bab iv

65
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah PT. PLN Sejarah Ketenagalistrikan di Indonesia dimulai pada akhir abad ke – 19, ketika beberapa perusahaan Belanda mendirikan pembangkit tenaga listrik untuk keperluan sendiri. Pengusahaan tenaga listrik tersebut berkembang menjadi untuk kepentingan umum, diawali dengan perusahaan swasta Belanda yaitu NV. NIGM yang memperluas usahanya dari hanya di bidang gas ke bidang tenaga listrik. Selama Perang Dunia II berlangsung, perusahaan – perusahaan listrik tersebut dikuasai oleh Jepang dan setelah kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945, perusahaan – perusahaan listrik tersebut direbut oleh pemuda – pemuda Indonesia pada bulan September 1945 dan diserahkan kepada Pemerintah Republik Indonesia. Pada tanggal 27

Upload: sheikha-echa-putri

Post on 08-Dec-2014

30 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Perusahaan

1. Sejarah PT. PLN

Sejarah Ketenagalistrikan di Indonesia dimulai pada akhir abad ke –

19, ketika beberapa perusahaan Belanda mendirikan pembangkit tenaga

listrik untuk keperluan sendiri. Pengusahaan tenaga listrik tersebut

berkembang menjadi untuk kepentingan umum, diawali dengan

perusahaan swasta Belanda yaitu NV. NIGM yang memperluas usahanya

dari hanya di bidang gas ke bidang tenaga listrik. Selama Perang Dunia II

berlangsung, perusahaan – perusahaan listrik tersebut dikuasai oleh Jepang

dan setelah kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945, perusahaan

– perusahaan listrik tersebut direbut oleh pemuda – pemuda Indonesia

pada bulan September 1945 dan diserahkan kepada Pemerintah Republik

Indonesia. Pada tanggal 27 Oktober 1945, Presiden Soekarno membentuk

Jawatan Listrik dan Gas, dengan kapasitas pembangkit tenaga listrik hanya

sebesar 157,5 MW.

Tanggal 1 Januari 1961, Jawatan Listrik dan Gas diubah menjadi

BPU-PLN (Badan Pimpinan Umum Perusahaan Listrik Negara) yang

bergerak dibidang listrik, gas dan kokas. Tanggal 1 Januari 1965, BPU-

PLN dibubarkan dan dibentuk 2 perusahaan negara yaitu Perusahaan

Listrik Negara (PLN) yang mengelola tenaga listrik dan Perusahaan Gas

Page 2: BAB IV

Negara (PGN) yang mengelola gas, dimana saat itu kapasitas pembangkit

tenaga listrik PLN sebesar 300 MW.

Tahun 1972, Pemerintah Indonesia merupakan status Perusahaan

Listrik Negara sebagai Perusahaan Umum Listrik Negara (PLN). Tahun

1990 melalui Peraturan Pemerintah No. 17, PLN ditetapkan sebagai

pemegang kuasa usaha ketenagalistrikan. Tahun 1992, pemerintah

memberikan kesempatan kepada sektor swasta untuk bergerak dalam

bisnis penyediaan tenaga listrik. Sejalan dengan kebijakan diatas, pada

bulan Juni

1994 status PLN dialihkan dari Perusahaan Umum menjadi

Perusahaan Perseroan (Persero).

Sesuai PP No. 12 tahun 1998, Persero adalah Badan Usaha Milik

Negara (BUMN) yang dibentuk berdasarkan UU No. 9 tahun 1969 yang

berbentuk Perseroan Terbatas (PT), dimana seluruh atau paling sedikit

51% saham dimiliki Negara melalui penyertaan modal secara langsung.

Terhadap Persero berlaku prinsip – prinsip PT sebagaimana diatur dalam

UU No. 1 tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas.

Dengan adanya definisi dan pengertian diatas, maka dapat

disimpulkan bahwa Perseroan merupakan PT. Yang membedakannya

dengan PT “biasa”, adalah bahwa pada Persero kepemilikan sahamnya,

seluruh atau paling sedikit 51% dimiliki oleh Negara, jadi Persero dapat

dikatakan identik dengan PT. Mekanisme kerja Persero sama seperti

halnya mekanisme kerja PT, sebagaimana diatur dalam UU No. 1 tahun

Page 3: BAB IV

1995. Pencantuman kata “Persero” di belakang nama PT menunjukkan

bahwa perusahaan tersebut adalah Persero sebagaimana dimaksud diatas.

2. Sejarah Singkat Perusahaan

PT. PLN (Persero) Cabang Pontianak merupakan salah satu unit

usaha yang bergerak dalam pelayanan terhadap jasa ketenagalistrikan di

kota Pontianak., Kalimantan Barat. Sejarah perkembangan PT. PLN

(Persero) Cabang Pontianak ini dari mulai berdirinya sampai sekarang

tidak lepas dari sejarah keberadaan kelistrikan Kalaimantan Barat.

Kelistrikan di Kalimantan Barat mulai pada setelah Naamloze

Vennonschap. West Borneo Electricity Maatchappy (NV.WBEM)

mendapatkan konsesinya pada tanggal 8 Maret 1929 No. 68 Jo, tanggal 25

Agustus 1922 No. 37 untuk kota Pontianak dan sekitarnya. Perusahaan

tersebut menjadi anak perusahaan dari NV. Algamente Nederland Indice

Electric Maatschappy (NV. ANIEM) dengan status Agenscap(Agen) dan

berkantor di Jalan Aniem yang sekarang dikenal dengu dan Jalan Cemara.

Dengan mesin diesel MIRLESS buatan Inggris, sebagai penggerak tenaga,

aliran listrik dapat melayani kantor-kantor pemerintah, pertokoan dan

masyarakat kota Pontianak.Melalui kabel tanah 6kV sepanjang 33 km dan

tegangan 110 Volt, kota Pemangkat disambungkan dengan kota

Sinkawang.Kesultanan Pontianak sendiri menggunakan listrik dari

ANIEM sejak tahun 1929 dengan menyalurkan listrik melalui kabel air

menyeberangi Sungai Kapuas.

Page 4: BAB IV

Semasa pendudukan Jepang, kelistrikan dengan nama NIPPON

DENKI KAISHA berada di bawah kekuasaan Angkatan Laut Jepang. Pada

waktu itu beberapa petugas kelistrikan antara lain Abd.Rajak, Tan Den

Kie, Samtong Ratnan, Wan Haan dikirim ke Merry di daerah Serawak

guna menangani kelistrikan pada penambangan minyak. Setelah Jepang

kalah perang dan Sekutu Amerika mendarat di Kaliantan Barat bersama

dengan NICA dan KNIL, maka kelistrikan dikuasai kembali oleh

NV.ANIEM dengan Ir. De Moon sebagai kepala terakhir yang kemudian

sehubungan dengan adanya nasionalisasi menyerahkan kepada Samoedra

selaku petugas dari Kantor Besar PLN Surabaya.

Melalui Surat Keputusan Menteri PUT No. 16/I/20 tanggal Mei

1961dibentuk PLN Exploitasi III dengan pemimpinnya IR.Rusdi Hadjerat

dan berkedudukan di Pontianak.Sebagai kepala Cabang Pontianak

ditunjuk Ong Kos An alias J.Ongkowijoyo Ranting Singkawang

ditingkatkan menjadi Cabang Singkawang.Dalam masa perjalanannya

PLN Exploitasi III kemudian menjadi PLN Wilayah V melalui

Peraturan Menteri PUT No. 01/PRT/1973 tanggal 21 Maret 1973 dan

pembangkitnya ditambah dengan PLTD Sei. Raya dan PLTD

Siantan.Peninggalan NV.ANIEM yang masih aktif digunakan adalah

standar dan normalisasi NV.ANIEM.

Lokasi PT.PLN (Persero) Wilayah Kalimantan Barat Cabang

Pontianak pertama berlokasi di Jalan Cemara yang sekarang berfungsi

sebagai kantor Dinas Gangguan Listrik. Pada tahun 1972 berfungsi

Page 5: BAB IV

sebagai Pelayanan Kelistrikan yang berlokasi di Jl. A. Yani no. 25

Pontianak yang kemudian pada tahun 1993-1994 gedung tersebut

direhabilitasi total dan ditempati tahun 1995.

3. Struktur Organisasi

Perkembangan suatu perusahaan akan ditentukan oleh cara-cara

pengelolaan yang dilakukan pimpinan dan segenap staff perusahaan.

Menurut pola hubungan kerja, meskipun ukuran organisasi itu kecil, selalu

diharapkan penyatuan seluruh kegiatan-kegiatan guna mencapai tujuan

perusahan. Menurut James D. Mooney dalam buku “Dasar-Dasar

Manajemen” dikutip oleh M. Manulang organisasi adalah “Bentuk setiap

perserikatan manusia untuk mencapai suatu tujuan bersaama”.

Bagi suatu perusahaan, baik yang besar maupun kecil dibutuhkan

suatu struktur organisasi untuk memperjelas wewenang dan tanggung

jawab dari masing-masing anggita organisasi dalam hubungannya antar

satu unit dengan unit lainnya.

Dalam lingkungan organisasi PT. PLN (Persero) khususnya untuk

organisasi unit peusahanaan cabang struktur organisasinya dapat dibuat

berdasarkan keputusan direksi PLN No. 012.K/0223/DIR/1994 tanggal 15

Februari 1994 tentang Pola Pengorrganisasian pada Unsur Pelaksana

Pengusahaan Cabang dan Satuan Organisasi Di Bawahnya Di Lingkungan

Perusahaan Listrik Negara. Untuk itu PT. PLN (Persero) Cabang

Page 6: BAB IV

Pontianak termasuk dalam Pengorganisasian Cabang, dengan struktur

organisasi yang dapat di lihat pada gambar 2.1 berikut ini :

Gambar 1 Struktur Organisasi PT. PLN (Persero) Cabang Pontianak

Sumber: PT PLN (Persero) Cabang Pontianak

4. ASPEK USAHA

PT. PLN (Persero) Cabang Pontianak melaksanakan kegiatan

usaha berupa pengelolaan, pembangkitan, sampai dengan pendistribusian

tenaga listrik kepada pelanggan.

Secara sederhana urutan pelaksanaan proses pembangkitan sampai

dengan pendistribusian energi listrik ke pelanggan adalah berawaldari

Page 7: BAB IV

pembangkit tenaga listrik kemudian disalurkan ke gardu step up yang

berfungsi untuk menaikkan tegangan.

Dari gardu step up disalurkan ke gardu hubung yang menghasilkan

tegangan menengah 20 KV melalui jaringan distribusi bertegangan 20 KV.

Selanjutnya dari gardu hubung ditransfer ke gardu distribusi kemudian

disalurkan kepada konsumen melalui jaringan tegangan rendah 220-380

Volt.

5. ASPEK PEMASARAN

Aspek pemasaran PT. PLN (Persero) Cabang Pontianak meliputi :

a. Produk

Produk utama yang di hasilkan PT. PLN (Persero) Cabang

Pontianak adalah penyediaan jasa tenaga listrik. Selain itu juga, ada

produk yang sifatnya mendukung produk utama yaitu berupa berbagai

macam pelayanan jasa baik yang bersifat teknis maupun non teknis

yang semuanya ditujukan untuk :

a. Mencapai kontunuitas pendistribusian tenaga listrik yaitu listrik

yang didistribusikan kepada pelanggan akan terus-menerus ada.

b. Mutu dan keandalan listrik yaitu listrik yang didistribusikan kepada

pelanggan berada dalam kapasitas yang cukup sehingga

penerangan atau pemakaian listrik oleh pelanggan dapat terpenuhi

dan tidak terganggu.

c. Stabilitas listrik yaitu kemantapan listrik yang didistribusikan tidak

terjadi gangguan.

Page 8: BAB IV

Adapun wujud dari jasa pelayanan ini antara lain adalah :

1) Pelayanan pembayaran rekening listrik.

2) Pelayanan yang berhubungan dengan penyambungan baru,

perubahan daya, penyambungan sementara, perubahan tarif, dan

pemindahan tempat pembayaran.

3) Memberikan layanan informasi tentang pelayanan kelistrikan dan

masalah lainnya.

b. Pasar

Adapun daerah pemasaran tenaga listrik ke pelanggan berada

pada seluruh unit pelayanan PT. PLN (Persero) Cabang Pontianak dari

unit yang terbesar yaitu kantor cabang sampai dengan unit terkecil yaitu

kantor sub ranting yang juga dibawah koordinator kepala bagian

pelayanan pelanggan sedangkan jangkauan pemasaran adalah seluruh

daerah operasional PT. PLN (Persero) Cabang Pontianak.

B. Pengolahan Data

a. Analisis Kuantitif

1. Analisis Sumber dan Penggunaan Modal Kerja

Analisis sumber dan penggunaan modal kerja adalah analisis untuk

mengetahui sumber dan alokasi penggunaan modal kerja. Selain itu,

analisis ini juga dapat menunjukkan sebab terjadinya perubahan modal

kerja pada periode tertentu.

Page 9: BAB IV

Dalam menganalisis, dimana modal kerja diperoleh dan kemana

modal kerja tersebut digunakan serta bagaimana pengaruhnya

pengaruhnya pada terhadap posisi modal kerja akhir., maka perlu disusun

langkah-langkah berikut ini :

1) Menyusun Laporan Perubahan Modal Kerja

2) Menyusun Laporan Sumber dan Penggunaan Modal Kerja

Untuk mengetahui laporan perubahan modal kerja dan laporan

sumber dan penggunaan modal kerja PT. PLN (Persero) Cabang Pontianak

maka perlu diketahui terlebih dahulu komponen-komponennya yaitu dapat

dilihat dari laporan neraca yang dimiliki oleh PT. PLN (Persero) Cabang

Pontianak

1) Laporan Perubahan Modal Kerja

Laporan perubahan modal kerja menunjukan perubahan

masing-masing komponen modal kerja antara dua periode waktu yang

berbeda. Perubahan-perubahan tersebut akan berpengaruh terhadap

naik turunnya modal kerja serta sebab-sebab terjadinya perubahan

posisi modal kerja. Untuk mengetahui laporan perubahan modal kerja

pada PT. PLN (Persero) Cabang Pontianak setiap periode adalah

sebagai berikut dibawah ini :

Page 10: BAB IV

TABEL 4.1 : PT. PLN (Persero) Cabang Pontianak Laporan Perubahan Modal Kerja 31 Desember 2008-2009 (Dalam Rupiah)

Keterangan31 Desember Perubahan

2008 2009 Debit Kredit

Aset Lancar        

Kas 16.394.418.490  14.896.615.437  -  1.497.803.053 

Piutang Usaha 7.909.617.255  5.962.045.282  -  1.947.571.973 

Persediaan 13.093.843.556  13.322.041.460  228.197.904  - 

Piutang Lain-lain 202.764.237  244.399.727  41.635.490  - 

Biaya yang Dibyr Dimuka 893.310.003  1.102.126.000  208.815.997  - 

Total Aset Lancar 38.493.953.541  35.527.227.906     Kewajiban Jangka Pendek

       

Hutang Usaha 1.846.335.130  1.213.390.950  633.944.180  - 

Hutang Dana Pensiun (15.593.335)  19.682.087  -  35.279.422 

Hutang Pajak 471.042.558  396.936.231  74.106.327  - 

Hutang Lain-lain 9.975.512.460  7.966.474.179  2.009.038.281  - B. yang Masih Harus dibayar

1.006.657.792  -  1.006.657.792  - 

Total Kewajiban J. Pendek

13.283.950.605  9.596.483.447     

Modal Kerja Netto 25.210.003.108  25.930.744.459     

Total     4.202.395.971  3.481.654. 620

Kenaikan Modal Kerja 720.741.531  -    720.741.531 

Jumlah 25.930.744.459  25.930.744.459  4.202.395.971   4.202.395.971 

Sumber: PT. PLN (Persero) Cabang Pontianak, data olahan tahun 2011

Dari laporan perubahan modal kerja yang di sajikan dalam

Tabel 4.1 diatas, dapat dilihat adanya perubahan perubahan, baik itu

berupa kenaikan maupun penurunan yang terjadi pada unsur-unsur

dalam aset lancar dan kewajiban jangka pendek.

Aktiva lancar yang mengalami penurunan yaitu kas sebesar

Rp1.497.803.053 atau sebesar 9,14% dan piutang usaha sebesar

Rp1.947.571.973 atau sebesar 24,62%.

Adapun aset lancar yang mengalami kenaikan di antaranya

adalah persediaan sebesar Rp 228.197.904 atau sebesar 1,74%, Piutang

Page 11: BAB IV

lain-lain juga mengalami kenaikan sebesar Rp 41.635.490 atau sebesar

20,53% dan Biaya yang di bayar di muka sebesar Rp 208.815.997

yaitu sebesar 23,38%.

Sedangkan untuk unsur-unsur dalam kewajiban jangka pendek

yang mengalami kenaikan yang terdapat pada laporan perubahan

modal kerja diatas hanyalah satu unsur saja yaitu hutang dana pensiun

sebesar Rp35.279.422 atau sebesar 226,188%.

Adapun unsur-unsur kewajiban jangka pendek yang mengalami

penurunan yaitu Hutang usaha sebesar Rp633.944.180 atau sebesar

34,34%, hutang pajak sebesar Rp74.106.327 atau sebesar 15,73% ,

hutang lain-lain sebesar Rp2.009.038.281 atau sebesar 20,14% serta

biaya yang masih harus dibayar sebesar Rp1.006.657.792 atau sebesar

100% dikarenakan pada tahun 2009 biaya yang masih harus dibayar

sepenuhnya sudah dilunasi.

Setelah komponen atau unsur-unsur modal kerja yang

mengalami perubahan diketahui, secara keseluruhan perubahan yang

terjadi pada unsur-unsur aser lancar, kewajiban jangka pendek, dan

modal kerja netto selama tahun 2009 dalam perhitungan sebagai

berikut.

Page 12: BAB IV

TABEL 4.2 : PT. PLN (Persero) Cabang Pontianak Perubahan Aset Lancar, Kewajiban Jangka Pendek, dan Modal Kerja periode 31 Desember 2008-2009 (Dalam Rupiah)

Keterangan 2008 2009 Naik Turun

 Aset lancar  38.493.953.541  35.527.227.906 -  2.966.725.635

 Kewajiban J. Pendek 13.283.950.605  9.596.483.447   3.687.467.158 -

 Modal Kerja Netto 25.210.003.108  25.930.744.459    720.741.531 -

Sumber: PT. PLN (Persero) Cabang Pontianak, Data Olahan Tahun 2011

Dari tabel 4.2 menunnjukan bahwa terjadi kenaikan pada

modal kerja sebesar Rp720.741.531 atau sebesar 2,86% meskipun aset

lancar perusahaan mengalami penurunun sebesar Rp2.966.725.635

atau sebesar 7,71% dan kewajiban jangka pendek mengalami kenaikan

sebesar Rp3.687.467.158 atau sebesar 27,76%. Namun hal ini tetap

menyebab modal kerja mengalami kenaikan, hal ini dikarenakan

penurunan aset lancar perusahaan tidak sebanding dengan kenaikan

kewajiban jangka pendek perusahaan.

Sedangkan laporan perubahan modal kerja pada tahun 2010,

dapat dilihat dalam tabel berikut ini :

TABEL 4.3 : PT. PLN (Persero) Cabang Pontianak Perubahan Aset Lancar, Kewajiban Lancar, dan Modal Kerja periode 31 Desember 2009-20010 (Dalam Rupiah)

Page 13: BAB IV

Keterangan31 Desember Perubahan

2009 2010 Debit Kredit

Aset Lancar        

Kas 14.896.615.437  10.961.701.836  -  3.934.913.601 

Piutang Usaha 5.962.045.282  8.569.846.643  2.607.801.361  - 

Persediaan 13.322.041.460  10.493.860.209   - 2.828.181.251 

Piutang Lain-lain 244.399.727  32.139.566   - 212.260.161 

Biaya yang Dibyr Dimuka 1.102.126.000  923.797.007   - 178.328.993 

Total Aset Lancar 35.527.227.906  30.981.345.261     

Kewajiban Jangka Pendek        

Hutang Usaha 1.213.390.950  2.724.448.101   - 1.511.057.151 

Hutang Dana Pensiun 19.682.087  -   19.622.087 - 

Hutang Pajak 396.936.231  363.385.318   33.550.913 - 

Hutang Lain-lain 7.966.474.179  9.190.574.837   - 1.224.100.658 

B. yang Masih Harus dibayar -  -   - - 

Total Kewajiban J. Pendek 9.596.483.447  12.278.408.256     

Modal Kerja Netto 25.930.744.459  18.701.937.005     

Total      2.660.974.361  9.888.841.815

Kenaikan Modal Kerja -  7.227.804.454  7.227.804.454   - 

Jumlah 25.930.744.459  25.930.744.459    9.888.841.815   9.888.841.815 

Sumber: PT. PLN (Persero) Cabang Pontianak, Data Olahan Tahun 2011

Dari laporan perubahan modal kerja yang di sajikan dalam

Tabel 4.2 diatas, dapat dilihat adanya perubahan perubahan, baik itu

berupa kenaikan maupun penurunan yang terjadi pada unsur-unsur

dalam aset lancar dan kewajiban jangka pendek.

Berdasarkan dari laporan perubahan modal kerja diatas, unsur-

unsur aset lancar yang mengalami kenaikan hanya satu unsur yaitu

piutang usaha sebesar Rp 2.607.801.361 atau sebesar 43,74%.

Adapun unsur-unsur aset lancar yang mengalami penurunun

yaitu kas sebesar Rp3.934.913.601 atau sebesar 26,41%, Persediaan

sebesar Rp2.828.181.251 atau sebesar 21,23%, piutang lain-lain

Page 14: BAB IV

sebesar 86,85% dan Biaya yang di bayar dimuka sebesar Rp

178.328.993 atau sebesar 16,18%.

Sedangkan unsur-unsur kewajiban jangka pendek yang

mengalami kenaikan adalah hutang usaha sebesar Rp1.511.057.151

atau sebesar 124,47% dan hutang lain-lain sebesar Rp1.224.100.658

atau sebesar 15,37%.

Adapun kewajiban jangka pendek yang mengalami penurunan

adalah hutang dana pensiun sebesar Rp19.622.087 atau sebesar 100%

danhutang pajak sebesar Rp 33.550.913 atau sebesar 8,45%.

Setelah komponen atau unsur-unsur modal kerja yang

mengalami perubahan diketahui, secara keseluruhan perubahan yang

terjadi pada unsur-unsur aser lancar, kewajiban jangka pendek, dan

modal kerja netto selama tahun 2009 dalam perhitungan sebagai

berikut.

TABEL 4.4 : PT. PLN (Persero) Cabang Pontianak Perubahan Aset Lancar, Kewajiban Jangka Pendek, dan Modal Kerja periode 31 Desember 2009-2010 (Dalam Rupiah)

Keterangan 2009 2010 Naik Turun

 Aset lancar  35.527.227.906 30.981.345.261 - 4.545.882.645

 Kewajiban J. Pendek 9.596.483.447  12.278.408.256 2.681.924.809 -

 Modal Kerja Netto 25.930.744.459  18.701.937.005 - 7.227.804.454

Sumber: PT. PLN (Persero) Cabang Pontianak, Data Olahan Tahun 2011

Dari tabel 4.4 menunjukan bahwa terjadi penurunan pada

modal kerja sebesar Rp7.227.804.454 atau sebesar 27,87%. Begitupun

dengan aset lancar juga mengalami penurunun sebesar

Rp4.545.882.645 atau sebesar 12,8% dan kewajiban jangka pendek

Page 15: BAB IV

mengalami kenaikan sebesar Rp2.681.924.809 atau sebesar 27,95%.

Hal ini menyebabkan modal kerja menurun secara signifikan karena

penurunan aset lancar yang cukup besar dan disertai pula dengan

bertambahnya kewajiban jangka pendek perusahaan.

2) Laporan Sumber dan Penggunaan Modal Kerja

Laporan sumber dan penggunaan modal kerja dapat disusun dan

dianalisis setelah laporan perubahan modal kerja telah disusun terlebih

dahulu. Laporan sumber dan penggunaan modal kerja dilihat

berdasarkan perhitungan aktiva lancar, hutang lancar, dan modal.

Laporan sumber dan penggunaan modal kerja dapat memberikan

informasi mengenai unsur-unsur mana yang menjadi sumber modal kerja

dan unsur mana modal kerj atersebut dipergunaankan.

Secara umum di kemukakan, sumber modal kerja adalah

berkurangnya aktiva tetap, bertambahnya hutang jangka panjang,

bertambahnya modal dan adanya keuntungan dari operasional

pperusahaan. Sedangkan penggunaan modal kerja adalah bertambahnya

aktiva tetap, berkurangnya hutang jangka panjang, berkurangnya modal,

pembayaran deviden, dan adanya kerugian dari kegiatan operasional

perusahaan.

Berikut ini adalah laporan sumber dan penggunaan modal kerja

2008-2009 ;

Page 16: BAB IV

TABEL 4.5 : PT. PLN (Persero) Cabang Pontianak Laporan Sumber dan Penggunaan Modal Kerja Per 31 desember 2008-2009 (Dalam Rupiah)

Keterangan31 Desember Modal Kerja

2008 2009 Sumber Penggunaan

Aset tetap Netto  533.789.576.133 535.415.055.861 - 1.625.479.728

Pekerjaan dalam Pelaksanaan 2.195.242.539 1.839.466.504 355.776.035 -

Aset Lain-lain 870.076.190  642.929.644  227.146.546  -

Akun Antar Satuan Adm. 105.381.145.773  37.396.198.624 67.984.997.14

9- 

Saldo Laba  603.971.508.577  536.484.160.677  - 67.487.347.900 

Kewajiban Jangka Panjang  26.783.817.840  25.778.036.908  - 1.005.780.932 

Pendapatan yang ditangguhkan  36.690.717.159  38.962.197.515  2.271.480.361 - 

Total 70.839.350.091  70.118.608.560 

Kenaikan Modal Kerja -  720.741.531 

Penurunan Modal Kerja 70.839.350.091   70.839.350.091

Sumber: PT. PLN (Persero) Cabang Pontianak, Data Olahan Tahun 2011

Berdasarkan laporan perubahan modal kerja yang ditunjukkan

pada Tabel 4.1 diatas, terlihat bahwa modal kerja perusahaan

mengalami kenaikan sebesar Rp720.741.531.Dan dari Tabel 4.5 dapat

diketahui bahwa sumber modal kerja sebesar Rp70.839.350.091.

Komponen sumber modal kerja dapat dijelaskan dalam rincian berikut

ini.

1. Berkurangnya pekerjaan dalam pelaksananaan sebesar

Rp355.776.035 yang merupakan salah satu unsur dari aset tetap

menyebabkan bertambahnya sumber modal bagi perusahaan.

2. Berkurangnya aset lain-lain perusahaan sebesar Rp227.146.546

dikarenakan berkurangnya piutang lain-lain yang mempunyai

hubunggan istimewa.

3. Berkurangnya akun antar satuan administrasi sebesar

Rp.67.984.947.149

Page 17: BAB IV

4. Bertambahnya pendapatan yang ditangguhkan sebesar

Rp2.271.480.361.

Sedangkan komponen penggunaan modal kerja dapat

dirincikan sebagai berikut :

1. Bertambahnya aset tetap netto perusahaan sebesar

Rp1.625.479.728 hal ini disebabkan adanya penambahan aset tetap

yang dilakukan perusahaan berupa aset tetap bruto.

2. Berkurangnya laba operasi yang diperoleh perusahaan sebesar

Rp67.487.347.900 meskipun biaya yang di keluarkan perusahaan

pada periode sebelumnya, penurunan laba operasi ini disebabkan

karena subsidi yang diberikan pemerintah menurun dibandingkan

dengan periode lalu. Karena pada dasarnya apabila telah dikurangi

dengan subsidi, laba operasi PLN mengalami kenaikan.

3. Berkurangnya kewajiban jangka panjang sebesar Rp1.005.780.932

dikarenakan pinjaman jangka panjang PLN juga berkurang serta

berkurangnya uang jaminan langganan.

Laporan sumber dan penggunaan modal kerja tahun 2008-2009

adalah sebagai berikut.

Page 18: BAB IV

TABEL 4.6 : PT. PLN (Persero) Cabang Pontianak Laporan Sumber dan Penggunaan Modal Kerja Per 31 desember 2009-2010 (Dalam Rupiah)

Keterangan31 Desember Modal Kerja

2009 2010 Sumber Penggunaan

Aset tetap Netto 535.415.055.861 557.150.285.082  - 21.735.229.221

Pekerjaan dalam Pelaksanaan 1.839.466.504 2.081.257.047  - 241.787.543

Aset Lain-lain  642.929.644 1.417.021.839  -  774.092.195Akun Antar Satuan administrasi

 37.396.198.624 109.637.087.701  -  72.240.889.077

Saldo Laba  536.484.160.677 609.353.920.651  72.869.759.974 - 

Kewajiban Jangka Panjang  25.778.036.908 27.046.636.410  1.268.599.510 - 

Pendapatan yang ditangguhkan  38.962.197.515 52.588.031.613  13.625.834.098 - 

Total 87.764.193.582  94.991.998.036 

Penurunan Modal Kerja  7.227.804.454 - 

Penurunan Modal Kerja 94.991.998.036  94.991.998.036 

Sumber: PT. PLN (Persero) Cabang Pontianak, Data Olahan Tahun 2011

Berdasarkan laporan perubahan modal kerja yang ditunjukkan

pada Tabel 4.1 diatas, terlihat bahwa modal kerja perusahaan

mengalami kenaikan sebesar Rp7.227.804.454.Dan dari Tabel 4.5

dapat diketahui bahwa sumber modal kerja sebesar Rp87.764.193.582.

Komponen sumber modal kerja dapat dijelaskan dalam rincian

berikut ini :

1. Bertambahnya laba operasi yang diterima perusahaan sebesar

Rp72.969.759.974. Selain dikarenakan meningkatnya penjualan

tenaga listrik juga dikarenakan meningkatnya subsidi yang

diberikan pemerintah dibandingkan periode lalu.

2. Bertambahnya kewajiban jangka panjang sebesar Rp1.268.599.510

disebabkan bertambahnya hutang laian-lain jangka panjang

perusahaan dan juga bertambahnya uang jaminan langganan.

Page 19: BAB IV

3. Bertambahnya pendapatan yang ditangguhkan sebesar

Rp13.625.834.098

Sedangkan komponen penggunaan modal kerja dapat

dirincikan sebagai berikut :

1. Bertambahnya aset tetap netto perusahaan sebesar

Rp21.735.229.221 dikarenakan bertambahnya aset tetap yang

dilakukan perusahaan berupa aset tetap bruto.

2. Bertambahnya pekerjaan dalam pelaksanaan perusahaan sebesar

Rp241.787.543 yang merupakan salah satu unsur dari aset tetap

dan berkurannya bertambahanya pekerjaan dalam pelaksanaan

menyebabkan penggunaan modal kerja bagi perusahaan.

3. Bertambahnya aset lain-lain perusahaan sebesar Rp774.092.195

karena bertambahnya piutang lain-lain jangka panjang perusahaan.

4. Bertambahnya akun antar satuan administrasi perusahaan sebesar

Rp72.240.889.077

2. Analisis Faktor-faktor yangMempengaruhi Perubahan Modal Kerja

Laporan perubahan modal kerja menunjukan perubahan masing-

masing komponen modal kerja antara dua periode waktu yang berbeda.

Perubahan-perubahan tersebut akan berpengaruh terhadap naik turunnya

modal kerja serta faktor-faktor penyebab terjadinya perubahan modal

kerja. Berdasarkan hasil dari penyusunan laporan perubahan modal krja

pada Tabel 4.1 dan Tabel 4.3 maka dapat diketahui rincian perubahan

Page 20: BAB IV

masing-masing pos aset lancar dan kewajiban jangka pendek yaitu sebagai

berikut.

1. Tahun 2008-2009

Rincian perubahan masing-masingg pos aset lancar pada

laporan perubahan modal yang terdapat di Tabel 4.1 sebagai berikut :

a. Kas mengalami penurununan sebesar Rp1.497.803.053 yang

disebabkan oleh bertambahnya pembelian oleh perusahaan.

b. Piutang usaha engalami penurunan sebesar Rp1.947.571.973

karena penurunan piutang dari pihak ketiga dan di ikuti dengan

semakin meningkatnya penyisihan piutang.

c. Persediaan mengalami kenaikan sebesar Rp228.197.904

dikarenakan meningkatnya persediaan bruto secara signikan

persediaan disini adalah pasokan listrik ada meningkat sehingga

dapat didistribusikan konsumen.

d. Piutang lain-lain juga mengalami peningkatan yaitu sebesar

Rp41.635.490 hal ini di sebabkan meningkatnya piutang dari pihak

yang memiliki hubungan istimewa.

e. Biaya yang di bayar dimuka juga meningkat sebesar

Rp208.815.997 hal ini disebabkan meningkatnya biaya yang

dibayar dimuka yang dibayarkan kepada pihak yang memiliki

istimewa.

Sedangkan rincian perubahan masing-masing pos yang ada

pada hutang lancar (kewajiban jangka pendek) adalah sebagai berikut :

Page 21: BAB IV

a. Hutang usaha mengalami penurunan sebesar Rp633.944.180 hal ini

dikarenakan hutang usaha pada pihak ketiga juga menurun yang

artinya hutang yang ada di periode lalu sebagian telah dapat

dilunasi.

b. Hutang dana pensiun mengalami kenaikan Rp35.279.422 setelah

pada periode sebelumnya bersaldo minus. Hal ini dikarenakan

hutang dana pensiun periode lalu juga ikut diakumulasikan pada

tahun periode sekarang.

c. Hutang pajak menurun menjadi sebesar Rp74.106.327 karena

hutang pajak pada periode lalu telah dapat dilunasi.

d. Hutang lain-lain menurun sebesar Rp2.009.038.281 dikarenakan di

sebabkan menurunnya hutang lain-lain pada pihak yang

mempunyai hubungan istimewa serta menurunnya hutang pada

pihak ketiga.

e. Biaya yang masih harus dibayar dimuka mengalami penurunan

sebesar Rp1.006.657.792 yang juga 100% dikarenakan perusahaan

telah melunasi biaya tersebut sehingga biaya ini tidak timbul lagi

pada periode ini.

2. Tahun 2009-2010

Rincian perubahan masing-masing pos aset lancar pada laporan

perubahan modal yang terdapat di Tabel 4.3 sebagai berikut :

Page 22: BAB IV

a. Kas mengalami penurununan sebesar Rp3.934.913.601 yang

disebabkan oleh bertambahnya pembelian oleh perusahaan dan

bertambahnya hutang usaha perusahan.

b. Piutang usaha mengalami kenaikan sebesar Rp2.607.801.361

karena kenaikan piutang dari pihak ketiga dan di ikuti dengan

menurunnya penyisihan piutang.

c. Persediaan juga mengalami penurunan sebesar Rp2.828.181.251

dikarenakan menurunnya persediaan bruto secara signikan pasokan

listrik yang dapat di lairkan ke kensumen juga menurun.

d. Piutang lain-lain juga mengalami purunan yaitu sebesar

Rp212.260.161 hal ini di sebabkan menurunnya piutang dari pihak

yang memiliki hubungan istimewa.

e. Biaya yang di bayar dimuka mengalami penurununan sebesar

Rp178.328.993 hal ini disebabkan menurunnya biaya yang dibayar

dimuka yang dibayarkan perusahaan kepada pihak yang memiliki

hubungan istimewa.

Sedangkan rincian perubahan masing-masing pos yang ada

pada hutang lancar (kewajiban jangka pendek) adalah sebagai berikut :

a. Hutang usaha mengalami kenaikan sebesar Rp1.511.057.151 hal

ini dikarenakan hutang usaha pada pihak ketiga juga mengalami

peningkatan yang artinya pembelian secara kredit yag dilakukan

perusahaan meningkat.

Page 23: BAB IV

b. Hutang dana pensiun mengalami penurunan sebesar Rp19.622.087

yaitu sebesar 100% artinya pada periode ini perusahaan telah

melunasi hutang dana pensiun seluruhnya.

c. Hutang pajak menurun menjadi sebesar Rp33.550.913 karena

hutang pajak sebagian telah dapat dilunasi.

d. Hutang lain-lain kenaikan sebesar Rp1.224.100.658 disebabkan

meningkatnya hutang lain-lain pada pihak ketiga.

3. Analisis Kebutuhan Modal Kerja

Dalam usaha mendapatkan modal kerja, perusahaan harus

memilih cara yang dianggap paling tepat dan menguntungkan.

Penggunaan modal kerja tersebut sesuai dengan rencana agar tujuan

perusahaan tercapai.

Modal kerja harus dapat diperhitungkan secara tepat agar dapat

disediakan dengan jumlah yang optimal. Bila modal kerja yang tersedia

terlalu besar dibandingkan dengan dana yang dibutuhkan, maka akan

terjadi pengangguran modal kerja dan terlihat modal kerja tersebut tidak

digunakan secara efisien.

Jumlah modal yang berlebih dapat menimbulkan kerugian bagi

perusahaan, sebaliknya kekurangan modal kerja juga akan menimbulkan

masalah bagi perusahaan kerena akan menghambat kegiatan operasional

perusahaan.

Page 24: BAB IV

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya

kebutuhan modal kerja antara lain yaitu kegiatan operasi perusahaan,

kebijakan penjualan, kebijaksanaan persediaan, dan lain sebagainya.

Berikut ini akan dijelaskan bagaimana kebutuhan modal kerja

PT. PLN (Perero) Cabang Pontianak selama 2008-2010. Kebutuhan modal

kerja perusahaan dapat diketahui dengan tahap berikut ini.

a. Tahun 2008

1) Rata-rata Komponen Modal Kerja

TABEL 4.7 : PT. PLN (Persero) Cabang Pontianak Perhitungan Rata-rata Komponen Modal Kerja per 31 Desember 2008 (Dalam Rupiah)

Komponen Modal

KerjaAwal Tahun Akhir Tahun

Modal Kerja Rata-

rata

Kas 6.389.104. 147 16.394.418.490 11.391.761.318,5 

Piutang Usaha 9.312.973.483 7.909.617.255 8.611.295.369  

Persediaan 5.653.863.775   13.093.843.556 9.373.673.665,5 

Piutang Lain-lain 266.193.372   202.764.237 234.478.804,5 

Biaya yang dibayar dimuka 865.720.822   893.310.003 879.515.412,5 

Jumlah 22.496.855.599   38.493.953.541 30.495.404.570 

Sumber: PT. PLN (Persero) Cabang Pontianak, Data Olahan Tahun 2011

2) Tingkat Perputaran Komponen Modal Kerja

Setelah diketahui besarnya rata-rata komponen modal kerja,

maka dapat dihitung tingkat perputaran komponen modal kerja

yaitu dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Perputaran Komponen Modal Kerja =

Penjualannetorata−rata komp onenmodal kerja

×1 Kali

Page 25: BAB IV

Penjualan netto pada tahun 2008 ssetelah dikurangi dengan

subsidi pemerintah adalah Rp399.854.998.716.

TABEL 4.8 : PT. PLN (Persero) Cabang Pontianak Perhitungan Perputaran Komponen Modal Kerja per 31 Desember 2008 (Dalam Rupiah)

Komponen Modal Kerja (1)Modal Kerja Rata-rata

(2)

Perputaran Modal Kerja (3) = 360/(2) x 1

kaliKas 11.391.761.318,5  35,1 kali

Piutang Usaha 8.611.295.369   46,43 kali

Persediaan 9.373.673.665,5  42,66 kali

Piutang Lain-lain 234.478.804,5  1705,29 kali

B. yang harus Dibayar Dimuka 879.515.412,5  454,63 kali

Jumlah 30.495.404.570 

Sumber: PT. PLN (Persero) Cabang Pontianak, Data Olahan Tahun 2011

3) Tingkat Perputaran Operasi (Modal Kerja)

Untuk menghitung perputran modal kerja, terlebih dahulu

kita harus menghitung jumlah hari keterikatan modal kerja

kemudian kita dapat menghitung jangka waktu keterikatan modal

kerja selama satu tahun (360 hari).

Page 26: BAB IV

TABEL 4.9 : PT. PLN (Persero) Cabang Pontianak Jangka Waktu Keterikatan Modal Kerja per 31 Desember 2008 (Dalam Rupiah)

Komponen Modal Kerja (1)

Perputaran Modal Kerja (2)

Keterikatan modal Kerja (3) = 360 / (2)

x 1 hariKas 35,1 10,26 hari

Piutang Usaha 46,43 7,75 hari

Persediaan 42,66 8,44 hari

Piutang Lain-lain 1705,29 0,211 hari

B. yang harus Dibayar Dimuka 454,63 0,79 hari

Jumlah   27,45 hari

Sumber: PT. PLN (Persero) Cabang Pontianak, Data Olahan Tahun 2011

Tingkat perputaran piutang modal kerja yang paling tinggi

adalah komponen piutang lain-lain yaitu 1705,29 kali dalam

setahun, maka dari itu maka keterikatan hari modal kerjanya hari

juga sangat singkat yaitu 0,211 hari bahkan tidak sampai satu hari.

Sedangkan yang memiliki tingkat perputaran modal kerja

yang paling rendah adalah komponen kas yaitu 35,1 kali dalam

setahun, karena itu maka keterikatan hari modal kerjanya yang

paling lama yaitu 10,26 hari. Keseluruhan hari keterikatan modal

kerja adalah 27,45 hari. Hal ini berarti bahwa setiap Rp1,00 yang

di keluarkan perusahaan akan kembali pada jangka waktu 27,45

hari yang akan datang. Dan selama jangka waktu tersebut

perusahaan harus terus mengeluarkan dana untuk membelanjai

kegiatan perusahaan.

Page 27: BAB IV

Setelah memperhitungkan hari keterikatan modal kerja

maka dapat diperoleh tingkat perputaran modal kerja yang

dibutuhkan selama satu tahun (360) hari yaitu :

Perputaran Modal Kerja =

360jmlh hariketerikatan modal kerja

×1 kali

= 360

27,45×1 kali

= 13,11 kali

Jadi, tingkat perputaran operasi (modal kerja) adalah 13,11

kali.

4) Kebutuhan Modal Kerja dalam Satu Tahun

Setelah diketahui perputaran modal kerja selama satu tahun

yaitu sebesar 13,11 kali maka dapat di ketahui berapa besar

kebutuhan modal kerja (bruto) yaitu :

Kebutuhan Modal Kerja = Penjualannetto

perputaran modal kerja×1 kali

= 399.854 .998 .716

13,11kali× Rp 1

= Rp 30.499.999.902,059

Dari hasil perhitungan tersebut, maka besaarnya kebutuhan

modal kerja (bruto) adalah Rp30.499.999.902,059. Sedangkan

kebutuhan modal kerja netto yaitu Rp 17.216.049.297,059.

Page 28: BAB IV

b. Tahun 2009

1) Rata-rata Komponen Modal Kerja

TABEL 4.10 : PT. PLN (Persero) Cabang Pontianak Perhitungan Rata-rata Komponen Modal Kerja per 31 Desember 2009 (Dalam Rupiah)

Komponen Modal

KerjaAwal Tahun Akhir Tahun

Modal Kerja Rata-

rata

Kas 16.394.418.490 14.896.615.437 15.645.516.963,5

Piutang Usaha 7.909.617.255 5.962.042.282 6.935.829.768,5

Persediaan  13.093.843.556 13.322.041.460 13.207.942.509,5

Piutang Lain-lain  202.764.237 244.399.727 223.581.982

Biaya yang dibayar dimuka  893.310.003 1.102.126.000 997.718.001,5

Jumlah  38.493.953.541 35.527.227.906 37.010.589.225

Sumber: PT. PLN (Persero) Cabang Pontianak, Data Olahan Tahun 20112) Tingkat Perputaran Komponen Modal Kerja

Setelah diketahui besarnya rata-rata komponen modal kerja,

maka dapat dihitung tingkat perputaran komponen modal kerja

yaitu dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Perputaran Komponen Modal Kerja =

Penjualannetorata−rata komp onenmodal kerja

×1 Kali

Penjualan netto pada tahun 2009 ssetelah dikurangi dengan

subsidi pemerintah adalah Rp493.822.291.548.

Page 29: BAB IV

TABEL 4.11 : PT. PLN (Persero) Cabang Pontianak Perhitungan Perputaran Komponen Modal Kerja per 31 Desember 2009 (Dalam Rupiah)

Komponen Modal Kerja (1)Modal Kerja Rata-rata

(2)

Perputaran Modal Kerja (3) = 360/(2) x 1

kaliKas 15.645.516.963,5 31,56 kali

Piutang Usaha 6.935.829.768,5 71,2 kali

Persediaan 13.207.942.509,5 37,39 kali

Piutang Lain-lain 223.581.982 2208,7 kali

B. yang harus Dibayar Dimuka 997.718.001,5 494,95 kali

Jumlah 37.010.589.225

Sumber: PT. PLN (Persero) Cabang Pontianak, Data Olahan Tahun 2011

3) Tingkat Perputaran Operasi (Modal Kerja)

Untuk menghitung perputran modal kerja, terlebih dahulu

kita harus menghitung jumlah hari keterikatan modal kerja

kemudian kita dapat menghitung jangka waktu keterikatan modal

kerja selama satu tahun (360 hari).

TABEL 4.12 : PT. PLN (Persero) Cabang Pontianak Jangka Waktu Keterikatan Modal Kerja per 31 Desember 2009 (Dalam Rupiah)

Komponen Modal Kerja (1)Perputaran Modal

Kerja (2)

Keterikatan modal Kerja (3) = 360 / (2) x

1 hariKas 31,56 kali 11,41 hari

Piutang Usaha 71,2 kali 5,1 hari

Persediaan 37,39 kali 9,63 hari

Piutang Lain-lain 2208,7 kali 0,2 hari

B. yang harus Dibayar Dimuka 494,95 0,73 hari

Jumlah   27,07 hari

Sumber: PT. PLN (Persero) Cabang Pontianak, Data Olahan Tahun 2011

Page 30: BAB IV

Tingkat perputaran piutang modal kerja yang paling tinggi

adalah komponen piutang lain-lain yaitu 2208,7 kali dalam

setahun, maka dari itu maka keterikatan hari modal kerjanya juga

sangat singkat yaitu 0,2 hari bahkan tidak sampai satu hari.

Sedangkan yang memiliki tingkat perputaran modal kerja

yang paling rendah adalah komponen kas yaitu 31,56 kali dalam

setahun, karena itu maka keterikatan hari modal kerjanya yang

paling lama yaitu 11,41 hari. Keseluruhan hari keterikatan modal

kerja adalah 27,07 hari. Hal ini berarti bahwa setiap Rp1,00 yang

di keluarkan perusahaan akan kembali pada jangka waktu 27,07

hari yang akan datang. Dan selama jangka waktu tersebut

perusahaan harus terus mengeluarkan dana untuk membelanjai

kegiatan perusahaan.

Setelah memperhitungkan hari keterikatan modal kerja

maka dapat diperoleh tingkat perputaran modal kerja yang

dibutuhkan selama satu tahun (360) hari yaitu :

Perputaran Modal Kerja =

360jmlh hariketerikatan modal kerja

×1 kali

= 360

27,07× 1kali

= 13,33 kali

Jadi, tingkat perputaran operasi (modal kerja) adalah 13,33

kali.

Page 31: BAB IV

4) Kebutuhan Modal Kerja dalam Satu Tahun

Setelah diketahui perputaran modal kerja selama satu tahun

yaitu sebesar 13,33 kali maka dapat di ketahui berapa besar

kebutuhan modal kerja (bruto) yaitu :

Kebutuhan Modal Kerja = Penjualannetto

perputaran modal kerja×1 kali

= 493.822 .291.548

13,33 kali× Rp 1

= Rp 37.045.933.349,51

Dari hasil perhitungan tersebut, maka besaarnya kebutuhan

modal kerja (bruto) adalah Rp37.045.933.349,51. Sedangkan

kebutuhan modal kerja netto yaitu Rp 27.449.449.902,51.

c. Tahun 2010

1) Rata-rata Komponen Modal Kerja

TABEL 4.13 : PT. PLN (Persero) Cabang Pontianak Perhitungan Rata-rata Komponen Modal Kerja per 31 Desember 2010 (Dalam Rupiah)

Komponen Modal

KerjaAwal Tahun Akhir Tahun

Modal Kerja Rata-

rata

Kas 14.896.615.437 10.961.701.836 12.929.158.636,5

Piutang Usaha 5.962.042.282 8.569.846.643 7.265.945.962,5

Persediaan 13.322.041.460 10.493.860.209 11.907.950.834,5

Piutang Lain-lain 244.399.727 32.139.566 138.269.646,5

Biaya yang dibayar dimuka 1.102.126.000 923.797.007 1.012.961.003,5

Jumlah 35.527.227.906 30.981.345.261 33.254.286.583,5

Sumber: PT. PLN (Persero) Cabang Pontianak, Data Olahan Tahun 2011

2) Tingkat Perputaran Komponen Modal Kerja

Page 32: BAB IV

Setelah diketahui besarnya rata-rata komponen modal kerja,

maka dapat dihitung tingkat perputaran komponen modal kerja

yaitu dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Perputaran Komponen Modal Kerja =

Penjualannetorata−rata komp onenmodal kerja

×1 Kali

Penjualan netto pada tahun 2010 ssetelah dikurangi dengan

subsidi pemerintah adalah Rp493.041.602.686.

TABEL 4.14 : PT. PLN (Persero) Cabang Pontianak Perhitungan Perputaran Komponen Modal Kerja per 31 Desember 2010 (Dalam Rupiah)

Komponen Modal Kerja (1)Modal Kerja Rata-rata

(2)

Perputaran Modal Kerja (3) = 360/(2) x 1

kaliKas 12.929.158.636,5 38,13 kali

Piutang Usaha 7.265.945.962,5 67,86 kali

Persediaan 11.907.950.834,5 41,4 kali

Piutang Lain-lain 138.269.646,5 3565,8 kali

B. yang harus Dibayar Dimuka 1.012.961.003,5 486,73 kali

Jumlah 33.254.286.583,5

Sumber: PT. PLN (Persero) Cabang Pontianak, Data Olahan Tahun 2011

3) Tingkat Perputaran Operasi (Modal Kerja)

Untuk menghitung perputran modal kerja, terlebih dahulu

kita harus menghitung jumlah hari keterikatan modal kerja

kemudian kita dapat menghitung jangka waktu keterikatan modal

kerja selama satu tahun (360 hari).

TABEL 4.15 : PT. PLN (Persero) Cabang Pontianak Jangka Waktu Keterikatan Modal Kerja per 31 Desember 2010 (Dalam Rupiah)

Page 33: BAB IV

Komponen Modal Kerja (1)Perputaran Modal

Kerja (2)

Keterikatan modal Kerja (3) = 360 / (2) x

1 hariKas 38,13 kali 9,44 hari

Piutang Usaha 67,86 kali 5,31 hari

Persediaan 41,4 kali 8,7 hari

Piutang Lain-lain 3565,8 kali 0,1 hari

B. yang harus Dibayar Dimuka 486,73 kali 0,74 hari

Jumlah   24,29 hari

Sumber: PT. PLN (Persero) Cabang Pontianak, Data Olahan Tahun 2011

Tingkat perputaran piutang modal kerja yang paling tinggi

adalah komponen piutang lain-lain yaitu 3565,8 kali dalam

setahun, maka dari itu maka keterikatan hari modal kerjanya juga

sangat singkat yaitu 0,1 hari bahkan tidak sampai satu hari.

Sedangkan yang memiliki tingkat perputaran modal kerja

yang paling rendah adalah komponen kas yaitu 38,13 kali dalam

setahun, karena itu maka keterikatan hari modal kerjanya yang

paling lama yaitu 9,44 hari. Keseluruhan hari keterikatan modal

kerja adalah 24,29 hari. Hal ini berarti bahwa setiap Rp1,00 yang

di keluarkan perusahaan akan kembali pada jangka waktu 24,29

hari yang akan datang. Dan selama jangka waktu tersebut

perusahaan harus terus mengeluarkan dana untuk membelanjai

kegiatan perusahaan.

Setelah memperhitungkan hari keterikatan modal kerja

maka dapat diperoleh tingkat perputaran modal kerja yang

dibutuhkan selama satu tahun (360) hari yaitu :

Page 34: BAB IV

Perputaran Modal Kerja =

360jmlh hariketerikatan modal kerja

×1 kali

= 360

24,29×1 kali

= 14,82 kali

Jadi, tingkat perputaran operasi (modal kerja) adalah 14,82

kali.

4) Kebutuhan Modal Kerja dalam Satu Tahun

Setelah diketahui perputaran modal kerja selama satu tahun

yaitu sebesar 13,33 kali maka dapat di ketahui berapa besar

kebutuhan modal kerja (bruto) yaitu :

Kebutuhan Modal Kerja = Penjualannetto

perputaran modal kerja×1 kali

= 493.041 .602.686

14,82 kali× Rp 1

= Rp 33.268.664.148,95

Dari hasil perhitungan tersebut, maka besaarnya kebutuhan

modal kerja (bruto) adalah Rp33.268.664.148,952. Sedangkan

kebutuhan modal kerja netto yaitu Rp 20.990.255.892,95

Berikut ini merupakan rinkasan dari perhitungan kebutuhan

modal kerja dari tahun 2008-2010.

TABEL 4.16 : PT. PLN (Persero) Cabang Pontianak Rekapitulasi Kebutuhan Modal Kerja Tahun 2008-2010 (Dalam Rupiah)

Tahun Kebutuhan Modal Realisasi Kebutuhan Modal Realisasi

Page 35: BAB IV

Kerja (Bruto) Seharusnya

Kebutuhan Modal Kerja

(Bruto)

Kerja (Netto) seharusnya

Kebutuhan Modal Kerja

(Netto) 2008 30.499.999.902,059  35.493.953.541  17.216.049.297,059  25.210.002.936 

 2009 37.045.933.349,51  35.527.227.906  27.449.449.902,51  25.930.744.459 

 2010 33.268.664.148,85  30.981.345.261  20.990.255.892,85  18.701.937.005 Sumber: PT. PLN (Persero) Cabang Pontianak, Data Olahan Tahun 2011

Dari tabel di atas, menunjukkan bahwa kebutuhan modal kerja

baik itu modal kerja bruto maupun modal kerja netto tidaklah sesuai

dengan realisasinya. Dimana terjadi fluktuasi, pada tahun 2008 misalnya

modal kerja perusahaan yang direalisasi mengalami kelebihan dari yang

modal kerja yang seharusnya baik modal kerja bruto maupun netto. Hal ini

disebabkan perusahaan banyak melakukan pinjaman dari pihak luar untuk

mendukung kegiatan operasional perusahaan. Sedangkan untuk tahun

2009 dan 2010 justru modal kerja perusahaan mengalami kekurangan. Hal

ini disebabkan perusahaan mengurangi pinjaman dari pihak luar.

4. Analisis Efisiensi Kebutuhan Modal Kerja

Modal kerja yang tersedia diperusahaan haruslah dalam keadaan

mencukupi, artinya tidak kekerungan maupu kelebihan. Selain itu,

perusahaan juga perlu memperhatikan tingkat efisiensi penggunaan modal

kerja untuk menghasilkan penjualan dan laba. Rasio yang umum

digunakan untuk mengukur efisiensi modal kerja adalah Working Capital

Turnover (WCTO) dan Return On Working Capital (ROWC).

1) Working Capital Turnover (WCTO)

Analisis ini digunakan untuk mengukur kemampuan modal

kerja (netto) berputar dalam suatu periode. Dengan kata lain untuk

Page 36: BAB IV

mengukur kemampuan modal keruntuk periode ja dalam menhasilkan

penjualan bersih.

a. Tahun 2008

Berikut ini perhitungan Working Capital Turnover (WCTO)

PT. PLN (Persero) Cabang Pontianak tahun 2008.

WCTO = Penjualan Neto

Aktiva Lancar – Hutang Lancar× 1kali

= 399.854 .998 .716

38.493.953 .541−13.283.950 .605×1 kali

= 15,68 kali

Dari perhitungan diatas, dapat dilihat bahwa pada tahun

2008, Working Capital Turnover (WCTO) PT. PLN (Persero)

Cabang Pontianak adalah sebesar 15,68 kali yang berartimodal

kerja perusahaan berputar rata-rata 15,68 kali dalam satu tahun.

Sama artinya, setiap Rp 1 modal kerja dalam perusahaan dapat

menghasilkan modal bersih sebesar Rp 15,68.

b. Tahun 2009

Berikut ini perhitungan Working Capital Turnover (WCTO)

PT. PLN (Persero) Cabang Pontianak tahun 2009.

WCTO = Penjualan Neto

Aktiva Lancar – Hutang Lancar× 1kali

= 493.822 .291.548

35.527 .227 .906−9.596.483 .447×1kali

= 16,96 kali

Page 37: BAB IV

Dari perhitungan diatas, dapat dilihat bahwa pada tahun

2009, Working Capital Turnover (WCTO) PT. PLN (Persero)

Cabang Pontianak adalah sebesar 16,96 kali yang berartimodal

kerja perusahaan berputar rata-rata 16,96 kali dalam satu tahun.

Sama artinya, setiap Rp 1 modal kerja dalam perusahaan dapat

menghasilkan modal bersih sebesar Rp 16,96.

c. Tahun 2010

Berikut ini perhitungan Working Capital Turnover (WCTO)

PT. PLN (Persero) Cabang Pontianak tahun 2010.

WCTO = Penjualan Neto

Aktiva Lancar – Hutang Lancar× 1kali

= 439.822 .291 .548

30.981.345 .261−12.278 .408 .256× 1 kali

= 26,36 kali

Dari perhitungan diatas, dapat dilihat bahwa pada tahun

2010, Working Capital Turnover (WCTO) PT. PLN (Persero)

Cabang Pontianak adalah sebesar 26,36 kali yang berarti modal

kerja perusahaan berputar rata-rata 26,36 kali dalam satu tahun.

Sama artinya, setiap Rp 1 modal kerja dalam perusahaan dapat

menghasilkan modal bersih sebesar Rp 26,36.

2) Return On Working Capital (ROWC)

Analisis ini digunakan untuk mengukur kemampuan modal

kerja bruto dalam menghasilkan laba. Semakin tinggi rasio ini berarti

Page 38: BAB IV

bahwa dengan modal kerja bruto dapat dihasilkan laba operasi yang

semakin besar.

a. Tahun 2008

Berikut ini dalah perhitungan Return On Working Capital

(ROWC) PT. PLN (Persero) Cabang Pontianak tahun 2008.

ROWC = Laba OperasiAktiva Lancar

× 100 %

= 270.603.227 .17238.493 .953.541

×100 %

= 702,98 %

Dari perhitungan diatas, dapat dilihat Return On Working

Capital (ROWC) pada PT. PLN (Persero) Cabang Pontianak adalah

sebesar 702,98%. Angka ROWC ini berarti bahwa setiap Rp1,00

aktiva lancar dapat menghasilkan Rp7,03 laba bersih usaha.

b. Tahun 2009

Berikut ini dalah perhitungan Return On Working Capital

(ROWC) PT. PLN (Persero) Cabang Pontianak tahun 2009.

ROWC = Laba OperasiAktiva Lancar

× 100 %

= 295.000.780 .11935.527 .227 .906

×100 %

= 830,35 %

Dari perhitungan diatas, dapat dilihat Return On Working

Capital (ROWC) pada PT. PLN (Persero) Cabang Pontianak adalah

Page 39: BAB IV

sebesar 830,35%. Angka ROWC ini berarti bahwa setiap Rp1,00

aktiva lancar dapat menghasilkan Rp8,30 laba bersih usaha.

c. Tahun 2010

Berikut ini dalah perhitungan Return On Working Capital

(ROWC) PT. PLN (Persero) Cabang Pontianak tahun 2010.

ROWC = Laba OperasiAktiva Lancar

× 100 %

= 33 4.077 .800 .34830.981 .345.261

×100 %

= 1078,32 %

Dari perhitungan diatas, dapat dilihat Return On Working

Capital (ROWC) pada PT. PLN (Persero) Cabang Pontianak adalah

sebesar 1078,32 %. Angka ROWC ini berarti bahwa setiap Rp1,00

aktiva lancar dapat menghasilkan Rp10,78 laba bersih usaha.

b. Analisis Kualiatatif

1. Sumber dan Penggunaan Modal Kerja

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perubahan Modal Kerja

Berdasarkan ada hasil analisis dari laporan perubahan modal, dapat

dijelaskan bahwa pada dasarnya perusahaan mempunyai lima komponen

modal kerja yaitu kas, piutang usaha, persediaan, piutang lain-lain dan

biaya yang harus dibayar dimuka.

Perubahan modal kerja dapat dipengaruhi oleh perubahan-

perubahan yang terjadi pada komponen-komponen aset lancar dan

kewajiban jangka pendek.

Page 40: BAB IV

Rincian perubahan masing-masing pos aset lancar yang menjadi

faktor penyebab perubahaan modal kerja adalah :

a. Perubahan kas dikarenakan adanya pembelian aset tetap yang

dilakukan oleh perusahaan.

b. Perubahan piutang usaha dipengaruhi oleh tingkat perputaran piutang.

Selain itu, jumlah saldo penyisihan piutang yang ada juga ikut

memiliki andil dalam menyebabkab perubahan komponen modal kerja.

c. Perubahan persediaan yang mempengaruhi pasokan listrik yang dapat

dapat didistribusikan konsumen.

d. Perubahan Piutang lain-lain

e. Perubahan biaya yang dibayar dimuka.

Sedangkan rincian perubahan masing-masing pos yang ada pada

hutang lancar (kewajiban jangka pendek) adalah sebagai berikut :

a. Perubahan hutang usahadapat disebabkan .karena perusahaan

memerlukan bantuan dana dari pihak lain untuk menjalankan kegiatan

operasionalnya. Namun pada satu periode tertentu saat perusahaan

dianggap mampu untuk menjalankan perusahaannya menggunakan

dana sendiri maka perusahaan akan melunasi hutang tersebut dan tidak

menambahnya.

b. Perubahan hutang dana pensiun.

c. Perubahan hutang pajak

d. Perubahan hutang lain-lain

e. Perubahan biaya yang masih harus dibayar dimuka

Page 41: BAB IV

3. Kebutuhan Modal Kerja

Dari tabel di atas, menunjukkan bahwa kebutuhan modal kerja baik

itu modal kerja bruto maupun modal kerja netto tidaklah sesuai dengan

realisasinya. Dimana terjadi fluktuasi, pada tahun 2008 misalnya modal

kerja perusahaan yang direalisasi mengalami kelebihan dari yang modal

kerja yang seharusnya baik modal kerja bruto maupun netto. Hal ini

disebabkan perusahaan banyak melakukan pinjaman dari pihak luar untuk

mendukung kegiatan operasional perusahaan. Sedangkan untuk tahun

2009 dan 2010 justru modal kerja perusahaan mengalami kekurangan. Hal

ini disebabkan perusahaan mengurangi pinjaman dari pihak luar.

4. Efisiensi Modal Kerja

Dari nalisis kuantitatif yang di atas, dapat dilihat bahwa pada tahun

2008, Working Capital Turnover (WCTO) PT. PLN (Persero) Cabang

Pontianak adalah sebesar 15,68 kali yang berarti modal kerja perusahaan

berputar rata-rata 15,68 kali dalam satu tahun. Sama artinya, setiap Rp 1

modal kerja dalam perusahaan dapat menghasilkan modal bersih sebesar

Rp 15,68.

Tahun 2009 Working Capital Turnover (WCTO) PT. PLN

(Persero) Cabang Pontianak mengalami kenaikan sebesar 1,28 atau sebesar

8,16% dari tahun 2008. Working Capital Turnover (WCTO) PT. PLN

(Persero) Cabang Pontianak adalah sebesar 16,96 kali yang berarti modal

kerja perusahaan berputar rata-rata 16,96 kali dalam satu tahun. Sama

Page 42: BAB IV

artinya, setiap Rp 1 modal kerja dalam perusahaan dapat menghasilkan

modal bersih sebesar Rp 16,96. Hal ini di karenakan adanya kenaikan pada

modal kerja sehingga mengakibatkan mpeningkatan pada penjualan bersih.

Dengan naiknya persentase Working Capital Turnover (WCTO) berarti

penjualan bersih mengalami peningkatan pula.

Sedangkan pada tahun 2010, Working Capital Turnover (WCTO)

PT. PLN (Persero) Cabang Pontianak adalah sebesar 26,36 kali yang

berarti modal kerja perusahaan berputar rata-rata 26,36 kali dalam satu

tahun. Sama artinya, setiap Rp 1 modal kerja dalam perusahaan dapat

menghasilkan modal bersih sebesar Rp 26,36. Jika dibandingkan dengan

tahun 2009 Working Capital Turnover (WCTO) tahun 2010 mengalami

peningkatan yang cukup signifikan yaitu sebesar 9,4 atau sebesar 55,42%.

Meskipun pada tahun 2010 modal kerja mengalami penurununan, namun

piutang usaha perusahaan mengalami peningkatan yang cukup signifikan.

Sehingga menyebabkan Working Capital Turnover (WCTO) PT. PLN

(Persero) Cabang Pontianak juga mengalami peningkatan. Sehingga

dengan kenaikan tersebut menyebabkan peningkatan terhadap penjualan

bersih pula.

Dari tahun 2008-2009 terus mengalami kenaikan terus menerus. Ini

menandakan bahwa kinerja perusahaan sangat baik jika dilhat dari laba-

yang dihasilakan. Pada tahun 2008, Return On Working Capital (ROWC)

pada PT. PLN (Persero) Cabang Pontianak adalah sebesar 702,98%.

Page 43: BAB IV

Angka ROWC ini berarti bahwa setiap Rp1,00 aktiva lancar dapat

menghasilkan Rp7,03 laba bersih usaha.

Dan pada tahun 2009, Return On Working Capital (ROWC) pada

PT. PLN (Persero) Cabang Pontianak adalah sebesar 830,35%. Angka

ROWC ini berarti bahwa setiap Rp1,00 aktiva lancar dapat menghasilkan

Rp8,30 laba bersih usaha.

Sedangkan pada tahun 2010, Return On Working Capital (ROWC)

pada PT. PLN (Persero) Cabang Pontianak adalah sebesar 1078,32 %.

Angka ROWC ini berarti bahwa setiap Rp1,00 aktiva lancar dapat

menghasilkan Rp10,78 laba bersih usaha.

Dari angka-angka Return On Working Capital (ROWC) ini berarti

bahwa kondisi keuangan perusahaan jika dilihat dari segi laba yang

dihasilkan perusahaan. Jika hal ini dapat di pertahankan, maka dijamin

perusahaan akan tetap bisa meningkatkan terus labanya.