bab iv hasil penelitian dan pembahasan 4.1. hasil penelitian · 2019-10-24 · 129 bab iv hasil...

100
129 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Pada bagian ini disajikan hasil penelitian tentang pengaruh ketidakpastian lingkungan, struktur organisasi dan kompetensi pengguna sistem informasi terhadap kualitas sistem informasi akuntansi manajemen serta implikasinya pada kualitas informasi akuntansi manajemen. Hasil penelitian disajikan dalam beberapa bagian, yaitu : (1) tingkat pengembalian kuisioner, (2) profil tempat penelitian, populasi, unit analisis, dan responden penelitian serta kondisi umum sistem informasi akuntansi manajemen yang digunakan pada unit- unit fungsional di perusahaan-perusahaan badan usaha milik negara (BUMN), (3) analisis deskriptif variabel penelitian, dan (4) analisis konfirmatif tentang pengaruh ketidakpastian lingkungan, struktur organisasi dan kompetensi pengguna sistem informasi terhadap kualitas sistem informasi akuntansi manajemen dan pengaruh kualitas sistem informasi akuntansi manajemen terhadap kualitas informasi akuntansi manajemen. 4.1.1. Tingkat Pengembalian Kuisioner Kegiatan penyebaran dan pengumpulan kuisioner penelitian berlangsung mulai pada minggu ke-1 Januari 2017 sampai dengan minggu ke-2 Mei 2017 atau berlangsung lebih dari 4 (empat) bulan. Penyebaran dan pengumpulan kuisioner penelitian kepada dan dari responden dilakukan dengan cara mendatangi langsung

Upload: others

Post on 09-Aug-2020

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian · 2019-10-24 · 129 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Pada bagian ini disajikan hasil penelitian

129

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

Pada bagian ini disajikan hasil penelitian tentang pengaruh

ketidakpastian lingkungan, struktur organisasi dan kompetensi pengguna sistem

informasi terhadap kualitas sistem informasi akuntansi manajemen serta

implikasinya pada kualitas informasi akuntansi manajemen. Hasil penelitian

disajikan dalam beberapa bagian, yaitu : (1) tingkat pengembalian kuisioner, (2)

profil tempat penelitian, populasi, unit analisis, dan responden penelitian serta

kondisi umum sistem informasi akuntansi manajemen yang digunakan pada unit-

unit fungsional di perusahaan-perusahaan badan usaha milik negara (BUMN), (3)

analisis deskriptif variabel penelitian, dan (4) analisis konfirmatif tentang

pengaruh ketidakpastian lingkungan, struktur organisasi dan kompetensi

pengguna sistem informasi terhadap kualitas sistem informasi akuntansi

manajemen dan pengaruh kualitas sistem informasi akuntansi manajemen

terhadap kualitas informasi akuntansi manajemen.

4.1.1. Tingkat Pengembalian Kuisioner

Kegiatan penyebaran dan pengumpulan kuisioner penelitian berlangsung

mulai pada minggu ke-1 Januari 2017 sampai dengan minggu ke-2 Mei 2017 atau

berlangsung lebih dari 4 (empat) bulan. Penyebaran dan pengumpulan kuisioner

penelitian kepada dan dari responden dilakukan dengan cara mendatangi langsung

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian · 2019-10-24 · 129 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Pada bagian ini disajikan hasil penelitian

130

unit-unit fungsional di perusahaan-perusahaan badan usaha milik negara

(BUMN), menggunakan jasa pos (mail survey), dan menggunakan surat

elektronik (e-mail). Rekapitulasi tingkat pengembalian kuisioner penelitian

disajikan pada Tabel 4.1 berikut :

Tabel 4.1

Rekapitulasi Tingkat Pengembalian Kuisioner

Tempat Penelitian

(BUMN Berdasarkan Sektor Usaha)

Kuisioner

Disebar

Kuisioner

Kembali

Persentase

Pengembalian

BUMN

Resp*

BUMN

Resp*

BUMN

Resp*

Akomodasi dan Penyediaan Makanan

dan Minuman

1

5

1

5

100,00

100,00

Industri Pengolahan

24

73

8

24

33,33

32,88

Informasi dan Telekomunikasi

3

10

1

4

33,33

40,00

Jasa Keuangan dan Asuransi

19

70

17

61

89,47

87,14

Jasa Profesional, Ilmiah dan Teknik

9

22

4

10

44,44

45,45

Jasa Konstruksi

9

29

6

21

66,67

72,41

Pengadaan Air, Pengolahan Sampah dan

Daur Ulang

2

5

1

3

50,00

60,00

Pengadaan Gas, Uap dan Udara Dingin

2

7

2

4

100,00

57,14

Perdagangan Besar dan Eceran

3

8

3

5

100,00

62,50

Pertambangan dan Penggalian

5

20

2

6

40,00

30,00

Pertanian, Kehutanan dan Perikanan

7

24

6

18

85,71

86,36

Real Estate

1

3

0

0

0,00

0,00

Transportasi dan Pergudangan

20

67

11

36

55,00

53,74

Jumlah

105

341

62

197

58,10

57,77

Kuisioner Yang Tidak Dapat Digunakan

0

7 0,00 2,05

Kuisioner Yang Dapat Digunakan

105 341

62

190

59,05

55,71 Resp* = Responden

Sumber : Hasil pengolahan data.

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian · 2019-10-24 · 129 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Pada bagian ini disajikan hasil penelitian

131

Tabel 4.1 menunjukkan bahwa secara keseluruhan, tingkat pengembalian

kuisioner adalah sebesar 55,71%. “Response rates are calculated by dividing the

number of usable responses returned by the total number eligible in the sample

chosen” (Fincham, 2008).

Sekaran & Bougie (2013: 147) menyatakan bahwa “A 30% response rate

is considered acceptable”.Berdasarkan pendapat tersebut, maka data (kuisioner)

yang diperoleh dalam penelitian ini dapat digunakan untuk pengolahan

selanjutnya.

4.1.2. Profil Tempat, Populasi, Unit Analisis, Sampel dan Responden

Penelitian, Serta Kondisi Umum Sistem Informasi Akuntansi

Manajemen Yang Digunakan

4.1.2.1 Profil Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di perusahaan-perusahaan badan usaha milik

negara (BUMN) Indonesia. Untuk menyediakan gambaran tentang tempat

penelitian, berikut ini dikemukakan profil ringkas perusahaan-perusahaan milik

negara (BUMN) Indonesia dilihat dari perspektif hukum, sektor usaha dan bentuk

perusahaan.

Menurut Pasal 1 Angka 1 Undang-Undang No. 19 Tahun 2003 tentang

Badan Usaha Milik Negara, yang dimaksud dengan badan usaha milik negara

adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh

negara melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan negara

yang dipisahkan. Berdasarkan bentuk hukumnya, badan usaha milik negara

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian · 2019-10-24 · 129 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Pada bagian ini disajikan hasil penelitian

132

dibedakan menjadi 2 (dua) bentuk, yaitu : perusahaan persero dan perusahaan

umum. Perusahaan persero (Persero) adalah badan usaha milik negara berbentuk

perseroan terbatas yang modalnya terbagi dalam saham yang seluruh atau paling

sedikit 51% sahamnya dimiliki oleh negara Republik Indonesia yang tujuan

utamanya mengejar keuntungan. Sedangkan perusahaan umum (Perum) adalah

badan usaha milik negara yang seluruh modalnya dimiliki negara dan tidak

terbagi atas saham, yang bertujuan untuk kemanfaatan umum berupa penyediaan

barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan sekaligus mengejar keuntungan

berdasarkan prinsip pengelolaan perusahaan.

Diantara badan usaha milik negara berbentuk perusahaan persero, ada

beberapa persero yang berupa persero terbuka (Tbk). Menurut Pasal 1 Angka 3

UU No. 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara, persero terbuka (Tbk)

adalah persero yang modal dan jumlah pemegang sahamnya memenuhi kriteria

tertentu atau persero yang melakukan penawaran umum sesuai dengan peraturan

perundang-undangan dibidang pasar modal.

Berdasarkan situs Kementerian Negara Badan Usaha Milik Negara

(www.bumn.go.id), yang diakses 19 November 2016, jumlah perusahaan badan

usaha milik negara (BUMN) baik yang berbentuk perusahaan persero maupun

perusahaan umum adalah sebanyak 119 (seratus sembilan belas) BUMN, yang

terbagi dalam 13 (tiga belas) sektor usaha. Profil tempat penelitian (BUMN)

berdasarkan sektor usaha disajikan pada Tabel 4.2 berikut :

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian · 2019-10-24 · 129 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Pada bagian ini disajikan hasil penelitian

133

Tabel 4.2

Profil Tempat Penelitian (BUMN) Berdasarkan Sektor Usaha

No.

Sektor Usaha

Jumlah

1.

Akomodasi dan Penyediaan Makanan dan Minuman

1

2.

Industri Pengolahan

30

3.

Informasi dan Telekomunikasi

3

4.

Jasa Keuangan dan Asuransi

19

5.

Jasa Profesional, Ilmiah dan Teknik

10

6.

Jasa Konstruksi

10

7.

Pengadaan Air, Pengolahan Sampah dan Daur Ulang

2

8.

Pengadaan Gas, Uap dan Udara Dingin

2

9.

Perdagangan Besar dan Eceran

4

10.

Pertambangan dan Penggalian

5

11.

Pertanian, Kehutanan dan Perikanan

7

12.

Real Estate

2

13.

Transportasi dan Pergudangan

24

Jumlah

119

Sumber : www.bumn.go.id

Sedangkan profil tempat penelitian (BUMN) berdasarkan bentuk

perusahaan disajikan pada Tabel 4.3 berikut :

Tabel 4.3

Profil Tempat Penelitian (BUMN) Berdasarkan Bentuk Perusahaan

No.

Bentuk Perusahaan Jumlah

1.

Perusahaan Umum

14

2.

Perusahaan Persero

105

Jumlah

119

Sumber : www.bumn.go.id

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian · 2019-10-24 · 129 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Pada bagian ini disajikan hasil penelitian

134

4.1.2.2 Profil Populasi Penelitian

Populasi penelitian ini adalah seluruh unit fungsional yang ada di

perusahaan-perusahaan badan usaha milik negara (BUMN). Karena beragamnya

sektor usaha perusahaan-perusahaan badan usaha (BUMN), maka penamaan unit-

unit fungsional ini beragam antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya.

Namun secara umum dapat dikatakan bahwa unit fungsional adalah suatu unit

kerja yang dipimpin oleh seorang manajer yang bertanggung jawab atas suatu

fungsi tertentu perusahaan. Unit-unit fungsional ini dapat berbentuk : Divisi/Biro,

Departemen/Bagian, Seksi/Unit/Group atau penamaan lain sesuai nomenklatur

yang berlaku di perusahaan-perusahaan badan usaha milik negara (BUMN).

4.1.2.3 Profil Unit Analisis Penelitian

Unit analisis penelitian ini adalah unit-unit fungsional yang ada di

perusahaan-perusahaan badan usaha milik negara (BUMN). Unit fungsional ini

dapat berbentuk : Divisi/Biro, Departemen/Bagian, Seksi/Unit/Group atau

penamaan lain sesuai nomenklatur yang berlaku di perusahaan-perusahaan badan

usaha milik negara (BUMN).

4.1.2.4. Profil Sampel Penelitian

Berdasarkan hasil pengumpulan kuisioner dari sampel yang dipilih secara

acak (random) dari populasi berupa unit-unit fungsional yang ada di perusahaan-

perusahaan milik negara (BUMN), diperoleh profil sampel penelitian yang

disajikan pada Tabel 4.4 berikut :

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian · 2019-10-24 · 129 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Pada bagian ini disajikan hasil penelitian

135

Tabel 4.4

Profil Sampel Penelitian

No.

Sampel Penelitian Jumlah Persentase (%)

1.

Divisi / Biro / Sederajat

37

19,47

2.

Departemen / Bagian / Sederajat

74

38,95

3.

Seksi / Unit / Group / Sederajat

79

41,58

Jumlah

190

100,00

Sumber : Jawaban responden melalui kuisioner penelitian

4.1.2.5 Profil Responden Penelitian

Berdasarkan hasil pengumpulan kuisioner dari para responden (manajer)

yang bekerja pada unit-unit fungsional di perusahaan-perusahaan badan usaha

milik negara (BUMN), diperoleh profil responden yang disajikan dalam beberapa

karakteristik, yaitu : jenis kelamin, usia, pendidikan formal, latar belakang

pendidikan formal, masa kerja di perusahaan, masa kerja di posisi/jabatan saat ini,

serta level jabatan/posisi yang ditempati. Profil responden disajikan pada Tabel

4.5 berikut :

Tabel 4.5

Profil Responden Penelitian Dalam Berbagai Karakteristik

Jenis Kelamin

Frekuensi Persentase (%)

Pria

130 68,42

Wanita

53 27,90

Tidak teridentifikasi

7 3,68

Usia

Frekuensi Persentase (%)

20 – 30 tahun

35 18,42

31 – 40 tahun

42 22,10

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian · 2019-10-24 · 129 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Pada bagian ini disajikan hasil penelitian

136

41 – 50 tahun

76 40,00

> 50 tahun

21 11,05

Tidak teridentifikasi

16 8,42

Tingkat Pendidikan Formal

Frekuensi

Persentase (%)

D-III

16

8,42

S-1

129

67,89

S-2

37

19,47

S-3

0

0,00

Tidak teridentifikasi

8

4,21

Latar Belakang Pendidikan Formal

Frekuensi

Persentase (%)

Akuntansi

116

61,05

Ekonomi Non Akuntansi

29

15,26

Non Ekonomi

36

18,95

Tidak teridentifikasi

9

4,74

Masa Kerja di Perusahaan

Frekuensi

Persentase (%)

< 5 tahun

23

12,10

5 – 10 tahun

44

23,16

11 – 15 tahun

25

13,16

16 -20 tahun

24

12,63

> 20 tahun

57

30,00

Tidak teridentifikasi

17

8,95

Masa Kerja di Posisi Saat Ini

Frekuensi

Persentase (%)

< 1 tahun

43

22,63

1 – 2 tahun

52

27,37

3 – 4 tahun

25

13,16

> 4 tahun

27

14,21

Tidak teridentifikasi

43

22,63

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian · 2019-10-24 · 129 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Pada bagian ini disajikan hasil penelitian

137

Posisi / Jabatan

Frekuensi

Persentase (%)

Kepala Divisi / Biro

37

19,47 Kepala Departemen / Bagian

74 38,95

Kepala Seksi / Unit / Group

79

41,58

Tidak teridentifikasi`

0

0,00

Sumber : Jawaban responden melalui kuisioner penelitian

Tabel 4.5 menunjukkan bahwa berdasarkan karakteristik jenis kelamin,

sebaran responden berjenis kelamin pria lebih besar dibanding responden berjenis

kelamin wanita yaitu : 68,42% berbanding 27,90%, sedangkan 3,68% responden

tidak mengisi kolom isian jenis kelamin yang disediakan pada kuisioner.

Selanjutnya berdasarkan karakteristik usia, sebaran responden didominasi oleh

responden berusia pada kisaran 41 – 50 tahun yaitu sebesar 40,00%, responden

dengan usia diatas 50 tahun hanya sebesar 11,05%. Sebesar 8,42% responden

tidak melengkapi kolom isian usia pada kuisioner, dimana jumlah ini didominasi

oleh responden berjenis kelamin wanita. Berdasarkan karakteristik tingkat

pendidikan formal, sebaran responden didominasi oleh responden yang memiliki

pendidikan S1yaitu sebesar 67,89%, diikuti oleh responden yang memiliki

pendidikan S2 sebesar 19,47% dan tidak responden dengan tingkat pendidikan

formal S3. Berdasarkan karakteristik latar belakang pendidikan formal, sebaran

responden didominasi oleh responden dengan latar belakang pendidikan akuntansi

yaitu sebesar 61,05% dan diikuti oleh responden dengan latar belakang non-

ekonomi sebesar 18,95%.

Berdasarkan karakteristik level posisi jabatan, sebarannya didominasi

oleh responden dengan posisi jabatan Kepala Seksi/Unit/Group sebesar 41,58%

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian · 2019-10-24 · 129 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Pada bagian ini disajikan hasil penelitian

138

dan diikuti oleh responden dengan posisi jabatan Kepala Bagian/Departemen

sebesar 38,95% dan hanya 19,47% responden yang berada di posisi jabatan

Kepala Divisi/Biro. Posisi jabatan tersebut umumnya telah ditempati selama 1 – 2

tahun (27,37%) dan kurang dari 1 tahun (22,63%). Para responden sebagian besar

sudah bekerja di perusahaan selama lebih dari 20 tahun (30,00%).

2.1.2.5 Kondisi Umum Sistem Informasi Akuntansi Manajemen Yang

Digunakan

Setelah menyajikan profil responden, selanjutnya disajikan informasi

tentang kondisi umum sistem informasi akuntansi manajemen yang digunakan

pada unit-unit fungsional yang ada di perusahaan-perusahaan badan usaha milik

negara (BUMN). Informasi tentang kondisi umum sistem informasi akuntansi

manajemen ini tidak menyajikan informasi yang terkait dengan karakteristik

kualitas sistem informasi akuntansi manajemen yang akan disajikan di bagian

analisis deskriptif variabel penelitian, namun hanya menyajikan informasi yang

terkait dengan dengan beberapa karakteristik yang bersifat umum, yaitu : fasilitas

komputer yang digunakan, ketersediaan fasilitas internet, cara perolehan aplikasi

sistem informasi akuntansi manajemen, dan cara pemeliharaan aplikasi sistem

informasi akuntansi manajemen. Rekapitulasi kondisi umum sistem informasi

akuntansi manajemen yang digunakan pada unit-unit fungsional di perusahaan-

perusahaan badan usaha milik negara (BUMN) disajikan pada Tabel 4.6 berikut :

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian · 2019-10-24 · 129 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Pada bagian ini disajikan hasil penelitian

139

Tabel 4.6

Kondisi Umum Sistem Informasi Akuntansi Manajemen Yang Digunakan

Pada Unit-Unit Fungsional Di Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

Fasilitas Komputer yang Digunakan

Frekuensi Persentase

Disediakan khusus untuk responden

190

100,00

Komputer bersama yang digunakan secara bergantian

0

0,00

Komputer milik responden sendiri

0

0,00

Tidak teridentifikasi

0

0,00

Ketersediaan Fasilitas Internet

Frekuensi Persentase

` Disediakan untuk seluruh unit-unit fungsional

190

100,00

Disediakan untuk unit-unit fungsional tertentu saja

0

0,00

Tidak disediakan perusahaan sama sekali

0

0,00

Tidak teridentifikasi

0

0,00

Cara Perolehan Aplikasi Sistem Informasi Akuntansi

Manajemen

Frekuensi Persentase

Dikembangkan sendiri oleh perusahaan

98

51,58

Membeli dari pihak luar perusahaan

92

48,42

Menyewa dari pihak luar perusahaan (outsourcing)

0

0,00

Tidak teridentifikasi

0

0,00

Cara Pemeliharaan Aplikasi Sistem Informasi Akuntansi

Manajemen

Frekuensi

Persentase

Dilakukan oleh masing-masing unit-unit fungsional.

16

8,42

Dilakukan oleh unit fungsional yang dibentuk secara khusus

167

87,90

Dilakukan pihak lain diluar perusahaan

7

3,68

Tidak teridentifikasi

0

0,00

Sumber : Jawaban responden melalui kuisioner penelitian.

Tabel 4.6 menunjukkan bahwa fasilitas komputer disediakan untuk setiap

manajer/responden (100%) yang bekerja pada unit-unit fungsional yang ada di

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian · 2019-10-24 · 129 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Pada bagian ini disajikan hasil penelitian

140

perusahaan-perusahaan BUMN. Demikian pula dengan ketersediaan fasilitas

internet, dimana untuk seluruh unit-unit fungsional yang menjadi sampel (100%)

disediakan fasilitas internet. Terkait dengan cara pengadaan/perolehan aplikasi

sistem informasi akuntansi manajemen, proporsi pengadaan antara dikembangkan

sendiri dan dibeli dari pihak luar perusahaan adalah sebesar 51,58% : 48,42%.

Sedangkan dalam hal cara pemeliharaan fasilitas aplikasi sistem informasi

akuntansi manajemen, pada mayoritas unit-unit fungsional (96,32%)

melakukannya secara internal baik melalui unit fungsional yang dibentuk secara

khusus oleh perusahaan (87,90%) maupun oleh masing-masing unit-unit

fungsional yang ada dalam perusahaan (8,42%) dan hanya 3,68% yang

melakukannya secara eksternal.

4.1.3. Analisis Deskriptif

Deskripsi data hasil tanggapan responden berguna untuk memberikan

deskripsi tentang variabel yang diteliti sehingga dapat menambah dan

memperdalam pemahaman tentang masing-masing dimensi serta indikator dari

setiap variabel yang diteliti, serta untuk memperkaya pembahasan tentang hasil

penelitian. Dalam penelitian ini digunakan statistik deskriptif untuk

mendeskripsikan data hasil penelitian. Menurut Sugiyono (2013: 77), statistik

deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara

mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana

adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku umum atau

generalisasi. Tujuan statistik deskriptif adalah untuk menyajikan data secara jelas,

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian · 2019-10-24 · 129 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Pada bagian ini disajikan hasil penelitian

141

ringkas dan akurat (Barrow, 2017: 35). Disamping itu, Healey (2017: 16)

menyatakan bahwa statistik deskriptif juga dapat digunakan untuk menunjukkan

hubungan kausal antar variabel penelitian.

Deskripsi data hasil tanggapan responden dapat digunakan untuk

memperkaya pembahasan, dengan melakukan kategorisasi atas setiap skor

tanggapan responden berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan. Cooper &

Schindler (2014: 401) menyebutkan bahwa untuk data ordinal dalam skala Likert,

ukuran pemusatan yang digunakan adalah rentang antar kuartil (inter-quartil

range/IQR). Dengan demikian, ada 4 (empat) kategori yang dibuat. Kategorisasi

skor rata-rata tanggapan responden disajikan pada Tabel 3.2 (halaman 105).

Kategorisasi tersebut berlaku untuk analisis deskriptif variabel

ketidakpastian lingkungan, struktur organisasi, kompetensi pengguna sistem

informasi, kualitas sistem informasi akuntansi manajemen, dan kualitas informasi

akuntansi manajemen.

4.1.3.1 Deskripsi Variabel Ketidakpastian Lingkungan Dalam Kaitannya

Dengan Kualitas Sistem Informasi Akuntansi Manajemen

Dalam kaitannya dengan kualitas sistem informasi akuntansi manajemen

yang digunakan pada unit-unit fungsional di perusahaan-perusahaan BUMN,

variabel ketidakpastian lingkungan diukur dengan 2 (dua) dimensi, yaitu :

kompleksitas lingkungan (seberapa banyak elemen/komponen lingkungan yang

dihadapi para manajer) dan perubahan lingkungan (seberapa sering perubahan

yang terjadi pada elemen/komponen lingkungan yang dihadapi manajer). Dimensi

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian · 2019-10-24 · 129 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Pada bagian ini disajikan hasil penelitian

142

kompleksitas lingkungan diukur dengan 3 (tiga) indikator dan dimensi perubahan

lingkungan diukur dengan 2 (dua) indikator. Rekapitulasi tanggapan responden

terhadap masing-masing dimensi tersebut disajikan pada Tabel 4.7 berikut:

Tabel 4.7

Rekapitulasi Tanggapan Responden Untuk Setiap Dimensi Variabel

Ketidakpastian Lingkungan Dalam Kaitanya Dengan Kualitas

Sistem Informasi Akuntansi Manajemen

No. Dimensi

Skor Total

Skor

Rata-rata

Aktual

Kategori Ideal

Aktual

%

1.

Kompleksitas Lingkungan

2,850 2,069 72,60 3,63

Cukup

2.

Perubahan Lingkungan

1,900 1,329 69,95 3,50

Cukup

Ketidakpastian Lingkungan

4,750 3,398 71,54

3,58 Cukup

Senjangan (Gap)

28,46 1,42

Sumber : Hasil pengolahan data

Selanjutnya disajikan tanggapan responden terhadap indikator-indikator

yang digunakan pada masing-masing dimensi yang membentuk variabel

ketidakpastian lingkungan.

1) Dimensi Kompleksitas Lingkungan

Dimensi kompleksitas lingkungan terkait dengan seberapa banyak

elemen/komponen lingkungan yang dihadapi oleh para responden (manajer) yang

bekerja pada unit-unit fungsional di perusahaan-perusahaan BUMN. Dimensi

kompleksitas lingkungan diukur dengan 3 (tiga) indikator, yaitu : kompleksitas

pelanggan, kompleksitas pemasok dan kompleksitas pemerintah. Rekapitulasi

tanggapan responden terhadap masing-masing indikator tersebut disajikan pada

Tabel 4.8 berikut :

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian · 2019-10-24 · 129 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Pada bagian ini disajikan hasil penelitian

143

Tabel 4.8

Rekapitulasi Tanggapan Responden Tentang Kaitan

Setiap Indikator Pada Dimensi Kompleksitas Lingkungan Dengan

Kualitas Sistem Informasi Akuntans Manajemen

Indikator

Tanggapan Responden

Skor

Total

Skor

Rata-

rata

Kategori

5

4

3

2

1

Total

Kompleksitas

pelanggan

n

3

137

38

10

2

190

699

3,68

Cukup

%

1,58

72,11

20,00

5,26

1,05

100

Kompleksitas

Pemasok

n

4

130

45

7

4

190

693 3,65 Cukup %

2,11

68,42

23,68

3,68

2,11

100

Kompleksitas

pemerintah

n

4

116

54

15

1

190

677

3,56

Cukup

%

2,11

61,05

28,42

7,89

0,53

100

Kompleksitas Lingkungan

570

2,069

3,63

Cukup

Sumber : Hasil pengolahan data

2) Dimensi Perubahan Lingkungan

Dimensi perubahan lingkungan terkait dengan seberapa sering perubahan

terjadi pada elemen/komponen lingkungan yang dihadapi responden (manajer)

yang bekerja pada unit-unit fungsional di perusahaan-perusahaan BUMN.

Dimensi perubahan lingkungan diukur dengan 2 (dua) indikator, yaitu : perubahan

ekonomi dan perubahan teknologi. Rekapitulasi tanggapan responden terhadap

masing-masing indikator tersebut disajikan pada Tabel 4.9 berikut :

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian · 2019-10-24 · 129 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Pada bagian ini disajikan hasil penelitian

144

Tabel 4.9

Rekapitulasi Tanggapan Responden Tentang Kaitan

Setiap Indikator Pada Dimensi Perubahan Lingkungan Dengan

Kualitas Sistem Informasi Akuntansi Manajemen

Indikator

Tanggapan Responden

Skor

Total

Skor

Rata-

rata

Kategori

5

4

3

2

1

Total

Perubahan

ekonomi

n

4

116

45

24

1

190

668

3,52

Cukup

%

2,11

61,05

23,68

12,63

0,53

100

Perubahan

teknologi

n

1

105

69

14

1

190

661

3,48

Cukup

%

0,53

55,26

36,32

7,37

0,53

100

Perubahan Lingkungan

380

1,329

3,50

Cukup

Sumber : Hasil pengolahan data

4.1.3.2 Deskripsi Variabel Struktur Organisasi Dalam Kaitannya Dengan

Kualitas Sistem Informasi Akuntansi Manajemen

Dalam kaitannya dengan kualitas sistem informasi akuntansi manajemen

yang digunakan pada unit-unit fungsional di perusahaan-perusahaan BUMN,

variabel struktur organisasi diukur dengan 3 (tiga) dimensi, yaitu :

departementalisasi (sejauhmana tugas/pekerjaan, tanggung jawab dan kewenangan

yang sama dikelompokkan dalam kelompok yang sama sehingga tugas/pekerjaan

dapat dikoordinasikan dengan baik), rentang kendali (seberapa banyak bawahan

yang diawasi oleh seorang atasan dan seberapa banyak bawahan yang melapor

kepada atasan langsung), dan formalisasi (sejauhmana pelaksanaan

tugas/pekerjaan, kewenangan dan tanggung jawab distandarirasi melalui prosedur

operasi dan peraturan yang dinyatakan secara formal). Masing-masing dimensi

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian · 2019-10-24 · 129 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Pada bagian ini disajikan hasil penelitian

145

diukur dengan 2 (dua) indikator. Rekapitulasi tanggapan responden terhadap

masing-masing dimensi tersebut disajikan pada Tabel 4.10 berikut :

Tabel 4.10

Rekapitulasi Tanggapan Responden Untuk Setiap Dimensi

Variabel Struktur Organisasi Dalam Kaitannya Dengan

Kualitas Sistem Informasi Akuntansi Manajemen

No. Dimensi

Skor Total

Skor

Rata-rata

Aktual

Kategori Ideal

Aktual

%

1.

Departementalisasi

1,900 1,394 73,37 3,67

Cukup

2.

Rentang Kendali 1,900 1,308 68,84 3,44

Cukup

3.

Formalisasi 1,900 1,564 82,32 4,12

Baik

Struktur Organisasi

5,700

4,266

74,84

3,74 Cukup

Senjangan (Gap)

25,16 1,26

Sumber : Hasil pengolahan data

Selanjutnya disajikan tanggapan responden terhadap indikator-indikator

yang digunakan pada masing-masing dimensi yang membentuk variabel struktur

organisasi.

1) Dimensi Departementalisasi

Dimensi departementalisasi terkait dengan sejauhmana tugas/pekerjaan,

tanggung jawab dan kewenangan yang yang dilaksanakan pada unit-unit

fungsional yang ada di perusahaan-perusahaan BUMN dikelompokan dalam

kelompok yang sama sehingga pekerjaan dapat dikoordinasikan dengan baik.

Dimensi departementalisasi diukur dengan 2 (dua) indikator, yaitu :

pengelompokan pekerjaan dan koordinasi antar bagian. Rekapitulasi tanggapan

responden terhadap kedua indikator tersebut disajikan pada Tabel 4.11 berikut :

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian · 2019-10-24 · 129 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Pada bagian ini disajikan hasil penelitian

146

Tabel 4.11

Rekapitulasi Tanggapan Responden Tentang

KaitanSetiap Indikator Pada Dimensi Departementalisasi Dengan

Kualitas Sistem Informasi Akuntansi Manajemen

Indikator

Tanggapan Responden

Total

Skor

Total

Skor

Rata-

rata

Kategori

5

4

3

2

1

Pengelompokkan

pekerjaan

n

12

123

51

3

1

190

712

3,75

Cukup

%

6,32

64,74

26,84

1,58

0,53

100

Koordinasi antar

bagian

n

8

106

67

8

1

190

682

3,59

Cukup

%

4,21

55,79

35,26

4,21

0,53

100

Departementalisasi

380

1,394

3,67

Cukup

Sumber : Hasil pengolahan data

2) Dimensi Rentang Kendali

Dimensi rentang kendali terkait dengan seberapa banyak bawahan yang

diawasi oleh seorang atasan dan bawahan yang melapor kepada seorang atasan

langsung pada unit-unit kerja fungsional di perusahaan-perusahaan BUMN.

Dimensi rentang kendali diukur dengan 2 (dua) indikator, yaitu : pengawasan dari

atasan kepada bawahan dan pelaporan dari bawahan kepada atasan. Rekapitulasi

tanggapan responden terhadap masing-masing indikator tersebut disajikan pada

Tabel 4.12 berikut :

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian · 2019-10-24 · 129 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Pada bagian ini disajikan hasil penelitian

147

Tabel 4.12

Rekapitulasi Tanggapan Responden Tentang

Kaitan Setiap Indikator Pada Dimensi Rentang Kendali Dengan

Kualitas Sistem Informasi Akuntansi Manajemen

Indikator

Tanggapan Responden

Total

Skor

Total

Skor

Rata-

rata

Kategori

5

4

3

2

1

Pengawasan dari

atasan kepada

bawahan

n

9 78 85 17 1 190 647

3,41

Cukup

%

4,74 41,05 44,74 8,95 0,53 100

Pelaporan dari

bawahan kepada

atasan

n

8 90 78 13 1 190 661

3,48

Cukup

%

4,21 47,37 41,05 6,84 0,53 100

Rentang Kendali

380

1,308

3,44

Cukup

Sumber : Hasil pengolahan data

3) Dimensi Formalisasi

Dimensi formalisasi terkait dengan sejauhmana pelaksanaan

tugas/pekerjaan, tanggung jawab dan kewenangan yang dilaksanakan pada unit-

unit fungsional yang ada di perusahaan-perusahaan BUMN distandarisasi melalui

prosedur dan peraturan yang dinyatakan secara formal. Dimensi formalisasi

diukur dengan 2 (dua) indikator, yaitu : prosedur formal dan peraturan formal.

Rekapitulasi tanggapan responden terhadap masing-masing indikator tersebut

disajikan pada Tabel 4.13 berikut :

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian · 2019-10-24 · 129 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Pada bagian ini disajikan hasil penelitian

148

Tabel 4.13

Rekapitulasi Tanggapan Responden Tentang

Kaitan Setiap Indikator Pada Dimensi Formalisasi Dengan

Kualitas Sistem Informasi Akuntansi Manajemen

Indikator

Tanggapan Responden

Total

Skor

Total

Skor

Rata-

rata

Kategori

5

4

3

2

1

Prosedur formal

n

75

73

34

7

1

190

784

4,13

Baik

%

39,47

38,42

17,89

3,68

0,53

100

Peraturan formal

n

77

75

38

8

2

190

780

4,11

Baik

`%

40,53

39,47

14,74

4,21

1,05

100

Formalisasi

380

1,564

4,12

Baik

Sumber : Hasil pengolahan data

4.1.3.3 Deskripsi Variabel Kompetensi Pengguna Sistem Informasi Dalam

Kaitannya Dengan Kualitas Sistem Informasi Akuntansi Manajemen

Dalam kaitannya dengan kualitas sistem informasi akuntansi manajemen

yang digunakan pada unit-unit fungsional di perusahaan-perusahaan BUMN,

variabel kompetensi pengguna sistem informasi diukur dengan 2 (dua) dimensi,

yaitu : pengetahuan (terkait dengan informasi atau wawasan yang dimiliki

manajer tentang sistem informasi akuntansi manajemen) dan keterampilan (terkait

dengan kemampuan yang dimiliki manajer baik fisik maupun mental untuk

menggunakan sistem informasi akuntansi manajemen maupun menggunakan

informasi akuntansi manajemen). Masing-masing dimensi diukur dengan 2 (dua)

indikator. Rekapitulasi tanggapan responden terhadap masing-masing dimensi

disajikan pada Tabel 4.14 berikut :

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian · 2019-10-24 · 129 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Pada bagian ini disajikan hasil penelitian

149

Tabel 4.14

Rekapitulasi Tanggapan Responden Untuk Setiap Dimensi

Variabel Kompetensi Pengguna Sistem Informasi Dalam Kaitannya Dengan

Kualitas Sistem Informasi Akuntansi Manajemen

No. Dimensi

Skor Total

Skor

Rata-rata

Aktual

Kategori Ideal

Aktual

%

1.

Pengetahuan

1,900 1,367 71,95 3,60

Cukup

2.

Keterampilan

1,900 1,350 71,05 3,55

Cukup

Kompetensi Pengguna Sistem

Informasi

3,800 2,717 71,50

3,58 Cukup

Senjangan (Gap)

28,50 1,42

Sumber : Hasil pengolahan data

Selanjutnya disajikan tanggapan responden terhadap indikator-indikator

yang digunakan pada masing-masing dimensi yang membentuk variabel

kompetensi pengguna sistem informasi.

1) Dimensi Pengetahuan

Dimensi pengetahuan terkait dengan informasi atau wawasan yang

dimiliki oleh para pengguna sistem informasi manajemen (manajer/responden)

yang bekerja pada unit-unit fungsional di perusahaan-perusahaan BUMN tentang

sistem informasi akuntansi manajemen yang digunakannya. Dimensi pengetahuan

diukur dengan 2 (dua) indikator, yaitu : pendidikan dan pengalaman kerja.

Rekapitulasi tanggapan responden terhadap masing-masing indikator tersebut

disajikan pada Tabel 4.15 berikut :

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian · 2019-10-24 · 129 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Pada bagian ini disajikan hasil penelitian

150

Tabel 4.15

Rekapitulasi Tanggapan Responden Tentang

Kaitan Setiap Indikator Pada Dimensi Pengetahuan Dengan

Kualitas Sistem Informasi Akuntansi Manajemen

Indikator

Tanggapan Responden

Total

Skor

Total

Skor

Rata-

rata

Kategori

5

4

3

2

1

Pendidikan

n

7

106

69

6

2

190

680

3,58

Cukup

%

3,68

55,79

36,32

3,16

1,05

100

Pengalamam kerja

n

9

107

67

6

1

190

6,87

3,62

Cukup

%

4,47

56,32

35,26

3,16

0,53

100

Pengetahuan

380

1,367

3,60

Cukup

Sumber : Hasil pengolahan data

2) Dimensi Keterampilan

Dimensi keterampilan terkait dengan kemampuan yang dimiliki oleh para

pengguna sistem informasi akuntansi manajemen (manajer/responden) yang

bekerja pada unit-unit fungsional di perusahaan-perusahaan BUMN baik berupa

kemampuan fisik maupun kemampuan mental untuk menggunakan sistem

informasi akuntansi manajemen yang ada pada unit-unit fungsional mereka

maupun untuk menggunakan informasi akuntansi manajemen yang dihasilkan

oleh sistem informasi akuntansi manajemen yang mereka gunakan. Dimensi

keterampilan diukur dengan 2 (dua) indikator, yaitu : keterampilan fisik dan

keterampilan analitis. Rekapitulasi tanggapan responden terhadap masing-masing

indikator tersebut disajikan pada Tabel 4.16 berikut :

Page 23: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian · 2019-10-24 · 129 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Pada bagian ini disajikan hasil penelitian

151

Tabel 4.16

Rekapitulasi Tanggapan Responden Tentang

Kaitan Setiap Indikator Pada Dimensi Keterampilan Dengan

Kualitas Sistem Informasi Akuntansi Manajemen

Indikator

Tanggapan Responden

Total

Skor

Total

Skor

Rata-

rata

Kategori

5

4

3

2

1

Keterampilan fisik

n

11

116

59

3

1

190

703

3,70

Cukup

%

5,79

61,05

31,05

1,58

0,53

100

Keterampilan

analitis

n

6

77

96

10

1

190

647

3,41

Cukup

%

3,16

40,53

50,53

5,26

0,53

100

Keterampilan

380

1,350

3,55

Cukup

Sumber : Hasil pengolahan data

4.1.3.4 Deskripsi Variabel Kualitas Sistem Informasi Akuntansi Manajemen

Dalam Kaitannya Dengan Kualitas Informasi Akuntansi Manajemen

Dalam kaitannnya dengan kualitas informasi akuntansi manajemen yang

dihasilkan oleh sistem informasi akuntansi manajemen yang digunakan pada unit-

unit fungsional di perusahaan-perusahaan BUMN, kualitas sistem informasi

akuntansi manajemen diukur dengan 4 (empat) dimensi, yaitu : integrasi

(sejauhmana komponen-komponen sistem dan sub-sub sistem informasi akuntansi

manajemen saling terintegrasi satu sama lainnya secara harmonis untuk

menfasilitasi penyediaan informasi akuntansi manajemen), fleksibilitas

(sejauhmana sistem informasi akuntansi manajemen mampu beradaptasi dengan

kebutuhan pengguna dan perubahan yang terjadi), aksesibilitas (sejauhmana

sistem informasi akuntansi manajemen mampu diakses dengan upaya yang relatif

Page 24: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian · 2019-10-24 · 129 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Pada bagian ini disajikan hasil penelitian

152

mudah dan dari berbagai lokasi), dan pengayaan media/media richness

(sejauhmana sistem informasi akuntansi manajemen menggunakan berbagai

alternatif kanal/media komunikasi guna meningkatkan interaksi antar

personel/bagian). Masing-masing dimensi diukur dengan 2 (dua) indikator.

Rekapitulasi tanggapan responden terhadap masing-masing dimensi tersebut

disajikan pada Tabel 4.17 berikut :

Tabel 4.17

Rekapitulasi Tanggapan Responden Untuk Setiap Dimensi

Variabel Kualitas Sistem Informasi Akuntansi Manajemen Dalam

Kaitannya Dengan Kualitas Informasi Akuntansi Manajemen

No.

Dimensi

Skor Total

Skor

Rata-rata

Aktual

Kategori

Ideal

Aktual

%

1.

Integrasi

1,900 1,288 67,89 3,39

Cukup

2.

Fleksibilitas 1,900 1,388 70,42 3,52

Cukup

3.

Aksesibilitas 1,900 1,318 69,37 3,47

Cukup

4.

Pengayaan media 1,900 1,290 67,89 3,39

Cukup

Kualitas Sistem Informasi

Akuntansi Manajemen

7,600

5,234

68,87

3,44 Cukup

Senjangan (Gap)

31,13 1,56

Sumber : Hasil pengolahan data

Selanjutnya disajikan tanggapan responden terhadap indikator-indikator

yang digunakan pada masing-masing dimensi yang membentuk variabel kualitas

sistem informasi akuntansi manajemen.

Page 25: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian · 2019-10-24 · 129 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Pada bagian ini disajikan hasil penelitian

153

1) Dimensi Integrasi

Dimensi integrasi terkait dengan sejauhmana komponen-komponen

sistem dan sub-sub sistem informasi akuntansi manajemen yang digunakan pada

unit-unit fungsional di perusahaan-perusahaan BUMN saling terintegrasi satu

sama lainnya secara harmonis untuk menfasilitasi penyediaan informasi akuntansi

manajemen. Dimensi integrasi diukur dengan 2 (dua) indikator, yaitu : integrasi

antar komponen-komponen sistem dan integrasi antar sub-sub sistem.

Rekapitulasi tanggapan responden terhadap masing-masing indikator tersebut

disajikan pada Tabel 4.18 berikut :

Tabel 4.18

Rekapitulasi Tanggapan Responden Tentang

Kaitan Setiap Indikator Pada Dimensi Integrasi Dengan

Kualitas Informasi Akuntansi Manajemen

Indikator

Tanggapan Responden

Total

Skor

Total

Skor

Rata-

rata

Kategori

5

4

3

2

1

Integrasi antar

komponen sistem

n

7

70

95

17

1

190

635

3,34

Cukup

%

3,68

36,84

50,00

8,95

0,53

100

Integrasi antar

sub-sub sistem

n

9

91

66

22

2

190

653

3,44

Cukup

%

4,74

47,89

34,74

11,58

1,05

100

Integrasi

380

1,288

3,39

Cukup

Sumber : Hasil pengolahan data

2) Dimensi Fleksibilitas

Dimensi fleksibilitas terkait dengan sejauhmana sistem informasi

akuntansi manajemen yang digunakan pada unit-unit fungsional di perusahaan-

perusahaan BUMN mampu beradaptasi dengan kebutuhan pengguna maupun

Page 26: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian · 2019-10-24 · 129 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Pada bagian ini disajikan hasil penelitian

154

dengan perubahan kondisi. Dimensi fleksibilitas diukur dengan 2 (dua) indikator,

yaitu : mampu beradaptasi dengan kebutuhan pengguna dan mampu beradaptasi

dengan perubahan kondisi. Rekapitulasi tanggapan responden terhadap masing-

masing indikator tersebut disajikan pada Tabel 4.19 berikut :

Tabel 4.19

Rekapitulasi Tanggapan Responden Tentang

Kaitan Setiap Indikator Pada Dimensi Fleksibilitas Dengan

Kualitas Informasi Akuntansi Manajemen

Indikator

Tanggapan Responden

Total

Skor

Total

Skor

Rata-

rata

Kategori

5

4

3

2

1

Mampu

beradaptasi

dengan kebutuhan

pengguna

n

4

106

63

16

1

190

666

3,51

Cukup

%

2,11

55,79

33,16

8,42

0,53

100

Mampu

beradaptasi

dengan perubahan

kondisi

n

3

112

60

14

1

190

672

3,54

Cukup

%

1,58

58,95

31,58

7,37

0,53

100

Fleksibilitas

380

1,338

3,52

Cukup

Sumber : Hasil pengolahan data

3) Dimensi Aksesibilitas

Dimensi aksesibilitas terkait dengan sejauhmana sistem informasi

akuntansi manajemen yang digunakan pada unit-unit fungsional di perusahaan-

perusahaan BUMN mampu diakses oleh para penggunanya dengan upaya yang

relatif mudah dan dari berbagai lokasi. Dimensi aksesibilitas diukur dengan 2

(dua) indikator, yaitu : mampu diakses dengan upaya yang relatif mudah dan

mampu diakses dari berbagai lokasi. Rekapitulasi tanggapan responden terhadap

masing-masing indikator tersebut disajikan pada Tabel 4.20 berikut :

Page 27: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian · 2019-10-24 · 129 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Pada bagian ini disajikan hasil penelitian

155

Tabel 4.20

Rekapitulasi Tanggapan Responden Tentang

Kaitan Setiap Indikator Pada Dimensi Aksesibilitas Dengan

Kualitas Informasi Akuntansi Manajemen

Indikator

Tanggapan Responden

Total

Skor

Total

Skor

Rata-

rata

Kategori

5

4

3

2

1

Mampu diakses

dengan upaya yang

relatif mudah

n

7

143

34

5

1

190

720

3,79

Cukup

%

3,68

75,26

17,89

2,63

0,53

100

Mampu diakses di

berbagai lokasi

n

6

81

52

37

14

190

598

3,15

Cukup

%

3,16

42,63

27,37

19,47

7,37

100

Aksesibilitas

380

1,318

3,47

Cukup

Sumber : Hasil pengolahan data

4) Pengayaan Media

Dimensi pengayaan media (media richness) terkait dengan sejauhmana

sistem informasi akuntansi manajemen yang digunakan pada unit-unit fungsional

di perusahaan-perusahaan BUMN menggunakan berbagai alternatif kanal (media)

komunikasi guna meningkatkan interaksi antar personel/bagian yang bekerja/ada

di perusahaan-perusahaan BUMN. Dimensi ini diukur dengan 2 (dua) indikator,

yaitu : menggunakan berbagai alternatif kanal (media) komunikasi dan

meningkatkan interaksi antar personel/bagian. Rekapitulasi tanggapan responden

terhadap masing-masing indikator tersebut disajikan pada Tabel 4.21 berikut :

Page 28: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian · 2019-10-24 · 129 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Pada bagian ini disajikan hasil penelitian

156

Tabel 4.21

Rekapitulasi Tanggapan Responden Tentang

Kaitan Setiap Indikator Pada Dimensi Pengayaan Media Dengan

Kualitas Informasi Akuntansi Manajemen

Indikator

Tanggapan Responden

Total

Skor

Total

Skor

Rata-

rata

Kategori

5

4

3

2

1

Menggunakan

berbagai alternatif

kanal (media)

komunikasi

n

30

73 48 24 15 190

649

3,42

Cukup

% 15,79

38,42

25,26

12,63

7,89

100

Meningkatkan

interaksi antar

personel/bagian

n

12

82 65 27 4

190

641

3,37

Cukup

%

6,32

43,16

34,21

14,21

2,11

100

Pengayaan Media

380

1,290

3,39

Cukup

Sumber : Hasil pengolahan data

4.1.3.5 Deskripsi Variabel Kualitas Informasi Akuntansi Manajemen Dalam

Kaitannya Dengan Kualitas Sistem Informasi Akuntansi Manajemen

Kualitas informasi akuntansi manajemen yang dihasilkan oleh sistem

informasi akuntansi manajemen yang digunakan pada unit-unit fungsional di

perusahaan-perusahaan BUMN diukur dengan 4 (empat) dimensi, yaitu : relevan

(sejauhmana informasi akuntansi manajemen mampu memenuhi kebutuhan

pengambilan keputusan dan sesuai dengan masalah yang dihadapi),

cakupan/scope (sejauhmana informasi akuntansi manajemen memuat informasi

eksternal, informasi non-keuangan, dan informasi yang berorientasi pada masa

datang bermanfaat dalam proses pengambilan keputusan), tepat waktu

(sejauhmana informasi akuntansi manajemen mampu tersedia sesuai dengan saat

yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan dan tersedia sesuai dengan jadwal

Page 29: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian · 2019-10-24 · 129 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Pada bagian ini disajikan hasil penelitian

157

yang ditentukan), dan akurat (sejauhmana informasi akuntansi manajemen

mencerminkan keadaan/realitas yang sebenarnya/faktual dan bebas dari

kesalahan/bias). Masing-masing dimensi diukur dengan 2 (dua) indikator.

Rekapitulasi tanggapan responden terhadap masing-masing dimensi tersebut

disajikan pada Tabel 4.22 berikut :

Tabel 4.22

Rekapitulasi Tanggapan Responden Untuk Setiap Dimensi Pada

Variabel Kualitas Informasi Akuntansi Manajemen Dalam Kaitannya

Dengan Kualitas Sistem Informasi Akuntansi Manajemen

No.

Dimensi

Skor Total

Skor

Rata-rata

Aktual

Kategori

Ideal

Aktual

%

1.

Relevan

1,900 1,444 76,00 3,80

Cukup

2.

Cakupan (Scope) 2,850 1,731

60,74 3,04

Cukup

3.

Tepat waktu 1,900 1,441

75,84 3,79

Cukup

4.

Akurat 1,900 1,475

77,63 3,88

Cukup

Kualitas Informasi AkuntansiManajemen

8,550

6,091

71,24

3,56 Cukup

Senjangan (Gap)

28,76 1,44

Sumber : Hasil pengolahan data

Selanjutnya disajikan tanggapan responden terhadap indikator-indikator

yang digunakan pada masing-masing dimensi yang membentuk variabel kualitas

informasi akuntansi manajemen.

1) Dimensi Relevan

Dimensi relevan terkait dengan sejauhmana informasi akuntansi

manajemen yang dihasilkan oleh sistem informasi akuntansi manajemen yang

digunakan pada unit-unit fungsional di perusahaan-perusahaan BUMN mampu

Page 30: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian · 2019-10-24 · 129 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Pada bagian ini disajikan hasil penelitian

158

memenuhi kebutuhan pengambilan keputusan dan sesuai dengan masalah yang

dihadapi para pengguna (manajer/responden). Dimensi relevan diukur dengan 2

(dua) indikator, yaitu : sesuai dengan kebutuhan pengambilan keputusan dan

sesuai dengan masalah yang dihadapi. Rekapitulasi tanggapan responden terhadap

masing-masing indikator tersebut disajikan pada Tabel 4.23 berikut :

Tabel 4.23

Rekapitulasi Tanggapan Responden Tentang

Kaitan Setiap Indikator Pada Dimensi Relevan Dengan

Kualitas Sistem Informasi Akuntansi Manajemen

Indikator

Tanggapan Responden

Total

Skor

Total

Skor

Rata-

rata

Kategori

5

4

3

2

1

Sesuai dengan

kebutuhan

pengambilan

keputusan

n

21

130

37

1

1

190

739

3,89

Cukup

%

11,05

68,42

19,47

0,53

0,53

100

Sesuai dengan

masalah yang

dihadapi

n

13

115

57

4

1

190

705

3,71

Cukup

%

6,84

60,53

30,00

2,11

0,53

100

Relevan

380

1,444

3,80

Cukup

Sumber : Hasil pengolahan data

2) Dimensi Cakupan (Scope)

Dimensi cakupan (scope) terkait dengan sejauhmana informasi akuntansi

manajemen yang dihasilkan oleh sistem informasi akuntansi manajemen yang ada

pada unit-unit fungsional di perusahaan-perusahaan BUMN memuat informasi

eksternal, informasi non-keuangan, dan informasi yang berorientasi pada masa

datang bermanfaat dalam proses pengambilan keputusan. Dimensi cakupan

(scope) diukur dengan 3 (tiga) indikator, yaitu : informasi eksternal, informasi

Page 31: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian · 2019-10-24 · 129 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Pada bagian ini disajikan hasil penelitian

159

non-keuangan dan informasi yang berorientasi pada masa datang. Rekapitulasi

tanggapan responden terhadap masing-masing indikator tersebut disajikan pada

Tabel 4.24 berikut :

Tabel 4.24

Rekapitulasi Tanggapan Responden Tentang

Kaitan Setiap Indikator Pada Dimensi Cakupan (Scope) Dengan

Kualitas Sistem Informasi Akuntansi Manajemen

Indikator

Tanggapan Responden

Total

Skor

Total

Skor

Rata-

rata

Kategori

5

4

3

2

1

Informasi eksternal

n

6

38 72 64 10

190

536

2,82

Kurang

%

3,16

20,00 37,89 33,68 5,26

100

Informasi non-

keuangan

n

12

40 67 57 14

190

549

2,89

Kurang

%

6,32

21,05 35,26 30,00 7,37

100

Informasi yang

berorientasi pada

masa datang

n

33

52 69 30 6

190

646

3,40

Cukup

%

17,27

27,37

36,32

15,79

3,16

100

Cakupan (Scope)

570

1,731

3,04

Cukup

Sumber : Hasil pengolahan data

3) Dimensi Tepat Waktu

Dimensi tepat waktu terkait dengan sejauhmana informasi akuntansi

manajemen yang dihasilkan oleh sistem informasi akuntansi manajemen yang

digunakan pada unit-unit fungsional di perusahaan-perusahaan BUMN mampu

tersedia sesuai dengan saat yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan dan

tersedia sesuai jadwal yang ditentukan. Dimensi tepat waktu diukur dengan 2

(dua) indikator, yaitu : informasi tersedia pada saat dibutuhkan untuk

pengambilan keputusan dan informasi rutin/periodik tersedia sesuai jadwal yang

Page 32: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian · 2019-10-24 · 129 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Pada bagian ini disajikan hasil penelitian

160

ditentukan. Rekapitulasi tanggapan responden terhadap masing-masing indikator

tersebut disajikan pada Tabel 4.25 berikut :

Tabel 4.25

Rekapitulasi Tanggapan Responden Tentang

Kaitan Setiap Indikator Pada Dimensi Tepat Waktu Dengan

Kualitas Sistem Informasi Akuntansi Manajemen

Indikator

Tanggapan Responden

Total

Skor

Total

Skor

Rata-

rata

Kategori

5

4

3

2

1

Informasi tersedia

pada saat

dibutuhkan untuk

pengambilan

keputusan

n

22 96 60 11 1 190

697 3,67 Cukup

% 11,58 50,53 31,58 5,79 0,53 100

Informasi

rutin/periodik

tersedia sesuai

jadwal yang

ditentukan

n

28 124 33 4 1 190

744 3,92 Cukup

% 14,74 65,26 17,37 2,11 0,53

100

Tepat waktu

380

1,441

3,79

Cukup

Sumber : Hasil pengolahan data

4) Dimensi Akurat

Dimensi akurat terkait dengan sejauhmana informasi akuntansi

manajemen yang dihasilkan oleh sistem informasi akuntansi manajemen yang

digunakan pada unit-unit fungsional di perusahaan-perusahaan BUMN

mencerminkan keadaan atau realitas yang sebenarnya/faktual dan bebas dari

kesalahan atau bias. Dimensi akurat diukur dengan 2 (dua) indikator, yaitu :

informasi sesuai dengan keadaan yang sebenarnya dan informasi bebas dari

kesalahan atau bias. Rekapitulasi tanggapan responden terhadap masing-masing

indikator tersebut disajikan pada Tabel 4.26 berikut :

Page 33: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian · 2019-10-24 · 129 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Pada bagian ini disajikan hasil penelitian

161

Tabel 4.26

Rekapitulasi Tanggapan Responden Tentang

Kaitan Setiap Indikator Pada Dimensi Akurat Dengan

Kualitas Sistem Informasi Akuntansi Manajemen

Indikator

Tanggapan Responden

Total

Skor

Total

Skor

Rata-

rata

Kategori

5

4

3

2

1

Informasi sesuai

dengan keadaan

yang sebenarnya

n

45

98 39 7 1 190

749 3,94 Cukup

%

23,68

51,58 20,53 3,68 0,53 100

Informasi bebas

dari kesalahan

atau bias

n

25

120 33 10 2 190

726 3,82 Cukup

%

13,16

63,16 17,37 5,26 1.05

100

Akurat

380

1,475

3,88

Cukup

Sumber : Hasil pengolahan data

4.1.4 Analisis Konfirmatif

Sesuai dengan tujuan penelitian, yaitu untuk mengetahui dan

menganalisis besarnya pengaruh ketidakpastian lingkungan, struktur organisasi,

kompetensi pengguna sistem informasi terhadap kualitas sistem informasi

akuntansi manajemen serta pengaruh kualitas sistem informasi akuntansi

manajemen terhadap kualitas informasi akuntansi manajemen maka dilakukan

serangkaian analisis melalui pemodelan persamaan struktural (structural equation

modelling/SEM) dengan pendekatan partial least square (PLS).

Dalam pemodelan persamaan struktural melalui SEM-PLS ada 2 (dua)

jenis model yang terbentuk, yaitu model pengukuran (measurement model) dan

model struktural (structural model). Model pengukuran yang disebut juga dengan

outer model menunjukkan bagaimana variabel manifes (indikator)

Page 34: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian · 2019-10-24 · 129 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Pada bagian ini disajikan hasil penelitian

162

merepresentasikan variabel laten untuk diukur. Melalui evaluasi model

pengukuran akan diketahui validitas dan reliabilitas masing-masing variabel

manifes (indikator) dan kekuatan pengaruh masing-masing variabel manifes

(indikator) dalam membentuk variabel laten. Sedangkan model struktural yang

disebut juga dengan inner model menunjukkan kekuatan estimasi antar variabel

laten. Melalui evaluasi model struktural akan diketahui kekuatan pengaruh

masing-masing variabel laten independen (exogenous latent variable) terhadap

variabel laten dependen (endogenous latent variable).

4.1.4.1 Model Pengukuran

Model pengukuran merupakan model yang menghubungkan antara

variabel laten dengan variabel manifes. Melalui evaluasi model pengukuran akan

diuji validitas dan reliabilitas setiap variabel manifes (indikator) untuk masing-

masing laten. Disamping itu, melalui evaluasi model pengukuran juga akan

diketahui kekuatan pengaruh masing-masing variabel manifes terhadap variabel

laten. Evaluasi model pengukuran dilakukan melalui 2 (dua) tahap, yaitu : tahap

pertama (first order) dan tahap kedua (second order). Pada penelitian ini terdapat

20 (dua puluh) variabel laten dengan 32 (tiga puluh dua) variabel manifes.

Variabel ketidakpastian lingkungan terdiri dari 5 (lima) variabel manifes, struktur

organisasi terdiri dari 6 (enam) variabel manifes, kompetensi pengguna sistem

informasi terdiri dari 4 (empat) variabel manifes, kualitas sistem informasi

akuntansi manajemen terdiri dari 8 (delapan) variabel manifes dan kualitas

informasi akuntansi manajemen terdiri dari 9 (sembilan) variabel manifes.

Page 35: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian · 2019-10-24 · 129 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Pada bagian ini disajikan hasil penelitian

163

Menggunakan metode estimasi second order confirmatory analysis dari

software Smart-PLS 2.0 diperoleh diagram jalur full model pengaruh

ketidakpastian lingkungan (environmental uncertainty/EU), struktur organisasi

(organizational structure/OS), kompetensi pengguna sistem informasi

(information systems user’s competensy/ISUC) terhadap kualitas sistem informasi

akuntansi manajemen (quality of management accounting information

systems/QMAIS) serta implikasinya pada kualitas informasi akuntansi manajemen

(quality of management accounting information quality/QMAI) sebagaimana

terlihat pada Gambar 4.1 berikut :

Gambar 4.1

Diagram Jalur Full Model Pemodelan Persamaan Struktural

(Sumber : Hasil pengolahan data)

Page 36: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian · 2019-10-24 · 129 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Pada bagian ini disajikan hasil penelitian

164

4.1.4.1.1 Evaluasi Model Pengukuran Variabel Ketidakpastian Lingkungan

Variabel ketidakpastian lingkungan diukur dengan 2 (dua) dimensi yang

bersifat reflektif dan 5 (lima) indikator yang juga bersifat reflektif. Dimensi

pertama, kompleksitas lingkungan terdiri dari 3 (tiga) indikator, yaitu :

kompleksitas pelanggan, kompleksitas pemasok dan kompleksitas pemerintah.

Dimensi kedua, perubahan lingkungan terdiri dari 2 (dua) indikator, yaitu :

perubahan ekonomi dan perubahan teknologi.

1) Evaluasi Order Pertama Model Pengukuran Variabel

Ketidakpastian Lingkungan

Evaluasi order pertama model pengukuran variabel ketidakpastian

lingkungan digunakan untuk menguji validitas dan reliabilitas masing-masing

indikator darisetiap dimensi yang membentuk variabel ketidakpastian lingkungan.

Berdasarkan hasil pengolahan data, nilai estimasi masing-masing indikator

disajikan pada Tabel 4.27 berikut :

Tabel 4.27

Rekapitulasi Estimasi Order Pertama Model Pengukuran

Variabel Ketidakpastian Lingkungan

Dimensi

Indikator

Loading

Factor

T-

Statictic

CR

AVE

Kompleksitas

Lingkungan

Kompleksitas pelanggan

0,861

24,712

0,891 0,731 Kompleksitas pemasok

0,868

29,850

Kompleksitas pemerintah

0,836

27,326

Perubahan

Lingkungan

Perubahan ekonomi

0,831

27,775

0,826 0,704 Perubahan teknologi

0,847

33,727

Sumber : Hasil pengolahan data

Page 37: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian · 2019-10-24 · 129 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Pada bagian ini disajikan hasil penelitian

165

Tabel 4.27 menunjukkan bahwa seluruh indikator yang digunakan untuk

mengukur dimensi kompleksitas lingkungan dan dimensi perubahan lingkungan

merupakan indikator yang valid dan reliabel. Validitas konvergen terlihat dari 2

(dua) parameter, yaitu : loading factor setiap indikator lebih besar dari 0,70 dan

average variance extracted (AVE) setiap dimensi lebih besar dari 0,50.

Reliabilitas indikator terlihat dari nilai composite reliability (CR) masing-masing

dimensi lebih besar dari 0,70 yang berarti indikator-indikator yang digunakan

sebagai alat ukur memiliki kekonsistenan dalam mengukur dimensi kompleksitas

lingkungan dan dimensi perubahan lingkungan.

Untuk dimensi kompleksitas lingkungan, loading factor indikator

kompleksitas pemasok (0,868) lebih besar dibanding loading factor indikator

kompleksitas pelanggan (0,861) dan indikator kompleksitas pemerintah (0,836).

Ini berarti bahwa kompleksitas pemasok merupakan indikator yang paling kuat

dalam merefleksikan dimensi kompleksitas lingkungan dibanding indikator

kompleksitas pelanggan dan indikator kompleksitas pemerintah. Nilai average

variance extracted (AVE) 0,731 menunjukkan bahwa secara rata-rata, 73,10%

informasi yang terkandung pada indikator kompleksitas pelanggan, kompleksitas

pemasok dan kompleksitas pemerintah tercermin melalui dimensi kompleksitas

lingkungan.

Untuk dimensi perubahan lingkungan, loading factor indikator

perubahan teknologi (0,847) lebih besar dibanding loading factor indikator

perubahan ekonomi (0,831). Ini berarti bahwa indikator perubahan teknologi lebih

kuat dalam merefleksikan dimensi perubahan lingkungan dibanding indikator

Page 38: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian · 2019-10-24 · 129 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Pada bagian ini disajikan hasil penelitian

166

perubahan ekonomi. Nilai average variance extracted (AVE) 0,704 menunjukkan

bahwa secara rata-rata, 70,40% informasi yang terkandung pada indikator

perubahan ekonomi dan indikator perubahan teknologi tercermin melalui dimensi

perubahan lingkungan.

2) Evaluasi Order Kedua Model Pengukuran Variabel Ketidakpastian

Lingkungan

Evaluasi order kedua model pengukuran variabel ketidakpastian

lingkungan digunakan untuk menentukan validitas dan reliabilitas masing-masing

dimensi yang membentuk variabel ketidakpastian lingkungan. Berdasarkan hasil

pengolahan data, nilai estimasi masing-masing dimensi disajikan pada Tabel 4.28

berikut:

Tabel 4.28

Rekapitulasi Estimasi Order Kedua Model Pengukuran

Variabel Ketidakpastian Lingkungan

Variabel

Dimensi

Loading

Factor

R

2

T-

Statictic

CR

AVE

Ketidakpastian

Lingkungan

Kompleksitas Lingkungan

0,964

0,929 121,258

0,899 0,643 Perubahan Lingkungan

0,915

0,826 51,150

Sumber : Hasil pengolahan data

Tabel 4.28 menunjukkan bahwa kedua dimensi yang digunakan untuk

mengukur variabel ketidakpastian lingkungan merupakan dimensi yang valid dan

reliabel. Validitas konvergen terlihat dari 2 (dua) parameter, yaitu : loading factor

masing-masing dimensi lebih besar dari 0,70 dan average variance extracted

(AVE) variabel lebih besar dari 0,50. Sedangkan validitas diskriminan terlihat dari

Page 39: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian · 2019-10-24 · 129 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Pada bagian ini disajikan hasil penelitian

167

nilai akar kuadrat AVE dimensi kompleksitas lingkungan (0,8552) dan dimensi

perubahan lingkungan (0,8392) lebih besar dibanding korelasi antar konstruk

(Lampiran 7 : Square Root AVE). Reliabilitas dimensi terlihat dari nilai composite

reliability (CR) variabel ketidakpastian lingkungan (0,899) lebih besar dari 0,70

yang berarti kedua dimensi yang digunakan sebagai alat ukur memiliki

kekonsistenan dalam mengukur variabel ketidakpastian lingkungan.

Loading factor dimensi kompleksitas lingkungan (0,964) lebih besar

dibanding loading factor dimensi perubahan lingkungan (0,915). Ini berarti bahwa

dimensi kompleksitas lingkungan merupakan dimensi yang lebih kuat dalam

merefleksikan variabel ketidakpastian lingkungan dibanding dimensi perubahan

lingkungan. Hal ini juga ditunjukkan oleh nilai koefisien determinasi (R2) dimensi

kompleksitas lingkungan lebih besar dibanding koefisien determinasi (R2) dimensi

perubahan lingkungan yaitu 0,929 berbanding 0,826. Nilai average variance

extracted (AVE) sebesar 0,643 menunjukkan bahwa secara rata-rata, 64,30%

informasi yang terkandung pada dimensi kompleksitas lingkungan dan dimensi

perubahan lingkungan dapat tercermin melalui variabel ketidakpastian

lingkungan.

4.1.4.1.2 Evaluasi Model Pengukuran Variabel Struktur Organisasi

Variabel struktur organisasi diukur dengan 3 (tiga) dimensi yang bersifat

reflektif dan 6 (enam) indikator yang juga bersifat reflektif. Dimensi pertama,

departementalisasi terdiri dari 2 (dua) indikator, yaitu : pengelompokkan

pekerjaan dan koordinasi antar bagian. Dimensi kedua, rentang kendali terdiri dari

Page 40: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian · 2019-10-24 · 129 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Pada bagian ini disajikan hasil penelitian

168

2 (dua) indikator, yaitu : pengawasan dari atasan kepada bawahan dan pelaporan

dari bawahan kepada atasan. Dimensi ketiga, formalisasi terdiri dari 2 (dua)

indikator, yaitu : prosedur formal dan peraturan formal.

1) Evaluasi Order Pertama Model Pengukuran Variabel Struktur

Organisasi

Evaluasi order pertama model pengukuran variabel struktur organisasi

digunakan untuk menguji validitas dan reliabilitas masing-masing indikator dari

setiap dimensi yang membentuk variabel struktur organisasi. Berdasarkan hasil

pengolahan, nilai estimasi masing-masing indikator disajikan pada Tabel 4.29

berikut :

Tabel 4.29

Rekapitulasi Estimasi Order Pertama Model Pengukuran

Variabel Struktur Organisasi

Dimensi

Indikator

Loading

Factor

T-

Statictic

CR

AVE

Departementalisasi

Pengelompokkan tugas

0,911 55,886

0,903 0,824 Koordinasi antar bagian

0,904 48,169

Rentang Kendali

Pengawasan dari atasan

kepada bawahan

0,887 39,330

0,887 0,797 Pelaporan dari bawahan

kepada atasan

0,899 52,908

Formalisasi

Prosedur formal

0,896 45,956

0,892 0,806 Peraturan formal

0,899 49,860

Sumber : Hasil pengolahan data

Tabel 4.29 menunjukkan bahwa seluruh indikator yang digunakan untuk

mengukur dimensi departementalisasi, rentang kendali dan formalisasi

Page 41: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian · 2019-10-24 · 129 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Pada bagian ini disajikan hasil penelitian

169

merupakan indikator yang valid dan reliabel. Validitas konvergen terlihat dari 2

(dua) parameter, yaitu : loading factor masing-masing indikator lebih besar dari

0,70 dan average variance extracted (AVE) dimensi lebih besar dari 0,50.

Reliabilitas indikator terlihat dari nilai composite reliability (CR) masing-masing

dimensi lebih besar dari 0,70 yang berarti indikator-indikator yang digunakan

sebagai alat ukur memiliki kekonsistenan dalam mengukur dimensi

departementalisasi, rentang kendali dan formalisasi.

Untuk dimensi departementalisasi, loading factor indikator

pengelompokkan tugas (0,911) lebih besar dibanding loading factor indikator

koordinasi antar bagian (0,904). Ini berarti bahwa indikator pengelompokkan

tugas lebih kuat dalam merefleksikan dimensi departementalisasi dibanding

indikator koordinasi antar bagian. Nilai average variance extracted (AVE) 0,824

menunjukkan bahwa secara rata-rata, 82,40% informasi yang terkandung pada

indikator pengelompokan tugas dan indikator koordinasi antar bagian tercermin

melalui dimensi departementalisasi.

Untuk dimensi rentang kendali, loading factor indikator pelaporan dari

dari bawahan kepada atasan (0,899) lebih besar dibanding loading factor indikator

pengawasan dari atasan kepada bawahan (0,887). Ini berarti bahwa indikator

pelaporan dari bawahan kepada atasan merupakan indikator yang lebih kuat dalam

merefleksikan dimensi rentang kendali dibanding indikator pengawasan dari

atasan kepada bawahan. Nilai average variance extracted (AVE) 0,797

menunjukkan bahwa secara rata-rata, 79,70% informasi yang terkandung pada

Page 42: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian · 2019-10-24 · 129 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Pada bagian ini disajikan hasil penelitian

170

indikator pengawasan dari atasan kepada bawahan dan indikator pelaporan dari

bawahan kepada atasan tercermin melalui dimensi rentang kendali.

Untuk dimensi formalisasi, loading factor indikator peraturan formal

(0,899) lebih besar dibanding loading factor indikator prosedur formal (0,896). Ini

menunjukkan bahwa indikator peraturan formal lebih kuat dalam merefleksikan

dimensi formalisasi dibanding indikator prosedur formal. Nilai average variance

extracted (AVE) sebesar 0,884 menunjukkan bahwa secara rata-rata, 88,40%

informasi yang terkandung pada indikator prosedur formal dan indikator peraturan

formal tercermin melalui dimensi formalisasi.

2) Evaluasi Order Kedua Model Pengukuran Variabel Struktur

Organisasi

Evaluasi order kedua model pengukuran variabel struktur organisasi

digunakan untuk menentukan validitas dan reliabilitas masing-masing dimensi

yang membentuk variabel struktur organisasi. Berdasarkan hasil pengolahan data,

nilai estimasi masing-masing dimensi disajikan pada Tabel 4.30 berikut :

Tabel 4.30

Rekapitulasi Estimasi Order Kedua Model Pengukuran

Variabel Struktur Organisasi

Variabel

Dimensi

Loading

Factor

R

2

T-

Statictic

CR

AVE

Struktur

Organisasi

Departementalisasi

0,880 0,775 43,119

0,864 0,516 Rentang kendali

0,797 0,636 21,515

Formalisasi

0,707 0,500 11,657

Sumber : Hasil pengolahan data

Page 43: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian · 2019-10-24 · 129 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Pada bagian ini disajikan hasil penelitian

171

Tabel 4.30 menunjukan bahwa ketiga dimensi yang digunakan untuk

mengukur variabel struktur organisasi merupakan dimensi yang valid dan reliabel.

Validitas konvergen terlihat dari 2 (dua) parameter, yaitu : loading factor masing-

masing dimensi lebih besar dari 0,70 dan average variance extracted (AVE)

variabel lebih besar dari 0,50. Sedangkan validitas diskriminan terlihat dari nilai

akar kuadrat AVE dimensi departementalisasi (0,9075), dimensi rentang kendali

(0,8927) dan dimensi formalisasi (0,8975) lebih besar dibanding korelasi antar

konstruk (Lampiran 7 : Square Root AVE). Reliabilitas dimensi terlihat dari nilai

composite reliability (CR) variabel struktur organisasi (0,864) lebih besar dari

0,70 yang berarti bahwa ketiga dimensi yang digunakan sebagai alat ukur

memiliki kekonsistenan dalam mengukur variabel struktur organisasi.

Loading factor dimensi departementalisasi (0,928) lebih besar dibanding

loading factor dimensi rentang kendali (0,893) dan dimensi formalisasi (0,806).

Ini berarti bahwa dimensi departementalisasi merupakan dimensi yang paling kuat

dalam merefleksikan variabel struktur organisasi dibanding dimensi rentang

kendali dan dimensi formalisasi. Hal ini juga ditunjukkan oleh nilai koefisien

determinasi (R2) dimensi departementalisasi (0,861) yang lebih besar dibanding

nilai koefisien determinasi (R2) dimensi rentang kendali (0,797) dan nilai

koefisien determinasi (R2) dimensi formalisasi (0,650). Nilai average variance

extracted (AVE) 0,697 menunjukkan bahwa secara rata-rata, 69,70% informasi

yang terkandung pada dimensi departementalisasi, rentang kendali dan formalisasi

dapat tercermin melalui variabel struktur organisasi.

Page 44: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian · 2019-10-24 · 129 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Pada bagian ini disajikan hasil penelitian

172

4.1.4.1.3 Evaluasi Model Pengukuran Variabel Kompetensi Pengguna

Sistem Informasi

Variabel kompetensi pengguna sistem informasi diukur dengan 2 (dua)

dimensi yang bersifat formatif dan 4 (empat) indikator yang bersifat reflektif.

Dimensi pertama, pengetahuan terdiri dari 2 (dua) indikator, yaitu : pendidikan

dan pengalaman kerja. Dimensi kedua, keterampilan terdiri dari 2 (dua) indikator,

yaitu : keterampilan fisik dan keterampilan analitis.

1) Evaluasi Order Pertama Model Pengukuran Variabel Kompetensi

Pengguna Sistem Informasi

Evaluasi order pertama model pengukuran variabel kompetensi pengguna

sistem informasi digunakan untuk menguji validitas dan reliabilitas masing-

masing indikator dari setiap dimensi yang membentuk variabel kompetensi

pengguna sistem informasi. Berdasarkan hasil pengolahan data, nilai estimasi

masing-masing indikator disajikan pada Tabel 4.31 berikut :

Tabel 4.31

Rekapitulasi Estimasi Order Pertama Model Pengukuran

Variabel Kompetensi Pengguna Sistem Informasi `

Dimensi

Indikator

Loading

Factor

T-

Statictic

CR

AVE

Pengetahuan

Pendidikan

0,914 47,343

0,913 0,840 Pengalaman kerja

0,919 58,163

Keterampilan

Keterampilan fisik

0,862 40,084

0,839 0,723 Keterampilan analitis

0,839 29,497

Sumber : Hasil pengolahan data

Page 45: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian · 2019-10-24 · 129 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Pada bagian ini disajikan hasil penelitian

173

Tabel 4.31 menunjukkan bahwa seluruh indikator yang digunakan untuk

mengukur dimensi pengetahuan dan keterampilan merupakan indikator yang valid

dan reliabel. Validitas konvergen terlihat dari parameter loading factor masing-

masing indikator lebih besar dari 0,70 dan average variance extracted (AVE)

dimensi lebih besar dari 0,50. Reliabilitas indikator terlihat dari nilai composite

reliability (CR) masing-masing dimensi lebih besar dari 0,70 yang berarti

indikator-indikator yang digunakan sebagai alat ukur memiliki kekonsistenan

dalam mengukur dimensi pengetahuan dan keterampilan.

Untuk dimensi pengetahuan, loading factor indikator pengalaman kerja

(0,919) lebih besar dibanding loading factor indikator pendidikan (0,914). Ini

menunjukkan bahwa indikator pengalaman kerja lebih kuat dalam merefleksikan

dimensi pengetahuan dibanding indikator pendidikan. Nilai average variance

extracted (AVE) 0,840 menunjukkan bahwa secara rata-rata, 84,00% informasi

yang terkandung pada indikator pendidikan dan pengalaman kerja tercermin

melalui dimensi pengetahuan.

Untuk dimensi keterampilan, loading factor indikator keterampilan fisik

(0,905) lebih besar dibanding loading factor indikator keterampilan analitis

(0,899). Ini berarti bahwa indikator keterampilan fisik merupakan indikator yang

lebih kuat dalam merefleksikan dimensi keterampilan dibanding indikator

keterampilan analitis. Nilai average variance extracted (AVE) 0,813

menunjukkan bahwa secara rata-rata, 81,30% informasi yang terkandung pada

indikator keterampilan fisik dan indikator keterampilan analitis tercermin melalui

dimensi keterampilan.

Page 46: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian · 2019-10-24 · 129 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Pada bagian ini disajikan hasil penelitian

174

2) Evaluasi Order Kedua Model Pengukuran Variabel Kompetensi

Pengguna Sistem Informasi

Evaluasi order kedua model pengukuran variabel kompetensi pengguna

sistem informasi digunakan untuk menentukan validitas dan reliabilitas masing-

masing dimensi yang membentuk variabel kompetensi pengguna sistem

informasi. Berdasarkan hasil pengolahan data, nilai estimasi masing-masing

dimensi disajikan pada Tabel 4.32 berikut :

Tabel 4.32

Rekapitulasi Estimasi Order Kedua Model Pengukuran

Variabel Kompetensi Pengguna Sistem Informasi

Variabel

Dimensi

Loading

Factor

T-

Statictic

R

2

VIF

Kompetensi

Pengguna Sistem

Informasi

Pengetahuan

0,595 27,184

1,000

1,957

Keterampilan

0,489 31,364 1,957

Sumber : Hasil pengolahan data

Tabel 4.32 menunjukkan bahwa kedua dimensi yang digunakan untuk

mengukur variabel kompetensi pengguna sistem informasi merupakan dimensi

yang valid dan reliabel. Karena kedua dimensi bersifat formatif, validitas diukur

dengan significance weight masing-masing dimensi. Tabel 4.32 menunjukkan

bahwa loading factor masing-masing dimensi signifikan. Ini terlihat dari nilai t-

Statistics masing-masing dimensi lebih besar dari nilai kritis 1,96. Artinya kedua

dimensi signifikan dalam membentuk variabel kompetensi pengguna sistem

informasi. Uji multikolinearitas menunjukkan bahwa nilai variance inflation

factor (VIF) kedua dimensi lebih kecil dari 5. Dengan kata lain dapat dikatakan

bahwa dimensi pengetahuan dan dimensi keterampilan merupakan dimensi yang

Page 47: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian · 2019-10-24 · 129 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Pada bagian ini disajikan hasil penelitian

175

valid dan reliabel dalam membentuk variabel kompetensi pengguna sistem

informasi. Nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 1,000 menunjukkan bahwa

kedua dimensi tersebut menjelaskan variabel kompetensi pengguna sistem

informasi sebesar 100,00 persen.

Loading factor dimensi pengetetahuan (0,595) lebih besar dibanding

loading factor dimensi keterampilan (0,489). Ini berarti bahwa dimensi

pengetahuan memiliki peranan yang lebih signifikan dalam membentuk variabel

kompetensi pengguna sistem informasi dibanding dimensi keterampilan.

4.1.4.1.4 Evaluasi Model Pengukuran Variabel Kualitas Sistem Informasi

Akuntansi Manajemen

Variabel kualitas sistem informasi akuntansi manajemen diukur

menggunakan 4 (empat) dimensi yang bersifat reflektif dan 8 (delapan) indikator

yang juga bersifat reflektif. Dimensi pertama, integrasi terdiri dari 2 (dua)

indikator, yaitu : integrasi antar komponen-komponen sistem dan integrasi antar

sub-sub sistem. Dimensi kedua, fleksibilitas terdiri dari 2 (dua) indikator, yaitu :

mampu beradaptasi dengan kebutuhan pengguna dan mampu beradaptasi dengan

perubahan kondisi. Dimensi ketiga, aksesibilitas terdiri dari 2 (dua) indikator,

yaitu : mampu diakses dengan upaya relatif mudah dan mampu diakses di

berbagai lokasi. Dimensi keempat, pengayaan media (media richness) terdiri dari

2 (dua) indikator, yaitu : menggunakan berbagai alternatif kanal (media)

komunikasi dan meningkatkan interaksi antar personel/bagian.

Page 48: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian · 2019-10-24 · 129 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Pada bagian ini disajikan hasil penelitian

176

1) Evaluasi Order Pertama Model Pengukuran Variabel Kualitas

Sistem Informasi Akuntansi Manajemen

Evaluasi order pertama model pengukuran variabel kualitas sistem

informasi akuntansi manajemen digunakan untuk menentukan validitas dan

reliabilitas masing-masing indikator dari setiap dimensi yang membentuk variabel

kualitas sistem informasi akuntansi manajemen. Berdasarkan hasil pengolahan

data, nilai estimasi masing-masing indikator disajikan pada Tabel 4.33 berikut :

Tabel 4.33

Rekapitulasi Estimasi Order Pertama Model Pengukuran

Variabel Kualitas Sistem Informasi Akuntansi Manajemen

Dimensi

Indikator

Loading

Factor

T-

Statictic

CR

AVE

Integrasi

Integrasi antar komponen sistem

0,932 96,939

0,921 0,854 Integrasi antar sub-sistem

0,916 57,986

Fleksibilitas

Mampu beradaptasi dengan

kebutuhan pengguna

0,903 46,109

0,897 0,812 Mampu beradaptasi dengan

perubahan kondisi

0,900 37,444

Aksesibilitas

Mampu diakses dengan upaya

yang relatif mudah

0,855 31,827

0,817 0,691 Mampu diakses di berbagai lokasi

0,807 21,324

Pengayaan

media (Media

richness)

Menggunakan berbagai alternatif

kanal (media) komunikasi

0,844 24,868

0,853 0,744 Meningkatkan interaksi antar

personel/bagian

0,881 45,811

Sumber : Hasil pengolahan data

Tabel 4.33 menunjukkan bahwa seluruh indikator yang digunakan untuk

mengukur dimensi integrasi, fleksibilitas, aksesibilitas dan pengayaan media

merupakan indikator yang valid dan reliabel. Validitas konvergen terlihat dari 2

Page 49: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian · 2019-10-24 · 129 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Pada bagian ini disajikan hasil penelitian

177

(dua) parameter, yaitu : loading factor masing-masing indikator lebih besar dari

0,70 dan average variance extracted (AVE) dimensi yang lebih besar dari 0,50.

Reliabilitas indikator terlihat dari nilai composite reliability (CR) masing-masing

dimensi lebih besar dari 0,70 yang berarti bahwa indikator-indikator yang

digunakan sebagai alat ukur memiliki kekonsistenan dalam mengukur dimensi

integrasi, fleksibilitas, aksesibilitas dan pengayaan media.

Untuk dimensi integrasi, loading factor indikator integrasi antar sub-sub

sistem (0,932) lebih besar dibanding loading factor indikator integrasi antar

komponen sistem (0,916). Ini berarti bahwa indikator integrasi antar sub-sub

sistem merupakan indikator yang lebih kuat dalam merefleksikan dimensi

integrasi dibanding indikator integrasi antar komponen sistem. Nilai average

variance extracted (AVE) 0,854 menunjukkan bahwa secara rata-rata, 85,40%

informasi yang terkandung pada indikator integrasi antar komponen-komponen

sistem dan indikator integrasi antar sub-sistem tercermin melalui dimensi

integrasi.

Untuk dimensi fleksibilitas, loading factor indikator mampu beradaptasi

dengan kebutuhan pengguna (0,903) lebih besar dibanding loading factor

indikator mampu beradaptasi dengan perubahan kondisi (0,900). Ini berarti bahwa

indikator mampu beradaptasi dengan kebutuhan pengguna merupakan indikator

yang lebih kuat dalam merefleksikan dimensi fleksibilitas dibanding indikator

mampu beradaptasi dengan perubahan kondisi. Nilai average variance extracted

(AVE) 0,812 menunjukkan bahwa secara rata-rata, 81,20% informasi yang

terkandung pada indikator mampu beradaptasi dengan kebutuhan pengguna dan

Page 50: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian · 2019-10-24 · 129 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Pada bagian ini disajikan hasil penelitian

178

indikator mampu beradaptasi dengan perubahan kondisi tercermin melalui

dimensi fleksibilitas.

Untuk dimensi aksesibilitas, loading factor indikator mampu diakses

dengan upaya yang relatif mudah (0,855) lebih besar dibanding loading factor

indikator mampu diakses di berbagai lokasi (0,807). Ini berarti bahwa indikator

mampu diakses dengan upaya yang relatif mudah merupakan indikator yang lebih

kuat dalam merefleksikan dimensi aksesibilitas dibanding indikator mampu

diakses di berbagai lokasi. Nilai average variance extracted (AVE) 0,691

menunjukkan bahwa secara rata-rata, 69,10% informasi yang terkandung pada

indikator mampu diakses dengan upaya yang relatif mudah dan indikator mampu

diakses di berbagai lokasi tercermin melalui dimensi aksesibilitas.

Untuk dimensi pengayaan media (media richness), loading factor

indikator meningkatkan interaksi antar personel/bagian (0,881) lebih besar

dibanding indikator menggunakan berbagai alternatif kanal (media) komunikasi

(0,844). Ini berarti bahwa indikator meningkatkan interaksi antar personel/bagian

merupakan indikator yang lebih kuat dalam merefleksikan dimensi pengayaan

media dibanding indikator menggunakan berbagai alternatif kanal (media)

komunikasi. Nilai average variance extracted (AVE) 0,744 menunjukkan bahwa

secara rata-rata, 74,40% informasi yang terkandung pada indikator menggunakan

berbagai alternatif kanal (media) komunikasi dan indikator meningkatkan

interaksi antar personel/bagian tercermin melalui dimensi pengayaan media.

Page 51: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian · 2019-10-24 · 129 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Pada bagian ini disajikan hasil penelitian

179

2) Evaluasi Order Kedua Model Pengukuran Variabel Kualitas Sistem

Informasi Akuntansi Manajemen

Evaluasi order kedua model pengukuran variabel kualitas sistem

informasi akuntansi manajemen digunakan untuk menentukan validitas dan

reliabilitas masing-masing dimensi yang membentuk variabel kualitas sistem

informasi akuntansi manajemen. Berdasarkan hasil pengolahan data, nilai estimasi

masing-masing dimensi disajikan pada Tabel 4.34 berikut :

Tabel 4.34

Rekapitulasi Estimasi Order Kedua Model Pengukuran

Variabel Kualitas Sistem Informasi Akuntansi Manajemen

Variabel

Dimensi

Loading

Factor

R

2

T-

Statictic

CR

AVE

Kualitas

Sistem

Informasi

Akuntansi

Manajemen

Integrasi

0,800 0,640 25,905

0,869 0,500

Fleksibilitas

0,786 0,617 17,904

Aksesibilitas

0,757 0,576 16,455

Pengayaan media

0,709 0,503 15,671

Sumber : Hasil pengolahan data

Tabel 4.34 menunjukan bahwa semua dimensi yang digunakan untuk

mengukur variabel kualitas sistem informasi akuntansi manajemen merupakan

dimensi yang valid dan reliabel. Validitas konvergen terlihat dari 2 (dua)

parameter, yaitu : loading factor masing-masing dimensi lebih besar dari 0,70 dan

average variance extracted (AVE) variabel ekuivalen dengan 0,50. Sedangkan

validitas diskriminan terlihat dari nilai akar kuadrat AVE dimensi integrasi

(0,6742), dimensi fleksibilitas (0,9241), dimensi aksesibilitas (0,9014) dan

dimensi pengayaan media (0,8313) lebih besar dibanding korelasi antar konstruk

Page 52: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian · 2019-10-24 · 129 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Pada bagian ini disajikan hasil penelitian

180

(Lampiran 7 : Square Root AVE). Reliabilitas dimensi terlihat dari nilai composite

reliability (CR) variabel kualitas sistem informasi akuntansi manajemen (0,869)

lebih besar dari 0,70 yang berarti keempat dimensi yang digunakan sebagai alat

ukur memiliki kekonsistenan dalam mengukur variabel struktur organisasi.

Loading factor dimensi integrasi (0,800) lebih besar dibanding loading

factor : dimensi fleksibilitas (0,786), dimensi aksesibilitas (0,757) dan dimensi

pengayaan media (0,709). Ini berarti bahwa dimensi integrasi merupakan dimensi

yang paling kuat dalam merefleksikan variabel kualitas sistem informasi

akuntansi manajemen dibanding dimensi fleksibilitas, aksesibilitas dan pengayaan

media. Hal ini juga ditunjukkan oleh nilai koefisien determinasi (R2) dimensi

integrasi (0,640) lebih besar dibanding nilai koefesien determinasi (R2) : dimensi

fleksibilitas (0,617), dimensi aksesibilitas (0,576) dan dimensi pengayaan media

(0,503). Nilai average variance extracted (AVE) ekuivalen 0,500 menunjukkan

bahwa secara rata-rata, 50,00% informasi yang terkandung pada dimensi integrasi,

dimensi fleksibilitas, dimensi aksesibilitas dan dimensi pengayaan media dapat

tercermin melalui variabel kualitas sistem informasi akuntansi manajemen.

4.1.4.1.5 Evaluasi Model Pengukuran Variabel Kualitas Informasi

Akuntansi Manajemen

Variabel kualitas informasi akuntansi manajemen diukur dengan 4

(empat) dimensi yang bersifat reflektif dan 9 (sembilan) indicator yang juga

bersifat reflektif. Dimensi pertama, relevan terdiri dari 2 (dua) indikator, yaitu :

sesuai dengan kebutuhan pengambilan keputusan dan sesuai dengan masalah yang

Page 53: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian · 2019-10-24 · 129 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Pada bagian ini disajikan hasil penelitian

181

dihadapi. Dimensi kedua, cakupan (scope) terdiri dari 3 (tiga) indikator, yaitu :

informasi eksternal, informasi non-keuangan dan informasi yang berorientasi pada

masa depan. Dimensi ketiga, tepat waktu terdiri dari 2 (dua) indikator, yaitu :

tersedia pada saat dibutuhkan untuk pengambilan keputusan dan tersedia sesuai

jadwal yang ditentukan. Dimensi keempat, akurat terdiri dari 2 (dua) indikator,

yaitu : sesuai dengan keadaan yang sebenarnya dan bebas dari kesalahan atau

bias.

1) Evaluasi Order Pertama Model Pengukuran Variabel Kualitas

Informasi Akuntansi Manajemen

Evaluasi order pertama model pengukuran variabel kualitas informasi

akuntansi manajemen digunakan untuk menentukan validitas dan reliabilitas

masing-masing indikator dari setiap dimensi yang membentuk variabel kualitas

informasi akuntansi manajemen. Berdasarkan hasil pengolahan data, nilai estimasi

masing-masing indikator disajikan pada Tabel 4.35 berikut :

Tabel 4.35

Rekapitulasi Estimasi Order Pertama Model Pengukuran

Variabel Kualitas Informasi Akuntansi Manajemen

Dimensi

Indikator

Loading

Factor

T-

Statictic

CR

AVE

Relevan

Sesuai dengan kebutuhan

pengambilan keputusan

0,868 34,409

0,839 0,723 Sesuai dengan masalah yang

dihadapi

0,832 19,964

Cakupan

(Scope)

Informasi eksternal

0,745 12,482

0,808 0,584

Informasi non-keuangan

0,736 13,592

Informasi yang berorientasi pada

masa depan

0,810 29,592

Page 54: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian · 2019-10-24 · 129 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Pada bagian ini disajikan hasil penelitian

182

Dimensi

Indikator

Loading

Factor

T-

Statictic

CR

AVE

Tepat Waktu

Tersedia pada saat dibutuhkan

untuk pengambilan keputusan

0,885 48,434

0,865 0,763 Tersedia sesuai jadwal yang

ditentukan

0,862 31,649

Akurat

Sesuai dengan keadaan yang

sebenarnya

0,894 45,635

0,894 0,809 Bebas dari kesalahan atau bias

0,904 55,850

Sumber : Hasil pengolahan data

Tabel 4.35 menunjukkan bahwa seluruh indikator yang digunakan untuk

mengukur dimensi relevan, dimensi cakupan (scope), dimensi tepat waktu dan

dimensi akurat merupakan indikator yang valid dan reliabel. Validitas konvergen

terlihat dari 2 (dua) parameter, yaitu : loading factor masing-masing indikator

lebih besar dari 0,70 dan average variance extracted (AVE) dimensi lebih besar

dari 0,50. Reliabilitas indikator terlihat dari nilai composite reliability (CR)

masing-masing dimensi lebih besar dari 0,70 yang berarti bahwa indikator-

indikator yang digunakan sebagai alat ukur memiliki kekonsistenan dalam

mengukur dimensi integrasi, fleksibilitas, aksesibilitas dan pengayaan media.

Untuk dimensi relevan, loading factor indikator sesuai dengan kebutuhan

pengambilan keputusan (0,868) lebih besar dibanding loading factor indikator

sesuai dengan masalah yang dihadapi (0,832). Ini berarti bahwa indikator sesuai

dengan kebutuhan pengambilan keputusan merupakan indikator yang lebih kuat

dalam merefleksikan dimensi relevan dibanding indikator sesuai dengan masalah

yang dihadapi. Nilai average variance extracted (AVE) 0,723 menunjukkan

bahwa secara rata-rata, 72,30% informasi yang terkandung pada indikator sesuai

Page 55: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian · 2019-10-24 · 129 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Pada bagian ini disajikan hasil penelitian

183

dengan kebutuhan pengambilan keputusan dan sesuai dengan masalah yang

dihadapi tercermin melalui dimensi relevan.

Untuk dimensi cakupan (scope), loading factor indikator informasi yang

berorientasi pada masa depan (0,810) lebih besar dibanding loading factor

indikator informasi eksternal (0,745) dan loading factor indikator informasi non-

keuangan (0,736). Ini berarti bahwa indikator informasi yang berorientasi pada

masa depan merupakan indikator yang paling kuat dalam merefleksikan dimensi

cakupan (scope) dibanding indikator informasi non-keuangan dan indikator

informasi eksternal. Nilai average variance extracted (AVE) 0,584 menunjukkan

bahwa secara rata-rata, 58,40% informasi yang terkandung pada indikator

informasi eksternal, informasi non-keuangan dan informasi yang berorientasi pada

masa depan tercermin melalui dimensi cakupan (scope).

Untuk dimensi tepat waktu, loading factor indikator tersedia pada saat

dibutuhkan untuk pengambilan keputusan (0,885) lebih besar dibanding loading

factor indikator tersedia sesuai dengan jadwal yang ditentukan (0,862). Ini berarti

bahwa indikator tersedia pada saat dibutuhkan untuk pengambilan keputusan

merupakan indikator yang lebih kuat dalam merefleksikan dimensi tepat waktu

dibanding indikator tersedia sesuai dengan jadwal yang ditentukan. Nilai average

variance extracted (AVE) 0,763 menunjukkan bahwa secara rata-rata, 76,30%

informasi yang terkandung pada indikator tersedia pada saat dibutuhkan untuk

pengambilan keputusan dan indikator tersedia sesuai dengan jadwal yang

ditentukan tercermin melalui dimensi tepat waktu.

Page 56: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian · 2019-10-24 · 129 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Pada bagian ini disajikan hasil penelitian

184

Untuk dimensi akurat, loading factor indikator bebas dari kesalahan atau

bias (0,904) lebih besar dibanding loading factor indikator sesuai dengan keadaan

yang sebenarnya (0,894). Ini berarti bahwa indikator bebas dari kesalahan atau

bias merupakan indikator yang lebih kuat dalam merefleksikan dimensi akurat

dibanding indikator sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Nilai average

variance extracted (AVE) 0,809 menunjukkan bahwa secara rata-rata, 80,90%

informasi yang terkandung pada indikator sesuai dengan keadaan yang

sebenarnya dan bebas dari kesalahan atau bias tercermin melalui dimensi akurat.

2) Evaluasi Order Kedua Model Pengukuran Variabel Kualitas

Informasi Akuntansi Manajemen

Evaluasi order kedua model pengukuran variabel kualitas informasi

akuntansi manajemen digunakan untuk menentukan validitas dan reliabilitas

masing-masing dimensi yang membentuk variabel kualitas informasi akuntansi

manajemen. Berdasarkan hasil pengolahan data, nilai estimasi masing-masing

dimensi disajikan pada Tabel 4.36 berikut :

Tabel 4.36

Rekapitulasi Estimasi Order Kedua Model Pengukuran

Variabel Kualitas Informasi Akuntansi Manajemen

Variabel

Dimensi

Loading

Factor

R

2

T-

Statictic

CR

AVE

Kualitas

Informasi

Akuntansi

Manajemen

Relevan

0,727 0,528 12,138

0,861 0,500

Cakupan (scope)

0,700 0,487 14,782

Tepat waktu

0,799 0,638 21,289

Akurat

0,840 0,706 30,990

Sumber : Hasil pengolahan data

Page 57: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian · 2019-10-24 · 129 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Pada bagian ini disajikan hasil penelitian

185

Tebel 4.36 menunjukkan bahwa keempat dimensi yang digunakan untuk

mengukur variabel kualitas informasi akuntansi manajemen merupakan dimensi

yang valid dan reliabel. Validitas konvergen terlihat dari 2 (dua) parameter, yaitu :

loading factor masing-masing dimensi lebih besar dari 0,70 dan average variance

extracted (AVE) variabel ekuivalen dengan 0,50. Sedangkan validitas diskriminan

terlihat dari nilai akar kuadrat AVE dimensi relevan (0,8502), dimensi cakupan

(0,7643), dimensi tepat waktu (0,8733) dan dimensi akurat (0,8993) lebih besar

dibanding korelasi antar konstruk (Lampiran 7 : Square Root AVE). Reliabilitas

dimensi terlihat dari nilai composite reliability (CR) variabel kualitas informasi

akuntansi manajemen lebih besar dari 0,70 yang berarti bahwa dimensi-dimensi

yang digunakan sebagai alat ukur memiliki kekonsistenan dalam mengukur

variabel kualitas informasi akuntansi manajemen.

Loading factor dimensi akurat (0,840) lebih besar dibanding loading

factor :dimensi relevan (0,727), dimensi cakupan (0,700) dan dimensi tepat waktu

(0,799). Ini berarti bahwa dimensi akurat merupakan dimensi yang paling kuat

dalam merefleksikan variabel kualitas informasi akuntansi manajemen dibanding

dimensi relevan, dimensi cakupan (scope) dan dimensi tepat waku. Hal ini juga

ditunjukkan oleh nilai koefisien determinasi (R2) dimensi akurat (0,706) lebih

besar dibanding nilai koefisien determinasi (R2) : dimensi relevan (0,528),

dimensi cakupan/scope (0,487) dan dimensi tepat waktu (0,638). Nilai average

variance extracted (AVE) ekuivalen 0,500 menunjukkan bahwa secara rata-rata,

50,00% informasi yang terkandung pada dimensi relevan, dimensi cakupan

Page 58: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian · 2019-10-24 · 129 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Pada bagian ini disajikan hasil penelitian

186

(scope), dimensi tepat waktu dan dimensi akurat dapat tercermin melalui variabel

kualitas informasi akuntansi manajemen.

4.1.4.2 Model Struktural

Model struktural (structural model/inner model) merupakan model yang

menghubungkan variabel laten eksogen(bebas) dengan variabel laten endogen

(terikat) atau menghubungkan variabel laten endogen (terikat) dengan variabel

laten endogen (terikat) lainnya. Dalam penelitian ini, model struktural melibatkan

4 (empat) hipotesis penelitian yang menunjukkan hubungan kausalitas diantara

variabel-variabel laten. Model struktural penelitian ini melibatkan tiga variabel

laten eksogen yaitu ketidakpastian lingkungan (environmental uncertainty/EU),

struktur organisasi (organisational structure/OS) dan kompetensi pengguna

sistem informasi (information systems user’s competency/ISUC) dan dua variabel

laten endogen yaitu kualitas sistem informasi akuntansi manajemen (quality of

management accounting information systems quality/QMAIS) dan kualitas

informasi akuntansi manajemen (quality of management accounting

information/QMAI).

Hasil perhitungan koefisien-koefisien jalur standardized untuk model

struktural disajikan pada Tabel 4.37 berikut :

Page 59: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian · 2019-10-24 · 129 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Pada bagian ini disajikan hasil penelitian

187

Tabel 4.37

Rekapitulasi Hasil Perhitungan

Koefisien-koefisien Jalur Model Struktural

Substruktur

Jalur

Koefisien

Jalur

T-

Statistics

R

2

VIF

Pertama

EU QMAIS

0,375

6,949

0,653

1,588

OS QMAIS

0,337

5,481

1,689

ISUC QMAIS

0,260

4,462

1,496

Kedua

QMAIS QMAI

0,764

15,362

0,584

-

Sumber : Hasil pengolahan data

Tabel 4.37 menunjukkan bahwa pada sub struktur pertama yaitu pada

variabel kualitas sistem informasi akuntansi manajemen (QMAIS) diperoleh nilai

koefisien determinasi (R2) sebesar 0,653. Ini berarti bahwa 65,30% variabel

kualitas sistem informasi akuntansi manajemen (QMAIS) dapat dijelaskan oleh

variabel ketidakpastian lingkungan (EU), struktur organisasi (OS) dan kompetensi

pengguna sistem informasi (ISUC). Dari pengujian multikolinearitas yang

nilainya ditunjukkan oleh variance inflation factor (VIF) diketahui bahwa nilai

VIF untuk semua variabel eksogen lebih besar dari 0,20 dan lebih kecil dari 5

(0,20 > VIF < 5), yang berarti bahwa tidak terjadi multikolinearitas pada masing-

masing variabel eksogen (Hair, et al, 2014: 186). Dari penjelasan diatas dapat

dikatakan bahwa total pengaruh variabel ketidakpastian lingkungan, struktur

organisasi dan kompetensi pengguna sistem informasi terhadap kualitas sistem

informasi akuntansi manajemen adalah 65,30%, sedangkan sisanya 34,70%

dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Page 60: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian · 2019-10-24 · 129 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Pada bagian ini disajikan hasil penelitian

188

Selanjutnya pada substruktur kedua yaitu pada variabel kualitas

informasi akuntansi manajemen (QMAI) diperoleh nilai koefesien determinasi

(R2) sebesar 0,584. Hal ini berarti bahwa 58,40% variabel kualitas informasi

akuntansi manajemen dapat dijelaskan oleh variabel kualitas sistem informasi

akuntansi manajemen. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa 58,40% kualitas

informasi akuntansi manajemen dipengaruhi oleh kualitas sistem informasi

akuntansi manajemen, sedangkan sisanya 41,60% dipengaruhi oleh variabel lain

yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-masing variabel eksogen

(ketidakpastian lingkungan, struktur organisasi dan kompetensi pengguna sistem

informasi) terhadap variabel endogen (kualitas sistem informasi akuntansi

manajemen) pada sub struktur pertama dapat dilihat dari perhitungan yang

disajikan pada Tabel 4.38 berikut :

Tabel 4.38

Perhitungan Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Ketidakpastian

Lingkungan, Struktur Organisasi dan Kompetensi Pengguna Sistem

Informasi Terhadap Kualitas Sistem Informasi Akuntansi Manajemen

Jalur

Koefisien

Jalur

Pengaruh

Langsung

Pengaruh Tidak Langsung

Total

Pengaruh

EU

OS

ISUC

Sub

Total

EU MAISQ

0,375

14,06% 0,00% 7,40% 4,76% 12,16% 26,22%

OS MAISQ

0,337

11,36% 7,40% 0,00% 4,40% 11,80% 23,16%

ISUC MAISQ

0,260

6,76% 4,76% 4,40% 0,00% 9,16% 15,92%

R

2

65,30%

Sumber : Hasil pengolahan data

Page 61: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian · 2019-10-24 · 129 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Pada bagian ini disajikan hasil penelitian

189

Tabel 4.38 menunjukkan bahwa secara bersama-sama ketidakpastian

lingkungan, struktur organisasi dan kompetensi pengguna sistem informasi

mampu menjelaskan kualitas sistem informasi akuntansi manajemen pada unit-

unit fungsional di perusahaan-perusahaan BUMN sebesar 65,30%. Dilihat dari

total pengaruhnya baik secara langsung maupun tidak langsung, diantara ketiga

variabel eksogen, ketidakpastian lingkungan memberikan pengaruh paling kuat

(besar) terhadap kualitas sistem informasi akuntansi manajemen, sedangkan

kompetensi pengguna sistem informasi merupakan variabel yang paling kecil

pengaruhnya terhadap kualitas sistem informasi akuntansi manajemen.

4.1.4.2.1 Pengaruh Ketidakpastian Lingkungan Terhadap Kualitas Sistem

Informasi Akuntansi Manajemen

Ketidakpastian lingkungan dihipotesiskan mempengaruhi kualitas sistem

informasi akuntansi manajemen. Berikut disajikan hasil uji signifikansi dari

hipotesis tersebut melalui hipotesis statistik sebagai berikut :

Ho : 1.1= 0 : Ketidakpastian lingkungan tidak berpengaruh terhadap

kualitas sistem informasi akuntansi manajemen.

Ha : 1.1 0 : Ketidakpastian lingkungan berpengaruh terhadap kualitas

sistem informasi akuntansi manajemen.

Statistik uji yang digunakan adalah :

Page 62: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian · 2019-10-24 · 129 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Pada bagian ini disajikan hasil penelitian

190

Kriteria uji : Terima Ho jika T-Statistics lebih kecil dari T-Table. Hasil uji

signifikansi pengaruh ketidakpastian lingkungan terhadap kualitas sistem

informasi akuntansi manajemen disajikan pada Tabel 4.39 berikut :

Tabel 4.39

Hasil Pengujian Pengaruh Ketidakpastian Lingkungan

TerhadapKualitas Sistem Informasi Akuntansi Manajemen

Koefisien Jalur

T-Statistics

T-Table

Ho

Ha

0,375

6,949

1,96

Ditolak

Diterima

Sumber : Hasil pengolahan data

Tabel 4.39 menunjukkan bahwa nilai t-Statistics variabel ketidakpastian

lingkungan (6,949) lebih besar dibanding t-Table (1,96). Karena nilai t-Statistics lebih

besar dibanding t-Table, maka pada tingkat kekeliruan 5% (lima persen) diputuskan

untuk menolak Ho dan menerima Ha. Jadi berdasarkan hasil pengujian ini dapat

disimpulkan bahwa ketidakpastian lingkungan berpengaruh signifikan terhadap

kualitas sistem informasi akuntansi manajemen pada unit-unit fungsional di

perusahaan-perusahaan BUMN. Hasil pengujian ini memberikan bukti empiris

bahwa semakin mampu para manajer memahami dan memprediksi dengan baik

pengaruh dari kompleksitas lingkungan dan perubahan lingkungan yang

dihadapinya akan meningkatkan kualitas sistem informasi akuntansi manajemen,

dan sebaliknya. Hal ini disebabkan arah koefisien jalur yang positif (+).

Tabel 4.38 menunjukkan bahwa secara langsung pengaruh ketidakpastian

lingkungan terhadap kualitas sistem informasi akuntansi manajemen adalah

14,06%. Kemudian secara tidak langsung karena hubungannya dengan 2 (dua)

variabel eksogen lainnya memberikan pengaruh sebesar 12,16% sehingga total

Page 63: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian · 2019-10-24 · 129 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Pada bagian ini disajikan hasil penelitian

191

pengaruh ketidakpastian lingkungan adalah 26,22%. Untuk mengetahui tingkat

(kategori) pengaruh ketidakpastian lingkungan terhadap kualitas sistem informasi

akuntansi manajemen, maka dihitung effect size (f2). Dari hasil pengolahan data

diketahui bahwa tanpa ketidakpastian lingkungan, pengaruh struktur organisasi

dan kompetensi pengguna sistem informasi terhadap kualitas sistem informasi

akuntansi manajemen adalah sebesar 0,565, effect size (f2) ketidakpastian

lingkungan dihitung sebagai berikut :

Dari perhitungan diatas, diperoleh nilai effect size (f2) 0,254. Karena nilai

effect size (f2) lebih besar dari 0,015 dan lebih kecil dari 0,35 (0,15 < 0,254 <

0,350), maka dikatakan bahwa ketidakpastian lingkungan memberikan

memberikan pengaruh yang sedang/moderat terhadap kualitas sistem informasi

akuntansi manajemen (Hair, et al, 2014: 186).

4.1.4.2.2 Pengaruh Struktur Organisasi Terhadap Kualitas Sistem

Informasi Akuntansi Manajemen

Struktur organisasi dihipotesiskan mempengaruhi kualitas sistem

informasi akuntansi manajemen. Berikut disajikan hasil uji signifikansi dari

hipotesis tersebut melalui hipotesis statistik sebagai berikut :

Ho : 1.2 = 0 : Struktur organisasi tidak berpengaruh terhadap kualitas

sistem informasi akuntansi manajemen.

Page 64: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian · 2019-10-24 · 129 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Pada bagian ini disajikan hasil penelitian

192

Ha : 1.2 0 : Struktur organisasi berpengaruh terhadap kualitas sistem

informasi akuntansi manajemen.

Statistik uji yang digunakan adalah :

Kriteria uji : Terima Ho jika T-Statistics lebih kecil dari T-Table. Hasil uji

signifikansi pengaruh struktur organisasi terhadap kualitas sistem informasi

akuntansi manajemen disajikan pada Tabel 4.40 berikut :

Tabel 4.40

Hasil Pengujian Pengaruh Struktur Organisasi

TerhadapKualitas Sistem Informasi Akuntansi Manajemen

Koefisien Jalur

T-Statistics

T-Table

Ho

Ha

0,337

5,481

1,96

Ditolak

Diterima

Sumber : Hasil pengolahan data

Tabel 4.40 menunjukkan bahwa nilai t-Statisticsvariabel struktur organisasi

(5,481) lebih besar dibanding t-Table (1,96). Karena nilai t-Statistics lebih besar

dibanding t-Table, maka pada tingkat kekeliruan 5% (lima persen) diputuskan

untuk menolak Ho dan menerima Ha. Jadi berdasarkan hasil pengujian ini dapat

disimpulkan bahwa struktur organisasi berpengaruh signifikan terhadap kualitas

sistem informasi akuntansi manajemen pada unit-unit fungsional di perusahaan-

perusahaan BUMN. Hasil pengujian ini menyediakan bukti empiris bahwa

semakin baik perusahaan menata tugas/pekerjaan, tanggung jawab dan

kewenangan yang tercermin melalui struktur organisasi yang diterapkan akan

Page 65: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian · 2019-10-24 · 129 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Pada bagian ini disajikan hasil penelitian

193

meningkatkan kualitas sistem informasi akuntansi manajemen, dan sebaliknya.

Hal ini disebabkan arah koefisien jalur yang positif (+).

Tabel 4.38 menunjukan bahwa secara langsung pengaruh struktur

organisasi terhadap kualitas sistem informasi akuntansi manajemen adalah

11,36%. Kemudian secara tidak langsung karena hubungannya dengan 2 (dua)

variabel eksogen lainnya memberikan pengaruh sebesar 11,80% sehingga total

pengaruh struktur organisasi adalah 23,16%. Untuk mengetahui tingkat (kategori)

pengaruh struktur organisasi terhadap kualitas sistem informasi akuntansi

manajemen, maka dihitung effect size (f2). Dari hasil pengolahan data diketahui

bahwa tanpa struktur organisasi, pengaruh ketidakpastian lingkungan dan

kompetensi pengguna sistem informasi terhadap kualitas sistem informasi

akuntansi manajemen adalah sebesar 0,586, effect size (f2) struktur organisasi

dihitung sebagai berikut :

Dari perhitungan diatas, diperoleh nilai effect size (f2) struktur organisasi

sebesar 0,196. Karena nilai effect size (f2) lebih besar dari 0,150 dan lebih kecil

dari 0,350 (0,150 < 0,196 < 0,35), maka dikatakan bahwa struktur organisasi

memberikan pengaruh yang sedang/moderat terhadap kualitas sistem informasi

akuntansi manajemen (Hair, et al, 2014: 186).

Page 66: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian · 2019-10-24 · 129 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Pada bagian ini disajikan hasil penelitian

194

4.1.4.2.3 Pengaruh Kompetensi Pengguna Sistem Informasi Terhadap

Kualitas Sistem Informasi Akuntansi Manajemen

Kompetensi pengguna sistem informasi dihipotesiskan mempengaruhi

kualitas sistem informasi akuntansi manajemen. Berikut disajikan hasil uji

signifikansi dari hipotesis tersebut melalui hipotesis statistik sebagai berikut :

Ho : 1.3 = 0 : Kompetensi pengguna sistem informasi tidak berpengaruh

terhadap kualitas sistem informasi akuntansi manajemen.

Ha : 1.3 0 : Kompetensi pengguna sistem informasi berpengaruh terhadap

kualitas sistem informasi akuntansi manajemen.

Statistik uji yang digunakan adalah :

Kriteria uji : Terima Ho jika T-Statistics lebih kecil dari T-Table. Hasil uji

signifikansi pengaruh kompetensi pengguna sistem informasi terhadap kualitas

sistem informasi akuntansi manajemen disajikan pada Tabel 4.41 berikut :

Tabel 4.41

Hasil Pengujian Pengaruh Kompetensi Pengguna Sistem

Informasi TerhadapKualitas Sistem Informasi Akuntansi Manajemen

Koefisien Jalur

T-Statistics

T-Table

Ho

Ha

0,260

4,462

1,96

Ditolak

Diterima

Sumber : Hasil pengolahan data

Tabel 4.41 menunjukkan bahwa nilai t-Statistics variabel kompetensi

pengguna sistem informasi (4,462) lebih besar dibanding t-Table (1,96). Karena

Page 67: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian · 2019-10-24 · 129 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Pada bagian ini disajikan hasil penelitian

195

nilai t-Statistics lebih besar dibanding t-Table, maka pada tingkat kekeliruan 5% (lima

persen) diputuskan untuk menolak Ho dan menerima Ha. Jadi berdasarkan hasil

pengujian ini dapat disimpulkan bahwa kompetensi pengguna sistem informasi

berpengaruh signifikan terhadap kualitas sistem informasi akuntansi manajemen

pada unit-unit fungsional di perusahaan-perusahaan BUMN. Hasil pengujian ini

menyediakan bukti empiris bahwa semakin tinggi kompetensi pengguna sistem

informasi akan meningkatkan kualitas sistem informasi akuntansi manajemen, dan

sebaliknya. Hal ini disebabkan arah koefisien jalur yang positif (+).

Tabel 4.38 menunjukan bahwa secara langsung pengaruh kompetensi

pengguna sistem informasi terhadap kualitas sistem informasi akuntansi

manajemen adalah 6,76%. Kemudian secara tidak langsung karena hubungannya

dengan 2 (dua) variabel eksogen lainnya memberikan pengaruh sebesar 9,16%

sehingga total pengaruh kompetensi pengguna sistem informasi adalah 15,92%.

Untuk mengetahui tingkat (kategori) pengaruh kompetensi pengguna sistem

informasi terhadap kualitas sistem informasi akuntansi manajemen, maka dihitung

effect size (f2). Dari hasil pengolahan data diketahui bahwa tanpa kompetensi

pengguna sistem informasi, pengaruh ketidakpastian lingkungan dan struktur

organisasi terhadap kualitas sistem informasi akuntansi manajemen adalah sebesar

0,608, effect size (f2) struktur organisasi dihitung sebagai berikut :

Page 68: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian · 2019-10-24 · 129 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Pada bagian ini disajikan hasil penelitian

196

Dari perhitungan diatas, diperoleh nilai effect size (f2) kompetensi

pengguna sistem informasi sebesar 0,130. Karena nilai effect size (f2) lebih kecil

dari 0,15 (0,130 < 0,15), maka dikatakan bahwa kompetensi pengguna sistem

informasi memberikan pengaruh yang lemah/kecil terhadap kualitas sistem

informasi akuntansi manajemen (Hair, et al, 2014: 186).

4.1.4.2.4 Pengaruh Kualitas Sistem Informasi Akuntansi Manajemen

Terhadap Kualitas Sistem Informasi Akuntansi Manajemen

Kualitas sistem informasi akuntansi manajemen dihipotesiskan

mempengaruhi kualitas informasi akuntansi manajemen. Berikut disajikan hasil

uji signifikansi dari hipotesis tersebut melalui hipotesis statistik sebagai berikut :

Ho : β2.1= 0 : Kualitas sistem informasi akuntansi manajemen tidak

berpengaruh terhadap kualitas informasi akuntansi

manajemen.

Ha : β2.1 0 : Kualitas sistem informasi akuntansi manajemen berpengaruh

terhadap kualitas informasi akuntansi manajemen.

Statistik uji yang digunakan adalah :

Kriteria uji : Terima Ho jika T-Statistics lebih kecil dari T-Table. Hasil uji

signifikansi pengaruh struktur organisasi terhadap kualitas sistem informasi

akuntansi manajemen disajikan pada Tabel 4.42 berikut :

Page 69: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian · 2019-10-24 · 129 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Pada bagian ini disajikan hasil penelitian

197

Tabel 4.42

Hasil Pengujian Pengaruh Kualitas Sistem Informasi Akuntansi

Manajemen TerhadapKualitas Informasi Akuntansi Manajemen

Koefisien Jalur

T-Statistics

T-Table

Ho

Ha

0,764

15,362

1,96

Ditolak

Diterima

Sumber : Hasil pengolahan data

Tabel 4.42 menunjukan bahwa nilai t-Statistics variabel kualitas sistem

informasi akuntansi manajemen (15,362) lebih besar dibanding t-Table (1,96).

Karena nilai t-Statistics lebih besar dibanding t-Table, maka pada tingkat kekeliruan

5% (lima persen) diputuskan untuk menolak Ho dan menerima Ha. Jadi

berdasarkan hasil pengujian ini dapat disimpulkan bahwa kualitas sistem

informasi akuntansi manajemen berpengaruh signifikan terhadap kualitas

informasi akuntansi manajemen pada unit-unit fungsional di perusahaan-

perusahaan BUMN. Hasil pengujian ini menyediakan bukti empiris bahwa

semakin tinggi kualitas sistem informasi akuntansi manajemen akan

meningkatkan kualitas informasi akuntansi manajemen, dan sebaliknya. Hal ini

disebabkan arah koefisien jalur yang positif (+).

Kualitas sistem informasi akuntansi manajemen memberikan pengaruh

sebesar 58,40% terhadap kualitas informasi akuntansi manajemen, sedangkan

sisanya sebesar 41,60% merupakan pengaruh faktor lain yang tidak diteliti dalam

penelitian ini.

Page 70: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian · 2019-10-24 · 129 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Pada bagian ini disajikan hasil penelitian

198

4.2 Pembahasan

4.2.1 Pengaruh Ketidakpastian Lingkungan Terhadap Kualitas Sistem

Informasi Akuntansi Manajemen

Hasil pengujian hipotesis tentang pengaruh ketidakpastian lingkungan

terhadap kualitas sistem informasi akuntansi manajemen menunjukkan bahwa

nilai t-Statistics yang lebih besar daripada t-Table yaitu 6,949 > 1,96, maka pada

tingkat kekeliruan 5% diputuskan untuk menolak Ho dan menerima Ha. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa ketidakpastian lingkungan berpengaruh

signifikan terhadap kualitas sistem informasi akuntansi manajemen. Hasil

penelitian ini memberikan bukti secara empiris bahwa semakin baik kemampuan

para manajer dalam memahami dan memprediksi pengaruh dari kompleksitas dan

perubahan lingkungan yang dihadapi akan meningkatkan kualitas sistem

informasi akuntansi manajemen. Dengan kata lain dapat diartikan bahwa kualitas

sistem informasi akuntansi manajemen dapat ditingkatkan jika para manajer

mampu memahami dan memprediksi pengaruh dari kompleksitas dan perubahan

lingkungan yang dihadapinya secara lebih baik.

Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Eldenburg, et al. (2011: 7)

yang menyatakan bahwa lingkungan merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi kualitas sistem informasi akuntansi manajemen. Begitu juga

dengan Weetman (2010: 5) yang menyatakan bahwa kualitas sistem informasi

akuntansi manajemen dipengaruhi oleh lingkungan serta Atrill & McLaney (2009:

33) yang menyatakan bahwa kualitas sistem informasi akuntansi manajemen

dipengaruhi oleh perubahan-perubahan yang terjadi pada lingkungan.

Page 71: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian · 2019-10-24 · 129 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Pada bagian ini disajikan hasil penelitian

199

Hasil penelitian ini juga menegaskan pendapat Drury (2012: 4) dan

Azhar Susanto (2013: 29) bahwa lingkungan memberikan pengaruh yang kuat dan

signifikan terhadap kualitas sistem informasi akuntansi manajemen. Disamping

itu, hasil penelitian ini juga membuktikan bahwa kualitas sistem informasi

akuntansi manajemen harus dirancang guna menghadapi kondisi lingkungan yang

dicirikan oleh ketidakpastian (Coombs, et al., 2005: 15)

Bukti empiris tentang pengaruh ketidakpastian lingkungan terhadap

kualitas sistem informasi akuntansi manajemen pada unit-unit fungsional di

perusahaan-perusahaan BUMN yang diperoleh dari hasil penelitian ini

mengkonfirmasi hasil penelitian-penelitian sebelumnya yang telah dilakukan pada

berbagai setting industri di berbagai negara, seperti penelitian yang dilakukan oleh

Gordon & Narayanan (1984) di USA, Chenhall & Morris (1986) di Australia, Gul

& Chia (1994) di Singapura, Chong & Chong (1997) di Australia, Agbejule

(2005) di Finlandia, Strumickas & Valenciene (2010) di Lithuania, Chiou (2011)

di Taiwan, Hammad, et al. (2013) di Iran, Hoque (2014) di Australia, dan

Ghazemi, et al. (2015: 577) di Iran.

Ketidakpastian lingkungan yang dihadapi para manajer yang bekerja

pada unit-unit fungsional di perusahaan-perusahaan BUMN memberikan

pengaruh sebesar 26,22% terhadap kualitas sistem informasi akuntansi

manajemen yang digunakan pada unit-unit fungsional di perusahaan-perusahaan

BUMN tersebut, artinya 26,22% kualitas sistem informasi akuntansi manajemen

disebabkan atau dapat dijelaskan oleh ketidakpastian lingkungan. Jika

dibandingkan dengan 2 (dua) variabel eksogen lainnya (struktur organisasi dan

Page 72: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian · 2019-10-24 · 129 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Pada bagian ini disajikan hasil penelitian

200

kompetensi pengguna sistem informasi), ketidakpastian lingkungan memberikan

pengaruh paling besar (dominan) yaitu sebesar 26,22% terhadap kualitas sistem

informasi akuntansi manajemen dibanding struktur organisasi (23,16%) dan

kompetensi pengguna sistem informasi (15,92%). Dilihat dari effect size (f2)

sebesar 0,254 menunjukkan bahwa ketidakpastian lingkungan memiliki pengaruh

yang sedang/moderat terhadap kualitas sistem informasi akuntansi manajemen

pada unit-unit fungsional di perusahaan-perusahaan BUMN. Moderatnya

pengaruh ketidakpastian lingkungan terhadap kualitas sistem informasi akuntansi

manajemen dapat dijelaskan dari deskripsi hasil penelitian.

Berdasarkan fakta di lapangan yang diperoleh dari tanggapan responden

melalui kuisioner penelitian, diperoleh skor rata-rata tanggapan responden

terhadap variabel ketidakpastian lingkungan sebesar 3,58 dan berada pada

kategori “cukup”. Jika dibandingkan dengan skor ideal, ditemukan senjangan

(gap) sebesar 1,42 atau ekuivalen dengan 28,46%. Senjangan (gap) ini

mengindikasikan adanya masalah pada kemampuan manajer dalam memahami

dan memprediksi pengaruh dari kompleksitas lingkungan dan perubahan

lingkungan yang dihadapinya terkait indikator-indikator yang diteliti.

Dilihat dari skor rata-rata tanggapan responden berdasarkan dimensi,

untuk dimensi kompleksitas lingkungan diperoleh skor rata-rata sebesar 3,63 dan

berada pada kategori “cukup”. Jika dibandingkan dengan skor ideal, ditemukan

senjangan (gap) sebesar 1,37 atau ekuivalen dengan 27,40%. Senjangan (gap) ini

mengindikasikan sekitar 27,40% pengaruh dari kompleksitas lingkungan yang

bersumber dari kompleksitas pelanggan, kompleksitas pemasok dan kompleksitas

Page 73: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian · 2019-10-24 · 129 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Pada bagian ini disajikan hasil penelitian

201

pemerintah tidak dapat dipahami dan diprediksi dengan baik oleh para manajer

yang bekerja pada unit-unit fungsional di perusahaan-perusahaan BUMN.

Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa responden, senjangan (gap) ini

terutama ditemukan pada perusahaan-perusahaan BUMN dengan skala usaha

yang besar dengan jumlah pelanggan yang banyak, jumlah pemasok yang banyak

dan banyaknya lembaga pemerintah yang menetapkan kebijakan dan regulasi atas

aktivitas operasinya.

Permasalahan pada dimensi kompleksitas lingkungan ini menyebabkan

50 unit fungsional di perusahaan-perusahaan BUMN (26,32%) belum memiliki

sistem informasi akuntansi manajemen yang dilengkapi dengan fasilitas/fitur yang

mudah disesuaikan perubahan (penambahan atau pengurangan) status

pelanggan/nasabah, 56 unit fungsional di perusahaan-perusahaan BUMN

(29,47%) belum memiliki sistem informasi akuntansi manajemen yang dilengkapi

dengan fasilitas/fitur yang mudah disesuaikan perubahan (penambahan atau

pengurangan) status pemasok/vendor, dan 70 unit fungsional di perusahaan-

perusahaan BUMN (36,84%) belum memiliki sistem informasi akuntansi

manajemen yang dilengkapi dengan fasilitas/fitur yang mudah disesuaikan dengan

perubahan regulasi atau peraturan yang ditetapkan oleh berbagai kembaga/instansi

pemerintah.

Untuk dimensi perubahan lingkungan diperoleh tanggapan responden

dengan skor rata-rata sebesar 3,50 dan berada pada kategori “cukup”. Jika

dibandingkan dengan skor ideal, ditemukan senjangan (gap) sebesar 1,50 atau

ekuivalen dengan 30,05%. Senjangan (gap) ini mengindikasikan sekitar 30,05%

Page 74: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian · 2019-10-24 · 129 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Pada bagian ini disajikan hasil penelitian

202

pengaruh dari perubahan lingkungan yang bersumber dari perubahan kondisi

ekonomi dan perubahan teknologi tidak dapat dipahami dan diprediksi dengan

baik oleh para manajer yang bekerja pada unit-unit fungsional di perusahaan-

perusahaan BUMN. Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa responden,

senjangan (gap) ini terutama ditemukan pada perusahaan-perusahaan BUMN

yang banyak melakukan transaksi dalam valuta asing terutama US Dollar dan

perusahaan-perusahaan yang sensitif terhadap perubahan teknologi. Permasalahan

pada perubahan lingkungan ini menyebabkan 70 unit fungsional di perusahaan-

perusahaan BUMN (36,84%) belum memiliki sistem informasi akuntansi

manajemen yang dilengkapi dengan fasilitas/fitur yang mudah disesuaikan dengan

perubahan kondisi ekonomi dan 84 unit fungsional di perusahaan-perusahaan

BUMN (44,21%) belum memiliki sistem informasi akuntansi manajemen yang

dilengkapi dengan fasilitas/fitur yang mudah disesuaikan dengan perubahan

teknologi.

Jika dilihat berdasarkan dimensi dari variabel ketidakpastian lingkungan

yang diteliti, ditemukan bahwa dimensi kompleksitas lingkungan merupakan

dimensi yang paling dominan terhadap variabel ketidakpastian lingkungan

dibanding dimensi perubahan lingkungan. Hal ini terlihat dari loading factor dan

koefesien determinasi (R2) dimensi kompleksitas lingkungan (0,964 dan 0,929)

lebih besar dibanding loading factor dan koefesien determinasi (R2) dimensi

perubahan lingkungan (0,915 dan 0,837). Dengan demikian maka dapat dikatakan

bahwa dimensi dari variabel ketidakpastian lingkungan yang memberikan

Page 75: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian · 2019-10-24 · 129 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Pada bagian ini disajikan hasil penelitian

203

pengaruh paling besar (dominan) terhadap kualitas sistem informasi akuntansi

manajemen dalam penelitian ini adalah dimensi kompleksitas lingkungan.

Semua permasalahan/senjangan (gap) yang dikemukakan diatas, baik

yang ditemukan pada dimensi kompleksitas lingkungan maupun dimensi

perubahan lingkungan semestinya mendapatkan perhatian dari para pimpinan

perusahaan-perusahaan BUMN untuk dilakukan upaya perbaikan, terutama yang

terkait dengan kemajuan teknologi informasi yang berdampak pada proses bisnis

seperti maraknya e-business dan e-commerce. Upaya yang dapat dilakukan adalah

mendorong para manajer untuk memberikan “perhatian yang lebih” terhadap

lingkungan melalui aktivitas environmental scanning secara aktif, terutama yang

terkait dengan kompleksitas lingkungan (pelanggan, pemasok, pemerintah) dan

yang terkait dengan perubahan lingkungan (perekonomian dan teknologi).

Hasil environmental scanning ini kemudian disosialisasikan kepada para

manajer di semua tingkatan. Upaya ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan

para manajer dalam memahami dan memprediksi dengan baik pengaruh dari

kompleksitas lingkungan dan perubahan lingkungan yang dihadapinya.

Dalam kaitannya dengan sistem informasi akuntansi manajemen, hasil

environmental scanning tersebut harus diakomodir dalam pengembangan

selanjutnya dari sistem informasi akuntansi manajemen sehingga sistem informasi

akuntansi manajemen yang digunakan dapat dilengkapi dengan fasilitas atau fitur

yang mudah disesuaikan dengan setiap pengaruh yang yang ditimbukan baik oleh

kompleksitas lingkungan (pelanggan, pemasok, pemerintah) maupun oleh

perubahan lingkungan (ekonomi dan teknologi).

Page 76: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian · 2019-10-24 · 129 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Pada bagian ini disajikan hasil penelitian

204

Tujuan akhir yang ingin dicapai adalah meningkatkan kualitas sistem

informasi akuntansi manajemen yang digunakan pada unit-unit fungsional di

perusahaan-perusahaan BUMN yang pada gilirannya diharapkan dapat

meningkatkan kualitas informasi akuntansi manajemen yang dibutuhkan para

manajer pada unit-unit fungsional dalam menjalankan fungsinya mulai dari

perencanaan hingga pengambilan keputusan.

Berdasarkan uraian diatas, hasil penelitian ini memberikan bukti secara

empiris tentang pengaruh ketidakpastian lingkungan terhadap kualitas sistem

informasi akuntansi manajemen. Hasil penelitian ini juga telah menjawab

fenomena belum berkualitasnya sistem informasi akuntansi manajemen pada unit-

unit fungsional di perusahaan-perusahaan BUMN disebabkan belum optimalnya

kemampuan para manajer unit-unit fungsional di perusahaan-perusahaan BUMN

dalam memahami dan memprediksi dengan baik pengaruh dari kompleksitas

lingkungan (pelanggan, pemasok, dan pemerintah) dan perubahan lingkungan

(ekonomi dan tekonologi) yang dihadapinya.

4.2.2 Pengaruh Struktur Organisasi Terhadap Kualitas Sistem Informasi

Akuntansi Manajemen

Hasil pengujian hipotesis tentang pengaruh struktur organisasi terhadap

kualitas sistem informasi akuntansi manajemen menunjukkan bahwa nilai t-Statistics

yang lebih besar daripada t-Table yaitu 5,481 > 1,96, maka pada tingkat kekeliruan

5% diputuskan untuk menolak Ho dan menerima Ha. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa struktur organisasi berpengaruh signifikan terhadap kualitas

Page 77: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian · 2019-10-24 · 129 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Pada bagian ini disajikan hasil penelitian

205

sistem informasi akuntansi manajemen. Hasil penelitian ini memberikan bukti

secara empiris bahwa semakin baik perusahaan menata tugas (pekerjaan),

tanggung jawab dan kewenangan yang tercermin melalui struktur organisasi yang

diterapkan akan meningkatkan kualitas sistem informasi akuntansi manajemen.

Dengan kata lain dapat diartikan bahwa kualitas sistem informasi akuntansi

manajemen dapat ditingkatkan jika perusahaan mampu menata tugas (pekerjaan),

tanggung jawab dan kewenangan secara lebih baik.

Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Eldenburg, et al. (2011: 7)

yang menyatakan bahwa struktur organisasi merupakan faktor utama yang

mempengaruhi kualitas sistem informasi akuntansi manajemen, Riahi-Belkaoui

(2002: 140) yang menyatakan bahwa kualitas sistem informasi akuntansi

manajemen dipengaruhi oleh struktur organisasi, serta Emmanuel, et al. (1990:

38) yang menyatakan bahwa kualitas sistem informasi akuntansi manajemen

terbukti dipengaruhi oleh struktur organisasi.

Hasil penelitian ini juga menegaskan pendapat para ahli yang

menyatakan bahwa struktur organisasi merupakan faktor fundamental yang harus

dipertimbangkan dalam merancang sistem informasi akuntansi manajemen

(Clarke, 2001: 131; Kendall & Kendal, 2011: 46; Laudon & Laudon, 2016: 125).

Bukti empiris tentang pengaruh struktur organisasi terhadap kualitas

sistem informasi akuntansi manajemen pada unit-unit fungsional di perusahaan-

perusahaan BUMN yang diperoleh dari hasil penelitian ini mengkonfirmasi hasil

penelitian-penelitian sebelumnya yang telah dilakukan pada berbagai setting

industri di berbagai negara, seperti penelitian yang dilakukan oleh Gordon &

Page 78: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian · 2019-10-24 · 129 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Pada bagian ini disajikan hasil penelitian

206

Narayanan (1984) di USA, Chenhall & Morris (1986) di Australia, Gul & Chia

(1994) di Singapura, Moore & Yuen (2001) di Australia, Cassia, et al. (2005) di

Italia, Soobaroyen & Poorundersing (2008) di Mauritius, Strumickas &

Valenciene (2010) di Lithuania serta Hammad, et al. (2013) di Iran.

Struktur organisasi yang diterapkan pada unit-unit fungsional di

perusahaan-perusahaan BUMN memberikan pengaruh sebesar 23,16% terhadap

kualitas sistem informasi akuntansi manajemen yang digunakan pada unit-unit

fungsional di perusahaan-perusahaan BUMN tersebut, artinya 23,16% kualitas

sistem informasi akuntansi manajemen disebabkan atau dapat dijelaskan oleh

struktur organisasi. Jika dibandingkan dengan 2 (dua) variabel eksogen lainnya

(ketidapastian lingkungan dan kompetensi pengguna sistem informasi), struktur

organisasi memberikan pengaruh paling besar (dominan) kedua yaitu sebesar

23,16% terhadap kualitas sistem informasi akuntansi manajemen dibanding

ketidakpastian lingkungan (26,22%) dan kompetensi pengguna sistem informasi

(15,92%). Dilihat dari effect size (f2) sebesar 0,196 menunjukkan bahwa struktur

organisasi memiliki pengaruh yang sedang/moderat terhadap kualitas sistem

informasi akuntansi manajemen pada unit-unit fungsional pada perusahaan-

perusahaan BUMN. Moderatnya pengaruh struktur organisasi terhadap kualitas

sistem informasi akuntansi manajemen dapat dijelaskan dari deskripsi hasil

penelitian.

Berdasarkan fakta dilapangan yang diperoleh dari tanggapan responden

melalui kuisioner penelitian, diperoleh skor rata-rata tanggapan responden

(manajer) terhadap struktur organisasi sebesar 3,74 dan berada pada kategori

Page 79: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian · 2019-10-24 · 129 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Pada bagian ini disajikan hasil penelitian

207

“cukup”. Jika dibandingkan dengan skor ideal, ditemukan senjangan (gap)

sebesar 1,26 atau ekuivalen dengan 25,16%. Senjangan (gap) ini mengindikasikan

adanya masalah pada struktur organisasi yang diterapkan pada unit-unit

fungsional di perusahaan-perusahaan BUMN terkait dengan dimensi dan indikator

yang diteliti.

Dilihat dari skor rata-rata tanggapan responden berdasarkan dimensi,

untuk dimensi departementalisasi diperoleh skor rata-rata sebesar 3,67 dan berada

pada kategori “cukup”. Jika dibandingkan dengan skor ideal, ditemukan

senjangan (gap) sebesar 1,33 atau ekuivalen dengan 26,63%. Senjangan (gap) ini

mengindikasikan sekitar 26,63% tugas/pekerjaan, tanggung jawab dan

kewenangan yang ada pada unit-unit fungsional di perusahaan-perusahaan BUMN

belum dikelompokkan (grouping) ke dalam kelompok yang tepat dan belum dapat

dikoordinasikan dengan baik. Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa

responden, senjangan (gap) ini terutama ditemukan pada perusahaan-perusahaan

BUMN dengan skala usaha yang besar dan dengan tugas/pekerjaan yang

kompleks. Permasalahan pada dimensi departementalisasi ini menyebabkan 55

unit fungsional di perusahaan-perusahaan BUMN (28,95%) belum memiliki

sistem informasi akuntansi manajemen yang dilengkapi dengan fasilitas/fitur yang

mampu menyediakan informasi yang dibutuhkan oleh dan/atau tentang masing-

masing unit-unit fungsional yang ada di perusahaan-perusahaan BUMN sesuai

dengan struktur organisasi yang berlaku dan 76 unit fungsional di perusahaan-

perusahaan BUMN (46,78%) belum memiliki sistem informasi akuntansi

manajemen yang dilengkapi dengan fasilitas/fitur yang mampu mendukung

Page 80: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian · 2019-10-24 · 129 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Pada bagian ini disajikan hasil penelitian

208

koordinasi tugas/pekerjaan intra dan antar unit-unit fungsional di perusahaan-

perusahaan BUMN secara optimal.

Untuk dimensi rentang kendali diperoleh tanggapan responden dengan

skor rata-rata sebesar 3,44 dan berada pada kategori “cukup”. Jika dibandingkan

dengan skor ideal, ditemukan senjangan (gap) sebesar 1,56 atau ekuivalen

31,16%. Senjangan (gap) ini mengindikasikan sekitar 31,16% pelaksanaan

tugas/pekerjaan, tanggung jawab dan kewenangan pada unit-unit fungsional di

perusahaan-perusahaan BUMN belum dapat diawasi dengan baik oleh atasan

langsung dan belum dapat dilaporkan dengan baik oleh bawahan kepada atasan

langsung. Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa responden, gap ini

terutama ditemukan pada perusahaan-perusahaan BUMN dengan skala usaha

yang besar dengan tugas/pekerjaan yang kompleks dan para manajer memiliki

bawahan dalam jumlah yang banyak. Permasalahan pada dimensi rentang kendali

ini menyebabkan 103 unit fungsional di perusahaan-perusahaan BUMN (54,21%)

belum memiliki sistem informasi akuntansi manajemen yang dilengkapi dengan

fasilitas/fitur yang mampu memudahkan manajer memantau pelaksanaan

tugas/pekerjaan bawahan yang berada dibawah pengawasan langsung setiap saat

diperlukan dan 92 unit fungsional di perusahaan-perusahaan BUMN (48,42%)

belum memiliki sistem informasi akuntansi manajemen yang dilengkapi dengan

fasilitas/fitur yang mampu memudahkan manajer melaporkan pelaksanaan tugas

kepada atasan langsung setiap saat diperlukan.

Untuk dimensi formalisasi diperoleh tanggapan responden dengan skor

rata-rata sebesar 4,12 dan berada pada kategori “baik”. Ini berarti bahwa sebagian

Page 81: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian · 2019-10-24 · 129 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Pada bagian ini disajikan hasil penelitian

209

besar (82,32%) pelaksanaan tugas/pekerjaan, tanggung jawab dan kewenangan

pada unit-unit fungsional di perusahaan-perusahaan BUMN sudah distandarisasi

melalui prosedur formal dan peraturan formal yang ditetapkan oleh pihak

berwenang dalam perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh fakta bahwa sebanyak 148

unit fungsional di perusahaan-perusahaan BUMN (77,89%) telah melakukan

standarisasi pengoperasian sistem informasi akuntansi manajemen berdasarkan

prosedur operasi standar (SOP) yang ditetapkan secara formal oleh pihak yang

berwenang dan 152 unit fungsional di perusahaan-perusahaan BUMN (80,00%)

telah melakukan standarisasi terhadap kewenangan pengoperasian sistem

informasi akuntansi manajemen melalui peraturan formal yang ditetapkan oleh

pihak yang berwenang.

Meskipun demikian, jika dibandingkan dengan skor ideal, masih

ditemukan senjangan (gap) sebesar 0,88 atau ekuivalen dengan 17,68%.

Senjangan (gap) ini mengindikasikan sekitar 17,68% pelaksanaan

tugas/pekerjaan, tanggung jawab dan kewenangan di perusahaan-perusahaan

BUMN belum distandarisasi melalui prosedur dan peraturan formal yang

ditetapkan oleh pihak yang berwenang dalam perusahaan. Berdasarkan hasil

wawancara dengan beberapa responden, senjangan (gap) ini terutama ditemukan

pada perusahaan-perusahaan BUMN dengan skala usaha yang relatif kecil dengan

tugas (pekerjaan) yang tidak begitu kompleks. Permasalahan pada dimensi

formalisasi ini menyebabkan pengoperasian sistem informasi akuntansi

manajemen pada 42 unit fungsional pada perusahaan-perusahaan BUMN

(22,11%) belum distandarisasi melalui prosedur operasi standar (SOP) yang

Page 82: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian · 2019-10-24 · 129 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Pada bagian ini disajikan hasil penelitian

210

ditetapkan secara formal oleh yang pihak yang berwenang dan kewenangan untuk

mengoperasikan sistem informasi akuntansi manajemen pada 38 unit fungsional

di perusahaan-perusahaan BUMN (20,00%) belum distandarisasi melalui

peraturan formal yang ditetapkan oleh pihak yang berwenang.

Jika dilihat berdasarkan dimensi dari variabel struktur organisasi yang

diteliti, ditemukan bahwa dimensi departementalisasi merupakan dimensi yang

paling dominan terhadap struktur organisasi dibanding dimensi rentang kendali

dan formalisasi. Hal ini terlihat dari loading factor dan koefesien determinasi (R2)

dimensi depatementalisasi (0,880 dan 0,775) lebih besar dibanding loading factor

dan koefesien determinasi (R2) : dimensi rentang kendali (0,797 dan 0,636) dan

dimensi formalisasi (0,707 dan 0,500). Dengan demikian maka dapat dikatakan

bahwa dimensi dari variabel struktur organisasi yang memberikan pengaruh

paling besar (dominan) terhadap kualitas sistem informasi akuntansi manajemen

dalam penelitian ini adalah dimensi departementalisasi.

Semua permasalahan/senjangan (gap) yang dikemukakan diatas, baik

yang ditemukan pada dimensi departementalisasi, rentang kendali dan formalisasi

semestinya mendapatkan perhatian dari para pimpinan perusahaan-perusahaan

BUMN untuk dilakukan upaya perbaikan. Upaya yang dapat dilakukan adalah

secara cermat melakukan pemetaan ulang (remapping) terhadap semua

tugas/pekerjaan, tanggung jawab dan kewenangan yang dalam organisasi

berdasarkan jenis dan karakteristiknya masing-masing.

Berdasarkan hasil pemetaan ulang (remapping) tersebut, kemudian

dilakukan pengelompokan ulang (regrouping) terhadap tugas/pekerjaan, tanggung

Page 83: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian · 2019-10-24 · 129 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Pada bagian ini disajikan hasil penelitian

211

jawab dan kewenangan berdasarkan jenis dan karakteristik yang sama, dan

kemudian ditindaklanjuti dengan standarisasi pelaksanaan tugas/pekerjaan,

tanggung jawab dan kewenangan melalui berbagai prosedur dan peraturan formal

yang ditetapkan oleh pihak yang berwenang dalam perusahaan. Hasil yang ingin

dicapai dari aktivitas pemetaan ulang dan pengelompokan ulang tersebut supaya

tugas/pekerjaan, tanggung jawab dan kewenangan yang ada dalam perusahaan

dapat dikelompokkan, dikoordinasikan, diawasi dan dilaporkan, serta

distandarisasi dengan baik.

Dalam kaitannya dengan sistem informasi akuntansi manajemen, hasil-

hasil yang diperoleh dari aktivitas pemetaan ulang (remapping) dan

pengelompokkan ulang (regrouping) tersebut harus diakomodir dalam

pengembangan selanjutnya dari sistem informasi akuntansi manajemen sehingga

sistem informasi akuntansi manajemen yang digunakan dapat dilengkapi dengan :

fasilitas atau fitur yang mampu menyediakan informasi yang dibutuhkan oleh

dan/atau tentang masing-masing unit-unit fungsional, fasilitas/fitur yang mampu

mendukung koordinasi pelaksaan tugas, fasilitas/fitur yang mampu memudahkan

pengawasan dan pelaporan pelaksanaan tugas/pekerjaan, tanggung jawab dan

kewenangan serta prosedur formal dan peraturan formal yang terkait dengan

pengoperasiannya.

Tujuan akhir yang ingin dicapai adalah meningkatkan kualitas sistem

informasi akuntansi manajemen yang digunakan pada unit-unit fungsional di

perusahaan-perusahaan BUMN yang pada gilirannya diharapkan dapat

meningkatkan kualitas informasi akuntansi manajemen yang dibutuhkan para

Page 84: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian · 2019-10-24 · 129 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Pada bagian ini disajikan hasil penelitian

212

manajer pada unit-unit fungsional di perusahaan-perusahaan BUMN dalam

menjalankan fungsinya mulai dari perencanaan hingga pengambilan keputusan.

Berdasarkan uraian diatas, hasil penelitian ini memberikan bukti secara

empiris tentang pengaruh struktur organisasi terhadap kualitas sistem informasi

akuntansi manajemen. Hasil penelitian ini juga telah menjawab fenomena belum

berkualitasnya sistem informasi akuntansi manajemen pada unit-unit fungsional di

perusahaan-perusahaan BUMN disebabkan belum efektifnya struktur organisasi

yang diterapkan pada unit-unit fungsional di perusahaan-perusahaan BUMN

tersebut.

4.2.3 Pengaruh Kompetensi Pengguna Sistem Informasi Terhadap

Kualitas Sistem Informasi Akuntansi Manajemen

Hasil pengujian hipotesis tentang pengaruh kompetensi pengguna sistem

informasi terhadap kualitas sistem informasi akuntansi manajemen menunjukkan

bahwa nilai t-Statistics yang lebih besar daripada t-Table yaitu 4,462 > 1,96, maka

pada tingkat kekeliruan 5% diputuskan untuk menolak Ho dan menerima Ha.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kompetensi pengguna sistem

informasi berpengaruh signifikan terhadap kualitas sistem informasi akuntansi

manajemen. Hasil penelitian ini memberikan bukti secara empiris bahwa semakin

tinggi kompetensi pengguna sistem informasi akan meningkatkan kualitas sistem

informasi akuntansi manajemen. Dengan kata lain dapat diartikan bahwa kualitas

sistem informasi akuntansi manajemen dapat ditingkatkan jika kompetensi para

Page 85: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian · 2019-10-24 · 129 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Pada bagian ini disajikan hasil penelitian

213

manajer sebagai pengguna sistem informasi dapat ditingkatkan baik yang terkait

dengan pengetahuan maupun keterampilan.

Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Riahi-Belkaoui (2002: xi)

yang menyatakan bahwa kompetensi pengguna sistem informasi akuntansi

manajemen berkontribusi terhadap kualitas sistem informasi akuntansi

manajemen. Hasil penelitian ini menegaskan pendapat Hall (2011: 10) dan

Romney & Steinbart (2015: 36) yang menyatakan bahwa kompetensi pengguna

sistem informasi merupakan elemen/komponen penting dari sistem informasi

akuntansi manajemen. Dan suatu sistem informasi akuntansi manajemen tidak

dapat memberikan manfaat bagi organisasi jika para penggunanya gagal untuk

mengkontribusikan kompetensi mereka dalam mengimplementasikan sistem

informasi akuntansi manajemen tersebut (O’Brien & Marakas, 2010: 69).

Bukti empiris tentang pengaruh kompetensi pengguna sistem informasi

terhadap kualitas sistem informasi akuntansi manajemen pada unit-unit fungsional

di perusahaan-perusahaan BUMN yang diperoleh dari hasil penelitian ini

mengkonfirmasi hasil penelitian-penelitian sebelumnya yang telah dilakukan pada

berbagai setting industri di berbagai negara, seperti penelitian yang dilakukan oleh

Al-Adaileh (2009) di Yordania, Kassbol, et al. (2010) di Malawi, Baydokhti, et al.

(2011) di Iran, Daoud & Triki (2013) di Tunisia, Madapusi & Ortiz (2014) di

India, Ilham Hidayah Napitupulu (2015) di Indonesia, dan Lesi Hertati &

Wahyudin Zarkasyi (2015) di Indonesia.

Kompetensi pengguna sistem informasi yang dimiliki oleh para manajer

yang bekerja pada unit-unit fungsional di perusahaan-perusahaan BUMN

Page 86: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian · 2019-10-24 · 129 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Pada bagian ini disajikan hasil penelitian

214

memberikan pengaruh sebesar 15,92% terhadap kualitas sistem informasi

akuntansi manajemen yang digunakan pada unit-unit fungsional di perusahaan-

perusahaan BUMN tersebut, artinya 15,92% kualitas sistem informasi akuntansi

manajemen disebabkan atau dapat dijelaskan oleh kompetensi pengguna sistem

informasi. Jika dibandingkan dengan 2 (dua) variabel eksogen lainnya

(ketidakpastian lingkungan dan struktur organisasi), variabel kompetensi

pengguna sistem informasi memberikan pengaruh paling kecil (lemah) yaitu

sebesar 15,92% terhadap kualitas sistem informasi akuntansi manajemen

dibanding variabel ketidakpastian lingkungan (26,22%) dan variabel struktur

organisasi (23,16%). Dilihat dari effect size (f2) sebesar 0,130 menunjukkan

bahwa kompetensi pengguna sistem informasi memiliki pengaruh yang

lemah/kecil terhadap kualitas sistem informasi akuntansi manajemen pada unit-

unit fungsional di perusahaan-perusahaan BUMN. Lemahnya pengaruh

kompetensi pengguna sistem informasi ini terhadap kualitas sistem informasi

akuntansi manajemen dapat dijelaskan dari deskripsi hasil penelitian.

Berdasarkan fakta di lapangan yang diperoleh dari tanggapan responden

melalui kuisioner penelitian, diperoleh skor rata-rata tanggapan responden

(manajer) terhadap kompetensi pengguna sistem informasi sebesar 3,58 dan

berada pada kategori “cukup”. Jika dibandingkan dengan skor ideal, ditemukan

senjangan (gap) sebesar 1,42 atau ekuivalen dengan 28,50%. Senjangan (gap) ini

mengindikasikan adanya masalah pada kompetensi pengguna sistem informasi

yang dimiliki oleh para manajer yang bekerja pada unit-unit fungsional di

perusahaan-perusahaan BUMN terkait dengan dimensi dan indikator yang diteliti.

Page 87: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian · 2019-10-24 · 129 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Pada bagian ini disajikan hasil penelitian

215

Dilihat dari skor rata-rata tanggapan responden berdasarkan dimensi,

untuk dimensi pengetahuan diperoleh skor rata-rata sebesar 3,60 dan berada pada

kategori “cukup”. Jika dibandingkan dengan skor ideal, ditemukan senjangan

(gap) sebesar 1,40 atau ekuivalen dengan 28,05%. Senjangan (gap) ini

mengindikasikan sekitar 28,05% pengetahuan yang saat ini dimiliki oleh para

manajer belum sesuai dengan pengetahuan yang seharusnya mereka miliki, baik

yang terkait dengan indikator pendidikan maupun indikator pengalaman kerja.

Permasalahan pada dimensi pengetahuan ini menyebabkan 77 unit fungsional di

perusahaan-perusahaan BUMN (40,53%) memiliki manajer dengan latar belakang

pendidikan yang belum sesuai dengan latar belakang pendidikan yang seharusnya

mereka miliki dan 74 unit fungsional di perusahaan-perusahaan BUMN (38,95%)

memiliki manajer dengan latar belakang pengalaman kerja yang belum sesuai

dengan latar belakang pengalaman kerja yang seharusnya mereka miliki.

Untuk dimensi keterampilan diperoleh tanggapan responden dengan skor

rata-rata sebesar 3,55 dan berada pada kategori “cukup”. Jika dibandingkan

dengan skor ideal, ditemukan senjangan (gap) sebesar 1,45 atau ekuivalen dengan

28,95%. Senjangan (gap) ini mengindikasikan sekitar 28,95% keterampilan yang

saat ini dimiliki oleh para manajer belum sesuai dengan keterampilan yang

seharusnya mereka miliki baik yang terkait dengan keterampilan fisik maupun

keterampilan analitis. Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa responden,

pemasalahan ini disebabkan oleh minimnya kesempatan pelatihan yang

disediakan perusahaan untuk meningkatkan keterampilan dalam pengoperasian

sistem informasi akuntansi manajemen, baik yang terkait dengan keterampilan

Page 88: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian · 2019-10-24 · 129 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Pada bagian ini disajikan hasil penelitian

216

fisik maupun keterampilan analitis. Permasalahan pada dimensi keterampilan ini

menyebabkan 63 unit fungsional di perusahaan-perusahaan BUMN (33,16%)

memiliki manajer dengan kemampuan fisik yang belum sesuai dengan

kemampuan fisik yang seharusnya mereka miliki, dan 107 unit fungsional di

perusahaan-perusahaan BUMN (56,32%) memiliki para manajer dengan

keterampilan analitis yang belum sesuai dengan keterampilan analitis yang

seharus mereka miliki.

Jika dilihat berdasarkan dimensi dari variabel kompetensi pengguna

sistem informasi yang diteliti, ditemukan bahwa dimensi pengetahuan merupakan

dimensi yang paling dominan terhadap variabel kompetensi pengguna sistem

informasi dibanding dimensi keterampilan. Hal ini terlihat dari loading factor

dimensi pengetahuan (0,595) lebih besar dibanding loading factor dimensi

keterampilan (0,489). Dengan demikian maka dapat dikatakan bahwa dimensi dari

variabel kompetensi pengguna sistem informasi yang memberikan pengaruh

paling besar (dominan) terhadap kualitas sistem informasi akuntansi manajemen

dalam penelitian ini adalah dimensi pengetahuan.

Semua permasalahan/senjangan (gap) yang dikemukakan diatas, baik

yang ditemukan pada dimensi pengetahuan maupun keterampilan semestinya

mendapatkan perhatian dari para pimpinan perusahaan-perusahaan BUMN untuk

dilakukan perbaikan. Untuk dimensi pengetahuan, ada 2 (dua) hal yang dapat

dilakukan. Pertama, memetakan ulang (remapping) kompetensi para manajer unit-

unit fungsional yang dapat dilakukan melalui analisa jabatan (job analysis) dan

hasilnya dapat digunakan sebagai dasar untuk melakukan penempatan ulang

Page 89: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian · 2019-10-24 · 129 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Pada bagian ini disajikan hasil penelitian

217

manajer berdasarkan prinsip right man in the right place. Kedua, untuk rekrutmen

dimasa datang, rekrutmen harus didasarkan pada kompetensi (competency-based)

dimana kompetensi calon manajer yang akan direkrut harus disesuaikan

kompetensi yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas (pekerjaan) yang akan

dilaksanakannya.

Untuk dimensi keterampilan, cara yang dapat dilakukan untuk

meningkatkan keterampilan manajer unit-unit fungsional adalah memberikan

kesempatan dan dukungan kepada para manajer untuk mengikuti pelatihan

(training) yang relevan dengan keterampilan yang mereka butuhkan untuk

melaksanakan pekerjaannya. Pelatihan dapat dilakukan di dalam perusahaan (in-

house training) maupun pada lembaga-lembaga kredibel di luar perusahaan.

Beberapa perusahaan BUMN telah memberikan contoh yang baik dengan

membentuk corporate university yang bertujuan untuk meningkatkan atau

menyesuaikan kompetensi para karyawan (termasuk manajer) sesuai dengan

kompetensi yang seharusnya dimiliki, terutama yang terkait dengan dimensi

keterampilan. Semua upaya-upaya yang dilakukan diatas bertujuan untuk

meningkatkan kompetensi manajer sebagai pengguna sistem informasi akuntansi

manajemen pada unit-unit fungsional di perusahaan-perusahaan BUMN. Tujuan

akhir yang ingin dicapai adalah meningkatkan kualitas sistem informasi akuntansi

manajemen yang digunakan pada unit-unit fungsional di perusahaan-perusahaan

BUMN yang pada gilirannya diharapkan dapat meningkatkan kualitas informasi

akuntansi manajemen yang dibutuhkan para manajer unit-unit fungsional dalam

menjalankan fungsinya mulai dari perencanaan hingga pengambilan keputusan.

Page 90: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian · 2019-10-24 · 129 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Pada bagian ini disajikan hasil penelitian

218

Berdasarkan uraian diatas, hasil penelitian ini memberikan bukti secara

empiris tentang pengaruh kompetensi pengguna sistem informasi terhadap

kualitas sistem informasi akuntansi manajemen. Hasil penelitian ini juga telah

menjawab fenomena belum berkualitasnya sistem informasi akuntansi manajemen

pada unit-unit fungsional di perusahaan-perusahaan BUMN disebabkan belum

sesuainya kompetensi yang dimiliki para manajer unit-unit fungsional sebagai

pengguna sistem informasi akuntansi manajemen.

4.2.4 Pengaruh Kualitas Sistem Informasi Akuntansi Manajemen

Terhadap Kualitas Informasi Akuntansi Manajemen

Hasil pengujian hipotesis tentang pengaruh kualitas sistem informasi

akuntansi manajemen terhadap kualitas informasi akuntansi manajemen

menunjukkan bahwa nilai t-Statistics yang lebih besar daripada t-Table yaitu 13,362 >

1,96, maka pada tingkat kekeliruan 5% diputuskan untuk menolak Ho dan

menerima Ha. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kualitas sistem

informasi akuntansi manajemen berpengaruh terhadap kualitas informasi

akuntansi manajemen. Hasil penelitian ini memberikan bukti secara empiris

bahwa semakin tinggi kualitas sistem informasi akuntansi manajemen akan

meningkatkan kualitas informasi akuntansi manajemen. Dengan kata lain dapat

diartikan bahwa kualitas informasi akuntansi manajemen dapat ditingkatkan jika

kualitas sistem informasi akuntansi manajemen dapat ditingkatkan.

Bukti empiris ini sesuai dengan pendapat para ahli yang menyatakan

bahwa sistem informasi akuntansi manajemen yang berkualitas akan

Page 91: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian · 2019-10-24 · 129 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Pada bagian ini disajikan hasil penelitian

219

menghasilkan informasi akuntansi manajemen yang berkualitas (Heidman, 2008:

80), dan sistem informasi akuntansi manajemen yang berkualitas akan

menghasilkan informasi akuntansi manajemen yang dibutuhkan para manajer

untuk menjalankan fungsinya mulai dari perencanaan hingga pengambilan

keputusan (Kaplan & Atkinson, 1989: 1; Riahi-Belkaoui, 2002: 9; ACCA, 2009:

33; Atrill & McLaney, 2009: 21; Hilton & Platt, 2014: 7; Mowen, et al., 2014: 4).

Bukti empiris tentang pengaruh kualitas sistem informasi akuntansi

manajemen terhadap kualitas informasi akuntansi manajemen pada unit-unit

fungsional di perusahaan-perusahaan BUMN yang diperoleh dari hasil penelitian

ini mengkonfirmasi hasil penelitian-penelitian sebelumnya yang telah dilakukan

pada berbagai setting industri di berbagai negara seperti penelitian yang dilakukan

oleh Gul & Chia (1994) di Singapura, Gaidienë & Skyrius (2006) di Lithuania,

Rani & Kidane (2012) di Ethiopia, Al-Mawali (2013) di Yordania, Ghazemi, et al.

(2015: 565) di Iran dan Ilham Hidayah Napitupulu (2015) di Indonesia.

Kualitas sistem informasi akuntansi manajemen yang digunakan pada

unit-unit fungsional di perusahaan-perusahaan BUMN memberikan pengaruh

sebesar 58,40% terhadap kualitas informasi akuntansi manajemen yang dihasilkan

oleh sistem informasi akuntansi manajemen tersebut, artinya 58,40% kualitas

informasi akuntansi manajemen disebabkan atau dapat dijelaskan oleh kualitas

sistem informasi akuntansi manajemen. Besaran pengaruh ini menunjukkan

bahwa pengaruh kualitas sistem informasi akuntansi manajemen terhadap kualitas

informasi akuntansi manajemen berada pada kategori sedang/moderat.

Moderatnya pengaruh kualitas sistem informasi akuntansi manajemen terhadap

Page 92: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian · 2019-10-24 · 129 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Pada bagian ini disajikan hasil penelitian

220

kualitas informasi akuntansi manajemen dapat dilihat dari deskripsi hasil

penelitian.

Berdasarkan fakta di lapangan yang diperoleh dari tanggapan responden

melalui kuisioner penelitian, diperoleh skor rata-rata tanggapan responden

(manajer) terhadap kualitas sistem informasi akuntansi manajemen sebesar 3,44

dan berada pada kategori “cukup”. Jika dibandingkan dengan skor ideal,

ditemukan senjangan (gap) sebesar 1,56 atau ekuivalen dengan 31,13%.

Senjangan (gap) ini mengindikasikan adanya masalah pada kualitas sistem

informasi akuntansi manajemen yang digunakan pada unit-unit fungsional di

perusahaan-perusahaan BUMN terkait dengan dimensi dan indikator yang diteliti.

Dilihat dari skor rata-rata tanggapan responden berdasarkan dimensi,

untuk dimensi integrasi diperoleh skor rata-rata sebesar 3,39 dan berada pada

kategori “cukup”. Jika dibandingkan dengan skor ideal, ditemukan senjangan

(gap) sebesar 1,61 atau ekuivalen dengan 32,21%. Senjangan (gap) ini

mengindikasikan sekitar 32,21% sistem informasi akuntansi manajemen yang saat

ini digunakan pada unit-unit fungsional di perusahaan-perusahaan BUMN belum

sepenuhnya terintegrasi secara harmonis. Hal ini terlihat dari tanggapan responden

yang mengindikasikan bahwa sebanyak 113 unit fungsional di perusahaan-

perusahaan BUMN (59,47%) memiliki sistem informasi akuntansi manajemen

yang komponen-komponennya belum terintegrasi secara harmonis dan 90 unit

fungsional di perusahaan-perusahaan BUMN (47,37%) memiliki sistem informasi

akuntansi manajemen yang sub-sub sistemnya belum terintegrasi secara harmonis.

Page 93: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian · 2019-10-24 · 129 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Pada bagian ini disajikan hasil penelitian

221

Untuk dimensi fleksibilitas, diperoleh tanggapan responden dengan skor

rata-rata sebesar 3,52 dan berada pada kategori “cukup”. Jika dibandingkan

dengan skor ideal, ditemukan senjangan (gap) sebesar 1,48 atau ekuivalen dengan

29,58%. Senjangan (gap) ini mengindikasikan sekitar 29,58% sistem informasi

akuntansi manajemen yang saat ini digunakan pada unit-unit fungsional di

perusahaan-perusahaan BUMN belum sepenuhnya fleksibel. Hal ini terlihat dari

tanggapan responden yang mengindikasikan bahwa sebanyak 80 unit fungsional

di perusahaan-perusahaan BUMN (42,11%) memiliki sistem informasi akuntansi

manajemen yang belum dilengkapi dengan fasilitas/fitur yang mudah disesuaikan

dengan perubahan kebutuhan para manajer dan 75 unit fungsional di perusahaan-

perusahaan BUMN (39,47%) memiliki sistem informasi akuntansi manajemen

yang belum dilengkapi dengan fasilitas/fitur yang mudah disesuaikan dengan

perubahan kondisi.

Untuk dimensi aksesibilitas, diperoleh tanggapan responden dengan skor

rata-rata sebesar 3,47 dan berada pada kategori “cukup”. Jika dibandingkan

dengan skor ideal, ditemukan senjangan (gap) sebesar 1,53 atau ekuivalen dengan

30,63%. Senjangan (gap) ini mengindikasikan sekitar 30,63% sistem informasi

akuntansi manajemen yang saat ini digunakan pada unit-unit fungsional di

perusahaan-perusahaan BUMN belum sepenuhnya dapat dengan mudah diakses.

Hal ini terlihat dari tanggapan responden yang mengindikasikan bahwa sebanyak

40 unit fungsional di perusahaan-perusahaan BUMN (21,05%) menggunakan

sistem informasi akuntansi manajemen yang belum dapat diakses dengan upaya

yang relatif mudah dan 103 unit fungsional di perusahaan-perusahaan BUMN

Page 94: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian · 2019-10-24 · 129 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Pada bagian ini disajikan hasil penelitian

222

(54,21%) menggunakan sistem informasi akuntansi manajemen yang belum

memiliki fasilitas/fitur yang memudahkan untuk diakses dari berbagai lokasi (di

luar ruangan/kantor).

Untuk dimensi pengayaan media (media richness), diperoleh tanggapan

responden dengan skor rata-rata sebesar 3,39 dan berada pada kategori “cukup”.

Jika dibandingkan dengan skor ideal, ditemukan senjangan (gap) sebesar 1,61

atau ekuivalen dengan 32,11%. Senjangan (gap) ini mengindikasikan sekitar

32,11% sistem informasi akuntansi manajemen yang saat ini digunakan pada unit-

unit fungsional di perusahaan-perusahaan BUMN belum sepenuhnya

menggunakan berbagai alternatif kanal (media) komunikasi yang dapat

mendukung kemudahan dan kecepatan penyampaian informasi sehingga

meningkatkan koordinasi antar personel/bagian. Hal ini terlihat dari tanggapan

responden yang mengindikasikan bahwa sebanyak 87 unit fungsional di

perusahaan-perusahaan BUMN (45,79%) menggunakan sistem informasi

akuntansi manajemen yang belum sepenuhnya menggunakan berbagai

kanal/media komunikasi (e-mail, voice mail, faksimili, handphone, realtime

access) dan sebanyak 96 unit fungsional di perusahaan-perusahaan BUMN

(50,53%) menggunakan sistem informasi akuntansi manajemen yang belum

mampu meningkatkan interaksi antar personel/bagian yang ada dalam perusahaan.

Semua permasalahan/senjangan(gap) yang dikemukakan diatas, baik

yang ditemukan pada dimensi integrasi, fleksibilitas, aksesibilitas dan pengayaan

media (media richness) semestinya mendapatkan perhatian dari para pimpinan

perusahaan-perusahaan BUMN untuk dilakukan perbaikan. Cara yang dapat

Page 95: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian · 2019-10-24 · 129 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Pada bagian ini disajikan hasil penelitian

223

dilakukan adalah mengevaluasi komponen-komponen sistem informasi akuntansi

manajemen yang saat ini digunakan, baik yang terkait dengan perangkat keras

(hardware), perangkat lunak (software), sumber daya manusia (brainware),

pangkalan data (databases), prosedur (procedures) dan jaringan komunikasi

(communication networks) serta mengevaluasi sub-sub sistem informasi akuntansi

manajemen yang digunakan. Evaluasi ini dilakukan untuk menentukan tingkat

kesesuaian komponen-komponen dan sub-sub sistem tersebut dengan kebutuhan

riil saat ini dan kebutuhan masa datang yang diantisipasikan.

Evaluasi juga harus melibatkan identifikasi terhadap faktor-faktor

kontekstual yang mempengaruhi kualitas sistem informasi akuntansi manajemen,

terutama ketidakpastian lingkungan, struktur organisasi, kompetensi pengguna

sistem informasi serta faktor-faktor kontekstual lain yang diantisipasikan dapat

mempengaruhi kualitas sistem informasi akuntansi manajemen seperti strategi

bisnis, budaya organisasi, proses bisnis, dan lain-lainnya. Hasil evaluasi diatas

kemudian harus diakomodir dalam pengembangan selanjutnya dari sistem

informasi akuntansi manajemen yang digunakan pada unit-unit fungsional di

perusahaan-perusahaan BUMN, dengan memperhatikan dimensi integrasi,

fleksibilitas, aksesibilitas dan pengayaan media (media richness).

Tujuan akhir yang ingin dicapai adalah meningkatkan kualitas sistem

informasi akuntansi manajemen yang digunakan pada unit-unit fungsional di

perusahaan-perusahaan BUMN, baik yang terkait dengan dimensi integrasi,

fleksibilitas, aksesibilitas maupun pengayaan media (media richness) yang pada

gilirannya diharapkan dapat meningkatkan kualitas informasi akuntansi

Page 96: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian · 2019-10-24 · 129 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Pada bagian ini disajikan hasil penelitian

224

manajemen yang dihasilkan oleh sistem informasi akuntansi manajemen yang

dibutuhkan para manajer dalam menjalankan fungsinya mulai dari perencanaan

hingga pengambilan keputusan.

Implikasi dari belum berkualitasnya sistem informasi akuntansi

manajemen yang saat ini digunakan pada unit-unit fungsional di perusahaan-

perusahaan BUMN terhadap kualitas informasi akuntansi manajemen tercermin

dari tanggapan responden (manajer) terhadap kualitas informasi akuntansi

manajemen yang dihasilkan oleh sistem informasi akuntansi manajemen yang

digunakan tersebut. Berdasarkan fakta dilapangan yang diperoleh dari tanggapan

responden melalui kuisioner penelitian, diperoleh skor rata-rata tanggapan

responden (manajer) terhadap kualitas informasi akuntansi manajemen sebesar

3,56 dan berada pada kategori “cukup”. Jika dibandingkan dengan skor ideal,

ditemukan senjangan (gap) sebesar 1,44 atau ekuivalen dengan 28,76%.

Senjangan (gap) ini mengindikasikan adanya masalah pada kualitas informasi

akuntansi manajemen pada unit-unit fungsional di perusahaan-perusahaan BUMN

terkait dengan dimensi dan indikator yang diteliti.

Dilihat dari skor rata-rata tanggapan responden berdasarkan dimensi,

untuk dimensi relevan diperoleh skor rata-rata sebesar 3,80 dan berada pada

kategori “cukup”. Jika dibandingkan dengan skor ideal, ditemukan senjangan

(gap) sebesar 1,20 atau ekuivalen dengan 24,00%. Senjangan (gap) ini

mengindikasikan sekitar 24,00% informasi akuntansi manajemen yang dihasilkan

oleh sistem informasi akuntansi manajemen yang digunakan pada unit-unit

fungsional di perusahaan-perusahaan BUMN belum sepenuhnya relevan. Hal ini

Page 97: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian · 2019-10-24 · 129 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Pada bagian ini disajikan hasil penelitian

225

terlihat dari tanggapan responden yang mengindikasikan bahwa pada 39 unit

fungsional di perusahaan-perusahaan BUMN (20,53%), sistem informasi

akuntansi manajemen yang digunakan belum mampu menghasilkan informasi

akuntansi manajemen sesuai dengan kebutuhan para manajer dan pada 62 unit

fungsional di perusahaan-perusahaan BUMN (32,63%), sistem informasi

akuntansi manajemen yang digunakan belum mampu menghasilkan informasi

akuntansi manajemen sesuai dengan masalah yang dihadapi para manajer.

Untuk dimensi cakupan (scope) diperoleh tanggapan responden dengan

skor rata-rata sebesar 3,04 dan berada pada kategori “cukup”. Jika dibandingkan

dengan skor ideal, ditemukan senjangan (gap) sebesar 1,96 atau ekuivalen dengan

39,26%. Senjangan (gap) ini mengindikasikan sekitar 39,26% informasi akuntansi

manajemen yang dihasilkan oleh sistem informasi akuntansi manajemen yang

digunakan pada unit-unit fungsional di perusahaan-perusahaan BUMN belum

memiliki cakupan yang luas (broadscope). Hal ini terlihat dari tanggapan

responden yang mengindikasikan bahwa pada 146 unit fungsional di perusahaan-

perusahaan BUMN (76,84%), sistem informasi akuntansi manajemen yang

digunakan belum mampu menghasilkan informasi akuntansi manajemen yang

memuat informasi eksternal yang bermanfaat bagi manajer dalam proses

pengambilan keputusan, pada 138 unit fungsional di perusahaan-perusahaan

BUMN (72,63%), sistem informasi akuntansi manajemen yang digunakan belum

mampu menghasilkan informasi akuntansi manajemen yang memuat informasi

non-keuangan yang bermanfaat bagi manajer dalam proses pengambilan

keputusan, dan di 105 unit fungsional di perusahaan-perusahaan BUMN

Page 98: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian · 2019-10-24 · 129 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Pada bagian ini disajikan hasil penelitian

226

(55,26%), sistem informasi akuntansi manajemen yang digunakan belum mampu

menghasilkan informasi akuntansi manajemen yang memuat informasi dengan

orientasi masa depan yang bermanfaat bagi manajer dalam proses pengambilan

keputusan.

Untuk dimensi tepat waktu diperoleh tanggapan responden dengan skor

rata-rata sebesar 3,79 dan berada pada kategori “cukup”. Jika dibandingkan

dengan skor ideal, ditemukan senjangan (gap) sebesar 1,21 atau ekuivalen dengan

24,16%. Senjangan (gap) ini mengindikasikan sekitar 24,16% informasi akuntansi

manajemen yang dihasilkan oleh sistem informasi akuntansi manajemen yang

digunakan pada unit-unit fungsional di perusahaan-perusahaan BUMN belum

sepenuhnya disajikan secara tepat waktu. Hal ini terlihat dari tanggapan

responden yang mengindikasikan bahwa pada 72 unit fungsional di perusahaan-

perusahaan BUMN (37,89%), sistem informasi akuntansi manajemen yang

digunakan belum mampu menghasilkan informasi akuntansi manajemen pada saat

dibutuhkan untuk pengambilan keputusan, dan pada 38 unit fungsional di

perusahaan-perusahaan BUMN (20,00%), sistem informasi akuntansi manajemen

yang digunakan belum mampu menghasilkan informasi akuntansi manajemen

yang bersifat rutin/periodik sesuai dengan jadwal yang ditentukan.

Untuk dimensi akurat diperoleh tanggapan responden dengan skor rata-

rata sebesar 3,88 dan berada pada kategori “cukup”. Jika dibandingkan dengan

skor ideal, ditemukan senjangan (gap) sebesar 1,12 atau ekuivalen dengan

22,37%. Senjangan (gap) ini mengindikasikan sekitar 22,37% informasi akuntansi

manajemen yang dihasilkan oleh sistem informasi akuntansi manajemen yang

Page 99: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian · 2019-10-24 · 129 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Pada bagian ini disajikan hasil penelitian

227

digunakan pada unit-unit fungsional di perusahaan-perusahaan BUMN belum

sepenuhnya disajikan secara akurat. Hal ini terlihat dari tanggapan responden

yang mengindikasikan bahwa pada 47 unit fungsional di perusahaan-perusahaan

BUMN (24,74%), sistem informasi akuntansi manajemen yang digunakan belum

mampu menghasilkan informasi akuntansi manajemen yang sesuai dengan

fakta/keadaan yang sebenarnya, dan pada 45 unit fungsional di perusahaan-

perusahaan BUMN (23,68%), sistem informasi akuntansi manajemen yang

digunakan belum mampu menghasilkan informasi akuntansi yang dapat diyakini

kebanarannya, bermakna dan dapat dipercaya.

Kondisi faktual tentang belum berkualitasnya informasi akuntansi

manajemen pada unit-unit fungsional di perusahaan-perusahaan BUMN

sebagaimana diuraikan diatas sebagian besarnya (58,40%) disebabkan oleh belum

berkualitasnya sistem informasi akuntansi manajemen yang digunakan pada unit-

unit fungsional di perusahaan-perusahaan BUMN tersebut, sedangkan sisanya

sebesar 41,60% disebabkan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam

penelitian ini.

Jika dilihat dari dimensi kualitas sistem informasi akuntansi manajemen

yang diteliti, maka dimensi integrasi dan dimensi fleksibilitas merupakan dimensi

yang paling besar pengaruhnya terhadap belum berkualitasnya informasi

akuntansi manajemen. Hal ini terlihat dari loading factor dimensi integrasi (0,800)

dan loading factor dimensi fleksibilitas (0,786) lebih besar dibanding loading

factor 2 (dua) dimensi lainnya, yaitu : dimensi aksesibilitas (0,759) dan dimensi

pengayaan media/media richness (0,709). Ini berarti bahwa dimensi yang paling

Page 100: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian · 2019-10-24 · 129 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Pada bagian ini disajikan hasil penelitian

228

besar pengaruhnya (dominan) terhadap kualitas sistem informasi akuntansi

manajemen adalah dimensi integrasi dan dimensi fleksibilitas. Hal ini juga

diperkuat oleh koefisien determinasi (R2) dimensi integrasi (0,640) dan dimensi

fleksibilitas (0,618) lebih besar dibanding koefisien determinasi (R2) dimensi

aksesibilitas (0,576) dan dimensi pengayaan media/media richness (0,503).

Dengan demikian maka dikatakan dikatakan bahwa dimensi kualitas

sistem informasi akuntansi manajemen yang paling berpengaruh terhadap kualitas

informasi akuntansi manajemen dalam penelitian ini adalah dimensi integrasi dan

dimensi fleksibilitas.