bab iv

49
J ember F ashion C arnaval GAMBARAN UMUM DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Administrasi Wilayah Wilayah Kabupaten Jember berada pada jarak sekitar 198 km dari ibukota Propinsi Jawa Timur di bagian timur-selatan wilayah Propinsi Jawa Timur, tepatnya berada pada posisi 759’6’ – 833’56’’ Lintang Selatan dan 11325’00’’–11412’00’’ Bujur Timur. Kabupaten Jember berada pada ketinggian antara 0 – 3330 meter di atas permukaan laut (dpl) dengan daerah dengan ketinggian antara 100 – 500 meter di atas permukaan laut. Kabupaten ini meliputi wilayah seluas 3.293,34 km 2 , dengan karakter topografi berbukit hingga pegunungan di sisi Utara dan Timur serta merupakan dataran subur yang luas ke arah Selatan. Kabupaten Jember selain memiliki karakter topografi berbukit serta daratan juga memiliki sekitar 76 pulau-pulau kecil, 16 pulau diantaranya sudah memiliki nama dan 51 pulau lainnya belum memiliki nama. Secara administratif Kabupaten Jember terbagi menjadi 8 Pembantu Bupati, yang meliputi 31 kecamatan dan 247 IV - 1 4

Upload: najmilaily

Post on 30-Jun-2015

481 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV

J e m b e r F a s h i o n C a r n a v a l

GAMBARAN UMUM DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Administrasi Wilayah

Wilayah Kabupaten Jember berada pada jarak sekitar 198 km dari ibukota

Propinsi Jawa Timur di bagian timur-selatan wilayah Propinsi Jawa Timur, tepatnya berada

pada posisi 759’6’ – 833’56’’ Lintang Selatan dan 11325’00’’–11412’00’’ Bujur Timur.

Kabupaten Jember berada pada ketinggian antara 0 – 3330 meter di atas permukaan laut

(dpl) dengan daerah dengan ketinggian antara 100 – 500 meter di atas permukaan laut.

Kabupaten ini meliputi wilayah seluas 3.293,34 km2, dengan karakter topografi

berbukit hingga pegunungan di sisi Utara dan Timur serta merupakan dataran subur yang

luas ke arah Selatan. Kabupaten Jember selain memiliki karakter topografi berbukit serta

daratan juga memiliki sekitar 76 pulau-pulau kecil, 16 pulau diantaranya sudah memiliki

nama dan 51 pulau lainnya belum memiliki nama.

Secara administratif Kabupaten Jember terbagi menjadi 8 Pembantu Bupati, yang

meliputi 31 kecamatan dan 247 desa/kelurahan. Dilihat dari sisi luas, wilayah terluas

adalah Kecamatan Tempurejo yang mencapai 524,46 km2 dan yang tersempit adalah

Kecamatan Kaliwates seluas 24,94 km2. Jarak antar kecamatan pada wilayah perencanaan

yang terjauh adalah antara ibukota Kecamatan Jombang ke ibukota Kecamatan

Sumberjambe, yaitu 85 km. Sedangkan jarak terdekat adalah dari ibukota Kecamatan

Arjasa ke ibukota Kecamatan Patrang yaitu 2 km.

IV - 1

4

Page 2: BAB IV

J e m b e r F a s h i o n C a r n a v a l

Kabupaten Jember memiliki batas administrasi, sebagai berikut:

Sebelah Utara : Kabupaten Bondowoso dan Kabupaten Probolinggo;

Sebelah Selatan : Samudera Indonesia;

Sebelah Timur : Kabupaten Banyuwangi; dan

Sebelah Barat : Kabupaten Lumajang.

Dalam pembangunan wilayah Propinsi Jawa Timur, Kabupaten Jember termasuk

dalam SWP 13.4, yang terdiri dari Kabupaten Jember (sebagai pusat SWP), Kabupaten

Bondowoso dan kabupaten Situbondo. Kegiatan utama yang dikembangkan pada SWP ini

adalah kegiatan pertanian, industri, perhubungan, pariwisata, perdagangan dan pendidikan.

Sedangkan sub sektor industri kecil yang akan dikembangkan adalah sektor aneka industri

dan industri kecil.

Kabupaten Jember mempunyai karakter topografi berbukit hingga pegunungan di

sisi Utara dan Timur serta dataran subur yang luas ke arah selatan. Beberapa kecamatan

memiliki amparan yang relatif datar dengan kemiringan di bawah 20, antara lain

Kecamatan Kencong, Ajung, Balung, Umbulsari, Jombang dan Sumbersari. Kecamatan

Tempurejo sebagian besar berupa pegunungan dengan kemiringan rata-rata di atas 400.

Sebagian wilayah berada pada ketinggian 100 – 500 m di atas permukaan laut

(37,68 %). Sisanya 19,87% berada pada ketinggian 0 – 25 m, 19,38 % pada ketinggian 25

– 100 m, 15,87 % berada pada ketinggian 500 – 1.000 m, serta 7,20 % berada pada

ketinggian lebih dari 1.000 m di atas permukaan laut.

Sungai-sungai yang mengalir berhulu dari kawasan penggunungan Argopuro,

Raung dan Hyang, dengan 16 Daerah Aliran Sungai (DAS). Sungai terbesar adalah sungai

Bedadung yang melintasi ibukota Kabupaten, berada pada DAS Bedadung Hilir dan

mampu mengairi areal pertanian seluas 93.040 Ha. Sungai terpanjang adalah Sungai Kali

Mayang berada pada DAS Antirogo, mengalir sejauh 145.500 m dan mampu mengaliri

areal pertanian seluas 5.860 Ha.

IV - 2

Page 3: BAB IV

J e m b e r F a s h i o n C a r n a v a l

Gambar 4.1. Peta Administratif Kabupaten Jember

IV - 3

Page 4: BAB IV

J e m b e r F a s h i o n C a r n a v a l

Kawasan lindung di Kabupaten Jember terdiri atas :

1. Kawasan yang memberikan perlindungan di bawahnya yang berada di bagian Timur;

2. Kawasan perlindungan setempat yang berada di sempadan pantai selatan Jember

(100m), sempadan sungai di seluruh Jember;

3. Kawasan Suaka alam berada di Wisata Pantai Ulo, Gunung Watangan, Taman

Nasional Meru Betiri dan Pegunungan Hyang;

4. Kawasan cagar budaya di Kecamatan Arjasa;

5. Kawasan rawan bencana alam karena erosi tinggi berada di Kecamatan Arjasa,

Patrangan Sumberjambe, Mumbulsari, Kencong, dan Wuluhan; dan

6. Kawasan rawan bencana alam karena kerusakan hutan berada di kecamatan Silo dan

Mumbulsari.

4.2. Jember Fashion Carnaval

Jember Fashion Carnaval atau dikenal dengan istilah JFC munculnya dari latar

belakang adanya ide ingin menjadikan Jember sebagai salah satu kota wisata mode

pertama di Indonesia. Jember Fashion Carnaval merupakan suatu kegiatan yang membawa

harum Kabupaten Jember dari karya putra daerah yaitu Dynand Fariz seorang perancang

mode dimana ide kegiatan tersebut diawali pada tahun 2002 dengan dimulainya acara

pekan Mode Dynand Fariz dengan berkeliling kampung dan alun-alun Jember .

Berdasarkan event yang telah diselenggarakan pada tahun 2002 itu merupakan titik balik

timbulnya gagasan untuk menyelanggarakan JFC pada tahun berikutnya yaitu tahun 2003.

Pada tanggal 1 Januari 2003 JFC 1 diselenggarakan bersamaan dengan HUT Kota

Jember dengan tema busana CowBoy, Punk dan Gypsy. Kemudian pada

30 Agustus 2003 JFC 2 diselenggarakan bersamaan dengan TAJEMTRA (Kegiatan rutin

gerak jalan Kecamatan Tanggul- Jember, sejauh 30 km) yang mengambil tema busana

Arab, Maroko, India, China dan Jepang (Asia).Dan 8 Agustus 2004 JFC 3 dengan tema

busana Mali, Athena, Brazil, Indian, Futuristic dan Vintage. Event ini terus berlangsung di

setiap tahunnya hingga saat ini, yang tidak hanya tampil di kota Jember saja tetapi sudah

menyambut undangan-undangan di berbagai event di tanah air (Gramedia Expo Surabaya,

Solo dan kota-kota lainnya). Event ini menjadi inspirasi bagi karya-karya besar lainnya

IV - 4

Page 5: BAB IV

J e m b e r F a s h i o n C a r n a v a l

seperti oleh Riri Riza. Sutradara terkenal yang akan berbagi inspirasi menciptakan film-

film idealis yang juga laris di pasaran seperti Petualangan Sherina (2000), Ada Apa dengan

Cinta (2002), Laskar Pelangi (2008) dan Sang Pemimpi (2009). Serta menerima banyak

penghargaan sebagai penerima Kick Andy Heroes 2010 kategori pejuang seni budaya

karena Jember Fashion Carnaval, sebuah pagelaran fashion sepanjang 3,6 km, terpanjang

di dunia juga peraih Young Changemakers Awards for Innovation dan sekarang menggagas

Indonesian Youth Conference. Even Internasional yang pernah diikuti oleh JFC antara lain:

Opening Ceremony Kuta Carnival di Bali dan pada opening ceremony, exhibition,

carnaval dan fashion di Bali Fashion Week.

Tabel 4.1.Jember Fashion Carnaval

No Tahun Keterangan1 1998 Berdirinya Rumah Mode Dynand Fariz sebagai realisasi dari keinginan

sdr. Dynand Fariz sebagai pendidik di bidang fashion tidak hanya memahami teori saja tetapi juga terjun langsung sebagai praktisi sehingga tahu persis keadaan di lapangan.

2 2001 Dimulainya acara Pekan Mode Dynand Fariz dimana seluruh karyawan selama sepekan harus berpakai sesuai dengan trend fashion dunia

3 2002 Dimulainya acara pekan Mode Dynand Fariz dengan berkeliling kampung dan alun-alun Jember . Timbulnya gagasan untuk menyelanggarakan JFC.

4 2003 1 Januari 2003 JFC 1 diselenggarakan bersamaan dengan HUT Kota Jember dengan tema busana CowBoy, Punk dan Gypsy.

30 Agustus 2003 JFC 2 diselenggarakan bersamaan dengan TAJEMTRA dengan tema busana Arab, Maroko, India, China dan Jepang, Kegiatan rutin gerak jalan Kecamatan Tanggul- Jember, sejauh 30 km

5 2004 8 Agustus 2004 JFC 3 dengan tema busana Mali, Athena, Brazil, Indian, Futuristic dan Vintage.

Kalau JFC 1 dan JFC 2 EO nya adalah DFC maka mulai JFC 3 dikelola oleh JFCC. JFCC adalah lembaga nirlaba yang beranggotakan mereka yang perduli pada event ini dan memikirkan pengembangan JFC ke depan yang dikelola secara professional dan transparent dan diaudit oleh lembaga yang berwenang.

6 2005 8 Agustus 2005 JFC 4 dengan tema utama Discover The World menampilkan defile Archipelago Jawa, Tsunami, Disconstruction, Mesir, GrandPrix, Spanyol, England, Carribbean.

7 2006 8 Agustus 2006 JFC 5 dengan mengangkat tema umum yaitu Anxiety And Spirit of The World, menceritakan bahwa dunia sedang dilanda berbagai macam perististiwa yang membuat kita histeris, takut, gembira, sedih dan sebagainya

8 2007 8 Agustus 2007 JFC 6 dengan tema Save The World yang berorientasi pada trend dunia: Human, Vegetal, Mineral dan Imagination

9 2008 8 Agustus 2008 JFC 7 dengan tema World Evolution yang menginspirasikan perubahan bumi karena tingkah laku manusia yang tak terkendali

10 2009 8 Agustus 2009 JFC 8 mengangkat tema utama world unity, yang berarti satukan dan damaikan dunia

11 2010 8 Agustus 2010 JFC 9. dengan tema world treasure akan mengungkap keberadaan fenomena alam dan peradaban budaya masa lalu, masa sekarang

IV - 5

Page 6: BAB IV

J e m b e r F a s h i o n C a r n a v a l

dan yang akan datangSumber : Hasil Analisis 2010

Kegiatan ini tentu menjadi bagian bagi Kabupaten Jember sebagai salah satu

program kegiatan wisata dalam Bulan Berkunjung Jember yang sudah jadi hajatan besar

dimana selalu di tunggu. Bukan cuma warga Jember dan sekitarnya tapi juga bagi

wisatawan lokal dan mancanegara. Puncak kegiatan yang di gelar setiap tahun menyambut

ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia ini adalah event Jember Fashion Carnaval.

Gambar 4.2.Jember Fashion Carnaval

IV - 6

Page 7: BAB IV

J e m b e r F a s h i o n C a r n a v a l

Sebuah event spektakuler Fashion carnaval on The Street, dengan konsep kostum

trend fashion dunia. Pada awalnya hanya diperagakan oleh karyawan Rumah Mode

Dynand Fariz sampai sekarang pesertanya mencapai 600 orang (Tahun 2009) dan

disaksikan langsung oleh ratusan ribu penonton. JFC di presentasikan dengan catwalk

terpanjang di dunia yaitu 3,6 km, dengan melintasi jalan-jalan yang ada di pusat kota

Kabupaten Jember.

Gambar 4.2.Jalan yang Dilalui JFC

4.3. Network Scan

Network scan merupakan analisis hubungan kelembagaan anatara masyarakat atau

dengan instansi-instansi terkait serta pengaruh-pengaruhnya dalam pengembangan Jember

Fashion Carnaval. Hasil kajiannya kemudian digambarkan dalam bentuk diagram venn,

dimana diagram tersebut menggambarkan pengaruh, besarnya manfaat dan dekatnya

hubungan suatu lembaga dengan lembaga yang lain atau masyarakat.

Analisis ini dilakukan dengan tujuan untuk melihat hubungan antara JFCC

(Jember Fashion Carnaval Council) merupakan lembaga yang mewadahi JFC dengan

IV - 7

Page 8: BAB IV

J e m b e r F a s h i o n C a r n a v a l

lembaga atau instansi yang terkait dalam pengembangan acara JFC di Kabupaten Jember.

Dimana lembaga atau instansi tersebut dibagi dalam tiga kelompok yaitu, Kabupaten

Jember, Profinsi Jawa Timur dan Nasional, serta internasional, antara lain:

1. Kabupaten Jember :

a. JFCC

b. Dinas Pariwisata Kabupaten Jember

c. Masyarakat Kabupaten Jember

d. Peruguruan Tinggi yang ada di Kabupaten Jember

e. Sekolah-sekolah yang ada di Kabupaten Jember

f. Dinas Pendidikan Kabupaten Jember

2. Profinsi Jawa Timur dan Nasional:

a. Media cetak dan elektronik

b. Perguruan Tinggi

c. Masyarakat

3. Internasional :

a. Media cetak dan elektronik

b. Perguruan Tinggi

Sejak pertama kali munculnya Jember Fashion Carnaval hanya dikelola oleh

sebuah rumah mode, dengan semakin berkembangnya event ini maka pada tahun 2004

dibentuklah sebuah lembaga dengan nama JFCC. Dimana lembaga ini mengatur dan

mengelola setiap event JFC muali dari menentukan tema sampai pada perekrutan peserta.

IV - 8

Page 9: BAB IV

Dinas Pariwisata

JFCC

Masyarakat

Dinas Pendidikan

Sekolah-sekolah

Perguruan Tinggi

KABUPATEN

PROVINSI & NASIONAL

INTERNASIONAL

Media Cetak & Elektronik

Kepolisian

J e m b e r F a s h i o n C a r n a v a l

Adapun Diagram Venn pengembangan JFC di Kabupaten Jember adalah sebagai

berikut:

Gambar 4.3.Jaringan Kelembagaan JFC

Hubungan kelembagaan di atas menunjukkan kekuatan jaringan dalam

perkembagan JFC ke depan untuk skala internasional, dengan tetap mempertimbangkan

manfaat bagi pengembangan dunia pendidikan (SDM), kesenian, budaya dan

perkembangan perekonomian Kabupaten Jember. Guna mewujudkan hal tersebut

keterkaitan jaringan kelembagaan menjadi pertimbangan dalam memnentukan tahap

selanjutnya.

a. Masyarakat

Dalam hal ini masyarakat adalah peserta yang terlibat dalam kegiatan JFC dan

mendukung penyelenggaraan kegiatan tersebut dari berbagai lapisan usia, pendidikan,

profesi, latar belakan ekonomi, dll. Masyarakat disini tidak terbatas pada masyarakat

IV - 9

Page 10: BAB IV

J e m b e r F a s h i o n C a r n a v a l

yang ada di Kabupaten Jember, tetapi juga masyarakat dari daerah lain bahkan pada

penyelenggaraan JFC ke 9 tahun 2010 terdapat beberapa peserta dari Malaysia. Selain

itu masyarakat berperan dalam membiayai setiap event JFC, dengan cara swadaya

masyarakat.

b. Dinas Pariwisata Kabupaten Jember

Keberhasilan penyelenggaraan JFC pada setiap tahunnya sangat didukunng oleh

keberadaan Dinas Pariwisata Kabupaten Jember selaku lembaga pemerintah dalam

memberikan pembinaan dan mediasi serta sebagai fasilitator event. Dinas Pariwisata

sendiri merupakan salah satu pintu gerbang yang dapat mengantarkan JFCC dan

Kabupaten Jember ke dunia pariwisata nasional dan internasional.

c. Kepolisian

Event JFC selama ini menggunakan jalan utama yang ada di pusat kota. Maka peran

kepolisian sangat penting untuk penyediaan lokasi event dan pegamanan pada event

tersebut.

d. Sekolah-sekolah

Peran sekolah-sekolah yang ada di Kabupaten Jember memberikan kontribusi yang

besar dimana para pelajar atau siswa terlibat secara aktif dalam memberikan informasi/

sosialisasi penyelenggaraan event JFC, serta terlibat dalam merancang busana yang

akan digunakan sebagai peserta JFC selain itu para pelajar juga terlibat dalam tim

marching band JFC.

e. Perguruan Tinggi

Sama besarnya dengan peranan sekolah-sekolah, kontribusi perguruan tinggi yang ada

di Kabupaten Jember juga sangat besar. Dalam pengembangan dan kebersinambungan

penyelenggaraan JFC di Kabupaten Jember, perguruan tinggi dapat menjadi lembaga

kerjasama dalam peningkatan kegiatan melalui penelitian-penelitian, kajian lebih

dalam tentang kesenian dan budaya. Serta perguruan tinggi juga dapat menjadi mediasi

serta sosialisasi dikalangan perguruan tinggi lainnya di luar Kabupaten Jember.

f. Dinas Pendidikan

Dinas Pendidikan Kabupaten Jember sendiri juga bisa menjadi salah satu network scan

yang pendukung yang kuat dalam memberikan dorongan bagi kemajuan perkembangan

JFCC ke kancah internasional. Dinas Pendidikan bisa saja memberikan mediasi dan

informasi kegiatan pendidikan non formal seperti pelatihan fotografi dan design

terhadap setiap sekolah-sekolah maupun perguruan tinggi yang ada di Kabupaten

IV -10

Page 11: BAB IV

J e m b e r F a s h i o n C a r n a v a l

Jember. Serta Dinas Pendidikan Kabupaten Jember berperan dalam memberikan

rekomendasi kepada JFCC untuk sekolah-sekolah maupun perguruan tinggi yang ada

di Kabupaten Jember.

g. Media Cetak dan Elektronik

Peran media sangat besar dalam menentukan kesuksesan dan keberlangsungan JFC,

sehingga keberadaan hubungan dan jaringan dengan media merupakan kebutuhan yang

harus tetap terjaga. Media yang dimaksud adalah media cetak seperti majalah, koran,

buletin, dll dalam lingkup nasional dan internasional. Demikian pula media elektronik

seperti televisi dan radio, serta internet menjadi ajang informasi dan komunikasi yang

menunjang adanya JFC dengan lingkup yang lebih luas lagi. Dengan adanya media

cetak dan media elektronik sebagai media network scan maka dapat mengoptimalkan

sosialisasi promosi JFC ke tingkat provinsi & nasional bahkan internasional.

4.4.Analisis PESTO

Pariwisata merupakan kegiatan yang kompleks, bersifat multi sektoral dan

terfragmentasikan, karena itu koordinasi antar berbagai sektor terkait melalui proses

perencanaan yang tepat sangat penting artinya. Perencanaan juga diharapkan dapat

membantu tercapainya kesesuaian (match) antara ekspektasi pasar dengan produk wisata

yang dikembangkan tanpa harus mengorbankan kepentingan masing-masing pihak.

Mengingat masa depan penuh perubahan, maka perencanaan diharapkan dapat

mengantisipasi perubahan-perubahan lingkungan strategis yang dimaksud dan menghindari

sejauh mungkin dampak negatip yang ditimbulkan oleh perubahan-perubahan lingkungan

tersebut. Perencanaan merupakan suatu proses pengambilan keputusan tentang hari depan

yang dikehendaki. Untuk dapat mengambil keputusan yang tepat diperlukan informasi

yang relevan, dapat dipercaya dan tepat pada waktunya. Ketersediaan informasi menjadi

semakin penting artinya di era informasi seperti sekarang ini, dimana segala sesuatunya

berlangsung semakin cepat dan menjadi semakin kompleks. Dalam hubungannya dengan

perencanaan pariwisata (tourism planning), ketersediaan informasi dari berbagai dimensi

sangat diperlukan sebagai landasan pengambilan keputusan. Hal ini dimaksudkan agar

rencana-rencana yang dibuat dapat diimplementasikan dan mencapai hasil sebagaimana

diharapkan oleh semua pihak. Salah satu sumber informasi yang dimaksud berasal dari

hasil hasil penelitian, di samping sumber-sumber informasi penting lainnya. Karena itu,

IV -11

Page 12: BAB IV

J e m b e r F a s h i o n C a r n a v a l

melalui penelitian ini diharapkan dapat diperoleh informasi yang bermanfaat bagi rencana

pengembangan pariwisata kabupaten Jember ke depan. Salah satu sumber informasi yang

diperlukan berasal dari wisatawan yang merupakan salah satu pemangku kepentingan

(stakeholder) dari pariwisata itu sendiri. Dari perspektif wisatawan inilah akan dicoba

untuk mengungkapkan beberapa isu atau permasalahan yang relevan dengan kebutuhan

perencanaan dimaksud. Beberapa pertimbangan yang dibutuhkan adalah terkait dengan

kondisi suatu daerah seperti keadaan Politik, Ekonomi, Sosial, kondisi Transportasi dan

lainnya termasuk Sumberdaya manusia yang ada dan Promosi guna mendukung

pengembangan pariwisata kabupaten Jember.

4.4.1. Politik

Pemahaman pengertian Politik dapat dikatakan sebagai proses pembentukan dan

pembagian kekuasaan dalam masyarakat yang antara lain berwujud proses pembuatan

keputusan, khususnya dalam negara. Pengertian ini merupakan upaya penggabungan antara

berbagai definisi yang berbeda mengenai hakikat politik yang dikenal dalam ilmu politik.

Selain itu Politik dianggap juga seni dan ilmu untuk meraih kekuasaan secara

konstitusional maupun non konstitusional. Di samping itu politik juga dapat ditilik dari

sudut pandang berbeda, yaitu antara lain:

politik adalah usaha yang ditempuh warga negara untuk mewujudkan kebaikan

bersama (teori klasik Aristoteles)

politik adalah hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintahan dan negara

politik merupakan kegiatan yang diarahkan untuk mendapatkan dan

mempertahankan kekuasaan di masyarakat

politik adalah segala sesuatu tentang proses perumusan dan pelaksanaan kebijakan

publik.

Analisis politik yang dilakukan dalam kegiatan ini dilihat dari

respon-respon berkaitan dengan bagaimana tanggapan dari masyarakat

dengan adanya penyelenggaraan Jember Fashion Carnival yang telah

berlangsung hampir satu dekade. Respon tersebut juga dilihat

berdasarkan kebijakan yang dibuat oleh struktur masyarakat yang

bersifat bersifat mendukung, menolak, atau apati.

Konsep dasar pengembangan pariwisata Kabupaten Jember adalah sistem

pengembangan pariwisata yang berwawasan lingkungan atau Eco Tourism Development

IV -12

Page 13: BAB IV

J e m b e r F a s h i o n C a r n a v a l

System, yang lebih mengutamakan filosofi kawasan dan estetika seni tanpa merubah secara

sporadis tatanan alam lingkungan sekitarnya, maupun kehidupan masyarakat setempat.

Pengembangan pariwisata berdasarkan karakteristiknya dapat diklasifikasikan

menjadi beberapa kelompok, yaitu: konsep sosial budaya, atau pariwisata. Konsep

pengembangan sosial budaya di sektor pariwisata harus memperhatikan kelestarian budaya

masyarakat. Sehingga dalam menggali dan mengembangkan pariwisata sosial budaya

tersebut harus memperhatikan:

1. Aspek pendidikan dan pengetahuan, di mana masyarakat dan pelajar harus mengetahui

tentang keberadaan budaya yang kita miliki dengan memberikan pengetahuan tentang

budaya dan adat istiadat dan sebagaimana.

2. Keberadaan sanggar-sanggar budaya masyarakat sebagai pusat penuangan aspirasi dan

pelestarian budaya.

3. Organisasi khusus seni budaya daerah mulai dari tingkat desa sampai propinsi.

4. Pengadaan event-event kesenian daerah secara continue, sehingga dapat masuk dalam

kalender wisata.

5. Cinderamata khas daerah Kabupaten Jember.

Ditinjau dari aspek pemasaran, konsep pengembangan pariwisata Kabupaten

Jember harus memperhatikan faktor kualitas, kenyamanan, keamanan dan jasa, karena

bisnis pariwisata merupakan kegiatan yang kompleks. Dalam strategi pemasaran

pengembangan pariwisata Kabupaten Jember diperlukan beberapa alternatif pemasaran,

yaitu:

a. Promosi, khususnya ke luar negeri, mengenai potensi pariwisata

yang ada di Indonesia umumnya dan Kabupaten Jember khususnya.

b. Bekerjasama dengan daerah lainnya yang telah berkembang dengan

pesat pariwisata daerahnya, misalnya: Propinsi Bali.

c. Menumbuh kembangkan Biro-Biro perjalanan umum di daerah.

d. Mengikuti event-event dalam skala nasional dan internasional, untuk

memperkenalkan objek wisata.

e. Pengadaan buku-buku penduan pariwisata daerah seperti : brosur,

buklet, dll.

f. Memberikan kemudahan di sektor ekonomi, yaitu perijinan,

perkreditan, bea masuk dan sebagainya, kepada aspek lain yang terkait.

IV -13

Page 14: BAB IV

J e m b e r F a s h i o n C a r n a v a l

Pembangunan kepariwisataan diarahkan pada pengembangan pariwisata sebagai

sektor andalan dalam arti luas yang mampu menjadi salah satu penghasil PAD dan devisa,

mendorong pertumbuhan ekonomi, meningkatkan pendapatan daerah, memperdayakan

perekonomian masyarakat, memperluas lapangan kerja dan kesempatan berusaha, serta

meningkatkan kesejahteraan rakyat dengan tetap memelihara kepribadian bangsa, nilai-

nilai agama dan kelestarian fungsi dan mutu lingkungan hidup.

1. Upaya pengembangan serta pengenalan objek dan daya tarik wisata perlu ditingkatkan

secara terencana, terpadu, efektif, dan terarah dengan memanfaatkan secara optimal

kerjasama kepariwisataan regional dan global, melalui kegiatan promosi dan

pemasaran baik di dalam maupun di luar negeri.

2. Pembangunan kepariwisataan dilaksanakan secara terpadu dengan sarana dan prasarana

pendukungnya, serta ditunjang dengan peningkatan semua komponen industri

kepariwisataan yang meliputi perhotelan, rumah makan, toko souvenir, biro perjalanan

dan industri pariwisata lainnya dengan mengoptimalkan pemanfaatan produk unggulan

pedesaan khususnya dalam penyediaan cinderamata.

3. Pengembangan pariwisata dituangkan dalam Rencana Induk Pengembangan Pariwisata

(RIPP) untuk meningkatkan koordinasi perencanaan dan pengendahan kepariwisataan.

4.4.2. Ekonomi

Berdasarkan PDRB Kabupaten Jember sektor pertanian mempunyai peran yang

sangat besar terhadap PDRB Kabupaten Jember, hal ini ditunjukkan oleh kontribusi rata-

rata sektor pertanian yang mencapai 44,26% per tahun dan menempati urutan pertama

dalam kontribusinya terhadap PDRB Kabupaten Jember. Tetapi secara umum pada tahun

2003-2007 mengalami penurunan dari 44,59% pada tahun 2003 menjadi 44,03% pada

tahun 2007.

Sektor pertanian terdiri dari sub sektor tanaman bahan pangan, tanaman

perkebunan, perternakan dan hasilnya, kehutanan dan perikanan. Sub sektor tanaman

bahan pangan merupakan subsektor yang mempunyai kontribusi terbesar dengan rata-rata

21,62% per tahun. Untuk subsektor tanaman bahan pangan pada tahun 2003-2007 juga

mengalami penurunan kontribusi dari 22.02% menjadi 21,19%.

Pada sub sektor tanaman perkebunan rata-rata kontribusinya sebesar 12,06% pada

setiap tahunnya, subsektor ini mengalami kenaikan dan penurunan kontribusi. Tahun 2004

IV -14

Page 15: BAB IV

J e m b e r F a s h i o n C a r n a v a l

mengalami penurunan dari 11,91% menjadi 11,77%, tetapi pada tahun 2005 mengalami

peningkatan dari 12,00% menjadi 12,32% pada tahun 2007.

Subsektor peternakan dan hasilnya juga mengalami penurunan terhadap kontribusi

PDRB Kabupaten Jember hal ini dapat dilihat pada Tabel 4.2 dimana pada tahun 2003

kontribusi subsektor peternakan sebesar 9.05% menurun sampai 8,97% pada tahun 2007.

dan rata-rata kontribusi subsektor peternakan dan hasilnya sebesar 9,01% pada setiap

tahunnya.

Subsektor kehutanan juga mengalami penurunan sebesar 0,59% pada tahun 2007

sedangkan pada tahun 2003 sebesar 0,64%. Tetapi pada tahun 2006 dan tahun 2005

kontribusi subsektor ini tidak mengalami perubahan yaitu sebesar 0,60% Dimana rata-rata

kontribusi PDRB subsektor kehutanan sebesar 0,61% pada setiap tahunnya.

Dan subsektor perikanan merupakan subsektor yang memberikan kontribusi rata-

rata sebesar 0,96% pada setiap tahunnya. Dimana subsektor ini tidak mengalami perubahan

yang signifikan pada prosentase kontribusinya.

Tabel 4.2.Kontribusi Sub Sektor Pertanian Tahun 2003-2007

No. Lapangan Usaha 2003 2004 2005 2006 2007 Rata-rata

1.  Tanaman Bahan Pangan 22.02 21.99 21.63 21.27 21.19 21.62

 2. Tanaman Perkebunan 11.91 11.77 12.00 12.31 12.32 12.06

 3. Peternakan dan Hasilnya 9.05 9.04 9.03 8.97 8.97 9.01

 4. Kehutanan 0.64 0.63 0.60 0.60 0.59 0.61

 5. Perikanan 0.96 0.96 0.96 0.95 0.96 0.96

Pertanian 44.59 44.38 44.23 44.10 44.03 44.26

Sumber : Hasil Peritungan PDRB Kabupaten Jember2003-2007

Laju pertumbuhan rata-rata sektor pertanian 4,86% melebihi laju pertumbuhan di

tingkat Provinsi, sehingga sektor ini diklasifikasikan sebagai sektor maju dan tumbuh

cepat. Pada subsektor tanaman bahan pangan mengalami pertumbuhan yang fluktuatif

dimana selama tahun 2003 sampai tahun 2005 laju petumbuhannya mengalami penurunan

dari 4,33% menjadi 3,47%. Sedangkan mulai tahun 2005 sampat tahun 2007 mengalami

peningkatan menjadi 5,39%. Dan rata-rata laju pertumbuhannya sebesar 4,25% setiap

tahunnya.

Laju pertumbuhan subsektor tanaman perkebunan pada PDRB Kabupaten Jember

mempunyai rata-rata 5,93% pada setiap tahunnya. Petumbuhan PDRB subsektor

perkebunan dari tahun 2003-2006 mengalami peningkatan dari 3,25% menjadi 7,72%,

sedangkan pada tahun 2005-2007 mengalami penurunan dari 7,72% menjadi 5,83%.

IV -15

Page 16: BAB IV

J e m b e r F a s h i o n C a r n a v a l

Subsektor peternakan dan hasilnya pada setiap tahun laju pertumbuhan PDRB-nya

mengalami peningkatan dari tahun 2003 sebesar 4,38% menjadi 5,66% pada tahun 2007.

Dan rata-rata laju pertumbuhannya sebesar 4,94% setiap tahunnya, laju pertumbuhan

tanaman perkebunan lebih besar dibandingkan dengan subsektor tanaman bahan pangan.

Subsektor kehutanan juga mengalami peningkatan laju pertumbuhannya pada setiap

tahunnya dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 3,15%. Tetapi pada tahun 2003-2005 laju

pertumbuhannya sebesar 1,73% dan 1,13%. Sedangkan subsektor perikanan secara umum

juga mengalami peningkatan laju pertumbuhan dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 5%

pada setiap tahunnya.

Tabel 4.3.Laju Pertumbuhan Sub Sektor Pertanian Tahun 2003-2007

No. Lapangan Usaha 2003-2004 2004-2005 2005-2006 2006-2007 Rata-rata 1. Tanaman Bahan Pangan 4.33 3.47 3.80 5.39 4.25 2. Tanaman Perkebunan 3.25 6.92 7.72 5.83 5.93 3. Peternakan dan Hasilnya 4.38 4.96 4.77 5.66 4.94 4. Kehutanan 1.73 1.13 4.83 4.93 3.15 5. Perikanan 3.58 5.12 4.79 6.49 5.00

Pertanian 4.00 4.72 5.12 5.59 4.86Sumber : Hasil Peritungan PDRB Kabupaten Jember2003-2007

Berdasarkan analisis LQ, sektor pertanian menunjukkan nilai LQ rata-rata sebesar

2,46 (>1), hal ini berarti sektor ini merupakan sektor basis. Artinya sektor ini tidak hanya

dapat memenuhi kebutuhan Kabupaten Jember saja, tapi mampu memenuhi kebutuhan

daerah lainnya sehingga sektor pertanian merupakan sektor yang berpotensi ekspor. Rata-

rata subsektor yang ada di Kabupaten Jember mempunyai nilai LQ>1 kecuali pada sub

sektor perikanan hal ini di sebabkan bahwa pantai di Kabupaten Jember adalah Samudra

Hindia dimana merupakan laut lepas dan lebih dimanfaatkan untuk kawasan pariwisata

dan kawasan konservasi (penangkaran).

Tabel 4.4.Nilai LQ Sub Sektor Pertanian Tahun 2003-2007

No. Lapangan Usaha 2003 2004 2005 2006 2007 Rata-rata 1. Tanaman Bahan Pangan 2.04 2.04 2.11 2.15 2.24 2.12 2. Tanaman Perkebunan 3.82 4.28 4.23 4.39 4.05 4.15 3. Peternakan dan Hasilnya 3.26 3.15 3.21 3.18 3.17 3.19 4. Kehutanan 2.35 2.92 3.48 3.28 3.36 3.08 5. Perikanan 0.65 0.5 0.49 0.47 0.56 0.53

Pertanian 2.42 2.39 2.45 2.49 2.56 2.46Sumber : Hasil Analisis

Berdasarkan Gambar 4.3, perkembangan nilai LQ sektor pertanian dari tahun

2003-2007 menunjukkan trend menaik dan semua nilainya > 1. Selama kurun waktu

analisis, nilai LQ mempunyai rata-rata 2,46, hanya pada tahun 2004 terjadi penurunan.

IV -16

Page 17: BAB IV

J e m b e r F a s h i o n C a r n a v a l

Untuk setiap subsektor yang ada pada sektor pertanian rata-rata mengalami peningkatan

tetapi ada beberapa tahun yang jga mengalami penurunan pada beberapa subsektor.

2.42

2.39

2.45

2.49

2.56

2.3

2.35

2.4

2.45

2.5

2.55

2.6

2003 2004 2005 2006 2007

Gambar 4.3. Grafik Perkembangan LQ Sektor Pertanian

Hasil perhitungan shift share sektor pertanian nilai komponen P sebesar -92.758,34

menunjukkan bahwa sektor ini merupakan sektor yang tumbuh lambat di tingkat Provinsi

Jawa Timur. Subsektor tanaman bahan pangan mempunyai nilai komponen P sebesar -

57.896,01 berarti subsektor ini merupakan sektor yang tumbuh lambat di tingkat Jawa

Timur, dan sama halnya dengan subsektor tanaman perkebunan, dan kehutanan dimana

nilai komponen P bernilai negatif (-). Sedangkan subsektor peternakan mempunyai nilai

komponen P positif yaitu sebesar 519,9.

Tabel 4.5.Hasil Perhitungan Nilai Shift-Share Sub Sektor Pertanian Tahun 2003-2007

No. Lapangan Usaha Provincial ShareProportional

Shift(P)

Defferential Shift(D)

 1. Tanaman Bahan Pangan 102,961.01 -57,896.01 48,725.13 2. Tanaman Perkebunan 56,950.71 -136,883.10 10,232.88 3. Peternakan dan Hasilnya 42,785.32 519.9 -2,578.80 4. Kehutanan 2,917.36 -12,207.32 4,029.28 5. Perikanan 4,536.67 19,457.40 -2,937.74

Pertanian 210,151.06 -94,950.96 66,231.79

Sumber : Hasil Analisis

Sedangkan nilai komponen D sebesar 66.231,79 berarti bahwa sektor pertanian

mempunyai daya saing yang meningkat, karena pertumbuhannya lebih cepat daripada

Provinsi. Dan subsektor yang mempunyai pertumbuhan lebih cepat dari Provinsi Jawa

IV -17

Page 18: BAB IV

J e m b e r F a s h i o n C a r n a v a l

Timur adalah tanaman bahan pangan, tanaman perkebunan, dan kehutanan. Hal ini

disebabkan Kabupaten Jember merupakan lumbung pangan Jawa Timur dan subsektor

perkebunan hal ini disebabkan bahwa Kabupaten Jember memang terkenal dengan

perkebunan tembakau, kopi, dll dimana setiap komoditas ini merupakan komoditas

unggulan Kabupaten Jember.

Tabel 4.6.Analisis Sektor Petanian

No. Aspek Parameter Makna1. Tipologi Klasen Kuadran I Sektor maju dan tumbuh cepat2. LQ >1 Sektor basis3. P Negatif Tumbuh lambat di provinsi4. D Positif Pertumbuhan lebih cepat dibanding provinsi

Sumber : Hasil Analisis

Maka dapat disimpulkan bahwa sektor pertanian dapat digolongkan sebagai sektor

unggulan karena sektor ini tergolong sektor maju dan tumbuh cepat, merupakan sektor

basis, dan pertumbuhannya lebih cepat dibandingkan Provinsi.

Berdasarkan analisis Klassen Tipology sektor pariwisata termasuk ke dalam

klasifikasi sektor potensi yang bisa berkembang. Laju pertumbuhan rata-rata yang bernilai

sebesar 6,09% lebih besar dibandingkan pertumbuhan di tingkat Provinsi. Sedangkan nilai

kontribusi rata-rata terhadap PDRB sebesar 3,19% lebih besar dibandingkan Provinsi.

Berdasarkan analisis LQ, sektor pariwisata menunjukkan nilai LQ rata-ratanya <1,

yaitu sebesar 0,45% sebagaimana ditunjukkan Gambar 4.10. Hal ini berarti sektor

pariwisata termasuk sektor non basis.

0.57

0.4 0.40.38

0.53

0

0.1

0.2

0.3

0.4

0.5

0.6

2003 2004 2005 2006 2007

IV -18

Page 19: BAB IV

J e m b e r F a s h i o n C a r n a v a l

Gambar 4.4. Grafik Perkembangan LQ Sektor Pariwisata

Perhitungan analisis shift share terhadap sektor pariwisata diperoleh nilai

komponen P sebesar 8.370,10 yang berarti sektor ini merupakan sektor yang tumbuh cepat

di Provinsi Jawa Timur, karena bernilai positif. Sedangkan nilai komponen D sebesar -

8.984,36 berarti sector ini mempunyai laju pertumbuhan yang lebih lambat dibandingkan

Provinsi.

Tabel 4.7.Analisis Sektor Pariwisata

No. Aspek Parameter Makna1. Tipologi Klasen Kuadran III Sektor potensial2. LQ <1 Sektor non basis3. P Positif Tumbuh cepat di provinsi4. D Negatif Pertumbuhan lebih lambat dibanding provinsi

Sumber : Hasil Analisis, 2010

Berdasarkan hasil analisis terhadap sektor pariwisata menunjukkan bahwa sektor

ini bukan merupakan sektor unggulan tetapi merupakan sektor potensial. Sektor ini

tergolong ke dalam sektor potensial yang dapat perkembang.

Pengelolaan kepariwisataan yang baik dan berkelanjutan seharusnya mampu

memberikan kesempatan bagi tumbuhnya ekonomi di suatu destinasi pariwisata.

Penggunaan bahan dan produk lokal dalam proses pelayanan di bidang pariwisata akan

juga memberikan kesempatan kepada industri lokal untuk berperan dalam penyediaan

barang dan jasa. Syarat utama dari hal tersebut di atas adalah kemampuan usaha pariwisata

setempat dalam memberikan pelayanan berkelas dunia dengan menggunakan bahan dan

produk lokal yang berkualitas.

Adanya kecenderungan laju pertumbuhan sektor pariwisata yang semakin

meningkat maka dapat memberikan kontribusi bagi pendapatan daerah tanpa harus

meninggalkan sektor primer yang selama ini menjadi unggulan Kabupaten Jember. Dan

melalui penyelenggaraan event yang mempunyai konsep yang jelas, SDM yang

berkwalitas, berkesinambungan, menarik , memperoleh dukungan dari masyarakat,

pemerintah dan wakil rakyat memungkinkan untuk menjadi potensi wisata unggulan yang

dapat menggerakkan potensi wisata lainnya (perhotelan, restaurant, transportasi, souvenir,

makanan khas dll).

IV -19

Page 20: BAB IV

J e m b e r F a s h i o n C a r n a v a l

4.4.3. Sosial

Pariwisata adalah suatu kegiatan yang secara langsung menyentuh dan melibatkan

masyarakat, sehingga membawa berbagai dampak terhadap masyarakat setempat. Bahkan

pariwisata dikatakan mempunyai energi dobrak yang luar biasa, yang mampu membuat

masyarakat setempat mengalami metamorphose dalam berbagai aspeknya. Dampak

pariwisata merupakan wilayah kajian yang paling banyak mendapatkan perhatian dalam

literatur, terutama dampak terhadap masyarakat lokal. Di lain pihak, dampak pariwisata

terhadap wisatawan dan/atau negara asal wisatawan belum banyak mendapatkan perhatian.

Kewirausahaan dan profesionalisme merupakan dua isu utama dalam upaya

peningkatan kualitas SDM sangat berkaitan dengan tingkat partisipasi dalam

pembangunan. Sumber daya manusia sektor pariwisata yang berkualitas akan mampu

memahami mekanisme pembangunan pariwisata secara menyeluruh sehingga pada

akhirnya mampu memberikan kontribusi positif terhadap sektor pembangunan pariwisata.

Potensi sektor pariwisata Kabupaten Jember yang menjanjikan perlu segera didukung

dengan SDM yang kompeten sehingga dampak sektor tersebut bisa segera dirasakan oleh

seluruh anggota masyarakat Kabupaten Jember, khususnya para pelaku industri pariwisata.

4.4.4. Teknologi

Dengan semakin kompleks dan tingginya tingkat persaingan dalam mendatangkan

wisatawan ke suatu destinasi, kebutuhan akan teknologi tinggi khususnya teknologi

industri akan mendorong destinasi pariwisata mengembangkan kemampuan penerapan

teknologi terkini mereka. Pada daerah-daerah tersebut akan terjadi pengembangan

teknologi maju dan tepat guna yang akan mampu memberikan dukungan bagi kegiatan

ekonomi lainnya. Dengan demikian pembangunan kepariwisataan akan memberikan

manfaat bagi masyarakat dan pemerintahan di berbagai daerah yang lebih luas dan bersifat

fundamental. Kepariwisataan akan menjadi bagian tidak terpisahkan dari pembangunan

suatu daerah dan terintegrasi dalam kerangka peningkatan kesejahteraan masyarakat

setempat.

4.4.5. Others

A. Transportasi

Transportasi merupakan pergerakan barang dan orang dari satu tempat ke tempat

lainnya. Komponen transporasi adalah prasarana dan sarana transportasi.

IV -20

Page 21: BAB IV

J e m b e r F a s h i o n C a r n a v a l

Sarana transportasi yang dimaksud antara lain ialah terminal, sub terminal,

stasiun. Terminal di Kabupaten Jember adalah Terminal Tawang Alun, dimana lokasinya

berada di Kecamatan Rambipuji. Sub Terminal yang ada di Kabupaten Jember terdiri dari

4, yaitu : sub terminal Arjasa, Pakusari, Tanggul, dan Ajung.

Stasiun merupakan sarana transportasi darat dengan sarana angkutan kereta api. Di

Kabupaten Jember, pusat stasiun berada di pusat kota Jember. Selain itu Kabupaten Jember

mempunyai stasiun peti kemas yang berfungsi sebagai angkutan khusus barang, yang

lokasinya berada di Rambipuji.

Prasarana transportasi yang dimaksud adalah jaringan jalan. Jaringan jalan yang

melewati Kabupaten Jember adalah :

a. Jalan Propinsi yang menghubungkan :

Kabupaten Lumajang – Kabupaten Jember – Kabupaten Bondowoso,

Kabupaten Lumajang – Kabupaten Jember – Kabupaten Banyuwagi.

b. Jalan Kabupaten, yaitu jalan di Wilayah Kabupaten Jember

c. Jalan Kecamatan, yaitu jalan di Wilayah Kecamatan

Isu aksesibilitas dalam kepariwisataan lebih menekan pada tingkat ketersediaan

akses sarana dan prasarana informasi secara umum. Hal ini sangat erat kaitannya dengan

masalah promosi dan pemasaran serta investasi dari luar di bidang pengembangan

pariwisata daerah ke depan. Dan, aksesibilitas secara khusus adalah tersedianya kelayakan

sarana transportasi dan infra-struktur jalan (koridor wisata) yang akan membawa

wisatawan menuju objek wisata tujuan. Dengan dibukanya bandara Noto Hadinegoro dan

optimalisasi frekuensi pemanfaatannya merupakan awal yang menjanjikan bagi

kepariwisataan Kabupaten Jember. Perlu dipahami bahwa kecenderungan wisatawan saat

ini (terutama mancanegara) adalah melakukan perjalanan wisata atau tour guide. Tentunya

pasar yang demikian mengiinginkan layanan transportasi umum yang memadai sehingga

mampu mendukung keinginan perjalanan mereka.

B. Sarana dan Prasarana

Dilakukannya pengembangan sarana & prasarana pariwisata sebagai salah satu

pendukung dan juga daya tarik, sangatlah diperlukan. Hal ini diperuntukkan bagi para

wisatawan, sehingga para wisatawan dapat menikmati apa yang mereka cari dan pulang

dengan berbagai kenangan indah, serta tertarik lagi untuk datang kembali berwisata ke

IV -21

Page 22: BAB IV

J e m b e r F a s h i o n C a r n a v a l

Kabupaten Jember. Berbagai kegiatan berupaya dilakukan untuk lebih meningkatkan

sarana & prasarana dalam suatu pariwisata. Kegiatan yang dilakukan antara lain seperti:

Menyediakan alat-alat dan persewaan bagi para wisatawan yang lengkap dan aman

untuk keselamatan para wisatawan.

Menyediakan beberapa fasilitas air bersih dan toilet untuk wisatawan dan keperluan

lainnya.

Menyediakan sarana akomodasi/penginapan dari rumah-rumah peninggalan Belanda

yang banyak terdapat di daerah sekitar area pariwisata untuk para wisatawan asing.

Menyediakan sarana transprtasi yang membangkitkan kengangan masa lalu wisatawan.

Memperbaiki prasarana jalan yang sudah ada secara permanen dengan perhitungan

secara cermat untung-ruginya sehingga menambah kenyamanan bagi wisatawan.

Pengembangan sarana keselamatan bagi wisatawan, bisa berupa pos-pos yang multi

fungsi, untuk keamanan ataupun belanja souvenir wisatawan, dll.

Mengupayakan saranan perangkat keras (hardware) dan piranti lunak (software) wisata

fasion sebagai program yang bersifat reguler.

Mengembangkan sarana pendukung wisata fashion di Kabupaten Jember, khususnya

kepada pengusaha-pengusaha fashion di Jember.

C. Promosi

Pengiklanan dan promosi lebih ditujukan kepada meyakinkan citra tertentu

dihadapan target pangsa pasarnya, sehingga dapat meningkatkan jumlah pengunjungnya

daripada menggambarkan citra destinasi secara keseluruhan secara tepat. Pesan yang

disampaikan melalui iklan dan promosi sangat kuat pengaruhnya tehadap ekpektasi

pengunjung tentang apa yang akan mereka temukan di suatu destinasi dan dalam menarik

kelompok wisatawan tertentu. Organisasi perorangan (swasta) harus bekerjasama dengan

pengelola pariwisata pemerintah setempat yang memiliki tanggung jawab terhadap upaya

promosi secara akurat mengenai gambaran produk destinasi dalam pesan promosi dan

iklan, sehingga mampu meningkatkan pemahaman pengunjung potensial berkenaan

dengan perilaku yang diharapkan oleh pengelola pariwisata destinasi. Promosi terhadap

produk wisata yang tidak berkelanjutan akan mengakibatkan menurunnya lingkungan fisik

dan budaya yang ada destinasi dan akan mengganggu keberlanjutan ekonomi sebuah

destinasi.

IV -22

Page 23: BAB IV

J e m b e r F a s h i o n C a r n a v a l

Secara umum pariwisata Indonesia masih mempunyai kelemahan pada strategi

promosi dan pemasaran yang dilakukan yaitu kurangnya keterpaduan dan bauran

pemasaran. Semua pelaku pariwisata melaksanakan mekanisme pemasaran tanpa

mempertimbangkan langkah-langkah pemasaran yang pernah ditempuhsatu sama lain.

Keadaan ini mengakibatkan tujuan pemasaran yang tidak tercapai disamping faktor

efisiensi dan efektivitas pemasaran yang kurang terarah. Keadaan tumpang tindih dan

terkonsentrasi pada beberapa objek wisata/atraksi wisata juga sering terjadi, sehingga

atraksi/objek wisata lainnya kurang terpublikasikan.

Disamping itu perlu dipahami bahwa masing-masing objek wisata mempunyai

segmen pasar yang berbeda-beda. Kecenderungan untuk menyamaratakan segmen pasar

dari suatu objek wisata adalah suatu tindakan yang kurang sesuai. Masing-masing segmen

pasar mempunyai kecenderungan minat yang berbeda-beda, baik itu dalam hal karakter

perjalanan maupun dalam hal jenis atraksi yang ingin dinikmati.

Kabupaten Jember hendaknya mampu belajar dari keadaan ini sehingga objek dan

daya tarik wisata di Kabupaten Jember bisa dipromosikan secara lebih merata dan tertuju

kepada pasar dari masing-masing objek wisata sesuai dengan karakter yang dimaksud.

4.4. Pergeseran Paradigma

Beberapa perubahan terjadi dari paradigma lama berubah menjadi paradigma

baru, dimana paradigma baru tersebut membawa perubahan yang signifikan, seperti

perubahan dalam perekonomian ataupun sistem yang lain. Dengan adanya wisata kreatif

maka membawa perubahan bagi Kabupaten Jember, selama ini dikenal dengan salah satu

lumbung pangan Profinsi Jawa Timur tetapi dengan munculnya JFC (Jember Fashion

Carnaval) memberikan perubahan yang besar bagi Kabupaten Jember dan daerah-daerah

lain. Dengan adanya kegiatan ini menjadi stimulan bagi daerah lain untuk membuat

kegiatan yang sama.

Pergeseran paradigma yang ada di Kabupaten Jember dapat dilihat pada tabel

berikut :

Tabel 4.7.Pergeseran Paradigma

No Paradigma Lama Paradigma Baru1 Kabupaten Jember lebih dikenal dengan

sektor primerKabupaten Jember lebih di kenal dari sektor tersier

IV -23

Page 24: BAB IV

J e m b e r F a s h i o n C a r n a v a l

2 Pariwisata selama ini yang dikenal adalah wisata alam, wisata buatan, dan wisata budaya. Sedangkan wisata budaya selama ini yang diketahui adalah kegiatan-kegiatan ritual yang sudah turun-temurun, seperti contohnya kegiatan budaya di Yogyakarta, Solo, dll.

Perkembangan jaman membawa perubahan untuk menciptakan wisata kreatif, dimana muncul ide-ide kreatif berupa JFC. Dan dari kegiatan ini membawa perubahan bagi Kabupaten Jember serta menjadi stimukan bagi daerah-daerah lainnya.

3 JFC mulanya merupakan ide dari Rumah Mode Dynand Fariz sebagai realisasi dari Dynand Fariz salah seorang pendidik di bidang fashion. JFC pertama kali digelar dengan berkeliling kampung dan alun-alun Jember pada tahun 2002.

Pada tahun 2003 bertepatan dengan ulang tahun Kabupaten Jember, JFC pertama kali diselenggarakan secara resmi. Dan sampai saat ini merupakan acara periodik yang digelar setiap tanggal 8 Agustus. Sebuah event fashion show carnival dengan memperagakan berbagai kostum yang mempunyai sepanjang 3,6 km.

4 Sebagian besar mata pencaharian masyarakat Kabupaten Jember adalah pertanian, karena selama ini Jember sebagai lumbung pangan Jawa Timur. Dan Kabupaten Jember terkenal dengan hasil pertanian dan perkebunannya.

Dengan adanya JFC memberikan lapangan usaha baru bagi masyarakat Kabupaten Jember. Dengan event yang mendunia membawa dampak pada pembukaan lapangan kerja di bidang jasa. Serta meningkatkan perekenomian yang ada.

Sumber : Hasil Analisis, Tahun 2010

4.9. Isu-isu Strategis

Penentuan isu-isu strategi berdasarkan pada pergeseran paradigma dan kondisi

perkembangan pariwisata khususnya wisata budaya di Kabupaten Jember. Adapun isu-isu

strategis tersebut, antara lain:

1. Perubahan perekonomian dari primer beralih pada tersier (jasa, dll)

2. Pertanian bukan satu-satunya penggerak perekonomian suatu daerah,

dengan ide-ide kreatif pun dapat menjadi

3. Perkembangan ide-ide kreatif bisa menciptakan suatu ajang wisata baru,

bukan hanya wisata alam atau yang lainnya.

4. Jalan raya dapat juga digunakan sebagai tempat peragaan busana dan tidak

hanya dilakukan dalam ruang tertutup.

5. Mulai berkembangnya lapangan pekerjaan di bidang jasa.

4.10.Value Proportion

Jember Fashion Carnaval sekarang menjadi ikon Kabupaten Jember, selama ini

kita mengenal Jember sebagai lumbung pangan Jawa Timur. Dengan semakin

berkembangnya event ini, peminat dan pengunjungnya tidak hanya berasal dari wisatawan

IV -24

Page 25: BAB IV

J e m b e r F a s h i o n C a r n a v a l

lokal atau pun wisatawan domestik, tetapi event ini sudah terkenal sampai manca negara.

Dan merupakan event tahunan yang selalu ditunggu oleh wisatawan.

Value proportion dalam penyusunan rencana strategis merupakan suatu proses

yang menjelaskan pemilihan terhadap nilai yang akan diprioritaskan. Dalam value

proportion akan diketahui pengembangan JFC akan dititik beratkan pada mana dengan 3

pilihan yaitu operational exellent, customer intimacy, dan product leadership.

Dengan adanya JFC semakin banyak bermunculan event karnaval yang sejenis di

beberapa daerah, seperti Solo, Pekalongan, dll. Dimana setiap event tersebut mempunyai

keunikan yang beragam. Maka dalam penyusunan rencana strategis pengembangan Wisata

budaya khususnya JFC di Kabupaten Jember value proportion lebih ditekankan pada

product leadership dengan mempetimbangkan bahwa JFC berasal dari ide kreatif yang

pada awalnya tidak mempetimbangkan dengan tanggapan dari masyarakat, tetapi dengan

berjalannya waktu dan semakin banyak peminatnya maka JFC harus mampu bertahan dan

semakin berkembang dengan ide-ide kreatifnya mengingat daerah-daerah lain berusaha

membuat event yang hampir sama.

4.11. Visi dan Misi

Berdasarkan perumusan menggunakan analisis value proportion, maka visi dalam

pentuan pengembangan JFC Kabupaten Jember yaitu :

“ Mewujudkan Wisata Budaya Jember Fashion Carnaval Sebagai Kegiatan

Skala Internasional Melalui Inovasi Dan Kreatifitas”

Terkait dengan untuk pengembangan JFC di Kabupaten Jember agar dapat

bertahan dan bersaing dengan event-event yang sama maka perlu adanya penelitian dan

IV -25

Operational excellent

Customer intimacy

Product leadership

Page 26: BAB IV

J e m b e r F a s h i o n C a r n a v a l

kerjasama dengan pihak-pihak terkait yang lebih luas. Dengan lembaga pendidikan, sampai

dengan media-media yang ada dan lain sebagainya.

Misi merupakan langkah-langkah untuk mencapai visi. Adapun misi yang dapat

ditarik dari visi yang ada adalah:

IV -26

Page 27: BAB IV

J e m b e r F a s h i o n C a r n a v a l

1. Mengembangkan kegiatan research dalam mempertahankan penyelenggaraan

kegiatan yang dilakukan secara periodik.

2. Meningkatkan kerjasama dengan lembaga-lembaga terkait dalam meningkatkan

inovasi dan kreatifitas desain.

3. Mengembangkan penggunaan bahan alam asli berasal dari Kabupaten Jember.

4. Mengembangkan kegiatan promosi dalam berbagai media.

5. Meningkatkan “Cost Travel” untuk penambahan nilai ekonomi Kabupaten

Jember.

4.12.Critical Succes Factor

Critical Success Factors adalah menentukan faktor kunci keberhasilan yang

memfokuskan strategi dalam rangka pencapaian tujuan dan misi secara efektif dan efisien

meliputi faktor internal dan eksternal.

Tabel 4.8.CRITICAL SUCCES FACTOR

No MISI OUTPUTS OUTCOMES IMPACT1 Mengembangkan kegiatan

research dalam mempertahankan penyelenggaraan kegiatan yang dilakukan secara periodik.

Pengembangan ide-ide kreatif tema setiap event JFC telah dibentuk oleh Tim Research..

Tema akan semakin berkembang dan kreatif.

Jumlah kunjungan dan daya tarik bagi wisatawan meningkat.

2 Meningkatkan kerjasama dengan lembaga-lembaga terkait dalam meningkatkan inovasi dan kreatifitas desain.

- Kerjasama dengan lembaga terkait melalui penggalangan peserta dari berbagai institusi yang terkait dengan JFC (Sekolah/ instirusi desaign, lembaga pendidikan design non formal, dan masyarakat umum).

- Serta diadakan dan diselenggarakan kompetisi design bagi setiap peserta JFC.

- Jumlah peserta JFC meningkat

- Design lebih kreatif dan inovatif

- Jaringan kerjasama dengan berbagai institusi bertambah meningkat.

- Kreatifitas bagi peserta JFC dan masyarakat meningkat.

- Daya tarik wisatawan meningkat

3 Mengembangkan penggunaan bahan alam yang berasal dari Kabupaten Jember.

- Dibentuk tim research untuk meneliti bahan alam yang ada di Kabupaten Jember.

- Penggalian dan Pemanfaatan bahan alamiah Kabupaten Jember diperlukan Peran masyarakat agar JFC meningkat.

- Menemu kenali bahan alamiah dari Kab. Jember untuk JFC sebagai suatu referensi.

- Memberikan peran pada masyarakat untuk terlibat dalam penyediaan bahan alam dari Kab. Jember.

- Memberikan nilai tambah dan nilai ekonomi dari bahan alamiah Kab. Jember

- Memberikan nilai ekonomi bagi masyarakat.

4 Mengembangkan kegiatan promosi melalui media.

Peningkatan kegiatan promosi melalui media elektronik.

Kegiatan JFC akan semakin terkenal hingga lingkup internasional.

- Jumlah wisatawan bertambah.

- Kebutuhan sarana prasarana

IV -27

Page 28: BAB IV

J e m b e r F a s h i o n C a r n a v a l

semakin meningkat5 Meningkatkan “Cost Travel”

untuk penambahan nilai ekonomi Kabupaten Jember.

Pembuatan program wisata Tempat wisata yang ada di Kab. Jember semakin terkenal.

- Meningkatkan pendapatan di Kab. Jember

- Meningkatkan Produk asli Kab. Jember

Sumber : Hasil Analisis, Tahun 2010

4.13.Strategi dan Action Plan

Action Plan adalah penjabaran strategi dan langkah dengan mengacu pada output

yang di hasilkan dalam critical succes factor. Dimana action plan tersebut akan dijadikan

landasan dalam menyusun rencana strategis pariwisata kreatif yang ada di Kabupaten

Jember.

Tabel 4.9.Strategi dan Action Plan

NO OUTPUT STRATEGI ACTION PLAN1 Pengembangan/ pembentukan

tim research untuk mengembangkan ide-ide kreatif dalam mendukung inovasi tema setiap event JFC

Mengembangkan ide-ide kreatif untuk setiap event JFC

- Reaserc trend fashion di dunia

- Menggali potensi-potensi daerah yang ada di Indonesia

- Menggali ide-ide kreatif lain untuk pengembangan tema

2 - Kerjasama dengan lembaga terkait melalui penggalangan peserta dari berbagai institusi yang terkait dengan JFC (Sekolah/ instirusi desaign, lembaga pendidikan design non formal, dan masyarakat umum).

- Serta diadakan dan diselenggarakan kompetisi design bagi setiap peserta JFC.

- Menjalin kerjasama dengan institusi terkait

- Menyelenggarakan ajang kompetisi desaign busana JFC

- Tim research mengadakan kerjasama dengan lembaga-lembaga pendidikan seperti SMK, Universitas yang mempunyai jurusan seni atau design, dan lembaga-lembaga pendidikan non formal yang berkaitan dengan design.

- Setiap ajang JFC diadakan kompetisi design bagi setiap peserta.

3 - Dibentuk tim research untuk meneliti bahan alam yang ada di Kabupaten Jember.

- Peningkatan peran masyarakat dalam penggalian dan pemanfaatan bahan alamiah Kabupaten Jember untuk JFC.

- Indentifikasi bahan-bahan alamiah sebagai karakteristik alam Kab. Jember.

- Menggalang peran serta masyarakat dalam mengembangkan bahan alamiah Kab. Jember

- Membentuk tim research yang bertugas mencari dan mengidentifikasi bahan-bahan alamiah yang terdapat di Kab. Jember

- Tim research yang telah terbentuk memberikan informasi pada masyarakat bahan-bahan alamiah Kab. Jember.

- Tim research yang telah terbentuk menjalin kerjasama dengan masyarakat Kab. Jember dalam mengembangkan

IV -28

Page 29: BAB IV

J e m b e r F a s h i o n C a r n a v a l

bahan-bahan alamiah tersebut.

4 Peningkatan kegiatan promosi melalui media elektronik oleh team research dan pihak media.

- Menjalin kerjasama secara aktif dengan media radio dan televisi skala nasional

- Membuat website JFC dengan dua bahasa

- Mengoptimalkan sosialisasi promosi JFC kepada masyarakat luas di Kabupaten Jember

- Mengikutsertakan daearah-daerah kabupaten lain untuk turut berperan serta di dalam event-event JFC di Jember

- Mengoptimalkan show of force paket-paket JFCdi daerah-daerah kabupaten lain di Indonesia, bahkan di luar negeri

- Mengembangkan jarngan informasi promosi dan pemasaran lewat media elektronik dan cetak

- Menyebarluaskan calendar of event JFC pada masyarakat luas melalui berbagai media local dan nasional

5 Pembuatan program wisata oleh team research.

- Menyusun paket wisata - Team research menjalin kerjasama dengan agen perjalanan

- Team research melakukan kerjasama dengan hotel dan restoran

- Team research menjalin kerjasama dengan organisasi yang terkait dengan kegiatan atau atraksi wisata serta kuliner.

Sumber : Hasil Analisis, Tahun 2010

4.14.Capital Assessment and Allocation

Untuk JFC tetap menjadi product leadership maka perlu adanya penialian untuk

setiap action plan untuk membuat strategy untuk perkembangan JFC. Dimana sekarang ini

banyak bermunculan event-event karnaval yang sama dengan JFC, jika tidak ada suatu

strategi dapat tergeser oleh event yang di daerah lain.

JFCC yang diketahui adalah sebuah lembaga yang mengatur persiapan hingga

berlangsungnya event tersebut. Maka JFCC perlu membentuk team reaserch untuk dapat

menggali tema-tema agar tetap menarik perhatian wisatawan. Dengan meneliti trand fashin

IV -29

Page 30: BAB IV

J e m b e r F a s h i o n C a r n a v a l

yang ada di dunia dan budaya –budaya Indonesia sampai pada kondisi dan keadaan lokal

dan global.

IV -30

Page 31: BAB IV

J e m b e r F a s h i o n C a r n a v a l

Tabel 4.Tema-tema JFC

No Keterangan1 JFC 1 diselenggarakan bersamaan dengan HUT Kota Jember dengan tema busana

CowBoy, Punk dan Gypsy2 JFC 2 dengan tema busana Arab, Maroko, India, China dan Jepang3 JFC 3 dengan tema busana Mali, Athena, Brazil, Indian, Futuristic dan Vintage.4 JFC 4 dengan tema utama Discover The World menampilkan defile Archipelago Jawa,

Tsunami, Disconstruction, Mesir, GrandPrix, Spanyol, England, Carribbean.5 JFC 5 dengan mengangkat tema umum yaitu Anxiety And Spirit of The World,

menceritakan bahwa dunia sedang dilanda berbagai macam perististiwa yang membuat kita histeris, takut, gembira, sedih dan sebagainya

6 JFC 6 dengan tema Save The World yang berorientasi pada trend dunia Human, Vegetal, Mineral dan Imagination

7 JFC 7 dengan tema World Evolution yang menginspirasikan perubahan bumi karena tingkah laku manusia yang tak terkendali

8 JFC 8 mengangkat tema utama world unity, yang berarti satukan dan damaikan dunia9 JFC 9 dengan tema world treasure akan mengungkap keberadaan fenomena alam dan

peradaban budaya masa lalu, masa sekarang dan yang akan datang

Sumber : Hasil Survei, Tahun 2010

Setiap peserta yang akan mengikuti event ini mendapatkan pelatihan secara

Cuma-Cuma dari JFCC, dimana pada pelatihan ini setiap peserta diajarkan membuat

desain kostum sampai cara membuatnya. Selain itu peserta juga diajarkan bagaimana cara

memeragakan busana di atas catwalk serta diajarkan menari. Pelatihan tersebut dilakukan

dalam waktu 6 bulan sampai pada pelaksanaan event JFC. Dalam setiap event tersebut

diadakan kompetisi desain busana dengan kategori anak-anak, sekolah dan umum, tetapi

belum ada pembedaan kategori untuk peserta yang telah berpengalaman dalam dunia

fashion dan pemula. Setiap tahun peserta JFC semakin bertambah dari 400 orang peserta

hingga pada JFC ke 9 mencapai 600 peserta dan pada tahun 2009 terdapat peserta yang

berasal dari Malaysia.

Selama ini pembuatan setiap kostum menggunakan bahan-bahan yang tidak

terpakai, seperti CD yang tidak terpakai atau bahan-bahan lainnya sehingga biaya yang

digunakan dalam membuat satu kostum tidak lebih dari Rp.200.000,-. Dengan adanya

event ini maka JFCC perlu membuat team reaserch untuk menggali bahan-bahan alam

yang ada di Kabupaten Jember untuk dapat dimanfaatkan dalam pembuatan kostum. Selain

itu dapat bekerjasama dengan kelompok PKK atau kelompok-kelompok tani yang ada

untuk dapat mengolah dan menyediakan bahan-bahan tersebut.

Pengembangan promosi dan pemasaran untuk mengoptimalkan sosialisasi

promosi JFC kepada lebih ditujukan kepada meyakinkan citra tertentu dihadapan

IV -31

Page 32: BAB IV

J e m b e r F a s h i o n C a r n a v a l

masyarakat luas, hal ini dilakukan agar dapat meningkatkan jumlah para wisatawan. Pesan

yang disampaikan melalui iklan dan promosi sangat kuat pengaruhnya tehadap ekpektasi

pengunjung tentang apa yang akan mereka temukan.

Pengembangan promosi dan pemasaran juga dapat dilakukan dengan cara

mengikutsertakan daerah-daerah kabupaten lain untuk turut berperan serta di dalam event-

event JFC di Kabupaten Jember. Hal ini bisa dilakukan juga dengan mengembangkan

jaringan informasi promosi dan pemasaran lewat media elektronik dan media cetak.

Mengoptimalan show of force paket-paket JFC di daerah kabupaten lain di

Indonesia maupun di luar negeri atau menyebarluaskan calender of event JFC pada

masyarakat luas melalui berbagai media lokal dan nasional juga merupakan suatu action

plan yang sangat diperlukan. Pengoptimalan promosi dan pemasaran terhadap produk-

produk dan event-event wisata yang sudah ada (lama) dan yang baru secara tepat pada

sasaran pasar juga bisa dilakukan sebagai suatu upaya pengembagan.

Lembaga-lembaga pariwisata swasta juga dapat melakukan crossing & sharing

informasi tentang analisis pasar yang dilakukan oleh masing-masing manajemen objek

wisata atau tentang upaya pengembangan produk-produk wisata dengan pihak kantor

pariwisata secara kongkrit. Serta melakukan kegiatan evaluasi secara berkala terhadap

produk-produk wisata yang ditawarkan kepada para wisatawan, apakah masih diminati

wisatawan atau kurang diminati, atau bahkan apakah harus diganti dengan produk-produk

yang baru.

Kegiatan menggelar event-event wisata yang diminati wisatawan sebagai daya

tarik baru di masing-masing objek wisata yang dikelola bersama antara pihak Pemerintah

Daerah dengan pihak-pihak manajemen objek-objek wisata non-pemerintah yang ada di

daerah, seperti lembaga-lembaga perjalanan wisata, hotel ataupun restoran, untuk saling

mendukung kerja wisata daerah Kabupaten Jember agar lebih dikenal oleh daerah-daerah

lainnya. Kegiatan-kegiatan tersebut dapat dilakukan dan dipantau secara berkala oleh

kedua pihak.

IV -32

Page 33: BAB IV

J e m b e r F a s h i o n C a r n a v a lNo Action Plan Strenght Weakness Opportunity Threat

1 Reaserch trend fashion dunia

Variasi trend fashion yang di jadikan kajian dalam pengembangan tema

Keterbatasan kemampuan dalam menseleksi ragam trend fashion dunia

Perubahan trend fashion berkembang dengan pesat

Menggali potensi-potensi daerah yang ada di Indonesia

Ragam budaya Indonesia yang banyak

Keterbatasan pemahaman terhadap budaya daerah

Dapat berkembang pada ajang yang lebih luas

Terkikisnya karakter buadaya daerah

Menggali ide-ide kreatif lain untuk pengembangan tema

Kondisi dan kejadian lokal yang terjadi

Keterbatasan SDM dalam menggali tema kreatif

Kondisi dan kejadian global yang terjadi di dunia

2 Bekerjasama dengan lembaga-lembaga pendidikan fashion

Banyak lembaga-lembaga yang mendukung

Diperlukan waktu dan dukungan dalam menjalin kerjasama

Memiliki kerjasama dengan lembaga-lembaga untuk tukar pengalaman

Jarak dan waktu untuk menjalin kerjasama

Mengadakan kompetisi design pada setiap event JFC

Memiliki kesempatan untuk berkreasi dan bersaing

Belum ada pemilahan kriteria penialaian dapa setiap peserta

Memacu pada kreasi yang lebih bervariasi

Terdapat kejenuhan dalam kompetisi

3 Membentuk tim research untuk mengidentifikasi bahan-bahan alam yang ada di Kab. Jember

Bahan-bahan alam yang tersedia di Kab. Jember

Tidak semua bahan alam yang tersedia dapat digunakan

Alternatif bahan lain yang tidak terpakai, untuk dijadikan materi fashion

Ragam bahan yang dapat di manfaatkan.

Mempublikasikan hasil reaserch pada masyarakat umum.

Informasi menjadi acuan bagi masyarakat untuk jadi bahan fashion

Cara menginformasikan bahan-bahan tersebut

Variasi media Keakuratan dariinformasi yang disampaikan

Menjalin kerjasama dengan masyarakat untuk mengembangkan bahan

Apresiasi masyarakat cukup tinggi

Diperlukan kegiatan pelatihan untuk mengolah bahan-bahan tersebut

Tidak terbatas pada masyarakat yang terlibat langsung

Pemahaman terhadap bahan tersebut kurang

4 Memperbanyak media informasi

Variasi media informasi

Membuat sarana promosi dalam dua bahasa (bahasa Indonesia dan bahasa

Website dengan berbagai bahasa

IV - 1

Page 34: BAB IV

J e m b e r F a s h i o n C a r n a v a lInggris).

Menjalin kerjasama dengan radio dalam program acara khusus wisata.

Menjalin kerjasama dengan media televisi untuk mempromosikan kegiatan wisata JFC untuk skala nasional dan internasional.

Belum ada liputan secara ekslusif pada event tersebut.

5 Menjalin kerjasama dengan agen perjalanan

Banyak terdapat agen perjalanan

Mengadakan kerjasama dengan hotel dan restoran

Hotel dan restoran semakin berkembang

Kerjasama dengan organisasi yang terkait dengan kegiatan atau atraksi wisata serta kuliner.

IV - 2