bab iv hasil dan pembahasanrepository.unika.ac.id/19364/5/14.b1.0091 marissa o girsang (1.6… ·...
TRANSCRIPT
`
Tugas Akhir
Evaluasi Kinerja Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas (APILL) Menggunakan
Metode MKJI’97 dan Webster
Studi Kasus: APILL Simpang Pangeran Diponegoro dan Jalan Abdulrahman Saleh
Marissa Octaviany G – 14.B1.0091
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Perhitungan Metode Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997 (MKJI)
Metode Manual Kapasitas Jalan Indoesia 1997 (MKJI) ialah suatu metode
perhitungan durasi waktu yang digunakan untuk Alat Pemberi Isyarat Lampu
Lalu Lintas (APILL) yang berfungsi untuk mengatur keadaan lalu lintas di
jalan raya. Beberapa data yang diperlukan untuk mendapatkan durasi waktu
tersebut seperti dibawah ini:
4.1.1. Data Penelitian
Data penelitian ialah data yang dibutuhkan dari lapangan yang dilakukan
dengan cara survey secara langsung untuk mendapatkan nilai-nilai yang
kemudian akan menghasilkan suatu penilaian. Data penelitian yang
dibutuhkan antara lain:
1. Kondisi geometrik dan lingkungan simpang
Berdasarkan hasil survey saat dilapangan secara visual dan geometrik
simpang Pangeran Diponegoro dan simpang Abdulrahman Saleh, didapat
beberapa data dari lingkungan penelitian tersebut. Data ini dapat dilihat
dibawah ini dalam bentuk tabel 4.1 sampai dengan tabel 4.2.
Tabel 4.1 Data geometrik simpang Pangeran Diponegoro
Nama Jalan
Pendekat (m)
Lebar
Pendekat
Lebar
Masuk
Lebar
LTOR
Lebar
Keluar Jl. Setia Budi (T) 12.55 6 1.55 6
Jl.Setia Budi (B) 12.55 6 1.55 6
Jl. Prof.Soedarto (S) dan
Jl.Ngesrep V (U) 11.55 5 1.55 5
Sumber : Hasil Analisis
`
Tugas Akhir
Evaluasi Kinerja Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas (APILL) Menggunakan
Metode MKJI’97 dan Webster
Studi Kasus: APILL Simpang Pangeran Diponegoro dan Jalan Abdulrahman Saleh
Marissa Octaviany G – 14.B1.0091
Tabel 4.2 Data geometrik simpang Abdulrahman Saleh
Nama Jalan
Pendekat (m)
Lebar
Pendekat
Lebar
Masuk
Lebar
LTOR
Lebar
Keluar
Jl. Abdulrahman Saleh (U) 10.5 4,5 1,5 4,5
Jl. Abdulrahman Saleh (S) 10.5 4,5 1,5 4,5
JL. Satria Utara dan Sri
Rejeki (B dan T) 105 4 1,5 4
Sumber : Hasil Analisis
Data geometrik didapatkan dari keadaan atau kondisi geometrik jalan
seperti lebar jalan di masing-masing lengan simpang yang dilakukan
dengan sistem pengukuran menggunakan alat ukur. Lebar pendekat
merupakan suatu lebar jalan secara keseluruhan sedangkan lebar masuk
dan keluar ialah suatu lebar jalan yang diperuntukkan untuk masuk dan
keluarnya kendaraan. Lebar LTOR ialah lebar ruas jalan yang
diperuntukkan kendaraan berbelok kiri. Data geometrik ini dapat dilihat
pada tabel 4.2.
Tabel 4.3 Data lingkungan simpang Abdulrahman Saleh
Nama
Jalan
Kondisi
Lingkungan
Hambatan
Samping Median
Kelandaian
(%) LTOR
Lengan
Utara Pemukiman Tinggi Tidak 0 Ya
Lengan
Selatan Pemukiman Tinggi Tidak 0 Ya
Lengan
Timur dan
Barat
Pemukiman Tinggi Tidak 0 Ya
Sumber : Hasil Analisis
Data lingkungan ialah suatu data yang didapatkan di sekitar lokasi
penelitian yang dapat diamati secara seksama. Kondisi lingkungan sangat
mempengaruhi keadaan lalu lintas dimana apabila kondisi lingkungan
tersebut komersial maka akan banyak kendaraan yang akan memarkirkan
kendaraan di pinggir jalan sehingga berdampak kemacetan kendaraan dii
sekitar lokasi. Pada tabel 4.3 kondisi lingkungan di lokasi penelitian ialah
pemukiman sehingga tidak terlalu berdampak terhadap kemacetan. Dan
`
Tugas Akhir
Evaluasi Kinerja Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas (APILL) Menggunakan
Metode MKJI’97 dan Webster
Studi Kasus: APILL Simpang Pangeran Diponegoro dan Jalan Abdulrahman Saleh
Marissa Octaviany G – 14.B1.0091
lokasi penelitian tersebut tidak terdapat median atau pembatas antar lajur
di suatu ruas jalan tersebut sedangkan kelandaian jalan dapat diamati
apabila jalan tersebut menanjak atau menukik.
Tabel 4.4 Data Lingkungan Simpang Pangeran Diponegoro
Nama
Jalan
Kondisi
Lingkungan
Hambatan
Samping
Median Kelandaian
(%)
LTOR
Lengan
Utara Komersial Tinggi Ya 0 Ya
Lengan
Selatan Komersial Tinggi Ya 0 Ya
Lengan
Timur dan
Barat
Komersial Tinggi Ya 0 Ya
Sumber : Hasil Analisis
Pada lokasi penelitian Simpang Pangeran Diponegoro terdapat kondisi
komersial yang artinya bahwa sekitar jalan tersebut terdapat lokasi tempat
makan, kantor dan toko lainnya yang menyebabkan beberapa kendaraan
memarkirkan kendaraan di pinggir atau berdekatan dengan bahu jalan
yang seharusnya hal ini tidak dapat dilakukan. Pada tabel 4.4 terdapatnya
median yang yang membatasi jalur masing-masing ruas jalan.
2. Fase Lalu Lintas
Fase lalu lintas merupakan durasi waktu, gerakan sinyal dan jumlah fase di
suatu simpang yang bersinyal yang terdiri dari lampu merah, kuning dan hijau.
Di lokasi penelitian terdapat 3 fase dengan durasi waktu pengoperasian sinyal
lalu lalu lintas yang berbeda-beda waktunya. Hasil survey dilapangan
diperoleh pembagian fase di masing-masing simpang. Fase yang diperoleh
yaitu:
2.1. Fase lalu lintas di wilayah simpang Abdulrahman Saleh
Pergerakan lalu lintas dari jalan Abdulrahman Saleh Utara menuju Jalan
Abdulrahman Saleh Selatan dan Jalan Sri Rejeki sedangkan lengan simpang
yang lainnya dalam keadaan merah. Terdapatnya anak panah yang
menunjukkan berbelok kiri di masing-masing lengan simpangmenunjukkan
`
Tugas Akhir
Evaluasi Kinerja Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas (APILL) Menggunakan
Metode MKJI’97 dan Webster
Studi Kasus: APILL Simpang Pangeran Diponegoro dan Jalan Abdulrahman Saleh
Marissa Octaviany G – 14.B1.0091
bahwa kendaraan bergerak. Fase 1 ini lebih diperuntukkan untuk lengan
simpang Abdulrahman Saleh Utara. Fase ini dapat dilihat dari gambar 1.
Gambar 1. Arah Fase 1
Pergerakan lalu lintas dari jalan Abdulrahman Saleh Selatan menuju Jalan
Abdulrahman Saleh Utara dan Jalan Satria Utara sedangkan lengan simpang
yang lainnya dalam keadaan merah. Terdapatnya anak panah yang
menunjukkan berbelok kiri menunjukkan bahwa kendaraan bergerak. Fase 2
ini lebih diperuntukkan untuk lengan simpang Abdulrahman Saleh
Utara.pergerakan fase ini dapat diamaati dari gambar 2 seperti dibawah ini.
`
Tugas Akhir
Evaluasi Kinerja Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas (APILL) Menggunakan
Metode MKJI’97 dan Webster
Studi Kasus: APILL Simpang Pangeran Diponegoro dan Jalan Abdulrahman Saleh
Marissa Octaviany G – 14.B1.0091
Gambar 2. Arus Fase 2
Pergerakan lalu lintas dari jalan Sri Rejeki dan Satria Utara secara
bersamaan. Terdapatnya anak panah yang menunjukkan berbelok kiri di
lengan simpang yang lainnya menunjukkan bahwa kendaraan bergerak.
Fase 3 ini lebih diperuntukkan untuk lengan simpang Jalan Sri Rejeki dan
Satria Utara. Fase 3 ini dapat dilihat dari gambar 3 dibawah ini.
Gambar 3. Arah Fase 3
2.2. Fase di Wilayah Simpang Pangeran Dipenogero
Pergerakan lalu lintas dari jalan Setia Budi menuju Jalan Nasional dan Prof.
Soedarto sedangkan lengan simpang yang lainnya dalam keadaan merah.
Terdapatnya anak panah yang menunjukkan berbelok kiri di masing-masing
lengan simpang menunjukkan bahwa kendaraan bergerak. Fase 1 ini lebih
diperuntukkan untuk lengan simpang Jalan Setia Budi. Fase 1 ini dapat
diamati dari gambar 4 dibawah ini.
Gambar 4. Arah Fase 1
`
Tugas Akhir
Evaluasi Kinerja Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas (APILL) Menggunakan
Metode MKJI’97 dan Webster
Studi Kasus: APILL Simpang Pangeran Diponegoro dan Jalan Abdulrahman Saleh
Marissa Octaviany G – 14.B1.0091
Pergerakan lalu lintas dari jalan Nasional dan Jalan Prof.Soedarto sedangkan
lengan simpang yang lainnya dalam keadaan merah. Terdapatnya anak panah
yang menunjukkan berbelok kiri di masing-masing lengan simpang
menunjukkan bahwa kendaraan bergerak. Fase 2 ini lebih diperuntukkan untuk
lengan simpang Jalan Nasioanal. Fase 2 di lokasi simpang Patung Pangeran
Diponegoro dapat dilihat pada gambar 5 seperti dibawah ini.
Gambar 5. Arah Fase 2
Pergerakan kendaraan dari Jalan Ngesrep Barat V dan Prof Soedarto menuju Jalan
Setia Budi dan Jalan Nasional. Terdapatnya anak panah yang menunjukkan
berbelok kiri di masing-masing lengan simpang menunjukkan bahwa kendaraan
bergerak. Fase 3 ini lebih dipruntukkan untuk Jala Ngesrep Barat V dan Prof
Soedarto. Fase 3 ini dapat dilihat dari gambar 6.
Gambar 6. Arah Fase 3
`
Tugas Akhir
Evaluasi Kinerja Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas (APILL) Menggunakan
Metode MKJI’97 dan Webster
Studi Kasus: APILL Simpang Pangeran Diponegoro dan Jalan Abdulrahman Saleh
Marissa Octaviany G – 14.B1.0091
Dari survey yang telah dilakukan terhadap fase lalu lintas maka diperoleh nilai
waktu sinyal dan siklus tiap fase pada masing-masing simpang yang dirangkum
dalam bentuk tabel seperti dibawah ini:
Gambar 7. Kondisi Sinyal Abdulrahman Saleh
Kondisi sinyal merupakan suatu keadaan lalu lintas di masing-masing lengan
simpang yang pergerakannya bergantian secara bertahap sesuai dengan durasi
waktu yang telah ditentukan. Dari gambar 7 diatas bertujuan untuk mendapatkan
durasi waktu hijau untuk masing-masing lengan simpang. Cara mendapatkan
durasi waktu hijau yang dibutuhkan fase 1 (A) untuk lengan simpang
Abdulrahman Saleh dari gambar 7 diatas dapat dilakukannya perhitungan untuk
masing-masing lengan memiliki all red sebesar 3 detik untuk masing-masing fase
sedangkan pada saat dilapangan hanya terdapat 3 fase yang seharusnya memakai 4
fase di simpang abdulrahman saleh tersebut.
Fase 1 (Merah) = jumlah fase 2 (hijau + kuning + all red) + jumlah
fase 3
(hijau + kuning+ all red) + all red fase 1
= (30 + 2 +3) + (15 + 2+3) + 3
= 83
Nilai masing-masing fase di setiap simpang memiliki perbedaan durasi waktu
merah dan hijau. Hal ini dirangkum dalam bentuk tabel 4.5 seperti dibawah ini:
`
Tugas Akhir
Evaluasi Kinerja Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas (APILL) Menggunakan
Metode MKJI’97 dan Webster
Studi Kasus: APILL Simpang Pangeran Diponegoro dan Jalan Abdulrahman Saleh
Marissa Octaviany G – 14.B1.0091
Tabel 4.5 Kondisi sinyal dan tipe pendekat di daerah Abdulrahman Saleh
Sinyal Tipe
Pendekat
Waktu
Siklus
Waktu (detik)
Merah Hijau Kuning All red
Fase 1 (U) Terlindung (P)
83
58 20 2 3
Fase 2 ( S) Terlindung (P) 48 30 2 3
Fase 3 ( T dan B) Terlawan (O) 63 15 2 3
Sumber : Hasil Analisis
Berdasarkan dari hasil penelitian pada saat dilapangan didapatkan nilai dari durasi
sinyal lalu lintas sebesar:
All red = waktu siklus total – Σ (waktu hijau + waktu kuning)
= 83 – 71
= 12
Maka untuk masing-masing lengan memiliki all red sebesar 3 detik untuk masing-
masing fase sedangkan pada saat dilapangan hanya terdapat 3 fase yang
seharusnya memakai 4 fase di simpang patung kuda Pangeran Dipenogoro
tersebut.
Fase 1 (Merah) = jumlah fase 2 (hijau + kuning + all red) + jumlah fase 3
(hijau + kuning+ all red) + all red fase 1
= (32 + 2 +3) + (18 + 2+3) + 3
= 110
Tabel 4.6 Kondisi sinyal dan tipe pendekat di daerah patung kuda Pangeran
Diponegoro
Sinyal Tipe
Pendekat
Waktu
Siklus
Waktu (detik)
Merah Hijau Kuning All red Fase 1 (U) Terlindung (P)
110
60 45 2 3
Fase 2 ( S) Terlindung (P) 73 32 2 3
Fase 3 ( T dan B) Terlawan (O) 87 18 2 3 Sumber : Hasil Analisis
3. Data Lalu Lintas
`
Tugas Akhir
Evaluasi Kinerja Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas (APILL) Menggunakan
Metode MKJI’97 dan Webster
Studi Kasus: APILL Simpang Pangeran Diponegoro dan Jalan Abdulrahman Saleh
Marissa Octaviany G – 14.B1.0091
Data Lalu lintas merupakan data yang berupa durasi waktu ataupun volume
kendaraan yang telah disurvey pada saat dilapangan. Data yang diperoleh
antara lain:
3.1.Volume Jam Puncak (VJP) lalu lintas di wilayah simpang Pangeran
Diponegoro
Berdasarkan hasil survey yang telah dilakukan pada hari Senin, Sabtu dan
Minggu antara jam 06.00 – 09.00, 11..00 – 14.00 dan 16.00 – 19.00 maka
didapatkan volume puncak kendaraan pada pukul 16.00 – 17.00. total volume
kendaraan yang akan diinput ialah volume kendaraan puncak atau yang
memiliki nilai maksimum setelah dilakukannya survey. kendaraaan ini
dikelompokkan berdasarkan jenisnya yang dirangkum dalam bentuk table 4.7
sampai dengan tabel 4.9 seperti dibawah ini:
Tabel 4.7.Volume Kendaraan Hari Senin
Lengan
Simpang Waktu
Sebelum dikali
emp
Sesudah dikali
emp Total
(smp/jam) HV LV MC HV LV MC
Lengan Utara 18.00-
19.00 16 2960 4913 21 2960 983 3963
Lengan Selatan 07.00-
08.00 37 1679 3430 48 1679 686 2413
Lengan Timur
dan Barat
16.00-
17.00 3 454 1116 4 454 464 904
Sumber : Hasil Analisis
Volume total kendaraan pada hari sabtu di lokasi penelitian simpang Pangeran
Diponegoro sebesar 7280 smp/jam. Nilai ini didapat setelah dikalikan dengan
nilai emp masing-masing kendaraan menurut ketetapan Manual Kapasitas Jalan
Indonesia 1997.
`
Tugas Akhir
Evaluasi Kinerja Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas (APILL) Menggunakan
Metode MKJI’97 dan Webster
Studi Kasus: APILL Simpang Pangeran Diponegoro dan Jalan Abdulrahman Saleh
Marissa Octaviany G – 14.B1.0091
Tabel 4.8.Volume Kendaraan Hari Sabtu
Lengan
Simpang Waktu
Sebelum dikali
emp
Sesudah dikali
emp Total
(smp/jam) HV LV MC HV LV MC
Lengan Utara 18.00-
19.00 17 2383 4232 22 2383 864 3252
Lengan Selatan 06.00-
07.00 0 839 1394 0 839 279 1118
Lengan Timur
dan Barat
11.00-
12.00 5 393 549 7 393 220 619
Volume total kendaraan pada hari sabtu di lokasi penelitian simpang Pangeran
Diponegoro sebesar 4989 smp/jam. Nilai ini didapat setelah dikalikan dengan
nilai emp masing-masing kendaraan menurut ketetapan Manual Kapasitas Jalan
Indonesia 1997.
Tabel 4.9. Volume Kendaraan Hari Minggu
Lengan
Simpang Waktu
Sebelum dikali
emp
Sesudah dikali
emp Total
(smp/jam) HV LV MC HV LV MC
Lengan Utara 17.00-
18.00 23 1438 2415 30 1438 438 1951
Lengan Selatan 18.00-
19.00 28 1319 1970 36 1319 394 1749
Lengan Timur
dan Barat
13.00-
14.00 0 505 981 0 505 392 897
Sumber : Hasil Analisis
Volume total kendaraan pada hari sabtu di lokasi penelitian simpang Pangeran
Diponegoro sebesar 4597 smp/jam. Nilai ini didapat setelah dikalikan dengan
nilai emp masing-masing kendaraan menurut ketetapan Manual Kapasitas Jalan
Indonesia 1997.
3. 2. Volume Jam Puncak (VJP) lalu lintas di wilayah simpang Abdulrahman
Saleh
Berdasarkan hasil survey yang telah dilakukan pada hari Senin, Sabtu dan
Minggu didapatkan volume kendaraan secara acak di simpang abdulrahman
`
Tugas Akhir
Evaluasi Kinerja Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas (APILL) Menggunakan
Metode MKJI’97 dan Webster
Studi Kasus: APILL Simpang Pangeran Diponegoro dan Jalan Abdulrahman Saleh
Marissa Octaviany G – 14.B1.0091
saleh. Volume kendaraan yang dirangkum dalam bentuk tabel seperti
dibawah ini:
Tabel 4.10.Volume Kendaraan Hari Senin
Lengan
Simpang Waktu
Sebelum dikali
emp
Sesudah dikali
emp Total
(smp/jam) HV LV MC HV LV MC
Lengan Utara 17.00-
18.00 6 321 753 7.8 321 151 480
Lengan
Selatan
07.00-
08.00 4 478 1495 5 478 299 782
Lengan Timur
dan Barat
17.00-
18.00 0 212 874 0 212 350 562
Sumber : Hasil Analisis
Volume total kendaraan pada hari sabtu di lokasi penelitian simpang
Abdulrahman Saleh sebesar 1824 smp/jam. Nilai ini didapat setelah dikalikan
dengan nilai emp masing-masing kendaraan menurut ketetapan Manual
Kapasitas Jalan Indonesia 1997.
Tabel 4.11.Volume Kendaraan Hari Sabtu
Lengan
Simpang Waktu
Sebelum dikali
emp
Sesudah dikali
emp Total
(smp/jam) HV LV MC HV LV MC
Lengan Utara 17.00-
18.00 5 308 621 7 308 124 439
Lengan Selatan 11.00-
12.00 12 446 733 16 446 147 608
Lengan Timur
dan Barat
16.00-
17.00 0 91 587 0 91 235 326
Sumber : Hasil Analisis
Volume total kendaraan pada hari sabtu di lokasi penelitian simpang
Abdulrahman Saleh sebesar 1373 smp/jam. Nilai ini didapat setelah dikalikan
dengan nilai emp masing-masing kendaraan menurut ketetapan Manual
Kapasitas Jalan Indonesia 1997.
`
Tugas Akhir
Evaluasi Kinerja Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas (APILL) Menggunakan
Metode MKJI’97 dan Webster
Studi Kasus: APILL Simpang Pangeran Diponegoro dan Jalan Abdulrahman Saleh
Marissa Octaviany G – 14.B1.0091
Tabel 4.12.Volume Kendaraan Hari Minggu
Lengan
Simpang Waktu
Sebelum dikali
emp
Sesudah dikali
emp Total
(smp/jam) HV LV MC HV LV MC
Lengan Utara 13.00-
14.00 3 234 469 3 234 94 326
Lengan
Selatan
17.00-
18.00 2 316 557 2 316 111 430
Lengan Timur
dan Barat
17.00-
18.00 0 110 518 0 110 207 317
Sumber : Hasil Analisis
Volume total kendaraan pada hari sabtu di lokasi penelitian simpang
Abdulrahman Saleh sebesar 1073 smp/jam. Nilai ini didapat setelah
dikalikan dengan nilai emp masing-masing kendaraan menurut ketetapan
Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997.
Perhitungan volume kendaraan untuk tabel yang diatas hanya dihitung
volume kendaraan yang berbelok kanan dan lurus sedangkan yang berbelok
kiri langsung tidak diinput kedalam perhitungan karena tidak terlalu
berdampak besar terhadap kapasitas simpang. Belok kiri langsung ini
disesuaikan dengan lebar suatu simpang dengan melakukan perhitungan
menggunakan Metode Kapasitas Jalan Indonesia 1997 atau Metode Webster.
4. Analisa Data Lalu Lintas
Analisa data lalu lintas ini dilakukan perhitungannya setiap hari dengan
vilomue puncak kendaraan. Berikut ini data yang akan dibutuhkan antara lain:
Analisa Data Lalu Lintas Pada Hari Senin di Simpang Abdulrahman Saleh
a. Arus Jenuh (S)
Nilai Arus Jenuh (S) didapatkan dari hasil pengalian antara Arus Jenuh
Dasar dengan faktor koreksi, dimana faktor koreksi ini berkaitan dengan
terhadap ukuran kota (FCS), hambatan samping (FSF), kelandaian (FG), Parkir
(FP), Belok kiri (FLT) dan belok kanan (FRT). Seluruh Faktor tersebut
ditentukan kedalam sebuah persamaan seperti dibawah ini:
S = SO × FCS × FSF × FFG × FP × FRT × FLT dengan satuan (smp/jam)
`
Tugas Akhir
Evaluasi Kinerja Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas (APILL) Menggunakan
Metode MKJI’97 dan Webster
Studi Kasus: APILL Simpang Pangeran Diponegoro dan Jalan Abdulrahman Saleh
Marissa Octaviany G – 14.B1.0091
Untuk mendapatkan nilai diatas maka dilakukannya mencari nilai masing-
masing faktor antara lain:
1. Arus Jenuh Dasar
Untuk penentuan arus jenuh dasar dapat dihitung nilai kapasitas suatu
lengan/ pendekat , seperti dibawah ini:
SO = 600 × Wefektif
SO = 600 × 4,5
= 2700 smp/jam
2. Faktor penyesuain kota (Fcs)
Nilai dari faktor ini didapat dari jumlah penduduk Semarang sebesar
1.658.552 juta jiwa yang berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS)
2017 dengan nilai 1,00.
3. Faktor penyesuain hambatan samping (FSF)
Nilai dari faktor ini didapat dari tabel dengan nilai 0,93 untuk daerah
komersial yang tinggi.
4. Faktor kelandaian (FFG)
Faktor kelandaian diperoleh dari tingkat kelandaian 0% dikarenakan
jalan di lokasi penelitian tidak terdapat tanjakan maupun turun tetapi
datar sehingga nila FFG sebesar 1,0.
5. Faktor Parkir (FP)
Nilai dari faktor parkir berdasarkan nilai ari jarak henti kendaraan parkir,
FP = 1,00
6. Rasio Berbelok
PLTOR = 𝑄𝐿𝑇𝑂𝑅 (
𝑠𝑚𝑝
𝑗𝑎𝑚)
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 (𝑠𝑚𝑝
𝑗𝑎𝑚) =
25
479 = 0,051
= 1 - (FLT × 0.16)
= 1 – (0.051 × 0.16)
= 0,92
PRT = 𝑄𝑅𝑇 (
𝑠𝑚𝑝
𝑗𝑎𝑚)
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 (𝑠𝑚𝑝
𝑗𝑎𝑚) =
12
479 = 0,03
`
Tugas Akhir
Evaluasi Kinerja Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas (APILL) Menggunakan
Metode MKJI’97 dan Webster
Studi Kasus: APILL Simpang Pangeran Diponegoro dan Jalan Abdulrahman Saleh
Marissa Octaviany G – 14.B1.0091
= 1 + (PRT × 0.26)
= 1 + (0.025 × 0.26)
= 1,15
Dari contoh perhitungan arus jenuh di atas pada hari senin saat interval waktu
17.00 - 18.00:
S = SO × FCS × FSF × FFG × FP × FRT × FLT
= 2700 × 1,00 × 0,93 × 1,00 ×1,00 × 1,15 × 0,92
= 2674
Berikut ini rangkuman dari nilai arus dalam bentuk tabel 4.13 sampai dengan tabel
4.15 di simpang Abdulrahman Saleh
Tabel 4.13. Nilai arus pada hari senin
Lengan Simpang
Arus
Jenuh
Dasar
(So)
Faktor Penyesuaian
Arus
jenuh
(S)
smp/jam Fcs Fsf Ffg Fp Frt Flt smp/jam
Lengan Utara 2700 1 0.96 1 1 1.15 0.92 2,974
Lengan Selatan 2700 1 0.96 1 1 1.01 0.99 2,587
Lengan Timur dan
Barat 2400 1 0.96 1 1 1.04 1.00 2,398
Sumber : Hasil Analisis
Dari tabel diatas diperoleh arus jenuh kendaraan yang didapat dari hasil perkalian
beberapa faktor penyesuaina konsdisi simpang tersebut antara lain dari faktor
geometri jalan, faktor komersial, faktor, lebar jalan, dll. Nilai arus jenuh ini
diperoleh untuk mengetahui jumlah kendaraan pada simpang tersebut. Dari tabel
diatas diperoleh nilai arus jenuh kendaraan sebesar 2974 pada lengan utara, 2587
pada lengan selatan dan 2398 pada lengan barat dan timur dalam satuan smp/jam
`
Tugas Akhir
Evaluasi Kinerja Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas (APILL) Menggunakan
Metode MKJI’97 dan Webster
Studi Kasus: APILL Simpang Pangeran Diponegoro dan Jalan Abdulrahman Saleh
Marissa Octaviany G – 14.B1.0091
Tabel 4.14. Nilai arus pada hari sabtu
Lengan Simpang
Arus
Jenuh
Dasar
(So)
Faktor Penyesuaian Arus
jenuh (S)
smp/jam Fcs Fsf Ffg Fp Frt Flt smp/jam
Lengan Utara 2700 1 0.96 1 1 1.09 0.84 2,368
Lengan Selatan 2700 1 0.96 1 1 1.00 0.99 2,525
Lengan Timur dan
Barat 2400 1 0.96 1 1 1.04 1.00 2,426
Sumber : Hasil Analisis
Nilai arus jenuh ini diperoleh untuk mengetahui jumlah kendaraan pada simpang
tersebut. Dari tabel 4.14 diatas diperoleh nilai arus jenuh kendaraan sebesar 2368
pada lengan utara, 2525 pada lengan selatan dan 2426 pada lengan barat dan timur
dalam satuan smp/jam.
Tabel 4.15. Nilai arus pada hari minggu
Lengan Simpang
Arus
Jenuh
Dasar (So)
Faktor Penyesuaian Arus
jenuh (S)
smp/jam Fcs Fsf Ffg Fp Frt Flt smp/jam
Lengan Utara 2700 1 0.96 1 1 1.13 0.86 2,510
Lengan Selatan 2700 1 0.96 1 1 1.01 0.97 2,537
Lengan Timur dan
Barat 2400 1 0.96 1 1 1.03 1.00 2,371
Sumber : Hasil Analisis
Nilai arus jenuh ini diperoleh untuk mengetahui jumlah kendaraan pada simpang
tersebut. Dari tabel 4.15 diatas diperoleh nilai arus jenuh kendaraan sebesar 2510
pada lengan utara, 2537 pada lengan selatan dan 2371 pada lengan barat dan timur
dalam satuan smp/jam.
`
Tugas Akhir
Evaluasi Kinerja Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas (APILL) Menggunakan
Metode MKJI’97 dan Webster
Studi Kasus: APILL Simpang Pangeran Diponegoro dan Jalan Abdulrahman Saleh
Marissa Octaviany G – 14.B1.0091
Berikut ini merupakan rangkuman dari nilai arus dalam bentuk tabel 4.16 s/d 4.18
di simpang Patung Kuda Pangeran Diponegoro.
Tabel 4.16. Nilai Arus Hari Senin
Sumber : Hasil Analisis
Nilai arus jenuh kendaraan yang didapat dari hasil perkalian beberapa faktor
penyesuain kondisi simpang Patung Kuda Pangeran Diponegoro tersebut antara
lain dari faktor geometri jalan, faktor komersial, faktor, lebar jalan, dll. Nilai arus
jenuh ini diperoleh untuk mengetahui jumlah kendaraan pada simpang tersebut.
Dari tabel 4.16 diatas diperoleh nilai arus jenuh kendaraan sebesar 3744 pada
lengan utara, 3373 pada lengan selatan dan 2734 pada lengan barat dan timur
dalam satuan smp/jam.
Tabel 4.17. Nilai Arus Hari Sabtu
Sumber : Hasil Analisis
Nilai arus jenuh ini diperoleh untuk mengetahui jumlah kendaraan pada simpang
tersebut. Dari tabel 4.17 diatas diperoleh nilai arus jenuh kendaraan sebesar 3792
Lengan Simpang
Arus
Jenuh
Dasar
(So)
Faktor Penyesuaian Arus
jenuh (S)
smp/jam Fcs Fsf Ffg Fp Frt Flt smp/jam
Lengan Utara 3600 1 0.93 1 1 1.22 0.92 3,744
Lengan Selatan 3600 1 0.93 1 1 1.01 1.00 3,373
Lengan Timur dan
Barat 3000 1 0.93 1 1 1.00 0.98 2,734
Lengan
Simpang
Arus Jenuh
Dasar (So) Faktor Penyesuaian
Arus
jenuh (S)
smp/jam Fcs Fsf Ffg Fp Frt Flt smp/jam
Lengan Utara 3600 1 0.93 1 1 1.25 0.91 3,792
Lengan Selatan 3600 1 0.93 1 1 1.01 1.00 3,380
Lengan Timur dan
Barat 3000 1 0.93 1 1 1.00 0.84 2,346
`
Tugas Akhir
Evaluasi Kinerja Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas (APILL) Menggunakan
Metode MKJI’97 dan Webster
Studi Kasus: APILL Simpang Pangeran Diponegoro dan Jalan Abdulrahman Saleh
Marissa Octaviany G – 14.B1.0091
pada lengan utara, 3380 pada lengan selatan dan 2346 pada lengan barat dan timur
dalam satuan smp/jam.
Tabel 4.18. Nilai Arus Hari Minggu
Sumber : Hasil Analisis
Nilai arus jenuh ini diperoleh untuk mengetahui jumlah kendaraan pada simpang
tersebut. Dari tabel 4.18 diatas diperoleh nilai arus jenuh kendaraan sebesar 4016
pada lengan utara, 3449 pada lengan selatan dan 2669 pada lengan barat dan timur
dalam satuan smp/jam.
b. Rasio Arus (FR)
Nilai rasio arus didapatkan dari volume kendaraan terhadap nilai arus jenuh.
Q = 479 smp/jam
S = 2974 smp/jam
Rasio Arus (FR) = 𝑄
𝑆
= 479
2974 = 0,16
c. Rasio Arus Simpang (IFR)
Nilai dari rasio kritis di semua fase sinyal ddalam suatu siklus
IFR = Σ(Q/S)crit)
= total FR
= 0,69
d. Rasio Fase
Nilai dari rasio fase diperoleh dari;
Lengan Simpang Arus Jenuh
Dasar (So) Faktor Penyesuaian
Arus jenuh
(S)
smp/jam Fcs Fsf Ffg Fp Frt Flt smp/jam
Lengan Utara 3600 1 0.93 1 1 1.25 0.96 4,016
Lengan Selatan 3600 1 0.93 1 1 1.03 1.00 3,449
Lengan Timur dan
Barat 3000 1 0.93 1 1 1.00 0.96 2,669
`
Tugas Akhir
Evaluasi Kinerja Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas (APILL) Menggunakan
Metode MKJI’97 dan Webster
Studi Kasus: APILL Simpang Pangeran Diponegoro dan Jalan Abdulrahman Saleh
Marissa Octaviany G – 14.B1.0091
PR= 𝐹𝑅𝑐𝑟𝑖𝑡
𝐼𝐹𝑅
= 0,16
0,60
= 0,23
e. Waktu Siklus (C)
Waktu Siklus digunakan untuk mengindikasi sinyal
LTI = Waktu hilang total persiklus
= Σ (all red +Kuning)
= 4 + 6 = 10
Cua = (1,5 ×𝐿𝑇𝐼+5)
(1−𝐼𝐹𝑅)
= (1,5 ×10+5)
(1−0,73) = 66 det
G = (Cua – LTI) × PR
= (75 – 10) × 0,24
= 13 detik
c = Σg + LTI
= g (Fase 2) + g (fase 3) + LTI
= 47 det
Waktu siklus merupakan durasi waktu yang dipakai oleh APILL pada saat di
lokasi pada saat lampu merah, kuning dan hijau. Perhitungan waktu siklus ini
dibedakan berdasarkan masing-masing lampu. Dibawah ini merupakan nilai dari
waktu siklus harian yang rangkuman kedalam bentuk tabel 4.19 s/d 4.21 pada
simpang Abdulrahman Saleh:
`
Tugas Akhir
Evaluasi Kinerja Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas (APILL) Menggunakan
Metode MKJI’97 dan Webster
Studi Kasus: APILL Simpang Pangeran Diponegoro dan Jalan Abdulrahman Saleh
Marissa Octaviany G – 14.B1.0091
Tabel 4.19. Waktu Siklus Hari Senin
Lengan
Simpang
Tipe
Pendekatan
Arus
Lalu
Lintas
FR
Rasio
Arus
simpang
IFR
Rasio
Fase
(PR)
LTI Cua
Lengan Utara P 479 0.16
0.69
0.22 10 66
Lengan Selatan P 782 0.30 0.43 10 66
Lengan Timur
dan Barat O 562 0.23 0.34 10 66
Sumber : Hasil Analisis
Waktu siklus adalah waktu keseluruhan lampu lalu lintas dengan durasi waktu 66
detik di simpang Abdulrahman Saleh. Waktu siklus ini merupakan waktu yang
sebenarnya dibutuhkan dilapangan setelah dilakukan koreksi. Nilai waktu siklus
saat dilapangan tidak sama dengan hasil perhitungan yang telah dilakukan.
Tabel 4.20. Waktu Siklus Hari Sabtu
Lengan
Simpang
Tipe
Pendekatan
Arus
Lalu
Lintas
FR
Rasio
Arus
Simpang
IFR
Rasio
Fase
(PR)
LTI Cua
Lengan Utara P 439 0.19
0.56
0.33 10 45
Lengan Selatan P 608 0.24 0,43 10 45
Lengan Timur
dan Barat O 326 0.13 0.24 10 45
Sumber : Hasil Analisis
Waktu siklus adalah waktu keseluruhan lampu lalu lintas dengan durasi waktu 45
detik di simpang Abdulrahman Saleh. Waktu siklus ini merupakan waktu yang
sebenarnya dibutuhkan dilapangan setelah dilakukan koreksi. Nilai waktu siklus
saat dilapangan tidak sama dengan hasil perhitungan yang telah dilakukan.
`
Tugas Akhir
Evaluasi Kinerja Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas (APILL) Menggunakan
Metode MKJI’97 dan Webster
Studi Kasus: APILL Simpang Pangeran Diponegoro dan Jalan Abdulrahman Saleh
Marissa Octaviany G – 14.B1.0091
Tabel 4.21. Waktu Siklus Hari Minggu
Sumber : Hasil Analisis
Waktu siklus adalah waktu keseluruhan lampu lalu lintas dengan durasi waktu 66
detik di simpang Abdulrahman Saleh. Waktu siklus ini merupakan waktu yang
sebenarnya dibutuhkan dilapangan setelah dilakukan koreksi. Nilai waktu siklus
saat dilapangan tidak sama dengan hasil perhitungan yang telah dilakukan.
Berikut ini merupakan nilai dari waktu siklus harian yang rangkuman dalam
bentuk tabel 4.22 sampai dengan tabel 4.24 seperti dibawah ini pada simpang
Pangeran Diponegoro.
Tabel 4.22. Waktu Siklus Hari Senin
Sumber : Hasil Analisis
Waktu siklus adalah waktu keseluruhan lampu lalu lintas dengan durasi waktu 26
detik di simpang Abdulrahman Saleh. Waktu siklus ini merupakan waktu yang
Lengan
Simpang
Tipe
Pendekatan
Arus
Lalu
Lintas
FR
Rasio
Arus
simpang
IFR
Rasio
Fase
(PR)
LTI Cua
Lengan Utara P 332 0.13
0.43
0.3 10 35
Lengan Selatan P 430 0.17 0.39 10 35
Lengan Timur
dan Barat O 317 0.13 0.31 10 35
Lengan
Simpang
Tipe
Pendekatan
Arus
Lalu
Lintas
FR
Rasio
Arus
simpang
IFR
Rasio
Fase
(PR)
LTI Cua
Lengan Utara P 3,963 1.06
1.773
0.60 10 26
Lengan Selatan P 2,413 0.72 0.40 10 26
Lengan Timur
dan Barat O 904 0.33 0.19 10 26
`
Tugas Akhir
Evaluasi Kinerja Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas (APILL) Menggunakan
Metode MKJI’97 dan Webster
Studi Kasus: APILL Simpang Pangeran Diponegoro dan Jalan Abdulrahman Saleh
Marissa Octaviany G – 14.B1.0091
sebenarnya dibutuhkan dilapangan setelah dilakukan koreksi. Nilai waktu siklus
saat dilapangan tidak sama dengan hasil perhitungan yang telah dilakukan.
Tabel 4.23. Waktu Siklus Hari Sabtu
Sumber : Hasil Analisis
Pada tabel 4.23 Waktu siklus adalah waktu keseluruhan lampu lalu lintas dengan
durasi waktu 106 detik di simpang Abdulrahman Saleh. Waktu siklus ini
merupakan waktu yang sebenarnya dibutuhkan dilapangan setelah dilakukan
koreksi. Nilai waktu siklus saat dilapangan tidak sama dengan hasil perhitungan
yang telah dilakukan.
Tabel 4.24. Waktu Siklus Hari Sabtu
Sumber : Hasil Analisis
Waktu siklus adalah waktu keseluruhan lampu lalu lintas dengan durasi waktu 70
detik di simpang Abdulrahman Saleh. Waktu siklus ini merupakan waktu yang
Lengan
Simpang
Tipe
Pendekatan
Arus
Lalu
Lintas
FR
Rasio
Arus
simpang
IFR
Rasio
Fase
(PR)
LTI Cua
Lengan Utara P 3,252 0.86
1.188
0.72 10 106
Lengan Selatan P 1,118 0.33 0.28 10 106
Lengan Timur
dan Barat O 619 0.26 0.22 10 106
Lengan
Simpang
Tipe
Pendekatan
Arus
Lalu
Lintas
FR
Rasio
Arus
simpang
IFR
Rasio
Fase
(PR)
LTI Cua
Lengan Utara P 1,951 0.49
0.993
0.49 10 70
Lengan Selatan P 1,749 0.51 0.51 10 70
Lengan Timur
dan Barat O 897 0.34 0.34 10 70
`
Tugas Akhir
Evaluasi Kinerja Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas (APILL) Menggunakan
Metode MKJI’97 dan Webster
Studi Kasus: APILL Simpang Pangeran Diponegoro dan Jalan Abdulrahman Saleh
Marissa Octaviany G – 14.B1.0091
sebenarnya dibutuhkan dilapangan setelah dilakukan koreksi. Nilai waktu siklus
saat dilapangan tidak sama dengan hasil perhitungan yang telah dilakukan.
f. Kapasitas dan Derajat Jenuh
1. Kapasitas
Nilai kapasitas (C) tergantung dari hasil nilai arus jenuh dan rasio waktu
hijau di masing-masing pendekat setiap simpang. Persamaan yang
digunakan untuk mendapatkan nilai tersebut, sebagai berikut:
C = S × g/c
Nilai perhitungan kapasitas di lengan bagian utara pada hari senin dengan
interval waktu 17.00 – 18.00:
S = 2974
g = 20
c = 83 detik
C = 2974 × 20/83
= 717 smp/jam
Berikut ini adalah rangkuman nilai dari perhitungan kapasitas yang
dirangkum dalam bentuk tabel 4.25 sampai dengan tabel 4.27 seperti dibawah
ini pada simpang Abdulrahman Saleh.
Tabel 4.25. Nilai Kapasitas Hari Senin
Lengan Simpang Tipe
Pendekatan
g c Kapasitas
smp/jam
Lengan Utara P 20 83 717
Lengan Selatan P 30 83 935
Lengan Timur dan
Barat O 15 83 433
Sumber : Hasil Analisis
Kapasitas kendaraan di masing-masing lengan simpang. Untuk lengan utara
kapasitanya 717, lengan selatan 935 dan lengan Timur dan Barat 433 dalam
satuan smp/jam.
`
Tugas Akhir
Evaluasi Kinerja Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas (APILL) Menggunakan
Metode MKJI’97 dan Webster
Studi Kasus: APILL Simpang Pangeran Diponegoro dan Jalan Abdulrahman Saleh
Marissa Octaviany G – 14.B1.0091
Tabel 4.26. Nilai Kapasitas Hari Sabtu
Lengan Simpang Tipe
Pendekatan
g c Kapasitas
smp/jam
Lengan Utara P 20 83 571
Lengan Selatan P 30 83 913
Lengan Timur dan
Barat O 15 83 438
Sumber : Hasil Analisis
Kapasitas kendaraan di masing-masing lengan simpang. Untuk lengan utara
kapasitanya 571, lengan selatan 913 dan lengan Timur dan Barat 438 dalam
satuan smp/jam.
Tabel 4.27. Nilai Kapasitas Hari Minggu
Lengan Simpang Tipe Pendekatan g c Kapasitas
smp/jam
Lengan Utara P 20 83 605
Lengan Selatan P 30 83 917
Lengan Timur dan
Barat O 15 83 429
Sumber : Hasil Analisis
Kapasitas kendaraan di masing-masing lengan simpang. Untuk lengan utara
kapasitanya 605, lengan selatan 917 dan lengan Timur dan Barat 429 dalam
satuan smp/jam.
Berikut ini adalah rangkuman nilai dari perhitungan kapasitas yang
dirangkum dalam bentuk tabel 4.28 s/d 4.30 seperti dibawah ini pada simpang
patung kuda pangeran diponegoro.
Tabel 4.28. Nilai Kapasitas Hari Senin
Lengan Simpang Tipe
Pendekatan
g c Kapasitas
smp/jam
Lengan Utara P 45 110 1532
Lengan Selatan P 33 110 1012
Lengan Timur dan
Barat O 18 110 447
Sumber : Hasil Analisis
`
Tugas Akhir
Evaluasi Kinerja Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas (APILL) Menggunakan
Metode MKJI’97 dan Webster
Studi Kasus: APILL Simpang Pangeran Diponegoro dan Jalan Abdulrahman Saleh
Marissa Octaviany G – 14.B1.0091
Kapasitas kendaraan di masing-masing lengan simpang. Untuk lengan utara
kapasitanya 1532, lengan selatan 1012 dan lengan Timur dan Barat 447
dalam satuan smp/jam.
Tabel 4.29. Nilai Kapasitas Hari Sabtu
Lengan Simpang Tipe
Pendekatan
g c Kapasitas
smp/jam
Lengan Utara P 45 110 1551
Lengan Selatan P 33 110 1014
Lengan Timur dan
Barat O 18 110 384
Sumber : Hasil Analisis
Kapasitas kendaraan di masing-masing lengan simpang. Untuk lengan utara
kapasitanya 1551, lengan selatan 1014 dan lengan Timur dan Barat 384 dalam
satuan smp/jam.
Tabel 4.30. Nilai Kapasitas Hari Sabtu
Lengan Simpang Tipe Pendekatan g c Kapasitas
smp/jam
Lengan Utara P 45 110 1643
Lengan Selatan P 33 110 1035
Lengan Timur dan
Barat O 18 110 437
Sumber : Hasil Analisis
Kapasitas kendaraan di masing-masing lengan simpang. Untuk lengan utara
kapasitanya 1643, lengan selatan 1035 dan lengan Timur dan Barat 437 dalam
satuan smp/jam.
g. Derajat Kejenuhan
Perhitungan derajat kejenuhan pada bagian simpang lengan utara saat interval
waktu 17.00 – 18.00 dapat dihitungan dengan cara seperti dibawah ini:
DS = Q/C
`
Tugas Akhir
Evaluasi Kinerja Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas (APILL) Menggunakan
Metode MKJI’97 dan Webster
Studi Kasus: APILL Simpang Pangeran Diponegoro dan Jalan Abdulrahman Saleh
Marissa Octaviany G – 14.B1.0091
= 479/717
= 0,67
Berikut ini merupakan perhitungan Derajat Kejenuhan (DS) yang dirangkum
dalam bentuk tabel 4.31 sampai dengan tabel 4.33 seperti dibawah ini di
simpang Abdulrahman Saleh.
Tabel 4.31. Derajat Kejenuhan (DS) Hari Senin
Lengan Simpang Tipe
Pendekatan
Arus Lalu
Lintas Kapasitas
Derajat
Jenuh
Q (smp/jam)
Lengan Utara P 479 717 0.67
Lengan Selatan P 782 935 0.84
Lengan Timur dan Barat O 562 433 1.30
Sumber : Hasil Analisis
Nilai Derajat Kejenuhan ini dugunakan untuk mengetahui persentase kepadatan
kendaraan yang ada di suatu simpang. Suatu simpang dikatakan mengalami
kemacetan apabila nilai derajat kejenuhannya melewati 0,75. Pada tabel 4.31
nilai derajat kejenuhan di lengan utara sebesar 0,67 (mengalami kemacetan) ,
lengan selatan 0.84 (mengalami kemacetan atau penumpukan kendaraan) dan
lengan timur dan barat sebesar 1.30 (mengalami kemacetan atau penumpukan
kendaraan).
Tabel 4.32. Derajat Kejenuhan (DS) Hari Sabtu
Sumber : Hasil Analisis
Nilai Derajat Kejenuhan ini dugunakan untuk mengetahui persentase kepadatan
kendaraan yang ada di suatu simpang. Suatu simpang dikatakan mengalami
Lengan Simpang Tipe
Pendekatan
Arus Lalu
Lintas Kapasitas
Derajat
Jenuh
Q (smp/jam)
Lengan Utara P 439 571 0.77
Lengan Selatan P 608 913 0.67
Lengan Timur dan Barat O 326 438 0.74
`
Tugas Akhir
Evaluasi Kinerja Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas (APILL) Menggunakan
Metode MKJI’97 dan Webster
Studi Kasus: APILL Simpang Pangeran Diponegoro dan Jalan Abdulrahman Saleh
Marissa Octaviany G – 14.B1.0091
kemacetan apabila nilai derajat kejenuhannya melewati 0,5. Pada tabel 4.32
nilai derajat kejenuhan di lengan utara sebesar 0,77 (kendaraan mengalami
kemacetan atau penumpukan kendaraan) , lengan selatan 0.67 ( mengalami
kemacetan) dan lengan timur dan barat sebesar 0.74 (mengalami kemacetan).
Tabel 4.33. Derajat Kejenuhan (DS) hari Minggu
Lengan Simpang Tipe
Pendekatan
Arus Lalu
Lintas Kapasitas
Derajat
Jenuh
Q (smp/jam)
Lengan Utara P 332 605 0.55
Lengan Selatan P 430 917 0.47
Lengan Timur dan Barat O 317 429 0.74
Sumber : Hasil Analisis
Nilai Derajat Kejenuhan ini digunakan untuk mengetahui persentase kepadatan
kendaraan yang ada di suatu simpang. Suatu simpang dikatakan mengalami
kemacetan apabila nilai derajat kejenuhannya melewati 0,5. Pada tabel 4.33
nilai derajat kejenuhan di lengan utara sebesar 0,55 (mengalami kemacetan) ,
lengan selatan 0.47 (tidak mengalami kemacetan) dan lengan timur dan barat
sebesar 0.74 (mengalami kemacetan).
Setelah dilakukannya perhitungan didapatkan beberapa simpang yang memiliki
nilai derajat kejenuhan ≤ 0,5.Berikut ini merupakan perhitungan Derajat
Kejenuhan (DS) yang dirangkum dalam bentuk tabel 4.34 sampai dengan tabel
4.36seperti dibawah ini di simpang patung kuda Pangeran Diponegoro.
Tabel 4.34. Derajat Kejenuhan (DS) Hari Senin
Lengan Simpang Tipe
Pendekatan
Arus Lalu
Lintas Kapasitas
Derajat
Jenuh
Q (smp/jam)
Lengan Utara P 3,963 1,532 2.59
Lengan Selatan P 2,413 1,012 2.38
Lengan Timur dan Barat O 904 447 2.02
Sumber : Hasil Analisis
`
Tugas Akhir
Evaluasi Kinerja Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas (APILL) Menggunakan
Metode MKJI’97 dan Webster
Studi Kasus: APILL Simpang Pangeran Diponegoro dan Jalan Abdulrahman Saleh
Marissa Octaviany G – 14.B1.0091
Nilai Derajat Kejenuhan ini dugunakan untuk mengetahui persentase kepadatan
kendaraan yang ada di suatu simpang. Suatu simpang dikatakan mengalami
kemacetan apabila nilai derajat kejenuhannya melewati 0,5. Pada tabel 4.34
nilai derajat kejenuhan di lengan utara sebesar 2.59 (mengalami kemacetan) ,
lengan selatan 2.38 (tidak mengalami kemacetan) dan lengan timur dan barat
sebesar 2.02 (mengalami kemacetan).
Tabel 4.35. Derajat Kejenuhan (DS) Hari Senin
Lengan Simpang Tipe
Pendekatan
Arus Lalu
Lintas Kapasitas
Derajat
Jenuh
Q (smp/jam)
Lengan Utara P 3,252 1,551 2.10
Lengan Selatan P 1,118 1,014 1.10
Lengan Timur dan Barat O 619 384 1.61
Sumber : Hasil Analisis
Nilai Derajat Kejenuhan ini dugunakan untuk mengetahui persentase kepadatan
kendaraan yang ada di suatu simpang. Suatu simpang dikatakan mengalami
kemacetan apabila nilai derajat kejenuhannya melewati 0,5. Pada tabel 4.35
nilai derajat kejenuhan di lengan utara sebesar 2.1 (mengalami kemacetan) ,
lengan selatan 1.1 (mengalami kemacetan) dan lengan timur dan barat sebesar
1.61 (mengalami kemacetan).
Tabel 4.36. Derajat Kejenuhan (DS) Hari Senin
Lengan Simpang Tipe
Pendekatan
Arus Lalu
Lintas Kapasitas
Derajat
Jenuh
Q (smp/jam)
Lengan Utara P 1,951 1,643 1.19
Lengan Selatan P 1,749 1,035 1.69
Lengan Timur dan Barat O 897 420 1.34
Sumber : Hasil Analisis
`
Tugas Akhir
Evaluasi Kinerja Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas (APILL) Menggunakan
Metode MKJI’97 dan Webster
Studi Kasus: APILL Simpang Pangeran Diponegoro dan Jalan Abdulrahman Saleh
Marissa Octaviany G – 14.B1.0091
Nilai Derajat Kejenuhan ini dugunakan untuk mengetahui persentase kepadatan
kendaraan yang ada di suatu simpang. Suatu simpang dikatakan mengalami
kemacetan apabila nilai derajat kejenuhannya melewati 0,5. Pada tabel 4.36
nilai derajat kejenuhan di lengan utara sebesar 1.19 (mengalami kemacetan) ,
lengan selatan 1.69 (mengalami kemacetan) dan lengan timur dan barat sebesar
1.34 (mengalami kemacetan).
h. Panjang Antrian (NQ)
nilai dari panjang antrian ini didapat setelah melakukan perhitungan dari nilai
derajat kejenuhan (DS) yang datanya sesuai dengan data lapangan.
Perhitungannya dapat dilihat seperti dibawah ini:
apabila nilai DS > 0,5 maka,
NQ1 = 0,25 × C [(Ds – 1)] + √(𝐷𝑆 − 1)2 +8 ×(𝐷𝑆−0,5)
𝐶
Contoh perhitungan Panjang Antrian (Nq) yang diambil yaitu simpang patung
kuda pangeran diponegoro bagian selatan pada pukul 06.00-07.00.
NQ1 = 0,25 × c [( – 1)] + √(−1)2 +8 ×(−0,5)
𝐶
NQ1 = 0 dikarenakan nilai DS ≤ 0,5
Setelah itu dilakukannya perhitungan Jumlah Antrian yang dating selama fase
merah (NQ2) bagian utara dengan persamaan :
NQ2 = c × 1−𝐺𝑅
1−𝐺𝑅×𝐷𝑆 ×
𝑄
3600
NQ2 = 644 × 1−0,175
1− 0,175 ×0,74 ×
479
3600
NQ2 = 81
NQTOTAL = NQ1 + NQ2
NQTOTAL = 41 + 47
NQTOTAL = 123
Panjang Antrian (QL) di suatu simpang didapat dari hasil perkalian jumlah
rata- rata antrian di hijau awal(NQ) dengan luas suatu ruas jalan.
QL = NQMAX × (20 / WMASUK)
`
Tugas Akhir
Evaluasi Kinerja Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas (APILL) Menggunakan
Metode MKJI’97 dan Webster
Studi Kasus: APILL Simpang Pangeran Diponegoro dan Jalan Abdulrahman Saleh
Marissa Octaviany G – 14.B1.0091
= 70 × (20/4,5)
= 546
Nilai dari panjang antrian di setiap simpang ini dirangkum dalam suatu tabel
seperti dibawah ini pada simpang Abdulrahman Saleh.
Tabel 4.37. Panjang Antrian (QL) Hari Senin
Sumber : Hasil Analisis
Panjang Kendaraan merupakan banyaknya kendaraan yang mengantri di
sepanjang lengan simpang dalam waktu per jam. Pada tabel 4.37 diatas
terdapat 662 kendaraan di lengan utara, 1044 kendaraan di lengan selatan dan
464 kendaraan di lengan timur.
Tabel 4.38. Panjang Antrian (QL) Hari Sabtu
Sumber : Hasil Analisis
Lengan
Simpang
Tipe
Pendekatan
jumlah
fase hijau
(NQ1)
jumlah
fase
merah
(NQ2)
NQ
TOTAL
NQ
MAX
Panjang
Antrian
(QL)
Lengan Utara P 60 89 149 70 662
Lengan
Selatan P 38 196 235 70 1044
Lengan Timur
dan Barat O 32 72 105 70 464
Lengan
Simpang
Tipe
Pendekatan
jumlah
fase
hijau
(NQ1)
jumlah
fase
merah
(NQ2)
NQ
TOTAL
NQ
MAX
Panjang
Antrian
(QL)
Lengan Utara P 33 66 100 70 442
Lengan Selatan P 76 144 220 70 980
Lengan Timur
dan Barat O 28 38 66 70 293
`
Tugas Akhir
Evaluasi Kinerja Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas (APILL) Menggunakan
Metode MKJI’97 dan Webster
Studi Kasus: APILL Simpang Pangeran Diponegoro dan Jalan Abdulrahman Saleh
Marissa Octaviany G – 14.B1.0091
Panjang Kendaraan merupakan banyaknya kendaraan yang mengantri di
sepanjang lengan simpang dalam waktu per jam. Pada tabel 4.38 diatas
terdapat 442 kendaraan di lengan utara, 980 kendaraan di lengan selatan dan
293 kendaraan di lengan timur.
Tabel 4.39. Panjang Antrian (QL) Hari Minggu
Lengan
Simpang
Tipe
Pendekatan
jumlah
fase
hijau
(NQ1)
jumlah
fase
merah
(NQ2)
NQ
TOTAL
NQ
MAX
Panjang
Antrian
(QL)
Lengan Utara P 69 51 120 70 531
Lengan
Selatan P 0 98 98 30 438
Lengan
Timur dan
Barat
O 28 36 64 70 28
Sumber : Hasil Analisis
Panjang Kendaraan merupakan banyaknya kendaraan yang mengantri di
sepanjang lengan simpang dalam waktu per jam. Pada tabel 4.39 diatas
terdapat 531 kendaraan di lengan utara, 438 kendaraan di lengan selatan dan 28
kendaraan di lengan timur.
Berdasarkan tabel perhitungan panjang antrian yang telah diperoleh, terdapat
beberapa nilai yang bernilai nol dikarenakan nilai dari derajat kejenuhan ≤ 0,5.
Nilai nol ini hanya berlaku untuk perhitungan jumlah fase hijau (NQ1) saja
sedangkan untuk nilai yang lainnya tetap.
Ada beberapa Nilai dari panjang antrian di setiap simpang ini dirangkum dalam
suatu tabel 4.40 sampai dengan tabel 4.42 dibawah ini pada simpang Pangeran
Diponegoro.
`
Tugas Akhir
Evaluasi Kinerja Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas (APILL) Menggunakan
Metode MKJI’97 dan Webster
Studi Kasus: APILL Simpang Pangeran Diponegoro dan Jalan Abdulrahman Saleh
Marissa Octaviany G – 14.B1.0091
Tabel 4.40. Panjang Antrian (QL) Hari Senin
Lengan
Simpang
Tipe
Pendekatan
jumlah
fase hijau
(NQ1)
jumlah
fase
merah
(NQ2)
NQ
TOTA
L
NQ
MA
X
Panjang
Antrian
(QL)
Lengan
Utara P 610 2,543 3,152 70 14,009
Lengan
Selatan P 352 960 1,312 70 5,831
Lengan
Timur dan
Barat
O 115 143 259 70 1,150
Sumber : Hasil Analisis
Panjang Kendaraan merupakan banyaknya kendaraan yang mengantri di
sepanjang lengan simpang dalam waktu per jam. Pada tabel 4.40 diatas
terdapat 14,009 kendaraan di lengan utara, 5,831 kendaraan di lengan selatan
dan 1,150 kendaraan di lengan timur.
Tabel 4.41. Panjang Antrian (QL) Hari Sabtu
Lengan
Simpang
Tipe
Pendekatan
jumlah
fase
hijau
(NQ1)
jumlah
fase merah
(NQ2)
NQ
TOTA
L
NQ
MA
X
Panjan
g
Antrian
(QL)
Lengan
Utara P 426 1,825 2,252 70 10,007
Lengan
Selatan P 26 322 348 70 1,546
Lengan
Timur dan
Barat
O 59 76 135 70 601
Sumber : Hasil Analisis
`
Tugas Akhir
Evaluasi Kinerja Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas (APILL) Menggunakan
Metode MKJI’97 dan Webster
Studi Kasus: APILL Simpang Pangeran Diponegoro dan Jalan Abdulrahman Saleh
Marissa Octaviany G – 14.B1.0091
Panjang Kendaraan merupakan banyaknya kendaraan yang mengantri di
sepanjang lengan simpang dalam waktu per jam. Pada tabel 4.41 diatas
terdapat 10007 kendaraan di lengan utara, 1546 kendaraan di lengan selatan
dan 601 kendaraan di lengan timur.
Tabel 4.42. Panjang Antrian (QL) Hari MInggu
Lengan
Simpang
Tipe
Pendekatan
jumlah
fase
hijau
(NQ1)
jumlah
fase merah
(NQ2)
NQ
TOTAL
NQ
MAX
Panjang
Antrian
(QL)
Lengan
Utara P 77 927 1,004 70 4,464
Lengan
Selatan P 179 589 768 70 3,415
Lengan
Timur dan
Barat
O 116 140 256 70 1,140
Sumber : Hasil Analisis
Panjang Kendaraan merupakan banyaknya kendaraan yang mengantri di
sepanjang lengan simpang dalam waktu per jam. Pada tabel 4.42 diatas
terdapat 4464 kendaraan di lengan utara, 3415 kendaraan di lengan selatan dan
1140 kendaraan di lengan timur.
i. Kendaraan Henti
Jumlah kendaraan henti (NS) dapat dihitung dengan menggunakan persamaan
dibawah ini:
NS = 0,9 × 𝑁𝑄
𝑄×𝑐 × 3600
= 0,9 × 123
479 ×644 × 3600
= 1,29
Setelah didapatkannya nilai dari Ns maka dilanjutkan dengan menghitung
jumlah kendaraan terhenti (NSV) seperti dibawah ini:
`
Tugas Akhir
Evaluasi Kinerja Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas (APILL) Menggunakan
Metode MKJI’97 dan Webster
Studi Kasus: APILL Simpang Pangeran Diponegoro dan Jalan Abdulrahman Saleh
Marissa Octaviany G – 14.B1.0091
NSV = Q × NS
= 479 × 0.809
= 618 smp/jam
Berikut ini rangkuman tabel dari kendaraan terhenti di masing-masing simpang
lokasi simpang Abdulrahman Saleh:
Tabel 4.43. Kendaraan Henti Hari Senin
Lengan Simpang Tipe
Pendekatan
Rasio
Kendaraan
Henti
(smp/jam)
Jumlah
Kendaraan
Henti (Nsv)
(smp/jam)
Lengan Utara P 1.4 673
Lengan Selatan P 1.04 813
Lengan Timur dan Barat O 1.39 781
Sumber : Hasil Analisis
Pada tabel 4.43 terdapat jumlah kendaraan henti di lengan utara 673 kendaraan,
legan selatan 813 kendaraan dan lengan timur dan barat 781 kendaraan.
Tabel 4.44. Kendaraan Henti Hari Sabtu
Lengan Simpang Tipe
Pendekatan
Rasio
Kendaraan
Henti (smp/jam)
Jumlah
Kendaraan Henti
(Nsv)
(smp/jam)
Lengan Utara P 1.29 565
Lengan Selatan P 1.29 783
Lengan Timur dan Barat O 1.5 488
Sumber : Hasil Analisis
Pada tabel 4.44 terdapat jumlah kendaraan henti di lengan utara 565 kendaraan,
legan selatan 783 kendaraan dan lengan timur dan barat 488 kendaraan.
`
Tugas Akhir
Evaluasi Kinerja Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas (APILL) Menggunakan
Metode MKJI’97 dan Webster
Studi Kasus: APILL Simpang Pangeran Diponegoro dan Jalan Abdulrahman Saleh
Marissa Octaviany G – 14.B1.0091
Tabel 4.45. Kendaraan Henti HariMinggu
Pada tabel 4.45 terdapat jumlah kendaraan henti di lengan utara 641 kendaraan,
legan selatan 348 kendaraan dan lengan timur dan barat 483 kendaraan.
Berikut ini rangkuman tabel 4.46 sampai dengan tabel 4.48 dari kendaraan
terhenti di masing-masing simpang lokasi simpang pangeran diponegoro:
Tabel 4.46. Kendaraan Henti Hari Senin
Sumber : Hasil Analisis
Pada tabel 4.46 terdapat jumlah kendaraan henti di lengan utara 6668
kendaraan, legan selatan 4201 kendaraan dan lengan timur dan barat 1874
kendaraan.
Lengan Simpang Tipe
Pendekatan
Rasio
Kendaraan
Henti
(smp/jam)
Jumlah
Kendaraan
Henti (Nsv)
(smp/jam)
Lengan Utara P 1.93 641
Lengan Selatan P 0.81 348
Lengan Timur dan Barat O 1.52 483
Sumber : Hasil Analisis
Lengan Simpang Tipe
Pendekatan
Rasio
Kendaraan
Henti
(smp/jam)
Jumlah
Kendaraan
Henti (Nsv)
(smp/jam)
Lengan Utara P 1.68 6,668
Lengan Selatan P 1.74 4,201
Lengan Timur dan Barat O 2.07 1,874
`
Tugas Akhir
Evaluasi Kinerja Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas (APILL) Menggunakan
Metode MKJI’97 dan Webster
Studi Kasus: APILL Simpang Pangeran Diponegoro dan Jalan Abdulrahman Saleh
Marissa Octaviany G – 14.B1.0091
Tabel 4.48. Kendaraan Henti Hari Sabtu
Sumber : Hasil Analisis
Pada tabel 4.48 terdapat jumlah kendaraan henti di lengan utara 4703
kendaraan, lengan selatan 1112 kendaraan dan lengan timur dan barat 1142
kendaraan.
Tabel 4.49. Kendaraan Henti Hari Minggu
Sumber : Hasil Analisis
Pada tabel 4.49 terdapat jumlah kendaraan henti di lengan utara 1981
kendaraan, legan selatan 2407 kendaraan dan lengan timur dan barat 1903
kendaraan.
Lengan Simpang Tipe
Pendekatan
Rasio
Kendaraan
Henti
(smp/jam)
Jumlah Kendaraan
Henti (Nsv)
(smp/jam)
Lengan Utara P 1.45 4,703
Lengan Selatan P 0.99 1,112
Lengan Timur dan
Barat O 1.84 1,142
Lengan Simpang Tipe
Pendekatan
Rasio
Kendaraan
Henti
(smp/jam)
Jumlah Kendaraan
Henti (Nsv)
(smp/jam)
Lengan Utara P 1.02 1,981
Lengan Selatan P 1.38 2,407
Lengan Timur dan
Barat O 2.12 1,903
`
Tugas Akhir
Evaluasi Kinerja Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas (APILL) Menggunakan
Metode MKJI’97 dan Webster
Studi Kasus: APILL Simpang Pangeran Diponegoro dan Jalan Abdulrahman Saleh
Marissa Octaviany G – 14.B1.0091
j. Tundaan
Hasil perhitungan yang diperoleh dan dari hasil penyesuain dilapangan maka
didapat hasil tundaan di masing-masing simpang penelitian. Berikut ini contoh
perhitungan dari tundaan di masing-masing simpang,.
Untuk mendapatka nilai maka maka :
A = 0,5 ×(1−𝐺𝑅)2
(1−𝐺𝑅×𝑑𝑠)
= 0,5 ×(1−0,175)2
(1−0,175 ×0,74)
= 0,7
DT = c × A + 𝑁𝑄×3600
𝐶
= 644 × 0,74 × 41 ×3600
644
= 14.214 det/smp
DG = (1-Psv) × Pr × 6 + (Psv × 4)
= (1- 1,29) × (0,59 × 6) +(1,29 × 4)
= 4 det/smp
D = DT + DG
= 14.214 +4
= 14.219 det/smp
Tundaan Total = D × Q
= 14.219 × 479
= 6816379
Berikut ini hasil perhitungan dari tundaan pada simpang Abdulrahman Saleh
yang dirangkum dalam bentuk tabel 4.47 sampai dengan tabel 4.50 seperti
dibawah ini:
`
Tugas Akhir
Evaluasi Kinerja Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas (APILL) Menggunakan
Metode MKJI’97 dan Webster
Studi Kasus: APILL Simpang Pangeran Diponegoro dan Jalan Abdulrahman Saleh
Marissa Octaviany G – 14.B1.0091
Tabel 4.47. Tundaan Hari Senin
Len
ga
n S
imp
an
g
Tip
e P
end
eka
tan
Ju
mla
h K
end
ara
an
Hen
ti
NS
(sm
p/j
am
)
Nsv
A
Tu
nd
aa
n D
T
Tu
nd
aa
n G
eom
etri
k
Tu
nd
aa
n R
ata
-ra
ta
Tu
nd
aa
n T
ota
l
Lengan Utara P 1.4 673 0.66 16,435 4 16,440 7,881,103
Lengan
Selatan P 1.04 813 0.86 5,348 4 5,352 4,186,597
Lengan
Timur dan
Barat
O 1.39 781 5.62 71,493 5 71,499 40,153,560
Sumber : Hasil Analisis
Tundaan total pada tabel 4.47 di lengan utara sebesar 788103, lengan selatan
sebesar 4186587 dan lengan barat dan timur sebesar 40153560 dalam jumlah
kendaraan.
Tabel 4.48. Tundaan Hari Sabtu
Len
gan
Sim
pan
g
Tip
e P
end
ekata
n
Ju
mla
h K
end
ara
an
Hen
ti N
S (
smp
/jam
)
Nsv
A
Tu
nd
aan
DT
Tu
nd
aan
Geo
met
rik
Tu
nd
aan
Rata
-rata
Tu
naan
Tota
l
Lengan Utara P 1.29 565 0.77 13,379 5 13,384 5,871,462
Lengan
Selatan P
1.29 783 0.66 6,005 5 6,010 3,655,120
Lengan
Timur dan
Barat
O
1.50 488 0.74 6,368 5 6,373 2,076,321
Sumber : Hasil Analisis
`
Tugas Akhir
Evaluasi Kinerja Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas (APILL) Menggunakan
Metode MKJI’97 dan Webster
Studi Kasus: APILL Simpang Pangeran Diponegoro dan Jalan Abdulrahman Saleh
Marissa Octaviany G – 14.B1.0091
Tundaan total pada tabel 4.48 di lengan utara sebesar 788103, lengan selatan
sebesar 4186587 dan lengan barat dan timur sebesar 40153560 dalam jumlah
kendaraan.
Tabel 4.49. Tundaan hari Minggu
Len
ga
n S
imp
an
g
Tip
e P
end
eka
tan
Ju
mla
h K
end
ara
an
Hen
ti N
S (
smp
/ja
m)
Nsv
A
Tu
nd
aa
n D
T
Tu
nd
aa
n G
eom
etri
k
Tu
nd
aa
n R
ata
-ra
ta
Tu
na
an
To
tal
Lengan Utara P 1.93 641 0.56 19,182 5 19,187 6,364,347
Lengan
Selatan P
0.81 348 0.52 - 3 3 1,403
Lengan
Timur dan
Barat
O
1.52 483 0.73 4,788 6 4,794 1,520,678
Sumber : Hasil Analisis
Tundaan total pada tabel 4.49 di lengan utara sebesar 6,364,347, lengan selatan
sebesar 1,403 dan lengan barat dan timur sebesar 1,520,678 dalam jumlah
kendaraan
Berikut ini hasil perhitungan dari tundaan pada simpang patung kuda Pangeran
Diponegoro yang dirangkum dalam bentuk tabel 4.50 seperti dibawah ini:
`
Tugas Akhir
Evaluasi Kinerja Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas (APILL) Menggunakan
Metode MKJI’97 dan Webster
Studi Kasus: APILL Simpang Pangeran Diponegoro dan Jalan Abdulrahman Saleh
Marissa Octaviany G – 14.B1.0091
Tabel 4.50. Tundaan hari Senin
Len
ga
n S
imp
an
g
Tip
e P
end
eka
tan
Ju
mla
h K
end
ara
an
Hen
ti N
S (
smp
/ja
m)
Nsv
A
Tu
nd
aa
n D
T
Tu
nd
aa
n G
eom
etri
k
Tu
nd
aa
n R
ata
-ra
ta
Tu
na
an
To
tal
Lengan
Utara P 1.68 6,668 0.39 61,218 3 61,221 242,644,746
Lengan
Selatan P 1.74 4,201 0.47 64,258 7 64,265 155,077,966
Lengan
Timur dan
Barat
O 2.07 1,874 0.73 74,591 8 74,599 67,460,083
Sumber : Hasil Analisis
Tundaan total pada tabel 4.50 di lengan utara sebesar 242,644,746, lengan
selatan sebesar 155,077,966 dan lengan barat dan timur sebesar 67,460,083
dalam jumlah kendaraan.
Tabel 4.51. Tundaan hari Sabtu
Len
gan
Sim
pan
g
Tip
e P
end
ekata
n
Ju
mla
h K
end
ara
an
Hen
ti
NS
(sm
p/j
am
)
Nsv
A
Tu
nd
aan
DT
Tu
nd
aan
Geo
met
rik
Tu
nd
aan
Rata
-rata
Tu
nd
an
Tota
l
Lengan
Utara P 1.45 4,703 0.65 71,242 3 71,245 231,653,370
Lengan
Selatan P 0.99 1,112 1.69 15,795 4 15,799 17,660,327
Lengan
Timur dan
Barat
O 1.84 1,142 2.01 119,17
4 7 119,181 73,785,057
Sumber : Hasil Analisis
`
Tugas Akhir
Evaluasi Kinerja Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas (APILL) Menggunakan
Metode MKJI’97 dan Webster
Studi Kasus: APILL Simpang Pangeran Diponegoro dan Jalan Abdulrahman Saleh
Marissa Octaviany G – 14.B1.0091
Tundaan total pada tabel 4.51 di lengan utara sebesar 231,653,370, lengan
selatan sebesar 17,660,327dan lengan barat dan timur sebesar 73,785,057dalam
jumlah kendaraan.
Tabel 4.52. Tundaan hari Minggu
Len
ga
n S
imp
an
g
Tip
e P
end
eka
tan
J
um
lah
Ken
da
raa
n
Hen
ti N
S
(sm
p/j
am
)
Nsv
A
Tu
nd
aa
n D
T
Tu
nd
aa
n
Geo
met
rik
Tu
nd
aa
n R
ata
-ra
ta
Tu
na
an
To
tal
Lengan
Utara P 1.02 1,981 2.45 45,500 4 45,504 88,773,698
Lengan
Selatan P 1.38 2,407 1.51 2,240,203 5 2,240,208 3,919,020,32
Lengan
Timur
dan Barat
O 2.12 1,903 0.69 1,915,054 8 1,915,063 1,718,577,21
Sumber : Hasil Analisis
Tundaan total pada tabel 4.52 di lengan utara sebesar 88,773,698, lengan
selatan sebesar 3,919,020,325 dan lengan barat dan timur sebesar
1,718,577,214 dalam jumlah kendaraan.
`
Tugas Akhir
Evaluasi Kinerja Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas (APILL) Menggunakan
Metode MKJI’97 dan Webster
Studi Kasus: APILL Simpang Pangeran Diponegoro dan Jalan Abdulrahman Saleh
Marissa Octaviany G – 14.B1.0091
4.2. Perhitungan Metode Webster
Metode ini dapat digunakan untuk menganaalisis kinerjaa suatu simpang
bersinyal. Beberapa kondisi eksisting yang akan dibahas dibawah ini.
4.2.1 Data Penelitian
1. Arus Jenuh (S)
Arus jenuh untuk metode Webster di setiap masing-masing simpang
memiliki nilai tetapannya dalam bentuk tabel 4.53 seperti di bawah ini
Tabel 4.53. Nilai tetapan lebar jalan dan arus jenuh
Sumber: Metode Webster
Apabila lebar jalan melebihi nilai diatas 5,2 m maka menggunakan
persamaan seperti dibawah ini:
S = L × 525
Dan untuk perkalian emp berbeda nilainya dengang Manual Kapasitas Jalan
Indonesia 1997. Perkalian nilai tersebut antara lain:
Truk atau Bus (HV) = 6 × 1.75 = 10.5 smp/jam
Mobil Pribadi (LV) = 321 × 1.00 = 321 smp/jam
Sepeda Motor (MC) = 753 × 0.33 = 249 smp/jam
Total = 580 smp/jam
Perhitungan emp ini di masing-masing simpang dan untuk jumlah
kendaraan yang berbelok kiri tidak diikutsertakan karena tidak meenuhi
kapasitas jalan. Penelitian volume kendaraan ini dilakukan selama 3 hari
yaitu pada hari senin, sabtu dan minggu sehingga dimasing-masing hari
perhitungan volume kendaraan diperhitungkan. Perhitungan tersebut
dirangkum dalam bentuk tabel dibawah ini.
Lebar Jalan
(m) 3.05 3.35 3.65 3.95 4.25 4.6 4.9
Arus Jenuh
(smp/jam) 1850 1875 1900 1950 2075 2250 2475
`
Tugas Akhir
Evaluasi Kinerja Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas (APILL) Menggunakan
Metode MKJI’97 dan Webster
Studi Kasus: APILL Simpang Pangeran Diponegoro dan Jalan Abdulrahman Saleh
Marissa Octaviany G – 14.B1.0091
Tabel 4.54. Volume Kendaraan Hari Senin
Lengan
Simpang
Sebelum dikali emp Sesudah dikali emp
Waktu HV LV MC HV LV MC Total
(smp)
Lengan Utara 17.00-
18.00 6 321 753 10.5 321 249 580
Lengan Selatan 07.00-
08.00 4 478 1495 7 478 493 978
Lengan Timur dan
Barat
17.00-
18.00 0 212 874 0 212 288 500
Sumber : Hasil Analisis
Tabel 4.55. Volume kendaraan Hari Sabtu
Lengan
Simpang
Sebelum dikali emp Sesudah dikali emp
Waktu HV LV MC HV LV M
C
Total
(smp)
Lengan Utara 17.00-
18.00 5 308 621 8.75 308 205 522
Lengan Selatan 16.00-
17.00 8 370 1007 14 370 323 716
Lengan Timur dan
Barat
17.00-
18.00 0 91 587 0 91 235 326
Sumber : Hasil Analisis
Tabel 4.56. Volume kendaraan Hari Minggu
Lengan
Simpang
Sebelum dikali emp Sesudah dikali emp
Waktu HV LV MC HV LV MC Total
(smp)
Lengan Utara 13.00-14.00 3 234 469 5 234 155 394
Lengan Selatan 13.00-14.00 2 297 651 4 297 215 515
Lengan Timur
dan Barat 17.00-18.00 0 110 518 0 110 171 281
Sumber : Hasil Analisis
2. Waktu Hijau Efektif
Waktu Hijau Eketif didapkan dari durasi waktu tampilan hijau yang dikurangi
nilainya dengan kehilangan awal kemudian ditambahkan nilai waktu hijau
akhir. Perhitungan ini dilakukan terhadap masing-masing fase yang ada seperti
dibawah ini:
`
Tugas Akhir
Evaluasi Kinerja Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas (APILL) Menggunakan
Metode MKJI’97 dan Webster
Studi Kasus: APILL Simpang Pangeran Diponegoro dan Jalan Abdulrahman Saleh
Marissa Octaviany G – 14.B1.0091
Fase 1 = 𝑌𝑘𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
𝛴𝑌 × (Co – L)
= 1.91
3.07 × (110 – 11 )
= 61 detik
Berikut ini merupakan rangkuman dari perhitunganwaktu hijau efektif dengan
menggunakan metode Webster.
Tabel 4.57. Waktu Hijau Efektif
Lengan
Simpang Hari
Fase
APIL
L
Waktu
Siklus
(Abdulrah
man
Saleh)
Detik
Waktu
Hijau
Efektif
Detik
Waktu
Siklus
(Patung
Kuda
Pangeran
Diponegoro)
Detik
Waktu
Hijau
Efektif
Detik
Lengan
Utara
Senin
1 83
27
110
62
Sabtu 30 74
Mingg
u 27 52
Lengan
Selatan
Senin
2 83
45
110
37
Sabtu 41 25
Mingg
u 45 46
Lengan
Timur dan
Barat
Senin
3 83
25
110
15
Sabtu 20 15
Mingg
u 25 25
Sumber : Hasil Analisis
Waktu hijau efektif ialah durasi waktu yang mecakup lampu merah, hijau,
kunin dan all red di masing-masin lengan simpang. Nilai ini memiliki durasi
waktu yang berbeda-beda dikarenakan dipengeruhi oleh faktor luas jalan,
banyaknya kendaraan yang melintasi ruas jalan tersebut.
3. Waktu Siklus Optimum
Waktu siklus optimum adalah lamanya waktu siklus saat kondisi tidak adanya
kendaraan yang melintas. Untuk menghitung waktu siklus optimum rumus
yang digunakan seperti dibawah ini:
`
Tugas Akhir
Evaluasi Kinerja Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas (APILL) Menggunakan
Metode MKJI’97 dan Webster
Studi Kasus: APILL Simpang Pangeran Diponegoro dan Jalan Abdulrahman Saleh
Marissa Octaviany G – 14.B1.0091
Lt = 2× n+R
= 2 × 3 + (2+3)
= 11 detik
Maka diperoleh:
Co = (1.5 ×11)+5
1−𝛴𝑌𝑐𝑟𝑖
FR = didapat dari total penjmlahan Ycrit
= 0.75
Co = (1.5 ×11)+5
1−0.75
= 86 detik
Nilai dari waktu siklus optimum digunakan untuk mendapatkan nilai waktu
hijau di masing-masing fase suatu simpang, seperti dibawah ini:
Waktu Hijau (g) fase 1 = y1 × 𝐶𝑜−𝐿)
𝐹𝑅 - 1
= 0.27 × (83−11)
0.75 - 1
= 26 detik
`
Tugas Akhir
Evaluasi Kinerja Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas (APILL) Menggunakan
Metode MKJI’97 dan Webster
Studi Kasus: APILL Simpang Pangeran Diponegoro dan Jalan Abdulrahman Saleh
Marissa Octaviany G – 14.B1.0091
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa terhadap kinerja alat pemberi isyarat lalu lintas
(APILL) pada simpang bersinyal patung kuda pangeran diponegoro dan
abdulrahman saleh yang menggunakan metode Manual Kapasitas Jalan
Indonesia 1997 (MKJI) dan metode Webster didapatkan beberapa kesimpulan
seperti dibawah ini:
1. Volume puncak kendaraan di masing-masing simpang memilki waktu
yang berbeda-beda dikarenakan kondisi kendaraan yang tidak dapat
diprediksi sehingga dibutuhkannya beberapa plan durasi waktu APILL
yang berbeda-beda juga. Pembuatan beberapa plan durasi waktu ini
bertujuan untuk menertibkan arus kendaraan yang melintasi wilayah
simpang tersebut.
2. Volume kendaraan yang melintasi di sepanjang kawasan simpang
abdulrahman saleh tersebut memiliki puncak volume lalu lintas saat hari
kerja sedangkan weekend tidak terlalu besar tetapi tidak mengalami
kondisi jam puncak kategori arus buruk. Hal ini dapat dikatakan demikian
karena menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia apabila nilai Derajat
Kejenuhan memiliki nilai 0.75 – 0.84 termasuk kategori tingkat pelayanan
D (Arus tidak stabil, kecepatan menurun). Apabila ≥1.00 maka masuk
kategori F (Arus terhambat, kecepatan rendah) atau terjadinya
penumpukan kendaraan di simpang abdulrahman saleh sedangkan di
simpang Pangeran Diponegoro termasuk kategori F (arus terhambat,
kecepatan rendah) mengalami kemacetan.
3. Metode yang digunakan untuk evaluasi Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas
yang menggunakan Metode Manual Kapasitas Jalan Indonesia dan
`
Tugas Akhir
Evaluasi Kinerja Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas (APILL) Menggunakan
Metode MKJI’97 dan Webster
Studi Kasus: APILL Simpang Pangeran Diponegoro dan Jalan Abdulrahman Saleh
Marissa Octaviany G – 14.B1.0091
MetodeWebster ini tidak jauh berbeda rumus yang digunakan. Metode ini
saling berkaitan nilainya.
4. Untuk saat ini Metode yang baik digunakan untuk lokasi penelitian
wilayah simpang Abdulrahman Saleh dan simpang Pangeran Diponegoro
ialah metode Manual Kapasitas Jalan 1997 dikarenakan metode ini sesuai
dengan kondisi lalu lintas di Indonesia.
5. Jeda Waktu Hijau dari arah Jalan Setia Budi menuju Jalan Prof.Soperatmo
seharusnya tidak berbarengan dengan waktu hijau dari arah Jalan Nasional
menuju Jalan Setia Budi.
5.2. Saran
Adapun saran yang akan diberikan terhadap pihak yang terkait antara lain
1. Melakukan pengecekan rutin terhadap APILL di simpang abdulrahman
saleh dan simpang patung Diponegoro dikarenakan ada APILL yang
seharusnya tidak menyala tetapi saat dilapangan APILL tersebut masih
berjalan.
2. Memberikan informasi kepada pihak masyarakat tentang aturan berlok kiri
dikarenakan masih banyak pihak yag tidak mengetahui hal tersebut.
3. Tidak memberlakukan belok kanan saat arah yang berlawanan lurus
sedang melaju sehingga menyebabkan konflik di simpang tersebut. Seperti
simpang pangeran diponogoro dan menggunakan system APILL di daerah
simpang abdulrahman saleh.
4. Dilakukannya Pembaharuan terhadap Metode Manual Kapasitas Jalan
Indonesia 1997 dikarenakan beberapa perhitungan tidak sesuai dengan
lapangan.
5. Penggunaan Metode Webster dapat digunakan untuk APILL dikarenakan
metode ini memiliki perhitungan yang maksimal dibandingkan dengan
Metode Manual Kapasitas Jalan Indonesia.
6. Diberlakukannya satu arah Jalan Ngesrep Barat V sebagai jalan Keluar
agar memudahkan kendaraan dikarenakan ruas jalan yang sempit.
`
Tugas Akhir
Evaluasi Kinerja Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas (APILL) Menggunakan
Metode MKJI’97 dan Webster
Studi Kasus: APILL Simpang Pangeran Diponegoro dan Jalan Abdulrahman Saleh
Marissa Octaviany G – 14.B1.0091
7. Dilakukannya pemindahan patung kuda yang ada di simpang menuju
kampus UNDIP
`
Tugas Akhir
Evaluasi Kinerja Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas (APILL) Menggunakan
Metode MKJI’97 dan Webster
Studi Kasus: APILL Simpang Pangeran Diponegoro dan Jalan Abdulrahman Saleh
Marissa Octaviany G – 14.B1.0091
DAFTAR PUSTAKA
Lalenoh Horman Rusdianto, Sendow K.T, Jansen Freddy.Analisa Kapasitas Ruas
Jalan Sam Ratulangi dengan Metode MKJI 1997 dan PKJI 2014. Jurnal Sipil
Statik Vol.3 No.11.
Lall Kent.B, Khisty Jotin.C. 2006. Dasar-Dasar Rekayasa Transportasi edisi
ketiga jilid 2. Jakarta: Erlangga
Lall Kent.B, Khisty Jotin.C. 2005. Dasar-Dasar Rekayasa Transportasi edisi
ketiga jilid 1. Jakarta: Erlangga
Ir.Warpani Suwardjoko. 1985. Rekayasa Lalu Lintas. Jakarta: PT Bhratara Niaga
Media
`
Tugas Akhir
Evaluasi Kinerja Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas (APILL) Menggunakan
Metode MKJI’97 dan Webster
Studi Kasus: APILL Simpang Pangeran Diponegoro dan Jalan Abdulrahman Saleh
Marissa Octaviany G – 14.B1.0091
LAMPIRAN
Formulir Revisi Sidang Proposal, Draft dan Tugas Akhir
`
Tugas Akhir
Evaluasi Kinerja Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas (APILL) Menggunakan
Metode MKJI’97 dan Webster
Studi Kasus: APILL Simpang Pangeran Diponegoro dan Jalan Abdulrahman Saleh
Marissa Octaviany G – 14.B1.0091
`
Tugas Akhir
Evaluasi Kinerja Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas (APILL) Menggunakan
Metode MKJI’97 dan Webster
Studi Kasus: APILL Simpang Pangeran Diponegoro dan Jalan Abdulrahman Saleh
Marissa Octaviany G – 14.B1.0091