bab iv evaluasi perencanaan pajak untuk …thesis.binus.ac.id/doc/bab4/2009-2-00037-ak bab 4.pdf ·...

44
55 BAB IV EVALUASI PERENCANAAN PAJAK UNTUK MENGEFISIENSIKAN BIAYA PAJAK BADAN PADA PT. UB IV.1. Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi PT. UB Pada prinsipnya terdapat perbedaan pengakuan penghasilan dan beban antara laporan keuangan komersil dengan peraturan perpajakan. Hal ini yang seringkali menjadi masalah dalam penyusunan laporan keuangan fiskal yang sesuai dengan peraturan perpajakan. Dalam perpajakan tidak semua beban dalam suatu transaksi dapat dijadikan biaya yang artinya tidak semua beban dalam laporan keuangan komersil dapat dijadikan pengurang penghasilan. Oleh karena itu untuk mengatasi masalah tersebut harus dilakukan koreksi fiskal baik yang bersifat positif maupun negatif. Koreksi fiskal positif merupakan koreksi fiskal yang dilakukan mengakibatkan pengurangan biaya yang telah diakui dalam laporan keuangan komersil sehingga menyebabkan penambahan penghasilan. Sedangkan koreksi fiskal negatif merupakan koreksi fiskal yang dilakukan yang mengakibatkan penambahan biaya yang telah diakui dalam laporan keuangan komersil menjadi semakin besar yang secara otomatis mengakibatkan pengurangan penghasilan. Dalam rangka evaluasi perencanaan pajak untuk mengefisiensikan biaya pajak Badan pada PT. UB maka langkah yang harus dilakukan terlebih dahulu adalah menganalisa setiap objek pajak penghasilan dan biaya-biaya yang telah dikeluarkan oleh PT. UB. Beberapa biaya-biaya yang dikelukan oleh PT. UB adalah sebagai berikut :

Upload: vudieu

Post on 03-Mar-2019

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV EVALUASI PERENCANAAN PAJAK UNTUK …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2009-2-00037-AK Bab 4.pdf · Dalam perpajakan tidak semua beban dalam suatu transaksi dapat dijadikan biaya

55 

 

BAB IV

EVALUASI PERENCANAAN PAJAK UNTUK MENGEFISIENSIKAN BIAYA

PAJAK BADAN PADA PT. UB

IV.1. Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi PT. UB

Pada prinsipnya terdapat perbedaan pengakuan penghasilan dan beban antara

laporan keuangan komersil dengan peraturan perpajakan. Hal ini yang seringkali

menjadi masalah dalam penyusunan laporan keuangan fiskal yang sesuai dengan

peraturan perpajakan. Dalam perpajakan tidak semua beban dalam suatu transaksi dapat

dijadikan biaya yang artinya tidak semua beban dalam laporan keuangan komersil dapat

dijadikan pengurang penghasilan. Oleh karena itu untuk mengatasi masalah tersebut

harus dilakukan koreksi fiskal baik yang bersifat positif maupun negatif. Koreksi fiskal

positif merupakan koreksi fiskal yang dilakukan mengakibatkan pengurangan biaya

yang telah diakui dalam laporan keuangan komersil sehingga menyebabkan penambahan

penghasilan. Sedangkan koreksi fiskal negatif merupakan koreksi fiskal yang dilakukan

yang mengakibatkan penambahan biaya yang telah diakui dalam laporan keuangan

komersil menjadi semakin besar yang secara otomatis mengakibatkan pengurangan

penghasilan.

Dalam rangka evaluasi perencanaan pajak untuk mengefisiensikan biaya pajak

Badan pada PT. UB maka langkah yang harus dilakukan terlebih dahulu adalah

menganalisa setiap objek pajak penghasilan dan biaya-biaya yang telah dikeluarkan oleh

PT. UB. Beberapa biaya-biaya yang dikelukan oleh PT. UB adalah sebagai berikut :

Page 2: BAB IV EVALUASI PERENCANAAN PAJAK UNTUK …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2009-2-00037-AK Bab 4.pdf · Dalam perpajakan tidak semua beban dalam suatu transaksi dapat dijadikan biaya

56 

 

1. Biaya gaji. Biaya gaji biasanya diberikan kepada karyawan sesuai dengan

golongan atau jabatan masing-masing karyawan. Atas gaji yang diterima

karyawan dikenakan PPh 21. PPh 21 ini ditanggung oleh perusahaan.

2. Biaya perbaikan dan pemeliharaan dikeluarkan oleh perusahaan untuk

membiayai perbaikan kendaraan dan alat-alat produksi yg rusak dll. Untuk

perbaikan dan pemeliharaan ini perusahaan menggunakan jasa dari pihak

lain.

3. Biaya pengurusan dan perizinan adalah untuk mengurus semua hal yang

berkaitan dengan perizinan usaha perusahaan dan biasanya diurus oleh

perusahaan sendiri tanpa menggunakan jasa dari pihak lain.

4. Biaya testing/laboratorium dikeluarkan untuk melakukan uji kelayakan

adukan beton. Untuk tes laboratorium ini perusahaan menggunakan jasa dari

pihak lain.

5. Biaya makanan dan minuman dikeluarkan oleh perusahaan karena

perusahaan menyediakan makanan dan minuman bagi karyawannya.

Perusahaan menggunakan jasa catering untuk menyediakan makanan dan

minuman.

6. Seragam diberikan oleh perusaahan dengan tujuan keseragaman dalam

lingkungan kerja.

7. Biaya perlengkapan dan ATK dikeluarkan perusahaan untuk membeli

perlengkapan kantor dan alat-alat tulis untuk keperluan kantor.

Page 3: BAB IV EVALUASI PERENCANAAN PAJAK UNTUK …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2009-2-00037-AK Bab 4.pdf · Dalam perpajakan tidak semua beban dalam suatu transaksi dapat dijadikan biaya

57 

 

8. Biaya listrik dan air dikeluarkan oleh perusahaan untuk membiayai

pemakaian listrik dan air untuk keperluan kantor.

9. Biaya Bahan Bakar Minyak dikeluarkan perusahaan untuk membiayai

penggunaan BBM untuk alat-alat maupun kendaraan operasional perusahaan.

10. Biaya telepon dikeluarkan oleh perusahaan dalam rangka kegiatan

operasional perusahaan.

11. Biaya entertainment berupa jamuan tamu dipakai perusahaan untuk menjamu

kolega-kolega bisnis perusahaan.

12. Biaya Rumah Tangga digunakan untuk keperluan pembelian rumah tangga

kantor seperti tissiue, aqua, pewangi ruangan, alat untuk kebersihan dll.

13. Biaya keamanan dikeluarkan perusahaan kepada RT/RW setempat untuk

tujuan menjaga keamanan lokasi perusahaan.

PT. UB dalam memenuhi kewajiban perpajakannya setelah dilakukan penelitian

terdapat permasalahan dalam hal biaya-biaya yang telah dikeluarkan, hal ini dikarenakan

PT. UB tidak menggunakan jasa konsultan pajak dan pegawai yang ahli dibidang

perpajakan sehingga informasi yang diketahui seputar perpajakanpun sangat minim.

Oleh sebab itu perlu dilakukan koreksi-koreksi atas biaya-biaya komersil PT. UB.

IV.2. Koreksi Fiskal atas Laporan Laba Rugi PT. UB Periode 31 Desember 2005,

2006 dan 2007

Page 4: BAB IV EVALUASI PERENCANAAN PAJAK UNTUK …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2009-2-00037-AK Bab 4.pdf · Dalam perpajakan tidak semua beban dalam suatu transaksi dapat dijadikan biaya

58 

 

Tabel 4.1

PT. UB REKONSILIASI PERHITUNGAN LABA RUGI KOMERSIL DAN FISKAL

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2005   

Keterangan Komersial Koreksi Fiskal Penjualan 14,186,500,790 14,186,500,790 Harga Pokok Penjualan 11,237,982,063 11,237,982,063 Laba Kotor 2,948,518,727 2,948,518,727 Biaya Operasional : Biaya Gaji dan Tunjangan 549,757,564 - 549,757,564 Perbaikan dan Pemeliharaan 300,263,504 - 300,263,504 Pengurusan dan Perizinan 30,184,725 - 30,184,725 Bahan Bakar Minyak 862,771,443 - 862,771,443 Testing / laboratorium 26,313,700 - 26,313,700 Perlengkapan dan ATK 13,123,350 - 13,123,350 Ongkos Angkut 68,745,648 - 68,745,648 Biaya entertainment 7,110,000 7,110,000 - Bingkisan 13,500,000 13,500,000 - Makan dan Minum 188,000,000 - 188,000,000 Listrik dan Air 22,248,660 - 22,248,660 Seragam 12,150,000 12,150,000 - Meterai dan Perangko 2,450,000 - 2,450,000 Majalah dan Surat Kabar 540,000 270,000 270,000 Biaya Administrasi Bank 5,035,000 - 5,035,000 Biaya keamanan 2,400,000 2,400,000 - Biaya Kebersihan 1,380,000 1,380,000 - Biaya Pengobatan Karyawan 32,210,013 32,210,013 - Biaya Telepon 29,045,158 - 29,045,158 Sewa Leasing 400,600,600 - 400,600,600 Biaya Rumah Tangga 3,125,500 3,125,500 - PPh pasal 21 29,487,878 29,487,878 - Bunga Bank 18,813,209 - 18,813,209 Asuransi kendaraan operasional 23,165,625 - 23,165,625 Biaya Penyusutan 66,313,004 - 66,313,004 Biaya Lain – lain 4,025,998 4,025,998 - Biaya Umum dan Operasional 2,712,760,579 105,659,389 2,607,101,190 Laba Operasional 235,758,148 341,417,537 Pendapatan Lain-Lain - - Laba Sebelum Pajak 235,758,148 341,417,537

Page 5: BAB IV EVALUASI PERENCANAAN PAJAK UNTUK …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2009-2-00037-AK Bab 4.pdf · Dalam perpajakan tidak semua beban dalam suatu transaksi dapat dijadikan biaya

59 

 

Tabel 4.2

PT. UB REKONSILIASI PERHITUNGAN LABA RUGI KOMERSIL DAN FISKAL

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2006      

Keterangan Komersial Koreksi Fiskal Penjualan 47,250,968,015 47,250,968,015 Harga Pokok Penjualan 39,465,630,915 39,465,630,915 Laba Kotor 7,785,337,100 7,785,337,100 Biaya Operasional : Biaya Gaji dan Tunjangan 806,626,030 - 806,626,030 Perbaikan dan Pemeliharaan 1,430,192,392 - 1,430,192,392 Pengurusan dan Perizinan 112,741,800 - 112,741,800 Bahan Bakar Minyak 1,952,346,816 - 1,952,346,816 Testing / laboratorium 117,107,300 - 117,107,300 Perlengkapan dan ATK 38,094,650 - 38,094,650 Ongkos Angkut 53,557,123 - 53,557,123 Biaya entertainment 7,855,000 7,855,000 - Bingkisan 15,500,000 15,500,000 - Makan dan Minum 351,764,350 - 351,764,350 Listrik dan Air 49,709,548 - 49,709,548 Seragam 13,050,000 13,050,000 - Meterai dan Perangko 4,600,000 - 4,600,000 Majalah dan Surat Kabar 669,000 334,500 334,500 Biaya Administrasi Bank 153,240,446 - 153,240,446 Biaya keamanan 2,550,000 2,550,000 - Biaya Kebersihan 1,400,000 1,400,000 - Biaya Pengobatan Karyawan 34,447,458 34,447,458 - Biaya Telepon 29,914,163 - 29,914,163 Sewa Leasing 1,870,301,800 - 1,870,301,800 Biaya Rumah Tangga 3,750,500 3,750,500 - PPh pasal 21 42,331,301 42,331,301 - Bunga Bank 49,731,893 - 49,731,893 Asuransi kendaraan operasional 67,584,728 - 67,584,728 Biaya Penyusutan 209,674,142 - 209,674,142 Biaya Lain – lain 4,272,880 4,272,880 - Biaya Umum dan Operasional 7,423,013,320 125,491,639 7,297,521,681 Laba Operasional 362,323,780 487,815,419 Pendapatan Lain-Lain - - Laba Sebelum Pajak 362,323,780 487,815,419

Page 6: BAB IV EVALUASI PERENCANAAN PAJAK UNTUK …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2009-2-00037-AK Bab 4.pdf · Dalam perpajakan tidak semua beban dalam suatu transaksi dapat dijadikan biaya

60 

 

Tabel 4.3

PT. UB REKONSILIASI PERHITUNGAN LABA RUGI KOMERSIL DAN FISKAL

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2007   

Keterangan Komersial Koreksi Fiskal

Penjualan 15,420,086,155 15,420,086,155 Harga Pokok Penjualan 11,449,440,639 11,449,440,639 Laba Kotor 3,970,645,516 3,970,645,516

Biaya Operasional : Biaya Gaji dan Tunjangan 948,945,584 - 948,945,584 Perbaikan dan Pemeliharaan 719,904,106 - 719,904,106 Pengurusan dan Perizinan 42,859,500 - 42,859,500 Bahan Bakar Minyak 347,414,625 - 347,414,625 Testing / laboratorium 41,233,100 - 41,233,100 Perlengkapan dan ATK 11,878,700 - 11,878,700 Ongkos Angkut 7,815,000 - 7,815,000 Biaya entertainment 8,127,550 8,127,550 - Bingkisan 18,000,000 18,000,000 - Listrik dan Air 26,877,748 - 26,877,748 Seragam 10,055,000 10,055,000 - Meterai dan Perangko 1,800,000 - 1,800,000 Majalah dan Surat Kabar 340,000 170,000 170,000 Biaya Administrasi Bank 90,366,421 - 90,366,421 Biaya keamanan 1,014,500 1,014,500 - Biaya Kebersihan 1,455,000 1,455,000 - Biaya Pengobatan Karyawan 36,798,450 36,798,450 - Biaya Telepon 23,313,789 - 23,313,789 Sewa Leasing 1,042,206,721 - 1,042,206,721 Biaya Rumah Tangga 4,115,450 4,115,450 - PPh pasal 21 49,447,279 49,447,279 - Bunga Bank 61,417,467 - 61,417,467 Asuransi kendaraan operasional 11,767,500 - 11,767,500 Biaya Penyusutan 156,244,175 - 156,244,175 Biaya Lain – lain 11,182,556 11,182,556 - Biaya Umum dan Operasional 3,674,580,221 140,365,785 3,534,214,436 Laba Operasional 296,065,295 436,431,080

Pendapatan Lain-Lain - -

Laba Sebelum Pajak 296,065,295 436,431,080

Page 7: BAB IV EVALUASI PERENCANAAN PAJAK UNTUK …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2009-2-00037-AK Bab 4.pdf · Dalam perpajakan tidak semua beban dalam suatu transaksi dapat dijadikan biaya

61 

 

Rincian koreksi fiskal yang dilakukan untuk tahun 2005, 2006 dan 2007 adalah sebagai

berikut :

1. Biaya Entertainment

Perusahaan harus melakukan koreksi fiskal positif atas biaya entertainment

berupa biaya jamuan tamu. Biaya ini tidak termasuk di dalam pasal 6 ayat (1) UU

PPh karena tidak didukung oleh bukti-bukti yang memadai yang dapat memastikan

bahwa biaya-biaya tersebut benar-benar berkaitan dengan kegiatan perusahaan untuk

mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan. Biaya jamuan tamu ini tidak

dapat dijadikan pengurang penghasilan bruto karena biaya jamuan tamu tidak

disertakan dengan daftar nominatif sehingga biaya tersebut dianggap tidak ada

(fiktif) sebagaimana telah tercantum di dalam Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak

No.SE-27/PJ.22/1986. Biaya entertainment ini dikoreksi tahun 2005, 2006 dan

2007 adalah sebagai berikut :

Tahun 2005 sebesar Rp 7.110.000,-

Tahun 2006 sebesar Rp 7.855.000,-

Tahun 2007 sebesar Rp 8.127.550,-

2. Biaya Bingkisan

Perusahaan setiap tahunnya selalu memberikan bingkisan kepada karyawannya

berupa parsel ataupun pemberian dalam bentuk barang lainnya. Atas pengeluaran

berupa biaya bingkisan maka harus dikoreksi fiskal positif karena merupakan natura

Page 8: BAB IV EVALUASI PERENCANAAN PAJAK UNTUK …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2009-2-00037-AK Bab 4.pdf · Dalam perpajakan tidak semua beban dalam suatu transaksi dapat dijadikan biaya

62 

 

sesuai pasal 9 ayat (1) huruf e UU PPh. Besarnya biaya bingkisan yang dikoreksi

fiskal untuk tahun 2005, 2006 dan 2007 adalah :

Tahun 2005 sebesar Rp 13.500.000,-

Tahun 2006 sebesar Rp 15.500.000,-

Tahun 2007 sebesar Rp 18.000.000,-

3. Biaya Seragam

Perusahaan mengeluarkan biaya untuk seragam karyawan. Atas pengeluaran

biaya ini maka harus dilakukan koreksi fiskal positif. Hal ini karena biaya seragam

yang dikeluarkan bukan untuk tujuan keselamatan kerja tetapi hanya untuk

keseragaman kerja saja. Sesuai dengan peraturan perpajakan yaitu pada pasal 9 ayat

(1) huruf e UU PPh yang menyatakan bahwa pemberian natura dan kenikmatan yang

merupakan keharusan dalam pelaksanaan pekerjaan sebagai sarana keselamatan

kerja atau karena sifat pekerjaan tersebut mengharuskannya, seperti pakaian dan

peralatan untuk keselamatan kerja, pakaian seragam petugas keamanan (satpam),

antar jemput karyawan, serta penginapan untuk awak kapal dan yang sejenisnya

Besarnya koreksi fiskal positif atas biaya seragam untuk tahun 2005, 2006 dan 2007

adalah sebesar :

Tahun 2005 sebesar Rp 12.150.000,-

Tahun 2006 sebesar Rp 13.050.000,-

Tahun 2007 sebesar Rp 10.055.000,-

Page 9: BAB IV EVALUASI PERENCANAAN PAJAK UNTUK …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2009-2-00037-AK Bab 4.pdf · Dalam perpajakan tidak semua beban dalam suatu transaksi dapat dijadikan biaya

63 

 

4. Biaya Majalah dan Surat Kabar

Biaya yang berkaitan dengan majalah dan surat kabar harus dilakukan koreksi

fiskal positif karena sebagian dari majalah dan surat kabar bersifat hiburan yang

tidak berkaitan dengan bisnis perusahaan sehingga tidak termasuk dalam Pasal 6 ayat

(1) UU PPh. Besarnya koreksi fiskal positif yang dapat dilakukan untuk tahun 2005,

2006 dan 2007 adalah:

Tahun 2005 sebesar Rp 270.000,-

Tahun 2006 sebesar Rp 334.500,-

Tahun 2007 sebesar Rp 170.000,-

5. Biaya Keamanan

Perusahaan membayar biaya keamanan kepada RT/RW setempat. Biaya

keamanan ini harus dikoreksi positif karena perusahaan tidak memiliki bukti-bukti

pembayaran secara rinci atas pengeluaran tersebut sehingga tidak termasuk di dalam

pasal 6 ayat (1) UU PPh. Besarnya biaya keamanan yang dikeluarkan tahun 2005,

2006 dan 2007 adalah :

Tahun 2005 sebesar Rp 2.400.000,-

Tahun 2006 sebesar Rp 2.550.000,-

Tahun 2007 sebesar Rp 1.014.500,-

Page 10: BAB IV EVALUASI PERENCANAAN PAJAK UNTUK …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2009-2-00037-AK Bab 4.pdf · Dalam perpajakan tidak semua beban dalam suatu transaksi dapat dijadikan biaya

64 

 

6. Biaya Kebersihan

Perusahaan membayar biaya kebersihan, namun tidak disertakan dengan bukti-

bukti pendukung yang jelas sehingga atas biaya kebersihan dilakukan koreksi fiskal.

Besarnya biaya kebersihan yang dikeluarkan perusahaan untuk tahun 2005, 2006 dan

2006 adalah :

Tahun 2005 sebesar Rp 1.380.000,-

Tahun 2006 sebesar Rp 1.400.000,-

Tahun 2007 sebesar Rp 1.455.000,-

7. Pengobatan karyawan

Untuk meningkatkan kesejahteraan karyawannya, perusahaan menyediakan

Rumah Sakit dan pengambilan obat dari apotik langganan. Setiap karyawan dapat

menggunakan fasilitas ini. Selain itu juga, perusahaan menetapkan biaya pengobatan

dengan sistem reimbursement, dimana setiap karyawan dapat meminta penggantian

atas pengobatan yang dilakukan di rumah sakit/klinik/apotik lain dengan cara

menunjukan kwitansi pembayaran di rumah sakit/klinik/apotik yang bersangkutan.

Kwitansi ini harus dilengkapi dengan nama karyawan, jumlah nominal biaya

pengobatan, nama dan tanda tangan dokter, nama dan jenis penyakit, nama dan

alamat serta stempel rumah sakit/klinik/apotik dan juga harus dilampirkan resep

dokter. Dari sudut pandang perpajakan biaya pengobatan dan sistem reimbursement

merupakan biaya non fiskal sehingga biaya ini harus dikoreksi karena merupakan

pemberian dalam bentuk natura kepada karyawan sesuai dengan Pasal 9 ayat (1)

Page 11: BAB IV EVALUASI PERENCANAAN PAJAK UNTUK …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2009-2-00037-AK Bab 4.pdf · Dalam perpajakan tidak semua beban dalam suatu transaksi dapat dijadikan biaya

65 

 

huruf e UU PPh dan Surat Edaran Dirjen Pajak No. SE-03/PJ.23/1984 tgl 21-02-

1984 menyatakan bahwa apabila karyawan mendapatkan perawatan dari rumah sakit

dan rumah sakit tersebut menerima pembayaran yang berasal dari pemberi kerja,

maka balas jasa yang diterima karyawan tersebut merupakan kenikmatan yang bukan

obyek Pajak Penghasilan dan pembayaran yang dilakukan oleh pemberi kerja

walaupun dalam bentuk tunai, tetapi dilakukan kepada pihak ketiga sebagai

pembayaran atas pemberian pelayanan kesehatan kepada karyawan bukan

merupakan beban yang boleh dikurangkan dari penghasilan bruto pemberi kerja

dalam menghitung Penghasilan Kena Pajak pemberi kerja tersebut. Besarnya biaya

pengobatan karyawan yang dikoreksi untuk tahun 2005, 2006 dan 2006 adalah :

Tahun 2005 sebesar Rp 32.210.013,-

Tahun 2006 sebesar Rp 34.447.458,-

Tahun 2007 sebesar Rp 36.798.450,-

8. Biaya Rumah Tangga

Untuk memenuhi setiap kebutuhan rumah tangga kantor seperti pewangi

ruangan, aqua, tissue, alat-alat kebersihan dll maka perusahaan mengeluarkan biaya

keperluan rumah tangga. Biaya ini tidak boleh dikurangkan dari penghasilan bruto

karena menurut peraturan perpajakan biaya-biaya ini termasuk biaya yang bersifat

grey area yang tidak termasuk didalam Pasal 6 ayat (1) UU PPh sehingga berpotensi

untuk dilakukan koreksi fiskal positif. Koreksi fiskal positif yang dilakukan untuk

tahun 2005, 2006 dan 2007 adalah :

Page 12: BAB IV EVALUASI PERENCANAAN PAJAK UNTUK …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2009-2-00037-AK Bab 4.pdf · Dalam perpajakan tidak semua beban dalam suatu transaksi dapat dijadikan biaya

66 

 

Tahun 2005 sebesar Rp 3.125.500,-

Tahun 2006 sebesar Rp 3.750.500,-

Tahun 2007 sebesar Rp 4.115.450,-

9. PPh Pasal 21

PT. UB menanggung semua PPh Pasal 21 atas gaji karyawannya. Pajak yang

ditanggung perusahaan ini merupakan kenikmatan yang diterima oleh karyawan dan

bukan merupakan penghasilan bagi karyawan yang bersangkutan oleh sebab itu PPh

21 harus dikoreksi karena sesuai Pasal 9 ayat (1) huruf h UU PPh. Koreksi dilakukan

atas keseluruhan karena PPh 21 bukan merupakan biaya fiskal dan bukan pengurang

penghasilan bruto. Besarnya koreksi fiskal yang dilakukan untuk tahun 2005, 2006

dan 2007 adalah

Tahun 2005 sebesar Rp 29.487.878,-

Tahun 2006 sebesar Rp 42.331.301,-

Tahun 2007 sebesar Rp 49.447.279,-

10. Biaya Lain-Lain

Biaya lain-lain harus dilakukan koreksi fiskal positif karena PT. UB dalam

mengeluarkan biaya ini tidak didukung dengan bukti-bukti yang jelas sehingga biaya

lain-lain tersebut tidak diperkenankan dijadikan pengurang penghasilan bruto.

Jumlah biaya lain-lain yang dikoreksi adalah untuk tahun 2005, 2006 dan 2007

adalah :

Page 13: BAB IV EVALUASI PERENCANAAN PAJAK UNTUK …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2009-2-00037-AK Bab 4.pdf · Dalam perpajakan tidak semua beban dalam suatu transaksi dapat dijadikan biaya

67 

 

Tahun 2005 sebesar Rp 4.025.998,-

Tahun 2006 sebesar Rp 4.272.880,-

Tahun 2007 sebesar Rp 11.182.556,-

Dari hasil koreksi fiskal yang dilakukan terdapat perbedaan jumlah laba sebelum

pajak, laba sebelum pajak diperoleh angka yang lebih besar yaitu:

Tahun 2005 sebesar Rp 341.417.537,-

Tahun 2006 sebesar Rp 487.815.419,-

Tahun 2007 sebesar Rp 436.431.080,-

dibandingkan dengan yang sebelumnya yaitu :

Tahun 2005 sebesar Rp 235.758.148,-

Tahun 2006 sebesar Rp 362.323.780,-

Tahun 2007sebesar Rp 296.065.295,-

Perbedaan jumlah ini terjadi karena telah dilakukan koreksi fiskal positif.

Koreksi-koreksi ini dilakukan karena terdapat perbedaan perlakuan akuntansi komersil

dengan akuntansi menurut Undang-Undang perpajakan. Didalam akuntansi komersil

semua biaya yang berkaitan dengan kegiatan operasional perusahaan dapat dijadikan

pengurang penghasilan bruto sedangkan didalam perpajakan tidak semua biaya dapat

dijadikan pengurang penghasilan bruto yang diatur didalam UU PPh No. 17 pasal 9 ayat

Page 14: BAB IV EVALUASI PERENCANAAN PAJAK UNTUK …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2009-2-00037-AK Bab 4.pdf · Dalam perpajakan tidak semua beban dalam suatu transaksi dapat dijadikan biaya

68 

 

1. Oleh karena hal inilah maka selalu terdapat perbedaan antara laporan keuangan

komersil dengan laporan fiskal.

IV. 3. Perencanaan Pajak Yang Dapat Dilakukan

Setelah dilakukan koreksi fiskal terdapat perbedaan laba sebelum pajak, dimana

jumlah yang dihasilkan semakin meningkat. Untuk dapat mengatasi kenaikan laba maka

biaya-biaya yang telah dikeluarkan oleh perusahaan harus dapat dijadikan sebagai

pengurang penghasilan bruto. Perencanaan pajak yang akan dilakukan tentu saja

menggunakan cara-cara yang tidak melanggar peraturan perpajakan yang berlaku. Cara

yang dapat dilakukan adalah dengan menghindari sanksi-sanksi perpajakan maupun

dengan melihat setiap celah-celah yang ada di dalam peraturan-peraturan yang telah

ditetapkan. Berikut ini beberapa perencanaan pajak yang dilakukan atas setiap biaya-

biaya :

1. Biaya Entertainment

Atas pengeluaran biaya entertainment berupa biaya jamuan tamu perusahaan,

maka perencanaan pajak yang dapat dilakukan perusahaan adalah dengan membuat

daftar nominatif atas pengeluaran biaya entertainment tersebut. Dengan adanya

daftar nominatif tersebut maka biaya entertainment dapat diakui sebagai biaya yang

boleh dijadikan pengurang penghasilan bruto. Hal ini sesuai dengan Surat Edaran

Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-27/PJ.22/1986 tgl 14 Juni 1986 tentang biaya

entertainment dan sejenisnya.

Page 15: BAB IV EVALUASI PERENCANAAN PAJAK UNTUK …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2009-2-00037-AK Bab 4.pdf · Dalam perpajakan tidak semua beban dalam suatu transaksi dapat dijadikan biaya

69 

 

2. Biaya Majalah dan Surat Kabar

Biaya yang berkaitan dengan majalah dan surat kabar yang dikeluarkan oleh

perusahaan tidak dikoreksi seluruhnya tetapi hanya sebagian saja yang dikoreksi

karena tidak berkaitan dengan bisnis perusahaan sehingga tidak termasuk di dalam

pasal 6 ayat (1) UU PPh.

Sebaiknya perusahaan membeli majalah dan surat kabar yang berkaitan dengan

bisnis perusahaan sehingga tidak dilakukan koreksi fiskal. Selain itu juga perusahaan

harus mempunyai bukti atas pembelian majalah dan surat kabar tersebut dan didalam

bukti tersebut harus tercantum nama dan jenis majalah atau surat kabar yang dibeli.

Hal ini dilakukan dengan tujuan agar pengeluaran atas pembelian majalah dan surat

kabar benar-benar telah dikeluarkan untuk pembelian majalah atau surat kabar yang

berkaitan dengan bisnis perusahaan.

3. Biaya Keamanan

Biaya keamanan yang dikeluarkan oleh perusahaan harus dikoreksi fiskal positif

karena perusahaan tidak memiliki bukti-bukti pembayaran secara rinci atas

pengeluaran tersebut sehingga tidak termasuk di dalam pasal 6 ayat (1) UU PPh.

Perencanaan pajak yang dapat dilakukan adalah perusahaan dapat meminta bukti

pembayaran dari RT/RW setempat sehingga pengeluaran ini dapat dibuktikan benar-

benar ada dan jelas.

Page 16: BAB IV EVALUASI PERENCANAAN PAJAK UNTUK …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2009-2-00037-AK Bab 4.pdf · Dalam perpajakan tidak semua beban dalam suatu transaksi dapat dijadikan biaya

70 

 

4. Biaya kebersihan

Koreksi fiskal atas biaya kebersihan dilakukan karena biaya ini tidak disertakan

dengan bukti-bukti pendukung yang jelas sehingga tidak termasuk didalam pasal 6

ayat (1) UU PPh dan tidak dapat dijadikan pengurang penghasilan bruto perusahaan.

Perencanaan pajak yang dapat dilakukan adalah biaya kebersihan tersebut harus

disertai dengan bukti-bukti seperti kwitansi atas pengeluaran tersebut sehingga biaya

kebersihan memiliki bukti yang jelas dan sah.

5. Biaya Rumah Tangga

Untuk biaya rumah tangga yang dikeluarkan perusahaan dalam rangka

memenuhi setiap kebutuhan dari rumah tangga perusahaan seperti tissue, aqua,

pewangi ruangan, alat-alat kebersihan, dll tidak dapat dijadikan biaya dalam laporan

keuangan pajak.

Oleh karena itu perencanaan pajak yang dapat dilakukan atas biaya rumah tangga

adalah dengan melampirkan bukti-bukti terkait dengan transaksi atas pengeluaran

biaya tersebut. Dengan adanya bukti-bukti transaksi maka dapat diakui sebagai biaya

karena perpajakan dapat mengakui suatu transaksi apabila transaksi tersebut

mempunyai bukti-bukti terkait yang mendukung dan kuat.

6. Biaya Lain-Lain

Atas pengeluaran biaya lain-lain PT. UB dapat melakukan perencanaan pajak

dengan cara melampirkan bukti-bukti pendukung atas pengeluaran tersebut sehingga

Page 17: BAB IV EVALUASI PERENCANAAN PAJAK UNTUK …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2009-2-00037-AK Bab 4.pdf · Dalam perpajakan tidak semua beban dalam suatu transaksi dapat dijadikan biaya

71 

 

biaya lain-lain yang telah dikeluarkan memiliki kejelasan yang dapat meyakinkan

bahwa biaya tersebut benar dan jelas dikeluarkan untuk kepentingan mendapatkan,

memelihara, dan menagih.

7. Biaya yang berhubungan dengan kesejahteraan karyawan

a. Bingkisan

Setiap akhir tahun karyawan diberikan bingkisan. Atas pengeluaran berupa biaya

bingkisan maka harus dikoreksi fiskal positif karena merupakan natura sesuai pasal 9

ayat (1) huruf e UU PPh. Apabila bingkisan diberikan dalam bentuk hadiah, maka

perusahaan tidak dapat mengurangkan biaya tersebut dalam menghitung penghasilan

kena pajak. Hal ini sesuai dengan Pasal 9 ayat (1) huruf e UU PPh.

Perencanaan pajak yang dapat dilakukan adalah, karena selama tahun 2005 s/d

2007 PT. UB dalam keadaan laba, maka lebih baik bingkisan tersebut diberikan

dalam bentuk bonus diakhir tahun. Bagi karyawan bonus yang diterima itu

merupakan penambahan penghasilan. Sesuai dengan Keputusan Dirjen Pajak No

281/PJ/1998 tentang objek pajak PPh Pasal 21 merupakan penghasilan yang

dikenakan pajak bagi karyawan dan menurut UU PPh Pasal 6 ayat (1) huruf a dapat

dikurangkan dari penghasilan kena pajak bagi PT. UB.

b. Biaya Seragam

Perusahaan memberikan seragam kepada karyawan bukan untuk tujuan

keselamatan kerja tetapi hanya untuk tujuan keseragaman saja. Biaya seragam ini

tidak dapat dijadikan pengurang penghasilan.

Page 18: BAB IV EVALUASI PERENCANAAN PAJAK UNTUK …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2009-2-00037-AK Bab 4.pdf · Dalam perpajakan tidak semua beban dalam suatu transaksi dapat dijadikan biaya

72 

 

Oleh sebab itu perencanaan pajak yang dapat dilakukan adalah dengan tidak

memberikan seragam kepada karyawan. Karyawan cukup mengenakan pakaian kerja

pada umumnya. Menyeragamkan pakaian seragam karyawan yang tidak ada

hubungan dengan lingkungan kerja tidak dapat dikurangkan dalam penghasilan kena

pajak perusahaan. Sedangkan untuk karyawan yang harus memakai seragam seperti

satpam, harus diberikan seragam. Ini dapat dikurangkan dari penghasilan kena pajak

perusahaan karena berhubungan dengan lingkungan kerja. Alternatif lain adalah

dengan memberikan tunjangan seragam kepada karyawan. Tunjangan ini akan

menambah beban PPh karyawan yang bersangkutan dan menjadi pengurang

penghasilan kena pajak PT. UB.

c. Biaya Pengobatan Karyawan

PT. UB memberikan fasilitas pengobatan atau kesehatan kepada karyawan

dengan menggunakan sistem reimbursement. Karena karyawan memperoleh fasilitas

pengobatan yang tidak diterima dalam bentuk uang tunai maka menurut Keputusan

Dirjen Pajak Nomor 281/PJ/1998 tentang objek PPh Pasal 21 yang dikecualikan bagi

karyawan yang bersangkutan, penerimaan kenikmatan ini bukan penghasilan. Menurut

UU PPh Pasal 9 ayat (1) huruf e, pembayaran kenikmatan tersebut tidak dapat

dikurangkan sebgai biaya. Disamping sistem reimbursement, dimana karyawan dapat

berobat di RS atau mengambil obat di apotik lain, PT. UB juga menyediakan klinik di

kantor. Pengeluaran untuk klinik ini merupakan kenikmatan yang tidak dapat dipakai

sebagai pengurang penghasilan kena pajak.

Page 19: BAB IV EVALUASI PERENCANAAN PAJAK UNTUK …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2009-2-00037-AK Bab 4.pdf · Dalam perpajakan tidak semua beban dalam suatu transaksi dapat dijadikan biaya

73 

 

Perencanaan pajak yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan tunjangan

kesehatan secara rutin baik sakit maupun tidak. Sesuai Keputusan Dirjen Pajak

Nomor 281/PJ/1998, penggantian berupa uang tunai merupakan penghasilan yang

dikenakan PPh. Menurut UU PPh Pasal Pasal 6 ayat (1) huruf a, pembayaran uang

tunai ini dapat dikurangkan sebagai biaya bagi perusahaan. Namun hal ini berarti,

beban Pajak Penghasilan karyawan yang bersangkutan akan bertambah.

Perencanaan pajak yang lain yang dapat dilakukan adalah dengan mengikutkan

asuransi kesehatan kepada seluruh karyawan, sehingga klaim jika sakit dilakukan ke

perusahaan asuransi. Biaya asuransi yang dikeluarkan oleh perusahaan menurut UU

PPh Pasal 6 ayat (1) huruf a dapat dikurangkan sebagai biaya dan bagi karyawan

menurut Keputusan Dirjen Pajak Nomor 281/PJ/1998 tentang objek PPh Pasal 21

yang dikecualikan, penerimaan ini bukan penghasilan yang dikenakan pajak.

d. PPh 21 karyawan

PPh Pasal 21 atas gaji karyawan yang ditanggung sepenuhnya oleh perusahaan

harus dikoreksi sesuai dengan Pasal 9 ayat (1) huruf h UU PPh. PPh Pasal 21 yang

ditanggung perusahaan seluruhnya akan memberatkan pihak perusahaan karena

disamping harus membayar PPh Pasal 21 tanpa memotong dari gaji karyawan. PPh

Pasal 21 merupakan biaya non fiskal sehingga tidak dapat menjadi pengurang

penghasilan bruto perusahaan. Sedangkan dilihat dari sisi karyawan, PPh Pasal 21

yang ditanggung oleh perusahaan karena perusahaan ingin meringankan beban

karyawan karena gaji yang akan dibawa pulang oleh karyawan tidak perlu dipotong

PPh Pasal 21.

Page 20: BAB IV EVALUASI PERENCANAAN PAJAK UNTUK …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2009-2-00037-AK Bab 4.pdf · Dalam perpajakan tidak semua beban dalam suatu transaksi dapat dijadikan biaya

74 

 

Perencanaan pajak yang dapat dilakukan adalah dengan mengubah pengeluaran

non deductible tersebut menjadi deductible dengan cara melakukan gross up. Artinya

perusahaan memberikan tunjangan pajak sebesar jumlah PPh Pasal 21 yang terutang

dan menjadikannya sebagai penambah penghasilan bruto karyawan yang akan

dipotong PPh Pasal 21 sesuai KEP-545/PJ./2000 pada tanggal 29-12-2000. Metode

gross up ini akan menguntungkan bagi pihak karyawan dan perusahaan karena

jumlah pendapatan yang dibawa pulang karyawan ( take home pay ) besar dan

karyawan tidak membayar pajak atau dipotong pajak, sedangkan bagi perusahaan

pemberian tunjangan pajak tersebut dapat menjadi biaya fiskal sehingga dapat

mengurangi penghasilan bruto perusahaan sesuai dengan Pasal 6 ayat (1) huruf a UU

PPh. Mengacu pada Djuanda dan Lubis ( 2006 ), rumus metode gross up untuk

menentukan besarnya tunjangan pajak adalah sebagai berikut : ( masih berdasarkan

ketentuan di UU PPh yang lama )

Lapisan ke-1 (PKP s/d Rp. 25.000.000,-) :

PKP X 5%

0,95

Lapisan ke-2 (PKP diatas Rp. 25.000.000,- s/d Rp. 50.000.000,-) :

(PKP x 10%) – Rp. 1.250.000,-

0,90

Page 21: BAB IV EVALUASI PERENCANAAN PAJAK UNTUK …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2009-2-00037-AK Bab 4.pdf · Dalam perpajakan tidak semua beban dalam suatu transaksi dapat dijadikan biaya

75 

 

Lapisan ke-3 (PKP diatas Rp. 50.000.000,- s/d Rp. 100.000.000,-) :

(PKP x 15%) – Rp. 3.750.000,-

0,85

Lapisan ke-4 (PKP diatas Rp. 100.000.000,- s/d Rp. 200.000.000,-) :

(PKP x 25%) – Rp. 13.750.000,-

0,75

Lapisan ke-5 (PKP diatas Rp. 200.000.000,-) :

(PKP x 35%) – Rp. 33.750.000,-

0,65

» Contoh untuk pengelolaan transaksi yang berkaitan dengan pemberian

kesejahteraan karyawan.

Ibu “X” adalah seorang manajer operasional pada PT. UB dengan memperoleh

gaji sebesar Rp. 5.000.000,- sebulan. Ibu “X” telah bekerja dengan masa kerja 12

bulan dan memiliki status (TK/0). Selama setahun, ibu “X” menerima tunjangan

berupa THR dari perusahaan, dimana jumlah THR yang diterima adalah 1 bulan

gaji yaitu sebesar Rp. 6.000.000,-. setelah perencanaan pajak, perusahaan

memberikan tunjangan seragam sebesar Rp. 290.000,-, tunjangan kesehatan Rp.

7.345.000,-, dan tunjangan pajak sebesar Rp. 8.353.941,-

Page 22: BAB IV EVALUASI PERENCANAAN PAJAK UNTUK …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2009-2-00037-AK Bab 4.pdf · Dalam perpajakan tidak semua beban dalam suatu transaksi dapat dijadikan biaya

76 

 

Tunjangan pajak yang diberikan kepada karyawan setelah perencanaan pajak

sebesar Rp. 8.353.941,- Merupakan tunjangan pajak yang telah digross up.

Cara penghitungan metode gross up untuk menentukan tunjangan pajak sebesar

Rp. 8.353.941,- adalah sebagai berikut :

Penghasilan kena pajak :

Gaji setahun Rp. 72.000.000,-

THR Rp. 6.000.000,-

Tunjangan seragam Rp. 290.000,-

Tunjangan kesehatan Rp. 7.345.000,-

Total penghasilan bruto setahun Rp. 85.635.000,-

Biaya jabatan max Rp. 1.296.000; (Rp. 1.296.000,-)

Total penghasilan netto setahun Rp. 84.339.000,-

PTKP tahun 2005 (WP) (Rp. 12.000.000,-)

Penghasilan Kena Pajak Rp. 72.339.000,-

Gross up :

Penghasilan Kena Pajak Rp. 72.339.000,- masuk ke dalam lapisan ke-3.

Lapisan ke-3 = (PKP X 15%) – Rp. 3.750.000,-

Page 23: BAB IV EVALUASI PERENCANAAN PAJAK UNTUK …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2009-2-00037-AK Bab 4.pdf · Dalam perpajakan tidak semua beban dalam suatu transaksi dapat dijadikan biaya

77 

 

0,85

Tunjangan Pajak = (Rp. 72.339.000,- X 15%) – Rp. 3.750.000,-

0,85

= Rp. 10.850.850,- – Rp. 3.750.000,-

0,85

= Rp. 8.353.941,-

Maka evaluasi PPh Pasal 21 sebelum dan sesudah perencanaan pajak untuk Ibu

“X” adalah sebagai berikut :

Tabel 4.4

Sebelum Sesudah Perencanaan Pajak Perencanaan Pajak (Rupiah) (Rupiah)

Gaji Setahun 72,000,000 72,000,000THR 6,000,000 6,000,000Tunjangan Seragam - 290,000Tunjangan Kesehatan - 7,345,000

Tunjangan Pajak - 8,353,941

Total Penghasilan Bruto 78,000,000 93,988,941Biaya Jabatan 5%

Max Rp. 1,296,000 1,296,000 1,296,000

Total Penghasilan netto 76,704,000 92,692,941

PTKP tahun 2005 12,000,000 12,000,000

Penghasilan Kena Pajak 64,704,000 80,692,941PPh Pasal 21 5% X Rp. 25,000,000 1,250,000 1,250,000 10% X Rp. 25,000,000 2,500,000 2,500,000 15% X Rp. 14,704,000 2,205,600

Page 24: BAB IV EVALUASI PERENCANAAN PAJAK UNTUK …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2009-2-00037-AK Bab 4.pdf · Dalam perpajakan tidak semua beban dalam suatu transaksi dapat dijadikan biaya

78 

 

15% X Rp. 30,692,941 4,603,941

5,955,600 8,353,941Perkiraan penghematan PPh Badan : Dari : Tunjangan Seragam (Rp. 290,000 X 30%) 87,000 Tunjangan Kesehatan (Rp. 7,345,000 X 30%) 2,203,500 Tunjangan Pajak

(Rp. 8,353,941 X 30%) 2,506,182

Selisih kurang PPh Badan 4,796,682Selisih lebih PPh Pasal 21 (Rp. 8,353,941 - Rp. 5,955,600) 2,398,341

Penghematan beban pajak 2,398,341

Dilihat dari contoh evaluasi perhitungan PPh Pasal 21 sebelum dan sesudah

pajak diatas, perusahaan memperoleh penghematan sebesar Rp. 2.398.341,-.

penghematan tersebut diperoleh apabila perusahaan melakukan perencanaan pajak

dengan memberikan tunjangan pajak dengan metode gross up dan dengan

memberikan tunjangan seragam dan tunjangan kesehatan karena pemberian

tunjangan tersebut dapat menjadi pengurang penghasilan bruto.

8. Transaksi yang berhubungan dengan withholding tax

Dalam menjalankan dan mendukung kelancaran usahanya perusahaan juga

memanfaatkan jasa dari pihak lain diantaranya jasa untuk perbaikan dan

pemeliharaan, jasa testing laboratorium uji kelayakan beton, dan jasa catering. Atas

pemanfaatan jasa tersebut maka perusahaan berkewajiban untuk memotong PPh

pasal 23 atas pembayarannya kepada pihak yang telah memberikan jasa kepada

perusahaan. Masalah yang sering timbul adalah perusahaan tidak melakukan

pemotongan atas transaksi yang berkaitan dengan withholding tax. Perusahaan tidak

Page 25: BAB IV EVALUASI PERENCANAAN PAJAK UNTUK …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2009-2-00037-AK Bab 4.pdf · Dalam perpajakan tidak semua beban dalam suatu transaksi dapat dijadikan biaya

79 

 

melakukan pemotongan karena pihak yang menerima atau memperoleh penghasilan

tersebut tidak bersedia untuk dipotong pajaknya. Apabila perusahaan tidak

memotong withholding tax maka perusahaan akan dikenakan kewajiban membayar

withholding tax tersebut ditambah denda bunga atas keterlambatan penyetoran

sebesar 2% sebulan dari pokok pajak atau bahkan dikenakan sanksi berupa denda

kenaikan 100%. Pengenaan sanksi kenaikan tersebut disebabkan jika Wajib Pajak

tidak merespon teguran dari fiskus untuk menyetor dan melaporkan PPh pasal 23.

Selain itu juga jika perusahaan terlambat menyampaikan SPT masa maka akan

terkena sanksi sebesar Rp 50.000,-. Berdasarkan UU PPh yang baru, sanksi

keterlambatan pelaporan SPT masa PPh adalah sebesar Rp 100.000,-.

a. Atas jasa perbaikan dan pemeliharaan dan jasa testing laboratorium maka

perusahaan selaku pemotong PPh Pasal 23 wajib menyetor PPh Pasal 23

yang telah dipotong atas pembayaran jasa tersebut sebelum tanggal jatuh

tempo yaitu sebelum tanggal 10 bulan berikutnya dan telah menyampaikan

SPT massa PPh pasal 23 tersebut sebelum tanggal jatuh tempo yaitu tanggal

20 bulan berikutnya. Selain itu juga pihak yang dipotong berhak

mengkreditkan PPh Pasal 23 tersebut atas pajak penghasilan badannya yang

terutang pada tahun pajak yang bersangkutan dan meminta kepada pihak

pemotong untuk memberikan dokumen bukti potong sesuai ketentuan agar

dapat dikreditkan. Hal ini perlu karena sebagai bukti bahwa pihak pemotong

telah melakukan pemotongan, penyetoran, dan penyampaian SPT masa PPh

Pasal 23 tersebut.

Page 26: BAB IV EVALUASI PERENCANAAN PAJAK UNTUK …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2009-2-00037-AK Bab 4.pdf · Dalam perpajakan tidak semua beban dalam suatu transaksi dapat dijadikan biaya

80 

 

b. Atas jasa catering

Perusahaan memberikan makanan dan minuman kepada seluruh

karyawannya termasuk dewan direksi dan dewan komisaris ditempat kerja

dengan menggunakan jasa catering. Makanan dan minuman ini tidak

dikoreksi karena sesuai dengan KMK No.466/KMK.04/2000 tgl 03-11-2000

dan Kep-213/PJ/2001 tgl 15-03-2001 menyatakan bahwa makanan dan

minuman yang disediakan oleh pemberi kerja bagi seluruh pegawai secara

bersama-sama termasuk dewan direksi dan dewan komisaris di tempat kerja

dapat dikurangkan dari penghasilan bruto pemberi kerja atau perusahaan.

Penggunaan jasa catering berkaitan dengan PPh Pasal 23. Perusahaan tidak

memotong PPh Pasal 23 atas jasa catering karena pihak pemberi jasa tidak

bersedia untuk dipotong pajaknya sehingga pembayaran PPh Pasal 23 ke

negara harus ditanggung perusahaan. Perusahaan telah menyetor PPh Pasal

23 yang ditanggungnya dan menyampaikan SPT Massa PPh Pasal 23 atas

jasa catering tepat pada waktunya. Perusahaan sebaiknya membuat dokumen

pendukung atas transaksi tersebut yang menjelaskan bahwa perusahaan telah

memotong PPh Pasal 23 dan perusahaan melakukan gross up nilai transaksi

supaya nilai tersebut sudah termasuk pajak. Tarif efektif untuk PPh Pasal 23

atas jasa catering yaitu 1,5% sesuai KEP-170/PJ/2002 tgl 28-03-2002 dengan

tarif pemotongan 15% X 10% dari penghasilan bruto.

Page 27: BAB IV EVALUASI PERENCANAAN PAJAK UNTUK …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2009-2-00037-AK Bab 4.pdf · Dalam perpajakan tidak semua beban dalam suatu transaksi dapat dijadikan biaya

81 

 

Evaluasi perhitungan dengan menggunakan metode gross up untuk transaksi yang

berkaitan dengan withholding tax (PPh Pasal 23) untuk tahun 2005. Tabel 4.5

Sebelum Sesudah Perencanaan Pajak Perencanaan Pajak (Rupiah) (Rupiah) Tahun 2005 :  

Jasa Catering

188,000,000 Gross up :

Jasa catering (1,5%) 100/98,5 X 188,000,000

190,862,944 PPh Pasal 23 yang harus disetor :

Jasa Catering (1,5%)

2,820,000

2,862,944 Selisih Kurang PPh Badan :

30% X (190,862,944 - 188,000,000)

858,883 Selisih Lebih PPh Pasal 23 :

Tahun 2005 : (2,862,944 - 2,820,000)

(42,944)

Penghematan Beban Pajak

815,939

Evaluasi perhitungan dengan menggunakan metode gross up untuk transaksi yang

berkaitan dengan withholding tax (PPh Pasal 23) untuk tahun 2006. Tabel 4.6

   Sebelum Sesudah    Perencanaan Pajak Perencanaan Pajak    (Rupiah) (Rupiah) Tahun 2006 Jasa Catering 351,764,350 Gross up :

Jasa catering (1,5%) 100/98,5 X 351,764,350

357,121,168

Page 28: BAB IV EVALUASI PERENCANAAN PAJAK UNTUK …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2009-2-00037-AK Bab 4.pdf · Dalam perpajakan tidak semua beban dalam suatu transaksi dapat dijadikan biaya

82 

 

PPh Pasal 23 yang harus disetor :

Jasa Catering (1,5%)

5,276,465

5,356,818 Selisih Kurang PPh Badan :

30% X (357,121,168 - 351,764,350)

1,607,045 Selisih Lebih PPh Pasal 23 :

Tahun 2006 : (5,356,818 - 5,276,465)

(80,353)

Penghematan Beban Pajak

1,526,692

Untuk tahun 2007 perusahaan tidak memberikan makanan dan minuman kepada

karyawannya lagi jadi setiap karyawan membeli makanan dari luar kantor secara

sendiri-sendiri. Oleh sebab itu perusahaan tidak memiliki kewajiban untuk

melakukan pemotongan PPh Pasal 23 atas jasa catering lagi.

9. Optimalisasi Pengkreditan Pajak Penghasilan yang telah dibayar

Untuk tahun 2005, 2006 dan 2007 PT. UB telah melakukan optimalisasi kredit

pajak secara baik. Hal ini dapat dilihat dari pemanfaatan kredit pajak atas pembelian

Semen melalui PT. Indocement Tunggal Perkasa, Tbk dan pembelian Bahan Bakar

Minyak melalui PT. Pertamina. Rincian kredit pajak PPh pasal 22 tersebut antara

lain :

Tahun 2005 :

a. PT. Indocement Tunggal Perkasa, Tbk :

PPh Pasal 22 : Rp. 8.043.682,-

b. PT. Pertamina

Page 29: BAB IV EVALUASI PERENCANAAN PAJAK UNTUK …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2009-2-00037-AK Bab 4.pdf · Dalam perpajakan tidak semua beban dalam suatu transaksi dapat dijadikan biaya

83 

 

PPh Pasal 22 : Rp. 2.160.960,-

Total PPh Pasal 22 Rp. 10.204.642,-

Tahun 2006 :

a. PT. Indocement Tunggal Perkasa, Tbk :

PPh Pasal 22 : Rp. 35.563.698,-

b. PT. Pertamina

PPh Pasal 22 : Rp. 1.219.154,-

Total PPh Pasal 22 Rp. 36.782.852,-

Tahun 2007 :

a. PT. Indocement Tunggal Perkasa, Tbk :

PPh Pasal 22 : Rp. 17.681.172,-

b. PT. Pertamina

PPh Pasal 22 : Rp 361.575,-

Total PPh Pasal 22 Rp. 18.042.747,-

Page 30: BAB IV EVALUASI PERENCANAAN PAJAK UNTUK …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2009-2-00037-AK Bab 4.pdf · Dalam perpajakan tidak semua beban dalam suatu transaksi dapat dijadikan biaya

84 

 

10. Pengajuan penurunan angsuran masa (lump-sump) PPh Pasal 25 untuk tahun

2007.

Pada tahun 2006 terjadi kenaikan laba atas penjualan PT. UB yang menyebabkan

kenaikan angsuran PPh Pasal 25. Sedangkan pada tahun 2007 terjadi penurunan laba

yang diakibatkan karena penurunan penjualan PT. UB.

Laba Tahun 2006 = Rp. 356.966.962,-

Laba Tahun 2007 = Rp. 296.065.295,-

Apabila PT. UB PPh Pasal 25 tetap seperti tahun 2006 maka dikawatirkan pada

akhir tahun berjalan akan terjadi kelebihan pembayaran pajak. Oleh sebab itu

perencanaan pajak yang dapat dilakukan untuk tahun 2007 adalah pada bulan Juli tahun

2007 perusahaan dapat mengajukan permohonan penurunan lump-sump dengan disertai

proyeksi laba pada akhir tahun dan alasan terjadinya penurunan laba kepada pihak

fiskus.

IV. 4. Rekonsiliasi Fiskal Sebelum dan Sesudah Perencanaan Pajak

Rekonsiliasi fiskal dilakukan karena adanya perbedaan pengakuan penghasilan

dan biaya antara akuntansi komersil dan fiskal, karena laporan komersil mengakui

semua biaya sebagai pengurang penghasilan bruto sedangkan laporan fiskal tidak semua

biaya komersil dapat dijadikan pengurang penghasilan bruto. Biaya-biaya komersil yang

tidak dapat dijadikan pengurang penghasilan harus dilakukan koreksi fiskal. Dengan

koreksi fiskal positif maka jumlah laba kena pajak semakin besar sehingga PPh Badan

Page 31: BAB IV EVALUASI PERENCANAAN PAJAK UNTUK …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2009-2-00037-AK Bab 4.pdf · Dalam perpajakan tidak semua beban dalam suatu transaksi dapat dijadikan biaya

85 

 

bertambah besar sedangkan koreksi fiskal negatif atas biaya komersil akan

menyebabkan berkurangnya jumlah laba kena pajak dan PPh Badan.

Untuk mengatasi besarnya laba kena pajak atas koreksi fiskal positif adalah

dengan melakukan perencanaan pajak yang maksimal. Dalam rekonsiliasi fiskal sebelum

dan sesudah perencanaan pajak dapat dilihat perbedaan antara laba komersil dengan laba

fiskal. Perbedaan ini dikarenakan banyaknya koreksi fiskal positif yang dilakukan atas

laporan keuangan PT. UB.

Page 32: BAB IV EVALUASI PERENCANAAN PAJAK UNTUK …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2009-2-00037-AK Bab 4.pdf · Dalam perpajakan tidak semua beban dalam suatu transaksi dapat dijadikan biaya

86  

Tabel 4.7

PT. UB REKONSILIASI PERHITUNGAN LABA RUGI KOMERSIL DAN FISKAL

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2005 (Rupiah)

Keterangan Komersial Koreksi Fiskal Usulan Fiskal

Penjualan 14,186,500,790 14,186,500,790 14,186,500,790 Harga Pokok Penjualan 11,237,982,063 11,237,982,063 11,237,982,063 Laba Kotor 2,948,518,727 2,948,518,727 2,948,518,727

Biaya Operasional : Biaya Gaji dan Tunjangan 549,757,564 - 549,757,564 - 549,757,564 Perbaikan dan Pemeliharaan 300,263,504 - 300,263,504 - 300,263,504 Pengurusan dan Perizinan 30,184,725 - 30,184,725 - 30,184,725 Bahan Bakar Minyak 862,771,443 - 862,771,443 - 862,771,443 Testing / laboratorium 26,313,700 - 26,313,700 - 26,313,700 Perlengkapan dan ATK 13,123,350 - 13,123,350 - 13,123,350 Ongkos Angkut 68,745,648 - 68,745,648 - 68,745,648 Biaya entertainment 7,110,000 1). 7,110,000 - a). 7,110,000 7,110,000 Bingkisan 13,500,000 2). 13,500,000 - - - Makan dan Minum 188,000,000 - 188,000,000 k). 2,862,944 190,862,944 Listrik dan Air 22,248,660 - 22,248,660 - 22,248,660 Seragam 12,150,000 3). 12,150,000 - - - Meterai dan Perangko 2,450,000 - 2,450,000 - 2,450,000 Majalah dan Surat Kabar 540,000 4). 270,000 270,000 b). 270,000 540,000 Biaya Administrasi Bank 5,035,000 - 5,035,000 - 5,035,000 Biaya keamanan 2,400,000 5). 2,400,000 - c). 2,400,000 2,400,000

Page 33: BAB IV EVALUASI PERENCANAAN PAJAK UNTUK …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2009-2-00037-AK Bab 4.pdf · Dalam perpajakan tidak semua beban dalam suatu transaksi dapat dijadikan biaya

87  

Biaya Kebersihan 1,380,000 6). 1,380,000 - d). 1,380,000 1,380,000 Biaya Pengobatan Karyawan 32,210,013 7). 32,210,013 - - - Biaya Telepon 29,045,158 - 29,045,158 - 29,045,158 Sewa Leasing 400,600,600 - 400,600,600 - 400,600,600 Biaya Rumah Tangga 3,125,500 8). 3,125,500 - e). 3,125,000 3,125,500 PPh pasal 21 29,487,878 9). 29,487,878 - - - Bunga Bank 18,813,209 - 18,813,209 - 18,813,209 Asuransi kendaraan operasional 23,165,625 - 23,165,625 - 23,165,625 Biaya Penyusutan 66,313,004 - 66,313,004 - 66,313,004 Biaya Lain - lain 4,025,998 10).4,025,998 - f). 4,025,998 4,025,998 Bonus Akhir Tahun g). 13,500,000 13,500,000 Tunjangan seragam h).12,150,000 12,150,000 Tunjangan Kesehatan i). 32,210,013 32,210,013 Tunjangan Pajak j). 29,487,878 29,487,878 Biaya Umum dan Operasional 2,712,760,579 105,659,389 2,607,101,190 2,715,623,523 Laba Operasional 235,758,148 341,417,537 232,895,204 Pendapatan Lain-Lain - - - - Laba Sebelum Pajak 235,758,148 341,417,537 232,895,204

Page 34: BAB IV EVALUASI PERENCANAAN PAJAK UNTUK …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2009-2-00037-AK Bab 4.pdf · Dalam perpajakan tidak semua beban dalam suatu transaksi dapat dijadikan biaya

88  

Tabel 4.8

Perhitungan PPh Badan (Rupiah) Sebelum Sesudah Persentase Perencanaan Perencanaan Penghematan Pajak Pajak

Penghasilan Kena Pajak

341,417,537 232,895,204 31,78% PPh Badan : 10% X Rp. 50,000,000 5,000,000 5,000,000 15% X Rp. 50,000,000 7,500,000 7,500,000 30% X Rp. 241,417,537 72,425,261 30% X Rp. 132,895,204 39,868,561

84,925,261 52,368,561 38,33% Kredit Pajak : PPh Pasal 22 10,204,642 10,204,642 PPh Pasal 25 32,130,520 32,130,520

42,335,162 42,335,162

PPh Pasal 29

42,590,099 10,033,399 76,44%

Page 35: BAB IV EVALUASI PERENCANAAN PAJAK UNTUK …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2009-2-00037-AK Bab 4.pdf · Dalam perpajakan tidak semua beban dalam suatu transaksi dapat dijadikan biaya

89  

Tabel 4.9

PT. UB REKONSILIASI PERHITUNGAN LABA RUGI KOMERSIL DAN FISKAL

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2006 (Rupiah)

Keterangan Komersial Koreksi Fiskal Usulan Fiskal

Penjualan 47,250,968,015 47,250,968,015 47,250,968,015 Harga Pokok Penjualan 39,465,630,915 39,465,630,915 39,465,630,915 Laba Kotor 7,785,337,100 7,785,337,100 7,785,337,100

Biaya Operasional : Biaya Gaji dan Tunjangan 806,626,030 - 806,626,030 - 806,626,030 Perbaikan dan Pemeliharaan 1,430,192,392 - 1,430,192,392 - 1,430,192,392 Pengurusan dan Perizinan 112,741,800 - 112,741,800 - 112,741,800 Bahan Bakar Minyak 1,952,346,816 - 1,952,346,816 - 1,952,346,816 Testing / laboratorium 117,107,300 - 117,107,300 - 117,107,300 Perlengkapan dan ATK 38,094,650 - 38,094,650 - 38,094,650 Ongkos Angkut 53,557,123 - 53,557,123 - 53,557,123 Biaya entertainment 7,855,000 1). 7,855,000 - a). 7,855.000 7,855,000 Bingkisan 15,500,000 2). 15,500,000 - - - Makan dan Minum 351,764,350 - 351,764,350 k). 5,356,818 357,121,168 Listrik dan Air 49,709,548 - 49,709,548 - 49,709,548 Seragam 13,050,000 3). 13,050,000 - - - Meterai dan Perangko 4,600,000 - 4,600,000 - 4,600,000 Majalah dan Surat Kabar 669,000 4). 334,500 334,500 b). 334,500 669,000 Biaya Administrasi Bank 153,240,446 - 153,240,446 - 153,240,446 Biaya keamanan 2,550,000 5). 2,550,000 - c). 2,550,000 2,550,000

Page 36: BAB IV EVALUASI PERENCANAAN PAJAK UNTUK …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2009-2-00037-AK Bab 4.pdf · Dalam perpajakan tidak semua beban dalam suatu transaksi dapat dijadikan biaya

90  

Biaya Kebersihan 1,400,000 6). 1,400,000 - d). 1,400,000 1,400,000 Biaya Pengobatan Karyawan 34,447,458 7). 34,447,458 - - - Biaya Telepon 29,914,163 - 29,914,163 - 29,914,163 Sewa Leasing 1,870,301,800 - 1,870,301,800 - 1,870,301,800 Biaya Rumah Tangga 3,750,500 8). 3,750,500 - e). 3,750,500 3,750,500 PPh pasal 21 42,331,301 9). 42,331,301 - - - Bunga Bank 49,731,893 - 49,731,893 - 49,731,893 Asuransi kendaraan operasional 67,584,728 - 67,584,728 - 67,584,728 Biaya Penyusutan 209,674,142 - 209,674,142 - 209,674,142 Biaya Lain - lain 4,272,880 10). 4,272,880 - f). 4,272,880 4,272,880 Bonus Akhir Tahun g). 15,500,000 15,500,000 Tunjangan Seragam h. 13,050,000 13,050,000 Tunjangan Kesehatan i). 34,447,458 34,447,458 Tunjangan Pajak j). 42,331,301 42,331,301

Biaya Umum dan Operasional 7,423,013,320

125,491,639 7,297,521,681

7,428,370,138 Laba Operasional 362,323,780 487,815,419 356,966,962 Pendapatan Lain-Lain - - - - Laba Sebelum Pajak 362,323,780 487,815,419 356,966,962

Page 37: BAB IV EVALUASI PERENCANAAN PAJAK UNTUK …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2009-2-00037-AK Bab 4.pdf · Dalam perpajakan tidak semua beban dalam suatu transaksi dapat dijadikan biaya

91  

Tabel 4.10

Perhitungan PPh Badan (Rupiah) Sebelum Sesudah Persentase Perencanaan Perencanaan Penghematan Pajak Pajak

Penghasilan Kena Pajak

487,815,419 356,996,962 26,82% PPh Badan : 10% X Rp. 50,000,000 5,000,000 5,000,000 15% X Rp. 50,000,000 7,500,000 7,500,000 30% X Rp. 387,815,419 116,344,625 30% X Rp. 256,996,962 77,099,088

128,844,625 89,599,088 30,46% Kredit Pajak : PPh Pasal 22 36,782,852 36,782,852 PPh Pasal 25 42,278,444 42,278,444 79,061,296 79,061,296   

PPh Pasal 29

49,783,329 10,537,792 78,83%

Page 38: BAB IV EVALUASI PERENCANAAN PAJAK UNTUK …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2009-2-00037-AK Bab 4.pdf · Dalam perpajakan tidak semua beban dalam suatu transaksi dapat dijadikan biaya

92  

Tabel 4.11

PT. UB REKONSILIASI PERHITUNGAN LABA RUGI KOMERSIL DAN FISKAL

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2007 (Rupiah)

Keterangan Komersial Koreksi Fiskal Usulan Fisakal

Penjualan 15,420,086,155 15,420,086,155 15,420,086,155 Harga Pokok Penjualan 11,449,440,639 11,449,440,639 11,449,440,639 Laba Kotor 3,970,645,516 3,970,645,516 3,970,645,516

Biaya Operasional : Biaya Gaji dan Tunjangan 948,945,584 - 948,945,584 - 948,945,584 Perbaikan dan Pemeliharaan 719,904,106 - 719,904,106 - 719,904,106 Pengurusan dan Perizinan 42,859,500 - 42,859,500 - 42,859,500 Bahan Bakar Minyak 347,414,625 - 347,414,625 - 347,414,625 Testing / laboratorium 41,233,100 - 41,233,100 - 41,233,100 Perlengkapan dan ATK 11,878,700 - 11,878,700 - 11,878,700 Ongkos Angkut 7,815,000 - 7,815,000 - 7,815,000 Biaya entertainment 8,127,550 1). 8,127,550 - a). 8,127,550 8,127,550 Bingkisan 18,000,000 2). 18,000,000 - - - Listrik dan Air 26,877,748 - 26,877,748 - 26,877,748 Seragam 10,055,000 3). 10,055,000 - - - Meterai dan Perangko 1,800,000 - 1,800,000 - 1,800,000 Majalah dan Surat Kabar 340,000 4). 170,000 170,000 b). 170,000 340,000 Biaya Administrasi Bank 90,366,421 - 90,366,421 - 90,366,421 Biaya keamanan 1,014,500 5). 1,014,500 - c). 1,014,500 1,014,500 Biaya Kebersihan 1,455,000 6). 1,455,000 - d). 1,455,000 1,455,000

Page 39: BAB IV EVALUASI PERENCANAAN PAJAK UNTUK …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2009-2-00037-AK Bab 4.pdf · Dalam perpajakan tidak semua beban dalam suatu transaksi dapat dijadikan biaya

93  

Biaya Pengobatan Karyawan 36,798,450 7). 36,798,450 - - - Biaya Telepon 23,313,789 - 23,313,789 - 23,313,789 Sewa Leasing 1,042,206,721 - 1,042,206,721 - 1,042,206,721 Biaya Rumah Tangga 4,115,450 8). 4,115,450 - e). 4,115,450 4,115,450 PPh pasal 21 49,447,279 9). 49,447,279 - - - Bunga Bank 61,417,467 - 61,417,467 - 61,417,467 Asuransi kendaraan operasional 11,767,500 - 11,767,500 - 11,767,500 Biaya Penyusutan 156,244,175 - 156,244,175 - 156,244,175 Biaya Lain - lain 11,182,556 10). 11,182,556 - f). 11,182,556 11,182,556 Bonus Akhir Tahun g). 18,000,000 18,000,000 Tunjangan Seragam h). 10,055,000 10,055,000 Tunjangan Kesehatan i). 36,798,450 36,798,450 Tunjangan Pajak j). 49,447,279 49,447,279

Biaya Umum dan Operasional 3,674,580,221

140,365,785 3,534,214,436

3,674,580,221 Laba Operasional 296,065,295 436,431,080 296,065,295 Pendapatan Lain-Lain - - - - Laba Sebelum Pajak 296,065,295 436,431,080 296,065,295

Page 40: BAB IV EVALUASI PERENCANAAN PAJAK UNTUK …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2009-2-00037-AK Bab 4.pdf · Dalam perpajakan tidak semua beban dalam suatu transaksi dapat dijadikan biaya

94  

Tabel 4.12

Perhitungan PPh Badan (Rupiah) Sebelum Sesudah Persentase Perencanaan Perencanaan Penghematan Pajak Pajak

Penghasilan Kena Pajak

436,431,080 296,065,295 32,16% PPh Badan : 10% X Rp. 50,000,000 5,000,000 5,000,000 15% X Rp. 50,000,000 7,500,000 7,500,000 30% X Rp. 336,431,080 100,929,324 30% X Rp. 196,065,295 58,819,589

113,429,324 71,319,589 37,12% Kredit Pajak : PPh Pasal 22 18,042,747 18,042,747 PPh Pasal 25 52,515,698 52,515,698 70,558,445 70,558,445

PPh Pasal 29

42,870,879 761,144 98,22%

Page 41: BAB IV EVALUASI PERENCANAAN PAJAK UNTUK …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2009-2-00037-AK Bab 4.pdf · Dalam perpajakan tidak semua beban dalam suatu transaksi dapat dijadikan biaya

95 

 

Dari evaluasi atas rekonsiliasi perhitungan laba rugi komersil dan fiskal diatas,

maka dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan adanya perencanaan pajak atas biaya-

biaya komersil maka perusahaan dapat memperoleh penghematan PPh Badan.

Penghematan pajak diperoleh karena biaya-biaya komersil dapat diminimalkan untuk

dikoreksi fiskal sehingga jumlah penghasilan sebelum pajak menurun yaitu untuk tahun

2005, 2006 dan 2007 dari Rp 341.417.537,-, Rp 487.815.419 dan Rp 436.431.080,-

sebelum perencanaan pajak menjadi Rp 232.895.204,-, Rp 356.966.962,- dan Rp

296.065.295,- setelah perencanaan pajak.

Beberapa penjelasan atas usulan perencanaan pajak adalah sebagai berikut :

a. Biaya entertainment dikoreksi untuk tahun 2005, 2006 dan 2007 masing-masing

sebesar Rp 7.110.000,-, Rp 7.855.000,-, dan Rp 8.127.550,-. Dikoreksi karena

perusahaan tidak membuat daftar nominatif. Agar tidak dikoreksi fiskal maka

perusahaan sebaiknya membuat daftar nominatif untuk biaya entertainment.

b. Biaya majalah dan surat kabar untuk tahun 2005, 2006, dan 2007 masing-masing

sebesar Rp 270.000,-, Rp 334.500,- dan Rp 170.000,- dikoreksi karena

pembelian majalah dan surat kabar tidak semuanya berhubungan dengan bisnis

perusahaan. Perencanaan pajaknya adalah perusahaan sebaiknya membeli

majalah dan surat kabar yang berkaitan dengan bisnis perusahaan dan

melengkapi bukti pembeliannya.

c. Biaya keamanan untuk tahun 2005, 2006, dan 2007 masing-masing sebesar Rp

2.400.000,-, Rp 2.550.000,- dan Rp 1.014.500,- dikoreksi karena perusahaan

tidak memiliki bukti seperti kwitansi dari RT/RW yang mendukung bahwa biaya

Page 42: BAB IV EVALUASI PERENCANAAN PAJAK UNTUK …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2009-2-00037-AK Bab 4.pdf · Dalam perpajakan tidak semua beban dalam suatu transaksi dapat dijadikan biaya

96 

 

ini benar-benar ada, oleh sebab itu perusahaan harus memiliki bukti pendukung

atas pengeluaran biaya ini sehingga tidak dikoreksi fiskal.

d. Biaya kebersihan untuk tahun 2005, 2006, dan 2007 masing-masing sebesar Rp

1.380.000,-, Rp 1.400.000,-, dan Rp 1.455.000,- dikoreksi karena perusahaan

tidak memiliki bukti pengeluaran atas biaya ini sehingga tidak dapat dibuktikan

bahwa biaya ini berkaitan dengan kegiatan perusahaan untuk mendapatkan,

menagih dan memelihara penghasilan. Perencanaan pajak yang dapat dilakukan

adalah dengan memiliki bukti-bukti pendukung yang dapat menjelaskan bahwa

biaya tersebut benar-benar ada dan sah.

e. Atas biaya rumah tangga dikoreksi untuk tahun 2005, 2006, dan 2007 masing-

masing sebesar Rp 3.125.500,-, Rp 3.750.500,-, dan Rp 4.115.450,- karena tidak

dilengkapi dengan bukti-bukti pendukung. Oleh sebab itu perusahaan harus

melengkapi bukti pendukung atas biaya tersebut sehingga dapat menjelaskan

bahwa biaya tersebut benar-benar ada.

f. Biaya lain-lain dikoreksi untuk tahun 2005, 2006 dan 2007 masing-masing

sebesar Rp 4.025.998,-, Rp 4.272.880,- dan Rp 11.182.556,- karena tidak disertai

dengan bukti pendukung yang menyatakan bahwa biaya ini benar-benar ada dan

sah. Agar tidak dikoreksi maka biaya tersebut harus dilengkapi dengan bukti-

bukti pendukung yang dapat menjelaskan bahwa biaya tersebut benar ada dan

sah.

g. Setiap tahun perusahaan selalu memberikan bingkisan kepada karyawannya.

Pemberian bingkisan untuk tahun 2005, 2006 dan 2007 masing-masing sebesar

Page 43: BAB IV EVALUASI PERENCANAAN PAJAK UNTUK …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2009-2-00037-AK Bab 4.pdf · Dalam perpajakan tidak semua beban dalam suatu transaksi dapat dijadikan biaya

97 

 

Rp 13.500.000,-, Rp 15.500.000,- dan Rp 18.000.000,- merupakan biaya non-

fiskal. Oleh sebab itu sebaiknya perusahaan mengganti dengan pemberian bonus

pada akhir tahun, kerena pemberian bonus merupakan penghasilan yang

dikenakan pajak bagi karyawan dan dapat dikurangkan dari penghasilan kena

pajak PT. UB.

h. Perusahaan menyediakan seragam bagi karyawannya untuk tahun 2005, 2006

dan 2007 masing-masing sebesar Rp 12.150.000,-, Rp 13.050.000,-, dan Rp

10.055.000,-. Pemberian seragam ini merupakan natura sehingga harus dikoreksi

fiskal. Agar tidak dikoreksi fiskal sebaiknya perusahaan menganti dengan

pemberian tunjangan seragam sehingga menjadi komponen penambah

penghasilan karyawan dan menjadi objek PPh Pasal 21.

i. Pengobatan karyawan untuk tahun 2005, 2006 dan 2007 masing-masing sebesar

Rp 32.210.013,-, Rp 34.447.458,-, dan Rp 36.798.450,- harus dikoreksi fiskal

karena merupakan natura. Perencanaan pajak yang dapat dilakukan adalah

dengan mengganti menjadi pemberian tunjangan kesehatan karyawan. Tunjangan

ini dapat menjadi pengurang penghasilan bruto perusahaan dan menjadi

penambah penghasilan karyawan yang akan dipotong PPh Pasal 21 atau dengan

memberikan asuransi kesehatan.

j. PPh Pasal 21 ditanggung sepenuhnya oleh perusahaan. Oleh sebab itu harus

dikoreksi untuk tahun 2005, 2006, dan 2007 masing-masing sebesar Rp

29.487.878,-, Rp 42.331.301,-, dan Rp 49.447.279,-. Sebaiknya perusahaan

memberikan tunjangan pajak kepada karyawan sebesar jumlah PPh Pasal 21

Page 44: BAB IV EVALUASI PERENCANAAN PAJAK UNTUK …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2009-2-00037-AK Bab 4.pdf · Dalam perpajakan tidak semua beban dalam suatu transaksi dapat dijadikan biaya

98 

 

terutang. Karena tunjangan merupakan biaya fiskal. Pemberian tunjangan

tersebut merupakan objek PPh Pasal 21 dan akan menjadi komponen penambah

penghasilan karyawan.

k. Perusahaan menggunakan jasa catering untuk menyediakan makanan dan

minuman bagi karyawannya. PPh Pasal 23 atas jasa catering tersebut ditanggung

oleh perusahaan karena pihak pemberi jasa tidak bersedia dipotong pajaknya.

Sebagai langkah perencanaan pajaknya maka perusahaan harus melakukan gross

up atas nilai transaksi. Dengan menggunakan metode gross up maka perusahaan

dapat memasukan biaya atas hasil gross up untuk tahun 2005 dan 2006 sebesar

Rp 2.862.944,- dan Rp 5.356.818,-. Hasil ini diperoleh dari :

1. Tahun 2005 : 1,5% x Rp 188.000.000,- / 0,985

2. Tahun 2006 : 1,5% x Rp 351.764.350,- / 0,985