pemasangan infus baru

22
POLTEKKES KEMENKES MALANG PRODI DIII KEBIDANAN KEDIRI

Post on 04-Oct-2015

59 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

panduan praktikum pemasangan infus baru

TRANSCRIPT

  • POLTEKKES KEMENKES MALANGPRODI DIII KEBIDANAN KEDIRI

  • Kebutuhan dasar manusia secara fisiologis yaitu kebutuhan oksigen dan pertukaran gas, kebutuhan cairan dan elektrolit, kebutuhan makanan, kebutuhan eliminasi urin dan alvi, kebutuhan istirahat dan tidur, kebutuhan aktivitas, kebutuhan kesehatan temperatur tubuh, dan kebutuhan sosial.

  • Pemenuhan kebutuhan akan cairan dan elektrolit merupakan salah satu hal yang penting dalam kehidupan manusia. Agar dapat mempertahankan kesehatan dan kehidupannya, manusia membutuhkan cairan dan elektrolit dalam jumlah dan proporsi yang tepat di berbagai jaringan tubuh. Hal tersebut dapat dicapai dengan serangkaian manuver fisika-kimia yang kompleks.

    Pada kondisi tertentu di saat tubuh manusia mengalami kekurangan cairan atau dehidrasi, pemberian cairan intravena diperlukan untuk memenuhi kebutuhan cairan tubuh. Pemberian cairan intravena ini dilakukan dengan cara pemasangan infus.

  • Infus adalah pemasukan obat dan sebagainya (berupa cairan) tanpa tekanan istimewa melalui pembuluh darah atau rongga badan. Tujuannya untuk memenuhi kebutuhan cairan pada klien yang tidak mampu mengonsumsi cairan oral secara adekuat, menambah asupan elektrolit untuk menjaga keseimbangan elektrolit, menyediakan glukosa untuk kebutuhan energi dalam proses metabolisme, memenuhi kebutuhan vitamin larut air, serta menjadi media untuk pemberian obat melalui vena. Lebih khusus, terapi intravena diberikan pada pasien yang mengalami syok, intoksikasi berat, pasien pra dan pasca-bedah, atau pasien yang membutuhkan pengobatan tertentu

  • 1)Perdarahan dalam jumlah banyak.2)Trauma abdomen.3)Fraktur tulang, khususnya di pelvis dan paha.4)Kehilangan cairan tubuh atau dehidrasi.5)Diare dan demam.6)Luka bakar yang luas.7)Semua trauma kepala, dada, dan tulang punggung

  • 1)Larutan nutrienLarutan ini berisi beberapa jenis karbohidrat (dekstrosa dan glukosa) dan air. Larutan nutrien yang umum digunakan adalah 5% dekstrosa dalam air (D5W), 3,3% glukosa dalam 0,3% NaCl, dan 5% glukosa dalam 0,45% NaCl. Setiap 1 liter cairan dextrose 5% mengandung 170-200 kalori,asam amino (amigen, anunosol, dan travamin) atau lemak (lipomul dan lyposyn).

    2)Larutan elektrolitLarutan elektrolit meliputi larutan saline (isotonik, hipotonik atau hipertonik). Jenis larutan elektrolit yang paling banyak digunakan adalah normal salin (isotonik), yaitu NaCl 0,9%. Contoh larutan elektrolit lainnya adalah laktat ringer (Na+, K+, Cl, Ca2+) dan cairan butler (Na+, K+, Mg2+, Cl, HCO3).

  • 3)Cairan asam basaJenis cairan yang termasuk cairan asam basa adalah natrium laktat dan natrium bikarbonat. Laktat merupakan sejenis garam yang dapat mengikat ion H+ dari cairan sehingga mengurangi keasaman lingkungan.4)Volume ekspanderJenis larutan ini berfungsi meningkatkan volume pembuluh darah atau plasma, misalnya pada kasus hemoragi atau kombustio berat. Volume ekspander yang umum digunakan antara lain dekstran, plasma, dan albumin serum. Cara kerjanya adalah dengan meningkatkan tekanan osmotik darah.

  • Penginfusan dapat dilakukan pada beberapa tempat sebagai berikut:1)Vena lengan yaitu vena sefalika, basilika atau mediana kubiti2)Vena tungkai atau vena safena3)Vena di daerah kepala atau vena temporalis frontalis

  • Siapkan peralatan yang diperlukan, meliputi:a.Standar infusb.Set infusc.Cairan infusd.Kapas alkohole.Alkoholf.Kassa steril

    g.Bethadineh.Pengalas atau perlaki.Torniketj.Plesterk.Gunting plesterl.Sarung tangan bersih

  • 2)Persiapakan klien. Minta persetujuan klien setelah memberikan penjelasan mengenai tujuan dan jenis prosedur.3)Cuci tangan4)Siapkan cairan dan set infus. Pertahankan teknik aseptik ketika membuka cairan dan pack infus.5)Hubungkan cairan ke set infus dengan menusukkan ujung slang pada bagian karet botol infus.6)Isi cairan ke dalam set infus dengan menekan ruang tetesan (reservoir) sampai terisi sebagian dan buka klem slang sampai cairan memenuhi slang dan udara di dalam slang keluar.

    7)Letakkan pengalas di bawah area (vena) yang akan dipasang infus.8)Cari lokasi pemasangan. Usahakan pada area paling distal pada ekstremitas yang tidak dominan.9)Bendung vena dengan memasang torniket 10-12 cm di atas area penusukan dan anjurkan klien untuk menggenggam (bila sadar).10)Kenakan sarung tangan bersih11)Bersihkan area penusukan dengan kapas alkohol 70% memutar dari dalam ke luar atau dari atas ke bawah.12)Lakukan penusukan vena dengan meletakkan ibu jari di bawah vena dan posisi jarum (abbocath) mengarah ke atas.

  • 13)Perhatikan keluarnya darah melalui jarum (abbocath atau surflo). Apabila terlihat ada darah dalam jarum (abbocath atau surflo), tarik keluar bagian dalam jarum sambil menyusupkan bagian luarnya lebih jauh ke dalam vena.14)Setelah jarum bagian dalam dilepaskan, tekan bagian atas vena dengan menggunakan jari tangan agar darah tidak keluar.15)Hubungkan abbocath ke slang infus secara cepat dan cermat. 16)Lepaskan torniket dan lemaskan kepalan tangan klien.17)Buka klem dan atur kecepatan sesuai instruksi yang telah diberikan.18)Periksa daerah sekitar tempat penusukan untuk melihat adanya tanda-tanda infiltrasi.

    19)Bila tidak ada tanda-tanda infiltrasi, tutupi area penusukan dengan kasa steril dan fiksasikan dengan plester.20)Tuliskan tanggal dan waktu pemasangan infus serta ukuran jarum.21)Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan.22)Catat jenis cairan, lokasi infus, kecepatan aliran, dan jenis jarum infus yang digunakan.

  • Ada dua metode yang digunakan untuk menghitung jumlah tetesan, yakni:1)Jumlah millimeter perjamJumlah tetesan dihitung dengan membandingkan volume cairan yang harus diberikan (ml) dengan lamanya pemberian (jam). Contoh: 3000 ml cairan RL harus diberikan dalam 24 jam. Dengan demikianJumlah tetesan = (3000 ml)/(24 jam) = 125 ml/jam

  • Tetesan permenitJumlah tetesan dihitung dengan mengalikan jumlah cairan yang dibutuhkan (ml) dengan faktor tetes, kemudian membaginya dengan lama pemberian (menit). Faktor tetes ditentukan berdasarkan alat yang digunakan. Rumus pemberian cairan :Tetes = ( cairan yang dibutuhkan x faktor tetes (makro atau mikro))/(Total waktu (jam x 60 menit))Pedoman:Faktor tetes makro: 20 tetesFaktor tetes mikro: 60 tetes1 kolf: 500 ml

  • Contoh: Seorang klien datang dengan keluhan mual dan muntah yang terus-menerus. Dari pengkajian ditemukan tanda-tanda dehidrasi sedang. Berdasarkan pemeriksaan, klien harus mendapatkan terapi cairan intravena. Dokter menginstruksikan pemberian 3 kolf RL dalam 24 jam. Dengan demikian, jumlah tetesan infus/menit untuk klien tersebut adalah:Tetes/menit = ((3 x 500 ml)x 20 tetes)/(24 x 60 menit) = (30.000 tetes)/(1.440 menit) = 20,8 tetes/menit = 21 tetes/menit

  • 1)Posisi tangan atau area pemasangan infus2)Posisi dan ketepatan slang3)Tinggi botol infus4)Kemungkinan infiltrasi atau cairan terhambat

  • 4)Mengatur tetesan infus secara tepat. Hal-hal yang harus diperhatikan perawat, antara lain:a.Tetesan yang terlalu cepat dapat menyebabkan gagal jantung dan edema paru.b.Tetesan yang terlalu lambat menyebabkan asupan cairan dan elektrolit yang tidak adekuat.

    5)Memberikan penjelasan kepada klien. Hal-hal yang perlu dijelaskan antara lain:a.Segera melapor apabila ada bengkak pada area pemasanganb.Menghindari gerakan tiba-tiba pada ekstremitas yang terpasang infus atau menekuk sendi ekstremitas yang terpasang infusc.Tidak menekan tabung infusd.Menjaga agar botol infus selalu lebih tinggi dari lokasi pemasangane.Segera melapor apabila aliran infus berhenti atau berubahf.Segera melapor apabila botol infus hampir kosongg.Melaporkan kepada petugas apabila terdapat darah dalam slang infush.Segera melaporkan adanya nyeri pada lokasi pemasangan infus

  • 6)Mengganti botol infus. Penggantian botol dilakukan apabila cairan sudah berada di leher botol dan tetesan masih berjalan. Sebaliknya, prosedur ini dilakukan dalam 24 jam untuk mencegah flebitis dan pembentukan trombus. Secara umum, prosedur penggantian botol infus adalah sebagai berikut:a.Siapkan botol baru yang akan digunakan.b.Klem slang infus agar tidak terjadi penghentian tetesan atau pembuntuan darah.c.Tarik jarum dari botol lama dan segera tusukkan pada botol baru yang sebelumnya sudah didesinfektan dengan kapas alkohol 70%.d.Gantungkan botol kembali.e.Buka klem dan hitung kembali tetesan secara benar.f.Pasang label.g.Catat tindakan yang dilakukan pada lembar observasi atau prosedur tindakan.

    7)Mengganti slang infus. Prosedur ini dilakukan paling lambat setelah 3x24 jam, dan Centers for Disease Control (CDC) menganjurkan agar tidak lebih dari 2x24 jam. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:a.Siapkan set infus yang baru, termasuk botol cairan infus yang diresepkan.b.Alirkan cairan sepanjang slang, gantungkan botol cairan, dan tutup klem pada standar infus.c.Pegang poros jarum dengan satu tangan dan tangan yang lain melepaskan slang.d.Sambungkan slang yang baru ke poros jarum.e.Langkah selanjutnya sama dengan prosedur pemasangan infus baru.

  • 8)Menghentikan terapi intravena. Prosedur ini dilakukan apabila program terapi sudah selesai jika hendak dilakukan penusukan yang baru. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:a.Tutup klem infus.b.Buka slang pada area penusukan sambil memegang jarum.c.Tarik jarum secepatnya dan beri penekanan pada area bekas tusukan dengan kapas alkohol selama 2-3 menit untuk mencegah perdarahan. d.Tutup area bekas tusukan dengan menggunakan kasa steril.e.Catat waktu penghentian infus dan jumlah cairan yang masuk dan yang tersisa di botol.

  • Keuntungan yang didapat dari pemasangan infus antara lain:1)Efek terapeutik segera dapat tercapai karena penghantaran obat ke tempat target berlangsung cepat2)Absorsi total memungkinkan dosis obat lebih tepat dan terapi lebih dapat diandalkan3)Kecepatan pemberian dapat dikontrol sehingga efek terapeutik dapat dipertahankan maupun dimodifikasi4)Rasa sakit dan iritasi obat-obat tertentu jika diberikan intramuskular atau subkutan dapat dihindari5)Sesuai untuk obat yang tidak dapat diabsorbsi dengan rute lain karena molekul yang besar, iritasi atau ketidakstabilan dalam traktus gastrointestinalis

    Kerugian yang mungkin didapat dari pemasangan infus antara lain:1)Tidak bisa dilakukan drug recall dan mengubah aksi obat tersebut sehingga resiko toksisitas dan sensitivitas tinggi2)Kontrol pemberian yang tidak baik bisa menyebabkan speeed shock3)Kontaminasi mikroba melalui titik akses ke sirkulasi dalam periode tertentu4)Iritasi Vaskular, misalnya phlebitis kimia5)Inkompabilitas obat dan interaksi dari berbagai obat tambahan

  • **********************