bab iv

19
BAB IV HASIL PENELITIAN Pada bab hasil penelitian ini peneliti akan membagi pembahasan menjadi tiga sub judul yaitu dimulai dari gambaran umum RSU Provinsi NTB, kemudian gambaran umum responden dan terakhir gambaran khusus hasil penelitian. A. Gambaran Umum RSU Provinsi NTB Berikut akan dipaparkan gambaran umum RSU Provinsi NTB yang meliputi : 1. Keadaan Geografis RSU Provinsi NTB Rumah Sakit Umum Provinsi Nusa Tenggara Barat terdiri dari 3 lantai yang mempunyai luas bangunan 18.198 m 3 dengan luas wilayah 25.697 m 2 yang berlokasi di Jalan Pejanggik No. 6 Mataram. Dengan batas-batas wilayah di sebelah utara berbatasan dengan jalan parawisata, di sebelah selatan dengan jalan pejanggik, di sebelah barat dengan jalan veteran dan di sebelah timur berbatasan dengan jalan harimau. 38

Upload: jey-oneheart

Post on 18-Nov-2015

214 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

HASIL PENELITIAN

TRANSCRIPT

46

50

BAB IVHASIL PENELITIANPada bab hasil penelitian ini peneliti akan membagi pembahasan menjadi tiga sub judul yaitu dimulai dari gambaran umum RSU Provinsi NTB, kemudian gambaran umum responden dan terakhir gambaran khusus hasil penelitian.A. Gambaran Umum RSU Provinsi NTBBerikut akan dipaparkan gambaran umum RSU Provinsi NTB yang meliputi :1. Keadaan Geografis RSU Provinsi NTBRumah Sakit Umum Provinsi Nusa Tenggara Barat terdiri dari 3 lantai yang mempunyai luas bangunan 18.198 m3 dengan luas wilayah 25.697 m2 yang berlokasi di Jalan Pejanggik No. 6 Mataram. Dengan batas-batas wilayah di sebelah utara berbatasan dengan jalan parawisata, di sebelah selatan dengan jalan pejanggik, di sebelah baratdengan jalan veteran dan di sebelah timur berbatasan dengan jalan harimau.2. Klasifikasi RSU Provinsi NTBKlasifikasi Rumah Sakit Umum Provinsi Nusa Tenggara Barat adalah rumah sakit kelas B milik Pemerintah Daerah Tingkat I Nusa Tenggara Barat dan status kelas B ini berlangsung sejak tahun 1987 atas dasar :a. Surat Keputusan Menteri Kesehatan No. 41/Menkes/SK/1987 tanggal 21 Januari 1987 yang kemudian diperbaharui dengan surat keputusan Menkes No. 1160/Menkes/SK/1993 tanggal 15 Desember 1993.b. Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Nusa Tenggara Barat No. 253 tanggal 8 November 1988, Perda No. 7 tahun 1995.c. Berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 13/Menkes/SK/I/2005 tanggal 5 Januari 2005 tentang penigkatan kelas Rumah Sakit Umum Mataram Nusa Tenggara Barat milik pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat, meningkatkan kelas Rumah Sakit Umum Mataram Nusa Tenggara Barat dari kelas B Non-Pendidikan menjadi kelas B Pendidikan.d. Tahun 2005 Rumah Sakit Umum Mataram berubah tipe dari tipe B menjadi tipe B pendidikan sesuai Surat Keputusan Menteri Kesehatan No. 15/2006 tanggal 6 Januari 2006. Pada tahun 2006 berdasarkan Peraturan Gubernur No. 18/2006 Rumah Sakit Umum Mataram menjadi Rumah Sakit Umum Daerah Mataram.

3. Visi dan Misi RSU Provinsi NTBa. VisiMenjadi rumah sakit rujukan yang unggul dalam pelayanan pendidikan dan penelitian di Indonesia Timur tahun 2013.b. Misi1) Memberikan pelayanan kesehatan yang unggul dan berkualitas secara profesional, selaras dengan perkembangan ilmu dan teknologi kesehatan.2) Mengembangkan pelayanan kesehatan yang berintegrasi dalam program pembangunan kesehatan di Provinsi Nusa Tenggara Barat dan Sistem Kesehatan Nasional.3) Menyiapkan sumber daya yang unggul untuk menunjang pelaksanaan pelayanan pendidikan, pelatihan dan penelitian kesehatan.4) Mengembangkan system manajemen dan administrasi rumah sakit untuk menunjang pelayanan.5) Meningkatkan kesejahteraan karyawan sehingga termotivasi untuk melaksanakan tugas lebih baik.4. Jenis Pelayanan RSU Provinsi NTBa. Pelayanan Rawat JalanTerdapat 22 Poliklinik di Rumah Sakit Umum Provinsi Nusa Tenggara Barat.

b. Pelayanan Rawat InapTerdiri dari 14 ruang perawatan dengan kapasitas tempat tidur sebanyak 349, terbagi pada kelas super VIP, VIP A, VIP B, Kelas I, II, III, Ruang Rawat Intensif (ICU, ICCU, NICU dan PICU), Ruang Isolasi dan Ruang Bersalin.c. Pelayanan Instalasi Rawat DaruratPelayanan IRD terdiri dari 6 unit yaitu pelayanan Triage, penanganan Kegawat daruratan Bedah dan Non-Bedah, Operasi Akut, Pelayanan Radiologi, One Day Care dan Pelayanan Penunjang Non-medis.d. Pelayanan Ruang Bedah SentralTerdiri dari 8 jenis pelayanan meliputi pelayanan bedah umum, bedah obgyn, bedah mata, bedah THT, bedah orthopedi, bedah gigi dan mulut, bedah urologi dan bedah syaraf.e. Pelayanan Penunjang Medis dan Non-Medis1) Pelayanan Penunjang MedisTerdiri dari laboratorium klinik, radiologi dan CT-scan, elektromedis (ECG, USG, EEG, Laparoskopi, Endoskopi, Spirometer, Audiometer, Renographi dan Mamographi), sertafarmasi.

2) Pelayanan Penunjang Non-MedisTerdiri dari 5 unit pelayanan yaitu pelayanan gizi, laundry/linen, sentral sterilisasi, kesehatan lingkungan serta pemeliharaan sarana dan prasarana.5. Ketenagaan RSU Provinsi NTBSelain sumber daya tersebut di atas, faktor pendukung yang sangat penting dalam melaksanakan fungsi serta untuk mencapai visi dan misi rumah sakit adalah sumber daya manusia.Tenaga yang tersedia di Rumah Sakit Umum Provinsi Nusa Tenggara Barat didukung oleh berbagai latar belakang pendidikan baik medis, paramedik maupun non-medis. Untuk melaksanakan program-program yang telah disusun disesuaikan dengan tugas dan fungsi, Rumah Sakit Umum Provinsi Nusa Tenggara Barat mempunyai tenaga yang terdiri dari :a. Tenaga medis seluruhnya 97 orang terdiri dari dokter spesialis sebanyak 43 orang, dokter umum sebanyak 59 orang dan dokter gigi sebanyak 3 orang.b. Tenaga paramedik seluruhnya 482 orang terdiri dari paramedik perawatan sebanyak 397 orang dan paramedis non-perawata nsebanyak 85 orang.c. Tenaga non-medis seluruhnya 308 orang terdiri dari rekam Medis sebanyak 15 orang dan lain-lain sebanyak 293 orangTotal tenaga seluruhnya 895 orang.6. Gambaran Umum Tempat PenelitianPenelitian ini dilakukan di Ruang Poli Paru Rumah Sakit Umum Provinsi Nusa Tenggara Barat dengan rincian sebagai berikut :a. Ruang Poli ParuRuang Poli Paru terletak di lantai 1 dengan rincian ketenagaan dokter spesialis paru 2 orang, dokter umum 1 orang, perawat lulusan DIII keperawatan 1 orang, perawat lulusan SPK 1 orang dan cleaning servis 1 orang. 1) Program Poli ParuPoli paru memiliki program antara lain : Menurunkan angka kekambuhan pada pasien di poli paru terutama pasien asma dan TB paru, Mencegah penularan pada pasien TB paru, Menurunkan angka kesakitan pada pasien asma.2) Fasilitas Pelayanan Poli ParuFasilitas pelayanan poli paru terdiri dari :a. Pelayanan medik poli paru yang terdiri dari : Nebulizer, Spyrometri (faal paru) untuk mengetahui fungsi paru terutama pada pasien asma, Laboratorium dan rontgen

b. Pelayanan rawat jalan poli paru yang terdiri dari :Anamnese pasien, Beri pasien bila pasien sesak dan Registrasi pasien.B. Karakteristik Umum RespondenBerikut akan dipaparkan gambaran umum responden yang meliputi distribusi menurut umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan dan faktor pencetus asma :1. UmurDistribusi responden berdasarkan umur menurut Depkes RI (2009) dapat dilihat pada tabel di bawah ini :Tabel 2 : Distribusi responden beradasarkan umur di Poli Paru RSU Provinsi NTB Mei 2013NOUmurJumlahProsentase

117-2524.35

226-351021.74

336-451123.9

446-55919.57

556-651021.74

6>6548.68

Jumlah46100

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa reponden yang paling banyak berada pada rentang usia 36-45 yaitu sebanyak 11 responden (23.9%). Dan responden yang paling sedikit berada pada rentang usia 17-25 yaitu sebanyak 2 responden (4.35%)2. PendidikanDistribusi responden berdasarkan pendidikan menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003.Tabel 3 : Distribusi responden berdasarkan jenis pendidikan di Poli Paru RSU Provinsi NTB Mei 2013NOTingkat PendidikanJumlahProsentase

1Tidak Sekolah24.35

2Pendidikan Dasar919.57

3Pendidikan Menengah 1328.25

4Pendidikan Tinggi2247.83

Jumlah46100

Dari tabel di atas dapat di lihat bahwa sebagian besar responden berpendidikan perguruan tinggi sebanyak 22 orang (47.83%) dan yang paling sedikit yaitu responden yang tidak sekolah yaitu sebanyak 2 orang (4.35%).

3. Jenis KelaminDistribusi responden berdasarkan Jenis Kelamin dapat dilihat pada tabel di bawah ini :Tabel 4 : Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin di Poli Paru RSU Provinsi NTB Mei 2013NoJenis KelaminJumlahProentase

1Laki-Laki2350

2Perempuan2350

Jumlah46100

Dari tabel di atas dapat di lihat bahwa responden dengan jenis kelamin laki-laki dan perempuan memiliki jumlah yang sama yaitu sebanyak 23 orang (50%)

4. PekerjaanDistribusi responden berdasarkan pekerjaan dapat dilihat pada tabel di bawah ini :Tabel 5 : Distribusi responden berdasarkan jenis pekerjaan di Poli Paru RSU Provinsi NTB Mei 2013NOPekerjaanJumlahProsentase(%)

1Tidak Bekerja48.68

3Pedagang613.03

4PNS1941.2

5Swasta1736.96

Jumlah46100

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden adalah pegawai negeri sipil (PNS) yaitu sebanyak 19 orang (41.2%) dan sebagian kecil dari responden tidak bekerja sebanyak 4 orang (8.68%)

C. Hasil Penelitian Gambaran Fakor Pencetus Asma Bronkhiale1. Faktor allergenDistribusi responden berdasarkan faktor pencetus asma bronkhiale oleh allergen dapat di lihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 6 : Distribusi responden berdasarkan faktor pencetus asma bronkhiale oleh alergen di Poli Paru RSU Provinsi NTB Mei 2013NOFaktor AllergenJumlahProsentase

1Debu rumah3371.74

2Kecoa12.16

3Bulu kucing1123.9

4Serbuk sari bunga12.16

Jumlah46100

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden mengatakan faktor allergen yang paling banyak berperan sebagai pencetus serangan asma adalah debu rumah yaitu sebanyak 33 responden (71.74%) dan yang paling sedikit berperan sebagai pencetus asma adalah kecoa dan bulu kucing yaitu sebanyak 1 responden (2.16%)

2. Faktor Infeksi Saluran PernafasanDistribusi responden berdasarkan faktor pencetus asma bronkhiale oleh Infeksi Saluran Pernafasan dapat di lihat pada tabel di bawah ini :Tabel 7 : Distribusi responden berdasarkan faktor pencetus asma bronkhiale oleh Infeksi Saluran Pernafasan di Poli Paru RSU Provinsi NTB Mei 2013NOFaktor Infeksi Saluran PernafasanJumlahProsentase

1Influenza3157.41

2Tonsilitis35.56

3Sinusitis1222.21

4Faringitis814.8

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden mengatakan faktor infeksi saluran pernafasan yang paling berperan sebagai pencetus asma bronkhiale adalah influenza yaitu sebanyak 31 responden (57.41%) dan yang paling sedikit berperan sebagai faktor pencetus serangan asma adalah tonsilitis yaitu sebanyak 3 responden (5.56)

3. Faktor Polusi UdaraDistribusi responden berdasarkan faktor pencetus asma bronkhiale oleh polusi udara dapat di lihat pada tabel di bawah ini :Tabel 8 : Distribusi responden berdasarkan faktor pencetus asma bronkhiale oleh polusi udara di Poli Paru RSU Provinsi NTB Mei 2013NOFaktor Polusi UdaraJumlahProsentase

1Asap Rokok4529.02

2Asap Pabrik2516.13

3Asap Motor4529.02

4Asap Dapur4025.81

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden mengatakan faktor polusi udara yang paling berperan sebagai pencetus asma bronkhiale adalah asap rokok dan asap kendaraan bermotor yaitu sebanyak 45 responden (29.02%) dan yang paling sedikit berperan sebagai pencetus asma adalah asap pabrik yaitu sebanyak 25 responden (16.13%)

4. Faktor Perubahan Cuaca/Suhu UdaraDistribusi responden berdasarkan faktor pencetus asma bronkhiale oleh perubahan cuaca/suhu udara dapat di lihat pada tabel di bawah ini :Tabel 9 : Distribusi responden berdasarkan faktor pencetus asma bronkhiale oleh perubahan cuaca/suhu udara di Poli Paru RSU Provinsi NTB Mei 2013No Faktor Perubahan cuaca/suhu udaraJumlahProsentase (%)

1Udara Panas713.21

2Udara Dingin4686.78

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden mengatakan faktor perubahan cuaca/suhu udara yang paling banyak menyebabkan asma kambuh adalah udara dingin yaitu sebanyak 46 responden (86.78 %)

38