bab iv

5
BAB IV PEMBAHASAN 4.1 PEMBAHASAN KASUS Pada kasus ini, jika dilihat dari definisi merupakan kehamilan dengan letak kepala, dimana keadaan janin terletak memanjang dengan bokong difundus uteri dan kepala dibagian bawah kavum uteri. Dalam penegakan diagnosis pada kasus ini juga didukung pemeriksaan USG untuk konfirmasi terhadap presentasi bagian janin yang terdapat di bagian terbawah rahim. Sesuai dengan teori yang ada bahwa diagnosis ditegakkan berdasarkan keluhan subyektif dan pemeriksaan fisik atau penunjang yang telah dilakukan. Pada pemeriksaan luar berdasarkan pemeriksaan Leopold ditemukan bahwa Leopold I difundus akan teraba bagian bokong. Leopold II teraba punggung disatu sisi dan bagian kecil disisi lain. Leopold III-IV teraba keras dan bulat yakni kepala dibagian bawah uterus. Pada pemeriksaan denyut jantung janin didapatkan 144 x/menit, regular. His jarang. Pada pemeriksaan dalam vulva/ vagina terdapat bloodslym (+), pembukaan 1 cm, penipisan 25% denominator ubun-ubun kecil, penurunan kepala Hodge I(+), panggul kesan normal. Direncanakan untuk observasi CHPB (denyut 41

Upload: antari-puspita-primananda

Post on 03-Feb-2016

7 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

bekas secsio sesarea

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 PEMBAHASAN KASUS

Pada kasus ini, jika dilihat dari definisi merupakan kehamilan dengan letak

kepala, dimana keadaan janin terletak memanjang dengan bokong difundus uteri dan

kepala dibagian bawah kavum uteri. Dalam penegakan diagnosis pada kasus ini juga

didukung pemeriksaan USG untuk konfirmasi terhadap presentasi bagian janin yang

terdapat di bagian terbawah rahim.

Sesuai dengan teori yang ada bahwa diagnosis ditegakkan berdasarkan keluhan

subyektif dan pemeriksaan fisik atau penunjang yang telah dilakukan. Pada

pemeriksaan luar berdasarkan pemeriksaan Leopold ditemukan bahwa Leopold I

difundus akan teraba bagian bokong. Leopold II teraba punggung disatu sisi dan

bagian kecil disisi lain. Leopold III-IV teraba keras dan bulat yakni kepala dibagian

bawah uterus. Pada pemeriksaan denyut jantung janin didapatkan 144 x/menit,

regular. His jarang.

Pada pemeriksaan dalam vulva/ vagina terdapat bloodslym (+), pembukaan 1 cm,

penipisan 25% denominator ubun-ubun kecil, penurunan kepala Hodge I(+), panggul

kesan normal. Direncanakan untuk observasi CHPB (denyut jantung janin, his,

pembukaan, bundle) kemudian dilakukan evaluasi lagi 6 jam, Evaluasi 24 jam KPD

(05.30 , 22 oktober 2015 sampai dengan 05.30 , 23 oktober 2015), pasien

direncanakan untuk persalinan percobaan pervaginam, jika ada tanda- tanda inpartu

1x24 jam KPD, Jika 1 x 24 jam KPD belum ada tanda- tanda inpartu -> usul SC

Setelah evaluasi 6 jam ke I: 18.35 WIB

His jarang, Djj 135x/menit,

Pemeriksaan dalam: bloodslym (+), pembukaan 1 cm, penipisan 25%,

Ketuban (-), denominator ubun- ubun kecil, kepala Hodge I+, panggul

kesan normal: Evaluasi tidak menunjukkan tanda tanda kemajuan

persalinan.

Setelah evaluasi 6 jam ke II: 00.35 WIB

41

Page 2: BAB IV

42

His jarang, Djj 133x/menit,

Pemeriksaan dalam: bloodslym (+), pembukaan 1 cm, penipisan 25%,

Ketuban (-), denominator ubun- ubun kecil, kepala Hodge I+, panggul

kesan normal : Evaluasi tidak menunjukkan tanda tanda kemajuan

persalinan.

Setelah evaluasi 6 jam ke III / Evaluasi 24 jam KPD: 06.35 WIB

His jarang, Djj 131x/menit,

Pemeriksaan dalam: bloodslym (+), pembukaan 1 cm, penipisan 25%,

Ketuban (-), denominator ubun- ubun kecil, kepala Hodge I+, panggul

kesan normal : Evaluasi tidak menunjukkan tanda tanda kemajuan

persalinan. Usul untuk persiapan SC.

Anemia dalam kehamilan ialah kondisi ibu dengan kadar Hemoglobin di bawah

11 g % pada trimester 1 dan 3 atau kadar < 10,5 g % pada trimester 2. Nilai batas

tersebut dan perbedaanya dengan kondisi wanita tidak hamil terjadi karena

hemodialusi, terutama pada trimester 2.

Pasien datang dengan hasil lab Hb 8,7 segera tranfusi PRC 2 kolf untuk

memperbaiki keadaan umum. Nilai apakah ada reaksi saat transfuse dilakukan.

Dalam keadaan normal, selaput ketuban pecah dalam proses persalinan.

Ketuban Pecah Dini adalah keadaan pecahnya selaput ketuban sebelum persalinan.

Bila Ketuban Pecah Dini terjadi sebelum usia kehamilan 37 minggu disebut Ketuban

Pecah Dini pada kehamilan premature. Dalam keadaan normal 8 – 10 % perempuan

hamil aterm akan mengalami Ketuban Pecah Dini.7,8

Penatalaksanaan Ketuban Pecah Dini dengan usia kehamilan > 37 mg, induksi

dengan oksitoksin. Bila gagal seksio sesarea. Dapat pula diberikan misoprostol 25μg -

50μg intravaginal tiap 6 jam maksimal 4 kali. Bila ada tanda- tanda infeksi berikan

antibiotic dosis tinggi dan persalinan diakhiri.

Pada pasien tidak dilakukan induksi oksitoksin maupun misoprostol karena

merupakan kontraindikasi pada bekas SC. Pasien data subjektif tidak ada keluhan

demam pada pasien, pada data subjektif tidak ditemukan pula kenaikan suhu sehingga

tidak perlu untuk diberikan antibiotic. Pada pasien setelah evaluasi 24 jam dan tidak

Page 3: BAB IV

43

menunjukkan tanda- tanda kemajuan persalinan maka dilakukan terminasi dengan

SC.

Indikasi untuk seksio sesaria pada pasien ini antara lain meliputi:

1. Indikasi Medis

Power, passage

2. Indikasi Ibu

a. Persalinan sebelumnya dengan section caesarea

b. Ketuban Pecah Dini

Dari pembukaan dinding abdomen dan uterus dilakukan dengan teknik LSCS

(Low Segmen Cesaerean Section). Keuntungan teknik ini adalah penjahitan lebih

mudah dan perdarahan kurang serta risiko rupture uteri lebih kecil dibanding cara

classic.

Setelah SC, kondisi pasien membaik, luka operasi baik sehingga setelah tiga

hari perawatan pasien dipulangkan. Ibu dan bayi pulang dalam kondisi baik.

Diagnosis : GII P1001 Ab000 uk: 39-40 minggu T/H kala 1 fase laten + BSC 1x +

KPD + Anemia