bab iv
DESCRIPTION
pembahasan analisa jembatan kompositTRANSCRIPT
55
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
IV.1. Data Konstruksi
Gambar 4.1. Rencana Analisa Compossit Girder
Tebal slab lantai jembatan (h) = 0,20 m (Dari Gambar)
Tebal lapisan aspal (ta) = 0,05 m (RSNI T-02-2005)
Tebal genangan air hujan (th) = 0,05 m (RSNI T-02-2005)
Jarak antara girder baja (s) = 1,05 m (Dari Gambar)
Lebar jalur lalu – lintas (b1) = 8,00 m (Dari Gambar)
Lebar trotoar (b2) = 0,80 m (Dari Gambar)
Lebar total jembatan (b) = 10,5 m (Dari Gambar)
Panjang bentang jembatan (L) = 175 m (Dari Gambar)
Mutu Baja Bj – 41
Tegangan leleh baja (fy) = 250 MPa
56
Tegangan dasar (fs = fy / 1,5) = 166,67 MPa
Modulus elastis baja (Es) = 210000 MPa (RSNI T-03-2005)
Mutu Beton K – 300
Kuat tekan beton (fc’) = 25 MPa
Modulus elastis beton (Ec = 4700 √ fc ') = 23500 MPa (SNI 03-2002)
Spesific Gravity
Berat baja (ws) = 77 kN/m3 (RSNI T-02-2005)
Berat beton bertulang (wc) = 25 kN/m3 (RSNI T-02-2005)
Berat lapisan aspal (wa) = 22 kN/m3 (RSNI T-02-2005)
Berat air hujan (wh) = 9,8 kN/m3 (RSNI T-02-2005)
Profil Baja WF 900.300.16.28
Berat profil baja (wprofil) = 2,38 kN/m (243 x 0,0098)
Tinggi (d) = 900 mm (Tabel Profil Baja)
Lebar (b) = 300 mm (Tabel Profil Baja)
Tebal badan (tw) = 16 mm (Tabel Profil Baja)
Tebal sayap (tf) = 28 mm (Tabel Profil Baja)
Luas penampang (A) = 30980 mm2 (Tabel Profil Baja)
Tahanan momen (Wx) =9133333mm3 ( Ix : y )
Momen inersia (Ix) = 41,1 x 108mm4 (Tabel Profil Baja)
Panjang bentang girder (L) = 20000 mm (Dari Gambar)
Tebal slab beton (h) = 200 mm (Dari Gambar)
Jarak antara girder (s) = 1050 mm (Dari Gambar)
57
Gambar 4.2. Profil Baja
Gambar 4.3. Panjang Bentang Girder
Gambar 4.4.Dimensi Profil Baja WF 900.300.16.28 dengan jarak Be = 525 mm
58
IV.2. Section Properties Sebelum Komposit
IV.2.1. Kontrol Penampang
L :d=20 :0,9=22,22
1,25 xb : t f=1,25x 0,3 :0,028
¿13,393
L :d>1,25 xb : t f
22,22>13,393
( Ok )
d : t w=0,9 :0,016=56,25
d : t w<75
56,25<75
Compact section ( Ok )
Gambar 4.5. Dimensi Profil Baja WF 900.300.16.28
IV.2.2. Tegangan Izin KIP
Pada girder baja diberi pengaku samping yang berupa balok
diafragma yang berfungsi sebagai pengaku samping yang
merupakan dukungan lateral dengan jarak,
L1=L:5=20000 :5=4000mm
59
c 1=(L1x d ) : (bx t f )=( 4000x 900 ) : (300 x28 )=428,571
c 2=(0,63 x E s): f s=(0,63 x210000): 166,67=793,784
karena nilai, 250<c1<c 2 maka :
Tegangan kip dihitung dengan rumus :
f skip = f s – ((c1 –250) :(c2 –250) x(0,3 x f s))
= 166,67 – ¿
x (0,3 x166,67)¿
= 166,67 – ((178,571:543,784) x (50))
= 166,67 – (0,328 x50)
= 166,67 –16,42
= 150,25MPa
IV.3. Section Properties Setelah Komposit
Gambar 4.6. Section Properties Setelah Komposit
IV.3.1. Lebar Efektif Slab Beton
60
Lebar efektif slab beton ditentukan dari nilai terkecil berikut ini:
L :4=20000 :4=5000mm
s=1050mm
12 xh=12x 200=2400mm
Diambil lebar efektif slab beton, Be=1050mm
IV.3.2. Section Properties Compossit Girder
Rasio perbandingan modulus elastisitas,
n=Es :E c=210000 :23500=8,936
Luas penampang beton transformasi,
Act=Be x h :n=1050 x 200: 8,936=23500mm2
Luas penampang komposit,
Acom=A+A ct=30980+23500=54480mm2
Momen statis penampang terhadap sisi bawah balok,
Acom x y bs=(A x d) :2+Act x¿
Jarak garis netral terhadap sisi bawah,
y bs=¿ ¿ : Acom
¿¿+23500 x
¿ :54480
¿ [(13941000)+(23500000)] :54480
¿687,24mm
< d maka garis netral di bawah slab beton
Jarak sisi atas profil baja terhadap garis netral,
y ts=d− y bs=900– 687,24=212,76mm
Jarak sisi atas slab beton terhadap garis netral,
61
y tc=h+ y ts=200+212,76=412,76mm
Momen inersia penampang komposit :
Gambar 4.7. Section Properties Setelah Komposit
1/12x Be xh3 :n ¿1/12x 1050 x3003 :8,936
¿78333333,33mm4
Act x ( y tc – h/2)2 ¿23500 x (412,76 – 200/2)2
¿2298697748mm4
I x=4110000000mm4
A x (d /2 – y ts)2 ¿30980 x (900/2 –212,76)2
¿1743686155mm4
Icom dapat dicari dengan cara menjumlahkan hasil hitungan
diatas yaitu = 78333333,33 +¿ 2298697748 +¿ 4110000000 +¿
1743686155
¿8230717236mm4
Tahanan momen penampang komposit :
62
Sisi atas beton,
W tc ¿ I com : y tc ¿ 8230717236 : 412,76
¿19940831,37mm3
W ts ¿ I com : y ts = 8230717236 : 212,76
¿38686004,23mm3
W bs = Icom : ybs = 8230717236 : 687,24
¿11976428,91mm3
IV.3.3. Tegangan Ijin
Tegangan ijin lentur beton,
Fc=0,4 x fc ’=0,4 x 25=10MPa
Tegangan ijin lentur baja,
F s=0,8 x f s=0,8 x166,67=133,33MPa
IV.4. Kondisi Girder Sebelum Komposit
IV.4.1. Beban Sebelum Komposit
Tabel 4.1. Beban Sebelum Komposit
No Jenis beban Beban (kN/m)
1 Berat sendiri profil baja WF900.300.16.28 2,38
2 Berat diafragma (asumsi) 1,04
3 Perancah dan bekisting dari kayu 1,75
4 Slab beton Be = 1,05 h = 0,2 wc = 25 5,25
Total beban mati girder sebelum komposit, QD = 10,42
63
Beban hidup sebelum komposit, merupakan beban hidup
pekerja pada saat pelaksanaan konstruksi, dan diambil
qL ¿2kN /m2
Beban hidup girder sebelum komposit,
QL = s xqL ¿1,05 x2=2,1kN /m
Total beban pada girder sebelum komposit,
Qt ¿QD +QL ¿10,42+2,1=12,52kN /m
IV.4.2. Tegangan Pada Baja Sebelum Komposit
Panjang bentang girder, L=20m
Momen maksimum akibat beban mati,
M=¿ 9/128 xQ t x L2 = 9/128 x12,52 x202
¿352,131kNm
Gambar 4.8. Tegangan Baja Sebelum Komposit
Tegangan lentur yang terjadi,
f=M x 106 :W x=352,131 x106 :9133333
¿38,5544MPa
¿ Fskip ¿150,25MPa
Aman
IV.4.3. Lendutan Pada Baja Sebelum Komposit
64
Qt ¿12,52kN /m
E=210000MPa=210000000kPa
L=20m
I x=41,1x 108 mm4 ¿0,00411m2
ᵟ=¿5/384 xQ t x L4¿ :¿x¿
¿¿5/384 x 8,845x 204¿ :(210000000x 0,00411) ¿0,03022m
¿ L: 240=20 :240=0,08333m
( Aman )
IV.5. Beban Pada Girder Komposit
IV.5.1. Berat Sendiri (MS)
Berat sendiri (self weight) adalah berat beban dan bagian
jembatan yang merupakan elemen struktural, ditambah dengan
elemen non-struktural yang dianggap tetap. (RSNI T-02-2005,
pasal.5.1.5)
Tabel 4.2. Berat Sendiri (MS)
No Jenis Konstruksi Beban (kN/m)
1 Girder baja WF900.300.16.28 2,38
2 Diafragma (asumsi) 1,04
3 Slab lantai h = 0,2 Be = 1,05 wc = 25 5,25
Total berat sendiri, QMS = 8,67
65
Gambar 4.9. Berat sendiri
Panjang bentang girder, L=20m
Momen dan gaya geser maksimum akibat berat sendiri,
MMS = 1/8 xQMS x L2 ¿ 1/8 x 8,67 x202
¿433,51kNm
V Ms ¿ ½ xQMs x L=¿ ½ x 8,67 x20=86,702kN
IV.5.2. Beban Mati Tambahan (MA)
Beban mati tambahan (superimposed dead load) adalah berat
seluruh bahan yang membentuk suatu beban pada jembatan yang
merupakan elemen non-struktural dan besarnya dapat berubah
selama umur jembatan (RSNI T-02-2005, pasal 5.3.1).
Girder jembatan direncanakan mampu memikul beban mati
tambahan berupa :
Aspal setebal 50 mm untuk pelapisan kembali di kemudian
hari (overlay).
NO Jenis Konstruksi Beban
(kN/m)
1 Aspal ta = 0,05 Be = 1,05 wa = 22 1,155
2 Air hujan th = 0,05 Be = 1,05 wh = 9,8 0,5145
Total beban mati tambahan, QMA = 1,6695
Genangan air hujan setinggi 50 mm yang direncanakan
apabila saluran drainase tidak berfungsi dengan baik.
Tabel 4.3. Beban Mati Tambahan (MA)
66
Gambar 4.10. Beban Mati Tambahan
Panjang bentang girder, L=20m
Momen dan gaya geser maksimum akibat beban mati
tambahan,
MMA ¿ 1/8 xQMA x L2 ¿ 1/8 x1,6695 x 202
¿83,475kNm
V Ma ¿ ½ xQMa x L=¿ ½ x1,6695 x 20
¿16,695kN
IV.5.3. Beban Lajur “D”
Beban lajur “D” terdiri dari beban terbagi rata - UDL (Uniformly
Distributed Load) yang digabung dengan beban garis - KEL (Knife
Edge Load) seperti terlihat digambar di bawah ini. (RSNI T-02-2005,
pasal 6.3.1.1).
UDL mempunyai intensitas q (kPa) yang besarnya tergantung
pada panjang bentang yang dibebani dan dinyatakan dengan rumus
sebagai berikut (RSNI T-02-2005, pasal 6.3.1.2) :
q = 9,0 kPa untuk L ≤ 30m
q = 9,0 x (0,5+ 15L ) kPa untuk L > 30m
KEL mempunyai intensitas
p = 49,0 kNm
67
Gambar 4.11. Intensitas KEL atau UDL
KEL mempunyai intensitas, p=49kN /m
Faktor beban dinamis – DLA (dynamic load allowance) untuk
KEL diambil sebagai berikut :
Faktor beban dinamis (Dinamic Load Allowance) untuk
KEL diambil sebagai berikut :
DLA=0,4 untuk L ≤ 50 m
DLA=0,4 –0,0025 x (L –50) untuk 50 < L < 90 m
DLA=0,3 untuk L ≥ 90 m
Tabel 4.4 Faktor beban Dinamis Untuk KEL Pada Pembebanan “D”(RSNI T-02-2005 Gambar 8)
68
Panjang bentang girder, L=20m
q=9,0kPa
DLA=0,4
s=1,05m
Beban lajur “D”,
QTD ¿q x s=9 x 1,05=9,45 kN /m
PTD ¿(1+DLA ) x p x s=(1+0,4 )x 49 x1,05
¿72 ,03kN
Gambar 4.12. Beban Lajur “D”
Momen dan gaya geser maksimum akibat beban lajur “D”,
MTD ¿¿1/8 xQTD x L2¿+¿¼ x PTD x L¿
¿¿1/8 x 9,45x 202¿+¿¼ x72 ,03 x20¿
¿472,5+360,15=832,65 kNm
V TD ¿¿½ xQTD x L¿+¿½ x PTD¿
¿¿½ x 9,45x 20¿+¿½ x72 ,03¿
¿94,5+36,015=130,515kN
69
IV.5.4. Gaya Rem (TB)
Pengaruh pengeraman dari lalu – lintas diperhitungkan
sebagai gaya dalam arah memanjang dan dianggap bekerja pada
jarak 1,8 m dari permukaan lantai jembatan. (Pedoman Perencanaan
Pembebanan Jembatan Dan Jalan Raya SKBI 1.3.28.1987, Pasal
2.4). Besarnya gaya rem tergantung panjang total jembatan (L t)
sebagai berikut :
Gambar 4.13. Gaya Rem per Lajur
Gaya rem, TTB = 250 kN untuk Lt ≤ 80 m
Gaya rem, TTB = 250 + 2,5 x (Lt – 80) kN
untuk 80 < Lt < 180 m
Gaya rem, TTB = 500 kN untuk Lt ≥ 180 m
Panjang bentang girder, L=20m
Jumlah girder, n=10
Besarnya gaya rem,
T TB ¿250 :n=250 :10=25
Lengan terhadap pusat tampang girder,
y=¿ y tc +t a +1,8 ¿0,412+0,05+1,8=2,262m
125kN125kN125kN125kN125kN125kN125kN125kN125kN125kN125kN125kN125kN125kN125kN125kN125kN125kN125kN125kN125kN125kN125kN125kN125kN125kN125kN125kN125kN125kN125kN125kN125kN125kN125kN125kN125kN125kN
70
Gambar 4.14. Gaya Rem
Momen dan gaya geser maksimum akibat gaya rem,
MTB ¿ ½ xT TB x y=¿ ½ x25 x 2,262=28,284 kNm
V TB ¿T TB x y :L=25 x 2,262:20=2,8284 kN
IV.5.5. Beban Angin (EW)
Beban garis merata tambahan arah horizontal pada
permukaan lantai jembatan akibat angin yang meniup kendaraan di
atas jembatan dihitung dengan rumus (RSNI T-02-2005, pasal 7.6.4):
TEW ¿0,0012 xCW x (V W )2 kN
Cw ¿ koefesien seret ¿1,2
VW ¿ kecepatan angin rencana ¿35 m/det
TEW ¿0,0012 x1,2 x (35)2 ¿1,764kN
Bidang vertical beban hidup ditetapkan sebagai suatu
permukaan bidang vertical yang mempunyai tinggi menerus sebesar
2 (dua) meter di atas lantai kendaraan. (Pedoman Perencanaan
Pembebanan Jembatan Dan Jalan Raya SKBI 1.3.28.1987, Pasal
2.1)
2 m di atas lantai kendaraan h=2m
Jarak antara roda kendaraan x=1,75m
Transfer beban angin ke lantai jembatan,
71
QEW ¿ ½ x h: x∗T EW
QEW ¿ ½ x2 :1,75 x1,764=1,008kN /m
Gambar 4.15. Beban Angin
Panjang bentang girder, L=20m
Momen dan gaya geser maksimum akibat transfer beban
angin,
MEW ¿ 1/8 xQEW x L2 ¿ 1/8 x1,008 x 202
¿50,4kNm
V EW ¿ ½ xQEW x L=¿ ½ x1,008 x 20=10,08kN
IV.5.6. Beban Gempa (EQ)
Gaya gempa vertikal pada balok dihitung dengan
menggunakan percepatan vertikal kebawah sebesar 0,1 x g dengan
g = percepatan grafitasi.
Gaya gempa vertikal rencana,
TEW ¿0,1 xW t
Wt = Berat total stuktur yang berupa berat sendiri dan beban
mati tambahan.
72
Gambar 4.16. Beban Gempa
Beban berat sendiri,
QMS ¿8,67kN /m
Beban mati tambahan,
QMA ¿1,6695kN /m
Beban gempa vertikal,
QEQ ¿0,1 x¿MS +QMA¿=0,1x (8,67+1,6695)
¿1,03397kN /m
Panjang bentang girder, L=20m
Momen dan gaya geser maksimum akibat transfer beban
gempa,
MEQ ¿ 1/8 xQEQ x L2 ¿ 1/8 x1,03397 x 202
¿51,70kNm
V EQ ¿ ½ xQEQ x L=¿ ½ x1,03397 x 20=10,34 kN
IV.6. Tegangan Pada Girder Komposit
73
Gambar 4.17. Tegangan Pada Girder Komposit
W tc ¿19940831,37mm3
W ts ¿38686004,23mm3
W bs ¿11976428,91mm3
n=8,936
Tegangan pada sisi atas beton, f tc ¿¿6¿ :¿tc ¿
Tegangan pada sisi atas baja, f ts ¿¿6¿ :¿ts ¿
Tegangan pada sisi bawah baja, f bs ¿¿6¿ :¿bs ¿
Tabel 4.5. Tegangan – tegangan yang terjadi
Tegangan yang terjadi pada sisi atas beton atas baja bawah baja
No Jenis Beban Momen
M (kNm)
ftc
(MPa)
fts
(MPa)
fbs
(MPa)
1 Berat sendiri (MS) 433,51 2,433 11,206 36,197
2 Beban mati tambahan (MA) 83,475 0,468 2,158 6,970
3 Beban lajur “D” (TD) 832,65 4,673 21,523 69,524
4 Gaya rem (TB) 28,284 0,159 0,731 2,362
5 Beban angin (EW) 50,4 0,283 1,301 4,208
6 Beban gempa (EQ) 51,70 0,290 1,336 4,317
Kombinasi – 1
74
Tegangan ijin beton : 100% x Fc = 100% x 10 = 10 MPa
Tegangan ijin baja : 100% x Fs = 100% x 133,34
= 133,34 MPa
Tabel 4.6. Tegangan – tegangan yang terjadi Pada Kombinasi – 1
Tegangan yang terjadi pada sisi atas beton atas baja bawah baja
No Jenis Beban ftc
(MPa)
fts
(MPa)
fbs
(MPa)
1 Berat sendiri (MS) 2,433 11,206 36,197
2 Beban mati tambahan (MA) 0,468 2,158 6,970
3 Beban lajur “D” (TD) 4,673 21,523 69,524
4 Gaya rem (TB)
5 Beban angin (EW)
6 Beban gempa (EQ)
7,574 34,887 112,691
¿100 %Fc ¿100 %Fs
Aman Aman
Gambar 4.18. Tegangan yang Terjadi Pada Kombinasi – 1
Kombinasi – 2
Tegangan ijin beton : 100% x Fc = 125% x 10 = 12,5 MPa
75
Tegangan ijin baja : 100% x Fs = 125% x 133,34
= 166,67 MPa
Tabel 4.7. Tegangan – tegangan yang terjadi Pada Kombinasi – 2
Tegangan yang terjadi pada sisi atas beton atas baja bawah baja
No Jenis Beban ftc
(MPa)
fts
(MPa)
fbs
(MPa)
1 Berat sendiri (MS) 2,433 11,206 36,197
2 Beban mati tambahan (MA) 0,468 2,158 6,970
3 Beban lajur “D” (TD) 4,673 21,523 69,524
4 Gaya rem (TB)
5 Beban angin (EW) 0,283 1,301 4,208
6 Beban gempa (EQ)
7,857 35,17 116,899
¿100 %Fc ¿100 %Fs
Aman Aman
Gambar 4.19. Tegangan yang Terjadi Pada Kombinasi – 2
Kombinasi – 3
Tegangan ijin beton : 100% x Fc = 140% x 10 = 14 MPa
Tegangan ijin baja : 100% x Fs = 140% x 133,336
76
= 186,67 MPa
Tabel 4.8. Tegangan – tegangan yang terjadi Pada Kombinasi – 3
Tegangan yang terjadi pada sisi atas beton atas baja bawah baja
No Jenis Beban ftc
(MPa)
fts
(MPa)
fbs
(MPa)
1 Berat sendiri (MS) 2,433 11,206 36,197
2 Beban mati tambahan (MA) 0,468 2,158 6,970
3 Beban lajur “D” (TD) 4,673 21,523 69,524
4 Gaya rem (TB) 0,159 0,731 2,362
5 Beban angin (EW) 0,283 1,301 4,208
6 Beban gempa (EQ)
8,016 35,901 119,261
¿100 %Fc ¿100 %Fs
Aman Aman
Gambar 4.20. Tegangan yang Terjadi Pada Kombinasi – 3
Kombinasi – 4
Tegangan ijin beton : 100% x Fc = 150% x 10 = 15 MPa
Tegangan ijin baja : 100% x Fs = 150% x 133,34
= 200 MPa
77
Tabel 4.9. Tegangan – tegangan yang terjadi Pada Kombinasi – 4
Tegangan yang terjadi pada sisi atas beton atas baja bawah baja
No Jenis Beban ftc
(MPa)
fts
(MPa)
fbs
(MPa)
1 Berat sendiri (MS) 2,433 11,206 36,197
2 Beban mati tambahan (MA) 0,468 2,158 6,970
3 Beban lajur “D” (TD) 4,673 21,523 69,524
4 Gaya rem (TB) 0,159 0,731 2,362
5 Beban angin (EW) 0,283 1,301 4,208
6 Beban gempa (EQ) 0,290 1,336 4,317
8,306 37,237 123,578
¿100 %Fc ¿100 %Fs
Aman Aman
Gambar 4.21. Tegangan yang Terjadi Pada Kombinasi – 4
IV.7. Lendutan Pada Girder Komposit
Lendutan maksimum pada girder akibat :
1. Beban merata Q : ᵟ max ¿¿5/384 xQ x L4¿ :¿s x I com¿
2. Beban terpusat P : ᵟ max ¿¿1/48 x P x L3¿ :¿s x I com¿
78
3. Beban momen M : ᵟ max ¿¿1/(72√3) xM x L2¿¿ :¿s x I com¿
Panjang bentang girder, L=20m
Modulus elastisitas, Es ¿210000000kPa
Momen inersia, I com ¿0,008230717236m4
Tabel 4.10. Lendutan Pada Girder Komposit
No Jenis Beban Q
(kN/m)
P
(kN)
M
(kNm)
Lendutan
ᵟ max
1 Berat sendiri (MS) 8,67 0,01045
2 Beban mati tambahan (MA) 1,6695 0,0020
3 Beban lajur “D” 9,0 72,03 0,0178
4 Gaya rem (TB) 28,284 0,0000525
5 Beban angin 1,008 0,0012
6 Beban gempa 1,03397 0,0012
Batasan lendutan elastis, L/240 = 20/240 = 0,0833
Tabel 4.11. Lendutan Pada Girder Komposit yang dikombinasi
Kombinasi Beban Kom -1 Kom -2 Kom -3 Kom -4
No Jenis Beban Lendutan Lendutan Lendutan Lendutan
79
ᵟ max ᵟ max ᵟ max ᵟ max
1 Berat sendiri (MS) 0,01045 0,01045 0,01045 0,01045
2 Beban mati tambahan (MA) 0,0020 0,0020 0,0020 0,0020
3 Beban lajur “D” 0,0178 0,0178 0,0178 0,0178
4 Gaya rem (TB) 0,0000525 0,0000525
5 Beban angin 0,0012 0,0012 0,0012
6 Beban gempa 0,0012
Lendutan total = 0,03025 0,03145 0,03152 0,3277
< L/240 < L/240 < L/240
< L/240
( Ok ) ( Ok ) ( Ok ) ( Ok )
IV.8. Gaya Geser maksimum Pada Girder Komposit
Tabel 4.12. Gaya Geser maksimum Pada Girder Komposit
No Jenis Beban Gaya geser
V (kN)
80
1 Berat sendiri (MS) 86,702
2 Beban mati tambahan (MA) 16,695
3 Beban lajur “D” 130,515
4 Gaya rem (TB) 2,8284
5 Beban angin 10,08
6 Beban gempa 10,3397
Tabel 4.13. Gaya Geser maksimum Pada Girder Komposit Kombinasi – 1
Kombinasi – 1 100%
No Jenis Beban Gaya geser
V (kN)
1 Berat sendiri (MS) 86,702
2 Beban mati tambahan (MA) 16,695
3 Beban lajur “D” 130,515
4 Gaya rem (TB)
5 Beban angin
6 Beban gempa
Vmax = 233,912
Tabel 4.14. Gaya Geser maksimum Pada Girder Komposit Kombinasi – 2
Kombinasi – 2 125%
No Jenis Beban Gaya geser
V (kN)
81
1 Berat sendiri (MS) 86,702
2 Beban mati tambahan (MA) 16,695
3 Beban lajur “D” 130,515
4 Gaya rem (TB)
5 Beban angin 10,08
6 Beban gempa
Vmax = 243,992
Tabel 4.15. Gaya Geser maksimum Pada Girder Komposit Kombinasi – 3
Kombinasi – 3 140%
No Jenis Beban Gaya geser
V (kN)
1 Berat sendiri (MS) 86,702
2 Beban mati tambahan (MA) 16,695
3 Beban lajur “D” 130,515
4 Gaya rem (TB) 2,8284
5 Beban angin 10,08
6 Beban gempa
Vmax = 246,8195
Tabel 4.16. Gaya Geser maksimum Pada Girder Komposit Kombinasi – 4
Kombinasi – 4 150%
No Jenis Beban Gaya geser
V (kN)
82
1 Berat sendiri (MS) 86,702
2 Beban mati tambahan (MA) 16,695
3 Beban lajur “D” 130,515
4 Gaya rem (TB) 2,8284
5 Beban angin 10,08
6 Beban gempa 10,3397
Vmax = 257,1592
Tabel 4.17. Gaya Geser maksimum Pada Girder Komposit yang Akan direncanakan
No Kombinasi Beban Persen
Tegangan Ijin
Vmax
(kN)
100% Vmax
(kN)
1 Kombinasi – 1 100% 233,912 233,912
2 Kombinasi – 2 125% 243,992 195,1936
3 Kombinasi – 3 140% 246,8195 176,299
4 Kombinasi – 4 150% 257,1592 171,439
Vmax (rencana) 233,912
IV.9. Perhitungan Shear Connector
83
Gambar 4.22. Perhitungan Shear Connector
Gaya geser maksimum rencana,
V max ¿233,912kN
Y tc ¿412,76mm
h=200mm
Luas penampang beton ditransformasikan,
Act ¿23500mm2
Momen statis penampang tekan beton yang ditransfomasikan,
Sc ¿ Act x ¿tc – (h :2)¿
¿23500 x¿3
Gaya geser maksimum,
qmax ¿V max x Sc : I com x1000
¿233,912 x7349789 :8230717236 x1000
¿208,876N /mm
Untuk shear connector digunakan besi beton bentuk U,
D = 12
84
Luas penampang geser,
Asv ¿ ¿π / 4¿ x D2 x2=¿22 / 7¿ x D2 x2 ¿226,29mm2
Tegangan ijin geser,
f sv ¿0,6 x f s ¿0,6 x166,67=100MPa
Kekuatan satu buah shear connector,
Qsv ¿ Asv x f sv ¿ 226,29 x100=22629N
Jumlah shear connector dari tumpuan sampai ¼ L :
n=¿ ¼ x qmax x L : Qsv = ¼ x 208,876 x20 :22629
¿46,15buah
Jarak antara shear connector,
s=L/(4 xn)=20 /(4 x 46,15)=108,337 mm
Digunakan shear connector,
2 D 12 100mm
Jumlah shear connector ¼ L sampai tengah bentang :
n=¿ 1/8 x qmax x L /Qsv ¿ 1/8 x208,876 x 20/22629
¿23,07buah
Jarak antara shear connector,
s=L/(4 xn)=20 /(4 x23,07)=216,674mm
Digunakan shear connector,
2 D 12 200mm
IV.10. Review Design
IV.10.1.Review Design Sebelum Komposit
IV.10.1.1. Kontrol Penampang
L :d ¿ 1,25 xb : tf
85
22,22 ¿ 13,393
( Ok )
d : tw ¿ 75
56,25 ¿ 75
Compact Section ( Ok )
IV.10.1.2. Tegangan
Tegangan yang terjadi ¿ Tegangan Ijin
38,5544MPa ¿ 150,25MPa
Aman
IV.10.1.3. Lendutan
Lendutan yang terjadi ¿ Lendutan Ijin
0,03022m ¿ 0,08333m
Aman
IV.10.2.Review Design Setelah Komposit
IV.10.2.1. Lebar Efektif Slab Beton
Be=1050mm
IV.10.2.2. Section Properties
Rasio perbandingan modulus elastisitas,
n ¿ 8,936
Luas penampang beton transformasi,
Act=23500mm2
Luas penampang komposit,
Acom=54480mm2
86
Jarak garis netral terhadap sisi bawah,
ybs=687,24mm ¿ d=900mm
Jarak sisi atas profil baja terhadap garis netral,
yts=212,76mm
Jarak sisi atas slab beton terhadap garis netral,
ytc=412,76mm
Momen inersia penampang komposit,
I com ¿8230717236mm4
Tahanan momen penampang komposit sisi atas beton,
W tc ¿19940831,37mm3
W ts ¿38686004,23mm3
W bs ¿11976428,91mm3
IV.10.2.3. Tegangan
Tegangan pada kombinasi – 1
Tegangan yang terjadi Tegangan ijin Keterangan
Pada beton Pada baja Pada beton Pada baja
7,574MPa 112,691MPa 10MPa 133,34MPa Aman
Tegangan pada kombinasi – 2
Tegangan yang terjadi Tegangan ijin Keterangan
Pada beton Pada baja Pada beton Pada baja
7,857MPa 116,899MPa 12,5MPa 166,67MPa Aman
87
Tegangan pada kombinasi – 3
Tegangan yang terjadi Tegangan ijin Keterangan
Pada beton Pada baja Pada beton Pada baja
8,016MPa 119,261MPa 14MPa 186,67MPa Aman
Tegangan pada kombinasi – 4
Tegangan yang terjadi Tegangan ijin Keterangan
Pada beton Pada baja Pada beton Pada baja
8,306MPa 123,578MPa 15MPa 200MPa Aman
IV.10.2.4. Lendutan
Lendutan pada kombinasi – 1
Lendutan yang terjadi ¿ Lendutan ijin
0,03025 ¿ 0,0833
( Ok )
Lendutan pada kombinasi – 2
Lendutan yang terjadi ¿ Lendutan ijin
0,03145 ¿ 0,0833
( Ok )
Lendutan pada kombinasi – 3
Lendutan yang terjadi ¿ Lendutan ijin
0,03152 ¿ 0,0833
( Ok )
88
Lendutan pada kombinasi – 4
Lendutan yang terjadi ¿ Lendutan ijin
0,03277 ¿ 0,0833
( Ok )
IV.10.2.5. Gaya Geser Maksimum
Gaya geser maksimum pada kombinasi – 1
V max ¿233,912kN
Gaya geser maksimum pada kombinasi – 2
V max ¿243,992kN
Gaya geser maksimum pada kombinasi – 3
V max ¿246,8195kN
Gaya geser maksimum pada kombinasi – 4
V max ¿257,1592kN
Maka diambil V rencana ¿233,912kN
IV.10.2.6. Shear Connector
Digunakan shear connector,
D=12
Kekuatan satu buah shear connector,
Qsv ¿22629N
Jumlah shear connector dari tumpuan sampai ¼ L,
n=46,15buah
Jarak antara shear connector,
s=108,337mm
89
Digunakan shear connector,
2 D 12 100mm
Jumlah shear connector dari ¼ L sampai tengah
bentang,
n=23,07buah
Jarak antara shear connector,
s=216,674mm
Digunakan shear connector,
2 D 12 200mm
IV.11. Menghitung Kebutuhan Bahan Sebelum Girder Komposit
Gambar 4.23. Desain Jembatan Sebelum Girder Komposit
90
Gambar 4.24. Dimensi Pier Jembatan Sebelum Komposit
IV.11.1. Data Teknis
Panjang total bentang jembatan : 170 m
Karena dibagi menjadi 5 section, maka panjang rata – rata
bentang jembatan : ± 34 m
Lebar jembatan : 10,5 m
Tebal slab lantai jembatan : 0,2 m
Terdapat 5 balok prategang dengan ukuran sebagai berikut :
Panjang balok prategang : 0,7 m
Lebar balok prategang : 0,7 m
Tinggi balok prategang : 1,7 m
Terdapat 6 pier dengan ukuran sebagai berikut :
a. Kepala pier dengan ukuran :
Panjang kepala pier : 10,5 m
Lebar kepala pier : 2,3 m
91
Tinggi kepala pier : 1,5 m
b. Badan pier dengan ukuran :
Panjang badan pier : 5,6 m
Lebar badan pier : 1,6 m
Tinggi badan pier : 9,35 m
c. Kaki pier dengan ukuran :
Panjang kaki pier : 8,9 m
Lebar kaki pier : 8,9 m
Tinggi kaki pier : 2 m
IV.11.2. Perhitungan Kebutuhan Bahan untuk Slab Lantai
Jembatan
V slab lantai ¿(170mx10,5m x0,20m)=35,7m3
IV.11.3. Perhitungan Kebutuhan Bahan untuk Balok Prategang
V balok prategang ¿(5x 6 x0,7mx0,7mx1,7m)=24,99m3
IV.11.4. Perhitungan Kebutuhan Bahan untuk Pier
a. Kepala pier
Karena kepala pier mempunyai 2 ukuran yaitu persegi
panjang dan trapesium maka,
V kepala pier 1 ¿(10,5mx2,3m x1m)=24,15m3
V kepala pier 2 ¿ ( (10,5m+5,2m) :2 ) x0,5m=3,925m3
Jadi V kepala pier ¿V kepala pier 1 +V kepala pier 2
¿ 24,15m3 + 3,925m3 ¿28,075m3
b. Badan pier
V badan pier ¿(5,6mx1,6mx 9,35m)=83,776m3
92
c. Kaki pier
Karena kaki pier terdapat 2 ukuran yaitu persegi panjang
dan trapesium maka,
V kaki pier 1 ¿(8,9mx 8,9mx1,7m)=134,657m3
V kaki pier 2 ¿((8,9m+5,2m) :2) x0,3m=2,115m3
Jadi V kaki pier ¿134,657m3 +2,115m3 ¿136,772m3
Jadi kebutuhan bahan untuk pier ¿ V kepala pier +¿ V badan pier +¿ V
kaki pier ¿ 28,075m3 +¿ 83,776m3 +¿ 136,772m3 ¿ 248,623m3
Karena terdapat 6 pier maka,
V pier ¿ 248,623m3 x 6=1491,738m3
IV.11.5. Volume Kebutuhan Bahan Sebelum Girder Komposit
Volume kebutuhan bahan sebelum girder komposit ( beton ) ¿
V slab lantai +¿ V balok prategang +¿ V pier ¿ 35,7m3 +¿ 24,99m3 +¿
1491,738m3 ¿ 1552,428m3
IV.12. Menghitung Kebutuhan Bahan Setelah Girder Komposit
93
Gambar 4.25. Desain Jembatan Setelah Girder Komposit
Gambar 4.26. Dimensi Pier Jembatan Setelah Girder Komposit
IV.12.1. Data Teknis
Panjang total bentang jembatan : 170 m
Karena dibagi menjadi 10 section, maka panjang rata – rata
bentang jembatan : ± 17 m
94
Lebar jembatan : 10,5 m
Tebal slab lantai jembatan : 0,2 m
Terdapat 10 balok girder dengan ukuran sebagai berikut :
Lebar balok girder : 0,3 m
Tinggi balok girder : 0,9 m
Tebal badan balok girder : 0,016 m
Tebal sayap balok girder : 0,028 m
Terdapat 11 pier dengan ukuran sebagai berikut :
a. Kepala pier dengan ukuran :
Panjang kepala pier : 10,5 m
Lebar kepala pier : 2,3 m
Tinggi kepala pier : 1,5 m
b. Badan pier dengan ukuran :
Panjang badan pier : 5,6 m
Lebar badan pier : 1,6 m
Tinggi badan pier : 9,35 m
c. Kaki pier dengan ukuran :
Panjang kaki pier : 8,9 m
Lebar kaki pier : 8,9 m
Tinggi kaki pier : 2 m
IV.12.2. Perhitungan Kebutuhan Bahan untuk Slab Lantai
Jembatan
95
V slab lantai ¿(170mx10,5m x0,20m)=35,7m3
IV.12.3. Perhitungan Kebutuhan Bahan untuk Balok Girder
V balok girder 1 ¿(2x 0,3mx 0,7mx 0,028m)=0,01176m3
V balok girder 2 ¿(0,844mx 0,7mx 0,016m)=0,0094528m3
Jadi V balok girder ¿ ¿3 x10 x 11¿=2,333408m3
IV.12.4. Perhitungan Kebutuhan Bahan untuk Pier
a. Kepala pier
Karena kepala pier mempunyai 2 ukuran yaitu persegi
panjang dan trapesium maka,
V kepala pier 1 ¿(10,5mx2,3m x1m)=24,15m3
V kepala pier 2 ¿ ( (10,5m+5,2m) :2 ) x0,5m=3,925m3
Jadi V kepala pier ¿V kepala pier 1 +V kepala pier 2
¿ 24,15m3 + 3,925m3 ¿28,075m3
b. Badan pier
V badan pier ¿(5,6mx1,6mx 9,35m)=83,776m3
c. Kaki pier
Karena kaki pier terdapat 2 ukuran yaitu persegi panjang
dan trapesium maka,
V kaki pier 1 ¿(8,9mx 8,9mx1,7m)=134,657m3
V kaki pier 2 ¿((8,9m+5,2m) :2) x0,3m=2,115m3
Jadi V kaki pier ¿134,657m3 +2,115m3 ¿136,772m3
Jadi kebutuhan bahan untuk pier ¿ V kepala pier +¿ V badan pier +¿ V
kaki pier ¿ 28,075m3 +¿ 83,776m3 +¿ 136,772m3 ¿ 248,623m3
Karena terdapat 11 pier maka,
96
V pier ¿ 248,623m3 x11=2734,853m3
IV.12.5. Volume Kebutuhan Bahan Setelah Girder Komposit
Volume kebutuhan bahan setelah girder komposit ( beton ) ¿
V slab lantai +¿ V pier ¿ 35,7m3 +2734,853m3 ¿2770,553m3
Volume kebutuhan bahan setelah girder komposit ( baja ) ¿ V
balok girder ¿ 2,333408m3
IV.13. Perbandingan Volume Antara Kebutuhan Bahan Sebelum Girder
Komposit dengan Kebutuhan Bahan Setelah Girder Komposit
Dari pehitungan diatas berikut ini adalah hasil perbandingan volume
antara kebutuhan bahan sebelum komposit dengan kebutuhan bahan
setelah komposit yang saya tabelkan dibawah ini. ( dengan asumsi tidak
ada perubahan pada dimensi pier pada jembatan )
Tabel 4.18. Perbandingan Volume Antara Kebutuhan Bahan Sebelum Girder Komposit dengan
Kebtuhan Bahan Setelah Girder Komposit
Struktur Jembatan V (beton) V (baja)
Sebelum Girder Komposit 2770,553m3
Setelah Girder Komposit 1552,428m3 2,333408m3