bab iv
DESCRIPTION
bab ivTRANSCRIPT
27
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Situasi Umum
1. Nama Instalasi dan Badan Hukum
Nama Instalasi : Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta.
Nama Pemilik : Sejak dikeluarkan Peraturan Pemerintah Daerah
Nomor: 25 Tahun 2011 menjadi milik Pemerintah
Daerah Istimewa Yogyakarta.
Alamat : Jln. Tompeyan Tr.III/201 Yogyakarta 55244 Tlp.
(0274) 563 153.
Nama Kepala : dr. RA Arida Oetami, M.Kes.
2. Visi dan Misi
Mengacu pada visi RPJMD DIY 2012-2017 “Daerah Istimewa
Yogyakarta Yang Lebih Berkarakter, Berbudaya, Maju, Mandiri dan
Sejahtera Menyongsong Peradaban Baru” telah ditetapkan Visi Dinas
Kesehatan DIY yang akan dicapai selama lima tahun mendatang
(2012-2017) yaitu: “Dinas Kesehatan yang mendukung terciptanya
status kesehatan DIY yang tinggi serta sebagai pusat pelayanan dan
pelatihan kesehatan yang bermutu, beretika dan berbudaya”.
Pembangunan kesehatan yang “berbudaya” dimaksudkan
bahwa pembangunan kesehatan yang dikembangkan di wilayah DIY
disesuakan dengan identitas budaya masyarakat setempat dengan
kearifan lokal (local wisdom) dan keunggulan lokal (local genius).
Pembangunan kesehatan di DIY bertujuan untuk “mendukung
27
28
terciptanya status kesehatan DIY yang tinggi” dimaksudkan bahwa
Dinas Kesehatan DIY berupaya mewujudkan DIY yang memiliki
keunggulan derajad kesehatan tidak hanya dalam batas-batas nasional
tetapi memiliki kesetaraan di tataran dunia internasional khususnya di
wilayah regional Asia Tenggara. Makna dari DIY sebagai “pusat
pelayanan dan pelatihan kesehatan yang bermutu, beretika”
dimaksudkan bahwa untuk mewujudkan status kesehatan yang tinggi,
maka harus memiliki berbagai pelayanan yang lebih baik dengan
menjadikannya sebagai pusat pelayanan kesehatan dan pelatihan yang
bermutu secara nasional maupun internasional yang
diimplementasikan kepada seluruh masyarakat DIY secara merata
namun tetap terjangkau.
Misi adalah pernyataan tentang apa yang harus dikerjakan
dalam usaha mewujudkan Visi. Misi juga akan memberikan arah
sekaligus batasan proses pencapaian tujuan. Misi Dinas Kesehatan
DIY 2012-2017 sebagai berikut:
a. Mencegah meningkatnya risiko penyakit dan masalah kesehatan
b. Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumber daya kesehatan
c. Menyediakan upaya kesehatan pemerintah dan swasta yang
merata, bermutu dan berkeadilan
Visi Dinas Kesehatan DIY akan dicapai dengan membuat
berbagai upaya untuk mencegah meningkatnya risiko penyakit dan
masalah kesehatan disertai dengan upaya penyediaan pelayanan
kesehatan secara merata dan pembiayaan kesehatan yang mencukupi
29
dengan dibarengi mewujudkan pelayanan kesehatan yang bermutu
baik untuk sektor pemerintah maupun swasta.Misi Dinas Kesehatan
juga akan didukung dengan membuat penyelenggaraan pendidikan,
pelatihan tenaga kesehatan dan penelitian kesehatan yang bermutu.
3. Tujuan dan Sasaran
Sebagai penjabaran dari Visi dan Misi Dinas Kesehatan DIY
maka tujuan yang akan dicapai adalah menurunkan angka kesakitan
dan kematian melalui peningkatan akses, cakupan dan mutu pelayanan
kesehatan serta penyediaan sumber daya kesehatan yang cukup,merata
dan bermutu.
Sasaran Jangka Menengah pembangunan kesehatan Tahun
2012-2017 adalah sebagai berikut:
a. Terwujudnya peningkatan pelayanan kesehatan ibu
b. Terwujudnya peningkatan pelayanan kesehatan bayi dan balita
c. Terwujudnya peningkatan pelayanan kesehatan anak dan remaja
d. Terwujudnya peningkatan pelayanan kesehatan lansia
e. Terwujudnya peningkatan promosi kesehatan
f. Terwujudnya peningkatan perbaikan gizi masyarakat
g. Terwujudnya pencegahan dan pengendalian penyakit di
masyarakat
h. Terwujudnya peningkatan kualitas kesehatan lingkungan
i. Terwujudnya sumber daya manusia kesehatan, fasilitas pelayanan
kesehatan, sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan, kemanan
30
makanan termasuk pelayanan kefarmasian serta jaminan dan
pembiayaan kesehatan yang cukup,merata dan bermutu
j. Terwujudnya peningkatan akses dan cakupan serta mutu
pelayanan kesehatan dasar dan rujukan
B. Hasil Kegiatan
Kegiatan magang dilaksanakan dari tanggal 3 Agustus sampai 28
Agustus di Dinas Kesehatan DIY pada bidang pelayanan kesehatan dalam
seksi kesehatan dasar. Seksi Kesehatan Dasar mempunyai tugas menyusun
pedoman pelaksanaan, pengkoordinasian, pembimbingan, pengendalian
serta pengawasan penerapan standar pelayanan kesehatan dasar. Seksi
Kesehatan Dasar juga bertanggung jawab terhadap manajeman Bantuan
Operasional Kesehatan Dinas Kesehatan DIY. Berikut hasil kegiatan
magang:
1. Wewenang, tugas, fungsi, dan struktur organisasi Dinas Kesehatan
DIY
Berdasarkan Peraturan Gubenur No 47 tahun 2008 tentang
Kewenangan Pemerintah Pusat Dinas dan Pemerintah Provinsi
sebagai Daerah Otonom, kewenangan provinsi di bidang kesehatan
adalah:
a. Penetapan pedoman penyuluhan dan kampanye kesehatan.
b. Pengelolaan dan pemberian ijin sarana dan prasarana kesehatan
khusus seperti rumah sakit jiwa, rumah sakit kusta, dan rumah
sakit kanker.
c. Sertifikasi teknologi kesehatan dan gizi.
31
d. Surveilans epidemiologi serta penanggulangan wabah penyakit
dan kejadian luar biasa.
e. Penempatan tenaga kesehatan strategis, pemindahan tenaga
kesehatan tertentu antar Kabupaten/Kota serta penyelenggaraan
pendidikan tenaga dan pelatihan kesehatan.
Dinas Kesehatan mempunyai tugas melaksanakan urusan
Pemerintah Daerah dibidang kesehatan dan kewenangan dekonsentrasi
serta tugas pembantuan yangdiberikan oleh pemerintah.
Dinas Kesehatan mempunyai fungsi :
a. penyusunan dan pengendalian program di bidang kesehatan;
b. perumusan kebijakan teknis bidang kesehatan;
c. pengendalian penyakit, pengelolaan survailans dan kejadian luar
biasa (KLB) serta imunisasi, penyelenggaraan kesehatan
lingkungan;
d. pengelolaan kesehatan dasar, rujukan, khusus;
e. penyelenggaraan pelayanan informasi kesehatan;
f. pengelolaan kesehatan keluarga, gizi, promosi kesehatan dan
kemitraan;
g. pengelolaan pembiayaan dan jaminan kesehatan;
h. pembinaan tenaga dan sarana kesehatan, farmasi, makanan,
minuman dan alat kesehatan;
i. pelaksanaan koordinasi dan pemberian perijinan bidang
kesehatan;
j. pemberian fasilitasi penyelenggaraan kesehatan Kabupaten/Kota;
32
k. pelaksanaan pelayanan umum di bidang kesehatan;
l. pemberdayaan sumber daya dan mitra kerja dibidang kesehatan;
m. pelaksanaan kegiatan ketatausahaan;
n. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur sesuai
dengan fungsi dan tugasnya.
Struktur Dinas Kesehatan terdiri dari:
a. Kepala Dinas;
b. Sekretariat;
c. Bidang Pencegahan dan Penanggulangan Masalah Kesehatan;
d. Bidang Pelayanan Kesehatan;
e. Bidang Kesehatan Masyarakat;
f. Bidang Sumber Daya Kesehatan;
Dinas Kesehatan mempunyai 4 (empat) Unit Pelaksana Teknis Dinas
yaitu:
a. Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru, yang saat ini telah menjadi
RSKP Respirasi;
b. Balai Laboratorium Kesehatan;
c. Balai Pelatihan Kesehatan;
d. Balai Penyelenggara Jaminan Kesehatan Sosial.
2. Perencanaan alokasi Bantuan Operasional Kesehatan Dinas Kesehatan
DIY
Pelaksanaan BOK tahun 2014 di Dinas Kesehatan DIY diawali
dengan proses perencanaan di tahun 2013, proses perencanaan diawali
33
dengan melakukan evaluasi kegiatan yang dilaksanakan sepanjang
tahun 2013.
a. Dasar Hukum
1) Undang-undang nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara
2) Undang-undang nomor 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan
Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara
3) Undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
4) PP nomor 8 tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan
Kinerja Pemerintah
5) PP nomor 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintah antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi,
dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.
6) PP nomor 41 tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat
Daerah
7) PP nomor 7 tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas
Pembantuan
8) Peraturan Gubenur nomor 56 tahun 2011 tentang RAD-
MDGs
9) Peraturan Gubenur nomor 57 tahun 2011 tentang RAD-PG
10) Perdirjen Bina Gizi dan KIA nomor: HK.02.03/B1.3/66/2012
tentang Tata Cara Penyelenggaraan Administrasi Keuangan
BOK
34
11) Peraturan Menteri Keuangan 134/PMK.06/2005 tentang
Pedoman Pembayaran dalam pelaksanaan APBN
12) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 156/PMK.07/2008
tentang Pedoman Pengelolaan Dana Dekonsentrasi dan Tugas
Pembantuan
13) Perdirjen Bina Gizi dan KIA nomor:
HK.03.05/BI.3/607/2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Pengelolaan Keuangan BOK
14) Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan nomor PER
66/PB/2005 tentang Mekanisme Pelaksanaan Pembayaran
Atas Beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
15) Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan nomor PER
66/PB/2009 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penatausahaan dan
Penyusunan LPJ Bendahara.
b. Latar Belakang
Pembangunan sektor kesehatan yang dilaksanakan di
Daerah Istimewa Yogyakarta saat ini mendapat tantangan yang
berat khususnya yang berkaitan dengan status kesehatan neonatus,
bayi, maupun balita, karena berdasarkan SDKI 2012 ada kenaikan
angka kematian neonatus dari 15 per 1000 kelahiran hidup pada
SDKI 2007 menjadi 18 per 1000 kelahiran hidup pada SDKI
2012. Demikian pula untuk angka kematian bayi pada SDKI 2007
menunjukkan 19 per 1000 kelahiran hidup, pada SDKI 2012
menjadi 25 per 1000 kelahiran hidup. Adapun angka kematian
35
balita juga mengalami kenaikan yaitu dari 22 per 1000 kelahiran
hidup pada SDKI 2007 menjadi 30 per 1000 kelahiran hidup pada
SDKI 2012.
Berdasarkan data-data tersebut maka perlu diupayakan
perencaaan kegiatan agar kondisi yang cenderung menurun
tersebut dapat kembali menjadi baik, dan tentu saja upaya
kesehatan yang dilakukan bukan difokuskan pada satu bidang
saja, tetapi harus mencangkup berbagai bidang dan program. Hal
ini untuk mengantisipasi meningkatnya kasus-kasus kesehatan
lainnya, misalnya HIV-AIDS, karena berdasarkan data yang ada
di DIY dari tahun ke tahun terjadi kenaikan penderita dan sampai
dengan bulan Desember 2012 jumlah kasus HIV-AIDS di DIY
ada sejumlah 1941 kasus, untuk itu perlu diantisipasi dengan baik.
Kementerian Kehatan merupakan penanggungjawab
pembangunan kesehatan melalui Direktorat Jenderal Bina Gizi
dan KIA berupaya merumuskan dan melaksanakan kebijakan dan
standarisasi teknis di bidang pembinaan kesehatan masyarakat.
Untuk mendukung pelaksanaan tugas pokok dan fungsi di daerah,
pusat memberikan dukungan dana untuk daerah agar dapat
melaksanakan kegiatan manajemen. Dana yang diberikan antara
lain melalui dana dekonsentrasi dan tugas pembantuan, salah
satunya dengan Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) dan untuk
mengukur kinerja daerah khususnya yang dilakukan oleh provinsi
dalam melaksanakan kegiatan dengan dana BOK. Agar
36
pelaksanakan kegiatan dapat berjalan dengan baik, maka perlu
dilakukan perencanaan yang baik pula, oleh sebab itu maka
perencanaan merupakan hal yang sangat penting dan perlu untuk
dilakukan.
c. Langkah-langkah pelaksanaan kegiatan Bantuan Operasional
Kesehatan Dinas Kesehatan DIY tahun 2014
Untuk melaksanakan kegiatan BOK diawali dengan penyusunan
Kerangka Acuan Perencanaan Program Bantuan Operasional
Kesehatan Dinas Kesehatan DIY tahun 2014
1) Penentuan Tim Pengelola BOK tingkat Provinsi
Anggota Tim Pengelola BOK terdiri dari Penanggungjawab
BOK, Pemeganng program BOK, dan Lintas Program terkait
yang ditetapkan dengan surat keputusan Kepala Dinas
Kesehatan DIY. Tim Pengelola BOK dalam tahap persiapan
dilakukan penentuan personil yang akan duduk dalam Tim
Pengelola BOK tingkat Provinsi.
2) Pelaksanaan rapat koordinasi oleh Tim Pengelola BOK
Untuk penentuan koordinasi dalam taraf persiapan dilakukan
penentuan jadwal, persiapan tempat, persiapan atau
permohonan narasumber dan pembuatan undangan kepada
peserta. Setelah Tim BOK terbentuk, kemudian dilakukan
rapat koordinasi pertama untuk menentukan langkah-langkah
kegiatan yang akan dilaksanakan. Pelaksanaan koordinasi
perencanaan dilakukan dengan melakukan pertemuan
37
koordinasi yang dilaksanakan satu hari dengan menghadirkan
narasumber dari pusat untuk melakukan koordinasi
perencanaan kegiatan.
3) Perencanaan dan penganggaran yang dilaksanakan dengan
melaksanakan pertemuan koordinasi perencanaan BOK
Kabupaten/Kota yang dilaksanakan di tingkat Provinsi
4) Konsultasi teknis yang dilaksanakan dengan melaksanakan
perjalanan dinas ke pusat untuk melaksanakan konsultasi
kegiatan. Untuk konsultasi teknis pada tahap persiapan
direncanakan waktu yang tepat untuk melaksanakan
konsultasi yang disesuaikan dengan materi konsultasi yang
akan dilakukan.
Tabel 4.1 Rencana Waktu Pelaksanaan BOK Dinas Kesehatan DIY 2014
KegiatanBulan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Penentuan Tim Pengelola BOK Tingkat Provinsi
√
Operasional Tim Pengelola BOK Tingkat Provinsi
√ √ √ √
Konsultasi Teknis ke Pusat
√ √
Rapat Tim Pengelola BOK Tingkat Provinsi
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Pertemuan Koordinasi Perencanaan BOK Tingkat Provinsi
√
38
Waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan keluaran secara
keseluruhan adalah selama tahun berjalan dan keluaran secara final
diselesaikan pada bulan Desember tahun 2014 dengan rincian:
a. Penentuan Tim Pengelola BOK tingkat Provinsi dilakukan pada
awal tahun anggaran, yang kemudian ditindaklanjuti dengan
pemberian dana operasional selama 10 (sepuluh) bulan dan
dipertanggungjawabkan setiap tiga bulan sekali.
b. Konsultasi teknis dilaksanakan dua kali, pada bulan April tahun
2014 dan Agustus tahun 2014
c. Rapat koordinasi Tim BOK tingkat Provinsi dilaksanakan sepuluh
kali dalam satu tahun
d. Koordinasi perencanaan BOK dilaksanakan satu kali pada bulan
September tahun 2014
Semua biaya pengeluaran yang dibiayai melalui dana dikonsultasi
Satker Dinas Kesehatan DIY sebesar Rp. 84.550.000,- (delapan puluh
empat juta lima ratus lima puluh ribu rupiah)
3. Pengorganisasian Program Bantuan Operasional Kesehatan meliputi
kedudukan, tugas, dan fungsi, wewenang dan struktur Pengelola BOK
Dinas Kesehatan DIY
Pengelolaan secara berjenjang dan terintegrasi dimaksudkan
untuk memudahkan koordinasi, pembinaan dan pengawasan dalam
rangka menunjang kelancaran pelaksanaan dan pengelolaan kegiatan
di Kabupaten/Kota dan Puskesmas. Untuk itu dalam pengelolaan
39
BOK dibentuk Tim Pengelola BOK yang terintegrasi di tingkat Pusat,
tingkat Provinsi, dan tingkat Kabupaten/Kota serta Puskesmas.
Penyaluran dana dekonsentrasi kegiatan BOK melalui satker
Dinas Kesehatan DIY dengan kode satker 049004 sesuai DIPA nomor
No.DIPA -024-03.3.049004/2014 tanggal 5 Desember 2013 melalui
KPPN Yogyakarta baik dengan mekanisme pembayaran uang
persediaan (UP) maupun tambahan uang persediaan (TUP). Berikut
pengelola satuan kerja dan Tim Pengelola BOK Dinas Kesehatan DIY
tahun 2014:
Susunan Pengelola Satker:
KPA : dr. RA. Arida Oetami, M.Kes
PPK : drg.Inni Hikmatin, M.Kes
PPSPM : Drs.Soemarso, M.Si
Bendahara : Fx. Edy Priono, SE
SAI : Reni Astuti, SE
Pengelola Barang : Sugeng Riyadi, Amd
Staf Satker : Utami Kurniasih, S.Kep, Ners,
Pipit Yuliati, SKM
Susunan Tim Pengelola BOK:
Penanggung Jawab : Kepala Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta
Sekretariat Ketua : dr. Etty Kumulowati, M.Kes
Sekretaris : Drs. Sumarso, M.Si
Anggota : Endang Esti Nur Handayani, AMK
Shinta Chintia Agustina, SKM
40
Tim Teknis Ketua : Drg. Daryanto Cahdirie, BSc, M.Kes
Sekretaris : Drg. Retno Lukitawati , M.Pd
Anggota : Sri Mukti Suhardini, SKM, M.Kes
Drg. Inni Hikmatin, M.Kes
Tugas Tim Pengelola BOK berdasarkan Petunjuk TeknisBantuan
Operasional Kesehatan tahun 2014 adalah sebagai berikut:
a. Menjabarkan kebijakan dan strategi nasional pelaksanaan BOK di
tingkat Provinsi.
b. Mengarahkan dan mengkoordinir pelaksanaan kebijakan BOK di
tingkat Provinsi sesuai petunjuk teknis.
c. Melakukan advokasi dan sosialisasi BOK tingkat Provinsi dan
Kabupaten/Kota.
d. Melakukan koordinasi dan sinkronisasi perencanaan dan
penganggaran kegiatan BOK tingkat Provinsi dan
Kabupaten/Kota.
e. Melakukan monitoring dan evaluasi dalam rangka pembinaan dan
pengendalian terhadap pelaksanaan BOK di Kabupaten/Kota.
f. Menyusun dan menyampaikan laporan pelaksanaan BOK tingkat
Provinsi (termasuk ringkasan laporan pelaksanaan BOK di tiap
kabupaten/kota) kepada Tim Pengelola BOK Tingkat Pusat.
4. Prosedur pelaksanaan alokasi Bantuan Operasional Kesehatan Dinas
Kesehatan DIY
Tim Pengelola BOK mempunyai tugas antara lain: sosialisasi,
advokasi, pembinaan, evaluasi, dan monitoring. Tim Pengelola BOK
41
juga koordinasi dengan LS/LP dan Kab/Kota tentang pelaksanaan
kegiatan BOK, cakupan BOK, realisasi anggaran, hambatan yang
ditemui serta memberi solusi. Tim Pengelola BOK Provinsi
mengadakan rapat koordinasi internal 6 kali, sementara dengan
Kab/Kota 4 kali pertemuan dalam satu tahun. Berikut kegiatan yang
dilakukan Tim Pengelola BOK DIY tahun 2014:
a. Koordinasi perencanaan BOK
Pelaksanaan perencanaan BOK di Kab/Kota disusun
bersama dengan provinsi, yang menyusun perencanaan BOK
pengelola Program KIA, Gizi, Pelayanan Kesehatan, dan
Keuangan Dinkes DIY dan Tim Pengelola BOK Kab/Kota yang
bertugas membuat perencanaan BOK di Kab/Kota (sekretariat,
tim teknis, dan operator RKAKL). Tujuannya tersusunnya
dokumn rencana kerja dan anggaran kegiatan program BOK di
Provinsi dan Kabupaten atau Kota. Peserta yang hadir adalah
Dinas Kesehatan di 5 Kabupaten/Kota, Pengelola BOK di Dinkes
DIY, dan Lintas program di Dinkes DIY.
Tujuan kegiatan ini adalah tersusunnya dokumen
Perencanaan Bantuan Operasional Kesehatan tahun 2015 sesuai
dengan kebijakam dari Dinkes DIY, Kementrian Kesehatan RI
dan Peraturan Menteri Keuangan.Narasumber berasal dari
Kementerian RI dan Dinas Kesehatan DIY. Materi yang
disampaikan mengenai Kebijakan BOK di DIY dan Kebijakan
42
Perencanaan BOK tahun 2015. Hasil diskusi adalah sebagai
berikut:
1) Membahas pelaksanaan disetiap Kabupaten dan Kota
2) Menyampaikan temuan yang tidak sinkron antara Kemenkes
dan Irjen
3) Usulan Kabupaten/Kota ke Dinkez DIY pada tanggal 18
November untuk desk dengan Direktorat Bina Gizi dan KIA
Kementrian RI.
b. Konsultasi teknis
Konsultasi teknis ke pusat dilakukan oleh dr.Etty
Kumulowati, Endang Esti NH, dan Shinta Chyntia A, SKM.Hasil
konsultasi adalah sebagai berikut:
1) Dr. Etty Kumolowati
Pengusulan pembekalan RAKL, TOR, dan RAB
Desk dengan tim PI Dirjen Bina Gizi KIA untuk BOK
Provinsi
Untuk anggaran satker BOK Kab/Kota dikirim melalui
email ke pengelola bersama dan BOK Puskesmas Rp.
1000 karena belum ada keputusan untuk masing-masing
Puskesmas
Hasil dan pembahasan akan dijadikan dasar revisi
anggaran BOK 2015 setelah pagu Puskesmas ada dan
direview dengan dirjen.
43
Rapat koordinasi dengan pengelola BOK Kab/Kota
setelah ada pagu definitif
2) Endang Esti NH
Menu manajemen provinsi: pertemuan koordinasi, honor
sekretariat BOK. Honor tim teknis dan monev ke semua
Kab/Kota dan 3 puskesmas
Menu manajemn Kab/Kota: honor pengelola satker
pengelola keuangan di puskesmas tim teknis dan tim
sekretariat BOK, bahan habis konsolidasi keuangan
tingkat pusat, konsultasi ke DJPB/KPPN, pertemuan
koordinasi dan monev ke puskesmas
Pagu manajemen BOK tahun 2015 sebesar Rp.
250.000.000,-
Penerima tugas mempunyai tugas RAB BOK Dinkes
Kab/Kota setelah desk dengan PI Direktorat Bina Gizi
dan KIA
Setelah RAB diperbaiki soft copy dikumpulkan ke PI
Direktorat Bina Gizi dan KIA sedangkan hardcopy yang
sudah ditanda tangani dan diparaf akan dikumpulkan
setelah Pagu BOK di Puskesmas turun.
3) Shinta Chyntia A, SKM
Menu manajemen BOK Provinsi dan Kab/Kota tahun
2015 sudah ada dari pusat
44
Pagu manejemen BOK Dinkes DIY tahun 2015 DIY
sebesar Rp. 250.000.000,-, Yogyakarta Rp.
225.850.000,-, Bantul Rp. 38.850.000,-, Kulon Progo
Rp. 297.500.000,-, Gunung Kidul Rp. 423.850.000,-,
Sleman Rp. 353. 850.000,-.
Pagu kegiatan BOK untuk puskesmas belum ada untum
sementara di buat Rp. 1000,-
Menu manajemen Kab/Kota: honor pengelola satker
pengelola keuangan di puskesmas tim teknis dan tim
sekretariat BOK, bahan habis konsolidasi keuangan
tingkat pusat, konsultasi ke DJPB/KPPN, pertemuan
koordinasi dan monev ke puskesmas
Penerima tugas melaksanakan tugas sebagai operator
RKAKL membuat usulan kegiatan BOK 2015 DIY dan
memperbaiki usulan BOK Kab/Kota setelah desk dengan
PI Dirjen Bina Gizi KIA
Hasil perbaikan ADK RKAKL dikumpulkan ke
Kementerian dan di email kembali ke Kab/Kota
Setelah pertemuan ini rencana akan dilakukan review
dengan APIP, setelah pagu BOK di puskesmas turun
Dokumen pendukung (TOR dan RAB) segera dikirimkan
ke pusat setelah pagu BOK di puskesmas turun
45
c. Advokasi dan sosialisasi
Tujuan kegiatan ini adalah tersosialisasinya dan
teradvokasinya program BOK di tingkat DIY. Pengelola Program
BOK,bendahara pengeluaran program, pengelola program, lintas
program, dan lintas sektor Dinkes Kab/Kota memahami,
melaksanakan, mendukung, melaksanakan pembukuan atau
penatausahaan keuangan program BOK 2014.
Pelaksanaan sosialisasi dan advokasi di hadiri oleh lintas
sektor (Bappeda Kota, Bantul, Kulon Progo, Gunung Kidul,
Sleman, dan Biro Apem DIY), lintas program Dinkes DIY (Seksi
Rujukan, Seksi Bintesa, Subbag Program, Seksi Keuangan, Seksi
Surveilens, Seksi Penyehatan Lingkungan, Seksi Farmakmin,
Seksi Pelayanan Jaminan Kesehatan, Seksi Promosi Kesehatan,
Seksi Kesga, dan Seksi Kesdas), dan oleh Dinas Kesehatan Kota,
Bantul, Kulon Progo, Gunung Kidul, dan Sleman
Teradvokasinya lintas sektor dan lintas program terkait
terhadap kebijakan Pembangunan Kesehatan di DIY. Evaluasi
BOK di DIY tahun 2013 dan kebijakan BOK 2014.Narasumber
berasal dari Kementerian RI dan Dinas Kesehatan DIY.Materi
yang disampaikan adalah sebagai berikut:
1) Kebijakan Pembangunan Kesehatan di DIY
2) Kebijakan BOK 2014
3) Evaluasi BOK di DIY tahun 2013
4) Ruang lingkup BOK
46
5) Pengelola keuangan
6) Pengorganisasian
Sedangkan hasil diskusi adalah sebagai berikut:
1) Keberhasilan pembangunan kesehatan di DIY dipengaruhi
juga oleh pencapaian target MDGs pada tahun 2015
2) Dana BOK yang merupakan suplemen atau bantuan di
Puskesmas dapat mewujudkan target MDGs tahun 2015
3) BOK merupakan dana pendukung operasional Puskesmas
dan suplemen APBD prioritas untuk pencapaian MDGs
4) Dana BOK untuk upaya kesehatan promotif dan preventif
5) Dana BOK dikelola secara APBN
6) Dana BOK tidak menjadi pendapatan daerah
7) Sisa per 31 Desember dana BOK di setor ke kas negara
8) Upaya kesehatan prioritas minimal 60%
9) Upaya kesehatan lainnya dan manajemen puskesmas
maksimal 40%
10) Dana BOK dapat digunakan untuk membayar kegiatan yang
dilaksanakan mulai tanggal 13 Februari 2014 sampai dengan
31 Desember 2014
11) Honor bulan Januari 2014 tidak dapat dibayarkan dari dana
BOK
d. Sosialisasi bagi Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
Pelaksanaan sosialisasi bagi Dinkes Kab/Kota dihadiri oleh
Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, Kab. Bantul, Kab. Kulon
47
Progo, Kab. Gunung Kidul, Kab. Sleman, dan Dinas Kesehatan
DIY.Tujuan adalah sebagai berikut:
1) Tersosialisasinya kebijakan BOK tahun 2014
2) Tersosialisasinya Petunjuk Teknis BOK tahun 2014
3) Tersosialisasinya mekanisme pengelolaan keuangan BOK
tahun 2014
4) Tersosialisasinya mekanisme pelaporan BOK tahun 2014
Narasumber berasal dari Dinas Kesehatan DIY, BPKP DIY,
Kanwil DJPB DIY, dan KPPN Yogyakarta dengan isi materi:
1) Kebijakan pembangunan kesehatan di DIY
2) Pendalaman Juknis BOK 2014
3) Perencanaan kas dan tata cara revisi anggaran
4) Mekanisme pelaksanaan pembayaran atas beban APBN dan
penyelesaian tagihan atas beban APBN
5) Kebijakan dan ruang lingkup BOK 2014
6) Pengelola keuangan BOK
7) Pelaporan BOK tahun 2014
Hasil diskusi antara lain:
1) Keberhasilan pembangunan kesehatan di DIY dipengaruhi
juga oleh pencapaian target MDGs pada tahun 2015
2) Dana BOK yang merupakan suplemen atau bantuan di
puskesmas dapat mewujudkan target MDGs tahun 2015
3) BOK merupakan dana pendukung operasional puskesmas dan
suplemen APBD prioritas untuk pencapaian MDGs
48
4) Peraturan menteri kesehatan nomor 1 tahun 2014 tentang
juknis BOK tahun 2014
5) Juknis disusun sebagai acuan bagi pelaksanaan pemanfaatan
dana BOK tahun 2014, BOK difokuskan untuk peningkatan
MDGs
6) Puskesmas sebagai ujung tombak di masyarakat perencanaan
kegiatan secara komprehensif berdaya ungkit tinggi bersifat
preventif dan promotif
7) Dinkes Kab/Kota bila dipandang perlu mengembangkan
juknis BOK sepanjang tidak bertentangan
8) Langkah-langkah perencanaan kas pada satker
9) Penyederhanaan persyaratan revisi anggaran PMK
7/PMK.02/2014
10) Persyaratan revisi anggaran pada kanwil DJPB
11) Tanggal 31 Oktober 2014 untuk revisi anggaran pada DJA
12) Tanggal 12 Desember 2014 untuk revisi anggaran pada
kanwil DJPB
13) Mekanisme pengajuan SPM ke KPPN
14) Mekanisme pengajuan SPM dana BOK ke puskesmas
15) Pengelolaan keuangan BOK
16) Pelaporan BOK 2014
e. Peningkatan teknis manajemen puskesmas
Tujuannya peningkatan kemampuan dalam bidang
manajemen pengelolaan BOK bagi pengelola di puskesmas dalam
49
memahami kebijakan pembangunan kesehatan, memahami
kebijakan BOK sesuai dengan juknis yang ada, memahami proses
manajemen pengelolaan dana BOK perencanaan, pelaksanaan
sampai pelaporan, mampu membuat POA BOK.Pelaksanaan
kegiatan dilakukan 2 angkatan:
1) Angkatan I tanggal 21 – 25 April 2014
Peserta : Puskesmas Ngampilan, Gondokusuman, Kretek,
Banguntapan, Pundong, Lendah, Samigaluh, Wonosari,
Playen, Mlati.
Penanggung jawab BOK di puskesmas (kapus)
Pengelola keuangan BOK di puskesmas
Perencanaan puskesmas
2) Angkatan II tanggal 23 – 3 Mei 2014
Peserta : Puskesmas Kraton, Pandak, Jetis, Samigaluh,
Kokap, Ponjong, Saptosari, Panggang, Ngemplak, Ngaglik
Penangung jawab BOK di puskesmas (kapus)
Pengelola keuangan BOK di puskesmas
Perencana puskesmas
5. Pengawasan atau evaluasi Program Bantuan Operasional Kesehatan
Dinas Kesehatan DIY
Monitoring dan Pembinaan bertujuan mengidentifikasi
hambatan dan permasalahan pelaksanaan program Bina Gizi dan KIA
serta BOK dan rencana tindak lanjutnya di Kab/Kota.Monitoring dan
50
pembinaan dilaksanakan di 5 Kab/Kota dengan rincian sebagai
berikut:
a. 18 Juni 2014 di Kabupaten Gunung Kidul
b. 19 Juni 2014 di Kabupaten Kulon Progo
c. 20 Juni 2014 di Kabupaten Bantul
d. 23 Juni 2014 di Kabupaten Sleman
e. 24 Juni 2014 di Kota Yogyakarta
Evaluasi pelaksanaan BOK bertujuan untuk
memantaupelaksanaan kegiatan program BOK di puskesmas serta
terevaluasinya kegiatan program BOk di tingkat Kab/Kota dan
Provinsi. Kegiatan koordinasi evaluasi juga melibatkan LS/LP di
Kab/Kota dan Provinsi. Koordinasi evaluasi BOK LS/LP Provinsi dan
Kab/Kota.Peserta kegiatan ini adalah Pengelola BOK Dinkes DIY,
Pengelola BOK Dinkes Kab/Kota, Bappeda DIY, Biro Kesra DIY,
Biro Kesra Kab/Kota, Badan Pemberdayaan Perempuan DIY, Badan
Pemberdayaan Perempuan Kab/Kota, dan Lintas Program Dinkes
DIY. Hal-hal yang dievaluasi adalah:
a. Pelaksanaan kebijakan kesehatan di DIY
b. Capaian MDGs 1, 4, dan 5 di DIY
c. Capaian MDGs 6 dan 7 di DIY
d. Pelaksanaan manajemen data puskesmas di DIY
e. Capaian keuangan BOK sampai dengan Mei 2014 di DIY
f. Pelaksanaan pengelolaan BOK Puskesmas
g. Pelaksanaan BOK melalui peningkatan manajemen puskesmas
51
Narasumber kegiatan ini adalah berasal dari Kementrian
Kesehatan, Dinas Kesehatan DIY, dan Dinas Kesehatan Gunung
Kidul.Materi yang disampaikan adalah:
a. Kebijakan kesehatan di DIY
b. Paparan capaian MDGs 1, 4, dan 5
c. Paparan capaian MDGs 6 dan 7 di DIY
d. Paparan Manajemen data puskesmas di DIY
e. Paparan capaian keuangan BOK sampai dengan Mei 2014 di DIY
f. Pengalaman pengelolaan BOK di puskesmas
g. Evaluasi pelaksanaan BOK melalui peningkatan manajemen
puskesmas
Hasil kegiatan evaluasi ini adalah:
a. Manajemen data di masing-masing Kab/Kota belum sama
b. Setiap Kab/Kota sudah mempunyai SIMPUS
c. Paparan materi ini disampaikan target, capaian, permasalahan
yang dihadapi serta tindakan yang dilakukan
d. Sampai bulan Mei 2014 telah terjadi kematian ibu
e. Diperlukan langkah-langkah strategis yang menjamin sinergis
antar sektor dan program
f. Indikator MDGs 6 ada yang belum tercapai: persentase kualitas
air minum yang memenuhi syarat
g. Persentase penduduk yang menggunakan jamban sehat
h. Jumlah desa yang mendeklarasikan STOP BABS
52
i. Jumlah desa melaksanakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
(STBM)
j. Paparan cairan keuangan untuk kegiatan BOK di Dinkes DIY dan
BOK Puskesmas
k. Diingatkan kembali tentang tugas dan wewenang PPTK, PPK,
PPSM, dan bendahara pengeluaran.
Capaian program yang telah dilaksanakan di BOK Dinas Kesehatan
DIY sesuai nomor DIPA -024-03.3.049004/2014 adalah 87,6% untuk
keuangan BOK dan 92,75% untuk fisik (kegiatan) BOK (Data Primer
Dinas Kesehatan DIY, 2014).
C. Pembahasan
Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) yang merupakan bantuan
pemerintah pusat kepada pemerintah daerah untuk mendukung operasional
Puskesmas, saat ini telah memasuki tahun ke-enam. Pada periode Rencana
Strategis Kementerian Kesehatan (Renstra Kemenkes) tahun 2010–2014,
BOK telah banyak membantu dan sangat dirasakan manfaatnya oleh
Puskesmas dan kader kesehatan di dalam pencapaian program kesehatan
prioritas nasional, khususnya kegiatan promotif preventif sebagai bagian
dari upaya kesehatan masyarakat.Dana BOK selain untuk operasional
Puskesmas dan jaringannya, juga dialokasikan untuk dukungan
manajemen Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota serta untuk dukungan
manajemen Dinas Kesehatan Provinsi.
53
1. Perencanaan alokasi Bantuan Operasional Kesehatan Dinas Kesehatan
DIY
BOK Adalah Bantuan dana dari Pemerintah melalui
Kementerian Kesehatan dalam membantu Pemerintahan
Kabupaten/Kota melaksanakan pelayanan Kesehatan sesuai Standar
Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan menuju Millennium
Development Goals (MDGs) dengan meningkatkan kinerja Puskesmas
dan jaringannya serta Poskesdes dan Posyandu dalam
menyelenggarakan pelayanan kesehatan promotif dan preventif.
Kementerian Kesehatan telah melakukan upaya terobosan melalui
berbagai perubahan yang dilaksanakan secara berkesinambungan,
salah satunya adalah dengan Bantuan Operasional Kesehatan (BOK).
Dana BOK diharapkan dapat mendorong dan mempercepat
pembangunan kesehatan di Indonesia.
Berdasarkan hasil, perencanaan BOK di Dinas Kesehatan DIY
dapat dikatakan memadai. Perencanaan program dilaksanakan awal
tahun dalam bentuk POA, mulai dari jumlah dana yang dibutuhkan,
jenis kegiatan dan volume kegiatan. Perencanaan BOK Dinas
Kesehatan DIY tahun 2014 disusun berdasarkan evaluasi pada tahun
2013.
Dana BOK bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN) Kementerian Kesehatan RI. Bantuan dana dari
pemerintah melalui Kementerian kesehatan dalam membantu
pemerintahan kabupaten/kota untuk melaksanakan pelayanan
54
kesehatan sesuai Standar Pelayanan Minimal (SPM) kesehatan
menuju MDGs. Besarnya alokasi dana BOK per Kabupaten/Kota
ditetapkan melalui Keputusan Menteri Kesehatan. Selanjutnya Kepala
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota akan menetapkan alokasi dana
BOK per Puskesmas di daerahnya. Perencanaan BOK Dinas
Kesehatan DIY tahun 2014 telah sesuai dengan Petunjuk Teknis BOK
tahun 2014. Hasil tersebut sesuai dengan penelitian Dasmar dkk.
(2013) yang mengatakan bahwa proses perencanaan BOK di
Kabupaten Lawu telah memadai oleh karena hasil uji validasi data
yang telah dilakukan diketahui bahwa semua Puskesmas sudah
menyusun POA.
Perencanaan merupakan proses penetapan tujuan dari suatu
organisasi, strategi pencapaian tujuan organisasi serta langkah-
langkah teknis yang dilakukan sehingga tujuan organisasi tersebut
dapat tercapai. Perencanaan berperan besar dalam menekan resiko
terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. Dengan perencanaan, kita
dapat memprediksi hal-hal tidak diinginkan yang mungkin akan
terjadi di masa depan dan melakukan tindakan antisipasi semenjak
dini.pentingnya perencanaan sebagai pedoman dalam menunjang
pengambilan keputusan, terutama pada saat kritis dimana keputusan
cepat akan berakibat sangat fatal untuk perkembangan organisasi
kegiatan di kemudian hari (Batemen et.al., 2008).
55
2. Pengorganisasian Program Bantuan Operasional Kesehatan
Pengorganisasian program BOK telah tercantum dalam
Petunjuk Teknis BOK tahun 2014. Penanggungjawab pengelola BOK
tingkat Provinsi adalah Kepala Dinas Kesehatan Provinsi dan terdiri
dari sekretariat, tim teknis dan anggota. Tim Pengelola BOK memiliki
tugasnya yang tercantum juga dalam Petunjuk Teknis BOK tahun
2014.
Pengorganisasian program BOK Dinas Kesehatan DIY tahun
2014 dapat dikatakan sudah memadai. Ketua bidang pelayanan
kesehatan bertanggung jawab terhadap pelaksanaan program sebagai
wakil ketua dari kepala dinas kesehatan. Data pendukung bahwa
pengorganisasian ini sesuai dengan Petunjuk Teknis BOK tahun 2014
adalah dikeluarkannya SK Kepala Dinas Kesehatan DIY nomor
800/1564/III/1 tentang Susunan dan Personil Tim Pengelola Bantuan
Operasional Daerah Istimewa Yogyakarta.
Berdasarkan SK itulah tenaga yang ditunjuk sebagai pengelola
dibawahi langsung oleh Kepala Dinas Kesehatan dengan Kepala
Bidang (Kabid) Pelayanan Kesehatan sebagai wakil ketua dibantu
oleh beberapa seksi yang terkait. Kemudian ditingkat puskesmas juga
dibuat SK, dengan Kepala Puskesmas sebagai penanggung jawab dan
dibantu oleh masing–masing penanggung jawab program dalam
pelaksanaan kegiatan.
Hasil tersebut sesuai dengan penelitian Dasmar dkk. (2013)
menyatakan bahwa pengorganisasian program BOK di Kabupaten
56
Luwu sudah memadai karena dalam SK sudah jelas diatur siapa
mengerjakan apa. Keberadaan organisasi diperlukan untuk mengukur
efektivitas dari input. Pendekatan mengutamakan adanya keberhasilan
organisasiuntuk memperoleh sumber daya, baik fisik maupun non
fisik yangsesuai dengan kebutuhan organisasi agar dapat menjadi
efektif.Pengukuran efektifitas dengan pendekatan sumber ini
mampumemberikan alat ukur yang sama dalam mengukur efektifitas
berbagailembaga yang jenis dan programnya berbeda dan tidak dapat
dilakukandengan menggunakan pendekatan sasaran (Lubis dan
Martani, 1987).
3. Pelaksanaan alokasi Bantuan Operasional Kesehatan Dinas Kesehatan
DIY
Pelaksanaan program BOK telah tercantum dalam Petunjuk
Teknis BOK tahun 2014. Dinas Kesehatan DIY telah melaksanakan
seluruh kegiatan sesuai dengan petunjuk tersebut. Namun, dalam
implementasi program tersebut tentu banyak permasalahan yang ada
seperti sebagai berikut:
a. DIPA tahun 2014 terlambat turun karena masih ada catatan di
halaman IV DIPA
b. Pengertian transport pada Petunjuk Teknis BOK tahun 2014 tidak
konsisten, pengertian Bab II (halaman 20) tidak sama dengan Bab
IV (halaman 40)
c. Pengertian kader (terkait pemberian transport) tidak dimasukkan
dalam Petunjuk Teknis tahun 2014
57
d. Adanya edaran SE Menpan nomor 10 tahun 2014 mengenai
pembatasan pertemuan di hotel, kegiatan yang rencana
penarikannya di bulan Desember 2014 tidak bisa dilaksanakan
akrena menggunakan akun paket meeting, sedangkan prosen
revisi DJPB sudah ditutup.
Berdasarkan hasil tersebut sesuai dengan penelitian Dasmar
dkk. (2013) yang menyimpulkan bahwa dalam pelaksanaan program
BOK di Kabupaten Luwu masih terdapat beberapa masalah dalam
proses pelaksanaannya walaupun pada saat perencanaan telah
dilaksanakan dengan baik sesuai dengan petunjuk teknis yang ada.
Namun, hasil tersebut berbeda dengan penelitian Husni (2012)
mengenai Bantuan Operasional Kesehatan di Kabupaten Bintan tahun
2011 dan 2012 bahwa pelaksanaan BOK di Kabupaten tersebut belum
efektif. Dana BOK di Kabupaten Bintan lebih besar penggunaannya
pada program kesehatan lingkungan, sedangkan untuk dana kesehatan
ibu, balita, dan pencegahan penuakit menular sedikit sehingga hal ini
tidak sesuai dengan tujuan awal dana BOK.
Implementasi kebijakan merupakan tahap yang krusial dalam
proses kebijakan publik. Implementasi dianggap sebagai wujud utama
dan sangatmenentukan dalam proses suatu kebijakan. Suatu program
kebijakan harus diimplementasikan agar mempunyai dampak atau
tujuan yang diinginkan (Winarno,2012). Implementasi program BOK
Dinas Kesehatan DIY telah sesuai dengan tujuan yang diharapkan
dalam Petunjuk Teknis BOK tahun 2014.
58
4. Pengawasan atau evaluasi program Bantuan Operasional Kesehatan
Dinas Kesehatan DIY
BOK merupakan dana APBN Kementerian Kesehatan, maka
sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 pasal 49
ayat (2), dan (4) yang berhak melakukan pengawasan internal program
BOK adalah Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan dan BPKP,
sedangkan pengawas eksternal adalah Badan Pemeriksa Keuangan
(BPK). Sementara evaluasi dilakukan oleh Tim Pengelola BOK
dengan mengundang Tim Pengelola BOK Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota, Bappeda DIY, Bappeda Kabupaten/Kota, Biro Kesra
DIY, Biro Kesra Kab/Kota, Badan Pemberdayaan Perempuan DIY,
Badan Pemberdayan Perempuan Kabupaten/Kota, dan lintas program
Dinkes DIY. Tujuan dari pengawasan dan monitoring yang dilakukan
adalah agar dana BOK dapat dimanfaatkan secara efektif dan efesien
untuk pencapaian tujuan sehingga dapat memberikan hasil seoptimal
mungkin.
Pengawasan dan evaluasi program BOK Dinas Kesehatan DIY
telah berjalan sesuai denganPetunjuk Teknis BOK tahun 2014.
Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa pengawasan dana
BOK di Dinas Kesehatan DIY dapat disimpulkan bahwa sudah baik
dan memadai sesuai dengan penelitian Parawansa dkk. (2014) bahwa
pengawasan dana BOK di Kabupaten Jeneponto sudah baik dan
memadai untuk mengawasi segala pelaksanaan dan transaksi pada
dana BOK ini.
59
Pengawasan sangat dibutuhkan dalam suatu organisasi. Karena
jika tidak ada pengawasan dalam suatu organisasi akan menimbulkan
banyaknya kesalahan–kesalahan yang terjadi baik yang berasal dari
bawahan maupun lingkungan. Pengawasan menjadi sangat dibutuhkan
karena dapat membangun suatu komunikasi yang baik antara
pemimpin organisasi dengan anggota organisasi. Serta pengawasan
dapat memicu terjadinya tindak pengoreksian yang tepat dalam
merumuskan suatu masalah (Handoko, 2003).
Evaluasi adalah suatu usaha untuk mengukur dan sumber nilai
secara objektif dari pencapaian hasil-hasil yang direncanakan
sebelumnya, dimana hasil evaluasi tersebut dimaksudkan menjadi
umpan balik untuk perencanaan yang akan dilakukan di depan (Yusuf,
2000). Program dikatakan berhasil jika target atau tujuan tercapai
sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Berdasarkan hasil
evaluasi program BOK Dinas Kesehatan DIY tahun 2014 dapat
dikatakan berhasil. Hal tersebut sesuai dengan penelitian Parawansa
dkk. (2014).Dana BOK ini memiliki tujuan atau target bahwa mampu
membantu puskesmas dalam memberikan SPM kepada masyarakat
sehingga tercapainya cakupan program puskesmas. Mengenai cakupan
program BOK di Kabupaten Jeneponto saat ini dapat kita lihat dari
data kuantitatif pada hasil penelitian bahwa adalah capaian cakupan
progam puskesmas di Kabupaten Jeneponto mengalami peningkatan.
Hal ini disebabkan dana menjadi penggerak segala program, dengan
adanya dana BOK ini artinya semua program puskesmas dapat
60
terbantukan sehingga capaian program dapat diperoleh. Hasil
penelitian ini sejalan dengan kesimpulan dari penelitian yang
dilakukan oleh Wahyuni (2012) di Kabupaten Gowa yang
menyimpulkan bahwa pelaksanaan dari suatu program lingkup
kesehatan akan berjalan dengan baik jika didukung dengan dana
sebagai penggerak dalam pencapaian tujuan.