delik susila
TRANSCRIPT
DELIK SUSILA DAN PEMBUKTIANNYA
Djaja Surya Atmadja
Dep. Ked. Forensik dan Medikolegal
FKUI, Jakarta
Pembagian Delik Susila
• Perbuatan cabul (289, 290, 293 KUHP)
• Zinah, gendak, overspel (284 KUHP)
• Persetubuhan yang melawan hukum (285 - 288, 291, 294 KUHP)
Persetubuhan melawan hukum
• Di luar perkawinan:* Perkosaan ( 285 KUHP, 12 tahun)* Wanita pingsan/tak berdaya (286 KUHP, 9
thn)* Wanita < 15 thn / belum pantas
dikawin (287 KUHP, 9 thn)* Wanita dalam pengawasan
(294 KUHP, 7 thn)
Persetubuhan melawan hukum
Di dalam perkawinan:
• Pasal 288 KUHP
• Istri belum pantas dikawin
• Baru bisa dihukum jika persetubuhan menyebabkan luka (4 th), luka berat (8 th) atau mati (12 tahun)
Anatomi kelamin wanita
• Kelamin luar:– Bibir besar (berbulu)– Bibir kecil (selaput lendir): klitoris, uretra
(kencing), selaput dara
• Kelamin dalam:– Vagina– Rahim– Kandung telur (ovarium)
Persetubuhan menurut medis
• Genito genital: kelamin ke kelamin
• Oro genital : kelamin ke mulut• Cunilingus: mulut ke vagina
• Felatio: mulut ke penis (“es krim”)
• Ano genital (Sodomi): kelamin ke anus
Persetubuhan menurut hukum
• Hanya genito genital
• Persetubuhan anogenital dan orogenital termasuk perbuatan cabul
• MASUK nya alat kelamin pria ke dalam alat kelamin wanita, dengan atau tanpa KELUAR nya cairan mani (HR5/II/1912)
Kasus delik susila
• Hal pertama yang harus di tentukan: persetubuhan atau perbuatan cabul
• Ada tidaknya kekerasan atau ancaman kekerasan
• Usia korban: 12 tahun, 15 tahun
Persetubuhan
• Penetrasi: yang dianggap penetrasi adalah minimal kepala penis terselip di bibir kecil
• Pada kondisi tsb, selaput dara utuh dan penis belum masuk ke dalam vagina
• Tanda penetrasi:
* tak ada jejas
* ada jejas: kemerahan, lecet, memar, robek
selaput dara sampai ke dasar, robekan vagina
Robekan selaput dara
• Karena persetubuhan: sampai ke dasar, lokasi tertentu
• Bukan karena persetubuhan: variasi selaput dara, robekan tidak sampai ke dasar
• Tidak ada robekan tidak berarti tidak ada, ada persetubuhan
• Ada robekan tidak berarti ada persetubuhan
Persetubuhan (2)
• Eyakulasi: boleh ada atau tidak
• Komponen yang diperiksa:
*Cairan mani: ada pada semua ejakulasi
*Sel sperma: hanya ada jika ada
ejakulasi dan pelaku tidak mandul
(azoospermia) atau pasca sterilisasi
Pemeriksaan cairan mani
• Ada sperma: pasti ada eyakulasi
• Sperma tidak ada, cairan mani ada: ada eyakulasi, tapi pelaku mandul atau pasca sterilisasi
• Sperma dan cairan mani tidak ada: • tidak ada eyakulasi
• ada eyakulasi tapi pemeriksaan lebih 78 jam setelah kejadian
Pelacakan pelaku
• Korban sempat melawan: kerokan kuku (mencakar), rambut (menjambak)
• Eyakulasi: TKP, sprei, kertas tissue, usap vagina, bilas vagina
• Data yang mungkin diperoleh:• Cairan mani (dan sperma) positip
• Golongan darah: pada golongan sekretor
• DNA: menunjuk siapa pelakunya
Pelacakan pelaku (2)
Dalam populasi ada 85 % yang termasuk golongan sekretor:
• Mereka punya gen Se
• Dalam cairan tubuhnya (cairan mani, liur, keringat) mengandung golongan darah
• Jika bersetubuh, meninggalkan jejak berupa golongan darah pada tubuh korban
Pelacakan pelaku (3)
• Dalam kepala sel sperma ada DNA inti (c-DNA) dan dalam leher sel sperma ada DNA mitokondria (mt-DNA)
• Eyakulasi yang mengandung sel sperma meninggalkan jejak berupa DNA
• Pemeriksaan DNA dapat menunjukkan siapa pelaku dan berapa orang pelakunya
Kekerasan
• Kekerasan fisik: hanya kekerasan khas yang menunjukkan perlawanan (bekap, cekik, pukulan, dsb)
• Bukan cedera akibat foreplay, seperti cupang, gigitan erotis atau gemas dsb
Kekerasan (2)
• Pasal 89 KUHP: membuat orang pingsan atau tidak berdaya = kekerasan
• Ini artinya: bisa saja tidak ada luka, tetapi ada kekerasan, misalnya:
• Dibius
• Diberi obat tidur atau penenang
• Dihipnotis
• Diancam
DAMPAK KEKERASAN
• Perkosaan, persetubuhan terhadap wanita pingsan/tidak berdaya dan wanita dibawah 15 tahun: unsur pemberat pidana
• Kekerasan menyebabkan luka: 12 tahun
• Kekerasan menyebabkan mati: 15 tahun
Usia korban
• Dibawah 12 tahun: bukan delik aduan
• Belum pantas dikawin / dibawah 15 tahun:• Belum mens pertama: belum bisa hamil
• Tanda kelamin sekunder: belum ada
• Pertumbuhan gigi geraham (gigi 7 dan 8)
• Pasal dan hukuman berbeda
• Adanya persetujuan dianggap tidak punya arti
Perkosaan (285 KUHP)
• Barangsiapa• Dengan kekerasan atau ancaman kekerasan• Memaksa seorang wanita• Untuk bersetubuh dengan dia• Di luar perkawinan
• 12 tahun (285 KUHP). Jika korban mati: 15 tahun (291 KUHP)
Perkosaan versi Indonesia
• Pelaku: laki-laki
• Korban: wanita
• Tindakan: genito genital
• Di luar perkawinan
• Indonesia belum mengakui Intramarital Rape (padahal ada khan ???)
Menyetubuhi wanita dibawah umur diluar kawin
• Pasal 287 KUHP: 9 tahun
• Merupakan delik aduan, kecuali:• Usia dibawah 12 tahun
• Korban luka berat
• Korban mati
• Terhadap anak, anak tiri, anak dalam pengawasan, bujang, bawahan
Perzinahan
• Prinsip awal: BW pasal 27Pada waktu yang sama seorang pria hanya boleh
kawin dengan satu wanita dan sebaliknya
• Kategori zinah:• Pria kawin vs wanita
• Wanita kawin vs pria
• Pria kawin vs wanita kawin
Perzinahan (284 KUHP)
• Delik aduan• Pengaduan: oleh pihak yang tercemar• Pengaduan dalam waktu 3 bulan• Pengaduan diikuti permintaan pisah meja
ranjang atau permintaan cerai• Pengaduan dapat dicabut
Sanksi: 9 bulan
Perbuatan cabul
Pasal 289 KUHP:
• Barangsiapa
• Dengan kekerasan atau ancaman kekerasan
• Memaksa seseorang
• Untuk melakukan atau membiarkan dilakukan perbuatan cabul
Perbuatan cabul
• Dengan kekerasan/ancaman kekerasan ( 289 KUHP, 9 thn)
• Terhadap orang pingsan/tak berdaya (290(1) KUHP, 7 thn)
• Terhadap korban < 15 tahun (290(2) KUHP, 7 thn), dengan bujuk (290(3) KUHP, 7 thn), dengan pemberian janji, wibawa dan penyesatan (293 KUHP, 5 thn)
Masalah pembuktian DS
• Keutuhan (originalitas) barang bukti
• Tehnis pengumpulan barang bukti (BB)
• Tehnis kedokteran forensik dan lab
• Pengetahuan dokter
• Pengetahuan aparat penegak hukum
Keutuhan barang bukti
• Faktor korban: mandi, cebok, terlambat lapor, ganti pakaian
• TKP: ganti sprei, pel lantai, sapu
• Pengemasan dan transportasi: BB tercampur atau terkontaminasi, dimasukkan ke kantong plastik, tak diberi pengawet (darah), BB masih basah, lambat diperiksa
Tehnis pengumpulan BB
• Jenis BB yang dicari
• Cara pengambilan BB
• Cara pengemasan BB, labelling
• Tergantung pengetahuan, pengalaman dan ketelitian petugas
Tehnis ked. forensik dan lab
• Perbedaan persetubuhan dan perbuatan cabul
• Kekerasan fisik: luka foreplay,
• Kekerasan non-fisik: ancaman, membuat korban tidak berdaya atau pingsan
• Penentuan umur korban
• Pncarian pelaku
Pengetahuan dokter
• Pemeriksa SpF: orientasi pembuktian• Pemeriksa non SpF: orientasi lebih ke klinis• Umumnya pemeriksa SpOG:
– Kekerasan fisik: Cuma di sekitar kelamin– Robekan selaput dara: robekan lama– Pemeriksaan sperma langsung saja– Hamil, penyakit kelamin– Biasanya tidak mencari pelaku
Pengetahuan aparat penegak hukum
• Polisi, jaksa, hakim tidak pernah belajar ilmu kedokteran forensik di FH
• Pelatihan IKF untuk penegak hukum jarang
• Perkembangan iptek kedokteran: golongan darah, DNA pesat. Umumnya belum diikuti oleh penegak hukum
Pembuktian delik susila
• Persetubuhan atau perbuatan cabul ?
• Kekerasan fisik, mental, keracunan, hipnotis
• Usia korban: 12 tahun dan 15 tahun
• Pelaku: golongan darah dan DNA
• Akibat persetubuhan: hamil, penyakit kelamin
Pemeriksaan pada delik susila
• Pemeriksaan korban hidup atau mati: persetubuhan / perbuatan cabul, kekerasan / keracunan dan derajat luka, umur
• Pemeriksaan pelaku: pemeriksaan penis (ada kontak dgn vagina), luka cakaran, golongan darah dan DNA
• Barang bukti: bercak mani dari usap vagina, pada barang bukti lain dan TKP
Beberapa prinsip
• Ada SPV dari penyidik
• Korban sebaiknya diantar penyidik
• Pemeriksaan sedini mungkin
• Informed consent (persetujuan tindakan medis) dari korban
• Pemeriksaan disaksikan perawat wanita
• Pencatatan lengkap, VER segera dibuat
Penutup
• Delik susila mutlak memerlukan bantuan dokter
• Pemeriksa sebaiknya SpF• Orientasi pembuktian, khususnya mengenai
persetubuhan atau perbuatan cabul, kekerasan, usia dan pelacakan pelaku
• Pembuktian pelaku yang paling tepat: pemeriksaan DNA
Terima kasih