bab iv

30
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran umum lokasi penelitian SMK Negeri 2 Bungoro Kabupaten Pangkep berdiri pada tanggal 26 April 1974 dengan menyandang status negeri, beralamat di jalan Tonasa II Bungoro. Desa Samalewa, Kecamatan Bungoro, Kabupaten Pangkep Sulawesi Selatan. Kepala sekolah yang memimpin sekolah ini mulai awal berdiri sampai sekarang adalah a. Ny. S. R. Noor Salam (1974 1990) b. Dra. Rukiyah Yusuf (1991 2000) c. Drs. Suyatman (2000 - Sekarang) SMK Negeri 2 Bungoro merupakan sebuah lembaga pendidikan yang memiliki visi dan misi yang dijadikan landasan dalam mengelolah dan memajukan organisasi sebagaimana lembaga/organisasi lainnya. Adapun visi dan misi SMK Negeri 2 Bungoro dijabarkan sebagai berikut: Visi SMK Negeri 2 Bungoro sebagai pusat pendidikan dan pelatihan yang Menghasilkan tamatan yang unggul, kreatif, inovatif serta memiliki iman dan taqwa. Sedangkan misi SMK Negeri 2 Bungoro Kabupaten Pangkep adalah a. Mengembangkan hubungan kerja sama dengan masyarakat dan dunia usaha industri. b. Meningkatkan kualitas dan kuantitas tenaga kependidikan. c. Mengembangkan program dan sistem manajerial diklat. 50

Upload: chiaap08

Post on 02-Jan-2016

33 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

50

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran umum lokasi penelitian

SMK Negeri 2 Bungoro Kabupaten Pangkep berdiri pada tanggal 26 April

1974 dengan menyandang status negeri, beralamat di jalan Tonasa II Bungoro.

Desa Samalewa, Kecamatan Bungoro, Kabupaten Pangkep Sulawesi Selatan.

Kepala sekolah yang memimpin sekolah ini mulai awal berdiri sampai sekarang

adalah

a. Ny. S. R. Noor Salam (1974 – 1990)

b. Dra. Rukiyah Yusuf (1991 – 2000)

c. Drs. Suyatman (2000 - Sekarang)

SMK Negeri 2 Bungoro merupakan sebuah lembaga pendidikan yang

memiliki visi dan misi yang dijadikan landasan dalam mengelolah dan

memajukan organisasi sebagaimana lembaga/organisasi lainnya. Adapun visi dan

misi SMK Negeri 2 Bungoro dijabarkan sebagai berikut:

Visi SMK Negeri 2 Bungoro sebagai pusat pendidikan dan pelatihan yang

Menghasilkan tamatan yang unggul, kreatif, inovatif serta memiliki iman dan

taqwa. Sedangkan misi SMK Negeri 2 Bungoro Kabupaten Pangkep adalah

a. Mengembangkan hubungan kerja sama dengan masyarakat dan dunia

usaha industri.

b. Meningkatkan kualitas dan kuantitas tenaga kependidikan.

c. Mengembangkan program dan sistem manajerial diklat.

50

51

d. Mengembangkan sarana dan pasilitas pendukung diklat.

e. Melaksanakan diklat yang berkualitas.

Profil kepala sekolah SMK Negeri 2 Bungoro Kabupaten Pangkep yang

menjabat pada tahun 2000 sampai sekarang, dapat dipaparkan sebagai berikut:

a. Nama : Drs. Suyatman

b. Pangkat/Gol/Ruang : Pembina Tk. I, IV b

c. Tempat Tgl. Lahir : Semarang, 12 Desember 1960

d. Pendidikan Terakhir : S1/Akta IV

e. Alamat : Taman Sudiang Indah Blik B5/5 Makassar

f. Pendidikan dan pelatihan : 1. Pengelolaan sekolah.

: 2. Pengelolaan adm. Pendidikan.

: 3. The best practices in edukator.

: 4. Pengelolah sekolah.

: 5. Pembina OSIS/fillateli.

: 6. Sekolah standar nasional.

: 7. Asesor.

: 8. Pengelolah SMK.

: 9. Sosialisasi kurikulum SMK edisi 2004.

2. Penyajian data

Data yang disajikan dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dari

angket atau kuesioner yakni berupa daftar pertanyaan yang terkait kedua variabel

yang diteliti yaitu variabel gaya kepemimpinan situasional kepala sekolah dan

52

variabel kinerja guru pada SMK Negeri 2 Bungoro Kabupaten Pangkep, di mana

setiap responden mempunyai total skor masing-masing pada kedua variabel yang

dimaksud. Selanjutnya, dalam hal pengujian hipotesis, maka dilakukan uji

kuantitatif dengan rumus-rumus statistik yang dianggap relevan yang bertujuan

untuk mengetahui seberapa besar tingkat pengaruh variabel (X) terhadap variabel

(Y) sebagaimana hasil perhitungan di bawah ini.

a. Analisis statistik deskriptif

Untuk memperoleh gambaran gaya kepemimpinan situasional kepala

sekolah dan kinerja guru pada SMK Negeri 2 Bungoro Kabupaten Pangkep, maka

kedua variabel dibuatkan tabel frekuensi dan persentase.

1) Deskripsi gaya kepemimpinan situasional kepala sekolah (X)

Analisis deskriptif dimaksudkan untuk mengetahui intensitas penerapan

gaya kepemimpinan situasional kepala sekolah dan tingkat kinerja guru yang

mengajar di sekolah tersebut. Data yang disajikan dalam penelitian ini adalah data

yang diperoleh dari angket atau kuesioner yakni berupa daftar pertanyaan yang

terkait kedua variabel yang diteliti yang telah dinyatakan valid dan reliabel.

Variabel gaya kepemimpinan situasional terdiri dari tiga indikator yaitu orientasi

pada tugas, orientasi pada bawahan, wewenang dan tanggung jawab. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat kisi-kisi instrumen pada lampiran.

Indikator orientasi pada tugas terdiri dari empat pertanyaan yaitu nomor 3,

6, 9 dan 11. Tanggapan responden mengenai indikator ini dapat diihat pada tabel

di bawah ini:

53

Tabel 2. Kepala Sekolah Memberikan Tugas Sesuai dengan Kompetensi Guru.

Pilihan Kategori Jawaban Frekuensi Persentase

A Sangat sesuai 9 17,65

B Sesuai 32 62,74

C Kurang sesuai 10 19.61

D Tidak sesuai 0 0

Total

51 100

Sumber: Hasil Olah Data Angket No. 3 variabel X

Berdasarkan tabel 2, dari 51 responden yang tersebar dalam empat (4)

kategori jawaban, responden terbanyak sebesar 62,74 persen atau 32 responden

memberikan jawaban dengan kategori sesuai. Hal ini menggambarkan bahwa

tugas yang diberikan oleh kepala sekolah SMK Negeri 2 Bungoro telah sesuai

dengan kompetensi yang dimiliki oleh para guru. Hasil pengamatan peneliti di

lapangan sama dengan pemaparan di atas bahwa secara umum pemberian tugas

yang dilakukan oleh kepala sekolah terhadap para guru sudah sesuai dengan

kompetensi guru. Akan tetapi, ada beberapa guru yang melaksanakan pekerjaan

kurang sesuai dengan kompetensi dan latar belakang yang dimilikinya.

Tabel 3. Kepala Sekolah Memberikan Perintah dengan Jelas Kepada Para Guru

dalam Penyampaian Tugas di Sekolah.

Pilihan Kategori Jawaban Frekuensi Persentase

A Sangat jelas 23 45,10

B Jelas 24 47,06

C Kurang jelas 4 7,84

D Tidak jelas 0 0

Total

51 100

Sumber: Hasil Olah Data Angket No. 6 variabel X

54

Berdasarkan tabel 3, dari 51 responden yang tersebar dalam empat (4)

kategori jawaban, responden terbanyak sebesar 47,06 persen atau 24 responden

memberikan jawaban dengan kategori sesuai. Hal ini menggambarkan bahwa

kepala sekolah SMK Negeri 2 Bungoro memberikan perintah dengan jelas kepada

para guru. Hasil pengamatan peneliti dilapangan sesuai dengan pemaparan di atas,

akan tetapi sebagian kecil tenaga pendidik mengabaikan perintah tersebut.

Tabel 4. Kepala Sekolah Memberikan Bimbingan dalam Mengerjakan Tugas

Sekolah Kepada Para Guru yang Kurang Terampil.

Pilihan Kategori Jawaban Frekuensi Persentase

A Selalu 13 25,49

B Sering 24 47,06

C Kadang-kadang 13 25,49

D Tidak pernah 1 1,96

Total

51 100

Sumber: Hasil Olah Data Angket No. 9 variabel X

Berdasarkan tabel 4, dari 51 responden yang tersebar dalam empat (4)

kategori jawaban, responden terbanyak sebesar 47,06 persen atau 24 responden

memberikan jawaban dengan kategori sering. Hal ini menggambarkan bahwa

kepala sekolah SMK Negeri 2 Bungoro sering memberikan bimbingan dalam hal

mengerjakan tugas pada para guru yang kurang terampil. Bimbingan yang

dilakukan kepala sekolah kepada guru yang kurang terampil sebagian besar terkait

dengan pembuatan perangkat pembelajaran. Sebagian besar guru baru atau guru

yang baru lulus menjadi calon pegawai negeri sipil (CPNS) yang mendapat

bimbingan, dan guru yang lain kadang-kadang atau bahkan tidak pernah

mendapatkan bimbingan dari kepala sekolah dalam hal mengerjakan tugas.

55

Tabel 5. Kepala Sekolah Melakukan Pengawasan terhadap Pelaksanaan Tugas

yang Dilakukan oleh Para Guru.

Pilihan Kategori Jawaban Frekuensi Persentase

A Selalu 16 31,37

B Sering 22 43,14

C Kadang-kadang 13 25,49

D Tidak pernah 0 0

Total

51 100

Sumber: Hasil Olah Data Angket No. 11 variabel X

Berdasarkan tabel 5, dari 51 responden yang tersebar dalam empat (4)

kategori jawaban, responden terbanyak sebesar 43,14 persen atau 22 responden

memberikan jawaban dengan kategori sering. Hal ini menggambarkan bahwa

kepala sekolah SMK Negeri 2 Bungoro sering melakukan pengawasan terhadap

pelaksanaan tugas yang dilakukan oleh para guru. Pengawasan yang dilakukan

kepala sekolah terkait dengan pelaksanaan tugas guru mengajar di kelas,

pelaksanaan tugas guru dalam menyiapkan perangkat pembelajaran, dan

kehadiran guru dalam memberikan pembelajaran di kelas. Guru yang sudah

terampil dan sudah lama mengabdi (senior) di sekolah ini diberikan kepercayaan

oleh kepala sekolah dalam menjalankan tugasnya sehingga intensitas pengawasan

kepala sekolah terhadapnya cukup rendah, akan tetapi guru-guru yang baru

bergabung dengan sekolah ini selalu mendapat pengawasan dari kepala sekolah

dan guru-guru yang dianggap sudah mampu melaksanakan pekerjaan tapi belum

dipercaya sepenuhnya sering mendapat pengawasan dari kepala sekolah.

56

Indikator orientasi pada bawahan terdiri dari empat pertanyaan yaitu

nomor 1, 4, 7 dan 10. Tanggapan responden mengenai indikator ini dapat diihat

pada tabel di bawah ini:

Tabel 6. Kepala Sekolah Memberikan Kesempatan Kepada Guru untuk

Mendiskusikan Masalah yang dihadapi dalam bekerja.

Pilihan Kategori Jawaban Frekuensi Persentase

A Selalu 18 35,29

B Sering 23 45,10

C Kadang-kadang 9 17,65

D Tidak pernah 1 1,96

Total

51 100

Sumber: Hasil Olah Data Angket No. 1 variabel X

Berdasarkan tabel 6, dari 51 responden yang tersebar dalam empat (4)

kategori jawaban, responden terbanyak sebesar 45,10 persen atau 23 responden

memberikan jawaban dengan kategori sering. Hal ini menggambarkan bahwa

kepala sekolah SMK Negeri 2 Bungoro sering memberikan kesempatan kepada

guru untuk mendiskusikan masalah yang dihadapi dalam bekerja. Tidak semua

guru mendapat kesempatan untuk mendiskusikan permasalah yang dihadapinya,

karena kepala sekolah memiliki kegiatan lain yang harus dikerjakan. Beberapa

guru selalu mendapat kesempatan ini karena kepala sekolah tidak mempunyai

kegiatan dan beberapa guru terkadang mendiskusikan masalah yang dihadapinya

pada waktu kepala sekolah memiliki waktu senggang. Sementara itu, ada guru

yang bahkan tidak memiliki kesempatan mendiskusikan masalah yang

dihadapinya dalam bekerja karena merasa tidak perlu mendiskusikan masalah

tersebut dengan kepala sekolah, guru tersebut akan mencari jalan keluar sendiri.

57

Tabel 7. Kepala Sekolah Berperilaku sebagai Sahabat terhadap Para Guru.

Pilihan Kategori Jawaban Frekuensi Persentase

A Selalu 23 45,10

B Sering 20 39,21

C Kadang-kadang 8 15,69

D Tidak pernah 0 1,96

Total

51 100

Sumber: Hasil Olah Data Angket No. 4 variabel X

Berdasarkan tabel 7, dari 51 responden yang tersebar dalam empat (4)

kategori jawaban, responden terbanyak sebesar 45,10 persen atau 23 responden

memberikan jawaban dengan kategori Selalu. Hal ini menggambarkan bahwa

kepala sekolah SMK Negeri 2 Bungoro selalu berperilaku seperti sahabat terhadap

para guru. Berdasarkan pengamatan peneliti dilapangan, kepala sekolah

berperilaku sebagai sahabat pada waktu kepala sekolah mengerjakan dan

mendiskusikan suatu pekerjaan, dan kepala sekolah berperilaku selayaknya

seorang pemimpin pada saat memberikan tugas guru kepada guru yang sering

membankang tapi terkadang kepala sekolah berperilaku seperti rekan kerja atau

sahabat.

Tabel 8. Komunikasi Dua Arah Terjalin antara Kepala Sekolah dengan Para

Guru pada Setiap Kesempatan dalam Suatu Rapat.

Pilihan Kategori Jawaban Frekuensi Persentase

A Selalu 28 54,90

B Sering 17 33,33

C Kadang-kadang 6 11,77

D Tidak pernah 0 0

Total

51 100

Sumber: Hasil Olah Data Angket No. 7 variabel X

58

Berdasarkan tabel 8, dari 51 responden yang tersebar dalam empat (4)

kategori jawaban, responden terbanyak sebesar 54,90 persen atau 28 responden

memberikan jawaban dengan kategori Selalu. Hal ini menggambarkan bahwa

komunikasi dua arah selalu terjalin antara kepala sekolah SMK Negeri Bungoro

dengan para guru. Komunikasi yang terjalin dengan baik antara kepala sekolah

dengan guru memudahkan proses pengambilan keputusan dalam suatu rapat

karena penyampaian informasi yang dilakukan kepala sekolah segera mendapat

tanggapan dari para guru baik itu berupa saran maupun sanggahan sehingga

kepala sekolah dapat segera mencari jalan keluar dan menetapkan keputusan yang

terbaik untuk semua pihak.

Tabel 9. Dalam Rapat Pengambilan Keputusan, Kepala Sekolah Menerima

Saran atau Ide dari Para Guru.

Pilihan Kategori Jawaban Frekuensi Persentase

A Selalu 20 39,21

B Sering 24 47,06

C Kadang-kadang 7 13,73

D Tidak pernah 0 0

Total

51 100

Sumber: Hasil Olah Data Angket No. 10 variabel X

Berdasarkan tabel 9, dari 51 responden yang tersebar dalam empat (4)

kategori jawaban, responden terbanyak sebesar 47,06 persen atau 24 responden

memberikan jawaban dengan kategori Sering. Hal ini menggambarkan bahwa

dalam suatu rapat pengambilan keputusan, kepala sekolah SMK Negeri Bungoro

sering menerima saran dari para guru. Pada waktu-waktu tertentu, kepala sekolah

59

tidak meminta masukan dan hanya langsung mengambil keputusan terhadap

permasalahan yang didiskusikan.

Indikator wewenang dan tanggung jawab terdiri dari tiga pertanyaan yaitu

nomor 2, 5, dan 8. Tanggapan responden mengenai indikator ini dapat diihat pada

tabel di bawah ini:

Tabel 10. Kepala Sekolah Melibatkan Guru dalam Setiap Proses Pengambilan

Keputusan Bersama dalam Rapat.

Pilihan Kategori Jawaban Frekuensi Persentase

A Selalu 21 41,18

B Sering 25 49,02

C Kadang-kadang 5 9,80

D Tidak pernah 0 0

Total

51 100

Sumber: Hasil Olah Data Angket No. 2 variabel X

Berdasarkan tabel 10, dari 51 responden yang tersebar dalam empat (4)

kategori jawaban, responden terbanyak sebesar 49,02 persen atau 25 responden

memberikan jawaban dengan kategori Sering. Hal ini menggambarkan bahwa

kepala sekolah sering melibatkan guru dalam setiap proses pengambilan

keputusan bersama dalam rapat. Guru yang sering dilibatkan dalam pengambilan

keputusan pada umumnya adalah guru-guru senior dan guru-guru baru hanya

dilibatkan pada waktu-waktu tertentu saja.

60

Tabel 11. Kepala Sekolah Mengambil Keputusan Sesuai dengan Hasil Rapat

dengan Guru-Guru.

Pilihan Kategori Jawaban Frekuensi Persentase

A Selalu 19 37,26

B Sering 29 56,86

C Kadang-kadang 3 5,88

D Tidak pernah 0 0

Total

51 100

Sumber: Hasil Olah Data Angket No. 5 variabel X

Berdasarkan tabel 5, dari 51 responden yang tersebar dalam empat (4)

kategori jawaban, responden terbanyak 29 responden atau 56,86 memberikan

jawaban dengan kategori Sering. Hal ini menggambarkan bahwa kepala sekolah

sering mengambil keputusan sesuai dengan hasil rapat dengan guru. Pertimbangan

kepala sekolah melibatkan guru dalam pengambilan keputusan karena mereka

(tenaga pendidik) berhubungan langsung dengan pelaksanaan hasil keputusan

yang akan diambil. Misalnya dalam rapat kenaikan kelas, guru merupakan orang

paling mengerti tentang keadaan siswa.

Tabel 12. Kepala Sekolah Melimpahkan Wewenang Sepenuhnya Kepada Guru

Terkait dengan Tugas Membimbing Siswa.

Pilihan Kategori Jawaban Frekuensi Persentase

A Selalu 35 68,63

B Sering 14 24,45

C Kadang-kadang 2 3,92

D Tidak pernah 0 0

Total

51 100

Sumber: Hasil Olah Data Angket No. 8 variabel X

61

Berdasarkan tabel 12, dari 51 responden yang tersebar dalam empat (4)

kategori jawaban, responden terbanyak 29 responden atau 56,86 memberikan

jawaban dengan kategori Sering. Hal ini menggambarkan bahwa kepala sekolah

sering mengambil keputusan sesuai dengan hasil rapat dengan guru. Pertimbangan

kepala sekolah melibatkan guru dalam pengambilan keputusan karena mereka

(tenaga pendidik) berhubungan langsung dengan pelaksanaan hasil keputusan

yang akan diambil. Misalnya dalam rapat kenaikan kelas, guru merupakan orang

paling mengerti tentang keadaan siswa.

Nilai atau persentase untuk setiap indikator diperoleh dengan menghitung

hasil penelitian yang diperoleh dari lapangan. Nilai persentase diperoleh dari

hasil bagi antara skor yang didapatkan dengan skor yang diharapkan dikali

seratus. Dimana skor yang diharapkan untuk setiap indikator adalah bobot

tertinggi dikali jumlah pertanyaan dikali jumlah responden. Untuk lebih jelasnya

dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 13. Tingkat Pencapaian Skor Indikator variabel Gaya Kepemimpinan

Situasional Kepala Sekolah.

Indikator Gaya

Kepemimpinan

Jumlah

Item

Skor yang

Dicapai Skor Ideal

Pencapaian

(%)

Orientasi pada Tugas 4 633 816 77,57

Orientasi pada

Bawahan 4 669 816 81,99

Wewenang dan

Tanggung Jawab 3 524 612 85,62

Total 11 1826 2244 81,37

Sumber: hasil Olah Data Angket variabel X

62

Berdasarkan tabel 13, dapat dilihat bahwa nilai ketiga indikator gaya

kepemimpinan situasional yang diterapkan oleh kepala sekolah SMK Negeri 2

Bungoro berbeda-beda. Nilai tertinggi adalah indikator wewenang dan tanggung

jawab dengan nilai 85,62 persen, nilai tertinggi kedua adalah indikator orientasi

pada bawahan dengan nilai 81,99 persen dan nilai terendah adalah orientasi pada

tugas dengan nilai 77,57 persen. Nilai wewenang dan tanggung jawab merupakan

indikator yang tinggi berdasarkan pelimpahan wewenang yang sudah tepat

dilakukan oleh kepala sekolah, begitupun dengan pengambilan keputusan dan

pelibatan guru yang sudah tepat sesuai dengan situasi. Nilai orientasi pada

bawahan lebih tinggi dari nilai orientasi pada tugas, hal ini karena sebagian besar

guru pada sekolah tersebut sudah berpengalam dan mampu mengerjakan tugasnya

secara mandiri. Jadi kepala sekolah hanya perlu menjaga menjaga hubungan baik

dengan tenaga pendidik untuk penunjang pelaksanaan tugas secara maksimal.

Nilai variabel gaya kepemimpinan situasional yang diterapkan oleh kepala

sekolah pada SMK Negeri 2 Bungoro sebesar 81,37, apabila nilai ini

dikonsultasikan dengan kriteria pengukuran yang dikemukakan oleh Arikunto

(2006:246), maka gaya kepemimpinan situasional yang diterapkan oleh kepala

sekolah dalam kategori baik.

63

2) Deskripsi kinerja guru (Y)

Kualifikasi mutu jawaban responden menyangkut kinerja guru pada SMK

Negeri 2 Bungoro Kabupaten Pangkep akan disajikan pada tabel distribusi

frekuensi, dimana indikator variabel ini terdiri dari kualitas kerja, kuantitas kerja,

motivasi kerja, disiplin kerja dan kerja sama. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

kisi-kisi angket pada lampiran.

Indikator kualitas kerja terdiri dari dua pertanyaan yaitu nomor 1 dan 2.

Tanggapan responden mengenai indikator ini dapat dilihat pada tabel di bawah

ini:

Tabel 14. Bapak/Ibu Guru Terampil dalam Mengelolah Pembelajaran di Kelas.

Pilihan Kategori Jawaban Frekuensi Persentase

A Sangat terampil 11 21,57

B Terampil 29 56,86

C Kurang terampil 11 21,57

D Tidak terampil 0 0

Total

51 100

Sumber: Hasil Olah Data Angket No. 1 variabel Y

Berdasarkan tabel 14, dari 51 responden yang tersebar dalam empat (4)

kategori jawaban, responden terbanyak 29 responden atau 56,86 persen

memberikan jawaban dengan kategori terampil. Hal ini menggambarkan bahwa

secara umum guru di SMK Negeri 2 Bungoro terampil dalam mengelola

pembelajaran di kelas, akan tetapi masih ada guru yang kurang terampil terutama

guru-guru yang terbilang baru karena belum memiliki pengalaman dalam

mengelolah kelas sebelumnya.

64

Tabel 15. Bapak/Ibu Guru Menguasai Setiap Materi Pembelajaran yang

Diajarkan.

Pilihan Kategori Jawaban Frekuensi Persentase

A Sangat menguasai 6 11,77

B Menguasai 30 58,82

C Kurang menguasai 14 27,45

D Tidak menguasai 1 1,96

Total

51 100

Sumber: Hasil Olah Data Angket No. 2 variabel Y

Berdasarkan tabel 15 di atas, dari 51 responden yang tersebar dalam empat

(4) kategori jawaban, responden terbanyak 30 responden atau 58,82 persen

memberikan jawaban dengan kategori menguasai. Hal ini menggambarkan bahwa

secara umum guru di SMK Negeri 2 Bungoro menguasai materi pelajaran yang

mereka ajarkan di kelas, beberapa guru kurang menguasai dan bahkan tidak

menguasai materi pelajaran karena kurang belajar dan belum berpengalaman serta

mendapat tugas membawakan mata pelajaran yang tidak sesuai dengan

kompetensinya.

Indikator kuantitas kerja terdiri dari tiga pertanyaan yaitu nomor 3, 4 dan

5. Tanggapan responden mengenai indikator ini dapat dilihat pada tabel berikut:

65

Tabel 16. Siswa Mampu Memahami Materi Pelajaran yang Diajarkan oleh

Bapak/Ibu Guru.

Pilihan Kategori Jawaban Frekuensi Persentase

A Sangat memahami 11 21,57

B Memahami 26 50,98

C Kurang memahami 13 25,49

D Tidak memahami 1 1,96

Total

51 100

Sumber: Hasil Olah Data Angket No. 3 variabel Y

Berdasarkan tabel 16 di atas, dari 51 responden yang tersebar dalam empat

(4) kategori jawaban, responden terbanyak 26 responden atau 50,98 persen

memberikan jawaban dengan kategori memahami. Hal ini menggambarkan bahwa

secara umum siswa SMK Negeri 2 Bungoro memahami materi pelajaran yang

mereka ajarkan oleh bapak/ibu guru. Beberapa siswa yang kurang memahami

materi pelajaran disebabkan oleh beberapa faktor diantara siswa tersebut tidak

memperhatikan disaat guru sedang menjelaskan karena siswa tersebut tidak bisa

fokus (suka bermain), tidak bisa memahami pelajaran karena daya pikir yang

rendah, pelajaran yang diajarkan tidak disukai oleh siswa, cara mengajar guru

yang kurang menarik dan sebagainya.

66

Tabel 17. Siswa Mengerjakan Tugas yang Diberikan oleh Bapak/Ibu Guru dengan

Benar.

Pilihan Kategori Jawaban Frekuensi Persentase

A Selalu mengerjakan 19 37,26

B Sering mengerjakan 20 39,21

C Kadang-kadang 12 23,53

D Tidak mengerjakan 0 0

Total

51 100

Sumber: Hasil Olah Data Angket No. 4 variabel Y

Berdasarkan tabel 17 di atas, dari 51 responden yang tersebar dalam empat

(4) kategori jawaban, responden terbanyak 20 responden atau 39,21 persen

memberikan jawaban dengan kategori sering mengerjakan. Hal ini

menggambarkan bahwa secara umum siswa SMK Negeri 2 Bungoro sering

mengerjakan tugas yang diberikan oleh bapak/ibu guru dengan benar, beberapa

siswa sering salah dalam mengerjakan tugas dan ada siswa yang mengerjakan

pekerjaan sekolah dengan sekedarnya saja, yang penting selesai tanpa

memperdulikan apakah pekerjaannya sudah sesuai atau tidak dengan permintaan

gurunya.

Tabel 18. Bapak/Ibu Guru Melaksanakan Pembelajaran Sesuai dengan RPP.

Pilihan Kategori Jawaban Frekuensi Persentase

A Selalu 28 54,90

B Sering 13 25,49

C Kadang-kadang 10 19,61

D Tidak pernah 0 0

Total

51 100

Sumber: Hasil Olah Data Angket No. 5 variabel Y

67

Berdasarkan tabel 18, dari 51 responden yang tersebar dalam empat (4)

kategori jawaban, responden terbanyak 28 responden atau 54,90 persen

memberikan jawaban dengan kategori selalu. Hal ini menggambarkan bahwa

secara umum bapak/ibu guru di SMK Negeri 2 Bungoro selalu melaksanakan

pembelajaran sesuai dengan RPP dan beberapa guru melaksanakan pembelajaran

tanpa berpedoman pada RPP.

Indikator motivasi terdiri dari dua pertanyaan yaitu nomor 6 dan 7.

Tanggapan responden mengenai indikator ini dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 19. Bapak/Ibu Guru Bersemangat dalam Megelolah Pembelajaran.

Pilihan Kategori Jawaban Frekuensi Persentase

A Sangat bersemangat 22 43,14

B Bersemangat 24 47,06

C Kurang bersemangat 4 7,84

D Tidak bersemangat 1 1,96

Total

51 100

Sumber: Hasil Olah Data Angket No. 6 variabel Y

Berdasarkan tabel 19 di atas, dari 51 responden yang tersebar dalam empat

(4) kategori jawaban, responden terbanyak 24 responden atau 47,06 persen

memberikan jawaban dengan kategori bersemangat. Hal ini menggambarkan

bahwa secara umum bapak/ibu guru di SMK Negeri 2 Bungoro bersemangat

dalam mengelolah pembelajaran, beberapa guru sangat bersemangat dalam

mengelolah pembelajaran karena mencintai pekerjaannya dan mendapatkan

tambahan gaji dari sertifikasi, beberapa lagi kurang bersemangat karena tidak

menyukai pekerjaanya sebagai guru dan memiliki kegiatan lain di luar sekolah.

68

Tabel 20. Bapak/Ibu Guru Menggunakan Metode Pembelajaran yang Bervariasi

Sehingga Siswa Bersemangat dalam Belajar.

Pilihan Kategori Jawaban Frekuensi Persentase

A Selalu 21 41,18

B Sering 17 33,33

C Kadang-kadang 12 23,53

D Tidak pernah 1 1,96

Total

51 100

Sumber: Hasil Olah Data Angket No. 7 variabel Y

Berdasarkan tabel 20 di atas, dari 51 responden yang tersebar dalam empat

(4) kategori jawaban, responden terbanyak 21 responden atau 41,18 persen

memberikan jawaban dengan kategori selalu. Hal ini menggambarkan bahwa

secara umum bapak/ibu guru di SMK Negeri 2 Bungoro selalu menggunakan

metode pembelajaran yang bervariasi sehingga siswa bersemangat dalam belajar,

beberapa guru yang tidak menggunkan metode pembalajaran yang bervariasi

adalah guru yang mengajarkan mata pelajaran praktek.

Indikator motivasi terdiri dari dua pertanyaan yaitu nomor 8 dan 9.

Tanggapan responden mengenai indikator ini dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 21. Bapak/Ibu Guru Datang Ke Sekolah Tepat Waktu.

Pilihan Kategori Jawaban Frekuensi Persentase

A Selalu 21 41,18

B Sering 24 47,06

C Kadang-kadang 6 11,76

D Tidak pernah 0 0

Total

51 100

Sumber: Hasil Olah Data Angket No. 8 variabel Y

69

Berdasarkan tabel 21, dari 51 responden yang tersebar dalam empat (4)

kategori jawaban, responden terbanyak 24 responden atau 47,06 persen

memberikan jawaban dengan kategori sering. Hal ini menggambarkan bahwa

secara umum bapak/ibu guru di SMK Negeri 2 Bungoro sering datang ke sekolah

tepat waktu, beberapa guru yang kadang-kadang tidak tepat waktu datang ke

sekolah karena memiliki kesibukan lain di luar, terlebih dahulu mengantarkan

anak ke sekolah dan sebagainya.

Hasil analisis jawaban responden di atas sama dengan daftar hadir yang

menunjukkan bahwa sebagian besar guru datang ke sekolah tepat waktu yaitu

antara pukul 07.00 – 07.15 WITA, beberapa guru datang ke sekolah pada pukul

07.16 – 07.30.

Tabel 22. Bapak/Ibu Guru Melaksanakan Tes Foematif/ Evaluasi Pembelajaran

Sesuai dengan Jadwal.

Pilihan Kategori Jawaban Frekuensi Persentase

A Selalu 6 11,76

B Sering 33 64,71

C Kadang-kadang 12 23,53

D Tidak pernah 0 0

Total

51 100

Sumber: Hasil Olah Data Angket No. 9 variabel Y

Berdasarkan tabel 22 di atas, dari 51 responden yang tersebar dalam empat

(4) kategori jawaban, responden terbanyak 33 responden atau 64,71 persen

memberikan jawaban dengan kategori sering. Hal ini menggambarkan bahwa

secara umum bapak/ibu guru di SMK Negeri 2 Bungoro melaksanakan tes

formatif atau evaluasi pebelajaran sesuai jadwal, beberapa guru kadang-kadang

70

tidak melaksanakan evaluasi pembelajaran sesuai jadwal karena materi pelajaran

belum tuntas.

Indikator motivasi terdiri dari dua pertanyaan yaitu nomor 10 dan 11.

Tanggapan responden mengenai indikator ini dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 23. Ada Guru Pengganti Apabila Guru Inti Berhalangan Hadir.

Pilihan Kategori Jawaban Frekuensi Persentase

A Selalu 7 13,72

B Sering 22 43,14

C Kadang-kadang 21 41,18

D Tidak pernah 1 1,96

Total

51 100

Sumber: Hasil Olah Data Angket No. 10 variabel Y

Berdasarkan tabel 23 di atas, dari 51 responden yang tersebar dalam empat

(4) kategori jawaban, responden terbanyak 22 responden atau 43,14 persen

memberikan jawaban dengan kategori sering. Hal ini menggambarkan bahwa

secara umum ada guru pengganti apabila guru inti berhalangan hadir, akan tetapi

beberapa guru tidak bisa menggantikan guru lain yang berhalangan hadir karena

mereka sendiri mempunyai tanggung jawab mengajar pada jam dan hari sama.

Tabel 24. Dalam Proses Pembelajaran, Siswa Memperhatikan Materi Pelajaran

yang Bapak/Ibu Guru Ajarkan.

Pilihan Kategori Jawaban Frekuensi Persentase

A Selalu 29 56,86

B Sering 15 29,41

C Kadang-kadang 7 13,72

D Tidak pernah 0 0

Total

51 100

Sumber: Hasil Olah Data Angket No. 11 variabel Y

71

Berdasarkan tabel 24, dari 51 responden yang tersebar dalam empat (4)

kategori jawaban, responden terbanyak 29 responden atau 56,86 persen

memberikan jawaban dengan kategori selalu. Hal ini menggambarkan bahwa

secara umum siswa selalu memperhatikan materi pelajaran yang bapak/ibu guru

ajarkan, beberapa siswa yang kadang- kadang memperhatikan disebabkan oleh

materi pelajaran yang diajarkan oleh bapak/ibu guru kurang menarik.

Untuk lebih jelas mengenai variabel kinerja guru yang terdiri dari lima

indikator dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 25. Tingkat Pencapaian Skor Indikator variabel Kinerja Guru.

Indikator Gaya

Kepemimpinan

Jumlah

Item

Skor yang

Dicapai Skor Ideal

Pencapaian

(%)

Kualita kerja 2 296 408 72,55

Kuantitas kerja 3 480 612 78,43

Motivasi kerja 2 329 408 80,64

Disiplin kerja 2 315 408 77,21

Kerja sama 2 312 408 76,47

Total 11 1732 2244 77,18

Sumber: Hasil Olah Data Angket variabel Y

Berdasarkan tabel 25cx, dapat dilihat bahwa kelima indikator kinerja guru

pada SMK Negeri 2 Bungoro memiliki nilai yang berbeda-beda. Indikator

motivasi kerja merupakan indikator tertinggi pertama dengan nilai 80,64,

kemudian tertinggi kedua indikator kuantitas kerja dengan nilai 78,43, tertinggi

ketiga adalah disiplin kerja dengan nilai 77,21, tertinggi keempat adalah indikator

kerja sama dengan nilai 76,47 dan yang terendah adalah indikator kualitas kerja

dengan nilai 72,55.

72

Nilai indikator motivasi kerja paling tinggi dibandingkan dengan keempat

indikator kinerja guru lainnya, karena adanya guru yang sudah mendapatkan

sertifikasi pendidik dengan tambahan gaji dan keinginan guru untuk mendapatkan

hal yang sama. Nilai kualitas kerja merupakan nilai terendah dari keempat

indikator kinerja guru lainnya ditinjau dari keterampilan dalam mengelolah kelas

dan menguasai materi pelajaran yang masih kurang karena sebagian guru yang

belum berpengalaman dalam melaksanakan tugasnya serta ada beberapa guru

yang mendapat tugas tidak sesuai dengan latar belakang pendidikannya

Nilai variabel kinerja guru di SMK Negeri 2 Bungoro sebesar 77,18.

Apabila nilai ini dikonsultasikan dengan kriteria pengukuran yang dikemukakan

oleh Arikunto (2006:246), maka dapat dikatakan bahwa kinerja guru dalam

kategori baik atau tinggi.

Hasil penelitian di atas relevan dengan hasil wawancara dengan Drs.

Suyatman (Kepala Sekolah SMK Negeri 2 Bungoro Kabupaten Pangkep)

berdasarkan hasil wawancara tanggal 28 April 2012 yang menyatakan bahwa:

“......secara keseluruhan gambaran kinerja bapak/ibu guru di SMK Negeri

2 Bungoro Kabupaten Pangkep termasuk bagus, tetapi ada beberapa guru

yang memiliki kinerja kurang, utamanya pengangkatan baru (guru-guru

yang baru lulus PNS). Mungkin mereka belum bisa menyesuaikan diri

dengan guru-guru senior yang memang memiliki etos dan motivasi kerja

yang tinggi”.

b. Analisis statistik inferensial

1) Uji normalitas dan homogenitas data

Sebelum dilakukan analisis lebih lanjut, terlebih dahulu perlu diketahui

apakah data penelitian ini sudah memenuhi persyaratan penggunaan statistik yang

73

akan digunakan dalam pengujian hipotesis. Pengujian persyaratan analisis untuk

penggunaan statistik adalah data yang diperoleh sekurang-kurangnya terdistribusi

normal.

Uji normalitas data dimaksudkan untuk mengetahui kenormalan data

tentang gaya kepemimpinan situasional kepala sekolah dan kinerja guru di SMK

Negeri 2 Bungoro Pangkep, begitupun dengan uji homogenitas dimaksudkan

untuk mengetahui apakah data penelitian yang diperoleh homogen sehingga dapat

dilanjutkan pada perhitungan statistik yang akan digunakan dalam pengujian

hipotesis. Pengujian normalitas dan homogenitas data dilakukan dengan

menggunakan program IBM SPSS statistics 19 for windows (Chi Square dan

Kormogorov Smirnov).

Tabel 26. Rangkuman Hasil Pengujian Normalitas Data Variabel Gaya

Kepemimpinan Situasional Dan Variabel Kinerja guru.

Variabel X2 hitung X2 tabel Keterangan

X : Gaya Kepemimpinan

Y : Kinerja

13,941

19,412

24,996

28,869

Normal

Normal

Sumber: Hasil Olah Data Angket menggunakan SPSS 19

Berdasarkan tabel 26 pengujian normalitas data di atas, diperoleh nilai X2

hitung variabel gaya kepemimpinan situasional dan variabel kinerja guru lebih

kecil dari nilai X2 tabel sehingga dapat dinyatakan bahwa data variabel gaya

kepemimpinan situasional dan data variabel kinerja guru berdistribusi normal. Hal

ini didukung oleh nilai Signifikan variabel gaya kepemimpinan dan variabel

kinerja guru lebih besar dari nilai α (0,05) sehingga dapat dikatakan bahwa kedua

variabel dalam penelitian ini berdistribusi normal.

74

Tabel 27. Rangkuman Hasil Pengujian Homogenitas Data Variabel Gaya

Kepemimpinan Situasional dan Variabel Kinerja Guru.

Variabel Asymp.Sig Alpha (α) Keterangan

X : Gaya Kepemimpinan

Y : Kinerja

0,062

0,075

0,05

0,05

Normal

Normal

Sumber: Hasil Olah Data Angket menggunakan SPSS 19

Berdasarkan tabel 27 pengujian homogenitas data di atas, nilai asymtote

Signifikan variabel X lebih besar dari nilai alpa (0,062 > 0,05) yang artinya bahwa

data variabel X homogen. Sedangkan nilai asymp. Sig variabel Y lebih besar dari

nilai alpa (0,075 > 0,05) yang artinya bahwa data variabel Y homogen. Jadi data

variabel gaya kepemimpinan situasional kepala sekolah dan data variabel kinerja

guru dinyatakan homogen dan dapat dianalisis dengan menggunakan rumus

statistik untuk menguji hipotesis.

2) Analisis Regresi Sederhana

Untuk menguji hipotesis penelitian digunakan uji statistik inferensial yaitu

uji regresi sederhana (analisis regresi). Hasil perhitungan analisis regresi

sederhana dimaksudkan untuk menguji ada atau tidaknya pengaruh gaya

kepemimpinan situasional kepala sekolah terhadap kinerja guru di SMK Negeri 2

Bungoro Kabupaten Pangkep dengan menggunakan IBM SPSS statistics 19 for

windows.

75

Tabel 28. Ringkasan Hasil Analisis Regresi Linear Sederhana

Variabel Β Fhitung Ftabel Sig.

Konstanta

Gaya Kepemimpinan

19,904

0,393

7,274 4,04

0,000

0,010

α: 0,05 r2: 0, 129

r: 0, 360

Sumber: Hasil Olah Data Angket menggunakan SPSS 19

Berdasarkan tabel 28 di atas, tampak bahwa besarnya nilai koefisien

korelasi (r) adalah sebesar 0,360 dengan koefisien determinasinya adalah r2=

0,129 atau 12,9 persen yang berarti bahwa konstribusi gaya kepemimpinan

situasional kepala sekolah terhadap kinerja guru pada SMK Negeri 2 Bungoro

Kabupaten Pangkep 12,9 persen sedangkan sisanya ditentukan oleh faktor lain

sebesar 87,1 persen.

Berdasarkan tabel di atas diketahui analisis perhitungan persamaan regresi

diperoleh nilai a = 19,904 dan b = 0,393 sehingga persamaan regresinya adalah:

Y = 19,904 + 0,393 X

Persamaan di atas menggambarkan bahwa apabila gaya kepemimpinan

situasional diterapkan dengan baik oleh kepala sekolah maka kinerja guru pun

akan meningkat, dengan kata lain semakin baik gaya kepemimpinan situasional

yang diterapkan kepala sekolah maka semakin meningkat pula kinerja guru.

Untuk keperluan regresi linear sederhana digunakan Uji-F melalui tabel

anova. Hipotetis yang diterima adalah:

H0 : α : β = 0, melawan Hi : α ≠ β ≠ 0

76

Dari hasil perhitungan Uji F diperoleh Fhitung sebesar 7,274 dan Ftabel (0,05

:1 : 49 ) sebesar 4,04 atau nilai Fhitung lebih besar dari Ftabel. Oleh karena Fo > Fi

maka Hi diterima yang menyatakan bahwa gaya kepemimpinan situasional kepala

sekolah berpengaruh terhadap kinerja guru. Berarti ada sifat ketergantungan

variabel gaya kepemimpinan situasional maupun variabel lainnya dengan kinerja

guru atau dapat dikatakan bahwa hipotesis berbunyi ”ada pengaruh gaya

kepemimpinan situasional kepala sekolah terhadap kinerja guru pada SMK Negeri

2 Bungoro Kabupaten Pangkep”, adalah diterima.

3) Uji Korelasi Product Moment

Uji korelasi dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara

variabel gaya kepemimpinan situasional dan variabel kinerja guru di SMK Negeri

2 Bungoro Kabupaten Pangkep. Pengujian korelasi antara gaya kepemimpinan

situasional dan kinerja menggunakan IBM SPSS statistics 19 sebagai berikut:

Tabel 29. Hasil Analisis Uji Korelasi Product Moment dengan Menggunakan

IBM SPSS Statistics 19.

Correlations

X Y

X Pearson

Correlation

1 ,360**

Sig. (2-tailed) ,010

N 51 51

Y Pearson

Correlation

,360** 1

Sig. (2-tailed) ,010

N 51 51

**. Correlation is significant at the 0.01 level

(2-tailed).

Sumber: Hasil Olah Data Angket menggunakan SPSS 19

77

Berdasarkan hasil perhitungan korelasi product moment gaya

kepemimpinan situasional terhadap kinerja diperoleh nilai korelasi person (r)

sebesar 0,360. Selanjutnya nilai korelasi person dimasukkan ke dalam rumus t

hitung untuk mencari nilai t hitung. Rumus t hitung sebagai berikut:

𝑡 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 𝑟 √𝑛 − 2

√1 − 𝑟2

𝑡 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 0,360√51 − 2

√1 − 0,3602= 2,89

Untuk melihat apakah ada korelasi antara gaya kepemimpinan situasional

terhadap kinerja, maka nilai t hitung 2,89 dibandingkan dengan nilai t tabel (dk =

n-2 = 49) 2,021. Nilai t hitung 2,89 > nilai t tabel 2,021, maka ada hubungan

variabel gaya kepemimpinan situasional terhadap variabel kinerja. Jadi, terdapat

pengaruh gaya kepemimpinan situasional kepala sekolah terhadap kinerja guru di

SMK Negeri 2 Bungoro.

Nilai koefisien korelasi person (r) sebesar 0,360 dikonsultasikan dengan

interpretasi nilai r maka dapat disimpulkan bahwa tingkat hubungan antara gaya

kepemimpinan situasional kepala sekolah terhadap kinerja guru di SMK Negeri 2

Bungoro Kabupaten Pangkep dalam kategori rendah yaitu berada pada interval

0,2–0,4 dengan derajat hubungan yang rendah. Sedangkan koefisien

determinasinya adalah R2 sebesar 0,129 atau 12,9 persen yang berarti bahwa

kontribusi gaya kepemimpinan situasional kepala sekolah terhadap peningkatan

kinerja guru adalah sebesar 12,9 persen sedangkan sisanya ditentukan oleh faktor

lain sebesar 87,1 persen.

78

B. Pembahasan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan situasional

kepala sekolah di SMK Negeri 2 Bungoro Kabupaten Pangkep dalam kategori

baik. Hal ini ditinjau dari aspek sikap dan perilaku kepala sekolah dalam

mengambil kebijakan berdasarkan pada situasi, hubungan pemimpin dengan

anggota, struktur tugas dan posisi kekuasaan yang diperoleh melalui kewenangan

formal.

Penerapan gaya kepemimpinan kepala sekolah yang tepat sesuai dengan

situasi akan meningkatkan kinerja guru dalam menjalankan tugasnya, struktur

tugas yang jelas, pemberian tugas sesuai dengan kompetensi pegawai/guru,

hubungan terjalin baik antara guru dengan kepala sekolah, guru dengan guru akan

menjadi faktor pendukung bagi seorang guru dalam menjalankan tugasnya.

Berdasarkan hasil penelitian, kinerja guru di SMK Negeri 2 Bungoro

Kabupaten Pangkep tergolong tinggi. Hal ini ditinjau dari segi kualitas kerja,

kuantitas kerja, motivasi kerja, disiplin yang cukup tinggi dan kerja sama yang

baik antara sesama guru, antara guru dengan kepala sekolah dan antara guru

dengan siswa dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang dilakukan diperoleh bahwa

terdapat pengaruh variabel gaya kepemimpinan situasional terhadap peningkatan

kinerja guru pada SMK Negeri 2 Bungoro Kabupaten Pangkep.

Hasil penelitian ini yang menyatakan bahwa gaya kepemimpinan

situasional kepala sekolah berpengaruh terhadap kinerja guru mendukung teori

yang dikemukakan oleh Mulyasa (2007: 118) bahwa “gaya kepemimpinan

79

situasional berpengaruh terhadap kinerja pegawai untuk meningkatkan

produktivitas kerja demi mencapai tujuan”. Demikian pula dengan pendapat

Payaman bahwa “kinerja setiap individu dipengaruhi oleh banyak faktor yang

dapat digolongkan pada tiga kelompok, yaitu kompetensi individu yang

bersangkutan, dukungan organisasi dan dukungan manajemen (kepemimpinan)”.

Pengaruh gaya kepemimpinan situasional kepala sekolah terhadap kinerja

guru di SMK Negeri 2 Bungoro Kabupaten Pangkep dapat dikatakan rendah.

Sedangkan besarnya tingkat pengaruh/ kontribusi gaya kepemimpinan terhadap

kinerja guru di SMK Negeri 2 bungoro Kabupaten Pangkep sebesar 12,9 persen

dan sisanya sebesar 87,1 persen ditentukan oleh faktor lain yang tidak diteliti

seperti kompensasi, latar belakang pendidikan, kompetensi/keterampilan,

dukungan organisasi seperti kondisi kerja, teknologi dan peralatan.