bab iv

12
BAB IV Hasil dan Pembahasan A. Hasil 1. Pemeriksaan Langsung Pada tabel 2 dari hasil pemeriksaan langsung 30 sampel kerokan kulit kaki Pedagang Ikan di Pasar Kramat Jati Jakarta Timur yang mempunyai kelainan, didapatkan 2 orang (6.67%) pedagang ikan menderita Tinea pedis berdasarkan elemen jamur yang ditemukan berupa artospora. Tabel 2 Hasil Pemeriksaan Langsung Kerokan Kulit Sela Jari Kaki Pedagang Ikan di Pasar Kramat Jati Jakarta Timur Berdasarkan Elemen Jamur Yang Ditemukan

Upload: anggaluh-prasetio

Post on 16-Dec-2015

1 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

hjkggcc

TRANSCRIPT

BAB IVHasil dan Pembahasan

A. Hasil1. Pemeriksaan LangsungPada tabel 2 dari hasil pemeriksaan langsung 30 sampel kerokan kulit kaki Pedagang Ikan di Pasar Kramat Jati Jakarta Timur yang mempunyai kelainan, didapatkan 2 orang (6.67%) pedagang ikan menderita Tinea pedis berdasarkan elemen jamur yang ditemukan berupa artospora.Tabel 2Hasil Pemeriksaan Langsung Kerokan Kulit Sela Jari Kaki Pedagang Ikan di Pasar Kramat Jati Jakarta TimurBerdasarkan Elemen Jamur Yang Ditemukan

Elemen jamurJumlah Persentase Kesimpulan Tinea pedis

Artospora 26.67%+

Tanpa elemen jamur 2893.33%-

Jumlah 30100%

(Sumber : Data primer, 2015)

Gambar : Persentase

2. Hasil pemeriksaan Tinea pedis berdasarkan pemakaian alas kaki dapat dilihat pada tabel 3.Tabel 3Presentase Hasil Pemeriksaan Langsung Dari Kerokan Kulit Di Sela Jari Kaki Pada Pedagang Ikan Di Pasar Kramat Jati Berdasarkan Pemakaian Alas KakiAlas kakiJumlah yang diperiksaHasil pemeriksaan Tinea pedis

Positif (%) Negatif (%)

Sepatu Boot13 (100%) 2 (15.4%) 11 (84.6%)

Sandal 17 (100%) 0 (0%) 0 (0%)

Jumlah 30 (100%) 2 (6.67) 0 (0%)

(Sumber : Data primer, 2015)Dari hasil pemeriksaan langsung 30 sampel kerokan kulit kaki Pedagang Ikan di Pasar Kramat Jati Jakarta Timur berdasarkan pemakaian alas kaki (sepatu boot) didapatkan 2 orang (6.67%) yang di diagnosis terinfeksi Tinea pedis.

Gambar :

3. Hasil pemeriksaan Tinea pedis berdasarkan adanya keluhan/kelainan di sela jari kaki dapat dilihat pada tabel 4.Tabel 4Presentase Hasil Pemeriksaan Langsung Dari Kerokan Kulit Di Sela Jari Kaki Pada Pedagang Ikan Di Pasar Kramat Jati Berdasarkan Adanya Keluhan/kelainanKeluhanJumlah yang diperiksaHasil pemeriksaan Tinea pedis

Positif (%)Negatif (%)

Ya 17 2 (11.8%) 15 (88.2%)

Tidak 13 0 (0%) 0 (0%)

Jumlah 30 (100%) 2 (6.67%) 0 (0%)

(Sumber : Data primer, 2015)Dari hasil pemeriksaan langsung 30 sampel kerokan kulit kaki Pedagang Ikan di Pasar Kramat Jati Jakarta Timur berdasarkan adanya keluhan didapatkan 2 orang (6.67%) yang didiagnosis terinfeksi Tinea pedis.

Gambar :

4 Pemeriksaan BiakanDari hasil pemeriksaan biakan dilakukan terhadap 30 sampel kerokan kulit kaki dengan tujuan untuk mengetahui golongan Dermatophyta yang merupakan penyebab Tinea pedis dapat dilihat pada tabel 5.

Tabel 5Hasil Pemeriksaan Biakan Kerokan Kulit Sela Jari Kaki Pada Pedagang Ikan Di Pasar Kramat Jati Jakarta Timur Berdasarkan Jamur Golongan Dermatophyta

Jenis jamur yang ditemukan Hasil pemeriksaan

Jumlah persentase

Golongan Dermatophyta00%

Golongan Non-Dermatophyta30100%

Jumlah 30100%

(Sumber : Data primer, 2015)Pada tabel 2 diatas, dapat dilihat dari 30 sampel yang dibiakkan pada media SDA (+) tidak tumbuh koloni jamur dermatophyta. Tetapi tumbuh jamur non Dermatophyta yaitu Candida dan jamur kontaminan.

BPembahasanTinea pedis merupakan Dermatofitosis pada kaki, terutama pada sela sela jari kaki dan telapak kaki. Infeksi ini disebabkan oleh jamur golongan Dermatophyta yang mempunyai sifat keratinofilik atau dapat mencerna keratin. Selain melihat gambaran klinis , diagnosis Tinea pedis dapat ditegakkan dengan pemeriksaan langsung dan biakan. Kesalahan diagnosis Tinea pedis pada pemeriksaan langsung dapat terjadi karena sulit membedakan elemen jamur dengan batas epitel kulit (Sjarifudin, P.K, 1995:5).Pada penelitian ini dilakukan pemeriksaan kulit sela jari kaki pada 30 pedagang ikan di pasar kramat jati Jakarta timur. Pada penelitian ini hasil pemeriksaan langsung didapatkan 2 sampel (6.67%) positif artospora. Ini menunjukkan bahwa 2 orang (6.67%) pedagang ikan di Pasar Kramat Jati tersebut di diagnosis Tinea pedis dan ini dapat dihubungkan dengan gejala klinisnya yang berupa ada maserasi pada sela sela jari kaki, kemerahan disertai rasa gatal dan nyeri. Kondisi ini kemungkinan terjadi karena mereka kurang menjaga kebersihan diri terutama kaki, kondisi kaki yang mudah berkeringat sehingga kulit menjadi lunak dan mudah terkelupas serta kulit menjadi lembab (Courtney. MR, 2005).Pada tabel 3 hasil penelitian, diketahui bahwa pedagang ikan di diagnosis Tinea pedis memakai sepatu boot selama berdagang. Sepatu boot tersebut terbuat dari bahan karet sehingga jika dipakai dalam jangka waktu yang lama akan menimbulkan rasa panas sehingga kaki akan mudah berkeringat/lembab. Pada umumnya, jamur tumbuh pada kulit kaki karena faktor kelembaban. Hal itu dapat disebabkan karena kaki yang sering berkeringat, kaos kaki kurang dijaga kebersihannya atau sepatu selalu tertutup. Jari jari kaki sangat rentan terinfeksi jamur Tinea pedis, terutama pada orang yang sering memakai sepatu tertutup pada kesehariannya atau kaki yang selalu basah (Annonymous, 2006).Pada tabel 4 dari hasil pemeriksaan, pedagang ikan yang mempunyai keluhan berupa kulit kemerahan dan gatal ditemukan pada 17 orang dan 2 orang di diagnosis menderita Tinea pedis. Hal ini sesuai dengan gejala klinis dan diagnosis Tinea pedis yaitu dengan adanya keluhan seperti kulit kemerahan, rasa gatal dan adanya maserasi di kulit serta pada pemeriksaan laboratorium ditemukan elemen jamur yang berupa artospora atau spora yang tersusun padat (Azam, JS, 2005; 17 (4)).Pada Tabel 2 hasil pemeriksaan dari 30 sampel kerokan kulit kaki ternyata tidak didapatkan hasil koloni Dermatophyta, karena diakibatkan jamur golongan Dermatophyta membutuhkan waktu pembiakkan yang cukup lama yaitu 1 sampai 2 minggu. Kemudian bisa diakibatkan adanya kontaminasi pada saat penanaman dan pertumbuhan sehingga biakan yang tumbuh antara lain jamur Non-Dermatophyta seperti jamur kontaminan dan Candida. Setelah dilakukan pembiakan pada media SDA (+) ternyata hasil penelitian ini lebih rendah dari hasil penelitian serupa yang pernah dilakukan oleh Saepudin, M (2013) Hubungan Praktik Kebersihan Diri Dengan Tinea Pedis Pada Siswa Dikmata PK Gelombang I Tahap II TNI AD Di Pusdikkes Kodiklat TNI AD Jakarta Timur dengan hasil positif (10%) dari jumlah sampel yang diperiksa sebanyak 40 sampel. Perbedaan presentase angka kejadian Tinea pedis ini disebabkan karena kesadaran praktik kebersihan diri seseorang setiap tahunnya meningkat dan perbedaan jumlah sampel serta pada kali ini dilakukan penelitian pada pedagang ikan dan didapatkan angka kejadian Tinea pedis yang lebih rendah yaitu sebanyak 2 sampel (6,67%).