bab iv apbn apbd

49
APBN dan APBD Bab 4

Upload: darumuhammad

Post on 02-Dec-2015

71 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

school

TRANSCRIPT

Page 1: Bab IV Apbn Apbd

APBN dan APBD

Bab4

Page 2: Bab IV Apbn Apbd

Tujuan PembelajaranDengan mempelajari bab ini, Anda diharapkan mampu: Menyebutkan pengertian APBN Menjelaskan fungsi dan tujuan APBN Menyebutkan sumber-sumber penerimaan negara Mengklasifikasikan jenis-jenis pengeluaran negara Menjelaskan mekanisme penyusunan APBN Menyebutkan pengaruh APBN terhadap perekonomian Menjelaskan pengertian APBD Menyebutkan fungsi dan tujuan APBD Menyebutkan sumber-sumber penerimaan daerah Mengklasifikasikan jenis-jenis pengeluaran daerah Menjelaskan mekanisme penyusunan APBD Menyebutkan pengaruh APBD terhadap perekonomian

Page 3: Bab IV Apbn Apbd

PETA KONSEP APBN

APBN

Pengertian

Fungsi dan Tujuan

Sumber Penerimaan Negara

Jenis Pengeluaran Pemerintah

Cara penyusunan APBN

Pengaruh APBN terhadap perekonomian

Page 4: Bab IV Apbn Apbd

ANGGARAN PENDAPATAN BELANJA NEGARA

1. Pengertian

Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) adalah rencana penerimaan dan belanja (pengeluaran) pemerintah dalam rangka mencapai sasaran pembangunan dalam waktu satu tahun. Hal ini sesuai dengan apa yang terdapat dalam pasal 23 ayat (1) UUD 1945.

Bunyi pasal 23 ayat (1):

“Anggaran pendapatan dan belanja negara sebagai wujud dari pengelolaan keuangan negara ditetapkan setiap tahun dengan undang-undang dan dilaksanakan secara terbuka dan bertanggung jawab untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.”

Page 5: Bab IV Apbn Apbd

Fungsi dan Tujuan APBN

FUNGSI

ALOKASI

DISTRIBUSI

STABILISASI

Page 6: Bab IV Apbn Apbd

FUNGSI ALOKASIDengan adanya fungsi ini, dapat diketahui besar alokasi penempatan dana yang diperlukan untuk setiap sektor pembangunan, departemen, atau lembaga. Anggaran pemerintah harus diarahkan untuk mengurangi penganguran dan pemborosan sumber daya serta meningkatkan efisiensi dan efektivitas perekonomian. Selain itu, anggaran pemerintah berfungsi untuk mewujudkan penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara secara lancar dan terkendali.

Contoh : APBN dialokasikan untuk membangun fasilitas publik seperti sarana pendidikan

Page 7: Bab IV Apbn Apbd

FUNGSI DISTRIBUSIPenerimaan pemerintah yang termuat dalam APBN akan disalurkan kembali kepada masyarakat. Penggunaan dana keuangan negara tersebut tidak boleh hanya terpusat di satu sektor, departemen, atau daerah, tetapi harus merata ke seluruh sektor, departemen, serta ke seluruh pelosok daerah, baik desa maupun kota.

Contoh : penyaluran raskin dan bantuan sosial lainnya, memberikan dana BOS kepada sekolah dari jenjang SD/MI sampai SMA/MA, KJP/KIP dll

Page 8: Bab IV Apbn Apbd

FUNGSI STABILISASISebagai pedoman agar segala tingakan penerimaan dan pengeluaran keuangan negara/daerah dpt teratur dan terkendali. Hal ini bertujuan agar program pembangunan sesuai dengan aturan yang telah digariskan dalam APBN.

Page 9: Bab IV Apbn Apbd

Fungsi Otorisasi mengandung arti bahwa anggaran negara menjadi dasar untuk melaksanakan pendapatan dan belanja pada tahun yang bersangkutan, Dengan demikian, pembelanjaan atau pendapatan dapat dipertanggungjawabkan kepada rakyat. Suatu kegiatan tidak memiliki kekuatan hukum untuk dilaksanakan tanpa dianggarkan dalam APBN

Page 10: Bab IV Apbn Apbd

Fungsi perencanaan mengandung arti bahwa anggaran negara dapat menjadi pedoman bagi negara untuk merencanakan kegiatan pada tahun tersebut. Bila suatu pembelanjaan telah direncanakan sebelumnya, maka negara dapat membuat rencana-rencana untuk medukung pembelanjaan tersebut. Misalnya, telah direncanakan dan dianggarkan akan membangun proyek pembangunan jalan dengan nilai sekian miliar. Maka, pemerintah dapat mengambil tindakan untuk mempersiapkan proyek tersebut agar bisa berjalan dengan lancar.

Page 11: Bab IV Apbn Apbd

Fungsi pengawasan anggaran negara harus menjadi pedoman untuk menilai apakah kegiatan penyelenggaraan pemerintah negara sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Dengan demikian akan mudah bagi rakyat untuk menilai apakah tindakan pemerintah menggunakan uang negara untuk keperluan tertentu itu dibenarkan atau tidak.

Page 12: Bab IV Apbn Apbd
Page 13: Bab IV Apbn Apbd

Tujuan APBNTujuan penyusunan APBN adalah sebagai pedoman pendapatan dan pembelanjaan negara dalam melaksanakan tugas kenegaraan untuk meningkatkan produksi, kesempatan kerja, dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kemakmuran masyarakat

Page 14: Bab IV Apbn Apbd

Sumber-sumber penerimaan negara

Pendapatan negara adalah semua penerimaan negara yang berasal dari penerimaan perpajakan, penerimaan negara bukan pajak, serta penerimaan hibah dari dalam dan luar negeri selama tahun anggaran yang bersangkutana. Penerimaan PajakPajak merupakan pembayaran iuran oleh rakyat kepada pemerintah yang dapat dipaksakan dengan tanpa balas jasa yang secara langsung dapat ditunjuk. b. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)Penerimaan bukan pajak merupakan penerimaan yang terdiri atas sumber daya alam dan bagian pemerintah atas laba BUMN.c. HibahHibah merupakan penerimaan bantuan berupa devisa atau devisa yang dirupiahkan, uang, barang, dan jasa yang berasal dari pemerintah, masyarakat, dan badan usaha dalam negeri atau luar negeri yang tidak mengikat.

Page 15: Bab IV Apbn Apbd
Page 16: Bab IV Apbn Apbd
Page 17: Bab IV Apbn Apbd
Page 18: Bab IV Apbn Apbd

A. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat.

1. Rencana keuangan tahunan pemerintahan yang disetujui oleh DPR disebut ….a. Pajak d. APBDb. Subsidi e. Hibahc. APBN

2. Kebijakan anggaran negara harus memerhatikan rasa keadilan, merupakan fungsi ….

a. Otorisasi d. Distribusib. Perencanaan e. Stabilisasic. Alokasi

3. APBN diatur dalam Undang-Undang pasal ....a. 23 ayat 1 d. 23 ayat 4b. 24 ayat 1 e. 25 ayat 2

c. 27 ayat 24. Pemerintah menyusun APBN memiliki tujuan ....

a. Mengatur keuangan negarab. Memanfaatkan keuangan negarac. Meningkatkan kesejahteraan rakyatd. Mengendalikan perekonomiane. Mengatur penerimaan dan pengeluaran

Page 19: Bab IV Apbn Apbd

5. Berikut ini yang termasuk sumber pendapatan negara adalah...

a. Hibah, pembayaran bunga utang, dan PPN

b. Hibah, pembayaran bunga utang dan subsidi BBM

c. Hibah, PPN, dan pajak perdagangan internasional

d. Pembayaran bunga utang, subsidi BBM dan privatisasi BUMN

e. PPN, subsidi BBM, dan pembiayaan pembangunan

6. APBN merupakan instrumen untuk mengendalikan perekonomian saat terjadinya inflasi atau

deflasi. Hal ini menggambarkan fungsi APBN,yaitu..

a. Alokasi d. stabilisasi

b. Distribusi e. standardisasi

c. Realokasi

7. Berikut ini adalah fungsi APBN yang dapat mengatur pemerataan pendapatan, yaitu...

f. Stabilisasi d. Distribusi

g. Regulasi e budgeting

h. alokasi

Page 20: Bab IV Apbn Apbd

8. Pembayaran iuran oleh rakyat kepada pemerintah yang dapat dipaksakan disebut ....

a. Hibah d. Subsidi

b. Anggaran e. Dana perimbangan

c. Pajak

9. Bantuan berupa uang, barang, dan jasa yang berasal dari pemerintah, masyarakat, dan badan usaha dalam

negeri atau luar negeri yang tidak mengikat merupakan...

d. Pajak dalam negeri d. Hibah

e. Penerimaan bukan pajak e. bea cukai

f. Penerimaan perpajakan

10. Kenaikan harga BBM bersubsidi pada tahun 2015 merupakan salah satu cara untuk mengurangi pemborosan sumber daya sehingga mendorong tercapainya salah satu fungsi APBN, fungsi yaitu...

g. Alokasi

h. Otorisasi

i. Distribusi

j. Perencanaan

k. pengawasan

Page 21: Bab IV Apbn Apbd

Jenis-jenis pengeluaran pemerintah

Menurut organisasi

Menurut fungsinya

Menurut jenis belanja

Menurut amanat UU No 17 tahun 2003 pasal 11 ayat 5

Page 22: Bab IV Apbn Apbd

Belanja pemerintah pusat menurut organisasi adalah semua pengeluaran negara yang dialokasikan kepada kementerian / lembaga sesuai dengan program-program yang dijalankan.

Rincian belanja negara menurut fungsi dalam APBN dirinci ke dalam 11 fungsi, antara lain fungsi pelayanan umum, pertahanan, ketertiban dan keamanan, ekonomi, lingkungan hidup, perumahan dan fasilitas umum, kesehatan, pariwisata, budaya, agama, pendidikan, dan perlindungan sosial

BELANJA PEMERINTAH MENURUT ORGANISASI

BELANJA PEMERINTAH MENURUT FUNGSI

Page 23: Bab IV Apbn Apbd

MENURUT JENIS BELANJA1. Belanja Pegawai

2. Belanja Barang

3. Belanja Modal

4. Belanja Bunga Utang

5. Belanja Subsidi

6. Belanja Hibah

7. Belanja Bantuan Sosial

8. Belanja Tidak terduga

9. Belanja Bagi Hasil

Page 24: Bab IV Apbn Apbd

Belanja Pegawai Kompensasi dalam bentuk uang maupun barang yang diberikan kepada pegawai negeri, pejabat negara, dan pensiunan serta pegawai honorer yang akan diangkat sebagai pegawai lingkup pemerintahan baik yang bertugas di dalam maupun di luar negeri sebagai imbalan atas pekerjaan yang telah dilaksanakan dalam rangka mendukung tugas dan fungsi unit organisasi pemerintah

Contoh : bayar gaji pegawai, tunjangan, uang makan, jamsostek, uang duka

Page 25: Bab IV Apbn Apbd

Belanja Barang Pengeluaran untuk pembelian barang dan/atau jasa yang habis pakai untuk memproduksi barang dan/atau jasa yang dipasarkan maupun yang tidak dipasarkan serta pengadaan barang yang dimaksudkan untuk diserahkan atau dijual kepada masyarakat di luar kriteria belanja bantuan sosial serta belanja perjalanan.

Contoh :

Operasional (belanja keperluan perkantoran, biaya pemeliharaan gedung, belanja sewa gedung, biaya pemeliharaan peralatan dan mesin)

Page 26: Bab IV Apbn Apbd

Belanja modal Pengeluaran untuk pembayaran perolehan asset dan/atau menambah nilai asset tetap/asset lainnya yang memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi dan melebihi batas minimal kapitalisasi asset tetap/asset lainnya yang ditetapkan pemerintah.

Contoh: belanja modal tanah, belanja modal peralatan dan mesin, belanja modal jalan irigasi, belanja modal gedung dan bangunan

Page 27: Bab IV Apbn Apbd

Belanja utang Pembayaran kewajiban atas penggunaan pokok utang (principal outstanding), baik utang dalam negeri maupun utang luar negeri yang dihitung berdasarkan ketentuan dan persyaratan dari utang yang sudah ada dan perkiraan utang baru, termasuk untuk biaya terkait dengan pengelolaan utang.

Contoh : Pembayaran kewajiban pemerintah atas bunga Surat Perbendaharaan Negara (SPN), bunga Obligasi Negara, Imbalan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN), Bunga Pinjaman Program, Bunga Pinjaman Proyek, dan bunga Utang Luar Negeri melalui penjadualan kembali pinjaman;

Page 28: Bab IV Apbn Apbd

Belanja subsidi Alokasi anggaran yang diberikan kepada perusahaan/lembaga untuk memproduksi, menjual, mengekspor, atau mengimpor barang dan jasa, yang memenuhi hajat hidup orang banyak sedemikian rupa sehingga harga jualnya dapat dijangkau oleh masyarakat. Belanja subsidi diberikan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara.

Contoh : energi dan non energi

Page 29: Bab IV Apbn Apbd

Belanja hibah Merupakan belanja pemerintah pusat dalam bentuk transfer uang/barang kepada pemerintah negara lain, organisasi internasional, BUMN/D, dan pemerintah daerah yang bersifat sukarela, tidak wajib, tidak mengikat, dan tidak perlu dibayar kembali serta tidak terus menerus dan dilakukan dengan naskah perjanjian antara pemberi hibah dan penerima hibah dengan pengalihan hak dalam bentuk uang, barang, atau jasa.

Page 30: Bab IV Apbn Apbd

Belanja bantuan sosial Transfer uang atau barang yang diberikan oleh Pemerintah Pusat/Daerah kepada masyarakat guna melindungi dari kemungkinan terjadinya resiko sosial. Bantuan sosial dapat langsung diberikan kepada anggota masyarakat dan/atau lembaga kemasyarakatan termasuk didalamnya bantuan untuk lembaga non pemerintah bidang pendidikan, keagamaan, dan bidang lain yang berperan untuk melindungi individu, kelompok dan/atau masyarakat dari kemungkinan terjadinya risiko sosial.

Contoh : rehabilitasi sosial, belanja pemberdayaan sosial, perlindungan sosial, penanggulangan bencana, jaminan sosial

Page 31: Bab IV Apbn Apbd

Belanja tidak terduga Dialokasikan untuk mendanai kebutuhan daerah yang tidak direncanakan, untuk dilaksanakan, tetapi belum ada anggaran. Misalnya belanja untuk keperluan penanggulangan bencana alam atau rekonsiliasi pascakonflik

Page 32: Bab IV Apbn Apbd

Belanja bagi hasil Belanja yang dialokasikan untuk dana bagi hasil yang berasal dari pendapatan provinsi kepada pemerintah kabupaten/kota atau pendapatan pemerintah kabupaten/kota kepada pemerintah desa sesuai denngan perundang-undangan

Page 33: Bab IV Apbn Apbd
Page 34: Bab IV Apbn Apbd

Prinsip Penyusunan APBN Berdasarkan aspek pendapatan, prinsip penyusunan APBN ada tiga, yaitu:

1. Intensifikasi penerimaan anggaran dalam jumlah dan kecepatan penyetoran.

2. Intensifikasi penagihan dan pemungutan piutang negara.

3. Penuntutan ganti rugi atas kerugian yang diderita oleh negara dan penuntutan denda.

Sementara berdasarkan aspek pengeluaran, prinsip penyusunan APBN adalah:

1. Hemat, efesien, dan sesuai dengan kebutuhan.

2. Terarah, terkendali, sesuai dengan rencana program atau kegiatan.

3. Semaksimal mungkin menggunakan hasil produksi dalam negeri dengan memperhatikan kemampuan atau potensi nasional.

Page 35: Bab IV Apbn Apbd

Azas penyusunan APBN

Page 36: Bab IV Apbn Apbd

Tujuan Penyusunan APBN

Page 37: Bab IV Apbn Apbd

Cara penyusunan APBN

Page 38: Bab IV Apbn Apbd

Pengaruh APBN terhadap Perekonomian

Dengan APBN, dapat diketahui arah, tujuan serta prioritas pembangunan yang akan dan sedang dilaksanakan. Pembangunan sarana dan prasarana ekonomi juga akan meningkatkan produktivitas faktor-faktor produksi. Hal ini dibarengi dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia. Konsekuensinya, hasil-hasil produksi pun semakin meningkat. Peningkatan produksi yang tidak dikonsumsi akan meningkatkan tabungan masyarakat. Akhirnya, peningkatan tabungan akan meningkatkan investasi sehingga semakin banyak barang dan jasa yang tersedia bagi masyarakat.

Page 39: Bab IV Apbn Apbd

APBD

PENGERTIAN

FUNGSI

TUJUAN

SUMBER PENERIMAAN

JENIS PENGELUARAN

PENGARUH APBD THDP PEREKONOMIAN

Page 40: Bab IV Apbn Apbd

Pengertian APBDAPBD adalah suatu daftar yang sistematis membuat sumber-sumber penerimaan daerah dan alokasi pengeluaran daerah jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun). Periode APBD sama dengan APBN yaitu dari 1 Januari sampai dengan 31 Desember

Page 41: Bab IV Apbn Apbd

Fungsi APBD Peraturan menteri dalam Negeri No: 13 Tahun 2006 menyebutkan bahwa APBD memiliki beberapa fungsi sebagai berikut:

1. Fungsi otorisasi. Anggaran daerah menjadi dasar untuk melaksanakan pendapatan dan belanja daerah pada tahun bersangkutan

2. Fungsi perencanaan. Anggaran daerah menjadi pedoman bagi manajemen dalam merencanakan kegiatan pada tahun yang bersangkutan.

3. Fungsi pengawasan. Anggaran daerah menjadi pedoman untuk menilai apakah kegiatan penyelenggaraan pemerintah daerah sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan.

4. Fungsi alokasi. Anggaran daerah harus diarahkan untuk menciptakan lapangan kerja atau mengurangi pengangguran dan pemborosan sumber daya, serta meningkatkan efesiensi efektifitas perekonomian.

5. Fungsi distribusi. Anggaran daerah harus memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan.

6. Fungsi stabilitasi. Anggaran daerah menjadi alat untuk memelihara dan mengupayakan keseimbangan fundamental perekonomian daerah.

Page 42: Bab IV Apbn Apbd

Tujuan APBD APBD disusun sebagai pedoman penerimaan dan pengeluaran dalam melaksanakan kegiatan pemerintah daerah. Dengan adanya APBD pemerintah daerah sudah memiliki gambaran jelas tentang pendapatan dan pengeluaran selama satu tahun. Dengan adanya APBD, kesalahan, pemborosan, dan penyelewengan yang merugikan dapat dihindari.

Selain itu tujuan dari APBD adalah :

1. Membantu pemerintah dalam hal ini pemerintah daerah mencapai tujuan fiskal

2. Meningkatkan pengaturan atau kordinasi setiap bagian-bagian yang berada pada lingkungan pemerintah daerah.

3. Membantu menghadirkan dan menciptakan efisensi dan keadilan terhadap penyediaan barang dan jasa publik dan umum.

4. Menciptakan perioritas belanja atau keutaman belanja pemerintahan daerah.

5. Menghadirkan dan Meningkatkan transparansi pemerintah daerah terhadap masyarakat luas dan pemerintah daerah dapat mempertanggungjawabkan kepada Dewan Perwakila Rakyat (DPRD)

Page 43: Bab IV Apbn Apbd

Sumber Penerimaan Penerimaan daerah merupakan perwujudan pelaksanaan fungsi desentralisasi dan terdiri atas pendapatan daerah dan pembiayaan.

Pendapatan daerah bersumber dari pos-pos berikut:

1. Pendapatan asli daerah (PAD)

2. Dana Perimbangan

3. Pendapatan lain-lain

Pembiayaan bersumber dari hal-hal berikut :

4. Sisa lebih perhitungan anggaran daerah

5. Penerimaan pinjaman daerah

6. Dana cadangan daerah

7. Hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan

Page 44: Bab IV Apbn Apbd

Pendapatan Asli Daerah (PAD) Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 27 Tahun 2013 tentang Pedoman Penyusunan APBD Tahun Anggaran 2014, pendapatan daerah yang dianggarkan dalam APBD merupakan perkiraan yang terukur secara rasional dan memiliki kepastian serta dasar antara lain hukum penerimaannya.

Contoh PAD :

1. Pajak Daerah (pajak hotel, restoran, hiburan, reklame, dan kendaraan bermotor)

2. Retribusi daerah (retribusi parkir, kebersihan, izin usaha jasa pariwisata, pasar, dan terminal)

3. Laba dari BUMD dan hasil pengelolaan kekayaan daerah lain yang dipisahkan

Page 45: Bab IV Apbn Apbd

Dana Perimbangan Dana Perimbangan terdiri atas Dana Bagi Hasil, Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus.

1. Dana Bagi Hasil bersumber dari PAJAK dan SDA, yang bersumber dari pajak antara lain Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) dan Pajak Penghasilan (PPh). Sedangkan yg bersumber dari SDA antara lain, kehutanan, pertambangan umum, perikanan, pertambangan minyak bumi, pertambangan gas bumi dan pertambangan panas bumi.

2. Dana Alokasi Umum (DAU) dimaksudkan untuk mengurangi ketimpangan kemampuan keuangan antar daerah melalui penerapan formula dengan mempertimbangkan kebutuhan dan potensi daerah.

3. Dana Alokasi Khusus (DAK) diaokasikan kepada Daerah tertentu untuk mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah. Kegiatan khusus itu sesuai dengan fungsi yang telah ditetapkan dalam APBN. Besaran DAK ditetapkan setiap tahun dalam APBN

Page 46: Bab IV Apbn Apbd

Pendapatan Lain-Lain Pendapatan ini berasal dari pendapatan hibah dan pendapatan Dana Darurat, bagi hasil pajak dari provinsi ke kabupaten/kota, dana penyesuaian, otonomi khusus, bantuan keuangan provinsi atau pemerintah daerah lain, serta penganggaran penerimaan hibah yang bersumber dari APBN, pemerintah daerah lainnya, atau sumbangan pihak ketiga.

Page 47: Bab IV Apbn Apbd

Jenis Pengeluaran Jenis pengeluaran daerah terdiri dari beberapa klasifikasi :

1. Klasifikasi belanja menurut urusan pemerintahan terdiri dari berbagai urusan wajib dan belanja urusan pilihan. Klasifikasi belanja menurut urusan wajib antara lain mencakup pendidikan, kesehatan, pekerjaan umum, dan perumahan rakyat. Klasifikasi belanja menurut urusan pilihan antara lain mencakup pertanian, kehutanan, energi dan sumber daya mineral.

2. Klasifikasi belanja menurut fungsi yang digunakan untuk tujuan keselarasan dan keterpaduan pengelolaan keuangan negara antara terdiri dari pelayanan umum, ketertiban dan ketenteraman, ekonomi dan lingkungan hidup

3. Klasifikasi belanja menurut organisasi disesuaikan dengan susunan organisasi pada masing-masing pemerintah daerah. Klasifikasi belanja menurut program dan kegiatan disesuaikan dengan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah.

4. Klasifikasi belanja menurut kelompok belanja terdiri dari belanja langsung dan belanja langsung. Belanja tidak langsung merupakan belanja yang dianggarkan tidak terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatanl. Kelompok belanja tidak langsung terdiri dari belanja pegawai, bunga, subsidi, hibah, bantuan sosial, bagi hasil, bantuan keuangan, dan belanja yang tidak terduga. Sementara itu kelompok belanja langsung merupakan belanja yang dianggarkan terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan

Page 48: Bab IV Apbn Apbd

Mekanisme penyusunan APBD

Pemerintahdaerah

DPRDMenteri Dalam

Negeri/ Gubernur

APBD

APBD tahun lalu

diajukan pengesahan

diterima

ditolak

Page 49: Bab IV Apbn Apbd

Pengaruh APBD terhadap perekonomian

Jika APBD telah dirancang sesuai dengan kedaan daerah yang bersangkutan yaitu provinsi, kabupaten/kota, dan dilaksanakan dengan transparansi oleh aparatur pemerintah dalam pengawasan DPRD maka APBD akan sangat membantu dalam upaya mengurangi kemiskinan, memperluas kesempatan kerja, memungkinkan daerah itu untuk mengadakan investasi baru dan untuk mensejahterakan rakyat secara berkesinambungan