bab iv

54
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Situasi Umum 1. Nama Instalasi dan Badan Hukum Nama Instalasi : Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta. Nama Pemilik: Sejak dikeluarkan Peraturan Pemerintah Daerah Nomor: 25 Tahun 2011 menjadi milik Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta. Alamat : Jln. Tompeyan Tr.III/201 Yogyakarta 55244 Tlp. (0274) 563 153. Nama Kepala : dr. RA Arida Oetami, M.Kes. 2. Visi dan Misi Mengacu pada visi RPJMD DIY 2012-2017 “Daerah Istimewa Yogyakarta Yang Lebih Berkarakter, Berbudaya, Maju, Mandiri dan Sejahtera Menyongsong Peradaban Baru” telah ditetapkan Visi Dinas Kesehatan DIY yang akan

Upload: rosalindameii

Post on 10-Jul-2016

23 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

bab iv

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV

27

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Situasi Umum

1. Nama Instalasi dan Badan Hukum

Nama Instalasi : Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta.

Nama Pemilik : Sejak dikeluarkan Peraturan Pemerintah Daerah

Nomor: 25 Tahun 2011 menjadi milik Pemerintah

Daerah Istimewa Yogyakarta.

Alamat : Jln. Tompeyan Tr.III/201 Yogyakarta 55244 Tlp.

(0274) 563 153.

Nama Kepala : dr. RA Arida Oetami, M.Kes.

2. Visi dan Misi

Mengacu pada visi RPJMD DIY 2012-2017 “Daerah Istimewa

Yogyakarta Yang Lebih Berkarakter, Berbudaya, Maju, Mandiri dan

Sejahtera Menyongsong Peradaban Baru” telah ditetapkan Visi Dinas

Kesehatan DIY yang akan dicapai selama lima tahun mendatang

(2012-2017) yaitu: “Dinas Kesehatan yang mendukung terciptanya

status kesehatan DIY yang tinggi serta sebagai pusat pelayanan dan

pelatihan kesehatan yang bermutu, beretika dan berbudaya”.

Pembangunan kesehatan yang “berbudaya” dimaksudkan

bahwa pembangunan kesehatan yang dikembangkan di wilayah DIY

disesuakan dengan identitas budaya masyarakat setempat dengan

kearifan lokal (local wisdom) dan keunggulan lokal (local genius).

Pembangunan kesehatan di DIY bertujuan untuk “mendukung

27

Page 2: BAB IV

28

terciptanya status kesehatan DIY yang tinggi” dimaksudkan bahwa

Dinas Kesehatan DIY berupaya mewujudkan DIY yang memiliki

keunggulan derajad kesehatan tidak hanya dalam batas-batas nasional

tetapi memiliki kesetaraan di tataran dunia internasional khususnya di

wilayah regional Asia Tenggara. Makna dari DIY sebagai “pusat

pelayanan dan pelatihan kesehatan yang bermutu, beretika”

dimaksudkan bahwa untuk mewujudkan status kesehatan yang tinggi,

maka harus memiliki berbagai pelayanan yang lebih baik dengan

menjadikannya sebagai pusat pelayanan kesehatan dan pelatihan yang

bermutu secara nasional maupun internasional yang

diimplementasikan kepada seluruh masyarakat DIY secara merata

namun tetap terjangkau.

Misi adalah pernyataan tentang apa yang harus dikerjakan

dalam usaha mewujudkan Visi. Misi juga akan memberikan arah

sekaligus batasan proses pencapaian tujuan. Misi Dinas Kesehatan

DIY 2012-2017 sebagai berikut:

a. Mencegah meningkatnya risiko penyakit dan masalah kesehatan

b. Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumber daya kesehatan

c. Menyediakan upaya kesehatan pemerintah dan swasta yang

merata, bermutu dan berkeadilan

Visi Dinas Kesehatan DIY akan dicapai dengan membuat

berbagai upaya untuk mencegah meningkatnya risiko penyakit dan

masalah kesehatan disertai dengan upaya penyediaan pelayanan

kesehatan secara merata dan pembiayaan kesehatan yang mencukupi

Page 3: BAB IV

29

dengan dibarengi mewujudkan pelayanan kesehatan yang bermutu

baik untuk sektor pemerintah maupun swasta.Misi Dinas Kesehatan

juga akan didukung dengan membuat penyelenggaraan pendidikan,

pelatihan tenaga kesehatan dan penelitian kesehatan yang bermutu.

3. Tujuan dan Sasaran

Sebagai penjabaran dari Visi dan Misi Dinas Kesehatan DIY

maka tujuan yang akan dicapai adalah menurunkan angka kesakitan

dan kematian melalui peningkatan akses, cakupan dan mutu pelayanan

kesehatan serta penyediaan sumber daya kesehatan yang cukup,merata

dan bermutu.

Sasaran Jangka Menengah pembangunan kesehatan Tahun

2012-2017 adalah sebagai berikut:

a. Terwujudnya peningkatan pelayanan kesehatan ibu

b. Terwujudnya peningkatan pelayanan kesehatan bayi dan balita

c. Terwujudnya peningkatan pelayanan kesehatan anak dan remaja

d. Terwujudnya peningkatan pelayanan kesehatan lansia

e. Terwujudnya peningkatan promosi kesehatan

f. Terwujudnya peningkatan perbaikan gizi masyarakat

g. Terwujudnya pencegahan dan pengendalian penyakit di

masyarakat

h. Terwujudnya peningkatan kualitas kesehatan lingkungan

i. Terwujudnya sumber daya manusia kesehatan, fasilitas pelayanan

kesehatan, sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan, kemanan

Page 4: BAB IV

30

makanan termasuk pelayanan kefarmasian serta jaminan dan

pembiayaan kesehatan yang cukup,merata dan bermutu

j. Terwujudnya peningkatan akses dan cakupan serta mutu

pelayanan kesehatan dasar dan rujukan

B. Hasil Kegiatan

Kegiatan magang dilaksanakan dari tanggal 3 Agustus sampai 28

Agustus di Dinas Kesehatan DIY pada bidang pelayanan kesehatan dalam

seksi kesehatan dasar. Seksi Kesehatan Dasar mempunyai tugas menyusun

pedoman pelaksanaan, pengkoordinasian, pembimbingan, pengendalian

serta pengawasan penerapan standar pelayanan kesehatan dasar. Seksi

Kesehatan Dasar juga bertanggung jawab terhadap manajeman Bantuan

Operasional Kesehatan Dinas Kesehatan DIY. Berikut hasil kegiatan

magang:

1. Wewenang, tugas, fungsi, dan struktur organisasi Dinas Kesehatan

DIY

Berdasarkan Peraturan Gubenur No 47 tahun 2008 tentang

Kewenangan Pemerintah Pusat Dinas dan Pemerintah Provinsi

sebagai Daerah Otonom, kewenangan provinsi di bidang kesehatan

adalah:

a. Penetapan pedoman penyuluhan dan kampanye kesehatan.

b. Pengelolaan dan pemberian ijin sarana dan prasarana kesehatan

khusus seperti rumah sakit jiwa, rumah sakit kusta, dan rumah

sakit kanker.

c. Sertifikasi teknologi kesehatan dan gizi.

Page 5: BAB IV

31

d. Surveilans epidemiologi serta penanggulangan wabah penyakit

dan kejadian luar biasa.

e. Penempatan tenaga kesehatan strategis, pemindahan tenaga

kesehatan tertentu antar Kabupaten/Kota serta penyelenggaraan

pendidikan tenaga dan pelatihan kesehatan.

Dinas Kesehatan mempunyai tugas melaksanakan urusan

Pemerintah Daerah dibidang kesehatan dan kewenangan dekonsentrasi

serta tugas pembantuan yangdiberikan oleh pemerintah.

Dinas Kesehatan mempunyai fungsi :

a. penyusunan dan pengendalian program di bidang kesehatan;

b. perumusan kebijakan teknis bidang kesehatan;

c. pengendalian penyakit, pengelolaan survailans dan kejadian luar

biasa (KLB) serta imunisasi, penyelenggaraan kesehatan

lingkungan;

d. pengelolaan kesehatan dasar, rujukan, khusus;

e. penyelenggaraan pelayanan informasi kesehatan;

f. pengelolaan kesehatan keluarga, gizi, promosi kesehatan dan

kemitraan;

g. pengelolaan pembiayaan dan jaminan kesehatan;

h. pembinaan tenaga dan sarana kesehatan, farmasi, makanan,

minuman dan alat kesehatan;

i. pelaksanaan koordinasi dan pemberian perijinan bidang

kesehatan;

j. pemberian fasilitasi penyelenggaraan kesehatan Kabupaten/Kota;

Page 6: BAB IV

32

k. pelaksanaan pelayanan umum di bidang kesehatan;

l. pemberdayaan sumber daya dan mitra kerja dibidang kesehatan;

m. pelaksanaan kegiatan ketatausahaan;

n. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur sesuai

dengan fungsi dan tugasnya.

Struktur Dinas Kesehatan terdiri dari:

a. Kepala Dinas;

b. Sekretariat;

c. Bidang Pencegahan dan Penanggulangan Masalah Kesehatan;

d. Bidang Pelayanan Kesehatan;

e. Bidang Kesehatan Masyarakat;

f. Bidang Sumber Daya Kesehatan;

Dinas Kesehatan mempunyai 4 (empat) Unit Pelaksana Teknis Dinas

yaitu:

a. Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru, yang saat ini telah menjadi

RSKP Respirasi;

b. Balai Laboratorium Kesehatan;

c. Balai Pelatihan Kesehatan;

d. Balai Penyelenggara Jaminan Kesehatan Sosial.

2. Perencanaan alokasi Bantuan Operasional Kesehatan Dinas Kesehatan

DIY

Pelaksanaan BOK tahun 2014 di Dinas Kesehatan DIY diawali

dengan proses perencanaan di tahun 2013, proses perencanaan diawali

Page 7: BAB IV

33

dengan melakukan evaluasi kegiatan yang dilaksanakan sepanjang

tahun 2013.

a. Dasar Hukum

1) Undang-undang nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan

Negara

2) Undang-undang nomor 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan

Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara

3) Undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan

4) PP nomor 8 tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan

Kinerja Pemerintah

5) PP nomor 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan

Pemerintah antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi,

dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.

6) PP nomor 41 tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat

Daerah

7) PP nomor 7 tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas

Pembantuan

8) Peraturan Gubenur nomor 56 tahun 2011 tentang RAD-

MDGs

9) Peraturan Gubenur nomor 57 tahun 2011 tentang RAD-PG

10) Perdirjen Bina Gizi dan KIA nomor: HK.02.03/B1.3/66/2012

tentang Tata Cara Penyelenggaraan Administrasi Keuangan

BOK

Page 8: BAB IV

34

11) Peraturan Menteri Keuangan 134/PMK.06/2005 tentang

Pedoman Pembayaran dalam pelaksanaan APBN

12) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 156/PMK.07/2008

tentang Pedoman Pengelolaan Dana Dekonsentrasi dan Tugas

Pembantuan

13) Perdirjen Bina Gizi dan KIA nomor:

HK.03.05/BI.3/607/2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan

Pengelolaan Keuangan BOK

14) Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan nomor PER

66/PB/2005 tentang Mekanisme Pelaksanaan Pembayaran

Atas Beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

15) Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan nomor PER

66/PB/2009 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penatausahaan dan

Penyusunan LPJ Bendahara.

b. Latar Belakang

Pembangunan sektor kesehatan yang dilaksanakan di

Daerah Istimewa Yogyakarta saat ini mendapat tantangan yang

berat khususnya yang berkaitan dengan status kesehatan neonatus,

bayi, maupun balita, karena berdasarkan SDKI 2012 ada kenaikan

angka kematian neonatus dari 15 per 1000 kelahiran hidup pada

SDKI 2007 menjadi 18 per 1000 kelahiran hidup pada SDKI

2012. Demikian pula untuk angka kematian bayi pada SDKI 2007

menunjukkan 19 per 1000 kelahiran hidup, pada SDKI 2012

menjadi 25 per 1000 kelahiran hidup. Adapun angka kematian

Page 9: BAB IV

35

balita juga mengalami kenaikan yaitu dari 22 per 1000 kelahiran

hidup pada SDKI 2007 menjadi 30 per 1000 kelahiran hidup pada

SDKI 2012.

Berdasarkan data-data tersebut maka perlu diupayakan

perencaaan kegiatan agar kondisi yang cenderung menurun

tersebut dapat kembali menjadi baik, dan tentu saja upaya

kesehatan yang dilakukan bukan difokuskan pada satu bidang

saja, tetapi harus mencangkup berbagai bidang dan program. Hal

ini untuk mengantisipasi meningkatnya kasus-kasus kesehatan

lainnya, misalnya HIV-AIDS, karena berdasarkan data yang ada

di DIY dari tahun ke tahun terjadi kenaikan penderita dan sampai

dengan bulan Desember 2012 jumlah kasus HIV-AIDS di DIY

ada sejumlah 1941 kasus, untuk itu perlu diantisipasi dengan baik.

Kementerian Kehatan merupakan penanggungjawab

pembangunan kesehatan melalui Direktorat Jenderal Bina Gizi

dan KIA berupaya merumuskan dan melaksanakan kebijakan dan

standarisasi teknis di bidang pembinaan kesehatan masyarakat.

Untuk mendukung pelaksanaan tugas pokok dan fungsi di daerah,

pusat memberikan dukungan dana untuk daerah agar dapat

melaksanakan kegiatan manajemen. Dana yang diberikan antara

lain melalui dana dekonsentrasi dan tugas pembantuan, salah

satunya dengan Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) dan untuk

mengukur kinerja daerah khususnya yang dilakukan oleh provinsi

dalam melaksanakan kegiatan dengan dana BOK. Agar

Page 10: BAB IV

36

pelaksanakan kegiatan dapat berjalan dengan baik, maka perlu

dilakukan perencanaan yang baik pula, oleh sebab itu maka

perencanaan merupakan hal yang sangat penting dan perlu untuk

dilakukan.

c. Langkah-langkah pelaksanaan kegiatan Bantuan Operasional

Kesehatan Dinas Kesehatan DIY tahun 2014

Untuk melaksanakan kegiatan BOK diawali dengan penyusunan

Kerangka Acuan Perencanaan Program Bantuan Operasional

Kesehatan Dinas Kesehatan DIY tahun 2014

1) Penentuan Tim Pengelola BOK tingkat Provinsi

Anggota Tim Pengelola BOK terdiri dari Penanggungjawab

BOK, Pemeganng program BOK, dan Lintas Program terkait

yang ditetapkan dengan surat keputusan Kepala Dinas

Kesehatan DIY. Tim Pengelola BOK dalam tahap persiapan

dilakukan penentuan personil yang akan duduk dalam Tim

Pengelola BOK tingkat Provinsi.

2) Pelaksanaan rapat koordinasi oleh Tim Pengelola BOK

Untuk penentuan koordinasi dalam taraf persiapan dilakukan

penentuan jadwal, persiapan tempat, persiapan atau

permohonan narasumber dan pembuatan undangan kepada

peserta. Setelah Tim BOK terbentuk, kemudian dilakukan

rapat koordinasi pertama untuk menentukan langkah-langkah

kegiatan yang akan dilaksanakan. Pelaksanaan koordinasi

perencanaan dilakukan dengan melakukan pertemuan

Page 11: BAB IV

37

koordinasi yang dilaksanakan satu hari dengan menghadirkan

narasumber dari pusat untuk melakukan koordinasi

perencanaan kegiatan.

3) Perencanaan dan penganggaran yang dilaksanakan dengan

melaksanakan pertemuan koordinasi perencanaan BOK

Kabupaten/Kota yang dilaksanakan di tingkat Provinsi

4) Konsultasi teknis yang dilaksanakan dengan melaksanakan

perjalanan dinas ke pusat untuk melaksanakan konsultasi

kegiatan. Untuk konsultasi teknis pada tahap persiapan

direncanakan waktu yang tepat untuk melaksanakan

konsultasi yang disesuaikan dengan materi konsultasi yang

akan dilakukan.

Tabel 4.1 Rencana Waktu Pelaksanaan BOK Dinas Kesehatan DIY 2014

KegiatanBulan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Penentuan Tim Pengelola BOK Tingkat Provinsi

Operasional Tim Pengelola BOK Tingkat Provinsi

√ √ √ √

Konsultasi Teknis ke Pusat

√ √

Rapat Tim Pengelola BOK Tingkat Provinsi

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Pertemuan Koordinasi Perencanaan BOK Tingkat Provinsi

Page 12: BAB IV

38

Waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan keluaran secara

keseluruhan adalah selama tahun berjalan dan keluaran secara final

diselesaikan pada bulan Desember tahun 2014 dengan rincian:

a. Penentuan Tim Pengelola BOK tingkat Provinsi dilakukan pada

awal tahun anggaran, yang kemudian ditindaklanjuti dengan

pemberian dana operasional selama 10 (sepuluh) bulan dan

dipertanggungjawabkan setiap tiga bulan sekali.

b. Konsultasi teknis dilaksanakan dua kali, pada bulan April tahun

2014 dan Agustus tahun 2014

c. Rapat koordinasi Tim BOK tingkat Provinsi dilaksanakan sepuluh

kali dalam satu tahun

d. Koordinasi perencanaan BOK dilaksanakan satu kali pada bulan

September tahun 2014

Semua biaya pengeluaran yang dibiayai melalui dana dikonsultasi

Satker Dinas Kesehatan DIY sebesar Rp. 84.550.000,- (delapan puluh

empat juta lima ratus lima puluh ribu rupiah)

3. Pengorganisasian Program Bantuan Operasional Kesehatan meliputi

kedudukan, tugas, dan fungsi, wewenang dan struktur Pengelola BOK

Dinas Kesehatan DIY

Pengelolaan secara berjenjang dan terintegrasi dimaksudkan

untuk memudahkan koordinasi, pembinaan dan pengawasan dalam

rangka menunjang kelancaran pelaksanaan dan pengelolaan kegiatan

di Kabupaten/Kota dan Puskesmas. Untuk itu dalam pengelolaan

Page 13: BAB IV

39

BOK dibentuk Tim Pengelola BOK yang terintegrasi di tingkat Pusat,

tingkat Provinsi, dan tingkat Kabupaten/Kota serta Puskesmas.

Penyaluran dana dekonsentrasi kegiatan BOK melalui satker

Dinas Kesehatan DIY dengan kode satker 049004 sesuai DIPA nomor

No.DIPA -024-03.3.049004/2014 tanggal 5 Desember 2013 melalui

KPPN Yogyakarta baik dengan mekanisme pembayaran uang

persediaan (UP) maupun tambahan uang persediaan (TUP). Berikut

pengelola satuan kerja dan Tim Pengelola BOK Dinas Kesehatan DIY

tahun 2014:

Susunan Pengelola Satker:

KPA : dr. RA. Arida Oetami, M.Kes

PPK : drg.Inni Hikmatin, M.Kes

PPSPM : Drs.Soemarso, M.Si

Bendahara : Fx. Edy Priono, SE

SAI : Reni Astuti, SE

Pengelola Barang : Sugeng Riyadi, Amd

Staf Satker : Utami Kurniasih, S.Kep, Ners,

Pipit Yuliati, SKM

Susunan Tim Pengelola BOK:

Penanggung Jawab : Kepala Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta

Sekretariat Ketua : dr. Etty Kumulowati, M.Kes

Sekretaris : Drs. Sumarso, M.Si

Anggota : Endang Esti Nur Handayani, AMK

Shinta Chintia Agustina, SKM

Page 14: BAB IV

40

Tim Teknis Ketua : Drg. Daryanto Cahdirie, BSc, M.Kes

Sekretaris : Drg. Retno Lukitawati , M.Pd

Anggota : Sri Mukti Suhardini, SKM, M.Kes

Drg. Inni Hikmatin, M.Kes

Tugas Tim Pengelola BOK berdasarkan Petunjuk TeknisBantuan

Operasional Kesehatan tahun 2014 adalah sebagai berikut:

a. Menjabarkan kebijakan dan strategi nasional pelaksanaan BOK di

tingkat Provinsi.

b. Mengarahkan dan mengkoordinir pelaksanaan kebijakan BOK di

tingkat Provinsi sesuai petunjuk teknis.

c. Melakukan advokasi dan sosialisasi BOK tingkat Provinsi dan

Kabupaten/Kota.

d. Melakukan koordinasi dan sinkronisasi perencanaan dan

penganggaran kegiatan BOK tingkat Provinsi dan

Kabupaten/Kota.

e. Melakukan monitoring dan evaluasi dalam rangka pembinaan dan

pengendalian terhadap pelaksanaan BOK di Kabupaten/Kota.

f. Menyusun dan menyampaikan laporan pelaksanaan BOK tingkat

Provinsi (termasuk ringkasan laporan pelaksanaan BOK di tiap

kabupaten/kota) kepada Tim Pengelola BOK Tingkat Pusat.

4. Prosedur pelaksanaan alokasi Bantuan Operasional Kesehatan Dinas

Kesehatan DIY

Tim Pengelola BOK mempunyai tugas antara lain: sosialisasi,

advokasi, pembinaan, evaluasi, dan monitoring. Tim Pengelola BOK

Page 15: BAB IV

41

juga koordinasi dengan LS/LP dan Kab/Kota tentang pelaksanaan

kegiatan BOK, cakupan BOK, realisasi anggaran, hambatan yang

ditemui serta memberi solusi. Tim Pengelola BOK Provinsi

mengadakan rapat koordinasi internal 6 kali, sementara dengan

Kab/Kota 4 kali pertemuan dalam satu tahun. Berikut kegiatan yang

dilakukan Tim Pengelola BOK DIY tahun 2014:

a. Koordinasi perencanaan BOK

Pelaksanaan perencanaan BOK di Kab/Kota disusun

bersama dengan provinsi, yang menyusun perencanaan BOK

pengelola Program KIA, Gizi, Pelayanan Kesehatan, dan

Keuangan Dinkes DIY dan Tim Pengelola BOK Kab/Kota yang

bertugas membuat perencanaan BOK di Kab/Kota (sekretariat,

tim teknis, dan operator RKAKL). Tujuannya tersusunnya

dokumn rencana kerja dan anggaran kegiatan program BOK di

Provinsi dan Kabupaten atau Kota. Peserta yang hadir adalah

Dinas Kesehatan di 5 Kabupaten/Kota, Pengelola BOK di Dinkes

DIY, dan Lintas program di Dinkes DIY.

Tujuan kegiatan ini adalah tersusunnya dokumen

Perencanaan Bantuan Operasional Kesehatan tahun 2015 sesuai

dengan kebijakam dari Dinkes DIY, Kementrian Kesehatan RI

dan Peraturan Menteri Keuangan.Narasumber berasal dari

Kementerian RI dan Dinas Kesehatan DIY. Materi yang

disampaikan mengenai Kebijakan BOK di DIY dan Kebijakan

Page 16: BAB IV

42

Perencanaan BOK tahun 2015. Hasil diskusi adalah sebagai

berikut:

1) Membahas pelaksanaan disetiap Kabupaten dan Kota

2) Menyampaikan temuan yang tidak sinkron antara Kemenkes

dan Irjen

3) Usulan Kabupaten/Kota ke Dinkez DIY pada tanggal 18

November untuk desk dengan Direktorat Bina Gizi dan KIA

Kementrian RI.

b. Konsultasi teknis

Konsultasi teknis ke pusat dilakukan oleh dr.Etty

Kumulowati, Endang Esti NH, dan Shinta Chyntia A, SKM.Hasil

konsultasi adalah sebagai berikut:

1) Dr. Etty Kumolowati

Pengusulan pembekalan RAKL, TOR, dan RAB

Desk dengan tim PI Dirjen Bina Gizi KIA untuk BOK

Provinsi

Untuk anggaran satker BOK Kab/Kota dikirim melalui

email ke pengelola bersama dan BOK Puskesmas Rp.

1000 karena belum ada keputusan untuk masing-masing

Puskesmas

Hasil dan pembahasan akan dijadikan dasar revisi

anggaran BOK 2015 setelah pagu Puskesmas ada dan

direview dengan dirjen.

Page 17: BAB IV

43

Rapat koordinasi dengan pengelola BOK Kab/Kota

setelah ada pagu definitif

2) Endang Esti NH

Menu manajemen provinsi: pertemuan koordinasi, honor

sekretariat BOK. Honor tim teknis dan monev ke semua

Kab/Kota dan 3 puskesmas

Menu manajemn Kab/Kota: honor pengelola satker

pengelola keuangan di puskesmas tim teknis dan tim

sekretariat BOK, bahan habis konsolidasi keuangan

tingkat pusat, konsultasi ke DJPB/KPPN, pertemuan

koordinasi dan monev ke puskesmas

Pagu manajemen BOK tahun 2015 sebesar Rp.

250.000.000,-

Penerima tugas mempunyai tugas RAB BOK Dinkes

Kab/Kota setelah desk dengan PI Direktorat Bina Gizi

dan KIA

Setelah RAB diperbaiki soft copy dikumpulkan ke PI

Direktorat Bina Gizi dan KIA sedangkan hardcopy yang

sudah ditanda tangani dan diparaf akan dikumpulkan

setelah Pagu BOK di Puskesmas turun.

3) Shinta Chyntia A, SKM

Menu manajemen BOK Provinsi dan Kab/Kota tahun

2015 sudah ada dari pusat

Page 18: BAB IV

44

Pagu manejemen BOK Dinkes DIY tahun 2015 DIY

sebesar Rp. 250.000.000,-, Yogyakarta Rp.

225.850.000,-, Bantul Rp. 38.850.000,-, Kulon Progo

Rp. 297.500.000,-, Gunung Kidul Rp. 423.850.000,-,

Sleman Rp. 353. 850.000,-.

Pagu kegiatan BOK untuk puskesmas belum ada untum

sementara di buat Rp. 1000,-

Menu manajemen Kab/Kota: honor pengelola satker

pengelola keuangan di puskesmas tim teknis dan tim

sekretariat BOK, bahan habis konsolidasi keuangan

tingkat pusat, konsultasi ke DJPB/KPPN, pertemuan

koordinasi dan monev ke puskesmas

Penerima tugas melaksanakan tugas sebagai operator

RKAKL membuat usulan kegiatan BOK 2015 DIY dan

memperbaiki usulan BOK Kab/Kota setelah desk dengan

PI Dirjen Bina Gizi KIA

Hasil perbaikan ADK RKAKL dikumpulkan ke

Kementerian dan di email kembali ke Kab/Kota

Setelah pertemuan ini rencana akan dilakukan review

dengan APIP, setelah pagu BOK di puskesmas turun

Dokumen pendukung (TOR dan RAB) segera dikirimkan

ke pusat setelah pagu BOK di puskesmas turun

Page 19: BAB IV

45

c. Advokasi dan sosialisasi

Tujuan kegiatan ini adalah tersosialisasinya dan

teradvokasinya program BOK di tingkat DIY. Pengelola Program

BOK,bendahara pengeluaran program, pengelola program, lintas

program, dan lintas sektor Dinkes Kab/Kota memahami,

melaksanakan, mendukung, melaksanakan pembukuan atau

penatausahaan keuangan program BOK 2014.

Pelaksanaan sosialisasi dan advokasi di hadiri oleh lintas

sektor (Bappeda Kota, Bantul, Kulon Progo, Gunung Kidul,

Sleman, dan Biro Apem DIY), lintas program Dinkes DIY (Seksi

Rujukan, Seksi Bintesa, Subbag Program, Seksi Keuangan, Seksi

Surveilens, Seksi Penyehatan Lingkungan, Seksi Farmakmin,

Seksi Pelayanan Jaminan Kesehatan, Seksi Promosi Kesehatan,

Seksi Kesga, dan Seksi Kesdas), dan oleh Dinas Kesehatan Kota,

Bantul, Kulon Progo, Gunung Kidul, dan Sleman

Teradvokasinya lintas sektor dan lintas program terkait

terhadap kebijakan Pembangunan Kesehatan di DIY. Evaluasi

BOK di DIY tahun 2013 dan kebijakan BOK 2014.Narasumber

berasal dari Kementerian RI dan Dinas Kesehatan DIY.Materi

yang disampaikan adalah sebagai berikut:

1) Kebijakan Pembangunan Kesehatan di DIY

2) Kebijakan BOK 2014

3) Evaluasi BOK di DIY tahun 2013

4) Ruang lingkup BOK

Page 20: BAB IV

46

5) Pengelola keuangan

6) Pengorganisasian

Sedangkan hasil diskusi adalah sebagai berikut:

1) Keberhasilan pembangunan kesehatan di DIY dipengaruhi

juga oleh pencapaian target MDGs pada tahun 2015

2) Dana BOK yang merupakan suplemen atau bantuan di

Puskesmas dapat mewujudkan target MDGs tahun 2015

3) BOK merupakan dana pendukung operasional Puskesmas

dan suplemen APBD prioritas untuk pencapaian MDGs

4) Dana BOK untuk upaya kesehatan promotif dan preventif

5) Dana BOK dikelola secara APBN

6) Dana BOK tidak menjadi pendapatan daerah

7) Sisa per 31 Desember dana BOK di setor ke kas negara

8) Upaya kesehatan prioritas minimal 60%

9) Upaya kesehatan lainnya dan manajemen puskesmas

maksimal 40%

10) Dana BOK dapat digunakan untuk membayar kegiatan yang

dilaksanakan mulai tanggal 13 Februari 2014 sampai dengan

31 Desember 2014

11) Honor bulan Januari 2014 tidak dapat dibayarkan dari dana

BOK

d. Sosialisasi bagi Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

Pelaksanaan sosialisasi bagi Dinkes Kab/Kota dihadiri oleh

Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, Kab. Bantul, Kab. Kulon

Page 21: BAB IV

47

Progo, Kab. Gunung Kidul, Kab. Sleman, dan Dinas Kesehatan

DIY.Tujuan adalah sebagai berikut:

1) Tersosialisasinya kebijakan BOK tahun 2014

2) Tersosialisasinya Petunjuk Teknis BOK tahun 2014

3) Tersosialisasinya mekanisme pengelolaan keuangan BOK

tahun 2014

4) Tersosialisasinya mekanisme pelaporan BOK tahun 2014

Narasumber berasal dari Dinas Kesehatan DIY, BPKP DIY,

Kanwil DJPB DIY, dan KPPN Yogyakarta dengan isi materi:

1) Kebijakan pembangunan kesehatan di DIY

2) Pendalaman Juknis BOK 2014

3) Perencanaan kas dan tata cara revisi anggaran

4) Mekanisme pelaksanaan pembayaran atas beban APBN dan

penyelesaian tagihan atas beban APBN

5) Kebijakan dan ruang lingkup BOK 2014

6) Pengelola keuangan BOK

7) Pelaporan BOK tahun 2014

Hasil diskusi antara lain:

1) Keberhasilan pembangunan kesehatan di DIY dipengaruhi

juga oleh pencapaian target MDGs pada tahun 2015

2) Dana BOK yang merupakan suplemen atau bantuan di

puskesmas dapat mewujudkan target MDGs tahun 2015

3) BOK merupakan dana pendukung operasional puskesmas dan

suplemen APBD prioritas untuk pencapaian MDGs

Page 22: BAB IV

48

4) Peraturan menteri kesehatan nomor 1 tahun 2014 tentang

juknis BOK tahun 2014

5) Juknis disusun sebagai acuan bagi pelaksanaan pemanfaatan

dana BOK tahun 2014, BOK difokuskan untuk peningkatan

MDGs

6) Puskesmas sebagai ujung tombak di masyarakat perencanaan

kegiatan secara komprehensif berdaya ungkit tinggi bersifat

preventif dan promotif

7) Dinkes Kab/Kota bila dipandang perlu mengembangkan

juknis BOK sepanjang tidak bertentangan

8) Langkah-langkah perencanaan kas pada satker

9) Penyederhanaan persyaratan revisi anggaran PMK

7/PMK.02/2014

10) Persyaratan revisi anggaran pada kanwil DJPB

11) Tanggal 31 Oktober 2014 untuk revisi anggaran pada DJA

12) Tanggal 12 Desember 2014 untuk revisi anggaran pada

kanwil DJPB

13) Mekanisme pengajuan SPM ke KPPN

14) Mekanisme pengajuan SPM dana BOK ke puskesmas

15) Pengelolaan keuangan BOK

16) Pelaporan BOK 2014

e. Peningkatan teknis manajemen puskesmas

Tujuannya peningkatan kemampuan dalam bidang

manajemen pengelolaan BOK bagi pengelola di puskesmas dalam

Page 23: BAB IV

49

memahami kebijakan pembangunan kesehatan, memahami

kebijakan BOK sesuai dengan juknis yang ada, memahami proses

manajemen pengelolaan dana BOK perencanaan, pelaksanaan

sampai pelaporan, mampu membuat POA BOK.Pelaksanaan

kegiatan dilakukan 2 angkatan:

1) Angkatan I tanggal 21 – 25 April 2014

Peserta : Puskesmas Ngampilan, Gondokusuman, Kretek,

Banguntapan, Pundong, Lendah, Samigaluh, Wonosari,

Playen, Mlati.

Penanggung jawab BOK di puskesmas (kapus)

Pengelola keuangan BOK di puskesmas

Perencanaan puskesmas

2) Angkatan II tanggal 23 – 3 Mei 2014

Peserta : Puskesmas Kraton, Pandak, Jetis, Samigaluh,

Kokap, Ponjong, Saptosari, Panggang, Ngemplak, Ngaglik

Penangung jawab BOK di puskesmas (kapus)

Pengelola keuangan BOK di puskesmas

Perencana puskesmas

5. Pengawasan atau evaluasi Program Bantuan Operasional Kesehatan

Dinas Kesehatan DIY

Monitoring dan Pembinaan bertujuan mengidentifikasi

hambatan dan permasalahan pelaksanaan program Bina Gizi dan KIA

serta BOK dan rencana tindak lanjutnya di Kab/Kota.Monitoring dan

Page 24: BAB IV

50

pembinaan dilaksanakan di 5 Kab/Kota dengan rincian sebagai

berikut:

a. 18 Juni 2014 di Kabupaten Gunung Kidul

b. 19 Juni 2014 di Kabupaten Kulon Progo

c. 20 Juni 2014 di Kabupaten Bantul

d. 23 Juni 2014 di Kabupaten Sleman

e. 24 Juni 2014 di Kota Yogyakarta

Evaluasi pelaksanaan BOK bertujuan untuk

memantaupelaksanaan kegiatan program BOK di puskesmas serta

terevaluasinya kegiatan program BOk di tingkat Kab/Kota dan

Provinsi. Kegiatan koordinasi evaluasi juga melibatkan LS/LP di

Kab/Kota dan Provinsi. Koordinasi evaluasi BOK LS/LP Provinsi dan

Kab/Kota.Peserta kegiatan ini adalah Pengelola BOK Dinkes DIY,

Pengelola BOK Dinkes Kab/Kota, Bappeda DIY, Biro Kesra DIY,

Biro Kesra Kab/Kota, Badan Pemberdayaan Perempuan DIY, Badan

Pemberdayaan Perempuan Kab/Kota, dan Lintas Program Dinkes

DIY. Hal-hal yang dievaluasi adalah:

a. Pelaksanaan kebijakan kesehatan di DIY

b. Capaian MDGs 1, 4, dan 5 di DIY

c. Capaian MDGs 6 dan 7 di DIY

d. Pelaksanaan manajemen data puskesmas di DIY

e. Capaian keuangan BOK sampai dengan Mei 2014 di DIY

f. Pelaksanaan pengelolaan BOK Puskesmas

g. Pelaksanaan BOK melalui peningkatan manajemen puskesmas

Page 25: BAB IV

51

Narasumber kegiatan ini adalah berasal dari Kementrian

Kesehatan, Dinas Kesehatan DIY, dan Dinas Kesehatan Gunung

Kidul.Materi yang disampaikan adalah:

a. Kebijakan kesehatan di DIY

b. Paparan capaian MDGs 1, 4, dan 5

c. Paparan capaian MDGs 6 dan 7 di DIY

d. Paparan Manajemen data puskesmas di DIY

e. Paparan capaian keuangan BOK sampai dengan Mei 2014 di DIY

f. Pengalaman pengelolaan BOK di puskesmas

g. Evaluasi pelaksanaan BOK melalui peningkatan manajemen

puskesmas

Hasil kegiatan evaluasi ini adalah:

a. Manajemen data di masing-masing Kab/Kota belum sama

b. Setiap Kab/Kota sudah mempunyai SIMPUS

c. Paparan materi ini disampaikan target, capaian, permasalahan

yang dihadapi serta tindakan yang dilakukan

d. Sampai bulan Mei 2014 telah terjadi kematian ibu

e. Diperlukan langkah-langkah strategis yang menjamin sinergis

antar sektor dan program

f. Indikator MDGs 6 ada yang belum tercapai: persentase kualitas

air minum yang memenuhi syarat

g. Persentase penduduk yang menggunakan jamban sehat

h. Jumlah desa yang mendeklarasikan STOP BABS

Page 26: BAB IV

52

i. Jumlah desa melaksanakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat

(STBM)

j. Paparan cairan keuangan untuk kegiatan BOK di Dinkes DIY dan

BOK Puskesmas

k. Diingatkan kembali tentang tugas dan wewenang PPTK, PPK,

PPSM, dan bendahara pengeluaran.

Capaian program yang telah dilaksanakan di BOK Dinas Kesehatan

DIY sesuai nomor DIPA -024-03.3.049004/2014 adalah 87,6% untuk

keuangan BOK dan 92,75% untuk fisik (kegiatan) BOK (Data Primer

Dinas Kesehatan DIY, 2014).

C. Pembahasan

Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) yang merupakan bantuan

pemerintah pusat kepada pemerintah daerah untuk mendukung operasional

Puskesmas, saat ini telah memasuki tahun ke-enam. Pada periode Rencana

Strategis Kementerian Kesehatan (Renstra Kemenkes) tahun 2010–2014,

BOK telah banyak membantu dan sangat dirasakan manfaatnya oleh

Puskesmas dan kader kesehatan di dalam pencapaian program kesehatan

prioritas nasional, khususnya kegiatan promotif preventif sebagai bagian

dari upaya kesehatan masyarakat.Dana BOK selain untuk operasional

Puskesmas dan jaringannya, juga dialokasikan untuk dukungan

manajemen Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota serta untuk dukungan

manajemen Dinas Kesehatan Provinsi.

Page 27: BAB IV

53

1. Perencanaan alokasi Bantuan Operasional Kesehatan Dinas Kesehatan

DIY

BOK Adalah Bantuan dana dari Pemerintah melalui

Kementerian Kesehatan dalam membantu Pemerintahan

Kabupaten/Kota melaksanakan pelayanan Kesehatan sesuai Standar

Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan menuju Millennium

Development Goals (MDGs) dengan meningkatkan kinerja Puskesmas

dan jaringannya serta Poskesdes dan Posyandu dalam

menyelenggarakan pelayanan kesehatan promotif dan preventif.

Kementerian Kesehatan telah melakukan upaya terobosan melalui

berbagai perubahan yang dilaksanakan secara berkesinambungan,

salah satunya adalah dengan Bantuan Operasional Kesehatan (BOK).

Dana BOK diharapkan dapat mendorong dan mempercepat

pembangunan kesehatan di Indonesia.

Berdasarkan hasil, perencanaan BOK di Dinas Kesehatan DIY

dapat dikatakan memadai. Perencanaan program dilaksanakan awal

tahun dalam bentuk POA, mulai dari jumlah dana yang dibutuhkan,

jenis kegiatan dan volume kegiatan. Perencanaan BOK Dinas

Kesehatan DIY tahun 2014 disusun berdasarkan evaluasi pada tahun

2013.

Dana BOK bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja

Negara (APBN) Kementerian Kesehatan RI. Bantuan dana dari

pemerintah melalui Kementerian kesehatan dalam membantu

pemerintahan kabupaten/kota untuk melaksanakan pelayanan

Page 28: BAB IV

54

kesehatan sesuai Standar Pelayanan Minimal (SPM) kesehatan

menuju MDGs. Besarnya alokasi dana BOK per Kabupaten/Kota

ditetapkan melalui Keputusan Menteri Kesehatan. Selanjutnya Kepala

Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota akan menetapkan alokasi dana

BOK per Puskesmas di daerahnya. Perencanaan BOK Dinas

Kesehatan DIY tahun 2014 telah sesuai dengan Petunjuk Teknis BOK

tahun 2014. Hasil tersebut sesuai dengan penelitian Dasmar dkk.

(2013) yang mengatakan bahwa proses perencanaan BOK di

Kabupaten Lawu telah memadai oleh karena hasil uji validasi data

yang telah dilakukan diketahui bahwa semua Puskesmas sudah

menyusun POA.

Perencanaan merupakan proses penetapan tujuan dari suatu

organisasi, strategi pencapaian tujuan organisasi serta langkah-

langkah teknis yang dilakukan sehingga tujuan organisasi tersebut

dapat tercapai. Perencanaan berperan besar dalam menekan resiko

terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. Dengan perencanaan, kita

dapat memprediksi hal-hal tidak diinginkan yang mungkin akan

terjadi di masa depan dan melakukan tindakan antisipasi semenjak

dini.pentingnya perencanaan sebagai pedoman dalam menunjang

pengambilan keputusan, terutama pada saat kritis dimana keputusan

cepat akan berakibat sangat fatal untuk perkembangan organisasi

kegiatan di kemudian hari (Batemen et.al., 2008).

Page 29: BAB IV

55

2. Pengorganisasian Program Bantuan Operasional Kesehatan

Pengorganisasian program BOK telah tercantum dalam

Petunjuk Teknis BOK tahun 2014. Penanggungjawab pengelola BOK

tingkat Provinsi adalah Kepala Dinas Kesehatan Provinsi dan terdiri

dari sekretariat, tim teknis dan anggota. Tim Pengelola BOK memiliki

tugasnya yang tercantum juga dalam Petunjuk Teknis BOK tahun

2014.

Pengorganisasian program BOK Dinas Kesehatan DIY tahun

2014 dapat dikatakan sudah memadai. Ketua bidang pelayanan

kesehatan bertanggung jawab terhadap pelaksanaan program sebagai

wakil ketua dari kepala dinas kesehatan. Data pendukung bahwa

pengorganisasian ini sesuai dengan Petunjuk Teknis BOK tahun 2014

adalah dikeluarkannya SK Kepala Dinas Kesehatan DIY nomor

800/1564/III/1 tentang Susunan dan Personil Tim Pengelola Bantuan

Operasional Daerah Istimewa Yogyakarta.

Berdasarkan SK itulah tenaga yang ditunjuk sebagai pengelola

dibawahi langsung oleh Kepala Dinas Kesehatan dengan Kepala

Bidang (Kabid) Pelayanan Kesehatan sebagai wakil ketua dibantu

oleh beberapa seksi yang terkait. Kemudian ditingkat puskesmas juga

dibuat SK, dengan Kepala Puskesmas sebagai penanggung jawab dan

dibantu oleh masing–masing penanggung jawab program dalam

pelaksanaan kegiatan.

Hasil tersebut sesuai dengan penelitian Dasmar dkk. (2013)

menyatakan bahwa pengorganisasian program BOK di Kabupaten

Page 30: BAB IV

56

Luwu sudah memadai karena dalam SK sudah jelas diatur siapa

mengerjakan apa. Keberadaan organisasi diperlukan untuk mengukur

efektivitas dari input. Pendekatan mengutamakan adanya keberhasilan

organisasiuntuk memperoleh sumber daya, baik fisik maupun non

fisik yangsesuai dengan kebutuhan organisasi agar dapat menjadi

efektif.Pengukuran efektifitas dengan pendekatan sumber ini

mampumemberikan alat ukur yang sama dalam mengukur efektifitas

berbagailembaga yang jenis dan programnya berbeda dan tidak dapat

dilakukandengan menggunakan pendekatan sasaran (Lubis dan

Martani, 1987).

3. Pelaksanaan alokasi Bantuan Operasional Kesehatan Dinas Kesehatan

DIY

Pelaksanaan program BOK telah tercantum dalam Petunjuk

Teknis BOK tahun 2014. Dinas Kesehatan DIY telah melaksanakan

seluruh kegiatan sesuai dengan petunjuk tersebut. Namun, dalam

implementasi program tersebut tentu banyak permasalahan yang ada

seperti sebagai berikut:

a. DIPA tahun 2014 terlambat turun karena masih ada catatan di

halaman IV DIPA

b. Pengertian transport pada Petunjuk Teknis BOK tahun 2014 tidak

konsisten, pengertian Bab II (halaman 20) tidak sama dengan Bab

IV (halaman 40)

c. Pengertian kader (terkait pemberian transport) tidak dimasukkan

dalam Petunjuk Teknis tahun 2014

Page 31: BAB IV

57

d. Adanya edaran SE Menpan nomor 10 tahun 2014 mengenai

pembatasan pertemuan di hotel, kegiatan yang rencana

penarikannya di bulan Desember 2014 tidak bisa dilaksanakan

akrena menggunakan akun paket meeting, sedangkan prosen

revisi DJPB sudah ditutup.

Berdasarkan hasil tersebut sesuai dengan penelitian Dasmar

dkk. (2013) yang menyimpulkan bahwa dalam pelaksanaan program

BOK di Kabupaten Luwu masih terdapat beberapa masalah dalam

proses pelaksanaannya walaupun pada saat perencanaan telah

dilaksanakan dengan baik sesuai dengan petunjuk teknis yang ada.

Namun, hasil tersebut berbeda dengan penelitian Husni (2012)

mengenai Bantuan Operasional Kesehatan di Kabupaten Bintan tahun

2011 dan 2012 bahwa pelaksanaan BOK di Kabupaten tersebut belum

efektif. Dana BOK di Kabupaten Bintan lebih besar penggunaannya

pada program kesehatan lingkungan, sedangkan untuk dana kesehatan

ibu, balita, dan pencegahan penuakit menular sedikit sehingga hal ini

tidak sesuai dengan tujuan awal dana BOK.

Implementasi kebijakan merupakan tahap yang krusial dalam

proses kebijakan publik. Implementasi dianggap sebagai wujud utama

dan sangatmenentukan dalam proses suatu kebijakan. Suatu program

kebijakan harus diimplementasikan agar mempunyai dampak atau

tujuan yang diinginkan (Winarno,2012). Implementasi program BOK

Dinas Kesehatan DIY telah sesuai dengan tujuan yang diharapkan

dalam Petunjuk Teknis BOK tahun 2014.

Page 32: BAB IV

58

4. Pengawasan atau evaluasi program Bantuan Operasional Kesehatan

Dinas Kesehatan DIY

BOK merupakan dana APBN Kementerian Kesehatan, maka

sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 pasal 49

ayat (2), dan (4) yang berhak melakukan pengawasan internal program

BOK adalah Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan dan BPKP,

sedangkan pengawas eksternal adalah Badan Pemeriksa Keuangan

(BPK). Sementara evaluasi dilakukan oleh Tim Pengelola BOK

dengan mengundang Tim Pengelola BOK Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota, Bappeda DIY, Bappeda Kabupaten/Kota, Biro Kesra

DIY, Biro Kesra Kab/Kota, Badan Pemberdayaan Perempuan DIY,

Badan Pemberdayan Perempuan Kabupaten/Kota, dan lintas program

Dinkes DIY. Tujuan dari pengawasan dan monitoring yang dilakukan

adalah agar dana BOK dapat dimanfaatkan secara efektif dan efesien

untuk pencapaian tujuan sehingga dapat memberikan hasil seoptimal

mungkin.

Pengawasan dan evaluasi program BOK Dinas Kesehatan DIY

telah berjalan sesuai denganPetunjuk Teknis BOK tahun 2014.

Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa pengawasan dana

BOK di Dinas Kesehatan DIY dapat disimpulkan bahwa sudah baik

dan memadai sesuai dengan penelitian Parawansa dkk. (2014) bahwa

pengawasan dana BOK di Kabupaten Jeneponto sudah baik dan

memadai untuk mengawasi segala pelaksanaan dan transaksi pada

dana BOK ini.

Page 33: BAB IV

59

Pengawasan sangat dibutuhkan dalam suatu organisasi. Karena

jika tidak ada pengawasan dalam suatu organisasi akan menimbulkan

banyaknya kesalahan–kesalahan yang terjadi baik yang berasal dari

bawahan maupun lingkungan. Pengawasan menjadi sangat dibutuhkan

karena dapat membangun suatu komunikasi yang baik antara

pemimpin organisasi dengan anggota organisasi. Serta pengawasan

dapat memicu terjadinya tindak pengoreksian yang tepat dalam

merumuskan suatu masalah (Handoko, 2003).

Evaluasi adalah suatu usaha untuk mengukur dan sumber nilai

secara objektif dari pencapaian hasil-hasil yang direncanakan

sebelumnya, dimana hasil evaluasi tersebut dimaksudkan menjadi

umpan balik untuk perencanaan yang akan dilakukan di depan (Yusuf,

2000). Program dikatakan berhasil jika target atau tujuan tercapai

sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Berdasarkan hasil

evaluasi program BOK Dinas Kesehatan DIY tahun 2014 dapat

dikatakan berhasil. Hal tersebut sesuai dengan penelitian Parawansa

dkk. (2014).Dana BOK ini memiliki tujuan atau target bahwa mampu

membantu puskesmas dalam memberikan SPM kepada masyarakat

sehingga tercapainya cakupan program puskesmas. Mengenai cakupan

program BOK di Kabupaten Jeneponto saat ini dapat kita lihat dari

data kuantitatif pada hasil penelitian bahwa adalah capaian cakupan

progam puskesmas di Kabupaten Jeneponto mengalami peningkatan.

Hal ini disebabkan dana menjadi penggerak segala program, dengan

adanya dana BOK ini artinya semua program puskesmas dapat

Page 34: BAB IV

60

terbantukan sehingga capaian program dapat diperoleh. Hasil

penelitian ini sejalan dengan kesimpulan dari penelitian yang

dilakukan oleh Wahyuni (2012) di Kabupaten Gowa yang

menyimpulkan bahwa pelaksanaan dari suatu program lingkup

kesehatan akan berjalan dengan baik jika didukung dengan dana

sebagai penggerak dalam pencapaian tujuan.