bab iv
DESCRIPTION
apendisitisTRANSCRIPT
7/17/2019 BAB IV
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iv-568cb5d0405b3 1/14
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis akan menganalisis dengan cara membandingkan
antara tinjauan teoritis dan fakta dari kasus klien Tn. J dengan Apendisitis Akut,
dimana penulis telah melakukan perawatan pada klien tersebut sejak tanggal 22
September 200 sampai dengan 2! September 200 di "uang #urai "umah Sakit
$mum %abupaten &elitung. Selain itu, penulis akan mengidentifikasi faktor
penghambat dan faktor pendukung serta menentukan alternatif pemecahan
masalah.
A. Pengkajian
Pada tahap pengkajian ini, penulis melakukan proses pengumpulan
data untuk mendapatkan informasi tentang status kesehatan klien.
Pengumpulan data didapatkan melalui wawancara, obser'asi, studi
kepustakaan, pemeriksaan fisik, catatan medis, catatan keperawatan, hasil
pemeriksaan laboratorium, kolaborasi dengan tim kesehatan lain dan
konsultasi dengan pembimbing.
Sebelumn(a penulis akan membandingkan tinjauan teoritis
)pengertian serta tanda dan gejala* (ang telah dikemukakan oleh beberapa
ahli dengan keadaan klien (ang sebenarn(a.
+alam pengertian dijelaskan bahwa Apendisitis adalah peradangan
apendiks 'ermiformis (ang relatif sering dijumpai, dapat timbul tanpa sebab
7/17/2019 BAB IV
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iv-568cb5d0405b3 2/14
(ang jelas atau setelah obstruksi apendiks oleh tinja dan akibat terpuntirn(a
apendiks serta pembuluh darahn(a. Peradangan men(ebabkan apendiks
membengkak dan n(eri (ang dapat menimbulkan gangren karena suplai darah
terganggu (ang ditandai dengan keluhan n(eri abdomen dibagian kanan (ang
dapat meningkat bila berjalan, bersin, batuk atau nafas dalam, anore-ia
hampir selalu ada dan muntah terjadi setelah rasa sakit atau timbul secara
reflektoris serta demam (ang tinggi bila terjadi perforasi. Pada klien Tn. J
ditemukan data saat masuk rumah sakit, klien mengeluh n(eri abdomen
didaerah kanan bawah bila klien berjalan atau dilakukan penekanan didaerah
tersebut dan terdapat penurunan nafsu makan akibat n(eri pada peradangan
apendiks. +alam hal ini jelas terlihat adan(a kesamaan antara teori dan
keadaan klien (ang sebenarn(a.
#enurut +oenges, ada sistem (ang menjadi acuan pengkajian data
dasar klien dengan Apendisitis (ang harus diperhatikan. +ari sistem
tersebut, data (ang menunjukkan gangguan pada klien Tn. J antara lain
kelemahan, anore-ia, pucat, berkeringat, n(eri abdomen disekitar epigastrium
dan umbilikus (ang meningkat berat serta terlokalisasi pada titik #c. &urne(
)setengah jarak antara umbilikus dan ileum kanan* (ang meningkat karena
berjalan dan dilakukan penekanan pada area tersebut )n(eri tekan*.
Sedangkan data/data lain tidak menunjukkan adan(a kelainan pada Tn. J.
7/17/2019 BAB IV
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iv-568cb5d0405b3 3/14
B. Diagnosis, Intervensi, Implementasi dan Evaluasi epera!atan
Setelah melakukan pengkajian, kemudian dilanjutkan dengan analisa
data dan perumusan diagnosa. +ari analisa data (ang telah penulis lakukan,
ditemukan empat diagnosa keperawatan pada klien Tn. J, (aitu
Pra "perasi
1. angguan rasa n(aman n(eri berhubungan dengan peradangan pada
apendiks.
Pas#a "perasi
1. angguan rasa n(aman n(eri berhubungan dengan diskontinuitas kulit
dan jaringan akibat tindakan operasi.
2. angguan pemenuhan kebutuhan akti'itas sehari/hari berhubungan
dengan n(eri pada luka pasca operasi.
3. "isiko terjadin(a infeksi berhubungan dengn in'asi mikroorganisme ke
dalam luka operasi
Sedangkan lima diagnosa keperawatan (ang penulis tidak munculkan
(aitu
Pra "perasi
1. "isiko tinggi terjadin(a komplikasi perforasi4ruptur pada apendiks
berhubungan dengan proses infeksi (ang berlanjut.
+iagnosa ini tidak penulis munculkan karena data (ang paling
mendukung ditegakkann(a diagnosa ini tidak ditemukan pada klien Tn. J
(aitu distensi abdomen disertai tampak kemerahan di kulit abdomen,
5
7/17/2019 BAB IV
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iv-568cb5d0405b3 4/14
demam (ang sangat tinggi, bising usus menurun dan penurunan
kesadaran. Sedangkan pada klien Tn. J tidak ditemukan data/data tersebut
karena tidak terjadi distensi abdomen, warna kulit abdomen hitam
kecoklatan, suhu masih dalam batas normal (aitu 3,06, bising usus ada
(aitu 7 -4menit dan kesadaran composmentis.
2. "isiko tinggi terhadap kekurangan 'olume cairan berhubungan dengan
peningkatan output melalui muntah, menurunn(a intake cairan.
+iagnosa ini tidak ditegakkan karena tidak ada data (ang sangat
mendukung. &eberapa data (ang sangat mendukung diagnosa ini adalah
turgor kulit tidak elastis, mukosa bibir kering, adan(a muntah dan
pengeluaran urine (ang sangat sedikit )830 cc4jam*. Sedangkan pada Tn.J
tidak ditemukan data/data tersebut dan klien dipuasakan pra operasi.
3. Ansietas4takut berhubungan dengan pembedahan, kehilangan kontrol,
hasil (ang tak dapat diperkirakan dan ketidakcukupan pengetahuan
tentang rutinitas pra operasi, latihan dan akti'itas pasca operasi dan
perubahan serta sensasi pasca operasi.
+iagnosa ini tidak dimunculkan karena pada Tn.J tidak ditemukan data/
data (ang sangat mendukung. &eberapa data (ang bisa mendukung
diagnosa ini seperti pengungkapan tentang tidak menerima perubahan
status kesehatan, ketidak(akinan dan kurangn(a pemikiran (ang
berorientasi pada masa depan. Sedangkan Tn.J justru mengatakan (akin
bahwa tindakan operasi adalah satu/satun(a jalan untuk kesembuhan
!0
7/17/2019 BAB IV
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iv-568cb5d0405b3 5/14
pen(akitn(a, selain itu data/data (ang disebutkan di atas tidak ditemukan
sehingga penulis tidak mengangkat diagnosa tersebut.
Pas#a "perasi
7. "isiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan efek tindakan pengistirahatan saluran cerna akibat
post narkose umum, anore-ia, peningkatan kebutuhan protein dna 'itamin
untuk pen(embuhan luka.
+iagnosa ini tidak ditegakkan karena tidak ditemukan data/data (ang
sangat mendukung. &eberapa data (ang bisa mendukung diagnosa ini
adalah penurunan berat badan, kehilangan massa otot4tonus otot buruk,
mengeluh gangguan sensasi pengecap, keengganan untuk makan dan
kurang tertarik pada makanan. Sedangkan pada klien Tn. J masih
dipuasakan pasca operasi apendiktomi dan ketika klien sudah
diperbolehkan untuk makan sedikit demi sedikit, klien Tn. J
menghabiskan satu porsi bubur saring (ang disediakan.
. "isiko terhadap perubahan frekuensi pernapasan berhubungan dengan
immobilitas sekunder terhadap status pasca anestesia dan n(eri.
+iagnosa ini tidak penulis tegakkan karena operasi apendiktomi pada
Tn.J dilakukan pada malam hari tanggal 22 September 200 jam 23.00
9:&, sedangkan penulis mendapatkan data pasca operasi pada tanggal 23
September 200 jam 13.00 9:&. Pada waktu dilakukan pengkajian,
kesadaran klien sudah composmentis, tidak terdapat sekret di mulut, tidak
!1
7/17/2019 BAB IV
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iv-568cb5d0405b3 6/14
terdapat mual dan muntah, pernapasan 1-4menit, nadi 5-4menit dan
tekanan darah 13040 mm;g.
Selanjutn(a penulis akan membahas satu/persatu diagnosa beserta
inter'ensi, implementasi dan e'aluasi keperawatan (ang ditemukan dengan
membandingkan teori (ang telah ada dan mengidentifikasi faktor penghambat
dan pendukung dalam melaksanakan asuhan keperawatan serta solusin(a.
Pra "perasi $%anggal && Septem'er &(()*
1. angguan rasa n(aman n(eri berhubungan dengan peradangan pada
apendiks.
angguan rasa n(aman n(eri adalah suatu keadaan dimana indi'idu
mengalami dan melaporkan adan(a rasa tidak n(aman (ang berat atau
perasaan tidak men(enangkan )%im, 15575*.
#enurut +oenges untuk menegakkan diagnosa ini harus didukung
oleh adan(a laporan n(eri, wajah mengkerut, otot tegang, perilaku
distraksi dan respons otomatis. &ila dikaitkan pada Tn.J hampir semua
data/data di atas ada seperti klien mengatakan n(eri pada abdomen sebelah
kanan bawah bila dilakukan penekanan dan berjalan, muka klien
mengkerut, wajah klien tampak meringis, tekanan darah 170450 mm;g,
nadi 50-4menit, suhu 3,<6, pernapasan 20 -4menit, hasil pemeriksaan
laboratorium seperti =eukosit 17,5 ribu4>l dan ;aemoglobin 12,! gr4dl.
+iagnosa ini menjadi prioritas utama pada pra operasi karena
gangguan n(eri akan men(ebabkan perubahan ken(amanan (ang
berpengaruh pada tanda/tanda 'ital dan juga menurunkan nafsu makan
!2
7/17/2019 BAB IV
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iv-568cb5d0405b3 7/14
(ang akan mengurangi intake makanan, sehingga gi?i berkurang dan
berdampak buruk bagi kesehatan klien.
:nter'ensi (ang dilakukan mengacu pada inter'ensi (ang
dikemukakan oleh +oenges, (aitu kaji rasa n(eri, catat lokasi dan
karakteristik n(eri, pertahankan istirahat klien dengan posisi telentang atau
semi fowler, biarkan klien melakukan posisi (ang n(aman, berikan
akti'itas hiburan, kaji perubahan tanda/tanda 'ital, berikan kompres es
pada daerah (ang sakit, puasakan klien jika diagnosa apendiks sudah jelas,
ajarkan teknik relaksasi, tarik napas dalam dan cara batuk efektif,
kolaborasi pemberian obat analgetik bila klien sudah jelas menderita
apendisitis. Adapun implementasi (ang sudah dilakukan diantaran(a
mengkaji rasa n(eri klien, mencatat lokasi dan karakteristik n(eri serta
mengatur posisi istirahat klien dengan posisi semi fowler atau posisi (ang
n(aman bagi klien.
Pada e'aluasi akhir tanggal 22 September 200 jam 20.00 9:&,
masalah gangguan rasa n(aman n(eri belum teratasi karena belum
dilakukan operasi apendiktomi dan klien mengatakan n(eri perut sebelah
kanan bawah masih terasa bila dilakukan penekanan, n(eri dirasakan
seperti ditusuk/tusuk (ang meningkat bila klien berjalan. Skala n(eri 2,
(aitu n(eri hilang timbul (ang men(ebabkan ketidakn(amanan.
Selama memberikan asuhan keperawatan penulis mendapatkan
dukungan dan kerjasama dari klien dan keluarga, sehingga inter'ensi dapat
dilakukan dengan lancar dan tidak ada hambatan (ang penulis temui.
!3
7/17/2019 BAB IV
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iv-568cb5d0405b3 8/14
Pas#a "perasi $%anggal &+ Septem'er &(()*
. -angguan rasa naman/ neri 'er0u'ungan dengan diskontinuitas
kulit dan jaringan aki'at tindakan operasi.
angguan rasa n(aman n(eri adalah suatu keadaan dimana indi'idu
mengalami dan melaporkan adan(a rasa tidak n(aman (ang berat atau
perasaan tidak men(enangkan )%im,15575*. angguan n(eri ini bisa
terjadi karena adan(a luka (ang masih basah akibat dilakukann(a
apendiktomi dan terjadin(a peradangan pada luka pasca operasi.
#enurut +oenges untuk menegakkan diagnosa ini harus didukung
dengan data/data diantaran(a laporan n(eri, wajah mengkerut, otot tegang,
perilaku distraksi dan respons otomatis. &ila dihubungkan pada Tn.J, data/
data tersebut ada seperti klien mengeluh n(eri pada luka bekas operasi,
klien mengatakan n(eri apabila luka bekas operasi tersebut ditekan atau
mau berakti'itas, klien menjalani tindakan operasi apendiktomi di daerah
perut bagian kanan bawah, luka insisi bekas apendiktomi (ang masih
basah panjangn(a @ cm, klien han(a berbaring di tempat tidur, wajah
klien tampak meringis menahan sakit dan tanda/tanda 'ital seperti tekanan
darah 13040 mm;g dan nadi 5 -4menit.
+iagnosa ini menjadi prioritas utama pada pasca operasi karena
n(eri akan men(ebabkan perubahan ken(amanan, perubahan tanda 'ital
dan menurunkan nafsu makan sehingga akan berisiko mengalami
kekurangan nutrisi dan penurunan pemasukkan 'itamin. +imana 'itamin
itu sendiri berfungsi untuk mempercepat kesembuhan.
!7
7/17/2019 BAB IV
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iv-568cb5d0405b3 9/14
:nter'ensi (ang dilakukan mengacu pada inter'ensi (ang
dikemukakan oleh +oenges, 6arpenito dan 6arolus, (aitu kaji rasa
n(eri4karakteristik n(eri dan skala n(eri, kaji tanda/tanda 'ital, bimbing
dan ajarkan teknik relaksasi, napas dalam dan batuk efektif, berikan posisi
(ang n(aman sesuai keinginan klien dan kolaborasi dengan dokter tentang
terapi untuk mengatasi n(eri, (aitu injeksi %etorolac 1 Ampul4:#4 jam
sebagai analgetik atau penghilang rasa n(eri. Adapun implementasi (ang
telah dilakukan diantaran(a mengkaji karakteristik n(eri (ang dirasakan
klien, mengkaji tanda/tanda 'ital tekanan darah, suhu, nadi, pernapasan,
menganjurkan dan mengajarkan teknik relaksasi dengan teknik pernapasan
dalam dan posisi tidur (ang tenang dengan posisi semi fowler,
memberikan analgetik injeksi %etorolac 1 Ampul41#4 jam sesuai dengan
therap( dokter.
Pada pelaksanaan e'aluasi akhir tanggal 2 September 200,
masalah gangguan rasa n(aman n(eri teratasi karena klien mengatakan
tidak merasakan n(eri atau n(eri hilang walaupun kaki klien digerakkan
atau ketika klien mencoba mengubah posisi istirahatn(a )skala n(eri 0,
(aitu klien tidak men(atakan adan(a n(eri atau n(eri hilang*. Tekanan
darah 12040 mm;g, suhu 3,06, nadi -4menit dan pernapasan 1
-4menit. %lien tampak tenang beristirahat dalam posisi semi fowler.
Pada pelaksanaan inter'ensi berjalan dengan lancar, karena adan(a
kerjasama dari klien dan perawat ruangan, sehingga tidak ditemukan faktor
!
7/17/2019 BAB IV
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iv-568cb5d0405b3 10/14
penghambat (ang berarti. Sedangkan faktor pendukung dalam mengatasi
masalah ini adalah adan(a kerjasama (ang baik dari keluarga klien.
&. -angguan pemenu0an ke'utu0an aktivitas se0ari10ari
'er0u'ungan dengan neri pada luka pas#a operasi.
angguan pemenuhan kebutuhan akti'itas adalah suatu keadaan
dimana indi'idu mengalami insufiensi energi fisiologis atau psikologis
untuk melakukan atau melengkapi akti'itas sehari/hari (ang dibutuhkan
atau diinginkan )%im, 1552!*.
#enurut 6arpenito untuk menegakkan diagnosa ini harus didukung
oleh data/data, (aitu penurunan kemampuan untuk berakti'itas,
keterbatasan rentang gerak, pembatasan pergerakan (ang dipaksakan,
enggan untuk bergerak. Tern(ata pada Tn.J ditemukan data/data (ang
mendukung (aitu klien mengatakan badann(a terasa lemas, klien
mengatakan takut untuk melakukan akti'itas karena baru saja dilakukan
operasi apendiktomi, klien mengatakan n(eri pada luka bekas operasi
apabila mau berakti'itas. %lien tampak lemah dan han(a berbaring di
tempat tidur, akti'itas klien dibantu oleh keluarga dan perawat.
+iagnosa ini menjadi prioritas kedua, karena akti'itas berguna
untuk mengatur pergerakan tubuh untuk memenuhi kebutuhan sehari/hari.
:nter'ensi (ang dilakukan mengacu pada inter'ensi (ang
dikemukakan oleh 6arpenito dan 6arolus, (aitu anjurkan klien untuk
melaksanakan akti'itas (ang dapat dilakukan sendiri oleh klien, bimbing
!!
7/17/2019 BAB IV
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iv-568cb5d0405b3 11/14
dan ajarkan klien mobilisasi dini seperti miring kanan dan miring kiri,
membantu klien mengubah posisi dari baring ke duduk atau dari duduk ke
berdiri dan berjalan, jelaskan manfaat dari melakukan akti'itas dan tujuan
(ang diharapkan dari akti'itas (ang dilakukan, bantu klien memenuhi
kebutuhan akti'itasn(a serta libatkan keluarga dalam memenuhi kebutuhan
akti'itas klien. :mplementasi (ang sudah dilakukan diantaran(a,
menganjurkan klien untuk melakukan akti'itas berupa penggerakan ringan
(ang tidak berisiko terhadap luka bekas operasi, mengajarkan dan
membantu klien mobilisasi dini dengan bantuan keluarga dan perawat
misaln(a miring kanan dan miring kiri secara bertahap, menjelaskan
manfaat dari melakukan akti'itas dan tujuan (ang diharapkan dari akti'itas
(ang dilakukan agar klien tidak merasa kaku dan untuk melancarkan
peredaran darah, memandikan klien serta melibatkan keluarga dalam
memenuhi kebutuhan akti'itas klien.
Pada e'aluasi akhir tanggal 2! September 200, masalah gangguan
pemenuhan kebutuhan akti'itas sehari/hari teratasi sebagian karena klien
belum bisa berakti'itas secara mandiri. Pada pelaksanaan inter'ensi,
penulis mendapatkan faktor penghambat (aitu keterbatasan tenaga
perawat ruangan. $ntuk itu, solusi (ang terbaik adalah melibatkan
partisipasi keluarga klien dalam pemenuhan kebutuhan akti'itas sehari/
hari klien. Sedangkan faktor pendukung (aitu adan(a kemauan dari klien
untuk melakukan akti'itas.
!
7/17/2019 BAB IV
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iv-568cb5d0405b3 12/14
+. 2isiko terjadina in3eksi 'er0u'ungan dengan invasi
mikroorganisme ke dalam luka operasi.
"isiko terjadin(a infeksi adalah suatu keadaan dimana indi'idu
mengalami peningkatan risiko untuk terserang oleh bakteri patogen )%im,
15525*.
#enurut +oenges diagnosa ini dapat ditegakkan apabila terdapat
data/data (aitu perubahan tanda/tanda 'ital, adan(a demam, menggigil,
berkeringat, perubahan mental dan n(eri abdomen. &ila dikaitkan pada
Tn.J, data/data tersebut ada seperti tekanan darah 13040 mm;g, suhu
3,06, klien mengatakan tubuhn(a terasa panas dan sering mengeluarkan
keringat, wajah klien tampak pucat, klien tidak menggunakan pakaian,
tubuhn(a han(a ditutupi dengan kain saja, sprei (ang digunakan klien
terlihat sudah agak kotor dan terdapat luka insisi bekas operasi
apendiktomi di kuadran kanan bawah abdomen, panjangn(a @ cm (ang
masih basah.
+iagnosa ini menjadi prioritas ketiga karena risiko infeksi bila
terjadi akan memperlambat proses pen(embuhan luka dan menimbulkan
komplikasi (ang berlanjut.
:nter'ensi (ang dilakukan mengacu pada inter'ensi (ang
dikemukakan oleh +oenges, 6arpenito dan 6arolus, (aitu ganti sprei dan
pakaian kotor serta potong kuku klien lalu bersihkan, lakukan perawatan
luka )ganti 'erband* mulai hari ke/3 selanjutn(a setiap hari dengan teknik
aseptik dan antiseptik, obser'asi dan catat perubahan tanda/tanda 'ital dan
!
7/17/2019 BAB IV
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iv-568cb5d0405b3 13/14
tanda/tanda infeksi disekitar luka bekas operasi, kolaborasi dengan dokter
dalam pemberian obat/obatan antibiotik dan anti'irus, bantu irigasi dan
drainase bila diindikasikan, berikan penjelasan tentang prosedur perawatan
luka pasca operasi (ang benar dengan menggunakan bahasa (ang mudah
dipahami. Adapun implementasi (ang telah dilakukan diantaran(a
mengganti sprei dan pakaian kotor klien serta memotong kuku klien dan
membersihkann(a. #engkaji perubahan tanda/tanda 'ital, mengobser'asi
tanda/tanda infeksi disekitar luka bekas operasi. #emberikan obat/obatan
antibiotik dan anti'irus sesuai dengan therap( dokter (aitu injeksi
entamicin 0 mg4:4 12 jam, 6efota-ime 1 gr4:412 jam, masukkan
Trichoda?ol infus4:4 jam. #elakukan perawatan luka )ganti 'erband*
mulai hari ke/3 selanjutn(a setiap hari dengan teknik aseptik dan antiseptik
dan melepaskan drainase (ang terpasang pada luka bekas operasi.
#emberikan penjelasan tentang prosedur perawatan luka pasca operasi
(ang benar untuk perawatan di rumah, dengan menggunakan bahasa (ang
mudah dipahami oleh klien dan keluarga.
Pada e'aluasi akhir tanggal 2! September 200, masalah risiko
terjadin(a infeksi teratasi karena luka bekas operasi tampak bersih dan
tidak terdapat tanda/tanda infeksi disekitar luka.
Pada pelaksanaan inter'ensi berjalan lancar, tetapi penulis
mendapatkan faktor penghambat (aitu keterbatasan persediaan alat tenun
dan alat instrumen steril untuk perawatan luka (ang ada diruangan. Solusi
(ang terbaik adalah perlun(a persediaan alat tenun dan alat instrumen
!5
7/17/2019 BAB IV
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iv-568cb5d0405b3 14/14
steril untuk perawatan luka dengan jumlah (ang lebih sesuai dengan
kebutuhan klien supa(a tindakan (ang ingin dilakukan dapat berjalan
sesuai dengan waktu (ang direncanakan. Sedangkan faktor pendukungn(a
(aitu adan(a kerjasama (ang baik antara keluarga klien dengan perawat.
0