dampak permukiman baru pada perkembangan … · dampak permukiman baru pada ... kerusuhan akibat...

17
Jurusan Arsitektur ITS – Maret 2010 | 1 Seminar Nasional Perumahan Permukiman dalam Pembangunan Kota 2010 DAMPAK PERMUKIMAN BARU PADA PERKEMBANGAN WILAYAH SEKITAR DESA SOYA KECAMATAN SIRIMAU KOTA AMBON Arthur R. Parera¹), Purwanita Setijanti²), Heru Purwadio³) 1) Mahasiswa Pasca Sarjana FTSP ITS Surabaya Indonesia 6011, email : [email protected] 2) Dosen Pasca Sarjana FTSP ITS Surabaya Indonesia 6011, email : [email protected] 3) Dosen Perencanaan Wilayah Kota ITS Surabaya Indonesia, email : [email protected] ABSTRAK Kerusuhan akibat konflik sosial yang terjadi di Kota Ambon pada tahun 1999 telah mengakibatkan perubahan yang cukup besar, terutama pada kondisi perumahan dan permukiman. Diantaranya terjadi kerusakan pada fasilitas sosial, fasilitas umum dan prasarana sarana kota. Pasca konflik, para pemukim tidak ingin lagi kembali ketempat asal, karena trauma dengan konflik tersebut. Oleh Pemerintah Kota Ambon diambil kebijakan relokasi ketempat yang baru, yaitu permukiman baru di Desa Soya Kecamatan Sirimau Kota Ambon. Relokasi ke permukiman baru yang dilakukan ini selain untuk mencegah konflik baru juga bermaksud menata kawasan ini agar menjadi lebih baik dari keadaan sebelumnya. Namun demikian permukiman baru ini memberikan dampak yang berpengaruh pada kawasan sekitar, seperti tumbuhnya permukiman-permukiman ikutan di sekitarnya. Perlu adanya suatu usaha pengembangan wilayah untuk mencapai tujuan yang menguntungkan bagi wilayah itu sendiri maupun bagi kesatuan administratif dimana wilayah itu menjadi bagiannya. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif, sedang analisa dilakukan melalui beberapa tahap. Tahap pertama menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi dampak pengembangan kawasan dengan menggunakan metode analisa faktor pembobotan (factor scoring). Tahap kedua menganalisa dampak pengembangan kawasan permukiman dengan menggunakan metode analisa matriks interaksi Leopold. Tahap ketiga adalah merumuskan suatu strategi pengembangan kawasan di sekitar permukiman baru dengan menggunakan metode analisa SWOT (Strength, Weakness, Opportunities, Threats). Hasil analisa strategi yang didapat adalah : pengaturan terhadap ketinggian lahan, intensitas aktivitas yang berkembang, prasarana pendukung, serta daerah sekitar seperti daerah permukiman agar dalam pengembangannya tidak mengalami hambatan fisik maupun hambatan dengan wilayah lain. Kata kunci : dampak, permukiman baru, wilayah sekitar desa Soya. Easy PDF Creator is professional software to create PDF. If you wish to remove this line, buy it now.

Upload: trancong

Post on 10-Mar-2019

235 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Jurusan Arsitektur ITS – Maret 2010 | 1

Seminar Nasional Perumahan Permukiman dalam Pembangunan Kota 2010

DAMPAK PERMUKIMAN BARU PADAPERKEMBANGAN WILAYAH SEKITAR

DESA SOYA KECAMATAN SIRIMAUKOTA AMBON

Arthur R. Parera¹), Purwanita Setijanti²), Heru Purwadio³)1) Mahasiswa Pasca Sarjana FTSP ITS Surabaya Indonesia 6011, email : [email protected]

2) Dosen Pasca Sarjana FTSP ITS Surabaya Indonesia 6011, email : [email protected]) Dosen Perencanaan Wilayah Kota ITS Surabaya Indonesia, email : [email protected]

ABSTRAK

Kerusuhan akibat konflik sosial yang terjadi di Kota Ambon pada tahun 1999 telahmengakibatkan perubahan yang cukup besar, terutama pada kondisi perumahan danpermukiman. Diantaranya terjadi kerusakan pada fasilitas sosial, fasilitas umum dan prasaranasarana kota. Pasca konflik, para pemukim tidak ingin lagi kembali ketempat asal, karenatrauma dengan konflik tersebut. Oleh Pemerintah Kota Ambon diambil kebijakan relokasiketempat yang baru, yaitu permukiman baru di Desa Soya Kecamatan Sirimau Kota Ambon.Relokasi ke permukiman baru yang dilakukan ini selain untuk mencegah konflik baru jugabermaksud menata kawasan ini agar menjadi lebih baik dari keadaan sebelumnya. Namundemikian permukiman baru ini memberikan dampak yang berpengaruh pada kawasan sekitar,seperti tumbuhnya permukiman-permukiman ikutan di sekitarnya. Perlu adanya suatu usahapengembangan wilayah untuk mencapai tujuan yang menguntungkan bagi wilayah itu sendirimaupun bagi kesatuan administratif dimana wilayah itu menjadi bagiannya.

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif, sedang analisadilakukan melalui beberapa tahap. Tahap pertama menganalisa faktor-faktor yangmempengaruhi dampak pengembangan kawasan dengan menggunakan metode analisa faktorpembobotan (factor scoring). Tahap kedua menganalisa dampak pengembangan kawasanpermukiman dengan menggunakan metode analisa matriks interaksi Leopold. Tahap ketigaadalah merumuskan suatu strategi pengembangan kawasan di sekitar permukiman barudengan menggunakan metode analisa SWOT (Strength, Weakness, Opportunities, Threats).

Hasil analisa strategi yang didapat adalah : pengaturan terhadap ketinggian lahan,intensitas aktivitas yang berkembang, prasarana pendukung, serta daerah sekitar seperti daerahpermukiman agar dalam pengembangannya tidak mengalami hambatan fisik maupunhambatan dengan wilayah lain.

Kata kunci : dampak, permukiman baru, wilayah sekitar desa Soya.

Easy PDF Creator is professional software to create PDF. If you wish to remove this line, buy it now.

Jurusan Arsitektur ITS – Maret 2010 | 2

Seminar Nasional Perumahan Permukiman dalam Pembangunan Kota 2010

NEW SETTLEMENT IMPACT ON REGIONGROWTH AROUND THE SOYA VILLAGE

DISTRICTS OF SIRIMAU AMBON CITYArthur R. Parera¹), Purwanita Setijanti²), Heru Purwadio³)

1) Mahasiswa Pasca Sarjana FTSP ITS Surabaya Indonesia 6011, email : [email protected]) Dosen Pasca Sarjana FTSP ITS Surabaya Indonesia 6011, email : [email protected]) Dosen Perencanaan Wilayah Kota ITS Surabaya Indonesia, email : [email protected]

ABSTRACT

Social conflict in Ambon in 1999 has resulted substantial changes, especially inhousing and settlement conditions. Including damage to the social, public, and cityinfrastructure and facilities of the city. After the conflict, no settlers wanted to return to theiroriginal place because of trauma to the conflict. Relocation policy in camed on by Ambon citygoverment to a new relocation, in Soya village District of Sirimau Ambon City. Relocate to dothan to prevent a new conflict area and set to be better than the previous situation. However,the new settlement causes great impact to the surrounding area, such as the follow-upsettlements development around the new settlements. Thus there is need for a regionaldevelopment efforts to achieve goals that benefit the region itself and for the administrativeunit in which the region became part of it.

This is a descriptive research with a qualitative approach, the analysis was donethrough several stages. The first phase analyze factors that influence the development ofregional impact by using factor analysis, method of weighting (scoring factor). The secondphase is analyze the impact of settlements development using Leopold matrix interactionsmethod and the third phase is to formulate a development strategy around the new settlementby using a SWOT analysis (Strength, Weakness, Opportunities, Threats).

Analysis results obtained strategies are: setting the height of land, growing intensityof activity, supporting infrastructure, as well as surrounding areas such as residential areasso that the development does not have physical barriers or obstacles in other areas.

Keywords : impact, new settlements, around region, village Soya.

Easy PDF Creator is professional software to create PDF. If you wish to remove this line, buy it now.

Jurusan Arsitektur ITS – Maret 2010 | 3

Seminar Nasional Perumahan Permukiman dalam Pembangunan Kota 2010

I. PENDAHULUANTerjadinya kerusuhan akibat konflik sosial di Kota Ambon pada tahun 1999 telah

mengakibatkan perubahan yang cukup besar terutama pada kondisi perumahan danpermukiman. Hal tersebut masih dapat dilihat dari kerusakan pada fasilitas sosial, fasilitasumum dan prasarana serta sarana kota. Ruang kota yang mewadahi aktifitas masyarakat telahbanyak mengalami pergeseran fungsi pada masa-masa recovery (pemulihan pasca konflik).

Dampak dari konflik ini pemukim tidak ingin kembali ketempat asal mereka yangsemula, diakibatkan oleh trauma dengan konflik tersebut. Pemukim yang tidak ingin kembaliketempat asal mereka oleh Pemerintah Kota Ambon dilakukan relokasi ke permukiman yangbaru. Kebijakan relokasi ke permukiman baru ditempuh pemerintah kota selain untuk menatakawasan ini juga mencegah terjadinya konflik baru dan menjadi lebih baik dari keadaansebelumnya.

Pada tahun 2006 kebijakan relokasi ini sudah mulai dilaksanakan, tahun itu pularelokasi ke permukiman baru tersebut dilaksanakan di desa Soya Kecamatan Sirimau KotaAmbon (Gambar 1.1). Pemerintah daerah Kota Ambon menindaklanjuti dengan pemberiankavling seluas 120 m²/KK ditambah pembangunan rumah 30 m2 (tiang kayu dan atap zeng)serta dilengkapi sertifikat kepemilikan bangunan. Keadaan yang demikian tampak padakondisi permukiman serta kehidupan pemukim pascarelokasi.

Relokasi ke permukiman baru di desa Soya ini juga menimbulkan dampak yangcukup berpengaruh pada pengembangan kawasan sekitarnya. Dengan adanya permukimanbaru ini muncul secara sporadis permukiman-permukiman di kawasan sekitar permukimanbaru yang tidak teratur dan bertambah padat.

Gambar 1.1. Peta Kawasan Prarelokasi dan Pascarelokasi (Sumber : Google,Agustus 2009)

Dari latar belakang penelitian di atas dapat dirumuskan pertanyaan penelitian yangdigunakan sebagai dasar kajian dalam penelitian ini yaitu : apakah aktivitas pengembanganwilayah sekitar permukiman baru di desa Soya sesuai dengan daya dukung lahannya? danpertanyaan tersebut merupakan pertanyaan penelitian yang perlu dijawab dalam penelitian iniberupa rumusan strategi pengembangan wilayah sekitar permukiman baru yang sesuai dengandaya dukung lahan desa Soya Kecamatan Sirimau Kota Ambon

Berdasarkan permasalahan yang ada maka tujuan dari penelitian ini adalahmerumuskan strategi pengembangan wilayah sekitar permukiman baru yang sesuai dengankarateristik lahan desa Soya Kecamatan Sirimau Kota Ambon.

Wilayah desa Soya secara geografis berada pada Kecamatan Sirimau, sebagai satukesatuan wilayah yang saling berinteraksi dan mempengaruhi perkembangan Kota Ambon.Luas wilayah desa Soya adalah 59,65 Km² sedangkan luas Kecamatan Sirimau adalah 86,82Km².

Prarelokasi diDesa Batu

Merah

Pascarelokasidi desa Soya

Easy PDF Creator is professional software to create PDF. If you wish to remove this line, buy it now.

Jurusan Arsitektur ITS – Maret 2010 | 4

Seminar Nasional Perumahan Permukiman dalam Pembangunan Kota 2010

Sedangkan secara mikro sesuai dengan kajian penelitian ini meliputi perkembanganpermukiman baru yang berdampak pada wilayah sekitarnya (Gambar 1.2). Dengan demikianunit analisa wilayah yang digunakan adalah kecamatan. Wilayah ini dipilih di samping karenakondisi wilayahnya yang berada pada pusat Kota Ambon, namun di sisi lain wilayah desaSoya memiliki kedekatan dengan Kota Ambon secara fisik.

Gambar 1.2.Permukiman Baru danWilayah Sekitarnya (Sumber : Google,Agustus 2009)

II. KAJIAN TEORI2.1. Konsep Pengembangan Wilayah.

Dalam Undang-Undang Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang, wilayahadalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur yang terkaitkepadanya yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif dan atauaspek fungsional. Menurut Rustiadi, et al. (2006) wilayah dapat didefinisikan sebagai unitgeografis dengan batas-batas spesifik tertentu dimana komponen-komponen wilayah tersebutsatu sama lain saling berinteraksi secara fungsional. Sehingga batasan wilayah tidaklah selalubersifat fisik dan pasti tetapi seringkali bersifat dinamis.

Komponen-komponen wilayah mencakup komponen biofisik alam, sumberdayabuatan (infrastruktur), manusia serta bentuk-bentuk kelembagaan. Dengan demikian istilahwilayah menekankan interaksi antar manusia dengan sumberdaya-sumberdaya lainnya yangada di dalam suatu batasan unit geografis tertentu.

Konsep wilayah yang paling klasik (Hagget, Cliff dan Frey, 1977 dalam Rustiadi etal., 2006) mengenai tipologi wilayah, mengklasifikasikan konsep wilayah ke dalam tigakategori, yaitu: (1) wilayah homogen (uniform/homogenous region); (2) wilayah nodal (nodalregion); dan (3) wilayah perencanaan (planning region atau programming region). Sejalandengan klasifikasi tersebut, (Glason, 1974 dalam Tarigan, 2005) berdasarkan fase kemajuanperekonomian mengklasifikasikan region/wilayah menjadi : 1). fase pertama yaitu wilayahformal yang berkenaan dengan keseragaman/homogenitas. Wilayah formal adalah suatuwilayah geografis yang seragam menurut kriteria tertentu, seperti keadaan fisik geografi,ekonomi, sosial dan politik. 2). fase kedua yaitu wilayah fungsional yang berkenaan dengankoherensi dan interdependensi fungsional, saling hubungan antar bagian-bagian dalamwilayah tersebut. Kadang juga disebut wilayah nodal atau polarized region dan terdiri darisatuan-satuan yang heterogen, seperti desa-kota yang secara fungsional saling berkaitan. 3).fase ketiga yaitu wilayah perencanaan yang memperlihatkan koherensi atau kesatuankeputusan-keputusan ekonomi.

Easy PDF Creator is professional software to create PDF. If you wish to remove this line, buy it now.

Jurusan Arsitektur ITS – Maret 2010 | 5

Seminar Nasional Perumahan Permukiman dalam Pembangunan Kota 2010

Menurut Rustiadi, et al (2004) wilayah adalah satu kesatuan unit geografis yang antarbagiannya mempunyai keterkaitan secara fungsional. Wilayah berasal dari bahasa Arab“wala-yuwali-wilayah” yang mengandung arti dasar “saling tolong menolong, salingberdekatan baik secara geometris maupun similarity”. Contohnya: antara supply dan demand,hulu-hilir. Oleh karena itu, yang dimaksud dengan pewilayahan (penyusunan wilayah) adalahpendelineasian unit geografis berdasarkan kedekatan, kemiripan, atau intensitas hubunganfungsional (tolong menolong, bantu membantu, lindung melindungi) antara bagian yang satudengan bagian yang lainnya. Wilayah Pengembangan adalah pewilayahan untuk tujuanpengembangan/pembangunan/development. Tujuan-tujuan pembangunan terkait dengan limakata kunci, yaitu: (1) pertumbuhan; (2) penguatan keterkaitan; (3) keberimbangan; (4)kemandirian; dan (5) keberlanjutan.

Pembangunan merupakan upaya yang sistematik dan berkesinambungan untukmenciptakan keadaan yang dapat menyediakan berbagai alternatif yang sah bagi pencapaianaspirasi setiap warga yang paling humanistik. Sedangkan pembangunan wilayah dilakukanuntuk mencapai tujuan pembangunan wilayah yang mencakup aspek-aspek pertumbuhan,pemerataan dan keberlanjutan yang berdimensi lokasi dalam ruang dan berkaitan denganaspek sosial ekonomi wilayah. Pengertian pembangunan dalam sejarah dan strateginya telahmengalami evolusi perubahan, mulai dari strategi pembangunan yang menekankan kepadapertumbuhan ekonomi, kemudian pertumbuhan dan kesempatan kerja, pertumbuhan danpemerataan, penekanan kepada kebutuhan dasar (basic need approach), pertumbuhan danlingkungan hidup, dan pembangunan yang berkelanjutan (suistainable development).

Pendekatan yang diterapkan dalam pengembangan wilayah di Indonesia sangatberagam karena dipengaruhi oleh perkembangan teori dan model pengembangan wilayah sertatatanan sosial-ekonomi, sistim pemerintahan dan administrasi pembangunan. Pendekatan yangmengutamakan pertumbuhan tanpa memperhatikan lingkungan, bahkan akan menghambatpertumbuhan itu sendiri (Direktorat Jenderal Penataan Ruang, 2002). Pengembangan wilayahdengan memperhatikan potensi pertumbuhan akan membantu meningkatkan pertumbuhanekonomi berkelanjutan melalui penyebaran penduduk lebih rasional, meningkatkankesempatan kerja dan produktifitas (Mercado dalam Mulyanto, 2008).

Menurut Direktorat Pengembangan Kawasan Strategis, Ditjen Penataan Ruang,Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah (2002) prinsip-prinsip dasar dalampengembangan wilayah adalah :1. Sebagai growth center

Pengembangan wilayah tidak hanya bersifat internal wilayah, namun harus diperhatikansebaran atau pengaruh (spread effect) pertumbuhan yang dapat ditimbulkan bagi wilayahsekitarnya, bahkan secara nasional.

2. Pengembangan wilayah memerlukan upaya kerjasama pengembangan antar daerah danmenjadi persyaratan utama bagi keberhasilan pengembangan wilayah.

3. Pola pengembangan wilayah bersifat integral yang merupakan integrasi dari daerah-daerah yang tercakup dalam wilayah melalui pendekatan kesetaraan.

4. Dalam pengembangan wilayah, mekanisme pasar harus juga menjadi prasyarat bagiperencanaan pengembangan kawasan.

Dalam pemetaan strategic development region, satu wilayah pengembangandiharapkan mempunyai unsur-unsur strategis antara lain berupa sumberdaya alam,sumberdaya manusia dan infrastruktur yang saling berkaitan dan melengkapi sehingga dapatdikembangkan secara optimal dengan memperhatikan sifat sinergisme di antaranya(Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah, 2002).

Easy PDF Creator is professional software to create PDF. If you wish to remove this line, buy it now.

Jurusan Arsitektur ITS – Maret 2010 | 6

Seminar Nasional Perumahan Permukiman dalam Pembangunan Kota 2010

2.2. Daya Dukung LahanBatasan pengertian daya dukung lahan yaitu kemampuan sebidang lahan dalam

mendukung kehidupan manusia (Soemarwoto, 2000). Sedangkan menurut Notohadiprawiro(1999) daya dukung lahan (land carrying capacity) dinilai menurut ambang bataskesanggupan lahan sebagai suatu ekosistem menahan keruntuhan akibat dampak penggunaan.Segala definisi konsep daya dukung harus menunjukkan spesifikasi mengenai (1) aras (level)penggunaan lahan yang akan meluangkan (2) pemeliharaan secara sinambung suatu aras mutulingkungan tertentu dalam (3) suatu aras tujuan pengelolaan tertentu yang ditetapkan denganmengingat (4) biaya pemeliharaan mutu sumber daya pada suatu aras yang akan (5)mendatangkan kepuasan pengguna sumberdaya (disadur dari kumpulan makalah(Notohadiprawiro, 1999) dalam seminar penyusunan kriteria kerusakan tanah/lahan). Maknadaya dukung bermacam-macam tergantung pada kepuasan yang ingin diperoleh penggunalahan. Ada daya dukung menurut ukuran estetika, rekreasi, hayati, ekologi, ekonomi, fasilitas,sosial, psikologi, dan kehidupan margasatwa. Daya dukung lahan berkenaan dengankelayakan lahan.

Azas mengatur penggunaan lahan atau lingkungan berdasarkan makna daya dukunglahan (lingkungan) dibagankan pada gambar 2.3 kemantapan lahan selaku sistemdigambarkan sebagai fungsi ketahanan sistem dan usikan penggunaan. Garis diagonal putus-putus menunjukkan ambang batas keadaan lingkungan goyah, berarti merupakan kedudukantitik-titik keseimbangan antara daya tahan lingkungan dan daya usik kegiatan penggunaanlingkungan yang menimpa lingkungan.

Penggunaan lahan di atas garis diagonal menjamin sepenuhnya keselamatan lahankarena intensitas penggunaan lahan lebih rendah daripada aras ketahanan lahan. Akan tetapipemanfaatan lahan menjadi tidak efektif. Penggunaan lahan dibawah garis diagonalmenimbulkan resiko besar meruntuhkan lahan karena aras intensitas penggunaan melampauiaras ketahanan lahan. Makin jauh kedudukan penggunaan lahan di atas garis optimum,jaminan keselamatan lahan makin besar, akan tetapi efektivitas penggunaannya makin rendah.Makin jauh kedudukan penggunaan lahan di bawah garis optimum, resiko kerusakan lahanmakin tinggi.

Gambar 2.1.Kemantapan Lingkungan sebagai Fungsi Tahanandan Usikan (Sumber : Notohadiprawiro, 1993).

Keterangan:A : Penggunaan aman, akan tetapi tidak efektif, agar efektif digeser ke garis optimum lewat jalur 1

(dipindahkan ke tempat lain yang tahanannya lebih rendah) atau lewat jalur 2 (intensitaspenggunaan ditingkatkan)

B : Penggunaan berisiko, agar aman digeser ke garis optimum lewat jalur 1 (dipindahkan ke tempatlain yang tahanannya lebih tinggi) atau lewat jalur 2 (intensitas penggunaan diturunkan)

Selain itu menurut Notohadiprawiro, (1993) ada dua ukuran harkat lahan yaitukemampuan dan kesesuaian lahan. Dalam kaitannya dengan pemenuhan kebutuhan manusia,

Wilayah mantap

Wilayah goyah

A

2

1

B1

2Tahanan

Usikan

ManusiaTidak efisienAmbang batas

Easy PDF Creator is professional software to create PDF. If you wish to remove this line, buy it now.

Jurusan Arsitektur ITS – Maret 2010 | 7

Seminar Nasional Perumahan Permukiman dalam Pembangunan Kota 2010

kemampuan dan kesesuaian lahan terjabarkan masing-masing menjadi daya dukung dankemanfaatan lahan. Kemampuan lahan adalah mutu lahan yang dinilai secara menyeluruhuntuk tiap penggunaan lahannya. Dengan kata lain, nilai kemampuan berbeda untukpenggunaan yang berbeda. Ada dua macam pengertian kemampuan lahan, yang satu bersifatpembawaan yaitu kemampuan aktual merupakan pernyataan watak dan perilaku hakiki lahan,dan yang lain bersifat potensi buatan (acquired) yaitu kemampuan potensial merupakankemampuan yang timbul dari tanggapan atas kemampuan tersebut.

Dengan menghadapkan daya dukung lahan sebagai suatu ungkapan penawaran lahanpada keperluan, kepentingan dan keinginan manusia sebagai suatu ungkapan permintaanpengguna, diperoleh nilai kesesuaian lahan menunjukkan suatu mutu lahan yang berkenaandengan imbangan permintaan dengan penawaran dalam suatu lingkup kepentingan khusus.Kesesuaian lahan adalah kecocokan suatu jenis lahan tertentu untuk suatu macam penggunaantertentu. Sehingga kesesuaian lahan merupakan spesifikasi kemampuan lahan. Tingkatkesesuaian, berarti imbangan tingkat pemanfaatan dengan daya dukung lahan, menjadi ukurankelayakan penggunaan lahan. Lahan digunakan secara layak dalam hal daya dukungnyadimanfaatkan sepenuhnya. Tata ruang memenuhi kriteria kesesuaian lahan, dan wawasanlingkungan serta wawasan ekonomi bila diterapkan secara bersama-sama. Penggunaan lahandi bawah kelayakan memang memenuhi kriteria kesesuaian (menghemat penggunaan lahan),akan tetapi wawasan ekonomi diabaikan. Potensi ekonomi lahan tidak dimanfaatkansepenuhnya. Pemanfaatan melampaui ukuran kelayakan berarti melanggar kedua kriteria tataguna lahan, yaitu kesesuaian dan wawasan lingkungan. Dalam hal ini penggunaan lahanterpaksa disubsidi dengan bahan dan energi banyak berupa teknologi mahal. Sehingga lahandigunakan secara tidak efisien dan menjadi suatu sistem yang mantap semu (metastable).Kemaujudan penggunaan lahan mutlak bergantung pada dukungan teknologi besar-besarankarena satu dan lain hal, keseluruhan sistem akan runtuh. Hal ini dapat dilihat pada gambar2.2 berikut.

Gambar 2.2. Bagan Kemampuan, Daya Dukung, Kesesuaian, Kemanfaatan, Dan KelayakanLahan dalam Tata Guna Lahan (Sumber : Notohadiprawiro, 1993)

Sehingga berdasarkan bagan tersebut dapat diketahui bahwa daya dukung lahandipengaruhi oleh kemampuan lahan dan berpengaruh terhadap kesesuaian lahan sehinggaakhirnya daya dukung lahan berkenaan dengan kelayakan lahan. Kelayakan penggunaan lahanditentukan oleh faktor-faktor biofisik yang merupakan ciri-ciri hakiki lahan yang diujudkanoleh alam lewat proses-proses pembentukan lahan dan tanah. Tampakan biofisik tersusun atassejumlah sifat antara lain kedalaman tanah, warna tanah, tekstur dan struktur tanah,konsistensi tanah, gerakan udara dan air dalam tanah, kedalaman air tanah, keadaan edafon,potensial redoks tanah, kemasaman dan alkalinitas tanah dan air tanah, keadaan kimiawi yang

Manusia

Sumberdaya

Daya dukung

Kemanfaatan

Kemampuan

Kesesuaian Kelayakan

Lewatdaya

dukung

Di bawahdaya

dukung

Sepadandaya

dukung

KeperluanKepentingan

keinginan

Tehnologi

Easy PDF Creator is professional software to create PDF. If you wish to remove this line, buy it now.

Jurusan Arsitektur ITS – Maret 2010 | 8

Seminar Nasional Perumahan Permukiman dalam Pembangunan Kota 2010

merugikan, dan faktor-faktor tapak antara lain keadaan topografi, lereng, kerentanan terhadaperosi air dan angin serta terhadap penggenangan, tingkat kebasahan, vegetasi, dan keadaaniklim. Beberapa sifat dan keadaan lahan dengan rekayasa dapat diubah sampai tingkat tertentumenjadi lebih memenuhi kebutuhan, akan tetapi secara keseluruhan sifat dan keadaan yangdijumpai harus diterima sebagaimana adanya.

Hal ini seperti diungkapkan oleh (Sitorus, 1985) dimana kemampuan lahandikelompokkan dalam enam kategori umum sebagai berikut: (1) kemampuan beradaptasilahan, (2) produktivitas lahan, (3) bahaya areal, (4) tehnologi tersedia, (5) kelayakanpenggunaan lahan sebagai akibat adanya teknologi, kebijakan pemerintah, dan keadaan alamidari lokasi, (6) kemampuan yang dikelaskan, termasuk didalamnya sifat-sifat tanah, iklim,biotik atau genetik, fisiografik dan budaya.

Sedangkan menurut Direktorat Tata Guna Tanah, Departemen dalam Negerimenggunakan delapan faktor penilai yaitu (1) lereng, (2) kedalaman efektif, (3) tekstur, (4)drainase, (5) erosi, (6) gambut, (7) tutupan batuan, dan (8) kegaraman.

Dari berbagai definisi dan kategori diatas dapat dilihat bahwa daya dukung lahantidak dapat dipisahkan dengan kesesuaian lahan dan kemampuan lahan, karena dalam dayadukung lahan terdapat kekuatan lahan menopang aktivitas di atasnya (daya topang) yangdipengaruhi oleh kemampuan lahan dan kapasitas lahan dalam menampung aktivitas yang ada(daya tampung) yang dipengaruhi oleh kesesuaian penggunaan lahan. Sehingga klasifikasikemampuan lahan (land capacity classification) merupakan penilaian komponen-komponenlahan secara sistematik dan pengelompokkannya ke dalam beberapa kategori berdasarkansifat-sifat yang merupakan potensi dan penghambat dalam rangka penggunaan lahan secaralestari. Klasifikasi kesesuaian lahan adalah proses penilaian dan pengelompokkan lahan dalamarti kesesuaian absolut lahan bagi suatu penggunaan tertentu. Jadi kemampuan dipandangsebagai kapasitas lahan itu sendiri untuk tingkat penggunaan umum, sedangkan kesesuaiandipandang sebagai kenyataan adaptabilitas (kemungkinan penyesuaian) sebidang lahan bagisuatu macam penggunaan tertentu, sehingga sebenarnya tidak terdapat perbedaan yangesensial antara kemampuan lahan dan kesesuaian lahan.

2.3. Strategi Pengembangan Wilayah.Keanekaragaman informasi dari suatu kegiatan akan memberikan banyak peluang

dalam menentukan suatu strategi perencanaan atau pengembangan. Salah satu analisis yangdapat digunakan dalam membuat suatu strategi adalah Analisis SWOT (Strength, Weakness,Opportunities, Threats). Rangkuti (2001:18-19) menyatakan bahwa analisis SWOT adalahidentifikasi berbagai faktor secara sistematik untuk merumuskan strategi, analisis inididasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strength) dan peluang(opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weaknesses) danancaman (threaths).

Analisis SWOT mempertimbangkan faktor lingkungan internal strengths danweaknesses serta lingkungan eksternal opportunities dan threats yng dihadapi. AnalisisSWOT membandingkan antara faktor-faktor internal dan eksternal sehingga dari analisistersebut dapat diambil suatu keputusan strategi (Marimin, 2004: 58). Menurut Kuncoro (2006:51), pada dasarnya alternatif strategi yang diambil harus diarahkan pada usaha untukmenggunakan kekuatan dan memperbaiki kelemahan, memanfaatkan peluang-peluang, sertamengantisipasi ancaman.

Selanjutnya Rangkuti (2001: 21) menyatakan bahwa proses penyusunan perencanaanstrategis melalui tiga tahap analisis yaitu tahap pengumpulan data, tahap analisis dan tahappengambilan keputusan. Tahap pengumpulan data merupakan suatu kegiatan pengumpulan

Easy PDF Creator is professional software to create PDF. If you wish to remove this line, buy it now.

Jurusan Arsitektur ITS – Maret 2010 | 9

Seminar Nasional Perumahan Permukiman dalam Pembangunan Kota 2010

data tetapi juga merupakan suatu kegiatan pengklasifikasian dan pra analisis, pada tahap inidata dibedakan menjadi dua yaitu data eksternal dan data internal. Model yang digunakandalam tahap ini terdiri dari tiga yaitu matrik faktor strategi eksternal, matrik faktor strategiinternal dan matrik profil kompetitif. Matrik faktor strategi ekternal akan diketahui denganmenyusun EFAS (ekternal strategic factors analysis summary), sedangkan matrik faktorstrategi internal dapat diketahui dengan menyusun IFAS (internal strategic factors analysissummary). Tahap Analisis dapat dimulai setelah faktor-faktor strategis diketahui melaluiEFAS dan IFAS, maka disusunlah matrik SWOT.

“Guidelines for Preparation of Corporate Plan by Indonesian Regional DrinkingWater Enterprises (PDAMs)” yang disiapkan oleh proyek kerjasama Pemerintah Indonesia(Bappenas, Departemen Pekerjaan Umum, Departemen Dalam Negeri dan DepartemenKeuangan) dengan World Bank (1995) dalam http://www.performorid.04, mengadopsiAnalisis SWOT tanpa pemberian skor. Kelemahan metode ini ialah pemetaan posisiorganisasi terhadap lingkungannya sukar untuk dilakukan. Dengan demikian, dari identifikasifaktor-faktor peluang, ancaman, kekuatan dan kelmahan hanya dapat digunakan sebagai dasaruntuk menetapkan sasaran-sasaran dan perumusan strategi. Kelebihan metode ini ialahmengurangi bias pembobotan dan pemeringkatan faktor-faktor kunci eksternal dan internalserta persepsi yang kurang tepat dalam melihat posisi organisasi terhadap lingkungannyasebagai sesuatu yang final dan statis. Sebagaimana halnya dalam analisis kuantitatif dalambidang non-eksakta pada umumnya, pada pendekatan kuantitatif/pemberian skor dalamAnalisis SWOT dilakukan reduksi dan simplifikasi, sehingga kuantifikasi atau pembobotandan rating terhadap sejumlah faktor yang pada dasarnya mempunyai sifat yang kompleks yangsukar untuk diukur tidak sepenuhnya dapat mewakili karakter faktor tersebut atau nilaikomparatifnya terhadap faktor yang lain. Karena itu sekalipun bermanfaat, adanya bias padahasil analisis kuantitatif untuk bidang-bidang non-eksakta tidak bisa dihindarkan. Adakalanya,semakin kompleks pendekatan yang digunakan semakin besar bias yang dihasilkan. Olehkarena itu dalam melakukan Analisis SWOT dengan atau tanpa pemberian skor perlumempertimbangkan dengan seksama kekuatan dan kelemahan kedua pendekatan tersebut.

III. METODEMetode pembobotan (factor scoring) merupakan suatu teknik dalam menganalisis data

dengan membuat suatu nilai terhadap keadaan yang ada, dan disusun menurut ranking yangtelah dibuat sebelumnya. Variabel yang akan dinilai sesuai dengan variabel yang telahditentukan.

Dalam mengevaluasi dampak yang terjadi terhadap daya dukung lahan denganmenggunakan metode matriks interaksi Leopold. Metode ini dirancang untuk menganalisisdampak lahan pada berbagai pembangunan konstruksi/pengembangan pada suatu wilayah.

Dalam SWOT terdapat dua faktor yang sangat penting yaitu faktor internal dan faktorekternal. Faktor internal yaitu faktor-faktor yang berkaitan dengan elemen-elemen/komponenwilayah desa Soya Kecamatan Sirimau dalam pengembangan wilayanya, khususnya yangterkait dengan daya dukung lahan dan pengolahan lahan, fisik dan pelayanan transportasi sertasistem kota dalam konteks pengembangan wilayah

Dengan demikian strategi yang dirumuskan adalah Strategi SO, yaitu memanfaatkankekuatan wilayah yang dimiliki untuk mengembangkan kawasan dimasa yang akan datang.Strategi WO adalah melihat kelemahan yang ada dengan mempertimbangkan peluang di masayang akan datang. Strategi ST adalah memanfaatkan kekuatan untuk mengurangi hambatan dimasa yang akan datang. Strategi WT yaitu didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensive

Easy PDF Creator is professional software to create PDF. If you wish to remove this line, buy it now.

Jurusan Arsitektur ITS – Maret 2010 | 10

Seminar Nasional Perumahan Permukiman dalam Pembangunan Kota 2010

dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman di masa yangakan datang. maka disusunlah matrik SWOT.

Tabel 3.1.Matriks SWOT dan Kemungkinan Strategiyang Sesuai.

(Sumber : Rangkuti, 2001).

IV. ANALISA DAN PEMBAHASAN.4.1. Analisa Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Dampak Permukiman Baru Pada

Perkembangan Wilayah Sekitar Desa Soya.Kondisi eksisting pola pemanfaatan ruang pada daerah pengembangan kawasan

permukiman berguna untuk mengetahui kapasitas lahan menampung aktivitas masyarakatpada kawasan sekitar permukiman baru. Dari tujuan tersebut maka dilakukan sub analisistentang aktivitas masyarakat pada kawasan permukiman baru, pola pemanfaatan lahan danprasarana sarana pendukung pengembangan kawasan. Dalam setiap analisa yang diuraikanmempunyai hasil berupa skor penilaian berskala 1-4 (1, tidak berpengaruh, skor 25%), (2,kurang berpengaruh, skor 50%), (3, berpengaruh, skor 75%) dan (4, Sangat berpengaruh, skor100%).

Untuk mengetahui tingkat daya dukung lahan pada wilayah sekitar permukiman barubaik dilihat dari kekuatan lahan menopang aktivitas pemukim maupun kapasitas lahan dalammenampung aktivitas pemukim. Untuk menghasilkan tingkat daya dukung lahan padakawasan sekitar permukiman baru dilakukan dengan cara menggabungkan membuat skorterhadap variabel-variabel yang ada. Karena kriteria-kriteria daya dukung lahan pada wilayahsekitar permukiman baru ditentukan oleh variabel-variabel dalam analisa ini.

Cara penilaian tiap variabel dengan mencari nilai tertinggi dari 9 variabel penilaiandikalikan dengan skor nilai tertinggi yaitu 4 sehingga menghasilkan nilai 36; sedangkan untuknilai terendah didapat dari 9 variabel penilaian dikalikan skor nilai terendah yaitu 1, sehinggamenghasilkan nilai 9. Agar mempunyai nilai berskor 100 sehingga dihasilkan perhitungansebagai berikut :• Untuk nilai tertinggi yaitu 36 :

• Untuk nilai terendah yaitu 9 :

Dari teknik penilaian tersebut bila diterapkan dalam perhitungan untuk melihat tingkatdaya dukung lahan pada wikayah sekitar permukiman baru, sehingga menghasilkanpembobotan yang dapat dilihat pada tabel berikut ini.

STRENGTHS WEAKNESSES

STRATEGI (SO) STRATEGI (WO)Ciptakan strategi yang

menggunakan kekuatan untukmemanfaatkan peluang

Ciptakan strategi yangmeminimalkan kelemahan

untuk memanfaatkan peluang

STRATEGI (ST) STRATEGI (WT)Ciptakan strategi yang

menggunakan kekuatan untukmengatasi ancaman

Ciptakan strategi yangmeminimalkan kelemahandan menghindari ancaman

OPPORTUNITIES

THREATS

IFASEFAS

10036 x -------- = 100

36

1009 x -------- = 25

36

Easy PDF Creator is professional software to create PDF. If you wish to remove this line, buy it now.

Jurusan Arsitektur ITS – Maret 2010 | 11

Seminar Nasional Perumahan Permukiman dalam Pembangunan Kota 2010

Tabel 4.1.Hasil Skor Faktor Yang MempengaruhiDampak

(Sumber : Hasil olah data, 2009)

Berdasarkan tabel di atas maka agar dapat dihitung tingkat daya dukung lahankawasan sekitar permukiman baru, sebagai berikut :

• Daya dukung lahan rendah jika, total skornya antara 25 - 49• Daya dukung lahan sedang jika, total skornya antara 50 - 74• Daya dukung lahan tinggi jika, total skornya antara 75 - 100

Dari hasil tersebut dapat dilihat berdasarkan kriteria yang telah dibuat sehingga padapengembangan wilayah sekitar permukiman baru mempunyai tingkat daya dukung lahan yangtinggi (88.89) karena nilainya di antara range skor 75-100.

Dengan mempunyai tingkat daya dukung lahan kawasan yang tinggi, maka padawilayah tersebut masih layak untuk dikembangkan, tetapi perlu pembenahan dalam berbagaihal yang menjadi faktor penghambat kelancaran aktivitas pengembangan pada wilayah yangada. Faktor-faktor penghambat tersebut dapat dilihat dari sedikitnya skor yang didapat padatiap variabel penilai oleh wilayah sekitar dan permukiman.

4.2. Analisa Dampak Yang Terjadi Terhadap Lahan Akibat Adanya Permukiman BaruPada Perkembangan Wilayah Sekitar Desa Soya.

Dalam analisa ini dampak yang akan dibahas yaitu dampak dari aspek fisik lahan.Sehingga analisis ini merupakan analisa lanjutan dari analisa sebelumnya mengenai analisatingkat daya dukung lahan yang mempunyai hasil nilai tinggi untuk pengembangan wilayahsekitar permukiman baru yang berkembang di desa Soya Kecamatan Sirimau.

Selain itu analisa ini merupakan penjelasan dari analisa sebelumnya, dimana aspekkomponen lahan apa saja yang terkena dampak akibat adanya permukiman baru padaperkembangan wilayah sekitar.

Untuk lebih jelasnya dalam analisa ini terdapat tabel yang menjelaskan hubunganantara aktivitas masyarakat dengan komponen daya dukung lahan melalui matriks interaksiLeopold. Dalam matriks tersebut terdapat penilaian terhadap keadaan komponen daya dukunglahan, kepentingan komponen daya dukung lahan, keadaan kualitas lahan, dan tafsiran

No. Variabel Penilaian MacamPenilaian Skor Keterangan

1 Lahan Terbangunan sudah 100%dari luas lahan yang ada 4 Sangat Berpengaruh2 Ruang Terbuka Hijau sudah 100%dari luas lahan yang ada 4 Sangat Berpengaruh3 Fasilitas Umum dan Sosial sudah 75%dari luas lahan 3 Berpengaruh4 Prasarana Listrik sudah melayani 75%dari masyarakat 3 Berpengaruh5 Prasarana Drainase sudah terpenuhi 75%dari luas lahan 3 Berpengaruh6 Prasarana Air Bersih sudah melayani 100%dari masyarakat 4 Sangat Berpengaruh7 Prasarana Persampahan sudah 100%dari kebutuhan masyarakat 4 Sangat Berpengaruh8 Prasarana Telekomunikasi mampu melayani 100%dari masyarakat 4 Sangat Berpengaruh9 Bangkitan Transportasi meningkat 75%dari kondisi awal 3 Berpengaruh

32

Merupakan skor total dari berbagaivariabel yang mempengaruhidampak permukiman baru padaperkembangan wilayah sekitar.

TOTAL

10032 x -------- = 88.89

36

Easy PDF Creator is professional software to create PDF. If you wish to remove this line, buy it now.

Jurusan Arsitektur ITS – Maret 2010 | 12

Seminar Nasional Perumahan Permukiman dalam Pembangunan Kota 2010

dampak yang terbagi menjadi 4 skala penilaian yaitu skornya menjadi 1(tidak berdampak),2(kurang berdampak), 3(berdampak), dan 4(sangat berdampak).

Kemudian untuk penilaian dan identifikasi terhadap komponen daya dukung lahandapat dipergunakan pedoman dengan menggunakan skor penilaian seperti berikut :

Tabel 4.2. Skor Penilaian Dampak

(Sumber : Hasil olah data, 2009)Dari berbagai kondisi tiap variabel di atas baik sebelum maupun sesudah adanya

aktivitas permukiman baru serta kepentingannya, bila digabungkan menjadi sebuah matrikinteraksi Leopold akan menghasilkan perhitungan matriks interaksi antara komponen dayadukung lahan terhadap aktivitas pengembangan kawasan permukiman yang dapat dilihat padatabel berikut.Tabel 4.3. Matriks Dampak Pengembangan Wilayah Terhadap Komponen Daya Dukung

Lahan.

(Sumber : Hasil olah data, 2009).

No. Macam Skor BesaranPenilaian (%) Tafsiran

4 100 Sangat Berpengaruh3 75 Berpengaruh2 50 Kurang Berpengaruh1 25 Tidak Berpengaruh4 100 Sangat Berpengaruh3 75 Berpengaruh2 50 Kurang Berpengaruh1 25 Tidak Berpengaruh4 100 Sangat Berpengaruh3 75 Berpengaruh2 50 Kurang Berpengaruh1 25 Tidak Berpengaruh4 100 Sangat Berdampak3 75 Berdampak2 50 Kurang Berdampak1 25 Tidak Berdampak

1Keadaan Komponan DayaDukung Lahan

2 Kepentingan KomponanDaya Dukung Lahan

3 Keadaan Kualitas Lahan

4 Tafsiran Dampak

K omp one n D ayaD ukung L ahan

Nila

i(K

dead

aan

xM

aksi

mum

Kep

entin

gan)

Laha

n

Nila

i(M

aksim

umK

eada

anx

Mak

sim

umK

epen

tinga

n)La

han

Pros

enta

se(%

)K

olom

4/K

olom

5

Skal

aK

ualit

asK

ompo

nen

Laha

nTe

rbob

ot(A

)

Kon

stru

ksi

Tran

spor

tasi

Peng

elol

aan

Laha

n

Jum

lah

Nila

iSe

luru

hA

ktiv

itas

Nila

iMak

sim

um

Pros

enta

se(%

)

Skal

a(B

)

Selis

ihSk

ala

(B-A

)

T afsiran D amp ak

(1) (2) (4 ) (5) (6 ) (7) (8 ) (9) (10) (11 ) (12) (13) (14 ) (15 ) (16 )1 L ahan T erban gun 3 / 2 6 2 5 2 4 2 3 /3 3/2 3/2 21 10 0 21 2 0 T id ak berdamp ak pad a

komp one n lahan terbang un2 R uan g T erb uka

H ijau4 / 3 12 2 5 4 8 3 3 /3 3/3 3/3 27 10 0 27 2 -1 B erdamp ak negatif pad a

komp one n ruang terb uka hijau

3 F asilitas U m umd an Faslitas S osial

2 / 3 6 2 5 2 4 2 3 /3 3/3 3/3 27 10 0 27 2 0 T id ak berdamp ak pad akomp one n fasilitas umu m d anfasili tas so sial

4 P rasa rana L istrik 2 / 3 6 2 5 2 4 2 3 /3 3/2 3/3 24 10 0 24 2 0 T id ak berdamp ak pad akomp one n p ra sarana listr ik

5 P rasa rana D rain ase 3 / 4 12 2 5 4 8 3 4 /3 2/3 2/3 24 10 0 24 2 -1 B erdamp ak negatif pad akomp one n jalan d an salu ran

6 P rasa rana A irB ersih

2 / 4 8 2 5 3 2 2 4 /3 3/2 3/4 30 10 0 30 2 0 T id ak berdamp ak p adakomp one n p ra sarana air bersih

7 P rasa ranaP ersa mpahan

2 / 4 8 2 5 3 2 2 3 /4 3/2 1/4 22 10 0 22 2 0 T id ak berdamp ak pad akomp one n p ra saranapersampaha n

8 P rasa ranaT e lekom unikasi

2 / 3 6 2 5 2 4 2 3 /3 3/2 3/3 24 10 0 24 2 0 T id ak berdamp ak pad akomp one n p ra saranatelek omunikasi

9 B angkitanT ranspo rtasi

3 / 4 12 2 5 4 8 3 3 /4 3/4 3/4 36 10 0 36 2 -1 B erdamp ak negatif pad akomp one n b angkitantranspotasi

76 9 3 66 76 2 352 25 22 5 2 25 22 5 90 0

3 3.8 4 1.33 2 9.3 3 3.8 2 6.12 .3 3 2.00

7.670.33

N o.

R ona L ahan A w al

R on a L ahan S etelah A d anya A ktivitasP ermukiman B aru E valuasiP erkiraan N ilai

K e adaan L ahanK eada an K uali tas L ahan

S esudah O p erasional

Skal

aK

eada

anK

ompo

nen

Laha

n/K

epen

tinga

n

(3 )

Jumlah N ilai D ari perhitungan tsb b ahw adamp ak adanya p ermu kimanbaru terhadap aktv. penge mbkw s d gn komp onen d ayaduku ng lahan menu rutperhitungan skala ada d ampakyaitu d ari skala 2 .3 3 pd ro naaw al menjadi 2.0 0 pad a saatadanya aktv. p engemb k ws danbila d ilihat prosentasen ya ad apenu ruan an kualitas sebesar7.67 % .

N ilai M aksimu mP ro se ntase (% )

S kalaS elisih (% )

S elisih Ska la

Easy PDF Creator is professional software to create PDF. If you wish to remove this line, buy it now.

Jurusan Arsitektur ITS – Maret 2010 | 13

Seminar Nasional Perumahan Permukiman dalam Pembangunan Kota 2010

Berdasarkan perhitungan tabel di atas dapat diketahui bahwa komponen daya dukunglahan yang terkena dampak akibat adanya aktivitas permukiman baru di daerah desa Soyaantara lain sebagai berikut :1. Ruang Terbuka Hijau.

Kurangnya ruang terbuka hijau akibat dari aktivitas masyarakat pada permukiman baru,dengan sengaja membangun rumah, menebang pohon-pohon untuk kepentingan komersilmaupun sebagai bahan bakar. Sehingga berakibat dari kurangnya kawasan buffer sebagaipemisah dari wilayah permukiman dengan kawasan lain di sekitarnya yang berdampakpada adanya polusi baik polusi udara maupun kebisingan.

2. Prasarana Drainase.Kondisi saluran akibat adanya aktivitas permukiman baru sangatlah berpengaruh sekali.Berdasarkan hasil survei yang dilakukan, sebagian besar prasarana drainase pada wilayahsekitar permukiman baru rusak akibat dari aktivitas masyarakat dan kendaraan yangberaktivitas keluar masuk permukiman baru. Sedangkan kondisi drainase yang ada diwilayah sekitar permukiman baru kondisinya kurang baik serta masyarakat yangmembuang sampah di saluran sehingga saluran menjadi tersumbat.

3. Bangkitan Transportasi.Meningkatnya bangkitan transportasi sebagai akibat dari aktivitas masyarakat padapermukiman baru dan wilayah sekitar yang berkembang. Dengan adanya bangkitantransportasi yang besar berdampak pada kondisi lahan terutama jalan sebagai sarana untukmenampung bangkitan transportasi tersebut. Seperti yang telah diuraikan di atas kondisijalan di daerah sekitar permukiman baru rusak akibat tidak seimbangnya antara besarnyabangkitan transportasi yang meningkat dengan kapasitas jalan menampung kendaraan yangmelewati yang dipengaruhi oleh kondisi tanah yang ada.Juga tidak adanya tempatpemberhentian terminal bagi kendaraan untuk kepentingan masyarakat yang melakukanaktivitas dari dan keluar wilayah permukiman.

Berdasarkan tabel matriks interaksi Leopold di atas dapat diketahui bahwa adabeberapa variabel daya dukung lahan yang terkena dampak dengan ditandai penurunan padaskala (1). Selain bila dilihat dari perhitungan total diketahui bahwa ada dampak aktivitaspermukiman pada perkembangan wilayah sekitar terhadap komponen daya dukung lahanmenurut perhitungan skala yaitu dari skala rona awal 2.33, menjadi 2.00 pada saat adanyaaktivitas masyarakat pada kawasan permukiman baru di desa Soya. Sehingga yang terjadiyaitu penurunan kualitas dengan prosentase sebesar 7.67%.

4.3. Rumusan Strategi Pengembangan Wilayah Sekitar Permukiman Baru di desa SoyaStrategi sektoral di atas yang mengarah pada pengelolaan aktivitas ekonomi

masyarakat, maka diperlukan pula strategi spatial yakni usaha-usaha untuk menghubungkanberbagai aktivitas-aktivitas pengembangan suatu kawasan. Dalam hal ini tindakan yangmungkin dilakukan adalah untuk memperkuat hirarki pusat pengembangan kawasankhususnya permukiman berukuran menengah dan kecil yang memiliki beberapa fasilitas sertauntuk meningkatkan hubungan dengan wilayah hinterlandnya ke dalam sistem ekonomiwilayah. Investasi awal fasilitas ini untuk mendukung produksi pertanian dan memenuhikebutuhan dasar penduduk pedesaan (Rondinelli, 1985: 222)

Dari implikasi di atas maka dalam perumusan strategi pengembangan kawasan sekitarpermukiman baru dianalisis dengan metode SWOT pada tabel di bawah ini :

Easy PDF Creator is professional software to create PDF. If you wish to remove this line, buy it now.

Jurusan Arsitektur ITS – Maret 2010 | 14

Seminar Nasional Perumahan Permukiman dalam Pembangunan Kota 2010

Tabel 4.4. Strategi IFAS & EFAS

Berdasarkan analisa internal dan analisa eksternal di atas, maka disusun matriksSWOT Wilayah pengembangan kawasan sekitar permukiman baru sebagai berikut :

Tabel 4.5. Matriks SWOT Pengembangan Wilayah Sekitar Permukiman Barudi Desa Soya.

Lanjutan Tabel 4.5.

1. S1.

2. W1.

3. O1.

4. S2.

5. W2.

6. O2.

7. W3.

8. T1.

9. T2.

(Sumber : Hasil olah data, 2009)

Pergerakan arus transportasiyang cukup meningkat dariluar kawasan.

Kurangnya perhatianpemerintah daerah dalampengembangantelekomunikasi pada daerahpengembangan.

PELUANG (O) ANCAMAN (T)

Perlu adanya penambahanprasarana air bersih yangdapat dipakai olehmasyarakat pada kawasansekitar permukiman baru.

Dapat dikembangkan lagifasilitas umum & fasilitassosial untuk kepentinganaktivitas pemukim.

BangkitanTransportasi

Bangkitan transportasi adapada kawasan ini masihdalam kondisi sedang.

PrasaranaTelekomunikasi

Menggunakan jaringan sesuaidengan kondisi lahan dankinerja sedang.

PrasaranaPersampahan

Prasarana sampah yang ada,kondisinya baik dan perlunyadibangun TPS yangpermanen.

Belum ada kesadaranpemukim dan belumoptimalnya pengolahansampah oleh pemukim.

Prasarana AirBersih

Menggunakan prasarana &sarana air bersih yangdisediakan oleh InstansiTerkait.

Prasarana Listrik Jaringan Sesuai dengankondisi lahan dan kondisijaringan sangat terawat &baik.

Prasarana listrik yang adamampu melayani pemukimdalam melakukanaktivitasnya.

Fasilitas Umum &Fasilitas Sosial

Secara fisik luas desa soya5.965 Ha untuk pemanfaatanfasilitas umum & fasilitassosial sebesar 417,55 Ha(7%).

Ruang TerbukaHijau

Secara fisik luas desa soya5.965 Ha untuk pemanfaatanruang terbuka hijau sebesar894,75 Ha (15%).

Ruang terbuka hijau belumdioptomalkan secara baik danbenar oleh pemukim.

Prasarana Drainase Drainase pd kawasan sekitarpermukiman baru masihkurang dan perlupenambahan.

Kondisi saluran yang adamasih berupa saluran tanahdan saluran yang berupabeton banyak yang rusak.

KONDISI KEKUATAN (S) KELEMAHAN (W)Lahan Terbangun Secara fisik luas desa soya

5.965 Ha untuk pemanfaatankapling lahan sebesar2.685,25 Ha (45%).

Tersedia cukup lahan untukdapat melakukan aktivitaspemukim dan pengembangankawasan.

VARIABEL

PELUANG (O) ANCAMAN (T)O1. T1.

O2.T2.

KEKUATAN (S) Strategi SO Strategi STS1. 1. 1.

S2. 2. 2.

Peningkatan prasaranatelekomunikasi (teleponumum, wartel) denganmemperhatikan kondisilahan yang ada.

Penambahan instalasi airbersih sistem tenaga listrikdengan memanfaatkandaya/prasarana listrik yangada.

Peningkatan fasilitas umumdan fasilitas sosial yangmasih kurang denganmemperhatikan kondisi lahanyang ada.

Peningkatan prasaranalistrik (penerangan jalan)untuk menunjang aktivitaspemukim wilayah sekitarpermukiman baru.

Dapat dikembangkan lagifasilitas umum & fasilitassosial untuk kepentinganaktivitas pemukim.

Tersedia cukup lahan untukdapat melakukan aktivitaspemukim dan pengembangankawasan.

Prasarana listrik yang adamampu melayani pemukimdalam melakukanaktivitasnya.

Kurangnya perhatianpemerintah daerah dalampengembangantelekomunikasi padadaerah pengembangan.Perlu adanya penambahan

prasarana air bersih yangdapat dipergunakan olehmasyarakat pada kawasansekitar permukiman baru.

Pergerakan arustransportasi yang cukupmeningkat dari luarkawasan.

FAKTOR EKSTERNAL(EFAS)

FAKTOR INTERNAL(IFAS)

Easy PDF Creator is professional software to create PDF. If you wish to remove this line, buy it now.

Jurusan Arsitektur ITS – Maret 2010 | 15

Seminar Nasional Perumahan Permukiman dalam Pembangunan Kota 2010

(Sumber : hasil olah data, 2009).

Dengan analisa SWOT maka dapat dirumuskan beberapa strategi pengembanganwilayah sekitar permukiman baru di desa Soya Kecamatan Sirimau Kota Ambon, antara lain :1. Strategi mengambil peluang dengan kekuatan yang dimiliki.

• Peningkatan fasilitas umum dan fasilitas sosial yang masih kurang denganmemperhatikan kondisi lahan yang ada.

• Penambahan instalasi air bersih sistem tenaga listrik dengan memanfaatkandaya/prasarana listrik yang ada.

2. Strategi mengantisipasi ancaman dengan kekuatan yang dimiliki.• Peningkatan prasarana telekomunikasi (telepon umum/wartel) dengan memperhatikan

kondisi lahan yang ada.• Peningkatan prasarana listrik (penerangan jalan) untuk menunjang aktivitas pemukim

wilayah sekitar permukiman baru.3. Strategi memperbaiki kelemahan untuk memnafaatkan peluang yang ada.

• Pembangunan fasilitas umum berupa taman dan jalur hijau agar dapat dimanfaatkanoleh pemukim pada wilayah sekitar.

• Pembangunan jaringan drainase dan prasarana air bersih untuk meningkatkan kualitaspermukiman.

• Perlunya kesadaran masyarakat akan pentingnya suatu kualitas permukiman yang layakuntuk dihuni.

4. Strategi memperbaiki kelemahan untuk mengantisipasi ancaman.• Pemanfaatan ruang terbuka hijau sesuai lahan agar dapat dikembangkan pula prasarana

telokuminaksi.• Perbaikan saluran pada badan-badan jalan agar bangkitan transportasi pada kawasan

permukiman dapat berjalan dengan baik.• Perlu adanya kebijakan pemerintah dalam melakukan sosialisasi tentang penting daya

dukung lahan dalam pengembangan suatu wilayah.

KELEMAHAN (W) Strategi WO Strategi WTW1. 1. 1.

W2.

2. 2.

W3.

3.

3.

Pembangunan jaringandrainase dan prasarana airbersih untuk meningkatkankualitas permukiman.Perlunya kesadaranmasyarakat akan pentingnyasuatu kualitas permukimanyang layak untuk dihuni.

Perbaikan saluran padabadan-badan jalan agarbangkitan transportasipada kawasan permukimandapat berjalan denganbaik.Perlu adanya kebijakanpemerintah dalammelakukan sosialisasitentang penting dayadukung lahan dalampengembangan suatuwilayah.

Pemanfaatan ruangterbuka hijau sesuai lahanagar dapat dikembangkanpula prasaranatelokuminaksi.

Pembangunan fasilitas umumberupa taman dan jalur hijauagar dapat dimanfaatkan olehpemukim pada wilayahsekitar.

Kondisi saluran yang adamasih berupa saluran tanahdan saluran yang berupabeton banyak yang rusak.Belum ada kesadaranpemukim dan belumoptimalnya pengolahansampah oleh pemukim.

Ruang terbuka hijau belumdioptomalkan secara baikdan benar oleh pemukim.

Easy PDF Creator is professional software to create PDF. If you wish to remove this line, buy it now.

Jurusan Arsitektur ITS – Maret 2010 | 16

Seminar Nasional Perumahan Permukiman dalam Pembangunan Kota 2010

V. KESIMPULAN DAN SARAN.5.1. Kesimpulan.

Berdasarkan hasil analisa yang telah dilakukan maka diperoleh beberapa temuan studiyang didasari kajian teoritis, data sekunder dan data primer, output dari hasil olahan data dananalisa deskriptif yaitu, analisa faktor-faktor yang mempengaruhi dampak permukiman barupada perkembangan wilayah sekitar desa Soya, pada pengembangan wilayah sekitarpermukiman baru mempunyai tingkat daya dukung lahan yang tinggi (88.89) karena nilainyadi antara range skor 75-100. Hal ini karena pada daerah wilayah tersebut karakteristik lahancukup baik untuk pengembangan wilayah permukiman, yang juga didukung oleh pemanfaatanruang kawasan dan kondisi sarana prasarana yang cukup pula. Dengan mempunyai tingkatdaya dukung lahan kawasan yang tinggi, maka pada wilayah tersebut masih layak untukdikembangkan, tetapi perlu pembenahan dalam berbagai hal yang menjadi faktor penghambatkelancaran aktivitas pengembangan pada wilayah yang ada. Faktor-faktor penghambattersebut dapat dilihat dari sedikitnya skor yang didapat pada tiap variabel penilai oleh wilayahsekitar dan permukiman.

Sebelum maupun sesudah adanya aktivitas permukiman baru serta kepentingannyapada perkembangan wilayah sekitar desa Soya, terjadi dampak pada beberapa variabel antaralain : (a) kurangnya ruang terbuka hijau akibat dari aktivitas masyarakat pada permukimanbaru, dengan sengaja membangun rumah, menebang pohon-pohon untuk kepentingankomersil maupun sebagai bahan bakar utuk rumah tangga. (b) kondisi prasarana drainaseakibat adanya aktivitas permukiman baru sangatlah berpengaruh sekali. Berdasarkan hasilanalisa yang dilakukan, sebagian besar prasarana drainase pada wilayah sekitar permukimanbaru rusak akibat dari aktivitas masyarakat dan kendaraan yang beraktivitas keluar masukpermukiman baru. (c) Meningkatnya bangkitan transportasi sebagai akibat dari aktivitasmasyarakat pada permukiman baru dan wilayah sekitar yang berkembang. Dengan adanyabangkitan transportasi yang meningkat berdampak pada kondisi lahan terutama jalan sebagaisarana untuk menampung bangkitan transportasi tersebut.

Strategi pengembangan wilayah sekitar permukiman baru di desa Soya yang dapatdilakukan antara lain : (a) peningkatan fasilitas umum dan fasilitas sosial yang masih kurangdengan memperhatikan kondisi lahan yang ada. Penambahan instalasi air bersih sistem tenagalistrik dengan memanfaatkan daya/prasarana listrik yang ada. (b) peningkatan prasaranatelekomunikasi (telepon umum, wartel) dengan memperhatikan kondisi lahan yang ada.Peningkatan prasarana listrik (penerangan jalan) untuk menunjang aktivitas pemukim wilayahsekitar permukiman baru. (c) pembangunan fasilitas umum berupa taman dan jalur hijau agardapat dimanfaatkan oleh pemukim pada wilayah sekitar. Pembangunan jaringan drainase danprasarana air bersih untuk meningkatkan kualitas permukiman. Perlunya kesadaranmasyarakat akan pentingnya suatu kualitas permukiman yang layak untuk dihuni.(d) pemanfaatan ruang terbuka hijau sesuai lahan agar dapat dikembangkan pula prasaranatelokuminaksi. Perbaikan saluran pada badan-badan jalan agar bangkitan transportasi padakawasan permukiman dapat berjalan dengan baik. Perlu adanya kebijakan pemerintah dalammelakukan sosialisasi tentang penting daya dukung lahan dalam pengembangan suatuwilayah.

5.2. Sarana-saran.Sebagai hasil akhir dari analisis yang telah dilakukan maka dapat dihasilkan beberapa

saran bagi Pemerintah Kota, dan pentingnya studi lanjutan yang diharapkan dapatdilaksanakan sehingga pengembangan kawasan sekitar permukiman baru di desa Soya yangberkelanjutan antara lain, dalam pemanfaatan lahan disesuaikan daya dukung lahannya

Easy PDF Creator is professional software to create PDF. If you wish to remove this line, buy it now.

Jurusan Arsitektur ITS – Maret 2010 | 17

Seminar Nasional Perumahan Permukiman dalam Pembangunan Kota 2010

sehingga bukan aspek ekonomis saja yang diperhatikan namun juga aspek keberlanjutanekosistem lahan harus tetap terjaga untuk menghindari semakin banyaknya dampak-dampakyang terjadi akibat berkembangnya aktivitas permukiman diatasnya. Adanya kajian terhadapdaya dukung lahan sebelum suatu rencana penggunaan lahan dilakukan, hal ini agar dalamimplementasinya sesuai dengan kemampuan dan kesesuaian lahan. Perlunya perbaikankondisi sarana prasarana pendukung lainnya pada wilayah sekitar permukiman baru yangdikembangkan agar dapat mewujudkan permukiman yang layak huni.

Menentukan kebijakan dalam pengembangan kawasan di Kota Ambon agar dapatmemperhatikan pemanfaatan lahan untuk kawasan permukiman juga memperhatikan aspekdaya dukung lahannya, penelitian ini juga digunakan sebagai masukan untuk perencanaanpemanfaatan lahan selanjutnya agar dalam pengembangannya memperhatikan aspekkarakteristik lahan dan pemanfaatan lahan untuk aktivitas permukiman juga memperhatikanletaknya terhadap kawasan sekitar agar dalam perkembangannya tidak terjadi dampak yangdapat dirasakan oleh kawasan sekitarnya.

Perlu dilakukan studi lanjutan untuk memberikan penilaian kelayakan lahan kawasanpermukiman agar dapat mengetahui layak tidaknya suatu lahan untuk digunakan sebagaikawasan permukiman baru dan pengembangan suatu kawasan agar memperhatikan aspeklingkungan sebagai ekosistem hayati baik pertimbangan atas tanah, air, dan udara.

VI. DAFTAR PUSTAKA.Direktorat Pengembangan Kawasan Strategis, Ditjen Penataan Ruang, Departemen

Permukiman dan Prasarana Wilayah (2002) prinsip-prinsip dasar dalampengembangan wilayah.

Glasson. John, 1978, Introduction to Regional Planning, Concept, Theory and Practice,Hutchinson, London.

Kuncoro. Mudrajad, 2006, Strategi Bagaimana Meraih Keunggulan Kompetitif, PenerbitErlangga, Jakarta.

Marimin, 2004, Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk, Grasindo,Jakarta.

Mulyanto, H.R. (2008), Prinsip-prinsip Pengembangan Wilayah, Graha Ilmu. Semarang.Notohadiprawiro, Tejo Yuwono. 1999. Kumpulan Makalah Yang Pernah Dipresentasikan

Dan Atau Dipublikasikan (Bidang Lingkungan). Yogyakarta: universitas Gadjahmada.1993-1999.

Rangkuti. Freddy, 2001, Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, PT.Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.Rondinelli, Denis A. 1985, Applied Methods of Regional Analysis, Westview Press, Colorado,

United States of Amerika.Rustiadi.Ernan, Hadi. Setia, 2006, Pengembangan Agropolitan Sebagai Strategi

Pembangunan Pedesaan dan Pembangunan Berimbang, dalam Kawasan AgropolitanKonsep Pembangunan Desa Kota Berimbang, edisi Buku Kawasan Agropolitan :Konsep Pembangunan Desa Kota Berimbang, Crestpent Press, P4W-LPPM IPB,Bogor.

Sitorus, Santun. 1985. Evaluasi Sumber Daya Lahan. Bandung: Penerbit Tarsito Bandung.Soemarwoto, Otto. 2000. Analisa dampak lingkungan. Yogyakarta: Gadjahmada University

Press.

Easy PDF Creator is professional software to create PDF. If you wish to remove this line, buy it now.