bab iv

27
19 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.1.1. Keadaan Wilayah Lokasi penelitian adalah Puskesmas Perumnas Kecamatan Curup Tengah, Kabupaten Rejang Lebong dengan luas wilayah kerja sebesar 48,2 km 2 . Jarak Puskesmas Perumnas dari pusat pemerintahan Kota Curup adalah ±3 km ditempuh dalam waktu kurang lebih 5 menit. Jarak dari ibukota provinsi adalah + 85 km ditempuh dalam waktu 2,5 jam. Dengan kondisi jalan diaspal, sebagian besar jalan berada dalam kondisi baik. 4.1.2. Keadaan Geografi Wilayah kerja Puskesmas Perumnas meliputi 1 desa dan 8 Kelurahan. Suhu rata-rata 17-30°C dengan curah hujan rata-rata 488 mm/tahun. Batas-batas wilayah Puskesmas Perumnas secara administratif adalah sebagai berikut: Sebelah Utara : berbatasan dengan wilayah kerja Puskesmas Kampung Delima Sebelah Selatan : berbatasan dengan wilayah kerja Puskesmas Curup Sebelah Timur : berbatasan dengan wilayah kerja Puskesmas Sambirejo 19

Upload: rhlmfs

Post on 05-Dec-2014

19 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV

19

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

4.1.1. Keadaan Wilayah

Lokasi penelitian adalah Puskesmas Perumnas Kecamatan Curup Tengah,

Kabupaten Rejang Lebong dengan luas wilayah kerja sebesar 48,2 km2. Jarak

Puskesmas Perumnas dari pusat pemerintahan Kota Curup adalah ±3 km

ditempuh dalam waktu kurang lebih 5 menit. Jarak dari ibukota provinsi adalah +

85 km ditempuh dalam waktu 2,5 jam. Dengan kondisi jalan diaspal, sebagian

besar jalan berada dalam kondisi baik.

4.1.2. Keadaan Geografi

Wilayah kerja Puskesmas Perumnas meliputi 1 desa dan 8 Kelurahan. Suhu

rata-rata 17-30°C dengan curah hujan rata-rata 488 mm/tahun.

Batas-batas wilayah Puskesmas Perumnas secara administratif adalah sebagai

berikut:

Sebelah Utara : berbatasan dengan wilayah kerja Puskesmas Kampung

Delima

Sebelah Selatan : berbatasan dengan wilayah kerja Puskesmas Curup

Sebelah Timur : berbatasan dengan wilayah kerja Puskesmas Sambirejo

Sebelah Barat : berbatasan dengan wilayah kerja Puskesmas Curup

Dari 9 desa/kelurahan yang ada, semuanya sudah mempunyai posyandu

yang berjumlah 15 posyandu dan jumlah dukun terlatih yang ada sebanyak 5

orang.

4.1.3. Keadaan Demografi

Dari data Puskesmas Perumnas diketahui jumlah penduduk sampai bulan

Desember 2012 ialah sebanyak 27.916 jiwa. Jumlah kepala keluarga sebanyak

7.210 KK. Sebagian besar penduduk mempunyai mata pencaharian sebagai petani

dan pedagang, selebihnya pekerja kasar.

19

Page 2: BAB IV

a. Komposisi penduduk menurut jenis kelamin

Penduduk laki-laki di wilayah kerja Puskesmas Perumnas berjumlah 15.157

jiwa dan penduduk perempuannya berjumlah 15.538 jiwa.

b. Komposisi penduduk menurut agama

Sebagian besar penduduk di wilayah kerja Puskesmas Perumnas menganut

agama Islam.

4.1.4. Puskesmas Perumnas

Dari data, jumlah bidan desa Puskesmas Perumnas adalah 8 orang dan

jumlah bidan Puskesmas Perumnas adalah 13 orang.

4.2. Hasil Penelitian dan Pembahasan

4.2.1. Identitas Responden

Pada sub bab ini disajikan tabel-tabel distribusi yang merupakan hasil

perhitungan data berdasarkan jawaban responden terhadap pertanyaan-pertanyaan

kategori identitas responden di dalam kuesioner. Di bawah masing-masing tabel

disajikan pula pembahasannya.

Tabel 4.1 Distribusi Usia Responden

Usia (Tahun) Jumlah Persentase (%)

25 – 30

31 – 35

36 – 40

41 – 45

>46

6

3

4

2

3

33.33

16.67

22.22

11.11

16.67

Total 18 100%

Dari distribusi responden berdasarkan usianya didapatkan bahwa usia

terbanyak adalah usia 25 – 30 tahun sebanyak 33.33%.

20

Page 3: BAB IV

Tabel 4.2 Distribusi Pendidikan Terakhir Responden

Pendidikan Jumlah Persentase (%)

DI Kebidanan

DIII Kebidanan

DIV Kebidanan

4

9

5

22.22

50.00

27.78

Total 18 100%

Dari distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan didapatkan bahwa

sebagian besar memiliki tingkat pendidikan terakhir tamat DIII Kebidanan, yaitu

sebanyak 9 orang (50.00%).

Pendidikan adalah proses untuk mempelajari atau meningkatkan ilmu yang

diperoleh melalui pembelajaran dimana dari proses tersebut seseorang dapat

memperoleh ilmu pengetahuan, sehingga pada setiap individu yang mendapatkan

pendidikan yang lebih tinggi secara otomatis akan berbanding lurus dengan

pengetahuan yang dia miliki (Notoatmodjo, 2007).

Tabel 4.3 Distribusi Lama Bekerja

Lama Bekerja

(Tahun) Jumlah Persentase (%)

<10

10 – 15

16 – 20

>20

6

5

5

2

33.33

27.78

27.78

11.11

Total 18 100%

Dari distribusi responden berdasarkan lama bekerja didapatkan bahwa

sebagian besar memiliki lama bekerja <10 tahun, yaitu sebanyak 6 orang

(33.33%). Hanya 2 orang (11.11%) yang memiliki lama bekerja >20 tahun.

Lama kerja merupakan suatu hal yang dapat mempengaruhi tingkat

pengetahuan, karena seseorang yang memiliki masa kerja yang lama akan

terbentuk pengalaman kerja yang memadai serta tercipta pola kerja yang efektif

21

Page 4: BAB IV

dan dapat menyelesaikan berbagai persoalan berdasarkan pengalaman dan

pengetahuannya (Elita, 2005).

Tabel 4.4 Distribusi Penanganan Bayi Baru Lahir Normal

Jumlah Kasus Jumlah Persentase (%)

<10 kali

>10 kali

6

12

33.33

66.67

Total 18 100%

Dari data jumlah kasus penanganan bayi baru lahir normal didapatkan

bahwa sebagian besar bidan sudah pernah melakukan penanganan bayi baru lahir

normal >10 kali, yaitu 12 orang (66.67%).

Tabel 4.5 Distribusi Penanganan Bayi Baru Lahir dengan Asfiksia

Jumlah Kasus Jumlah Persentase (%)

<10 kali

>10 kali

13

5

72.22

27.78

Total 18 100%

Dari data jumlah kasus penanganan bayi baru lahir dengan asfiksia

didapatkan bahwa sebagian besar bidan hanya pernah melakukan penanganan bayi

baru lahir dengan asfiksia <10 kali, yaitu 13 orang (72.22%).

Jumlah kasus penanganan bayi baru lahir normal dan dengan asfiksia dapat

mempengaruhi tingkat pengetahuan dan keterampilan bidan dalam setiap

melakukan pertolongan persalinan. Jumlah kasus yang sudah ditangani seorang

bidan juga tergantung pada lama bekerjanya.

4.2.2. Pengetahuan

Pada sub bab ini disajikan tabel-tabel distribusi yang merupakan hasil

perhitungan data berdasarkan jawaban responden terhadap pertanyaan-pertanyaan

22

Page 5: BAB IV

kategori pengetahuan di dalam kuesioner. Di bawah masing-masing tabel

disajikan pula pembahasannya.

Tabel 4.6 Distribusi Jawaban Mengenai Pertanyaan “Bayi baru lahir

dikatakan normal antara lain jika...”

Jawaban Pre Test (Jumlah – %) Post Test (Jumlah – %)

Benar

Salah

15 (83.33)

3 (16.67)

16 (88.89)

2 (11.11)

Total 18 (100) 18 (100)

Keterangan:

a. Bayi merintih, tonus otot bayi baik

b. Bayi cukup bulan, ketuban jernih (jawaban benar)

c. Bayi bergerak aktif, bayi kurang bulan

d. Ketuban hijau, bayi menangis/bernafas

Dari tabel 4.6 dapat dilihat bahwa sebagian besar, yaitu 15 orang bidan

(83.33%) menjawab jawaban benar. Setelah diadakan penyuluhan dan pelatihan

kemudian dilakukan post-test, terdapat peningkatan jumlah bidan yang menjawab

jawaban benar.

Bayi baru lahir dikatakan normal jika terdapat tanda-tanda berikut:

1. Bayi cukup bulan

2. Ketuban jernih

3. Bayi menangis atau bernapas

4. Tonus otot bayi baik/bayi bergerak aktif (Depkes RI, 2010).

Tabel 4.7 Distribusi Jawaban Mengenai Pertanyaan “Bayi cukup bulan usia

kandungan...”

Jawaban Pre Test (Jumlah – %) Post Test (Jumlah – %)

Benar

Salah

17 (94.44)

1 (5.56)

18 (100)

0 (0)

23

Page 6: BAB IV

Total 18 (100) 18 (100)

Keterangan :

a. 30 – 33 minggu

b. 33 – 35 minggu

c. 37 – 42 minggu (jawaban benar)

d. 42 – 44 minggu

Dari tabel 4.7 dapat dilihat bahwa sebagian besar, yaitu 17 orang bidan

(94.44%) menjawab jawaban benar. Setelah diadakan penyuluhan dan pelatihan

kemudian dilakukan post-test, semua bidan menjawab jawaban benar.

Usia kandungan yang cukup bulan, yaitu yang berada antara usia

kandungan 37 – 42 minggu. Dianggap kurang bulan jika usia kandungan <37

minggu dan lebih bulan jika usia kandungan ≥42 minggu (Depkes RI, 2010).

Tabel 4.8 Distribusi Jawaban Mengenai Pertanyaan “Berikut ini termasuk

salah satu dari 10 langkah asuhan bayi baru lahir normal...”

Jawaban Pre Test (Jumlah – %) Post Test (Jumlah – %)

Benar

Salah

10 (55.56)

8 (44.44)

16 (88.89)

2 (11.11)

Total 18 (100) 18 (100)

Keterangan :

a. Membiarkan bayi kedinginan

b. Pemberian suntikan vaksin DPT 0,5 ml IM, di paha anterolateral

c. Inisiasi Menyusui Dini dilakukan 1 jam setelah bayi lahir

d. Pemberian suntikan vitamin K1 1mg, di paha kiri anterolateral (jawaban benar)

Dari tabel 4.8 dapat dilihat bahwa 10 orang bidan (55.56%) menjawab

jawaban benar. Setelah diadakan penyuluhan dan pelatihan kemudian dilakukan

post-test, terdapat peningkatan jumlah bidan yang menjawab jawaban benar.

24

Page 7: BAB IV

Tabel 4.9 Distribusi Jawaban Mengenai Pertanyaan “Berikut ini adalah

salah satu indikasi merujuk bayi...”

Jawaban Pre Test (Jumlah – %) Post Test (Jumlah – %)

Benar

Salah

12 (66.67)

6 (33.33)

13 (72.22)

5 (27.78)

Total 18 (100) 18 (100)

Keterangan :

a. Bayi merintih (jawaban benar)

b. Tidak ikterus

c. Tonus otot bayi baik

d. Infeksi ringan

Dari tabel 4.9 dapat dilihat sebagian besar, yaitu 12 orang bidan (66.67%)

menjawab jawaban benar. Setelah diadakan penyuluhan dan pelatihan kemudian

dilakukan post-test, terdapat peningkatan jumlah bidan yang menjawab jawaban

benar.

Pemantauan tanda-tanda bahaya pada bayi:

- Mengamati adanya napas megap-megap

- Mengamati apakah bayi merintih

- Mengamati adanya tarikan dinding dada

- Mengamati apakah tubuh dan bibir biru

- Mengamati apakah bayi teraba dingin/demam

- Menghitung frekwensi napas, apakah <40x/menit atau >60x/menit

- Menghitung frekwensi jantung, apakah <120x/menit atau >160x/menit

- Mengamati apakah tubuh bayi pucat

- Mengamati apakah tubuh bayi kuning

- Mengamati apakah bayi lemas

- Mengamati apakah bayi kejang

Rujuk segera bila ada salah satu tanda-tanda bahaya di atas, sebelum dirujuk

lakukan tindakan pra rujukan (Depkes RI, 2011).

25

Page 8: BAB IV

Tabel 4.10 Distribusi Jawaban Mengenai Pertanyaan “Parameter penilaian

kondisi bayi baru lahir menggunakan sistem...”

Jawaban Pre Test (Jumlah – %) Post Test (Jumlah – %)

Benar

Salah

18 (100)

0 (0)

18 (100)

0 (0)

Total 18 (100) 18 (100)

Keterangan :

a. Skor New Ballard

b. Skor TB

c. Skor APGAR (jawaban benar)

d. Pediatric Coma Scale

Dari tabel 4.10 dapat dilihat bahwa semua bidan menjawab jawaban benar.

Setelah diadakan penyuluhan dan pelatihan kemudian dilakukan post-test, tidak

terdapat penurunan jumlah bidan yang menjawab jawaban benar.

Parameter penilaian kondisi bayi baru lahir menggunakan sistem skor

APGAR. Namun, skor APGAR tidak digunakan sebagai dasar keputusan untuk

tindakan resusitasi. Penilaian harus dilakukan segera sehingga keputusan

resusitasi tidak didasarkan penilaian skor APGAR; tetapi cara APGAR tetap

dipakai untuk menilai kemajuan kondisi BBL pada saat 1 menit dan 5 menit

setelah kelahiran (Depkes RI, 2011).

Tabel 4.11 Distribusi Jawaban Mengenai Pertanyaan “Apakah yang

dimaksud dengan asfiksia?”

Jawaban Pre Test (Jumlah – %) Post Test (Jumlah – %)

Benar

Salah

18 (100)

0 (0)

18 (100)

0 (0)

Total 18 (100) 18 (100)

Keterangan :

a. Suatu penyakit yang sering menimpa bayi baru lahir

26

Page 9: BAB IV

b. Keadaan bayi baru lahir yang tidak segera bernafas secara spontan dan teratur

setelah dilahirkan (jawaban benar)

c. Suatu keadaan dimana terdapat penyumbatan paru-paru pada bayi

d. Kelainan letak yang terjadi pada janin sehingga gagal bernafas

Dari tabel 4.11 dapat dilihat bahwa semua bidan menjawab jawaban benar.

Setelah diadakan penyuluhan dan pelatihan kemudian dilakukan post-test, tidak

terdapat penurunan jumlah bidan yang menjawab jawaban benar.

Asfiksia adalah keadaan bayi tidak bernapas secara spontan dan teratur

segera setelah lahir. Seringkali bayi yang sebelumnya mengalami gawat janin

akan mengalami asfiksia sesudah persalinan (Depkes RI, 2011).

Tabel 4.12 Distribusi Jawaban Mengenai Pertanyaan “Asfiksia dapat

diklasifikasikan menjadi 3 kelompok, yaitu...”

Jawaban Pre Test (Jumlah – %) Post Test (Jumlah – %)

Benar

Salah

0 (0)

18 (100)

7 (38.89)

11 (61.11)

Total 18 (100) 18 (100)

Keterangan :

a. Asfiksia tinggi, sedang, tidak asfiksia

b. Asfiksia berat, ringan, normal (jawaban benar)

c. Asfiksia berat, sedang, ringan

d. Asfiksia tinggi, kurang tinggi, sedang

Dari tabel 4.12 dapat dilihat bahwa semua bidan menjawab jawaban salah.

Setelah diadakan penyuluhan dan pelatihan kemudian dilakukan post-test, terdapat

peningkatan jumlah bidan yang menjawab jawaban benar.

Klasifikasi asfiksia neonatorum dibagi menjadi:

1. Normal

Skor APGAR 7 – 10. Bayi dianggap sehat, dan tidak memerlukan tindakan

istimewa

27

Page 10: BAB IV

2. Asfiksia Sedang

Skor APGAR 4 – 6

3. Asfiksia Berat

Skor APGAR 0 – 3 (Prawirohardjo, 2002)

Tabel 4.13 Distribusi Jawaban Mengenai Pertanyaan “Menurut jenisnya

asfiksia dibagi menjadi 2, yaitu...”

Jawaban Pre Test (Jumlah – %) Post Test (Jumlah – %)

Benar

Salah

12 (66.67)

6 (33.33)

17 (94.44)

1 (5.56)

Total 18 (100) 18 (100)

Keterangan :

a. Asfiksia merah dan pucat

b. Asfiksia livida dan pallida (jawaban benar)

c. Asfiksia pucat dan pallida

d. Asfiksia tampak dan tidak tampak

Dari tabel 4.13 dapat dilihat sebagian besar, yaitu 12 orang bidan (66.67%)

menjawab jawaban benar. Setelah diadakan penyuluhan dan pelatihan kemudian

dilakukan post-test, terdapat peningkatan jumlah bidan yang menjawab jawaban

benar.

Asfiksia dibedakan menjadi 2 macam, yaitu:

1. Asfiksia livida (biru)

2. Asfiksia pallid (putih)

28

Page 11: BAB IV

Gambar 4.1 Perbedaan Antara Asfiksia Livida dan Asfiksia Pallida

(http://sudiarie.wordpress.com/2011/03/02/asfiksia/)

Tabel 4.14 Distribusi Jawaban Mengenai Pertanyaan “Apa penyebab

asfiksia dalam persalinan?”

Jawaban Pre Test (Jumlah – %) Post Test (Jumlah – %)

Benar

Salah

1 (5.56)

17 (94.44)

10 (55.56)

8 (44.44)

Total 18 (100) 18 (100)

Keterangan :

a. Tidak ada tekanan kuat dari kepala anak ke plasenta

b. Perdarahan sedikit

c. Plasenta sudah tua

d. Ada kelainan pada ibu (jawaban benar)

Dari tabel 4.14 dapat dilihat sebagian besar, yaitu 17 orang bidan (94.44%)

menjawab jawaban salah. Setelah diadakan penyuluhan dan pelatihan kemudian

dilakukan post-test, terdapat peningkatan jumlah bidan yang menjawab jawaban

benar.

29

Page 12: BAB IV

Tabel 4.15 Distribusi Jawaban Mengenai Pertanyaan “Manifestasi klinis

asfiksia dalam kehamilan adalah?”

Jawaban Pre Test (Jumlah – %) Post Test (Jumlah – %)

Benar

Salah

18 (100)

0 (0)

17 (94.44)

1 (5.56)

Total 18 (100) 18 (100)

Keterangan :

a. Jika ibu hamil sesak bila bergerak

b. Adanya sumbatan hidung pada ibu hamil

c. DJJ lebih cepat atau lebih kurang (jawaban benar)

d. Tidak bisa diprediksi

Dari tabel 4.15 dapat dilihat semua bidan menjawab jawaban benar. Setelah

diadakan penyuluhan dan pelatihan kemudian dilakukan post-test, terdapat

penurunan jumlah bidan yang menjawab jawaban benar.

Manifestasi klinis asfiksia dalam kehamilan, yaitu denyut jantung janin

(DJJ) >160 x/mnt atau <100 x/mnt, halus dan ireguler serta adanya pengeluaran

mekonium (NN, 2010).

Tabel 4.16 Distribusi Jawaban Mengenai Pertanyaan “Apakah manifestasi

klinis asfiksia pada bayi baru lahir?”

Jawaban Pre Test (Jumlah – %) Post Test (Jumlah – %)

Benar

Salah

17 (94.44)

1 (5.56)

17 (94.44)

1 (5.56)

Total 18 (100) 18 (100)

Keterangan :

a. Bayi bernafas megap-megap (jawaban benar)

b. Ada perubahan di dada bayi

c. Tonus otot bayi baik

d. Warna kulit merah muda

30

Page 13: BAB IV

Dari tabel 4.16 dapat dilihat sebagian besar, yaitu 17 orang bidan (94.44%)

menjawab jawaban benar. Setelah diadakan penyuluhan dan pelatihan kemudian

dilakukan post-test, tidak terdapat peningkatan atau penurunan jumlah bidan yang

menjawab jawaban benar.

Manifestasi klinis asfiksia pada bayi setelah lahir, yaitu:

- Bayi pucat dan kebiru-biruan

- Usaha bernafas minimal atau tidak ada

- Hipoksia

- Asidosis metabolik atau respiratori

- Perubahan fungsi jantung

- Kegagalan sistem multiorgan

- Kalau sudah mengalami perdarahan di otak maka ada gejala neurologik : kejang,

nistagmus, dan menangis kurang baik/ tidak menangis (NN, 2010).

Tabel 4.17 Distribusi Jawaban Mengenai Pertanyaan “Yang bukan

merupakan penanganan asfiksia pada bayi baru lahir adalah?”

Jawaban Pre Test (Jumlah – %) Post Test (Jumlah – %)

Benar

Salah

10 (55.56)

8 (44.44)

13 (72.22)

5 (27.78)

Total 18 (100) 18 (100)

Keterangan :

a. Lakukan resusitasi

b. Jangan biarkan bayi kedinginan

c. Masukkan bayi ke dalam inkubator

d. Berikan transfusi via tali pusat atau pemberian glukosa (jawaban benar)

Dari tabel 4.17 dapat dilihat sebagian besar, yaitu 10 orang bidan (55.56%)

menjawab jawaban benar. Setelah diadakan penyuluhan dan pelatihan kemudian

dilakukan post-test, terdapat peningkatan jumlah bidan yang menjawab jawaban

benar.

31

Page 14: BAB IV

Tabel 4.18 Distribusi Jawaban Mengenai Pertanyaan “Bagaimana cara

memasang sungkup agar udara yang ditiupkan atau dipompakan dapat

masuk seluruhnya ke paru-paru?”

Jawaban Pre Test (Jumlah – %) Post Test (Jumlah – %)

Benar

Salah

15 (83.33)

3 (16.67)

15 (83.33)

3 (16.67)

Total 18 (100) 18 (100)

Keterangan :

a. Menutupi hidung bayi

b. Menutupi seluruh mulut dan sebagian hidung bayi

c. Menutupi seluruh hidung dan sebagian mulut bayi

d. Menutupi seluruh hidung dan mulut bayi (jawaban benar)

Dari tabel 4.18 dapat dilihat sebagian besar, yaitu 15 orang bidan (83.33%)

menjawab jawaban benar. Setelah diadakan penyuluhan dan pelatihan kemudian

dilakukan post-test, tidak terdapat peningkatan atau penurunan jumlah bidan yang

menjawab jawaban benar.

Ventilasi adalah tahapan tindakan resusitasi untuk memasukkan sejumlah

volume udara ke dalam paru dengan tekanan positif untuk membuka alveoli paru

agar bayi bisa bernafas spontan dan teratur (Depkes RI, 2011)

Gambar 4.2 Penggunaan Sungkup

(Depkes RI, 2011)

32

Page 15: BAB IV

Tabel 4.19 Distribusi Jawaban Mengenai Pertanyaan “Berapakah nilai skor

APGAR dan klasifikasinya pada bayi dengan kasus sebagai berikut: bayi

tidak menangis, denyut jantung <100x/menit, kulit berwarna biru, refleks

tidak ada, tonus otot lemah?”

Jawaban Pre Test (Jumlah – %) Post Test (Jumlah – %)

Benar

Salah

17 (94.44)

1 (5.56)

16 (88.89)

2 (11.11)

Total 18 (100) 18 (100)

Keterangan :

a. Skor APGAR (0 – 3) Asfiksia Berat

b. Skor APGAR (4 – 6) Asfiksia Ringan

c. Skor APGAR (6 – 7) Asfiksia Sedang

d. Skor APGAR (7 – 10) Normal

Dari tabel 4.19 dapat dilihat sebagian besar, yaitu 17 orang bidan (94.44%)

menjawab jawaban benar. Setelah diadakan penyuluhan dan pelatihan kemudian

dilakukan post-test, terdapat penurunan jumlah bidan yang menjawab jawaban

benar.

Bayi tidak menangis = 0, denyut jantung <100x/menit = 1, kulit berwarna

biru = 0, refleks tidak ada = 0, tonus otot lemah = 1. Skor APGAR kasus tersebut

adalah 3, asfiksia berat.

Tabel 4.20 Distribusi Jawaban Mengenai Pertanyaan “Berapakah nilai skor

APGAR pada asfiksia sedang?”

Jawaban Pre Test (Jumlah – %) Post Test (Jumlah – %)

Benar

Salah

12 (66.67)

6 (33.33)

13 (72.22)

5 (27.78)

Total 18 (100) 18 (100)

Keterangan :

a. Skor APGAR 0 – 3

33

Page 16: BAB IV

b. Skor APGAR 1 – 3

c. Skor APGAR 4 – 6

d. Skor APGAR 7 – 9

Dari tabel 4.20 dapat dilihat sebagian besar, yaitu 12 orang bidan (66.67%)

menjawab jawaban benar. Setelah diadakan penyuluhan dan pelatihan kemudian

dilakukan post-test, terdapat peningkatan jumlah bidan yang menjawab jawaban

benar.

Skor APGAR pada asfiksia sedang adalah 4 – 6 (Prawirohardjo, 2002).

Tabel 4.21 Distribusi Pengetahuan Responden

Pengetahuan Pre Test (Jumlah – %) Post Test (Jumlah – %)

Baik

Kurang

10 (55.56)

8 (44.44)

15 (83.33)

3 (16.67)

Total 18 (100) 18 (100)

Setelah dilakukan perhitungan terhadap nilai yang diperoleh tiap responden

berdasarkan jawaban-jawaban yang diberikan responden terhadap pertanyaan

kategori pengetahuan, maka didapatkan bahwa sebagian besar responden memiliki

pengetahuan baik, yaitu sebanyak 10 orang dari total responden 18 orang

(55.56%), sedangkan yang berpengetahuan kurang berjumlah 8 orang (44.44%).

Setelah diadakan penyuluhan dan pelatihan kemudian dilakukan post-test,

terdapat peningkatan jumlah responden yang memiliki pengetahuan baik, yaitu

sebanyak 15 orang (83.33%).

34

Page 17: BAB IV

Tabel 4.22 Distribusi Statistik Dasar

Pre-test Post-test

Mean 10.72 12.39

Median 11 13

Modus 10 13

Soal paling banyak

di jawab benarSoal no.5,6,10 (18 orang)

Soal no.2,5,6 (18

orang)

Soal paling sedikit

di jawab benarSoal no.7 (18 orang) Soal no.7 (11 orang)

Dari data tabel 4.22 didapatkan bahwa nilai rata-rata 18 orang bidan adalah

10.72, dengan sebagian besar, yaitu sebanyak 10 orang (55.56%) nilainya berada

di atas rata-rata dan sebanyak 8 orang (44.44%) nilainya berada di bawah rata-

rata.

Setelah diadakan penyuluhan dan pelatihan kemudian dilakukan post-test,

nilai rata-rata bidan meningkat, yaitu 12.39. Jumlah bidan yang nilainya berada di

atas rata-rata, yaitu sebanyak 12 orang (66.67%) dan yang berada di bawah rata-

rata sebanyak 6 orang (33.33%).

Dari data tabel 4.22 didapatkan bahwa semua bidan sudah dapat menjawab

dengan benar pertanyaan “Apakah yang dimaksud dengan asfiksia?”. Hal ini

menunjukkan bahwa bidan-bidan Puskesmas Perumnas sudah mengetahui definisi

asfiksia, sehingga dalam praktiknya diharapkan dapat dengan tanggap dan cepat

melakukan penanganan bayi baru lahir dengan asfiksia.

Dari data tabel 4.21 dan 4.22 menunjukkan bahwa dengan diberi

penyuluhan dan pelatihan, maka tingkat pengetahuan bidan dapat meningkat.

Mendapatkan pengetahuan merupakan hak asasi bagi setiap manusia. Selain itu

pendidikan yang berhubungan dengan keselamatan ibu hamil dan bayi baru lahir

memegang peranan yang penting sebagai faktor yang menentukan tingkat angka

kematian ibu dan anak di suatu negara. Tingginya angka kematian ibu

memerlukan upaya-upaya pelayanan kesehatan bagi ibu dan anak (KIA) bermutu

oleh tenaga bidan yang memiliki kompetensi.

35

Page 18: BAB IV

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk

terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior). Apabila pengetahuan baik

maka diharapkan perilaku pun baik. Penerimaan perilaku baru atau adopsi

perilaku yang didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif, maka

perilaku tersebut akan bersifat langgeng (long lasting), sebaliknya apabila

perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran akan tidak berlangsung

lama (Notoadmodjo, 2003).

Metode yang baik untuk belajar pengetahuan adalah metode ceramah, untuk

belajar sikap, tindakan, keterampilan, atau perilaku lebih baik digunakan metode

diskusi kelompok, demonstrasi, bermain drama, atau metode permainan

(Notoadmodjo, 2007).

Walaupun terjadi peningkatan nilai rata-rata setelah dilakukannya

penyuluhan dan pelatihan, namun penyuluhan tentang penanganan bayi baru lahir

normal dan dengan asfiksia ini tidak cukup hanya diberikan sekali. Tetapi

memerlukan tindak lanjut yang berlangsung terus-menerus terutama bila terdapat

update ilmu dalam hal penanganan bayi baru lahir.

4.3. Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan rancangan deskriptif sehingga

peneliti hanya dapat menunjukkan gambaran mengenai hubungan antara variabel-

variabel saja. Keterbatasan lainnya adalah kemampuan dalam membuat instrumen

serta analisis data, keterbatasan kemampuan, tenaga, waktu dan dana dalam

pengumpulan data.

4.4. Tindakan yang Sudah Dilakukan

Peneliti sudah melakukan penyuluhan dan pelatihan kepada bidan desa dan

bidan Puskesmas Perumnas pada tanggal 7 Maret 2013. Pelatihan dilakukan

dengan menggunakan alat bantu sehingga memudahkan responden dalam

memahami algoritma penanganan bayi baru lahir normal dan dengan asfiksia

36