bab iv
TRANSCRIPT
50
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran umum lokasi penelitian
SMK Negeri 2 Bungoro Kabupaten Pangkep berdiri pada tanggal 26 April
1974 dengan menyandang status negeri, beralamat di jalan Tonasa II Bungoro.
Desa Samalewa, Kecamatan Bungoro, Kabupaten Pangkep Sulawesi Selatan.
Kepala sekolah yang memimpin sekolah ini mulai awal berdiri sampai sekarang
adalah
a. Ny. S. R. Noor Salam (1974 – 1990)
b. Dra. Rukiyah Yusuf (1991 – 2000)
c. Drs. Suyatman (2000 - Sekarang)
SMK Negeri 2 Bungoro merupakan sebuah lembaga pendidikan yang
memiliki visi dan misi yang dijadikan landasan dalam mengelolah dan
memajukan organisasi sebagaimana lembaga/organisasi lainnya. Adapun visi dan
misi SMK Negeri 2 Bungoro dijabarkan sebagai berikut:
Visi SMK Negeri 2 Bungoro sebagai pusat pendidikan dan pelatihan yang
Menghasilkan tamatan yang unggul, kreatif, inovatif serta memiliki iman dan
taqwa. Sedangkan misi SMK Negeri 2 Bungoro Kabupaten Pangkep adalah
a. Mengembangkan hubungan kerja sama dengan masyarakat dan dunia
usaha industri.
b. Meningkatkan kualitas dan kuantitas tenaga kependidikan.
c. Mengembangkan program dan sistem manajerial diklat.
50
51
d. Mengembangkan sarana dan pasilitas pendukung diklat.
e. Melaksanakan diklat yang berkualitas.
Profil kepala sekolah SMK Negeri 2 Bungoro Kabupaten Pangkep yang
menjabat pada tahun 2000 sampai sekarang, dapat dipaparkan sebagai berikut:
a. Nama : Drs. Suyatman
b. Pangkat/Gol/Ruang : Pembina Tk. I, IV b
c. Tempat Tgl. Lahir : Semarang, 12 Desember 1960
d. Pendidikan Terakhir : S1/Akta IV
e. Alamat : Taman Sudiang Indah Blik B5/5 Makassar
f. Pendidikan dan pelatihan : 1. Pengelolaan sekolah.
: 2. Pengelolaan adm. Pendidikan.
: 3. The best practices in edukator.
: 4. Pengelolah sekolah.
: 5. Pembina OSIS/fillateli.
: 6. Sekolah standar nasional.
: 7. Asesor.
: 8. Pengelolah SMK.
: 9. Sosialisasi kurikulum SMK edisi 2004.
2. Penyajian data
Data yang disajikan dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dari
angket atau kuesioner yakni berupa daftar pertanyaan yang terkait kedua variabel
yang diteliti yaitu variabel gaya kepemimpinan situasional kepala sekolah dan
52
variabel kinerja guru pada SMK Negeri 2 Bungoro Kabupaten Pangkep, di mana
setiap responden mempunyai total skor masing-masing pada kedua variabel yang
dimaksud. Selanjutnya, dalam hal pengujian hipotesis, maka dilakukan uji
kuantitatif dengan rumus-rumus statistik yang dianggap relevan yang bertujuan
untuk mengetahui seberapa besar tingkat pengaruh variabel (X) terhadap variabel
(Y) sebagaimana hasil perhitungan di bawah ini.
a. Analisis statistik deskriptif
Untuk memperoleh gambaran gaya kepemimpinan situasional kepala
sekolah dan kinerja guru pada SMK Negeri 2 Bungoro Kabupaten Pangkep, maka
kedua variabel dibuatkan tabel frekuensi dan persentase.
1) Deskripsi gaya kepemimpinan situasional kepala sekolah (X)
Analisis deskriptif dimaksudkan untuk mengetahui intensitas penerapan
gaya kepemimpinan situasional kepala sekolah dan tingkat kinerja guru yang
mengajar di sekolah tersebut. Data yang disajikan dalam penelitian ini adalah data
yang diperoleh dari angket atau kuesioner yakni berupa daftar pertanyaan yang
terkait kedua variabel yang diteliti yang telah dinyatakan valid dan reliabel.
Variabel gaya kepemimpinan situasional terdiri dari tiga indikator yaitu orientasi
pada tugas, orientasi pada bawahan, wewenang dan tanggung jawab. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat kisi-kisi instrumen pada lampiran.
Indikator orientasi pada tugas terdiri dari empat pertanyaan yaitu nomor 3,
6, 9 dan 11. Tanggapan responden mengenai indikator ini dapat diihat pada tabel
di bawah ini:
53
Tabel 2. Kepala Sekolah Memberikan Tugas Sesuai dengan Kompetensi Guru.
Pilihan Kategori Jawaban Frekuensi Persentase
A Sangat sesuai 9 17,65
B Sesuai 32 62,74
C Kurang sesuai 10 19.61
D Tidak sesuai 0 0
Total
51 100
Sumber: Hasil Olah Data Angket No. 3 variabel X
Berdasarkan tabel 2, dari 51 responden yang tersebar dalam empat (4)
kategori jawaban, responden terbanyak sebesar 62,74 persen atau 32 responden
memberikan jawaban dengan kategori sesuai. Hal ini menggambarkan bahwa
tugas yang diberikan oleh kepala sekolah SMK Negeri 2 Bungoro telah sesuai
dengan kompetensi yang dimiliki oleh para guru. Hasil pengamatan peneliti di
lapangan sama dengan pemaparan di atas bahwa secara umum pemberian tugas
yang dilakukan oleh kepala sekolah terhadap para guru sudah sesuai dengan
kompetensi guru. Akan tetapi, ada beberapa guru yang melaksanakan pekerjaan
kurang sesuai dengan kompetensi dan latar belakang yang dimilikinya.
Tabel 3. Kepala Sekolah Memberikan Perintah dengan Jelas Kepada Para Guru
dalam Penyampaian Tugas di Sekolah.
Pilihan Kategori Jawaban Frekuensi Persentase
A Sangat jelas 23 45,10
B Jelas 24 47,06
C Kurang jelas 4 7,84
D Tidak jelas 0 0
Total
51 100
Sumber: Hasil Olah Data Angket No. 6 variabel X
54
Berdasarkan tabel 3, dari 51 responden yang tersebar dalam empat (4)
kategori jawaban, responden terbanyak sebesar 47,06 persen atau 24 responden
memberikan jawaban dengan kategori sesuai. Hal ini menggambarkan bahwa
kepala sekolah SMK Negeri 2 Bungoro memberikan perintah dengan jelas kepada
para guru. Hasil pengamatan peneliti dilapangan sesuai dengan pemaparan di atas,
akan tetapi sebagian kecil tenaga pendidik mengabaikan perintah tersebut.
Tabel 4. Kepala Sekolah Memberikan Bimbingan dalam Mengerjakan Tugas
Sekolah Kepada Para Guru yang Kurang Terampil.
Pilihan Kategori Jawaban Frekuensi Persentase
A Selalu 13 25,49
B Sering 24 47,06
C Kadang-kadang 13 25,49
D Tidak pernah 1 1,96
Total
51 100
Sumber: Hasil Olah Data Angket No. 9 variabel X
Berdasarkan tabel 4, dari 51 responden yang tersebar dalam empat (4)
kategori jawaban, responden terbanyak sebesar 47,06 persen atau 24 responden
memberikan jawaban dengan kategori sering. Hal ini menggambarkan bahwa
kepala sekolah SMK Negeri 2 Bungoro sering memberikan bimbingan dalam hal
mengerjakan tugas pada para guru yang kurang terampil. Bimbingan yang
dilakukan kepala sekolah kepada guru yang kurang terampil sebagian besar terkait
dengan pembuatan perangkat pembelajaran. Sebagian besar guru baru atau guru
yang baru lulus menjadi calon pegawai negeri sipil (CPNS) yang mendapat
bimbingan, dan guru yang lain kadang-kadang atau bahkan tidak pernah
mendapatkan bimbingan dari kepala sekolah dalam hal mengerjakan tugas.
55
Tabel 5. Kepala Sekolah Melakukan Pengawasan terhadap Pelaksanaan Tugas
yang Dilakukan oleh Para Guru.
Pilihan Kategori Jawaban Frekuensi Persentase
A Selalu 16 31,37
B Sering 22 43,14
C Kadang-kadang 13 25,49
D Tidak pernah 0 0
Total
51 100
Sumber: Hasil Olah Data Angket No. 11 variabel X
Berdasarkan tabel 5, dari 51 responden yang tersebar dalam empat (4)
kategori jawaban, responden terbanyak sebesar 43,14 persen atau 22 responden
memberikan jawaban dengan kategori sering. Hal ini menggambarkan bahwa
kepala sekolah SMK Negeri 2 Bungoro sering melakukan pengawasan terhadap
pelaksanaan tugas yang dilakukan oleh para guru. Pengawasan yang dilakukan
kepala sekolah terkait dengan pelaksanaan tugas guru mengajar di kelas,
pelaksanaan tugas guru dalam menyiapkan perangkat pembelajaran, dan
kehadiran guru dalam memberikan pembelajaran di kelas. Guru yang sudah
terampil dan sudah lama mengabdi (senior) di sekolah ini diberikan kepercayaan
oleh kepala sekolah dalam menjalankan tugasnya sehingga intensitas pengawasan
kepala sekolah terhadapnya cukup rendah, akan tetapi guru-guru yang baru
bergabung dengan sekolah ini selalu mendapat pengawasan dari kepala sekolah
dan guru-guru yang dianggap sudah mampu melaksanakan pekerjaan tapi belum
dipercaya sepenuhnya sering mendapat pengawasan dari kepala sekolah.
56
Indikator orientasi pada bawahan terdiri dari empat pertanyaan yaitu
nomor 1, 4, 7 dan 10. Tanggapan responden mengenai indikator ini dapat diihat
pada tabel di bawah ini:
Tabel 6. Kepala Sekolah Memberikan Kesempatan Kepada Guru untuk
Mendiskusikan Masalah yang dihadapi dalam bekerja.
Pilihan Kategori Jawaban Frekuensi Persentase
A Selalu 18 35,29
B Sering 23 45,10
C Kadang-kadang 9 17,65
D Tidak pernah 1 1,96
Total
51 100
Sumber: Hasil Olah Data Angket No. 1 variabel X
Berdasarkan tabel 6, dari 51 responden yang tersebar dalam empat (4)
kategori jawaban, responden terbanyak sebesar 45,10 persen atau 23 responden
memberikan jawaban dengan kategori sering. Hal ini menggambarkan bahwa
kepala sekolah SMK Negeri 2 Bungoro sering memberikan kesempatan kepada
guru untuk mendiskusikan masalah yang dihadapi dalam bekerja. Tidak semua
guru mendapat kesempatan untuk mendiskusikan permasalah yang dihadapinya,
karena kepala sekolah memiliki kegiatan lain yang harus dikerjakan. Beberapa
guru selalu mendapat kesempatan ini karena kepala sekolah tidak mempunyai
kegiatan dan beberapa guru terkadang mendiskusikan masalah yang dihadapinya
pada waktu kepala sekolah memiliki waktu senggang. Sementara itu, ada guru
yang bahkan tidak memiliki kesempatan mendiskusikan masalah yang
dihadapinya dalam bekerja karena merasa tidak perlu mendiskusikan masalah
tersebut dengan kepala sekolah, guru tersebut akan mencari jalan keluar sendiri.
57
Tabel 7. Kepala Sekolah Berperilaku sebagai Sahabat terhadap Para Guru.
Pilihan Kategori Jawaban Frekuensi Persentase
A Selalu 23 45,10
B Sering 20 39,21
C Kadang-kadang 8 15,69
D Tidak pernah 0 1,96
Total
51 100
Sumber: Hasil Olah Data Angket No. 4 variabel X
Berdasarkan tabel 7, dari 51 responden yang tersebar dalam empat (4)
kategori jawaban, responden terbanyak sebesar 45,10 persen atau 23 responden
memberikan jawaban dengan kategori Selalu. Hal ini menggambarkan bahwa
kepala sekolah SMK Negeri 2 Bungoro selalu berperilaku seperti sahabat terhadap
para guru. Berdasarkan pengamatan peneliti dilapangan, kepala sekolah
berperilaku sebagai sahabat pada waktu kepala sekolah mengerjakan dan
mendiskusikan suatu pekerjaan, dan kepala sekolah berperilaku selayaknya
seorang pemimpin pada saat memberikan tugas guru kepada guru yang sering
membankang tapi terkadang kepala sekolah berperilaku seperti rekan kerja atau
sahabat.
Tabel 8. Komunikasi Dua Arah Terjalin antara Kepala Sekolah dengan Para
Guru pada Setiap Kesempatan dalam Suatu Rapat.
Pilihan Kategori Jawaban Frekuensi Persentase
A Selalu 28 54,90
B Sering 17 33,33
C Kadang-kadang 6 11,77
D Tidak pernah 0 0
Total
51 100
Sumber: Hasil Olah Data Angket No. 7 variabel X
58
Berdasarkan tabel 8, dari 51 responden yang tersebar dalam empat (4)
kategori jawaban, responden terbanyak sebesar 54,90 persen atau 28 responden
memberikan jawaban dengan kategori Selalu. Hal ini menggambarkan bahwa
komunikasi dua arah selalu terjalin antara kepala sekolah SMK Negeri Bungoro
dengan para guru. Komunikasi yang terjalin dengan baik antara kepala sekolah
dengan guru memudahkan proses pengambilan keputusan dalam suatu rapat
karena penyampaian informasi yang dilakukan kepala sekolah segera mendapat
tanggapan dari para guru baik itu berupa saran maupun sanggahan sehingga
kepala sekolah dapat segera mencari jalan keluar dan menetapkan keputusan yang
terbaik untuk semua pihak.
Tabel 9. Dalam Rapat Pengambilan Keputusan, Kepala Sekolah Menerima
Saran atau Ide dari Para Guru.
Pilihan Kategori Jawaban Frekuensi Persentase
A Selalu 20 39,21
B Sering 24 47,06
C Kadang-kadang 7 13,73
D Tidak pernah 0 0
Total
51 100
Sumber: Hasil Olah Data Angket No. 10 variabel X
Berdasarkan tabel 9, dari 51 responden yang tersebar dalam empat (4)
kategori jawaban, responden terbanyak sebesar 47,06 persen atau 24 responden
memberikan jawaban dengan kategori Sering. Hal ini menggambarkan bahwa
dalam suatu rapat pengambilan keputusan, kepala sekolah SMK Negeri Bungoro
sering menerima saran dari para guru. Pada waktu-waktu tertentu, kepala sekolah
59
tidak meminta masukan dan hanya langsung mengambil keputusan terhadap
permasalahan yang didiskusikan.
Indikator wewenang dan tanggung jawab terdiri dari tiga pertanyaan yaitu
nomor 2, 5, dan 8. Tanggapan responden mengenai indikator ini dapat diihat pada
tabel di bawah ini:
Tabel 10. Kepala Sekolah Melibatkan Guru dalam Setiap Proses Pengambilan
Keputusan Bersama dalam Rapat.
Pilihan Kategori Jawaban Frekuensi Persentase
A Selalu 21 41,18
B Sering 25 49,02
C Kadang-kadang 5 9,80
D Tidak pernah 0 0
Total
51 100
Sumber: Hasil Olah Data Angket No. 2 variabel X
Berdasarkan tabel 10, dari 51 responden yang tersebar dalam empat (4)
kategori jawaban, responden terbanyak sebesar 49,02 persen atau 25 responden
memberikan jawaban dengan kategori Sering. Hal ini menggambarkan bahwa
kepala sekolah sering melibatkan guru dalam setiap proses pengambilan
keputusan bersama dalam rapat. Guru yang sering dilibatkan dalam pengambilan
keputusan pada umumnya adalah guru-guru senior dan guru-guru baru hanya
dilibatkan pada waktu-waktu tertentu saja.
60
Tabel 11. Kepala Sekolah Mengambil Keputusan Sesuai dengan Hasil Rapat
dengan Guru-Guru.
Pilihan Kategori Jawaban Frekuensi Persentase
A Selalu 19 37,26
B Sering 29 56,86
C Kadang-kadang 3 5,88
D Tidak pernah 0 0
Total
51 100
Sumber: Hasil Olah Data Angket No. 5 variabel X
Berdasarkan tabel 5, dari 51 responden yang tersebar dalam empat (4)
kategori jawaban, responden terbanyak 29 responden atau 56,86 memberikan
jawaban dengan kategori Sering. Hal ini menggambarkan bahwa kepala sekolah
sering mengambil keputusan sesuai dengan hasil rapat dengan guru. Pertimbangan
kepala sekolah melibatkan guru dalam pengambilan keputusan karena mereka
(tenaga pendidik) berhubungan langsung dengan pelaksanaan hasil keputusan
yang akan diambil. Misalnya dalam rapat kenaikan kelas, guru merupakan orang
paling mengerti tentang keadaan siswa.
Tabel 12. Kepala Sekolah Melimpahkan Wewenang Sepenuhnya Kepada Guru
Terkait dengan Tugas Membimbing Siswa.
Pilihan Kategori Jawaban Frekuensi Persentase
A Selalu 35 68,63
B Sering 14 24,45
C Kadang-kadang 2 3,92
D Tidak pernah 0 0
Total
51 100
Sumber: Hasil Olah Data Angket No. 8 variabel X
61
Berdasarkan tabel 12, dari 51 responden yang tersebar dalam empat (4)
kategori jawaban, responden terbanyak 29 responden atau 56,86 memberikan
jawaban dengan kategori Sering. Hal ini menggambarkan bahwa kepala sekolah
sering mengambil keputusan sesuai dengan hasil rapat dengan guru. Pertimbangan
kepala sekolah melibatkan guru dalam pengambilan keputusan karena mereka
(tenaga pendidik) berhubungan langsung dengan pelaksanaan hasil keputusan
yang akan diambil. Misalnya dalam rapat kenaikan kelas, guru merupakan orang
paling mengerti tentang keadaan siswa.
Nilai atau persentase untuk setiap indikator diperoleh dengan menghitung
hasil penelitian yang diperoleh dari lapangan. Nilai persentase diperoleh dari
hasil bagi antara skor yang didapatkan dengan skor yang diharapkan dikali
seratus. Dimana skor yang diharapkan untuk setiap indikator adalah bobot
tertinggi dikali jumlah pertanyaan dikali jumlah responden. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 13. Tingkat Pencapaian Skor Indikator variabel Gaya Kepemimpinan
Situasional Kepala Sekolah.
Indikator Gaya
Kepemimpinan
Jumlah
Item
Skor yang
Dicapai Skor Ideal
Pencapaian
(%)
Orientasi pada Tugas 4 633 816 77,57
Orientasi pada
Bawahan 4 669 816 81,99
Wewenang dan
Tanggung Jawab 3 524 612 85,62
Total 11 1826 2244 81,37
Sumber: hasil Olah Data Angket variabel X
62
Berdasarkan tabel 13, dapat dilihat bahwa nilai ketiga indikator gaya
kepemimpinan situasional yang diterapkan oleh kepala sekolah SMK Negeri 2
Bungoro berbeda-beda. Nilai tertinggi adalah indikator wewenang dan tanggung
jawab dengan nilai 85,62 persen, nilai tertinggi kedua adalah indikator orientasi
pada bawahan dengan nilai 81,99 persen dan nilai terendah adalah orientasi pada
tugas dengan nilai 77,57 persen. Nilai wewenang dan tanggung jawab merupakan
indikator yang tinggi berdasarkan pelimpahan wewenang yang sudah tepat
dilakukan oleh kepala sekolah, begitupun dengan pengambilan keputusan dan
pelibatan guru yang sudah tepat sesuai dengan situasi. Nilai orientasi pada
bawahan lebih tinggi dari nilai orientasi pada tugas, hal ini karena sebagian besar
guru pada sekolah tersebut sudah berpengalam dan mampu mengerjakan tugasnya
secara mandiri. Jadi kepala sekolah hanya perlu menjaga menjaga hubungan baik
dengan tenaga pendidik untuk penunjang pelaksanaan tugas secara maksimal.
Nilai variabel gaya kepemimpinan situasional yang diterapkan oleh kepala
sekolah pada SMK Negeri 2 Bungoro sebesar 81,37, apabila nilai ini
dikonsultasikan dengan kriteria pengukuran yang dikemukakan oleh Arikunto
(2006:246), maka gaya kepemimpinan situasional yang diterapkan oleh kepala
sekolah dalam kategori baik.
63
2) Deskripsi kinerja guru (Y)
Kualifikasi mutu jawaban responden menyangkut kinerja guru pada SMK
Negeri 2 Bungoro Kabupaten Pangkep akan disajikan pada tabel distribusi
frekuensi, dimana indikator variabel ini terdiri dari kualitas kerja, kuantitas kerja,
motivasi kerja, disiplin kerja dan kerja sama. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
kisi-kisi angket pada lampiran.
Indikator kualitas kerja terdiri dari dua pertanyaan yaitu nomor 1 dan 2.
Tanggapan responden mengenai indikator ini dapat dilihat pada tabel di bawah
ini:
Tabel 14. Bapak/Ibu Guru Terampil dalam Mengelolah Pembelajaran di Kelas.
Pilihan Kategori Jawaban Frekuensi Persentase
A Sangat terampil 11 21,57
B Terampil 29 56,86
C Kurang terampil 11 21,57
D Tidak terampil 0 0
Total
51 100
Sumber: Hasil Olah Data Angket No. 1 variabel Y
Berdasarkan tabel 14, dari 51 responden yang tersebar dalam empat (4)
kategori jawaban, responden terbanyak 29 responden atau 56,86 persen
memberikan jawaban dengan kategori terampil. Hal ini menggambarkan bahwa
secara umum guru di SMK Negeri 2 Bungoro terampil dalam mengelola
pembelajaran di kelas, akan tetapi masih ada guru yang kurang terampil terutama
guru-guru yang terbilang baru karena belum memiliki pengalaman dalam
mengelolah kelas sebelumnya.
64
Tabel 15. Bapak/Ibu Guru Menguasai Setiap Materi Pembelajaran yang
Diajarkan.
Pilihan Kategori Jawaban Frekuensi Persentase
A Sangat menguasai 6 11,77
B Menguasai 30 58,82
C Kurang menguasai 14 27,45
D Tidak menguasai 1 1,96
Total
51 100
Sumber: Hasil Olah Data Angket No. 2 variabel Y
Berdasarkan tabel 15 di atas, dari 51 responden yang tersebar dalam empat
(4) kategori jawaban, responden terbanyak 30 responden atau 58,82 persen
memberikan jawaban dengan kategori menguasai. Hal ini menggambarkan bahwa
secara umum guru di SMK Negeri 2 Bungoro menguasai materi pelajaran yang
mereka ajarkan di kelas, beberapa guru kurang menguasai dan bahkan tidak
menguasai materi pelajaran karena kurang belajar dan belum berpengalaman serta
mendapat tugas membawakan mata pelajaran yang tidak sesuai dengan
kompetensinya.
Indikator kuantitas kerja terdiri dari tiga pertanyaan yaitu nomor 3, 4 dan
5. Tanggapan responden mengenai indikator ini dapat dilihat pada tabel berikut:
65
Tabel 16. Siswa Mampu Memahami Materi Pelajaran yang Diajarkan oleh
Bapak/Ibu Guru.
Pilihan Kategori Jawaban Frekuensi Persentase
A Sangat memahami 11 21,57
B Memahami 26 50,98
C Kurang memahami 13 25,49
D Tidak memahami 1 1,96
Total
51 100
Sumber: Hasil Olah Data Angket No. 3 variabel Y
Berdasarkan tabel 16 di atas, dari 51 responden yang tersebar dalam empat
(4) kategori jawaban, responden terbanyak 26 responden atau 50,98 persen
memberikan jawaban dengan kategori memahami. Hal ini menggambarkan bahwa
secara umum siswa SMK Negeri 2 Bungoro memahami materi pelajaran yang
mereka ajarkan oleh bapak/ibu guru. Beberapa siswa yang kurang memahami
materi pelajaran disebabkan oleh beberapa faktor diantara siswa tersebut tidak
memperhatikan disaat guru sedang menjelaskan karena siswa tersebut tidak bisa
fokus (suka bermain), tidak bisa memahami pelajaran karena daya pikir yang
rendah, pelajaran yang diajarkan tidak disukai oleh siswa, cara mengajar guru
yang kurang menarik dan sebagainya.
66
Tabel 17. Siswa Mengerjakan Tugas yang Diberikan oleh Bapak/Ibu Guru dengan
Benar.
Pilihan Kategori Jawaban Frekuensi Persentase
A Selalu mengerjakan 19 37,26
B Sering mengerjakan 20 39,21
C Kadang-kadang 12 23,53
D Tidak mengerjakan 0 0
Total
51 100
Sumber: Hasil Olah Data Angket No. 4 variabel Y
Berdasarkan tabel 17 di atas, dari 51 responden yang tersebar dalam empat
(4) kategori jawaban, responden terbanyak 20 responden atau 39,21 persen
memberikan jawaban dengan kategori sering mengerjakan. Hal ini
menggambarkan bahwa secara umum siswa SMK Negeri 2 Bungoro sering
mengerjakan tugas yang diberikan oleh bapak/ibu guru dengan benar, beberapa
siswa sering salah dalam mengerjakan tugas dan ada siswa yang mengerjakan
pekerjaan sekolah dengan sekedarnya saja, yang penting selesai tanpa
memperdulikan apakah pekerjaannya sudah sesuai atau tidak dengan permintaan
gurunya.
Tabel 18. Bapak/Ibu Guru Melaksanakan Pembelajaran Sesuai dengan RPP.
Pilihan Kategori Jawaban Frekuensi Persentase
A Selalu 28 54,90
B Sering 13 25,49
C Kadang-kadang 10 19,61
D Tidak pernah 0 0
Total
51 100
Sumber: Hasil Olah Data Angket No. 5 variabel Y
67
Berdasarkan tabel 18, dari 51 responden yang tersebar dalam empat (4)
kategori jawaban, responden terbanyak 28 responden atau 54,90 persen
memberikan jawaban dengan kategori selalu. Hal ini menggambarkan bahwa
secara umum bapak/ibu guru di SMK Negeri 2 Bungoro selalu melaksanakan
pembelajaran sesuai dengan RPP dan beberapa guru melaksanakan pembelajaran
tanpa berpedoman pada RPP.
Indikator motivasi terdiri dari dua pertanyaan yaitu nomor 6 dan 7.
Tanggapan responden mengenai indikator ini dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 19. Bapak/Ibu Guru Bersemangat dalam Megelolah Pembelajaran.
Pilihan Kategori Jawaban Frekuensi Persentase
A Sangat bersemangat 22 43,14
B Bersemangat 24 47,06
C Kurang bersemangat 4 7,84
D Tidak bersemangat 1 1,96
Total
51 100
Sumber: Hasil Olah Data Angket No. 6 variabel Y
Berdasarkan tabel 19 di atas, dari 51 responden yang tersebar dalam empat
(4) kategori jawaban, responden terbanyak 24 responden atau 47,06 persen
memberikan jawaban dengan kategori bersemangat. Hal ini menggambarkan
bahwa secara umum bapak/ibu guru di SMK Negeri 2 Bungoro bersemangat
dalam mengelolah pembelajaran, beberapa guru sangat bersemangat dalam
mengelolah pembelajaran karena mencintai pekerjaannya dan mendapatkan
tambahan gaji dari sertifikasi, beberapa lagi kurang bersemangat karena tidak
menyukai pekerjaanya sebagai guru dan memiliki kegiatan lain di luar sekolah.
68
Tabel 20. Bapak/Ibu Guru Menggunakan Metode Pembelajaran yang Bervariasi
Sehingga Siswa Bersemangat dalam Belajar.
Pilihan Kategori Jawaban Frekuensi Persentase
A Selalu 21 41,18
B Sering 17 33,33
C Kadang-kadang 12 23,53
D Tidak pernah 1 1,96
Total
51 100
Sumber: Hasil Olah Data Angket No. 7 variabel Y
Berdasarkan tabel 20 di atas, dari 51 responden yang tersebar dalam empat
(4) kategori jawaban, responden terbanyak 21 responden atau 41,18 persen
memberikan jawaban dengan kategori selalu. Hal ini menggambarkan bahwa
secara umum bapak/ibu guru di SMK Negeri 2 Bungoro selalu menggunakan
metode pembelajaran yang bervariasi sehingga siswa bersemangat dalam belajar,
beberapa guru yang tidak menggunkan metode pembalajaran yang bervariasi
adalah guru yang mengajarkan mata pelajaran praktek.
Indikator motivasi terdiri dari dua pertanyaan yaitu nomor 8 dan 9.
Tanggapan responden mengenai indikator ini dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 21. Bapak/Ibu Guru Datang Ke Sekolah Tepat Waktu.
Pilihan Kategori Jawaban Frekuensi Persentase
A Selalu 21 41,18
B Sering 24 47,06
C Kadang-kadang 6 11,76
D Tidak pernah 0 0
Total
51 100
Sumber: Hasil Olah Data Angket No. 8 variabel Y
69
Berdasarkan tabel 21, dari 51 responden yang tersebar dalam empat (4)
kategori jawaban, responden terbanyak 24 responden atau 47,06 persen
memberikan jawaban dengan kategori sering. Hal ini menggambarkan bahwa
secara umum bapak/ibu guru di SMK Negeri 2 Bungoro sering datang ke sekolah
tepat waktu, beberapa guru yang kadang-kadang tidak tepat waktu datang ke
sekolah karena memiliki kesibukan lain di luar, terlebih dahulu mengantarkan
anak ke sekolah dan sebagainya.
Hasil analisis jawaban responden di atas sama dengan daftar hadir yang
menunjukkan bahwa sebagian besar guru datang ke sekolah tepat waktu yaitu
antara pukul 07.00 – 07.15 WITA, beberapa guru datang ke sekolah pada pukul
07.16 – 07.30.
Tabel 22. Bapak/Ibu Guru Melaksanakan Tes Foematif/ Evaluasi Pembelajaran
Sesuai dengan Jadwal.
Pilihan Kategori Jawaban Frekuensi Persentase
A Selalu 6 11,76
B Sering 33 64,71
C Kadang-kadang 12 23,53
D Tidak pernah 0 0
Total
51 100
Sumber: Hasil Olah Data Angket No. 9 variabel Y
Berdasarkan tabel 22 di atas, dari 51 responden yang tersebar dalam empat
(4) kategori jawaban, responden terbanyak 33 responden atau 64,71 persen
memberikan jawaban dengan kategori sering. Hal ini menggambarkan bahwa
secara umum bapak/ibu guru di SMK Negeri 2 Bungoro melaksanakan tes
formatif atau evaluasi pebelajaran sesuai jadwal, beberapa guru kadang-kadang
70
tidak melaksanakan evaluasi pembelajaran sesuai jadwal karena materi pelajaran
belum tuntas.
Indikator motivasi terdiri dari dua pertanyaan yaitu nomor 10 dan 11.
Tanggapan responden mengenai indikator ini dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 23. Ada Guru Pengganti Apabila Guru Inti Berhalangan Hadir.
Pilihan Kategori Jawaban Frekuensi Persentase
A Selalu 7 13,72
B Sering 22 43,14
C Kadang-kadang 21 41,18
D Tidak pernah 1 1,96
Total
51 100
Sumber: Hasil Olah Data Angket No. 10 variabel Y
Berdasarkan tabel 23 di atas, dari 51 responden yang tersebar dalam empat
(4) kategori jawaban, responden terbanyak 22 responden atau 43,14 persen
memberikan jawaban dengan kategori sering. Hal ini menggambarkan bahwa
secara umum ada guru pengganti apabila guru inti berhalangan hadir, akan tetapi
beberapa guru tidak bisa menggantikan guru lain yang berhalangan hadir karena
mereka sendiri mempunyai tanggung jawab mengajar pada jam dan hari sama.
Tabel 24. Dalam Proses Pembelajaran, Siswa Memperhatikan Materi Pelajaran
yang Bapak/Ibu Guru Ajarkan.
Pilihan Kategori Jawaban Frekuensi Persentase
A Selalu 29 56,86
B Sering 15 29,41
C Kadang-kadang 7 13,72
D Tidak pernah 0 0
Total
51 100
Sumber: Hasil Olah Data Angket No. 11 variabel Y
71
Berdasarkan tabel 24, dari 51 responden yang tersebar dalam empat (4)
kategori jawaban, responden terbanyak 29 responden atau 56,86 persen
memberikan jawaban dengan kategori selalu. Hal ini menggambarkan bahwa
secara umum siswa selalu memperhatikan materi pelajaran yang bapak/ibu guru
ajarkan, beberapa siswa yang kadang- kadang memperhatikan disebabkan oleh
materi pelajaran yang diajarkan oleh bapak/ibu guru kurang menarik.
Untuk lebih jelas mengenai variabel kinerja guru yang terdiri dari lima
indikator dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 25. Tingkat Pencapaian Skor Indikator variabel Kinerja Guru.
Indikator Gaya
Kepemimpinan
Jumlah
Item
Skor yang
Dicapai Skor Ideal
Pencapaian
(%)
Kualita kerja 2 296 408 72,55
Kuantitas kerja 3 480 612 78,43
Motivasi kerja 2 329 408 80,64
Disiplin kerja 2 315 408 77,21
Kerja sama 2 312 408 76,47
Total 11 1732 2244 77,18
Sumber: Hasil Olah Data Angket variabel Y
Berdasarkan tabel 25cx, dapat dilihat bahwa kelima indikator kinerja guru
pada SMK Negeri 2 Bungoro memiliki nilai yang berbeda-beda. Indikator
motivasi kerja merupakan indikator tertinggi pertama dengan nilai 80,64,
kemudian tertinggi kedua indikator kuantitas kerja dengan nilai 78,43, tertinggi
ketiga adalah disiplin kerja dengan nilai 77,21, tertinggi keempat adalah indikator
kerja sama dengan nilai 76,47 dan yang terendah adalah indikator kualitas kerja
dengan nilai 72,55.
72
Nilai indikator motivasi kerja paling tinggi dibandingkan dengan keempat
indikator kinerja guru lainnya, karena adanya guru yang sudah mendapatkan
sertifikasi pendidik dengan tambahan gaji dan keinginan guru untuk mendapatkan
hal yang sama. Nilai kualitas kerja merupakan nilai terendah dari keempat
indikator kinerja guru lainnya ditinjau dari keterampilan dalam mengelolah kelas
dan menguasai materi pelajaran yang masih kurang karena sebagian guru yang
belum berpengalaman dalam melaksanakan tugasnya serta ada beberapa guru
yang mendapat tugas tidak sesuai dengan latar belakang pendidikannya
Nilai variabel kinerja guru di SMK Negeri 2 Bungoro sebesar 77,18.
Apabila nilai ini dikonsultasikan dengan kriteria pengukuran yang dikemukakan
oleh Arikunto (2006:246), maka dapat dikatakan bahwa kinerja guru dalam
kategori baik atau tinggi.
Hasil penelitian di atas relevan dengan hasil wawancara dengan Drs.
Suyatman (Kepala Sekolah SMK Negeri 2 Bungoro Kabupaten Pangkep)
berdasarkan hasil wawancara tanggal 28 April 2012 yang menyatakan bahwa:
“......secara keseluruhan gambaran kinerja bapak/ibu guru di SMK Negeri
2 Bungoro Kabupaten Pangkep termasuk bagus, tetapi ada beberapa guru
yang memiliki kinerja kurang, utamanya pengangkatan baru (guru-guru
yang baru lulus PNS). Mungkin mereka belum bisa menyesuaikan diri
dengan guru-guru senior yang memang memiliki etos dan motivasi kerja
yang tinggi”.
b. Analisis statistik inferensial
1) Uji normalitas dan homogenitas data
Sebelum dilakukan analisis lebih lanjut, terlebih dahulu perlu diketahui
apakah data penelitian ini sudah memenuhi persyaratan penggunaan statistik yang
73
akan digunakan dalam pengujian hipotesis. Pengujian persyaratan analisis untuk
penggunaan statistik adalah data yang diperoleh sekurang-kurangnya terdistribusi
normal.
Uji normalitas data dimaksudkan untuk mengetahui kenormalan data
tentang gaya kepemimpinan situasional kepala sekolah dan kinerja guru di SMK
Negeri 2 Bungoro Pangkep, begitupun dengan uji homogenitas dimaksudkan
untuk mengetahui apakah data penelitian yang diperoleh homogen sehingga dapat
dilanjutkan pada perhitungan statistik yang akan digunakan dalam pengujian
hipotesis. Pengujian normalitas dan homogenitas data dilakukan dengan
menggunakan program IBM SPSS statistics 19 for windows (Chi Square dan
Kormogorov Smirnov).
Tabel 26. Rangkuman Hasil Pengujian Normalitas Data Variabel Gaya
Kepemimpinan Situasional Dan Variabel Kinerja guru.
Variabel X2 hitung X2 tabel Keterangan
X : Gaya Kepemimpinan
Y : Kinerja
13,941
19,412
24,996
28,869
Normal
Normal
Sumber: Hasil Olah Data Angket menggunakan SPSS 19
Berdasarkan tabel 26 pengujian normalitas data di atas, diperoleh nilai X2
hitung variabel gaya kepemimpinan situasional dan variabel kinerja guru lebih
kecil dari nilai X2 tabel sehingga dapat dinyatakan bahwa data variabel gaya
kepemimpinan situasional dan data variabel kinerja guru berdistribusi normal. Hal
ini didukung oleh nilai Signifikan variabel gaya kepemimpinan dan variabel
kinerja guru lebih besar dari nilai α (0,05) sehingga dapat dikatakan bahwa kedua
variabel dalam penelitian ini berdistribusi normal.
74
Tabel 27. Rangkuman Hasil Pengujian Homogenitas Data Variabel Gaya
Kepemimpinan Situasional dan Variabel Kinerja Guru.
Variabel Asymp.Sig Alpha (α) Keterangan
X : Gaya Kepemimpinan
Y : Kinerja
0,062
0,075
0,05
0,05
Normal
Normal
Sumber: Hasil Olah Data Angket menggunakan SPSS 19
Berdasarkan tabel 27 pengujian homogenitas data di atas, nilai asymtote
Signifikan variabel X lebih besar dari nilai alpa (0,062 > 0,05) yang artinya bahwa
data variabel X homogen. Sedangkan nilai asymp. Sig variabel Y lebih besar dari
nilai alpa (0,075 > 0,05) yang artinya bahwa data variabel Y homogen. Jadi data
variabel gaya kepemimpinan situasional kepala sekolah dan data variabel kinerja
guru dinyatakan homogen dan dapat dianalisis dengan menggunakan rumus
statistik untuk menguji hipotesis.
2) Analisis Regresi Sederhana
Untuk menguji hipotesis penelitian digunakan uji statistik inferensial yaitu
uji regresi sederhana (analisis regresi). Hasil perhitungan analisis regresi
sederhana dimaksudkan untuk menguji ada atau tidaknya pengaruh gaya
kepemimpinan situasional kepala sekolah terhadap kinerja guru di SMK Negeri 2
Bungoro Kabupaten Pangkep dengan menggunakan IBM SPSS statistics 19 for
windows.
75
Tabel 28. Ringkasan Hasil Analisis Regresi Linear Sederhana
Variabel Β Fhitung Ftabel Sig.
Konstanta
Gaya Kepemimpinan
19,904
0,393
7,274 4,04
0,000
0,010
α: 0,05 r2: 0, 129
r: 0, 360
Sumber: Hasil Olah Data Angket menggunakan SPSS 19
Berdasarkan tabel 28 di atas, tampak bahwa besarnya nilai koefisien
korelasi (r) adalah sebesar 0,360 dengan koefisien determinasinya adalah r2=
0,129 atau 12,9 persen yang berarti bahwa konstribusi gaya kepemimpinan
situasional kepala sekolah terhadap kinerja guru pada SMK Negeri 2 Bungoro
Kabupaten Pangkep 12,9 persen sedangkan sisanya ditentukan oleh faktor lain
sebesar 87,1 persen.
Berdasarkan tabel di atas diketahui analisis perhitungan persamaan regresi
diperoleh nilai a = 19,904 dan b = 0,393 sehingga persamaan regresinya adalah:
Y = 19,904 + 0,393 X
Persamaan di atas menggambarkan bahwa apabila gaya kepemimpinan
situasional diterapkan dengan baik oleh kepala sekolah maka kinerja guru pun
akan meningkat, dengan kata lain semakin baik gaya kepemimpinan situasional
yang diterapkan kepala sekolah maka semakin meningkat pula kinerja guru.
Untuk keperluan regresi linear sederhana digunakan Uji-F melalui tabel
anova. Hipotetis yang diterima adalah:
H0 : α : β = 0, melawan Hi : α ≠ β ≠ 0
76
Dari hasil perhitungan Uji F diperoleh Fhitung sebesar 7,274 dan Ftabel (0,05
:1 : 49 ) sebesar 4,04 atau nilai Fhitung lebih besar dari Ftabel. Oleh karena Fo > Fi
maka Hi diterima yang menyatakan bahwa gaya kepemimpinan situasional kepala
sekolah berpengaruh terhadap kinerja guru. Berarti ada sifat ketergantungan
variabel gaya kepemimpinan situasional maupun variabel lainnya dengan kinerja
guru atau dapat dikatakan bahwa hipotesis berbunyi ”ada pengaruh gaya
kepemimpinan situasional kepala sekolah terhadap kinerja guru pada SMK Negeri
2 Bungoro Kabupaten Pangkep”, adalah diterima.
3) Uji Korelasi Product Moment
Uji korelasi dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara
variabel gaya kepemimpinan situasional dan variabel kinerja guru di SMK Negeri
2 Bungoro Kabupaten Pangkep. Pengujian korelasi antara gaya kepemimpinan
situasional dan kinerja menggunakan IBM SPSS statistics 19 sebagai berikut:
Tabel 29. Hasil Analisis Uji Korelasi Product Moment dengan Menggunakan
IBM SPSS Statistics 19.
Correlations
X Y
X Pearson
Correlation
1 ,360**
Sig. (2-tailed) ,010
N 51 51
Y Pearson
Correlation
,360** 1
Sig. (2-tailed) ,010
N 51 51
**. Correlation is significant at the 0.01 level
(2-tailed).
Sumber: Hasil Olah Data Angket menggunakan SPSS 19
77
Berdasarkan hasil perhitungan korelasi product moment gaya
kepemimpinan situasional terhadap kinerja diperoleh nilai korelasi person (r)
sebesar 0,360. Selanjutnya nilai korelasi person dimasukkan ke dalam rumus t
hitung untuk mencari nilai t hitung. Rumus t hitung sebagai berikut:
𝑡 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 𝑟 √𝑛 − 2
√1 − 𝑟2
𝑡 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 0,360√51 − 2
√1 − 0,3602= 2,89
Untuk melihat apakah ada korelasi antara gaya kepemimpinan situasional
terhadap kinerja, maka nilai t hitung 2,89 dibandingkan dengan nilai t tabel (dk =
n-2 = 49) 2,021. Nilai t hitung 2,89 > nilai t tabel 2,021, maka ada hubungan
variabel gaya kepemimpinan situasional terhadap variabel kinerja. Jadi, terdapat
pengaruh gaya kepemimpinan situasional kepala sekolah terhadap kinerja guru di
SMK Negeri 2 Bungoro.
Nilai koefisien korelasi person (r) sebesar 0,360 dikonsultasikan dengan
interpretasi nilai r maka dapat disimpulkan bahwa tingkat hubungan antara gaya
kepemimpinan situasional kepala sekolah terhadap kinerja guru di SMK Negeri 2
Bungoro Kabupaten Pangkep dalam kategori rendah yaitu berada pada interval
0,2–0,4 dengan derajat hubungan yang rendah. Sedangkan koefisien
determinasinya adalah R2 sebesar 0,129 atau 12,9 persen yang berarti bahwa
kontribusi gaya kepemimpinan situasional kepala sekolah terhadap peningkatan
kinerja guru adalah sebesar 12,9 persen sedangkan sisanya ditentukan oleh faktor
lain sebesar 87,1 persen.
78
B. Pembahasan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan situasional
kepala sekolah di SMK Negeri 2 Bungoro Kabupaten Pangkep dalam kategori
baik. Hal ini ditinjau dari aspek sikap dan perilaku kepala sekolah dalam
mengambil kebijakan berdasarkan pada situasi, hubungan pemimpin dengan
anggota, struktur tugas dan posisi kekuasaan yang diperoleh melalui kewenangan
formal.
Penerapan gaya kepemimpinan kepala sekolah yang tepat sesuai dengan
situasi akan meningkatkan kinerja guru dalam menjalankan tugasnya, struktur
tugas yang jelas, pemberian tugas sesuai dengan kompetensi pegawai/guru,
hubungan terjalin baik antara guru dengan kepala sekolah, guru dengan guru akan
menjadi faktor pendukung bagi seorang guru dalam menjalankan tugasnya.
Berdasarkan hasil penelitian, kinerja guru di SMK Negeri 2 Bungoro
Kabupaten Pangkep tergolong tinggi. Hal ini ditinjau dari segi kualitas kerja,
kuantitas kerja, motivasi kerja, disiplin yang cukup tinggi dan kerja sama yang
baik antara sesama guru, antara guru dengan kepala sekolah dan antara guru
dengan siswa dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang dilakukan diperoleh bahwa
terdapat pengaruh variabel gaya kepemimpinan situasional terhadap peningkatan
kinerja guru pada SMK Negeri 2 Bungoro Kabupaten Pangkep.
Hasil penelitian ini yang menyatakan bahwa gaya kepemimpinan
situasional kepala sekolah berpengaruh terhadap kinerja guru mendukung teori
yang dikemukakan oleh Mulyasa (2007: 118) bahwa “gaya kepemimpinan
79
situasional berpengaruh terhadap kinerja pegawai untuk meningkatkan
produktivitas kerja demi mencapai tujuan”. Demikian pula dengan pendapat
Payaman bahwa “kinerja setiap individu dipengaruhi oleh banyak faktor yang
dapat digolongkan pada tiga kelompok, yaitu kompetensi individu yang
bersangkutan, dukungan organisasi dan dukungan manajemen (kepemimpinan)”.
Pengaruh gaya kepemimpinan situasional kepala sekolah terhadap kinerja
guru di SMK Negeri 2 Bungoro Kabupaten Pangkep dapat dikatakan rendah.
Sedangkan besarnya tingkat pengaruh/ kontribusi gaya kepemimpinan terhadap
kinerja guru di SMK Negeri 2 bungoro Kabupaten Pangkep sebesar 12,9 persen
dan sisanya sebesar 87,1 persen ditentukan oleh faktor lain yang tidak diteliti
seperti kompensasi, latar belakang pendidikan, kompetensi/keterampilan,
dukungan organisasi seperti kondisi kerja, teknologi dan peralatan.