bab iv dampak dari sengketa agraria akibat proyek ... · menjunjung tinggi semangat gotong royong...

53
83 BAB IV DAMPAK DARI SENGKETA AGRARIA AKIBAT PROYEK RAWASRAGI DI KECAMATAN PALAS KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN 1983-2000 Kasus-kasus sengketa tanah banyak merupakan konflik yang bersifat asimetris, artinya bahwa sengketa tanah yang terjadi berlangsung dalam struktur relasi antara pihak yang tidak seimbang. Rakyat dalam hal ini berada dalam posisi marginal oleh karena terbatasnya akses untuk melakukan perlawanan. Rakyat di setiap sengketa tanah hampir selalu mengalami tindak kekerasan, intimidasi dan teror baik yang dilakukan oleh aparat atau oleh kelompok-kelompok tertentu yang sengaja digunakan untuk menumpas dan merintangi perlawanan rakyat. 1 Fungsi sosial tanah seringkali dijadikan alasan atau kedok untuk melakukan pembebasan tanah milik rakyat. Posisi rakyat dalam hal ini sangat lemah disebabkan berbagai tindakan kekerasan akan menimpanya jika melakukan perlawanan terhadap kebijakan pemerintah. Berbagai kebiijakan pemerintah seperti HPH, PMA, PMDN, HTI, PIR dan sebagainya telah mengakibatkan tercabutnya petani dan tanah yang sebelumnya menjadi tumpuan hidup dan kehidupannya. 2 Sesuai dengan amanat UUD 1945 pasal 33ayat 3 dinyatakan bahwa “bumi dan air dan kekayaan yang terkandung di 1 Tim Pussbik, Tanah Lampung,Sengketa Pertanahan dan Perjuangan Rakyat Tani Lampung (Lampung: Pussbik, 2002), Hlm.25 2 Ibid, Hlm. 27

Upload: vanphuc

Post on 26-Aug-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV DAMPAK DARI SENGKETA AGRARIA AKIBAT PROYEK ... · menjunjung tinggi semangat gotong royong dan kekeluargaan. Lahan ... Dampak sosial lain akibat konflik berupa kohesi sosial

83

BAB IV

DAMPAK DARI SENGKETA AGRARIA AKIBAT PROYEK

RAWASRAGI DI KECAMATAN PALAS KABUPATEN

LAMPUNG SELATAN TAHUN 1983-2000

Kasus-kasus sengketa tanah banyak merupakan konflik yang bersifat

asimetris, artinya bahwa sengketa tanah yang terjadi berlangsung dalam

struktur relasi antara pihak yang tidak seimbang. Rakyat dalam hal ini berada

dalam posisi marginal oleh karena terbatasnya akses untuk melakukan

perlawanan. Rakyat di setiap sengketa tanah hampir selalu mengalami tindak

kekerasan, intimidasi dan teror baik yang dilakukan oleh aparat atau oleh

kelompok-kelompok tertentu yang sengaja digunakan untuk menumpas dan

merintangi perlawanan rakyat.1

Fungsi sosial tanah seringkali dijadikan alasan atau kedok untuk

melakukan pembebasan tanah milik rakyat. Posisi rakyat dalam hal ini sangat

lemah disebabkan berbagai tindakan kekerasan akan menimpanya jika

melakukan perlawanan terhadap kebijakan pemerintah. Berbagai kebiijakan

pemerintah seperti HPH, PMA, PMDN, HTI, PIR dan sebagainya telah

mengakibatkan tercabutnya petani dan tanah yang sebelumnya menjadi

tumpuan hidup dan kehidupannya.2 Sesuai dengan amanat UUD 1945 pasal

33ayat 3 dinyatakan bahwa “bumi dan air dan kekayaan yang terkandung di

1 Tim Pussbik, Tanah Lampung,Sengketa Pertanahan dan Perjuangan

Rakyat Tani Lampung (Lampung: Pussbik, 2002), Hlm.25

2 Ibid, Hlm. 27

Page 2: BAB IV DAMPAK DARI SENGKETA AGRARIA AKIBAT PROYEK ... · menjunjung tinggi semangat gotong royong dan kekeluargaan. Lahan ... Dampak sosial lain akibat konflik berupa kohesi sosial

84

dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya

kemakmuran rakyat”. Amanat tersebut mengisyaratkan bahwa negara

memiliki tanggung jawab untuk memberikan kemakmuran bagi rakyatnya

dengan melakukan pengelolaan sumber daya yang dimilikinya secara adil.

Amanat tersebut nampaknya saat ini semakin jauh untuk terpenuhi

sebagaimana diharapkan oleh sebagian besar rakyat Indonesia.3

Sebuah paradoks atas nama pembangunan dan pertumbuhan ekonomi

telah memberikan pembenaran pada pemerintah sebagai representasi negara

dalam memberikan rasa keadilan, terutama kepada petani. Pemerintah yang

berkuasa selama ini justru mempraktekkan kebijakan yang memberikan ruang

lebih besar kepada investor asing untuk mengelola berbagai sumber daya

strategis, termasuk sumber daya agraria. Akibatnya banyak petani yang secara

sengaja harus mengalami pemiskinan massal karena dipaksa tercabut dari

tanah miliknya sebagai satu-satunya sumber penghidupan yang selama ini

memberinya harapan. Kebijakan yang dirasakan sangat tidak adil ini telah

menuai banyak protes, yang tidak jarang berujung ada tindakan-tindakan

kekerasan. Fenomena tindakan kekerasan dalam konflik agaria di Indonesia

sebenarnya bukan hal yang baru. Konflik agraria dalam konteks perebutan

lahan antara petani dan investor juga telah terjadi pada jaman pemerintahan

kolonial. Hal ini muncul karena pemerintah kolonial mengembangkan

3 Ibid, Hlm.27

Page 3: BAB IV DAMPAK DARI SENGKETA AGRARIA AKIBAT PROYEK ... · menjunjung tinggi semangat gotong royong dan kekeluargaan. Lahan ... Dampak sosial lain akibat konflik berupa kohesi sosial

85

kebijakan ekspansi perkebunan industri yang memaksa rakyat untuk

menyerahkan tanahnya demi kepentingan tersebut.4

Persoalan hak tanah bagi rakyat sangatlah penting dalam membuat dan

menentukan undang-undang agraria.5 Hak tanah bagi rakyat sangatlah

diutamakan untuk menjamin kemakmuran hidup mereka. Semenjak dikuasai

oleh Pemerintah Kolonial Belanda, hak rakyat atas kepemilikan tanah sangat

dibatasi demi kepentingan perekonomian kolonial. Hal itulah yang kemudian

menyebabkan sengketa tanah yang berkepanjangan.

Berpegang pada dasar-dasar yang digunakan untuk menentukan politik

agraria, maka ditetapkanlah dasar politik agraria sebagai berikut :

a. Tanah adalah sumber dan penghidupan setiap manusia

b. Bagi Indonesia tanah itu menjadi pokok pertama bagi sumber

dan tiang penghidupan dan kemakmuran serta kesejahteraan

rakyat

c. Politik tanah harus berdasarkan dan tujuan kemakmuran dan

kesejahteraan bagi rakyat.

4 Maria SW Sumardjono, Nurhasanah Ismail, Isharyanto, Mediasi

Sengketa Tanah, Kompas, Gramedia, Jakarta, 2008, hlm.3

5 Mochamad Tauchid, 1952, Masalah Agraria Sebagai Masalah

Penghidupan dan Kemakmuran Rakjat Indonesia II, Jakarta: Tjarawala hlm.

84-85

Page 4: BAB IV DAMPAK DARI SENGKETA AGRARIA AKIBAT PROYEK ... · menjunjung tinggi semangat gotong royong dan kekeluargaan. Lahan ... Dampak sosial lain akibat konflik berupa kohesi sosial

86

d. Hukum tanah menjadi pokok-pokok dasar mengatur

pemakaian tanah, sesuai dengan tujuan dan politik tersebut

diatas6

Semua peraturan perundang-undangan tentang pemakaian tanah dan

sebagainya yang berhubungan dengan tanah selalu mengutamakan

kemakmuran rakyat. Hal tersebut dapat dikaitkan dengan pernyataan bahwa

tanah atau sumber daya agraris lainnya dalam suatu masyarakat agraris tidak

hanya menjadi salah satu faktor produksi, tetapi juga memiliki arti penting

lainnya baik menyangkut aspek sosial maupun politik.7

Sengketa agraria akibat Proyek Rawasragi di Kecamatan Palas

mengakibatkan beberapa dampak yang dirasakan langsung oleh masyarakat.

Dampak tersebut antara lain :

1. Dampak di bidang sosial

Secara makro dampak sosial dari sengketa tanah adalah dua macam

krisis yang sangat merugikan masyarakat, yaitu krisis lingkungan dan krisis

legitimasi pembangunan. Pengambilalihan tanah rakyat untuk kepentingan

proyek-proyek pembangunan baik yang dikelola oleh pemerintah maupun

swasta menimbulkan implikasi berupa eksploitasi sumber daya alam secara

besar-besaran tanpa memperhatikan aspek kelestarian lingkungan. Eksploitasi

sumber daya alam tersebut selanjutnya mengakibatkan kerusakan lingkungan

6 Ibid, hlm. 85

7 Endang Suhendar dan Yohana Budi Winarni, 1998, Petani dan

Konflik Agraria, Bandung: Yayasan Akatiga, hlm.1

Page 5: BAB IV DAMPAK DARI SENGKETA AGRARIA AKIBAT PROYEK ... · menjunjung tinggi semangat gotong royong dan kekeluargaan. Lahan ... Dampak sosial lain akibat konflik berupa kohesi sosial

87

hidup yang dampaknya merupakan social cost yang harus ditanggung oleh

rakyat.8

Pengambilalihan hak tanah atas rakyat oleh pemilik modal

menyebabkan disparitas sosial yang semakin tajam. Kondisi tersebut dalam

jangka panjang dapat menyebabkan kerawanan sosial yang berakhir pada

terjadinya ledakan konflik yang dalam banyak kasus justru melenyapkan

simbol-simbol pembangunan itu sendiri. Pada tataran inilah pada hakikatnya

pembangunan telah kehilangan legitimasinya.9

Penduduk Indonesia adalah masyarakat yang berorientasi pada

pertanian. Tanah adalah sumber penghidupan yang paling utama, ketika tanah

relatif melimpah dibandingkan dengan jumlah penduduk maka para petani

dengan leluasa berpindah tempat, mengubah lahan primer menjadi lahan-

lahan pangan mereka. Seiring dengan pergantian waktu, lahan pertanian

menjadi menetap pada lahan pertanian yang dianggap subur untuk dikerjakan

dan diwariskan pada keturunannya kelak. Perbedaan kepadatan penduduk dari

waktu ke waktu menjadi semakin nyata. Sistem kepemilikan tanah komunal

berkembang pada beberapa daerah.10

Ketimpangan struktur agraria yang terdapat pada kasus-kasus sengketa

lahan pada gilirannya memberi dampak yang cukup luas, khususnya di

8 Herlambang Perdana, 2001, Penindasan Atas Nama Otonomi.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar, hlm.19

9 Tim Pussbik, Tanah Lampung,Sengketa Pertanahan dan Perjuangan

Rakyat Tani Lampung (Lampung: Pussbik, 2002), hlm. 25

10 Sedino MP Tjondronegoro, 1999, Sosiologi Agraria, Bandung:

Akatiga, hlm. 28

Page 6: BAB IV DAMPAK DARI SENGKETA AGRARIA AKIBAT PROYEK ... · menjunjung tinggi semangat gotong royong dan kekeluargaan. Lahan ... Dampak sosial lain akibat konflik berupa kohesi sosial

88

pedesaan. Ciri-ciri masyarakat desa yang guyub dan rukun menjadi berubah

ketika mereka dihadapkan dengan kondisi yang mengharuskan mereka

mempertahankan apa yang menjadi hak mereka. Sengketa muncul kembali

tahun 1998 dengan dilatarbelakangi reformasi, membuat sikap mental

masyarakat desa mengalami perubahan.

Reformasi seakan menjadi dorongan untuk kembali mendapatkan

lahan-lahan pertanian yang sudah jatuh ke tangan orang lain akibat

pelaksanaan pembagian lahan pertanian yang dilakukan oleh pemerintah.

Gerakan-gerakan petani pembuka lahan yang terkesan radikal ini memiliki

tujuan jangka panjang untuk memperjuangkan hak-hak atas lahan pertanian

yang dulu tidak mereka dapatkan. Petani pembuka lahan melakukan gerakan

reclaiming yaitu gerakan mengambil alih kembali tanah-tanah mereka yang

sudah mereka buka dan mereka usahakan namun tidak jatuh ke tangan

mereka.11

Gerakan petani terdapat tiga tipologi perbedaan gerakan petani12

, yaitu

: pertama, tipologi premanisme (maling), yakni tindakan orang atau

sekelompok orang yang mengambil milik orang lain secara sembunyi-

sembunyi tanpa ijin atau dengan tidak sah. Tujuannya sederhana hanya

mengambil manfaat ekonomi untuk kepentingan dirinya sendiri atau

kelompoknya tanpa memperdulikan kepentingan komunitas lainnya, yang

menjadi sasaran tidak pandang bulu. Kedua, tipologi perbanditan sosial

11

Siti Rahmana Mary Herwati dan Dodi Stiadi, 2005, Memahami Hak

Atas Tanah dalam Praktek Advokasi, Surakarta: CakraBook, hlm, 32 12

Herlambang Perdana, 2001, Penindasan Atas Nama Otonomi.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar, hlm. 19

Page 7: BAB IV DAMPAK DARI SENGKETA AGRARIA AKIBAT PROYEK ... · menjunjung tinggi semangat gotong royong dan kekeluargaan. Lahan ... Dampak sosial lain akibat konflik berupa kohesi sosial

89

(sosial banditry movement), yakni tindakan yang terpaksa dilakukan oleh

rakyat akibat keterdesakan krisis ekonomi yang lur biasa, sehingga

mengkondisikan rakyat untuk mengambil sesuatu demi mempertahankan

hidupnya. Masyarakat dalam melakukan tindakannya seringkali dilakukan

secara bersama-sama, terbuka, dan untuk kepentingan orang banyak

khususnya kaum miskin. Sasarannya adalah kaum tuan tanah, pemilik modal

perkebunan dan hutan yang dikuasai perhutani, maupun pihak swasta. Ketiga,

tipologi gerakan reclaiming (reclaiming movement), yang sama sekali tidak

dapat diidentifikasi dengan penjarahan karena mereka yang melakukan

tindakan sesungguhnya merupakan korban dari penjarahan itu sendiri.

Reclaiming merupakan sebuah tindakan perlawanan yang dilakukan oleh

rakyat tertindas untuk memperoleh kembali hak-haknya seperti tanah, air, dan

sumber daya alam serta alat-alat produksi lainnya secara adil demi terciptanya

kemakmuran rakyat.13

Gerakan Reclaiming, rakyat memiliki nilai-nilai dasar

dan alasan pembenar.

Dari penjelasan di atas, dapat dilihat perbedaan yang melatarbelakangi

gerakan reclaiming bukan dalam rangka niat mengambil sesuatu tanpa dasar

melainkan pilihan tindakan yang memiliki alasan pembenaran nilai-nilai dasar

yang melengkapi dalam reclaiming. Gerakan perlawanan petani merebut

kembali status hak lahan pertanian merupakan aksi yang bersumber dari

adanya kekuasaan penguasa. Penguasa yang tidak memenuhi hak-hak kaum

tani yang dipengaruhi berbagai macam kepentingan bagi para penguasa itu

sendiri.

13

Siti Rahmana, Opcit, hlm.19

Page 8: BAB IV DAMPAK DARI SENGKETA AGRARIA AKIBAT PROYEK ... · menjunjung tinggi semangat gotong royong dan kekeluargaan. Lahan ... Dampak sosial lain akibat konflik berupa kohesi sosial

90

Sengketa yang pada akhirnya melibatkan sesama petani ini kemudian

memperjelas terjadi perubahan sikap mental masyarakat desa yang

menjunjung tinggi semangat gotong royong dan kekeluargaan. Lahan

pertanian yang subur dengan didukung sistem irigasi yang baik membuat

lahan pertanian Rawasragi memiliki nilai prestise yang sangat tinggi bagi

keberlangsungan perekonomian petani. Hal ini juga yang melatarbelakangi

petani pembuka lahan untuk kembali mendapatkan lahan pertanian mereka,

tidak peduli dengan kondisi lahan pertanian yang sudah jatuh pada petani

pemilik sertifikat.14

Terjadinya ketegangan sosial antara warga masyarakat menyebabkan

terhambatnya kerjasama diantara mereka. Dalam hal konflik yang terjadi

antara masyarakat dengan pemerintah, menyebabkan terhambatnya koordinasi

kinerja publik yang baik. Selain itu, terjadi penurunan tingkat kepercayaan

masyarakat terhadap pemerintah berkenaan dengan pelaksanaan program

pemerintah yang melibatkan masyarakat khususnya dalam hal pertanian. Di

samping itu, selama konflik berlangsung, ruang atas suatu wilayah dan atas

tanah yang menjadi objek konflik biasanya berada dalam keadaan status quo

sehingga ruangan atas tanah yang bersangkutan tidak dapat dimanfaatkan,

akibatnya terjadi penurunan kualitas sumber daya lingkungan yang dapat

merugikan kepentingan banyak pihak.15

14

Wawancara dengan Dulhawi sebagai Petani, Pada Tanggal 8

Agustus 2015 15

Maria SW Sumardjono, Nurhasanah Ismail, Isharyanto, Mediasi

Sengketa Tanah, Kompas, Gramedia, Jakarta, 2008, hlm.3

Page 9: BAB IV DAMPAK DARI SENGKETA AGRARIA AKIBAT PROYEK ... · menjunjung tinggi semangat gotong royong dan kekeluargaan. Lahan ... Dampak sosial lain akibat konflik berupa kohesi sosial

91

Tanah yang memiliki nilai sangat tinggi dan merupakan faktor utama

dalam produksi pertanian membuat masyarakat petani tidak lagi memiliki

toleransi terhadap petani lainnya. Perebutan lahan yang terjadi antara petani

pembuka lahan dan petani pemilik sertifikat pada akhirnya menimbulkan

dampak lain di Kecamatan Palas, yakni kemanan. Suasana desa menjadi

tegang dikarenakan petani pembuka lahan kerap kali melakukan tindakan

berupa ancaman-ancaman untuk kembali mendapatkan lahan pertanian.

Kedua kubu yang bersengketa baik petani pembuka lahan atau petani

pemilik sertifikat sama-sama melakukan pengamanan di sekitar rumah

mereka masing-masing. Ketegangan ini berlangsung cukup lama sehingga

kehidupan bersosialisasi antar masyarakat menjadi terganggu. Kehidupan

bermasyarakat diwarnai rasa saling curiga sehingga komunikasi antar

masyarakat menjadi terganggu. Sistem bermasyarakat yang didasari rasa

kekeluargaan menjadi tersampingkan dikarenakan faktor ingin kembali

memiliki atau mempertahankan lahan pertanian mereka.

Berbanding terbalik dengan dampak negatif yang ditimbulkan oleh

sengketa agraria di Kecamatan Palas dalam bidang komunikasi antara

masyarakat yang bersengketa, komunikasi antara masyarakat yang memiliki

nasib yang sama kian erat. Petani pemilik sertifikat yang tidak ingin

kehilangan lahan pertaniannya kerap kali melakukan pertemuan-pertemuan

untuk mendiskusikan langkah-langkah yang akan mereka lakukan untuk

mempertahankan lahan pertanian mereka. Di sisi lain, petani pembuka lahan

juga melakukan komunikasi antar sesama petani yang ingin kembali

mendapatkan lahan pertanian.

Page 10: BAB IV DAMPAK DARI SENGKETA AGRARIA AKIBAT PROYEK ... · menjunjung tinggi semangat gotong royong dan kekeluargaan. Lahan ... Dampak sosial lain akibat konflik berupa kohesi sosial

92

Sengketa yang terjadi juga menimbulkan dampak dalam struktur sosial

masyarakat. Masyarakat petani yang kembali mendapatkan lahan pertanian

mereka kemudian status sosialnya naik dari petani penggarap lahan menjadi

petani pemilik lahan. Kepemilikan lahan ini kemudian menaikan derajat hidup

masyaratakat petani dikarenakan mereka memiliki secara penuh hasil lahan

tanpa harus dibagi seperti ketika mereka menggarap lahan pertanian milik

orang lain.

Tidak hanya petani yang kembali mendapatkan lahannya, namun

petani yang kehilangan lahannya juga mengalami perubahan status sosial di

masyarakat. Meskipun sebagian besar petani yang rela kehilangan lahannya

memiliki profesi lain seperti guru atau PNS, mereka tetap mengalami

perubahan status sosial. Bagi masyarakat Kecamatan Palas, bertani

merupakan profesi utama, sehingga kepemilikan atas lahan pertanian menjadi

sebuah status yang prestise.

Gambar 4

Foto Lahan Pertanian Rawasragi

Sumber : Dokumentasi Penulis

Page 11: BAB IV DAMPAK DARI SENGKETA AGRARIA AKIBAT PROYEK ... · menjunjung tinggi semangat gotong royong dan kekeluargaan. Lahan ... Dampak sosial lain akibat konflik berupa kohesi sosial

93

Dampak sosial lain akibat konflik berupa kohesi sosial dan intimitas

hubungan sosial intern masyarakat maupun antara masyarakat tersebut dengan

komunitas yang lebih luas. Dampak sosial ini berupa rasa tidak aman dari

masyarakat yang bermukim di daerah sekitar sengketa. Dampak sosial seperti

ini terjadi ketika sengketa memasuki tahap konfrontasi langsung antara pihak

petani pembuka lahan dengan petani pemilik sertifikat. Protes yang dilakukan

rakyat dalam menuntut pengembalian hak atas lahan pertanian mereka

dilakukan dengan berbagai cara mulai dari cara-cara yang lunak seperti

dialog, perundingan dan sebagainya hingga cara-cara yang lebih keras seperti

demonstrasi dan tindakan-tindakan berupa pengancaman. Tindakan-tindakan

kekerasan tersebut pada akhirnya akan menimbulkan efek traumatik yang

hampir sama baik di pihak petani pembuka lahan atau pihak petani pemegang

sertifikat.

2. Dampak di bidang ekonomi

Dampak dari sengketa lahan pertanian Proyek Rawasragi di bidang

ekonomi sangat dirasakan oleh masyarakat Kecamatan Palas, Kabupaten

Lampung Selatan. Mulai dari tahun 1983 ketika proses pembagian lahan

pertanian dijalankan oleh tim agraria, sebagian dari petani pembuka tidak

mendapatkan apa yang seharusnya menjadi hak mereka. Sejak dibukanya

lahan pertanian tahun 1981, selama dua tahun mereka telah mengusahakan

lahan yang mereka buka dengan cara ditanami padi. Lahan yang subur dan

didukung oleh sistem pengirigasian yang baik membuat lahan pertanian

proyek Rawasragi ini menjadi salah satu lumbung padi terbesar di Provinsi

Page 12: BAB IV DAMPAK DARI SENGKETA AGRARIA AKIBAT PROYEK ... · menjunjung tinggi semangat gotong royong dan kekeluargaan. Lahan ... Dampak sosial lain akibat konflik berupa kohesi sosial

94

Lampung. Petani yang mengusahakan lahannya merasakan perekonomian

mereka membaik dikarenakan dalam satu tahun mereka bisa memanen lahan

pertanian mereka sebanyak tiga kali.

Gambar.5

Tugu Tani Perlambang Kejayaan Pertanian di Rawasragi

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Sengketa yang awalnya melibatkan rakyat dan pemerintah ini semakin

tidak jelas ujungnya dikarenakan pemerintah yang lepas tangan. Petani yang

tidak mendapatkan lahan sejak proses pembagian lahan kemudian mencoba

mendapatkan kembali lahan yang telah mereka buka dan mereka garap

meskipun kepemilikannya kini sudah beralih kepada petani yang

mendapatkan lahan pada proses pembagian lahan proyek Rawasragi. Sengketa

Page 13: BAB IV DAMPAK DARI SENGKETA AGRARIA AKIBAT PROYEK ... · menjunjung tinggi semangat gotong royong dan kekeluargaan. Lahan ... Dampak sosial lain akibat konflik berupa kohesi sosial

95

yang pada akhirnya terjadi antar sesama petani ini kemudian mengakibatkan

lahan yang disengketakan tidak bisa ditanami padi.16

Peningkatan kesejahteraan taraf hidup petani pembuka lahan tidak

berlangsung lama dikarenakan proses peridstribusian lahan yang dilakukan

tim agraria berlangsung pada tahun 1983. Banyak dari petani pembuka lahan

kehilangan hak atas lahan yang telah mereka buka dan telah mereka usahakan

dikarenakan tidak masuk kedalam daftar penerima lahan yang telah disiapkan

oleh tim agraria. Petani yang kehilangan lahan pertaniannya kemudian

berubah status dari pemilik lahan pertanian menjadi buruh tani yang berkerja

pada pemilik baru lahan pertanian mereka. Kemunduran ini mengakibatkan

kesejahteraan kehidupan petani mengalami penurunan.17

Perekonomian rakyat yang utamanya berasal dari pertanian menjadi

goyah. Petani tidak dapat menanami lahan yang disengketakan dikarenakan

petani penuntut mendatangi sawah-sawah milik petani pemilik sertifikat.

Mereka tidak hanya mendatangi petani yang tengah menggarap sawahnya,

tetapi mereka juga melakukan ancaman-ancaman agar tuntutan mereka

dipenuhi. Petani pemilik sertifikat yang merasa risih dengan ancaman-

ancaman tersebut kemudian tidak pergi ke sawah dalam beberapa waktu.

Mereka memilih untuk tetap di rumah selama proses pengaduan mereka ke

BPN dan Pemerintah Daerah diproses.18

16

Data diolah dari wawancara masyarakat Kecamatan Palas, Juli 2015 17

Wawancara dengan Badarudin sebagai Petani, Pada Tanggal 8

Agustus 2015 18

Wawancara dengan Fatno Wahid sebagai Petani, Pada Tanggal 10

Juli 2015

Page 14: BAB IV DAMPAK DARI SENGKETA AGRARIA AKIBAT PROYEK ... · menjunjung tinggi semangat gotong royong dan kekeluargaan. Lahan ... Dampak sosial lain akibat konflik berupa kohesi sosial

96

Lahan yang tidak mereka tanami padi kemudian mengakibatkan

mereka mengalami kemunduran secara ekonomi. Musim panen yang

seharusnya bisa 3 kali dalam setahun bahkan lebih, terpaksa tidak mereka

rasakan. Petani yang kehilangan hasil pertanian, akibatnya tidak bisa

memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari. Memasuki tahun 2000 ketika

sengketa mencapai puncaknya, petani yang mengupayakan berbagai cara agar

mendapatkan lagi haknya mulai menyerah. Berita acara yang dikeluarkan tim

sengketa lahan terkesan berpihak kepada petani penuntut.

Ketegangan di area sengketa masih terjadi antara petani penuntut dan

petani pemilik sertifikat. Petani penuntut sebagian tetap bersekiras bertahan di

atas tanah yang di klaim milik mereka dan sebagian lagi melepas perjuangan

mereka dikarenakan pihak petani pemilik sertifikat juga tetap bersikeras tidak

mau mengikuti hasil berita acara tersebut. Disisi lain, sebagian dari petani

pemilik sertifikat juga mulai melepaskan pelan-pelan lahan yang menjadi hak

mereka lantaran merasa terganggu dengan ancaman-ancaman yang datang

dari pihak petani penuntut.

Pada akhirnya, proses kepemilikan tanah banyak mengalami

perubahan. Petani pemilik sertifikat sebagian menyerahkan atau terpaksa

menjual sertifikat mereka kepada petani pembuka lahan. Dari segi ekonomi,

petani pemilik sertifikat meskipun menerima pembayaran dari pembelian

sertifikat, mereka tetap mengalami kerugian dikarenakan kehilangan lahan

yang sangat produktif dengan harga yang jauh dari harga jual tanah pada

umumnya. Petani penuntut yang mendapatkan kembali hak yang mereka

Page 15: BAB IV DAMPAK DARI SENGKETA AGRARIA AKIBAT PROYEK ... · menjunjung tinggi semangat gotong royong dan kekeluargaan. Lahan ... Dampak sosial lain akibat konflik berupa kohesi sosial

97

klaim atas tanah tersebut, membuat mereka bisa menaikkan tingkat

pendapatan mereka dari hasil pertanian tersebut.

Terjadinya perunahan pada kepemilikan tanah kemudian merubah

sebagian profesi petani. Petani yang semula hanya menggarap lahan orang

lain, kini memiliki lahan pertanian sendiri yang berhasil mereka dapatkan dari

petani pemilik sertifikat. Berubahnya status dari buruh tani menjadi petani

pemilik lahan membuat tingkat perekonomian mereka mengalami

peningkatan. Dengan memiliki tanah pertanian sendiri, mereka mendapatkan

hasil bersih dari pertanian mereka. Di sisi lain, petani pemilik sertifikat yang

kehilangan lahan pertaniannya kemudian beralih profesi menjadi pedagang

atau pekerjaan lain guna menyambung kehidupan mereka.

3. Pandangan Masyarakat Terhadap Status Lahan yang Disengketakan

Sengketa pertanahan pada masa Orde Baru dapat dikatakan

mengalami sengketa yang berkepanjangan, karena kebijakan pemerintah yang

kapitalistik dan cenderung mengabaikan standar lokalitas terkait hukum adat

dalam penguasaan dan kepemilikan tanah seperti hak garap dan hak ulayat.

Rezim yang otoriter membuat pergerakan petani tidak dapat membuahkan

hasil bagi keuntungan mereka. Berbagai perlawanan yang mereka lakukan

kerap kali menemukan jalan buntu dikarenakan pemerintah yang didukung

penuh oleh kekuatan militer akan langsung menghentikan pergerakan mereka.

Kepentingan umum seringkali dijadikan alasan untuk mengambil

tanah rakyat baik itu secara paksa melalui militer atau melalui manipulasi

kebijakan negara. Keadaan masyarakat yang miskin dan terdesak kebutuhan

Page 16: BAB IV DAMPAK DARI SENGKETA AGRARIA AKIBAT PROYEK ... · menjunjung tinggi semangat gotong royong dan kekeluargaan. Lahan ... Dampak sosial lain akibat konflik berupa kohesi sosial

98

hidup telah membuat masyakat menggunakan berbagai cara demi

mendapatkan hak atas tanah mereka. Tuntutan masyarakat akhirnya muncul

sebagai upaya untuk mendapatkan legitimasi dari pemerintah atas tanah yang

mereka buka dan mereka garap sebelum diakui tanpa melalui dialog oleh

pemerintah.

Mereka menuntut pembagian lahan pertanian yang merata dan adil

sehingga petani pembuka lahan mendapatkan hak atas tanah mereka.

Pelaksanaan Landreform yang menurut petani tidak adil inilah yang menjadi

alasan terjadinya kaum petani tak bertanah yang memicu terjadinya sengketa

tanah secara umum, termasuk di dalamnya adalah tanah yang menjadi Proyek

Rawasragi di Kecamatan Palas, Kabupaten Lampung Selatan.

Pendidikan masyarakat yang semakin tinggi membuat masyarakat

yang sudah mengalami sengketa berkepanjangan mulai berani menyuarakan

hak-haknya. Pendampingan yang dilakukan oleh mahasiswa melalui LSM

meskipun tidak total juga perlahan memupuk mental warga yang ingin

memperjuangkan haknya. Kepemilikan hak atas tanah didasarkan pada

sejarah turun temurun penguasaan tanah dan kepemilikan tanah. Jadi,

siapapun yang secara turun temurun memiliki hak atas tanah dan menguasai

tanah maka merekalah sebetulnya pemilik sah hak atas tanah. Berbeda dengan

pandangan hukum secara formal, yaitu pandangan hukum terhadap

kepemilikan hak atas tanah didasarkan pada akta kepemilikan atau sertifikat

dan penguasaan terhadap akta tanah tersebut, sehingga siapapun yang

memiliki akta kepemilikan tanah (sertifikat tanah) atas nama pemilik tanah

tersebut maka dia adalah pemilik sah hak atas tanah secara hukum.

Page 17: BAB IV DAMPAK DARI SENGKETA AGRARIA AKIBAT PROYEK ... · menjunjung tinggi semangat gotong royong dan kekeluargaan. Lahan ... Dampak sosial lain akibat konflik berupa kohesi sosial

99

Dua pemahaman yang berbeda inilah yang kemudian memicu adanya

sengketa kepemilikan hak atas tanah pertanian, sehingga perebutan hak atas

lahan pertanian proyek rawasragi bagi masyarakat setempat berdasarkan pada

fakta-fakta kepemilikan secara pembukaan lahan dan garapan secara turun

temurun, sementara pandangan hukum formal berpedoman pada kepemilikan

tanah dengan dasar kepemilikan sertifikat tanah.

Era reformasi benar-benar dimanfaatkan oleh petani yang ingin

memperjuangkan haknya. Meskipun tanah yang mereka buka dan garap sudah

diatas namakan orang lain, mereka tetap berusaha untuk kembali

mendapatkan tanah tersebut meskipun dengan cara-cara yang tergolong

radikal. Bagi sebagian besar masyarakat Kecamatan Palas, pertanian

merupakan sektor yang sangat erat dengan kelangsungan hidup mereka. Oleh

sebab itu, lahan pertanian merupakan bagian yang sangat pokok dalam

menunjang kehidupan mereka.

Pembukaan lahan yang mereka lakukan sebelum proyek Rawasragi

diresmikan, merupakan kegiatan yang sah-sah saja. Pasalnya, mereka

beranggapan bahwa proses pembukaan lahan hanya didasarkan pada perizinan

pihak desa, sehingga batas-batas kepemilikan lahan didasarkan oleh surat-

surat yang dikeluarkan oleh kepala-kepala kampung. Pemikiran seperti inilah

yang dimiliki masyarakat Kecamatan Palas, hingga Pemerintah mengeluarkan

surat keputusan untuk mencabut seluruh surat-surat atas tanah yang

dikeluarkan oleh kepala-kepala kampung dan mengakui tanah tersebut

merupakan tanah miik negara yang proses pengolahannya akan didasarkan

pada peraturan negara.

Page 18: BAB IV DAMPAK DARI SENGKETA AGRARIA AKIBAT PROYEK ... · menjunjung tinggi semangat gotong royong dan kekeluargaan. Lahan ... Dampak sosial lain akibat konflik berupa kohesi sosial

100

Bagi petani, perebutan secara paksa dan sebagian besar lahan proyek

pemerintah yang tidak dibagikan kembali kepada mereka merupakan sebuah

penindasan yang dilakukan oleh pemerintah. Pemerintah yang terkesan

mengabaikan aduan masyarakat membuat masyarakat bertindak langsung

dengan merebut kembali lahan yang dulu telah mereka garap meskipun yang

dihadapi adalah sesama petani yang seharusnya mendapatkan hak yang sama.

Sengketa agraria akibat Proyek Rawasragi yang sebagian besar telah

diselesaikan, ternyata tetap meninggalkan ketidakpuasan dari masyarakat

Kecamatan Palas hingga saat ini. Masyarakat Kecamatan Palas yang

kehilangan lahannya merasa dirugikan meskipun mereka tetap tidak bisa

melakukan perjuangan kembali. Pada akhirnya penyelesaian yang diharapkan

saling menguntungkan kedua belah pihak tidak terjadi hingga akhir ini.

Page 19: BAB IV DAMPAK DARI SENGKETA AGRARIA AKIBAT PROYEK ... · menjunjung tinggi semangat gotong royong dan kekeluargaan. Lahan ... Dampak sosial lain akibat konflik berupa kohesi sosial

101

BAB V

KESIMPULAN

Sengketa agraria atas lahan proyek Rawasragi berlatar belakang pada

landreform dengan pembagian tanahnya. Pangkal permasalahannya adalah

tanah yang dijadikan proyek Rawasragi merupakan tanah yang dibuka oleh

masyarakat atas instruksi pemerintah tahun 1983. Pemerintah

menginstruksikan untuk membuka lahan yang dulunya merupakan sebuah

rawa itu untuk digunakan sebagai lahan pertanian oleh masyarakat.

Masyarakat yang menjadi pembuka dijanjikan akan mendapatkan lahan

pertanian secara gratis lewat penyaluran tanah yang pelaksanaannya

dilakukan oleh tim bentukan pemerintah.

Selama proses pembukaan lahan, lahan yang sudah dibuka kemudian

dimanfaatkan oleh para pembuka lahan untuk bertani. Lahan yang mereka

garap merupakan lahan yang mereka buka. Hal itu berlangsung dari waktu ke

waktu sampai pemerintah mulai menyalurkan lahan tersebut. Tahun 1983

pemerintah mulai mendata masyarakat yang akan diberikan lahan pertanian

tersebut. Pemerintah mendasarkan pembagian itu pada daftar pemilu yang

diharapkan benar-benar mendapatkan data yang valid akan penduduk yang

sudah mendiami Kecamatan Palas sejak tahun 1971.

Proses pembagian lahan pertanian ditandai dengan pemberian kartu

hijau kepada masyarakat yang dianggap layak mendapatkan lahan pertanian

tersebut. Jumlah lahan yang dibagikan juga terbatas. Masing-masing petani

Page 20: BAB IV DAMPAK DARI SENGKETA AGRARIA AKIBAT PROYEK ... · menjunjung tinggi semangat gotong royong dan kekeluargaan. Lahan ... Dampak sosial lain akibat konflik berupa kohesi sosial

102

akan mendapatkan minimal 1 hektare dan maksimal 2 hektare. Proses

penertiban tanah ini membuat lahan pertanian para pembuka mengalami

pergeseran dan penyempitan. Banyak dari petani pembuka mengeluhkan

tanah yang mereka kelola selama ini lebih subur dan lebih strategis

dibandingkan lahan yang mereka dapatkan dari proses penyaluran tanah.

Kepemilikan kartu hijau kemudian menimbulkan sengketa antara

petani dan pemerintah. Petani yang merasa tidak mendapatkan haknya

kemudian menuntut hak mereka dengan cara mendatangi langsung kantor

Pemerintah Daerah dan Badan Pertanahan Tingkat II Kalianda, Kabupaten

Lampung Selatan. Mereka mendesak pemerintah untuk segera

mengembalikan lahan yang menjadi hak mereka. Pemerintah yang terus

didesak warga tidak kunjung memenuhi apa yang dituntut oleh masyarakat.

Sengketa yang semakin tidak menemukan titik terang ini justru menimbulkan

sengketa baru.

Warga yang tidak mendapatkan lahan melalui sistem penyaluran

tanah, mulai berusaha mendapatkan hak mereka dengan cara mereka sendiri.

Mereka mendatangi lahan yang diakui sebagai lahan mereka meskipun sudah

berpindah kepemilikan. Warga yang merasa memiliki sertifikat atas tanah

tersebut merasa terganggu dengan tekanan-tekanan dan ancaman-ancaman

yang datang dari pihak petani penuntut. Mereka kemudian mengadukan hal

tersebut kepada Pemerintah Daerah. Pemerintah Daerah melalui tim

penyelesaian sengketa berusaha mempertemukan kedua pihak yang

bersengketa. Perundingan yang terjadi menghasilkan berita acara yang

ditandatangani oleh ketua tim penyelesaian sengketa.

Page 21: BAB IV DAMPAK DARI SENGKETA AGRARIA AKIBAT PROYEK ... · menjunjung tinggi semangat gotong royong dan kekeluargaan. Lahan ... Dampak sosial lain akibat konflik berupa kohesi sosial

103

Perundingan yang terjadi justru membuat sengketa semakin

meruncing. Poin terakhir dari berita acara yang berisi bahwa pihak penuntut

dan pihak yang dituntut harus membagi sebagian darri tanah yang

disengketakan selama proses penyelesaian dilakukan. Petani yang memiliki

sertifikat merasa dirugikan oleh keputusan tersebut hingga mereka menggelar

aksi di depan kantor Pemerintahan Daerah. Lambatnya respon pemerintah

terhadap sengketa ini menyebabkan sengketa ini terus berlarut-larut.

Petani yang memiliki sertifikat semakin merasa terganggu dengan

tekanan-tekanan yang dilakukan pihak petani yang ingin mendapatkan lahan

mereka. Pihak petani tanpa sertifikat menjadikan berita acara tersebut sebagai

senjata untuk mendapatkan sebagian lahan yang disengketakan. Sengketa ini

terus berlanjut dan sempat menimbulkan ketegangan antar kedua belah pihak.

Terlebih, yang bersengketa merupakan dua suku bangsa yang berbeda yaitu

suku bangsa Jawa dan Bali. Isu SARA sempat terbawa meskipun tidak terlalu

melebar.

Sengketa yang tak kunjung menemukan titik terang ini kemudian

berakhir dikarenakan kedua belah pihak mulai menyerah. Pihak petani

pemilik sertifikat yang merasa tidak aman ketika mengelola lahan pertanian

mereka mulai melepas separuh bahkan sebagian lahan mereka kepaada pihak

petani penuntut. Pihak petani penuntut juga sebagian menyerah dengan

perjuangan mereka dan merelakan lahan yang mereka perjuangkan.

Page 22: BAB IV DAMPAK DARI SENGKETA AGRARIA AKIBAT PROYEK ... · menjunjung tinggi semangat gotong royong dan kekeluargaan. Lahan ... Dampak sosial lain akibat konflik berupa kohesi sosial

104

DAFTAR PUSTAKA

Arsip

Keputusan Rapat Kerja Direktorat Jendral Agraria Departemen Dalam Negeri.

Jakarta : Koleksi Arsip Nasional Republik Indonesia

Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional

Tentang Tata Cara Penanganan Sengketa Pertanahan. Jakarta : Koleksi

Arsip Nasional Indonesia.

Peta Kecamatan Palas, Kabupaten Lampung Selatan Tahun 1985. Lampung :

Koleksi Kecamatan Palas

Peta Saluran Irigasi Proyek Rawasragi, Kecamatan Palas Tahun 1985.

Lampung : Koleksi Arsip BPN Tk. II Lampung Selatan

Kecamatan Palas dalam Angka Tahun 1983. Lampung Selatan : Badan Pusat

Statistik.

Kecamatan Palas dalam Angka Tahun 1984. Lampung Selatan : Badan Pusat

Statistik.

Kecamatan Palas dalam Angka Tahun 1986. Lampung Selatan : Badan Pusat

Statistik.

Kecamatan Palas dalam Angka Tahun 1988. Lampung Selatan : Badan Pusat

Statistik.

Kecamatan Palas dalam Angka Tahun 1989. Lampung Selatan : Badan Pusat

Statistik.

Kecamatan Palas dalam Angka Tahun 1990. Lampung Selatan : Badan Pusat

Statistik.

Kecamatan Palas dalam Angka Tahun 1992. Lampung Selatan : Badan Pusat

Statistik.

Kecamatan Palas dalam Angka Tahun 1994. Lampung Selatan : Badan Pusat

Statistik.

Kecamatan Palas dalam Angka Tahun 1996. Lampung Selatan : Badan Pusat

Statistik.

Page 23: BAB IV DAMPAK DARI SENGKETA AGRARIA AKIBAT PROYEK ... · menjunjung tinggi semangat gotong royong dan kekeluargaan. Lahan ... Dampak sosial lain akibat konflik berupa kohesi sosial

105

Kecamatan Palas dalam Angka Tahun 1998. Lampung Selatan : Badan Pusat

Statistik.

Kecamatan Palas dalam Angka Tahun 2000. Lampung Selatan : Badan Pusat

Statistik.

Pernyataan Sikap STN Lampung, Lampung Post Edisi 11 Februari 2000 dan

Trans Sumatera 11 Februari 2000

Buku

Anwas Adiwilaga.1985. Ilmu Usaha Tani. Bandung: Alumni

Bachsan Mustofa. 1998. Hukum Agraria dalam Perspektif. Bandung: Remaja

Karya

Burger, D.H. 1970. Sejarah Ekonomi Sosiologis Indonesia. Jakarta: Pradjnja

Paramita.

Darmansyah, dkk. 1986. Ilmu Sosial Dasar : Kumpulan Essai. Surabaya :

Usaha Nasional.

Eddy Ruchiat. 1999. Politik Pertanahan Nasional sampai Orde Baru.

Bandung: PT Alumni

Endang Suhendar. 1995. Tanah, Buruh dan Usaha Kecil dalam Proses

Perubahan : Kumpulan Hasil Penelitian Akatiga. Bandung : Akatiga.

Endang Suhendar dan Yohana Budi Winarni. 1998. Petani dan Konflik

Agraria. Bandung : Akatiga.

Geertz, Clifford. 1983. Involusi Pertanian. Jakarta : Bhatara Karya Aksara

Gottschalk, Loius. 1985. Mengerti Sejarah (Terjemahan Nugroho

Notosusanto). Jakarta : UI Press.

Gunawan Wiradi. 1984. Pola Penguasaan Tanah dan Reforma Agraria dalam

Dua Abad Penguasaan Tanah. Jakarta : PT Gramedia

Gunawan Wiradi. 2000. Reforma Agraria :Pernyataan yang Belum Berakhir.

Yogyakarta : INSIS PRESS.

____________.2009. Metodologi Studi Agraria : Karya Terpilih Gunawan

Wiradi. Bogor : Sajogya Institute.

Page 24: BAB IV DAMPAK DARI SENGKETA AGRARIA AKIBAT PROYEK ... · menjunjung tinggi semangat gotong royong dan kekeluargaan. Lahan ... Dampak sosial lain akibat konflik berupa kohesi sosial

106

G.V Vink. 1984. Dasar-dasar Usaha Tani di Indonesia. Jakarta: Yayasan

Obor Indonesia.

Herlambang Perdana. 2001. Penindasan Atas Nama Otonomi. Yogyakarta :

Pustaka Pelajar.

Imam Soetikno. 1985. Politik Agraria Nasional. Yogyakarta ; Gadjah Mada

University Press.

John Salindeho. 1994. Manusia, Tanah, Hak dan Hukum. Jakarta : Sinar

Grafika.

Kono, Hiroyoshi. 1997. “Tanah dan Pajak, Hak Milik dan Konflik : Tinjauan

Sejarah Perbandigan” Dalam Noer Fauzi (penyunting), Tanah dan

Pembangunan. Surakarta : UNS PRESS.

Koentjaraningrat. 1979. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta:

Djambatan.

Kuntowijoyo. 1993. Radikalisasi Petani. Yogyakarta: Benteng.

Landsberger, Hery A dan Yu G Alexandrov. 1998. Pergolakan Petani dan

Perubahan Sosial. Jakarta : CV Rajawali.

Louis Malasih. 1981. Dunia Pedesaan : Pendidikan dan Perkembangannya.

Jakarta : Gunung Agung.

Mochamad Tauchid. 1952. Masalah Agraria : Sebagai Masalah Penghidupan

dan Kemakmuran Rakyat Indonesia jilid I. Jakarta : Tjakrawala.

Murbyanto. 1983. Politik Pertanian dan Pembangunan Pedesaan. Jakarta :

Sinar harapan.

___________. 1994. Pengantar Ekonomi Pertanian. Jakarta : LP3ES.

Noer Fauzi. 1997. Tanah dan Pembangunan: Risalah dari Konferensi INFID

ke 10. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan.

Noer Fauzi. 1999. Petani dan Penguasa : Perjalanan Politik Agraria di

Indonesia. Yogyakarta : INSIST, KPA dan Pustaka Pelajar.

Nugroho Notosusanto. Masalah Penelitian Sejarah Kontemporer. Jakarta :

Yayasan Indayu

Ricklefs. M.C. 2005. Sejarah Indonesia Modern 1200-2004. Jakarta :

Serambi.

Page 25: BAB IV DAMPAK DARI SENGKETA AGRARIA AKIBAT PROYEK ... · menjunjung tinggi semangat gotong royong dan kekeluargaan. Lahan ... Dampak sosial lain akibat konflik berupa kohesi sosial

107

Robert Redfield. 1993. Masyarakat Petani dan Kebudayaan Terjemahan D.

Dhakidah. Jakarta ; rajawali Press.

Sadikin Sorwan S. 2007. Konflik Keseharian di Pedesaan Jawa. Bandung :

Akatiga.

Sartono Kartodirdjo. 1984. Ratu Adil. Jakarta : Sinar Harapan.

Sartono Kartodirdjo. 1984. Pemberontakan Petani Banten 1888 Kondisi,

Jalan Peristiwa, dan Kelanjutannya : Sebuah Studi Mengenai

Gerakan Sosial di Indonesia. Jakarta : Pustaka Jaya.

Sartono Kartodirdjo. 1993. Pendekatan Ilmu Sosial Dalam Metodologi

Sejarah. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Soediono M.P. Tjondronegoro. 1999. Sosiologi Agraria. Bandung : Yayasan

Akatiga.

____________. 1984. Dua Abad Penguasaan Tanah di Jawa Dari Masa Ke

Masa. Jakarta : PT Gramedia.

Siti Rahmana Mary Herwati dan Dodi Stiadi. 2005. Memahami Hak Atas

Tanah dalam Praktek Advokasi . Surakarta : CakraBook.

Sudarto Gautama. 1973. Masalah Agraria Berikut Peraturan dan Contoh.

Bandung : Alumni.

Suhartono. 1991. Apanage dan Bekel. Yogyakarta : Tiara Wacana Yogya.

Wiradiputra R. 1951. Agraria Hukum Tanah. Jakarta : Djambatan

SKRIPSI

Erni Rahmawati. 2006. “Sengketa Agraria Atas Lahan PT. Perkebunan IX

(PTPN 1) Afdeling Kepoh Sambirejo, Sragen 1982 – 2004”. Skripsi

Jurusan Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sebelas

Maret.

Hasrie Fathonantin Purwanita. 2011. “Sengketa Lahan Perekbuna

Swarubuluroto di Desa Karangrejo Kecamatan Garum, Kabupaten

Blitar Tahun 1960-1997”. Skripsi Jurusan Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu

Budaya Universitas Sebelas Maret.

Sutrisna Lestari. 2010. “Sengketa Tanah Bekas Perkebunan Tembakau

Bandar Chalipah, Kabupaten Deli Serdang Tahun 1947-1960”. Skripsi

Page 26: BAB IV DAMPAK DARI SENGKETA AGRARIA AKIBAT PROYEK ... · menjunjung tinggi semangat gotong royong dan kekeluargaan. Lahan ... Dampak sosial lain akibat konflik berupa kohesi sosial

108

Jurusan Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

DAFTAR INFORMAN

1. Nama : Rusnal Effendi

Umur : 60 Tahun

Pekerjaan :Kepala Seksi Pengendalian dan Pemberdayaan

Masyarakat BPN Lampung Selatan

Alamat : Jl. Ryacudu Perum Korpri Bandar Lampung

2. Nama : Nicholas

Umur : 45 Tahun

Pekerjaan : Kepala Bidang Advokasi BPN Lampung Selatan

Alamat : Kalianda, Lampung Selatan

3. Nama : Darmawan

Umur : 49 Tahun

Pekerjaan : Perangkat Kecamatan

Alamat : Desa Palas Bangunan Kecamatan Palas Lampung

Selatan

4. Nama : H. Dulhawi

Umur : 80 Tahun

Pekerjaan : Petani

Alamat : Desa Rejomulyo Kecamatan Palas Lampung Selatan

5. Nama : Fatno Wahid, S.Pd

Umur : 55 Tahun

Pekerjaan : Petani dan Guru

Page 27: BAB IV DAMPAK DARI SENGKETA AGRARIA AKIBAT PROYEK ... · menjunjung tinggi semangat gotong royong dan kekeluargaan. Lahan ... Dampak sosial lain akibat konflik berupa kohesi sosial

109

Alamat :Desa Rejomulyo Kecamatan Palas. Lampung Selatan

6. Nama : Darussalam

Umur : 56 Tahun

Pekerjaan : Ketua Badan Pertanian Kecamatan Palas Kabupaten

Lampung Selatan

Alamat : Kecamatan Palas Kabupaten Lampung Selatan

7. Nama : Lehan

Umur : 65 Tahun

Pekerjaan : Petani

Alamat : Desa Bali Agung Kecamatan Palas Lampung Selatan

8. Nama : Parman

Umur : 70 Tahun

Pekerjaan : Petani

Alamat : Desa Bali Agung Kecamatan Palas Lampung Selatan

9. Nama : Badarudin

Umur : 76 Tahun

Pekerjaan : Petani

Alamat : Desa Candi Puro, Kecamatan Palas, Lampung Selatan

10. Nama : Tarno

Umur : 55 Tahun

Pekerjaan : Petani

Alamat : Desa Palas Aji, Kecamatan Palas, Lampung Selatan

Page 28: BAB IV DAMPAK DARI SENGKETA AGRARIA AKIBAT PROYEK ... · menjunjung tinggi semangat gotong royong dan kekeluargaan. Lahan ... Dampak sosial lain akibat konflik berupa kohesi sosial

110

Lampiran 1. Keputusan Rapat Kerja Direktorat Jendral Agraria Departemen

Dalam Negeri.

Page 29: BAB IV DAMPAK DARI SENGKETA AGRARIA AKIBAT PROYEK ... · menjunjung tinggi semangat gotong royong dan kekeluargaan. Lahan ... Dampak sosial lain akibat konflik berupa kohesi sosial

111

Page 30: BAB IV DAMPAK DARI SENGKETA AGRARIA AKIBAT PROYEK ... · menjunjung tinggi semangat gotong royong dan kekeluargaan. Lahan ... Dampak sosial lain akibat konflik berupa kohesi sosial

112

Page 31: BAB IV DAMPAK DARI SENGKETA AGRARIA AKIBAT PROYEK ... · menjunjung tinggi semangat gotong royong dan kekeluargaan. Lahan ... Dampak sosial lain akibat konflik berupa kohesi sosial

113

Page 32: BAB IV DAMPAK DARI SENGKETA AGRARIA AKIBAT PROYEK ... · menjunjung tinggi semangat gotong royong dan kekeluargaan. Lahan ... Dampak sosial lain akibat konflik berupa kohesi sosial

114

Page 33: BAB IV DAMPAK DARI SENGKETA AGRARIA AKIBAT PROYEK ... · menjunjung tinggi semangat gotong royong dan kekeluargaan. Lahan ... Dampak sosial lain akibat konflik berupa kohesi sosial

115

Page 34: BAB IV DAMPAK DARI SENGKETA AGRARIA AKIBAT PROYEK ... · menjunjung tinggi semangat gotong royong dan kekeluargaan. Lahan ... Dampak sosial lain akibat konflik berupa kohesi sosial

116

Page 35: BAB IV DAMPAK DARI SENGKETA AGRARIA AKIBAT PROYEK ... · menjunjung tinggi semangat gotong royong dan kekeluargaan. Lahan ... Dampak sosial lain akibat konflik berupa kohesi sosial

117

Lampiran 2. Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan

Nasional Tentang Tata Cara Penanganan Sengketa Pertanahan.

Page 36: BAB IV DAMPAK DARI SENGKETA AGRARIA AKIBAT PROYEK ... · menjunjung tinggi semangat gotong royong dan kekeluargaan. Lahan ... Dampak sosial lain akibat konflik berupa kohesi sosial

118

Page 37: BAB IV DAMPAK DARI SENGKETA AGRARIA AKIBAT PROYEK ... · menjunjung tinggi semangat gotong royong dan kekeluargaan. Lahan ... Dampak sosial lain akibat konflik berupa kohesi sosial

119

Page 38: BAB IV DAMPAK DARI SENGKETA AGRARIA AKIBAT PROYEK ... · menjunjung tinggi semangat gotong royong dan kekeluargaan. Lahan ... Dampak sosial lain akibat konflik berupa kohesi sosial

120

Page 39: BAB IV DAMPAK DARI SENGKETA AGRARIA AKIBAT PROYEK ... · menjunjung tinggi semangat gotong royong dan kekeluargaan. Lahan ... Dampak sosial lain akibat konflik berupa kohesi sosial

121

Page 40: BAB IV DAMPAK DARI SENGKETA AGRARIA AKIBAT PROYEK ... · menjunjung tinggi semangat gotong royong dan kekeluargaan. Lahan ... Dampak sosial lain akibat konflik berupa kohesi sosial

122

Page 41: BAB IV DAMPAK DARI SENGKETA AGRARIA AKIBAT PROYEK ... · menjunjung tinggi semangat gotong royong dan kekeluargaan. Lahan ... Dampak sosial lain akibat konflik berupa kohesi sosial

123

Lampiran 3. Peta Kecamatan Palas, Kabupaten Lampung Selatan Tahun 1985

Page 42: BAB IV DAMPAK DARI SENGKETA AGRARIA AKIBAT PROYEK ... · menjunjung tinggi semangat gotong royong dan kekeluargaan. Lahan ... Dampak sosial lain akibat konflik berupa kohesi sosial

124

Lampiran 4. Banyaknya Penduduk dalam Wilayah Kecamatan Palas Tahun

1985 Berdasarkan Mata Pencahariannya

Page 43: BAB IV DAMPAK DARI SENGKETA AGRARIA AKIBAT PROYEK ... · menjunjung tinggi semangat gotong royong dan kekeluargaan. Lahan ... Dampak sosial lain akibat konflik berupa kohesi sosial

125

Lampiran 5. Banyaknya Penduduk dalam Wilayah Kecamatan Palas Tahun

1985 Menurut Jenis Kelamin

Page 44: BAB IV DAMPAK DARI SENGKETA AGRARIA AKIBAT PROYEK ... · menjunjung tinggi semangat gotong royong dan kekeluargaan. Lahan ... Dampak sosial lain akibat konflik berupa kohesi sosial

126

Lampiran 6. Luas Tanah Sawah Menurut Jenisnya di Kecamatan Palas Tahun

1999.

Page 45: BAB IV DAMPAK DARI SENGKETA AGRARIA AKIBAT PROYEK ... · menjunjung tinggi semangat gotong royong dan kekeluargaan. Lahan ... Dampak sosial lain akibat konflik berupa kohesi sosial

127

Lampiran 7. Banyaknya Luas Tanah Sawah di Wilayah Kecamatan Palas

Tahun 1985

Page 46: BAB IV DAMPAK DARI SENGKETA AGRARIA AKIBAT PROYEK ... · menjunjung tinggi semangat gotong royong dan kekeluargaan. Lahan ... Dampak sosial lain akibat konflik berupa kohesi sosial

128

Lampiran 8. Banyaknya Luas Tanah Sawah dan Jenis Pengairan dalam

Wilayah Kecamatan Palas Tahun 1985.

Page 47: BAB IV DAMPAK DARI SENGKETA AGRARIA AKIBAT PROYEK ... · menjunjung tinggi semangat gotong royong dan kekeluargaan. Lahan ... Dampak sosial lain akibat konflik berupa kohesi sosial

129

Lampiran 9. Luas Tanah Kering yang Ditanami dan Tidak di Tanami Padi dan

Palawija dirindi Tanah Kering di Kecamatan Palas tahun 1999.

Page 48: BAB IV DAMPAK DARI SENGKETA AGRARIA AKIBAT PROYEK ... · menjunjung tinggi semangat gotong royong dan kekeluargaan. Lahan ... Dampak sosial lain akibat konflik berupa kohesi sosial

130

Lampiran 11. Banyaknya Alat-alat Pertanian menurut Jenis dan Keadaannya

di Kecamatan Palas Tahun 1999.

Page 49: BAB IV DAMPAK DARI SENGKETA AGRARIA AKIBAT PROYEK ... · menjunjung tinggi semangat gotong royong dan kekeluargaan. Lahan ... Dampak sosial lain akibat konflik berupa kohesi sosial

131

Lampiran 12. Pernyataan Sikap STN Lampung, Lampung Post Edisi 11

Februari 2000 dan Trans Sumatera 11 Februari 2000

Page 50: BAB IV DAMPAK DARI SENGKETA AGRARIA AKIBAT PROYEK ... · menjunjung tinggi semangat gotong royong dan kekeluargaan. Lahan ... Dampak sosial lain akibat konflik berupa kohesi sosial

132

Page 51: BAB IV DAMPAK DARI SENGKETA AGRARIA AKIBAT PROYEK ... · menjunjung tinggi semangat gotong royong dan kekeluargaan. Lahan ... Dampak sosial lain akibat konflik berupa kohesi sosial

133

Page 52: BAB IV DAMPAK DARI SENGKETA AGRARIA AKIBAT PROYEK ... · menjunjung tinggi semangat gotong royong dan kekeluargaan. Lahan ... Dampak sosial lain akibat konflik berupa kohesi sosial

134

Page 53: BAB IV DAMPAK DARI SENGKETA AGRARIA AKIBAT PROYEK ... · menjunjung tinggi semangat gotong royong dan kekeluargaan. Lahan ... Dampak sosial lain akibat konflik berupa kohesi sosial

135