bab iv hasil penelitian 4.1 profil tempat penelitian

20
25 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Profil Tempat Penelitian Lembaga pendidikan yang dijadikan sebagai tempat penelitian tindakan kelas ini adalah Sekolah Dasar Negeri Sukoagung. Sekolah ini terletak di Desa Sukoagung, Kecamatan Batangan, Kabupaten Pati. Sekolah Dasar Negeri Sukoagung terletak di daereh terpencil di Kecamatan Batangan. Sekolah ini memiliki halaman yang cukup luas yang berfungsi sebagai tempat melaksanakan upacara bendera, sebagai tempat bermain bagi para siswa, maupun kegiatan sekolah lainnya. Dipingir halaman maupun di sekitar gedung sekolah, terdapat pepohonan yang cukup rindang, sehingga sekolah ini cukup sejuk. Sekolah ini memiliki 6 ruang kelas, 1 kantor guru, 1 rumah penjaga, dan toilet guru maupun siswa. Secara keseluruhan, pada tahun pelajaran 2011/2012 sekolah ini memiliki siswa sebanyak 66 anak, dengan perincian sebagai berikut: siswa kelas 1 sebanyak 13 siswa, kelas 2 sebanyak 10 siswa, kelas 3 sebanyak 10 siswa, kelas 4 sebanyak 16 siswa, kelas 5 sebanyak 17 siswa, dan kelas 6 sebanyak 0 siswa. SD Negeri Sukoagung memiliki tenaga pengajar/guru sebanyak 8 orang, yaitu 5 guru kelas, 1 guru Pendidikan Agama Islam, 1 guru olahraga, dan 1 guru SBK.Sekolah ini juga memiliki 1 orang penjaga sekolah. Sekolah ini dipimpin oleh seorang kepala sekolah. 4.2 Deskripsi Kondisi Awal Sebelum melaksanakan penelitian, terlebih dahulu dilakukan obeservasi awal terhadap proses pembelajaran matematika materi perkalian pada siswa kelas 2. Kegiatan observasi ini dilakukan dengan tujuan mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian dan untuk mengetahui keadaan nyata yang ada di lapangan. Hasil observasi awal ini antara lain: 1. Rendahnya minat dan motivasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran matematika pada materi perkalian. Hal ini ditandai dengan masih banyaknya siswa yang mengeluh bahwa materi yang diajarkan sulit. Selain itu, siswa juga kurang memperhatikan materi yang disampaikan guru.

Upload: others

Post on 19-Oct-2021

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Profil Tempat Penelitian

25  

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1 Profil Tempat Penelitian

Lembaga pendidikan yang dijadikan sebagai tempat penelitian tindakan kelas ini adalah Sekolah Dasar Negeri Sukoagung. Sekolah ini terletak di Desa Sukoagung, Kecamatan Batangan, Kabupaten Pati.

Sekolah Dasar Negeri Sukoagung terletak di daereh terpencil di Kecamatan Batangan. Sekolah ini memiliki halaman yang cukup luas yang berfungsi sebagai tempat melaksanakan upacara bendera, sebagai tempat bermain bagi para siswa, maupun kegiatan sekolah lainnya. Dipingir halaman maupun di sekitar gedung sekolah, terdapat pepohonan yang cukup rindang, sehingga sekolah ini cukup sejuk.

Sekolah ini memiliki 6 ruang kelas, 1 kantor guru, 1 rumah penjaga, dan toilet guru maupun siswa. Secara keseluruhan, pada tahun pelajaran 2011/2012 sekolah ini memiliki siswa sebanyak 66 anak, dengan perincian sebagai berikut: siswa kelas 1 sebanyak 13 siswa, kelas 2 sebanyak 10 siswa, kelas 3 sebanyak 10 siswa, kelas 4 sebanyak 16 siswa, kelas 5 sebanyak 17 siswa, dan kelas 6 sebanyak 0 siswa.

SD Negeri Sukoagung memiliki tenaga pengajar/guru sebanyak 8 orang, yaitu 5 guru kelas, 1 guru Pendidikan Agama Islam, 1 guru olahraga, dan 1 guru SBK.Sekolah ini juga memiliki 1 orang penjaga sekolah. Sekolah ini dipimpin oleh seorang kepala sekolah. 4.2 Deskripsi Kondisi Awal

Sebelum melaksanakan penelitian, terlebih dahulu dilakukan obeservasi awal terhadap proses pembelajaran matematika materi perkalian pada siswa kelas 2. Kegiatan observasi ini dilakukan dengan tujuan mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian dan untuk mengetahui keadaan nyata yang ada di lapangan. Hasil observasi awal ini antara lain: 1. Rendahnya minat dan motivasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran matematika

pada materi perkalian. Hal ini ditandai dengan masih banyaknya siswa yang mengeluh bahwa materi yang diajarkan sulit. Selain itu, siswa juga kurang memperhatikan materi yang disampaikan guru.

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Profil Tempat Penelitian

26  

2. Belum diterapkannya Metode pembelajaran inovatif dan guru juga tidak menggunakan media/alat peraga dalam menyampaikan materi perkalian kepada siswa. Pembelajaran masih bersifat konvensional, yaitu berpusat pada guru.

3. Rendahnya hasil belajar matematika pada materi perkalian yang ditandai dengan masih banyaknya siswa yang nilainya di bawah KKM (60). Rendahnya hasil belajar siswa yang ditunjukkan dari hasil tes awal tentang materi perkalian yaitu dari 10 siswa hanya 60% atau hanya 6 siswa yang mendapat nilai di atas KKM(60). Sedangkan 40% lainnya atau 4 siswa mendapat nilai di bawah KKM(60). Hasil tes awal siswa mata pelajaran matematika materi perkalian dapat dilihat pada lampiran 3. Berdasarkan lampiran 3, maka diperoleh tabel 4.1 seperti di bawah ini:

Tabel 4.1 Frekuensi Data Nilai Tes Awal (Sebelum Tindakan)

No Nilai Frekuensi Persentase

1. 31 – 40 1 10%

2. 41 – 50 3 30%

3. 51 – 60 0 0%

4. 61 – 70 2 20%

5. 71 – 80 4 40%

6. 81 – 90 0 0%

7. 91 – 100 0 0%

jumlah 10 100%

Tabel 4.2

Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Pra Siklus Siswa Kelas 2 SDN Sukoagung Tahun Pelajaran 2011/2012

No Nilai Ketuntasan Frekuensi Presentase 1 < 60 Belum Tuntas 4 40%

2 >60 Tuntas 6 60%

Jumlah 10 100%

Rata-rata 61,5

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Profil Tempat Penelitian

27  

Berdasarkan lampiran 3, maka dapat dituliskan hasil tes awal siswa dalam tabel 4.3, yaitu sebagai berikut:

Tebel 4.3 Hasil Tes Awal

Keterangan Ujian Awal

Nilai terendah 30

Nilai tertinggi 80

Rata-rata nilai 61,5

Siswa belajar tuntas 60%

Berdasarkan tabel 4.1 persentase hasil belajar maka dapat digambarkan pada grafik

gambar 4.1 sebagai berikut:

Gambar 4.1 Grafik Data Nilai Sebelum Tindakan

Analisis hasil evaluasi dari tes awal diperoleh nilai rata-rata siswa adalah 60 yang

dimana hasil tersbut masih di bawah rata-rata nilai yang diinginkan dari pihak sekolah, guru, maupun peneliti yaitu sebesar 72. Sedangkan siswa yang belajar tuntas (mencapai KKM) hanya sebesar 60% saja, dari pihak guru maupun peneliti menginginkan ketuntasan belajar siswa mencapai minimal 80%. Dari hasil analisis tes awal tersebut, maka dilakukan tindakan lanjutan untuk meningkatkan keaktifan siswa pada proses pembelajaran, meningkatkan minat dan motivasi siswa dalam proses pembelajaran, dan meningkatkan hasil belajar siswa pada materi perkalian.

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Profil Tempat Penelitian

28  

Berdasarkan hasil tes awal pada tabel 4.3, dapat disimpulkan bahwa masih banyak siswa yang belum menguasai materi, siswa masih belum begitu memahami beberapa indikator pada materi perkalian.

Berdasarkan kondisi tersebut di atas, maka peneliti dan guru kelas II berkolaborasi untuk melakukan penelitian tindakan kelas yang diupayakan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut di atas. Pada pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini peneliti bertindak sebagai pengajar dan guru kelas II sebagai observer.

4.3 Deskripsi Pelaksanaan Penelitian 4.3.1 Deskripsi Tindakan Siklus I

Tindakan siklus I dilaksanakan selama 2 minggu, mulai tanggal 29 Maret 2012 sampai dengan 14 April 2012 (2 kali pertemuan). Deskripsi data tindakan siklus I terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. 1. Perencanaan

Berdasarkan observasi awal terhadap proses pembelajaran dan hasil belajar matematika materi perkalian di kelas II diperoleh informasi sebagai data awal, yaitu sebanyak 10 siswa kelas II SDN Sukoagung sebagian besar belum memahami konsep perkalian.

Berdasarkan deskripsi data awal sebagai upaya untuk mengatasi permasalahan dalam pembelajaran matematika pada materi perkalian, maka disusun rencana tindakan siklus I. Kegiatan perencanaan dalam siklus I ini meliputi: (1)Mengumpulkan data, yaitu nilai siswa dan aktivitas siswa maupun guru selama proses pembelajaran berlangsung yang diperlukan melalui teknik observasi, dokumentasi , dan wawancara. Yaitu data nilai ulangan harian siswa, observasi terhadap siswa maupun guru pada saat proses pembelajaran dan wawancara dengan guru kelas yang bersangkutan,(2) Merencanakan langkah-langkah pembelajaran matematika materi perkalian dengan cara membuat rencana pembelajaran (seperti dalam lampiran 1) yang indikatornya mengenal perkalian sebagai penjumlahan berulang,(3) Merencanakan kegiatan pembelajaran dengan Metode pembelajaran Explisit Instruction serta mempersiapkan alat atau media yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran,(4) Menyusun alat observasi dan soal evaluasi yang akan digunakan untuk mengukur tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan. Lembar observasi yang dibuat bukan hanya untuk siswa saja, tetapi juga untuk guru. Lembar

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Profil Tempat Penelitian

29  

observasi dibuat dengan tujuan untuk mempermudah hal-hal apa saja yang harus lebih diutamakan dalam pengamatan. 2. Pelaksanaan

Pelaksanaan pembelajaran siklus I pertemuan pertama akan dilaksanakan pada hari kamis tanggal 5 April 2012 dan pertemuan kedua pada hari sabtu tanggal 14 April 2012, sesuai dengan jadwal pelajaran matematika di kelas II SDN Sukoagung pada saat itu. (a) Pelaksanaan Tindakan

Dalam tahap ini peneliti yang bertindak sebagai pengajar menerapkan pembelajaran dengan menggunakan Metode pembelajaran Explisit Instruction pada pelajaran matematika materi perkalian sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun oleh peneliti. Pembelajaran yang telah direncanakan pada siklus I dengan menggunakan Metode pembelajaran Explisit Instruction, sesuai dengan rencana yang telah disusun akan dilaksanakan 2 kali pertemuan. (b) Pertemuan pertama Pada siklus I pertemuan pertama ini dilaksanakan proses pembelajaran matematika materi perkalian menggunakan Metode pembelajaran Explisit Instruction dengan indikator mengenal perkalian sebagai penjumlahan berulang.

Proses pembelajaran yang dilaksanakan adalah sebagai berikut: Kegiatan awal pembelajaran:

(1)Sebelum melaksanakan proses pembelajaran, guru terlebih dahulu mengkondisikan siswa agar siap melaksanakan proses pembelajaran, yaitu dengan cara mengatur tempat duduk siswa. Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai,(2) Sebagai kegiatan awal (apersepsi), guru mengajak siswa bernyanyi tentang berhitung dengan tujuan untuk memusatkan perhatian dan meningkatkan minat dan motivasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran matematika. Selanjutnya guru memberikan pertanyaan kepada siswa “Pasti anak-anak pernah melihat ayam kan? 4 ekor ayam berapa jumlah kakinya anak-anak?” siswa berfikir, kemudian dengan antusias siswa menjawab “ada 8 pak”. Kemuadian guru menyuruh 3 orang siswa maju ke depan kelas. “Ada berapa jumlah jari tangan kanan dari ketiga teman kalian?” kemudian guru bersama seluruh siswa menghitung jumlah jari tangan kanan dari ketiga siswa yang maju ke depan kelas satu persatu. Maka ditemukan hasilnya, yaitu 15. Kemudian guru menjelaskan konsep perkalian sebagai penjumlahan berulang.

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Profil Tempat Penelitian

30  

Kegiatan selanjutnya, yaitu kegiatan inti pembelajaran. Kegiatan yang dilakukan dalam proses pembelajaran adalah sebagai berukut: (1)Kegiatan ini dimulai dengan membagi siswa menjadi 3kelompok. Kemuadian masing-masing kelompok diberikan 3 buah gelas plastik dan 50 buah sedotan (masing-masing kelompok warna sedotannya berbeda). Kelompok diberi nama sesuai dengan warna sedotan masing-masing kelompok, yaaitu kelompok putuh, kelompok merah, dan kelompok biru,(2) Guru memberikan contoh perkalian, seperti 5 x 4 = . . . , kemudian secara berkelompok siswa menghitung hasil dari perkalian tersebut dengan menggunakan sedotan dan juga gelas plastik. Dari contoh perkalian tersebut, maka diambil 5 buah gelas plastik dan masing-masing gelas plastik diisi dengan 4 buah sedotan. Kemudian seluruh sedotan di dalam gelas dihitung, maka hasilnya adalah 20,(3) Guru menunjuk salah seorang siswa untuk memberikan salah satu contoh perkalian. Misalnya disebutkan 6 x 7= . . . , kemudian secara berkelompok siswa menghitung hasil dari perkalian tersebut dengan menggunakan sedotan dan juga gelas plastik. Dari contoh perkalian tersebut, maka diambil 6 buah gelas plastik dan masing-masing gelas plastik diisi dengan 7 buah sedotan. Kemudian siswa menuliskan hasilnya dalam buku masing-masing, yaitu 6 x 7 = 7 + 7 + 7 + 7 + 7 +7 = 42,(4) Perwakilan masing-masing kelompok menuliskan hasilnya di depan kelas, kemudian guru bersama siswa membahasnya. Kegiatan ini dilakukan berulang-ulang sampai siswa memahami konsep perkalian sebagai penjumlahan berulang,(5) Saat siswa mengalami kejenuhan, guru bersama siswa melakukan permainan sederhana,(6) Siswa yang kurang memahai konsep perkalian sebagai penjumlahan berulang mendemonstrasikan operasi hitung perkalian menggunakan benda konkret di depan kelas secara bergantian (dibimbing oleh guru),(7) Siswa kembali ke tempat duduk masing-masing kemudian siswa membuat catatan/rangkuman materi dengan bimbingan guru,(8) kelompok dengan kinerja terbaik mendapat penghargaan berupa tepuk tangan dari semua siswa. Kegiatan selanjutnya adalah kegiatan akhir. Kegiatan yang dilakukan dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut: (1)Pemantapan materi, guru menjelaskan kembali materi yang telah diajarkan,(2) Kegiatan evaluasi, yaitu siswa mengerjakan soal yang telah dipersiapkan guru dan peneliti sebelelumnya. (c) Pertemuan kedua

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Profil Tempat Penelitian

31  

Pada siklus I pertemuan kedua ini dilaksanakan proses pembelajaran matematika materi perkalian menggunakan Metode pembelajaran Explisit Instruction dengan indikator mengubah penjumlahan berulang menjadi bentuk perkalian.

Proses pembelajaran yang dilaksanakan adalah sebagai berikut: Kegiatan awal: (1)Peneliti yang bertindak sebagai pengajar mengawali proses pembelajaran dengan berdo’a bersama serta mengabsen siswa,(2) Mengulang materi pelajaran sebelumnya,(3) Apersepsi, “Anak-anak, pertemuan yang lalu kita sudah mempelajari perkalian sebagai penjumlahan berulang, sekarang kita akan belajar bagaimana cara merubah penjumlahan berulang menjadi bentuk perkalian”. Kemudian menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai kepada siswa. Kegiatan selanjutnya, yaitu kegiatan inti pembelajaran. Kegiatan yang dilakukan dalam proses pembelajaran adalah sebagai berukut: (1)Membagi siswa menjadi 3 kelompok, masing-masing kelompok dibagikan sedotan dan gelas plastik sebagai media pembelajaran,(2) Peneliti yang bertindak sebagai pengajar menyusuh masing-masing kelompok mengambil 4 buah gelas plastik. Kemudian menyuruh siwa untuk mengisi masing-masing gelas plastik dengan 6 buah sedotan. Masing-masing gelas dijajarkan, maka diperoleh 6 + 6 + 6 + 6. Guru bertanya kepada siswa, “ada berapa gelas plastiknya anak-anak?”. Siswa menjawab, “4 pak”. Maka di tulis 4 x . . . (jumlah gelas plastik ditulis diwal). “masing-masing gelas plastik ada berapa sedotan?”, siswa menjawab “6 pak”. Maka di tulis 4 x 6 = . . . (jumlah sedotan ditulis dibelakang). Maka diperoleh 6 + 6 + 6 + 6 = 4 x 6 = . . ., kemudian secara berkelompok siswa menghitung hasilnya,(3) Perwakilan kelompok menuliskan hasilnya di papan tulis, kemudian guru membahasnya bersama-sama dengan siswa. Bila jawaban benar, maka guru meberikan tepuk tangan kepada siswa. Kegiatan ini dilakukan berulang-ulang,(4) Siswa kembali ke tempat duduk masing-masing. Guru menuliskan contoh penjumlahan berulang di papan tulis, misal: 6 + 6 + 6 = . . . x . . . = . . . , siswa mencari jawabannya,(5) Guru menunjuk salah seorang siswa untuk maju ke depan kelas mendemonstrasikan menghitung perkalian tersebut di depan kelas dan menuliskan jawabannya di papan tulis (diutamakan siswa yang kurang memahami konsep),(6) Siswa merangkum materi pelajaran yang telah diajarkan,(7) setelah siswa selesai mengerjakan

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Profil Tempat Penelitian

32  

perintah guru, yaitu mengerjakan perkalian dengan media gelas plastik dan sedotan di depan kelas, maka siswa lain memberi penghargaan berupa tepuk tangan. Kegiatan selanjutnya adalah kegiatan akhir. Kegiatan yang dilakukan dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut: (1)Pemantapan materi, guru menjelaskan kembali materi yang telah diajarkan,(2) Kegiatan evaluasi, yaitu siswa mengerjakan soal yang telah dipersiapkan guru dan peneliti sebelelumnya. Hasil tes pada siklus I dalam mata pelajaran matematika materi perkalian terdapat pada lampiran 4. Berdasarkan lampiran 4, maka diperoleh tabel 4.4 seperti di bawah ini:

Tabel 4.4 Frekuensi Data Nilai Tes Siklus I

No Nilai Frekuensi Persentase 1. 41 – 50 2 20% 2. 51 – 60 1 10% 3. 61 – 70 3 30% 4. 71 – 80 3 30% 5. 81 – 90 1 10%

Jumlah 10 100%

Tabel 4.5 Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siklus 1

Siswa Kelas 2 SDN Sukoagung Tahun Pelajaran 2011/2012

No Nilai Ketuntasan Jumlah Siswa Presentase 1 < 60 Belum Tuntas 3 30%

2 >60 Tuntas 7 70%

Jumlah 10 100%

Rata-rata 67

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Profil Tempat Penelitian

33  

Berdasarkan tabel 4.4, maka dapat dituliskan hasil tes siklus 1 siswa dalam gambar 4.2, yaitu sebagai berikut:

Gambar 4.2 Grafik Data Nilai Tes Siklus I

3. Observasi Selama proses pembelajaran berlangsung, peneliti mengamati jalannya proses

pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus I dengan panduan lembar observasi yang telah dipersiapkan sebelumnya. Dari gambaran observasi tersebut diperoleh gambaran tentang jalannya proses pembelajaran yang secara garis besar sebagai berikut: (a) Hasil observasi bagi guru Dari data observasi dalam pelaksanaan siklus I sebanyak 2 kali pertemuan (dalam lampiran 10 dan 11), diperoleh hasil observasi sebagai berikut: (1)Guru telah melaksanakan kegiatan pra pembelajaran dengan baik,(2) Guru telah mempersiapkan media atau alat peraga dengan baik,(3) Guru telah melakukan apersepsi dengan cukup baik, guru telah memberi pengantar dan tanya jawab mengenai materi yang diajarkan guna meningkatkan motivasi belajar siswa,(4) Guru menguasai materi yang akan diajarkan dengan sangat baik,(5) Pembelajaran yang dilaksanakan sudah sesuai dengan tujuan yang akan dicapai,(6) Penguasaan siswa kurang merata, guru kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya,(7) Penyampaian materi sudah baik, sesuai dengan alokasi waktu yang telah direncanakan sebelumnya,(8) Guru dapat memanfaatkan media pembelajaran dengan sangat baik, siswa telah dilibatkan dalam memanfaatkan media pembelajaran,(9) Guru melaksanakan penilaian selama proses pembelajaran dengan baik, penilaian yang dilakukan sesuai dengan kompetensi/tujuan yang akan dicapai,(10) Guru

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Profil Tempat Penelitian

34  

kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk merangkum materi pelajaran yang telah diajarkan, hal ini dapat dilihat dari buku catatan siswa. (b) Hasil observasi bagi siswa Dari data observasi dalam pelaksanaan siklus I sebanyak 2 kali pertemuan (dalam lampiran 6 dan 7), diperoleh hasil observasi sebagai berikut: (1)Sebagian besar siswa dapat melaksanakan perintah guru dengan baik,(2) Hampir semua siswa mengerjakan tugas dari guru dengan baik,(3) Sebagian kecil siswa tidak membawa buku paket dan atau buku catatan,(4) Sebagian besar siswa kurang memperhatikan penjelasan materi yang disampaikan guru,(5) Sebagian kecil siswa gaduh/mengganggu temannya saat guru menerangkan pelajaran,(6) Siswa kurang aktif bertanya kepada guru saat proses pembelajaran berlangsung,(7) Sebagian besar siswa menulis catatan/ringkasan pelajaran,(8) Sebagian kecil siswa kurang aktif mengerjakan soal latihan yang diberikan guru,(9) Tanggungjawab, perhatian dan keaktifan siswa cukup baik. 4. Refleksi

Dari hasil penelitian pada siklus I, maka peneliti mengulas masih ada 3 siswa yang nilainya masih di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Maka peneliti melanjutkan ke siklus II untuk materi perkalian.

Berdasarkan hasil penelitian pada siklus I masih banyak ditemukan kekurangan-kekurangan, antara lain sebagai berikut: (a) Bagi Guru (1)Guru kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya, hal ini perlu diperbaiki pada pelaksanaan tindakan siklus II,(2) Penguasaan siswa kurang merata, hal ini perlu diperbaiki pada tindakan siklus II agar perhatian siswa pada saat proses pembelajaran lebih meningkat sehingga hasil belajar siswa juga akan beningkat,(3) Guru kurang tegas dalam menegur siswa yang kurang memperhatikan pelajaran, dapat terlihat dari masih adanya beberapa siswa yang masih ramai pada saat proses pembelajaran berlangsung,(4) Guru hanya menunjuk siswa yang berada di barisan belakang (belum menyeluruh), dalam pelaksanaan tindakan siklus selanjutnya guru harus lebih merata dalam menunjuk siswa untuk mengemukakan gagasannya.

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Profil Tempat Penelitian

35  

(b)Bagi siswa (1)Siswa sebenarnya telah memahami konsep perkalian sebagai penjumlahan berulang, tetapi masih kurang teliti dalam menghitung penjumlahan berulang, sehingga hasilnya masih belum tepat,(2) Siswa kurang berani dalam menyampaikan jawabannya di depan kelas, dalam pelaksanaan siklus selanjutnya guru perlu merangsang keberanian siswa dengan cara memberikan penguatan agar keberanian siswa lebih meningkat,(3) Siswa kurang berani dalam bertanya kepada guru mengenai materi yang diajarkan, hal ini harus diperbaiki dalam pelaksanaan tindakan siklus selanjutnya. 4.3.2 Deskripsi Tindakan Siklus II

Tindakan siklus II dilaksanakan selama 1 minggu, mulai tanggal 23 sampai dengan 28 April 2012 (2 kali pertemuan). Deskripsi data tindakan siklus II terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. 1.Perencanaan

Berdasarkan hasil evaluasi dan refleksi pelaksanaan tindakan siklus I dapat diketahui bahwa penerapan Metode pembelajaran Explisit Instruction dapat meningkatkan hasil belajar matematika pada materi perkalian, tetapi masih ada beberapa kekurangan, oleh karena itu perlu diperbaiki pada pelaksanaan pembelajaran siklus II. Oleh karena itu maka disusun rencana tindakan siklus II, kegiatan perencanaan dalam siklus II meliputi: (1)Merencanakan langkah-langkah pembelajaran matematika materi perkalian dengan cara membuat rencana pembelajaran (dalam lampiran 2) yang indikatornya mengenal sifat pertukaran pada perkalian,(2) Merencanakan kegiatan pembelajaran dengan Metode pembelajaran Explisit Instruction serta mempersiapkan alat atau media yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran,(3) Menyusun alat observasi dan soal evaluasi yang akan digunakan untuk mengukur tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan. Lembar observasi yang dibuat bukan hanya untuk siswa saja, tetapi juga untuk guru. Lembar observasi dibuat dengan tujuan untuk mempermudah hal-hal apa saja yang harus lebih diutamakan dalam pengamatan.

Selain itu peneliti juga menetapkan jadwal penelitian. Pelaksanaan pembelajaran siklus II pertemuan pertama akan dilaksanakan pada hari selasa tanggal 23 April 2012 dan pertemuan kedua pada hari sabtu tanggal 28 April 2012, sesuai dengan jadwal pelajaran matematika di kelas 2 SDN Sukoagung pada saat itu.

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Profil Tempat Penelitian

36  

2. Pelaksanaan tindakan Dalam tahap ini peneliti yang bertindak sebagai pengajar menerapkan pembelajaran

dengan menggunakan Metode pembelajaran Explisit Instruction pada pembelajaran sifat pertukaran pada perkalian sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun oleh peneliti bersama dengan guru kelas 2. Pembelajaran yang telah direncanakan pada siklus I dengan menggunakan Metode pembelajaran Explisit Instruction, sesuai dengan rencana yang telah disusun akan dilaksanakan 2 kali pertemuan. (a)Pertemuan pertama Pada siklus II pertemuan pertama ini dilaksanakan proses pembelajaran matematika materi perkalian menggunakan Metode pembelajaran Explisit Instruction dengan indikator mengenal perkalian sebagai penjumlahan berulang dengan media gelas plastik dan sedotan.

Proses pembelajaran yang dilaksanakan adalah sebagai berikut: Kegiatan awal pembelajaran:

(1)Berdo’a, mengabsen siswa dan mengkondisikan siswa agar siap melaksanakan proses pembelajaran,(2) Apersepsi dengan cara mengulang pelajaran sebelumnya. Disamping itu guru juga memberikan pujian-pujian atau penguatan kepada siswa dengan tujuan agar siswa lebih termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran. Kegiatan selanjutnya adalah kegiatan inti pembelajaran, adapun kegiatan yang dilaksanakan adalah sebagai berikut: (1)Membagi siswa menjadi 3 kelompok, tiap kelompok terdiri dari 3 siswa. Tiap kelompok dibagi menjadi dua bagian (kanan dan kiri). Guru menugaskan kelompok bagian kanan untuk menghitung perkalian dengan bantuan gelas plastik dan sedotan, misalnya 5 x 6 dan kelompok bagian kiri untuk menghitung perkalian 6 x 5,(2) Setelah semua kelompok selesai menghitung, guru meminta perwakilan tiap kelompok untuk menuliskan hasil jawabannya di depan kelas, kelompok kanan di bagian kanan, kelompok kiri di bagian kiri,(3) Setelah kelompok bagian kanan dan bagian kiri selesai menuliskan jawaban di papan tulis, guru bersama siswa membahasnya, menghitung bersama-sama,(4) Setelah selesai guru bertanya “apakah hasilnya sama anak-anak?”. Siswa menjawab, “sama pak”. Siswa sambil mencatat,(5) Kegiatan di atas dilakukan berulang-ulang sampai siswa paham. Kegiatan ini diselingi dengan permainan-permainan sederhana agar siswa tidak jenuh dalam mempelajari materi,(6) Siswa yang kurang paham diberi kesempatan melakukan demonstrasi di depan

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Profil Tempat Penelitian

37  

kelas dengan bimbingan guru,(7) kelompok dengan kinerja terbaik mendapat reward berupa tepuk tangan dari teman-temannya. Kegiatan akhir: Adapun kegiatan yang dilaksanakan adalah sebagai berikut: (1) menjelaskan kembali materi pelajaran,(2) Evaluasi: siswa mengerjakan soal yang telah dipersiapkan sebelumnya. (b)Pertemuan kedua Pada siklus II pertemuan kedua ini dilaksanakan proses pembelajaran matematika materi perkalian menggunakan Metode pembelajaran Explisit Instruction dengan indikator mengenal perkalian sebagai penjumlahan berulang dengan media tabel perkalian. Proses pembelajaran yang dilaksanakan adalah sebagai berikut: Kegiatan awal: (1)Apersepsi: “anak-anak, hari ini kita akan belajar mengenai sifat pertukaran pada perkalian dengan tabel perkalian”,(2) Membagikan tabel perkalian kepada semua siswa. Kegiatan selanjutnya adalah kegiatan inti pembelajaran, adapun kegiatan yang dilaksanakan adalah sebagai berikut: (1)Guru menumbuhkan motivasi belajar siswa memberi contoh contoh cara membaca tabel perkalian,(2) Guru meminta salah seorang siswa untuk memberi contoh perkalian, misal 3 x 4, setelah itu guru meminta siswa untuk mencari hasil perkalian tersebut menggunakan tabel perkalian. Setelah ketemu hasilnya, guru meminta siswa mencari hasil dari 4 x 3 (kebalikan dari 3 x 4) dengan menggunakan tabel perkalian, lalu bertanya “apakah hasilnya sama anak-anak?”,(3) Guru meminta 2 orang siswa maju ke depan kelas, siswa pertama menyebutkan contoh perkalian, misalnya 5 x 6. Siswa kedua mencari hasil perkalian tersebut (5 x 6 dan 6 x5) menggunakan tebel perkalian di papan tulis, lalu guru bertanya “apakah hasilnya sama?”. Lalu gantian, siswa kedua menyebutkan contoh perkalian dan siswa pertama mencari jawabannya dengan menggunakan tabel perkalian di papan tulis,(4) Saat 2 siswa melakukan demonstrasi di depan kelas, siswa lain juga ikut mencari hasil perkalian menggunakan tabel perkalian masing-masing,(5) siswa menulis catatan materi pelajaran,(6) setelah 2 orang siswa selesai melakukan demonstrasi di depan kelas, guru dan semua siswa memberi apresiasi dengan tepuk tangan.

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Profil Tempat Penelitian

38  

Kegiatan akhir: (1)Evaluasi: siswa mengerjakan soal,(2) Penutup: guru menyampaikan pesan atau nasihat kepada siswa agar selalu rajin belajar. Hasil tes pada siklus II dalam mata pelajaran matematika materi perkalian terdapat pada lampiran 5. Berdasarkan lampiran 5, maka diperoleh tabel 4.6 sebagai berikut:

Tabel 4.6 Frekuensi data nilai tes siklus II

No Nilai Frekuensi Persentase 1. 51 – 60 1 10% 2. 61 – 70 1 10% 3. 71 – 80 4 40% 4. 81 – 90 3 30% 5. 91 – 100 1 10%

Jumlah 10 100%

Tabel 4.7 Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siklus 2

Siswa Kelas 2 SDN Sukoagung Tahun Pelajaran 2011/2012

No Nilai Ketuntasan Frekuensi Presentase 1 < 60 Belum Tuntas 1 10%

2 >60 Tuntas 9 90%

Jumlah 10 100%

Rata-rata 79,5 Dari tabel 4.6 maka dapat dilihat pada grafik sebagai berikut:

Gambar 4.3 Grafik Data Nilai Tes Siklus II

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Profil Tempat Penelitian

39  

3. Observasi Guru kelas dan peneliti melaksanakan observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran

matematika yang dilaksanakan dengan Metode Explisit Instruction. Pada tahap ini dilakukan pengamatan terhadap tingkah laku dan sikap siswa selama proses pembelajaran berlangsung serta mengamati keterampilan guru(pengajar) dalam mengajar dengan menggunakan Metode pembelajaran Explisit Instruction. (a)Hasil observasi bagi guru Dari data observasi dalam siklus 2 selama 2 kali pertemuan (dalam lampiran 12dan 13) diperoleh hasil observasi sebagai berikut: (1)Guru telah melakukan kegiatan pra pembelajaran dengan sangat baik,(2) Guru memeriksa kesiapan belajar siswa dengan baik,(3) Apersepsi sangat sesuai dengan materi yang akan diajarkan, guru juga telah menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa,(4) Guru menguasai materi pembelajaran dengan sangat baik,(5) Guru dapat menguasai kelas dengan baik,(6) Guru dapat menguasai kelas dengan baik,(7) Guru telah melibatkan semua siswa mendemonstrasikan cara menghitung perkalian,(8) Guru dapat membimbing siswa yang mengalami kesulitan dengan baik,(9) Guru telah menggunakan bahasa lisan dengan jelas, lancar, dan dapat dipahami oleh siswa,(10) Guru melaksanakan penilaian selama proses pembelajaran dengan baik,(11) Pelaksanaan evaluasi pembelajaran sudah baik dan sesuai dengan olokasi waktu,(12) Siswa terlibat dalam menyusun rangkuman pelajaran. (b)Hasil observasi bagi siswa Dari data observasi dalam pelaksanaan siklus II sebanyak 2 kali pertemuan (dalam lampiran 8 dan 9), diperoleh hasil observasi sebagai berikut: (1)Sebagian besar siswa telah melaksanakan perintah guru,(2) Semua siswa dapat mengerjakan tugas dari guru dengan baik,(3) Semua siswa membawa buku catatan dan atau buku paket masing-masing,(4) Semua siswa memperhatikan penjelasan materi yang disampaikan guru(5) Sebagian besar siswa memperhatikan petunjuk guru dengan baik,(6) Hanya sebagian kecil siswa yang berbuat gaduh saat guru menerangkan pelajaran,(7) Lebih dari 60% siswa aktif bertanya kepada guru saat mengalami kesulitan atau kurang jelas dalam memahami materi pelajaran yang disampaikan guru,(8) Tanggung jawab, perhatian, dan keaktifan siswa meningkat dibanding siklus II.

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Profil Tempat Penelitian

40  

4. Refleksi Dari hasil penelitian pada siklus II, maka peneliti mengulas masih ada 1 atau 10%

siswa yang nilainya masih di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Karena persentase siswa yang belajar tuntas telah mencapai 90% (lebih dari persentase yang diinginkan pihak peneliti, guru, maupun sekolah, yaitu minimal 85% siswa mencapai KKM) maka siklus penelitian dihentikan. Hasil analisis data terhadap pelaksanaan pembelajaran perkalian dengan menggunakan Metode pembelajaran Explisit Instruction, secara umum telah menunjukkan perubahan yang signifikan. Hasil evaluasi terhadap siswa juga mengalami peningkatan, baik dari segi nilai terendah, nilai tertinggi, nilai rata-rata, maupun persentase siswa yang belajar tuntas (mencapai KKM), maka dapat dikatakan bahwa pelaksanaan tindakan telah berhasil. 4.4 Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan sebanyak 2 siklus dapat dinyatakan bahwa pembelajaran matematika pada materi perkalian dengan menggunakan Metode pembelajaran Explisit Instruction dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas 2 SDN Sukoagung, baik hasil belajar kognitif, afektif, maupun psikomotorik. 4.4.1Perkembangan hasil belajar afektif siswa adalah sebagai berikut: (1)Siswa lebih aktif selama mengikuti proses pembelajaran, baik itu aktif bertanya maupun aktif menjawab pertanyaan guru,(2) Perhatian, minat, dan motivasi siswa terhadap pelajaran matematika khususnya pada materi perkalian meningkat,(3) Siswa berani menuliskan jawaban pertanyaan di papan tulis,(4) Siswa aktif bekerjasama dengan kelompoknya untuk memecahkan masalah (menyesesaikan soal perkalian dengan menggunakan media berupa sedotan dan gelas plastik),(5) Siswa memperhatikan pelajaran yang disampaikan guru dengan sungguh-sungguh. 4.4.2 Perkembangan psikomotorik siswa sebagai berikut: (1)Semua siswa masuk kelas sebelum pelajaran dimulai, tidak ada siswa yang terlambat masuk kelas,(2) Siswa mau mencatat, merangkum materi pelajaran yang disampaikan guru dengan baik,(3) Banyak siswa yang mengacungkan tangan untuk menjawab pertanyaan guru maupun untuk bertanya,(4) Siswa dapat menyiapkan kebutuhan belajar tanpa disuruh oleh guru,(5) Siswa dapat berkomunikasi dengan guru dengan baik,(6) Siswa dapat bekerjasama

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Profil Tempat Penelitian

41  

dengan kelompoknya dengan baik,(7) Siswa berlaku sopan, ramah, dan hormat kepada guru selama proses pembelajaran berlangsung. 4.4.3Perkembangan hasil belajar kognitif siswa. (1)Data nilai matematika materi perkalian sebelum tindakan (nilai awal) Berdasarkan analisis yang telah dilakukan pada tes awal siswa, diperoleh nilai rata-rata siswa adalah 60, dimana hasil tersebut masih jauh dari nilai yang diinginkan dari pihak guru, peneliti, dan sekolah yaitu sebesar 72. Sedangkan besarnya persentase siswa yang belajar tuntas hanya sebesar 60%, sedangkan 40% lainnya masih belum belajar tuntas, pihak sekolah menginginkan minimal 85% siswa dapat mencapai KKM. Nilai terendah pada tes awal (sebelum dilaksanakannya tindakan) adalah sebesar 30, sedangkan nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 80. Berdasarkan hasil analisis tes awal tersebut, maka dilakukan tindakan yang berupa penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi perkalian melalui pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran matematika materi perkalian, (2)Data nilai matematika siswa setelah siklus I Pada siklus I dilaksanakan pembelajaran matematika materi perkalian dengan menggunakan Metode pembelajaran Explisit Instruction dengan indikator mengenal perkalian sebagai penjumlahan berulang dan mengubah bentuk penjumlahan berulang menjadi bentuk perkalian. Proses pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan rencana pembalajaran yang telah disusun peneliti. Kegiatan pembelajaran terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Setelah proses pembelajaran selesai, maka dilakukan evaluasi yang bertujuan untuk mengukur tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan oleh guru. Hasil perolehan nilai siswa pada siklus I terdapat dalam lampiran 4. Setelah diadakan penilaian pada siklus I, maka dapat dibuat perbandingan hasil belajar siswa sebelum tindakan dan setelah diadakan tindakan siklus I, yaitu seperti pada tabel 4.8 sebagai berikut:

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Profil Tempat Penelitian

42  

Tabel 4.8 Perbandingan Hasil Belajar Matematika pada Pra Siklus dan Siklus I

Keterangan Tes Awal Tes Siklus I Nilai Terendah 30 50 Nilai Tertinggi 80 85 Rata-rata Nilai 61,5 67 Siswa Belajar Tuntas 60% 70%

Dari tabel 4.8 maka dapat dilihat pada grafik sebagai berikut:

Gambar 4.4. Grafik perbandingan hasil belajar matematika prasiklus dan siklus I

Dari hasil analisa data perkembangan hasil belajar siswa pada tes siklus I dapat disimpulkan bahwa persentasi hasil tes siswa yang belajar tuntas naik 10% dengan nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM), siswa yang belajar tuntas pada siklus I sebesar 70%, yang semula pada tes awal hanya 60% siswa mencapai KKM. Besarnya nilai terendah yang diperoleh siswa pada saat tes awal adalah 30 dan pada siklus I naik menjadi 50. Sedangkan nilai tertinggi yang diperoleh siswa pada tes awal adalah sebesar 80, setelah dilaksanakannya tindakan siklus I, naik menjadi 85. Untuk nilai rata-rata kelas yang pada saat tes awal sebesar 61,5, setelah dilaksanakannya tindakan siklus I naik menjadi 68. (3)Data nilai siswa pada siklus II Setelah dilakukan analisa mengenai kekurangan pada pelaksanaan siklus I, maka disusun rencana pembelajaran siklus II agar kekurangan yang terjadi pada siklus I lebih diminimalisir.

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Profil Tempat Penelitian

43  

Pada siklus II dilaksanakan pembelajaran matematika materi perkalian dengan menggunakan Metode pembelajaran Explisit Instruction dengan indikator mengenal sifat pertukaran pada perkalian. Proses pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan rencana pembalajaran yang telah disusun oleh guru kelas. Kegiatan pembelajaran terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Setelah proses pembelajaran selesai, maka dilakukan evaluasi yang bertujuan untuk mengukur tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan oleh guru. Hasil perolehan nilai siswa pada siklus II terdapat dalam lampiran 5: Setelah diadakan penilaian pada siklus II, maka dapat dibuat perbandingan hasil belajar siswa sebelum tindakan, setelah tindakan siklus I, dan setelah diadakan tindakan siklus II, yaitu seperti pada tabel 4.9 sebagai berikut:

Tabel 4.9 Perbandingan Hasil Belajar Matematika Pada Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II

Keterangan Tes Awal Tes siklus I Tes Siklus II Nilai terendah 30 50 50 Nilai tertinggi 80 85 100 Rata-rata nilai 61,5 67 79,5 Siswa belajar tuntas 60% 70% 90%

Dari tabel 4.9 dapat dilihat pada gambar diagram sebagai berkut:

Gambar 4.5 Grafik perbandingan nilai tes awal, siklus I, dan siklus II

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Profil Tempat Penelitian

44  

Dari grafik di atas, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

(1)Nilai terendah yang diperoleh siswa pada tes awal adalah 30; pada tes siklus I meningkat menjadi 50 kemudian pada tes siklus II nailai nya sama 50,(2) Nilai tertinggi yang diperoleh siswa pada tes awal adalah sebesar 80 ; pada tes siklus I naik menjadi 85, kemudian naik lagi pada tes siklus II menjadi 100,(3) Nilai rata-rata kelas pada tes awal adalah sebesar 61,5; pada tes siklus I naik menjadi 67, kemudian naik lagi pada siklus II menjadi 79,5,(4) Siswa yang belajar tuntas (diatas KKM) pada tes awal hanya sebesar 60%; setelah tes siklus I naik menjadi 70%, kemudian naik lagi pada siklus II menjadi 90%.