bab iv

22

Click here to load reader

Upload: fatimata-sari

Post on 03-Aug-2015

142 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV

BAB IV

HASIL PENELIITIAN DAN PEMBAHASAN

A. GAMBARAN UMUM WILAYAH KABUPATEN BANTUL

Wilayah Kabupaten Bantul terdiri dari daerah dataran yang terletak

pada bagian tengah dan daerah perbukitan yang terletak pada bagian timur dan

barat, serta kawasan pantai di sebelah selatan. Kondisi bentang alam tersebut

relatif membujur dari utara ke selatan. Secara geografis, Kabupaten Bantul

terletak antara 07º44'04" 08º00'27" Lintang Selatan dan 110º12'34" -

110º31'08" Bujur Timur. Di sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten

Gunungkidul, di sebelah utara berbatasan dengan Kota Yogyakarta dan

Kabupaten Sleman, di sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Kulon

Progo, dan di sebelah selatan berbatasan dengan Samudra Indonesia.

Kabupaten Bantul secara administratif terdiri dari 17 kecamatan, 75

desa dan 933 pedukuhan. Jumlah kecamatan, desa dan dusun di Kabupaten

Bantul dapat dilihat dalam tabel dibawah ini:

Page 2: BAB IV

Tabel 4.1 Jumlah Kecamatan, Desa dan Dusun di Kabupaten BantulNo. Kecamatan Jumlah Desa Jumlah Dusun1. Srandakan 2 432. Sanden 4 623. Kretek 5 524. Pundong 3 495. Bambanglipuro 3 456. Pandak 4 497. Pajangan 3 558. Bantul 5 509. Jetis 4 6410. Imogiri 8 7211. Dlingo 6 5812. Banguntapan 8 5713. Pleret 5 4714. Piyungan 3 6015. Sewon 4 6316. Kasihan 4 5317. Sedayu 4 54

Jumlah 75 933Sumber: www.bantulkab.go.id

Sarana kesehatan di Kabupaten Bantul meliputi rumah sakit

pemerintah dan swasta, Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Poliklinik

atau Balai Pengobatan, BKIA, Dokter dan Bidan Praktek Swasta,

Posyandu, apotek dan laboratorium. Jumlah fasilitas kesehatan umum

di Kabupaten Bantul dapat dilihat dalam tabel dibawah ini:

Page 3: BAB IV

Tabel 4.2 Jumlah Fasilitas Pelayanan Kesehatan Umum

B. HASIL PENELITIAN

1. Distribusi Karakteristik Subjek Penelitian

Subjek penelitian dalam penelitian ini terdiri dari 66 Ibu yang

melahirkan bayi dengan berat badan lahir < 2500 gram (BBLR) sebagai

kelompok kasus dan 66 Ibu yang melahirkan bayi dengan berat badan

lahir ≥ 2500 gram (tidak BBLR) sebagai kelompok kontrol.

Distribusi karakteristik responden berdasarkan umur dan paritas

pada kelompok kasus dan kelompok kontrol adalah sebagai berikut:

No. Fasilitas Pelayanan Kesehatan Umum 2009 20101. Rumah Sakit Umum 5 92. Rumah Sakit Bersalin 3 03. Rumah Sakit Khusus (KIA, Bedah, Paru) 2 34. Balai Pengobatan 66 785. Rumah Bersalin 27 326. Apotek 72 1007. Industri Peracik Batra 9 138. Laboratorium 0 49. Optik 0 410. Puskesmas Rawat Inap 16 1611. Puskesmas Non Rawat Inap 11 1112. Puskesmas Pembantu 67 6713. Puskesmas Keliling 27 27

Sumber: www.bantulkab.go.id

Page 4: BAB IV

Table 4.3 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan umur, dan paritas pada kelompok kasus dan kelompok kontrol

No. Karakteristik Kelompok Kontrol Kelompok KasusFrekuensi (%) Frekuensi (%)

1. Umur<20 tahun 6 9,1 10 15,2

20-35 tahun 43 65,2 35 53>35 tahun 17 25,7 21 31,8

Total 66 100 66 1002. Paritas

1 anak 30 45,5 33 502-4 anak 35 53 32 48,5>4 anak 1 1,5 1 1,5

Total 66 100 66 100Sumber: Data Primer

Berdasarkan tabel 4.3 tersebut dapat diketahui bahwa untuk umur,

pada kelompok kasus maupun kelompok kontrol keduanya paling banyak

berumur 20-35 tahun. Namun untuk kelompok kasus, jumlah responden

dengan umur resiko tinggi (kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun)

lebih banyak, yaitu 31 responden untuk kelompok kasus dan 23 responden

untuk kelompok kontrol.

Selanjutnya untuk paritas, pada kelompok kontrol paling banyak

mempunyai anak 2-4 yaitu sebanyak 35 responden (53%) dan pada

kelompok kasus paling banyak mempunyai anak 1 yaitu sebanyak 33

responden (50%).

2. Kepatuhan Ibu Mengkonsumsi Tablet Fe Selama Hamil

Tingkat kepatuhan konsumsi tablet Fe berdasarkan jumlah tablet

yang diminum dibedakan menjadi patuh (mengkonnsumsi ≥90 tablet) dan

tidak patuh (mengkonsumsi <90 tablet).

Page 5: BAB IV

Tingkat kepatuhan ibu selama hamil dalam mengkonsumsi tablet

Fe pada kelompok kasus dan kelompok kontrol adalah sebagai berikut:

a. Kelompok Kasus

Distribusi frekuensi kepatuhan ibu dalam mengkonsumsi tablet

Fe selama hamil pada kelompok kasus dapat dilihat dalam tabel

dibawah ini:

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Kepatuhan Ibu dalam MengkonsumsiTablet Fe Selama Hamil pada Kelompok Kasus

No. Kepatuhan Minum Tablet Fe

Frekuensi Persen (%)

1. Tidak Patuh (<90 tablet) 41 622. Patuh (≥ 90 tablet) 25 38

Total 66 100Sumber: Data Primer

Berdasarkan tabel 4.4 menunjukkan pada kelompok kasus

dominan tidak patuh dalam mengkonsumsi Tablet Fe, yaitu sebanyak

41 responden (62%) mengkonsumsi tablet Fe <90 tablet. Rata-rata

jumalah tablet Fe yang dikonsumsi pada kelompok kasus adalah

sebagai berikut:

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Rata-rata Jumlah Tablet Fe yangDiminum Selama Hamil pada Kelompok Kasus

No. Jumlah Tablet Fe yang Diminum

Frekuensi

1. 0-29 tablet 32. 30-59 tablet 143. 60-89 tablet 244. 90-120 tablet 255. >120 tablet -

Total 66Sumber: Data Primer

Berdasarkan table 4.5 dapat diketahui bahwa masih ada Ibu

yang selama hamil mengkonsumsi <30 tablet Fe, yaitu sebanyak 3

Page 6: BAB IV

responden (4,5%) dan paling banyak ibu-ibu pada kelompok kasus

mengkonsumsi tablet Fe antara 60-120 tablet.

b. Kelompok Kontrol

Distribusi frekuensi kepatuhan ibu dalam mengkonsumsi tablet

Fe selama hamil pada kelompok kontrol dapat dilihat dalam tabel

dibawah ini:

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Kepatuhan Ibu dalam MengkonsumsiTablet Fe Selama Hamil pada Kelompok Kontrol

No. Kepatuhan Minum Tablet Fe

Frekuensi Persen (%)

1. Tidak Patuh (<90 tablet) 28 422. Patuh (≥ 90 tablet) 38 58

Total 66 100Sumber: Data Primer

Berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan pada kelompok kontrol

dominan patuh dalam mengkonsumsi Tablet Fe, yaitu sebanyak 38

responden (58%) mengkonsumsi tablet Fe sebanyak ≥90 tablet. Rata-

rata jumlah tablet Fe yang dikonsumsi pada kelompok kontrol adalah

sebagai berikut:

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Rata-rata Jumlah Tablet Fe yang Diminum

Selama Hamil pada Kelompok KontrolNo. Jumlah Tablet Fe yang

DiminumFrekuensi

1. 0-29 tablet 22. 30-59 tablet 73. 60-89 tablet 204. 90-120 tablet 355. >120 tablet 2

Total 66Sumber: Data Primer

Page 7: BAB IV

Berdasarkan tabrl 4.7 dapat diketahui bahwa rata- rata ibu-ibu

pada kelompok kontrol mengkonsumsi tablet Fe antara 90-120 tablet.

3. Hubungan Tingkat Kepatuhan Ibu Mengkonsumsi Tablet Fe Selama

Hamil dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah

Analisis hubungan antara tingkat kepatuhan Ibu mengkonsumsi

tablet Fe selama hamil terhadap kejadian Bayi Berat Lahir Rendah

(BBLR) dihitung dengan menggunakan rumus odds ratio dan uji

dependensi dengan menggunakan uji chi square. Analisa datanya

disajikan dalam tabel sebagai berikut:

Table 4. 8 Analisa BivariatKepatuhan

minum tablet FeIbu yang

melahirkan bayi BBLR

Ibu yang melahirkan bayi

tidak BBLR

Total

Tidak Patuh 41 29 70Patuh 25 37 62Total 66 66 132

Sumber: Data Primer

Hasil uji statistik menggunakan rumus odds ratio ¿=ADBC

,

didapatkan hasil OR = 2,1. Artinya Ibu yang mengkonsumsi <90 tablet

Fe selama hamil memiliki resiko 2,1 kali lebih besar untuk melahirkan

Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR). Sedangakn hasil uji dependensi

dengan menggunakan rumus chi square, x2=∑ (O−E)2

E didapatkan

hasil x2= 4,378. Dalam hal ini nilai x2 hitung (4,378) > x❑2 tabel (3,841)

pada derjat kemaknaan α 0,05. Artinya ada hubungan yang bermakna

antara tingkat kepatuhan Ibu dalam mengkonsumsi tablet Fe selama

hamil dengan kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR).

Page 8: BAB IV

C. PEMBAHASAN

1. Karakteristik Responden

Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan bahwa wanita dengan

usia 20-35 tahun terdistribusi merata pada kedua kelompok, yaitu terdapat

pada 53 % kelompok kasus dan 65 % kelompok kontrol. Sedangkan

apabila dibandingkan antara keduanya wanita dengan usia kurang dari 20

tahun dan lebih dari 35 tahun atau yang merupakan faktor resiko dari

kehamilan terdistribusi lebih banyak pada kelompok kasus (31 responden)

dibandingkan dengan kelompok kontrol (23 responden).

Menurut Setyowati (2005), faktor usia bukanlah faktor utama

kelahiran BBLR, tetapi kelahiran BBLR tampak meningkat pada wanita

usia kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun. Kelahiran bayi BBLR

lebih tinggi pada ibu-ibu muda berusia kurang dari 20 tahun karena pada

usia ini organ-organ reproduksinya belum matur dan belum memiliki

sistem transfer plasenta yang efisien bila dibandingkan dengan wanita

dewasa. Sedangkan pada ibu yang tua, organ-organ tubuhnya telah

mengalami penurunan sehinggadapat mempengaruhi janin intrauterin dan

dapat menyebabkan kelahiran BBLR.

Hasil penelitian mengenai paritas didapatkan bahwa pada Ibu-ibu

yang melahirkan bayi berat lahir rendah di dominasi oleh ibu yang

mempunyai anak1, yaitu sebanyak 33 responden (50%). Penemuan ini

berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Estiastuti (2009) maupun

Joeharno (2006). Penelitian yang dilakukan oleh Estiastuti (2009) pada

Page 9: BAB IV

ibu-ibu yang melahirkan bayi BBLR di Puskesmas Segeri menunjukkan

bahwa kejadian BBLR tertinggi terdapat pada ibu yang paritasnya lebih

dari 3 anak (6 dari 9 ibu yang melahirkan bayi BBLR). Sedangkan

penelitian yang dilakukan oleh Joeharno (2006) menunjukkan bahwa ibu

dengan paritas >3 memiliki resiko 2 kali melahirakan bayi dengan BBLR.

Menurut Saifuddin (2005) jumlah paritas yang tinggi mempunyai

resiko yang lebih besar untuk melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR),

hal ini dapat diterangkan bahwa kehamilan yang berulang akan

mengakibatkan kerusakan pada pembuluh darah dinding uterus yang

mempengaruhi sirkulasi nutrisi ke janin dimana jumlah nutrisi akan

berkurang bila dibandingkan dengan kehamilan sebelumnya dan akan

menyebabkan gangguan pertumbuhan janin.

Penyebab perbedaan hasil penelitian ini dengan teori dan

penelitian-penelitian sebelumnya adalah dikarenakan Ibu-Ibu dengan

paritas kurang dari 3 anak yang terdistribusi merata pada kelompok kasus

dan kelompok kontrol. Hal ini mengindikasikan bahwa program keluarga

berencana telah berhasil di Kabupaten Bantul.

2. Hubungan Tingkat Kepatuhan Ibu Hamil Mengkonsumsi Tablet Fe dengan

kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)

Penelitian yang dilakukan untuk mengetahui jumlah tablet Fe

yang diminum oleh Ibu selama hamil dikumpulkan melalui wawancara

dan mencocokkan data yang terdapat dalam buku KMS dengan

pernyataan langusng dari responden. Dari penelitian ini didapatkan bahwa

Page 10: BAB IV

masih banyak Ibu-Ibu di Kabupaten Bantul yang selama hamil tidak

mengkonsumsi tablet Fe dalam jumlah yang cukup. Dari 132 responden

yang diteliti, hanya 62 responden yang mengkonsumsi tablet Fe sesuai

standar (≥90 tablet). Ada sebanyak 70 responden (53%) yang

mengkonsumsi tablet Fe kurang dari 90 tablet, 4 diantaranya hanya

mengkonsumsi tablet Fe sebanyak kurang dari 30 tablet selama hamil.

Berdasarkan data yang didapatkan dari buku KMS dan pernyataan dari

responden didapatkan bahwa 90 responden (68%) selama hamil

mendapatkan tablet Fe ≥90 tablet, dan 42 responden (32%) menerima

tablet Fe <90 tablet. Kurangnya tablet Fe yang diterima tersebut sebagian

besar berkaitan dengan kurangnya jumlah kunjungan ANC, baik

dikarenakan kunjungan pertama yang terlambat atau karena frekuensi

ANC yang tidak dilakukan menurut jadwal .

Dibandingkan dengan jumlah tablet Fe yang diterima, terdapat

perbedaan yang cukup besar antara jumlah tablet yang diterima dengan

jumlah yang dikonsumsi. Dari 90 responden yang mendapat tablet Fe ≥90,

hanya 62 yang mengkonsumsi ≥ 90 tablet. Berdasarkan keterangan yang

dikumpulkan, didapatkan bahwa sebagian besar dari mereka tidak

menghabiskan tablet Fe yang diterima dikarenakan lupa, merasa mual, dan

beberapa tidak meminumnya dengan alasan tidak perlu meminumnya

karena merasa tidak sakit. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan

oleh Siregar (2000), bahwa pemberian suplementasi secara oral dihambat

oleh 2 faktor penting yaitu efek samping terhadap gastrointestinal, dan

Page 11: BAB IV

kesulitan dalam memotivasi penderita yang menganggap dirinya tidak

sakit.

Analisis hubungan antara kepatuhan mengkonsumsi tablet Fe

selama hamil dengan kejadian Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) diperoleh

hasil yang x2= 4,378 yang menunjukkan bahwa ada hubungan antara

tingkat kepatuhan mengkonsumsi tablet Fe selama hamil dengan kejadian

berat bayi lahir rendah (BBLR). Hasil yang sama ditemukan oleh Agtini

dkk (1994) dalam penelitiannya mengenai dampak pemberian tablet Fe

pada ibu hamil terhadap kejadian BBLR yang dilakukan pada seluruh bayi

yang lahir tahun 1994 di seluruh wilayah Jawa dan Bali. Hasil penelitian

yang dilakukan dengan studi cross sectional ini menunjukkan bahwa

resiko kejadian bayi lahir dengan BBLR antara ibu hamil yang tidak

minum tablet Fe dan ibu hamil yang minum tablet Fe 90 tablet adalah 1,9

kali.

Anemia pada ibu hamil salah satu penyebabnya adalah adanya

proses fisiologis saat hamil, yaitu adanya penambahan volume darah ibu

yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan sirkulasi darah ke plasenta,

uterus dan mamma yang membesar dengan pembuluh yang membesar

pula. Bertambahnya volume darah ini sayangnya tidak diikuti dengan

kenaikan pembentukan sel darah merah yang memadai, sehingga

konsentrasi / kadar hemoglobin ibu hamil menjadi rendah (Anemia) (Sulin

dalam Prawirohardjo, 2009).

Page 12: BAB IV

Anemia dalam kehamilan berpengaruh buruk terhadap janin.

Sekalipun tampaknya janin mampu menyerap berbagai kebutuhan dari

ibunya, tetapi dengan anemia akan mengurangi kemampuan metabolisme

tubuh sehingga mengganggu pertumbuhan dan perkembangan janin dalam

rahim. Akibat gangguan tersebut dapat mengakibatkan persalinan

premature, bayi berat lahir rendah dan kelahiran dengan anemi (Manuaba,

2005).

D. KETERBATASAN PENELITIAN

1. Terdapat banyak faktor lain yang mempengaruhi kejadian BBLR yang

tidak dapat dikontrol sehingga membuat hasil penelitian menjadi bias

2. Data yang didapatkan kurang valid karenaberasal dari keterangan

responden tentang kejadian pada waktu lampau

3. Keterbatasan waktu pengambilan data

Page 13: BAB IV

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Penelitian untuk mengetahui hubungan antara kepatuhan ibu hamil

mengkonsumsi tablet Fe dengan kejadian bayi berat lahir rendah di Kabupaten

Bantul didapatkan kesimpulan sebagai berikut:

1. Ibu hamil yang mengkonsumsi tablet Fe kurang dari 90 tablet akan

memiliki resiko 2,1 lebih besar untuk melahirkan bayi berat lahir rendah

dibandingkan ibu yang mengkonsumsi tablet Fe 90 tablet atau lebih.

2. Ada hubungan antara tingkat kepatuhan mengkonsumsi tablet Fe selama

hamil dengan kejadian berat badan lahir rendah ditunjukkan dengan hasil

uji dependensi x2 hitung (4,378) > x2(3,841)

B. SARAN

1. Untuk Profesi (Bidan)

Hendaknya memberikan pelayanan ANC yang berkualitas kepada

setiap ibu hamil, terutama tentang pemberian KIE yang dibutuhkan ibu

dan selalu mengevaluasi konsumsi tablet Fe ibu dirumah, setiap kali

melakukan pemeriksaan.

2. Untuk Ibu Hamil

Hendaknya melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin mulai

awal kehamilan dan selalu memperhatikan asupan gizi selama hamil,

terutama untuk mengkonsumsi tablet Fe yang telah diberikan oleh petugas.

Page 14: BAB IV

3. Untuk Peneliti Berikutya

Hendaknya terus bersemangat untuk melakukan penelitian-

penelitian yang lain yang berkaitan karena akan sangat berguna untuk ilmu

pengetahuan.

4. Untuk Instansi Pendidikanss

Hendaknya semakin meningkatkan perhatiannya untuk pelaksaan-

pelaksanaan penelitian yang lain dan menfasilitasi mahasiswa dengan

bahan pustaka, fasilitator dan dasar ilmu tentang penelitian yang lebih baik

lagi.

5. Untuk Dinas Kesehatan

Hendaknya tidak hanya memberikan pengawasan lebih pada

pendistribusian dan tablet Fe tetapi juga mengevaluasi konsumsinya pada

Ibu-Ibu hamil di seluruh wilayah Kabupaten Bantul sampai di daerah-

daerah terpencil.