bab iv analisis tentang visualisasi karisma …eprints.walisongo.ac.id/3490/5/091211033_bab4.pdf ·...

26
91 BAB IV ANALISIS TENTANG VISUALISASI KARISMA KEPEMIMPINAN UMAR BIN KHATTAB DALAM FILM “OMAR” EPISODE 22-25 4.1. Analisis Visualisasi Karisma Kepemimpinan Umar Bin Khattab Dalam Film “Omar” Perepisode Guna mengetahui visualisasi karisma kepemimpinan Umar bin Khattab dalam film “Omar” Episode 22-25, terlebih dahulu perlu mengetahui tentang apa itu karisma kepemimpinan. Pada Bab II, telah dijelaskan apa itu karisma kepemimpinan. Menurut Nawawi dan M. Martini Hadari, karisma merupakan keadaan atau bakat yang dihubungkan dengan kemampuan yang luar biasa dalam hal kepemimpinan seseorang untuk membangkitkan pemujaan dan rasa kagum dari masyarakat terhadap dirinya atau atribut kepemimpinan yang didasarkan atas kualitas kepribadian individu. Sedangkan kepemimpinan menurut Imam Moedjiono (2002: 80-83), adalah karakter pemimpin yang mampu memimpin umat Islam secara keseluruhan adalah sebagai berikut: 1) Adil dan jujur 2) Bijaksana dalam menghadapi masalah 3) Berpandangan luas serta tidak fanatik 4) Berjiwa integrasi 5) Wibawa dan disegani oleh semua golongan

Upload: ngodiep

Post on 09-Apr-2019

231 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

91

BAB IV

ANALISIS TENTANG VISUALISASI KARISMA

KEPEMIMPINAN UMAR BIN KHATTAB DALAM FILM

“OMAR” EPISODE 22-25

4.1. Analisis Visualisasi Karisma Kepemimpinan Umar Bin

Khattab Dalam Film “Omar” Perepisode

Guna mengetahui visualisasi karisma kepemimpinan

Umar bin Khattab dalam film “Omar” Episode 22-25, terlebih

dahulu perlu mengetahui tentang apa itu karisma kepemimpinan.

Pada Bab II, telah dijelaskan apa itu karisma kepemimpinan.

Menurut Nawawi dan M. Martini Hadari, karisma merupakan

keadaan atau bakat yang dihubungkan dengan kemampuan yang

luar biasa dalam hal kepemimpinan seseorang untuk

membangkitkan pemujaan dan rasa kagum dari masyarakat

terhadap dirinya atau atribut kepemimpinan yang didasarkan atas

kualitas kepribadian individu. Sedangkan kepemimpinan menurut

Imam Moedjiono (2002: 80-83), adalah karakter pemimpin yang

mampu memimpin umat Islam secara keseluruhan adalah sebagai

berikut:

1) Adil dan jujur

2) Bijaksana dalam menghadapi masalah

3) Berpandangan luas serta tidak fanatik

4) Berjiwa integrasi

5) Wibawa dan disegani oleh semua golongan

92

6) Lebih mementingkan kepentingan umat dari pada kepentingan

golongan

Pada keenam karakter seorang pemimpin inilah yang

nantinya akan memberi petunjuk atau pengarahan, pembinaan

atau mempengaruhi pekerjaan orang lain agar memilih atau

mencapai maksud dan tujuan tertentu. Namun peneliti hanya

menggambil tiga karakter pemimpin yang mampu memimpin

umat Islam secara keseluruhan, antara lain: (1) adil dan jujur, (2)

bijaksana dalam menghadapi masalah dan (3) berpandangan luas

serta tidak fanatik.

Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif untuk

mengungkapkan dan menganalisis data yang terkumpul dalam

menyusun laporan.

4.1.1. Episode 22

Visualisasi karisma kepemimpinan Umar Bin

Khattab yang terdapat dalam film “Omar” episode 22 di

sini meliputi beberapa adegan, antara lain pada adegan 5,

adegan 6 dan adegan 9.

Episode ini merupakan masa peralihan

kekhalifahan dan menjadi awal mula pembai’atan

pengangkatan Umar Bin Khattab sebagai khalifah

pengganti Abu Bakar Ash-Shidiq. Atas dorongan dari

sahabat-sahabat Abu Bakar Ash-Shidiq dan dengan

berbagai pertimbangan melalui musyawarah, Umar Bin

Khattab dipilih sebagai pengganti khalifah.

93

Setelah itu, Abu Bakar sedang dalam keadaan sakit

meminta bertemu dengan rakyatnya hanya untuk

mengumumkan pelimpahan kepemimpinan kepada Umar

Bin Khattab dengan pertimbangan orang yang paling kuat

dan dapat menjaga keutuhan umat dengan mengharap

ridho dari Allah S.W.T. Bahkan dalam episode ini

visualisasi karisma kepemimpinan Umar Bin Khattab

terlihat saat Umar berdiri menghadap rakyatnya dengan

rendah hati untuk berpidato tentang awal masa

kepemimpinannya.

a. Adegan 5

Berdasarkan episode 22 ini penulis bisa

gambarkan mengenai adanya visualisasi karisma

kepemimpinan Umar bin Khattab ketika pada adegan

5 dalam kamar Abu Bakar. Umar bertemu langsung

dengan Abu Bakar untuk meminta dirinya diganti dari

penunjukan khalifah setelah Abu Bakar. Hal ini

menunjukkan adanya rasa tanggung jawab yang besar

dan kejujuran dalam dirinya sebagai seorang

pemimpin yang merasa tidak pantas menggantikan

khalifah Abu Bakar.

Visualisasi pada adegan 5 diambil saat Umar

berada di dalam kamar Abu Bakar, Umar meminta

kepada Abu Bakar untuk menggantikan posisi dirinya

yang ditunjuk sebagai khalifah selanjutnya. Namun

94

Abu Bakar menolak dan menasehatinya, pada adegan

inilah Umar merasa bahwa ia memiliki amanah

sebagai seorang pemimpin yang harus dijalani dengan

rasa jujur, adil dan tanggung jawab.

Hal ini telah dijelaskan dalam Al-Qur’an secara

umum dalam surat Al Ahzab ayat 70-71, yang

menunjukkan tentang menjalankan amanah dengan

jujur.

Artinya:

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu

kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar

(70). Niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-

amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu

dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka

sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang

besar (71).” (Depag RI, 2002: 604)

95

Gambar Adegan 5.

b. Adegan 6

Pada adegan 6 ketika upacara pembaiatan,

Umar menampakkan raut wajah penuh rendah hati

karena masih memikirkan beratnya tanggung jawab

yang harus dia pikul sebagai pemimpin muslimin

sedunia. Wajah Umar dengan wajah sedikit sendu,

menandakan Umar sangat merasa bertanggung jawab

dengan pemilihan dirinya sebagai khalifah kedua.

Gambar Adegan 6.

96

c. Adegan 9

Pada adegan 9 juga Umar menampakkan

sifatnya yang rendah hati dengan bermunajat kepada

Allah untuk memohon kekuatan guna memikul

amanah kepemimpinan yang teramat berat baginya.

Akan tetapi Umar memiliki seorang istri yang

senantiasa mengingatkan dan menguatkan Umar bin

Khattab dalam mengemban amanah tersebut.

Gambar Adegan 9.

Dari ketiga adegan yang dijelaskan di atas, adegan

5, adegan 6 dan adegan 9, menunjukkan adanya karakter

seorang pemimpin yang mampu memimpin umat Islam

secara keseluruhan. Karakter seorang pemimpin yang

dimiliki Umar Bin Khattab adalah adanya sifat yang

jujur, adil dan bertanggung jawab.

97

4.1.2. Episode 23

Pada visualisasi karisma kepemimpinan Umar Bin

Khattab yang terdapat dalam film “Omar” episode 23 di

sini meliputi beberapa adegan, antara lain pada adegan 1,

adegan 2, adegan 3 dan adegan 4.

a. Adegan 1

Pada adegan 1 episode 23, Umar naik mimbar

dalam khutbah pertamanya setelah dibaiat menjadi

khalifah menggantikan Abu Bakar Ash-Shiddiq yang

wafat. Pada Adegan tersebut terlihat sedikit bimbang

karena merasa tidak pantas menggantikan Abu Bakar

sebagai khalifah.

Ketika berdiri di atas mimbar, visualisasi wajah

Umar menunjukkan keseriusan dengan sedikit

mengerutkan dahi. Umar nampak serius ketika hendak

berdiri di atas mimbar untuk berkhutbah pertama

kalinya sebagai khalifah. Meski pada akhirnya Umar

tetap melaksanakan khutbah dengan hidmat dan

khusyu’.

98

Gambar Adegan 1 Eps. 23.

b. Adegan 2

Sementara itu, pada adegan berikutnya film

ini mencoba menggambarkan beberapa sifat Umar

sebagai pemimpin karismatik di antara para sahabat

dengan mengapresiasi pendapat Ali bin Abi Thalib

seusai khutbah pertama Umar yang menanyakan

kesiapan muslimin untuk berperang melawan Persia.

Umar dengan bijaksana menerima usulan Ali bin Abi

Thalib yang menyarankan Umar untuk menunggu

sejenak muslimin agar mereka berpikir dan jangan

mengawali masa kepemimpinannya dengan

kebencian.

Umar pun dengan kebijaksanaannya

menerima pendapat Ali untuk menunggu muslimin

berpikir. Ini membuktikan bahwa Umar merupakan

99

sosok pemimpin yang tidak fanatik dan lebih

mementingkan kepentingan umat dari kepentingan

pribadi atau golongannya.

Gambar Adegan 2 Eps. 23.

c. Adegan 3

Kemudian pada adegan 3 episode 23 ini, Umar

yang hendak mengirim surat untuk kaum muslimin di

medan jihad berusaha menulisnya dengan baik. Umar

menulis surat untuk Abu Ubaidah Bin Amir Bin

Jarakh untuk mengabarkan bahwa Khalifah Abu

Bakar telah meninggal dan Umar menggantikan posisi

Abu Bakar sebagai khalifah kedua. Abu Ubaidah pun

menerima surat tersebut dan langsung

memberitahukan hal tersebut kepada muslimin yang

menjadi tanggung jawabnya di medan perang.

100

Hal ini menunjukkan kewibawaan Umar yang

disegani oleh semua golongan kaum muslimin. Tidak

peduli siapa pun itu, meskipun belum bertemu tapi

langsung dipatuhi mandatnya sehingga bisa segera

selesai urusan kaum muslimin.

Gambar Adegan 3 Eps. 23.

d. Adegan 4

Pada adegan 4 episode 23 ini, film ini kembali

mencoba menggambarkan sifat Umar sebagai

pemimpin karismatik dengan adanya musyawarah

bersama para sahabat untuk membahas masalah-

masalah yang dihadapi kaum muslimin saat itu. Umar

pun meminta pendapat dari para sahabat tentang

bagaimana seharusnya dia memimpin dalam

menggantikan Khalifah Abu Bakar yang telah

101

meninggal. Akhirnya, Umar pun menerima semua

masukan tersebut dengan bijak.

Posisi Umar saat itu berada bersama para

sahabat dan kaum muslimin sedang

memusyawarahkan masalah-masalah yang dihadapi

kaum muslimin. Dalam adegan ini umar memiliki

pemikiran yang berpandangan luas saat mengambil

sebuah keputusan, baik keputusan dari para

sahabatnya atau keputusan dirinya sendiri, bahkan

Umar tidak memiliki sifat yang fanatik dalam

mengambil setiap keputusan.

Gambar Adegan 4.

4.1.3. Episode 24

Pada visualisasi karisma kepemimpinan Umar Bin

Khattab yang terdapat dalam film “Omar” episode 24 di

sini meliputi beberapa adegan, antara lain pada adegan 5,

adegan 6, adegan 9, adegan 11 dan adegan 13.

102

a. Adegan 5

Pada adegan ini, sesuatu yang menampakkan

karisma kepemimpinan Khalifah Umar bin Khattab

ditampakkan dengan sangat baik pada saat terjadi

sebuah peristiwa ketika Umar menginspeksi pasar

tempat kaum muslimin beraktifitas jual beli. Peristiwa

tersebut divisualisasikan pada adegan 5 ketika Umar

yang ditemani para sahabat Rasul mengontrol kondisi

pasar.

Umar menanyakan tentang cara berjual beli

yang berlaku di pasar itu dan ketika mengetahui

bahwa adanya tindak kecurangan dengan menimbun

barang dagangan, Umar pun langsung dengan tegas

mengingatkan semua pedagang yang ada di pasar

tersebut untuk berjualan dengan cara yang halal dan

baik.

Pada adegan ini menunjukkan bahwa Umar

adalah sosok pemimpin yang adil, jujur, bijaksana

dalam menegakkan kebenaran. Hal ini terlihat pada

posisi Umar yang berada di pasar saat mengontrol

kondisi pasar. Bahkan Umar mengutus seorang untuk

menjaga kondisi pasar.

103

Gambar Adegan 5.

b. Adegan 6

Kemudian pada adegan 6, kebijakaan Umar

menggantikan Khalid bin Walid sebagai panglima

perang kaum muslimin kembali menunjukkan sikap

kebijaksanaan yang sangat tinggi sebagai khalifah

atau pemimpin umat. Umar memiliki pendirian untuk

mendidik kaum muslimin dan menghilangkan

keraguan kaum muslimin terhadap diri mereka sendiri

kalau tidak dipimpin oleh Khalid bin Walid dalam

sebuah pertempuran.

Menurut Umar, kalau dia tidak mengganti

Khalid akan membuat keyakinan kaum muslimin

bahwa yang memenangkan semua peperangan itu

adalah Khalid. Namun Umar ingin memberikan

pelajaran berharga kepada kaum muslimin bahwa

yang memberi kemenangan tersebut adalah Allah

Subhanahu Wa Ta'ala. Ini merupakan salah satu sifat

104

karisma kepemimpinan dari Umar bin Khattab yang

selalu memikirkan umatnya agar tidak tersesat dengan

sesuatu apa pun karena tidak semua orang berpikir

demikian pada saat itu.

Gambar Adegan 6.

c. Adegan 9

Pada adegan 9, ada hal bijaksana lagi dalam

kepemimpinan Umar bin Khattab ketika mendapati

seorang pedagang nakal yang mencampurkan susu

dagangannya dengan air agar bisa meraih keuntungan

yang lebih. Ketika menemukan hal itu, Umar tidak

langsung menghukumnya tapi menyuruh pedagang

tersebut membawa pulang susu dagangannya lebih

dahulu sebelum ada sanksi yang lebih keras lainnya.

Tapi kalau seandainya melawan, maka Umar akan

mengambil langkah menindak kecurangan yang dia

lakukan.

105

Umar juga memerintahkan para pedagang agar

berdagang sesuai cara yang baik lagi halal. Untuk itu,

Umar memerintahkan orang-orang yang dia tunjuk

untuk memberikan pemberitahuan mengenai

berdagang yang halal dan baik.

Gambar Adegan 9.

d. Adegan 11

Pada adegan 11, Umar sebagai seorang

khalifah telah mengorbankan semua harta benda dan

perniagaannya demi mengurus umat. Adegan 11

menggambarkan bagaimana Umar sangat khawatir

jika sampai ia menggunakan harta Baitul Mal milik

umat Islam tanpa sengaja sekalipun. Namun kemudian

istrinya, Atikah memberi masukan bahwa Umar

sebagai Khalifah juga termasuk kaum muslimin

sehingga juga berhak atas harta dari baitul mal.

106

Dalam adegan ini pengawal memberikan

minuman susu yang diambilnya dari induk kambing

baitul mal milik kaum muslimin, Umar yang tahu

akan hal itu langsung marah dan tidak ingin

meminumnya, sang istri yang mendengar akan

suaminya marah ikut memberikan masukan pada

Umar. Posisi sang istri berada di depan Umar dan

pengawalnya, seperti pada gambar di bawah ini.

Hal ini menunjukkan bahwa Umar merupakan

sosok pemimpin yang memiliki karisma tersendiri,

selalu bersikap adil dan jujur serta mengutamakan

kebutuhan kaum muslimin daripada kebutuhannya

sendiri.

Gambar Adegan 11

e. Adegan 13

Umar pun menyampaikan hal itu kepada para

sahabatnya di masjid seperti yang divisualisasikan

107

dalam adegan 13. Umar mengutarakan bahwa dirinya

sudah tidak memiliki harta sehingga bertanya berapa

hak yang boleh ia ambil dari baitul mal. Para sahabat

pun menyerahkan hal itu kepada Umar sendiri untuk

mengambil harta dari baitul mal secukupnya untuk

keperluan sehari-hari.

Umar pun kemudian menyebutkan nominal

yang sangat sedikit dan membuat para sahabat

terheran-heran. Dari sini terlihat bahwa Umar tidak

ingin menuruti hawa nafsu untuk menggunakan harta

baitul mal dengan foya-foya karena itu adalah milik

umat meskipun Umar berhak menyebutkan nominal

berapapun ia mau. Dari karakter ini yang lebih

mementingkan banyak orang, Umar termasuk

golongan pemimpin yang memiliki karisma

kepemimpinan yang tinggi karena sifatnya yang adil

dan jujur.

Hal ini sesuai dengan firman Allah yang

menjelaskan tentang sikap adil terhadap sesama

manusia tanpa membeda-bedakan yang terdapat

dalam Al-Qur’an surat Al-Maidah ayat 49, yang

berbunyi:

108

Artinya:

“Dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara

mereka menurut apa yang diturunkan Allah dan

janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka. Dan

berhati-hatilah kamu terhadap mereka, supaya

mereka tidak memalingkan kamu dari sebahagian apa

yang telah diturunkan Allah kepadamu. Jika mereka

berpaling (dari hukum yang telah diturunkan Allah),

maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah

menghendaki akan menimpakan mushibah kepada

mereka disebabkan sebahagian dosa-dosa mereka.

Dan sesungguhnya kebanyakan manusia adalah

orang-orang yang fasik.” (Depag RI, 2002: 154)

Sesuai dengan ayat di atas Umar merupakan

sosok pemimpin yang selalu mengutamakan

kebutuhan kaum muslimin dari pada kebutuhannya

sendiri. Bahkan beliau tidak mudah memberikan

keputusan terhadap perkara yang sedang terjadi tanpa

persetujuan dari para sahabat dan kaum muslimin. Hal

ini terlihat pada gambar dalam adegan 11 dan adegan

13.

109

Gambar Adegan 13

4.1.4. Episode 25

Pada episode 25 terdapat beberapa hal yang

divisualisasikan tentang karisma kepemimpinan Umar

bin Khattab dalam film “Omar”. Ada beberapa adegan

yang menjelaskan tentang karisma kepemimpinannya,

antara lain adegan 3, adegan 4, adegan 7, adegan 8,

adegan 11 dan adegan 13, yang menggambarkan dengan

baik tentang kebijakan umar dalam menghadapi masalah

yang muncul ke permukaan.

a. Adegan 3

Adegan 3 menceritakan bahwa ketika Umar

mendapat keluhan dari seorang pemuda yang

mengaku keberatan dengan jumlah mahar (mas

kawin) yang harus diberikan sehingga ada pemuda

yang kesulitan menikah. Umar kemudian

110

menyampaikan ke atas mimbar kepada kaum

muslimin untuk meminimalkan jumlah mahar.

Gambar Adegan 3

b. Adegan 4

Namun ketika Umar belum selesai memberi

pengarahan, ada seorang muslimat yang memprotes

Umar kalau tindakannya melarang perempuan

meminta mahar yang banyak itu sudah berlawanan

dengan aturan Allah S.W.T. Kemudian Umar pun

langsung menyadari kekeliruannya dengan baik dan

meralat ucapannya tapi dengan nasehat untuk

memudahkan urusan kaum muslimin. Dari sini sudah

terlihat bagaimana Umar dengan bijaksana dalam

mengatasi masalah yang ada sehingga tidak ada pihak

yang merasa dirugikan, hal ini dijelaskan pada

Adegan 4.

111

Gambar Adegan 4.

c. Adegan 7

Adegan 7 menayangkan karisma kepemimpinan

Umar bin Khattab terlihat dengan baik dan mampu

divisualisasikan dengan baik. Hal ini karena Umar

pun berlaku sama meskipun terhadap anak kecil yang

memberikan tumpangan kepadanya.

Umar meminta anak kecil tersebut untuk duduk

di depan dan Umar menumpang di belakangnya.

Padahal, anak kecil tersebut sudah mempersilakan

Umar sang Amirul Mu’minin untuk duduk di depan

agar tidak buruk dipandang orang. Namun Umar

dengan rendah hatinya meminta anak kecil tersebut

menaati perintahnya untuk duduk di depan. Hal ini

karena Umar tidak ingin anak tersebut merasa tidak

nyaman kalau Umar duduk di bagian depan. Ini

112

merupakan salah satu sifat karisma kepemimpinan

Umar yaitu selalu mendahulukan kepentingan orang

lain yang membuat Umar selalu dicintai di hati kaum

muslimin.

Gambar Adegan 7.

Masih pada adegan 7, Umar setelah turun dari

keledai tumpangan yang diberikan oleh anak kecil

tadi, sampailah Umar di padang rumput wakaf kaum

muslimin untuk memeriksa kondisi unta kurban dan

padang rumput tersebut. Sesampainya di sana, Umar

langsung bertemu dengan seorang pemelihara unta

kurban dan menanyakan beberapa hal terkait padang

rumput tersebut.

Umar memeriksa apakah sudah sesuai dengan

amanah yang ia berikan untuk membagi sama rata dan

tidak melarang orang-orang yang membawa unta

datang dan merumput di sana. Ketika sedang

113

bercakap-cakap, Umar melihat ada sebidang tanah

yang tidak terurus dan menanyakannya.

d. Adegan 8

Kemudian pada adegan 8 diketahui bahwa

tanah tersebut merupakan tanah wakaf yang diberikan

Rasulullah kepada salah satu kaum muslimin. Maka

Umar pun langsung meminta dipanggilkan orang

tersebut untuk menghadap kepadanya.

Ketika sudah datang yang kemudian

digambarkan di adegan 8, Umar meminta sebagian

tanah tersebut untuk dimanfaatkan oleh Badan Wakaf

untuk kepentingan muslimin. Awalnya Umar ditolak,

namun dengan bijaksana Umar mengingatkan bahwa

sebaiknya dimanfaatkan agar tidak terbengkalai. Hal

ini lagi-lagi menunjukkan karisma kepemimpinan

Umar dengan sifatnya yang selalu mementingkan

kepentingan golongan. Hal ini ditegaskan dalam Al-

Qur’an surat Al A’raf ayat 179

114

Artinya:

“Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka

Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka

mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk

memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai

mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat

(tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka

mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya

untuk mendengar (ayat-ayat Allah). mereka itu

sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat

lagi. mereka Itulah orang-orang yang lalai.” (Depag

RI, 2002: 233)

Gambar Adegan 8.

e. Adegan 11

Kemudian di adegan 11, ketika dalam suatu

perjalanan menuju masjid, Umar bertemu dengan

seorang wanita beragama kristen yang mengeluh

kepadanya tentang kondisinya saat itu yang terlilit

hutang. Umar pun dengan bijaknya menanyakan

berapa jumlah yang ia butuhkan kemudian

menyetujuinya untuk menanggung hutangnya.

115

Umar meskipun seorang yang keras kepada

selain muslim, tapi ia mau meringankan beban

seorang wanita beragama kristen karena ada sebuah

hal yang menghalanginya untuk memeluk Islam.

Meskipun dia baru berniat untuk memeluk Islam, tapi

Umar tetap berlaku adil untuk mereka yang tidak

beragama Islam serta tidak menyerang Islam.

Gambar Adegan 11.

f. Adegan 13

Kemudian, pada adegan 13, divisualisasikan

sebuah peristiwa yang cukup terkenal ketika Umar

memeriksa pemukiman kaum muslim, Umar melihat

anak-anak yang terus menerus menangis kelaparan

sementara sang ibu hanya bisa menghibur mereka

dengan berpura-pura memasak air. Umar pun

mendatangi dan bertanya-tanya dengan sang ibu.

116

Ketika ditanya, ibu tersebut mengeluh karena tidak

diperhatikan oleh khalifah meskipun tanpa sepengetahuannya yang

bertanya adalah Umar sang Amirul Mu’minin. Kemudian Umar pun

bergegas kembali ke tempat persediaan logistik milik muslimin, dan

menyuruh pengawalnya untuk menaikkan sekarung gandum ke

punggungnya sendiri untuk ia pikul ke keluarga tadi.

Kemudian Umar benar-benar memikul sendiri karung gandum

tersebut dan memberikannya kepada ibu tadi dan belum

memberitahukan kalau dia adalah Umar. Di sini kita bisa lihat bahwa

Umar sangat merasa bertanggung jawab ketika ada seorang muslim

yang tidak sempat diperhatikan dan mengalami kesusahan. Umar tidak

ingin memerintahkan kepada pengawalnya tapi langsung Umar pikul

sendiri beban dan tanggung jawabnya.

Semua itu karena besarnya karisma kepemimpinan Umar yang

membuat Umar semakin dicintai kaum muslimin yang dipimpinnya.

Gambar Adegan 13.