bab iii tanggapan siswa panti karya wanita...

34
61 BAB III TANGGAPAN SISWA PANTI KARYA WANITA “WANODYATAMA” KENDAL TERHADAP PEMBIMBING DAN MATERI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM 3.1. Sekilas Tentang Panti Karya Wanita “Wanodyatama” Kendal 3.1.1. Latar Belakang Berdirinya Panti Karya Wanita “Wanodyatama” Panti Karya Wanita adalah panti rehabilitasi sosial wanita tuna susila yang mempunyai tugas memberikan pelayanan sosial meliputi pembinaan fisik, mental, sosial, mengubah sikap dan tingkah laku, pelatihan ketrampilan dan resosialisasi serta pembinaan lanjut bagi para wanita tuna susila agar mampu berperan aktif dalam kehidupan bermasyarakat. Dewasa ini masalah ketunasusilaan terus berkembang baik secara kualitas maupun kuantitas dan oleh golongan masyarakat tertentu ketunasusilaan dijadikan sistem mata pencaharian yang bertentangan dengan norma kehidupan. Khusus masalah tuna susila, baik oleh Pemerintah Daerah maupun Departemen Sosial Propinsi Jawa Tengah, telah ditempatkan sebagai salah satu masalah sosial yang serius dan mendapatkan perhatian khusus serta prioritas penanggulangannya. Hal ini mengingat :

Upload: vulien

Post on 24-Feb-2018

228 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III TANGGAPAN SISWA PANTI KARYA WANITA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · Panti Karya Wanita adalah panti rehabilitasi sosial wanita tuna

61

BAB III

TANGGAPAN SISWA PANTI KARYA WANITA “WANODYATAMA”

KENDAL TERHADAP PEMBIMBING DAN MATERI BIMBINGAN DAN

PENYULUHAN ISLAM

3.1. Sekilas Tentang Panti Karya Wanita “Wanodyatama” Kendal

3.1.1. Latar Belakang Berdirinya Panti Karya Wanita “Wanodyatama”

Panti Karya Wanita adalah panti rehabilitasi sosial wanita tuna

susila yang mempunyai tugas memberikan pelayanan sosial meliputi

pembinaan fisik, mental, sosial, mengubah sikap dan tingkah laku,

pelatihan ketrampilan dan resosialisasi serta pembinaan lanjut bagi para

wanita tuna susila agar mampu berperan aktif dalam kehidupan

bermasyarakat.

Dewasa ini masalah ketunasusilaan terus berkembang baik secara

kualitas maupun kuantitas dan oleh golongan masyarakat tertentu

ketunasusilaan dijadikan sistem mata pencaharian yang bertentangan

dengan norma kehidupan.

Khusus masalah tuna susila, baik oleh Pemerintah Daerah maupun

Departemen Sosial Propinsi Jawa Tengah, telah ditempatkan sebagai salah

satu masalah sosial yang serius dan mendapatkan perhatian khusus serta

prioritas penanggulangannya. Hal ini mengingat :

Page 2: BAB III TANGGAPAN SISWA PANTI KARYA WANITA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · Panti Karya Wanita adalah panti rehabilitasi sosial wanita tuna

62

a. Bahwa tindak tuna susila merupakan tindak yang sangat bertentangan

dengan nilai-nilai sosial, religius dan dapat merendahkan martabat

bangsa.

b. Dapat berakibat semakin meningkatnya penyimpangan seksual, di

mana pengaruhnya terhadap gangguan kejiwaan akan semakin meluas

dan berakibat pada terpengaruhnya sendi-sendi kehidupan masyarakat

dan bangsa dari segala aspek.

c. Tindak tuna susila sangat berpengaruh terhadap usaha pembinaan dan

pengembangan generasi muda sebagai harapan bangsa.

Dengan kata lain, bahwa tindak tuna susila sebenarnya sangat

menghambat lajunya pembangunan nasional, karena tindak tuna susila

sangat bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945.

Departemen Sosial sebagai aparat pemerintah yang mempunyai

misi dalam pembangunan bidang kesejahteraan sosial mendasarkan pada

panti dan sistem luar panti.

Dengan latar belakang itulah, maka pemerintah daerah propinsi

Jawa Tengah, berupaya menanggulangi ketunasusilaan dengan sistem

pembinaan dan pelayanan melalui didirikannya panti untuk wanita tuna

susila. Di propinsi Jawa Tengah sendiri ada dua panti untuk rehabilitasi

wanita tuna susila yang berada di Surakarta dan Semarang, di Semarang di

tempatkan di Kabupaten Kendal yaitu Panti Karya Wanita (PKW)

“Wanodyatama” Kendal.

Page 3: BAB III TANGGAPAN SISWA PANTI KARYA WANITA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · Panti Karya Wanita adalah panti rehabilitasi sosial wanita tuna

63

PKW “Wanodyatama” Kendal adalah panti rehabilitasi wanita

tuna susila yang mempunyai tugas memberikan pelayanan rehabilitasi

sosial yang meliputi pembinaan fisik, mental, sosial dan resosialisasi serta

pembinaan lanjut dari para tuna susila agar mampu berperan aktif dalam

kehidupan bermasyarakat.

PKW “Wanodyatama” Kendal telah mulai operasi sejak tanggal 15

September 1981 dengan nama Sasana Rehabilitasi Wanita “Mardi Utama”

Kendal dan penghuni pada saat itu 40 orang tuna susila. Pada tanggal 30

April 1982 diresmikan oleh Menteri Sosial RI bersamaan dengan

peresmian SRCPM “Raharja” Sragen. Berdasarkan SK Ka. Kanwil Dep.

Sosial Propinsi Jawa Tengah No. Deg. 7/80/VII/93, berubah namanya

menjadi Panti Karya Wanita “Mardi Wanita” selanjutnya berdasarkan SK

Dirjen Bina Rehabilitasi Sosial Dep. Sosial RI tanggal 1 April 1994, No.

06/Kep/BRS/IV/1994, Nama PKW “Mardi Wanita” dirubah menjadi Panti

Sosial Karya Wanita “Wanodyatama” Kendal dengan menempati tanah

seluas + 2 Ha, berlokasi di jalan Gemah Km 1 Desa Botomulyo,

Kecamatan Cepiring, Kabupaten Kendal.

3.1.2. Tujuan, Visi, Misi dan Sasaran

a. Tujuan

1). Memberikan pembinaan terhadap tata kehidupan bagi masalah

kesejahteraan sosial tuna susila dalam kehidupan dan penghidupan

masyarakat secara normatif.

Page 4: BAB III TANGGAPAN SISWA PANTI KARYA WANITA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · Panti Karya Wanita adalah panti rehabilitasi sosial wanita tuna

64

2). Mengembangkan pemulihan kembali harga diri, kepercayaan diri,

tanggung jawab sosial, kemauan dan kemampuan para siswa agar

dapat melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar dalam

kehidupan masyarakat.

b. Visi dan Misi

1). Visi:

Profesionalitas pelayanan Panti Karya Wanita “Wanodyatama”

menuju kesejahteraan sosial.

2). Misi:

a) Meningkatkan harkat dan martabat serta kualitas kehidupan

manusia.

b) Mengembangkan prakarsa dan peran aktif masyarakat di dalam

penanganan penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS).

c) Menciptakan jaringan kerja dengan instansi, lembaga dan dunia

usaha.

d) Mengembangkan manajemen pelayanan dan administrasi

pekerjaan sosial dengan sistem panti.

e) Membina dan mengembangkan PMKS.

f) Menciptakan kondisi lingkungan sosial yang mampu

mendorong kelayan untuk memulihkan harga diri, percaya diri

dan kemandirian agar dapat melaksanakan fungsi sosialnya

secara wajar.

Page 5: BAB III TANGGAPAN SISWA PANTI KARYA WANITA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · Panti Karya Wanita adalah panti rehabilitasi sosial wanita tuna

65

c. Sasaran Garapan Panti Karya Wanita “Wanodyatama”

1) Sasaran Utama:

a). Wanita tuna susila dengan kriteria sebagai berikut:

- Berusia produktif antara 16-35 tahun

- Sehat jasmani dan tidak berpenyakit menular

- Sehat rohani dalam arti tidak sakit ingatan atau tuna laras

- Tinggal di asrama dan memenuhi ketentuan yang berlaku

di dalam panti

- Bimbingan berlangsung maksimal selama enam bulan

b). Eks Wanita Tuna Susila

c). Wanita-wanita rawan pelacuran

2). Sasaran lain:

a. Keluarga

b. Masyarakat

c. Organisasi sosial, LSM, Tokoh masyarakat

3.1.3. Landasan Hukum

Dalam hal ini, sebagai sebuah Panti Sosial yang bergerak dalam

bidang kesejahteraan sosial, dengan fokus utama untuk memberikan

bantuan berupa layanan dan rehabilitasi sosial, keberadaan Panti Karya

Wanita “Wanodyatama” Kendal ini mempunyai landasan hukum sebagai

berikut:

1. U.U. No.6 th.1974 tentang ketentuan-ketentuan pokok kesejahteraan

sosial.

Page 6: BAB III TANGGAPAN SISWA PANTI KARYA WANITA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · Panti Karya Wanita adalah panti rehabilitasi sosial wanita tuna

66

2. Perda Propinsi Jawa Tengah Nomor 7 Tahun 2001 tentang

pembentukan, kedudukan, tugas pokok, fungsi dan susunan organisasi

Dinas Kesejahteraan Sosial Propinsi Jawa Tengah.

3. Peraturan Daerah Propinsi Jawa Tengah No. 1 Tahun 2002, tentang

pembentukan, kedudukan, tugas pokok, fungsi dan susunan organisasi

Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesejahteraan Sosial Propinsi Jawa

Tengah.

3.1.4. Fungsi Panti

1. Penyusunan rencana tehnis pelayanan PMKS WTS.

2. Pengkajian dan analisis tehnis operasional PMKS.

3. Pelaksanaan kebijakan tehnis pelayanan PMKS.

4. Pelaksanaan identifikasi dan registerasi calon klien.

5. Penyaluran dan pembinaan lanjut.

6. Pelaksanaan evaluasi proses pelayanan panti.

7. Pelayanan penunjang penyelenggaraan tugas dinas.

8. Pengelolaan ketatausaha.

Persyaratan menjadi siswa/klein PKW “Wanodyatama” Kendal:

1) Tuna susila (WTS) usia 15-35 tahun

2) ABG/remaja rawan tindakan tuna susila

3) Bersedia mengikuti program pelayanan dan rehabilitasi sosial sistem

panti yang telah ditetapkan panti

4) Sehat jasmani kecuali berpenyakit kelamin

5) Sehat rohani, tidak sakit ingatan/tuna laras

Page 7: BAB III TANGGAPAN SISWA PANTI KARYA WANITA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · Panti Karya Wanita adalah panti rehabilitasi sosial wanita tuna

67

6) Sanggup tinggal di asrama dengan lama waktu pelayanan selama 6

bulan.

3.1.5. Program Pelayanan Kegiatan

Panti Karya Wanita “Wanodyatama” Kendal ini pada dasarnya

melaksanakan tugas terhadap penanganan masalah sosial penyandang tuna

susila berupa pelayanan yang dikemas melalui suatu proses penyantunan

dan rehabilitasi sosial, di mana seperti yang tertera dalam sasaran

utamanya, siswa yang dalam hal ini memperoleh layanan dan bantuan

ditempatkan dalam asrama, untuk mendapatkan ketrampilan seperti:

menjahit, rias salon, tata boga, juga pembinaan fisik, mental kesehatan dan

sosial, budi pekerti serta ajaran agama. Pelayanan dan rehabilitasi sosial di

PKW “Wanodyatama” Kendal ini dilaksanakan selama enam bulan, di

mana dalam satu tahun terdiri dari dua angkatan, yaitu periode Januari s/d

Juni dan Juni s/d Desember. Lebih khusus lagi di dalam tiap angkatan

hanya melayani 70 orang siswa.

Dalam proses pelayanan ini ada tujuh proses kegiatan yaitu:

a. Tahap Pendekatan Awal

Adalah kegiatan untuk mendapatkan dukungan dari instansi

sosial, menunjang keberhasilan pelaksanaan pelayanan, khususnya

dalam penerimaan siswa. Pendekatan awal ini dilaksanakan satu bulan

sebelum program pelayanan di dalam panti dilaksanakan. Terkait

dalam fungsinya mengatasi dan menjaga tingkah laku para tuna susila

tersebut, dilakukan melalui pendekatan aktif dan pasif yang berbentuk:

Page 8: BAB III TANGGAPAN SISWA PANTI KARYA WANITA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · Panti Karya Wanita adalah panti rehabilitasi sosial wanita tuna

68

1) Orientasi dan konsultasi

2) Identifikasi

3) Motifasi

4) Seleksi

b. Tahap penerimaan

Tahap penerimaan para tuna susila untuk menjadi kelayan,

yang disebut siswa di Panti ini, dengan kelengkapan administrasi,

biodata serta informasi lain tentang pelayanan panti dalam membantu

pemecahan permasalahan siswa yang berbentuk:

1. Registrasi

2. Assisment

3. Penempatan dalam program pelayanan

4. Pelayanan dan rehabilitasi

c. Tahap assisment/penelaahan dan pengungkapan masalah

Adalah proses pengungkapan dan pemahaman masalah siswa

untuk mendapatkan data dan informasi tentang permasalahan,

potensi dan kelemahan-kelemahan yang ada, serta rencana untuk

masa depan yang mendukung upaya pemecahan masalah siswa.

d. Tahap bimbingan

Bimbingan dilaksanakan secara terinteraksi dan saling terkait

antara kegiatan bimbingan yang satu dengan yang lain, meliputi:

1). Bimbingan Fisik

Page 9: BAB III TANGGAPAN SISWA PANTI KARYA WANITA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · Panti Karya Wanita adalah panti rehabilitasi sosial wanita tuna

69

Yang merupakan bimbingan penanaman kedisiplinan

yang berupa latihan jasmani, yaitu olah raga.

2). Bimbingan mental

Merupakan usaha untuk melatih dan membentuk kondisi

mental, psikis, kepribadian dan integritas yang mantap pada diri

siswa serta kemampuan dan kemauan dalam menjalankan ibadah,

sehingga siswa mempunyai ketahanan mental, spiritual dan tidak

mudah terpengaruh oleh lingkungan sosial serta dapat

menjalankan fungsi sosialnya secara wajar. Kegiatan ini

dilakukan melalui bidang keagamaan dan budi pekerti.

3). Bimbingan sosial

Adalah kegiatan yang dilakukan oleh pekerja sosial untuk

membantu siswa baik secara individual, kelompok masyarakat

dalam upaya meningkatkan kemampuan siswa dalam memenuhi

kebutuhan, menghadapi dan mengatasi masalah serta dalam

menjalin hubungan dalam lingkungan masyarakat.

4). Bimbingan ketrampilan kerja

Adapun bimbingan ketrampilan kerja yang diberikan oleh

panti ini disesuaikan dengan bakat, minat dan kemampuan siswa,

antara lain berbentuk:

- Menjahit

- Salon

- Tata Boga

Page 10: BAB III TANGGAPAN SISWA PANTI KARYA WANITA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · Panti Karya Wanita adalah panti rehabilitasi sosial wanita tuna

70

Setelah selesai mengikuti bimbingan fisik, mental,

sosial maupun ketrampilan selama lima bulan, maka siswa

melaksanakan kegiatan magang (praktek belajar kerja) di berbagai

perusahaan sesuai dengan ketrampilan yang diikuti selama satu

bulan.

e. Tahap resosialisasi, yang meliputi:

1). Bimbingan kesiapan dan peran masyarakat

2). Bimbingan sosial hidup bermasyarakat

3). Bimbingan pembinaan bantuan/stimulan

4). Bimbingan usaha/kerja produktif

5). Bimbingan penempatan dan penyaluran

f. Tahap bimbingan lanjut, antara lain:

1) Bimbingan peningkatan kehidupan bermasyarakat dan peran serta

dalam pembangunan

2) Bimbingan pengembangan usaha

3) Bimbingan pemantapan peningkatan usaha

g. Terminasi

Merupakan pemutusan pelayanan dan rehabilitasi sosial bagi

siswa yang telah dapat menjalankan fungsi sosialnya secara wajar.

3.1.6. Sarana dan Prasarana

Dalam pelaksanaan bimbingan dan penyuluhan yang memenuhi

syarat sangat menentukan kelancaran proses bimbingan dan penyuluhan itu

sendiri.

Page 11: BAB III TANGGAPAN SISWA PANTI KARYA WANITA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · Panti Karya Wanita adalah panti rehabilitasi sosial wanita tuna

71

Adapun sarana dan prasarana yang ada di panti karya wanita

“Wanodyatama” Kendal adalah sebagai berikut :

a. Kantor : 2 unit

b. Asrama : 4 unit

c. Ruang kelas/aula : 1 unit

d. Ruang ketrampilan : 1 unit

e. Ruang makan/dapur : 1 unit

f. Musholla : 1 unit

g. Rumah dinas : 3 unit

h. Lapangan olah raga : 1 Unit

3.1.7. Struktur Organisasi

PKW “Wanodyatama” Kendal adalah merupakan salah satu Unit

Pelaksanaan Teknis Dinas Kesejahteraan Sosial termasuk Panti type-A

Eselon III, yang berada dibawah dan tanggung jawab kepada kepala Dinas

Kesejahteraan Sosial Propinsi Jawa Tengah (Nur Kholish: 2005).

Kepala Panti

Ka Sub Bag TU

Kasi Penyantunan Kasi Rehablur

Page 12: BAB III TANGGAPAN SISWA PANTI KARYA WANITA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · Panti Karya Wanita adalah panti rehabilitasi sosial wanita tuna

72

3.1.8. Sumber Dana

Adapun Sumber dana PKW “Wanodyatama” Kendal diperoleh dari :

1). APBD Propinsi Jawa Tengah.

2). Dana Dekonsentrasi (APBD dan Bantuan Luar Negeri)

3). Sumber lainnya yang tidak mengikat dan tidak bertentangan dengan

ketentuan yang berlaku.

3.1.8. Kondisi Penghuni Panti Karya Wanita “Wanodyatama” Kendal

a. Pembimbing

Tenaga pembimbing atau pengelola yang ada di Panti Karya

Wanita “Wanodyatama” di Kendal sampai sekarang 21 orang, tetapi ada

dari Departemen Agama dan dinas-dinas lainnya. Data identifikasinya

adalah tabel sebagai berikut :

Tabel I Usia Pengelola/Pembimbing Panti Karya Wanita “Wanodyatama”

Kendal

No. Usia / Tahun Responden Prosentase 01 30 - 35 Tahun 5 orang 23,8 % 02 36 - 40 Tahun 3 orang 14,3 % 03 41 - 45 Tahun 3 orang 14,3 % 04 46 Tahun – Keatas 10 orang 47,6 % Jumlah 21 orang 100 %

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa pengelola Panti Karya

Wanita “Wanodyatama” Kendal lebih banyak dikelola orang yang

berusia 46 tahun keatas (47,6 %), usia termuda adalah 30 sampai 35

tahun sebanyak 23,8 %. Hal itu menunjukkan bahwa pengelola di panti

tersebut lebih banyak dikelola oleh mereka yang lebih matang mental

karena usianya tua. Karena, bagaimana juga mengelola panti tersebut

Page 13: BAB III TANGGAPAN SISWA PANTI KARYA WANITA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · Panti Karya Wanita adalah panti rehabilitasi sosial wanita tuna

73

dibutuhkan kesabaran yang tinggi, sehingga dengan usia pengelola yang

lebih tua diharapkan tingkat kesabarannya juga tinggi.

Tabel II Jenis Kelamin Pengelola/Pembimbing Panti Karya Wanita

“Wanodyatama”Kendal

No. Jenis Kelamin Responden Prosentase 01 Laki-Laki 15 orang 71,4 % 02 Perempuan 6 orang 28,6 %

Jumlah 21 orang 100 %

Begitu pula dalam tabel tersebut, menunjukkan bahwa jenis

kelamin pengelola di Panti Karya Wanita “Wanodyatama” di Kendal,

kebanyakan berjenis kelamin laki-laki sebanyak 15 orang (71,4 %).

Sedangkan yang berjenis perempuan berjumlah 6 orang (28,6 %).

Tabel III Asal Domisili Pengelola Pembimbing Panti Karya Wanita

“Wanodyatama” Kendal

No. Asal Domisili Responden Prosentase 01 Kendal 8 orang 38,1 % 02 Semarang 5 orang 23,8 % 03 Karanganyar 1 orang 4,7 % 04 Pekalongan 1 orang 4,7 % 05 Surakarta 1 orang 4,7 % 06 Jepara 1 orang 4,7 % 07 Sukoharjo 1 orang 4,7 % 08 Solo 1 orang 4,7 % 09 Surabaya 1 orang 4,7 % 10 Sragen 1 0rang 4,7 %

Jumlah 21 orang 100 %

Tabel di atas menunjukkan bahwa, domisili pengelola Panti

Karya Wanita “Wanodyatama” Kendal itu lebih banyak berasal dari

daerah Kendal yaitu 8 orang (38,1 %) dan yang berasal dari Semarang 5

Page 14: BAB III TANGGAPAN SISWA PANTI KARYA WANITA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · Panti Karya Wanita adalah panti rehabilitasi sosial wanita tuna

74

orang (23,8 %). Sedangkan sisanya berasal dari luar Kendal dan

Semarang. Kondisi demikian menunjukkan adanya efektifitas layanan

yang dilakukan oleh pengelola panti tersebut terhadap pembinaan siswa

yang berada di panti itu.

Tabel IV

Pendidikan Pengelola Panti Karya Wanita “Wanodyatama” Kendal

No. Pendidikan Responden Prosentase 01 S.1 8 orang 38,1 % 02 Diploma dua 1 orang 4,7 % 03 SLTA 8 orang 38,1 % 04 SLTP 2 orang 9,5 % 05 SD 2 orang 9,5 % Jumlah 21 orang 100 %

Tabel di atas menunjukkan bahwa, pendidikan pengelola di

Panti Karya Wanita “Wanodyatama” di Kendal adalah pendidikan

sarjana strata satu (S.1) berjumlah 8 orang (38,1 %), diploma dua

berjumlah 1 orang (4,8 %), Sekolah Menengah Atas (SMA) sebanyak 8

orang (38,1 %), Sekolah Menengah Pertama (SMP) berjumlah 2 orang

(9,5 %), dan terakhir pendidikan sekolah dasar berjumlah 2 orang (9,5

%). Jadi dari data itu menunjukkan bahwa pengelola di panti tersebut

kebanyakan pendidikan SMA dan S.1, dan paling kecil adalah

pendidikan diploma dua. Tenaga pengelola yang berpendidikan SMA

dan S.1 itu mengindikasikan bahwa, tenaga tersebut merupakan tenaga-

tenaga pengelola yang profesional, dengan indikasi pendidikan yang

sarjana S1. Namun, mayoritas pengelola di Panti Karya Wanita

“Wanodyatama” di Kendal 100 % beragama Islam.

Page 15: BAB III TANGGAPAN SISWA PANTI KARYA WANITA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · Panti Karya Wanita adalah panti rehabilitasi sosial wanita tuna

75

Dari uraian tersebut di atas penulis mengambil kesimpulan

bahwa pembimbing yang ada di PKW “Wanodyatama” Kendal sebagian

besar berasal dari luar Kendal, usia mayoritas 45 tahun keatas, jenis

kelamin didominasi oleh kaum laki-laki, pendidikannya SMA dan S1,

dan pengelolanya semua beragama Islam.

b. Siswa

Pada tahun anggaran 2004-2005 di PKW “Wanodyatama” Kendal

menampung 70 siswa rehabilitasi yang mendaftar di Panti Karya Wanita

“Wanodyatama” Kendal di kelurahan Botomulyo. Sehubungannya dengan

tempat yang tersedia, maka untuk masuk PKW “Wanodyatama” tersebut

diadakan seleksi dan pemeriksaan terlebih dahulu dan jumlah siswa/klien

rehabilitasi dibatasi.

1. Jumlah siswa rehabilitasi: 70 orang.

Tabel V Asal Daerah Penghuni Panti Karya Wanita “Wanodyatama”

di Kendal

No. Asal Daerah Responden Prosentase 01 Demak 14 orang 20 % 02 Kendal 19 orang 27,1 % 03 Temanggung 15 orang 21,4 % 04 Batang 5 orang 7,2 % 05 Sukoharjo 1 orang 1,4 % 06 Tegal 12 orang 17,3 % 07 Pekalongan 2 orang 2,9 5 08 Semarang 1 orang 1,4 % 09 Lampung Tengah 1 orang 1,4 %

Jumlah 70 orang 100 %

Dari tabel tersebut di atas, maka penghuni Panti Karya

Wanita “Wanodyatama” di Kendal terbanyak berasal dari Kendal

Page 16: BAB III TANGGAPAN SISWA PANTI KARYA WANITA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · Panti Karya Wanita adalah panti rehabilitasi sosial wanita tuna

76

sendiri, yaitu sebanyak 19 orang (27,1 %), sedangkan urutan kedua dari

kabupaten Temanggung sebanyak 15 orang (21,4 %), sedang urutan

ketiga dari daerah Demak sebanyak 14 orang ( 20 %). Penghuni terkecil

dari daerah Sukoharjo, Semarang, dan Lampung Tengah sebanyak

masing-masing 1 orang (1,4 %).

Pelayanan yang diperoleh para siswa rehabilitasi selama

berada di PKW “Wanodyatama” tersebut meliputi :

1. Pengasramaan dengan rincian: setiap kamar terdiri dari 4 orang dan

tempat tidur komplit.

2. Pemberian pakaian seragam untuk pembinaan.

3. Pelayanan kesehatan.

- Pemeriksaan 1 minggu sekali

- Pemberian obat-obatan bagi yang sakit ringan

4. Pelayanan ketrampilan.

- Menjahit

- Salon

- Memasak.

Mengenai pendidikan siswa rehabilitasi yang berada di PKW

“Wanodyatama” berdasarkan observasi dan wawancara penulis dengan

petugas dan siswa dapat dilihat pada tabel berikut ini (Agus: 2005).

Page 17: BAB III TANGGAPAN SISWA PANTI KARYA WANITA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · Panti Karya Wanita adalah panti rehabilitasi sosial wanita tuna

77

Tabel VI Keadaan Siswa PKW “ Wanodyatama” Kendal Menurut

Tingkat Pendidikan

No. Tingkat Pendidikan Responden Prosenatase 01. SD 5 orang 7,2 % 02. SMP 37 orang 52,8 % 03. SMU 28 orang 40,0 %, Jumlah 70 orang 100 %

Dari tabel tersebut, dapat disebutkan bahwa mayoritas siswa di

Panti Karya Wanita “Wanodytama” Kendal adalah berpendidikan

SMP sebanyak (52,8 %). Sedangkan yang berpendidikan SMA 40

%, yang berpendidikan SD 7,2 %. Ini menunjukkan bahwa siswa

yang ada di panti tersebut mayoritas melaksanakan wajib belajar

sembilan tahun.

Apabila diperhatikan, usia mereka banyak yang termasuk usia

produktif, dimana mereka merupakan generasi muda penerus

bangsa. Untuk lebih jelasnya, dapat di lihat dalam tabel berikut ini :

Tabel VII Keadaan Responden Di PKW “WANODYATAMA” Kendal

Menurut Golongan Usia

No. Golongan Usia Responden Prosentase 01 16 – 23 25 orang 35,7 % 02 25 – 30 35 orang 50,0 % 03 31 – keatas 10 orang 14,3 %

Jumlah 70 orang 100 %

Dari tabel di atas, menunjukkan bahwa siswa di Panti Karya

Wanita “Wanodytama” Kendal paling banyak berusia 25 – 30 tahun

Page 18: BAB III TANGGAPAN SISWA PANTI KARYA WANITA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · Panti Karya Wanita adalah panti rehabilitasi sosial wanita tuna

78

atau 50 %. Usia 16 – 23 tahun sebanyak 35,7 %. Jadi siswa yang

direhabilitasi di panti tersebut adalah berusia produktif.

Selain itu untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan

klien menjadi Wanita Tuna Susila, maka penulis mengadakan

wawancara dengan siswa dan beberapa pembimbing di PKW

“Wanodyatama”. Hasil dari wawancara tersebut, lihat tabel dibawah

ini:

Tabel VIII Faktor Penyebab Responden Menjadi Wanita Tuna Susila Di PKW

“WANODYATAMA” Kendal

No. Faktor Penyebab Responden Prosentase 01. Ekonomi 55 orang 78,5 % 02. Sakit Hati 9 orang 12,9% 03. Pengaruh

Lingkungan 6 orang 8,6 %

Jumlah 70 orang 100 %

Setelah diperhatikan tabel di atas, jelaslah bahwa faktor

ekonomi mencapai 78,5%, pengaruh lingkungan 8,6 %, Sakit Hati

12,9%. Dengan demikian maka faktor ekonomi menduduki tempat

yang paling tinggi, bahkan merupakan penyebab yang paling tinggi

intensitasnya pada tiap-tiap angkatan. Hal ini menunjukkan bahwa,

status mereka mayoritas tergolong ekonomi lemah. Dan sampai saat

ini, kondisi yang seperti itu masih banyak belum bisa di atasi,

terutama di daerah terpencil dan miskin lainnya.

Dengan melihat gejala seperti itu, maka pihak pemerintah

tidak tinggal diam. Melalui panti-panti pada khususnya, seperti

Page 19: BAB III TANGGAPAN SISWA PANTI KARYA WANITA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · Panti Karya Wanita adalah panti rehabilitasi sosial wanita tuna

79

PKW “Wanodyatama” dengan dibantu instansi terkait berusaha

mengatasi masalah tersebut dengan memberikan berbagai bimbingan

pembinaan WTS yang terkena razia.

3.2. Tanggapan Siswa Panti Karya Wanita “Wanodyatama” Kendal

Terhadap Pembimbing Dan Materi Bimbingan Penyuluhan Islam

3.2.1. Tanggapan Siswa Panti Terhadap Pembimbing

Secara teoritikal fungsi bimbingan dan penyuluhan secara

umum adalah sebagai fasilitator dan motivator klien dalam upaya

mengatasi dan memecahkan problem kehidupan klien dengan

kemampuan yang ada pada diri klien. Hal itu, sangat terkait dengan

keberadaan pembimbing dalam mencapai fungsi bimbangan dan

penyuluhan sebagaimana tersebut.

Adapun pembimbing di PKW “Wanodyatama” secara umum

telah memberikan pelayanan kepada siswa agar supaya mampu

mengaktifkan potensi fisik dan psikisnya sendiri dalam menghadapi

dan memecahkan kesulitan-kesulitan hidup yang dirasakan sebagai

penghalang atau penghambat perkembangan lebih lanjut dalam

bidang-bidang tertentu (Wawancara dengan Rani P tanggal 4 april

2005)

Pembimbing yang ada di PKW “Wanodyatama” ternyata

memiliki tiga sikap pokok, yaitu menerima (acceptance), sikap ingin

memahami (understanding), sikap bertindak dan berkata secara jujur

Page 20: BAB III TANGGAPAN SISWA PANTI KARYA WANITA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · Panti Karya Wanita adalah panti rehabilitasi sosial wanita tuna

80

(sincerry). Sikap menerima di sini berarti bahwa pembimbing

menerima siswa Panti Karya Wanita “Wanodyatama” sebagaimana

adanya dan tidak segera “mengadili” siswa tentang kebenaran dari

pendapatnya/perasaannya/perbuatannya. Sikap ingin memahami

menuntut dari pembimbing agar dia berusaha sekuat tenaga untuk

menangkap dengan jelas dan lengkap hal-hal yang sedang

dikemukakan oleh siswa, baik dengan kata-kata maupun dengan

isyarat yang lain. Maka pembimbing berusaha untuk ikut merasakan

(empathy) apa yang diungkapkan dan apa yang dialami oleh siswa

(Uswa. H tanggal 4 april 2005). Begitu juga menurut Siti. M (tanggal

4 april 2005) yang dikuatkan oleh Indri. N (2005), bahwa sikap

bertindak dan berbicara secara jujur oleh pembimbing, adalah dalam

bentuk pembimbing di PKW “Wanodyatama” tidak bersikap

berpura-pura, sehingga dalam pandangan siswa Panti Karya Wanita

“Wanodyatama”, pembimbing kelihatan secara spontan. Misalnya,

pembimbing tidak berpura-pura bersikap ramah terhadap seorang

murid yang berpakaian terlalu seenaknya; lebih baik pembimbing

mengatakan bahwa caranya berpakaian kurang pantas dan lain kali

sebaiknya dibenarkan.

Berdasarkan uraian di atas jelas kiranya, bahwa kesan yang

ditangkap oleh siswa di PKW “Wanodyatama” dalam pertemuan

awal sangat menentukan bagi kelancaran pertemuan-pertemuan

bimbingan yang akan datang. Dalam pertemuan yang untuk pertama

Page 21: BAB III TANGGAPAN SISWA PANTI KARYA WANITA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · Panti Karya Wanita adalah panti rehabilitasi sosial wanita tuna

81

kalinya itu siswa akan “menilai” pembimbing, apakah dia pada lain

kesempatan masih mempunyai daya tarik terhadap siswa di PKW

“Wanodyatama”. Pertemuan yang pertama kalinya itu sangatlah

menentukan bagi terciptanya hubungan pribadi antar pembimbing

dan yang dibimbing (Endang P tanggal 4 april 2005).

Begitu juga, kepekaan terhadap apa yang terdapat “di

belakang” kata-kata siswa Panti Sosial Wanita “Wanodyatama”,

misalnya macam-macam perasaan yang dialami siswa di panti, tetapi

sering kali tidak dapat diungkapkan dalam kata-kata. Kepekaan

(sensitivity) ini seolah-olah harus menjadi suatu sifat kepribadian

yang diperoleh melalui studi ilmiah, pengalaman dalam memberi

bimbingan kepada siswa-siswa, membaca-baca roman yang bermutu,

dan melihat film yang mengisahkan kehidupan batin pada manusia.

kepekaan ini lebih penting daripada metode dan masalah yang

menimbulkan kegelisahan dan kebingungan ternyata bisa ditangkap

oleh pembimbing di PKW “Wanodyatama”yang peka terhadap apa

yang dirasakan oleh siswa di PKW “Wanodyatama” Kendal (Dwi. A,

Kaswa, dan Siti. M tanggal 4 april 2005)..

Kemampuan dalam cara berkomunikasi yang tepat (rapport),

hal ini, pembimbing di Panti Karya Wanita “Wanodyatama” telah

menunjukkan bahwa, pembimbing telah mampu menyatakan

pemahamannya terhadap hal-hal yang diungkapkan oleh siswa.

Caranya pembimbing menyatakan “pengertiannya” dengan

Page 22: BAB III TANGGAPAN SISWA PANTI KARYA WANITA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · Panti Karya Wanita adalah panti rehabilitasi sosial wanita tuna

82

bijaksana, agar jangan menimbulkan sikap defensif pada siswa,

misalnya jangan dikatakan: “Ternyata kau bertindak tolol; rupanya

engkau seorang penakut”, atau menimbulkan rasa malu pada siswa,

misalnya jangan dikatakan: “rupanya kau merasa sangat bermusuhan

dengan ayahmu, ya toh ?”. Pembimbing selalu mengingat bahwa

kata-katanya, nada bicara, dan reaksinya yang lain dapat

menimbulkan reaksi terkejut atau tersinggung (Ike. K tanggal 6 april

2005)..

Peran pembimbing di Panti Karya Wanita “Wanodyatama”

juga bertindak sebagai pendidik, tetapi mereka itu tidak

bertindak/berlagak “dominan” dalam mengambil sikap. Sehingga

seorang pembimbing tidak membuat siswa Panti Karya Wanita

“Wanodyatama” terlalu mengantungkan diri pada pembimbing (Sari

tanggal 6 april 2005).

Pembimbing di Panti Karya Wanita “Wanodyatama”

memiliki kesehatan dan mental yang layak. Hal itu terlihat dari sikap

pembimbing yang menyakini akan kebenaran agamanya,

menghayati, mengamalkan, karena mereka menjadi pembawa norma

sosial maupun agama yang konsekuen serta menjadikan idola

sebagai muslim lahir batin di kalangan siswa di PKW

“Wanodyatama” (Sri. M tanggal 6 april 2005). Begitu juga menurut

Muti (tanggal 6 april 2005), pembimbing memiliki kepribadian

menarik terhadap siswa di PKW “Wanodyatama” pada khususnya

Page 23: BAB III TANGGAPAN SISWA PANTI KARYA WANITA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · Panti Karya Wanita adalah panti rehabilitasi sosial wanita tuna

83

dan kepada orang-orang yang berada di lingkungan sekitarnya.

Begitu juga, mereka memiliki rasa tanggung jawab, rasa berbakti

tinggi serta loyalitas terhadap tugas pekerjaannya yang konsisten

(tidak terputus-putus, atau berubah-ubah), di tengah-tengah

pergolakan masyarakat.

Di sisi lain menurut Endang. PW (tanggal 8 april 2005),

pembimbing di PKW “Wanodyatama” memiliki kematangan jiwa

dalam bertindak menghadapi permasalahan yang memerlukan

pemecahan. Kematangan jiwa yang dimaksud matang dalam

berpikir, berkehendak, dan merasakan (melakukan reaksi-reaksi

emosial) terhadap segala hal yang melingkupi tugas kewajibannya.

Bahkan, mampu mengadakan komunikasi (hubungan) timbal balik

dengan siswa di PKW “Wanodyatama” dan lingkungan sekitarnya,

baik kepada pengelola PKW “Wanodyatama”, karyawan dan staf

serta orang-orang yang perlu diajak bekerja sama, maupun dengan

masyarakat sekitarnya.

Pembimbing di PKW “Wanodyatama”mempunyai sikap dan

perasaan terikat dengan nilai-nilai kemanusiaan yang harus

ditegaskan terutama di kalangan siswa yang dibimbingnya, dengan

menjunjung harkat dan martabat kemanusaian yang harus dijunjung

tinggi di kalangan mereka. Juga memiliki keyakinan bahwa tiap

siswa di PKW “Wanodyatama” memiliki kemampuan dasar yang

baik dan dapat dibimbing menuju ke arah perkembangan yang

Page 24: BAB III TANGGAPAN SISWA PANTI KARYA WANITA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · Panti Karya Wanita adalah panti rehabilitasi sosial wanita tuna

84

optimal serta memiliki sikap tanggap dan peka terhadap kebutuhan

siswa di PKW “Wanodyatama” (Riyati tanggal 8 april 2005).

Bahkan menurut Dwi. A (tanggal 8 april 2005), pembimbing

di PKW “Wanodyatama” memiliki watak dan kepribadian yang

bersifat kekeluargaan sehingga orang yang berada disekitarnya suka

bergaul dengannya. Serta memiliki integritas pribadi (yang bulat dan

utuh) tidak berjiwa terpecah-pecah, karena jiwa yang terpecah-pecah

tidak dapat merekam sikap dan pandangan yang teguh dan konsisten,

melainkan selalu berubah-ubah karena pengaruh sekitar. Sisi lain

mereka memiliki pengetahuan teknis termasuk metode tentang

bimbingan dan penyuluhan serta menerapkan dalam tugasnya, hal itu

dikuatkan oleh Elly. A dan Puji A(tanggal 8 april 2005).

Dalam kaitannya dengan tugas dan karakter tersebut di atas,

maka proses bimbingan dan penyuluhan yang dilakukan pembimbing

telah banyak membawa pengaruh terhadap siswa di PKW

“Wanodyatama” untuk melakukan perubahan sikap terhadap apa

yang telah diberikan oleh pembimbing yang tersebut.

Walaupun kadang ada sebagian kecil siswa yang

menghendaki seorang pembimbing harus memiliki bentuk jasmani

yang bagus dan tampan, dan berwajah berseri (dengan alasan bisa

memberi kesan akan kebersihan jiwanya), dahi muka lebar (yang

menandakan akan kecerdasannya), berdahi terbuka, tidak tertutup

Page 25: BAB III TANGGAPAN SISWA PANTI KARYA WANITA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · Panti Karya Wanita adalah panti rehabilitasi sosial wanita tuna

85

oleh rambut kepalanya (tanda sebagai orang yang terpelajar atau

terdidik) (Indri. R dan Alimt. M tanggal 4 April 2005).

Jadi keberadaan dan karakter pembimbing di PKW

“Wanodyatama” ternyata sangat mempengaruhi perubahan sikap

bagi siswa di PKW “Wanodyatama”.

3.2.2 Tanggapan Siswa Panti Terhadap Materi Bimbingan Penyuluhan

Islam

Siswa rehabilitasi di Panti Karya Wanita “Wanodyatama”

jumlahnya 70 (tujuh puluh) orang, yang beragama Islam berjumlah

68 orang sedang yang lainnya yaitu Kristen 2 orang. Khusus untuk

agama Islam, pembinaan mental diberikan empat kali pertemuan

dalam seminggu. Materi-materi tersebut adalah tauhid, akhlak, baca

tulis al-Quran, tuntunan shalat.

Materi pertama adalah tauhid yang disampaikan oleh

instruktur dari Depag Kendal yaitu Bapak Muslikhan, pada hari

Senin jam 16.00 WIB. tujuan pengajaran tauhid kepada siswa Panti

Karya Wanita “Wanodyatama” adalah memantapkan keyakinan atau

kepercayaan agamanya kepada Tuhan Yang Esa dengan

mempertahankan kepercayaan-kepercayaan yang masih melekat.

Karena sumber agama adalah tauhid ( Tri U tanggal 8 april 2005)

Ketika Islam datang, ajaran pertama yang disampaikan oleh

Rasul Allah setelah fungsinya sebagai utusan-Nya adalah ajaran

Tauhid yang mengesakan Tuhan. Oleh karena itu, setelah seseorang

Page 26: BAB III TANGGAPAN SISWA PANTI KARYA WANITA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · Panti Karya Wanita adalah panti rehabilitasi sosial wanita tuna

86

menyatakan bersedia beriman, maka ia akan selalu mengucapkan

kesaksian bahwa Tuhan yang benar disembah adalah Allah SWT dan

Muhammad adalah utusan-Nya. Dengan materi inilah siswa di PKW

“Wanodyatama” akan tertanam rasa memiliki kepada Tuhannya yang

telah menciptakan hambanya dan mengakui bahwa Tuhan itu Esa

dan menghindari dari sifat musyrik (menyekutukan Allah). kesaksian

seperti ini dalam rumusan ajaran Islam disebut syahadat tauhid yang

berisi pernyataan negatif karena merupakan peniadaan, namun

kemudian diteruskan dengan pernyataan positif yang menyatakan

hanya Allah SWT yang berhak menjadi tujuan penyembahan.

Syahadat Rasul berisi tentang kesaksian bahwa Muhammad SAW

adalah Rasul, utusan dari Allah SWT kepada seluruh umat manusia.

Pertama-tama siswa PKW “Wanodyatama” diajarkan untuk

beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa. Iman itu melahirkan tata

nilai berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa yang dijiwai oleh

kesadaran hidup ini berasal dari Tuhan dan menuju kepada Tuhan

(Innâ lillâh wa innâ ilaihirâji’un: Sesungguhnya kita berasal dari

Tuhan dan kita akan kembali kepada-NYA”), maka Tuhan adalah

asal dan tujuan hidup, bahkan seluruh makhluk yang hidup di dunia

ini, karena pada dasarnya bahwa hidup adalah hanyalah sementara

sedangkan kehidupan yang kekal adalah di akhirat.

Siswa Panti Karya Wanita “Wanodyatama” yang

mentauhidkan Allah, berarti ia menempatkan Allah di atas segala-

Page 27: BAB III TANGGAPAN SISWA PANTI KARYA WANITA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · Panti Karya Wanita adalah panti rehabilitasi sosial wanita tuna

87

galanya. Mereka yakin tidak ada sesembahan selain Allah, mereka

tidak sujud dan tidak ruku’ selain kepada Allah. Mereka tidak

mengharapkan rizki selain dari Allah.

Pengakuan terhadap Allah yang ajaran-ajarannya

dimasyarakatkan oleh Nabi Muhammad SAW merupakan jantung

dari kehidupan orang-orang beragama. Mengesakan Allah SWT

adalah ajaran yang utama dan sebagai pengalaman ibadah yang

utama.

Materi tauhid tersebut adalah untuk memperkuatkan

keyakinan siswa Panti Karya Wanita “Wanodyatama” kepada

Tuhannya, bahwa Tuhan adalah yang berhak atau wajib disembah

oleh hambanya dan tidak mensyirikkan Allah dengan sesuatu apapun

di dalam ibadah.

Penuturan Muawanah (tanggal 8 april 2005), materi ini

memperkuat bagi kami untuk menyembah kepada Allah, karena

Allahlah yang patut disembah setidaknya memberikan wawasan

yang luas bagi kami tentang hal-hal yang dapat menjeremuskan ke

liang kemusyrikan.

Materi kedua adalah akhlak yang disampaikan oleh instruktur

dari tokoh agama setempat yaitu bapak Muslikhan, pada hari Senin

jam 16.00 WIB. Kedudukan akhlak dalam agama dan pergaulan

hidup adalah sungguh amat penting. Dalam agama, akhlak menjadi

Page 28: BAB III TANGGAPAN SISWA PANTI KARYA WANITA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · Panti Karya Wanita adalah panti rehabilitasi sosial wanita tuna

88

tiang yang teguh dan dalam masyarakat, akhlak menjadi sendi yang

kuat (Ulfah tanggal 8 april 2005).

Siswa yang ada di PKW “Wanodyatama”ini adalah wanita.

Karena wanita merupakan tiangnya negara, apabila wanita akhlaknya

rusak maka negaranya pun akan rusak, begitu juga dengan akhlak.

Apabila akhlaknya buruk maka agamanya akan menjadi hancur atau

roboh. Akhlak merupakan cerminan bagi manusia, karena seseorang

yang mempunyai akhlak yang baik maka hidupnya damai, tentram

dan tidak mempunyai rasa takut atau cemas kepada perbuatan yang

telah diperbuatnya.

Materi ketiga adalah baca tulis al-Qur’an, instrukturnya yaitu

bapak Nur Ruddin, kegiatan ini dilaksanakan setiap hari sehabis

shalat Maghrib. Baca tulis al-Qur’an merupakan sebagai wujud

cintanya kepada kitab suci-Nya, selain itu dengan membaca al-

Qur’an jiwanya menjadi tenang, damai, dan memperkuat keimanan

kita terhadap Allah SWT (Lilik tanggal 8 April 2005).

Baca tulis al-Qur’an ini sangat penting karena bagi kaum

muslim setidaknya dapat membaca kitabnya sendiri dan dapat

menulis dengan baik. Sebagian siswa yang berjumlah 70 (tujuh

puluh) orang dapat membaca dan menulis al-Qur’an. Kerena pada

dasarnya mereka sudah mendapatkan pendidikan agama. Sedangkan

yang lain ada yang sudah bisa tetapi belum lancar dan ada juga yang

betul-betul tidak bisa membaca al-Qur’an dan menulis al-Qur’an.

Page 29: BAB III TANGGAPAN SISWA PANTI KARYA WANITA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · Panti Karya Wanita adalah panti rehabilitasi sosial wanita tuna

89

Bagi yang belum bisa membaca al-Qur’an dan menulis al-Qur’an, ini

membutuhkan kesabaran dan ketelatenan untuk mengajarkan kepada

siswa Panti Karya Wanita “Wanodyatama”.

Materi keempat adalah tuntunan shalat, setiap hari jam 18.15

WIB. Instruktur yaitu bapak Nur Ruddin dari tokoh agama setempat.

Shalat merupakan kewajiban bagi semua orang Islam selama masih

hidup. Tujuan mengajarkan shalat kepada penghuni Panti Karya

Wanita “Wanodyatama” ini adalah untuk menanamkan rasa

pengabdiannya kepada Allah, bahwa shalat merupakan kewajiban

yang harus dilaksanakan dalam keadaan apapun baik gembira

maupun susah. Kewajiban ini tidak ada alasan untuk ditinggalkan

walaupun di mana kita berada (Ike K tanggal 8 April 2005).

Mengajarkan rukun shalat dan adab-adabnya kepada siswa

Panti Karya Wanita “Wanodyatama” memahami tentang tata cara

dalam melaksanakan shalat karena shalat adalah tiang agama, sendi

ibadah. Tetap memelihara shalat, mendorong siswa PKW

“Wanodyatama” mengerjakan ibadat-ibadat yang lain, meninggalkan

segala yang haram dan amat mengendalikan hawa nafsu.

Siswa di PKW “Wanodyatama” dibimbing dan diarahkan

untuk berlatih shalat, karena shalat merupakan kewajiban bagi

muslim yang sudah dewasa dan akhlaknya sehat. Karena “shalat”

adalah tiang agama. Barang siapa mendirikan shalat, berarti dia

Page 30: BAB III TANGGAPAN SISWA PANTI KARYA WANITA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · Panti Karya Wanita adalah panti rehabilitasi sosial wanita tuna

90

mendirikan agama. Dan barang siapa meninggalkan shalat, berarti ia

merobohkan agama”.

Siswa di PKW “Wanodyatama” kebanyakan sudah hafal

dalam bacaan shalatnya, karena mereka sudah pernah mendapatkan

pendidikannya di daerahnya masing-masing. Maka materi tuntunan

shalat ini memperdalam tentang manfaatnya shalat. Sedangkan siswa

yang belum hafal doanya shalat diajarkan secara bertahap sehingga

siswa betul-betul hafal. Selain itu juga diajarkan apa maksud dari

bacaan tersebut (bacaan shalat), karena ini sangat penting bagi siswa,

dengan apa yang diucapkan maka tahu maksudnya.

Pemberian materi dalam bimbingan kerohanian merupakan

sebagai motivasi bagi mereka, bahwa Tuhan masih membuka pintu

taubat bagi orang-orang yang melakukan kesalahan, agar hidupnya

damai dan sejahtera. (Tutik tanggal 8 April 2005).

Setidaknya dengan materi kerohanian tersebut maka siswa

Panti Karya Wanita “Wanodyatama” akan terbuka dan kembali ke

jalan yang lurus dan juga mendapat pencerahan hidup bahwa hidup

adalah penuh tantangan dan cobaan bagi umatnya serta memotifasi

mereka agar tetap optimis dalam menjalani kehidupan ini yang

penuh liku-liku dan kembali bermasyarakat dengan sewajarnya.

Dalam rangka menumbuhkan kesadaran hidup

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara bagi siswa Panti Karya

Wanita “Wanodyatama” Kendal bekerjasama dengan lembaga terkait

Page 31: BAB III TANGGAPAN SISWA PANTI KARYA WANITA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · Panti Karya Wanita adalah panti rehabilitasi sosial wanita tuna

91

melakukan bimbingan kesadaran hukum. Penyajian materi tersebut

bermaksud untuk memberikan pengetahuan tentang kesadaran

hukum-hukum perkawinan, keamanan dan penertiban masyarakat

(Kamtibmas), untuk menjadikan kedisiplinan bagi siswa Panti Karya

Wanita “Wanodyatama” Kendal sehingga setelah kembali

kemasyarakat dapat menyesuaikan diri dengan kehidupan yang

normatif di masyarakat.

Penyajian materi dalam bidang keagamaan yang dilakukan

oleh Panti Karya Wanita “Wanodyatama” Kendal cukup berguna

bagi kehidupan di dunia ini, yaitu empat kali dalam seminggu. Selain

pembinaan keagamaan yang dilakukan Panti Karya Wanita

“Wanodyatama” Kendal empat kali dalam seminggu. Selain

penyajian materi-materi keagamaan yang dilakukan Panti Karya

Wanita “Wanodyatama”, kami memperoleh pengetahuan agama

melalui ceramah di televisi dan melalui buku-buku agama yang telah

disediakan oleh Panti Karya Wanita “Wanodyatama” ini (Puji

tanggal 8 April 2005).

Siswa Panti Karya Wanita “Wanodyatama” Kendal setuju

dengan pendapat bahwa materi yang menyajikan bahwa hidup ini

terasa tidak berguna/hampa tanpa iman/percaya adanya Tuhan,

karena sesungguhnya pada diri mereka, ada rasa takut atau khawatir

dengan azab Tuhan Yang Maha Esa, yang mana tidak akan bisa

menghindar dari azab tersebut (Elly: 2005).

Page 32: BAB III TANGGAPAN SISWA PANTI KARYA WANITA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · Panti Karya Wanita adalah panti rehabilitasi sosial wanita tuna

92

Bahkan Dwi (tanggal 8 April 2005) menuturkan, mereka

melakukan perbuatan diluar ketentuan agama, sebenarnya menyesali

perbuatannya itu. Mereka percaya terhadap adanya Tuhan,

sedikitpun tidak ragu. Pada dasarnya mereka percaya bahwa agama

memberikan bimbingan dengan penyajian materi dalam bidang-

bidang agama untuk hidup sehari-hari. Karena dengan agama hidup

kita menjadi bermakna, hal itu dikuatkan oleh Sariyatun (tanggal 8

April 2005).

Sesuai dengan penuturan (Indri tanggal 8 April 2005),

penyajian materi dalam pembinaan mental agama tidak hanya yang

sudah dijadwalkan saja, melainkan ada permainan kelompok yang

bertujuan untuk merubah sikap dan tingkah laku siswa Panti Karya

Wanita “Wanodyatama”, yang dilakukan pada hari Rabu,

instrukturnya dari tim pekerja sosial yang berjumlah 2 orang. Selain

itu juga diadakan renungan malam yang dilakukan setiap satu bulan

sekali yang diambil dari ceramah ulama’ setempat. Tujuan dilakukan

renungan malam ini, agar siswa Panti Karya Wanita “Wanodyatama”

merenungi kesalahan-kesalahan yang telah diperbuatnya dan tidak

akan mengulangi lagi perbuatan yang telah dilakukan itu (kembali ke

jalan yang diridhai oleh Allah).

Siswa Panti Karya Wanita “Wanodyatama” yang berbuat

tidak sesuai dengan norma-norma agama atau menyimpang dari

peraturan yang telah ditentukan maka siswa PKW “Wanodyatama”

Page 33: BAB III TANGGAPAN SISWA PANTI KARYA WANITA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · Panti Karya Wanita adalah panti rehabilitasi sosial wanita tuna

93

dikumpulkan lalu dibimbing dengan cara berkelompok, yang

langsung ditangani oleh pekerja sosial.

Demikian materi-materi yang disampaikan oleh pembimbing

di PKW “Wanodyatama” Kendal yang direspon oleh siswa tersebut,

dengan penuh antusias dan merasa ada pengaruhnya terhadap

perubahan prilaku atau sikap pada diri siswa PKW “Wanodyatama”

Kendal kearah yang lebih baik.

Page 34: BAB III TANGGAPAN SISWA PANTI KARYA WANITA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · Panti Karya Wanita adalah panti rehabilitasi sosial wanita tuna

94