bab iv

19
BAB IV PENUTUP Perawatan adalah pelayanan essensial yang diberikan oleh perawat terhadap individu, keluarga, masyarakat yang mempunyai masalah keperawatan. Pelayanan yang diberikan adalah upaya mencapai derajat kesehatan semaksimal mungkin sesuai dengan potensi yang dimiliki dalam menjalankan kegiatan di bidang promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif dengan menggunakan proses keperawatan. Pelayanan asuhan keperawatan yang dilaksanakan oleh tenaga keperawatan bekerja sama dengan petugas kesehatan lainnya dalam rangka mencapai tingkat ksehatan yang optimal dengan demikian dalam melaksanakan asuhan keperawatan terhadap pasien harus sesuai daengan standart kode etik keperawatan yang telah ditetapakan.( Rohmah, 2010 )

Upload: julay

Post on 05-Dec-2015

2 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

KESIMPULAN STUDI KASUS

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV

BAB IV

PENUTUP

Perawatan adalah pelayanan essensial yang diberikan oleh perawat terhadap

individu, keluarga, masyarakat yang mempunyai masalah keperawatan.

Pelayanan yang diberikan adalah upaya mencapai derajat kesehatan semaksimal

mungkin sesuai dengan potensi yang dimiliki dalam menjalankan kegiatan di

bidang promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif dengan menggunakan proses

keperawatan. Pelayanan asuhan keperawatan yang dilaksanakan oleh tenaga

keperawatan bekerja sama dengan petugas kesehatan lainnya dalam rangka

mencapai tingkat ksehatan yang optimal dengan demikian dalam melaksanakan

asuhan keperawatan terhadap pasien harus sesuai daengan standart kode etik

keperawatan yang telah ditetapakan.( Rohmah, 2010 )

Selama melakukan asuhan keperawatan pada Ny”B” dengan Kistoma Ovary

post TAH-BSO Hari Ke-III dari tanggal 12 Juli 2012 sampai dengan 14 Juli 2012

di Ruang Anggrek 1 RSUP DR.SARDJITO,penulis memperoleh pengalaman

nyata dalam melakukan asuhan keperawatan.

A. KESIMPULAN

1. Pengkajian

Dalam melakukan pengkajian tanggal 12 Juli 2012 penulis

melakukan pengumpulan data dengan wawancara, observasi, pemeriksaan

fisik dengan sumber data yang diperoleh dari pasien, keluarga, dan tenaga

Page 2: BAB IV

kesehatan lainnya yang dilakukan secara kompehensif baik bio-psiko-

sosio-spiritual untuk memperoleh data yang sesuai dengan keadaan pasien.

Pasien adalah penderita Kistoma Ovary Post TAH-BSO hari ke-III. Pada

saat melakukan pengkajian penulis tidak menemukan hambatan karena

pasien kooperatif ketika menjawab pertanyaan yang diberikan, namun

penulis dapat mendapatkan data dari suami dan keluarga pasien, serta data

dari perawat dan buku status pasien. Penulis berusaha untuk selalu

menggunakan komunikasi terapeutik, sehingga pasien dapat mempercayai

kita. Misalnya dalam pengkajian untuk mendapatkan data mengenai

konsep diri pasien maka penulis berusaha menanamkan rasa empati pada

pasien sehingga pasien akan merasa dihargai bukan hanya sebagai objek

penderita. Pasien dan keluarga dapat menerima keberadaan penulis serta

perawat ruangan dalam memberikan pelayanan keperawatan. Pasien dan

keluarga cukup kooperatif dan interest terhadap keberadaan penulis dalam

perawatan pasien. Dengan hal tersebut diharapkan hubungan saling

percaya antara pasien dengan perawat terjalin dengan baik, sehingga

pengkajian yang dilakukan harapannya dapat sesuai dengan kasus yang

ada dan menjadi lebih akurat.

Tahap pengkajian yang dilakukan oleh perawat dibangsal Anggrek

1 RSUP dr.Sardjito Yogyakarta sudah cukup baik. Pengkajian yang

dilakukan oleh perawat bangsal Anggrek 1 sudah mencakup keluhan

utama, riwayat penyakit pasien, pemeriksaan laboratorium dan

pemeriksaan fisik.

Page 3: BAB IV

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan ditetapkan berdasarkan analisa dan

interpretasi data yang diperoleh dari pengkajian keperawatan pasien.

Diagnosa keperawatan memberikan gambaran tentang masalah atau status

kesehatan pasien yang nyata (actual) dan kemungkinan akan terjadi

(potensial) dimana pemecahan dapat dilakukan dalam batas wewenang

perawat. Diagnosa keperawatan dirumuskan menjadi sebuah permasalahan

yang disusun dengan mengguanakan perumusan symptom,etiologi, dan

problem yang ditemukan pada pasien dan kemudian disesuaikan dengan

respon pasien dan keluaraga terhadap permasalahan. Dalam menentukan

prioritas diagnosa keperawatan, prioritas tertinggi diberikan pada masalah

yang mengancam jiwa pasien.( Rohmah, 2010 )

Dalam menegakkan diagnosa keperawatan pada pasien penulis

harus memperhatikan keluhan-keluhan pasien yang dapat mengancam

kehidupan dan kesehatan pasien. Selain itu juga, penulis harus

memperhatikan kebutuhan dasar manusia berdasarkan Hierarki Maslow,

yaitu meliputi:

a. Kebutuhan fisiologis.

b. Keamanan.

c. Mencintai dan memiliki.

d. Harga diri.

e. Aktualisasi diri.

Page 4: BAB IV

Dalam merumuskan diagnosa keperawatan penulis lebih banyak

membaca dan memahami dalam penegakan diagnosa keperawatan. Hal ini

sangat diperlukan ketelitian dan ketepatan untuk mendapatkan prioritas

masalah yang benar.

Di bangsal Anggrek 1 RSUP dr.Sardjito Yogyakarta, penentuan

diagnose keperawatan sudah dilakukan sesuai dengan masalah yang

dialami oleh pasien. Tetapi untuk pencatuman diagnose keperawatan

distatus pasien, hanya diagnose pada saat pasien pertama masuk saja.

Diagnosa yang mucul selama pasien menjalani perawatan tidak

dicantumkan dalam status pasien.

Dari hasil pengkajian yang penulis lakukan pada pasien Ny “B”,

diagnosa keperawatan yang muncul sesuai dengan kondisi pasien telah

diurutkan sesuai proritas masalah adalah sebagai berikut :

a. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan faktor biologis : proses perjalanan penyakit

b. Nyeri Akut berhubungan dengan Pembedahan

c. Defisit Self Care : Toileting

d. Resiko Infeksi berhubungan dengan pembedahan

3. Perencanaan

Rencana keperawatan merupakan mata rantai antara penetapan

kebutuhan pasien dan pelaksanaan tindakan keperawatan. Dengan

demikian rencana asuhan keperawatan adalah petunjuk tertulis yang

Page 5: BAB IV

dilakukan terhadap pasien sesuai dengan kebutuhannya berdasarkan

diagnosa keperawatan. ( Rohmah, 2010 )

Rencana asuhan keperawatan disusun dengan melibatkan pasien

dan keluaraga pasien Ny”B” secara optimal agar dalam pelaksanaan

asuhan keperawatan terjalin suatu kerjasama yang saling membantu dalam

proses pencapaian tujuan keperawatan dalam memenuhi kebutuhan pasien.

Perencanaan disesuaikan dengan kondisi dan keadaan pasien Ny”B” yang

menderita Kistoma Ovary post TAH-BSO Hari ke-III, untuk

mengoptimalkan hasil yang ingin dicapai.

Pada tahap perencanaan keperawatan telah disusun dengan dasar

kriteria SMART (Spesifik, Measurable, Achiable, Reality, dan Time

Limited) yang kemudian dirumuskan dalam perencanaan yang benar

dengan didasari pada Observasi, Nursing Treatment, Health Education,

Colaboration terhadap masalah yang dialami pasien dan keluarga pada

Ny”B”.

Misalnya pada diagnosa Keperawatan Resiko Infeksi berhubungan

dengan pembedahan, penulis telah merencanakan strategi keperawatan

yang akan diberikan kepada pasien Ny “B” yang mencakup waktu dan

tujuan serta criteria yang akan dicapai : Penulis telah menetapkan waktu

3x24 jam. Dengan penulis menentukan batasan waktu diharapkan resiko

infeksi tidak terjadi, tanda-tanda vital dalam batas normal ( Suhu : 36oC –

Page 6: BAB IV

37oC dan Nadi: 60-100x/menit ), tidak terdapat tanda-tanda infeksi ( Kalor,

Dolor, Rubor, Tremor), Leukosit : 4,8-10,8 10e3/ul.

Sedangkan untuk perencanaan yang penulis tetapkan mencakup 4

aspek yaitu ONEK, diantaranya :

O :- Kaji tanda- tanda infeksi ( K,D, R,T dan F )

-Observasi tanda-tanda vital ( suhu dan Nadi ) dan hasil pemeriksaan AL

N : - Ciptakan lingkungan yang bersih

-Batasi pengunjung

-Lakukan tindakan perawatan luka dengan prinsip steril

-Ganti linen setiap hari

E : -Anjurkan pasien untuk menjaga luka tetap bersih dan kering.

-Anjurkan pasien mengkonsumsi diit TKTP dan putih telur minimal 3

butir sehari

K : -Kelola pemberian obat cefadroxil500mg/12jam per oral

Pada tahap perencanaan keperawatan telah dilakukan sesuai

kebutuhan klien yang mendesak dan harus segera ditangani. Perencanaan

pada hari selanjutnya oleh penulis disesuaikan pada perencanaan pada hari

sebelumnya.

Page 7: BAB IV

Dibangsal Anggrek 1 RSUP dr.Sadjito sendiri, perencanaan yang

disusun disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan pasien. Perencanaan

yang perawat buat untuk memberikan asuhan keperawatan pada Ny “ B“

telah sesuai dengan kebutuhan pasien dan diagnose yang muncul.

4. Pelaksanaan

Pada tahap ini dilakukan pelaksanaan dari perencanaan

keperawatan yang telah ditentukan, dengan tujuan untuk memenuhi

kebutuhan pasien secara optimal. Pelaksanaan adalah pengelolaan dan

perwujudan dari rencana keperawatan yang telah disusun pada tahap

perencanaan. ( Rohmah, 2010 )

Adapun jenis tindakan dalam pelaksanaan, antara lain:

1. Independent(Secara mandiri)

Adalah tindakan yang diprakarsai sendiri oleh perawat untuk membantu

pasien dalam mengatasi masalahnya atau menaggapi reaksi karena

adanya stressor (penyakit).

2. Interdependent (Saling ketergantungan/kolaborasi)

Adalah tindakan keperwatan atas dasar kerja sama sesama tim perawatan

atau tim kesehatan lainya.

3. Dependent(Rujukan/ketergantungan)

Adalah tindakan keperawatan atas dasar rujukan dari profesi lain.

Page 8: BAB IV

Dalam pelaksanaan tindakan keperawatan dibuat sesuai dengan

masing-masing diagnosa dengan melibatkan pasien dan keluarga serta

didukung oleh tenaga kesehatan lainya secara menyeluruh agar didapat

hasil yang maksimal..

Dalam kasus ini, setiap pelaksanaan merawat Ny “B” penulis selalu

mengkomunikasikan kepada keluarga dalam setiap tindakan pada pasien,

serta penulis bersikap profesional sebagai seorang perawat. Pada tahap ini

dibutuhkan kerjasama yang baik antara tim kesehatan, pasien maupun

keluarga pasien. Harapan penulis dalam melakukan pelaksanaan tindakan

keperawatan hendaknya perawat dan tenaga kesehatan melakukannya

sesuai dengan rencana dan kondisi pasien dan berorientasi pada kebutuhan

pasien untuk mencapai tingkat kesehatan pasien yang lebih tinggi.

Pelaksanaan yang dilakukan sesuai dengan perencanaan Di bangsal

Anggrek sendiri, implementasi yang dilakukan telah sesuai intervensi yang

direncanakan. Kerjasama antar tim di bangsal Anggrek sudah baik.

Kolaborasi dengan tim kesehatan lainpun telah dilakukan. Sarana dan

prasarana yang lengkap dapat menunjang kelancaran pemberian asuhan

keperawatan

5. Evaluasi

Evaluasi adalah perbandingan yang sistematis dan terencana

tentang kesehatan pasien dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan

Page 9: BAB IV

dengan cara berkesinambungan dengan melibatkan pasien dan tenaga

kesehatan lainnya.( Rohmah, 2010 )

Evaluasi terbagi menjadi dua, yaitu :

a. Evaluasi Proses

Evaluasi yang dilaksanakan setalah melakukan tindakan yang mengacu

pada respon pasien terhadap tndakan yang dilakukan. Adapun evaluasi

proses pada diagnose resiko infeksi pada pasien Ny.”B”, antara lain :

1) Pasien mengeluh panas pada luka bekas operasi

2) Pasien bersedia untuk makan diit TKTP dan putih telur

3) Obat cefadroxil 500 mg diminum pasien per oral, tidak mengalami

alergi terhadap obat tersebut

4) Pasien paham dan mau menjaga luka agar tetap kering.

b. Evaluasi Hasil

Evaluasi akhir pada semua keperawatn dan mengacu pada tujuan.

Dalam kasus ini penulis melakukan evaluasi SOAP (Subjek, Objek.

Asessment, Planning).

Adapun evaluasi hasil pada diagnose resiko infeksi pada pasien Ny.”B”,

adalah :

S : -

O : -Tidak muncul tanda- tanda infeksi

-Balutan luka bersih

Page 10: BAB IV

- N : 82x/menit

-S : 36,3 C

A : Masalah resiko infeksi teratasi sebagian :

- Tidak muncul tanda- tanda infeksi

-Keadaan luka kering, tidak ada kemerahan, tidak ada push

-Balutan luka bersih

-DC telah di lepas

- N : 82x/menit

-S : 36,3 C

P :Lanjutkan intervensi

1.Kaji tanda- tanda infeksi

2.Observasi tanda-tanda vital dan hasil pemeriksaan AL

3.Ciptakan lingkungan yang bersih

4.Batasi pengunjung

5.Kelola pemberian obat cefadroxil 2x500mg/12 jam per oral

Pada kasus Ny”B”, penulis mengevaluasi keadaan pasien setiap hari.

Pada saat penulis selesai melakukan asuhan keperawatan selama

Page 11: BAB IV

3x24jam pada pasien Ny.”B”, Pada waktu itu pasien BLPL ( Boleh

Pulang ) tanggal 14 Juli 2012.

Disini penulis memberikan Discharge Planning pada Ny”B” yang

meliputi:

1) Hal-hal yang perlu diperhatikan ketika dirumah untuk meningkatkan

kesehatan.

2) Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat akan control

6. Dokumentasi

Dokumentasi yang lengkapmulai pengkajian sampai evaluasi

digunakan untuk mengetahui perkembangan status kesehatan pasien, untuk

mengetahui tindakan-tindakan yang telah dilakukan serta sebagai sarana

komunikasi terapeutik yang evektif bagi tim kesehatan yang ada. Selain itu

dokumentasi digunakan sebagai bukti kualitas pemberian asuhan

keperawatan dan bukti legal keperawatan (sebagai bukti tanggumgjawab

dan tangguang gugat). ( Rohmah, 2010 )

Dalam kasus kelolaan, penulis telah melakukan pendokumentasian

secara lengkap mulai pengkajian, diagnosa keperawatan,

perencanaan/intervensi, pelaksanaan/implementasi sampai evaluasi.

Penulis juga telah melakukan pendokumentasian lengkap tanggal, jam,

paraf, dan nama terang pada rencana keperawatan sebagai pertanggung

jawaban dan penelitian perawat.

Page 12: BAB IV

Di bangasal anggrek 1 RSUP dr.Sardjito Yogyakarta dalam

mendokumentasikan asuhan keperawatan yang telah dilakukan sudah

cukup bagus dan telah sesuai dengan tindakan keperawatan yang telah

dilakukan. Perawat bangsal juga sudah mendokumentasikan seluruh hasil

pemeriksaan penunjang dan laboratorium pada status pasien.

B. SARAN

Untuk meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan asuhan keperawatan,

penulis menyarankan kepada pembaca dan adik-adik kelas yang jika suatu

saat menemukan kasus yang serupa sebaiknya :

1. Dalam melakukan pengkajian hendaknya melakukan pengumpulan data

dengan wawancara, observasi, pemeriksaan fisik dengan sumber data

yang yang diperoleh dari pasien, keluarga, dan tenaga kesehatan lainnya

yang dilakukan secara komperhensif baik bio-psiko-sosio-spiritual untuk

memperoleh data yang sesuai dengan keadaan pasien.

2. Dalam menentukan diagnosa keperawatan hendaknya ditetapkan

berdasarkan analisa dan interpretasi data yang diperoleh dari pengkajian

keperawatan pasien, dirumuskan menjadi sebuah permasalahan yang

disusun dengan menggunakan perumusan symptom

3. Gunakanlah komunikasi teraupetik pada pasien setiap kali melakukan

asuhan keperawatan.

Page 13: BAB IV

4. Dalam setiap tindakan asuhan keperawatan libatkan keluarga dan jelaskan

setiap tindakan yang dilakukan agar keluarga mengetahui progam

pengobatan yang diberikan kepada pasien dengan komunikasi teraupetik. .

5. Berikan penyuluhan kesehatan pada pasien dan keluarga pasien tentang

prognosis dan pengobatan secara sistematis, konkrit dan mudah dipahami

disesuaikan dengan bahasa yang digunakan sehari-hari.