bab iv
TRANSCRIPT
19
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
4.1.1. Keadaan Wilayah
Lokasi penelitian adalah Puskesmas Perumnas Kecamatan Curup Tengah,
Kabupaten Rejang Lebong dengan luas wilayah kerja sebesar 48,2 km2. Jarak
Puskesmas Perumnas dari pusat pemerintahan Kota Curup adalah ±3 km
ditempuh dalam waktu kurang lebih 5 menit. Jarak dari ibukota provinsi adalah +
85 km ditempuh dalam waktu 2,5 jam. Dengan kondisi jalan diaspal, sebagian
besar jalan berada dalam kondisi baik.
4.1.2. Keadaan Geografi
Wilayah kerja Puskesmas Perumnas meliputi 1 desa dan 8 Kelurahan. Suhu
rata-rata 17-30°C dengan curah hujan rata-rata 488 mm/tahun.
Batas-batas wilayah Puskesmas Perumnas secara administratif adalah sebagai
berikut:
Sebelah Utara : berbatasan dengan wilayah kerja Puskesmas Kampung
Delima
Sebelah Selatan : berbatasan dengan wilayah kerja Puskesmas Curup
Sebelah Timur : berbatasan dengan wilayah kerja Puskesmas Sambirejo
Sebelah Barat : berbatasan dengan wilayah kerja Puskesmas Curup
Dari 9 desa/kelurahan yang ada, semuanya sudah mempunyai posyandu
yang berjumlah 15 posyandu dan jumlah dukun terlatih yang ada sebanyak 5
orang.
4.1.3. Keadaan Demografi
Dari data Puskesmas Perumnas diketahui jumlah penduduk sampai bulan
Desember 2012 ialah sebanyak 27.916 jiwa. Jumlah kepala keluarga sebanyak
7.210 KK. Sebagian besar penduduk mempunyai mata pencaharian sebagai petani
dan pedagang, selebihnya pekerja kasar.
19
a. Komposisi penduduk menurut jenis kelamin
Penduduk laki-laki di wilayah kerja Puskesmas Perumnas berjumlah 15.157
jiwa dan penduduk perempuannya berjumlah 15.538 jiwa.
b. Komposisi penduduk menurut agama
Sebagian besar penduduk di wilayah kerja Puskesmas Perumnas menganut
agama Islam.
4.1.4. Puskesmas Perumnas
Dari data, jumlah bidan desa Puskesmas Perumnas adalah 8 orang dan
jumlah bidan Puskesmas Perumnas adalah 13 orang.
4.2. Hasil Penelitian dan Pembahasan
4.2.1. Identitas Responden
Pada sub bab ini disajikan tabel-tabel distribusi yang merupakan hasil
perhitungan data berdasarkan jawaban responden terhadap pertanyaan-pertanyaan
kategori identitas responden di dalam kuesioner. Di bawah masing-masing tabel
disajikan pula pembahasannya.
Tabel 4.1 Distribusi Usia Responden
Usia (Tahun) Jumlah Persentase (%)
25 – 30
31 – 35
36 – 40
41 – 45
>46
6
3
4
2
3
33.33
16.67
22.22
11.11
16.67
Total 18 100%
Dari distribusi responden berdasarkan usianya didapatkan bahwa usia
terbanyak adalah usia 25 – 30 tahun sebanyak 33.33%.
20
Tabel 4.2 Distribusi Pendidikan Terakhir Responden
Pendidikan Jumlah Persentase (%)
DI Kebidanan
DIII Kebidanan
DIV Kebidanan
4
9
5
22.22
50.00
27.78
Total 18 100%
Dari distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan didapatkan bahwa
sebagian besar memiliki tingkat pendidikan terakhir tamat DIII Kebidanan, yaitu
sebanyak 9 orang (50.00%).
Pendidikan adalah proses untuk mempelajari atau meningkatkan ilmu yang
diperoleh melalui pembelajaran dimana dari proses tersebut seseorang dapat
memperoleh ilmu pengetahuan, sehingga pada setiap individu yang mendapatkan
pendidikan yang lebih tinggi secara otomatis akan berbanding lurus dengan
pengetahuan yang dia miliki (Notoatmodjo, 2007).
Tabel 4.3 Distribusi Lama Bekerja
Lama Bekerja
(Tahun) Jumlah Persentase (%)
<10
10 – 15
16 – 20
>20
6
5
5
2
33.33
27.78
27.78
11.11
Total 18 100%
Dari distribusi responden berdasarkan lama bekerja didapatkan bahwa
sebagian besar memiliki lama bekerja <10 tahun, yaitu sebanyak 6 orang
(33.33%). Hanya 2 orang (11.11%) yang memiliki lama bekerja >20 tahun.
Lama kerja merupakan suatu hal yang dapat mempengaruhi tingkat
pengetahuan, karena seseorang yang memiliki masa kerja yang lama akan
terbentuk pengalaman kerja yang memadai serta tercipta pola kerja yang efektif
21
dan dapat menyelesaikan berbagai persoalan berdasarkan pengalaman dan
pengetahuannya (Elita, 2005).
Tabel 4.4 Distribusi Penanganan Bayi Baru Lahir Normal
Jumlah Kasus Jumlah Persentase (%)
<10 kali
>10 kali
6
12
33.33
66.67
Total 18 100%
Dari data jumlah kasus penanganan bayi baru lahir normal didapatkan
bahwa sebagian besar bidan sudah pernah melakukan penanganan bayi baru lahir
normal >10 kali, yaitu 12 orang (66.67%).
Tabel 4.5 Distribusi Penanganan Bayi Baru Lahir dengan Asfiksia
Jumlah Kasus Jumlah Persentase (%)
<10 kali
>10 kali
13
5
72.22
27.78
Total 18 100%
Dari data jumlah kasus penanganan bayi baru lahir dengan asfiksia
didapatkan bahwa sebagian besar bidan hanya pernah melakukan penanganan bayi
baru lahir dengan asfiksia <10 kali, yaitu 13 orang (72.22%).
Jumlah kasus penanganan bayi baru lahir normal dan dengan asfiksia dapat
mempengaruhi tingkat pengetahuan dan keterampilan bidan dalam setiap
melakukan pertolongan persalinan. Jumlah kasus yang sudah ditangani seorang
bidan juga tergantung pada lama bekerjanya.
4.2.2. Pengetahuan
Pada sub bab ini disajikan tabel-tabel distribusi yang merupakan hasil
perhitungan data berdasarkan jawaban responden terhadap pertanyaan-pertanyaan
22
kategori pengetahuan di dalam kuesioner. Di bawah masing-masing tabel
disajikan pula pembahasannya.
Tabel 4.6 Distribusi Jawaban Mengenai Pertanyaan “Bayi baru lahir
dikatakan normal antara lain jika...”
Jawaban Pre Test (Jumlah – %) Post Test (Jumlah – %)
Benar
Salah
15 (83.33)
3 (16.67)
16 (88.89)
2 (11.11)
Total 18 (100) 18 (100)
Keterangan:
a. Bayi merintih, tonus otot bayi baik
b. Bayi cukup bulan, ketuban jernih (jawaban benar)
c. Bayi bergerak aktif, bayi kurang bulan
d. Ketuban hijau, bayi menangis/bernafas
Dari tabel 4.6 dapat dilihat bahwa sebagian besar, yaitu 15 orang bidan
(83.33%) menjawab jawaban benar. Setelah diadakan penyuluhan dan pelatihan
kemudian dilakukan post-test, terdapat peningkatan jumlah bidan yang menjawab
jawaban benar.
Bayi baru lahir dikatakan normal jika terdapat tanda-tanda berikut:
1. Bayi cukup bulan
2. Ketuban jernih
3. Bayi menangis atau bernapas
4. Tonus otot bayi baik/bayi bergerak aktif (Depkes RI, 2010).
Tabel 4.7 Distribusi Jawaban Mengenai Pertanyaan “Bayi cukup bulan usia
kandungan...”
Jawaban Pre Test (Jumlah – %) Post Test (Jumlah – %)
Benar
Salah
17 (94.44)
1 (5.56)
18 (100)
0 (0)
23
Total 18 (100) 18 (100)
Keterangan :
a. 30 – 33 minggu
b. 33 – 35 minggu
c. 37 – 42 minggu (jawaban benar)
d. 42 – 44 minggu
Dari tabel 4.7 dapat dilihat bahwa sebagian besar, yaitu 17 orang bidan
(94.44%) menjawab jawaban benar. Setelah diadakan penyuluhan dan pelatihan
kemudian dilakukan post-test, semua bidan menjawab jawaban benar.
Usia kandungan yang cukup bulan, yaitu yang berada antara usia
kandungan 37 – 42 minggu. Dianggap kurang bulan jika usia kandungan <37
minggu dan lebih bulan jika usia kandungan ≥42 minggu (Depkes RI, 2010).
Tabel 4.8 Distribusi Jawaban Mengenai Pertanyaan “Berikut ini termasuk
salah satu dari 10 langkah asuhan bayi baru lahir normal...”
Jawaban Pre Test (Jumlah – %) Post Test (Jumlah – %)
Benar
Salah
10 (55.56)
8 (44.44)
16 (88.89)
2 (11.11)
Total 18 (100) 18 (100)
Keterangan :
a. Membiarkan bayi kedinginan
b. Pemberian suntikan vaksin DPT 0,5 ml IM, di paha anterolateral
c. Inisiasi Menyusui Dini dilakukan 1 jam setelah bayi lahir
d. Pemberian suntikan vitamin K1 1mg, di paha kiri anterolateral (jawaban benar)
Dari tabel 4.8 dapat dilihat bahwa 10 orang bidan (55.56%) menjawab
jawaban benar. Setelah diadakan penyuluhan dan pelatihan kemudian dilakukan
post-test, terdapat peningkatan jumlah bidan yang menjawab jawaban benar.
24
Tabel 4.9 Distribusi Jawaban Mengenai Pertanyaan “Berikut ini adalah
salah satu indikasi merujuk bayi...”
Jawaban Pre Test (Jumlah – %) Post Test (Jumlah – %)
Benar
Salah
12 (66.67)
6 (33.33)
13 (72.22)
5 (27.78)
Total 18 (100) 18 (100)
Keterangan :
a. Bayi merintih (jawaban benar)
b. Tidak ikterus
c. Tonus otot bayi baik
d. Infeksi ringan
Dari tabel 4.9 dapat dilihat sebagian besar, yaitu 12 orang bidan (66.67%)
menjawab jawaban benar. Setelah diadakan penyuluhan dan pelatihan kemudian
dilakukan post-test, terdapat peningkatan jumlah bidan yang menjawab jawaban
benar.
Pemantauan tanda-tanda bahaya pada bayi:
- Mengamati adanya napas megap-megap
- Mengamati apakah bayi merintih
- Mengamati adanya tarikan dinding dada
- Mengamati apakah tubuh dan bibir biru
- Mengamati apakah bayi teraba dingin/demam
- Menghitung frekwensi napas, apakah <40x/menit atau >60x/menit
- Menghitung frekwensi jantung, apakah <120x/menit atau >160x/menit
- Mengamati apakah tubuh bayi pucat
- Mengamati apakah tubuh bayi kuning
- Mengamati apakah bayi lemas
- Mengamati apakah bayi kejang
Rujuk segera bila ada salah satu tanda-tanda bahaya di atas, sebelum dirujuk
lakukan tindakan pra rujukan (Depkes RI, 2011).
25
Tabel 4.10 Distribusi Jawaban Mengenai Pertanyaan “Parameter penilaian
kondisi bayi baru lahir menggunakan sistem...”
Jawaban Pre Test (Jumlah – %) Post Test (Jumlah – %)
Benar
Salah
18 (100)
0 (0)
18 (100)
0 (0)
Total 18 (100) 18 (100)
Keterangan :
a. Skor New Ballard
b. Skor TB
c. Skor APGAR (jawaban benar)
d. Pediatric Coma Scale
Dari tabel 4.10 dapat dilihat bahwa semua bidan menjawab jawaban benar.
Setelah diadakan penyuluhan dan pelatihan kemudian dilakukan post-test, tidak
terdapat penurunan jumlah bidan yang menjawab jawaban benar.
Parameter penilaian kondisi bayi baru lahir menggunakan sistem skor
APGAR. Namun, skor APGAR tidak digunakan sebagai dasar keputusan untuk
tindakan resusitasi. Penilaian harus dilakukan segera sehingga keputusan
resusitasi tidak didasarkan penilaian skor APGAR; tetapi cara APGAR tetap
dipakai untuk menilai kemajuan kondisi BBL pada saat 1 menit dan 5 menit
setelah kelahiran (Depkes RI, 2011).
Tabel 4.11 Distribusi Jawaban Mengenai Pertanyaan “Apakah yang
dimaksud dengan asfiksia?”
Jawaban Pre Test (Jumlah – %) Post Test (Jumlah – %)
Benar
Salah
18 (100)
0 (0)
18 (100)
0 (0)
Total 18 (100) 18 (100)
Keterangan :
a. Suatu penyakit yang sering menimpa bayi baru lahir
26
b. Keadaan bayi baru lahir yang tidak segera bernafas secara spontan dan teratur
setelah dilahirkan (jawaban benar)
c. Suatu keadaan dimana terdapat penyumbatan paru-paru pada bayi
d. Kelainan letak yang terjadi pada janin sehingga gagal bernafas
Dari tabel 4.11 dapat dilihat bahwa semua bidan menjawab jawaban benar.
Setelah diadakan penyuluhan dan pelatihan kemudian dilakukan post-test, tidak
terdapat penurunan jumlah bidan yang menjawab jawaban benar.
Asfiksia adalah keadaan bayi tidak bernapas secara spontan dan teratur
segera setelah lahir. Seringkali bayi yang sebelumnya mengalami gawat janin
akan mengalami asfiksia sesudah persalinan (Depkes RI, 2011).
Tabel 4.12 Distribusi Jawaban Mengenai Pertanyaan “Asfiksia dapat
diklasifikasikan menjadi 3 kelompok, yaitu...”
Jawaban Pre Test (Jumlah – %) Post Test (Jumlah – %)
Benar
Salah
0 (0)
18 (100)
7 (38.89)
11 (61.11)
Total 18 (100) 18 (100)
Keterangan :
a. Asfiksia tinggi, sedang, tidak asfiksia
b. Asfiksia berat, ringan, normal (jawaban benar)
c. Asfiksia berat, sedang, ringan
d. Asfiksia tinggi, kurang tinggi, sedang
Dari tabel 4.12 dapat dilihat bahwa semua bidan menjawab jawaban salah.
Setelah diadakan penyuluhan dan pelatihan kemudian dilakukan post-test, terdapat
peningkatan jumlah bidan yang menjawab jawaban benar.
Klasifikasi asfiksia neonatorum dibagi menjadi:
1. Normal
Skor APGAR 7 – 10. Bayi dianggap sehat, dan tidak memerlukan tindakan
istimewa
27
2. Asfiksia Sedang
Skor APGAR 4 – 6
3. Asfiksia Berat
Skor APGAR 0 – 3 (Prawirohardjo, 2002)
Tabel 4.13 Distribusi Jawaban Mengenai Pertanyaan “Menurut jenisnya
asfiksia dibagi menjadi 2, yaitu...”
Jawaban Pre Test (Jumlah – %) Post Test (Jumlah – %)
Benar
Salah
12 (66.67)
6 (33.33)
17 (94.44)
1 (5.56)
Total 18 (100) 18 (100)
Keterangan :
a. Asfiksia merah dan pucat
b. Asfiksia livida dan pallida (jawaban benar)
c. Asfiksia pucat dan pallida
d. Asfiksia tampak dan tidak tampak
Dari tabel 4.13 dapat dilihat sebagian besar, yaitu 12 orang bidan (66.67%)
menjawab jawaban benar. Setelah diadakan penyuluhan dan pelatihan kemudian
dilakukan post-test, terdapat peningkatan jumlah bidan yang menjawab jawaban
benar.
Asfiksia dibedakan menjadi 2 macam, yaitu:
1. Asfiksia livida (biru)
2. Asfiksia pallid (putih)
28
Gambar 4.1 Perbedaan Antara Asfiksia Livida dan Asfiksia Pallida
(http://sudiarie.wordpress.com/2011/03/02/asfiksia/)
Tabel 4.14 Distribusi Jawaban Mengenai Pertanyaan “Apa penyebab
asfiksia dalam persalinan?”
Jawaban Pre Test (Jumlah – %) Post Test (Jumlah – %)
Benar
Salah
1 (5.56)
17 (94.44)
10 (55.56)
8 (44.44)
Total 18 (100) 18 (100)
Keterangan :
a. Tidak ada tekanan kuat dari kepala anak ke plasenta
b. Perdarahan sedikit
c. Plasenta sudah tua
d. Ada kelainan pada ibu (jawaban benar)
Dari tabel 4.14 dapat dilihat sebagian besar, yaitu 17 orang bidan (94.44%)
menjawab jawaban salah. Setelah diadakan penyuluhan dan pelatihan kemudian
dilakukan post-test, terdapat peningkatan jumlah bidan yang menjawab jawaban
benar.
29
Tabel 4.15 Distribusi Jawaban Mengenai Pertanyaan “Manifestasi klinis
asfiksia dalam kehamilan adalah?”
Jawaban Pre Test (Jumlah – %) Post Test (Jumlah – %)
Benar
Salah
18 (100)
0 (0)
17 (94.44)
1 (5.56)
Total 18 (100) 18 (100)
Keterangan :
a. Jika ibu hamil sesak bila bergerak
b. Adanya sumbatan hidung pada ibu hamil
c. DJJ lebih cepat atau lebih kurang (jawaban benar)
d. Tidak bisa diprediksi
Dari tabel 4.15 dapat dilihat semua bidan menjawab jawaban benar. Setelah
diadakan penyuluhan dan pelatihan kemudian dilakukan post-test, terdapat
penurunan jumlah bidan yang menjawab jawaban benar.
Manifestasi klinis asfiksia dalam kehamilan, yaitu denyut jantung janin
(DJJ) >160 x/mnt atau <100 x/mnt, halus dan ireguler serta adanya pengeluaran
mekonium (NN, 2010).
Tabel 4.16 Distribusi Jawaban Mengenai Pertanyaan “Apakah manifestasi
klinis asfiksia pada bayi baru lahir?”
Jawaban Pre Test (Jumlah – %) Post Test (Jumlah – %)
Benar
Salah
17 (94.44)
1 (5.56)
17 (94.44)
1 (5.56)
Total 18 (100) 18 (100)
Keterangan :
a. Bayi bernafas megap-megap (jawaban benar)
b. Ada perubahan di dada bayi
c. Tonus otot bayi baik
d. Warna kulit merah muda
30
Dari tabel 4.16 dapat dilihat sebagian besar, yaitu 17 orang bidan (94.44%)
menjawab jawaban benar. Setelah diadakan penyuluhan dan pelatihan kemudian
dilakukan post-test, tidak terdapat peningkatan atau penurunan jumlah bidan yang
menjawab jawaban benar.
Manifestasi klinis asfiksia pada bayi setelah lahir, yaitu:
- Bayi pucat dan kebiru-biruan
- Usaha bernafas minimal atau tidak ada
- Hipoksia
- Asidosis metabolik atau respiratori
- Perubahan fungsi jantung
- Kegagalan sistem multiorgan
- Kalau sudah mengalami perdarahan di otak maka ada gejala neurologik : kejang,
nistagmus, dan menangis kurang baik/ tidak menangis (NN, 2010).
Tabel 4.17 Distribusi Jawaban Mengenai Pertanyaan “Yang bukan
merupakan penanganan asfiksia pada bayi baru lahir adalah?”
Jawaban Pre Test (Jumlah – %) Post Test (Jumlah – %)
Benar
Salah
10 (55.56)
8 (44.44)
13 (72.22)
5 (27.78)
Total 18 (100) 18 (100)
Keterangan :
a. Lakukan resusitasi
b. Jangan biarkan bayi kedinginan
c. Masukkan bayi ke dalam inkubator
d. Berikan transfusi via tali pusat atau pemberian glukosa (jawaban benar)
Dari tabel 4.17 dapat dilihat sebagian besar, yaitu 10 orang bidan (55.56%)
menjawab jawaban benar. Setelah diadakan penyuluhan dan pelatihan kemudian
dilakukan post-test, terdapat peningkatan jumlah bidan yang menjawab jawaban
benar.
31
Tabel 4.18 Distribusi Jawaban Mengenai Pertanyaan “Bagaimana cara
memasang sungkup agar udara yang ditiupkan atau dipompakan dapat
masuk seluruhnya ke paru-paru?”
Jawaban Pre Test (Jumlah – %) Post Test (Jumlah – %)
Benar
Salah
15 (83.33)
3 (16.67)
15 (83.33)
3 (16.67)
Total 18 (100) 18 (100)
Keterangan :
a. Menutupi hidung bayi
b. Menutupi seluruh mulut dan sebagian hidung bayi
c. Menutupi seluruh hidung dan sebagian mulut bayi
d. Menutupi seluruh hidung dan mulut bayi (jawaban benar)
Dari tabel 4.18 dapat dilihat sebagian besar, yaitu 15 orang bidan (83.33%)
menjawab jawaban benar. Setelah diadakan penyuluhan dan pelatihan kemudian
dilakukan post-test, tidak terdapat peningkatan atau penurunan jumlah bidan yang
menjawab jawaban benar.
Ventilasi adalah tahapan tindakan resusitasi untuk memasukkan sejumlah
volume udara ke dalam paru dengan tekanan positif untuk membuka alveoli paru
agar bayi bisa bernafas spontan dan teratur (Depkes RI, 2011)
Gambar 4.2 Penggunaan Sungkup
(Depkes RI, 2011)
32
Tabel 4.19 Distribusi Jawaban Mengenai Pertanyaan “Berapakah nilai skor
APGAR dan klasifikasinya pada bayi dengan kasus sebagai berikut: bayi
tidak menangis, denyut jantung <100x/menit, kulit berwarna biru, refleks
tidak ada, tonus otot lemah?”
Jawaban Pre Test (Jumlah – %) Post Test (Jumlah – %)
Benar
Salah
17 (94.44)
1 (5.56)
16 (88.89)
2 (11.11)
Total 18 (100) 18 (100)
Keterangan :
a. Skor APGAR (0 – 3) Asfiksia Berat
b. Skor APGAR (4 – 6) Asfiksia Ringan
c. Skor APGAR (6 – 7) Asfiksia Sedang
d. Skor APGAR (7 – 10) Normal
Dari tabel 4.19 dapat dilihat sebagian besar, yaitu 17 orang bidan (94.44%)
menjawab jawaban benar. Setelah diadakan penyuluhan dan pelatihan kemudian
dilakukan post-test, terdapat penurunan jumlah bidan yang menjawab jawaban
benar.
Bayi tidak menangis = 0, denyut jantung <100x/menit = 1, kulit berwarna
biru = 0, refleks tidak ada = 0, tonus otot lemah = 1. Skor APGAR kasus tersebut
adalah 3, asfiksia berat.
Tabel 4.20 Distribusi Jawaban Mengenai Pertanyaan “Berapakah nilai skor
APGAR pada asfiksia sedang?”
Jawaban Pre Test (Jumlah – %) Post Test (Jumlah – %)
Benar
Salah
12 (66.67)
6 (33.33)
13 (72.22)
5 (27.78)
Total 18 (100) 18 (100)
Keterangan :
a. Skor APGAR 0 – 3
33
b. Skor APGAR 1 – 3
c. Skor APGAR 4 – 6
d. Skor APGAR 7 – 9
Dari tabel 4.20 dapat dilihat sebagian besar, yaitu 12 orang bidan (66.67%)
menjawab jawaban benar. Setelah diadakan penyuluhan dan pelatihan kemudian
dilakukan post-test, terdapat peningkatan jumlah bidan yang menjawab jawaban
benar.
Skor APGAR pada asfiksia sedang adalah 4 – 6 (Prawirohardjo, 2002).
Tabel 4.21 Distribusi Pengetahuan Responden
Pengetahuan Pre Test (Jumlah – %) Post Test (Jumlah – %)
Baik
Kurang
10 (55.56)
8 (44.44)
15 (83.33)
3 (16.67)
Total 18 (100) 18 (100)
Setelah dilakukan perhitungan terhadap nilai yang diperoleh tiap responden
berdasarkan jawaban-jawaban yang diberikan responden terhadap pertanyaan
kategori pengetahuan, maka didapatkan bahwa sebagian besar responden memiliki
pengetahuan baik, yaitu sebanyak 10 orang dari total responden 18 orang
(55.56%), sedangkan yang berpengetahuan kurang berjumlah 8 orang (44.44%).
Setelah diadakan penyuluhan dan pelatihan kemudian dilakukan post-test,
terdapat peningkatan jumlah responden yang memiliki pengetahuan baik, yaitu
sebanyak 15 orang (83.33%).
34
Tabel 4.22 Distribusi Statistik Dasar
Pre-test Post-test
Mean 10.72 12.39
Median 11 13
Modus 10 13
Soal paling banyak
di jawab benarSoal no.5,6,10 (18 orang)
Soal no.2,5,6 (18
orang)
Soal paling sedikit
di jawab benarSoal no.7 (18 orang) Soal no.7 (11 orang)
Dari data tabel 4.22 didapatkan bahwa nilai rata-rata 18 orang bidan adalah
10.72, dengan sebagian besar, yaitu sebanyak 10 orang (55.56%) nilainya berada
di atas rata-rata dan sebanyak 8 orang (44.44%) nilainya berada di bawah rata-
rata.
Setelah diadakan penyuluhan dan pelatihan kemudian dilakukan post-test,
nilai rata-rata bidan meningkat, yaitu 12.39. Jumlah bidan yang nilainya berada di
atas rata-rata, yaitu sebanyak 12 orang (66.67%) dan yang berada di bawah rata-
rata sebanyak 6 orang (33.33%).
Dari data tabel 4.22 didapatkan bahwa semua bidan sudah dapat menjawab
dengan benar pertanyaan “Apakah yang dimaksud dengan asfiksia?”. Hal ini
menunjukkan bahwa bidan-bidan Puskesmas Perumnas sudah mengetahui definisi
asfiksia, sehingga dalam praktiknya diharapkan dapat dengan tanggap dan cepat
melakukan penanganan bayi baru lahir dengan asfiksia.
Dari data tabel 4.21 dan 4.22 menunjukkan bahwa dengan diberi
penyuluhan dan pelatihan, maka tingkat pengetahuan bidan dapat meningkat.
Mendapatkan pengetahuan merupakan hak asasi bagi setiap manusia. Selain itu
pendidikan yang berhubungan dengan keselamatan ibu hamil dan bayi baru lahir
memegang peranan yang penting sebagai faktor yang menentukan tingkat angka
kematian ibu dan anak di suatu negara. Tingginya angka kematian ibu
memerlukan upaya-upaya pelayanan kesehatan bagi ibu dan anak (KIA) bermutu
oleh tenaga bidan yang memiliki kompetensi.
35
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk
terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior). Apabila pengetahuan baik
maka diharapkan perilaku pun baik. Penerimaan perilaku baru atau adopsi
perilaku yang didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif, maka
perilaku tersebut akan bersifat langgeng (long lasting), sebaliknya apabila
perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran akan tidak berlangsung
lama (Notoadmodjo, 2003).
Metode yang baik untuk belajar pengetahuan adalah metode ceramah, untuk
belajar sikap, tindakan, keterampilan, atau perilaku lebih baik digunakan metode
diskusi kelompok, demonstrasi, bermain drama, atau metode permainan
(Notoadmodjo, 2007).
Walaupun terjadi peningkatan nilai rata-rata setelah dilakukannya
penyuluhan dan pelatihan, namun penyuluhan tentang penanganan bayi baru lahir
normal dan dengan asfiksia ini tidak cukup hanya diberikan sekali. Tetapi
memerlukan tindak lanjut yang berlangsung terus-menerus terutama bila terdapat
update ilmu dalam hal penanganan bayi baru lahir.
4.3. Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan rancangan deskriptif sehingga
peneliti hanya dapat menunjukkan gambaran mengenai hubungan antara variabel-
variabel saja. Keterbatasan lainnya adalah kemampuan dalam membuat instrumen
serta analisis data, keterbatasan kemampuan, tenaga, waktu dan dana dalam
pengumpulan data.
4.4. Tindakan yang Sudah Dilakukan
Peneliti sudah melakukan penyuluhan dan pelatihan kepada bidan desa dan
bidan Puskesmas Perumnas pada tanggal 7 Maret 2013. Pelatihan dilakukan
dengan menggunakan alat bantu sehingga memudahkan responden dalam
memahami algoritma penanganan bayi baru lahir normal dan dengan asfiksia
36