struktur dramatik pada lakon joko umbaran winisudha di sanggar karisma dewata kecamatan muncar...

24
STRUKTUR DRAMATIK PADA LAKON JOKO UMBARAN WINISUDHA DI SANGGAR KARISMA DEWATA KECAMATAN MUNCAR KABUPATEN BANYUWANGI Oleh : Ingkan Prio Manunggal ABSTRAK Lakon Joko Umbaran Winisudha merupakan salah satu folklor yang menceritakan sebuah legenda yang berkembang di Banyuwangi. Joko Umbaran Winisudha merupakan salah satu lakon yang sering dibawakan oleh sanggar janger Karisma Dewata. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis lakon Joko Umbaran Winisudha pada batasan pembagian babak dan unsur-unsur pembentuk cerita di sanggar Karisma Dewata Kecamatan Muncar, Kabupaten Banyuwangi. Untuk menjawab permasalahan yang ada, maka dalam penelitian ini menggunakan pendekatan yang bersifat kualitatif yang akan mendeskripsikan tentang pembagian babak dan unsur pembentuk cerita. Untuk memperoleh keakuratan data metode penelitian yang digunakan adalah pengamatan (observasi), wawancara, dan dokumentasi. Dalam analisa data. peneliti menggunakan teori bentuk lakon. Dalam analisis data yang telah dilakukan dapat diperoleh hasil antara lain bentuk penyajian janger Karisma Dewata, cerita lakon Joko Umbaran Winisudha, pembagian babak merupakan sebuah rangkaian dari adegan, penokohan sebagai penentu konflik, alur sebagai pengiring tiap adegan dan tangga dramatik sebagai penggerak dramatik cerita. Dalam penyajiannya, janger Karisma Dewata menyerupai pertunjukan ketoprak namun dengan iringan karawitan Bali. Dalam bentuk lakon Joko Umbaran Winisudha, cerita diangkat dari sebuah legenda 1

Upload: alim-sumarno

Post on 29-Oct-2015

224 views

Category:

Documents


15 download

DESCRIPTION

Jurnal Online Universitas Negeri Surabaya, author : INGKAN PRIO M, http://ejournal.unesa.ac.id

TRANSCRIPT

Page 1: STRUKTUR DRAMATIK PADA LAKON JOKO UMBARAN WINISUDHA DI SANGGAR KARISMA DEWATA KECAMATAN MUNCAR KABUPATEN BANYUWANGI

STRUKTUR DRAMATIK PADA LAKON JOKO UMBARAN WINISUDHA DI SANGGAR KARISMA DEWATA

KECAMATAN MUNCAR KABUPATEN BANYUWANGI

Oleh :Ingkan Prio Manunggal

ABSTRAK

Lakon Joko Umbaran Winisudha merupakan salah satu folklor yang menceritakan sebuah legenda yang berkembang di Banyuwangi. Joko Umbaran Winisudha merupakan salah satu lakon yang sering dibawakan oleh sanggar janger Karisma Dewata. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis lakon Joko Umbaran Winisudha pada batasan pembagian babak dan unsur-unsur pembentuk cerita di sanggar Karisma Dewata Kecamatan Muncar, Kabupaten Banyuwangi. Untuk menjawab permasalahan yang ada, maka dalam penelitian ini menggunakan pendekatan yang bersifat kualitatif yang akan mendeskripsikan tentang pembagian babak dan unsur pembentuk cerita. Untuk memperoleh keakuratan data metode penelitian yang digunakan adalah pengamatan (observasi), wawancara, dan dokumentasi. Dalam analisa data. peneliti menggunakan teori bentuk lakon.

Dalam analisis data yang telah dilakukan dapat diperoleh hasil antara lain bentuk penyajian janger Karisma Dewata, cerita lakon Joko Umbaran Winisudha, pembagian babak merupakan sebuah rangkaian dari adegan, penokohan sebagai penentu konflik, alur sebagai pengiring tiap adegan dan tangga dramatik sebagai penggerak dramatik cerita. Dalam penyajiannya, janger Karisma Dewata menyerupai pertunjukan ketoprak namun dengan iringan karawitan Bali. Dalam bentuk lakon Joko Umbaran Winisudha, cerita diangkat dari sebuah legenda masyarakat di Banyuwangi. Dalam cerita tersebut terbagi menjadi lima babak seperti eksposisi, konklusi, klimaks, resolusi, kesimpulan.alur yang dipakai dalam lakon tersebut merupakan alur maju dimana tokoh dalam lakon tersebut mempunyai peran sebagai penentu konflik dalam alur yang sedang diperankan sehingga akan membentuk suatu tangga dramatik yang membuat menarik jalannya cerita.

Dari penelitian ini dapat dijadikan contoh bahwa dalam penyajian bentuk lakon sebuah teater tradisional hendaknya juga mampu mempertimbangkan struktur dramatik dalam sebuah lakon. Hasil penelitian ini, kianya dapat digunaan sebagai salah satu bahan pertimbangan peneliti lain dalam kesenian janger di Banyuwangi dalam aspek lin yang belum terngkat di penelitian ini.

Kata kunci : Karisma Dewata, Lakon Joko Umbaran Winisudha, Struktur Dramatik

1

Page 2: STRUKTUR DRAMATIK PADA LAKON JOKO UMBARAN WINISUDHA DI SANGGAR KARISMA DEWATA KECAMATAN MUNCAR KABUPATEN BANYUWANGI

STRUKTUR DRAMATIK PADA LAKON JOKO UMBARAN WINISUDHA DI SANGGAR KARISMA DEWATA

KECAMATAN MUNCAR KABUPATEN BANYUWANGI

I. PENDAHULUAN

A. Latar BelakangBanyuwangi merupakan kabupaten di salah satu provinsi Jawa Timur yang

berbatasan langsung dengan selat bali. Sebagian besar mata pencaharian

masyarakat Banyuwangi adalah petani, nelayan, dan bekerja di pemerintahan.

Banyuwangi terkenal sebagai yang subur yang bisa memberikan penghidupan

makmur bagi masyarakatnya sehingga tidak menutup kemungkinan banyak

masyarakat dari luar Banyuwangi yang mencari penghidupan di wilayah tersebut.

Suku Osing merupakan masyarakat asli Banyuwangi di samping para

pendatang dari luar daerah. Mereka merupakan penduduk yang bertempat tinggal

pada hampir setiap kecamatan di Banyuwangi. Mereka juga memiliki sikap

mandiri yang sangat tinggi, mempunyai adat istiadat yang khas, mempunyai

bahasa khas yaitu bahasa Osing dan bahkan mempunyai kesenian sendiri, seperti :

Gandrung, Kuntulan, Angklung Caruk, Janger dan lain sebagainya.

Dari keanekaragaman wujud kesenian yang ada di Banyuwangi, Janger

merupakan salah satu wujud kesenian teater tradisional yang ada di kabupaten

Banyuwangi. Dalam bentuk penyajiannya, Janger dipentaskan pada malam hari

selama semalam suntuk. Seperti teater tradisional lain seperti ketoprak maupun

2

Page 3: STRUKTUR DRAMATIK PADA LAKON JOKO UMBARAN WINISUDHA DI SANGGAR KARISMA DEWATA KECAMATAN MUNCAR KABUPATEN BANYUWANGI

wayang orang unsur penyajian lakon dalam pertunjukan teater tradisional janger

tersebut meliputi cerita, babak, tokoh, alur cerita, dan tangga dramatik.

Lakon Joko Umbaran merupakan legenda dari daerah Banyuwangi. Pada

lakon Joko Umbaran Winisudha menceritakan tentang kisah seorang pemuda yang

gagah berani bernama Joko Umbaran untuk mencari pekerjaan di kerajaan

Majapahit. Akhirnyan raja Majapahit memerintahkan Joko Umbaran untuk

mengalahkan sesosok raksasa bernama Kebo Marcuet. Sifat ksatria, pemberani

dan pantang menyerah yang dimiliki oleh Joko Umbaran inilah yang mampu

menundukkan Kebo Marcuet sehingga mendapat gelar Gurubhisma Minak Jinggo

dari kerajaan Majapahit dan menjadi adipati di Bumi Blambangan. Lakon Joko

Umbaran Winisudha merupakan lakon favorit bagi masyarakat Banyuwangi sebab

Joko Umbaran merupakan cikal bakal Minak Jingggo yang menjadi simbol

pahlawan bagi masyarakat di Banyuwangi yang menjadi keunikan dalam bentuk

penyajian lakon ini.

Berdasarkan uraian diatas Janger Banyuwangi merupakan bentuk dari

teater tradisional yang berkembang di kabupaten Banyuwangi. Dalam sebuah

penyajian lakon teater tradisional pasti tidak terlepas dari cerita, babak, tokoh, alur

dan tangga dramatik (Abdilah 2008:12). Lakon merupakan elemen pokok dalam

penyajian teaer tradisional janger Banyuwangi.

B. Masalah Penelitian

1. Bagaimana pembagian babak lakon Joko Umbaran Winisudha di sanggar

Karisma Dewata?

3

Page 4: STRUKTUR DRAMATIK PADA LAKON JOKO UMBARAN WINISUDHA DI SANGGAR KARISMA DEWATA KECAMATAN MUNCAR KABUPATEN BANYUWANGI

2. Bagaimana pembagian tokoh lakon Joko Umbaran Winisudha di sanggar

Karisma Dewata?

3. Bagaimana alur lakon Joko Umbaran Winisudha di sanggar Karisma Dewata?

4. Bagaimana tangga dramatik lakon Joko Umbaran Winisudha di sanggar

Karisma Dewata?

C. Tujuan Penelitian

1. Menganalisis lebih jauh bentuk lakon Joko Umbaran Winisudha yang terdapat

di sanggar Karisma Dewata.

2. Menambah khasanah pustaka kesenian rakyat Banyuwangi

3. Mengetahui bentuk penyajian janger Banyuwangi di sanggar janger Karisma

Dewata.

4. Mengetahui struktur lakon Joko Umbaran Winisudha di sanggar Karisma

Dewata.

D. Manfaat Penelitian

1. Dapat melestarikan budaya setempat

2. Untuk mendokumentasikan seni Janger Banyuwangi sebagai bentuk warisan

budaya bangsa terutama lakon Joko Umbaran Winisudha

3. Diharapkan dengan penelitian ini dapat menambah perbendaharaan pustaka

bagi jurusan, fakultas dan universitas.

4

Page 5: STRUKTUR DRAMATIK PADA LAKON JOKO UMBARAN WINISUDHA DI SANGGAR KARISMA DEWATA KECAMATAN MUNCAR KABUPATEN BANYUWANGI

4. Sebagai data ilmiah untuk bahan kajian Janger selanjutnya.

II. Metode Penelitian

Lokasi penelitian ini terletak di Dusun Curah Pacul RT 02 RW 04 Desa

Tembok rejo Kecamatan Muncar Kabupaten Banyuwangi Propinsi Jawa Timur.

Di daerah ini terdapat sebuah sanggar janger bernama Karisma Dewata. Pada

daerah ini Sebagian masyarakat bermata pencaharian sebagai petani, nelayan dan

wiraswasta.

Dalam melakukan penelitian tentang struktur dramatik lakon Joko

Umbaran di sanggar Janger Karisma Dewata yang terletak di Dusun Curah Pacul

Desa Tembokrejo Kecamatan Muncar Kabupaten Banyuwangi, peneliti

menggunakan penelitian deskriptif kualitatif. Metode pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini menggunakan beberapa cara agar data yang

diperoleh merupakan data yang valid. Metode penumpulan data yang digunakan

meliputi : wawancara, observasi dan studi dokumentasi.

Di dalam penelitian ini menggunakan kredibilitas, yakni menguji secara

triangulasi, pertemuan dengan informan, analisis rekaman dan perpanjangan

waktu dilapangan. Karena penelitian ini adalah kualitatif maka peneliti akan

mengambil sikap untuk melakukan pengamatan secara berulang ulang dengan

masalah yang berkaitan dengan penelitian Janger Karisma Dewata. Dalam suatu

penelitian maka diperlukan suatu keabsahan data. Oleh karena itu diperlukan

pemisahan data untuk selanjutnya dianalisis. Teknik pemeriksaan keabsahan data

5

Page 6: STRUKTUR DRAMATIK PADA LAKON JOKO UMBARAN WINISUDHA DI SANGGAR KARISMA DEWATA KECAMATAN MUNCAR KABUPATEN BANYUWANGI

tidak lain dilakukan untuk meningkatkan pada keabsahan data itu sendiri, dan

untuk menguji keabsaha data maka digunakan teknik triangulasi.

Proses analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan seiring dengan

proses pengumpulan data. Dengan demikian proses pengumpulan data harus

diikuti dengan pekerjaan menuliskan, mengedit mengklasifikasi, mereduksi dan

menyajikan. Dalam penelitian ini analisa data yang digunakan melalui pendekatan

tentang teori struktur dramatik. Dalam penelitian ini, analisis data akan dilakukan

dengan cara mendeskripsikan rekaman wawancara dalam bentuk tulisan. Pada

tahap ini, peneliti mengidentifikasi kemungkinan-kemungkinan data yang sudah

dikumpulkan lalu menafsirkan data. Tahapan ini dimaksudkan untuk menganalisis

lakon Joko Umbaran Winisudha pada Janger Karisma Dewata.

III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Struktur Dramatik Lakon Joko Umbaran Winisudha Di Sanggar Karima

Dewata

Dalam penyajian lakon Joko Umbaran Winisudha di sanggar janger

Karisma Dewata Pertunjukan Janger dipentaskan pada malam hari selama satu

malam suntuk. Seperti teater tradisional lain seperti ketoprak maupun wayang

orang unsur penyajian lakon dalam pertunjukan teater tradisional janger tersebut

meliputi cerita, babak, tokoh, alur, setting, dan tangga dramatik. Tidak dapat

dipungkiri bahwa elemen tari, elemen teater dan elemen musik saling mendukung

dalam pertunjukan teater tradisional janger. Dalam bentuk penyajiannya elemen

6

Page 7: STRUKTUR DRAMATIK PADA LAKON JOKO UMBARAN WINISUDHA DI SANGGAR KARISMA DEWATA KECAMATAN MUNCAR KABUPATEN BANYUWANGI

tari terlihat dari motif gerak tari Bali yang dimainkan para aktor yang berfungsi

sebagai teknik muncul para aktor guna menunjang pertunjukan agar semakin

menarik. Elemen musik terletak pada bentuk iringan karawitan dan gending Bali

pada adegan atau peristiwa yang dimainkan. Iringan tersebut memberikan efek

ilustrasi atau penggambaran suasana yang nantinya akan menimbulkan imajinasi

bagi penikmatnya. Dari ke dua elemen tersebut elemen teater yang meliputi cerita,

babak, tokoh, alur, dan tangga dramatik yang mendominasi pada pertunjukan

janger sebab unsur-unsur pada teater menjadi sebuah rangkaian peristiwa yang

tidak hanya menunjang, melainkan inti pada pertunjukan teater tradisional janger

Banyuwangi.

Dalam pertunjukan janger, lakon Joko Umbaran Winisudha merupakan

lakon yang diminati oleh masyarakat Banyuwangi. Lakon Joko Umbaran

Winisudha menceritakan tentang kisah seorang pemuda yang gagah berani

bernama Joko Umbaran untuk mencari pekerjaan di kerajaan Majapahit,

kemudian raja Majapahit memerintahkan Joko Umbaran untuk mengalahkan

sesosok raksasa bernama Kebo Marcuet. Sifat ksatria, pemberani dan pantang

menyerah yang dimiliki oleh Joko Umbaran inilah yang mampu menundukkan

Kebo Marcuet sehingga mendapat gelar “Gurubhisma Minak Jinggo” dari

kerajaan Majapahit dan menjadi adipati di Bumi Blambangan. Pada rangkaian

sebuah peristiwa pembentuk lakon tersebut terdapat dua unsur pembentuk

peristiwa dalam sebuah lakon Joko Umbaran Winisudha, adapun dua unsur

tersebut adalah babak dan cerita. Pada pembagian babak kaitannya dalam lakon

7

Page 8: STRUKTUR DRAMATIK PADA LAKON JOKO UMBARAN WINISUDHA DI SANGGAR KARISMA DEWATA KECAMATAN MUNCAR KABUPATEN BANYUWANGI

Joko Umbaran Winisudha terbagi menjadi lima babak yang terdiri dari

exposition, complication, climax, resolution dan conclusion yang terdalamnya

terdapat beberapa rangkaian adegan dalam setiap babak. Terdapat cerita, alur,

penokohan dan tangga dramatik yang menjadi rangkain sebuah cerita yang di

dukung iringan musik sebagai bentuk ilustrasi, tari sebagai teknik muncul serta

tata rias dan busana sebagai penegasan sebuah karakter pada lakon Joko Umbaran

Winisudha.

1. Pembagian Babak Pada Lakon Joko Umbaran Winisudha Di Sanggar

Karisma Dewata

Pada lakon Joko Umbaran Winisudha, peneliti berusaha menuliskan

pembagian babak sesuai dengan rangkaian adegan atau peristiwa demi

pembahasan yang mendetail. Dalam pembagian babak pada lakon Joko Umbaran

Winisudha dibagi menjadi lima yaitu :

1. Exposition : Pelukisan adegan awal. Bertujuan untuk pengenalan awal

cerita.

2. Complication : Timbulnya kerumitan atau di mulainya konflik pada

cerita.

3. Climax : Peristiwa mencapai titik puncak (rising action).

4. Resolution : Penguraian, mulai tergambar rahasia motif.

5. Conclusion : Kesimpulan dari cerita yang sedang berlangsung.

Pada rangkaian pembagian babak lakon Joko Umbaran Winisudha

menggunakan plot episodik. Menurut Abdilah (2008:36), dalam plot episodik ciri

8

Page 9: STRUKTUR DRAMATIK PADA LAKON JOKO UMBARAN WINISUDHA DI SANGGAR KARISMA DEWATA KECAMATAN MUNCAR KABUPATEN BANYUWANGI

khas di dalamnya adalah mengalami perluasan waktu dan tempat. Sesuai dengan

uraian diatas kaitannya pada lakon Joko Umbaran Winisudha, perluasan waktu

terletak pada masa kehamilan Jinggowati hingga kelahiran tokoh Joko Umbaran.

Sedangkan dalam perluasan tempat pada lakon Joko Umbaran Winisudha nampak

pergantian lokasi sebagai contoh seperti pada babak satu yang berlanjut pada

babak tiga. Ke dua babak ini mengalami perluasan tempat atau secara singkatnya

mengalami perubahan lokasi peristiwa. Perubahan itu lah yang disebut dengan

perluasan tempat.

2 Pembagian Tokoh Pada Lakon Joko Umbaran Winisudha Di Sanggar

Karisma Dewata

Tokoh atau yang biasa disebut sebagai karakter adalah bagian yang paling

aktif dalam penggerak jalannya sebuah cerita. Karakter disini adalah tokoh yang

hidup dalam menjalankan sebuah cerita. Dalam dramaturgi klasik menurut

Haymawan (1991:22) fungsi psikis ialah protagonis, antagonis, tritagonis dan

figuran. Berikut ini adalah penokohan yang terdapat dalam lakon Joko Umbaran

Winisudha:

1. Minak Subroto : Berdasarkan peranan terhadap jalannya cerita, tokoh

ini dapat diklasifikasikan sebagai tokoh antagonis. Minak Subroto

merupakan tokoh yang mengawali dan membawa sebuah konflik.

2. Bromartunjung : Berdasarkan peranan terhadap jalannya cerita, tokoh

ini dapat diklasifikasikan sebagai tokoh protagonis. Prabu

9

Page 10: STRUKTUR DRAMATIK PADA LAKON JOKO UMBARAN WINISUDHA DI SANGGAR KARISMA DEWATA KECAMATAN MUNCAR KABUPATEN BANYUWANGI

Bromartunjung karena merupakan lawan dari tokoh antagonis yaitu

Minak Subroto dan Kebo Marcuet.

3. Jingggowati : Bedasarkan peranan terhadap jalannya cerita, tokoh ini

dapat diklasifikasikan sebagai tokoh tritagonis. Disebut sebagai tokoh

tritagonis karena Jinggowati bukanlah pemilik konflik yang sebenarnya,

walaupun terlibat secara langsung dalam menyelesaikan konflik

sepanjang cerita. Ia hanyalah tokoh yang membantu menyelesaikan

masalah atau penengah yang terjadi pada lakon Joko Umbaran

Winisudha.

4. Subositi : Bedasarkan peranan terhadap jalannya cerita, tokoh ini dapat

diklasifikasikan sebagai tokoh tritagonis. Disebut sebagai tokoh

tritagonis karena Subositi bukanlah pemilik konflik yang sebenarnya.

5. Joko Umbaran : Berdasarkan peranan terhadap jalannya cerita, tokoh ini

dapat diklasifikasikan sebagai tokoh protagonis karena Joko Umbaran

merupakan lawan dari tokoh antagonis yaitu Kebo Marcuet.

6. Kebo Marcuet : Berdasarkan peranan terhadap jalannya cerita, tokoh ini

dapat diklasifikasikan sebagai tokoh antagonis. Kebo Marcuet

merupakan tokoh yang membawa sebuah konflik setelah kematian

Minak Subroto.

7. Dayun : Bedasarkan peranan terhadap jalannya cerita, tokoh ini dapat

diklasifikasikan sebagai tokoh tritagonis. Disebut sebagai tokoh

tritagonis karena Dayun bukanlah pemilik konflik yang sebenarnya,

10

Page 11: STRUKTUR DRAMATIK PADA LAKON JOKO UMBARAN WINISUDHA DI SANGGAR KARISMA DEWATA KECAMATAN MUNCAR KABUPATEN BANYUWANGI

walaupun terlibat secara langsung dalam menyelesaikan konflik cerita.

Ia hanyalah tokoh yang membantu menyelesaikan masalah Joko

Umbaran atau penengah yang terjadi pada lakon Joko Umbaran

Winisudha.

3. Alur lakon Joko Umbaran Winisudha di sanggar Karisma Dewata

Alur merupakan cerita yang berisi urutan kejadian, namun tiap kejadian itu

hanya dihubungkan secara sebab akibat, peristiwa yang satu disebabkan atau

menyebabkan terjadinya adalah segala keterangan, petunjuk, pengacuan yang

berkaitan dengan waktu, ruang, dan suasana terjadinya peristiwa dalam suatu

karya sastra atau sebuah lakon. Alur berbeda dengan plot, namun alur

berhubungan sekali dengan plot, sebab alur adalah bagian dari plot Alur cerita.

Alur cerita yang digunakan dalam lakon Joko Umbaran Winisudha

menggunakan alur maju. Alur maju adalah alur yang bergerak secara maju.

Singkatnya, lakon Joko Umbaran menggunakan alur maju karena cerita di

dalamnya menceritakan kehamilan Jinggowati, kelahiran Joko Umbaran hingga

Joko Umbaran menjadi adipati Brang Wetan dan mendapat gelar Gurubhisma

Minak Jinggo.

4. Tangga Dramatik Lakon Joko Umbaran Winisudha di sanggar Karisma

Dewata

Pada garis diatas kaitannya dengan lakon Joko Umbaran Winisudha babak

ke tiga atau climax merupakan adegan yang menunjukan ketegangan (tension)

sebuah cerita. Saat climax menuju babak akhir, ketegangan akan mulai diturunkan

11

Page 12: STRUKTUR DRAMATIK PADA LAKON JOKO UMBARAN WINISUDHA DI SANGGAR KARISMA DEWATA KECAMATAN MUNCAR KABUPATEN BANYUWANGI

agar penonton mampu berorientasi kembali pada lakon. Seperti pertunjukan

janger lainnya tanda menurunnya ketegangan tersebut akan ditandai perubahan

adegan. Dalam lakon Joko Umbaran Winisudha babak climax berisikan

pertarungan antara kadipaten Grati dan kerajaan Majapahit. Pertarungan tersebut

hanya berisi gimik untuk membuat babak climax menjadi lebih menarik karena

konflik cerita pada babak tersebut belum terselesaikan secara menyeluruh. Tanda

menurunnya ketegangan dalam lakon tersebut nampak pada perubahan adegan

pertarungan menuju adegan lawakan. Adegan ini dimaksudkan untuk menurunkan

ketegangan emosi penonton agar mampu berorientasi kembali masuk pada lakon

yang sedang dimainkan

IV.SIMPULAN

Di dalam pertunjukan janger di sanggar Karisma Dewata, terdapat idiom-

idiom dari lakon yang ada di dalamnya. Bentuk janger Karisma Dewata berbeda

dengan ludruk ataupun ketoprak. Perbedaan tersebut terletak pada iringan musik,

tari pengiring beserta lakon yang dibawakan. Tari pengiring yang dibawakan

adalah Bali serta Banyuwangi, iringan musik menggunakan gamelan Bali

sedangkan lakon yang dibawakan adalah folklore yang berkaitan dengan mitos

atau legenda di Banyuwangi.

Lakon Joko Umbaran Winusudha adalah salah satu folklore yang

berkembang di masyarakat Banyuwangi. Lakon Joko Umbaran ini termasuk lakon

andalan di sanggar Janger Karisma Dewata pimpinan Sutaji M.Pd. Lakon Joko

12

Page 13: STRUKTUR DRAMATIK PADA LAKON JOKO UMBARAN WINISUDHA DI SANGGAR KARISMA DEWATA KECAMATAN MUNCAR KABUPATEN BANYUWANGI

Umbaran Winisudha merupakan lakon yang sering disajikan oleh sanggar

Karisma Dewata untuk memenuhi permintaan masyarakat yang mempunyai

hajatan.

Lakon Joko Umbaran Winisudha merupakan sebuah lakon yang bercerita

tentang seorang laki-laki bernama Joko Umbaran yang berani, pantang menyerah

dan mandiri untuk menegakkan sebuah kebenaran. Hal ini terlihat pada

penyajiannya lakon Joko Umbaran Winisudha.

Hal ini sesuai dengan karakteristik kehidupaan masyarakat di

Banyuwangi. Masyarakat osing selaku masyarakat asli Banyuwangi merupakan

masyarakat yang memiliki sikap berani, pantang menyerah dan mandiri dalam

menghadapi permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam analisis lakon Joko Umbaran Winisudha, tedapat unsur pembentuk

lakon yang meliputi ( 1 ) cerita ( 2 ) babak ( 3 ) tokoh, ( 4 ) alur cerita, ( 5 ) tangga

dramatik. Unsur-unsur tersebut membentuk suatu elemen yang menjadi inti dan

mendukung penyajian lakon Joko Umbaran Winisudha.

Analisis lakon Joko Umbaran Winisudha berdasarkan pembagian babak

meliputi eksposition, Complication, Climax, Resolution, Conclusion, Denouement.

Pembagian tersebut berdasakan urutan adegan dalam penyajian lakon Joko

Umbaran Winisudha.

Tokoh pada lakon Joko Umbaran Winisudha di bagi menjadi tokoh

antagonis, protagonis, tritagonis, dan figuran. Penokohan tersebut menimbulkan

konflik serta pertentangan pada setiap pergantian babak dalam rangkaian adegan.

13

Page 14: STRUKTUR DRAMATIK PADA LAKON JOKO UMBARAN WINISUDHA DI SANGGAR KARISMA DEWATA KECAMATAN MUNCAR KABUPATEN BANYUWANGI

Alur pada lakon Joko Umbaran winisudha menggunakan alur maju.

Karena terlihat di dalam struktur adegannya perpindahan atau pergantian babak

mengalami sebuah perluasan ruang dan waktu.

Maka cerita, babak, tokoh dan alur pada lakon Joko Umbaran Winisudha

di janger Karisma Dewata tersebut akan berpengaruh pada tangga dramatik lakon

Joko Umbaran Winisudha yang memiliki plot episodik didalamnya, yaitu cerita

yang terpisah satu sama lain, tetapi kemudian bertemu di akhir cerita.

Saran

Untuk menunjang lebih baik hasil penelitian ini diharapkan ada follow up

penelitian lanjutan pada lokasi, obyek, dan subyek lain dari sanggar janger yang

ada di Banyuwangi, agar temuan-temuan ilmiah inovatif lainnya diharapkan

mampu muncul menjadi khazanah penelitian dibidang teater tradisional janger

Banyuwangi.

Para pemilik sanggar janger di Banyuwangi hendaknya melakukan

berbagai inovasi-inovasi dalam penyajian sebuah lakon untuk menunjang

keindahan pertunjukan janger tersebut, jadi pertunjukan janger tidak semata-mata

untuk mencari materi bagi pemilik sanggar, namun sebagai sebuah pertunjukan

tradisinal dengan teknologi modern yang mampu memberikan pesan moral bagi

penikmatnya untuk tatanan kehidupan sehari-hari.

14

Page 15: STRUKTUR DRAMATIK PADA LAKON JOKO UMBARAN WINISUDHA DI SANGGAR KARISMA DEWATA KECAMATAN MUNCAR KABUPATEN BANYUWANGI

V. DAFTAR RUJUKAN

1. Abdillah,Autar.2008. Dramaturgi.Surabaya:Unesa Press

2. Harymawan. RMA.1993. Dramaturgi. Edisi Kedua. Bandung : PT Remaja

Rosdakarya.

3. Soedarsono. 1986. Kesenian. Bahasa dan Folklor Jawa. Yogyakarta:

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

15

Page 16: STRUKTUR DRAMATIK PADA LAKON JOKO UMBARAN WINISUDHA DI SANGGAR KARISMA DEWATA KECAMATAN MUNCAR KABUPATEN BANYUWANGI

16