan persentase 42%. Pada
kondisi awal rata-rata hasil belajar bahasa Indonesia 63,36. Setelah pelaksanaan
tindakan siklus I terlihat ada peningkatan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 24
siswa dengan persentase 73%, sementara siswa yang belum tuntas sebanyak 9 siswa
dengan persentase 27%. Pasil pada siklus I rata-rata hasil belajar bahasa Indonesia
71,04. Kemudian pelaksanaan tindakan pada siklus II jumlah siswa yang tuntas
sebanyak 31 siswa dengan persentase 94%, sedangkan siswa yang belum tuntas
sebanyak 2 siswa dengan persentase 6%. Nilai rata-rata hasil belajar bahasa Indonesia
pada siklus II mencapai 84,51. Dari hasil belajar membaca lancar mata pelajaran
bahasa Indonesia dan ketuntasan belajar siswa pada siklus II dapat diketahui bahwa
indikator keberhasilan tindakan penelitian menggunakan model picture and picture
berbantu permainan puzzle sudah tercapai sesuai yang telah ditentutan oleh peneliti
yaitu ketuntasan belajar siswa ≥ 80%.
Perbandingan ketuntasan belajar siswa kondisi awal, siklus I dan siklus II dapat
dilihat pada diagram 4.20 berikut :
Diagram 4.20 Perbandingan Ketuntasan Belajar Bahasa Indonesia Kondisi Awal, Siklus I, Dan Siklus II
Kondisi Awal Siklus I Siklus II
Tuntas 19 24 31
Belum tuntas 14 9 2
58%
73%
94%
42%
27%
6%
0369
1215182124273033
Jum
lah
Sis
wa
113
Untuk memperjelas peningkatan rata-rata hasil belajar bahasa Indonesia dapat
dilihat pada diagram 4.21 berikut :
Diagram 4.21 Peningkatan Rata-rata Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kondisi Awal, Siklus I, Dan Siklus II
4.3. Pembahasan
Pada sub bab pembahasan akan menguraikan tentang pembahasan mengenai
proses pembelajaran dan hasil belajar setelah dilaksanakan tindakan siklus I maupun
siklus II.
a. Pembahasan Proses Pembelajaran
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan peneliti di kelas 1 SD N Batur
03, dapat diketahui bahwa sebelum tindakan penelitian dilaksanakan, pembelajaran
yang diterapkan guru belum menggunakan model yang inovatif. Dalam pembelajaran
masih didominasi oleh guru, sehingga siswa menjadikan guru adalah sumber belajar
satu-satunya. Guru juga belum memanfaatkan media pembelajaran, sehingga dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran siswa menjadi bosan dan kurang tertarik untuk
mengikuti proses pembelajaran. Karena kurangnya pemanfaatan media pembelajaran
menjadikan siswa merasa kesulitan untuk belajar membaca.
Kondisi Awal Siklus I Siklus II
Rata-rata 63 71 86
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
114
Proses pembelajaran yang diterapkan oleh guru kelas 1 SD N Batur 03
menyebablan siswa kelas 1 kurang aktif dalam proses pembelajaran, siswa terlihat
kurang antusias untuk belajar membaca karena siswa cenderung hanya mendengarkan
bacaan yang dibacakan oleh guru sehingga siswa hanya menirukan ucapan guru tanpa
tau apa yang sedang dibaca. Proses pelaksanaan pembelajaran bisa dikatan belum
berhasil karena masih ditemui siswa yang sibuk bermain dengan teman sebangkunya,
kebanyakan dari siswa tidak memperhatikan proses pembelajaran yang sedang
berlangsung. Hal tersebut merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
rendahnya hasil belajar membaca lancar mata pelajaran bahasa Indonesia siswa kelas
1 SD N Batur 03. Hal ini dibuktikan dari jumlah siswa yang mencapai KKM 65
hanya 19 siswa dengan persentase 58% dari jumlah keseluruhan 33 siswa, sedangkan
yang belum mencapai KKM 65 sebanyak 14 siswa dengan persentase 42% dari
jumlah keseluruhan 33 siswa. Berdasarkan kondisi yang demikian maka peneliti
merasa perlu adanya tindakan perbaikan pembelajaran untuk meningkatkan hasil
belajar bahasa Indonesia siswa kelas 1 SD N Batur 03 dengan menggunakan model
picture and picture berbantu permainan puzzle.
Berikut merupakan tabel 4.17 perbandingan hasil analisis observasi aktivitas
guru dan siswa pada pelaksanaan siklus 1 dan siklus II :
Tabel 4.17 Perbandingan Analisis Rata-rata Observasi Aktivitas Guru dan Siswa
Siklus I dan Siklus II
Tindakan Siklus I Siklus II
Rata-rata Persentase Rata-rata Persentase Aktivitas Guru 106 76% 126 90% Aktivitas Siswa 62 77% 75 93%
Berdasarkan tabel 4.17 tentang perbandingan analisis rata-rata skor observasi
aktivitas guru dan siswa dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan dari siklus I dan
siklus II dengan penerapan model picture and picture berbantu permainan puzzle.
Setelah pelaksanaan tindakan siklus I rata-rata skor aktivitas guru mencapai 106
dengan persentase 76%. Pada siklus II rata-rata skor aktivitas guru mengalami
115
peningakatan menjadi 126 dengan persentase 90%. Sedangkan untuk aktivitas siswa
juga mengalami peningkatan, pada siklus I rata-rata skor aktivitas siswa 62 dengan
persentase 77%. Pada siklus II rata-rata skor aktivitas mengalami peningkatan
menjadi 75 dengan persentase 93%. Untuk memperjelas perbandingan rata-rata hasil
analisis skor observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa pada siklus I dan siklus II
dapat dilihat pada diagram 4.22 sebagai berikut :
Diagram 4.22 Peningkatan Rata-rata Skor Observasi Siklus I Dan Siklus II
Berdasarkan diagram 4.22 tentang peningkatan rata-rata skor observasi aktivitas
guru dan siswa terlihat bahwa setiap siklus mengalami peningkatan, baik itu aktivitas
guru dan aktivitas siswa. hal itu membuktikan bahwa telah terjadi peningkatan proses
pembelajaran di kelas 1.
Dengan menggunakan model pembelajaran picture and picture menjadikan
proses pembelajaran di kelas 1 SD N Batur 03 mengalami peningkatan yaitu dari
proses pembelajaran kondisi awal yang didapat dari analisis RPP guru, hasil akhir
proses pembelajaran siklus I dan hasil akhir proses pembelajaran siklus II. Untuk
dapat lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.18 sebagai berikut :
Siklus I Siklus II
Aktivitas Guru 106 126
Aktivitas Siswa 62 75
76%
90%
77%
93%
0
20
40
60
80
100
120
140
Per
sen
atse
Sk
or O
bse
rvas
i
116
Tabel 4.18 Peningkatan Proses Pembelajaran Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II
Tindakan Kondisi Awal Siklus I Siklus II
Rata-rata Skor
% Rata-rata Skor
% Rata-rata Skor
%
Proses Pembelajaran
45 56% 84 77% 101 92%
Berdasarkan tabel 4.18 tentang peningkatan rata-rata skor proses pembelajaran
dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan dari kondisi awal siklus I dan siklus II
dengan penerapan model picture and picture berbantu permainan puzzle. Pada
kondisi awal skor proses pembelajaran yang diperoleh hanya 45 dengan persentase
keberhasilan 56%. Setelah pelaksanaan tindakan siklus I meningkat menjadi 84
dengan persentase 77%. Pada siklus II rata-rata skor proses pembelajaran meningkat
menjadi 101 dengan persentase 92%. Untuk memperjelas perbandingan rata-rata hasil
analisis skor proses pembelajaran pada kondisi awal siklus I dan siklus II dapat
dilihat pada diagram 4.23 sebagai berikut :
Diagram 4.23 Peningkatan Proses Pembelajaran Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II
b. Pembahasan Hasil Belajar
Setelah pelaksanaan tindakan pembelajaran dengan menerapkan model picture
and picture berbantu permainan puzzle hasil belajar siswa membaca lancar mata
pelajaran bahasa Indonesia menjadi meningkat hal ini dibuktikan dengan hasil
Kondisi Awal Siklus I Siklus II
Rata-rata 45 84 101
56%
77%
92%
0
20
40
60
80
100
120
117
ketuntasan belajar siswa mencapai ≥ 80% siswa yang tuntas. Kondisi yang demikian
dibuktikan dari perolehan nilai hasil tes evaluasi dari siklus I dan siklus II.
Peningkatan rata-rata hasil belajar membaca lancar mata pelajaran bahasa Indonesia
siswa kelas 1 SD N Batur 03 setelah pelaksanaan tindakan siklus I dan siklus II dapat
dilihat pada tabel 4.19 sebagai berikut :
Tabel 4.19 Perbandingan Rata-rata Hasil Belajar Bahasa Indonesia
Siklus I dan Siklus II
Hasil Tindakan Siklus I Siklus II Hasil Belajar Bahasa Indonesia 71 85
Berdasarkan tabel 4.19 pada pelaksanaan tindakan siklus I nilai rata-rata siswa
mencapai 71,04, pencapaian nilai rata-rata pada siklus I telah mengalami peningkatan
dari kondisi awal yang hanya mencapai 63. Dari hasil tersebut dapat dinyatakan
bahwa pelaksanaan tindakan pembelajaran pada siklus I sudah menunjukkan
peningkatan hasil belajar bahasa Indonesia, namun hasil yang diperoleh belum
mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan peneliti yaitu 80% siswa tuntas dari
keseluruhan 33 siswa, maka dari itu masih perlu upaya perbaikan pada siklus II.
Dari pelaksanaan tindakan pembelajaran pada siklus II, hasil belajar bahasa
Indonesia menunjukkan peningkatan yang signifikan, nilai rata-rata hasil belajar yang
diperoleh siswa mencapai 85 dengan pencapaian ketuntasan belajar bahasa Indonesia
mencapai 94%. Berdasarkan hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa hasil
pelaksanaan tindakan pada siklus II telah mencapai indikator keberhasilan yang
ditentukan oleh peneliti sebesar 80% siswa yang tuntas dari jumlah keseluruhan 33
siswa.
Pada pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan masih ada 2 siswa dengan
persentase 6% yang nilainya belum mencapai KKM 65. Siswa yang belum bisa
mencapai KKM dikarenakan 2 siswa tersebut mempunyai kemampuan dibawah rata-
rata siswa. Dalam proses pembelajaran siswa tersebut sulit untuk konsentrasi
118
memperhatikan penjelasan dari guru, siswa ini susah mengenali dan membedakan
huruf sehingga sulit ketika diminta untuk membaca. Disaat guru meminta siswa
tersebut untuk membaca siswa cenderung diam dan tidak memperhatikan perintah
dari guru. Faktor lain ialah orang tua dari siswa tersebut kurang memotivasi siswa
untuk belajar membaca di rumah. Beberapa hal yang telah diuraikan menjadi
penyebab hasil belajar yang diperoleh siswa masih rendah. Agar lebih jelas untuk
melihat peningkatan rata-rata nilai hasil belajar siswa pada siklus I dan siklus II dapat
dilihat melalui diagram 4.24 berikut ini :
Diagram 4.24 Peningkatan Rata-rata Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siklus I dan Siklus II Dari hasil pengamatan tindakan pembelajaran pada siklus I dan siklus II,
didapatkan rata-rata kemampuan siswa dalam proses pembelajaran dan hasil belajar
siswa telah mengalami peningkatan pada setiap siklus. Dengan penerapan model
picture and picture berbantu permainan puzzle merupakan langkah yang peneliti
ambil untuk memperbaiki proses pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar siswa
yang masih rendah. Dengan menerapkan model picture and picture berbantu
permainan puzzle terbukti dapat menumbuhkan antusias siswa untuk belajar
membaca dan tidak merasa jenuh dalam mengikuti proses pembelajaran dari awal
hingga akhir. Siswa merasa lebih mudah dalam belajar membaca karena terbantu oleh
gambar, sehingga siswa tidak lagi merasa takut ketika diminta untuk membaca
Siklus I Siklus II
Rata-rata 71 85
60
65
70
75
80
85
90
119
didepan kelas. Pemanfaatan media gambar pada penelitian ini menambah manfaat
bagi siswa. Dengan adanya media gambar siswa menjadi lebih tertarik untuk belajar
membaca. Dalam membaca siswa merasa lebih mudah karena terbantu dengan
gambar. Selain penggunaan model picture and picture dengan adanya permainan
puzzle dalam proses pembelajaran membuat suasana belajar lebih menyenangkan.
Permainan puzzle menjadikan siswa antusias dalam mengikuti proses pembelajaran,
siswa menjadi lebih aktif dan bersemangat untuk belajar membaca kata yang tertera
pada gambar yang telah disusun. Kegiatan permainan puzzle juga menjadikan siswa
berinteraksi dan bekerjasama dalam kelompok saat diskusi menyusun gambar dan
mengurutkan gambar. Dengan bekerjasama saat menyusun puzzle menjadikan
suasana belajar lebih kondusif, karena saat menyusun puzzle tidak ada siswa yang
sibuk untuk bermain dengan teman yang lainnya. Selain itu disamping siswa bermain
menyusun puzzle tanpa disadari siswa juga telah mulai belajar menyusun kata dan
mulai belajar membaca. Pembelajaran dengan menggunakan model picture and
picture berbantu permainan puzzle cocok untuk diterapkan pada siswa kelas 1. Hal ini
ditunjukan dengan peningkatan hasil belajar bahasa Indonesia pada siswa kelas 1 SD
N Batur 03.
Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan
sebelumnya oleh Anik Suprapti yang berjudul Meningkatkan hasil belajar bahasa
Indonesia tentang membaca melalui media kartu kata dengan model pembelajaran
picture and picture pada siswa kelas 1 SD N Pekewun semester 1/2012-2013.
Terbukti dapat meningkatkan hasil belajar bahasa Indonesia aspek membaca, hasil
belajar siswa yang mencapai KKM 75 sebanyak 23 siswa dengan persentase 88% dari
jumlah keseluruhan 25 siswa, dan yang belum mencapai KKM 75 sebanyak 3 siswa
dengan persentase 12% dari jumlah keseluruhan 25 siswa. Dari penelitian tersebut
diketehui rata-rata hasil belajar bahasa Indonesia pada siklus I meningkat menjadi 77,
selanjutkan pada pelaksanaan tindakan siklus II juga meningkat 100% dengan nilai
rata-rata 84. Dari hasil penelitian tersebut terbukti bahwa penerapan model
pembelajaran picture and picture dapat meningkatkan hasil belajar siswa.