bab iv

18
BAB IV PEMBAHASAN Fosil adalah sisa atau jejak/bekas hewan maupun tumbuhan yang hidup pada masa lampau yang terawetkan/tertimbun secara alamiah dan memiliki umur lebih dari 11.000 tahun. Pada praktikum kali ini akan mengamati fosil yang pembahasannya meliputi jenis pemfosilan serta prosesnya, phylum fosil dan juga lingkungan pengendapannya. 4.1 Fosil dengan nomor peraga F-24 Fosil pada peraga dengan nomor F-24 ini memiliki ukuran 7x6 cm. Fosil ini merupakan fosil kayu yang membatu. Kayu ini bisa memfosil karena terbentuknya fosil kayu terjadi karena proses tindakan bahan galian kayu secara kimia dan fisikal kesan dari proses waktu yang amat panjang dan selama jutaan tahun. Dilihat dari bentuknya fosil ini termasuk ke dalam fosil yang memiliki tipe pengawetan bagian keras yang mengalami perubahan karena bentuknya masih berupa bodi utuh dan tidak terlihat adanya kerusakan pada fosil tersebut sehingga bentuknya masih seperti bentuk aslinya. Prosesnya termasuk ke dalam replacement atau penggantian karena terjadi perubahan kandungan kimia pada fosil kayu ini walaupun bentuknya tidak 14

Upload: tono-ganteng

Post on 22-Nov-2015

10 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

k,k

TRANSCRIPT

BAB IVPEMBAHASAN

Fosil adalah sisa atau jejak/bekas hewan maupun tumbuhan yang hidup pada masa lampau yang terawetkan/tertimbun secara alamiah dan memiliki umur lebih dari 11.000 tahun. Pada praktikum kali ini akan mengamati fosil yang pembahasannya meliputi jenis pemfosilan serta prosesnya, phylum fosil dan juga lingkungan pengendapannya.4.1 Fosil dengan nomor peraga F-24Fosil pada peraga dengan nomor F-24 ini memiliki ukuran 7x6 cm. Fosil ini merupakan fosil kayu yang membatu. Kayu ini bisa memfosil karena terbentuknya fosil kayu terjadi karena proses tindakan bahan galian kayu secara kimia dan fisikal kesan dari proses waktu yang amat panjang dan selama jutaan tahun. Dilihat dari bentuknya fosil ini termasuk ke dalam fosil yang memiliki tipe pengawetan bagian keras yang mengalami perubahan karena bentuknya masih berupa bodi utuh dan tidak terlihat adanya kerusakan pada fosil tersebut sehingga bentuknya masih seperti bentuk aslinya. Prosesnya termasuk ke dalam replacement atau penggantian karena terjadi perubahan kandungan kimia pada fosil kayu ini walaupun bentuknya tidak mengalami perubahan. Proses ini dapat terjadi karena bagian keras dari kayu ini hilang/larut oleh air tanah yang biasanya memiliki kandungan silika, sehingga yang tertinggal hanya rongga kemudian diikuti pengendapan senyawa lain yang pada kasus ini merupakan silika karena larut di air tanah, lalu pengendapan silika pada rongga ini memiliki bentuk dan struktur yang sama, tetapi komposisinya sudah berubah yang mengandung silika. Dilihat dari tipe pemfosilannya yang termasuk ke dalam pengawetan bagian keras dan prosesnya yang larut di airtanah sehingga kandungannya berubah menjadi silika maka fosil ini adalah silicified wood.Dilihat dari lingkungan pengendapannya, silicified wood ini memiliki lingkungan hidup di darat dan kandungan kimianya yang mengandung silika. Jadi bisa diindikasikan lingkungan pengendapan silicified wood ini terjadi di airtanah yang kaya akan kandungan silika yang mula-mula tumbuhan jatuh ke tanah lalu bagian tumbuhan hilang/larut di air tanah kemudian terjadi pengendapan mineral baru yang akhirnya komposisi kayu ini terubahkan menjadi silika walaupun memiliki bentuk dan struktur yang sama.

4.2 Fosil dengan nomor peraga F-1Fosil pada peraga dengan nomor F-1 ini memiliki ukuran 5x3 cm. Fosil ini merupakan fosil cangkang orgsnisme yang membatu. Fosil ini berupa mold karena terlihat cetakan bagian dalam cangkang dari suatu oraganisme sehingga jika diklasifikan lebih lanjut fosil merupakan internal mold yang menunjukan karakteristik bentuk bagian dalam cangkang. Prosesnya terjadi karena cangkang bagian dalam suatu organisme menekan sedimen yang belum membatu kemudian meninggalkan cetakan bagian dalam cangkang yang menekan sedimen tersebut dan belum terisi material apapun. Lalu karena prosesnya yang memakan waktu yang lama sedikit demi sedikit bagian asli dari cangkang yang menempel pada sedimen itu hilang yang dimungkinkan karena pelapukan atau erosi sehingga nampaklah internal mold yang ada sekarang. Dilihat dari prosesnya tipe pengawetan fosil ini termasuk ke dalam pengawetan tapak, jejak dan sisa organisme.Dilihat dari kenampakan bentuknya fosil ini termasuk ke dalam phylum molusca. Mollusca merupakan hewan yang bertubuh lunak.Tubuhnya lunak dilindungi oleh cangkang, meskipun ada juga yang tidak bercangkang. Hewan ini tergolong triploblastik selomata. Ukuran dan bentuk mollusca sangat bervariasi.Misalnya siput yang panjangnya hanya beberapa milimeter dengan bentuk bulat telur.Namun ada yang dengan bentuk torpedo bersayap yang panjangnya lebih dari 18 m seperti cumi-cumi raksasa. Tubuh mollusca terdiri dari tiga bagian utama yaitu kaki yang merupakan perpanjangan/penjuluran dari bagian Ventral tubuh yang berotot. Kaki berfungsi untuk bergerak. Pada sebagian mollusca kaki telah termodifikasi menjadi tentakel yang berfungsi untuk menangkap mangsa. Lalu Massa viseral adalah bagian tubuh yang lunak dari mollusca. Di dalam massa viseral terdapat organ-organ seperti organ pencernaan, ekskresi, dan reproduksi. Massa viseral dilindungi oleh mantel. Dan yang terakhir adalah mantel yang merupakan jaringan tebal yang melindungi massa viseral. Mantel membentuk suatu rongga yang disebut rongga mantel. Di dalam rongga mantel berisi cairan. Cairan tersebut adalah tempat lubang insang, lubang ekskresi dan anus. Sitem syaraf Mollusca terdiri dari cincin syaraf. Sistem syaraf ini mengelilingi esofagus dengan serabut saraf yang menyebar. Sistem pencernaan mollusca sudah terbilang lengkap terdiri dari mulut, esofagus, lambung, usus, dan anus. Mollusca juga memiliki lidah bergerigi yang berfungsi untuk melumatkan makanan. Lidah bergerigi itu disebut radula. Mollusca yang hidup di air bernafas dengan insang yang berada pada rongga mantel. Mollusca hidup secara heterotrof dengan memakan organisme lain. Misalnya ganggan, ikan, ataupun mollusca lainnya. Mollusca hidup di air maupun di darat. Mollusca yang hidup di air contohnya sotong dan gurita. Sedangkan yang hidup di darat contohnya Siput. Cara reproduksi mollusca bereproduksi secara seksual. pada umumnya organ reproduksi jantan dan betina pada umumnya terpisah pada individu lain (gonokoris). Namun, meski begitu jenis siput tertentu ada yang bersifat Hermafrodit. Fertilisasi dilakukan secara internal ataupun eksternal sehingga menghasilkan telur. Telur tersebut berkembang menjadi larva dan pada akhirnya akan menjadi mollusca dewasa. Berdasarkan bentuk, kedudukan kaki, cangkang, mantel, dan sistem syarafnya, Filum Mollusa terbagi menjadi lima kelas yaitu Polyplacophora, Scapopoda, Gastropoda, Pelecypoda dan Cephalopoda.Dilihat dari lingkungan pengendapannya, lingkungan hidup mollusca tedapat di laut dangkal yang masih dapat ditembus oleh sinar cahaya matahari sehingga warnanya terlihat cerah. Karena lingkungan hidupnya di laut dangkal mollusca ini memiliki komposisi kimia berupa karbonatan dapat di tes melalu penetesan HCL pada fosil mollusca ini akan keluar buih. Jadi dapat diindikasikan fosil mollusca ini lingkungan pengendapannya terjadi di laut dangkal. Dan umur diperkirakan

4.3 Fosil peraga nomor F-98 Fosil pada peraga dengan nomor F-98 ini memiliki ukuran 10x8 cm. Fosil termasuk bodi utuh karena tidak terdapat kerusakan pada badan fosil dan seperti bentuk aslinya. Dilihat dari tipe pengawetannya fosil ini termasuk ke dalam tipe pengawetan bagian keras dari organisme yang dimana proses bagian keras dari organisme harus tersusun oleh mineral yang tahan/resisten terhadap proses pelapukan dan reaksi kimia, sehingga memungkinkan untuk terbentuknya fosil. Berdasarkan komposisinya fosil ini termasuk ke dalam fosil yang bersifat karbonatan yang merupakan fosil yang tersusun atas kalsium karbonat, banyak fosil berkomposisi karbonatan terawetkan dalam bentuk aslinya termasuk fosil ini. Dilihat dari bentuk dan komposisi kimianya dapat dikatakan phylum dari fosil ini adalah coelenterata. Jadi pada mulanya coelenterata ini hidup secara koloni dan akhirnya bersatu membentuk kesatuan tubuh lalu mati dan terendapkan di material sedimen. Karena proses yang sangat panjang tubuh coelenterata ini terawetkan dan bagian lunaknya pun hilang sehingga yang tersisa adalah bagian kerasnya yang berifat karbonatan maka terlihat lah kenampakan yang ada sekarang pada peraga F-98. Coelenterata adalah invertebrata yang memiliki rongga tubuh.Rongga tubuh tersebut berfungsi sebagai alat pencernaan (gastrovaskuler). Coeleanterata disebut juga Cnidaria karena sesuai dengan cirinya yang memiliki sel penyengat.Sel penyengat terletak pada tentakel yang terdapat disekitar mulutnya. Coelenterata memiliki struktur tubuh yang lebih kompleks. Sel-sel Coelenterata sudah terorganisasi membentuk jaringan dan fungsi dikoordinasi oleh saraf sederhana. Ukuran tubuh Coelenterata beraneka ragam. Ada yang penjangnya beberapa milimeter, misal Hydra dan ada yang mencapai diameter 2 m, misalnya Cyanea. Tubuh Coelenterata simetris radial dengan bentuk berupa medusa atau polip.Medusa berbentuk seperti lonceng atau payung yang dikelilingi oleh lengan-lengan (tentakel). Polip berbentuk seperti tabung atau seperti medusa yang memanjang. Coelenterata merupakan hewan diploblastik karena tubuhnya memiliki dua lapisan sel, yaitu ektoderm (epidermis) dan endoderm (lapisan dalam atau gastrodermis). Ektoderm berfungsi sebagai pelindung sedang endoderm berfungsi untuk pencernaan. Sel-sel gastrodermis berbatasan dengan coelenteron atau gastrosol. Gastrosol adalah pencernaan yang berbentuk kantong. Makanan yang masuk ke dalam gastrosol akan dicerna dengan bantuan enzim yang dikeluarkan oleh sel-sel gastrodermis. Pencernaan di dalam gastrosol disebut sebagai pencernaan ekstraseluler. Hasil pencernaan dalam gasrosol akan ditelan oleh sel-sel gastrodermis untuk kemudian dicerna lebih lanjut dalam vakuola makanan. Pencernaan di dalam sel gastrodermis disebut pencernaan intraseluler.Sari makanan kemudian diedarkan ke bagian tubuh lainnya secara difusi. Begitu pula untuk pengambilan oksigen dan pembuangan karbondioksida secara difusi. Coelenterata memiliki sistem saraf sederhana yang tersebar benrbentuk jala yang berfungsi mengendalikan gerakan dalam merespon rangsangan. Sistem saraf terdapat pada mesoglea. Mesoglea adalah lapisan bukan sel yang terdapat diantara lapisan epidermis dan gastrodermis. Gastrodermis tersusun dari bahan gelatin. Tubuh Coelenterata yang berbentuk polip, terdiri dari bagian kaki, tubuh, dan mulut. Mulut dikelilingi oleh tentakel. Coelenterata yang berbetuk medusa tidak memiliki bagian kaki. Mulut berfungsi untuk menelan makanan dan mengeluarkan sisa makanan karena Coelenterata tidak memiliki anus. Tentakel berfungsi untuk menangkap mangsa dan memasukan makanan ke dalam mulut. Pada permukaan tentakel terdapat sel-sel yang disebut knidosit (knidosista) atau knidoblas. Setiap knidosit mengandung kapsul penyengat yang disebut nematokis. Coelenterata hidup bebas secara heterotrof dengan memangsa plankton dan hewan kecil di air. Mangsa menempel pada knodosit dan ditangkap oleh tentakel untuk dimasukkan kedalam mulut. Habitat Coelenterata seluruhnya hidup di air, baik di laut maupun di air tawar. Sebagaian besar hidup dilaut secara soliter atau berkoloni. Ada yang melekat pada bebatuan atau benda lain di dasar perairan dan tidak dapat berpindah untuk bentuk polip, sedangkan bentuk medusa dapat bergerak bebas melayang di air. Reproduksi Coelenterata terjadi secara aseksual dan seksual. Reproduksi aseksual dilakukan dengan pembentukan tunas. Pembentukan tunas selalu terjadi pada Coelenterata yang berbentuk polip. Tunas tumbuh di dekat kaki polip dan akan tetap melekat pada tubuh induknya sehingga membentuk koloni. Reproduksi seksual dilakukan dengan pembentukan gamet (ovum dengan sperma). Gamet dihasilakan oleh seluruh Coelenterata bentuk medusa dan beberapa Coelenterata bentuk polip. Contoh Coelenterata berbentuk polip yang membentuk gamet adalah hydra. Coelenterata dibedakan dalam tiga kelas berdasarkan bentuk yang dominan dalam siklus hidupnya, yaitu Hydrozoa, Scypozoa, dan Anthozoa.Coelenterata terutama kelas Anthozoa yaitu koral atau karang merupakan komponen utama pembentuk ekosistem terumbu karang.Ekosistem terumbu karang merupakan tempat hidup beragam jenis hewan dan ganggang.Keanekaragaman organisme terumbu karang yang paling tingg terdapat di Asia Tenggara, dari Filipina dan Indonesia hinggaq Great Barier Reef di Australia.Dua puluh lima persen ikan yang dikonsumsi manusia juga hidup pada ekosistem ini.Selain itu, terumbu karang sanga indah sehingga dapat di jadikan objek wisata. Karang di pantai sangat bermanfaat sebagai penahan ombak untuk mencengah pengikisan pantai.Dilihat dari lingkungan pengendapannya, lingkungan hidup colenterata terdapat di laut dangkal bisa dilihat dari warnanya yang cerah karena masih dapat ditembus oleh sinar cahaya matahari. Karena tempat hidupnya di laut dangkal tersebut fosil coelenterata ini memiliki kandungan kimia bersifat karbonatan. Hal ini bisa dibuktikan dengan penetesan HCL pada fosil ini, maka selanjutnya akan mengeluarkan buih pada permukaan fosil. Dilihat dari lingkungan hidup dan kandungan kimianya dapat diindikasikan fosil ini lingkungan pengendapannya berada di laut dangkal.4.4 Fosil peraga nomor F-24 Fosil pada peraga dengan nomor F-24 ini memiliki ukuran 4,5x3 cm. Fosil ini berupa bodi utuh karena pada tubuhnya tidak terdapat kerusakan dan masih memiliki kenampakan bentuk aslinya. Dilihat dari bentuknya tersebut fosil ini memiliki tipe pengawetan bagian keras dari organisme. Ini bisa terjadi karena proses pengawetan fosil dimana bagian keras organisme harus tersusun oleh mineral yang tahan/resisten terhadap proses pelapukan dan reaksi kimia, sehingga memungkinkan untuk terbentuknya fosil. Lalu berdasarkan komposisinya fosil ini termasuk ke dalam fosil yang bersifat karbonatan yang merupakan fosil yang tersusun atas kalsium karbonat, banyak fosil berkomposisi karbonatan terawetkan dalam bentuk aslinya termasuk fosil ini. Dilihat dari bentuk dan komposisi kimianya dapat dikatakan phylum dari fosil ini adalah echimodermata. Jadi pada awalnya fosil echinodermata ini mati dan terendapkan di material sedimen. Selanjutkan dalam jangka waktu ribuan tahun akhirnya fosil ini terawetkan karena kandungan kimianya yang resisten terhadap pelapukan tetapi bagian lunak dari organisme ini lepas sehingga yg tersisa hanyalah bagian kerasnya yang karbonatan. Dan kenampakannya bisa dilihat seperti saat ini pada peraga F-24.Phylum Echinodermata adalah kelompok hewan triopoblastik selomata yang memilki ciri khas adanya rangka dalam (endoskeleton) berduri yang menembus kulit. Bentuk tubuh Echinodermata ada yang seperti bintang, bulat, pipih, bulat memanjang, dan seperti tumbuhan. Tubuh terdiri dari bagian oral (yang memiliki mulut) dan Aboral (yang tidak memiliki mulut). Permukaan Echinodermata umumnya berduri, baik itu pendek tumpul atau runcing panjang. Duri berpangkal pada suatu lempeng kalsium karbonat yang disebut testa. Sistem saluran air dalam rongga tubuhnya disebut ambulakral. Ambulakral berfungsi untuk mengatur pergerakan bagian yang menjulur keluar tubuh, yaitu kaki ambulakral atau kaki tabung ambulakral.Kaki ambulakral memiliki alat isap. Sistem pencernaan terdiri dari mulut, esofagus, lambung, usus, dan anus. Sistem ekskresi tidak ada. Pertukaran gas terjadi melalui insang kecil yang merupakan pemanjangan kulit. Sistem sirkulasi belum berkembang baik. Echinodermata melakukan respirasi dan makan pada selom. Sistem saraf Echinodermata terdiri dari cincin pusat saraf dan cabang saraf. Echinodermata tidak memiliki otak. Untuk reproduksi Echinodermata ada yang bersifat hermafrodit dan dioseus. Echinodermata merupakan hewan yang hidup bebas. Makanannya adalah kerang, plankton, dan organisme yang mati.Habitatnya di dasar air laut, di daerah pantai hingga laut dalam. Echinodermata bersifat dioseus bersaluran reproduksi sederhana. Fertilisasi berlangsung secara eksternal. Zigot berkembang menjadi larva yang simetris bilateral bersilia. Hewan ini juga dapat beregenerasi. Echinodermata dikelompokkan menjadi lima kelas, yaitu Asteroidea, Ophiuroidea, Echinoidea, Holothuroidea, dan Crinoidea. Dilihat dari lingkungan pengendapannya, lingkungan hidup echinodermata terdapat di laut dangkal bisa dilihat dari warnanya yang cerah karena masih dapat ditembus oleh sinar cahaya matahari. Karena tempat hidupnya di laut dangkal tersebut fosil echinodermata ini memiliki kandungan kimia bersifat karbonatan. Hal ini bisa dibuktikan dengan penetesan HCL pada fosil ini, maka selanjutnya akan mengeluarkan buih pada permukaan fosil. Dilihat dari lingkungan hidup dan kandungan kimianya dapat diindikasikan fosil dengan phylum echinodermata ini lingkungan pengendapannya berada di laut dangkal.

4.5 Fosil peraga nomor FJK-06 Fosil pada peraga dengan nomor F-24 ini memiliki ukuran 7,5x2 cm. Fosil ini berupa fragmen karena merupakan bagian keras dari organisme yaitu gigi yang diperkirakan berasal dari mamalia yang tubuh lunaknya sudah hilang. Dilihat dari bentuknya tipe pengawetan fosil ini merupakan pengawetan dari bagian keras organisme dimana proses pengawetan harus tersusun oleh mineral yang tahan/resiten terhadap proses pelapukan dan reaksi kimia, sehingga memungkinkan untuk terbentuknya fosil. Dilihat dari komposisinya fosil gigi ini merupakan fosil yang tersusun atas kalsium fosfat. Senyawa ini sangat bagus untuk bertahan dari pelapukan sehingga banyak organisme yang menjadi fosil dengan pengawetan yang sangat bagus. Jadi pada awalnya organisme mamalia mati dan terkubur di dalam materila sedimen, lalu karena prosesnya dalam jangka waktu yang sangat lama sedikit demi sedikit bagian bagian lunak dari mamalia ini mengalami pembusukan sehingga yang tertinggal hanya bagian keras yang resisten yang dalam kasus ini berupa gigi karena kandungan kimianya yang bersifat fosfatan. Dan akhirnya terbentuk lah fosil gigi seperti nampak pada peraga nomor FJK-06. Dilihat dari lingkungan pengendapannya, fosil gigi ini memiliki lingkungan hidup di darat karena giginya yang diindikasikan berasal dari mamalia yang hidup di masa lampau lalu mati terkubur di dalam material sedimen yang akhirnya terawetkan bagian kerasnya yang resisten berupa gigi yang mengandung kalsium fosfat. Jadi dapat diindikasikan fosil gigi ini lingkungan pengendapan berada di darat.

BAB VPENUTUP

5.1 Kesimpulan Pengertian Fosil adalah semua sisa, jejak, ataupun cetakan dari manusia, binatang, dan tumbuh-tumbuhan yang telah terawetkan dalam suatu endapan batuan dari masa geologis atau prasejarah yang telah berlalu. Pada peraga nomor FJK-01 merupakan merupakan fosil kayu dengan tipe pengawetan bagian keras dari organisme yang terubahkan dengan prosesnya replacement. Fosil ini dinamakan silicified wood yang lingkungan pengendapannya diindikasikan terjadi di darat. Pada peraga nomor F-1 adalah fosil berupa mold dengan tipe pengawetan bagian keras dari organisme yang memiliki komposisi yang bersifat karbonatan. Phylumnya adalah mollusca dan diindikasikan lingkungan pengendapannya terjadi di laut dangkal. Pada peraga nomor F-98 adalah fosil berupa bodi utuh dengan tipe pengawetannya bagian keras dari organisme yang memiliki komposisi yang bersifat karbonatan. Phylumnya adalah coelenterata dan lingkungan pengendapannya diindikasikan terjadi di laut dangkal. Pada peraga nomor F-24 ada fosil berupa bodi utuh. Tipe pengawetannya ada pengawetan bagian keras dari organisme yg memiliki komposisi kalsium karbonat. Phylumnya adalah echinodermata dan ingkungan pengendapannya diindikasikan terjadi di laut dangkal. Pada peraga nomor FJK-06 adalah fosi gigi yang berupa fragmen. Tipe pengawetannya adalah pengawetan bagian keras dari organisme yang memiliki komposisi yang bersifat fosfatan. Lingkungan pengendapan fosil ini diindikasikan terjadi di darat.

5.2 Saran Agar praktikan bertanya apabila tidak mengertiDAFTAR PUSTAKA

http://gurungeblog.wordpress.com ( Diakses pada tanggal 8 Oktober 2012, pukul 19.05 WIB )http://aditya-pandhu.blogspot.com/2010/02/phylum-coelenterata-cnidaria.html ( Diakses pada tanggal 8 Oktober 2012, pukul 19.20 WIB )http://id.wikipedia.org/wiki/Fosil ( Diakses pada tanggal 8 Oktober 2012, pukul 19.31 WIB )http://id.wikipedia.org/wiki/Fosil_kayu ( Diakses pada tanggal 8 Oktober 2012, pukul 19.57 WIB )http://wahidpriyono.blogspot.com/2011/05/makalah-echinodermata.html(Diakses pada tanggal 8 Oktober 2012, pukul 20.25 WIB)http://nihaostone.wordpress.com/category/wood-fossil/ ( Diakses pada tanggal 8 Oktober 2012, pukul 23.02 WIB )

14