bab iv hasil dan pembahasan penelitian · 2015. 6. 12. · bab iv . hasil dan pembahasan penelitian...
TRANSCRIPT
-
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
PENELITIAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Profil Sekolah
SD Negeri Margolelo merupakan satu-
satunya sekolah dasar yang berada di desa
Margolelo Kecamatan Kandangan Kabupaten
Temanggung. Sejarah singkat SD Negeri Margolelo
berdiri pada 29 September 1929 dengan nama
Sekolah Rakyat III (SR III). Kelas ini mula-mula
hanya membuka kelas 1 sampai kelas 3. Namun
pada saat ini SD Negeri Margolelo sudah memiliki 6
kelas, yaitu dari kelas 1 sampai kelas 6.
Letak geografis SD Negeri Margolelo berada
di Dusun Bleder Desa Margolelo yang dikelilingi
oleh pegunungan. Untuk mencapai sekolah ini
harus melalui jalan yang berkelok-kelok dan
turunan tajam. Tidak adanya kendaraan umum
membuat sebagian besar anak berjalan kaki untuk
menuju sekolah. Sebagian besar wali murid SD
Negeri Margolelo bermata pencaharian petani dan
sebagiannya lagi merantau ke pulau Kalimantan.
Banyak dari siswa SD Negeri Margolelo yang tinggal
bersama kakek dan neneknya, karena kesibukan
orang tua bekerja di luar kota. Sehingga para wali
murid mempercayakan sepenuhnya tentang
pendidikan anak-anaknya kepada pihak sekolah.
49
-
50
Visi SD Negeri Margolelo adalah
“Terwujudnya siswa berprestasi, santun dan
berbudi pekerti luhur”. Untuk mencapai visi
tersebut, perlu dilakukan suatu misi berupa
kegiatan jangka panjang dengan arah yang jelas.
Misi SD Negeri Margolelo adalah sebagai berikut:
(a) Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan
secara efektif, aktif, kreatif, menyenangkan,
sehingga setiap siswa berkembang secara optimal,
sesuai dengan potensi yang dimiliki; (b) Mendasari
dan menyiapkan anak menjadi insan cerdas,
terampil dan berakhlak mulia; (c) Mendampingi
dan membantu setiap siswa untuk mengenali
potensi dirinya, sehingga dapat berkembang secara
integral; (d) Membimbing siswa mengenal sejak dini
konsep dasar ilmu umum, bahasa, sosial, budaya,
olah raga dan agama; (e) Memberikan pendidikan
dasar pada anak dengan kurikulum yang tidak
membebani dan membuat anak menyukai sekolah;
(f) Memberikan pendidikan kecakapan hidup yang
tertata dan integral; (g) Membuat lingkungan
sekolah indah, nyaman, agamis, terdidik dan
penuh dinamika ilmiah; (h) Menumbuhkan
penghayatan terhadap ajaran agama yang dianut
dan budaya bangsa sehingga terbangun siswa yang
berkompeten dan berakhlak mulia; (i)
Mengantarkan siswa untuk mencapai prestasi
memuaskan dalam kenaikan kelas dan kelulusan
serta memilih sekolah yang tepat di jenjang lebih
tinggi; (j) Menerapkan manajemen partisipatif
seluruh warga sekolah dengan masyarakat.
-
51
SD Negeri Margolelo memiliki guru sebagai
pendidik para siswa. Guru SD Negeri Margolelo
berjumlah 10 orang. Rincian jumlah guru SD
Negeri Margolelo dapat dilihat di Tabel 4.1. Jumlah
Guru SD Negeri Margolelo.
Tabel 4.1. Jumlah Guru SD Negeri Margolelo
Jenis Guru
Jumlah Guru
Jumlah
Total Laki-laki Perempuan
Guru PNS 7 6 1
Guru Non
PNS
3 2 1
Jumlah 10 8 2
Kualifikasi Pendidikan Guru SD Negeri Margolelo
Tingkat Pendidikan Jumlah
D2 1
S1 8
Studi lanjut (S2) 1
Total 10
Sumber: Data primer SD Negeri Margolelo Tahun Ajaran 2014/2015
Sebagian besar guru SD Negeri Margolelo
sudah berpendidikan Strata 1 (S1) dan Hanya 1
yang masih berijazah D2. Dengan berkualifikasi
pendidikan sarjana sudah sesuai dengan ketentuan
yang tercantum di Undang-Undang Guru, yang
menyatakan bahwa guru minimal berpendidikan
S1. Seorang guru yang sudah memiliki kualifikasi
pendidikan yang sudah ditentukan, diharapkan
dapat menguasai berbagai metode dan terampil
-
52
menggunakan alat peraga yang sesuai untuk
proses pembelajaran. Sehingga dalam proses
belajar mengajar guru sudah dapat menciptakan
suasana belajar yang kondusif dan menyenangkan.
Hal ini tentu saja dapat meningkat minat belajar
siswa. Dengan jumlah siswa 133 orang, maka
perbandingan guru dan siswa adalah 1 : 13 bisa
dikatakan bahwa SD Negeri Margolelo tidak
kekurangan guru.
4.1.2 Faktor Internal dan Eksternal
Dari hasil FGD tentang permasalahan
menurunnya hasil Ujian Sekolah di SD Negeri
Margolelo diperoleh hasil bahwa faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap menurunnya mutu sekolah
dikategorikan pada 4 faktor, yaitu faktor sumber
daya manusia, faktor sarana prasarana, faktor
metode pembelajaran dan faktor material/sumber
belajar. Faktor internal yang merupakan faktor
yang berkaitan dengan diri siswa sendiri terletak
pada faktor sumber daya manusia, yaitu minat
belajar siswa rendah. Sedangkan faktor eksternal
yang merupakan faktor yang ada di luar diri siswa
itu sendiri, yaitu lingkungan belajar siswa terletak
pada faktor sumber daya manusia, sarana
prasarana, metode pembelajaran dan
material/sumber belajar. Faktor penyebab paling
dominan adalah terletak pada faktor sarana
prasarana yang merupakan faktor eksternal.
Setelah mengetahui faktor internal dan eksternal
yang menyebabkan menurunnya mutu Sekolah di
-
53
SD Negeri Margolelo maka dapat disusun diagram
Fishbone, seperti pada Gambar 4.1 Diagram
Fishbone Menurunnya Mutu Sekolah.
Cause Effect
Gambar 4.1 Diagram Fishbone Menurunnya Mutu Sekolah
Menurunnya Mutu Sekolah
Materi pelajaran sulit
Material
Man Machine/Tools
Metode
Alat peraga banyak yang rusak
Guru kurang terampil
menggunakan alat peraga
Metode yang digunakan monoton
Guru kurang
menguasai TIK
Alat peraga kurang
Minat belajar siswa
rendah
Kondisi sekolah dan ruang kelas kurang
memadai
Wali murid hanya menggantungkan kemajuan prestasi
siswa kepada pihak sekolah
Pembagian tugas guru
tidak merata
Pemanfaatan alat peraga
belum maksimal
Buku referensi dan pengayaan kurang dimanfaatkan
Ruang perpustakaan
kurang memadai
Pelaksanaan metode mengajar kurang menarik
Fasilitas perpustakaan
belum dimanfaatkan
maksimal
Materi belum tuntas diajarkan
-
54
Berdasarkan gambar 4.1 Diagram Fishbone
Menurunnya mutu sekolah di atas dapat dijelaskan
bahwa menurunnya Mutu Sekolah disebabkan oleh
beberapa faktor yang menjadi penyebab masalah
yaitu sumber daya manusia, tool / sarana
prasarana, metode pembelajaran dan
material/sumber belajar.
Penyebab masalah pada faktor sumber daya
manusia adalah pembagian tugas guru yang tidak
merata, Guru kurang terampil menggunakan alat
peraga, guru kurang menguasai Teknologi
Informasi dan Komunikasi (TIK), minat belajar
siswa rendah dan ketergantungan wali murid
mengenai kemajuan prestasi siswa hanya kepada
sekolah. Sedangkan penyebab masalah pada faktor
sarana prasarana adalah kondisi sekolah dan
ruang kelas yang kurang memadai, alat peraga
kurang, alat peraga banyak yang rusak,
pemanfaatan alat peraga belum maksimal, fasilitas
perpustakaan belum dimanfaatkan secara
maksimal, kondisi ruang perpustakaan kurang
memadai, buku referensi dan buku pengayaan
kurang dimanfaatkan, buku ajar siswa kurang.
Penyebab masalah pada faktor metode
pembelajaran adalah metode yang sering
digunakan dalam guru mengajar monoton, yaitu
ceramah, pelaksanaan metode mengajar kurang
menarik. Penyebab masalah pada faktor
material/sumber belajar adalah materi pelajaran
dianggap sulit oleh siswa dan materi belum tuntas
diajarkan.
-
55
SD Negeri Margolelo memiliki 1 kepala
sekolah yang merangkap sebagai guru mapel
penjasorkes, 6 guru kelas, 1 guru mata pelajaran
penjasorkes dan 2 orang guru mapel Pendidikan
agama Islam. Tidak adanya staf tata usaha
mengakibatkan tugas-tugas adminitrasi baik
adminitrasi pribadi guru dan adminitrasi sekolah
dikerjakan oleh guru. Sehingga selain sebagai
seorang pendidik, guru juga mendapat tugas
sampiran yang lainnya yang berhubungan dengan
adminitrasi. Dengan alasan guru kurang mampu
dalam hal ini, mengakibatkan pembagian tugas
guru tidak merata karena hanya dibebankan
kepada guru yang dianggap mampu saja. Hal ini
terkadang membuat guru yang mendapat beban
tugas lebih banyak, tidak fokus dalam mengajar
karena dibebani pekerjaan administratif.
Dengan latar belakang sebagian besar guru
sudah berkualifikasi sarjana seharusnya guru
sudah memiliki kompetensi dalam menggunakan
alat peraga. Tetapi pada kenyataan sebagian besar
guru belum bisa terampil menggunakan alat
peraga. Hal ini disebabkan ketika mendapatkan
alat peraga tidak disertai dengan pelatihan cara
menggunakan alat peraga tersebut. Sehingga tidak
adanya pelatihan ini mengakibatakan
ketidaktahuan guru dalam menggunakan alat
peraga. Hal ini tentu berdampak pada proses
pembelajaran karena kurangnya keterampilan guru
dalam menggunakan alat peraga menjadikannya
proses pembelajaran kurang menarik.
-
56
Guru SD Negeri Margolelo sebagian besar
kurang menguasai TIK. Kurangnya penguasaan TIK
disebabkan karena keengganan guru untuk belajar
TIK. Faktor usia dan kesibukan menjadikan alasan
guru enggan belajar TIK. Sedangkan, guru yang
sudah menguasai TIK lebih banyak disibukkan
dengan tugas –tugas adminitrasi, misalnya
Dapodik, Iventaris barang, Padamu Negeri, dan
pembuatan surat menyurat. Sehingga kemampuan
TIK sangat jarang digunakan untuk proses
pembelajaran.
Minat belajar SD Negeri Margolelo juga
rendah. Ini disebabkan tidak menariknya
pembelajaran di kelas. Sehingga mereka tidak
fokus dalam mengikuti proses pembelajaran dan
cenderung ngobrol sendiri atau bermain dengan
temannya. Selain itu jarak rumah ke sekolah juga
cukup jauh. Karena tidak adanya kendaraan
umum, sehingga kebanyakan siswa berjalan kaki
untuk tiba ke sekolah. Sedangkan yang lain ada
yang diantar orang tua menggunakan sepeda
motor. Hal ini membuat kebanyakan siswa tiba di
sekolah menjadi capek, dan mengalami rasa lapar
karena tidak sempat sarapan. Untuk
meningkatkan minat belajar diperlukan
kemandirian belajar dari anak tersebut. Hal ini
dapat ditempuh dengan memberikan motivasi dan
pengertian tentang pentingnya belajar melalui video
motivasi belajar.
Wali murid hanya menggatungkan
kemajuan prestasi siswa kepada pihak sekolah.
-
57
Sebagian besar wali murid SD Negeri Margolelo
berprofesi sebagai petani dan rata-rata
berpendidikan SD. Sehingga wali murid kurang
mengawasi belajar siswa ketika berada di rumah
dengan alasan kesibukan pekerjaannya.
Sedangkan sebagian lagi wali murid merantau ke
Kalimantan. Sehingga pengawasan terhadap
anaknya ketika berada di rumah diserahkan
kepada kakek, nenek atau saudaranya. Hal ini
mengakibatkan pengawasan untuk belajar kurang
maksimal. Wali murid mengalami kesulitan
membimbing belajar siswa karena kurangnya
pengetahuan dan pendidikan yang rendah.
Faktor sarana prasarana menjadi penyebab
paling dominan karena terdapat masalah yang
sering muncul yaitu alat peraga belum lengkap,
alat peraga yang ada kurang dirawat sehingga
banyak yang rusak, alat peraga yang ada belum
maksimal digunakan, fasilitas perpustakaan belum
dimanfaatkan secara maksimal, Kondisi ruang
perpustakaan kurang memadai dan buku referensi
dan buku pengayaan sudah tersedia namun belum
banyak dimanfaatkan dan buku ajar siswa yang
kurang.
Kondisi sekolah SD Negeri margolelo kurang
memadai. Hal ini karena ruang laboratorium dan
gudang tidak ada. Sehingga penyimpanan alat
peraga atau alat-alat yang lain di perpustakaan.
Kantin sekolah juga belum ada. Sehingga siswa
banyak yang jajan makanan di sekitar lingkungan
sekolah. Beraneka ragam jajanan tanpa
-
58
memperhatikan ketentuan kesehatan di
lingkungan sekolah ini dapat menimbulkan siswa
sakit perut. Halaman SD Negeri Margolelo
berukuran 16 x 8 m. Jadi dengan luas 128 m2 bisa
dikatakan bahwa halaman kurang luas untuk
kegiatan siswa yang berjumlah 133 anak.
Terbatasnya luas ini mengakibatkan kegiatan
senam pagi tidak bisa dilaksanakan serempak dari
kelas1 sampai kelas 6.
SD Negeri Margolelo masih kekurangan alat
peraga. Dalam setiap kompetensi dasar dalam
pembelajaran belum tentu ada alat peraga yang
tersedia. Padahal guru belum mempunyai
kemampuan untuk membuat alat peraga sendiri.
Hal ini mengakibatkan dalam proses pembelajaran
hanya menggunakan metode ceramah saja, tanpa
menggunakan alat peraga. Selain itu, alat peraga
yang sudah ada banyak yang sudah rusak. Hal ini
disebabkan kurangnya perawatan dan tidak
adanya tempat penyimpanan yang memadai.
Sekolah ini juga mempunyai beberapa alat peraga
yang berasal dari Dana Alokasi Khusus (DAK)
tahun 2007. Namun pemanfaatan belum maksimal
digunakan dan hanya disimpan saja.
Perpustakaan SD Negeri Margolelo dibangun
pada tahun 2011 dengan dana dari swadaya
komite sekolah dan wali murid. Ruang
perpustakaan yang berukuran 5 x 4 m ini tentu
saja masih jauh dari standar bangunan
perpustakaan. Ruangan ini digunakan untuk
menyimpan buku, alat peraga dan alat –alat yang
-
59
lain membuat ruangan ini tidak nyaman jika
sedang digunakan untuk tempat membaca bagi
para siswa SD Negeri Margolelo. Di dalam ruang
perpustakaan belum menyediakan ruang baca yang
representatif untuk banyak siswa. Penataan buku
belum sesuai klasifikasi buku dan kurang rapi
dalam penataannya. Selain itu tidak adanya
petugas khusus perpustakaan yang melayani siswa
yang ingin membutuhkan buku bacaan. Dengan
kondisi seperti ini menyebabkan failitas
perpustakaan tidak maksimal dimanfaatkan.
SD Negeri Margolelo memiliki buku referensi
dan pengayaan yang berasal dari Dana Alokasi
Khusus tahun 2007. Namun buku-buku tersebut
belum dimanfaatkan secara maksimal. Hal ini
karena minat baca siswa yang rendah. Terbatasnya
tenaga yang merawat buku, juga mengakibatkan
buku ini belum diklasifikasi dan diadminitrasi
dengan baik sehingga oleh pihak sekolah buku ini
masih disimpan di dalam kardus dan belum bisa
dimanfaatkan oleh siswa secara maksimal untuk
medukung proses pembelajaran.
Buku ajar siswa untuk siswa SD Negeri
Margolelo masih kurang, yaitu belum bisa
memenuhi rasio 1 buku : 1 siswa. Setelah
diadakan sensus iventaris barang termasuk buku,
disetiap tahunnya terdapat buku ajar siswa yang
mengalami kerusakan atau hilang. Tentu saja
kondisi ini memprihatinkan karena ada siswa yang
tidak dapat menikmati fasilitas buku ajar.
-
60
Metode pembelajaran yang digunakan di SD
Negeri Margolelo masih monoton. Hal ini
disebabkan keterbatasan kemampuan guru dalam
menggunakan metode yang tepat dalam
pembelajaran. Kurangnya kemampuan guru
berdampak juga guru kurang memperhatikan
kondisi siswa dalam menerapkan metode
pembelajaran di dalam kelas.
Metode mengajar yang dilakukan guru
kurang menarik. Hal ini disebabkan kurang
kreatifnya guru dalam menerapkan metode yang
tepat dalam pembelajaran. Kreativitas guru perlu
dilatih, sehingga metode yang digunakan guru
nantinya dapat menciptakan pembelajaran yang
menarik dan menyenangkan.
Materi pembelajaran dianggap sulit oleh
siswa. Karena siswa hanya mendapatkan materi
dari pihak sekolah. Sedangkan di rumah hanya
dihabiskan untuk bermain saja. Selain itu,
kurangnya pengawasan dari pihak keluarga dalam
hal pendidikan mengakibatkan siswa melakukan
hal-hal yang dianggap mereka menyenangkan
daripada belajar.
Materi belum tuntas diajarkan kepada
semua siswa. Ini dikarenakan kemampuan siswa
yang bervariasi mengakibatkan penyampaian
materi kepada sebagian siswa belum tuntas.
Dengan materi pelajaran yang cukup banyak,
sedangkan ada sebagian siswa yang belum tuntas,
tentu saja menjadikan pilihan bagi guru apakah
akan melakukan remedial ataupun meneruskan
-
61
materi karena keterbatasan waktu. Mengingat
keterbatasan waktu ini, maka keputusan guru
adalah meneruskan materi pelajaran sesuai dengan
promes dan RPP. Dengan tetap melanjutkan materi
tentu saja ada konsekwensi yang ditimbulkan yaitu
ada materi bagi beberapa siswa yang belum tuntas.
Walaupun faktor sarana prasarana menjadi
faktor dominan, namun faktor sumber daya
manusia memiliki keterkaitan dalam pengelolaan
sarana prasarana yang menyebabkan menurunnya
hasil ujian sekolah. Apabila faktor sumber daya
manusia yaitu guru memiliki kemampuan dalam
menggunakan, membuat dan merawat alat peraga
dengan baik maka permasalahan tentang alat
peraga dapat teratasi. Sehingga penggunaan alat
peraga dalam proses pembelajaran dapat maksimal
dan mencapai tujuan pendidikan. Pengaturan
petugas perpustakaan secara bergiliran yang terdiri
dari guru dan siswa, akan membantu dalam
pemanfaatan perpustakaan yang maksimal.
Petugas perpustakaan yang dibentuk oleh kepala
sekolah dapat terdiri dari unsur guru dan siswa.
Guru sebagai penanggung jawab perpustakaan
sedangkan siswa sebagai petugas perpustakaan
yang membantu menata perpustakaan. Dalam
melaksanakan tugas ini dapat dilakukan secara
bergiliran sesuai dengan jadwal yang telah dibuat.
4.1.3 Strategi untuk Peningkatan Mutu Sekolah
Setelah mengetahui faktor-faktor yang
mengakibatkan menurun hasil Ujian Sekolah maka
-
62
dapat dibuat strategi untuk menghadapi
permasalahan tersebut. Berdasarkan rangkuman
diskusi pada sesi brainstorming dalam menyusun
diagram Fishbone dihasilkan strategi untuk
meningkatkan hasil Ujian Sekolah di SD negeri
Margolelo. Strategi yang disarankan tersebut dapat
dilihat pada Tabel 4.2 Strategi untuk Peningkatan
Mutu Sekolah di bawah ini.
Tabel. 4.2 Strategi untuk Peningkatan Mutu Sekolah
No Faktor-faktor
yang diamati
Masalah yang
terjadi Strategi
1
Sumber Daya
Manusia
Pembagian
tugas guru
yang tidak
merata
Mengadakan
pemerataan
tugas sesuai
dengan
kemampuannya
supaya lebih
proposional
Guru kurang
terampil
menggunakan
alat peraga
Mengadakan
pelatihan
penggunaan alat
peraga di
kegiatan
Kelompok Kerja
Guru ( KKG)
Guru kurang
menguasai TIK
Mengadakan
pelatihan TIK
pada saat jam
-
63
luang yang
dipandu oleh
guru yang sudah
menguasai TIK
Minat belajar
siswa rendah
Merencanakan
kegiatan
pembelajaran
yang lebih
menarik
Wali murid
hanya
menggatungkan
kemajuan
prestasi siswa
kepada pihak
sekolah
Memberikan
pelajaran
tambahan
kepada siswa
dengan cara
membuat
kelompok kecil
sesuai daerah
tempat
tinggalnya.
2
Sarana
Prasarana
Kondisi sekolah
dan ruang
kelas kurang
memadai
Menata kembali
penyimpanan
alat peraga dan
mengadakan
jadwal senam
pagi untuk
setiap kelasnya.
Kurangnya alat
peraga
Mengadakan
pelatihan
membuat alat
-
64
peraga di
kegiatan KKG
Alat peraga
banyak yang
rusak
Mengadakan
jadwal
perawatan alat
peraga berkala
dua minggu
sekali yang
dilakukan oleh
guru secara
bergiliran
Alat peraga
yang ada belum
digunakan
secara
maksimal
Mengadakan
pelatihan
tentang
penggunaan alat
peraga di
kegiatan KKG
Fasilitas
perpustakaan
belum
dimanfaatkan
secara
maksimal
Mewajibkan
siswa untuk
mengunjungi
perpustakaan
minimal 1 kali
dalam seminggu
Kondisi ruang
perpustakaan
kurang
memadai
Menata
perpustakaan
dengan
melibatkan guru
dan murid
sebagai
-
65
petugasnya.
Buku referensi
dan buku
pengayaan
kurang
dimanfaatkan
mencanangkan
program gemar
membaca
dengan
mewajibkan
siswa membaca
minimal 2 judul
buku yang
tersedia di
perpustakaan
setiap
minggunya
Buku ajar
siswa kurang
Pemanfaatan
sumber belajar
dengan
menggunakan
pembelajaran
berbasis TIK
melalui power
point dan buku
elektronik.
3 Metode
Pembelajaran
Metode yang
digunakan
monoton
Mengadakan
pelatihan
penggunaan
metode mengajar
Penggunaan
metode
Mengembangkan
kreativitas guru
-
66
mengajar
kurang menarik
melalui lomba
kreativitas
tentang metode
pembelajaran
4
Materi/sumber
belajar
Materi
pelajaran sulit
Menambah jam
pelajaran
dengan cara
tutor sebaya
Materi belum
tuntas
diajarkan
Memberikan
bimbingan
belajar intensif
kepada siswa
yang mengalami
kesulitan belajar
Pada faktor sumber daya manusia terdapat
masalah pembagian tugas guru yang tidak merata.
Hal ini disebabkan tugas sampiran guru hanya
dibebankan kepada dua orang guru. Strategi yang
disarankan adalah mengadakan pemerataan tugas
sesuai dengan kemampuan guru. Sehingga, guru
tidak ada terjadi ketimpangan dalam
melaksanakan tugasnya.
Guru SD Negeri Margolelo kurang terampil
menggunakan alat peraga disebabkan kurang
mendapatkan pelatihan menggunakan alat peraga.
Ketika mendapatkan bantuan alat peraga, hanya
diberikan buku petunjuk pemakaian saja. Padahal
pemahaman guru berbeda-beda. Maka strategi
-
67
yang disarankan adalah mengadakan pelatihan
penggunaan alat peraga di kegiatan Kelompok
Kerja Guru ( KKG).
Guru Kurang menguasai TIK. Sumber yang
menyebabkan masalah ini adalah keengganan guru
belajar TIK. Alasan keengganan tesebut adalah
faktor usia dan waktu. Dengan kesibukannya
dengan pekerjaan sekolah dan mengurus keluarga,
guru merasa tidak sempat untuk belajar TIK.
Strategi yang disarankanuntuk mengatasi masalah
ini adalah mengadakan pelatihan TIK pada saat
jam luang yang dipandu oleh guru yang sudah
menguasai TIK. Dengan pelatihan ini, diharapkan
guru dapat belajar TIK di sekolah dengan
memanfaatkan waktu luang. Dengan pemandu
teman sendiri, guru dalam belajar akan merasakan
lebih nyaman dan tidak canggung.
Minat belajar siswa rendah. Permasalahan
ini disebabkan kurang menariknya pembelajaran di
kelas. Sehingga siswa merasa bosan dan cenderung
bermain sendiri. Strategi yang disarankan untuk
mengatasi masalah ini adalah merencanakan
kegiatan pembelajaran yang menarik. Dengan
menyusun pembelajaran yang menarik diharapkan
minat belajar anak meningkat karena siswa tidak
mersa bosan di dalam kelas.
Wali murid hanya menggatungkan
kemajuan prestasi siswa kepada pihak sekolah.
Munculnya permasalahan ini adalah karena faktor
ekonomi sehingga banyak wali murid pergi
merantau ke luar kota. Hal ini mengakibatkan
-
68
anak dalam belajar di rumah, kurang pengawasan
dari orang tua. Siswa hanya dititipkan kepada
saudara atau kakek dan neneknya. Sedangkan
siswa yang tinggal bersama orang tuanya, kurang
pengawasan dari orang tua karena kesibukan
orang tuanya dalam mencari nafkah sebagai
petani. Strategi yang disarankan untuk mengatasi
masalah ini adalah memberikan pelajaran
tambahan kepada siswa dengan cara membuat
kelompok kecil sesuai daerah tempat tinggalnya.
Dalam pelaksanaan strategi ini, guru mendatangi
kelompok ini 2 kali dalam seminggu. Dengan
adanya kunjungan guru maka akan terjadi
komunikasi antara pihak sekolah dan wali murid.
Komunikasi ini akan memberikan informasi apa
yang harus diperbaiki dan ditingkatkan perihal
prestasi siswa. Melalui strategi ini diharapkan
siswa mendapatkan tambahan tentang materi
pelajaran untuk meningkatkan prestasi belajarnya
sehingga hasil ujian sekolah baik.
Pada faktor Sarana dan Prasarana, kondisi
sekolah dan kelas kurang memadai. Karena masih
ada fasilitas di sekolah yang belum ada, misalnya
ruang laboratorium dan gudang yang belum ada.
Tidak adanya laboratorium mengakibatkan
penyimpanan alat peraga diletakkan di ruang
perpustakaan. Begitu juga dikarenakan tidak
adanya gudang, maka penyimpanan barang-barang
yang tidak terpakai disimpan di dalam ruang
perpustakaan atau ruang lainnya. Selain itu,
sempitnya halaman sekolah di SD negeri Margolelo
-
69
mengakibatkan senam pagi tidak bisa dilakukan
oleh semua siswa SD Negeri Margolelo. Untuk
mengatasi hal ini strategi yang disarankan adalah
menata kembali penyimpanan alat peraga dan
mengadakan jadwal senam pagi untuk setiap
kelasnya.
SD Negeri Margolelo Kurang memiliki alat
peraga. Di setiap Kompetensi Dasar (KD) sebaiknya
memiliki alat peraga. Namun pada kenyataan di
setiap kompetensi dasar tidak ada alat peraga.
Strategi yang disarankan untuk mengatasi
permasalahan ini adalah mengadakan pelatihan
membuat alat peraga di kegiatan Kelompok Kerja
Guru. Dengan adanya pelatihan membuat alat
peraga, diharapkan guru dapat membuat sendiri
alat peraga sesuai yang dibutuhkan.
Alat peraga yang sudah ada di SD Negeri
Margolelo banyak yang rusak. Hal ini disebabkan
alat peraga tidak dirawat dengan baik. Selain itu,
tidak mempunyai tempat penyimpanan sehingga
alat peraga hanya diletakkan begitu saja. Untuk
mengatasi masalah tersebut, strategi yang
disarankan adalah mengadakan jadwal perawatan
alat peraga berkala dua minggu sekali yang
dilakukan oleh guru secara bergiliran.
Alat peraga yang ada belum digunakan
secara maksimal. Hal ini disebabkan jarangnya
guru menggunakan alat peraga karena terbatasnya
kemampuan guru dalam menggunakan alat
peraga.Untuk mengatasi permasalah ini, strategi
-
70
yang disarankan adalah Mengadakan pelatihan
tentang penggunaan alat peraga di kegiatan KKG.
Fasilitas perpustakaan belum dimanfaatkan
secara maksimal. Hal ini disebabkan karena di saat
istirahat siswa hanya menggunakan waktunya
untuk jajan dan bermain. Strategi untuk mengatasi
ini adalah Mewajibkan siswa untuk mengunjungi
perpustakaan minimal 1 kali dalam seminggu.
Dengan mewajibkan minimal 1 kali dalam
seminggu, diharapkan siswa bisa memanfaatkan
fasilitas perpustakaan dan masih mempunyai
waktu untuk bermain.
Kondisi ruang perpustakaan yang kurang
memadai. Hal ini karena ukurannya yang sempit
dan tidak adanya rak buku serta belum adanya
petugas perpustakaan. Strategi untuk mengatasi
permasalahan ini adalah menata perpustakaan
dengan melibatkan guru dan murid sebagai
petugasnya. Karena sempitnya ruangan
perpustakaan, penataan buku dan rak diatur
sedemikian rupa sehingga ruang perpustakaan
terkesan luas dan rapi. Tidak adanya petugas
khusus perpustakaan dapat diatasi dengan
membuat jadwal guru dan siswa untuk bergiliran
menjadi petugas perpustakaan. Untuk menyimpan
buku yang masih dalam kardus maka perlu
membeli rak buku.
Koleksi buku referensi dan buku pengayaan
kurang dimanfaatkan. Hal ini disebabkan karena
budaya minat siswa membaca masih kurang.
Strategi yang disarankan untuk mengatasi masalah
-
71
ini adalah mencanangkan program gemar
membaca dengan mewajibkan siswa membaca
minimal 2 judul buku yang tersedia di
perpustakaan setiap minggunya. Untuk mengawali
anak supaya tertarik dengan buku adalalah dengan
meminjamkan buku referensi dan pengayaan yang
ada gambar dan warnanya.
SD Negeri Margolelo mengalami kekurangan
buku ajar siswa. Buku ajar yang ada belum bisa
memenuhi rasio 1 buku : 1 siswa. Hal ini
disebabkan banyaknya buku ajar siswa yang hilang
dan rusak. Strategi untuk mengatasi masalah ini
adalah pemanfaatan sumber belajar dengan
menggunakan pembelajaran berbasis TIK melalui
power point dan buku elektronik.
Metode yang digunakan monoton. Masalah
ini timbul dikarenakan terbatasnya pengetahuan
guru tentang metode pembelajaran. Strategi yang
disarankan untuk mengatasi masalah ini adalah
mengadakan pelatihan penggunaan metode
mengajar yang tepat bagi siswa.
Penggunaan metode mengajar kurang
menarik. Hal ini disebabkan kurang kreatifnya
guru dalam menerapkan metode yang tepat dalam
pembelajaran. Strategi yang disarankan untuk
mengatasi masalah ini adalah Mengembangkan
kreativitas guru melalui lomba kreativitas tentang
metode pembelajaran. Lomba ini bisa dilakukan di
tingkat sekolah ataupun di tingkat gugus. Tujuan
dari lomba ini selain untuk meningkatkan
-
72
kreativitas guru juga untuk menambatkan metode
yang menarik untuk proses pembelajaran.
Dari segi materi pelajaran masih dianggap
sulit. Hal ini disebabkan materi pelajaran yang
didapat hanya dari sekolah saja. Kondisi seperti ini
juga dipengaruhi dengan keadaan geografis di Desa
Margolelo mengakibatkan kurangnya sinyal.
Sehingga koneksi internet sulit di daerah ini.
Strategi yang disarankan untuk mengatasi
permasalahan ini adalah menambah jam pelajaran
dengan cara tutor sebaya.
Materi belum tuntas diajarkan kepada
semua siswa. Ini disebabkan kemampuan siswa
yang beranekaragam mengakibatkan penyampaian
materi kepada sebagian siswa belum tuntas.
Dengan materi pelajaran yang cukup banyak dan
dibatasi oleh waktu, sedangkan ada sebagian siswa
yang belum memahami materi pelajaran, tentu saja
menjadikan pilihan bagi guru apakah akan
melakukan perbaikan atau remedial ataukah
meneruskan materi. Mengingat keterbatasan waktu
ini, maka keputusan guru adalah meneruskan
materi pelajaran sesuai dengan promes dan RPP
yang sudah dibuat. Dengan tetap melanjutkan
materi tentu saja ada dampak yang ditimbulkan
yaitu ada materi bagi beberapa siswa yang belum
tuntas. Oleh karena itu, Strategi yang disarankan
untuk mengatasi masalah ini adalah memberikan
bimbingan belajar intensif kepada siswa yang
mengalami kesulitan belajar.
-
73
4.2 Pembahasan
4.2.1 Penurunan Mutu Sekolah
Berdasarkan hasil penelitian faktor yang
menyebabkan menurunnya hasil Ujian Sekolah di
SD Negeri Margolelo terbagi menjadi 2 faktor yaitu
faktor internal yang merupakan faktor yang
berkaitan dengan diri siswa sendiri, dan faktor
eksternal yang merupakan faktor yang ada di luar
diri sendiri siswa itu sendiri. Kedua faktor ini
terletak di dalam 4 kategori yaitu sumber daya
manusia, machine/tools/sarana prasarana, metode
pembelajaran dan material/sumber belajar.
Faktor internal dari hasil penelitian ini,
terdapat pada kategori sumber daya manusia, yaitu
minat belajar siswa rendah. Sebenarnya minat
belajar siswa bukanlah satu-satunya faktor
internal. Karena selain minat belajar siswa, masih
ada faktor internal lainnya yang dapat
menyebabkan prestasi belajar, yaitu kemandirian
belajar, motivasi, bakat, minat belajar, kebiasaan
belajar, kepandaian, kesehatan, sikap, dan faktor
pribadi lainnya. Namun minat belajar siswa
memiliki pengaruh yang besar bagi faktor internal
lainnya. Ketika siswa mempunyai minat untuk
belajar, maka siswa tersebut akan termotivasi dan
bersikap untuk belajar. Sehingga kemandirian
belajar juga akan tertanam di dalam siswa
tersebut.
Sedangkan faktor eksternal dari hasil
penelitian ini terdapat dalam kategori sumber daya
-
74
manusia, sarana prasarana, metode pembelajaran
dan material/sumber belajar adalah sebagai
berikut: Faktor eksternal kategori sumber daya
manusia adalah Pembagian tugas guru yang tidak
merata; Guru kurang terampil menggunakan alat
peraga, guru kurang menguasai TIK; Minat belajar
siswa rendah; dan Ketergantungan wali murid
mengenai kemajuan prestasi siswa hanya kepada
sekolah. Sedangkan faktor eksternal penyebab
masalah pada kategori sarana prasarana adalah
kondisi sekolah dan ruang kelas yang kurang
memadai, alat peraga kurang, alat peraga banyak
yang rusak, pemanfaatan alat peraga belum
maksimal, fasilitas perpustakaan belum
dimanfaatkan secara maksimal, kondisi ruang
perpustakaan kurang memadai, buku referensi dan
buku referensi dan buku pengayaan kurang
dimanfaatkan, buku ajar siswa kurang. Faktor
eksternal penyebab masalah pada kategori metode
pembelajaran adalah metode yang sering
digunakan dalam guru mengajar monoton, yaitu
ceramah, pelaksanaan metode mengajar kurang
menarik. Sedangkan faktor eksternal penyebab
masalah pada kategori material/sumber belajar
adalah materi pelajaran dianggap sulit oleh siswa
dan materi belum tuntas diajarkan.
Pembagian tugas guru di SD Negeri
Margolelo yang tidak merata. Hal ini disebabkan
beban tugas adminitrasi sekolah dibebankan pada
dua orang guru yang menguasai komputer.
Permasalhan ini bisa diperbaiki melalui Manajemen
-
75
Berbasis Sekolah (MBS). Dalam salah satu
komponennya, terdapat komponen manajemen
tenaga kependidikan. Adanya pengelolaan dan
pembagian tugas yang jelas antara ketenagaan
akan menunjang kelancaran dalam pelaksanaan
pembelajaran di sekolah.
Guru mewajibkan sekarang sudah dituntut
untuk berpendidikan minimal sarjana atau
program diploma empat sesuai dengan Pasal 9
Undang-undang No 14 Tahun 2005 tentang Guru
dan Dosen. Dengan jumlah 9 guru yang sudah
berijazah S1, guru SD Negeri Margolelo bisa
dikatakan sudah memenuhi syarat sebagai guru.
Namun kurang terampil menggunakan alat peraga
sangatlah ironi. Seorang guru sudah berkualifikasi
sarjana seyogyanya sudah memiliki kompetensi
tentang menggunakan alat peraga.
Guru kurang menguasai TIK disebabkan
karena keengganan guru mempelajari TIK. Di era
serba komputer ini, guru dituntut untuk
menguasai TIK. Dengan kemampuan mengusai TIK
guru dapat membuat dokumen tentang perangkat
pembelajaran sendiri, membuat materi
Pembelajaran Interaktif, dan adminitrasi lainnya
yang mendukung lancarnya proses pembelajaran di
sekolah.
Ketergantungan wali murid mengenai
kemajuan prestasi siswa hanya kepada sekolah
sebaiknya mulai dibenahi. Dalam salah satu
komponen MBS yaitu manajeman hubungan
masyarakat, hubungan sekolah dengan
-
76
masyarakat merupakan jembatan dalam mendidik
perkembangan siswa. Hal ini dapat dikatakan
bahwa kemajuan prestasi siswa tidak hanya
tanggung jawab sekolah namun juga wali murid
dan masyarakat.
Kondisi sekolah dan kelas di SD Negeri
Margolelo kurang memadai. Karena masih ada
fasilitas di sekolah yang belum ada, misalnya ruang
laboratorium dan gudang yang belum ada. Selain
itu, sempitnya halaman sekolah untuk kegiatan
sekolah. Padahal sarana pendidikan yang secara
langsung dipergunakan seperti gedung, ruang
kelas, meja kursi, serta alat-alat dan media
pengajaran dan prasarana pendidikan yang
merupakan fasilitas secara tidak langsung
menunjang jalannya proses pendidikan atau
pengajaran, seperti halaman, kebun, taman
sekolah diharapkan ada dan dikelola dengan baik.
Karena manejemen sarana dan prasarana yang
baik diharapkan dapat menciptakan sekolah yang
bersih, rapi, indah dan nyaman sehingga
menciptakan kondisi yang menyenangkan untuk
proses pembelajaran di sekolah.
SD Negeri Margolelo memiliki alat peraga
yang kurang. Dalam memenuhi kekurangan alat
peraga dapat dilakukan dengan pengadaan alat
peraga. Dalam pengadaan ini bisa lewat
pembiayaan sesuai di ketentuan salah satu
komponen Manajeman Berbasis Sekolah yaitu
manajemen keuangan.
-
77
Banyaknya alat peraga yang rusak
dikarenakan pelaksanaan manajemen berbasis
sekolah belum dilaksanakan dengan baik.
Terutama komponen manajemen sarana
prasarana. Oleh karena itu, perlu diupayakan
pengelolaan sarana prasarana dengan baik. Untuk
perawatan alat peraga membutuhkan biaya yang
bisa dibebankan Bantuan Operasi Sekolah (BOS).
Alat peraga belum maksimal dimanfaatkan.
Hal ini disebabkan tidak adanya pelatihan tentang
cara penggunaan alat peraga. Padahal penggunaan
alat peraga ini sangat mendukung keberhasilan
proses belajar mengajar.
Fasilitas perpustakaan belum dimanfaatkan
secara maksimal. Hal ini karena ukurannya yang
sempit dan tidak adanya rak buku serta belum
adanya petugas perpustakaan. Hal ini belum
sesuai dengan salah satu komponen MBS adalah
manajemen pelayanan khusus. Pada komponen ini
terdapat layanan khusus perpustakaan. Layanan
perpustakaan meliputi ruangan perpustakaan,
tersedianya buku, dan pelayanan petugas.
Buku referensi dan pengayaan belum
manfaatkan secara maksimal. Hal ini karena minat
baca siswa yang rendah. Dalam salah satu
komponen MBS yaitu manajemen kesiswaan yang
merupakan penataan dan pengaturan kegiatan
yang berkaitan dengan peserta didik (siswa), mulai
masuk sampai dengan keluarnya peserta didik
tersebut dari suatu sekolah. Manajemen kesiswaan
bukan hanya berbentuk pencatatan data peserta
-
78
didik, melainkan meliputi aspek yang lebih luas
yang secara operasional dapat membantu upaya
pertumbuhan dan perkembangan peserta didik
melalui proses pendidikan di sekolah termasuk
minat baca siswa. Dalam pengelolaan kegiatan
kesiswaan ini, hendaknya memperhatikan kondisi
siswa. Terbatasnya tenaga yang merawat buku,
juga mengakibatkan buku ini belum diklasifikasi
dan diadminitrasi dengan baik sehingga oleh pihak
sekolah buku ini masih disimpan di dalam kardus
dan belum bisa dimanfaatkan oleh siswa secara
maksimal untuk medukung proses pembelajaran.
Buku ajar siswa untuk siswa SD Negeri
Margolelo masih kurang, yaitu belum bisa
memenuhi rasio 1 buku : 1 siswa. Hal ini belum
sesuai dengan manajemen sarana prasarana.
Tentu saja kondisi ini memprihatinkan karena ada
siswa yang tidak dapat menikmati fasilitas buku
ajar. Ketersediaan buku ajar siswa yang cukup
diharapkan dapat membantu proses pembelajaran
di kelas.
Metode pembelajaran yang digunakan di SD
Negeri Margolelo masih monoton. keterbatasan
kemampuan guru dalam menggunakan metode
yang tepat dalam pembelajaran adalah
penyebabnya. Hal ini belum sesuai dengan salah
satu komponen manajemen berbasis sekolah yaitu,
Manajemen program pembelajaran dan pengajaran.
Setiap sekolah diharapkan dapat mengembangkan
program pembelajaran atau pengajaran termasuk
metodenya. Dalam pengelolaannya hendaknya bisa
-
79
menghubungkan peserta didik dan kebutuhan
lingkungan ketika mengembangkan program
sekolah.
Metode mengajar yang dilakukan guru
kurang menarik. Hal ini disebabkan kurang
kreatifnya guru dalam menerapkan metode yang
tepat dalam pembelajaran. Di dalam komponen
MBS yaitu manajemen program pembelajaran dan
pengajaran, pihak sekolah termasuk guru
diharapkan dapat menerapkan metode yang
menarik untuk pembelajaran. Kreativitas guru
perlu dilatih, sehingga metode yang digunakan
guru nantinya dapat menciptakan pembelajaran
yang menarik dan menyenangkan.
Materi pembelajaran dianggap sulit oleh
siswa. Karena siswa hanya mendapatkan materi
dari pihak sekolah. Dalam salah satu komponen
MBS yaitu manajeman hubungan masyarakat,
hubungan sekolah dengan masyarakat merupakan
jembatan dalam mendidik perkembangan siswa.
Hal ini dapat dikatakan bahwa pengawasan dari
pihak keluarga ketika siswa belajar di rumah
sangat diperlukan. Pendidikan siswa ketika
dirumah merupakan tanggung jawab orang tua.
Materi belum tuntas diajarkan kepada
semua siswa. Ini dikarenakan kemampuan siswa
yang bervariasi. Padahal kemampuan siswa untuk
berprestasi dalam belajar dipengaruhi oleh
kemandirian belajar, motivasi, bakat, minat belajar,
kebiasaan belajar, kepandaian, kesehatan, dan
sikap. Dengan perbedaan ini, mengakibatkan
-
80
penyampaian materi kepada sebagian siswa belum
tuntas. Dengan materi pelajaran yang cukup
banyak namun terbatasnya waktu sesuai kalender
pendidikan, sebaiknya ada program remedial bagi
sebagian siswa yang belum tuntas. Di dalam salah
satu komponen MBS yaitu manajemen kesiswaan,
sekolah seharusnya dapat menata dan mengatur
kegiatan yang berkaitan dengan peserta didik
(siswa), mulai masuk sampai dengan keluarnya
peserta didik tersebut dari suatu sekolah. Oleh
karena itu, bisa dikatakan bahwa remedial
diperlukan untuk menuntaskan materi
pembelajaran.
4.2.2 Strategi untuk Peningkatan Hasil Ujian
Sekolah
Pembagian tugas guru di SD Negeri
Margolelo tidak merata. Strategi yang disarankan
adalah mengadakan pemerataan tugas sesuai
dengan kemampuan guru. Strategi ini telah sesuai
dengan salah satu komponen MBS yaitu
manajemen tenaga kependidikan. Dalam
manajemen ini sangat diperhatikan pembagian
tugas guru yang jelas dan merata sehingga
menunjang kelancaran dari pelaksanaan
pembelajaran di sekolah. Tugas guru yang jelas
akan mefokuskan guru dalam bekerja yaitu
mendidik siswa secara profesional.
Guru di SD Negeri Margolelo kurang
terampil menggunakan alat peraga disebabkan
kurang mendapatkan pelatihan menggunakan alat
-
81
peraga. Strategi yang disarankan adalah
mengadakan pelatihan penggunaan alat peraga di
kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG). Hal ini
sudah sesuai dengan manajemen ketenagaan
pendidikan. Karena dalam manajemen ini tercakup
pembinaan dan pengembangan pegawai, yaitu
guru. Adapun Salah satu wadah untuk
mengembangkan kualitas tenaga pendidik/guru
adalah melalui Kelompok Kerja Guru (KKG).
Kelompok kerja Guru (KKG) adalah sebagai sistem
pembinaan profesional guru SD dalam mengemban
misi yang sesuai dengan tujuan yaitu:
Meningkatkan kemampuan dan kualitas guru,
memberikan informasi baru dalam bidang
pendidikan, pemecahan masalah yang dihadapi
guru, membina kerjasama dan keakraban dalam
meningkatkan prestasi dan kinerja guru dalam
mengelola proses belajar mengajar.
Guru kurang menguasai TIK. Yang
menyebabkan masalah ini adalah keengganan guru
belajar TIK. Strategi yang disarankan untuk
mengatasi masalah ini adalah mengadakan
pelatihan TIK pada saat jam luang yang dipandu
oleh guru yang sudah menguasai TIK. Hal ini
sudah sesuai dengan manajemen ketenagaan
pendidikan. Karena dalam manajemen ini tercakup
pembinaan dan pengembangan pegawai, yaitu
guru. Dengan pelatihan ini, diharapkan guru dapat
belajar TIK di sekolah dengan memanfaatkan
waktu luang. Sehingga guru memiliki kemampuan
dalam menguasai TIK.
-
82
Minat belajar siswa rendah. Permasalahan
ini disebabkan kurang menariknya pembelajaran di
kelas. Strategi yang disarankan untuk mengatasi
masalah ini adalah merencanakan kegiatan
pembelajaran yang menarik. Strategi ini sudah
sesuai dengan manajemen program pembelajaran
atau pengajaran serta dapat melakukan
pengawasan dalam implementasinya. Dengan
menyusun pembelajaran yang menarik diharapkan
minat belajar anak meningkat karena siswa tidak
mersa bosan di dalam kelas.
Wali murid hanya menggatungkan
kemajuan prestasi siswa kepada pihak sekolah.
Munculnya permasalahan ini adalah karena faktor
ekonomi sehingga banyak wali murid pergi
merantau ke luar kota. Hal ini mengakibatkan
anak dalam belajar di rumah, kurang pengawasan
dari orang tua. Strategi yang disarankan untuk
mengatasi masalah ini adalah memberikan
pelajaran tambahan kepada siswa dengan cara
membuat kelompok kecil sesuai daerah tempat
tinggalnya. Strategi ini sudah sesuai dengan salah
satu komponen manajemen kesiswaan yang
merupakan penataan dan pengaturan kegiatan
yang berkaitan dengan peserta didik (siswa), mulai
masuk sampai dengan keluarnya peserta didik
tersebut dari suatu sekolah. Manajemen kesiswaan
secara operasional dapat membantu upaya
pertumbuhan dan perkembangan peserta didik
melalui proses pendidikan di sekolah. Termasuk
-
83
dalam hal ini adalah penambahan jam pelajaran
untuk siswa.
Pada faktor sarana dan prasarana, kondisi
sekolah dan kelas kurang memadai. Karena masih
ada fasilitas di sekolah yang belum ada, misalnya
ruang laboratorium dan gudang yang belum ada
sempitnya halaman sekolah. Untuk mengatasi hal
ini strategi yang disarankan adalah Menata
kembali penyimpanan alat peraga dan mengadakan
jadwal senam pagi untuk setiap kelasnya. Strategi
ini sudah tepat karena sesuai dengan salah satu
komponen manajemen sekolah yaitu manajemen
sarana prasarana. Pengelolaan sarana dan
prasarana pendidikan yang baik baik diharapkan
dapat menciptakan sekolah yang bersih, rapi,
indah dan nyaman sehingga menciptakan kondisi
yang menyenangkan untuk proses pembelajaran di
sekolah.
SD Negeri Margolelo kurang memiliki alat
peraga. Di setiap Kompetensi Dasar sebaiknya
memiliki alat peraga. Namun pada kenyataan di
setiap KD tidak ada alat peraga. Strategi yang
disarankan untuk mengatasi permasalahan ini
adalah mengadakan pelatihan membuat alat
peraga di kegiatan Kelompok Kerja Guru. Hal ini
sesuai salah satu komponen MBS, yaitu
manajemen sarana prasarana. Karena dengan
tersedianya alat peraga yang lengkap dapat
mendukung prestasi belajar siswa. Selain itu,
terlibatnya guru melalui KKG juga sesuai dengan
manajemen tenaga kependidikan yaitu membina
-
84
dan mengembangkan kompetensi guru. Dengan
adanya pelatihan membuat alat peraga, diharapkan
guru dapat membuat sendiri alat peraga sesuai
yang dibutuhkan.
SD Negeri Margolelo memiliki banyak alat
peraga yang rusak. Hal ini disebabkan alat peraga
tidak dirawat dengan baik. Selain itu, tidak
mempunyai tempat penyimpanan sehingga alat
peraga hanya diletakkan begitu saja. Untuk
mengatasi masalah tersebut, strategi yang
disarankan adalah mengadakan jadwal perawatan
alat peraga berkala dua minggu sekali yang
dilakukan oleh guru secara bergiliran. Strategi ini
sudah tepat karena sesuai dengan manajemen
sarana prasarana. Dalam salah satu kegiatan
pengelolaan sarana dan prasarana adalah
pemeliharaan. Hal yang berkaitan dengan
pemeliharaan adalah kegiatan merawat,
memelihara dan menyimpan barang sekolah
supaya awet. Begitu juga dengan memperbaiki alat
peraga yang rusak sudah sesuai dengan kegiatan
perawatan ini. Namun apabila perbaikan suatu
barang atau alat peraga memerlukan biaya besar
sebaiknya alat peraga tersebut dihapus sesuai
dengan penghapusan barang iventaris. Dengan
pengelolaan sarana prasarana yang baik,
diharapkan dapat membantu dalam proses
pembelajaran di sekolah. Dan untuk pembiayaan
pengadaan ini disesuaikan dengan ketentuan
manajemen keuangan.
-
85
Alat peraga yang ada belum digunakan
secara maksimal. Hal ini disebabkan jarangnya
guru menggunakan alat peraga karena terbatasnya
kemampuan guru dalam menggunakan alat peraga.
Untuk mengatasi permasalah ini, strategi yang
disarankan adalah Mengadakan pelatihan tentang
penggunaan alat peraga di kegiatan Kelompok
Kegiatan Guru. Strategi ini sudah sesuai dengan
salah satu komponen manajemen tenaga
kependidikan, yaitu mencakup pembinaan dan
pengembangan guru. KKG merupakan suatu
wadah pembinaan profesional bagi guru SD dalam
meningkatkan kualitas guru dan memecahkan
permasalahan dalam bidang pendidikan.
Fasilitas perpustakaan belum dimanfaatkan
secara maksimal. Hal ini disebabkan karena di saat
istirahat siswa hanya menggunakan waktunya
untuk jajan dan bermain. Strategi untuk mengatasi
ini adalah mewajibkan siswa untuk mengunjungi
perpustakaan minimal 1 kali dalam seminggu.
Strategi ini sudah sesuai dengan salah satu
komponen MBS adalah manajemen pelayanan
khusus. Pada komponen ini terdapat layanan
khusus perpustakaan. Layanan perpustakaan
meliputi ruangan perpustakaan, tersedianya buku,
dan pelayanan petugas. Dengan mewajibkan siswa
mengunjungi perpustakaan, tentu saja pelayanan
perpustakaan diupayakan maksimal juga.
Kondisi ruang perpustakaan yang kurang
memadai. Hal ini karena ukurannya yang sempit
dan tidak adanya rak buku serta belum adanya
-
86
petugas perpustakaan. Strategi untuk mengatasi
permasalahan ini adalah menata perpustakaan
dengan melibatkan guru dan murid sebagai
petugasnya. Strategi ini sudah sesuai dengan
manajemen pelayanan khusus, yaitu pengelolaan
perpustakaan. Sempitnya ruangan perpustakaan
perlu diupayakan dengan cara penataan buku dan
rak diatur sedemikian rupa sehingga ruang
perpustakaan terkesan luas dan rapi. Tidak adanya
petugas khusus perpustakaan dapat diatasi
dengan membuat jadwal guru dan siswa untuk
bergiliran menjadi petugas perpustakaan. Untuk
menyimpan buku yang masih dalam kardus maka
perlu membeli rak buku.
SD Negeri Margolelo mempunyai koleksi
buku referensi dan buku pengayaan kurang
dimanfaatkan. Hal ini disebabkan karena budaya
minat siswa membaca masih kurang. Strategi yang
disarankan untuk mengatasi masalah ini adalah
mencanangkan program gemar membaca dengan
mewajibkan siswa membaca minimal 2 judul buku
yang tersedia di perpustakaan setiap minggunya.
Strategi ini sudah sesuai dengan manajemen
kesiswaan yang merupakan penataan dan
pengaturan kegiatan yang berkaitan dengan
peserta didik (siswa) yang dapat membantu upaya
pertumbuhan dan perkembangan peserta didik
melalui proses pendidikan di sekolah. Untuk
mengawali anak supaya tertarik dengan buku
adalalah dengan meminjamkan buku referensi dan
-
87
pengayaan yang ada gambar dan warnanya yang
menarik.
SD Negeri Margolelo mengalami kekurangan
buku ajar siswa. Buku ajar yang ada belum bisa
memenuhi rasio 1 buku : 1 siswa. Hal ini
disebabkan banyaknya buku ajar siswa yang hilang
dan rusak. Strategi untuk mengatasi masalah ini
adalah Pemanfaatan sumber belajar dengan
menggunakan pembelajaran berbasis TIK melalui
power point dan buku elektronik. Strategi ini
sudah sesuai dengan manajemen sarana dan
prasarana yaitu melengkapi peralatan dan
perlengkapan yang secara langsung dipergunakan
dan menunjang proses pendidikan, khususnya
proses belajar mengajar dengan menggunakan
sarana dan prasarana yang ada. SD Negeri
Margolelo sudah memiliki LCD Projector dan
Laptop. Hal ini dapat dimanfaatkan dalam proses
pembelajaran melalui power point dan buku
pelajaran elektronik.
Metode yang digunakan monoton. Masalah
ini timbul dikarenakan terbatasnya pengetahuan
guru tentang metode pembelajaran. Strategi yang
disarankan untuk mengatasi masalah ini adalah
mengadakan pelatihan penggunaan metode
mengajar yang tepat bagi siswa. Strategi ini sudah
sesuai dengan manajemen tenaga kependidikan
yaitu membina dan mengembangkan kompetensi
guru melalui pelatihan.
Penggunaan metode mengajar kurang
menarik. Hal ini disebabkan kurang kreatifnya
-
88
guru dalam menerapkan metode yang tepat dalam
pembelajaran. Strategi yang disarankan untuk
mengatasi masalah ini adalah Mengembangkan
kreativitas guru melalui lomba kreativitas tentang
metode pembelajaran. Strategi ini sudah sesuai
dengan manajemen tenaga kependidikan yaitu
membina dan mengembangkan kompetensi guru
melalui pelatihan.
Dari segi materi pelajaran masih dianggap
sulit. Hal ini disebabkan materi pelajaran yang
didapat hanya dari sekolah saja. Kondisi seperti ini
juga dipengaruhi dengan keadaan geografis di Desa
Margolelo mengakibatkan kurangnya sinyal.
Sehingga koneksi internet sulit di daerah ini.
Strategi yang disarankan untuk mengatasi
permasalahan ini adalah Menambah jam pelajaran
dengan cara tutor sebaya. Dalam pelaksanaan
strategi, siswa yang sudah menguasai materi
pelajaran membantu teman belum menguasai
materi. Strategi ini sudah sesuai dengan
manajemen kesiswaan yaitu penataan dan
pengaturan kegiatan yang berkaitan dengan
peserta didik (siswa) yang secara operasional dapat
membantu upaya pertumbuhan dan
perkembangan peserta didik melalui proses
pendidikan di sekolah. Selain itu juga sesuai
dengan manajemen program pembelajaran atau
pengajaran serta dapat melakukan pengawasan
dalam implementasinya. Strategi ini dapat
menghubungkan siswa dan kebutuhan lingkungan
ketika mengembangkan program sekolah.
-
89
Materi belum tuntas diajarkan kepada
semua siswa. Ini disebabkan kemampuan siswa
yang beranekaragam mengakibatkan penyampaian
materi kepada sebagian siswa belum tuntas.
Dengan materi pelajaran yang cukup banyak dan
dibatasi oleh waktu, sedangkan ada sebagian siswa
yang belum memahami materi pelajaran, tentu saja
menjadikan pilihan bagi guru apakah akan
melakukan perbaikan atau remedial ataukah
meneruskan materi. Mengingat keterbatasan waktu
ini, maka keputusan guru adalah meneruskan
materi pelajaran sesuai dengan promes dan RPP
yang sudah dibuat. Dengan tetap melanjutkan
materi tentu saja ada dampak yang ditimbulkan
yaitu ada materi bagi beberapa siswa yang belum
tuntas. Oleh karena itu, strategi yang disarankan
untuk mengatasi masalah ini adalah memberikan
bimbingan belajar intensif kepada siswa yang
mengalami kesulitan belajar. Strategi ini sudah
sesuai dengan manajemen kesiswaan yaitu
penataan dan pengaturan kegiatan yang berkaitan
dengan peserta didik (siswa) yang secara
operasional dapat membantu upaya pertumbuhan
dan perkembangan peserta didik melalui proses
pendidikan di sekolah.
Dalam pelaksanaan strategi dapat
memanfaatkan kegiatan Kelompok Kerja Guru
(KKG). Forum KKG sangat penting untuk
meningkatkan kompetensi guru melalui pelatihan-
pelatihan yang sangat diperlukan oleh guru. SD
Negeri Margolelo tergabung dalam KKG Gugus
-
90
Cengkeh. KKG Gugus Cengkeh sudah
mengagendakan 2 minggu sekali mengadakan
kegiatan. Pada kenyataannya kegiatan jarang sekali
dilaksanakan. Hal ini tentu saja sangat
disayangkan karena forum KKG ini dapat
digunakan untuk wadah pembahasan suatu
masalah sehingga mendapatkan solusi yang tepat.
Strategi ini dibuat selain untuk
meningkatkan nilai hasil Ujian Sekolah juga untuk
mencapai visi SD Negeri Margolelo. Visi SD Negeri
Margolelo adalah “Terwujudnya siswa berprestasi,
santun dan berbudi pekerti luhur”. Visi ini kurang
spesifik dan terukur karena tidak dijelaskan
sampai tahun berapa visi ini akan ditargetkan
tercapai. Bisa dikatakan visi ini tidak jelas apakah
visi jangka panjang atau visi jangka menengah.
Sehingga dalam menentukan misi untuk mencapai
visi tersebut kurang spesifik.
4.2.3 Pendapat Teman Sejawat dan Pakar
Draft strategi yang sudah disusun
berdasarkan analisis fishbone kemudian dievaluasi
oleh pengawas sekolah, kepala sekolah dan guru
SD Negeri Margolelo. Pengawas sekolah yang
memberikan pendapatnya tentang draft strategi ini
adalah Suyantini, M.Pd, pengawas yang bertugas di
UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Kandangan.
Beliau berpendapat bahwa strategi yang disusun
-
91
ada yang sudah sesuai namun juga ada yang harus
ditambah.
Strategi untuk faktor sumber daya manusia
menurut Suyantini adalah sebagai berikut:
mengadakan pemerataan tugas tambahan sesuai
dengan kemampuannya untuk mengatasi
pembagian tugas tambahan guru yang tidak
merata, dinilai sudah tepat. Sedangkan strategi
untuk mengatasi kurang terampilnya guru
menggunakan alat peraga, selain mengadakan
pelatihan penggunaan alat peraga di kegiatan
Kelompok Kerja Guru ( KKG), strategi yang dapat
ditempuh adalah dengan diskusi dengan teman
sejawat di sekolah. Dengan diskusi ini, guru dapat
saling berbagi pengalaman tentang penggunaan
alat peraga yang baik. Pemecahan permasalahan
tentang kurangnya guru menguasai TIK dapat
dilakukan dengan mengadakan pelatihan TIK pada
saat jam luang yang dipandu oleh guru yang sudah
menguasai TIK. Namun sebelumnya harus diubah
dulu mindset guru yang belum menguasai TIK
agar mampu menggunakan TIK. Mengatasi minat
Minat belajar siswa rendah dapat dilakukan
dengan cara merencanakan kegiatan pembelajaran
yang lebih menarik dan memberi reward bagi siswa
yang berprestasi. Dengan memberi penghargaan
ini, diharapkan dapat meningkatkan minat belajar
-
92
siswa. Wali murid hanya menggatungkan
kemajuan prestasi siswa kepada pihak sekolah
dapat diatasi dengan memberikan pelajaran
tambahan kepada siswa dengan cara membuat
kelompok kecil sesuai daerah tempat tinggalnya.
Selain itu, mengadakan sosialisasi pada wali murid
tentang pentingnya peran wali murid terhadap
prestasi belajar siswa dengan mendatangkan nara
sumber yang berkompeten.
Pada faktor sarana dan prasarana kepala
sekolahi berpendapat bahwa strategi yang
digunakan untuk mengatasi kondisi sekolah dan
ruang kelas kurang memadai adalah menata
kembali penyimpanan alat peraga dan mengadakan
jadwal senam pagi untuk setiap kelasnya. Strategi
ini sudah dinilai sesuai. Untuk mengatasi
kurangnya alat peraga dapat diatasi dengan cara
memanfaatkan alat peraga alamtakambang (alat
peraga yang ada di sekitar kita). Alat peraga belum
digunakan secara maksimal dapat diatasi dengan
cara Mengadakan pelatihan tentang penggunaan
alat peraga di kegiatan KKG dan mewajibkan guru
membaca petunjuk penggunaan alat peraga.
Menurut guru SD Negeri Margolelo, untuk
mengatasi fasilitas perpustakaan belum
dimanfaatkan secara maksimal dapat dilakukan
dengan cara guru memberi tugas membaca bacaan
-
93
anak di perpustakaan minimal seminggu sekali.
Sedangkan strategi menata perpustakaan dengan
melibatkan guru dan murid sebagai petugasnya,
mencanangkan program gemar membaca dengan
mewajibkan siswa membaca minimal 2 judul buku
yang tersedia di perpustakaan setiap minggunya,
dan pemanfaatan sumber belajar dengan
menggunakan pembelajaran berbasis TIK melalui
power point dan buku elektronik dinilai sudah
tepat.
Untuk mengatasi metode yang digunakan
monoton, Suyantini berpendapat hal ini dapat
didiskusikan dengan teman sejawat. Dengan
adanya diskusi akan mendapatkan pengalaman
penggunaan metode pembelajaran yang bervariasi.
Strategi yang digunakan untuk mengatasi
Penggunaan metode mengajar kurang menarik
adalah Mengembangkan kreativitas guru melalui
lomba kreativitas tentang metode pembelajaran,
dinilai sudah tepat. Karena dengan adanya lomba
kreativitas guru dapat muncul.
Untuk mengatasi masalah materi pelajaran
sulit, menurut Suyantini dapat dilakukan dengan
cara memberi tambahan tugas atau latihan-latihan
soal. Sedangkan untuk mengatasi masalah materi
belum tuntas, Suyantini berpendapat bahwa
-
94
memberikan bimbingan belajar intensif kepada
siswa yang mengalami kesulitan belajar sudah
dinilai tepat.
Menurut Dr. Jumintono, draft strategi yang
disusun, sudah baik. Beliau memberikan saran
untuk mengatasi materi pelajaran yang sulit adalah
dengan menciptakan situasi belajar yang lebih
kontekstual. Hal ini akan membantu siswa untuk
lebih memahami materi pelajaran. Sehingga siswa
dapat mengatasi permasalahannya dalam belajar.
4.2.4 Hasil Revisi berdasarkan Pendapat Teman
Sejawat dan Pakar
Berdasarkan analisis fishbone dan pendapat
Pengawas Sekolah maka dapat disusun draft
alternatif strategi SD Negeri Margolelo sebagai
berikut:
a. Faktor sumber daya manusia
1) Mengadakan pemerataan tugas sesuai
dengan kemampuannya supaya lebih
proposional;
2) Mengadakan pelatihan penggunaan alat
peraga di kegiatan Kelompok Kerja Guru
(KKG);
3) Diskusi dengan teman sejawat di sekolah;
-
95
4) Mengadakan pelatihan TIK pada saat jam
luang yang dipandu oleh guru yang sudah
menguasai TIK;
5) Mengubah mindset guru yang belum
menguasai TIK agar mampu menggunakan
TIK;
6) Merencanakan kegiatan pembelajaran yang
lebih menarik;
7) Memberi reward bagi siswa yang berprestasi;
8) Memberikan pelajaran tambahan kepada
siswa dengan cara membuat kelompok kecil
sesuai daerah tempat tinggalnya;
9) Mengadakan sosialisasi pada wali murid
tentang pentingnya peran wali murid
terhadap prestasi belajar siswa dengan
mendatangkan nara sumber yang
berkompeten.
b. Faktor Sarana dan Prasarana
1) Menata kembali penyimpanan alat peraga
dan mengadakan jadwal senam pagi untuk
setiap kelasnya;
2) Mengadakan pelatihan membuat alat peraga
di kegiatan KKG;
3) Manfaatkan alat peraga alamtakambang (alat
peraga yang ada di sekitar kita);
-
96
4) Mengadakan jadwal perawatan alat peraga
berkala dua minggu sekali yang dilakukan
oleh guru secara bergiliran;
5) Pemakai alat peraga bertanggung jawab atas
keutuhan alat;
6) Mengadakan pelatihan tentang penggunaan
alat peraga di kegiatan KKG;
7) Guru harus membaca petunjuk penggunaan
alat peraga;
8) Mewajibkan siswa untuk mengunjungi
perpustakaan minimal 1 kali dalam
seminggu;
9) Guru memberi tugas membaca bacaan anak
di perpustakaan minimal seminggu sekali;
10) Menata perpustakaan dengan melibatkan
guru dan murid sebagai petugasnya;
11) Mencanangkan program gemar membaca
dengan mewajibkan siswa membaca minimal
2 judul buku yang tersedia di perpustakaan
setiap minggunya;
12) Pemanfaatan sumber belajar dengan
menggunakan pembelajaran berbasis TIK
melalui power point dan buku elektronik.
c. Metode Pembelajaran
1) Mengadakan pelatihan penggunaan metode
mengajar;
-
97
2) Diskusi dengan teman sejawat;
3) Mengembangkan kreativitas guru melalui
lomba kreativitas tentang metode
pembelajaran.
d. Material/sumber belajar
1) Menambah jam pelajaran dengan cara tutor
sebaya;
2) Memberi tambahan tugas / latihan-latihan;
3) Menciptakan situasi belajar yang lebih
kontekstual.
4) Memberikan bimbingan belajar intensif
kepada siswa yang mengalami kesulitan
belajar.
Hasil selengkapnya draft alternatif strategi ini
dapat dilihat di lampiran 6. Rencana Strategis
untuk Peningkatan Mutu Sekolah SD Negeri
Margolelo Tahun 2014.