bab iii perancangan 5 p k j 6 =0,1eprints.umm.ac.id/40342/4/jiptummpp-gdl-agusyuliar-51757...= jarak...
TRANSCRIPT
67
BAB III
PERANCANGAN
3.1 Data Perencananan
Kapasitas angkat = 5 π‘ππ
Tinggi angkat = 3 π
Kecepatan angkat = 6 π
πππ= 0,1
π
π
Panjang perpindahan roda hoist = 5 π
Gerak putar crane = 360π
3.2 Perencanaan Mekanisme Pengangkat ( Hoisting )
Perencanaan mekanisme untuk gerakan pengangkat meliputi perencanaan
sebagai berikut :
Gambar 3.1 hoist pengangkat
68
1. Hook / Kait
2. Tali / rope
3. Puli
4. Drum
5. Motor penggerak
6. Rem
7. Jib / boom
8. Mekanisme slewing / gerak putar .
3.2.1 Perencanaan hook / kait
Pada perencanaan ini bahan yang dipakai untuk bahan kait adalah baja
karbon SC 42 dari JIS 5101 dengan data teknik sebagai berikut :
Gambar 3.2 hook/kait
69
Kekuatan tarik (ππ) = 4200 ππ/ππ2
Batas mulur (ππ¦ ) = 2100 ππ/ππ2
Tegangan tarik ijin (πβ) = ππ
π π ( Sf diambil dari 7, ( sularso, 1997 )
= 4200
7 = 600 ππ/ππ2
Tegangan geser ijin (ππΌ) = 0.5 . ππΌ ( sularso ,1997)
= 0.5 .600
= 300 ππ/ππ2
Diameter terkecil kait (π π)
Keterangan :
ππ = tegangan tarik ijin SC 42 = 600 ππ/ππ2
Q = 5000 kg = 5 ton
ππ‘ππ‘ππ = beban sudah ditambah untuk mengantisipasi adanya tegangan
berlebih saat terjadi gerak dinamik pada saat pengangkatan
muatan yaitu = 1,2 . π = 1,2 . 5000 = 6000 ππ
ππ‘ = π
π΄=
ππ‘ππ‘ππ π
4 . ππΌ
2 = 4 .π
π .ππΌ2
ππΌ = β 4 .π
π .ππ‘
ππΌ = β4 .6000
π . 600= 3,57ππ = 35,7 ππ
70
Mengacu pada ππΌ yang sudah didapatkan untuk tegangan tarik ijin sebesar
600ππ/ππ2 didapat diameter 35,7ππ . agar tegangan tarik yang terjadi dibawah
600ππ/ππ2 maka ππΌ harus lebih besar. maka dari itu ππΌ diambil berdasarkan ulir
metris standarisasi belanda N 81 dengan spesifikasi M 48. berikut data tekniknya :
Diameter mayor (ππ) = 48 ππ
Diamater minor (ππ‘) = 41,004 ππ
Kisar ulir ( t ) = 5 ππ
Pengecekan kekuatan pada ulir kait
Tegangan tarik pada ulir kait
Dari data teknik diatas maka dapat dihitung tegangan tarik pada ulir :
ππ‘ =ππ‘ππ‘ππ
π π12
4
=4.ππ‘ππ‘ππ
π.π12
ππ‘ =4Γ6000
πΓ4,10042 = 454.60 ππ/ππ2
Keterangan: ππ‘ππ‘ππ =Kapasitas muatan 6000 kg
π1 = Diameter ulir dalam = 41,004 ππ = 4,1004 ππ
ππ‘ = Tegangan tarik pada ulir kait
Tinggi mur ( H ) = 4.ππ‘ππ‘ππ.π‘
π.(π02β ππ2).ππ (N.Rudenko hal 86)
= 4.6000.0.5
3.14 . (4.82β4,10042).300
= 12000
5868,55
= 2,04 cm
71
Jumlah ulir ( Z )
Dimana :
Z = π»
π‘
= 2.04
0.5
= 4,08 β 5 πππππ‘ππ
Dimensi kait ( hook ) :
Secara geometris dimensi kait dapat dihitung berdasarkan gambar 3.3 :
Gambar 3.3
Diameter batang untuk bantalan kait (π2)
π2 = 1.2 . π1
= 1.2 . 41,004 mm
= 49,2 mm
Diameter leher kait (π3)
π3 = 1.3 . π1
= 1.3 . 41,004
72
= 53,3 mm
Dimeter lubang kait ( a )
a = 2.5 . π1
= 2.5 . 41,004
= 102,5 mm
Tinggi penampang batang tirus I - II ( H )
H = 2.4 . π1
= 2.4 . 41,004
= 98. 4 mm
Jarak lengkung kait (π2)
π2 = 2 . π1
= 2. 41.004
= 82 mm
Lebar batang tirus kait bagian dalam penampang I - II (π1)
π2 = 2.2 . π1
= 2.2 . 41,004
= 90.2 mm
Lebar tirus bagian luar penampang I-II (π2)
π2 = 0.9 . π1
= 0.9 . 41,004
= 36,9mm
Lebar batang tirus kait bagian dalam penampang III-IV (π1)
π΅1 = 2.1 . π1
73
= 2.1 . 41,004
= 86,1 mm
Lebar batang tirus kait bagian dalam penampang III-IV (π2)
π2 = 0.9 . π1
= 0.9 .41,004
= 36,9 mm
Lebar ujung kait ( h )
h = 1.2 . π1
= 1.2 . 41,004
= 49,2 mm
Panjang ulir maksimal (πΏ1)
πΏ1 = 1.4 . πΏ1
= 1.4 . 41,004
= 57,4 mm
Tinggi penampang batang tirus III-IV( h )
hβ = 2 . π1
= 2. 41,004
= 82 mm
Panjang dari leher kait ke titik pusat (πΏ3)
πΏ3 = 5 . π1
= 5 . 41,004
= 205 mm
Tinggi ulir maksimal(πΏ4)
πΏ4 = 0.5 . π1
74
= 0.5 . 41,004
= 20 mm
Panjang ujung kait dari titik pusat (πΏ5)
πΏ5 = 1.5 . π1
= 1.5 . 41,004
= 61,5 mm
Pengecekan tegangan yang bekerja pada dudukan penampang kait I-II
Menentukan nilai F , π1, π2, pada penampang I β II
Luas penampang πΉπΌβπΌπΌ
πΉπΌβπΌπΌ = β2
. (π1 + π2 )
= 98,4
2 . ( 90,2 + 36,9)
= 6253,32 ππ2
Nilai (π1)
π1 = β
3 . 2 .π1+ π2
π1+ π2
= 98,4
3 . 2 .90,2+36,9
90,2+36,9
= 56,8 mm
Nilai (π2 )
π2 =
β
3 .
π1+2.π2π1+π2
= 98,4
3 .
90,2+2 .36,9
90,2+36,9
= 42,32ππ
75
Nilai ( r )
r = π
2+ π1
= 102,5
2+ 56,8
= 108,05 ππ
Nilai ( x )
x = β 1 + 2π
(π1+ π2).β [{π2 +
π1β π2
β ( π2 + π )} ππ.
π+ π2
πβ π1β ( π1 β π2)]
β1 + 2 .108,05
(90,2+36,9 ). 98,4[{36,9 +
90,2β36,9
98,4 ( 42,32 + 108,05)} ππ.
108,05+42,32
108,05β56,8β
( 90,2 β 36,9)]
= β 1 + 0,017 [ 126,71 β 53,3 ]
= β1 + 1,24797 = 0,24797 = 0,25
Tegangan tarik pada dudukan kait bagian dalam (ππ) penampang
π1=
ππ‘ππ‘πππ
.1
π₯ .
2 .π1π
( N. Rudenko, hal 88 )
ππΌπΌ=
ππ‘ππ‘ππ
π .
1
π₯ .
π1πΌ2
+β
( N. Rudenko, hal 88)
Dimana :
F = luas penampang kritis
π1 = jarak dari titik pusat penampang kesisi dalam
π2 = jarak dari titik pusat penampang kesisi luar
x = faktor yang tergantung dari bentuk penampang dan lengkungan dari
batang
76
Tegangan tarik pada bagian dalam penampang I
π1=
ππ‘ππ‘ππ
πΉ .
1
π₯ .
2 .π1π
= 6000
6253,32 .
1
0,25 .
2 .56,8
102,5
= 4, 25 ππ/ππ2
= 425 ππ/ππ2
Tegangan tekan pada bagian terluar penampang II
πII = ππ‘ππ‘ππ
πΉ .
1
π .
π1π
2+ β
= 6000
6253,32 .
1
0,25 .
56,8102,5
2+ 98,4
= 1,46 ππ/ππ2
= 146 ππ/ππ2
Dari hasil perhitungan diatas bahwa tegangan tarik pada bagian terdalam dan
tegangan tekan bagian terluar penampang I β II masih berada dibawah tegangan
bahan yang diijinkan yaitu 600 ππ/ππ2. ππΌ , ππΌπΌ β€ ππΌ ( π πππ ).
Tegangan geser yang terjadi pada penampang I β II
ππΌβπΌπΌ = ππ‘ππ‘ππ
πΉπΌβπΌπΌ
= 6000
6253,32
= 0,95 πΎπ/ππ2
= 95 ππ/ππ2
77
Dari hasil perhitungan diatas diketahui bahwa tegangan geser yang terjadi
pada penampang I-II masih dibawah tegangan geser bahan yang diijinkan yaitu
300 ππ/ππ2 . ππΌβπΌπΌ β€ πππβππ (π πππ).
Menentukan harga F, ππ,ππ, pada penampang III β IV
Luas penampang F = πΉπΌπΌπΌβπΌπ
πΉπΌπΌπΌβπΌπ = β
2 . (π1 + π2)
= 82
2 . ( 86,1 + 36,9 )
= 41 .123
= 5043 ππ2
Nilai (π1)
π1 = β
3 .
2.π1+ π2
π1+ π2
= 82
3 .
2.86,1+36,9
86,1+36,9
= 27,3 .1,7
= 46,41 ππ
Nilai (π2)
π2 = β
3 .
2.π1+ π2
π1+ π2
= 82
3 .
86,1+2.36,9
86,1+36,9
= 27,3 . 1,3
= 35,49 ππ
Nilai ( r )
78
r = π
2+ π1
= 102,5
2+ 46,41
= 97,66
Nilai ( x )
x = β1 + 2π
(π1+ π2).β [{π2 +
π1+π2
β ( π2 + π )} ππ.
π+π2
πβπ1 (π1 + π2)]
= β1 +2.97,66
(86,1+36,9).82 [{36,9 +
86,1β36,9
82 ( 35,49 + 97,66)} ππ.
97,66+35,49
97,66β46,41β
(86,1 β 36,9)]
= β1 + 0,019 [ 161,547 β 49,2 ]
= β1 + 2,13
= 1,13
Tegangan tarik pada bagian terdalam penampang III
ππΌπΌπΌ = ππ‘ππ‘ππ
πΉ .
1
π₯ .
2.π1
π
= 6000
5043 .
1
0,3 . 2 .46,41
102,5
= 3,58 ππ/ππ2
= 358 ππ/ππ2
Tegangan tekan pada bagian terdalam penampang IV
ππΌπ = ππ‘ππ‘ππ
πΉ .
1
π₯ .
π1π
2+ β
= 6000
5043 .
1
0,3 .
46,41102,5
2+ 82
= 1,38 ππ/ππ2
= 138 ππ/ππ2
79
Dari hasil perhitungan diatas diketahui tegangan tarik pada bagian terdalam
dan tegangan tekan bagian luar penampang III β IV dibawah tegangan bahan yang
di ijinkan yaitu 600 ππ/ππ2 . π1,π2, β€ ππΌ ( π πππ ).
Tegangan geser yang terjadi pada penampang III β IV
ππΌπΌπΌβπΌπ = ππ‘ππ‘ππ
πΉπΌπΌπΌβπΌπ
= 6000
5043
= 1,18 πΎπ/ππ2
= 118 ππ/ππ2
Dari hasil perhitungan diatas diketahui bahwa tegangan geser yang terjadi
pada penampang III-IV masih dibawah tegangan geser bahan yang diijinkan yaitu
300 ππ/ππ2 . ππΌπΌπΌβπΌπ β€ πππβππ (π πππ).
Jadi perancang kait (hook) dengan material baja karbon cor SC 42 standart
JIS 5101 aman ( safe ) untuk digunakan.
3.2.2 Bantalan kait
Bantalan kait terletak pada kait (hook) dengan batang lintang ( croospiece ).
Dengan diameter 50 mm maka dimensi bantalan yang dipakai untuk pengait ini
adalah :
Table 3.1. bantalan peluru dorong untuk kait (Rudenko,1964)
80
Dimensi bantalan :
π1 = 50 ππ π·1 = 100 ππ
π4 = 52 ππ πΎ = 36 ππ
π5 = 75 ππ π = 75 ππ
D = 92 ππ π = 1,5 ππ
3.2.3 Perancangan Crosspiece (Gantungan Kait )
Batang lintang ( crosspiece ) berfungsi sebagai rumah kait yang dilengkapi
dengan sakel yang terbuat dari plat baja.
Gambar 3.4 penampang batang lintang untuk kait.
Momen maksimum
Momen maksimum dapat dihitung dengan rumus :
πππππ πππ’π = π π‘ππ‘ππ
4 . ( πΏ β 0,5 . π·1 ) ( N. Rudenko, hal 98 )
Dimana :
L = panjang batang lintang ( crosspiece ) = 200 mm ( dirancang )
π·1 = diameter luar dudukan cincin kait = 110 mm ( dirancang )
Dengan adanya beban tambahan kait yaitu 30 kg maka 6000+30 = 6030
81
πππππ πππ’π = 6030
4 . ( 200 β 0,5 . 110 )
= 1507,5 . 145
= 218,587 ππ/ππ2
Momen perlawanan ( W )
π = 1
6 . ( π β π1). β2
Dimana :
b = lebar batang tirus = 150 mm ( dirancang )
h = tinggi batang lintang = 75 mm ( dirancang )
π1 = diameter lubang dalam untuk batang kait = 50 mm
Maka
π = 1
6 . ( 150 β 50 ). 752
= 0,16 .100 . 5625
= 90000 ππ3
Unit stress pada batang lintang ( crosspiece ) , (πππππ )
πππππ = πππππ
π ( N.Rudenko, hal 104 )
= 218,587
90000
= 2,42 ππ/ππ2
Dari data perhitungan tegangan batang lintang diatas, bahan batang
lintang adalah baja karbon untuk kontruksi mesin S55C standard JIS G 4051
dengan data teknik sebagai berikut
82
Kekuatan (ππ) = 80 Kg/mm2
Batas mulur (ππ¦) = 60 Kg/mm2
Tegangan ijin (ππΌ) = ππ
π π ( ππ diambil 6, Sularso hal 30)
= 80
6 = 13,33 Kg/mm2
Momen Lentur Pada Poros Batang Lintang (Trunion)
Gambar 3.4 poros batang lintang
Besarnya momen lentur
M2 = ππ‘ππ‘ππ
2 π1+ π2
2
S1 = Tebal sakel = 20 mm (dirancang)
S2 = Tebal pelat = 5 mm (dirancang)
d = diameter poros batang lintang = 60 mm (dirancang)
M2 = 6030
2 20 + 5
2
= 3015 . 12,5
= 37687 Kg/ππ2
83
Unit stress pada poros batang lintang (Trunion)
πbend = π2
ππ‘π (N.Rudenko, hal 104)
Dimana :
π€π‘π = momen tahanan pada trunion = 0,1 β π3
= 0,1 β 603 = 21600 mm2
πbend = π2
ππ‘π
= 37687
21600
= 1,74 ππ/ππ2
Pemilihan bahan untuk batang lintang ( crosspiece )
Berdasarkan data perhitungan, maka dapat diambil material batang lintang
adalah baja karbon untuk kontruksi mesin S 55 C standard JIS G 4051. Dengan
data teknik sebagai berikut :
Kekuatan (ππ) = 80 Kg/mm2
Batas luhur (ππ¦) = 60 Kg/mm2
Tegangan ijin (ππΌ) = ππ
π π ( ππ diambil 6, Sularso, hal 30 )
= 80
6 = 13,33 Kg/mm2
84
Tegangan yang terjadi pada bidang lintang masih berada dibawah
tegangan ijin bahan, sehingga perancangan batang lintang ini aman (safe) untuk
digunakan.
Pelat penyangga batang lintang ( sakel )
Gambar 3.6 pelat sakel
b = lebar sakel = 170 mm ( dirancang )
s = tebal sakel = 20 mm
d = diameter lubang untuk poros batang lintang pada sakel
= 60 mm ( dirancang )
R = jari β jari sisi luar = 50 mm
Pemeriksaan tegangan yang terjadi pada plat penyangga batang
lintang.
a .Tegangan tarik penampang AI - BI
πππ = ππ‘ππ‘ππ
2 β π β π
= 6030
2β170β20
= 0.88 Kg/mm2
85
b. Tegangan tarik penampang AII - BII
πππΌπΌ = ππ‘ππ‘ππ
2 β πβπ β π
= 6030
2 β170β60 β20
= 1,36 Kg/mm2
c. tekanan satuan pada penampang ( P )
P = ππ‘ππ‘ππ
2 . π .(π 1+ π 2)
= 6030
2 β60 β 25
= 2,0 Kg/ππ2
d. Tegangan satuan pada permukaan dalam (ππ΄3 )
ππ΄3 = π β [(2 βπ )2+ π2]
(2 βπ )2βπ2 ( N. Rudenko, hal 101 )
= 2,0 β [(2 β50)2+ 602]
(2 β50)2β602
= 34000
5100
= 4,31 Kg/mm2
e. Tegangan satuan pada permukaan luar (ππ΅3 )
ππ΅3 = π β2. π2
(2 βπ )2β π2 ( N. Rudenko, hal 101 )
= 2,0 β2 . 602
(2 β50)2β602
= 27200
6400
= 4,25 ππ/ππ2
86
Berdasarkan perhitungan tegangan yang terjadi pada sakel, maka dipilih
material sakel yaitu baja karbon untuk konstruksi mesin S 55 C standard JIS G
4051, dengan data teknik :
Kekuatan tarik (ππ) = 80 Kg/mm2
Batas mulur (ππ¦) = 60 Kg/mm2
Tegangan ijin (ππΌ) = ππ
π π ( ππ diambil 6, Sularso, hal 30)
= 80
6 = 13,33 Kg/mm2
Dalam hal ini tegangan satuan permukaan luar dan dalam pada sakel masih
berada dibawah tegangan ijin bahan , sehingga perancangan sakel ini aman ( safe )
untuk digunakan.
3.2.4. Pemilihan tali ( roop )
Diketahui bahwa beban kejut yang terjadi adalah 6030 kg adanya
penambahan beban dari crossspiece dan sakel 34 kg maka 6030 + 34 = 6064
kg. maka pully yang dipakai menggunakan sistem puli majemuk sesuai
dengan gambar dibawah ini
Gambar 3.7 sistem skeve ( N.Rudenko, 1964)
87
Tegangan maksimum pada tali ( S )
ππππ₯ = ππ‘ππ‘ππ
π βπ β π1 ( N. Rudenko, hal 41 )
dimana :
n = jumlah muatan puli yang menyangga muatan = 3
π = efisiensi puli = 0,971 ( N.Rudenko tabel 8,hal 41)
π1 = efisiensi yang disebabkan kerugian tali akibat kekakuanya
ketika mengangkat / menggulung pada drum diasumsikan 0,98.
ππππ₯ = 6064
3β0,971β0,98
= 6064
2,85474
= 2124,18 ππ
Luas penampang tali ( A114 )
Tali yang dipilih ini tali baja dengan tipe 6 x 19 = 114 + 1c ( Core)
A114 = ππππ₯πππ
β π
π·πππ β50000
( N. Rudenko, hal 39)
Dimana :
ππ = tegangan tali putus tali 130 ππ/ππ2 (N. Rudenko, tabel 12 hal 44)
k = Faktor keamanan crane trolly = 4 ( N. Rudenko, tabel 7 hal 42)
π·πππ
π = 23 ( jumlah lengkung tali = 3 ), ( N. Rudenko, tabel 7 hal 38)
A114 = 2124,18180
4β
1
23 β50000
= 1,97 cm2
= 19,7 mm2
88
Diameter satu kawat tali ( wire)
πΏ = β4 βπ΄ 114
π βπ ( Syamsir A.muin hal 63 )
Dimana :
I = jumlah kawat ( wire ) = 114
πΏ = β4 βπ΄ 114
π βπ
= β4.19,7
π .114
= 0,14 mm
Diameter tali (d )
d = πΏ β π
= 114 β 0,14
= 15,96 mm
d = Menurut United Work, Roterdam Holland diameter tali standart adalah
Diameter 15,96 mm = 16,6 mm ( Syamsir A. Muin Tabel. 2,.10, hal. 67 )
Dengan data teknik sebagai berikut :
Berat tali permeter .: 0,90 kg/mm
Beban patah actual : 12500 kg/mm2
Tegangan patah : 140 / 159 kg/mm2
Pengecekan tali
Gaya maksimum yang dijinkan tali :
π ππππ = ππ
π k = 5,5 faktor keamanan operasional crane
trolly. (N. Rudenko.tabel 9 hal. 42 )
89
π ππππ = 12500
5,5
= 2272,72 kg
Gaya pada tali yang sebenarnya adalah 2124,18 ππ dan masih dibawah
batas gaya yang dijinkan yaitu 2272,72 ππ sehingga perancangan tali dengan tipe
6 x 19 + 1c berada dalam kondisi sangat aman ( safe ) untuk digunakan.
Pengecekan tegangan yang terjadi pada tali akibat pembebanan
Tegangan ijin (πππππ) = ππ
π
= 140
5,5 = 23,63 kg/mm2
Tegangan tarik tali baja
Ο = S
A114 ( Syamsir A.muin hal 64 )
= 2124,18
1,97
= 1078,26 kg/cm2 = 10,7826 ππ/ππ2
Dari pengecekan diatas diketahui bahwa tegangan yang sebenarnya terjadi
akibat pengangkatan beban ternyata masih dibawah tegangan yang dijinkan
sehingga tali aman ( safe ) untuk digunakan.
Umur tali (U)
Menentukan faktor m ( modul ) tergantung pada pembengkokan tali selama
periode pemakaian operasionalnya.
π = Tegangan tarik sebenarnya pada tali = 10,7826 kg/ππ2
C = Faktor tergantung pada tali = 1,08 kg/ππ2
(Syamsir A.Muin tabel 2.26 hal. 103 )
c1 = Faktor tergantung diameter tali = 0,97 kg/ππ2
90
( Syamsir A. Muin, Tabel. 2.27 hal. 103 )
c2= Faktor tergantung bahan tali = 1 kg/ππ2
(Syamsir A. Muin, Tabel. 2.28 hal. 103 )
Maka modul (m ) dapat dihitung .
m = π·πππ
π
ππ ππβπ βπ 1 β π2
= 23
10,7826 β1,08 β0,97 β 1
= 2,04
Jumlah bengkokan tali selama periode pemakaian ( z ) dapat dicari dengan
modul m = 2,04 ( Syamsir A. Muin, tabel 2.25 hal. 102 ),
maka ( m ).dari tabel :
m = 2,04 z = 349000
Umur tali dapat dihitung dengan rumus :
Z1= a - Z2 β U β π½ ( Syamsir A. Muin, hal. 106 )
Sehingga :
U = π1
πΌ β π2 β π½ ( Syamsir A. Muin, hal. 106 )
dimana :
a = Jumlah rata - rata persiklus perbulan = 3400
( Syamsir A. Muin, Tabel 2.31 hal. 105 )
Z1 = Jumlah bengkokan tali selama periode pemakaian = 349000
Z2 = Jumlah bengkokan berulang persiklus = 3
( Syamsir A. Muin, Tabel 2.31 hal. 105 )
91
π½ = Faktor perubahan daya tahan tali =.0,3
(Syamsir A. Muin, Tabel 2.31 hal. 105 )
maka,
Nilai (U) :
U = 349000
3400 β3 β0,3
= 349000
3060
= 114,05 = 114 bulan
3.2.5 Perancangan pully
Dalam perencanaan ini bahan pully terbuat dari cor ( besi kelabu atau baja).
Puli yang direncanakan terdiri dari beberapa puli tetap dan puli bergerak termasuk
pada sistem puli yang menguntungkan pada daya.
Gambar 3.7 pully
Diameter yang akan dirancang sebagai berikut :
π·πππ β₯ π1. π2. π ( N.Rudenko, tabel 7 hal 38 )
Dimana :
d = diameter tali = 15,96 mm
π1 = faktor tergantung alat angkat dan kondisi operasi = 20
π2 = faktor tegantung kontruksi tali = 0,99 = 1
Maka :
92
π·πππ β₯ = 20 . 1 .15,96
= 319,2 mm
Diameter
Tali
a b C E h T r r1 r2 r3 r4
4.8 22 15 5 0.5 12.5 8 4.0 2.5 2.0 8 8 6.2 22 15 5 0.5 12.5 8 4.0 2.5 2.0 8 8 8.7 2B 20 6 1.0 15.0 8 5.0 3.0 2.5 9 8 11.0 40 30 7 1.0 25.0 10 8.5 4.0 3.0 12 8 13.0 40 30 7 1.0 25.0 10 8.5 4.0 3.0 12 8 15.0 40 30 7 1.0 25.0 10 8.5 4.0 3.0 12 8 19.5 55 40 10 1.5 30.0 15 12.0 5.0 5.0 17 10 24.0 65 50 10 1 5 37.0 18 14.5 5.0 5.0 20 15 28.0 80 60 12 2.0 45.0 20 17.0 6.0' 7.0 25 15 34.5 90 70 15 2.0 55.0 22 20.0 7.0 8.6 28 20 39.0 110 85 18 2.9 65.0 22 25.0 9.0 10.0 40 30
Tabel 3.2 roda pully untuk kawat baja ( N.Rudenko, hal 71 )
Dengan menggunakan interpolasi untuk d = 15,96 mm di dapat :
a = [15,96β15,0
19,5β15,0] (55 β 40) + 40 = 43,19 mm ( Syamsir.A.Muin ,hal 132 )
maka dengan cara yang sama diperoleh ukuran ukuran utama pully lainya :
b = 33.53 r = 10,719
c = 8,9 r1= 4,366
e = 1,183 r2= 3,732
h = 28,17 r3= 15,17
I = 11,83 r4= 8,732
Pengecekan pully terhadap tekanan bidangnya dengan persamaan berikut :
P = π
π .π ( ππ/ππ2) ( Syamsir.A.Muin, hal 80 )
Tergantung pada kecepatan keliling yaitu 0,1 m/s dengan tekanan bidang yang
diijinkan PΜ = 75 kg/cm2.
93
Maka :
P = π
π .π=
2124,18
1Γ319,2= 66,58 kg/cm2.
Maka dengan demikian tekanan bidang pada pully 66,58 kg/cm2 karena tekanan
bidang yang terjadi P = 66,58 ππ/ππ2 β€ PΜ = 75ππ/ππ2 maka pully ( safe )
untuk digunakan .
3.2.6 Drum
Drum pada operasi pengangkatan untuk menggulung tali. Untuk drum yang
digerakan mesin maka drum dilengkapi dengan air spiral ( helical grove )
sehingga tali akan tergulung secara merata dan mengurangi gesekan sehingga
keausan berkurang.
Berdasarkan diamater rope maka dapat diperoleh ukuran dan dimensinya sesuai
dengan tabel dibawah ini :
Tabel 3.3 alur drum ( Rudenko 1964 hal 74 )
94
Berdasarkan tabel diatas diketahui :
d = 15,96 mm
S2 = 23,05 mm
Cπ = 4,34 mm
R2 = 1,67 mm
Diameter drum :
D = π
π·πππ . π
= 23 . 15,96
= 367 mm
Jumlah lilitan tali pada drum ( z )
z = π» .π
π .π·πππ’π + 2 ( N.Rudenko, hal 74 )
dimana :
H = tinggi angkat muatan = 3 m
untuk pully majemuk dengan empat bagian menurut. ( N.Rudenko,hal 65 )
diketahui :
i = 2 l = 2 h
e = 2v π = 0,94
z = 3000 .2
3,14 .367+ 2
= 7,20 = 8 lilitan
Panjang alur spiral ( l ) :
l = z . s
= 8 . 23,05
= 184,4 mm
95
Panjang keseluruhan ( L ) :
π1 = 300 ( ππππππππππππ )
L = [ 2π»π
π .π· + 12] . π . π1 ( N.Rudenko, hal 75 )
= [2 .3000.2
3,14 .367+ 12] .23,05 + 300
= 816,624 mm
Tebal dinding drum ( w ) ini menggunakan rumus empiris :
W = 0,02 . D + ( 0,6 sampai dengan1,0)
= 0,02 .367 + 10
= 17,34 mm
Tegangan tekan yang terjadi pada drum ( πππππ )
πππππ = ππππ₯
π€ .π2 ( N.Rudenko, hal 82 )
= 2124,18
17,34 .23,05
= 5,314 kg/mm2 = 531,4 kg/cm2
Material yang digunakan adalah (C4) 15 ( besi cor ) dengan nilai πππππ yang
diizinkan untuk kelas (C4) 15-23 (besi cor) sampai 1000 ππ/ππ2. Jadi drum yang
dirancang terhitung aman karena ππππ < πππππ ππ§ππ.
3.2.7 Motor penggerak
Daya motor yang dibutuhkan untuk mengangkat adalah sebagai berikut :
N = ππ€ .π
75 .ππ‘ππ‘ ( N.Rudenko, hal.234 )
Dimana :
Sw = gaya tarik maksimum tali yang bekerja pada drum = 2124,18 kg
V = kecepatan angkat direncanakan v = 6 m/menit = 0,1 m/detik
ππ‘ππ‘ππ = efisiensi mekanis 0,8 ( N.Rudenko hal 299)
96
Maka :
N = 2124,18 .0,1
75 .0,8
= 3,54 HP
Dengan adanya beban saat awalan start motor sebesar 1,25% maka ππππ‘ππ pada
saat awalan start membutuhkan daya sebesar :
ππππ‘ππ = 1,25 Γ π = 1,25 Γ 3,54 = 4,42 π»π
Dari hasil daya motor yang didapatkan dan pada katalog yang ada , maka dipilih
motor dengan N = 6 HP untuk elektro motor dengan putaran (n) = 980 rpm.
3.2.8 Rem
Pada pesawat pengangkat ini rem tidak hanya dipergunakan untuk menahan
beban juga untuk menahan beban, dalam tipe rem yang dipakai adalah rem
kerucut ( conic brake ). Karena rem dipasang pada poros motor maka mencari
daya statik rotor terlebih dahulu :
Gambar 3.8 rem dalam motor hoist
πππ = π . π .π
75 ( N.Rudenko, hal 292 )
Dimana :
πππ = daya pengereman statik
97
SW = gaya tarik maksimum tali 2124,18 kg
V = kecepatan angkat 0,1 m/s
π = efisiensi total mekanis 0,8
Maka :
πππ = 2124,18 . 0,1 . 0,8
75= 2,26 HP
Momen statik yang diakibatkan beban pada poros rem saat
pengereman
ππ π‘ππ‘ππ = 71620 .πππ
πππ ( N.Rudenko, hal 292 )
πππ = kecepatan poros pengereman
V = π . π· .π
1000.60
0,1 = π . 367.π
1000.60
n = 0,1
0,0192161= 5,204 π ππ
maka :
ππ π‘ππ‘ππ = 71620 .2,26
5,204
= 31103,22 kg.cm
= 311,0322 kg.m
Momen dinamik
ππππππππ = π . πΊπ·2 . π
375 . π‘ππ+
0,975 . π . π2 .π
π . π‘ππ ( N.Rudenko, hal 293 )
πΊπ·2 = momen girasi akibat komponen pada poros motor diamaeter
luar = 200 mm ,diameter dalam 40 mm, momen inersia=
0,01ππ. π/π 2 ( N.Rudenko, tabel hal 295 )
πΏ = koefisien yang memperhitungkan pengaruh komponen tranmisi
98
mekanis 1,1 s/d 1,25 ( N.Rudenko, hal 290 )
π‘ππ = waktu pengereman untuk mekanisme pengangkat 1 detik karena V
= < 12 m/men ( N.Rudenko ,hal 294 )
G = beban penuh muatan 6064 kg
V = 6 m/min = 0,1 m/s
π = efisiensi total 0,8
n = putaran motor 980 rpm
maka :
ππππππππ = 1,15 . 0,01 . 980
375 . 1+
0,975 . 6064 . (0,01)2 .0,8
980 . 1
= 0,03053 kg.m
Momen gaya yang diperlukan untuk pengereman
πππ = ππ π‘ππ‘ππ + ππππππππ
πππ = 311,0322 + 0,03053 = 311,06273
Jadi untuk gaya pengereman didapat sebesar 311,06273 kg.m
Menentukan gaya untuk mengerem :
πΉπ = ππππππ
π·ππππ£ππ . π
Dimana π = 0,45 β 0,35 ( N.Rudenko, tabel hal 144 )
Diameter kanvas = 200 mm = 20 cm (data)
Lebar kanvas b = 25 mm = 2,5 cm (data)
Tebal t = 5 mm (data)
πΌ = 230 ( sudut berkisar 150 β 250 ) ( N.Rudenko, hal 205 )
Maka :
πΉπ = 311,06273
20 .0,45
99
= 34,56 kg
Mencari gaya normal untuk pengereman pada rem kerucut
πΉπ = πΉπ
2 .sin πΌ ( jurnal tugas akhir univ.mercu buana )
= 34,56
2 . 0,39
= 44,30 kg
Gaya gesek rem
πΉππ = π . πΉπ
= 0,45 . 44,30
= 19,935 kg
Mencari tekanan kontak permukaan ( P ) disc rem
P = πΉππ
π΄
A = luas permukaan kontak kanvas rem
Maka :
A = π . π·ππππ£ππ . π
= 3,14 . 20 . 2.5
= 157 ππ2
Sehingga
P = πΉππ
π΄
= 19,935
157
= 0,126 ππ/ππ2
Jadi tekanan yang terjadi pada bahan rem terhitung aman karena tidak
melebihi tekanan satuan aman yaitu 2 ππ/ππ2 bahan yang dipakai asbes yang
dilapisi jalinan serat kuningan.
100
3.3 Boom / jib
Pada perencanaan boom / lengan crane ini digunakan adalah tipe girder
tunggal profil yang dipilih menggunakan profil I dengan pengangkat /hoist yang
bergerak pada rel seperti gambar 3.9
Gamabr 3.9 boom / jib
Pada gambar diatas diketahui beban terberat terdapat pada ujung boom/ jib
untuk lengan boom material yang dipakai adalah baja struktural ASTM 441
dengan ππ‘ = 729,462 πππ ( π πππ‘π€πππ ππ’π‘ππππ π πππ£πππ‘ππ 2013 ) . berikut ini
adalah perhitungan pada boom / jib :
Gambar 3.10 pembebanan kantilever
101
mencari momen bending
L = panjang boom 5500 mm
P = gaya yang bekerja pada boom 6064 kg
Menurut hukum newton III yaitu aksi = reaksi, jadi dapat diketahui gaya
yang bekerja pada boom = besarnya reaksi yang diterima dari tumpuan.
Dimana: RB = reaksi pada tumpuan B
MB = momen bending
Maka ,
RB = 6064 kg
MB = L Γ P
= 5500 Γ 6064
=33352000 kg.mm ( Thimosenko hal 256 )
Gaya geser yang terjadi
D = - RB
D = - 6064 kg ( arah gaya kebawah )
D = gaya yang mengakibatkan geser pada penampang
Mencari tahanan bending
π Μ b = 729,462
π π=
729,462
7= 104,21 πππ = 1062,283 ππ/ππ2 = 10,62283 ππ
ππ2
οΏ½Μ οΏ½π = 0,5 Γ ππ = 0,5 Γ 10,62283 = 5,311415ππ
ππ2
Dimana :
π b = ππ΅
π ( Thimosenko hal 256 )
Dimana :
W = tahanan
102
MB = momen bending
Maka ,
W = ππ΅
οΏ½Μ οΏ½π=
33352000
10,62283= 3139652 ππ3 = 3139,652 ππ3
Gambar 3.11
Karena tahanan lentur yang didapat adalah w = 3139,652 ππ3maka dipilih
tahanan yang lebih besar untuk pemilihan profil baja yaitu dengan nilai w = 4012
dengan data teknik sebagai berikut :
Gambar 3.13 profil I
103
h = 623 mm
b = 229 mm
tw = 14 mm
tf = 24,9 mm
r = 12,7 mm
A = 19567,453 ππ2 ( tabel software autodesk )
Menghitung tegangan bending : ( Thimosenko hal 256 )
ππ = ππ΅
π=
33352000
4012000= 8,31 ππ/ππ2
Menghitung tegangan geser :
ππ = π·
π΄=
6064
19567,453 = 0,309902367 ππ/ππ2
Menghitumg inersia pada penampang profil
Gambar 3.14 profil I
Keterangan :
b = lebar ( mm )
h = tinggi ( mm )
A = luas penampang ( ππ2)
I = momen inersia ( ππ4)
104
π΄1 = π1 Γ β1 = 229 Γ 24,9 = 5702,1 ππ2
π΄2 = π2 Γ β2 = 14 Γ 573,2 = 8024,8 ππ2
π΄3 = π3 Γ β3 = 229 Γ 24,9 = 5702,1 ππ2
π1 = β3 + β2 + ( 1
2. β1)24,9 + 573,2 + (
1
2. 24,9 ) = 610,55 ππ
π2 = β3 + 1
2 . β2 = 24,9 + (
1
2 .573,2 ) = 311,5 ππ
π3 = 1
2 . β3 =
1
2 .24,9 = 12,45 ππ
Ixπ1 =1
12 Γ π1 Γ β1
3 =1
12 Γ 229 Γ 24,93 = 294613,2517 ππ4
Ixπ2 =1
12 Γ π2 Γ β2
3 =1
12 Γ 14 Γ 573,23 = 219717847 ππ4
Ixπ3 =1
12 Γ π3 Γ β3
3 =1
12 Γ 229 Γ 24,93 = 294613,2517 ππ4
Ix = (Ixπ1 + (π΄1 Γ π¦12)) + (Ixπ2 + (π΄2 Γ π¦2
2)) + (Ixπ3 +
(π΄3 Γ π¦32))
= (294613,2517 + (5702,1 Γ 610,552)) + (219717847 +
(8024,8 Γ 311,52)) + (294613,2517 + (5702,1 Γ 12,452))
= 2125873857 + 998382246,8 + 1178453,007
= 3125434557 ππ4 = 312543,4557ππ4
Menghitung defleksi pada boom
πΏβ² = πΉ.πΏ3
3.πΈ .πΌ
E = modulus elastisitas baja ASTM 441 = 2088103,481 ππ/ππ2
F = gaya pada boom, kg
L = panjang boom, meter
I = momen inersia penampang, ππ4
105
πΏβ² = πΉ. πΏ3
3. πΈ . πΌ
= 6064 .5503
3 .2088103,481 .312543,4557
= 0,52 cm
Menurut (N.Rudenko hal. 313) untuk πΏβ² ijin pada kerangka crane kantilever
pada jangkuan maksimum harus tidak boleh melebihi πΏβ² < 1
300 π ( L jangkauan
crane ) maka :
πΏβ² = 1
300 . π
= 1
300 .550
= 1,84 cm
Jadi ditinjau dari tegangan bending dan geser yang terjadi pemilihan profil
terhitung aman karena ππ = 8,31 ππ/ππ2 < ππ = 10,62283 ππ/ππ2 ditinjau
dari tegangan geser yang terjadi ππ = 0,309902367 ππ/ππ2 < ππ =
5,311415 ππ/ππ2 dan defleksi pada boom ternilai aman karena defleksi yang
terjadi adalah πΏβ² = 0,52 ππ < πΏβ² = 1,84 ππ maka boom ( safe ) untuk
digunakan.
3.4 Mekanisme slewing
Mekanisme slewing berfungsi untuk memutar komponen crane maupun
yang diangkat untuk memperluas daerah kerja yang dipakai ini adalah crane
berputar pada poros pemutar pusat yang dipasang mati pada komponen tak
berputar, gear putar berbentuk lingkaran dipasang pada pilar crane.
106
Gambar 3.15 Mekanisme Slewing
Momen tekan terhadap peputaran akibat gaya gesek
π = ( π + πΊ1 + πΊπ ) . πΎ .π π
π π½πΌ ( N.Rudenko, hal 277 )
Dimana :
Q = bobot muatan = 6064 kg
πΊ1 = bobot struktur putar = 2500 kg
πΊπ = bobot pengimbang = 0
K = koefisien gesek gelinding bantalan rol pemutar = 0,05
(jurnal,universitas sumatra utara)
π π = jari jari jalur lintasan = 425 mm = 0,425 m
R = jari jari rol perputaran = 30 mm = 0,03 m
π½1 = faktor yang memperhitungkan tambahan akibat gaya gesek pada
nap atau akibat luncuran lateral rol pada jalur ( untuk rol silindris ) = 1,2-
1,3
107
Maka :
π = ( 6064 + 2500 + 0 ) .0,05 .0,425
0,03 1,3
= 7786,01 kg.m
Kecepatan putar pada slewing
V = π .π·.π
1000.60
Dimana :
V = kecepatan linier = m/s
D = diameter lingkar gear = mm
n = kecepatan putar crane = rpm
V = π .850 .π
1000.60
0,1 = 0,04451 . n
n = 0,1
0,04451 = 2,2 rpm
Motor penggerak
N = π .πππ
71620 .π ( N.Rudenko, hal 281 )
Dimana :
N = daya motor
M = momen tekan terhadap gaya gesek
πππ = kecepatan putar crane
π = efisiensi penggerak
Maka :
N = 7786,01 . 2,2
71620 .0,85 = 0,28 HP
Maka dipilih motor penggerak dengan daya motor = 1,2 HP = 0,9 kw .
Perbandingan transmisi sementara
108
i = ππππ‘ππ
π
dimana =
i = perbandingan reduksi ( reduksi ijin roda gigi lurus 1:7 )
( sularso hal, 216 )
ππππ‘ππ = putaran motor yang sudah direducer 14 rpm
n = kecepatan putar crane dalam 2,2 rpm
i = ππππ‘ππ
π
= 14
2,2
= 6,36
Menentukan diameter sementara
Dimana :
π1 = 14 rpm
π2 = 2,2 rpm
π·2 = 850 (direncanakan)
π1
π2= π·2
π·1 β 14
2,2=
850
π·1
14 = 2,2 Γ 850
= 1870
π·1 = 1870
14
= 133,57 = 134 mm
Menentukan jumlah gigi ( Z )
m = modul dipilih 6
πΌ = jarak sumbu poros diambil 20Β°
π1 = π·1
π ( sularso, hal 248 )
109
= 134
6
= 22,33
Perbandingan 22,33 : 141,67 ( i : 6,143) merupakan bilangan perbandingan
tidak bulat. Perbandingan untuk pembulatan jumlah gigi dapat dicari dengan
mencari nilai perbandingan yang mendekati perbandingan sebelumnya maka
dipilih nilai (140:28)untuk π2 : π1( I : 5) sehingga π1 = π2
π=
140
5= 28.
π2 =π·2
π
= 850
6 ( sularso, hal 248 )
= 141,67 = 140
Maka faktor bentuk gigi π1 πππ π2 dapat ditentukan pada (tabel 6.5 sularso
hal.240).ditinjau dari jumlah π1 dan π2.
Menentukan diamater lingkar jarak ( roda gigi standart )
π01 = π§1 Γ π ( sularso, hal 248 )
= 28 Γ 6
= 168 mm
π02 = π2 Γ π
= 140 Γ 6
= 840 mm
π0 = 168+840
2= 504 ππ
Menentukan diameter kepala
ππ1 = ( π1 + 2 ). π ( sularso, hal 248 )
= ( 28 + 2 )6
= 180 mm
110
ππ2 = ( π2 + 2 ). π
= ( 140 + 2 )
= 852 mm
Menentukan diameter kaki
Dimana πΆπ ( kelonggaran puncak diambil 0,25 ) maka 0,25 Γ 6 = 1,5
ππ1 = ( π1 β 2) Γ m β 2 Γ ππ ( sularso, hal 248 )
= ( 28 β 2) Γ 6 β 2 Γ 1,5
= 153 mm
ππ2 = ( π2 β 2) Γ m β 2 Γ ππ
= ( 140 β 2) Γ 6 β 2 Γ 1,5
= 825 mm
H= 2Γ π + ππ
= 2 Γ 6 + 1,5
= 13,5 mm
Menentukan kecepatan keliling π«π dan gaya tangensial
V = Ο .D1 .n
1000.60
= Ο. D1 .14
1000.60= 0,12 m/s
Ft = 102 .ππ
π
= 102 . 0,9
0,12= 765 πΎπΊ
Faktor dinamis karena V kurang dari 20 % maka :
ππ£ = 6
6+13,25= 0,312
Perancangan gear menggunakan material SNC3 dengan berikut data tekniknya :
- Kekuatan tarik ππ1 = 95 ππ/ππ2 (sularso tabel 6.7 hal 241)
111
- Kekuatan permukaan sisi gigi π»π1 = 295
- Tegangan lentur ijin = 40 ππ/ππ2
- Faktor tegangan kontak diambil antara besi cor nikel dan besi cor nikel maka
KH = 0,186 ππ/ππ2
Maka :
πΉπ1 = ππ1 Γ π Γ π¦1 Γ ππ£
= 40 Γ 6 Γ 0,352 Γ 0,312 = 26,36ππ/ππ2
πΉπ2 = ππ2 Γ π Γ π¦2 Γ ππ£
= 40 Γ 6 Γ 0,456 Γ 0,312 = 34,15 ππ/ππ2
πΉπ» = πΎπ» Γ π·01 Γ2 Γ π2
π1+π2
= 0,186 Γ 168 Γ2Γ140
28 +140= 52,08 ππ/ππ2
Lebar sisi b = Ft / πΉπππ = 765
52,08= 14,68 ππ
Menentukan pasak
Diameter poros : 18 mm ( data spesifikasi motor )
Pasak yang dipakai yaitu 6 x 6 dengan π‘1 = 3,5 ππ π‘2 = 2,8 ππ
( sularso,tabel 1.8 hal.10 )
maka :
ππ1 = (ππ1
2) β {(
ππ 1
2) + π‘2}
= (153
2) β {(
18
2) + 2,8}
= 67,7mm
Jadi dari perhitungan diatas diketahui jumlah gigi π2 pada gear 2 = 140
jumlah gigi π1 gear 1 = 28. Diameter lingkar jarak π01 = 168 mm diameter lingkar
jarak π02 = 840 mm dengan πΌ jarak sumbu = 504 ππ. diameter kepala ππ1 =
112
180 ππ diameter kepala ππ2 = 852 ππ. diameter kaki ππ1 = 153 ππ diameter
kaki ππ2 = 825 ππ. kedalaman pemotongan (H) = 13,5 mm. Lebar sisi (b) =
14,68mm. dan perbandingan gigi 1: 5 perbandingan untuk roda gigi standart 1:7.
dari perhitungan diatas untuk pemilihan bahan SNC3 terhitung aman safe untuk
digunakan.