bab iii tinea pedis

13
BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Penelitian ini di tujukan kepada para pekerja pendulang intan tradisional di Desa Pumpung Kecamatan Cempaka Kota Banjarbaru Kalimantan Selatan. B. Jenis Penelitian Penelitian ini adalah survai dengan desain cross sectional, yaitu pendekatan yang bersifat sesaat pada suatu waktu dan tidak diikuti dalam kurun suatu waktu untuk mengetahui bagaimana hubungan lamanya bekerja pendulang intan tradisional dengan penyakit tinea pedis di Desa Pumpung Kecamatan Cempaka Kota Banjarbaru Kalimantan Selatan. C. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini berlokasi di Desa Pumpung Kecamatan Cempaka Kota Banjarbaru Kalimantan Selatan. Adapun alasan pemilihan lokasi ini adalah : 1. Sebagian besar masyarakat di Desa pumpung Kecamatan Cempaka Kota Banjarbaru Kalimantan Selatan bekerja sebagai pendulang intan tradisional. 2. Belum pernah dilakukan penelitian tentang hubungan lamanya kerja dengan penyakit Tinea Pedis di Desa Pumpung Kecamatan Cempaka Kota Banjarbaru Kalimantan Selatan. 2. Waktu penelitian Penelitian dilakukan pada bulan juli 2015

Upload: monica-dea-rosana

Post on 12-Dec-2015

65 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

hubungan lama kerja dengan angka kejadian tinea pedis

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III Tinea Pedis

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Objek Penelitian

Penelitian ini di tujukan kepada para pekerja pendulang intan tradisional di Desa Pumpung

Kecamatan Cempaka Kota Banjarbaru Kalimantan Selatan.

B. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah survai dengan desain cross sectional, yaitu pendekatan yang bersifat sesaat

pada suatu waktu dan tidak diikuti dalam kurun suatu waktu untuk mengetahui bagaimana

hubungan lamanya bekerja pendulang intan tradisional dengan penyakit tinea pedis di Desa

Pumpung Kecamatan Cempaka Kota Banjarbaru Kalimantan Selatan.

C. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini berlokasi di Desa Pumpung Kecamatan Cempaka Kota Banjarbaru Kalimantan

Selatan. Adapun alasan pemilihan lokasi ini adalah :

1. Sebagian besar masyarakat di Desa pumpung Kecamatan Cempaka Kota Banjarbaru

Kalimantan Selatan bekerja sebagai pendulang intan tradisional.

2. Belum pernah dilakukan penelitian tentang hubungan lamanya kerja dengan penyakit Tinea

Pedis di Desa Pumpung Kecamatan Cempaka Kota Banjarbaru Kalimantan Selatan.

2. Waktu penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan juli 2015

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi penelitian ini merupakan masyarakat yang bekerja sebagai pendulang intan di Desa

pumpung Kecamatan Cempaka Kota Banjarbaru Kalimantan Selatan tahun 2015 berjumlah 58

orang.

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini sebanyak 58 orang yang merupakan pekerja pendulang intan

tradisional.

Kriteria inklusi sampel adalah apabila orang tersebut adalah pekerja pendulang intan tradisional

yang ada di Desa Pumpung Kecamatan Cempaka Kota Banjarbaru Kalimantan Selatan.

Kriteria ekslusi sampel adalah apabila orang tersebut bukan pekerja pendulang intan tradisional.

Page 2: BAB III Tinea Pedis

E. Metode Pengumpulan Data

a. Data Primer

Data primer diperoleh melalui wawancara langsung dengan beberapa para pendulang intan

tradisional yang mewakili seluruh pendulang dengan menggunakan kuesioner dan melakukan

observasi langsung terhadap pekerja pendulang intan tradisional di desa Pumpung Kecamatan

Cempaka Kota Banjarbaru Kalimantan Selatan.

b. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari data statistic web kota banjar baru yang terupdate.

F. Kriterian Inklusi dan Eksklusi

Kriteria inklusi:

Semua pendulang intan tradisional di Desa Pumpung Kecamatan Cempaka Kota

Banjarbaru Kalimantan Selatan

Bersedia jadi responden

Kriteria ekslusi:

Tidak bersedia menjadi responden

G. Teknik Pegujian Instrumen Penelitian

Setelah data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner yang sebelumnya sudah diberi kode,

maka perlu dilakukan pengolahan data. Dalam pengolahan data ada beberapa langkah yang

dilakukan yaitu :

a. Editing (pemeriksaan data)

Data yang dikumpulkan melalui kuesioner diperiksa kembali satu persatu dengan maksud

untuk memastikan kuesioner telah diisi sesuai dengan petunjuk pengisian. Jika terdapat

kuesioner yang belum diisi atau pengisian belum sesuai dengan petunjuk dan tidak

relevan pertanyaan dengan jawaban maka jawaban kuesioner diperbaiki lagi dengan cara

mencari responden semula.

b. Coding (pemberian kode)

Pertanyaan-pertanyaan yang telah diajukan diberi kode untuk mempermudah pada saat

tabulasi dan analisa data. Tanda-tanda kode disesuaikan dengan pengertian yang dibuat

peneliti.

Page 3: BAB III Tinea Pedis

c. Tabulating (tabulasi data)

Data yang telah diberikan kode dipindahkan ke dalam tabel-tabel yang telah dipersiapkan

dengan menggunakan program yang ada di komputer.

H. Pengukuran

Untuk mengukur higiene responden penelitian digunakan skala Guttman, yakni skala yang

terdiri dari pernyataan dan disertai jawaban setuju-tidak setuju, sering-tidak pernah, cepat-

lambat, baik-buruk dan lain sebagainya tergantung dari tujuan pengukuran. Pengukuran

tindakan pencemaran dilakukan dengan menggunkan skala Likert yakni skala yang terdiri

dari pernyataan dan disertai jawaban baik, sedang, buruk, dan buruk sekali tergantung dari

tujuan pengukuran.

I. Analisa Data

a. Analisa Univariat

Analisa data dilakukan dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi sehingga dapat

diketahui bagaimana angka kejadian tinea pedis pada pekerja pendulang intan

b. Analisa Bivariat

Variabel lama kerja dengan penyakit Tinea Pedis akan dianalisa dengan menggunakan uji

hipotesis chi-square atau exact fisher sehingga diketahui bagaimana hubungan antar

variabel penelitian.

Page 4: BAB III Tinea Pedis

J. Definisi Operasional

No Variabel Definisi Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala

1. Tinea Pedis infeksi dermatofita pada

kaki, terutama pada sela

jari dan telapak kaki

Observasi,

Kuestioner

dan

Wawancara

Melakukan

observasi

langsung,

kemudian

menanyakan

gejala yang

berkaitan

dengan tinea

pedis

kepada

objek

1= tidak

ditemukan

2= ditemukan

Nominal

2. Lama

bekerja

waktu yang dihabiskan

untuk bekerja dalam

sehari, dalam satuan

jam

Kuestioner Menanyakan

berapa

waktu yang

dihabiskan

bekerja

dalam sehari

1= <5 jam

2= >5 jam

Rasio

3. Usia Lama hidup seseorang Kuestioner Menanyakan

berapa usia

pekerja

1= <40 tahun,

2= >40 tahun

Rasio

4. Jenis

Kelamin

Jenis gental, pembeda

laki-laki dan perempuan

Kuestioner Menanyakan

jenis

kelamin

pekerja

1=laki-laki,

2=perempuan

Nominal

Page 5: BAB III Tinea Pedis

No Variabel Definisi Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala

5. Pendidikan Pembelajaran

pengetahuan,

keterampilan, dan

kebiasaan sekelompok

orang yang diturunkan

dari satu generasi ke

generasi berikutnya

melalui pengajaran,

pelatihan, atau

penelitian

Kuestioner Menanyakan

tingkat

pendidikan

pekerja

1= rendah

2= tinggi

Ordinal

6. Pemakaian

APD

kelengkapan yang wajib

digunakan saat bekerja

sesuai bahaya dan risiko

kerja untuk menjaga

keselamatan pekerja itu

sendiri dan orang di

sekelilingnya

Observasi

dan

Wawancara

Melihat

langsung

kelengkapan

APD yang

dipakai,

menanyakan

beberapa

pertanyaan

mengenai

APD secara

langsung

1= tidak

memakai

2= memakai

Nominal

7. PHBS semua perilaku yang

dilakukan atas

kesadaran sehingga

anggota keluarga atau

keluarga dapat

menolong dirinya

sendiri di bidang

kesehatan dan berperan

aktif dalam kegiatan-

Kuestioner

dan

Wawancara

Memberikan

pertanyaan

berupa hal-

hal yang

berkaitan

dengan

hiegene

perorangan

1= tidak

bagus

2= bagus

Nominal

Page 6: BAB III Tinea Pedis

No Variabel Definisi Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala

kegiatan kesehatan di

masyarakat

8. Lingkungan

pekerjaan

kerbersihan lingkungan

pekerjaan, dapat berupa

tersedia atau tidaknya

air bersih, makanan,

dan tempat di

lingkungan kerja

Observasi

dan

Wawancara

Melihat

langsung

keadaan

lingkungan

pekerjaan

dan

menanyakan

hal-hal yang

berkaitan

dengan

kebersihan

lingkungan

pekerjaan

1= kotor,

2=bersih

Nominal

Page 7: BAB III Tinea Pedis

DAFTAR PUSTAKA1. Badan pusat statistic kota banjarbaru. 2014. Statistic Daerah Kecamatan Cempaka.

Banjarbaru. http://banjarbarukota.bps.go.id

2. Djuanda, Adhi dkk,. 2013. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi 6. Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta

3. Goldsmith L, Katz S, Gilchrest B, Paller A, Leffel D, Wolff K. Fitzpatrick's dermatology

in general medicine. USA: Mc Graw-Hill Companies; 2012

4. Geographer, eni. 2012. Penambangan Intan Kecamatan Cempaka Kalsel.

http://egeografer.blogspot.com

5. Carlo CJ, Mac Williams Bowe P. 2012. Tinea Pedis (Athlete’s foot). Available at :

http://www.bhchp.org

6. Claire J. Carlo, MD, Patricia MacWilliams Bowe, RN, MS. 2012. Tinea pedis, also

called “athlete’s foot”, is a fungal infection of the foot that is very common among

homeless populations. Fungi are plant-like organisms that live as parasites or

saprophytes (organisms that rely on dead tissue for their nutrition). The health care of

homeless person

7. Nester, Anderson, Roberts. 2012. Microbiology a human perspective. Edisi 7. McGraw-

Hill Internasional Edition

8. Mandell, Douglas & Bennett’s. 2010. Principle and practice of Infectious disease.

Churchill Livingstone

9. Jawetz, Melnick & Adelberg’s. 2010. Medical microbiology. Edisi 25. McGraw-Hill

Medical

10. Lawrence, Sarah, Marcia, Jennifer. 2010. Manual of gender dermatology. Jones &

Bartlett Learning

11. Micheal, Jonathan, Kashif. 2010. Essential dermatology for chiropractor. Jones &

Bartlett Learning

12. Kelly Cowan, Marjorie. 2014. Microbiology: A system approach. Edisi 4. McGraw Hill

Higher Education

13. Courtney, MR. 2014. Tinea pedis. www.emedicine.com

14. Ali naseri, Muhammad Javad, Hojjatollah. 2013. Survillance of dermatophytosis in

northeast of Iran (Mashhad) and review of published studies. Journal of Mycopathologia

Page 8: BAB III Tinea Pedis

15. Richardson MD, Warnock DK. 2012 Fungal infection: diagnosis and management UK.

Edisi 4. Oxford: Wiley

16. Nweze E. 2010. Dermatophytosis in Western Africa: a review. Pak J Biol Sci.

www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed

17. Ameen M. 2010. Epidemiology of superficial fungal infections. Clin Dermatol.

www.sciencedirect.com/science/article

18. Sabadin CS, Fontoura MMC, Saggin LMF, Fischman Olga. 2010. Onychomycosis and

Tinea pedis in althletes from the state of rio grande do sul (Brazil): a cross-sectional

study. Mycopathologia

19. Zhan Ping, Jiang Qing. 2013. The epidemiologi of Tinea mannum in Nanchang area,

South China. Mycopathologi

20. Zhan P, Ge YP, Lu XL, She XD, Li ZH, Liu WD. 2010. A casecontrol analysis and

laboratory study of the two feet-one hand syndrome in two dermatology hospitals in

China. Clin Exp Dermatol.

21. Brasch J. 2010. Pathogenesis of tinea. J Dtsch Dermatol Ges

22. Achterman, RR. 2012. A foot in the door for dermatophyte research. PLoS Pathogens

www.plospathogens.org

23. Setiabudy rianto, bahroelim bahry. 2012. Farmakologi dan terapi. Edisi 5. Jakarta: FKUI

24. MIMS edisi bahasa Indonesia. Volume 13. 2012. PT. Buana Ilmu Populer (Gramedia)