kebahagiaan pada wanita tuna susila yang menjalani …eprints.ums.ac.id/79196/2/naskah publikasi...

13
KEBAHAGIAAN PADA WANITA TUNA SUSILA YANG MENJALANI PROSES REHABILITASI Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Psikologi Fakultas Psikologi Oleh: AYU NINGTYAS PUSPITA SARI F100150083 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2019

Upload: others

Post on 18-Aug-2020

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KEBAHAGIAAN PADA WANITA TUNA SUSILA YANG MENJALANI …eprints.ums.ac.id/79196/2/NASKAH PUBLIKASI .pdf · kebahagiaan selama menjalani proses rehabilitasi di panti. Hal ini dikarenakan

KEBAHAGIAAN PADA WANITA TUNA SUSILA YANG

MENJALANI PROSES REHABILITASI

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I

pada Jurusan Psikologi Fakultas Psikologi

Oleh:

AYU NINGTYAS PUSPITA SARI

F100150083

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2019

Page 2: KEBAHAGIAAN PADA WANITA TUNA SUSILA YANG MENJALANI …eprints.ums.ac.id/79196/2/NASKAH PUBLIKASI .pdf · kebahagiaan selama menjalani proses rehabilitasi di panti. Hal ini dikarenakan

i

HALAMAN PERSETUJUAN

KEBAHAGIAAN PADA WANITA TUNA SUSILA YANG MENJALANI

PROSES REHABILITASI

PUBLIKASI ILMIAH

Oleh :

AYU NINGTYAS PUSPITA SARI

F 100 150 083

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh:

Dosen

Pembimbing,

Taufik Kasturi, M. Si., Ph.D

NIP. 799/0629037401

Page 3: KEBAHAGIAAN PADA WANITA TUNA SUSILA YANG MENJALANI …eprints.ums.ac.id/79196/2/NASKAH PUBLIKASI .pdf · kebahagiaan selama menjalani proses rehabilitasi di panti. Hal ini dikarenakan

ii

HALAMAN PENGESAHAN

KEBAHAGIAAN PADA WANITA TUNA SUSILA YANG MENJALANI

PROSES REHABILITASI

OLEH :

AYU NINGTYAS PUSPITA SARI

F 100 150 083

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

Fakultas Psikologi

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Pada hari Rabu, 23 Oktober 2019

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Dewan Penguji :

1. Taufik Kasturi, M.Si., Ph.D ( )

(Ketua Dewan Penguji)

2. Dr. Eny Purwandari, M.Si ( )

(Anggota I Dewan Penguji)

3. Dra. Zahrotul Uyun, M.Si, Psikolog ( )

(Anggota II Dewan Penguji)

Dekan,

(Susatyo Yuwono., S.Psi., M.Si., Psikolog)

NIK.838/0624067301

Page 4: KEBAHAGIAAN PADA WANITA TUNA SUSILA YANG MENJALANI …eprints.ums.ac.id/79196/2/NASKAH PUBLIKASI .pdf · kebahagiaan selama menjalani proses rehabilitasi di panti. Hal ini dikarenakan

iii

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam publikasi ilmiah ini tidak

terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu

perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau

pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis

diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas,

maka akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.

Surakarta, 17 Nopember 2019

Penulis

AYU NINGTYAS PUSPITA SARI

F 100 150 083

Page 5: KEBAHAGIAAN PADA WANITA TUNA SUSILA YANG MENJALANI …eprints.ums.ac.id/79196/2/NASKAH PUBLIKASI .pdf · kebahagiaan selama menjalani proses rehabilitasi di panti. Hal ini dikarenakan

1

KEBAHAGIAAN PADA WANITA TUNA SUSILA YANG MENJALANI

PROSES REHABILITASI

Abstrak

Kebahagiaan merupakan rangkaian perasaan positif yang dirasakan seseorang

dengan ciri mampu menjalani kehidupan saat ini yaitu menjalani proses

rehabilitasi, tanpa terhambat masa lalu serta memiliki harapan positif untuk masa

depan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dinamika kebahagiaan

yang dirasakan pada Wanita Tuna Susila yang menjalani proses rehabilitasi di

Panti Sosial. Informan dari penelitian ini adalam lima wanita yang dipilih secara

purposive sampling dengan kriteria memiliki latar belakang sebagai wanita tuna

susila, berusia ± 20 sampai 60 tahun, sedang menjalani rehabilitasi dan tinggal di

Panti Sosial Wanita Wanodyatama Surakarta. Teknik pengumpulan data

menggunakan wawancara semi terstruktur. Hasil dari penelitian ini bahwa wanita

tuna susila belum dapat merasakan kebahagiaan selama menjalani proses

rehabilitasi di Panti Sosial. Terdapat satu informan yang dapat merasakan

kebahagiaan yakni dengan ciri memiliki emosi positif, memiliki kemampuan

pengaturan dan variasi waktu yang optimal, mendapatkan dukungan sosial,

memiliki kebiasaan yang positif serta memiliki harapan untuk masa depan yang

lebih baik lagi. Satu informan lain informan meskipun dapat menerima keadaan

saat ini dan memiliki harapan positif masa depan, namun tidak dapat mengambil

manfaat dari setiap kegiatan. Ketiga informan lainnya belum mampu menerima

keadaan saat ini, tidak dapat mengambil manfaat sehingga tidak ada perubahan

dalam diri, serta belum ada harapan positif masa depan. Faktor yang

mempengaruhi kebahagiaan yaitu genetik, aktivitas yang disengaja untuk

dilakukan, dan situasi lingkungan dimana individu tinggal.

Kata Kunci : kebahagiaan, wanita tuna susila, panti sosial

Abstract

Happiness is a series of positive feelings felt by someone with the characteristic of

being able to go through life today that is undergoing the process of rehabilitation,

without being hampered by the past and having positive hopes for the future. This

study aims to describe the dynamics of happiness that are felt in Tuna Susila

Women who undergo rehabilitation. The informants of this study were five

women who were selected by purposive sampling with the criteria of having a

background as prostitutes, aged ± 20 to 60 years, undergoing rehabilitation and

living in the Wanodyatama Women's Social Institution in Surakarta. Data

collection techniques using semi-structured interviews. The results of this study

show that prostitutes cannot feel happiness while undergoing the rehabilitation

process at the Social Home. There is one informant who can feel happiness that is

characterized by having positive emotions, having the ability to manage and

variations in optimal time, getting social support, having positive habits and

having hope for a better future. One other informant although the informant can

Page 6: KEBAHAGIAAN PADA WANITA TUNA SUSILA YANG MENJALANI …eprints.ums.ac.id/79196/2/NASKAH PUBLIKASI .pdf · kebahagiaan selama menjalani proses rehabilitasi di panti. Hal ini dikarenakan

2

accept the current situation and have positive hopes for the future, but cannot

benefit from every activity. The other three informants have not been able to

accept the current situation, cannot take advantage so there is no change in

themselves, and there is no positive hope for the future. Factors that affect

happiness are genetic, intentional activities to do, and the environmental situation

in which individuals live.

Keywords : happiness, susila tuna woman, social institution

1. PENDAHULUAN

Menurut Mariyadi (2013) perilaku wanita yang melanggar moral dengan menjual

diri sebagai pemuas laki-laki adalah Wanita Tuna Susila (WTS). Sebutan lain

untuk WTS antara lain Pekerja Seks Komersial (PSK), Wanita Pramunia dan

pelacur. Hal tersebut dilakukan sebagai pekerjaan demi mendapatkan uang

(Destrianti dan Harnani (2018). Jumlah PSK ditemukan cukup besar di beberapa

daerah di Indonesia. Data dari temuan Destrianti dan Harnani (2018)

menunjukkan jumlah PSK di Indonesia sebanyak 56.000 PSK. Penelitian Susetyo

dan Sudiantara (2015) mendapatkam data dari pengurus Resos di Resosialisasi

Argorejo Semarang yaitu terdapat 540 PSK yang menghuni pada tahun 2014. Dari

segi latar belakang pendidikan, sebagian besar hanya menempuh jenjang

pendidikan SD atau SMP. Diperkuat oleh penelitian Rohmah (2013) yang

mendapatkan data subjek Bunga (nama samaran) faktor pendorong memilih

menjadi PSK selain mengikuti jejak sahabat, tingkat ekonomi yang rendah, namun

juga adanya faktor ketidakbahagiaan dengan membawa rasa dendam dan sakit hati

yang terlalu dalam pada mantan suami. Pada subjek Cempaka (nama samaran)

memiliki latar belakang faktor ekonomi dan faktor ketidakbahagiaan karena sering

bertengkar dengan suami serta suami berselingkuh. Data penelitian oleh

Veenhoven (2015) mengenai kebahagiaan menunjukkan adanya perbedaan rata-

rata sekitar 75% dari 148 negara. Menurut Seligman (2002) inti kebahagiaan

adalah emosi positif mengenai masa lalu seperti bersyukur dan memaafkan, masa

sekarang yang meliputi semangat dan menikmati, serta masa depan seperti

harapan dan optimisme. Hasil penelitian dari Christie dan Poerwandani (2008)

menunjukkan bahwa hampir semua subjek dapat merasakan kepuasan hidup

Page 7: KEBAHAGIAAN PADA WANITA TUNA SUSILA YANG MENJALANI …eprints.ums.ac.id/79196/2/NASKAH PUBLIKASI .pdf · kebahagiaan selama menjalani proses rehabilitasi di panti. Hal ini dikarenakan

3

berupa perasaan dan pikiran positif terhadap apa yang dijalani saat ini, namun

semua subjek belum mampu memaafkan masa lalu khususnya hubungan dengan

keluarga, serta belum optimis untuk kehidupan masa depan.

Dari hasil observasi ketika tidak ada kegiatan dari Panti Pelayanan Sosial

Wanita Wanodyatama Surakarta di malam hari, beberapa PM terlihat menyendiri

tidak berbaur dengan yang lain, bahkan ada yang terlihat menangis ketika saling

bercerita dengan temannya. Namun ada juga yang bercanda dengan PM yang lain

sambil menonton tv bersama. Dari data wawancara yang dilakukan peneliti ketika

magang di PPSW Wanodyatama Surakarta didapatkan beberapa data yang

disampaikan oleh PM (penerima manfaat) yang berada di sana. PM T (± 25 tahun)

mengungkapkan bahwa PM merasa tidak betah berada di karena anak jalanan

dengan WTS digabung dalam satu panti. Anak jalanan dianggap lebih agresif baik

verbal maupun non verbal. Seharusnya PM bersyukur karena kebutuhan dasar

telah dipenuhi oleh pihak panti namun nyatanya sebaliknya, PM merasa lebih

mampu dari apa yang disediakan oleh panti. PM IM (± 32 tahun) mengungkapkan

sambil mata berkaca-kaca seusai ibadah sholat isya’. PM merasa beruntung saat

ini berada di panti karena merasa masih diberi waktu untuk beribadah. Apabila di

rumah pada jam tersebut, biasanya PM bekerja sebagai pemandu karaoke sambil

mengkonsumsi minuman keras sampai tidak sadarkan diri, sehingga tidak

mungkin untuk beribadah. Ungkapan tersebut bentuk rasa bersyukur terhadap

keadaan saat ini.

Kebahagiaan atau happiness merupakan penilaian individu terhadap diri

sendiri dengan adanya emosi positif dan kepuasan terhadap apa yang

dirasakannya (Grimaldy, Nirbayaningtyas, dan Haryanto, 2017). Wahana (2017)

mengungkapkan dampak dari kebahagiaan dalam hidup individu (bonum

delectabile) antara lain melakukan tindakan positif secara moral untuk kebaikan

diri sendiri maupun orang lain. Dalam hal ini kebahagiaan menjadi gambaran dari

bentuk kondisi perasaan yang menyenangkan (Setiawan, Suud, Chaer,

Rahmatullah, 2018). Dari data diatas, peneliti ingin meneliti bagaimana dinamika

kebahagiaan pada wanita tuna susila yang sedangmenjalani proses rehabilitasi di

Panti Sosial?

Page 8: KEBAHAGIAAN PADA WANITA TUNA SUSILA YANG MENJALANI …eprints.ums.ac.id/79196/2/NASKAH PUBLIKASI .pdf · kebahagiaan selama menjalani proses rehabilitasi di panti. Hal ini dikarenakan

4

2. METODE

Dalam penelitian ini akan menggunakan metode wawancara semi terstruktur. Hal

ini bertujuan agar penggalian data dapat dilakukan secara lebih dalam dan tidak

terlalu kaku, sehingga informan merasa nyaman dalam pengungkapan data. Selain

itu, voice recorder juga digunakan peneliti untuk merekam pembicaraan antara

peneliti dengan informan.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil analisis wawancara di panti mengungkapkan bahwa dari kelima

informan wanita tuna susila, terdapat satu informan yang mampu merasakah

kebahagiaan selama menjalani proses rehabilitasi di panti. Hal ini dikarenakan

informan AK memenuhi kelima indikator kebahagiaan yakni memiliki emosi

positif, memiliki kemampuan pengaturan dan variasi waktu yang optimal,

mendapatkan dukungan sosial, memiliki kebiasaan yang positif serta memiliki

harapan untuk masa depan yang lebih baik lagi. Keempat informan lainnya belum

dapat merasakan kebahagiaan secara menyeluruh. Hal tersebut disesuaikan

dengan pemaparan Lyubomirsky (2014). Menurut Lyubomirsky, Sheldon dan

Schkade (2005) 40% kebahagiaan berasal dari individu yang bersangkutan.

Kebahagiaan dari individu tersebut berupa aktivitas yang sengaja dilakukan agar

meningkatkan kebahagiaan. Terkait hal ini, tiga dari lima informan yaitu SL, IL

dan S memiliki kebiasaan negatif. Kebiasaan tersebut merupakan aktivitas yang

disengaja yaitu mendirikan sholat namun tidak menjalankan puasa ketika di panti.

Masing-masing memiliki alasan yang berbeda, ada yang telah terbiasa jarang

puasa, ada yang menjadikan sakit sebagai alasan utama, dan ada yang menjadikan

kecemasan saat ini sebagai penyebabnya. Urutan di dalam Rukun Islam yaitu

membaca syahadat, mendirikan sholat, zakat, puasa di bulan Ramadhan, dan naik

haji (bila mampu). Informan dengan sengaja membuat kebiasaan negatif yang

sekaligus meninggalkan kewajiban seorang muslim yaitu Rukun Islam yang ke

empat. Selain itu empat dari lima informan SL, IL, T dan S kurang dapat

mengambil manfaat dari aktivitas yang dilakukan sehari-hari selama di panti,

sehingga tidak merasakan adanya perubahan bahkan sampai tiba waktu

Page 9: KEBAHAGIAAN PADA WANITA TUNA SUSILA YANG MENJALANI …eprints.ums.ac.id/79196/2/NASKAH PUBLIKASI .pdf · kebahagiaan selama menjalani proses rehabilitasi di panti. Hal ini dikarenakan

5

pemulangan. Hal ini sesuai dengan Q.S Al-A’la ayat 8 dan 9 yang berarti bahwa

“dan Kami akan memudahkan bagimu ke jalan kemudahan (mencapai

kebahagiaan dunia dan akhirat), oleh sebab itu berikanlah peringatan karena

peringatan itu bermanfaat)”. Informan sampai berada di panti dan diberikan

rehabilitasi merupakan peringatan akibat perilaku menyimpang yang dilakukan.

Realita yang terjadi di panti, informan meninggalkan kewajiban dan tidak

mengambil manfaat dari peringatan tersebut.

Penelitian oleh Eriyanda & Khairani (2017) menunjukkan terdapat

hubungan antara kebersyukuran dan kebahagiaan, sehingga semakin tinggi

kebersyukuran seseorang berbanding lurus dengan kebahagiaan yang dirasakan.

Penelitian tersebut menemukan sebesar 71,7% subjek memiliki kebersyukuran

yang tinggi dan 99,2% subjek memiliki kebahagiaan yang tinggi pula. Terkait hal

ini sesuai dengan tiga informan SL, T, dan S yang tidak optimal dalam

penerimaan dirinya yang berada di panti saat ini.. Sikap tersebut justru

menyebabkan beberapa hal negatif, pada informan SL sering malas untuk

mengikuti kegiatan, dan informan S membatasi diri dari interaksi dengan orang

lain selain kegiatan dari panti. Hal tersebut seperti temuan Mubarok (2016)

Kebahagiaan datang setelah individu sukses mengatasi kesulitan yang panjang,

namun tidak semua kesulitan yang muncul dapat memberikan efek positif seperti

kebahagiaan. Masing-masing telah tinggal di panti dalam jangka waktu yang

berbeda-beda, yaitu selama kurang lebih 1,5 bulan, 3 bulan, dan 3 minggu.

Kesulitan yang dihadapi mereka berbeda-beda namun kesamaan berada pada

meninggalkan keluarga dan tanggungjawab di rumah, menerima keadaan saat ini

secara utuh serta menjalani rutinitas baru yang dirasa menyiksa. Penelitian lain

dari Prabaningrum, Khasanah dan Tyaskyesti (2018) individu yang bersyukur dan

diiringi tindakan secukupnya secara sadar menjadi dasar penting pembentuk rasa

bahagia. Informan IL dapat merasakan kenyamanan berada di lingkungan panti

yang menyebabkan informan memiliki semangat dalam mengikuti akitivitas

sehari-hari. Hal tersebut juga sesuai dengan informan AK yakni mampu bersyukur

dengan cara berterimakasih kepada Allah kemudian menerima keadaan dirinya

saat ini, menjalankan ibadah sholat wajib maupun sunnah serta puasa secara

Page 10: KEBAHAGIAAN PADA WANITA TUNA SUSILA YANG MENJALANI …eprints.ums.ac.id/79196/2/NASKAH PUBLIKASI .pdf · kebahagiaan selama menjalani proses rehabilitasi di panti. Hal ini dikarenakan

6

penuh, dan tidak mengeluh dengan menghindari membicarakan masalah yang

berat kepada teman sehingga cenderung suka menghibur.

Hasil penelitian oleh Rostiana (2011) bahwa orang yang berbahagia ialah

orang yang memiliki tujuan hidup, memperlihatkan lebih banyak emosi positif

daripada emosi negatif dan bertindak sabar dalam hidupnya. Dari segi tujuan

hidup, informan SL dan S tidak memiliki rencana yang jelas untuk setelah keluar

dari panti. Informan S memiliki keinginan untuk tidak kembali bekerja namun

masih bimbang solusi yang tepat. Hal ini karena kurangnya motivasi sebagai

penggerak dalam berperilaku yang tepat. Sedangkan informan IN, T dan AK

memiliki tujuan ingin berubah. Informan T akan menikah dan meninggalkan

pekerjaan sebagai LC dan WTS. Informan T ingin melayani bagi yang meminta

pijat ke rumah dan menjual sayur dengan dibantu anggota keluarga. Informan AK

rencana jangka pendek akan ikut salon milik keponakan, untuk jangka panjang

ingin membuka salon sendiri di rumah, agar keluarga mengetahui dan

meminimalisir kembali bekerja sebagai WTS.

Di sisi lain Wahana (2017) mengungkapkan dampak dari kebahagiaan

dalam hidup individu (bonum delectabile) antara lain melakukan tindakan positif

secara moral untuk kebaikan diri sendiri maupun orang lain. Hal ini usaha untuk

mewujudkan nilai yang menjadi tujuan yang diharapkan. Seperti halnya perilaku

SL, IL, dan AK menunjukkan emosi positif yang cukup seperti suka berbagi

dengan orang lain, semangat menjalani aktivitas meskipun hanya mengikuti yang

lain, serta tidak menjadi seorang yang pendendam ketika adanya masalah dengan

orang lain. Namun berbanding terbalik dengan informan T dan S yang cenderung

menunjukkan emosi positif yang rendah, yakni larut dalam cemas dan sedih

karena menginginkan kepulangan namun belum waktunya. Informan T dan S

lebih banyak waktu untuk menyendiri ketika di luar jadwal kegiatan dari panti.

Hal ini justru menjadikan informan semakin terpuruk karena memendam sendiri.

Keadaan ini diperparah dengan tidak adanya dukungan sosial yang diterima oleh

informan T, baik dari segi keluarga maupun teman dekat.

Page 11: KEBAHAGIAAN PADA WANITA TUNA SUSILA YANG MENJALANI …eprints.ums.ac.id/79196/2/NASKAH PUBLIKASI .pdf · kebahagiaan selama menjalani proses rehabilitasi di panti. Hal ini dikarenakan

7

4. PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan data dari hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa kebahagiaan pada wanita tuna susila belum mampu merasakan

kebahagiaan selama menjalani proses rehabilitasi di Panti Sosial. Hal ini

dibuktikan dari hasil informan penelitian yaitu tiga informan tergolong rendah,

satu informan cukup dan satu informan tergolong tinggi. Informan AK memiliki

kebahagiaan yang tinggi. Hal ini dikarenakan informan mampu menerima

keadaan saat ini dengan tidak mengeluh, dapat mengambil manfaat dari rangkaian

proses rehabilitasi, memiliki tujuan ke depan secara jelas berupa perubahan sikap

terhadap anak dan suami serta berencana mendirikan salon sendiri. Infoman IL

kurang dapat merasakan kebahagiaan. Hal ini karena informan meskipun dapat

menerima keadaan saat ini dengan semangat menjalankan rangkaian proses

rehabilitasi, namun tidak dapat mengambil manfaat dari setiap kegiatan. Selain itu

informan telah berencana menikah dan meninggalkan pekerjaan LC sekaligus

WTS. Informan SL, T dan S memiliki kebahagiaan yang tergolong rendah karena

belum dapat menerima keadaan saat ini. Ketiganya tidak megambil manfaat dari

rangkaian proses yang dilalui, sehingga tidak merasakan perubahan dalam diri.

Informan T dan S pada waktu luang lebih banyak digunakan untuk menyendiri.

Informan SL sering kurang bersemangat mengikuti kegiatan yang diadakan.

4.2 Saran

Bagi informan yang telah mampu merasakan kebahagiaan untuk

mempertahankannya dengan cara mengikuti proses rehabilitasi secara maksimal

dan mengembangkan ketrampilan sesuai dengan minat selama di panti. Bagi

informan yang belum mampu merasakan kebahagiaan harus belajar menerima

dengan ikhlas, mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa, rajin mengikuti

kegiatan dalam proses rehabilitasi, serta tidak membiasakan memendam

masalahnya sendiri. Bagi panti untuk lebih memberikan dukungan sosial yang

positif kepada semua informan agar merasa disayangi dan dihargai, serta

menambahkan kegiatan guna mempersatukan informan yang memiliki karakter

berbeda-beda agar tidak merasa sendiri dan bersemangat menjalai rangkaian

Page 12: KEBAHAGIAAN PADA WANITA TUNA SUSILA YANG MENJALANI …eprints.ums.ac.id/79196/2/NASKAH PUBLIKASI .pdf · kebahagiaan selama menjalani proses rehabilitasi di panti. Hal ini dikarenakan

8

proses rehabilitasi. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan untuk dapat melakukan

penelitian dengan informan yang memiliki latar belakang sebagai anak jalanan

agar dapat melihat apakah ada kesinambungan dengan faktor yang mempengaruhi

kebahagiaan wanita tuna susila selama di panti.

DAFTAR PUSTAKA

Christie, & Poerwandani, E. K. (2008). Kebahagiaan Pada Pekerja Seks

Komersial Kelas Bawah di Jakarta. JPS, XIV(3), 219-220.

Destrianti, F., & Harnani, Y. (2018, Juni). Studi Kualitatif Pekerja Seks Komersial

Di Daerah Jondul Kota Pekanbaru Tahun 2016. Endurance, III(2), 302-

312.

Destrianti, F., & Harnani, Y. (2018, Juni). Studi Kualitatif Pekerja Seks Komersial

Di Daerah Jondul Kota Pekanbaru Tahun 2016. Endurance, III(2), 302-

312.

Eriyanda, D., & Khairani, M. (2017). Kebersyukuran Dan Kebahagiaan Pada

Wanita Yang Bercerai di Aceh. Psikodimensia, XVII(2).

Grimaldy, D. V., Nirbayaningtyas, R. B., & Haryanto, H. C. (2017, Desember).

Efektivitas Jurnal Kebahagiaan Dalam Meningkatkan Self Esteem Pada

Anak Jalanan. Ilmiah Psikologi, VIII(2), 100-110.

Layous , K., & Lyubomirsky, S. (2013, September 21). The How, Why, What,

When, and Who of Happiness. Mechanisms Underlying the Success of

Positive Activity Interventions, pp. 473-495.

Lyubomirsky, S., Sheldon, K. M., & Schkade, D. (2005). Pursuing Happiness:

The Arcitecture of Sustainable Change. Review of General Psychology,

IX(2).

Maryadi. (2013). Persepsi Masyarakat Tentang Prostitusi Liar Di Keluarahan

Sempaja Utara Samarinda. II(4).

Mubarok , A. (2016). Psikologi Keluarga. Malang: Madani.

Prabaningrum, D., Khasanah, S. N., & Tyaskyesti, S. (2018, November). Efek

Syukur Pembawa Kebahagiaan pada Novel Keluarga Cemara 1: Kajian

Prinsip Secukupnya Suryomentaram. Alayasastra, XIV(2).

Rostiana. (2011). Makna Kebahagiaan Integratif. I(2).

Page 13: KEBAHAGIAAN PADA WANITA TUNA SUSILA YANG MENJALANI …eprints.ums.ac.id/79196/2/NASKAH PUBLIKASI .pdf · kebahagiaan selama menjalani proses rehabilitasi di panti. Hal ini dikarenakan

9

Setiawan, W., Suud, F. S., Chaer, M. T., & Rahmatullah, A. S. (2018, Juli).

Pendidikan Keahagiaan Dalam Revolusi Industri 4. Al Murabbi, V(1).

Susetyo, B. P., & Sudiantara, Y. (2015). Konsep Diri Pada Pekerja Seks

Komersial. PSIKODIMENSIA, XIIIV(2), 27-40.

Veenhoven, R. (2015). Social conditions for human happiness: A review of

research. International Union of Psychological Science, L(5), 379–391.

Wahana, P. (2017, Agustus). Mengusahakan Kebahagiaan Dalam Kegiatan Kerja.

Filsafat, 27(2).