bab iii tinjauan kasus -...
TRANSCRIPT
48
BAB III
TINJAUAN KASUS
Tanggal Pengkajian : 18 Februari 2010
A. Biodata
1. Identitas Pasien
Nama : Tn. T.
Umur : 45 Tahun
Jenis Kelamin : Laki - laki
Suku Bangsa : Jawa, Indonesia
Agama : Islam
Stastus Perkawinan : Kawin
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Swasta
Alamat :Grobogan
Tanggal Masuk :17 Februari 2010
No Register : C 129965
49
Diagnosa Medis : Sirosis Hepatis
2. Penanggung Jawab
Nama : Ny. S.
Umur : 37 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Swasta
Hubungan dengan Klien : Istri
B. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama
Pasien mengatakan perutnya sakit.
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengatakan perutnya sakit, perut dan kedua tangan
kakinya bengkak. Kejadian ini dimulai sejak 3 bulan yang lalu. Pasien
mengatakan penyakit ini mungkin berhubungan dengan penyakit yang
dialaminya pada satu tahun yang lalu. Sakitnya ini terjadi secara bertahap.
Pasien mengatakan sudah memeriksakan diri di RS PKU Muhammadiyah
50
Gubug dan pasien sudah dirawat selama 3 hari. Kemudian pasien dirujuk
ke RSUP Dr. Kariadi. Tiba di UGD pada 17 Februari 2010 pukul 10. 18,
dikirim ke ruang C3 lantai 1 pada pukul 12. 10.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien mengatakan sebelumnya juga pernah mengalami sakit
seperti ini pada satu tahun yang lalu. Pasien dulu juga dirujuk dan dirawat
di RSUP Dr. Kariyadi Semarang sampai sembuh. Penyebab pasien sakit
seperti ini adalah pasien suka mengkonsumsi alkohol di lingkungan klien
bekerja.
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
Pasien mengatakan keluarganya tidak ada yang sakit seperti ini.
Keluarga pasien tidak ada yang memiliki sakit keturunan seperti Diabetes
Militus, kanker, reumatik, dan lain – lain.
C. Pola Kesehatan Fungsional
1. Pola Persepsi dan Pemeliharaan Kesehatan
Pasien mengatakan kesehatan itu sangat penting. Pasien
mengatakan upaya yang dilakukannya untuk mempertahankan
kesehatannyai adalah dengan mandi 2 x/ hari, makan 3 x/ hari, gosok gigi
2 x/ hari. Pasien mengatakan jika sakit maka segera memeriksakan diri ke
51
fasilitas kesehatan yang terdekat. Pasien mengatakan dahulu sebelum sakit
seperti ini pasien suka mengkonsumsi alkohol bersama teman kerjanya,
namun sudah tiga tahun ini pasien berhenti mengkonsumsi alkohol. Pasien
tidak mempunyai kartu jamkesmas.
2. Pola Nutrisi dan Metabolik
Pasien mengatakan sebelum sakit pola makan 3 x/ hari, porsi satu
piring penuh kadang nambah sedikit, jenisnya yaitu nasi sayur, lauk.
Pasien suka makan yang dimasak istrinya dan saat kerja pasien suka jajan
di warung makan. Klien tidak ada pantangan yang sedang dijalani. Pasien
tidak memiliki kebiasaan mengkonsumsi suplemen gizi. Pasien minum
sehari kurang lebih 9 gelas air minum. Jenis minumannya adalah air putih,
teh, kopi.
Pasien mengatakan saat sakit, pola makannya sedikit tidak
terganggu. Pasien mengatakan nafsu makannya menurun karena selalu
merasa perutnya berisi penuh namun tetap makan 3 x/ hari dengan porsi
yang disediakan oleh rumah sakit dihabiskan. Pasien mendapat anjuran
dari rumah sakit untuk mengurangi makanan yang asin dan tidak minum
banyak - banyak. Diet yang diberikan oleh pihak rumah sakit adalah
rendah lemak dan rendah garam tidak bertentangan dengan budaya yang
52
dimiliki pasien. Saat sakit, pasien minum air putih 4 - 5 gelas/ hari. Klien
diberikan terapi infus D 5% 10 tpm
3. Pola Eliminasi
a. Eliminasi feses
Pasien mengatakan sebelum sakit BAB 1 x/ hari pada pagi hari
dengan bentuk lembek, warna kuning tanpa penggunaan pencahar.
Pasien mengatakan saat dirawat BAB tidak pasti 3 – 4 x/ hari, waktu
tidak pasti, warna hitam petis, pasien diare dengan ampas. Saat ini
Pasien mendapat obat New Diatab 2 tablet.
b. Eliminasi urin
Pasien mengatakan saat sebelum sakit BAK 5 – 6 x/ hari warna
teh pekat, tidak ada keluhan sakit saat BAK. Pasien mengatakan saat
dirawat BAK 8 – 10 x/ hari warna teh agak pekat. tidak terpasang
kateter tidak, ada keluhan sakit saat BAK.
4. Pola Aktifitas dan Latihan
Pasien mengatakan sebelum sakit di rumah bekerja di bengkel,
jarang berolahraga, mudah lelah. Saat dirawat pasien hanya tiduran, duduk
dan berbincang dengan keluarganya. Pasien mengatakan merasa gampang
capek.
53
5. Pola Istirahat dan Tidur
Pasien mengatakan saat sebelum sakit di rumah tidurnya 6 jam,
pukul 00. 00 – 05. 00 WIB, tak ada kebiasaan pengantar tidur, pasien
jarang tidur siang. Pasien mengatakan saat dirawat jarang bisa tidur
nyenyak, sering terbangun. Tidur hanya 4 jam pada malam hari, pada
siang hari jarang tidur siang.
6. Pola Persepsi Sensori dan Kognitif
Pasien mengatakan tidak ada gangguan dalam persepsi sensori,
pasien tidak menggunakan alat bantu melihat dan mendengar. Pasien
masih mampu mengingat dengan baik. Kemampuan berhitung pasien
baik,mudah diajak bicara. Pasien mengatakan nyeri di perut kanan atas,
saat dikaji dengan pendekatan PQRST, hasilnya P : Saat perut tertekan, Q
: Seperti diremas, R : Perut kanan atas, S : 6, T : Sebentar, tapi sering.
7. Pola Hubungan dengan Orang lain
Pasien masih mampu berkomunikasi dengan baik. Pasien
mengatakan orang yang paling dekat dengannya adalah istrinya. Saat ada
masalah, pasien lebih sering meminta bantuan pada istrinya. Pasien
mengatakan tidak mengalami kesulitan dalam berhubungan dengan
keluarga, kerabat, dan teman – temannya.
54
8. Pola Reproduksi Seksual
Pasien mengatakan sebelum sakit pasien tidak ada masalah dalam
berhubungan dengan istrinya. Saat sakit, pasien tidak mempunyai gairah
untuk berhubungan dengan istrinya. Pasien mengatakan mudah lelah.
9. Pola Persepsi Diri dan Konsep Diri
Pasien bertanya - tanya apa yang terjadi dengan dirinya, apakah
bisa segera sembuh. Pasien mengatakan merasa cemas, sedih dan tidak
bersemangat. Pasien mengatakan bahwa dia menyukai semua bagian dari
tubuhnya, pasien tahu bahwa dia adalah seorang laki – laki, pasien
berperan sebagai kepala keluarga, tulang punggung keluarga dan
merupakan anggota masyarakat di desanya, pasien berharap agar segera
sembuh, pasien tidak merasa rendah diri.
10. Pola Mekanisme Koping
Pasien mengatakan dalam mengambil keputusan, selalu
bermusyawarah dengan keluarga. Saat mempunyai masalah pasien selalu
membicarakan dengan istrinya. Pasien dalam menghadapi masalah selalu
berusaha tenang. Pasien berharap agar perawat dapat membantunya saat
sedang butuh bantuan.
55
11. Pola Kepercayaan/ Keyakinan
Pasien mengatakan sumber kekuatan bagimnya adalah Allah S.
W. T., Saat sebelum dan selama sakit klien jarang beribadah sholat 5
waktu. Tak ada keyakinan pasien yang bertentangan dengan kesehatan.
Dalam proses pengobatan yang dijalani pasien tidak bertentangan dengan
keyakinan klien.
D. Pengkajian Fisik
1. Keadaan Umum
Tampak lemah
2. Tingkat Kesadaran
Kompos mentis
3. Tanda Vital
TD : 110/ 60 mmHg
NADI : 74 x/ menit, regular, kuat
RR : 17 x/ menit, teratur, dalam
∆T : 36, 9 ºC
56
4. Antropometri
BB : 60 kg
TB : 170 cm
LILA : 23,7 cm
5. Kepala : Mesochepal, tak ada luka.
a. Rambut : Tipis, bergelombang, hitam, bersih.
b. Mata : Sklera ikterik, konjungtiva anemis, kedua penglihatan
baik, tidak silau, tidak memakai alat bantu melihat.
c. Hidung : Simetris, sedikit sekret, tak ada epistaksis, tak ada
septum deviasi, penciuman baik, tak ada alat bantu pernafasan.
d. Telinga : Tidak memakai alat bantu pendengaran, sedikit sekret,
tak ada nyeri, kedua pendengaran masih bagus.
e. Mulut : Mukosa merah, lembab, tak ada perdarahan gusi, gigi
bersih, agak kering bibirnya, ada sariawan.
6. Leher : Simetris, tak ada benjolan, tak ada pemasangan alat bantu
pernafasan, tak ada nyeri telan, tak ada obstruksi jalan nafas.
7. Thorak : Pergerakan ekspansi dada simetris.
57
8. Paru :
a. Inspeksi : Pergerakan rongga dada simetris, tak ada penggunaan
otot bantu pernafasan
b. Perkusi : sonor
c. Palpasi : vokal fremitus kanan dan kiri sama.
d. Askultasi : Tak ada bunyi tambahan pada semua area lapang paru,
vesikuler.
9. Jantung :
a. Inspeksi : Tak tampak iktus kordis
b. Perkusi : pekak
c. Palpasi : tak ada pembesaran jantung
d. Askultasi : bunyi jantung 1 - 2 normal
10. Abdomen :
a. Inspeksi : Edema pada perut , perut cembung, ukuran 76 cm, tak
ada spider navy, kulit ikterik, tidak distensi
b. Askultasi : Bising usus ada, pelan, 19 x/ menit
c. Perkusi : suara timpani memantul, pelan
58
d. Palpasi : Hati tidak teraba, saat diperiksa klien merasa nyeri, P :
Saat perut tertekan, Q : Seperti diremas, R : Perut kanan atas, S : 6, T :
Sebentar, tapi sering.
11. Genital : bersih, tidak terpasang kateter.
12. Ekstremitas :
a. Inspeksi : Kuku bersih, tidak panjang, kulit ikterik, ada pruritus,
bersih, turgor baik, edema kedua tangan kakinya, tak ada lesi.
b. Capilary Refill Time : > 3 detik dan kemampuan otot masih bagus.
c. Terpasang infus D 5% pada tangan kiri 10 tpm.
59
E. Data Penunjang
1. Hasil Pemeriksaan penunjang
17 Februari 2010 pada pukul 01. 25 – 02. 11
a. Hematologi
Hemoglobin 10. 50 gr % 33. 00 – 16. 00
Hematokrit 31. 90 % 40. 00 – 54. 00
Eritrosit 3. 44 Juta/ mm 4. 50 – 6. 50
MCH 30. 60 pq 27. 00 – 32. 00
MCV 92. 50 fL 76. 00 – 96. 00
MCHC 33. 10 g/ dl 29. 00 – 36. 00
Leukosit 3. 50 ribu 4. 00 – 11. 00
Trombosit 30 ribu 150. 00– 400. 00
RDW 23. 10 % 11. 60 – 14. 80
60
b. Plasma Ptrombine Time
Waktu Protombin 29. 30 detik 10. 00 – 15.00
PPT Kontrol 13. 50 detik
c. Portal Thromboplastin
Waktu Tromboplastin 53. 00 detik 23. 40 – 36. 80
APTT Kontrol 30. 50 detik
d. Elektrolit
Natrium 136 mmol 136. 00 – 145. 00
Kalium 4. 70 mmol 3. 50 – 5. 10
Klorida 116 mmol 98. 00 – 107. 00
Kalsium 1. 84 mmol 2. 12 – 2. 52
Magnesium 0. 77 mmol 0. 74 – 0. 99
Albumin 1. 30 gr/ dl 3. 40 – 5. 00
61
e. Kimia Klinik
Glukosa Sewaktu 70 mg/ dl 80. 00 – 110. 00
Ureum 32 mg/ dl 15. 00 – 39. 00
Creatinin 1. 07 mg/ dl 0. 60 – 1. 30
Protein Total 5. 90 mg/ dl 6. 40 – 8. 00
Bilirubin Total 2. 31. mg/ dl 0. 00 – 1. 00
Bilirubin Direk 1. 51 mg/ dl 0. 00 – 0. 30
SGOT (AST) 85 U/ l 15. 00 – 33. 00
SGPT (ALT) 61 U/ l 30. 00 – 65. 00
Alkali Frosfatase 151 U/ l 50. 00 – 136. 00
Gamma GT 37 U/ l 5. 00 – 85. 00
f. Immunoserologi
HBsAg NEGATIVE NEGATIVE
62
2. Diet yang diberikan kepada klien adalah Rendah Lemak Rendah Garam
dan Tinggi Kalori Tinggi Protein.
3. Terapi :
a. Parenteral :
Infus D 5% 10 tpm
Ranitidin 2 x 150 mg
Vitamin K 1 x 10 mg
b. Oral :
Lanzopazole 2 x 30 mg
New Diatabs 3 x 1 tablet
Propanolol 3 x 40 mg
Spironolakton 1 x 100 mg
63
F. Pathways Kasus
64
G. Pengelompokan Data
TGL/
WAKTU
DATA TT
18
Februari
2010
DS : - Pasien mengatakan nafsu makannya menurun karena
selalu merasa perutnya berisi penuh.
- Pasien mengatakan saat dirawat BAB tidak pasti 3 – 4 x/
hari, waktu tidak pasti, melena.
- Pasien mengatakan merasa gampang capek.
- Pasien mengatakan nyeri di perut kanan atas.
- Pasien mengatakan apakah bisa segera sembuh.
- Pasien mengatakan saat dirawat BAK 8 – 10 x/ hari
warna teh agak pekat.
DO : - Tampak lemah, lebih sering tiduran.
- TD : 110/ 60 mmHg, Nadi : 74 x/ menit,∆T : 36, 9 ºC
- BB : 60 kg, TB : 170 cm, LILA : 23,7 cm
- agak kering bibirnya, ada sariawan
- Pasien bertanya - tanya tentang keadaan dirinya.
- kulit ikterik, ada pruritus, perut cembung, edema pada
perut dan kedua tangan kakinya, sklera ikterik
- P : Saat perut tertekan, Q : Seperti diremas, R : Perut
kanan atas, S : 6, T : Sebentar, tapi sering
65
- Kimia Klinik
Glukosa Sewaktu 70 mg/ dl
Bilirubin Total 2. 31 mg/ dl
Alkali Frosfatase 151 U/ l
SGOT (AST) 85 U/ l
Bilirubin Direk 1. 51 mg/ dl
- Elektrolit
Klorida 116 mmol
Kalsium 1. 84 mmol
Albumin 1. 30 gr/ dl
- Hematologi
Hemoglobin 10. 50 gr %
Eritrosit 3. 44 Juta/ mm
Hematokrit 31. 90 %
Trombosit 30 ribu
- Plasma Ptrombine Time
Waktu Thromboplastin 53. 00 detik
- Portal Thromboplastin
Waktu Protombin 29. 30 detik
66
H. Analisa Data
TGL/
WAKTU
DATA PROBLEM ETIOLOGI TT
18
Februari
2010
DS : - Pasien mengatakan nyeri di
perut kanan atas
DO : - P : Saat perut tertekan, Q :
Seperti diremas, R : Perut
kanan atas, S : 6, T : Sebentar,
tapi sering
SGOT (AST) 85 U/ l
Bilirubin Total 2. 31. mg/ dl
Alkali Frosfatase 151 U/ l
Bilirubin Direk 1. 51 mg/ dl
DS : - Pasien mengatakan nafsu
makannya menurun karena
selalu merasa perutnya berisi
penuh.
DO : - Tampak lemah, lebih sering
tiduran.
- BB : 60 kg
TB : 170 cm
Gangguan
rasa nyaman
nyeri
Resiko
tinggi
perubahan
nutrisi
kurang dari
kebutuhan
tubuh
Inflamasi
pada hepar
Anoreksia
67
LILA : 23,7 cm
IMT = 20. 76
- agak kering bibirnya, ada
sariawan
- Glukosa Sewaktu 70 mg/ dl
- Albumin 1. 30 gr/ dl
- Hemoglobin 10. 50 gr %
DS : - Pasien bertanya apakah bisa
segera sembuh
DO : - Pasien bertanya - tanya
tentang keadaan dirinya.
DS : - Pasien mengatakan saat
dirawat BAB tidak pasti 3 – 4
x/ hari, waktu tidak pasti,
melena dengan konsistensi
cair dengan ampas.
DO : - TD : 110/ 60 mmHg
NADI : 74 x/ menit, regular,
kuat
∆T : 36, 9 ºC
Kurang
pengetahuan
tentang
serosis
hepatis
cidera
hemoragic
GI
Kurang
informasi.
Profil darah
yang
abnormal
68
- Hemoglobin 10. 50 gr %
- Eritrosit 3. 44 Juta/ mm
- Hematokrit 31. 90 %
- Trombosit 30 ribu
- Waktu Protombin 29. 30 dtk
- Waktu Thromboplastin 53.
00 dtk
DS : - Pasien mengatakan saat
dirawat BAK 8 – 10 x/ hari
warna teh agak pekat.
DO : - Albumin 1. 30 gr/ dl
- Perut cembung, edema pada
perut dan kedua tangan
kakinya
DS : -
DO : - ada pruritus, sklera ikterik
- Bilirubin total 2. 31. mg/ dl
Alkali Frosfatase 151 U/ l
SGOT (AST) 85U/ l
Bilirubin Direk 1. 51 mg/ dl
DS : - Pasien mengatakan merasa
Kelebihan
volume
cairan
Resiko
tinggi
gangguan
integritas
kulit
Intoleransi
Penurunan
protein
plasma
Akumulasi
garam
empedu
Kelelahan
69
gampang capek.
DO : - Glukosa Sewaktu 70 mg/ dl
- Tampak lemah, lebih sering
tiduran.
aktifitas
I. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan inflamasi pada hepar
yang ditandai dengan pasien mengatakan nyeri di perut kanan atas P :
saat perut tertekan, Q : seperti diremas, R : perut kanan atas, S : 6, T :
sebentar, tapi sering, bilirubin total 2. 31 mg/ dl, alkali frosfatase 151 U/
l, SGOT (AST) 85 U/ l, bilirubin direk 1. 51 mg/ dl.
2. Cidera hemoragic GI berhubungan dengan kurangnya produksi faktor
pembekuan yang ditandai dengan pasien mengatakan saat dirawat BAB
tidak pasti 3 – 4 x/ hari, waktu tidak pasti, melena dengan konsistensi
cair dengan ampas, TD: 110/ 60 mmHg, nadi : 74 x/ menit, regular,
kuat, ∆T : 36, 9 ºC, hemoglobin 10. 50 gr %, eritrosit 3. 44 juta/ mm,
hematokrit 31. 90 %, trombosit 30 ribu, waktu protombin 29. 30 dtk,
waktu thromboplastin 53. 00 dtk.
3. Perubahan volume cairan lebih dari kebutuhanberhubungan dengan hipo
albumin yang ditandai dengan pasien mengatakan saat dirawat BAK 8 –
70
10 x/ hari warna teh agak pekat, perut cembung, edema pada perut dan
kedua tangan kakinya, albumin 1. 30 gr/ dl.
4. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelelahan yang ditandai
dengan pasien mengatakan merasa gampang merasa capek, glukosa
sewaktu 70 mg/ dl, tampak lemah, lebih sering tiduran.
5. Resiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan anoreksia, mudah kenyang yang ditandai dengan
pasien mengatakan nafsu makannya menurun karena selalu merasa
perutnya berisi penuh, BB : 60 kg, TB : 170 cm, LILA : 23,7 cm, IMT
20, 76, agak kering bibirnya, ada sariawan, glukosa sewaktu 70 mg/ dl,
hemoglobin 10. 50 gr %, albumin 1. 30 gr/ dl.
6. Resiko tinggi gangguan integritas kulit berhubungan dengan akumulasi
garam empedu yang ditandai dengan kulit ikterik, ada pruritus, bilirubin
total 2. 31 mg/ dl, alkali frosfatase 151 U/ l, SGOT (AST) 85 U/ l,
bilirubin direk 1. 51 mg/ dl.
7. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan kebutuhan
pengobatan penyakit serosis hepatis berhubungan dengan kurang
informasi yang ditandai dengan pasien bertanya - tanya tentang keadaan
dirinya.
71
J. Perencanaan
1. Nyeri dan gangguan rasa nyaman berhubungan dengan hati yang
membesar serta nyeri tekan dan asites.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan selama 1 x 30 menit diharapkan
nyeri hilang atau berkurang.
Kriteria Hasil :
a. Skala nyeri 1 - 3.
b. TTV dalam batas normal.
c. Tampak nyaman.
d. Merasakan pengurangan nyeri.
Intervensi
a. Kaji tanda- tanda vital.
Rasional : Nyeri dapat menyebabkan nadi dan tekanan darah
meningkat.
b. Kaji karakteristik nyeri dengan pendekatan PQRST.
Rasional : Mengetahui dan menentukan intervensi secara tepat.
c. Ajarkan tekhnik relaksasi dan distraksi, dan memberikan posisi yang
nyaman.
Rasional : Mengurangi rasa nyeri.
72
d. Kolaborasi pemberian analgesik yang tidak memiliki hepatotoksik.
Rasional : Analgetik membantu mengurangi rasa nyeri.
2. Cedera hemoragi berhubungan dengan profil darah yang abnormal.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan selama 3 x 24 jam diharapkan
tidak terjadi perdarahan.
Kriteria Hasil :
a. Penurunan perdarahan.
Intervensi ;
a. Kaji adanya tanda-tanda dan gejala perdarahan GI.
Rasional : traktus GI (esofagus dan rektum) paling biasa untuk sumber
perdarahan sehubungan dengan mukrosa yang mudah rusak
dan gangguan dalam hemostasis kerena sirosis.
b. Observasi adanya petekie,ekimosis, perdarahan dari satu atau lebih
sumber.
Rasional : KID subakut dapat terjadi sekunder terhadap gangguan
faktor pembekuan.
c. Awasi nadi,TD.
73
Rasional : peningkatan nadi dengan penurunan TD dapat menunjukkan
kehilangan volume darah sirkulasi,memerlukan evaluasi
lanjut.
d. Catatan perubahan mental/ tingkat kesadaran.
Rasional : perubahan dapat menunjukan penurunan perfusi jaringan
serebral sekunder terhadap hipovolemia,hipoksemia.
e. Dorong menggunakan sikat gigi halus, hindari mengejan saat defekasi.
Rasional : Pada adanya gangguan faktor pembekuan, trauma minimal
dapat menyebabkan perdarahan mukosa.
f. Gunakan jarum kecil untuk injeksi. Tekan lebih lama pada bekas
suntikan.
Rasional : Meminimalkan kerusakan jaringan, menurunkan risiko
perdarahan/ hematoma.
g. Awasi Hb/ Ht dan faktor pembekuan.
Rasional : Indikator anemia, perdarahan aktif atau terjadinya
komplikasi (contoh KID).
h. Berikan obat sesuai indikasi :
Vitamin tambahan (contoh K, D, dan C).
74
Rasional : Meningkatkan sintesis protrrombin dan koagulasi bila hati
berfungsi. Kekurangan vitamin C meningkatkan kerentanan
terhadap fungsi GI untukterjadi iritasi/ perdarahan.
i. Berikan lavase gaster dengan cairan garam faal bersuhu kamar/ dingin
atau air sesuai indikasi.
Rasional : Evakuasi darah dari traktus GI menurunkan produksi
ammonia dan resiko ensefalopati hepatic.
3. Perubahan volume cairan lebih dari kebutuhan berhubungan dengan
penurunan protein plasma.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan selama 3 x 24 jam diharapkan
volume cairan dalam tubuh seimbang.
Kriteria Hasil :
a. keseimbangan pemasukan dan pengeluaran.
b. tanda vital dalam rentang normal.
c. penurunan edema.
Intervensi:
a. Ukur masukan dan keluaran, catat keseimbangan positif (pemasukan
melebihi pengeluaran).
75
Rasional: menunjukan status volume sirkulasi, terjadinya atau
perbaikan perpindahan cairan, dan respons terhadap terapi.
Keseimbangan positif/peningkatan berat badan sering
menunjukkan retensi cairan lanjut. Catatan: penurunan
volume sirkulasi (perpindahan cairan) dapat mempengaruhi
secara langsung fungsi/ haluaran urine, mengakibatkan
sindrom hepatorenal.
b. Awasi TD.
Rasional: Peningkatan TD biasanya berhubungan dengan kelebihan
volume cairan tetapi mungkin tidak terjadi karena
perpindahan cairan keluar area vaskuler. Distensi jugular
eksternal dan vena abdominal sehubungan dengan kongesti
vaskuler.
c. Awasi disritmia jantung.
Rasional: mungkin disebabkan oleh GJK. Penurunan perfusi arteri
koroner, dan ketidak seimbangan elektrolit.
d. Kaji derajat perifer/ edema dependen.
Rasional: perpindahan cairan pada jaringan sebagai akibat retensi
natrium dan air, penurunan albumin, dan penurunan ADH.
76
e. Ukuran lingkar abdomen.
Rasional: menunjukan akumulasi cairan (asites) diakibatkan oleh
kehilangan protein plasma/cairan kedalam area peritoneal.
Catatan : akumulasi kelebihan cairan dapat menurunkan
volume sirkulasi menyebabkan defensit (tanda dehidrasi)
f. Dorongan untuk tirah baring bila ada asites.
Rasional: dapat meningkatkan posisi rekumben untuk diuresis.
g. Awasi albumin serum dan elektrolit (khususnya kalium dan natrium).
Rasional: penurunan albumin srum mempengaruhi tekanan osmotik
koloid plasma, mengakibatkan pembentukan edema dan
kadar aldosteron dan penggunaan diuretik (untuk
menurunkan air total tubuh) dapat menyebabkan berbagai
perpindahan/ketidakseimbangan elektrolit.
4. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelelahan.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan selama 3 x 24 jam diharapkan
terjadi peningkatan toleransi dalam aktifitas.
Kriteria Hasil :
a. Melaporkan peningkatan kekuatan dan kegiatan pasien.
77
b. Aktifitas meningkat.
Intervensi
a. Tawarkan diet TKTP.
Rasional : Memberikan kalori bagi tenaga dan protein bagi proses
penyembuhan.
b. Motivasi pasien untuk melakukan latihan yang diselingi istirahat.
Rasional : Menghemat tenaga pasien untuk melakukan latihan dalam
batas toleransi pasien.
c. Berikan lingkungan yang tenang dan nyaman, batasi pengunjung.
Rasional : Meningkatkan istirahat dan ketenangan.
5. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan, anoreksia, ,
mudah kenyang (asites).
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan selama 3 x 24 jam
diharapkan kebutuhan nutrisi terpenuhi.
Kriteria Hasil :
a. BB normal.
b. nilai laboratorium normal.
c. Nafsu makan meningkat.
78
Intervensi :
a. Timbang sesuai indikasi. Bandingkan perubahan status cairan, riwayat
berat badan, ukuran kulit trisep.
Rasional : Mungkin sulit untuk menggunakan berat badan sebagai
indicator langsung status nutrisi karena ada gambaran
edema/ asites. Lipatan kulit trisep berguna dalam mengkaji
perubahan massa otot dan simpanan lemak subkutan.
b. Bantu dan dorong pasien untuk makan; jelaskan alasan tipe diet. Beri
pasien makan bila pasien mudah lelah, atau biarkan orang terdekat
membantu pasien. Pertimbangkan pilihan makanan yang disukai.
Rasional : Diet yang tepat penting untuk penyembuhan. Pasien
mungkin makan lebih baik bila keluarga terlibat dan
makanan yang disukai sebanyak mungkin.
c. Dorong pasien untuk makan semua makanan/ makanan tambahan.
Rasional : Pasien mungkin mencungkil atau hanya makan sedikit
gigitan karena kehilangan minat pada makanan dan
mengalami mual, kelemahan umum, malaise.
d. Beri makan sedikit dan sering.
79
Rasional: Buruknya toleransi terhadap makanan banyak mungkin
berhubungan dengan peningkatan tekanan intra abdomen/
asites
e. Berikan makanan halus, hindari makanan kasar sesuai indikasi.
Rasional: perdarahan dari varises esofagus dapat terjadi pada sirosis
berat.
f. Berikan perawatan mulut sering dan sebelum makan.
Rasional: pasien cenderung mengalami luka dan/atau perdarahan gusi
dan rasa tak enak pada mulut dimana menambah anorksia.
g. Anjurkan menghentikan rokok.
Rasional: menurunkan rangsangan gaster berlebihan dan resiko iritasi
atau perdarahan.
h. Awasi pemeriksaan laboratorium, cotoh glukosa serum, albumin, total
proteinamonia.
Rasional: Glukosa menurun karena gangguan gliogenesis, penurunan
simpanan glikogen,atau masukan takade kuat.. Protein
menurun karena gangguan metabolisme, penurunan sistesis
hepatik, atau kehilangan ke rongga peritoneal (asites).
80
Peningkatan kadar ammonia perlu pembatasan masukan
protein untuk mencegah komplikasi serius.
i. Konsul dengan ahli diet untuk memberikan diet tinggi dalam kalori
dan karbohidrat sederhana,rendah lemak dan tinggi protein
sedang;batasi natrium dan cairan bila perlu, Berikan tambahan cairan
sesuai indikasi.
Rasional: makanan tinggi kalori dibutuhkan pada kebnyakan pasien
yang pemasukannya dibatasi, karbohidrat memberikan
energy yang siap pakai. Lemak diserap dengan buruk
karena disfungsi hati dan mungkin memperberat ketidak
nyamanan abdomen. Protein dipelukan pada perbaikan
kadar protein serum untuk menurunkan edema dan untuk
meningkatkan regenerasi sel hti. Catatan: Protein dan
makanan tinggi ammonia (contoh gelatin) dibatasi bila
kadar ammonia tinggi atau pasien mempunyai tanda klinis
ensefalopati hepatik. Selama itu individu ini dapat
mentolerir protein nabati lebih baik dari protein hewani.
j. Berikan obat sesuai indikasi, contoh:
Tambahan vitamin, tiamin, besi, asam folat
81
Rasional: pasien biasanya kurang vitamin karena diet yang buruk
sebelumya. Juga hati yang rusak tidak dapat menyimpan
vitamin A, B komplek, D, K. Juga dapat kekurangan besi
dan asam folat yang menimbulkan anemia.
Antiemetik contoh trimetobenzamid (Tigan)
Rasional: digunakan dengan hati-hati untuk menurunkan mual/muntah
dan meningkatkan masukan oral.
6. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit berhubungan dengan gangguan
sirkulasi/ status metabolik, akumulasi garam empedu pada kulit, turgor
kulit buruk, penonjolan tulang, adanya edema, asites.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan selama 3 x 24 jam
diharapkan integritas kulit dapat dipertahankan.
Kriteria hasil :
a. Integritas kulit baik.
Intervensi :
a. Lihat permukaan kulit/ titik tekanan secara rutin. Pijat penonjolan
tulang atau area yang tertekan terus menerus. Gunakan losion minyak;
batasi penggunaan sabun untuk mandi.
82
Rasional : Edema jaringan lebih cenderung untuk mengalami
kerusakan dan terbentuk dekubitus. Asites dapat
meregangkan kulit sampai pada titik robekan pada sirosis
berat.
b. Ubah posisi pada jadwal teratur, saat di kursi tempat tidur; bantu
dengan latihan rentang gerak aktif/ pasif.
Rasional : Pengubahan posisi permukaan tekanan pada jaringan edema
untuk memperbaiki sirkulasi. Latihan meningkatkan
sirkulasi dan perbaikan/ mempertahankan mobilitas sendi.
c. Tinggikan ekstremitas bawah.
Rasional : Meningkatkan aliran balik vena dan menurunkan edema
pada ekstremitas.
d. Pertahankan sprei kering dan bebas lipatan.
Rasional : Kelembaban meningkatkan pruritus dan meningkatkan
resiko kerusakan kulit.
e. Gunting kuku jari hingga pendek.
Rasional : Mencegah pasien dari cedera tambahan pada kulit
khususnya bila tidur.
83
7. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan kebutuhan
pengobatan Sirosis Hepatis berhubungan dengan kurangnya informasi
tentang penyakit Sirosis Hepatis.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan selama 1 x 60 menit
diharapkan klien dan keluarga memahami proses
penyakit/ prognosis.
Kriteria hasil :
a. Mengetahui apa sirosis hepatis, dengan faktor penyebab, proses
penyakit, dan pengobatan.
b. Melakukan perubahan pola hidup dan berpartisipasi dalam perawatan.
Intervensi :
a. Kaji ulang pengetahuan mengenai sirosis hepatis.
Rasional : Memberikan dasar pengetahuan pada pasien yang dapat
membuat pilihan informasi.
b. Berikan pend. kes tentang sirosis hepatis.
Rasional : memberikan pengetahuan tentang sirosis.
Evaluasi kembali setelah diberikan pen. kes sirosis hepatis.
Rasional : mengetahui keefektifan pen. kes.
84
K. Implementasi
Tanggal/
Waktu
No.
DX.
Tindakan Respon TT
18/ 2/ 10
09. 00
09. 15
09. 20
10. 00
1 - Mengkaji perasaan nyeri dengan
pendekatan P, Q, R, S, dan T.
- Memposisikan pasien tidur
dengan kaki ditinggikan.
- Mengajarkan pasien teknik
relaksasi nafas dalam.
- Mengukur TTV
S : - Pasien mengatakan perutnya
sebelah kanan atas nyeri.
O : - P : Saat menekuk.
- Q : Seperti diremas.
- R : Kuadran kanan atas.
- S : 6
- T : Sering, sebentar.
S : - Pasien mengucapkan
terimakasih.
O : - Pasien tampak nyaman.
S : - Pasien mengatakan lebih
enakan setelah tubuhnya
dirilekskan.
O : - Pasien tampak nyaman.
S : -
O : - TD : 110/ 80 mmHg
- N : 94 x/ menit
- ∆T : 37, 1 ºC
85
- RR : 23 x/ menit
19/ 2/ 10
14. 15
14. 25
14. 30
17. 00
1 - Mengkaji perasaan nyeri dengan
pendekatan P, Q, R, S, dan T.
- Memposisikan pasien tidur
dengan kaki ditinggikan.
- Mengajarkan pasien teknik
distraksi membaca koran.
- Mengukur TTV.
S : - Pasien mengatakan perutnya
masih nyeri.
O : - P : Saat menekuk.
- Q : Seperti diremas.
- R : Kuadran kanan atas.
- S : 4
- T : Sering, sebentar.
S : - Pasien mengucapkan
terimakasih.
O : - Pasien tampak nyaman.
S : - Pasien mengatakan masih
nyeri.
O : - Pasien membaca Koran.
S : -
O : - TD : 120/ 80 mmHg
- N : 88 x/ menit
- ∆T : 36, 9 ºC
- RR : 24 x/ menit
86
20/ 2/ 10
22. 00
22. 15
05. 00
1 - Mengkaji perasaan nyeri dengan
pendekatan P, Q, R, S, dan T.
- Memposisikan pasien tidur
dengan kaki ditinggikan.
- Mengukur TTV.
S : - Pasien mengatakan saat ini
perutnya masih nyeri.
O : - P : Saat menekuk.
- Q : Seperti diremas.
- R : Kuadran kanan atas.
- S : 4
- T : Sering, sebentar.
S : - Pasien mengucapkan
terimakasih.
O : - Klien tampak nyaman.
S : -
O : - TD : 110/ 80 mmHg
- N : 84 x/ menit
- ∆T : 37 ºC
- RR : 25 x/ menit
Tanggal/
Waktu
No.
DX.
Tindakan Respon TT
18/ 2/ 10
08. 00
2 - Mengkaji BAB pasien. S : - Pasien mengatakan 1 x BAB
konsitensi cair warna hitam.
O : -
87
08. 15
08. 20
08. 35
09. 00
10. 00
- Mengobservasi adanya muntah.
- Mengkaji bila ada sumber
perdarahan lain.
- Menganjurkan untuk tidak
melakukan kegiatan yang bisa
menjadikan cedera (misal sikat
gigi pelan pelan, tidak mengejan
saat BAB).
- Memberikan obat per oral.
Diatab 1 tb, Lanzopazol 30 mg dan
propanolol 40 mg
- Mengukur TTV.
S : - Pasien mengatakan sampai
saat ini tidak muntah.
O : -
S : - Pasien mengatakan tidak ada.
O : - Tidak ada sumber perdarahan
lain.
S : - Pasien mengatakan iya.
O : - Pasien kooperatif.
S : - Pasien mengatakan
terimakasih
O : - Obat oral masuk.
S : -
O : - TD : 110/ 80 mmHg
- N : 94 x/ menit
- ∆T : 37, 1 ºC
- RR : 23 x/ menit
19/ 2/ 10
16. 00
2 - Mengkaji BAB pasien. S : - Pasien mengatakan BAB 2x
konsistensi cair warna hitam.
88
16. 05
17. 00
18. 00
- Mengobservasi adanya muntah.
- Mengukur TTV.
- Memberikan obat per oral.
Diatab 1 tb dan propanolol 40 mg.
O : -
S : - Pasien mengatakan hari ini
tidak muntah.
O : -
S : -
O : - TD : 120/ 80 mmHg
- N : 88 x/ menit
- ∆T : 36, 9 ºC
- RR : 24 x/ menit
S : - Pasien mengatakan
terimakasih
O : - Obat oral masuk.
20/ 2/ 10
22. 10
22. 13
05. 00
2 - Mengkaji BAB pasien.
- Mengobservasi adanya muntah.
- Mengukur TTV.
S : - Pasien mengatakan BAB 1x
warna kuning pucat.
O : -
S : - Pasien mengatakan hari ini
tidak muntah.
O : -
S : -
O : - TD : 110/ 80 mmHg
- N : 84 x/ menit
89
- ∆T : 37 ºC
- RR : 25 x/ menit
Tanggal/
Waktu
No.
DX.
Tindakan Respon TT
18/ 2/ 10
10. 00
10. 20
11. 00
14. 00
3 - Mengukur TTV.
- Mengukur lingkar perut pasien.
- Memberikan obat per oral.
Spironolakton 100 mg
- Menghitung balance cairan.
S : -
O : - TD : 110/ 80 mmHg
- N : 94 x/ menit
- ∆T : 37, 1 ºC
- RR : 23 x/ menit
S : - Pasien mengatakan sakit.
O : - LP : 87 cm
S : - Pasien mengatakan
terimakasih.
O : - Obat oral masuk.
S : -
O : - + 298, 5 cc
19/ 2/ 10
15. 40
17. 00
3 - Mengukur lingkar perut pasien.
- Mengukur TTV.
S : - Pasien mengatakan sakit.
O : - LP : 84 cm
S : -
90
21. 00 Menghitung balance cairan.
O : - TD : 120/ 80 mmHg
- N : 88 x/ menit
- ∆T : 36, 9 ºC
- RR : 24 x/ menit
S : -
O : - -102, 5 cc
20/ 2/ 10
22. 30
05. 00
07. 00
3 - Mengukur lingkar perut pasien.
- Mengukur TTV.
- Menghitung balance cairan.
S : - Pasien mengatakan sakit.
O : - LP : 82, 2 cm
S : -
O : - TD : 110/ 80 mmHg
- N : 84 x/ menit
- ∆T : 37 ºC
- RR : 25 x/ menit
S : -
O : - - 775 cc
Tanggal/
Waktu
No.
DX.
Tindakan Respon TT
18/ 2/ 10
11. 00
4 - Memotivasi pasien untuk
beraktifitas sesuai kemampuan
S : - Klien mengatakan iya.
O : - Klien kooperatif.
91
13. 00
pasien saat ini.
- Menganjurkan pasien untuk
banyak istirahat.
S : - Klien mengatakan iya.
O : - Klien kooperatif.
19/ 2/ 10
14. 30
21. 00
4 - Menanyakan aktifitas pasien.
- Menganjurkan pasien untuk
banyak istirahat.
S : - Klien mengatakan lebih
banyak tiduran.
O : - Klien kooperatif.
S : - Klien mengatakan iya.
O : - Klien kooperatif.
20/ 2/ 10
22. 20
22. 30
05. 20
4 - Menanyakan aktifitas pasien.
- Menganjurkan pasien untuk
banyak istirahat.
- Memotivasi pasien untuk
beraktifitas sesuai kemampuan
pasien saat ini.
S : - Klien mengatakan sudah
enakan.
O : - Klien tampak meningkat
aktifitasnya.
S : - Klien mengatakan iya.
O : - Klien kooperatif.
S : - Klien mengatakan iya.
O : - Klien kooperatif.
Tanggal/
Waktu
No.
DX.
Tindakan Respon TT
18/ 2/ 10
10. 10
5 - Mengobservasi nafsu makan
pasien.
S : - Klien mengatakan nafsu
makannya menurun.
92
10. 15
10. 18
10. 20
12. 00
- Mengukur antropometri.
- Memotivasi pasien untuk
menghabiskan diet yang
diberikan rumah sakit.
- Menganjurkan pasien untuk
gosok gigi sebelum dan sesudah
makan.
- Mengobservasi nafsu makan
pasien.
O : -
S : -
O : - BB : 60 kg
- TB : 170 cm
- Lila : 23, 7 cm
S : - Pasien mengatakan iya.
O : - Pasien kooperatif.
S : - Klien mengatakan iya.
O : - Klien kooperatif.
S : - Klien mengatakan nafsu
makannya menurun.
O : - Klien sanggup menghabiskan
porsi yang diberikan.
19/ 2/ 10
15. 30
15. 35
5 - Mengobservasi nafsu makan
pasien.
- Mengukur antropometri.
S : - Klien mengatakan nafsu
makannya mending hari ini.
O : -
S : -
O : - BB : 59, 5 kg
- Lila : 23, 7 cm
93
18. 00
18. 20
- Memotivasi pasien untuk
menghabiskan diet yang
diberikan rumah sakit.
- Mengobservasi nafsu makan
pasien.
S : - Pasien mengatakan iya.
O : - Pasien kooperatif.
S : - Klien mengatakan nafsu
makannya mending.
O : - Klien sanggup menghabiskan
porsi yang diberikan.
20/ 2/ 10
22. 40
05. 05
05. 15
5 - Mengobservasi nafsu makan
pasien.
- Mengukur antropometri.
- Memotivasi pasien untuk
menghabiskan diet yang
diberikan rumah sakit.
S : - Klien mengatakan sudah
menghabiskan diet yang
diberikan hari ini.
O : -
S : -
O : - BB : 59, 1 kg
- Lila : 23, 6 cm
S : - Pasien mengatakan iya.
O : - Pasien kooperatif.
Tanggal/
Jam
No.
DX
Tindakan Respon TT
18/ 2/ 10
11. 10
6 - Mengkaji integritas kulit pasien. S : - Pasien mengatakan tidak gatal.
O : - ada pruritus.
94
11. 20
11. 25
11. 28
- Meninggikan ekstremitas bawah.
- Menganjurkan klien untuk
memindah posisi tiap 2 – 3 jam.
- Memotifasi pasien untuk
memotong kuku pada jari kaki
dan tangan.
- Tak ada luka.
S : - Klien mengatakan terimakasih.
O : - Pasien kooperatif.
S : - Pasien mengatakan iya.
O : - Pasien kooperatif.
S : - Pasien mengatakan iya.
O : - Pasien kooperatif.
19/ 2/ 10
15. 00
15. 05
15. 10
6 - Mengkaji integritas kulit pasien.
Meninggikan ekstremitas bawah.
- Menganjurkan pasien untuk
memindah posisi tiap 2 – 3 jam.
S : - Pasien mengatakan tidak ada
gatal.
O : - ada pruritus.
- Tak ada luka.
S : - Pasien mengatakan
terimakasih.
O : - Pasien kooperatif.
S : - Pasien mengatakan iya.
O : - Pasien kooperatif.
20/ 2/ 10
22. 30
22. 35
6 - Mengkaji integritas kulit pasien.
- Meninggikan ekstremitas bawah.
S : - Pasien mengatakan tidak gatal.
O : - Integritas kulit pasien bagus.
S : - Pasien mengatakan
terimakasih.
95
22. 38
06. 00
- Menganjurkan klien untuk
memindah posisi tiap 2 – 3 jam.
- Mengkaji integritas kulit pasien.
O : - Pasien kooperatif.
S : - Pasien mengatakan iya.
O : - Pasien kooperatif.
S : - Pasien mengatakan tidak gatal.
O : - Integritas kulit klien saat ini
bagus.
Tanggal/
Waktu
No.
DX.
Tindakan Respon TT
18/ 2/ 10
13. 00
7 - Mengkaji pengetahuan pasien S : - Pasien mengatakan tidak tahu
sakit yang sedang
dialaminya.
O : - Pasien tidak tahu persis apa
yang terjadi dengannya.
19/ 2/ 10
19. 00
20. 00
7 - Memberikan pend. kes.
mengenai serosis prognosis, dan
pengobatannya.
- Memberi pertanyaan kepada
pasien dan keluarga.
S : - Pasien mengatakan dulu
menyesal ikut teman –
temannya minum.
O : - Pasien klien bertanya – tanya
apa bisa sembuh cepat?
S : - Pasien mengatakan sudah
mengerti.
O : - 3 pertanyaan bisa dijawab.
96
L. Evaluasi
Tanggal/
waktu
No.
DX
EVALUASI TT
20/ 2/ 1007. 00
1 S : - Pasien mengatakan saat ini perutnya masih nyeri.
O : - P : Saat menekuk.
- Q : Seperti diremas.
- R : Kuadran kanan atas.
- S : 4
- T : Sering, sebentar.
A : - Masalah belum teratasi
P : - Lanjutkan intervensi untuk memotivasi pasien berelaksasi dan
distraksi, bila perlu kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat anti
inflamasi.
20/ 2/ 1007. 00
2 S : - Pasien mengatakan sudah BAB 1x, warna kuning pucat.
O : - TD ; 110/ 80 mmHg
N : 84 x/ menit
A : - Masalah teratasi.
P : - Lanjutkan intervensi kolaborasi dengan analis untuk cek Hb, lama
pembekuan.
97
20/ 2/ 1007. 00
3 S : - Pasien mengatakan sakit.
O : - LP : 82, 2 cm
Balance cairan - 775 cc
TD : 110/ 80 mmHg
- N : 84 x/ menit
A : - Masalah belum teratasi
P : - Lanjutkan intervensi untuk pantau balance cairan.
20/ 2/ 1007. 00
4 S : - Pasien mengatakan sudah enakan.
O : - Pasien tampak meningkat aktifitasnya.
A : - Masalah teratasi
P : - Lanjutkan intervensi latihan aktifitas sesuai kemampuan pasien.
20/ 2/ 1007. 00
5 S : - Pasien mengatakan sudah menghabiskan diet yang diberikan.
O : - BB : 59, 1 kg, Lila : 23, 6 cm
A : - Masalah teratasi sebagian
P : - Lanjutkan intervensi untuk memotifasi pasien menghabiskan diet
yang diberikan tim gizi rumah sakit, cek hasil lab.
98
20/ 2/ 1007. 00
6 S : - Pasien mengatakan tidak gatal.
O : - Integritas kulit klien saat ini bagus.
A : - Masalah teratasi.
P : - Lanjutkan intervensi untuk memantau integritas kulit pasien.
19/ 2/ 1021. 00
7 S : - Pasien mengatakan sudah mengerti..
O : - Pasien bisa menjawab 3 dari 5 pertanyaan.
A : - Masalah teratasi.
P : - Hentikan intervensi.