bab iv hasil dan pembahasan penelitian · 2015. 6. 12. · bab iv . hasil dan pembahasan penelitian...

49
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Profil Sekolah SD Negeri Margolelo merupakan satu- satunya sekolah dasar yang berada di desa Margolelo Kecamatan Kandangan Kabupaten Temanggung. Sejarah singkat SD Negeri Margolelo berdiri pada 29 September 1929 dengan nama Sekolah Rakyat III (SR III). Kelas ini mula-mula hanya membuka kelas 1 sampai kelas 3. Namun pada saat ini SD Negeri Margolelo sudah memiliki 6 kelas, yaitu dari kelas 1 sampai kelas 6. Letak geografis SD Negeri Margolelo berada di Dusun Bleder Desa Margolelo yang dikelilingi oleh pegunungan. Untuk mencapai sekolah ini harus melalui jalan yang berkelok-kelok dan turunan tajam. Tidak adanya kendaraan umum membuat sebagian besar anak berjalan kaki untuk menuju sekolah. Sebagian besar wali murid SD Negeri Margolelo bermata pencaharian petani dan sebagiannya lagi merantau ke pulau Kalimantan. Banyak dari siswa SD Negeri Margolelo yang tinggal bersama kakek dan neneknya, karena kesibukan orang tua bekerja di luar kota. Sehingga para wali murid mempercayakan sepenuhnya tentang pendidikan anak-anaknya kepada pihak sekolah. 49

Upload: others

Post on 30-Jan-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    PENELITIAN

    4.1 Hasil Penelitian

    4.1.1 Profil Sekolah

    SD Negeri Margolelo merupakan satu-

    satunya sekolah dasar yang berada di desa

    Margolelo Kecamatan Kandangan Kabupaten

    Temanggung. Sejarah singkat SD Negeri Margolelo

    berdiri pada 29 September 1929 dengan nama

    Sekolah Rakyat III (SR III). Kelas ini mula-mula

    hanya membuka kelas 1 sampai kelas 3. Namun

    pada saat ini SD Negeri Margolelo sudah memiliki 6

    kelas, yaitu dari kelas 1 sampai kelas 6.

    Letak geografis SD Negeri Margolelo berada

    di Dusun Bleder Desa Margolelo yang dikelilingi

    oleh pegunungan. Untuk mencapai sekolah ini

    harus melalui jalan yang berkelok-kelok dan

    turunan tajam. Tidak adanya kendaraan umum

    membuat sebagian besar anak berjalan kaki untuk

    menuju sekolah. Sebagian besar wali murid SD

    Negeri Margolelo bermata pencaharian petani dan

    sebagiannya lagi merantau ke pulau Kalimantan.

    Banyak dari siswa SD Negeri Margolelo yang tinggal

    bersama kakek dan neneknya, karena kesibukan

    orang tua bekerja di luar kota. Sehingga para wali

    murid mempercayakan sepenuhnya tentang

    pendidikan anak-anaknya kepada pihak sekolah.

    49

  • 50

    Visi SD Negeri Margolelo adalah

    “Terwujudnya siswa berprestasi, santun dan

    berbudi pekerti luhur”. Untuk mencapai visi

    tersebut, perlu dilakukan suatu misi berupa

    kegiatan jangka panjang dengan arah yang jelas.

    Misi SD Negeri Margolelo adalah sebagai berikut:

    (a) Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan

    secara efektif, aktif, kreatif, menyenangkan,

    sehingga setiap siswa berkembang secara optimal,

    sesuai dengan potensi yang dimiliki; (b) Mendasari

    dan menyiapkan anak menjadi insan cerdas,

    terampil dan berakhlak mulia; (c) Mendampingi

    dan membantu setiap siswa untuk mengenali

    potensi dirinya, sehingga dapat berkembang secara

    integral; (d) Membimbing siswa mengenal sejak dini

    konsep dasar ilmu umum, bahasa, sosial, budaya,

    olah raga dan agama; (e) Memberikan pendidikan

    dasar pada anak dengan kurikulum yang tidak

    membebani dan membuat anak menyukai sekolah;

    (f) Memberikan pendidikan kecakapan hidup yang

    tertata dan integral; (g) Membuat lingkungan

    sekolah indah, nyaman, agamis, terdidik dan

    penuh dinamika ilmiah; (h) Menumbuhkan

    penghayatan terhadap ajaran agama yang dianut

    dan budaya bangsa sehingga terbangun siswa yang

    berkompeten dan berakhlak mulia; (i)

    Mengantarkan siswa untuk mencapai prestasi

    memuaskan dalam kenaikan kelas dan kelulusan

    serta memilih sekolah yang tepat di jenjang lebih

    tinggi; (j) Menerapkan manajemen partisipatif

    seluruh warga sekolah dengan masyarakat.

  • 51

    SD Negeri Margolelo memiliki guru sebagai

    pendidik para siswa. Guru SD Negeri Margolelo

    berjumlah 10 orang. Rincian jumlah guru SD

    Negeri Margolelo dapat dilihat di Tabel 4.1. Jumlah

    Guru SD Negeri Margolelo.

    Tabel 4.1. Jumlah Guru SD Negeri Margolelo

    Jenis Guru

    Jumlah Guru

    Jumlah

    Total Laki-laki Perempuan

    Guru PNS 7 6 1

    Guru Non

    PNS

    3 2 1

    Jumlah 10 8 2

    Kualifikasi Pendidikan Guru SD Negeri Margolelo

    Tingkat Pendidikan Jumlah

    D2 1

    S1 8

    Studi lanjut (S2) 1

    Total 10

    Sumber: Data primer SD Negeri Margolelo Tahun Ajaran 2014/2015

    Sebagian besar guru SD Negeri Margolelo

    sudah berpendidikan Strata 1 (S1) dan Hanya 1

    yang masih berijazah D2. Dengan berkualifikasi

    pendidikan sarjana sudah sesuai dengan ketentuan

    yang tercantum di Undang-Undang Guru, yang

    menyatakan bahwa guru minimal berpendidikan

    S1. Seorang guru yang sudah memiliki kualifikasi

    pendidikan yang sudah ditentukan, diharapkan

    dapat menguasai berbagai metode dan terampil

  • 52

    menggunakan alat peraga yang sesuai untuk

    proses pembelajaran. Sehingga dalam proses

    belajar mengajar guru sudah dapat menciptakan

    suasana belajar yang kondusif dan menyenangkan.

    Hal ini tentu saja dapat meningkat minat belajar

    siswa. Dengan jumlah siswa 133 orang, maka

    perbandingan guru dan siswa adalah 1 : 13 bisa

    dikatakan bahwa SD Negeri Margolelo tidak

    kekurangan guru.

    4.1.2 Faktor Internal dan Eksternal

    Dari hasil FGD tentang permasalahan

    menurunnya hasil Ujian Sekolah di SD Negeri

    Margolelo diperoleh hasil bahwa faktor-faktor yang

    berpengaruh terhadap menurunnya mutu sekolah

    dikategorikan pada 4 faktor, yaitu faktor sumber

    daya manusia, faktor sarana prasarana, faktor

    metode pembelajaran dan faktor material/sumber

    belajar. Faktor internal yang merupakan faktor

    yang berkaitan dengan diri siswa sendiri terletak

    pada faktor sumber daya manusia, yaitu minat

    belajar siswa rendah. Sedangkan faktor eksternal

    yang merupakan faktor yang ada di luar diri siswa

    itu sendiri, yaitu lingkungan belajar siswa terletak

    pada faktor sumber daya manusia, sarana

    prasarana, metode pembelajaran dan

    material/sumber belajar. Faktor penyebab paling

    dominan adalah terletak pada faktor sarana

    prasarana yang merupakan faktor eksternal.

    Setelah mengetahui faktor internal dan eksternal

    yang menyebabkan menurunnya mutu Sekolah di

  • 53

    SD Negeri Margolelo maka dapat disusun diagram

    Fishbone, seperti pada Gambar 4.1 Diagram

    Fishbone Menurunnya Mutu Sekolah.

    Cause Effect

    Gambar 4.1 Diagram Fishbone Menurunnya Mutu Sekolah

    Menurunnya Mutu Sekolah

    Materi pelajaran sulit

    Material

    Man Machine/Tools

    Metode

    Alat peraga banyak yang rusak

    Guru kurang terampil

    menggunakan alat peraga

    Metode yang digunakan monoton

    Guru kurang

    menguasai TIK

    Alat peraga kurang

    Minat belajar siswa

    rendah

    Kondisi sekolah dan ruang kelas kurang

    memadai

    Wali murid hanya menggantungkan kemajuan prestasi

    siswa kepada pihak sekolah

    Pembagian tugas guru

    tidak merata

    Pemanfaatan alat peraga

    belum maksimal

    Buku referensi dan pengayaan kurang dimanfaatkan

    Ruang perpustakaan

    kurang memadai

    Pelaksanaan metode mengajar kurang menarik

    Fasilitas perpustakaan

    belum dimanfaatkan

    maksimal

    Materi belum tuntas diajarkan

  • 54

    Berdasarkan gambar 4.1 Diagram Fishbone

    Menurunnya mutu sekolah di atas dapat dijelaskan

    bahwa menurunnya Mutu Sekolah disebabkan oleh

    beberapa faktor yang menjadi penyebab masalah

    yaitu sumber daya manusia, tool / sarana

    prasarana, metode pembelajaran dan

    material/sumber belajar.

    Penyebab masalah pada faktor sumber daya

    manusia adalah pembagian tugas guru yang tidak

    merata, Guru kurang terampil menggunakan alat

    peraga, guru kurang menguasai Teknologi

    Informasi dan Komunikasi (TIK), minat belajar

    siswa rendah dan ketergantungan wali murid

    mengenai kemajuan prestasi siswa hanya kepada

    sekolah. Sedangkan penyebab masalah pada faktor

    sarana prasarana adalah kondisi sekolah dan

    ruang kelas yang kurang memadai, alat peraga

    kurang, alat peraga banyak yang rusak,

    pemanfaatan alat peraga belum maksimal, fasilitas

    perpustakaan belum dimanfaatkan secara

    maksimal, kondisi ruang perpustakaan kurang

    memadai, buku referensi dan buku pengayaan

    kurang dimanfaatkan, buku ajar siswa kurang.

    Penyebab masalah pada faktor metode

    pembelajaran adalah metode yang sering

    digunakan dalam guru mengajar monoton, yaitu

    ceramah, pelaksanaan metode mengajar kurang

    menarik. Penyebab masalah pada faktor

    material/sumber belajar adalah materi pelajaran

    dianggap sulit oleh siswa dan materi belum tuntas

    diajarkan.

  • 55

    SD Negeri Margolelo memiliki 1 kepala

    sekolah yang merangkap sebagai guru mapel

    penjasorkes, 6 guru kelas, 1 guru mata pelajaran

    penjasorkes dan 2 orang guru mapel Pendidikan

    agama Islam. Tidak adanya staf tata usaha

    mengakibatkan tugas-tugas adminitrasi baik

    adminitrasi pribadi guru dan adminitrasi sekolah

    dikerjakan oleh guru. Sehingga selain sebagai

    seorang pendidik, guru juga mendapat tugas

    sampiran yang lainnya yang berhubungan dengan

    adminitrasi. Dengan alasan guru kurang mampu

    dalam hal ini, mengakibatkan pembagian tugas

    guru tidak merata karena hanya dibebankan

    kepada guru yang dianggap mampu saja. Hal ini

    terkadang membuat guru yang mendapat beban

    tugas lebih banyak, tidak fokus dalam mengajar

    karena dibebani pekerjaan administratif.

    Dengan latar belakang sebagian besar guru

    sudah berkualifikasi sarjana seharusnya guru

    sudah memiliki kompetensi dalam menggunakan

    alat peraga. Tetapi pada kenyataan sebagian besar

    guru belum bisa terampil menggunakan alat

    peraga. Hal ini disebabkan ketika mendapatkan

    alat peraga tidak disertai dengan pelatihan cara

    menggunakan alat peraga tersebut. Sehingga tidak

    adanya pelatihan ini mengakibatakan

    ketidaktahuan guru dalam menggunakan alat

    peraga. Hal ini tentu berdampak pada proses

    pembelajaran karena kurangnya keterampilan guru

    dalam menggunakan alat peraga menjadikannya

    proses pembelajaran kurang menarik.

  • 56

    Guru SD Negeri Margolelo sebagian besar

    kurang menguasai TIK. Kurangnya penguasaan TIK

    disebabkan karena keengganan guru untuk belajar

    TIK. Faktor usia dan kesibukan menjadikan alasan

    guru enggan belajar TIK. Sedangkan, guru yang

    sudah menguasai TIK lebih banyak disibukkan

    dengan tugas –tugas adminitrasi, misalnya

    Dapodik, Iventaris barang, Padamu Negeri, dan

    pembuatan surat menyurat. Sehingga kemampuan

    TIK sangat jarang digunakan untuk proses

    pembelajaran.

    Minat belajar SD Negeri Margolelo juga

    rendah. Ini disebabkan tidak menariknya

    pembelajaran di kelas. Sehingga mereka tidak

    fokus dalam mengikuti proses pembelajaran dan

    cenderung ngobrol sendiri atau bermain dengan

    temannya. Selain itu jarak rumah ke sekolah juga

    cukup jauh. Karena tidak adanya kendaraan

    umum, sehingga kebanyakan siswa berjalan kaki

    untuk tiba ke sekolah. Sedangkan yang lain ada

    yang diantar orang tua menggunakan sepeda

    motor. Hal ini membuat kebanyakan siswa tiba di

    sekolah menjadi capek, dan mengalami rasa lapar

    karena tidak sempat sarapan. Untuk

    meningkatkan minat belajar diperlukan

    kemandirian belajar dari anak tersebut. Hal ini

    dapat ditempuh dengan memberikan motivasi dan

    pengertian tentang pentingnya belajar melalui video

    motivasi belajar.

    Wali murid hanya menggatungkan

    kemajuan prestasi siswa kepada pihak sekolah.

  • 57

    Sebagian besar wali murid SD Negeri Margolelo

    berprofesi sebagai petani dan rata-rata

    berpendidikan SD. Sehingga wali murid kurang

    mengawasi belajar siswa ketika berada di rumah

    dengan alasan kesibukan pekerjaannya.

    Sedangkan sebagian lagi wali murid merantau ke

    Kalimantan. Sehingga pengawasan terhadap

    anaknya ketika berada di rumah diserahkan

    kepada kakek, nenek atau saudaranya. Hal ini

    mengakibatkan pengawasan untuk belajar kurang

    maksimal. Wali murid mengalami kesulitan

    membimbing belajar siswa karena kurangnya

    pengetahuan dan pendidikan yang rendah.

    Faktor sarana prasarana menjadi penyebab

    paling dominan karena terdapat masalah yang

    sering muncul yaitu alat peraga belum lengkap,

    alat peraga yang ada kurang dirawat sehingga

    banyak yang rusak, alat peraga yang ada belum

    maksimal digunakan, fasilitas perpustakaan belum

    dimanfaatkan secara maksimal, Kondisi ruang

    perpustakaan kurang memadai dan buku referensi

    dan buku pengayaan sudah tersedia namun belum

    banyak dimanfaatkan dan buku ajar siswa yang

    kurang.

    Kondisi sekolah SD Negeri margolelo kurang

    memadai. Hal ini karena ruang laboratorium dan

    gudang tidak ada. Sehingga penyimpanan alat

    peraga atau alat-alat yang lain di perpustakaan.

    Kantin sekolah juga belum ada. Sehingga siswa

    banyak yang jajan makanan di sekitar lingkungan

    sekolah. Beraneka ragam jajanan tanpa

  • 58

    memperhatikan ketentuan kesehatan di

    lingkungan sekolah ini dapat menimbulkan siswa

    sakit perut. Halaman SD Negeri Margolelo

    berukuran 16 x 8 m. Jadi dengan luas 128 m2 bisa

    dikatakan bahwa halaman kurang luas untuk

    kegiatan siswa yang berjumlah 133 anak.

    Terbatasnya luas ini mengakibatkan kegiatan

    senam pagi tidak bisa dilaksanakan serempak dari

    kelas1 sampai kelas 6.

    SD Negeri Margolelo masih kekurangan alat

    peraga. Dalam setiap kompetensi dasar dalam

    pembelajaran belum tentu ada alat peraga yang

    tersedia. Padahal guru belum mempunyai

    kemampuan untuk membuat alat peraga sendiri.

    Hal ini mengakibatkan dalam proses pembelajaran

    hanya menggunakan metode ceramah saja, tanpa

    menggunakan alat peraga. Selain itu, alat peraga

    yang sudah ada banyak yang sudah rusak. Hal ini

    disebabkan kurangnya perawatan dan tidak

    adanya tempat penyimpanan yang memadai.

    Sekolah ini juga mempunyai beberapa alat peraga

    yang berasal dari Dana Alokasi Khusus (DAK)

    tahun 2007. Namun pemanfaatan belum maksimal

    digunakan dan hanya disimpan saja.

    Perpustakaan SD Negeri Margolelo dibangun

    pada tahun 2011 dengan dana dari swadaya

    komite sekolah dan wali murid. Ruang

    perpustakaan yang berukuran 5 x 4 m ini tentu

    saja masih jauh dari standar bangunan

    perpustakaan. Ruangan ini digunakan untuk

    menyimpan buku, alat peraga dan alat –alat yang

  • 59

    lain membuat ruangan ini tidak nyaman jika

    sedang digunakan untuk tempat membaca bagi

    para siswa SD Negeri Margolelo. Di dalam ruang

    perpustakaan belum menyediakan ruang baca yang

    representatif untuk banyak siswa. Penataan buku

    belum sesuai klasifikasi buku dan kurang rapi

    dalam penataannya. Selain itu tidak adanya

    petugas khusus perpustakaan yang melayani siswa

    yang ingin membutuhkan buku bacaan. Dengan

    kondisi seperti ini menyebabkan failitas

    perpustakaan tidak maksimal dimanfaatkan.

    SD Negeri Margolelo memiliki buku referensi

    dan pengayaan yang berasal dari Dana Alokasi

    Khusus tahun 2007. Namun buku-buku tersebut

    belum dimanfaatkan secara maksimal. Hal ini

    karena minat baca siswa yang rendah. Terbatasnya

    tenaga yang merawat buku, juga mengakibatkan

    buku ini belum diklasifikasi dan diadminitrasi

    dengan baik sehingga oleh pihak sekolah buku ini

    masih disimpan di dalam kardus dan belum bisa

    dimanfaatkan oleh siswa secara maksimal untuk

    medukung proses pembelajaran.

    Buku ajar siswa untuk siswa SD Negeri

    Margolelo masih kurang, yaitu belum bisa

    memenuhi rasio 1 buku : 1 siswa. Setelah

    diadakan sensus iventaris barang termasuk buku,

    disetiap tahunnya terdapat buku ajar siswa yang

    mengalami kerusakan atau hilang. Tentu saja

    kondisi ini memprihatinkan karena ada siswa yang

    tidak dapat menikmati fasilitas buku ajar.

  • 60

    Metode pembelajaran yang digunakan di SD

    Negeri Margolelo masih monoton. Hal ini

    disebabkan keterbatasan kemampuan guru dalam

    menggunakan metode yang tepat dalam

    pembelajaran. Kurangnya kemampuan guru

    berdampak juga guru kurang memperhatikan

    kondisi siswa dalam menerapkan metode

    pembelajaran di dalam kelas.

    Metode mengajar yang dilakukan guru

    kurang menarik. Hal ini disebabkan kurang

    kreatifnya guru dalam menerapkan metode yang

    tepat dalam pembelajaran. Kreativitas guru perlu

    dilatih, sehingga metode yang digunakan guru

    nantinya dapat menciptakan pembelajaran yang

    menarik dan menyenangkan.

    Materi pembelajaran dianggap sulit oleh

    siswa. Karena siswa hanya mendapatkan materi

    dari pihak sekolah. Sedangkan di rumah hanya

    dihabiskan untuk bermain saja. Selain itu,

    kurangnya pengawasan dari pihak keluarga dalam

    hal pendidikan mengakibatkan siswa melakukan

    hal-hal yang dianggap mereka menyenangkan

    daripada belajar.

    Materi belum tuntas diajarkan kepada

    semua siswa. Ini dikarenakan kemampuan siswa

    yang bervariasi mengakibatkan penyampaian

    materi kepada sebagian siswa belum tuntas.

    Dengan materi pelajaran yang cukup banyak,

    sedangkan ada sebagian siswa yang belum tuntas,

    tentu saja menjadikan pilihan bagi guru apakah

    akan melakukan remedial ataupun meneruskan

  • 61

    materi karena keterbatasan waktu. Mengingat

    keterbatasan waktu ini, maka keputusan guru

    adalah meneruskan materi pelajaran sesuai dengan

    promes dan RPP. Dengan tetap melanjutkan materi

    tentu saja ada konsekwensi yang ditimbulkan yaitu

    ada materi bagi beberapa siswa yang belum tuntas.

    Walaupun faktor sarana prasarana menjadi

    faktor dominan, namun faktor sumber daya

    manusia memiliki keterkaitan dalam pengelolaan

    sarana prasarana yang menyebabkan menurunnya

    hasil ujian sekolah. Apabila faktor sumber daya

    manusia yaitu guru memiliki kemampuan dalam

    menggunakan, membuat dan merawat alat peraga

    dengan baik maka permasalahan tentang alat

    peraga dapat teratasi. Sehingga penggunaan alat

    peraga dalam proses pembelajaran dapat maksimal

    dan mencapai tujuan pendidikan. Pengaturan

    petugas perpustakaan secara bergiliran yang terdiri

    dari guru dan siswa, akan membantu dalam

    pemanfaatan perpustakaan yang maksimal.

    Petugas perpustakaan yang dibentuk oleh kepala

    sekolah dapat terdiri dari unsur guru dan siswa.

    Guru sebagai penanggung jawab perpustakaan

    sedangkan siswa sebagai petugas perpustakaan

    yang membantu menata perpustakaan. Dalam

    melaksanakan tugas ini dapat dilakukan secara

    bergiliran sesuai dengan jadwal yang telah dibuat.

    4.1.3 Strategi untuk Peningkatan Mutu Sekolah

    Setelah mengetahui faktor-faktor yang

    mengakibatkan menurun hasil Ujian Sekolah maka

  • 62

    dapat dibuat strategi untuk menghadapi

    permasalahan tersebut. Berdasarkan rangkuman

    diskusi pada sesi brainstorming dalam menyusun

    diagram Fishbone dihasilkan strategi untuk

    meningkatkan hasil Ujian Sekolah di SD negeri

    Margolelo. Strategi yang disarankan tersebut dapat

    dilihat pada Tabel 4.2 Strategi untuk Peningkatan

    Mutu Sekolah di bawah ini.

    Tabel. 4.2 Strategi untuk Peningkatan Mutu Sekolah

    No Faktor-faktor

    yang diamati

    Masalah yang

    terjadi Strategi

    1

    Sumber Daya

    Manusia

    Pembagian

    tugas guru

    yang tidak

    merata

    Mengadakan

    pemerataan

    tugas sesuai

    dengan

    kemampuannya

    supaya lebih

    proposional

    Guru kurang

    terampil

    menggunakan

    alat peraga

    Mengadakan

    pelatihan

    penggunaan alat

    peraga di

    kegiatan

    Kelompok Kerja

    Guru ( KKG)

    Guru kurang

    menguasai TIK

    Mengadakan

    pelatihan TIK

    pada saat jam

  • 63

    luang yang

    dipandu oleh

    guru yang sudah

    menguasai TIK

    Minat belajar

    siswa rendah

    Merencanakan

    kegiatan

    pembelajaran

    yang lebih

    menarik

    Wali murid

    hanya

    menggatungkan

    kemajuan

    prestasi siswa

    kepada pihak

    sekolah

    Memberikan

    pelajaran

    tambahan

    kepada siswa

    dengan cara

    membuat

    kelompok kecil

    sesuai daerah

    tempat

    tinggalnya.

    2

    Sarana

    Prasarana

    Kondisi sekolah

    dan ruang

    kelas kurang

    memadai

    Menata kembali

    penyimpanan

    alat peraga dan

    mengadakan

    jadwal senam

    pagi untuk

    setiap kelasnya.

    Kurangnya alat

    peraga

    Mengadakan

    pelatihan

    membuat alat

  • 64

    peraga di

    kegiatan KKG

    Alat peraga

    banyak yang

    rusak

    Mengadakan

    jadwal

    perawatan alat

    peraga berkala

    dua minggu

    sekali yang

    dilakukan oleh

    guru secara

    bergiliran

    Alat peraga

    yang ada belum

    digunakan

    secara

    maksimal

    Mengadakan

    pelatihan

    tentang

    penggunaan alat

    peraga di

    kegiatan KKG

    Fasilitas

    perpustakaan

    belum

    dimanfaatkan

    secara

    maksimal

    Mewajibkan

    siswa untuk

    mengunjungi

    perpustakaan

    minimal 1 kali

    dalam seminggu

    Kondisi ruang

    perpustakaan

    kurang

    memadai

    Menata

    perpustakaan

    dengan

    melibatkan guru

    dan murid

    sebagai

  • 65

    petugasnya.

    Buku referensi

    dan buku

    pengayaan

    kurang

    dimanfaatkan

    mencanangkan

    program gemar

    membaca

    dengan

    mewajibkan

    siswa membaca

    minimal 2 judul

    buku yang

    tersedia di

    perpustakaan

    setiap

    minggunya

    Buku ajar

    siswa kurang

    Pemanfaatan

    sumber belajar

    dengan

    menggunakan

    pembelajaran

    berbasis TIK

    melalui power

    point dan buku

    elektronik.

    3 Metode

    Pembelajaran

    Metode yang

    digunakan

    monoton

    Mengadakan

    pelatihan

    penggunaan

    metode mengajar

    Penggunaan

    metode

    Mengembangkan

    kreativitas guru

  • 66

    mengajar

    kurang menarik

    melalui lomba

    kreativitas

    tentang metode

    pembelajaran

    4

    Materi/sumber

    belajar

    Materi

    pelajaran sulit

    Menambah jam

    pelajaran

    dengan cara

    tutor sebaya

    Materi belum

    tuntas

    diajarkan

    Memberikan

    bimbingan

    belajar intensif

    kepada siswa

    yang mengalami

    kesulitan belajar

    Pada faktor sumber daya manusia terdapat

    masalah pembagian tugas guru yang tidak merata.

    Hal ini disebabkan tugas sampiran guru hanya

    dibebankan kepada dua orang guru. Strategi yang

    disarankan adalah mengadakan pemerataan tugas

    sesuai dengan kemampuan guru. Sehingga, guru

    tidak ada terjadi ketimpangan dalam

    melaksanakan tugasnya.

    Guru SD Negeri Margolelo kurang terampil

    menggunakan alat peraga disebabkan kurang

    mendapatkan pelatihan menggunakan alat peraga.

    Ketika mendapatkan bantuan alat peraga, hanya

    diberikan buku petunjuk pemakaian saja. Padahal

    pemahaman guru berbeda-beda. Maka strategi

  • 67

    yang disarankan adalah mengadakan pelatihan

    penggunaan alat peraga di kegiatan Kelompok

    Kerja Guru ( KKG).

    Guru Kurang menguasai TIK. Sumber yang

    menyebabkan masalah ini adalah keengganan guru

    belajar TIK. Alasan keengganan tesebut adalah

    faktor usia dan waktu. Dengan kesibukannya

    dengan pekerjaan sekolah dan mengurus keluarga,

    guru merasa tidak sempat untuk belajar TIK.

    Strategi yang disarankanuntuk mengatasi masalah

    ini adalah mengadakan pelatihan TIK pada saat

    jam luang yang dipandu oleh guru yang sudah

    menguasai TIK. Dengan pelatihan ini, diharapkan

    guru dapat belajar TIK di sekolah dengan

    memanfaatkan waktu luang. Dengan pemandu

    teman sendiri, guru dalam belajar akan merasakan

    lebih nyaman dan tidak canggung.

    Minat belajar siswa rendah. Permasalahan

    ini disebabkan kurang menariknya pembelajaran di

    kelas. Sehingga siswa merasa bosan dan cenderung

    bermain sendiri. Strategi yang disarankan untuk

    mengatasi masalah ini adalah merencanakan

    kegiatan pembelajaran yang menarik. Dengan

    menyusun pembelajaran yang menarik diharapkan

    minat belajar anak meningkat karena siswa tidak

    mersa bosan di dalam kelas.

    Wali murid hanya menggatungkan

    kemajuan prestasi siswa kepada pihak sekolah.

    Munculnya permasalahan ini adalah karena faktor

    ekonomi sehingga banyak wali murid pergi

    merantau ke luar kota. Hal ini mengakibatkan

  • 68

    anak dalam belajar di rumah, kurang pengawasan

    dari orang tua. Siswa hanya dititipkan kepada

    saudara atau kakek dan neneknya. Sedangkan

    siswa yang tinggal bersama orang tuanya, kurang

    pengawasan dari orang tua karena kesibukan

    orang tuanya dalam mencari nafkah sebagai

    petani. Strategi yang disarankan untuk mengatasi

    masalah ini adalah memberikan pelajaran

    tambahan kepada siswa dengan cara membuat

    kelompok kecil sesuai daerah tempat tinggalnya.

    Dalam pelaksanaan strategi ini, guru mendatangi

    kelompok ini 2 kali dalam seminggu. Dengan

    adanya kunjungan guru maka akan terjadi

    komunikasi antara pihak sekolah dan wali murid.

    Komunikasi ini akan memberikan informasi apa

    yang harus diperbaiki dan ditingkatkan perihal

    prestasi siswa. Melalui strategi ini diharapkan

    siswa mendapatkan tambahan tentang materi

    pelajaran untuk meningkatkan prestasi belajarnya

    sehingga hasil ujian sekolah baik.

    Pada faktor Sarana dan Prasarana, kondisi

    sekolah dan kelas kurang memadai. Karena masih

    ada fasilitas di sekolah yang belum ada, misalnya

    ruang laboratorium dan gudang yang belum ada.

    Tidak adanya laboratorium mengakibatkan

    penyimpanan alat peraga diletakkan di ruang

    perpustakaan. Begitu juga dikarenakan tidak

    adanya gudang, maka penyimpanan barang-barang

    yang tidak terpakai disimpan di dalam ruang

    perpustakaan atau ruang lainnya. Selain itu,

    sempitnya halaman sekolah di SD negeri Margolelo

  • 69

    mengakibatkan senam pagi tidak bisa dilakukan

    oleh semua siswa SD Negeri Margolelo. Untuk

    mengatasi hal ini strategi yang disarankan adalah

    menata kembali penyimpanan alat peraga dan

    mengadakan jadwal senam pagi untuk setiap

    kelasnya.

    SD Negeri Margolelo Kurang memiliki alat

    peraga. Di setiap Kompetensi Dasar (KD) sebaiknya

    memiliki alat peraga. Namun pada kenyataan di

    setiap kompetensi dasar tidak ada alat peraga.

    Strategi yang disarankan untuk mengatasi

    permasalahan ini adalah mengadakan pelatihan

    membuat alat peraga di kegiatan Kelompok Kerja

    Guru. Dengan adanya pelatihan membuat alat

    peraga, diharapkan guru dapat membuat sendiri

    alat peraga sesuai yang dibutuhkan.

    Alat peraga yang sudah ada di SD Negeri

    Margolelo banyak yang rusak. Hal ini disebabkan

    alat peraga tidak dirawat dengan baik. Selain itu,

    tidak mempunyai tempat penyimpanan sehingga

    alat peraga hanya diletakkan begitu saja. Untuk

    mengatasi masalah tersebut, strategi yang

    disarankan adalah mengadakan jadwal perawatan

    alat peraga berkala dua minggu sekali yang

    dilakukan oleh guru secara bergiliran.

    Alat peraga yang ada belum digunakan

    secara maksimal. Hal ini disebabkan jarangnya

    guru menggunakan alat peraga karena terbatasnya

    kemampuan guru dalam menggunakan alat

    peraga.Untuk mengatasi permasalah ini, strategi

  • 70

    yang disarankan adalah Mengadakan pelatihan

    tentang penggunaan alat peraga di kegiatan KKG.

    Fasilitas perpustakaan belum dimanfaatkan

    secara maksimal. Hal ini disebabkan karena di saat

    istirahat siswa hanya menggunakan waktunya

    untuk jajan dan bermain. Strategi untuk mengatasi

    ini adalah Mewajibkan siswa untuk mengunjungi

    perpustakaan minimal 1 kali dalam seminggu.

    Dengan mewajibkan minimal 1 kali dalam

    seminggu, diharapkan siswa bisa memanfaatkan

    fasilitas perpustakaan dan masih mempunyai

    waktu untuk bermain.

    Kondisi ruang perpustakaan yang kurang

    memadai. Hal ini karena ukurannya yang sempit

    dan tidak adanya rak buku serta belum adanya

    petugas perpustakaan. Strategi untuk mengatasi

    permasalahan ini adalah menata perpustakaan

    dengan melibatkan guru dan murid sebagai

    petugasnya. Karena sempitnya ruangan

    perpustakaan, penataan buku dan rak diatur

    sedemikian rupa sehingga ruang perpustakaan

    terkesan luas dan rapi. Tidak adanya petugas

    khusus perpustakaan dapat diatasi dengan

    membuat jadwal guru dan siswa untuk bergiliran

    menjadi petugas perpustakaan. Untuk menyimpan

    buku yang masih dalam kardus maka perlu

    membeli rak buku.

    Koleksi buku referensi dan buku pengayaan

    kurang dimanfaatkan. Hal ini disebabkan karena

    budaya minat siswa membaca masih kurang.

    Strategi yang disarankan untuk mengatasi masalah

  • 71

    ini adalah mencanangkan program gemar

    membaca dengan mewajibkan siswa membaca

    minimal 2 judul buku yang tersedia di

    perpustakaan setiap minggunya. Untuk mengawali

    anak supaya tertarik dengan buku adalalah dengan

    meminjamkan buku referensi dan pengayaan yang

    ada gambar dan warnanya.

    SD Negeri Margolelo mengalami kekurangan

    buku ajar siswa. Buku ajar yang ada belum bisa

    memenuhi rasio 1 buku : 1 siswa. Hal ini

    disebabkan banyaknya buku ajar siswa yang hilang

    dan rusak. Strategi untuk mengatasi masalah ini

    adalah pemanfaatan sumber belajar dengan

    menggunakan pembelajaran berbasis TIK melalui

    power point dan buku elektronik.

    Metode yang digunakan monoton. Masalah

    ini timbul dikarenakan terbatasnya pengetahuan

    guru tentang metode pembelajaran. Strategi yang

    disarankan untuk mengatasi masalah ini adalah

    mengadakan pelatihan penggunaan metode

    mengajar yang tepat bagi siswa.

    Penggunaan metode mengajar kurang

    menarik. Hal ini disebabkan kurang kreatifnya

    guru dalam menerapkan metode yang tepat dalam

    pembelajaran. Strategi yang disarankan untuk

    mengatasi masalah ini adalah Mengembangkan

    kreativitas guru melalui lomba kreativitas tentang

    metode pembelajaran. Lomba ini bisa dilakukan di

    tingkat sekolah ataupun di tingkat gugus. Tujuan

    dari lomba ini selain untuk meningkatkan

  • 72

    kreativitas guru juga untuk menambatkan metode

    yang menarik untuk proses pembelajaran.

    Dari segi materi pelajaran masih dianggap

    sulit. Hal ini disebabkan materi pelajaran yang

    didapat hanya dari sekolah saja. Kondisi seperti ini

    juga dipengaruhi dengan keadaan geografis di Desa

    Margolelo mengakibatkan kurangnya sinyal.

    Sehingga koneksi internet sulit di daerah ini.

    Strategi yang disarankan untuk mengatasi

    permasalahan ini adalah menambah jam pelajaran

    dengan cara tutor sebaya.

    Materi belum tuntas diajarkan kepada

    semua siswa. Ini disebabkan kemampuan siswa

    yang beranekaragam mengakibatkan penyampaian

    materi kepada sebagian siswa belum tuntas.

    Dengan materi pelajaran yang cukup banyak dan

    dibatasi oleh waktu, sedangkan ada sebagian siswa

    yang belum memahami materi pelajaran, tentu saja

    menjadikan pilihan bagi guru apakah akan

    melakukan perbaikan atau remedial ataukah

    meneruskan materi. Mengingat keterbatasan waktu

    ini, maka keputusan guru adalah meneruskan

    materi pelajaran sesuai dengan promes dan RPP

    yang sudah dibuat. Dengan tetap melanjutkan

    materi tentu saja ada dampak yang ditimbulkan

    yaitu ada materi bagi beberapa siswa yang belum

    tuntas. Oleh karena itu, Strategi yang disarankan

    untuk mengatasi masalah ini adalah memberikan

    bimbingan belajar intensif kepada siswa yang

    mengalami kesulitan belajar.

  • 73

    4.2 Pembahasan

    4.2.1 Penurunan Mutu Sekolah

    Berdasarkan hasil penelitian faktor yang

    menyebabkan menurunnya hasil Ujian Sekolah di

    SD Negeri Margolelo terbagi menjadi 2 faktor yaitu

    faktor internal yang merupakan faktor yang

    berkaitan dengan diri siswa sendiri, dan faktor

    eksternal yang merupakan faktor yang ada di luar

    diri sendiri siswa itu sendiri. Kedua faktor ini

    terletak di dalam 4 kategori yaitu sumber daya

    manusia, machine/tools/sarana prasarana, metode

    pembelajaran dan material/sumber belajar.

    Faktor internal dari hasil penelitian ini,

    terdapat pada kategori sumber daya manusia, yaitu

    minat belajar siswa rendah. Sebenarnya minat

    belajar siswa bukanlah satu-satunya faktor

    internal. Karena selain minat belajar siswa, masih

    ada faktor internal lainnya yang dapat

    menyebabkan prestasi belajar, yaitu kemandirian

    belajar, motivasi, bakat, minat belajar, kebiasaan

    belajar, kepandaian, kesehatan, sikap, dan faktor

    pribadi lainnya. Namun minat belajar siswa

    memiliki pengaruh yang besar bagi faktor internal

    lainnya. Ketika siswa mempunyai minat untuk

    belajar, maka siswa tersebut akan termotivasi dan

    bersikap untuk belajar. Sehingga kemandirian

    belajar juga akan tertanam di dalam siswa

    tersebut.

    Sedangkan faktor eksternal dari hasil

    penelitian ini terdapat dalam kategori sumber daya

  • 74

    manusia, sarana prasarana, metode pembelajaran

    dan material/sumber belajar adalah sebagai

    berikut: Faktor eksternal kategori sumber daya

    manusia adalah Pembagian tugas guru yang tidak

    merata; Guru kurang terampil menggunakan alat

    peraga, guru kurang menguasai TIK; Minat belajar

    siswa rendah; dan Ketergantungan wali murid

    mengenai kemajuan prestasi siswa hanya kepada

    sekolah. Sedangkan faktor eksternal penyebab

    masalah pada kategori sarana prasarana adalah

    kondisi sekolah dan ruang kelas yang kurang

    memadai, alat peraga kurang, alat peraga banyak

    yang rusak, pemanfaatan alat peraga belum

    maksimal, fasilitas perpustakaan belum

    dimanfaatkan secara maksimal, kondisi ruang

    perpustakaan kurang memadai, buku referensi dan

    buku referensi dan buku pengayaan kurang

    dimanfaatkan, buku ajar siswa kurang. Faktor

    eksternal penyebab masalah pada kategori metode

    pembelajaran adalah metode yang sering

    digunakan dalam guru mengajar monoton, yaitu

    ceramah, pelaksanaan metode mengajar kurang

    menarik. Sedangkan faktor eksternal penyebab

    masalah pada kategori material/sumber belajar

    adalah materi pelajaran dianggap sulit oleh siswa

    dan materi belum tuntas diajarkan.

    Pembagian tugas guru di SD Negeri

    Margolelo yang tidak merata. Hal ini disebabkan

    beban tugas adminitrasi sekolah dibebankan pada

    dua orang guru yang menguasai komputer.

    Permasalhan ini bisa diperbaiki melalui Manajemen

  • 75

    Berbasis Sekolah (MBS). Dalam salah satu

    komponennya, terdapat komponen manajemen

    tenaga kependidikan. Adanya pengelolaan dan

    pembagian tugas yang jelas antara ketenagaan

    akan menunjang kelancaran dalam pelaksanaan

    pembelajaran di sekolah.

    Guru mewajibkan sekarang sudah dituntut

    untuk berpendidikan minimal sarjana atau

    program diploma empat sesuai dengan Pasal 9

    Undang-undang No 14 Tahun 2005 tentang Guru

    dan Dosen. Dengan jumlah 9 guru yang sudah

    berijazah S1, guru SD Negeri Margolelo bisa

    dikatakan sudah memenuhi syarat sebagai guru.

    Namun kurang terampil menggunakan alat peraga

    sangatlah ironi. Seorang guru sudah berkualifikasi

    sarjana seyogyanya sudah memiliki kompetensi

    tentang menggunakan alat peraga.

    Guru kurang menguasai TIK disebabkan

    karena keengganan guru mempelajari TIK. Di era

    serba komputer ini, guru dituntut untuk

    menguasai TIK. Dengan kemampuan mengusai TIK

    guru dapat membuat dokumen tentang perangkat

    pembelajaran sendiri, membuat materi

    Pembelajaran Interaktif, dan adminitrasi lainnya

    yang mendukung lancarnya proses pembelajaran di

    sekolah.

    Ketergantungan wali murid mengenai

    kemajuan prestasi siswa hanya kepada sekolah

    sebaiknya mulai dibenahi. Dalam salah satu

    komponen MBS yaitu manajeman hubungan

    masyarakat, hubungan sekolah dengan

  • 76

    masyarakat merupakan jembatan dalam mendidik

    perkembangan siswa. Hal ini dapat dikatakan

    bahwa kemajuan prestasi siswa tidak hanya

    tanggung jawab sekolah namun juga wali murid

    dan masyarakat.

    Kondisi sekolah dan kelas di SD Negeri

    Margolelo kurang memadai. Karena masih ada

    fasilitas di sekolah yang belum ada, misalnya ruang

    laboratorium dan gudang yang belum ada. Selain

    itu, sempitnya halaman sekolah untuk kegiatan

    sekolah. Padahal sarana pendidikan yang secara

    langsung dipergunakan seperti gedung, ruang

    kelas, meja kursi, serta alat-alat dan media

    pengajaran dan prasarana pendidikan yang

    merupakan fasilitas secara tidak langsung

    menunjang jalannya proses pendidikan atau

    pengajaran, seperti halaman, kebun, taman

    sekolah diharapkan ada dan dikelola dengan baik.

    Karena manejemen sarana dan prasarana yang

    baik diharapkan dapat menciptakan sekolah yang

    bersih, rapi, indah dan nyaman sehingga

    menciptakan kondisi yang menyenangkan untuk

    proses pembelajaran di sekolah.

    SD Negeri Margolelo memiliki alat peraga

    yang kurang. Dalam memenuhi kekurangan alat

    peraga dapat dilakukan dengan pengadaan alat

    peraga. Dalam pengadaan ini bisa lewat

    pembiayaan sesuai di ketentuan salah satu

    komponen Manajeman Berbasis Sekolah yaitu

    manajemen keuangan.

  • 77

    Banyaknya alat peraga yang rusak

    dikarenakan pelaksanaan manajemen berbasis

    sekolah belum dilaksanakan dengan baik.

    Terutama komponen manajemen sarana

    prasarana. Oleh karena itu, perlu diupayakan

    pengelolaan sarana prasarana dengan baik. Untuk

    perawatan alat peraga membutuhkan biaya yang

    bisa dibebankan Bantuan Operasi Sekolah (BOS).

    Alat peraga belum maksimal dimanfaatkan.

    Hal ini disebabkan tidak adanya pelatihan tentang

    cara penggunaan alat peraga. Padahal penggunaan

    alat peraga ini sangat mendukung keberhasilan

    proses belajar mengajar.

    Fasilitas perpustakaan belum dimanfaatkan

    secara maksimal. Hal ini karena ukurannya yang

    sempit dan tidak adanya rak buku serta belum

    adanya petugas perpustakaan. Hal ini belum

    sesuai dengan salah satu komponen MBS adalah

    manajemen pelayanan khusus. Pada komponen ini

    terdapat layanan khusus perpustakaan. Layanan

    perpustakaan meliputi ruangan perpustakaan,

    tersedianya buku, dan pelayanan petugas.

    Buku referensi dan pengayaan belum

    manfaatkan secara maksimal. Hal ini karena minat

    baca siswa yang rendah. Dalam salah satu

    komponen MBS yaitu manajemen kesiswaan yang

    merupakan penataan dan pengaturan kegiatan

    yang berkaitan dengan peserta didik (siswa), mulai

    masuk sampai dengan keluarnya peserta didik

    tersebut dari suatu sekolah. Manajemen kesiswaan

    bukan hanya berbentuk pencatatan data peserta

  • 78

    didik, melainkan meliputi aspek yang lebih luas

    yang secara operasional dapat membantu upaya

    pertumbuhan dan perkembangan peserta didik

    melalui proses pendidikan di sekolah termasuk

    minat baca siswa. Dalam pengelolaan kegiatan

    kesiswaan ini, hendaknya memperhatikan kondisi

    siswa. Terbatasnya tenaga yang merawat buku,

    juga mengakibatkan buku ini belum diklasifikasi

    dan diadminitrasi dengan baik sehingga oleh pihak

    sekolah buku ini masih disimpan di dalam kardus

    dan belum bisa dimanfaatkan oleh siswa secara

    maksimal untuk medukung proses pembelajaran.

    Buku ajar siswa untuk siswa SD Negeri

    Margolelo masih kurang, yaitu belum bisa

    memenuhi rasio 1 buku : 1 siswa. Hal ini belum

    sesuai dengan manajemen sarana prasarana.

    Tentu saja kondisi ini memprihatinkan karena ada

    siswa yang tidak dapat menikmati fasilitas buku

    ajar. Ketersediaan buku ajar siswa yang cukup

    diharapkan dapat membantu proses pembelajaran

    di kelas.

    Metode pembelajaran yang digunakan di SD

    Negeri Margolelo masih monoton. keterbatasan

    kemampuan guru dalam menggunakan metode

    yang tepat dalam pembelajaran adalah

    penyebabnya. Hal ini belum sesuai dengan salah

    satu komponen manajemen berbasis sekolah yaitu,

    Manajemen program pembelajaran dan pengajaran.

    Setiap sekolah diharapkan dapat mengembangkan

    program pembelajaran atau pengajaran termasuk

    metodenya. Dalam pengelolaannya hendaknya bisa

  • 79

    menghubungkan peserta didik dan kebutuhan

    lingkungan ketika mengembangkan program

    sekolah.

    Metode mengajar yang dilakukan guru

    kurang menarik. Hal ini disebabkan kurang

    kreatifnya guru dalam menerapkan metode yang

    tepat dalam pembelajaran. Di dalam komponen

    MBS yaitu manajemen program pembelajaran dan

    pengajaran, pihak sekolah termasuk guru

    diharapkan dapat menerapkan metode yang

    menarik untuk pembelajaran. Kreativitas guru

    perlu dilatih, sehingga metode yang digunakan

    guru nantinya dapat menciptakan pembelajaran

    yang menarik dan menyenangkan.

    Materi pembelajaran dianggap sulit oleh

    siswa. Karena siswa hanya mendapatkan materi

    dari pihak sekolah. Dalam salah satu komponen

    MBS yaitu manajeman hubungan masyarakat,

    hubungan sekolah dengan masyarakat merupakan

    jembatan dalam mendidik perkembangan siswa.

    Hal ini dapat dikatakan bahwa pengawasan dari

    pihak keluarga ketika siswa belajar di rumah

    sangat diperlukan. Pendidikan siswa ketika

    dirumah merupakan tanggung jawab orang tua.

    Materi belum tuntas diajarkan kepada

    semua siswa. Ini dikarenakan kemampuan siswa

    yang bervariasi. Padahal kemampuan siswa untuk

    berprestasi dalam belajar dipengaruhi oleh

    kemandirian belajar, motivasi, bakat, minat belajar,

    kebiasaan belajar, kepandaian, kesehatan, dan

    sikap. Dengan perbedaan ini, mengakibatkan

  • 80

    penyampaian materi kepada sebagian siswa belum

    tuntas. Dengan materi pelajaran yang cukup

    banyak namun terbatasnya waktu sesuai kalender

    pendidikan, sebaiknya ada program remedial bagi

    sebagian siswa yang belum tuntas. Di dalam salah

    satu komponen MBS yaitu manajemen kesiswaan,

    sekolah seharusnya dapat menata dan mengatur

    kegiatan yang berkaitan dengan peserta didik

    (siswa), mulai masuk sampai dengan keluarnya

    peserta didik tersebut dari suatu sekolah. Oleh

    karena itu, bisa dikatakan bahwa remedial

    diperlukan untuk menuntaskan materi

    pembelajaran.

    4.2.2 Strategi untuk Peningkatan Hasil Ujian

    Sekolah

    Pembagian tugas guru di SD Negeri

    Margolelo tidak merata. Strategi yang disarankan

    adalah mengadakan pemerataan tugas sesuai

    dengan kemampuan guru. Strategi ini telah sesuai

    dengan salah satu komponen MBS yaitu

    manajemen tenaga kependidikan. Dalam

    manajemen ini sangat diperhatikan pembagian

    tugas guru yang jelas dan merata sehingga

    menunjang kelancaran dari pelaksanaan

    pembelajaran di sekolah. Tugas guru yang jelas

    akan mefokuskan guru dalam bekerja yaitu

    mendidik siswa secara profesional.

    Guru di SD Negeri Margolelo kurang

    terampil menggunakan alat peraga disebabkan

    kurang mendapatkan pelatihan menggunakan alat

  • 81

    peraga. Strategi yang disarankan adalah

    mengadakan pelatihan penggunaan alat peraga di

    kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG). Hal ini

    sudah sesuai dengan manajemen ketenagaan

    pendidikan. Karena dalam manajemen ini tercakup

    pembinaan dan pengembangan pegawai, yaitu

    guru. Adapun Salah satu wadah untuk

    mengembangkan kualitas tenaga pendidik/guru

    adalah melalui Kelompok Kerja Guru (KKG).

    Kelompok kerja Guru (KKG) adalah sebagai sistem

    pembinaan profesional guru SD dalam mengemban

    misi yang sesuai dengan tujuan yaitu:

    Meningkatkan kemampuan dan kualitas guru,

    memberikan informasi baru dalam bidang

    pendidikan, pemecahan masalah yang dihadapi

    guru, membina kerjasama dan keakraban dalam

    meningkatkan prestasi dan kinerja guru dalam

    mengelola proses belajar mengajar.

    Guru kurang menguasai TIK. Yang

    menyebabkan masalah ini adalah keengganan guru

    belajar TIK. Strategi yang disarankan untuk

    mengatasi masalah ini adalah mengadakan

    pelatihan TIK pada saat jam luang yang dipandu

    oleh guru yang sudah menguasai TIK. Hal ini

    sudah sesuai dengan manajemen ketenagaan

    pendidikan. Karena dalam manajemen ini tercakup

    pembinaan dan pengembangan pegawai, yaitu

    guru. Dengan pelatihan ini, diharapkan guru dapat

    belajar TIK di sekolah dengan memanfaatkan

    waktu luang. Sehingga guru memiliki kemampuan

    dalam menguasai TIK.

  • 82

    Minat belajar siswa rendah. Permasalahan

    ini disebabkan kurang menariknya pembelajaran di

    kelas. Strategi yang disarankan untuk mengatasi

    masalah ini adalah merencanakan kegiatan

    pembelajaran yang menarik. Strategi ini sudah

    sesuai dengan manajemen program pembelajaran

    atau pengajaran serta dapat melakukan

    pengawasan dalam implementasinya. Dengan

    menyusun pembelajaran yang menarik diharapkan

    minat belajar anak meningkat karena siswa tidak

    mersa bosan di dalam kelas.

    Wali murid hanya menggatungkan

    kemajuan prestasi siswa kepada pihak sekolah.

    Munculnya permasalahan ini adalah karena faktor

    ekonomi sehingga banyak wali murid pergi

    merantau ke luar kota. Hal ini mengakibatkan

    anak dalam belajar di rumah, kurang pengawasan

    dari orang tua. Strategi yang disarankan untuk

    mengatasi masalah ini adalah memberikan

    pelajaran tambahan kepada siswa dengan cara

    membuat kelompok kecil sesuai daerah tempat

    tinggalnya. Strategi ini sudah sesuai dengan salah

    satu komponen manajemen kesiswaan yang

    merupakan penataan dan pengaturan kegiatan

    yang berkaitan dengan peserta didik (siswa), mulai

    masuk sampai dengan keluarnya peserta didik

    tersebut dari suatu sekolah. Manajemen kesiswaan

    secara operasional dapat membantu upaya

    pertumbuhan dan perkembangan peserta didik

    melalui proses pendidikan di sekolah. Termasuk

  • 83

    dalam hal ini adalah penambahan jam pelajaran

    untuk siswa.

    Pada faktor sarana dan prasarana, kondisi

    sekolah dan kelas kurang memadai. Karena masih

    ada fasilitas di sekolah yang belum ada, misalnya

    ruang laboratorium dan gudang yang belum ada

    sempitnya halaman sekolah. Untuk mengatasi hal

    ini strategi yang disarankan adalah Menata

    kembali penyimpanan alat peraga dan mengadakan

    jadwal senam pagi untuk setiap kelasnya. Strategi

    ini sudah tepat karena sesuai dengan salah satu

    komponen manajemen sekolah yaitu manajemen

    sarana prasarana. Pengelolaan sarana dan

    prasarana pendidikan yang baik baik diharapkan

    dapat menciptakan sekolah yang bersih, rapi,

    indah dan nyaman sehingga menciptakan kondisi

    yang menyenangkan untuk proses pembelajaran di

    sekolah.

    SD Negeri Margolelo kurang memiliki alat

    peraga. Di setiap Kompetensi Dasar sebaiknya

    memiliki alat peraga. Namun pada kenyataan di

    setiap KD tidak ada alat peraga. Strategi yang

    disarankan untuk mengatasi permasalahan ini

    adalah mengadakan pelatihan membuat alat

    peraga di kegiatan Kelompok Kerja Guru. Hal ini

    sesuai salah satu komponen MBS, yaitu

    manajemen sarana prasarana. Karena dengan

    tersedianya alat peraga yang lengkap dapat

    mendukung prestasi belajar siswa. Selain itu,

    terlibatnya guru melalui KKG juga sesuai dengan

    manajemen tenaga kependidikan yaitu membina

  • 84

    dan mengembangkan kompetensi guru. Dengan

    adanya pelatihan membuat alat peraga, diharapkan

    guru dapat membuat sendiri alat peraga sesuai

    yang dibutuhkan.

    SD Negeri Margolelo memiliki banyak alat

    peraga yang rusak. Hal ini disebabkan alat peraga

    tidak dirawat dengan baik. Selain itu, tidak

    mempunyai tempat penyimpanan sehingga alat

    peraga hanya diletakkan begitu saja. Untuk

    mengatasi masalah tersebut, strategi yang

    disarankan adalah mengadakan jadwal perawatan

    alat peraga berkala dua minggu sekali yang

    dilakukan oleh guru secara bergiliran. Strategi ini

    sudah tepat karena sesuai dengan manajemen

    sarana prasarana. Dalam salah satu kegiatan

    pengelolaan sarana dan prasarana adalah

    pemeliharaan. Hal yang berkaitan dengan

    pemeliharaan adalah kegiatan merawat,

    memelihara dan menyimpan barang sekolah

    supaya awet. Begitu juga dengan memperbaiki alat

    peraga yang rusak sudah sesuai dengan kegiatan

    perawatan ini. Namun apabila perbaikan suatu

    barang atau alat peraga memerlukan biaya besar

    sebaiknya alat peraga tersebut dihapus sesuai

    dengan penghapusan barang iventaris. Dengan

    pengelolaan sarana prasarana yang baik,

    diharapkan dapat membantu dalam proses

    pembelajaran di sekolah. Dan untuk pembiayaan

    pengadaan ini disesuaikan dengan ketentuan

    manajemen keuangan.

  • 85

    Alat peraga yang ada belum digunakan

    secara maksimal. Hal ini disebabkan jarangnya

    guru menggunakan alat peraga karena terbatasnya

    kemampuan guru dalam menggunakan alat peraga.

    Untuk mengatasi permasalah ini, strategi yang

    disarankan adalah Mengadakan pelatihan tentang

    penggunaan alat peraga di kegiatan Kelompok

    Kegiatan Guru. Strategi ini sudah sesuai dengan

    salah satu komponen manajemen tenaga

    kependidikan, yaitu mencakup pembinaan dan

    pengembangan guru. KKG merupakan suatu

    wadah pembinaan profesional bagi guru SD dalam

    meningkatkan kualitas guru dan memecahkan

    permasalahan dalam bidang pendidikan.

    Fasilitas perpustakaan belum dimanfaatkan

    secara maksimal. Hal ini disebabkan karena di saat

    istirahat siswa hanya menggunakan waktunya

    untuk jajan dan bermain. Strategi untuk mengatasi

    ini adalah mewajibkan siswa untuk mengunjungi

    perpustakaan minimal 1 kali dalam seminggu.

    Strategi ini sudah sesuai dengan salah satu

    komponen MBS adalah manajemen pelayanan

    khusus. Pada komponen ini terdapat layanan

    khusus perpustakaan. Layanan perpustakaan

    meliputi ruangan perpustakaan, tersedianya buku,

    dan pelayanan petugas. Dengan mewajibkan siswa

    mengunjungi perpustakaan, tentu saja pelayanan

    perpustakaan diupayakan maksimal juga.

    Kondisi ruang perpustakaan yang kurang

    memadai. Hal ini karena ukurannya yang sempit

    dan tidak adanya rak buku serta belum adanya

  • 86

    petugas perpustakaan. Strategi untuk mengatasi

    permasalahan ini adalah menata perpustakaan

    dengan melibatkan guru dan murid sebagai

    petugasnya. Strategi ini sudah sesuai dengan

    manajemen pelayanan khusus, yaitu pengelolaan

    perpustakaan. Sempitnya ruangan perpustakaan

    perlu diupayakan dengan cara penataan buku dan

    rak diatur sedemikian rupa sehingga ruang

    perpustakaan terkesan luas dan rapi. Tidak adanya

    petugas khusus perpustakaan dapat diatasi

    dengan membuat jadwal guru dan siswa untuk

    bergiliran menjadi petugas perpustakaan. Untuk

    menyimpan buku yang masih dalam kardus maka

    perlu membeli rak buku.

    SD Negeri Margolelo mempunyai koleksi

    buku referensi dan buku pengayaan kurang

    dimanfaatkan. Hal ini disebabkan karena budaya

    minat siswa membaca masih kurang. Strategi yang

    disarankan untuk mengatasi masalah ini adalah

    mencanangkan program gemar membaca dengan

    mewajibkan siswa membaca minimal 2 judul buku

    yang tersedia di perpustakaan setiap minggunya.

    Strategi ini sudah sesuai dengan manajemen

    kesiswaan yang merupakan penataan dan

    pengaturan kegiatan yang berkaitan dengan

    peserta didik (siswa) yang dapat membantu upaya

    pertumbuhan dan perkembangan peserta didik

    melalui proses pendidikan di sekolah. Untuk

    mengawali anak supaya tertarik dengan buku

    adalalah dengan meminjamkan buku referensi dan

  • 87

    pengayaan yang ada gambar dan warnanya yang

    menarik.

    SD Negeri Margolelo mengalami kekurangan

    buku ajar siswa. Buku ajar yang ada belum bisa

    memenuhi rasio 1 buku : 1 siswa. Hal ini

    disebabkan banyaknya buku ajar siswa yang hilang

    dan rusak. Strategi untuk mengatasi masalah ini

    adalah Pemanfaatan sumber belajar dengan

    menggunakan pembelajaran berbasis TIK melalui

    power point dan buku elektronik. Strategi ini

    sudah sesuai dengan manajemen sarana dan

    prasarana yaitu melengkapi peralatan dan

    perlengkapan yang secara langsung dipergunakan

    dan menunjang proses pendidikan, khususnya

    proses belajar mengajar dengan menggunakan

    sarana dan prasarana yang ada. SD Negeri

    Margolelo sudah memiliki LCD Projector dan

    Laptop. Hal ini dapat dimanfaatkan dalam proses

    pembelajaran melalui power point dan buku

    pelajaran elektronik.

    Metode yang digunakan monoton. Masalah

    ini timbul dikarenakan terbatasnya pengetahuan

    guru tentang metode pembelajaran. Strategi yang

    disarankan untuk mengatasi masalah ini adalah

    mengadakan pelatihan penggunaan metode

    mengajar yang tepat bagi siswa. Strategi ini sudah

    sesuai dengan manajemen tenaga kependidikan

    yaitu membina dan mengembangkan kompetensi

    guru melalui pelatihan.

    Penggunaan metode mengajar kurang

    menarik. Hal ini disebabkan kurang kreatifnya

  • 88

    guru dalam menerapkan metode yang tepat dalam

    pembelajaran. Strategi yang disarankan untuk

    mengatasi masalah ini adalah Mengembangkan

    kreativitas guru melalui lomba kreativitas tentang

    metode pembelajaran. Strategi ini sudah sesuai

    dengan manajemen tenaga kependidikan yaitu

    membina dan mengembangkan kompetensi guru

    melalui pelatihan.

    Dari segi materi pelajaran masih dianggap

    sulit. Hal ini disebabkan materi pelajaran yang

    didapat hanya dari sekolah saja. Kondisi seperti ini

    juga dipengaruhi dengan keadaan geografis di Desa

    Margolelo mengakibatkan kurangnya sinyal.

    Sehingga koneksi internet sulit di daerah ini.

    Strategi yang disarankan untuk mengatasi

    permasalahan ini adalah Menambah jam pelajaran

    dengan cara tutor sebaya. Dalam pelaksanaan

    strategi, siswa yang sudah menguasai materi

    pelajaran membantu teman belum menguasai

    materi. Strategi ini sudah sesuai dengan

    manajemen kesiswaan yaitu penataan dan

    pengaturan kegiatan yang berkaitan dengan

    peserta didik (siswa) yang secara operasional dapat

    membantu upaya pertumbuhan dan

    perkembangan peserta didik melalui proses

    pendidikan di sekolah. Selain itu juga sesuai

    dengan manajemen program pembelajaran atau

    pengajaran serta dapat melakukan pengawasan

    dalam implementasinya. Strategi ini dapat

    menghubungkan siswa dan kebutuhan lingkungan

    ketika mengembangkan program sekolah.

  • 89

    Materi belum tuntas diajarkan kepada

    semua siswa. Ini disebabkan kemampuan siswa

    yang beranekaragam mengakibatkan penyampaian

    materi kepada sebagian siswa belum tuntas.

    Dengan materi pelajaran yang cukup banyak dan

    dibatasi oleh waktu, sedangkan ada sebagian siswa

    yang belum memahami materi pelajaran, tentu saja

    menjadikan pilihan bagi guru apakah akan

    melakukan perbaikan atau remedial ataukah

    meneruskan materi. Mengingat keterbatasan waktu

    ini, maka keputusan guru adalah meneruskan

    materi pelajaran sesuai dengan promes dan RPP

    yang sudah dibuat. Dengan tetap melanjutkan

    materi tentu saja ada dampak yang ditimbulkan

    yaitu ada materi bagi beberapa siswa yang belum

    tuntas. Oleh karena itu, strategi yang disarankan

    untuk mengatasi masalah ini adalah memberikan

    bimbingan belajar intensif kepada siswa yang

    mengalami kesulitan belajar. Strategi ini sudah

    sesuai dengan manajemen kesiswaan yaitu

    penataan dan pengaturan kegiatan yang berkaitan

    dengan peserta didik (siswa) yang secara

    operasional dapat membantu upaya pertumbuhan

    dan perkembangan peserta didik melalui proses

    pendidikan di sekolah.

    Dalam pelaksanaan strategi dapat

    memanfaatkan kegiatan Kelompok Kerja Guru

    (KKG). Forum KKG sangat penting untuk

    meningkatkan kompetensi guru melalui pelatihan-

    pelatihan yang sangat diperlukan oleh guru. SD

    Negeri Margolelo tergabung dalam KKG Gugus

  • 90

    Cengkeh. KKG Gugus Cengkeh sudah

    mengagendakan 2 minggu sekali mengadakan

    kegiatan. Pada kenyataannya kegiatan jarang sekali

    dilaksanakan. Hal ini tentu saja sangat

    disayangkan karena forum KKG ini dapat

    digunakan untuk wadah pembahasan suatu

    masalah sehingga mendapatkan solusi yang tepat.

    Strategi ini dibuat selain untuk

    meningkatkan nilai hasil Ujian Sekolah juga untuk

    mencapai visi SD Negeri Margolelo. Visi SD Negeri

    Margolelo adalah “Terwujudnya siswa berprestasi,

    santun dan berbudi pekerti luhur”. Visi ini kurang

    spesifik dan terukur karena tidak dijelaskan

    sampai tahun berapa visi ini akan ditargetkan

    tercapai. Bisa dikatakan visi ini tidak jelas apakah

    visi jangka panjang atau visi jangka menengah.

    Sehingga dalam menentukan misi untuk mencapai

    visi tersebut kurang spesifik.

    4.2.3 Pendapat Teman Sejawat dan Pakar

    Draft strategi yang sudah disusun

    berdasarkan analisis fishbone kemudian dievaluasi

    oleh pengawas sekolah, kepala sekolah dan guru

    SD Negeri Margolelo. Pengawas sekolah yang

    memberikan pendapatnya tentang draft strategi ini

    adalah Suyantini, M.Pd, pengawas yang bertugas di

    UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Kandangan.

    Beliau berpendapat bahwa strategi yang disusun

  • 91

    ada yang sudah sesuai namun juga ada yang harus

    ditambah.

    Strategi untuk faktor sumber daya manusia

    menurut Suyantini adalah sebagai berikut:

    mengadakan pemerataan tugas tambahan sesuai

    dengan kemampuannya untuk mengatasi

    pembagian tugas tambahan guru yang tidak

    merata, dinilai sudah tepat. Sedangkan strategi

    untuk mengatasi kurang terampilnya guru

    menggunakan alat peraga, selain mengadakan

    pelatihan penggunaan alat peraga di kegiatan

    Kelompok Kerja Guru ( KKG), strategi yang dapat

    ditempuh adalah dengan diskusi dengan teman

    sejawat di sekolah. Dengan diskusi ini, guru dapat

    saling berbagi pengalaman tentang penggunaan

    alat peraga yang baik. Pemecahan permasalahan

    tentang kurangnya guru menguasai TIK dapat

    dilakukan dengan mengadakan pelatihan TIK pada

    saat jam luang yang dipandu oleh guru yang sudah

    menguasai TIK. Namun sebelumnya harus diubah

    dulu mindset guru yang belum menguasai TIK

    agar mampu menggunakan TIK. Mengatasi minat

    Minat belajar siswa rendah dapat dilakukan

    dengan cara merencanakan kegiatan pembelajaran

    yang lebih menarik dan memberi reward bagi siswa

    yang berprestasi. Dengan memberi penghargaan

    ini, diharapkan dapat meningkatkan minat belajar

  • 92

    siswa. Wali murid hanya menggatungkan

    kemajuan prestasi siswa kepada pihak sekolah

    dapat diatasi dengan memberikan pelajaran

    tambahan kepada siswa dengan cara membuat

    kelompok kecil sesuai daerah tempat tinggalnya.

    Selain itu, mengadakan sosialisasi pada wali murid

    tentang pentingnya peran wali murid terhadap

    prestasi belajar siswa dengan mendatangkan nara

    sumber yang berkompeten.

    Pada faktor sarana dan prasarana kepala

    sekolahi berpendapat bahwa strategi yang

    digunakan untuk mengatasi kondisi sekolah dan

    ruang kelas kurang memadai adalah menata

    kembali penyimpanan alat peraga dan mengadakan

    jadwal senam pagi untuk setiap kelasnya. Strategi

    ini sudah dinilai sesuai. Untuk mengatasi

    kurangnya alat peraga dapat diatasi dengan cara

    memanfaatkan alat peraga alamtakambang (alat

    peraga yang ada di sekitar kita). Alat peraga belum

    digunakan secara maksimal dapat diatasi dengan

    cara Mengadakan pelatihan tentang penggunaan

    alat peraga di kegiatan KKG dan mewajibkan guru

    membaca petunjuk penggunaan alat peraga.

    Menurut guru SD Negeri Margolelo, untuk

    mengatasi fasilitas perpustakaan belum

    dimanfaatkan secara maksimal dapat dilakukan

    dengan cara guru memberi tugas membaca bacaan

  • 93

    anak di perpustakaan minimal seminggu sekali.

    Sedangkan strategi menata perpustakaan dengan

    melibatkan guru dan murid sebagai petugasnya,

    mencanangkan program gemar membaca dengan

    mewajibkan siswa membaca minimal 2 judul buku

    yang tersedia di perpustakaan setiap minggunya,

    dan pemanfaatan sumber belajar dengan

    menggunakan pembelajaran berbasis TIK melalui

    power point dan buku elektronik dinilai sudah

    tepat.

    Untuk mengatasi metode yang digunakan

    monoton, Suyantini berpendapat hal ini dapat

    didiskusikan dengan teman sejawat. Dengan

    adanya diskusi akan mendapatkan pengalaman

    penggunaan metode pembelajaran yang bervariasi.

    Strategi yang digunakan untuk mengatasi

    Penggunaan metode mengajar kurang menarik

    adalah Mengembangkan kreativitas guru melalui

    lomba kreativitas tentang metode pembelajaran,

    dinilai sudah tepat. Karena dengan adanya lomba

    kreativitas guru dapat muncul.

    Untuk mengatasi masalah materi pelajaran

    sulit, menurut Suyantini dapat dilakukan dengan

    cara memberi tambahan tugas atau latihan-latihan

    soal. Sedangkan untuk mengatasi masalah materi

    belum tuntas, Suyantini berpendapat bahwa

  • 94

    memberikan bimbingan belajar intensif kepada

    siswa yang mengalami kesulitan belajar sudah

    dinilai tepat.

    Menurut Dr. Jumintono, draft strategi yang

    disusun, sudah baik. Beliau memberikan saran

    untuk mengatasi materi pelajaran yang sulit adalah

    dengan menciptakan situasi belajar yang lebih

    kontekstual. Hal ini akan membantu siswa untuk

    lebih memahami materi pelajaran. Sehingga siswa

    dapat mengatasi permasalahannya dalam belajar.

    4.2.4 Hasil Revisi berdasarkan Pendapat Teman

    Sejawat dan Pakar

    Berdasarkan analisis fishbone dan pendapat

    Pengawas Sekolah maka dapat disusun draft

    alternatif strategi SD Negeri Margolelo sebagai

    berikut:

    a. Faktor sumber daya manusia

    1) Mengadakan pemerataan tugas sesuai

    dengan kemampuannya supaya lebih

    proposional;

    2) Mengadakan pelatihan penggunaan alat

    peraga di kegiatan Kelompok Kerja Guru

    (KKG);

    3) Diskusi dengan teman sejawat di sekolah;

  • 95

    4) Mengadakan pelatihan TIK pada saat jam

    luang yang dipandu oleh guru yang sudah

    menguasai TIK;

    5) Mengubah mindset guru yang belum

    menguasai TIK agar mampu menggunakan

    TIK;

    6) Merencanakan kegiatan pembelajaran yang

    lebih menarik;

    7) Memberi reward bagi siswa yang berprestasi;

    8) Memberikan pelajaran tambahan kepada

    siswa dengan cara membuat kelompok kecil

    sesuai daerah tempat tinggalnya;

    9) Mengadakan sosialisasi pada wali murid

    tentang pentingnya peran wali murid

    terhadap prestasi belajar siswa dengan

    mendatangkan nara sumber yang

    berkompeten.

    b. Faktor Sarana dan Prasarana

    1) Menata kembali penyimpanan alat peraga

    dan mengadakan jadwal senam pagi untuk

    setiap kelasnya;

    2) Mengadakan pelatihan membuat alat peraga

    di kegiatan KKG;

    3) Manfaatkan alat peraga alamtakambang (alat

    peraga yang ada di sekitar kita);

  • 96

    4) Mengadakan jadwal perawatan alat peraga

    berkala dua minggu sekali yang dilakukan

    oleh guru secara bergiliran;

    5) Pemakai alat peraga bertanggung jawab atas

    keutuhan alat;

    6) Mengadakan pelatihan tentang penggunaan

    alat peraga di kegiatan KKG;

    7) Guru harus membaca petunjuk penggunaan

    alat peraga;

    8) Mewajibkan siswa untuk mengunjungi

    perpustakaan minimal 1 kali dalam

    seminggu;

    9) Guru memberi tugas membaca bacaan anak

    di perpustakaan minimal seminggu sekali;

    10) Menata perpustakaan dengan melibatkan

    guru dan murid sebagai petugasnya;

    11) Mencanangkan program gemar membaca

    dengan mewajibkan siswa membaca minimal

    2 judul buku yang tersedia di perpustakaan

    setiap minggunya;

    12) Pemanfaatan sumber belajar dengan

    menggunakan pembelajaran berbasis TIK

    melalui power point dan buku elektronik.

    c. Metode Pembelajaran

    1) Mengadakan pelatihan penggunaan metode

    mengajar;

  • 97

    2) Diskusi dengan teman sejawat;

    3) Mengembangkan kreativitas guru melalui

    lomba kreativitas tentang metode

    pembelajaran.

    d. Material/sumber belajar

    1) Menambah jam pelajaran dengan cara tutor

    sebaya;

    2) Memberi tambahan tugas / latihan-latihan;

    3) Menciptakan situasi belajar yang lebih

    kontekstual.

    4) Memberikan bimbingan belajar intensif

    kepada siswa yang mengalami kesulitan

    belajar.

    Hasil selengkapnya draft alternatif strategi ini

    dapat dilihat di lampiran 6. Rencana Strategis

    untuk Peningkatan Mutu Sekolah SD Negeri

    Margolelo Tahun 2014.