bab iv
TRANSCRIPT
![Page 1: BAB IV](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061207/5484ec27b4af9f4e5e8b45a3/html5/thumbnails/1.jpg)
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Perusahaan
1. Sejarah PT. PLN
Sejarah Ketenagalistrikan di Indonesia dimulai pada akhir abad ke –
19, ketika beberapa perusahaan Belanda mendirikan pembangkit tenaga
listrik untuk keperluan sendiri. Pengusahaan tenaga listrik tersebut
berkembang menjadi untuk kepentingan umum, diawali dengan
perusahaan swasta Belanda yaitu NV. NIGM yang memperluas usahanya
dari hanya di bidang gas ke bidang tenaga listrik. Selama Perang Dunia II
berlangsung, perusahaan – perusahaan listrik tersebut dikuasai oleh Jepang
dan setelah kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945, perusahaan
– perusahaan listrik tersebut direbut oleh pemuda – pemuda Indonesia
pada bulan September 1945 dan diserahkan kepada Pemerintah Republik
Indonesia. Pada tanggal 27 Oktober 1945, Presiden Soekarno membentuk
Jawatan Listrik dan Gas, dengan kapasitas pembangkit tenaga listrik hanya
sebesar 157,5 MW.
Tanggal 1 Januari 1961, Jawatan Listrik dan Gas diubah menjadi
BPU-PLN (Badan Pimpinan Umum Perusahaan Listrik Negara) yang
bergerak dibidang listrik, gas dan kokas. Tanggal 1 Januari 1965, BPU-
PLN dibubarkan dan dibentuk 2 perusahaan negara yaitu Perusahaan
Listrik Negara (PLN) yang mengelola tenaga listrik dan Perusahaan Gas
![Page 2: BAB IV](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061207/5484ec27b4af9f4e5e8b45a3/html5/thumbnails/2.jpg)
Negara (PGN) yang mengelola gas, dimana saat itu kapasitas pembangkit
tenaga listrik PLN sebesar 300 MW.
Tahun 1972, Pemerintah Indonesia merupakan status Perusahaan
Listrik Negara sebagai Perusahaan Umum Listrik Negara (PLN). Tahun
1990 melalui Peraturan Pemerintah No. 17, PLN ditetapkan sebagai
pemegang kuasa usaha ketenagalistrikan. Tahun 1992, pemerintah
memberikan kesempatan kepada sektor swasta untuk bergerak dalam
bisnis penyediaan tenaga listrik. Sejalan dengan kebijakan diatas, pada
bulan Juni
1994 status PLN dialihkan dari Perusahaan Umum menjadi
Perusahaan Perseroan (Persero).
Sesuai PP No. 12 tahun 1998, Persero adalah Badan Usaha Milik
Negara (BUMN) yang dibentuk berdasarkan UU No. 9 tahun 1969 yang
berbentuk Perseroan Terbatas (PT), dimana seluruh atau paling sedikit
51% saham dimiliki Negara melalui penyertaan modal secara langsung.
Terhadap Persero berlaku prinsip – prinsip PT sebagaimana diatur dalam
UU No. 1 tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas.
Dengan adanya definisi dan pengertian diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa Perseroan merupakan PT. Yang membedakannya
dengan PT “biasa”, adalah bahwa pada Persero kepemilikan sahamnya,
seluruh atau paling sedikit 51% dimiliki oleh Negara, jadi Persero dapat
dikatakan identik dengan PT. Mekanisme kerja Persero sama seperti
halnya mekanisme kerja PT, sebagaimana diatur dalam UU No. 1 tahun
![Page 3: BAB IV](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061207/5484ec27b4af9f4e5e8b45a3/html5/thumbnails/3.jpg)
1995. Pencantuman kata “Persero” di belakang nama PT menunjukkan
bahwa perusahaan tersebut adalah Persero sebagaimana dimaksud diatas.
2. Sejarah Singkat Perusahaan
PT. PLN (Persero) Cabang Pontianak merupakan salah satu unit
usaha yang bergerak dalam pelayanan terhadap jasa ketenagalistrikan di
kota Pontianak., Kalimantan Barat. Sejarah perkembangan PT. PLN
(Persero) Cabang Pontianak ini dari mulai berdirinya sampai sekarang
tidak lepas dari sejarah keberadaan kelistrikan Kalaimantan Barat.
Kelistrikan di Kalimantan Barat mulai pada setelah Naamloze
Vennonschap. West Borneo Electricity Maatchappy (NV.WBEM)
mendapatkan konsesinya pada tanggal 8 Maret 1929 No. 68 Jo, tanggal 25
Agustus 1922 No. 37 untuk kota Pontianak dan sekitarnya. Perusahaan
tersebut menjadi anak perusahaan dari NV. Algamente Nederland Indice
Electric Maatschappy (NV. ANIEM) dengan status Agenscap(Agen) dan
berkantor di Jalan Aniem yang sekarang dikenal dengu dan Jalan Cemara.
Dengan mesin diesel MIRLESS buatan Inggris, sebagai penggerak tenaga,
aliran listrik dapat melayani kantor-kantor pemerintah, pertokoan dan
masyarakat kota Pontianak.Melalui kabel tanah 6kV sepanjang 33 km dan
tegangan 110 Volt, kota Pemangkat disambungkan dengan kota
Sinkawang.Kesultanan Pontianak sendiri menggunakan listrik dari
ANIEM sejak tahun 1929 dengan menyalurkan listrik melalui kabel air
menyeberangi Sungai Kapuas.
![Page 4: BAB IV](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061207/5484ec27b4af9f4e5e8b45a3/html5/thumbnails/4.jpg)
Semasa pendudukan Jepang, kelistrikan dengan nama NIPPON
DENKI KAISHA berada di bawah kekuasaan Angkatan Laut Jepang. Pada
waktu itu beberapa petugas kelistrikan antara lain Abd.Rajak, Tan Den
Kie, Samtong Ratnan, Wan Haan dikirim ke Merry di daerah Serawak
guna menangani kelistrikan pada penambangan minyak. Setelah Jepang
kalah perang dan Sekutu Amerika mendarat di Kaliantan Barat bersama
dengan NICA dan KNIL, maka kelistrikan dikuasai kembali oleh
NV.ANIEM dengan Ir. De Moon sebagai kepala terakhir yang kemudian
sehubungan dengan adanya nasionalisasi menyerahkan kepada Samoedra
selaku petugas dari Kantor Besar PLN Surabaya.
Melalui Surat Keputusan Menteri PUT No. 16/I/20 tanggal Mei
1961dibentuk PLN Exploitasi III dengan pemimpinnya IR.Rusdi Hadjerat
dan berkedudukan di Pontianak.Sebagai kepala Cabang Pontianak
ditunjuk Ong Kos An alias J.Ongkowijoyo Ranting Singkawang
ditingkatkan menjadi Cabang Singkawang.Dalam masa perjalanannya
PLN Exploitasi III kemudian menjadi PLN Wilayah V melalui
Peraturan Menteri PUT No. 01/PRT/1973 tanggal 21 Maret 1973 dan
pembangkitnya ditambah dengan PLTD Sei. Raya dan PLTD
Siantan.Peninggalan NV.ANIEM yang masih aktif digunakan adalah
standar dan normalisasi NV.ANIEM.
Lokasi PT.PLN (Persero) Wilayah Kalimantan Barat Cabang
Pontianak pertama berlokasi di Jalan Cemara yang sekarang berfungsi
sebagai kantor Dinas Gangguan Listrik. Pada tahun 1972 berfungsi
![Page 5: BAB IV](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061207/5484ec27b4af9f4e5e8b45a3/html5/thumbnails/5.jpg)
sebagai Pelayanan Kelistrikan yang berlokasi di Jl. A. Yani no. 25
Pontianak yang kemudian pada tahun 1993-1994 gedung tersebut
direhabilitasi total dan ditempati tahun 1995.
3. Struktur Organisasi
Perkembangan suatu perusahaan akan ditentukan oleh cara-cara
pengelolaan yang dilakukan pimpinan dan segenap staff perusahaan.
Menurut pola hubungan kerja, meskipun ukuran organisasi itu kecil, selalu
diharapkan penyatuan seluruh kegiatan-kegiatan guna mencapai tujuan
perusahan. Menurut James D. Mooney dalam buku “Dasar-Dasar
Manajemen” dikutip oleh M. Manulang organisasi adalah “Bentuk setiap
perserikatan manusia untuk mencapai suatu tujuan bersaama”.
Bagi suatu perusahaan, baik yang besar maupun kecil dibutuhkan
suatu struktur organisasi untuk memperjelas wewenang dan tanggung
jawab dari masing-masing anggita organisasi dalam hubungannya antar
satu unit dengan unit lainnya.
Dalam lingkungan organisasi PT. PLN (Persero) khususnya untuk
organisasi unit peusahanaan cabang struktur organisasinya dapat dibuat
berdasarkan keputusan direksi PLN No. 012.K/0223/DIR/1994 tanggal 15
Februari 1994 tentang Pola Pengorrganisasian pada Unsur Pelaksana
Pengusahaan Cabang dan Satuan Organisasi Di Bawahnya Di Lingkungan
Perusahaan Listrik Negara. Untuk itu PT. PLN (Persero) Cabang
![Page 6: BAB IV](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061207/5484ec27b4af9f4e5e8b45a3/html5/thumbnails/6.jpg)
Pontianak termasuk dalam Pengorganisasian Cabang, dengan struktur
organisasi yang dapat di lihat pada gambar 2.1 berikut ini :
Gambar 1 Struktur Organisasi PT. PLN (Persero) Cabang Pontianak
Sumber: PT PLN (Persero) Cabang Pontianak
4. ASPEK USAHA
PT. PLN (Persero) Cabang Pontianak melaksanakan kegiatan
usaha berupa pengelolaan, pembangkitan, sampai dengan pendistribusian
tenaga listrik kepada pelanggan.
Secara sederhana urutan pelaksanaan proses pembangkitan sampai
dengan pendistribusian energi listrik ke pelanggan adalah berawaldari
![Page 7: BAB IV](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061207/5484ec27b4af9f4e5e8b45a3/html5/thumbnails/7.jpg)
pembangkit tenaga listrik kemudian disalurkan ke gardu step up yang
berfungsi untuk menaikkan tegangan.
Dari gardu step up disalurkan ke gardu hubung yang menghasilkan
tegangan menengah 20 KV melalui jaringan distribusi bertegangan 20 KV.
Selanjutnya dari gardu hubung ditransfer ke gardu distribusi kemudian
disalurkan kepada konsumen melalui jaringan tegangan rendah 220-380
Volt.
5. ASPEK PEMASARAN
Aspek pemasaran PT. PLN (Persero) Cabang Pontianak meliputi :
a. Produk
Produk utama yang di hasilkan PT. PLN (Persero) Cabang
Pontianak adalah penyediaan jasa tenaga listrik. Selain itu juga, ada
produk yang sifatnya mendukung produk utama yaitu berupa berbagai
macam pelayanan jasa baik yang bersifat teknis maupun non teknis
yang semuanya ditujukan untuk :
a. Mencapai kontunuitas pendistribusian tenaga listrik yaitu listrik
yang didistribusikan kepada pelanggan akan terus-menerus ada.
b. Mutu dan keandalan listrik yaitu listrik yang didistribusikan kepada
pelanggan berada dalam kapasitas yang cukup sehingga
penerangan atau pemakaian listrik oleh pelanggan dapat terpenuhi
dan tidak terganggu.
c. Stabilitas listrik yaitu kemantapan listrik yang didistribusikan tidak
terjadi gangguan.
![Page 8: BAB IV](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061207/5484ec27b4af9f4e5e8b45a3/html5/thumbnails/8.jpg)
Adapun wujud dari jasa pelayanan ini antara lain adalah :
1) Pelayanan pembayaran rekening listrik.
2) Pelayanan yang berhubungan dengan penyambungan baru,
perubahan daya, penyambungan sementara, perubahan tarif, dan
pemindahan tempat pembayaran.
3) Memberikan layanan informasi tentang pelayanan kelistrikan dan
masalah lainnya.
b. Pasar
Adapun daerah pemasaran tenaga listrik ke pelanggan berada
pada seluruh unit pelayanan PT. PLN (Persero) Cabang Pontianak dari
unit yang terbesar yaitu kantor cabang sampai dengan unit terkecil yaitu
kantor sub ranting yang juga dibawah koordinator kepala bagian
pelayanan pelanggan sedangkan jangkauan pemasaran adalah seluruh
daerah operasional PT. PLN (Persero) Cabang Pontianak.
B. Pengolahan Data
a. Analisis Kuantitif
1. Analisis Sumber dan Penggunaan Modal Kerja
Analisis sumber dan penggunaan modal kerja adalah analisis untuk
mengetahui sumber dan alokasi penggunaan modal kerja. Selain itu,
analisis ini juga dapat menunjukkan sebab terjadinya perubahan modal
kerja pada periode tertentu.
![Page 9: BAB IV](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061207/5484ec27b4af9f4e5e8b45a3/html5/thumbnails/9.jpg)
Dalam menganalisis, dimana modal kerja diperoleh dan kemana
modal kerja tersebut digunakan serta bagaimana pengaruhnya
pengaruhnya pada terhadap posisi modal kerja akhir., maka perlu disusun
langkah-langkah berikut ini :
1) Menyusun Laporan Perubahan Modal Kerja
2) Menyusun Laporan Sumber dan Penggunaan Modal Kerja
Untuk mengetahui laporan perubahan modal kerja dan laporan
sumber dan penggunaan modal kerja PT. PLN (Persero) Cabang Pontianak
maka perlu diketahui terlebih dahulu komponen-komponennya yaitu dapat
dilihat dari laporan neraca yang dimiliki oleh PT. PLN (Persero) Cabang
Pontianak
1) Laporan Perubahan Modal Kerja
Laporan perubahan modal kerja menunjukan perubahan
masing-masing komponen modal kerja antara dua periode waktu yang
berbeda. Perubahan-perubahan tersebut akan berpengaruh terhadap
naik turunnya modal kerja serta sebab-sebab terjadinya perubahan
posisi modal kerja. Untuk mengetahui laporan perubahan modal kerja
pada PT. PLN (Persero) Cabang Pontianak setiap periode adalah
sebagai berikut dibawah ini :
![Page 10: BAB IV](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061207/5484ec27b4af9f4e5e8b45a3/html5/thumbnails/10.jpg)
TABEL 4.1 : PT. PLN (Persero) Cabang Pontianak Laporan Perubahan Modal Kerja 31 Desember 2008-2009 (Dalam Rupiah)
Keterangan31 Desember Perubahan
2008 2009 Debit Kredit
Aset Lancar
Kas 16.394.418.490 14.896.615.437 - 1.497.803.053
Piutang Usaha 7.909.617.255 5.962.045.282 - 1.947.571.973
Persediaan 13.093.843.556 13.322.041.460 228.197.904 -
Piutang Lain-lain 202.764.237 244.399.727 41.635.490 -
Biaya yang Dibyr Dimuka 893.310.003 1.102.126.000 208.815.997 -
Total Aset Lancar 38.493.953.541 35.527.227.906 Kewajiban Jangka Pendek
Hutang Usaha 1.846.335.130 1.213.390.950 633.944.180 -
Hutang Dana Pensiun (15.593.335) 19.682.087 - 35.279.422
Hutang Pajak 471.042.558 396.936.231 74.106.327 -
Hutang Lain-lain 9.975.512.460 7.966.474.179 2.009.038.281 - B. yang Masih Harus dibayar
1.006.657.792 - 1.006.657.792 -
Total Kewajiban J. Pendek
13.283.950.605 9.596.483.447
Modal Kerja Netto 25.210.003.108 25.930.744.459
Total 4.202.395.971 3.481.654. 620
Kenaikan Modal Kerja 720.741.531 - 720.741.531
Jumlah 25.930.744.459 25.930.744.459 4.202.395.971 4.202.395.971
Sumber: PT. PLN (Persero) Cabang Pontianak, data olahan tahun 2011
Dari laporan perubahan modal kerja yang di sajikan dalam
Tabel 4.1 diatas, dapat dilihat adanya perubahan perubahan, baik itu
berupa kenaikan maupun penurunan yang terjadi pada unsur-unsur
dalam aset lancar dan kewajiban jangka pendek.
Aktiva lancar yang mengalami penurunan yaitu kas sebesar
Rp1.497.803.053 atau sebesar 9,14% dan piutang usaha sebesar
Rp1.947.571.973 atau sebesar 24,62%.
Adapun aset lancar yang mengalami kenaikan di antaranya
adalah persediaan sebesar Rp 228.197.904 atau sebesar 1,74%, Piutang
![Page 11: BAB IV](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061207/5484ec27b4af9f4e5e8b45a3/html5/thumbnails/11.jpg)
lain-lain juga mengalami kenaikan sebesar Rp 41.635.490 atau sebesar
20,53% dan Biaya yang di bayar di muka sebesar Rp 208.815.997
yaitu sebesar 23,38%.
Sedangkan untuk unsur-unsur dalam kewajiban jangka pendek
yang mengalami kenaikan yang terdapat pada laporan perubahan
modal kerja diatas hanyalah satu unsur saja yaitu hutang dana pensiun
sebesar Rp35.279.422 atau sebesar 226,188%.
Adapun unsur-unsur kewajiban jangka pendek yang mengalami
penurunan yaitu Hutang usaha sebesar Rp633.944.180 atau sebesar
34,34%, hutang pajak sebesar Rp74.106.327 atau sebesar 15,73% ,
hutang lain-lain sebesar Rp2.009.038.281 atau sebesar 20,14% serta
biaya yang masih harus dibayar sebesar Rp1.006.657.792 atau sebesar
100% dikarenakan pada tahun 2009 biaya yang masih harus dibayar
sepenuhnya sudah dilunasi.
Setelah komponen atau unsur-unsur modal kerja yang
mengalami perubahan diketahui, secara keseluruhan perubahan yang
terjadi pada unsur-unsur aser lancar, kewajiban jangka pendek, dan
modal kerja netto selama tahun 2009 dalam perhitungan sebagai
berikut.
![Page 12: BAB IV](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061207/5484ec27b4af9f4e5e8b45a3/html5/thumbnails/12.jpg)
TABEL 4.2 : PT. PLN (Persero) Cabang Pontianak Perubahan Aset Lancar, Kewajiban Jangka Pendek, dan Modal Kerja periode 31 Desember 2008-2009 (Dalam Rupiah)
Keterangan 2008 2009 Naik Turun
Aset lancar 38.493.953.541 35.527.227.906 - 2.966.725.635
Kewajiban J. Pendek 13.283.950.605 9.596.483.447 3.687.467.158 -
Modal Kerja Netto 25.210.003.108 25.930.744.459 720.741.531 -
Sumber: PT. PLN (Persero) Cabang Pontianak, Data Olahan Tahun 2011
Dari tabel 4.2 menunnjukan bahwa terjadi kenaikan pada
modal kerja sebesar Rp720.741.531 atau sebesar 2,86% meskipun aset
lancar perusahaan mengalami penurunun sebesar Rp2.966.725.635
atau sebesar 7,71% dan kewajiban jangka pendek mengalami kenaikan
sebesar Rp3.687.467.158 atau sebesar 27,76%. Namun hal ini tetap
menyebab modal kerja mengalami kenaikan, hal ini dikarenakan
penurunan aset lancar perusahaan tidak sebanding dengan kenaikan
kewajiban jangka pendek perusahaan.
Sedangkan laporan perubahan modal kerja pada tahun 2010,
dapat dilihat dalam tabel berikut ini :
TABEL 4.3 : PT. PLN (Persero) Cabang Pontianak Perubahan Aset Lancar, Kewajiban Lancar, dan Modal Kerja periode 31 Desember 2009-20010 (Dalam Rupiah)
![Page 13: BAB IV](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061207/5484ec27b4af9f4e5e8b45a3/html5/thumbnails/13.jpg)
Keterangan31 Desember Perubahan
2009 2010 Debit Kredit
Aset Lancar
Kas 14.896.615.437 10.961.701.836 - 3.934.913.601
Piutang Usaha 5.962.045.282 8.569.846.643 2.607.801.361 -
Persediaan 13.322.041.460 10.493.860.209 - 2.828.181.251
Piutang Lain-lain 244.399.727 32.139.566 - 212.260.161
Biaya yang Dibyr Dimuka 1.102.126.000 923.797.007 - 178.328.993
Total Aset Lancar 35.527.227.906 30.981.345.261
Kewajiban Jangka Pendek
Hutang Usaha 1.213.390.950 2.724.448.101 - 1.511.057.151
Hutang Dana Pensiun 19.682.087 - 19.622.087 -
Hutang Pajak 396.936.231 363.385.318 33.550.913 -
Hutang Lain-lain 7.966.474.179 9.190.574.837 - 1.224.100.658
B. yang Masih Harus dibayar - - - -
Total Kewajiban J. Pendek 9.596.483.447 12.278.408.256
Modal Kerja Netto 25.930.744.459 18.701.937.005
Total 2.660.974.361 9.888.841.815
Kenaikan Modal Kerja - 7.227.804.454 7.227.804.454 -
Jumlah 25.930.744.459 25.930.744.459 9.888.841.815 9.888.841.815
Sumber: PT. PLN (Persero) Cabang Pontianak, Data Olahan Tahun 2011
Dari laporan perubahan modal kerja yang di sajikan dalam
Tabel 4.2 diatas, dapat dilihat adanya perubahan perubahan, baik itu
berupa kenaikan maupun penurunan yang terjadi pada unsur-unsur
dalam aset lancar dan kewajiban jangka pendek.
Berdasarkan dari laporan perubahan modal kerja diatas, unsur-
unsur aset lancar yang mengalami kenaikan hanya satu unsur yaitu
piutang usaha sebesar Rp 2.607.801.361 atau sebesar 43,74%.
Adapun unsur-unsur aset lancar yang mengalami penurunun
yaitu kas sebesar Rp3.934.913.601 atau sebesar 26,41%, Persediaan
sebesar Rp2.828.181.251 atau sebesar 21,23%, piutang lain-lain
![Page 14: BAB IV](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061207/5484ec27b4af9f4e5e8b45a3/html5/thumbnails/14.jpg)
sebesar 86,85% dan Biaya yang di bayar dimuka sebesar Rp
178.328.993 atau sebesar 16,18%.
Sedangkan unsur-unsur kewajiban jangka pendek yang
mengalami kenaikan adalah hutang usaha sebesar Rp1.511.057.151
atau sebesar 124,47% dan hutang lain-lain sebesar Rp1.224.100.658
atau sebesar 15,37%.
Adapun kewajiban jangka pendek yang mengalami penurunan
adalah hutang dana pensiun sebesar Rp19.622.087 atau sebesar 100%
danhutang pajak sebesar Rp 33.550.913 atau sebesar 8,45%.
Setelah komponen atau unsur-unsur modal kerja yang
mengalami perubahan diketahui, secara keseluruhan perubahan yang
terjadi pada unsur-unsur aser lancar, kewajiban jangka pendek, dan
modal kerja netto selama tahun 2009 dalam perhitungan sebagai
berikut.
TABEL 4.4 : PT. PLN (Persero) Cabang Pontianak Perubahan Aset Lancar, Kewajiban Jangka Pendek, dan Modal Kerja periode 31 Desember 2009-2010 (Dalam Rupiah)
Keterangan 2009 2010 Naik Turun
Aset lancar 35.527.227.906 30.981.345.261 - 4.545.882.645
Kewajiban J. Pendek 9.596.483.447 12.278.408.256 2.681.924.809 -
Modal Kerja Netto 25.930.744.459 18.701.937.005 - 7.227.804.454
Sumber: PT. PLN (Persero) Cabang Pontianak, Data Olahan Tahun 2011
Dari tabel 4.4 menunjukan bahwa terjadi penurunan pada
modal kerja sebesar Rp7.227.804.454 atau sebesar 27,87%. Begitupun
dengan aset lancar juga mengalami penurunun sebesar
Rp4.545.882.645 atau sebesar 12,8% dan kewajiban jangka pendek
![Page 15: BAB IV](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061207/5484ec27b4af9f4e5e8b45a3/html5/thumbnails/15.jpg)
mengalami kenaikan sebesar Rp2.681.924.809 atau sebesar 27,95%.
Hal ini menyebabkan modal kerja menurun secara signifikan karena
penurunan aset lancar yang cukup besar dan disertai pula dengan
bertambahnya kewajiban jangka pendek perusahaan.
2) Laporan Sumber dan Penggunaan Modal Kerja
Laporan sumber dan penggunaan modal kerja dapat disusun dan
dianalisis setelah laporan perubahan modal kerja telah disusun terlebih
dahulu. Laporan sumber dan penggunaan modal kerja dilihat
berdasarkan perhitungan aktiva lancar, hutang lancar, dan modal.
Laporan sumber dan penggunaan modal kerja dapat memberikan
informasi mengenai unsur-unsur mana yang menjadi sumber modal kerja
dan unsur mana modal kerj atersebut dipergunaankan.
Secara umum di kemukakan, sumber modal kerja adalah
berkurangnya aktiva tetap, bertambahnya hutang jangka panjang,
bertambahnya modal dan adanya keuntungan dari operasional
pperusahaan. Sedangkan penggunaan modal kerja adalah bertambahnya
aktiva tetap, berkurangnya hutang jangka panjang, berkurangnya modal,
pembayaran deviden, dan adanya kerugian dari kegiatan operasional
perusahaan.
Berikut ini adalah laporan sumber dan penggunaan modal kerja
2008-2009 ;
![Page 16: BAB IV](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061207/5484ec27b4af9f4e5e8b45a3/html5/thumbnails/16.jpg)
TABEL 4.5 : PT. PLN (Persero) Cabang Pontianak Laporan Sumber dan Penggunaan Modal Kerja Per 31 desember 2008-2009 (Dalam Rupiah)
Keterangan31 Desember Modal Kerja
2008 2009 Sumber Penggunaan
Aset tetap Netto 533.789.576.133 535.415.055.861 - 1.625.479.728
Pekerjaan dalam Pelaksanaan 2.195.242.539 1.839.466.504 355.776.035 -
Aset Lain-lain 870.076.190 642.929.644 227.146.546 -
Akun Antar Satuan Adm. 105.381.145.773 37.396.198.624 67.984.997.14
9-
Saldo Laba 603.971.508.577 536.484.160.677 - 67.487.347.900
Kewajiban Jangka Panjang 26.783.817.840 25.778.036.908 - 1.005.780.932
Pendapatan yang ditangguhkan 36.690.717.159 38.962.197.515 2.271.480.361 -
Total 70.839.350.091 70.118.608.560
Kenaikan Modal Kerja - 720.741.531
Penurunan Modal Kerja 70.839.350.091 70.839.350.091
Sumber: PT. PLN (Persero) Cabang Pontianak, Data Olahan Tahun 2011
Berdasarkan laporan perubahan modal kerja yang ditunjukkan
pada Tabel 4.1 diatas, terlihat bahwa modal kerja perusahaan
mengalami kenaikan sebesar Rp720.741.531.Dan dari Tabel 4.5 dapat
diketahui bahwa sumber modal kerja sebesar Rp70.839.350.091.
Komponen sumber modal kerja dapat dijelaskan dalam rincian berikut
ini.
1. Berkurangnya pekerjaan dalam pelaksananaan sebesar
Rp355.776.035 yang merupakan salah satu unsur dari aset tetap
menyebabkan bertambahnya sumber modal bagi perusahaan.
2. Berkurangnya aset lain-lain perusahaan sebesar Rp227.146.546
dikarenakan berkurangnya piutang lain-lain yang mempunyai
hubunggan istimewa.
3. Berkurangnya akun antar satuan administrasi sebesar
Rp.67.984.947.149
![Page 17: BAB IV](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061207/5484ec27b4af9f4e5e8b45a3/html5/thumbnails/17.jpg)
4. Bertambahnya pendapatan yang ditangguhkan sebesar
Rp2.271.480.361.
Sedangkan komponen penggunaan modal kerja dapat
dirincikan sebagai berikut :
1. Bertambahnya aset tetap netto perusahaan sebesar
Rp1.625.479.728 hal ini disebabkan adanya penambahan aset tetap
yang dilakukan perusahaan berupa aset tetap bruto.
2. Berkurangnya laba operasi yang diperoleh perusahaan sebesar
Rp67.487.347.900 meskipun biaya yang di keluarkan perusahaan
pada periode sebelumnya, penurunan laba operasi ini disebabkan
karena subsidi yang diberikan pemerintah menurun dibandingkan
dengan periode lalu. Karena pada dasarnya apabila telah dikurangi
dengan subsidi, laba operasi PLN mengalami kenaikan.
3. Berkurangnya kewajiban jangka panjang sebesar Rp1.005.780.932
dikarenakan pinjaman jangka panjang PLN juga berkurang serta
berkurangnya uang jaminan langganan.
Laporan sumber dan penggunaan modal kerja tahun 2008-2009
adalah sebagai berikut.
![Page 18: BAB IV](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061207/5484ec27b4af9f4e5e8b45a3/html5/thumbnails/18.jpg)
TABEL 4.6 : PT. PLN (Persero) Cabang Pontianak Laporan Sumber dan Penggunaan Modal Kerja Per 31 desember 2009-2010 (Dalam Rupiah)
Keterangan31 Desember Modal Kerja
2009 2010 Sumber Penggunaan
Aset tetap Netto 535.415.055.861 557.150.285.082 - 21.735.229.221
Pekerjaan dalam Pelaksanaan 1.839.466.504 2.081.257.047 - 241.787.543
Aset Lain-lain 642.929.644 1.417.021.839 - 774.092.195Akun Antar Satuan administrasi
37.396.198.624 109.637.087.701 - 72.240.889.077
Saldo Laba 536.484.160.677 609.353.920.651 72.869.759.974 -
Kewajiban Jangka Panjang 25.778.036.908 27.046.636.410 1.268.599.510 -
Pendapatan yang ditangguhkan 38.962.197.515 52.588.031.613 13.625.834.098 -
Total 87.764.193.582 94.991.998.036
Penurunan Modal Kerja 7.227.804.454 -
Penurunan Modal Kerja 94.991.998.036 94.991.998.036
Sumber: PT. PLN (Persero) Cabang Pontianak, Data Olahan Tahun 2011
Berdasarkan laporan perubahan modal kerja yang ditunjukkan
pada Tabel 4.1 diatas, terlihat bahwa modal kerja perusahaan
mengalami kenaikan sebesar Rp7.227.804.454.Dan dari Tabel 4.5
dapat diketahui bahwa sumber modal kerja sebesar Rp87.764.193.582.
Komponen sumber modal kerja dapat dijelaskan dalam rincian
berikut ini :
1. Bertambahnya laba operasi yang diterima perusahaan sebesar
Rp72.969.759.974. Selain dikarenakan meningkatnya penjualan
tenaga listrik juga dikarenakan meningkatnya subsidi yang
diberikan pemerintah dibandingkan periode lalu.
2. Bertambahnya kewajiban jangka panjang sebesar Rp1.268.599.510
disebabkan bertambahnya hutang laian-lain jangka panjang
perusahaan dan juga bertambahnya uang jaminan langganan.
![Page 19: BAB IV](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061207/5484ec27b4af9f4e5e8b45a3/html5/thumbnails/19.jpg)
3. Bertambahnya pendapatan yang ditangguhkan sebesar
Rp13.625.834.098
Sedangkan komponen penggunaan modal kerja dapat
dirincikan sebagai berikut :
1. Bertambahnya aset tetap netto perusahaan sebesar
Rp21.735.229.221 dikarenakan bertambahnya aset tetap yang
dilakukan perusahaan berupa aset tetap bruto.
2. Bertambahnya pekerjaan dalam pelaksanaan perusahaan sebesar
Rp241.787.543 yang merupakan salah satu unsur dari aset tetap
dan berkurannya bertambahanya pekerjaan dalam pelaksanaan
menyebabkan penggunaan modal kerja bagi perusahaan.
3. Bertambahnya aset lain-lain perusahaan sebesar Rp774.092.195
karena bertambahnya piutang lain-lain jangka panjang perusahaan.
4. Bertambahnya akun antar satuan administrasi perusahaan sebesar
Rp72.240.889.077
2. Analisis Faktor-faktor yangMempengaruhi Perubahan Modal Kerja
Laporan perubahan modal kerja menunjukan perubahan masing-
masing komponen modal kerja antara dua periode waktu yang berbeda.
Perubahan-perubahan tersebut akan berpengaruh terhadap naik turunnya
modal kerja serta faktor-faktor penyebab terjadinya perubahan modal
kerja. Berdasarkan hasil dari penyusunan laporan perubahan modal krja
pada Tabel 4.1 dan Tabel 4.3 maka dapat diketahui rincian perubahan
![Page 20: BAB IV](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061207/5484ec27b4af9f4e5e8b45a3/html5/thumbnails/20.jpg)
masing-masing pos aset lancar dan kewajiban jangka pendek yaitu sebagai
berikut.
1. Tahun 2008-2009
Rincian perubahan masing-masingg pos aset lancar pada
laporan perubahan modal yang terdapat di Tabel 4.1 sebagai berikut :
a. Kas mengalami penurununan sebesar Rp1.497.803.053 yang
disebabkan oleh bertambahnya pembelian oleh perusahaan.
b. Piutang usaha engalami penurunan sebesar Rp1.947.571.973
karena penurunan piutang dari pihak ketiga dan di ikuti dengan
semakin meningkatnya penyisihan piutang.
c. Persediaan mengalami kenaikan sebesar Rp228.197.904
dikarenakan meningkatnya persediaan bruto secara signikan
persediaan disini adalah pasokan listrik ada meningkat sehingga
dapat didistribusikan konsumen.
d. Piutang lain-lain juga mengalami peningkatan yaitu sebesar
Rp41.635.490 hal ini di sebabkan meningkatnya piutang dari pihak
yang memiliki hubungan istimewa.
e. Biaya yang di bayar dimuka juga meningkat sebesar
Rp208.815.997 hal ini disebabkan meningkatnya biaya yang
dibayar dimuka yang dibayarkan kepada pihak yang memiliki
istimewa.
Sedangkan rincian perubahan masing-masing pos yang ada
pada hutang lancar (kewajiban jangka pendek) adalah sebagai berikut :
![Page 21: BAB IV](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061207/5484ec27b4af9f4e5e8b45a3/html5/thumbnails/21.jpg)
a. Hutang usaha mengalami penurunan sebesar Rp633.944.180 hal ini
dikarenakan hutang usaha pada pihak ketiga juga menurun yang
artinya hutang yang ada di periode lalu sebagian telah dapat
dilunasi.
b. Hutang dana pensiun mengalami kenaikan Rp35.279.422 setelah
pada periode sebelumnya bersaldo minus. Hal ini dikarenakan
hutang dana pensiun periode lalu juga ikut diakumulasikan pada
tahun periode sekarang.
c. Hutang pajak menurun menjadi sebesar Rp74.106.327 karena
hutang pajak pada periode lalu telah dapat dilunasi.
d. Hutang lain-lain menurun sebesar Rp2.009.038.281 dikarenakan di
sebabkan menurunnya hutang lain-lain pada pihak yang
mempunyai hubungan istimewa serta menurunnya hutang pada
pihak ketiga.
e. Biaya yang masih harus dibayar dimuka mengalami penurunan
sebesar Rp1.006.657.792 yang juga 100% dikarenakan perusahaan
telah melunasi biaya tersebut sehingga biaya ini tidak timbul lagi
pada periode ini.
2. Tahun 2009-2010
Rincian perubahan masing-masing pos aset lancar pada laporan
perubahan modal yang terdapat di Tabel 4.3 sebagai berikut :
![Page 22: BAB IV](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061207/5484ec27b4af9f4e5e8b45a3/html5/thumbnails/22.jpg)
a. Kas mengalami penurununan sebesar Rp3.934.913.601 yang
disebabkan oleh bertambahnya pembelian oleh perusahaan dan
bertambahnya hutang usaha perusahan.
b. Piutang usaha mengalami kenaikan sebesar Rp2.607.801.361
karena kenaikan piutang dari pihak ketiga dan di ikuti dengan
menurunnya penyisihan piutang.
c. Persediaan juga mengalami penurunan sebesar Rp2.828.181.251
dikarenakan menurunnya persediaan bruto secara signikan pasokan
listrik yang dapat di lairkan ke kensumen juga menurun.
d. Piutang lain-lain juga mengalami purunan yaitu sebesar
Rp212.260.161 hal ini di sebabkan menurunnya piutang dari pihak
yang memiliki hubungan istimewa.
e. Biaya yang di bayar dimuka mengalami penurununan sebesar
Rp178.328.993 hal ini disebabkan menurunnya biaya yang dibayar
dimuka yang dibayarkan perusahaan kepada pihak yang memiliki
hubungan istimewa.
Sedangkan rincian perubahan masing-masing pos yang ada
pada hutang lancar (kewajiban jangka pendek) adalah sebagai berikut :
a. Hutang usaha mengalami kenaikan sebesar Rp1.511.057.151 hal
ini dikarenakan hutang usaha pada pihak ketiga juga mengalami
peningkatan yang artinya pembelian secara kredit yag dilakukan
perusahaan meningkat.
![Page 23: BAB IV](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061207/5484ec27b4af9f4e5e8b45a3/html5/thumbnails/23.jpg)
b. Hutang dana pensiun mengalami penurunan sebesar Rp19.622.087
yaitu sebesar 100% artinya pada periode ini perusahaan telah
melunasi hutang dana pensiun seluruhnya.
c. Hutang pajak menurun menjadi sebesar Rp33.550.913 karena
hutang pajak sebagian telah dapat dilunasi.
d. Hutang lain-lain kenaikan sebesar Rp1.224.100.658 disebabkan
meningkatnya hutang lain-lain pada pihak ketiga.
3. Analisis Kebutuhan Modal Kerja
Dalam usaha mendapatkan modal kerja, perusahaan harus
memilih cara yang dianggap paling tepat dan menguntungkan.
Penggunaan modal kerja tersebut sesuai dengan rencana agar tujuan
perusahaan tercapai.
Modal kerja harus dapat diperhitungkan secara tepat agar dapat
disediakan dengan jumlah yang optimal. Bila modal kerja yang tersedia
terlalu besar dibandingkan dengan dana yang dibutuhkan, maka akan
terjadi pengangguran modal kerja dan terlihat modal kerja tersebut tidak
digunakan secara efisien.
Jumlah modal yang berlebih dapat menimbulkan kerugian bagi
perusahaan, sebaliknya kekurangan modal kerja juga akan menimbulkan
masalah bagi perusahaan kerena akan menghambat kegiatan operasional
perusahaan.
![Page 24: BAB IV](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061207/5484ec27b4af9f4e5e8b45a3/html5/thumbnails/24.jpg)
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya
kebutuhan modal kerja antara lain yaitu kegiatan operasi perusahaan,
kebijakan penjualan, kebijaksanaan persediaan, dan lain sebagainya.
Berikut ini akan dijelaskan bagaimana kebutuhan modal kerja
PT. PLN (Perero) Cabang Pontianak selama 2008-2010. Kebutuhan modal
kerja perusahaan dapat diketahui dengan tahap berikut ini.
a. Tahun 2008
1) Rata-rata Komponen Modal Kerja
TABEL 4.7 : PT. PLN (Persero) Cabang Pontianak Perhitungan Rata-rata Komponen Modal Kerja per 31 Desember 2008 (Dalam Rupiah)
Komponen Modal
KerjaAwal Tahun Akhir Tahun
Modal Kerja Rata-
rata
Kas 6.389.104. 147 16.394.418.490 11.391.761.318,5
Piutang Usaha 9.312.973.483 7.909.617.255 8.611.295.369
Persediaan 5.653.863.775 13.093.843.556 9.373.673.665,5
Piutang Lain-lain 266.193.372 202.764.237 234.478.804,5
Biaya yang dibayar dimuka 865.720.822 893.310.003 879.515.412,5
Jumlah 22.496.855.599 38.493.953.541 30.495.404.570
Sumber: PT. PLN (Persero) Cabang Pontianak, Data Olahan Tahun 2011
2) Tingkat Perputaran Komponen Modal Kerja
Setelah diketahui besarnya rata-rata komponen modal kerja,
maka dapat dihitung tingkat perputaran komponen modal kerja
yaitu dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Perputaran Komponen Modal Kerja =
Penjualannetorata−rata komp onenmodal kerja
×1 Kali
![Page 25: BAB IV](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061207/5484ec27b4af9f4e5e8b45a3/html5/thumbnails/25.jpg)
Penjualan netto pada tahun 2008 ssetelah dikurangi dengan
subsidi pemerintah adalah Rp399.854.998.716.
TABEL 4.8 : PT. PLN (Persero) Cabang Pontianak Perhitungan Perputaran Komponen Modal Kerja per 31 Desember 2008 (Dalam Rupiah)
Komponen Modal Kerja (1)Modal Kerja Rata-rata
(2)
Perputaran Modal Kerja (3) = 360/(2) x 1
kaliKas 11.391.761.318,5 35,1 kali
Piutang Usaha 8.611.295.369 46,43 kali
Persediaan 9.373.673.665,5 42,66 kali
Piutang Lain-lain 234.478.804,5 1705,29 kali
B. yang harus Dibayar Dimuka 879.515.412,5 454,63 kali
Jumlah 30.495.404.570
Sumber: PT. PLN (Persero) Cabang Pontianak, Data Olahan Tahun 2011
3) Tingkat Perputaran Operasi (Modal Kerja)
Untuk menghitung perputran modal kerja, terlebih dahulu
kita harus menghitung jumlah hari keterikatan modal kerja
kemudian kita dapat menghitung jangka waktu keterikatan modal
kerja selama satu tahun (360 hari).
![Page 26: BAB IV](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061207/5484ec27b4af9f4e5e8b45a3/html5/thumbnails/26.jpg)
TABEL 4.9 : PT. PLN (Persero) Cabang Pontianak Jangka Waktu Keterikatan Modal Kerja per 31 Desember 2008 (Dalam Rupiah)
Komponen Modal Kerja (1)
Perputaran Modal Kerja (2)
Keterikatan modal Kerja (3) = 360 / (2)
x 1 hariKas 35,1 10,26 hari
Piutang Usaha 46,43 7,75 hari
Persediaan 42,66 8,44 hari
Piutang Lain-lain 1705,29 0,211 hari
B. yang harus Dibayar Dimuka 454,63 0,79 hari
Jumlah 27,45 hari
Sumber: PT. PLN (Persero) Cabang Pontianak, Data Olahan Tahun 2011
Tingkat perputaran piutang modal kerja yang paling tinggi
adalah komponen piutang lain-lain yaitu 1705,29 kali dalam
setahun, maka dari itu maka keterikatan hari modal kerjanya hari
juga sangat singkat yaitu 0,211 hari bahkan tidak sampai satu hari.
Sedangkan yang memiliki tingkat perputaran modal kerja
yang paling rendah adalah komponen kas yaitu 35,1 kali dalam
setahun, karena itu maka keterikatan hari modal kerjanya yang
paling lama yaitu 10,26 hari. Keseluruhan hari keterikatan modal
kerja adalah 27,45 hari. Hal ini berarti bahwa setiap Rp1,00 yang
di keluarkan perusahaan akan kembali pada jangka waktu 27,45
hari yang akan datang. Dan selama jangka waktu tersebut
perusahaan harus terus mengeluarkan dana untuk membelanjai
kegiatan perusahaan.
![Page 27: BAB IV](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061207/5484ec27b4af9f4e5e8b45a3/html5/thumbnails/27.jpg)
Setelah memperhitungkan hari keterikatan modal kerja
maka dapat diperoleh tingkat perputaran modal kerja yang
dibutuhkan selama satu tahun (360) hari yaitu :
Perputaran Modal Kerja =
360jmlh hariketerikatan modal kerja
×1 kali
= 360
27,45×1 kali
= 13,11 kali
Jadi, tingkat perputaran operasi (modal kerja) adalah 13,11
kali.
4) Kebutuhan Modal Kerja dalam Satu Tahun
Setelah diketahui perputaran modal kerja selama satu tahun
yaitu sebesar 13,11 kali maka dapat di ketahui berapa besar
kebutuhan modal kerja (bruto) yaitu :
Kebutuhan Modal Kerja = Penjualannetto
perputaran modal kerja×1 kali
= 399.854 .998 .716
13,11kali× Rp 1
= Rp 30.499.999.902,059
Dari hasil perhitungan tersebut, maka besaarnya kebutuhan
modal kerja (bruto) adalah Rp30.499.999.902,059. Sedangkan
kebutuhan modal kerja netto yaitu Rp 17.216.049.297,059.
![Page 28: BAB IV](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061207/5484ec27b4af9f4e5e8b45a3/html5/thumbnails/28.jpg)
b. Tahun 2009
1) Rata-rata Komponen Modal Kerja
TABEL 4.10 : PT. PLN (Persero) Cabang Pontianak Perhitungan Rata-rata Komponen Modal Kerja per 31 Desember 2009 (Dalam Rupiah)
Komponen Modal
KerjaAwal Tahun Akhir Tahun
Modal Kerja Rata-
rata
Kas 16.394.418.490 14.896.615.437 15.645.516.963,5
Piutang Usaha 7.909.617.255 5.962.042.282 6.935.829.768,5
Persediaan 13.093.843.556 13.322.041.460 13.207.942.509,5
Piutang Lain-lain 202.764.237 244.399.727 223.581.982
Biaya yang dibayar dimuka 893.310.003 1.102.126.000 997.718.001,5
Jumlah 38.493.953.541 35.527.227.906 37.010.589.225
Sumber: PT. PLN (Persero) Cabang Pontianak, Data Olahan Tahun 20112) Tingkat Perputaran Komponen Modal Kerja
Setelah diketahui besarnya rata-rata komponen modal kerja,
maka dapat dihitung tingkat perputaran komponen modal kerja
yaitu dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Perputaran Komponen Modal Kerja =
Penjualannetorata−rata komp onenmodal kerja
×1 Kali
Penjualan netto pada tahun 2009 ssetelah dikurangi dengan
subsidi pemerintah adalah Rp493.822.291.548.
![Page 29: BAB IV](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061207/5484ec27b4af9f4e5e8b45a3/html5/thumbnails/29.jpg)
TABEL 4.11 : PT. PLN (Persero) Cabang Pontianak Perhitungan Perputaran Komponen Modal Kerja per 31 Desember 2009 (Dalam Rupiah)
Komponen Modal Kerja (1)Modal Kerja Rata-rata
(2)
Perputaran Modal Kerja (3) = 360/(2) x 1
kaliKas 15.645.516.963,5 31,56 kali
Piutang Usaha 6.935.829.768,5 71,2 kali
Persediaan 13.207.942.509,5 37,39 kali
Piutang Lain-lain 223.581.982 2208,7 kali
B. yang harus Dibayar Dimuka 997.718.001,5 494,95 kali
Jumlah 37.010.589.225
Sumber: PT. PLN (Persero) Cabang Pontianak, Data Olahan Tahun 2011
3) Tingkat Perputaran Operasi (Modal Kerja)
Untuk menghitung perputran modal kerja, terlebih dahulu
kita harus menghitung jumlah hari keterikatan modal kerja
kemudian kita dapat menghitung jangka waktu keterikatan modal
kerja selama satu tahun (360 hari).
TABEL 4.12 : PT. PLN (Persero) Cabang Pontianak Jangka Waktu Keterikatan Modal Kerja per 31 Desember 2009 (Dalam Rupiah)
Komponen Modal Kerja (1)Perputaran Modal
Kerja (2)
Keterikatan modal Kerja (3) = 360 / (2) x
1 hariKas 31,56 kali 11,41 hari
Piutang Usaha 71,2 kali 5,1 hari
Persediaan 37,39 kali 9,63 hari
Piutang Lain-lain 2208,7 kali 0,2 hari
B. yang harus Dibayar Dimuka 494,95 0,73 hari
Jumlah 27,07 hari
Sumber: PT. PLN (Persero) Cabang Pontianak, Data Olahan Tahun 2011
![Page 30: BAB IV](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061207/5484ec27b4af9f4e5e8b45a3/html5/thumbnails/30.jpg)
Tingkat perputaran piutang modal kerja yang paling tinggi
adalah komponen piutang lain-lain yaitu 2208,7 kali dalam
setahun, maka dari itu maka keterikatan hari modal kerjanya juga
sangat singkat yaitu 0,2 hari bahkan tidak sampai satu hari.
Sedangkan yang memiliki tingkat perputaran modal kerja
yang paling rendah adalah komponen kas yaitu 31,56 kali dalam
setahun, karena itu maka keterikatan hari modal kerjanya yang
paling lama yaitu 11,41 hari. Keseluruhan hari keterikatan modal
kerja adalah 27,07 hari. Hal ini berarti bahwa setiap Rp1,00 yang
di keluarkan perusahaan akan kembali pada jangka waktu 27,07
hari yang akan datang. Dan selama jangka waktu tersebut
perusahaan harus terus mengeluarkan dana untuk membelanjai
kegiatan perusahaan.
Setelah memperhitungkan hari keterikatan modal kerja
maka dapat diperoleh tingkat perputaran modal kerja yang
dibutuhkan selama satu tahun (360) hari yaitu :
Perputaran Modal Kerja =
360jmlh hariketerikatan modal kerja
×1 kali
= 360
27,07× 1kali
= 13,33 kali
Jadi, tingkat perputaran operasi (modal kerja) adalah 13,33
kali.
![Page 31: BAB IV](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061207/5484ec27b4af9f4e5e8b45a3/html5/thumbnails/31.jpg)
4) Kebutuhan Modal Kerja dalam Satu Tahun
Setelah diketahui perputaran modal kerja selama satu tahun
yaitu sebesar 13,33 kali maka dapat di ketahui berapa besar
kebutuhan modal kerja (bruto) yaitu :
Kebutuhan Modal Kerja = Penjualannetto
perputaran modal kerja×1 kali
= 493.822 .291.548
13,33 kali× Rp 1
= Rp 37.045.933.349,51
Dari hasil perhitungan tersebut, maka besaarnya kebutuhan
modal kerja (bruto) adalah Rp37.045.933.349,51. Sedangkan
kebutuhan modal kerja netto yaitu Rp 27.449.449.902,51.
c. Tahun 2010
1) Rata-rata Komponen Modal Kerja
TABEL 4.13 : PT. PLN (Persero) Cabang Pontianak Perhitungan Rata-rata Komponen Modal Kerja per 31 Desember 2010 (Dalam Rupiah)
Komponen Modal
KerjaAwal Tahun Akhir Tahun
Modal Kerja Rata-
rata
Kas 14.896.615.437 10.961.701.836 12.929.158.636,5
Piutang Usaha 5.962.042.282 8.569.846.643 7.265.945.962,5
Persediaan 13.322.041.460 10.493.860.209 11.907.950.834,5
Piutang Lain-lain 244.399.727 32.139.566 138.269.646,5
Biaya yang dibayar dimuka 1.102.126.000 923.797.007 1.012.961.003,5
Jumlah 35.527.227.906 30.981.345.261 33.254.286.583,5
Sumber: PT. PLN (Persero) Cabang Pontianak, Data Olahan Tahun 2011
2) Tingkat Perputaran Komponen Modal Kerja
![Page 32: BAB IV](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061207/5484ec27b4af9f4e5e8b45a3/html5/thumbnails/32.jpg)
Setelah diketahui besarnya rata-rata komponen modal kerja,
maka dapat dihitung tingkat perputaran komponen modal kerja
yaitu dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Perputaran Komponen Modal Kerja =
Penjualannetorata−rata komp onenmodal kerja
×1 Kali
Penjualan netto pada tahun 2010 ssetelah dikurangi dengan
subsidi pemerintah adalah Rp493.041.602.686.
TABEL 4.14 : PT. PLN (Persero) Cabang Pontianak Perhitungan Perputaran Komponen Modal Kerja per 31 Desember 2010 (Dalam Rupiah)
Komponen Modal Kerja (1)Modal Kerja Rata-rata
(2)
Perputaran Modal Kerja (3) = 360/(2) x 1
kaliKas 12.929.158.636,5 38,13 kali
Piutang Usaha 7.265.945.962,5 67,86 kali
Persediaan 11.907.950.834,5 41,4 kali
Piutang Lain-lain 138.269.646,5 3565,8 kali
B. yang harus Dibayar Dimuka 1.012.961.003,5 486,73 kali
Jumlah 33.254.286.583,5
Sumber: PT. PLN (Persero) Cabang Pontianak, Data Olahan Tahun 2011
3) Tingkat Perputaran Operasi (Modal Kerja)
Untuk menghitung perputran modal kerja, terlebih dahulu
kita harus menghitung jumlah hari keterikatan modal kerja
kemudian kita dapat menghitung jangka waktu keterikatan modal
kerja selama satu tahun (360 hari).
TABEL 4.15 : PT. PLN (Persero) Cabang Pontianak Jangka Waktu Keterikatan Modal Kerja per 31 Desember 2010 (Dalam Rupiah)
![Page 33: BAB IV](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061207/5484ec27b4af9f4e5e8b45a3/html5/thumbnails/33.jpg)
Komponen Modal Kerja (1)Perputaran Modal
Kerja (2)
Keterikatan modal Kerja (3) = 360 / (2) x
1 hariKas 38,13 kali 9,44 hari
Piutang Usaha 67,86 kali 5,31 hari
Persediaan 41,4 kali 8,7 hari
Piutang Lain-lain 3565,8 kali 0,1 hari
B. yang harus Dibayar Dimuka 486,73 kali 0,74 hari
Jumlah 24,29 hari
Sumber: PT. PLN (Persero) Cabang Pontianak, Data Olahan Tahun 2011
Tingkat perputaran piutang modal kerja yang paling tinggi
adalah komponen piutang lain-lain yaitu 3565,8 kali dalam
setahun, maka dari itu maka keterikatan hari modal kerjanya juga
sangat singkat yaitu 0,1 hari bahkan tidak sampai satu hari.
Sedangkan yang memiliki tingkat perputaran modal kerja
yang paling rendah adalah komponen kas yaitu 38,13 kali dalam
setahun, karena itu maka keterikatan hari modal kerjanya yang
paling lama yaitu 9,44 hari. Keseluruhan hari keterikatan modal
kerja adalah 24,29 hari. Hal ini berarti bahwa setiap Rp1,00 yang
di keluarkan perusahaan akan kembali pada jangka waktu 24,29
hari yang akan datang. Dan selama jangka waktu tersebut
perusahaan harus terus mengeluarkan dana untuk membelanjai
kegiatan perusahaan.
Setelah memperhitungkan hari keterikatan modal kerja
maka dapat diperoleh tingkat perputaran modal kerja yang
dibutuhkan selama satu tahun (360) hari yaitu :
![Page 34: BAB IV](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061207/5484ec27b4af9f4e5e8b45a3/html5/thumbnails/34.jpg)
Perputaran Modal Kerja =
360jmlh hariketerikatan modal kerja
×1 kali
= 360
24,29×1 kali
= 14,82 kali
Jadi, tingkat perputaran operasi (modal kerja) adalah 14,82
kali.
4) Kebutuhan Modal Kerja dalam Satu Tahun
Setelah diketahui perputaran modal kerja selama satu tahun
yaitu sebesar 13,33 kali maka dapat di ketahui berapa besar
kebutuhan modal kerja (bruto) yaitu :
Kebutuhan Modal Kerja = Penjualannetto
perputaran modal kerja×1 kali
= 493.041 .602.686
14,82 kali× Rp 1
= Rp 33.268.664.148,95
Dari hasil perhitungan tersebut, maka besaarnya kebutuhan
modal kerja (bruto) adalah Rp33.268.664.148,952. Sedangkan
kebutuhan modal kerja netto yaitu Rp 20.990.255.892,95
Berikut ini merupakan rinkasan dari perhitungan kebutuhan
modal kerja dari tahun 2008-2010.
TABEL 4.16 : PT. PLN (Persero) Cabang Pontianak Rekapitulasi Kebutuhan Modal Kerja Tahun 2008-2010 (Dalam Rupiah)
Tahun Kebutuhan Modal Realisasi Kebutuhan Modal Realisasi
![Page 35: BAB IV](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061207/5484ec27b4af9f4e5e8b45a3/html5/thumbnails/35.jpg)
Kerja (Bruto) Seharusnya
Kebutuhan Modal Kerja
(Bruto)
Kerja (Netto) seharusnya
Kebutuhan Modal Kerja
(Netto) 2008 30.499.999.902,059 35.493.953.541 17.216.049.297,059 25.210.002.936
2009 37.045.933.349,51 35.527.227.906 27.449.449.902,51 25.930.744.459
2010 33.268.664.148,85 30.981.345.261 20.990.255.892,85 18.701.937.005 Sumber: PT. PLN (Persero) Cabang Pontianak, Data Olahan Tahun 2011
Dari tabel di atas, menunjukkan bahwa kebutuhan modal kerja
baik itu modal kerja bruto maupun modal kerja netto tidaklah sesuai
dengan realisasinya. Dimana terjadi fluktuasi, pada tahun 2008 misalnya
modal kerja perusahaan yang direalisasi mengalami kelebihan dari yang
modal kerja yang seharusnya baik modal kerja bruto maupun netto. Hal ini
disebabkan perusahaan banyak melakukan pinjaman dari pihak luar untuk
mendukung kegiatan operasional perusahaan. Sedangkan untuk tahun
2009 dan 2010 justru modal kerja perusahaan mengalami kekurangan. Hal
ini disebabkan perusahaan mengurangi pinjaman dari pihak luar.
4. Analisis Efisiensi Kebutuhan Modal Kerja
Modal kerja yang tersedia diperusahaan haruslah dalam keadaan
mencukupi, artinya tidak kekerungan maupu kelebihan. Selain itu,
perusahaan juga perlu memperhatikan tingkat efisiensi penggunaan modal
kerja untuk menghasilkan penjualan dan laba. Rasio yang umum
digunakan untuk mengukur efisiensi modal kerja adalah Working Capital
Turnover (WCTO) dan Return On Working Capital (ROWC).
1) Working Capital Turnover (WCTO)
Analisis ini digunakan untuk mengukur kemampuan modal
kerja (netto) berputar dalam suatu periode. Dengan kata lain untuk
![Page 36: BAB IV](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061207/5484ec27b4af9f4e5e8b45a3/html5/thumbnails/36.jpg)
mengukur kemampuan modal keruntuk periode ja dalam menhasilkan
penjualan bersih.
a. Tahun 2008
Berikut ini perhitungan Working Capital Turnover (WCTO)
PT. PLN (Persero) Cabang Pontianak tahun 2008.
WCTO = Penjualan Neto
Aktiva Lancar – Hutang Lancar× 1kali
= 399.854 .998 .716
38.493.953 .541−13.283.950 .605×1 kali
= 15,68 kali
Dari perhitungan diatas, dapat dilihat bahwa pada tahun
2008, Working Capital Turnover (WCTO) PT. PLN (Persero)
Cabang Pontianak adalah sebesar 15,68 kali yang berartimodal
kerja perusahaan berputar rata-rata 15,68 kali dalam satu tahun.
Sama artinya, setiap Rp 1 modal kerja dalam perusahaan dapat
menghasilkan modal bersih sebesar Rp 15,68.
b. Tahun 2009
Berikut ini perhitungan Working Capital Turnover (WCTO)
PT. PLN (Persero) Cabang Pontianak tahun 2009.
WCTO = Penjualan Neto
Aktiva Lancar – Hutang Lancar× 1kali
= 493.822 .291.548
35.527 .227 .906−9.596.483 .447×1kali
= 16,96 kali
![Page 37: BAB IV](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061207/5484ec27b4af9f4e5e8b45a3/html5/thumbnails/37.jpg)
Dari perhitungan diatas, dapat dilihat bahwa pada tahun
2009, Working Capital Turnover (WCTO) PT. PLN (Persero)
Cabang Pontianak adalah sebesar 16,96 kali yang berartimodal
kerja perusahaan berputar rata-rata 16,96 kali dalam satu tahun.
Sama artinya, setiap Rp 1 modal kerja dalam perusahaan dapat
menghasilkan modal bersih sebesar Rp 16,96.
c. Tahun 2010
Berikut ini perhitungan Working Capital Turnover (WCTO)
PT. PLN (Persero) Cabang Pontianak tahun 2010.
WCTO = Penjualan Neto
Aktiva Lancar – Hutang Lancar× 1kali
= 439.822 .291 .548
30.981.345 .261−12.278 .408 .256× 1 kali
= 26,36 kali
Dari perhitungan diatas, dapat dilihat bahwa pada tahun
2010, Working Capital Turnover (WCTO) PT. PLN (Persero)
Cabang Pontianak adalah sebesar 26,36 kali yang berarti modal
kerja perusahaan berputar rata-rata 26,36 kali dalam satu tahun.
Sama artinya, setiap Rp 1 modal kerja dalam perusahaan dapat
menghasilkan modal bersih sebesar Rp 26,36.
2) Return On Working Capital (ROWC)
Analisis ini digunakan untuk mengukur kemampuan modal
kerja bruto dalam menghasilkan laba. Semakin tinggi rasio ini berarti
![Page 38: BAB IV](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061207/5484ec27b4af9f4e5e8b45a3/html5/thumbnails/38.jpg)
bahwa dengan modal kerja bruto dapat dihasilkan laba operasi yang
semakin besar.
a. Tahun 2008
Berikut ini dalah perhitungan Return On Working Capital
(ROWC) PT. PLN (Persero) Cabang Pontianak tahun 2008.
ROWC = Laba OperasiAktiva Lancar
× 100 %
= 270.603.227 .17238.493 .953.541
×100 %
= 702,98 %
Dari perhitungan diatas, dapat dilihat Return On Working
Capital (ROWC) pada PT. PLN (Persero) Cabang Pontianak adalah
sebesar 702,98%. Angka ROWC ini berarti bahwa setiap Rp1,00
aktiva lancar dapat menghasilkan Rp7,03 laba bersih usaha.
b. Tahun 2009
Berikut ini dalah perhitungan Return On Working Capital
(ROWC) PT. PLN (Persero) Cabang Pontianak tahun 2009.
ROWC = Laba OperasiAktiva Lancar
× 100 %
= 295.000.780 .11935.527 .227 .906
×100 %
= 830,35 %
Dari perhitungan diatas, dapat dilihat Return On Working
Capital (ROWC) pada PT. PLN (Persero) Cabang Pontianak adalah
![Page 39: BAB IV](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061207/5484ec27b4af9f4e5e8b45a3/html5/thumbnails/39.jpg)
sebesar 830,35%. Angka ROWC ini berarti bahwa setiap Rp1,00
aktiva lancar dapat menghasilkan Rp8,30 laba bersih usaha.
c. Tahun 2010
Berikut ini dalah perhitungan Return On Working Capital
(ROWC) PT. PLN (Persero) Cabang Pontianak tahun 2010.
ROWC = Laba OperasiAktiva Lancar
× 100 %
= 33 4.077 .800 .34830.981 .345.261
×100 %
= 1078,32 %
Dari perhitungan diatas, dapat dilihat Return On Working
Capital (ROWC) pada PT. PLN (Persero) Cabang Pontianak adalah
sebesar 1078,32 %. Angka ROWC ini berarti bahwa setiap Rp1,00
aktiva lancar dapat menghasilkan Rp10,78 laba bersih usaha.
b. Analisis Kualiatatif
1. Sumber dan Penggunaan Modal Kerja
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perubahan Modal Kerja
Berdasarkan ada hasil analisis dari laporan perubahan modal, dapat
dijelaskan bahwa pada dasarnya perusahaan mempunyai lima komponen
modal kerja yaitu kas, piutang usaha, persediaan, piutang lain-lain dan
biaya yang harus dibayar dimuka.
Perubahan modal kerja dapat dipengaruhi oleh perubahan-
perubahan yang terjadi pada komponen-komponen aset lancar dan
kewajiban jangka pendek.
![Page 40: BAB IV](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061207/5484ec27b4af9f4e5e8b45a3/html5/thumbnails/40.jpg)
Rincian perubahan masing-masing pos aset lancar yang menjadi
faktor penyebab perubahaan modal kerja adalah :
a. Perubahan kas dikarenakan adanya pembelian aset tetap yang
dilakukan oleh perusahaan.
b. Perubahan piutang usaha dipengaruhi oleh tingkat perputaran piutang.
Selain itu, jumlah saldo penyisihan piutang yang ada juga ikut
memiliki andil dalam menyebabkab perubahan komponen modal kerja.
c. Perubahan persediaan yang mempengaruhi pasokan listrik yang dapat
dapat didistribusikan konsumen.
d. Perubahan Piutang lain-lain
e. Perubahan biaya yang dibayar dimuka.
Sedangkan rincian perubahan masing-masing pos yang ada pada
hutang lancar (kewajiban jangka pendek) adalah sebagai berikut :
a. Perubahan hutang usahadapat disebabkan .karena perusahaan
memerlukan bantuan dana dari pihak lain untuk menjalankan kegiatan
operasionalnya. Namun pada satu periode tertentu saat perusahaan
dianggap mampu untuk menjalankan perusahaannya menggunakan
dana sendiri maka perusahaan akan melunasi hutang tersebut dan tidak
menambahnya.
b. Perubahan hutang dana pensiun.
c. Perubahan hutang pajak
d. Perubahan hutang lain-lain
e. Perubahan biaya yang masih harus dibayar dimuka
![Page 41: BAB IV](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061207/5484ec27b4af9f4e5e8b45a3/html5/thumbnails/41.jpg)
3. Kebutuhan Modal Kerja
Dari tabel di atas, menunjukkan bahwa kebutuhan modal kerja baik
itu modal kerja bruto maupun modal kerja netto tidaklah sesuai dengan
realisasinya. Dimana terjadi fluktuasi, pada tahun 2008 misalnya modal
kerja perusahaan yang direalisasi mengalami kelebihan dari yang modal
kerja yang seharusnya baik modal kerja bruto maupun netto. Hal ini
disebabkan perusahaan banyak melakukan pinjaman dari pihak luar untuk
mendukung kegiatan operasional perusahaan. Sedangkan untuk tahun
2009 dan 2010 justru modal kerja perusahaan mengalami kekurangan. Hal
ini disebabkan perusahaan mengurangi pinjaman dari pihak luar.
4. Efisiensi Modal Kerja
Dari nalisis kuantitatif yang di atas, dapat dilihat bahwa pada tahun
2008, Working Capital Turnover (WCTO) PT. PLN (Persero) Cabang
Pontianak adalah sebesar 15,68 kali yang berarti modal kerja perusahaan
berputar rata-rata 15,68 kali dalam satu tahun. Sama artinya, setiap Rp 1
modal kerja dalam perusahaan dapat menghasilkan modal bersih sebesar
Rp 15,68.
Tahun 2009 Working Capital Turnover (WCTO) PT. PLN
(Persero) Cabang Pontianak mengalami kenaikan sebesar 1,28 atau sebesar
8,16% dari tahun 2008. Working Capital Turnover (WCTO) PT. PLN
(Persero) Cabang Pontianak adalah sebesar 16,96 kali yang berarti modal
kerja perusahaan berputar rata-rata 16,96 kali dalam satu tahun. Sama
![Page 42: BAB IV](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061207/5484ec27b4af9f4e5e8b45a3/html5/thumbnails/42.jpg)
artinya, setiap Rp 1 modal kerja dalam perusahaan dapat menghasilkan
modal bersih sebesar Rp 16,96. Hal ini di karenakan adanya kenaikan pada
modal kerja sehingga mengakibatkan mpeningkatan pada penjualan bersih.
Dengan naiknya persentase Working Capital Turnover (WCTO) berarti
penjualan bersih mengalami peningkatan pula.
Sedangkan pada tahun 2010, Working Capital Turnover (WCTO)
PT. PLN (Persero) Cabang Pontianak adalah sebesar 26,36 kali yang
berarti modal kerja perusahaan berputar rata-rata 26,36 kali dalam satu
tahun. Sama artinya, setiap Rp 1 modal kerja dalam perusahaan dapat
menghasilkan modal bersih sebesar Rp 26,36. Jika dibandingkan dengan
tahun 2009 Working Capital Turnover (WCTO) tahun 2010 mengalami
peningkatan yang cukup signifikan yaitu sebesar 9,4 atau sebesar 55,42%.
Meskipun pada tahun 2010 modal kerja mengalami penurununan, namun
piutang usaha perusahaan mengalami peningkatan yang cukup signifikan.
Sehingga menyebabkan Working Capital Turnover (WCTO) PT. PLN
(Persero) Cabang Pontianak juga mengalami peningkatan. Sehingga
dengan kenaikan tersebut menyebabkan peningkatan terhadap penjualan
bersih pula.
Dari tahun 2008-2009 terus mengalami kenaikan terus menerus. Ini
menandakan bahwa kinerja perusahaan sangat baik jika dilhat dari laba-
yang dihasilakan. Pada tahun 2008, Return On Working Capital (ROWC)
pada PT. PLN (Persero) Cabang Pontianak adalah sebesar 702,98%.
![Page 43: BAB IV](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061207/5484ec27b4af9f4e5e8b45a3/html5/thumbnails/43.jpg)
Angka ROWC ini berarti bahwa setiap Rp1,00 aktiva lancar dapat
menghasilkan Rp7,03 laba bersih usaha.
Dan pada tahun 2009, Return On Working Capital (ROWC) pada
PT. PLN (Persero) Cabang Pontianak adalah sebesar 830,35%. Angka
ROWC ini berarti bahwa setiap Rp1,00 aktiva lancar dapat menghasilkan
Rp8,30 laba bersih usaha.
Sedangkan pada tahun 2010, Return On Working Capital (ROWC)
pada PT. PLN (Persero) Cabang Pontianak adalah sebesar 1078,32 %.
Angka ROWC ini berarti bahwa setiap Rp1,00 aktiva lancar dapat
menghasilkan Rp10,78 laba bersih usaha.
Dari angka-angka Return On Working Capital (ROWC) ini berarti
bahwa kondisi keuangan perusahaan jika dilihat dari segi laba yang
dihasilkan perusahaan. Jika hal ini dapat di pertahankan, maka dijamin
perusahaan akan tetap bisa meningkatkan terus labanya.