bab iv

14
BAB IV PEMBAHASAN Pada bab ini penulis akan menganalisis dengan cara membandingkan antara tinjauan teoritis dan fakta dari kasus klien Tn. J dengan Apendisitis Akut, dimana penulis telah melakukan perawatan pada klien tersebut sejak tanggal 22 September 200 sampai dengan 2! September 200 di "uang #urai "umah Sakit $mum %abupaten &el itung. Sel ain itu, penuli s aka n men gid ent ifi kasi faktor  penghambat dan faktor pendukung serta menentukan alternatif pemecahan masalah. A. Pengkajian Pada tahap pengkajian ini, penulis melakukan proses pengumpulan da ta untuk me nd apat ka n info rmasi tent ang status keseha tan klie n. Pe ng umpu lan da ta di da pa tkan me la lui wa wanc ara, ob ser' asi, st ud i kepus takaan , pemer iksaan fisik, catatan medis, catatan keperawat an, hasil  pemeriksaan laboratorium, kolaborasi dengan tim kesehatan lain dan konsultasi dengan pembimbing. Se be lumn (a pe nu li s akan memba nd ingk an ti nj auan te or it is )pengertian serta tanda dan gejala* (ang telah dikemukakan oleh beberapa ahli dengan keadaan klien (ang sebenarn(a. +alam peng ertian dijelaskan bahwa Apen disitis adalah peradanga n apend iks 'ermiformi s (an g relatif sering dijumpai, dapat timbu l tanpa sebab

Upload: yogi-praseptyo

Post on 06-Jan-2016

213 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

apendisitis

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV

7/17/2019 BAB IV

http://slidepdf.com/reader/full/bab-iv-568cb5d0405b3 1/14

BAB IV

PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis akan menganalisis dengan cara membandingkan

antara tinjauan teoritis dan fakta dari kasus klien Tn. J dengan Apendisitis Akut,

dimana penulis telah melakukan perawatan pada klien tersebut sejak tanggal 22

September 200 sampai dengan 2! September 200 di "uang #urai "umah Sakit

$mum %abupaten &elitung. Selain itu, penulis akan mengidentifikasi faktor 

 penghambat dan faktor pendukung serta menentukan alternatif pemecahan

masalah.

A. Pengkajian

Pada tahap pengkajian ini, penulis melakukan proses pengumpulan

data untuk mendapatkan informasi tentang status kesehatan klien.

Pengumpulan data didapatkan melalui wawancara, obser'asi, studi

kepustakaan, pemeriksaan fisik, catatan medis, catatan keperawatan, hasil

 pemeriksaan laboratorium, kolaborasi dengan tim kesehatan lain dan

konsultasi dengan pembimbing.

Sebelumn(a penulis akan membandingkan tinjauan teoritis

)pengertian serta tanda dan gejala* (ang telah dikemukakan oleh beberapa

ahli dengan keadaan klien (ang sebenarn(a.

+alam pengertian dijelaskan bahwa Apendisitis adalah peradangan

apendiks 'ermiformis (ang relatif sering dijumpai, dapat timbul tanpa sebab

Page 2: BAB IV

7/17/2019 BAB IV

http://slidepdf.com/reader/full/bab-iv-568cb5d0405b3 2/14

(ang jelas atau setelah obstruksi apendiks oleh tinja dan akibat terpuntirn(a

apendiks serta pembuluh darahn(a. Peradangan men(ebabkan apendiks

membengkak dan n(eri (ang dapat menimbulkan gangren karena suplai darah

terganggu (ang ditandai dengan keluhan n(eri abdomen dibagian kanan (ang

dapat meningkat bila berjalan, bersin, batuk atau nafas dalam, anore-ia

hampir selalu ada dan muntah terjadi setelah rasa sakit atau timbul secara

reflektoris serta demam (ang tinggi bila terjadi perforasi. Pada klien Tn. J

ditemukan data saat masuk rumah sakit, klien mengeluh n(eri abdomen

didaerah kanan bawah bila klien berjalan atau dilakukan penekanan didaerah

tersebut dan terdapat penurunan nafsu makan akibat n(eri pada peradangan

apendiks. +alam hal ini jelas terlihat adan(a kesamaan antara teori dan

keadaan klien (ang sebenarn(a.

#enurut +oenges, ada sistem (ang menjadi acuan pengkajian data

dasar klien dengan Apendisitis (ang harus diperhatikan. +ari sistem

tersebut, data (ang menunjukkan gangguan pada klien Tn. J antara lain

kelemahan, anore-ia, pucat, berkeringat, n(eri abdomen disekitar epigastrium

dan umbilikus (ang meningkat berat serta terlokalisasi pada titik #c. &urne(

)setengah jarak antara umbilikus dan ileum kanan* (ang meningkat karena

 berjalan dan dilakukan penekanan pada area tersebut )n(eri tekan*.

Sedangkan data/data lain tidak menunjukkan adan(a kelainan pada Tn. J.

Page 3: BAB IV

7/17/2019 BAB IV

http://slidepdf.com/reader/full/bab-iv-568cb5d0405b3 3/14

B. Diagnosis, Intervensi, Implementasi dan Evaluasi epera!atan

Setelah melakukan pengkajian, kemudian dilanjutkan dengan analisa

data dan perumusan diagnosa. +ari analisa data (ang telah penulis lakukan,

ditemukan empat diagnosa keperawatan pada klien Tn. J, (aitu

Pra "perasi

1. angguan rasa n(aman n(eri berhubungan dengan peradangan pada

apendiks.

Pas#a "perasi

1. angguan rasa n(aman n(eri berhubungan dengan diskontinuitas kulit

dan jaringan akibat tindakan operasi.

2. angguan pemenuhan kebutuhan akti'itas sehari/hari berhubungan

dengan n(eri pada luka pasca operasi.

3. "isiko terjadin(a infeksi berhubungan dengn in'asi mikroorganisme ke

dalam luka operasi

Sedangkan lima diagnosa keperawatan (ang penulis tidak munculkan

(aitu

Pra "perasi

1. "isiko tinggi terjadin(a komplikasi perforasi4ruptur pada apendiks

 berhubungan dengan proses infeksi (ang berlanjut.

+iagnosa ini tidak penulis munculkan karena data (ang paling

mendukung ditegakkann(a diagnosa ini tidak ditemukan pada klien Tn. J

(aitu distensi abdomen disertai tampak kemerahan di kulit abdomen,

5

Page 4: BAB IV

7/17/2019 BAB IV

http://slidepdf.com/reader/full/bab-iv-568cb5d0405b3 4/14

demam (ang sangat tinggi, bising usus menurun dan penurunan

kesadaran. Sedangkan pada klien Tn. J tidak ditemukan data/data tersebut

karena tidak terjadi distensi abdomen, warna kulit abdomen hitam

kecoklatan, suhu masih dalam batas normal (aitu 3,06, bising usus ada

(aitu 7 -4menit dan kesadaran composmentis.

2. "isiko tinggi terhadap kekurangan 'olume cairan berhubungan dengan

 peningkatan output melalui muntah, menurunn(a intake cairan.

+iagnosa ini tidak ditegakkan karena tidak ada data (ang sangat

mendukung. &eberapa data (ang sangat mendukung diagnosa ini adalah

turgor kulit tidak elastis, mukosa bibir kering, adan(a muntah dan

 pengeluaran urine (ang sangat sedikit )830 cc4jam*. Sedangkan pada Tn.J

tidak ditemukan data/data tersebut dan klien dipuasakan pra operasi.

3. Ansietas4takut berhubungan dengan pembedahan, kehilangan kontrol,

hasil (ang tak dapat diperkirakan dan ketidakcukupan pengetahuan

tentang rutinitas pra operasi, latihan dan akti'itas pasca operasi dan

 perubahan serta sensasi pasca operasi.

+iagnosa ini tidak dimunculkan karena pada Tn.J tidak ditemukan data/

data (ang sangat mendukung. &eberapa data (ang bisa mendukung

diagnosa ini seperti pengungkapan tentang tidak menerima perubahan

status kesehatan, ketidak(akinan dan kurangn(a pemikiran (ang

 berorientasi pada masa depan. Sedangkan Tn.J justru mengatakan (akin

 bahwa tindakan operasi adalah satu/satun(a jalan untuk kesembuhan

!0

Page 5: BAB IV

7/17/2019 BAB IV

http://slidepdf.com/reader/full/bab-iv-568cb5d0405b3 5/14

 pen(akitn(a, selain itu data/data (ang disebutkan di atas tidak ditemukan

sehingga penulis tidak mengangkat diagnosa tersebut.

Pas#a "perasi

7. "isiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

 berhubungan dengan efek tindakan pengistirahatan saluran cerna akibat

 post narkose umum, anore-ia, peningkatan kebutuhan protein dna 'itamin

untuk pen(embuhan luka.

+iagnosa ini tidak ditegakkan karena tidak ditemukan data/data (ang

sangat mendukung. &eberapa data (ang bisa mendukung diagnosa ini

adalah penurunan berat badan, kehilangan massa otot4tonus otot buruk,

mengeluh gangguan sensasi pengecap, keengganan untuk makan dan

kurang tertarik pada makanan. Sedangkan pada klien Tn. J masih

dipuasakan pasca operasi apendiktomi dan ketika klien sudah

diperbolehkan untuk makan sedikit demi sedikit, klien Tn. J

menghabiskan satu porsi bubur saring (ang disediakan.

. "isiko terhadap perubahan frekuensi pernapasan berhubungan dengan

immobilitas sekunder terhadap status pasca anestesia dan n(eri.

+iagnosa ini tidak penulis tegakkan karena operasi apendiktomi pada

Tn.J dilakukan pada malam hari tanggal 22 September 200 jam 23.00

9:&, sedangkan penulis mendapatkan data pasca operasi pada tanggal 23

September 200 jam 13.00 9:&. Pada waktu dilakukan pengkajian,

kesadaran klien sudah composmentis, tidak terdapat sekret di mulut, tidak 

!1

Page 6: BAB IV

7/17/2019 BAB IV

http://slidepdf.com/reader/full/bab-iv-568cb5d0405b3 6/14

terdapat mual dan muntah, pernapasan 1-4menit, nadi 5-4menit dan

tekanan darah 13040 mm;g.

Selanjutn(a penulis akan membahas satu/persatu diagnosa beserta

inter'ensi, implementasi dan e'aluasi keperawatan (ang ditemukan dengan

membandingkan teori (ang telah ada dan mengidentifikasi faktor penghambat

dan pendukung dalam melaksanakan asuhan keperawatan serta solusin(a.

Pra "perasi $%anggal && Septem'er &(()*

1. angguan rasa n(aman n(eri berhubungan dengan peradangan pada

apendiks.

angguan rasa n(aman n(eri adalah suatu keadaan dimana indi'idu

mengalami dan melaporkan adan(a rasa tidak n(aman (ang berat atau

 perasaan tidak men(enangkan )%im, 15575*.

#enurut +oenges untuk menegakkan diagnosa ini harus didukung

oleh adan(a laporan n(eri, wajah mengkerut, otot tegang, perilaku

distraksi dan respons otomatis. &ila dikaitkan pada Tn.J hampir semua

data/data di atas ada seperti klien mengatakan n(eri pada abdomen sebelah

kanan bawah bila dilakukan penekanan dan berjalan, muka klien

mengkerut, wajah klien tampak meringis, tekanan darah 170450 mm;g,

nadi 50-4menit, suhu 3,<6, pernapasan 20 -4menit, hasil pemeriksaan

laboratorium seperti =eukosit 17,5 ribu4>l dan ;aemoglobin 12,! gr4dl.

+iagnosa ini menjadi prioritas utama pada pra operasi karena

gangguan n(eri akan men(ebabkan perubahan ken(amanan (ang

 berpengaruh pada tanda/tanda 'ital dan juga menurunkan nafsu makan

!2

Page 7: BAB IV

7/17/2019 BAB IV

http://slidepdf.com/reader/full/bab-iv-568cb5d0405b3 7/14

(ang akan mengurangi intake makanan, sehingga gi?i berkurang dan

 berdampak buruk bagi kesehatan klien.

:nter'ensi (ang dilakukan mengacu pada inter'ensi (ang

dikemukakan oleh +oenges, (aitu kaji rasa n(eri, catat lokasi dan

karakteristik n(eri, pertahankan istirahat klien dengan posisi telentang atau

semi fowler, biarkan klien melakukan posisi (ang n(aman, berikan

akti'itas hiburan, kaji perubahan tanda/tanda 'ital, berikan kompres es

 pada daerah (ang sakit, puasakan klien jika diagnosa apendiks sudah jelas,

ajarkan teknik relaksasi, tarik napas dalam dan cara batuk efektif,

kolaborasi pemberian obat analgetik bila klien sudah jelas menderita

apendisitis. Adapun implementasi (ang sudah dilakukan diantaran(a

mengkaji rasa n(eri klien, mencatat lokasi dan karakteristik n(eri serta

mengatur posisi istirahat klien dengan posisi semi fowler atau posisi (ang

n(aman bagi klien.

Pada e'aluasi akhir tanggal 22 September 200 jam 20.00 9:&,

masalah gangguan rasa n(aman n(eri belum teratasi karena belum

dilakukan operasi apendiktomi dan klien mengatakan n(eri perut sebelah

kanan bawah masih terasa bila dilakukan penekanan, n(eri dirasakan

seperti ditusuk/tusuk (ang meningkat bila klien berjalan. Skala n(eri 2,

(aitu n(eri hilang timbul (ang men(ebabkan ketidakn(amanan.

Selama memberikan asuhan keperawatan penulis mendapatkan

dukungan dan kerjasama dari klien dan keluarga, sehingga inter'ensi dapat

dilakukan dengan lancar dan tidak ada hambatan (ang penulis temui.

!3

Page 8: BAB IV

7/17/2019 BAB IV

http://slidepdf.com/reader/full/bab-iv-568cb5d0405b3 8/14

Pas#a "perasi $%anggal &+ Septem'er &(()*

. -angguan rasa naman/ neri 'er0u'ungan dengan diskontinuitas

kulit dan jaringan aki'at tindakan operasi.

angguan rasa n(aman n(eri adalah suatu keadaan dimana indi'idu

mengalami dan melaporkan adan(a rasa tidak n(aman (ang berat atau

 perasaan tidak men(enangkan )%im,15575*. angguan n(eri ini bisa

terjadi karena adan(a luka (ang masih basah akibat dilakukann(a

apendiktomi dan terjadin(a peradangan pada luka pasca operasi.

#enurut +oenges untuk menegakkan diagnosa ini harus didukung

dengan data/data diantaran(a laporan n(eri, wajah mengkerut, otot tegang,

 perilaku distraksi dan respons otomatis. &ila dihubungkan pada Tn.J, data/

data tersebut ada seperti klien mengeluh n(eri pada luka bekas operasi,

klien mengatakan n(eri apabila luka bekas operasi tersebut ditekan atau

mau berakti'itas, klien menjalani tindakan operasi apendiktomi di daerah

 perut bagian kanan bawah, luka insisi bekas apendiktomi (ang masih

 basah panjangn(a @ cm, klien han(a berbaring di tempat tidur, wajah

klien tampak meringis menahan sakit dan tanda/tanda 'ital seperti tekanan

darah 13040 mm;g dan nadi 5 -4menit.

+iagnosa ini menjadi prioritas utama pada pasca operasi karena

n(eri akan men(ebabkan perubahan ken(amanan, perubahan tanda 'ital

dan menurunkan nafsu makan sehingga akan berisiko mengalami

kekurangan nutrisi dan penurunan pemasukkan 'itamin. +imana 'itamin

itu sendiri berfungsi untuk mempercepat kesembuhan.

!7

Page 9: BAB IV

7/17/2019 BAB IV

http://slidepdf.com/reader/full/bab-iv-568cb5d0405b3 9/14

:nter'ensi (ang dilakukan mengacu pada inter'ensi (ang

dikemukakan oleh +oenges, 6arpenito dan 6arolus, (aitu kaji rasa

n(eri4karakteristik n(eri dan skala n(eri, kaji tanda/tanda 'ital, bimbing

dan ajarkan teknik relaksasi, napas dalam dan batuk efektif, berikan posisi

(ang n(aman sesuai keinginan klien dan kolaborasi dengan dokter tentang

terapi untuk mengatasi n(eri, (aitu injeksi %etorolac 1 Ampul4:#4 jam

sebagai analgetik atau penghilang rasa n(eri. Adapun implementasi (ang

telah dilakukan diantaran(a mengkaji karakteristik n(eri (ang dirasakan

klien, mengkaji tanda/tanda 'ital tekanan darah, suhu, nadi, pernapasan,

menganjurkan dan mengajarkan teknik relaksasi dengan teknik pernapasan

dalam dan posisi tidur (ang tenang dengan posisi semi fowler,

memberikan analgetik injeksi %etorolac 1 Ampul41#4 jam sesuai dengan

therap( dokter.

Pada pelaksanaan e'aluasi akhir tanggal 2 September 200,

masalah gangguan rasa n(aman n(eri teratasi karena klien mengatakan

tidak merasakan n(eri atau n(eri hilang walaupun kaki klien digerakkan

atau ketika klien mencoba mengubah posisi istirahatn(a )skala n(eri 0,

(aitu klien tidak men(atakan adan(a n(eri atau n(eri hilang*. Tekanan

darah 12040 mm;g, suhu 3,06, nadi -4menit dan pernapasan 1

-4menit. %lien tampak tenang beristirahat dalam posisi semi fowler.

Pada pelaksanaan inter'ensi berjalan dengan lancar, karena adan(a

kerjasama dari klien dan perawat ruangan, sehingga tidak ditemukan faktor 

!

Page 10: BAB IV

7/17/2019 BAB IV

http://slidepdf.com/reader/full/bab-iv-568cb5d0405b3 10/14

 penghambat (ang berarti. Sedangkan faktor pendukung dalam mengatasi

masalah ini adalah adan(a kerjasama (ang baik dari keluarga klien.

&. -angguan pemenu0an ke'utu0an aktivitas se0ari10ari

'er0u'ungan dengan neri pada luka pas#a operasi.

angguan pemenuhan kebutuhan akti'itas adalah suatu keadaan

dimana indi'idu mengalami insufiensi energi fisiologis atau psikologis

untuk melakukan atau melengkapi akti'itas sehari/hari (ang dibutuhkan

atau diinginkan )%im, 1552!*.

#enurut 6arpenito untuk menegakkan diagnosa ini harus didukung

oleh data/data, (aitu penurunan kemampuan untuk berakti'itas,

keterbatasan rentang gerak, pembatasan pergerakan (ang dipaksakan,

enggan untuk bergerak. Tern(ata pada Tn.J ditemukan data/data (ang

mendukung (aitu klien mengatakan badann(a terasa lemas, klien

mengatakan takut untuk melakukan akti'itas karena baru saja dilakukan

operasi apendiktomi, klien mengatakan n(eri pada luka bekas operasi

apabila mau berakti'itas. %lien tampak lemah dan han(a berbaring di

tempat tidur, akti'itas klien dibantu oleh keluarga dan perawat.

+iagnosa ini menjadi prioritas kedua, karena akti'itas berguna

untuk mengatur pergerakan tubuh untuk memenuhi kebutuhan sehari/hari.

:nter'ensi (ang dilakukan mengacu pada inter'ensi (ang

dikemukakan oleh 6arpenito dan 6arolus, (aitu anjurkan klien untuk 

melaksanakan akti'itas (ang dapat dilakukan sendiri oleh klien, bimbing

!!

Page 11: BAB IV

7/17/2019 BAB IV

http://slidepdf.com/reader/full/bab-iv-568cb5d0405b3 11/14

dan ajarkan klien mobilisasi dini seperti miring kanan dan miring kiri,

membantu klien mengubah posisi dari baring ke duduk atau dari duduk ke

 berdiri dan berjalan, jelaskan manfaat dari melakukan akti'itas dan tujuan

(ang diharapkan dari akti'itas (ang dilakukan, bantu klien memenuhi

kebutuhan akti'itasn(a serta libatkan keluarga dalam memenuhi kebutuhan

akti'itas klien. :mplementasi (ang sudah dilakukan diantaran(a,

menganjurkan klien untuk melakukan akti'itas berupa penggerakan ringan

(ang tidak berisiko terhadap luka bekas operasi, mengajarkan dan

membantu klien mobilisasi dini dengan bantuan keluarga dan perawat

misaln(a miring kanan dan miring kiri secara bertahap, menjelaskan

manfaat dari melakukan akti'itas dan tujuan (ang diharapkan dari akti'itas

(ang dilakukan agar klien tidak merasa kaku dan untuk melancarkan

 peredaran darah, memandikan klien serta melibatkan keluarga dalam

memenuhi kebutuhan akti'itas klien.

Pada e'aluasi akhir tanggal 2! September 200, masalah gangguan

 pemenuhan kebutuhan akti'itas sehari/hari teratasi sebagian karena klien

 belum bisa berakti'itas secara mandiri. Pada pelaksanaan inter'ensi,

 penulis mendapatkan faktor penghambat (aitu keterbatasan tenaga

 perawat ruangan. $ntuk itu, solusi (ang terbaik adalah melibatkan

 partisipasi keluarga klien dalam pemenuhan kebutuhan akti'itas sehari/

hari klien. Sedangkan faktor pendukung (aitu adan(a kemauan dari klien

untuk melakukan akti'itas.

!

Page 12: BAB IV

7/17/2019 BAB IV

http://slidepdf.com/reader/full/bab-iv-568cb5d0405b3 12/14

+. 2isiko terjadina in3eksi 'er0u'ungan dengan invasi

mikroorganisme ke dalam luka operasi.

"isiko terjadin(a infeksi adalah suatu keadaan dimana indi'idu

mengalami peningkatan risiko untuk terserang oleh bakteri patogen )%im,

15525*.

#enurut +oenges diagnosa ini dapat ditegakkan apabila terdapat

data/data (aitu perubahan tanda/tanda 'ital, adan(a demam, menggigil,

 berkeringat, perubahan mental dan n(eri abdomen. &ila dikaitkan pada

Tn.J, data/data tersebut ada seperti tekanan darah 13040 mm;g, suhu

3,06, klien mengatakan tubuhn(a terasa panas dan sering mengeluarkan

keringat, wajah klien tampak pucat, klien tidak menggunakan pakaian,

tubuhn(a han(a ditutupi dengan kain saja, sprei (ang digunakan klien

terlihat sudah agak kotor dan terdapat luka insisi bekas operasi

apendiktomi di kuadran kanan bawah abdomen, panjangn(a @ cm (ang

masih basah.

+iagnosa ini menjadi prioritas ketiga karena risiko infeksi bila

terjadi akan memperlambat proses pen(embuhan luka dan menimbulkan

komplikasi (ang berlanjut.

:nter'ensi (ang dilakukan mengacu pada inter'ensi (ang

dikemukakan oleh +oenges, 6arpenito dan 6arolus, (aitu ganti sprei dan

 pakaian kotor serta potong kuku klien lalu bersihkan, lakukan perawatan

luka )ganti 'erband* mulai hari ke/3 selanjutn(a setiap hari dengan teknik 

aseptik dan antiseptik, obser'asi dan catat perubahan tanda/tanda 'ital dan

!

Page 13: BAB IV

7/17/2019 BAB IV

http://slidepdf.com/reader/full/bab-iv-568cb5d0405b3 13/14

tanda/tanda infeksi disekitar luka bekas operasi, kolaborasi dengan dokter 

dalam pemberian obat/obatan antibiotik dan anti'irus, bantu irigasi dan

drainase bila diindikasikan, berikan penjelasan tentang prosedur perawatan

luka pasca operasi (ang benar dengan menggunakan bahasa (ang mudah

dipahami. Adapun implementasi (ang telah dilakukan diantaran(a

mengganti sprei dan pakaian kotor klien serta memotong kuku klien dan

membersihkann(a. #engkaji perubahan tanda/tanda 'ital, mengobser'asi

tanda/tanda infeksi disekitar luka bekas operasi. #emberikan obat/obatan

antibiotik dan anti'irus sesuai dengan therap( dokter (aitu injeksi

entamicin 0 mg4:4 12 jam, 6efota-ime 1 gr4:412 jam, masukkan

Trichoda?ol infus4:4 jam. #elakukan perawatan luka )ganti 'erband*

mulai hari ke/3 selanjutn(a setiap hari dengan teknik aseptik dan antiseptik 

dan melepaskan drainase (ang terpasang pada luka bekas operasi.

#emberikan penjelasan tentang prosedur perawatan luka pasca operasi

(ang benar untuk perawatan di rumah, dengan menggunakan bahasa (ang

mudah dipahami oleh klien dan keluarga.

Pada e'aluasi akhir tanggal 2! September 200, masalah risiko

terjadin(a infeksi teratasi karena luka bekas operasi tampak bersih dan

tidak terdapat tanda/tanda infeksi disekitar luka.

Pada pelaksanaan inter'ensi berjalan lancar, tetapi penulis

mendapatkan faktor penghambat (aitu keterbatasan persediaan alat tenun

dan alat instrumen steril untuk perawatan luka (ang ada diruangan. Solusi

(ang terbaik adalah perlun(a persediaan alat tenun dan alat instrumen

!5

Page 14: BAB IV

7/17/2019 BAB IV

http://slidepdf.com/reader/full/bab-iv-568cb5d0405b3 14/14

steril untuk perawatan luka dengan jumlah (ang lebih sesuai dengan

kebutuhan klien supa(a tindakan (ang ingin dilakukan dapat berjalan

sesuai dengan waktu (ang direncanakan. Sedangkan faktor pendukungn(a

(aitu adan(a kerjasama (ang baik antara keluarga klien dengan perawat.

0