bab iv

8
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Percobaan Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, diperoleh data percobaan yang ditunjukkan dalam Tabel 4.1 dan Tabel 4.2. Tabel 4.1 Data Pengamatan Korosi pada Sampel Hari/ Tanggal Sampel I Udara Terbuka Sampel II Air PDAM Sampel III Air Sisri Sampel IV Air Sabun Selasa, 10 Novembe r 2015 Terbentuk lapisan tipis berwarna kuning kecoklata n (karat) di seluruh permukaan paku. Karat terbentuk pada permukaan atas paku yang tidak tercelup dalam air PDAM dan bagian Karat terbentuk pada bagian atas paku yang tidak tercelup air sisri, bagian paling Karat terbentuk pada bagian atas paku yang tidak tercelup air sabun, bagian paku yang tercelup

Upload: sukmasuci

Post on 30-Jan-2016

213 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

korosi merata

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV

10

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Percobaan

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, diperoleh data percobaan

yang ditunjukkan dalam Tabel 4.1 dan Tabel 4.2.

Tabel 4.1 Data Pengamatan Korosi pada Sampel

Hari/

Tanggal

Sampel I

Udara

Terbuka

Sampel II

Air PDAM

Sampel III

Air Sisri

Sampel IV

Air Sabun

Selasa, 10

November

2015

Terbentuk

lapisan tipis

berwarna

kuning

kecoklatan

(karat) di

seluruh

permukaan

paku.

Karat

terbentuk pada

permukaan

atas paku yang

tidak tercelup

dalam air

PDAM dan

bagian bawah

paku, air

menjadi keruh

dan terdapat

endapan.

Karat

terbentuk pada

bagian atas

paku yang

tidak tercelup

air sisri, bagian

paling bawah

paku berwarna

hitam dan air

berubah warna

dari cokelat

menjadi hitam.

Karat terbentuk

pada bagian

atas paku yang

tidak tercelup

air sabun,

bagian paku

yang tercelup

pada air sabun

menghitam dan

terdapat

endapan.

Rabu, 11

November

2015

Terbentuk

karat yang

cukup tebal

pada bagian

atas paku dan

Terbentuk

karat yang

tebal pada dua

bagian paku

yang tercelup

Terbentuk

karat tebal

pada bagian

paku yang

tercelup dalam

Terbentuk karat

yang tebal pada

bagian paku

yang tidak

tercelup air 10

Page 2: BAB IV

11

lapisan karat

semakin

tebal.

dalam air

PDAM dan air

semakin keruh.

air sisri. sabun maupun

yang tercelup

dan endapan

semakin

banyak.

Kamis, 12

November

2015

Terbentuk

karat pada

dua bagian

paku dan

lapisan karat

semakin

tebal.

Karat yang

terbentuk

semakin tebal

dan meluas,

endapan yang

terbentuk

semakin

banyak.

Karat yang

terbentuk

makin meluas

pada bagian

paku yang

tercelup air

sisri.

Karat yang

terbentuk pada

bagian paku

yang tidak

tercelup air

sabun maupun

yang tercelup

semakin tebal

dan endapan

semakin

banyak.

Tabel 4.2 Data Laju Korosi yang Terjadi Pada Sampel

Sampel

Berat Awal

(Wo)

(gram)

Berat

Akhir (W1)

(gram)

Selisih Berat

(ΔW)

(gram)

Jumlah

Hari

Laju Korosi

(gram/ hari)

I

Udara

terbuka

11,330 11,310 0,02 5 1,67x10-4

II 11,903 11,823 0,08 5 1x10-3

Page 3: BAB IV

12

Air

PDAM

III

Air Sisri11,492 11,291 0,201 5 1x10-3

IV

Air

Sabun

11,695 11,655 0,04 5 1,67x10-3

4.2 Pembahasan

Korosi merupakan degradasi logam secara kimia karena interaksi dengan

lingkungannya. Salah satu faktor penyebab korosi adalah lingkungan. Faktor

lingkungan meliputi tingkat pencemaran udara, suhu, kelembaban, pH,

keberadaan zat-zat kimia yang bersifat korosif dan sebagainya. Bahan-bahan

korosif terdiri atas asam, basa, serta garam baik dalam bentuk senyawa anorganik

maupun organik.

I II III IV0

0.0050.01

0.0150.02

0.0250.03

0.0350.04

0.045

Media Lingkungan

Laj

u K

oros

i (gr

am/h

ari)

Gambar 4.1 Grafik Hubungan Media Lingkungan terhadap Laju Korosi

Page 4: BAB IV

13

Berdasarkan Gambar 4.1, laju korosi tertinggi dialami oleh paku yang berada

pada media III, yaitu air sisri dan yang terendah adalah laju korosi pada paku yang

berada pada media I, yaitu udara terbuka. Paku pada media air sisri mengalami

laju korosi yang tertingi karena pada teh sisri mengandung asesulfam-K 0,7% dan

aspartam 0,1% yang terdiri dari dua asam amino, yaitu fenilalanin dan asam

aspartat. Dimana asam aspartat adalah bersifat asam dan digolongkan sebagai

asam karboksilat yang merupakan asam lemah. Selain itu, aspartam memiliki pH

5,5 yang dapat digolongkan sebagai asam lemah. Sehingga media air sisri

merupakan media asam yang korosif, dan reaksi yang terjadi pada paku adalah

sebagai berikut:

2Fe(s) + O2(aq) + 4H+(aq) 2Fe2+

(aq) + 2H2O(l)..........................................(1)

Pada paku yang berada pada media udara terbuka, air PDAM dan air sabun

memiliki laju korosi yang lebih rendah daripada paku yang berada pada pada

media air sisri, karena pada kondisi netral atau basa, ion Fe2+ dan OH– selanjutnya

membentuk endapan Fe(OH)2. Di udara, Fe(OH)2 tidak stabil dan membentuk

Fe2O3 xH2O. Inilah yang disebut karat. Pada kondisi asam, banyaknya ion

H+ memicu terjadinya reaksi reduksi lainnya yang juga berlangsung, yakni evolusi

atau pembentukan hidrogen menurut persamaan reaksi:

2H+(aq) + 2e–   H2(g) ..................................................................................................................................(2)

Adanya dua reaksi di katoda pada kondisi asam menyebabkan lebih banyak

logam besi yang teroksidasi. Sedangkan reaksi yang terjadi pada paku dalam

media netral atau basa adalah sebagai berikut:

2Fe(s) + 1/2O2(aq) + 4H2O(l) 2Fe2+(aq) + OH-

(aq) ...................................(3)

Hal ini menjelaskan mengapa korosi paku besi pada kondisi asam (air sisri) lebih

besar daripada korosi dalam air sabun maupun udara terbuka.

.......................................................Laju korosi paku yang berada pada media udara terbuka adalah yang paling

rendah karena penyebab korosi berasal dari udara yang mengandung O2 dan H2O,

dengan kata lain, laju korosi pada udara terbuka akan meningkat jika kelembaban

udara meningkat. Dengan demikian, udara pada ruang pengamatan tidak

mengandung kelembaban yang tinggi, sehingga laju korosi paku yang berada

Page 5: BAB IV

14

pada media udara terbuka adalah yang paling rendah. Selain itu, paku pada media

udara terbuka tidak kontak dengan air yang mengandung O2 terlarut, tidak seperti

pada sampel paku lain yang kontak dengan air ataupun larutan yang mengandung

O2 terlarut.

Logam besi tidaklah murni, melainkan mengandung campuran karbon yang

menyebar secara tidak merata dalam logam tersebut. Hal tersebut menimbulkan

perbedaan potensial listrik antara atom logam dengan atom karbon (C). Atom

logam besi (Fe) bertindak sebagai anode dan atom C sebagai katode. Oksigen dari

udara yang larut dalam air akan tereduksi, sedangkan air sendiri berfungsi sebagai

media tempat berlangsungnya reaksi redoks pada peristiwa korosi. Jika jumlah

O2 dan H2O yang mengalami kontak dengan permukaan logam semakin banyak,

maka semakin cepat berlangsungnya korosi pada permukaan logam tersebut.

Keadaan permukaan paku yang mengalami korosi ditunjukkan pada Gambar 4.2.

(a) (b) (c) (d)

Gambar 4.2 Keadaan Permukaan Paku pada Media (a) Air Sisri, (b) Air PDAM,

(c) Udara Terbuka dan (d) Air Sabun