thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab4doc/2011-2-00592-ak bab4001.doc · web viewhasilnya...

33
BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Gambaran Umum Proses Kontrak Konstruksi Proyek-proyek yang dikerjakan oleh perusahaan (PT. IKPT) bermacam-macam, yang lebih kepada pembangunan kilang- kilang, pabrik, dan perancangan konstruksi oil and gas lainnya, yang keseluruhan proyek utamanya adalah kontrak yang bersifat jangka panjang. Proses pemerolehan sebuah kontrak adalah dengan melalui Sistem Pelelangan Tender, yaitu proses dimana beberapa kontraktor mengajukan proposal sebagai pemenuhan atas kebutuhan pengadaan yang diinginkan klien, yang pemilihannya berdasarkan kualitas, spesifikasi, dan harga kontrak yang keseluruhannya dapat mempengaruhi keuntungan klien. Secara umum, proses lelang yang terjadi adalah terdiri dari: 1. Pengambilan Dokumen Lelang 45

Upload: vokhue

Post on 12-Mar-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4Doc/2011-2-00592-AK Bab4001.doc · Web viewHasilnya akan dijadikan dasar dalam merumuskan metode pelaksanaan pekerjaan, merencanakan site

BAB IV

PEMBAHASAN

IV.1 Gambaran Umum Proses Kontrak Konstruksi

Proyek-proyek yang dikerjakan oleh perusahaan (PT. IKPT) bermacam-macam,

yang lebih kepada pembangunan kilang-kilang, pabrik, dan perancangan konstruksi oil

and gas lainnya, yang keseluruhan proyek utamanya adalah kontrak yang bersifat jangka

panjang. Proses pemerolehan sebuah kontrak adalah dengan melalui Sistem Pelelangan

Tender, yaitu proses dimana beberapa kontraktor mengajukan proposal sebagai

pemenuhan atas kebutuhan pengadaan yang diinginkan klien, yang pemilihannya

berdasarkan kualitas, spesifikasi, dan harga kontrak yang keseluruhannya dapat

mempengaruhi keuntungan klien. Secara umum, proses lelang yang terjadi adalah terdiri

dari:

1. Pengambilan Dokumen Lelang

Pengambilan harus diteliti kebenaran dan kelengkapannya agar dapat dijadikan

sebagai dokumen kontrol pada proses internal perusahaan.

2. Pembentukan Tim Pelaksana Lelang

Pembentukan sesuai dengan SDM yang memiliki kompetensi sesuai dengan

ketrampilan untuk melakukan kegiatan estimasi biaya sesuai dengan persyaratan

berlaku.

3. Membaca & Mempelajari Dokumen Lelang

45

Page 2: thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4Doc/2011-2-00592-AK Bab4001.doc · Web viewHasilnya akan dijadikan dasar dalam merumuskan metode pelaksanaan pekerjaan, merencanakan site

Pada bagian di proses ini merupakan kegiatan penting dalam upaya memahami

dokumen proyek sehingga dapat dibuat catatan-catatan penting yang perlu

dikonfirmasikan pada saat mengikuti penjelasan (Aanwijzing) kantor maupun

lapangan berkaitan dengan dokumen berikut:

Bill of Quantity

Technical Specification

Drawings (Gambar)

Agreement, General & Special Condition of Contract

Attachments

Addendum

Peraturan terkait

4. Aanwijzing Kantor dan Lapangan

Untuk mendapatkan kejelasan terhadap hal-hal berikut:

1) Kelengkapan dokumen yang perlu dipenuhi.

2) Konfirmasi hal-hal ang belum jelas dengan panitia / owner.

3) Usulan adanya perubahan terhadap spek, waktu pelaksanaan pekerjaan, dll.

4) Memahami secara akurat kondisi lapangan dimana proyek dibangun, berkaitan

dalam hal-hal:

a. Kondisi lingkungan proyek

b. Akses jalan masuk proyek

c. Kelayakan jalan logistik dan upaya untuk memperbaiki

d. Keamanan

e. Kondisi tanah

5. Pelajari lebih mendalam Dokumen Lelang

46

Page 3: thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4Doc/2011-2-00592-AK Bab4001.doc · Web viewHasilnya akan dijadikan dasar dalam merumuskan metode pelaksanaan pekerjaan, merencanakan site

Memahami lebih rinci yang berkaitan dengan:

1) Kesesuaian Bill of Quantity dengan gambar, spek, dan dokumen lain

2) Identifikasi lingkup pekerjaan

Kegiatan ini dilakukan dengan melalui Work Breakdown Structure (WBS) sehingga

secara akurat dapat diketahui batasan lingkup pekerjaan yang ada dalam setiap paket

proyek berkaitan dengan hal-hal berikut:

Rincian Bill of Quantity / WBS (paket pekerjaan)

Penghitungan Volume Pekerjaan

Gambar detail / sketsa

Dokumen untuk proses pengadaan sub-kontraktor & supplier

WBSadalah pedoman pengelompokan dari unsur-unsur proyek yang mengatur dan

menetapkan lingkup total dari proyek. Pekerjaan yang diluar WBS adalah diluar

lingkup proyek. Seperti halnya scope statement, WBS seringkali digunakan untuk

mengembangkan atau menjelaskan pengertian umum dari lingkup proyek.

6. Survei Lapangan Detail

Merupakan kegiatan survei ulang secara mendalam setelah mempelajari secara

mendalam dokumen lelang. Hasilnya akan dijadikan dasar dalam merumuskan

metode pelaksanaan pekerjaan, merencanakan site plan, mengetahui item-item

pekerjaan penunjang yang diperlukan seperti perlunya jembatan sementara,

bangunan bantu dan fasilitas sementara.

7. Perhitungan Volume

47

Page 4: thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4Doc/2011-2-00592-AK Bab4001.doc · Web viewHasilnya akan dijadikan dasar dalam merumuskan metode pelaksanaan pekerjaan, merencanakan site

Melakukan penghitungan dan pengecekan perhitungan volume pekerjaan terhadap

volume scope yang ada dalam Bill of Quantity, dan diperlukan perhitungan volume

pekerjaan yang merupakan pekerjaan penunjang dan sementara.

8. Metode Kerja

Perumusan metode pelaksanaan pekerjaan dengan urutan penyusunan sebagai

berikut:

1) Definisi pekerjaan (Penjelasan tentang pekerjaan, spesifikasi, dan volume

pekerjaan)

2) Lokasi

3) Metode kerja (Bagaimana caranya, menggunakan alat apa, urutan pekerjaan)

4) Kebutuhan sumber daya

5) Waktu yag diperlukan

6) Jadwal pelaksanaan

7) Hal-hal penting yang harus diketahui

8) Gambar-gambar kerja

9. Sub-Kontraktor

Pemilihan pekerjaan yang disub-kontrakkan dilakukan dalam rangka memenuhi

kriteria sebagai berikut:

Meningkatkan fokus perusahaan

Memanfaatkan kemampuan kelas dunia

Mempercepat keuntungan yang diperoleh dari engineering

Membagi resiko

Sumber daya sendiri dapat digunakan untuk kebutuhan lain

Memungkinkan tersedianya dana kapital

48

Page 5: thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4Doc/2011-2-00592-AK Bab4001.doc · Web viewHasilnya akan dijadikan dasar dalam merumuskan metode pelaksanaan pekerjaan, merencanakan site

Menciptakan dana segar

Mengurangi dan mengendalikan biaya operasi

Memperoleh sumber daya yang tidak dimiliki

Memecahkan masalah yang sulit dikendalikan atau dikelola

10. Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Proses yang dibutuhkan untuk mengelola dan memastikan bahwa aktivitas proyek

konstruksi telah ditangani dengan benar sebagai bentuk tindakan pencegahan

terhadap kemungkinan timbulnya kecelakaan secara ringan maupun yang berat yang

akan terjadi baik terhadap karyawan / properti yang ada. Demikian proses yang

dilakukan:

1) Perencanaan K3 (Safety Plan)

2) Penanganan K3

3) Pelaksanaan Administrasi dan Pelaporan

11. Pembuatan Pra-Rencana Mutu Proyek

Melakukan hal-hal berikut:

1) Memahami spek setiap pekerjaan dan material yang dipakai

2) Memahami persyaratan mutu yang bersesuaian degan yang sudah ditetapkan

dalam spek, berkaitan dengan upaya untuk melakukan pemilihan material /

metode yang memenuhi syarat

3) Dokumen atas persyaratan yang dipilih menjadi dokumen kontrol dan didukung

oleh data-data yang dapat dipertanggung jawabkan

12. Plafond Harga Penawaran

49

Page 6: thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4Doc/2011-2-00592-AK Bab4001.doc · Web viewHasilnya akan dijadikan dasar dalam merumuskan metode pelaksanaan pekerjaan, merencanakan site

Plafon harga yang didasarkan pada owner estimate merupakan referensi tetapi tidak

menjadi patokan, melainkan untuk melakukan evaluasi terhadap harga yang dibentuk

dari perhitungan RAP dan Mark Up

13. Proses Komputer

Proses perhitungan dengan komputer dan program yang dapat diandalkan

ketelusurannya sehingga setiap ada perubahan formulanya terkait satu sama lain.

14. Jaminan Bank, Referensi Bank, dan Syarat-Syarat Administrasi

Menentukan besarnya jaminan pelaksanaan proyek sebagai syarat administrasi yang

harus dipenuhi dan dilampirkan. Pengurusan atas jaminan ini harus memenuhi

ketentuan bank dan persyaratan dalam administrasi lelang, karena dapat

menggugurkan penawaran.

15. Memperhitungkan Kemampuan Lawan

Untuk melakukan evaluasi terhadap kemungkinan kemenangan tender yang diikuti,

dan dapat dipakai sebagai referensi dalam melakukan keputusan keikut sertaan

tender maupun penetapan harga yang kompetitif.

16. Perhitungan Mark-Up

Perhitungan harus didasarkan pada beban-beban kewajiban yang harus dipenuhi

yang menjadi ketentuan kantor pusat, kantor cabang, dan proyek, termasuk biaya

pemasaran serta keuntungan bersih yang direncanakan. Juga harus diperhitungkan

risiko terhadap kenaikan harga, dan risiko lain yang diperhitungkan.

17. Menyusun, Pengecekan, dan Pemasukan Penawaran

Tahapan yang penting pada saat melakukan penyusunan dokumen penawaran adalah

pemenuhan dokumen serta lampiran yang diperlukan dalam setiap dokumen harus

mengikuti ketentuan yang berlaku dan menjadi persyaratan kelengkapan

50

Page 7: thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4Doc/2011-2-00592-AK Bab4001.doc · Web viewHasilnya akan dijadikan dasar dalam merumuskan metode pelaksanaan pekerjaan, merencanakan site

administrasi. Pengendalian atas kesesuaian dokumen perlu dilakukan dengan adanya

bukti pengecekan berupa check list yang ditandatangani oleh ketua tim sebagai bukti

telah dilakukannya kontrol.

18. Laporan hasil Lelang / Tender

Laporan dibuat dalam rangka melakukan evaluasi terhadap hasil tender dan alasan-

alasan terukur yang menjadi penyebab kegagalan serta kekuatan yang menjadi

unggulan dalam persaingan, hal ini dapat memberikan pembelajaran untuk kegiatan

tender yang akan datang.

19. Data-data Tetap

Merupakan data-data yang menjadi ketentuan saat menetapkan harga penawaran /

tender sehingga menjadi pertanggung jawaban tim estimasi kepada manajemen

perusahaan. Dokumen ini diperlakukan sebagai dokumen kontrol.

Kontrak dari pemenangan tender biasanya diperoleh perusahaan dari pihak

swasta, atau dalam beberapa kasus diperoleh juga dari Lembaga Pemerintahan. Setelah

terpilih kontraktor yang sesuai dengan kriteria klien, maka terjadilah offering contract

dengan nilai kontrak yang telah disepakati oleh kedua belah pihak. Nilai kontrak yang

disepakati biasanya sudah termasuk keseluruhan kebutuhan konstruksi sampai kontrak

itu selesai, yang didalamnya termasuk untuk biaya sub-kontraktor, pengadaan barang

kebutuhan, dan proses engineering.

Adapun setelah perjanjian/kontrak telah disepakati, maka dibuatlah escrow

account antara klien dan perusahaan dengan jumlah dana yang disediakan dalam

account tersebut ditentukan dalam catatan kontrak/surat perjanjian. Escrow Account

inilah yang berfungsi sebagai rekening bersama antara pihak klien dan perusahaan yang

51

Page 8: thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4Doc/2011-2-00592-AK Bab4001.doc · Web viewHasilnya akan dijadikan dasar dalam merumuskan metode pelaksanaan pekerjaan, merencanakan site

dana di dalamnya digunakan untuk keperluan pelaksanaan pekerjaan dan juga sebagai

penjamin antara kedua belah pihak sebagai pihak yang netral. Perusahaan baru akan

memperoleh uang muka dari klien setelah escrow account ditutup, atau dinyatakan lain

dalam surat perjanjian kontrak. Besarnya uang muka pun tergantung dari kesepakatan

yang ditentukan oleh kedua pihak yang umumnya sebesar 20% dari total harga

borongan/nilai kontrak. Sebagai contoh dari salah satu kontrak yang pernah dijalankan

perusahaan, besarnya nilai proyek adalah Rp 239.344.320.309, maka perusahaan akan

menerima uang mukanya sebesar Rp 47.868.864.062. Dan pada saat penerimaan uang

muka tersebut, sistem perusahaan akan mencatat ayat jurnal kurang lebih seperti berikut

ini:

Dr. Cash Project Rp 47.868.864.062

Cr. Work Advance Payment Debt Rp 47.8688.864.062

Perlu juga diperhatikan sebelumnya bahwa perusahaan dalam pelaksanaan pencatatan

keseluruhan transaksi akuntansinya telah berbasis sistem terkomputerisasi dengan

software yang bernama ‘V-Act Accounting System’.

Penerimaan uang muka diatas pun akan dicatat sebagai kewajiban yang nantinya

akan ada pemberian kembali uang muka dari perusahaan kepada klien yang

dilaksanakan berangsur-angsur secara proporsional berdasarkan kemajuan pekerjaan

yang telah dilaksanakan oleh perusahaan. Pengembalian uang muka ini pun dilakukan

dengan mengurangi total pembayaran yang dilakukan oleh klien kepada perusahaan per

periode sesuai dengan kemajuan pekerjaan yang telah dicapai. Dalam hal pengajuan

penagihan kepada klien adalah berdasarkan kepada ketentuan yang telah disepakati

dalam surat perjanjian kontrak dimana tingkat penagihan dapat dinyatakan dalam

52

Page 9: thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4Doc/2011-2-00592-AK Bab4001.doc · Web viewHasilnya akan dijadikan dasar dalam merumuskan metode pelaksanaan pekerjaan, merencanakan site

persentase kemajuan pekerjaan yang biasanya sekurang-kurangnya 2% dalam per

periode penagihan.

Dalam sebuah pembangunan proyek tentunya dibutuhkan jasa – jasa penunjang

dari kegiatan utamanya yang tidak semua bisa dilakukan oleh main contractor, seperti

misalnya dalam pembangunan kilang minyak, diperlukan juga jasa kelistrikan,

penggunaan alat-alat berat, piping (instalasi pipa-pipa), dll. Maka direkrutlah para sub-

kontraktor yang dapat memberikan jasa-jasa seperti tersebut diatas untuk menunjang

kegiatan pembangunan utama yang biasanya juga diadakan melalui sistem tender

ataupun perjanjian kesepakatan kerjasama antara main contractor (PT. IKPT) dengan

para sub-kontraktor. Ataupun dalam bentuk konsorsium yaitu kerjasama dua atau lebih

pihak kontraktor dalam menjalani satu kontrak proyek secara bersama.

Setelah adanya kesepakatan dengan klien atas kontrak tersebut dan juga

perjanjian kerjasama dengan sub-kontraktor, maka dimulailah proses konstruksi di

lapangan dengan proses awalnya yaitu pengadaan bahan baku kebutuhan proyek. Namun

dalam hal studi kasus PT. IKPT ini yang tergolong kepada EPC (Engineering,

Procurement, and Construction) contractor, maka proses awal yang biasa dilakukan

dalam sebuah proyek utamanya yaitu proses perancangan desain konstruksi dan

rekayasa (engineering). Dalam tahap proses ini, pekerjaan belum dilakukan langsung di

lapangan sehingga pembangunan di lapangan masih nol tetapi sudah dapat dinyatakan

sebagai progres proyek karena pelaksanaan pekerjaan sudah berjalan. Baru setelah tahap

ini selesai, maka perusahaan melakukan pengadaan barang-barang kebutuhan konstruksi

(procurement) yang kemudian diikuti oleh kegiatan pembangunan di lapangan

(construction).

53

Page 10: thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4Doc/2011-2-00592-AK Bab4001.doc · Web viewHasilnya akan dijadikan dasar dalam merumuskan metode pelaksanaan pekerjaan, merencanakan site

IV.2 Metode Pengakuan Pendapatan dan Biaya

Perusahaan konstruksi pada umumnya tidak selalu menunggu sampai pekerjaan

selesai dilaksanakan, melainkan dapat diakui dan ditagih sesuai dengan tingkat

kemajuan pekerjaan (percentage of completion) yang dapat dihitung pada tiap akhir

periode penagihan, yang sebelumnya sudah ditentukan dalam surat perjanjian.

PT. IKPT dalam hal metode pencatatannya lebih mengedepankan kepada

pendekatan biaya (cost approach), yang artinya proses penagihan klaim terhadap klien

disesuaikan dengan jumlah biaya yang terjadi pada tiap periode akhir bulan, melalui

proses pengaitan atau penandingan, yang menghubungkan beban pada pendapatan. Total

biaya yang terakumulasi pada akhir periode tersebut yang kemudian dijadikan dasar

penyesuaian bagi total pendapatan yang dapat diakui agar seimbang dan sesuai dengan

perbandingan estimasi budget yang telah ditentukan pada awal masa proyek mulai

berjalan. Hal ini dilakukan dikarenakan lebih mudah dengan metode ini untuk

melakukan penyesuaian dan mengontrol biaya-biaya dimana dalam EPC hasil progres

fisik tidaklah sama dengan progres yang ditagihkan berdasarkan dari kemajuan

pekerjaan tersebut. Apabila dalam hal ini perusahaan EPC menggunakan pendekatan

pendapatan (revenue approach), seperti yang dilakukan oleh perusahaan civil

contractor, maka proses pengaitan atau penandingan bukan lagi pada biaya terhadap

pendapatan, melainkan sebaliknya, pendapatan terhadap biaya. Akibatnya, perusahaan

EPC harus dapat merinci selisih biaya yang timbul akibat penyesuaian biaya kepada

pendapatan.

54

Page 11: thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4Doc/2011-2-00592-AK Bab4001.doc · Web viewHasilnya akan dijadikan dasar dalam merumuskan metode pelaksanaan pekerjaan, merencanakan site

Perincian selisih biaya dari revenue approach ini menjadi sulit dilaksanakan oleh

perusahaan EPC karena tidak semua biaya yang timbul dapat dilihat fisik kemajuannya

di lapangan, hal inilah yang justru nantinya bisa menjadi peluang kecurangan / kolusi

internal pada bagian Cost Control Division. Sebagai contoh, dalam transaksi kontraktor

EPC, penerbitan / pengajuan PO (Purchase Order) dapat dikatakan sebagai progres

apabila Milestone (tahapan pekerjaan yang harus dilaksanakan sesuai dengan kewajiban

perusahaan) masih dalam tahapan Engineering (rekayasa), sedangkan hasil / bentuk

fisiknya belum ada di lapangan.

IV.2.1 Pendekatan Biaya (Cost Approach)

Untuk lebih memahami secara jelas mengenai proses cost approach ini, maka

penulis sajikan ilustrasi proses pencatatan keuangan perusahaan mengenai bagaimana

perusahaan mengakui biaya dan pendapatan proyek pada tiap termin, berdasarkan dari

hasil wawancara dan penelitian langsung pada perusahaan agar lebih mudah.

Pada awal sebelum pelaksanaan pekerjaan, perusahaan tentunya perlu

menentukan besaran perencanaan budget / estimasi biaya serta pendapatan dari sebuah

proyek, sebagai acuan / arahan bagi setiap kegiatan perusahaan agar lebih terkontrol dan

sesuai dengan apa yang diharapkan oleh manajemen perusahaan. Total budget biaya dan

pendapatan yang dibuat selanjutnya akan dijadikan acuan perbandingan bagi proses

pengaitan biaya pada tiap pencatatan transaksi yang dibuat oleh perusahaan. Sebagai

contoh, perusahaan menentukan budget / estimasinya pada awal proyek adalah sebagai

berikut:

55

Page 12: thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4Doc/2011-2-00592-AK Bab4001.doc · Web viewHasilnya akan dijadikan dasar dalam merumuskan metode pelaksanaan pekerjaan, merencanakan site

Cost Budget = US$ 8,000

Revenue Budget = US$ 10,000

Pada saat telah terjadi transaksi atas progres pekerjaan, perusahaan akan

mencatat pada sistem dengan jurnal biayanya seperti berikut:

Dr. Gross Amount due from $ 1,200

Cr. Account Payable $ 1,200

Dr. Gross Amount due from $ 725

Cr. Account Payable $ 725

Tiap adanya transaksi yang terjadi maka sistem akan mencatat jurnal seperti diatas yang

berkaitan dengan pengeluaran biaya bagi perusahaan. Adapun untuk transaksi yang

berkaitan dengan jurnal pendapatan selama masa termin, sebagai contoh perusahaan

akan mencatat jurnal seperti berikut:

Dr. Account Receivable $ 2,500

Cr. Gross Amount due to $ 2,500

Lalu pada akhir bulan / termin penagihan, sistem akan mencatat jurnal hasil total dari

seluruh transaksi yang diakui sebagai ‘biaya yang terjadi sampai saat ini’ dengan

mengkredit jurnal Gross Amount due to Client dan mengakui tagihan menjadi biaya.

Dr. Cost $ 1,925

Cr. Gross Amount due from $ 1,925

( $1,200 + $725 = $1,925 )

Saat jurnal diatas tercatat, perusahaan berarti dapat mengakui biaya dan menagihkannya

kepada klien jika dan hanya jika progres kemajuan pekerjaan pada saat masa

penagihan ini telah mencapai tingkat kesepakatan minimum dari kontrak perjanjian,

56

Page 13: thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4Doc/2011-2-00592-AK Bab4001.doc · Web viewHasilnya akan dijadikan dasar dalam merumuskan metode pelaksanaan pekerjaan, merencanakan site

yaitu yang sekurang-kurangnya 2%. Apabila pada saat termin kemajuan pekerjaan tidak

mencapai batas minimum untuk penagihan, maka perusahaan tidak dapat melakukan

penagihan atas biaya yang terjadi kepada klien atau dianggap nol, tetapi perusahaan

tetap mencatat biayanya sebesar yang telah terjadi pada saat itu pada jurnal.

Pada saat jurnal biaya diatas telah tercatat, maka sistem secara otomatis akan

men-generate jurnal hasil proses pengaitan biaya terhadap pendapatan dengan

perbandingan yang sama dengan ketentuan budget awal. Sehingga total pendapatan yang

boleh diakui pada akhir termin bukanlah sejumlah $ 2,500, melainkan $ 2,406.25 seperti

yang dapat ditunjukkan pada jurnal berikut ini:

Dr. Gross Amount due to $ 2,406.25

Cr. Project Revenue $ 2,406.25

Ket: Perbandingan budget = 8,000 (cost) : 10,000 (revenue) = 4 : 5

Penghitungan proses pengaitan biaya terhadap pendapatan

4 : 5 = 1,925 : x

9,625 = 4x

2,406.25 = x

Dari perhitungan di atas dapat dilihat bahwa besarnya pendapatan yang boleh

diakui oleh perusahaan pada saat masa penagihan / akhir termin ditentukan berdasarkan

proses pengaitan biaya terhadap pendapatan dimana pendapatan menyesuaikan dari

besarnya total biaya yang terjadi dengan dasar perbandingan pada budget / estimasi awal

biaya dan pendapatan (4 : 5). Selisih $ 93.75 yang belum dapat diakui sebagai

pendapatan akan terakumulasi pada termin berikutnya untuk menutupi apabila ada

57

Page 14: thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4Doc/2011-2-00592-AK Bab4001.doc · Web viewHasilnya akan dijadikan dasar dalam merumuskan metode pelaksanaan pekerjaan, merencanakan site

kerugian pada periode berjalan, atau apabila besarnya pendapatan yang boleh diakui

sudah sesuai dengan kemajuan pekerjaan yang telah terjadi.

Apabila dalam masa berjalan terjadi revisi estimasi biaya ataupun pendapatan,

karena perusahaan menggunakan komputerisasi akuntansi, maka perusahaan cukup

mengubah pada ketentuan estimasinya yang terintegrasi pada akun biaya sehingga

sistem akan secara otomatis men-generate perubahan tersebut kepada jurnal-jurnal

lainnya yang berpengaruh secara otomatis.

Adapun pada saat kemajuan pekerjaan telah mencapai 100%, maka perusahaan

tidak perlu lagi untuk membuat jurnal penutup terhadap akun Gross Amount. Karena

pada akhir masa kontrak perusahaan akan ‘memaksa’ kedua akun Gross Amount due to

dan Gross Amount due from menjadi nol atau habis. Pada metode ini, akun Gross

Amount due from akan selalu nol pada tiap periode penagihan karena perusahaan akan

selalu mengkredit akun Gross Amount due from untuk mengakui total keseluruhan dari

biaya yang terjadi. Sedangkan pada akun Gross Amount due to, perusahaan akan

mengakui seluruh sisa akun ini sehingga menjadi nol karena ketika pekerjaan telah

selesai, perusahaan tidak perlu lagi untuk menunda pengakuan pendapatan dari selisih

yang terjadi pada kolom jurnal pendapatan. Dalam arti, perusahaan boleh mengakui

seluruh pendapatan yang tadinya belum dapat diakui karena kontrak proyek telah

dinyatakan selesai.

IV.2.2 Pendekatan Pendapatan (Revenue Approach)

58

Page 15: thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4Doc/2011-2-00592-AK Bab4001.doc · Web viewHasilnya akan dijadikan dasar dalam merumuskan metode pelaksanaan pekerjaan, merencanakan site

Pendekatan ini lebih mudah dan lebih cocok diterapkan pada industri konstruksi

civil engineering (pembangunan), dimana kegiatan konstruksi lebih berfokus kepada

kemajuan fisik di lapangan yang dapat dinilai dan dibuktikan dengan besarnya laporan

penggunaan biaya per termin dan juga agar proses pengakuan pendapatan dapat diakui

dengan mudah sesuai dari kemajuan pekerjaan. Walaupun pada prakteknya tidaklah

suatu metode kemudian cocok untuk suatu bidang tertentu, tetapi kembali lagi kepada

kemudahan pada penerapannya yang sesuai dengan iklim kerja perusahaan tersebut.

Membahas mengenai metode ini pada industri konstruksi EPC, pendekatan ini

cukup sulit dan riskan dalam pengakuannya yang terkadang kemajuan yang ditagihkan

bisa saja tidak sesuai dengan kemajuan fisiknya. Secara pencatatan dan penghitungan

tidaklah berbeda dengan pendekatan biaya karena keduanya pun diukur sesuai dengan

kemajuan pekerjaan yang terjadi per termin. Perbedaan adalah pada proses pengaitan /

penandingan langsung, yang terjadi justru pada pendapatan terhadap biaya.

Agar lebih mudah pemahamannya maka disajikan ilustrasi berikut, estimasi /

budget proyek yang ditentukan sama, maka pencatatan yang dilakukan perusahaan atas

jurnal biaya dan pendapatan kurang lebih sebagai berikut:

Dr. Gross Amount due from $ 1,200

Cr. Account Payable $ 1,200

Dr. Account Receivables $ 2,000

Cr. Gross Amount due to $ 2,000

Dr. Bond Receivables $ 500

Cr. Gross Amount due to $ 500

59

Page 16: thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4Doc/2011-2-00592-AK Bab4001.doc · Web viewHasilnya akan dijadikan dasar dalam merumuskan metode pelaksanaan pekerjaan, merencanakan site

Lalu pada masa penagihan (termin), perusahaan akan menginput terlebih dahulu hasil

akumulasi pendapatan yang dapat diakui sebesar $2,500, yaitu hasil total keseluruhan

dari jurnal-jurnal pendapatan yang boleh diakui.

Dr. Gross Amount due to $ 2,500

Cr. Revenue $ 2,500

( $2,000 + $500 = $2,500 )

Secara otomatis sistem kemudian akan membuat jurnal proses pengaitan terhadap biaya

yang tentunya sesuai dengan perbandingan antara estimasi / budget biaya dan

pendapatan proyek (4 : 5), seperti berikut:

Dr. Cost $ 2,000

Cr. Gross Amount due toClient $ 2,000

Ket: Penghitungan proses pengaitan pendapatan terhadap biaya

4 : 5 = x : 2,500

10,000 = 5x

2,000 = x

Maka munculah selisih dalam biaya tersebut sebesar $ 800 ( $2,000 - $1,200 ), dimana

selisih biaya tersebutlah yang harus dipertanggung jawabkan kepada pihak pemberi

kerja atas pemakaian untuk apa saja dan juga kesesuaiannya dengan kemajuan fisik di

lapangan.

IV.2.3 Perbedaan dan Pengaruh Antara Metode Pendekatan Biaya dan

Pendapatan Terhadap Akuntabilitas Pencatatan

60

Page 17: thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4Doc/2011-2-00592-AK Bab4001.doc · Web viewHasilnya akan dijadikan dasar dalam merumuskan metode pelaksanaan pekerjaan, merencanakan site

Perbedaan atas kedua metode sebelumnya hanyalah pada bagaimana perusahaan

mengkaitkan proses penyesuaian jurnal di akhir periode penagihan yang mengacu

kepada perbandingan estimasi proyek, apakah biaya terhadap pendapatan dimana jumlah

penentuan pendapatan yang boleh diakuinya mengacu kepada seberapa besar biaya total

yang terjadi dengan proses pengaitan, ataukah pendapatan terhadap biaya dimana jumlah

penentuan biaya yang terjadi yang boleh diakuinya mengacu kepada besarnya jumlah

pendapatan. Selebihnya dalam hal penghitungan dan pencatatannya adalah sama. Hal

tersebut terjadi hanyalah sebagai opsi perusahaan terhadap pendekatan mana yang

memudahkan dalam proses penagihan dan pencatatannya. Karena pada dasarnya yang

akan dihasilkan dari kedua metode tersebut adalah tidak jauh berbeda dan sesuai dengan

ketentuan yang telah diatur.

Dalam cost approach, selisih terjadi pada pendapatan dimana selisih tersebut

adalah jumlah pendapatan yang belum boleh diakui untuk termin saat ini. Dalam contoh

ilustrasi diatas, pendapatan sebesar $93.75 belum dapat diakui sebagai pendapatan untuk

saat ini. Perusahaan hanya boleh mengakui pendapatannya sebesar $2,406.25 sesuai

dengan hasil dari penghitungan cost-to-cost yang didapat dan juga proses pengaitan

langsung biaya terhadap pendapatan. Sehingga biaya yang diakui adalah biaya yang

benar-benar dikeluarkan pada saat pekerjaan sesuai dengan kemajuan pekerjaan.

Pada revenue approach, selisih terjadi pada kolom biaya, dimana biaya yang

dapat diakui pada akhir termin tertentu tidaklah sama dengan total biaya yang terjadi

dalam kolom jurnal pencatatan biaya. Dalam contoh ilustrasi diatas, perusahaan harus

mengakui beban biaya untuk penagihan kepada klien sebesar $2,000 dimana besarannya

melebihi dari kolom jurnal pencatatan biaya yang sebesar $1,200. Maka perusahaan

61

Page 18: thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4Doc/2011-2-00592-AK Bab4001.doc · Web viewHasilnya akan dijadikan dasar dalam merumuskan metode pelaksanaan pekerjaan, merencanakan site

melalui divisi khusus pengelolaan biaya perlu membuat perincian tanggung jawab atas

lebihan pengakuan biaya sebesar $800 tersebut, atas apa saja pembiayaan telah

dilakukan dengan merinci biaya tersebut sesuai dengan kemajuan fisik di lapangan.

Seperti yang telah disinggung sebelumnya, bahwa dari kedua metode tersebut

ada beberapa kesamaan dan sedikit perbedaan, yaitu dalam hal proses pengkaitannya.

Terlepas dari perbedaannya itu, kedua metode ini pada dasarnya memiliki konsep

pengakuan yang sama dan juga proses pencatatan yang sama, sehingga tidaklah terlalu

banyak berpengaruh terhadap akuntabilitas yang satu dengan metode lainnya, karena

yang akan dihasilkan tidak akan jauh berbeda diantara keduanya.

Keputusan dalam penerapan metode-metode ini disesuaikan kembali terhadap

lingkup kerja perusahaan yang lebih sesuai dan lebih mudah. Pada perusahaan EPC,

metode pendekatan biaya lebih tepat digunakan karena biaya yang diakui disesuaikan

dengan biaya yang benar-benar terjadi dalam proses kemajuan proyek dimana pada

tahapan kerjanya terdapat proses rekayasa (engineering) yang pelaksanaan biaya-biaya

di dalamnya belum terkait kepada kemajuan fisik proyek. Sehingga apabila pada EPC

diterapkan metode pendekatan pendapatan, maka selisih yang terjadi di kolom biaya tadi

harus dirinci kembali oleh perusahaan dan pula harus dibuktikan secara kemajuan fisik

sebagai bentuk tanggung jawab dari selisih biaya yang diakui tersebut, sedangkan dalam

EPC ada tahapan non-fisik yang juga harus dilalui dan tetap dianggap sebagai suatu

kemajuan proyek. Hal itulah yang menjadi kesulitan tersendiri apabila revenue approach

diterapkan dalam perusahaan EPC. Selain itu kelemahan tersebut juga dapat

dimanfaatkan menjadi celah kecurangan seperti adanya pengadaan dan pencatatan biaya

fiktif, dan lain-lain.

62

Page 19: thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4Doc/2011-2-00592-AK Bab4001.doc · Web viewHasilnya akan dijadikan dasar dalam merumuskan metode pelaksanaan pekerjaan, merencanakan site

IV.3 Metode Akuntansi dan Penyajian Laporan Keuangan Perusahaan

Metode pencatatan akuntansi yang diterapkan perusahaan adalah dengan

‘Accrual Basis System’, yang dengan metode ini maka tiap transaksi dan kejadian

akuntansi yang terjadi akan langsung dicatat , tidak pada saat pembayaran terjadi. Biaya

atau beban yang muncul akan langsung dicatat pada periode yang sama walaupun

pembayaran baru dilakukan pada periode berikutnya ataupun sebelumnya. Begitupun

pada income event yang terjadi, akan dicatat pada saat terjadi. Maka dengan demikian

dalam neraca akan muncul akun prepaid expense dan prepaid income.

Penyajian laporan keuangan perusahaan terdiri dari tiga: Balance Sheet, Income

Statement, dan Cash Flow Statement. Struktur dari Neraca dilaporkan atas ‘Liquidity

Preference’, dimana penyusunan akun dan baris grup neraca diurutkan berdasarkan akun

yang bersifat likuid terdahulu. Pada Laporan Laba Rugi, perusahaan menyusun atas

dasar kepada Job Costing Method, yaitu dengan mengidentifikasi biaya yang terjadi per

pekerjaan dikarenakan beragamnya pekerjaan (proyek) yang berlangsung dalam satu

waktu, sehingga dapat dikatakan bahwa ‘produk’ yang ditangani adalah berbeda-beda.

Terdapat dua jenis Laporan Laba Rugi yang dilaporkan perusahaan, yaitu

Laporan Laba Rugi Proyek dan Laporan Laba Rugi Perusahaan (konsolidasi). Yang

membedakannya adalah ruang lingkupnya. Laporan Laba Rugi Proyek dilaporkan setiap

bulan dalam masa periode akuntansi (1 Januari s/d 31 Desember) dengan merinci dan

63

Page 20: thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4Doc/2011-2-00592-AK Bab4001.doc · Web viewHasilnya akan dijadikan dasar dalam merumuskan metode pelaksanaan pekerjaan, merencanakan site

melaporkan beban dan pendapatan yang diakui perusahaan pada satu proyek spesifik

tertentu. Hasil konsolidasi dari Laporan Laba Rugi Proyek kemudian dilaporkan menjadi

Laporan Laba Rugi Perusahaan yang dirilis pada tiap akhir masa periode akuntansi

(contoh Laporan Laba Rugi Perusahaan pada lampiran L6-L7).

Dalam halnya neraca, perusahaan melaporkan yang disebut Neraca Konsolidasi

pada tiap akhir periode akuntansi (contoh pada lampiran L4-L5) dengan menampikan

kolom komparatif dengan tahun sebelumnya. Informasi yang disajikan di neraca antara

lain posisi sumber kekayaan perusahaan dan sumber pembiayaannya untuk memperoleh

kekayaan perusahaan tersebut dalam masa tahunan.

IV.4 Kesesuaian Metode yang Digunakan dengan PSAK 34 (Revisi 2010)

Sesuai dengan penjelasan sebelumnya pada Bab II, bahwa PSAK No. 34

mengatur mengenai pengakuan pendapatan dan biaya pada suatu kontrak konstruksi

jangka panjang yang cenderung kepada metode pencatatan dengan metode persentase

penyelesaian (percentage completion method). Persentase penyelesaian mengakui

pendapatan dengan memperhatikan tahap penyelesaian pekerjaan pada titik tertentu yang

telah disepakati bersama. Bahwa perusahaan harus menggunakan metode ini saat

kebijakan dan sifat kontrak perusahaan melakukan estimasi ke arah penyelesaian serta

pendapatan dan biaya dapat di estimasi secara andal, kecuali ada kondisi yang tidak

terpenuhi yang telah dijelaskan sebelumnya pada Bab II. Maka perusahaan (PT. IKPT)

telah benar dan sesuai dengan apa yang telah diatur oleh PSAK No. 34 dalam

penggunaan metodenya (percentage completion method).

64

Page 21: thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4Doc/2011-2-00592-AK Bab4001.doc · Web viewHasilnya akan dijadikan dasar dalam merumuskan metode pelaksanaan pekerjaan, merencanakan site

`Adapun mengenai metode metode pengakuan pendapatan dan biaya yang

diterapkan perusahaan telah sesuai dengan apa yang diterangkan dalam PSAK No. 34

tersebut. Secara konseptual telah dijelaskan bahwa pengakuan pendapatan dapat diakui

apabila telah memenuhi kualitas keterukuran, dimana perusahaan dapat mengukur dan

menilai seberapa banyak pendapatan yang boleh diakui oleh perusahaan dengan

mengacu kembali kepada persentase penyelesaian yang terkait terhadap biaya, dengan

metode pendekatan biaya (cost approach). Dan juga apabila memenuhi kualitas

keterandalan yang dalam perusahaan terkait dengan besaran hasil pendapatan yang boleh

diakui terjadi saat ini didapatkan dari hasil perhitungan dengan perhitungan cost-to-cost

ataupun dengan kata lain proses pengaitan terhadap biaya dalam halnya yang dilakukan

PT. IKPT ini, yang dapat diuji kebenarannya atas kemajuan yang sebenarnya terjadi.

Juga dalam kriteria pengakuan biaya yang telah disinggung sebelumnya, bahwa

‘beban diakui dalam laporan rugi laba atas dasar hubungan langsung antara biaya

yang timbul dan pos penghasilan tertentu yang diperoleh’, yang dalam kriteria proses

pengakuannya menurut Stice (2004:235) salah satunya adalah dengan proses pengaitan

langsung, yaitu pada pos pendapatan melalui metode pendekatan biaya. Sebagai

tambahan, menurut keterangan dari pihak PT. IKPT disebutkan bahwa tidak terjadi

pengaruh yang signifikan atas hadirnya revisi 2010 dari PSAK No.34 dari revisi

sebelumnya (1994)

65