bab iii pelaksanaan penelitian a. jenis, setting, karakter...
TRANSCRIPT
21
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Jenis, Setting, Karakter Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah PTK (Penelitian Tindakan Kelas)
2. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas VI SD Negeri Posong Kecamatan Tulis
Kabupaten Batang. Pada lembaga inilah sehari hari penulis bertugas sebagai guru
kelas. Adapun secara rinci profil lembaga pendidikan ini adalah sebagai berikut :
1. Nama : SD Negeri Posong
2. NSS : 101032510017
3. NPSN : 20322577
4. Tahun Didirikan : 1 Januari 1974
5. Status Sekolah : Negeri
6. Kegiatan Pembelajaran : Pagi
7. Alamat : Posong
8. Desa : Posong
9. Kecamatan : Tulis
10. Kabupaten : Batang
11. Propinsi : Jawa Tengah
12. Tahun beroperasi : 1974
3. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2012. harapan penulis pada bulan April
sudah dapat dilakukan finishing laporan penelitian. Dengan demikian penelitian dapat
berjalan sesuai dengan jadwal yang direncanakan. Jadwal rencana penelitian dapat dilihat
dalam tabel berikut.
22
Tabel 1. Jadwal Kegiatan Penelitian
No Kegiatan Maret April Mei
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Persiapan X X
2 Siklus I X X
3 Analisis X X
4 Siklus II X X
5 Analisis X X
6 Penyusunan
Laporan
X
X
7 Penyelesaian X X X
Keterangan :
1. Siklus I dilaksanakan pada hari Rabu dan Kamis yaitu tanggal 18 & 19 April 2012 pukul
07.15 – 08.25 WIB.
2. Analisis dan refleksi siklus I dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 19 April 2012 pukul
08.25 – 09.00 WIB
3. Sikus II dilaksanakan pada hari Rabu dan Kamis yaitu tanggal 25 & 26 April 2012 pukul
07.15 – 08.25 WIB.
4. Analisis dan refleksi siklus II dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 26 April 2012 pukul
08.25 – 09.00 WIB.
B. Subyek Penelitian.
Kelas VI SD Negeri Posong Kecamatan Tulis Kabupaten Batang menjadi tempat
penelitian. Kelas ini memiliki siswa berjumlah 13 anak. Siswa laki laki berjumlah 4 anak
dan siswa perempuan berjumlah 9 anak.
23
C. Sumber data
1. Data sekunder
SD Negeri posong kecamatan Tulis kabupaten Batang yang terletak di daerah
pedesaan. Jumlah siswa kelas VI SD Negeri Posong berjumlah 13 siswa, yang terdiri
dari 4 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan. Lokasi dalam satu ruangan dengan
menggunakan tempat duduk satu-satu permeja. Siswa berasal dari daerah itu sendiri.
Tingkat kemampuan siswanya berbeda-beda atau bervariasi mulai dari yang rendah,
sedang dan tinggi. Tingkat pendidikan dan pekerjaan orang tua siswa yang berbeda-
beda membentuk karateristik siswa yang berbeda pula. Sebagian besar siswa berasal
dari keluarga yang kurang mampu. Berdasarkan latar belakang diatas akan
mempengaruhi kondisi belajar siswa, yang akhirnya dapat mengakibatkan prestasi
belajar siswa kelas VI SD Negeri Posong menjadi menurun.
2. Data Primer
Perencanaan perbaikan pembelajaran matematika siklus 1 merupakan refleksi awal
berdasarkan hasil studi pendahuluan. Sebelum dilaksanakan penelitian melakukan
berbagai persiapan sebagai berikut :
a. Membuat langkah-langkah dalam proses pembelajaran
b. Menyusun Rencana Perbaikan Pembelajaran
c. Menyiapkan sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam pembelajaran
d. Mengkondisi siswa agar bersikap biasa walaupun ada pengamat atau supervisor.
D. Variable Penelitian
1. Variable Bebas ( X )
24
Instrument yang akan digunakan dalam Variabel bebas (X) ini adalah lembar observasi.
Lembar observasi digunakan untuk mengukur kegiatan guru dalam pembelajaran yang
menggunakan metode penemuan (Discovery) dengan menggunakan bantuan media dua
dimensi yaitu mulai dari kegiatan Pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
Instrument penelitian lembar observasi dengan menggunakan dua aspek perbaikan
pembelajaran yaitu guru dan siswa. Aspek dari guru yaitu meliputi pengaktifan siswa,
penggunaan metode pembelajaran, penggunaan media pembelajaran, pemberian
motivasi terhadap siswa, pemberian soal-soal latihan, dan pemberian kesempatan
bertanya. Aspek penilaian siswa meliputi keterlibatan siswa, kedisiplinan siswa, keaktifan
siswa serta keberanian bertanya jawab. Cara pengisian lembar observasi yaitu
berdasarkan skala penilaian dari 1 sampai 5 dengan kriteria seperti berikut ini : 1 =
kurang sekali, 2 = kurang, 3 = cukup, 4 = baik, 5 = baik sekali. Cara mengisi jawaban
dengan memberikan tanda cek (√) pada kolom skala penilaian tersebut. Jadi saat guru
sedang mengajar dengan menggunakan metode penumuan (Discovery) dengan bantuan
media pembelajaran dua dimensi, guru lain sebagai observer mengamati dari setiap
kegiatan yang ada.
2. Variable terikat ( Y )
Data variable terikat (Y) dalam penelitian ini adalah aktivitas siswa dalam kegiatan
pembelajaran yaitu melalui tehnik pemgumpulan data dan alat pengumpulan alat data.
Alat pengumpulan data yang digunakan disini adalah dengan menggunakan onstrument
yaitu dengan Tes dan lembar observasi, sedangkan alat pengumpulan data yang
digunakan adalah dengan menggunakan soal-soal tes. Adapun tahap pengumpulan data
dilakukan sebagai berikut :
1. Antusias siswa dalam apersepsi.
2. Perhatian siswa dalam menerima penjelasan guru.
3. Keaktifan siswa terhadap penggunaan media pembelajaran.
25
4. Respon siswa terhadap tugas atau soal yang diberikan oleh guru.
5. Keaktifan atau kerjasama siswa dalam berdiskusi.
6. Keaktifan atau kerjasama siswa dalam memecahkan masalah yang diberikan guru.
7. Aktifitas siswa mengerjakan soal evaluasi.
Kategori tersebut dikelompokkan dalam 4 yaitu :
A = Sangat Baik C = Cukup
B = Baik D = Kurang
E. Rencana tindakan
Setelah peneliti melakukan kegiatan pra siklus ditemukan beberapa masalah yaitu
siswa tidak memperhatikan pelajaran saat guru menerangkan, siswa kurang tertarik
bahkan banyak siswa yang mondar mandir keluar masuk kelas dengan alasan
kebelakang, bila guru bertanya banyak siswa yang tidak mampu menjawab, karena tidak
mengerti namun tidak mau bertanya, kurang motivasi sehingga pembelajaran pra siklus
belum mengalami ketuntasan. Dengan memperhatikan Identifikasi masalah, Analisis
masalah, dan Rumusan masalah, maka peneliti akan melakukan perbaikan pembelajaran
yang belum tuntas yaitu dalam pembelajaran matematika kelas VI semester II tahun
ajaran 2011/2012. SD Negeri Posong, Kecamatan Tulis Kabupaten Batang, dengan
kompetensi dasar “Mengenal koordinat posisi sebuah benda”.
Prosedur penelitian yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan metode Penelitian
Tindakan Kelas yang terdiri dari dua siklus. Adapun langkah-langkah penelitian per siklus
dilakukan 4 tahapan yaitu :
1. Tahap Perencanaan.
2. Tahap Pelaksanaan.
3. Tahap Pengamatan/Observasi.
4. Tahap Refleksi.
26
A. Siklus I
Kegiatan penelitian dimulai dengan diadakannya siklus I. Siklus ini dilaksanakan
dalam satu kali pertemuan. Adapun tahapan dari siklus ini adalah sebagaimana tersebut di
bawah ini.
1. Tahap Perencanaan
Perencanaan ini merupakan refleksi awal dari kegiatan penelitian. Atas dasar dari
studi pendahuluan, maka disusun perencanaan melalui beberapa tahap. Tahap-tahap
yang dilalui pada perencanaan ini adalah:
- Mendesain pembelajaran matematika tentang mengenal koordinat posisi sebuah
benda dengan menggunakan metode bervariasi untuk meningkatkan hasil belajar
matematika.
- Desain pembelajaran disimulasikan;
masukan dari hasil simulasi digunakan untuk merevisi desain pembelajaran
berikutnya;
- Penyusunan instrumen yang diperlakukan pada siklus.
2. Tahap Pelaksanaan
Masalah yang dihadapi penulis pada mata pelajaran matematika tentang system
koordinat Sehingga fokus yang perlu diperbaiki yaitu dengan strategi belajar, normatik
dan menyenangkan yaitu dengan menggunakan media dua dimensi yaitu dengan
menggunakan kertas berpetak. Untuk pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK),
maka penulis melaksanakan kegiatan sebagai berikut :
a. Sebelum siklus penulis melaksanakan proses pembelajaran tentang system koordinat
yang tanpa menggunakan media dua dimensi yang hanya menggunakan gambar di
papan tulis dengan menggunakan kapur tulis.
b. Penulis menganalisis hasil tes sebelum siklus. Hasil tes sebelum suklus tersebut baru
2 siswa yang berhasil mendapat nilai 58 ke atas dari 13 siswa.
c. Kemudian penulis merencanakan proses pembelajaran siklus I dengan menggunakan
media dua dimensi yaitu dengan menggunakan kertas berpetak.
Proses Pembelajaran Siklus I
27
a) Kegiatan awal : ( 5 menit )
Menyiapkan segala sesuatu, antara lain media pembelajaran, lembar kerja,
lembar soal serta materi pembelajaran.
Melakukan apersepsi tentang materi yang akan dipelajari.
b) Kegiatan inti ( 45 menit )
Menyampaikan tujuan pembelajaran.
Membimbing siswa mengenal tentang sistem koordinat pada sebuah kertas
yang ditempel oleh guru di depan kelas.
Dengan menggunakan media pembelajaran guru membantu siswa untuk
membantu cara mencari titik-titik pada gambar sistem koordinat yang di
pasang di depan .
Guru memberikan contoh letak titik koordinat yang baru, lalu siswa disuruh
untuk menjawabnya.
Secara bergantian siswa di suruh untuk maju kedepan menuliskan sebuah
titik koordinat yang angkanya sudah ditentukan oleh guru.
Dengan menggunakan metode penemuan (Discovery) siswa dibagi dalam
kelompok kecil yang terdiri dari 4 siswa perkelompok diberi beberapa tugas
untuk mengerjakan secara bersama-sama dengan anggota kelompoknya.
Guru membimbing cara mengerjakan tugas tersebut.
Perwakilan dari tiap kelompok untuk maju ke depan untuk menyampaikan
hasil diskusi dengan kelompoknya tersebut.
Pemberian kesempatan kepada siswa untuk menanggapi pendapat
temannya.
Guru memberi kesempatan kepada siswa yang lain untuk bertanya tentang
materi yang belum jelas.
Secara bersama-sama guru dan dan siswa menyimpulkan materi yang baru
saja dipelajarimya.
Memberi motivasi kepada siswa untuk banyak berlatih.
28
c) Kegiatan akhir ( 5 menit )
Memberi tugas kepada siswa untuk mengerjakan tes akhir secara individu.
Menilai, menganalisis dan melaksanakan tindak lanjut.
d) Tes Formatif ( 15 menit )
Secara klasikal guru mengadakan tes formatif kepada siswa. Tes ini diberikan
secara tertulis, siswa mengerjakan tes pada buku pekerjaan siswa, sampai waktu
habis, pekerjaan siswa dicocokan dan disimpulkan.
Dari kegiatan siklus I tersebut ternyata hasil tesnya sedikit mengalami
peningkatan yaitu dari 13 siswa sudah ada 5 siswa yang mendapat nilai 58 ke
atas.
3. Tahap Pengamatan/Observasi
Pengamatan dilakukan bersamaan dengan tindakan, juru peneliti sebagai
penyampai materi dalam tahap dilakukan pula pengumpulan data-data setiap tindakan
yang dilakukan guru dan siswa dan diamati oleh pengamat sebagai teman sejawat
dengan menggunakan pedoman pengamatan. Pengataman dilakukan dari awal
pembelajaran sampai pada akhir pembelajaran yang meliputi :
a. Dalam apersepsi guru mengadakan tanya jawab secara lisan.
b. Sebelum memberikan tugas guru menjelaskan tersebut cara mencari titik
koordinat secara jelas.
c. Guru menunjuk kepada beberapa siswa untuk maju mengerjakan tugas di papan
tulis.
d. Guru membimbing siswa yang maju mengerjakan tugas.
e. Guru memberi tes formatif kepada siswa.
f. Siswa sudah nampak aktif mengikuti jalannya pembelajaran, namun masih ada
yang kurang serius atau pasif dalam menjawab pertanyaan dari guru.
g. Sebagian siswa sudah dapat memahami materi yang disampaikan guru namun
masih ada siswa yang nampak kebingungan karena penjelasan guru terlelu cepat.
29
Tabel 2.
Lembar observasi pembelajaran Matematika pada siklus I
NO Aspek perbaikan pembelajaran Skala nilai
1 2 3 4 5
A Guru
1 Mengaktifkan siswa √
2 Penggunaan alat peraga √
3 Pemberian motivasi pada siswa √
4.
1. Penggunaan metode
2. Ceramah
3. Tanya Jawab
4. Demonstrasi
5. Diskusi
√
√
√
√
5. Pemberian soal – soal latihan √
6 Pemberian kesempatan bertanya √
B Siswa
1 Keterlibatan siswa √
2 Kedisiplinan siswa √
3 Keaktifan siswa √
4 Keberanian bertanya dan menjawab √
Jumlah yang bernilai 4 8 1
Jumlah nilai 8 24 4
Keterangan:
1 = kurang sekali 4 = baik
2 = kurang 5 = baik sekali
3 = cukup
30
4. Tahap Refleksi.
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran yang hasilnya sebagai bahan refleksi
penulis untuk memperbaikinya.Setelah penulis melaksanakan perbaikan pembelajaran
pada siklus I, Penulis dengan pengamat melakukan diskusi tentang.
Kegiatan yang sudah baik dalam perbaikan hasil pembelajaran :
a. Pengaktifan siswa
Dalam kegiatan pembelajaran guru telah mengaktifkan siswa Tanya jawab, guru
memberikan tugas kepada siswa, membimbing siswa dalam mengerjakan tugas ,
serta memberi kesempatan kepada siswa untuk menanyakan materi yang belum
dipahami.
b. Penggunaan Metode dalam Pembelajaran
Dalam kegiatan perbaikan pembelajaran, guru sudah menggunakan metode
dengan baik, sesuai dengan perencanaan, sehingga siswa tidak merasa jenuh
dan bosan
c. Pemberian Motivasi
Dalam kegiatan perbaikan pembelajaran guru memberikan dorongan/motivasi
kepada siswa supaya berani menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru.
Guru memberikan motivasi berupa pujian-pujian dan acungan jempol kepada
siswa yang berani menjawab pertanyaan dan memberikan motivasi juga kepada
siswa yang belum berani bertanya dan menjawab pertanyaan yang diajukan oleh
guru.
d. Penggunaan Alat Peraga
Dalam proses perbaikan pembelajaran untuk menyampaikan materi dengan
kompetensi dasar “ mengenal koordinat posisi sebuah benda“ semester II kelas VI
Tahun pelajaran 2011/2012, guru menggunakan alat peraga dua dimensi dan
penggunaan metode penemuan (discovery).
Kegiatan yang belum diberikan pada siswa antara lain:
1. Penggunaan bahasa
31
Penyampaian dalam perbaikan pembelajaran kepada siswa guru menggunakan
bahasa Indonesia, sedangkan sebagian siswa belum dapat memahami bahasa
yang digunakan oleh guru masih terlalu cepat dalam penyampaiannya.
2. Pemberian kesempatan bertanya:
Pada perbaikan pembelajaran guru tidak memberi kesempatan bertanya, karena
guru terlalu lama dalam menjelaskan materi, dan banyak siswa yang tidak berani
untuk menanyakan materi yang belum dipahami atau dimengerti. Dari hasil tes
formatif siswa ternyata menunjukkan adanya kenaikan yang cukup berarti kalau
pada pra siklus nilai ketuntasan klasikal siswa hanya mencapai 30,77%, maka
pada siklus I ini meningkat menjadi 38,46%, tetapi karena nilai ketuntasan klasikal
siswa belum mencapai target 75%, maka penulis perlu melakukan perbaikan
siklus II.
B. Siklus II
a. Tahap Perencanaan
Seperti pada siklus I, kegiatan perbaikan pembelajaran pada siklus II sama, yaitu
menyusun rencana perbaikan pembelajaran dan dikonsultasikan pada supervisor.
Dalam perencanaan ini penulis memfokuskan perbaikan pembelajaran pada siklus I
yang belum berhasil
Yaitu, penggunaan alat peraga, bahasa pengantar dan pemberian kesempatan
bertanya. Penulis dan pengamat membuat kesepakatan lagi.
Pada siklus II dilakukan satu kali pertemuan. Alokasi waktu yang diperlukan pada
siklus ini yaitu 2 x 35 menit dalam satu kali pertemuan.
Kegiatan-kegiatan rencana pembelajaran pada siklus II antara lain :
1. Membuat Rencana Perbaikkan Pembelajaran Siklus II.
2. Merancang dan membuat soal-soal evaluasi / tes formatif.
3. Menyiapkan alat peraga yang berupa gambar pesawat sederhana.
4. Metode yang digunakan adalah metode penemuan (Discovery).
32
b. Tahap Pelaksanaan
1. Kegiatan awal: ( 5 menit )
Dalam kegiatan awal guru melakukan apersepsi dengan cara malakukan tanya jawab
tentang mean, media dan modus.
2. Kegiatan inti : ( 35 menit )
a. Guru memberikan penjelasan tentang mean, median dan modus
b. Guru memperlihatkan suatu data mata pencaharian suatu penduduk desa.
c. Berdasarkan data tersebut guru memberikan contoh cara untuk mencari
mean, median serta modusnya
d. Guru memberikan contoh data lain dan siswa disuruh untuk maju kedepan
mencari mean, median dan modusnya berdasarkan data yang dibuat guru.
e. Pemberian kesempatan bertanya kepada siswa apabila ada yang belum
dipahaminya.
f. Guru membentuk kelompok diskusi menjadi 4 kelompok.
g. Siswa berdiskusi kelompok dengan bimbingan guru untuk mencari mean,
median dan modus, tetapi dengan masalah yang berbeda-beda yaitu :
kelompok 1. Berdasarkan jenis olahraga yang diminati siswa kelas VI,
kelompok berdasarkan makanan kesukaan dan kelompok 3 berdasarkan usia
siswa kelas VI. Dari masalah-masal tersebut siswa di suruh untuk mencari
mean, media serta modusnya.
h. Perwakilan masing-masing kelompok menyampaikan hasil diskusinya dan
kelompok yang lain memberikan tanggapan.
i. Dengan bimbingan guru siswa menyimpulkan atau merangkum materi
pelajaran yang telah didiskusikan
3. Kegiatan akhir : ( 10 menit )
Pada kegiatan akhir dari pelaksanaan perbaikan pembelajaran, guru mengadakan
evaluasi atau tes secara lisan, yaitu untuk menyebutkan kembali tentang mean,
median dan modus.
33
4. Tes Formatif: ( 15 menit )
Dalam perbaikkan pembelajaran secara klasikal guru memberikan tes formatif
kepada siswa, siswa mengerjakan tes formatif pada buku pekerjaan siswa ,
setelah selesai dicocokan dan dinilai untuk ketahui hasil dari perbaikan
pembelajaran.
c. Tahap Pengamatan / Observasi.
Dalam pengamatan, guru telah melakukan aktivitas sesuai dengan pelaksanaan
perbaikan pembelajaran yang telah terdapat pada perencanaan pembelajaran. Kegiatan
itu merupakan aktivitas guru dan siswa, antara lain:
1. Guru mengadakan tanya jawab tentang materi pembelajaran.( 4 )
2. Guru memberi penjelasan apa yamg harus di laksanakan dalam berdiskusi
kelompok. ( 4 )
3. Guru memberi motivasi kepada siswa untuk bisa melaporkan tugas diskusinya. ( 5 )
4. Guru memberi tugas kelompok yang berbeda agar tiap kelompok bisa berdiskusi
sendiri tanpa kerja sama dengan kelompok lain. ( 4 )
5. Setelah menyimpulkan laporan / menerangkan hasil diskusi. Guru memberi
kesempatan kepada siswa untuk menanyakan materi yang belum di pahami.( 4 )
Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mengerjakan tes farmatif.(4)
6. Ketertiban siswa sudah meningkat ( 5 )
7. Siswa sudah disiplin dalam mengikuti proses pembelajaran ( 5 )
8. Siswa sudah berani menjawab pertanyaan guru, dan siswa sudah berani bertanya
terhadap materi yang belum dimengerti ( 4 )
34
Tabel 3
Tabel observasi pelaksaan perbaikan pembelajaran Matematika pada siklus II
NO Aspek perbaikan pembelajaran Skala nilai
1 2 3 4 5
A Guru
1 Mengaktifkan siswa √
2 Penggunaan alat peraga √
3 Pemberian motivasi pada siswa √
4.
Penggunaan metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
3. Demonstrasi
4. Diskusi
√
√
√
√
5. Pemberian soal – soal latihan √
6 Pemberian kesempatan bertanya √
B Siswa
1 Keterlibatan siswa √
2 Kedisiplinan siswa √
3 Keaktifan siswa √
4 Keberanian bertanya dan menjawab √
Jumlah yang bernilai 5 8
Jumlah nilai 20 40
Keterangan:
1 = kurang sekali 4 = baik
2 = kurang 5 = baik sekali
3 = cukup
35
d. Tahap Refleksi.
Setelah kegiatan perbaikan pembelajaran pada siklus I dan siklus II selesai,
penelitian dan pengamat mengadakan laporan atas diskusi tentang pembelajaran yang
telah dilaksanakan baik pada siklus I atau siklus II. Hasil pembelajaran menjadi bahan
pertimbangan bagi penulis.
Pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran di Siklus II telah terdapat banyak
peningkatan aktivitas pembelajaran. Dan semua aktivitas telah berjalan dengan baik.
Dengan nilai rata- rata 64,61.
Kegiatan – kegiatan yang terjadi antara lain :
1. Pengaktifkan siswa dalam pembelajaran.
Dalam mengaktifkan siswa, guru melakukan tanya jawab, memberi tugas latihan
yang dikerjakan secara induvidu maupun kelompok, dan memberi kesempatan
kepada siswa untuk menanyakan materi yang belum di mengerti.
2. Penggunaan alat peraga.
Pada proses perbaikan pembelajaran guru menyampaikan materi dengan
menggunakan alat peraga yang berupa bangun datar persegi dan persegi panjang.
3. Penggunaan metode Penemuan (Discovery).
Guru telah menggunakan metode dengan baik, sesuai dengan perencanaan.
Sehingga siswa tidak bosan dan jenuh, siswa selalu aktif dan suasananya senang.
4. Pemberian Motivasi.
Dalam perbaikan pembelajaran, siswa diberi motivasi dengan baik (disanjung, diberi
hadiah) sehingga siswa dalam menerima pembelajaran selau aktif dan
menyenangkan.
5. Pemberian Soal- soal Latihan.
Dalam penyampaian materi pembelajaran guru sudah memberi soal-soal latihan
lisan atau tertulis dengan bagus dan cukup banyak. Siswa dalam menjawab soal-
soal tes dengan baik dan ada peningkatan pada hasil tes farmatif.
6. Pemberian Kesempatan Bertanya.
36
Guru telah memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan materi
pembelajaran yang belum dipahami atau kuasai, sudah ada peningkatan sebab
sudah banyak yang berani menanyakan materi yang belum dikuasai.
Pada Siklus II ini disamping telah terjadi peningkatan – peningkatan aktivitas
pembelajaran oleh guru juga nilai hasil belajar siswa mengalami peningkatan yang
sangat menggembirakan . Kalau pada siklus I rata-rata nilai ketuntasan klasikal siswa
38,46 % , maka pada siklus II ini meningkat menjadi 84,61 % . Karena nilai ketuntasan
klasikal siswa sudah melampaui tarjet minimal 75 % maka perbaikan pembelajaran
dihentikan.
Hasil belajar siswa dalam perbaikan pembelajaran Matematika kelas VI semester
II tahun ajaran 2011/2012 SD Negeri Posong Kecamatan Tulis Kabupaten Batang,
dalam kompetensi dasar “Mengenal koordinat posisi sebuah benda dan Pengolahan
Data“
1. Refleksi Siklus I
Tahap refleksi siklus I dilakukan peneliti bersama teman sejawat, tahap ini membahas
tentang kegiatan pembelajaran siklus I oleh guru dan observer maupun teman sejawat
untuk melihat keberhasilan pembelajaran dalam siklus I. tindakan ini menitikberatkan
pada kelebihan tindakan maupun kekurangan tindakan. Hasil ini digunakan untuk
menentukan sikap yang harus dilakukan pada siklus II. Pada tahap ini dilakukan pula
analisis data untuk mengetahui sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan, sudah
dicapai atau belum pada siklus I yang menggunakan media dua dimensi bangun
persegi panjang.
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran yang hasilnya sebagai bahan refleksi
penulis untuk memperbaikinya.Setelah penulis melaksanakan perbaikan pembelajaran
pada siklus I, Penulis dengan pengamat melakukan diskusi tentang
Kegiatan yang sudah baik dalam perbaikan hasil pembelajaran :
a. Pengaktifan siswa
37
Dalam kegiatan pembelajaran guru telah mengaktifkan siswa melalui Tanya
jawab, guru memberikan tugas kepada siswa, membimbing siswa dalam
mengerjakan tugas , serta member kesempatan kepada siswa untuk menanyakan
materi yang belum dipahami.
b. Penggunaan Metode dalam Pembelajaran
Dalam kegiatan perbaikan pembelajaran, guru sudah menggunakan metode
dengan baik, sesuai dengan perencanaan, sehingga siswa tidak merasa jenuh
dan bosan.
c. Pemberian Motivasi
Dalam kegiatan perbaikan pembelajaran guru memberikan dorongan/motivasi
kepada siswa yang bias menjawab pertanyaan pertanyaan dengan benar berupa
pujian-pujian dan acungan jempol, dan kepada siswa yang belum bias menjawab
dengan benar guru memberikan nasehat untuk melakukan latihan-latihan.
d. Penggunaan Alat Peraga
Dalam proses perbaikan pembelajaran untuk menyampaikan materi dengan
kompetensi dasar “ Mengenal koordinat posisi sebuah benda “ semester II kelas
VI Tahun pelajaran 2011/2012, guru menggunakan alat peraga kertas berpetak.
Kegiatan yang belum diberikan pada siswa antara lain:
a. Penggunaan bahasa
Penyampaian dalam perbaikan pembelajaran kepada siswa guru menggunakan
bahasa Indonesia, sedangkan sebagian siswa belum dapat memahami bahasa
yang digunakan oleh guru masih terlalu cepat dalam penyampaiannya.
b. Pemberian kesempatan bertanya:
Pada perbaikan pembelajaran guru tidak memberi kesempatan bertanya, karena
guru terlalu lama dalam menjelaskan materi, dan banyak siswa yang tidak berani
untuk menanyakan materi yang belum dipahami atau dimengerti. Dari hasil tes
formatif siswa ternyata menunjukkan adanya kenaikan yang cukup berarti kalau
pada pra siklus nilai ketuntasan klasikal siswa hanya mencapai 30,77%, maka
pada siklus I ini meningkat menjadi 38,46 %, tetapi karena nilai ketuntasan
38
klasikal siswa belum mencapai target 75%, maka penulis perlu melakukan
perbaikan siklus II.
2. Refleksi Siklus II
Siklus II berlangsung setelah diadakan refleksi atas perbaikan pembelajaran siklus I.
Guru sebagai peneliti dan pelaksana pembelajaran, mengadakan diskusi dengan
teman sejawat. selain diskusi, guru juga berkonsultasi dengan supervisor. Konsultasi
dilakukan agar dapat menentukan langkah-langkah perbaikan pembelajaran pada
siklus II. Kekurangan-kekurangan yang ditemukan pada siklus I akan diatasi. Dalam
mengatasi masalah ini guru sebagai peneliti sekaligus pelaksanaan pembelajaran
berpedoman pada rencana pembelajaran siklus II, disamping itu guru juga
berpedoman pada hasil refleksi yang telah dilakukan. Dengan kata lain kegiatan pada
siklus II ini dilaksanakan sebagaimana telah dilaksanakan pada siklus I. penyajian
materi pembelajaran dengan menggunakan media untuk meningkatkan daya ingat
dan motivasi belajar siswa. Dalam siklus II ini seluruh siswa diupayakan agar
membawa media sebagaimana telah tugaskan pada siklus I berupa kertas berpetak.
Setelah kegiatan perbaikan pembelajaran pada siklus I dan siklus II selesai,
penelitian dan pengamat mengadakan laporan atas diskusi tentang pembelajaran yang
telah dilaksanakan baik pada siklus I atau siklus II. Hasil pembelajaran menjadi bahan
pertimbangan bagi penulis.
Pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran di Siklus II telah terdapat banyak
peningkatan aktivitas pembelajaran. Dan semua aktivitas telah berjalan dengan baik.
Dengan nilai rata- rata 84,61.
Kegiatan – kegiatan yang terjadi antara lain :
1. Pengaktifkan siswa dalam pembelajaran.
Dalam mengaktifkan siswa, guru melakukan tanya jawab, memberi tugas latihan
yang di kerjakan secara induvidu maupun kelompok, dan memberi kesempatan
kepada siswa untuk menanyakan materi yang belum di mengerti.
2. Penggunaan alat peraga.
39
Pada proses perbaikan pembelajaran guru menyampaikan materi dengan
menggunakan alat peraga yang berupa bangun datar persegi dan persegi panjang.
3. Penggunaan metode yang bervariasi.
Guru telah menggunakan metode dengan baik, sesuai dengan perencanaan.
Sehingga siswa tidak bosan dan jenuh, siswa selalu aktif dan suasananya senang.
4. Pemberian Motivasi.
Dalam perbaikan pembelajaran, siswa diberi motivasi dengan baik (disanjung, diberi
hadiah) sehingga siswa dalam menerima pembelajaran selau aktif dan
menyenangkan.
5. Pemberian Soal- soal Latihan.
Dalam penyampaian materi pembelajaran guru sudah memberi soal-soal latihan
lisan atau tertulis dengan bagus dan cukup banyak. Siswa dalam menjawab soal-
soal tes dengan baik dan ada peningkatan pada hasil tes formatif.
6. Pemberian Kesempatan Bertanya.
Guru telah memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan materi
pembelajaran yang belum dipahami atau kuasai, sudah ada peningkatan sebab
sudah banyak yang berani menanyakan materi yang belum dikuasai.
Pada Siklus II ini disamping telah terjadi peningkatan – peningkatan aktivitas
pembelajaran oleh guru juga nilai hasil belajar siswa mengalami peningkatan yang
sangat menggembirakan . Kalau pada siklus I rata-rata nilai ketuntasan klasikal siswa
38,46 % , maka pada siklus II ini meningkat menjadi 84,61 % . Karena nilai ketuntasan
klasikal siswa sudah melampaui tarjet minimal 75 % maka perbaikan pembelajaran
dihentikan .
F. Tehnik dan alat Pengumpulan data
1. Tehnik Pengumlulan data
Alat yang digunakan dalam pengumpulan data disebut instrument. Instrument yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu :
40
1. Tes
Tes yang digunakan sebagai alat pengumpulan data untuk mengukur
kemampuan tingkat pengetahuan siswa pada materi sistem koordinat pada mata
pelajaran matematika, tes yang digunakan berupa tes akhir siklus 1 dan tes akhir
siklus 2.
2. Lembar observasi
Dalam menggunakan metode bervariasi dan penggunaan media
pembelajaran dua dimensi merupakan cara yang cukup efektif yaitu dengan
menyusun format-format yang berisi item-item tentang kejadian atau tingkah laku
yang digambarkan akan terjadi. Dianjurkan di sini bahwa penguraian tingkah laku
memang harus spesifik dan dengan contoh, tetapi contoh tersebut tidak dituliskan
dalam formal. Pedoman pengisian perlu disusun untuk memperjelas pengamatan.
Pengamatan ini dilakukan oleh peneliti dan 2 orang supervisor sebagai
pendamping peneliti untuk menghasilkan penelitian berikutnya.
2. Alat pengumpulan data
a. Lembar soal tes ( terlampir )
Selesaikan soal-soal berikut ini !
Pada buku berpetak, gambarlah bidang koordinat di bawah ini. Kemudian tentukan
letak titik-titik berikut :
a. A. (1,1) f. (6,6)
b. B (2,2) g. (7,7)
c. C (3,3) h. (8,8)
d. D (4,4) i. (9,9)
e. E (5,5) j. (10,10)
41
TABEL 4
Lembar observasi pembelajaran Matematika pada siklus I
NO Aspek perbaikan pembelajaran Skala nilai
1 2 3 4 5
A Guru
1 Mengaktifkan siswa √
2 Penggunaan alat peraga √
3 Pemberian motivasi pada siswa √
4.
1. Penggunaan metode
2. Ceramah
3. Tanya Jawab
4. Demonstrasi
5. Diskusi
√
√
√
√
5. Pemberian soal – soal latihan √
6 Pemberian kesempatan bertanya √
B Siswa
1 Keterlibatan siswa √
2 Kedisiplinan siswa √
3 Keaktifan siswa √
4 Keberanian bertanya dan menjawab √
Jumlah yang bernilai 4 8 1
Jumlah nilai 8 24 4
Keterangan:
1 = kurang sekali 4 = baik
2 = kurang 5 = baik sekali
3 = cukup
42
G. Validasi Data
1. Data nilai siswa (data kuantitatif) divalidasi dengan instrumen soal tes.
2. Data proses pembelajaran (data kuantitatif) divalidasi dengan triangulasi sumber
H. Analisa data
Data hasil belajar siswa dianalisis menggunakan analisis diskritif, kuantitatif atau
komperatif (membandingkan) antara nilai pra siklus, siklus 1 dan siklus 2. Bisa dibuat
dalam bentuk tabel atau grafik. Data proses pembelajaran dianalisis menggunakan analisi
diskritif, kuantitatif atau komperatif.
I. Indikator kinerja
Data yang terkumpul ditabulasi dan dianalisis dengan analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini meliputi penilaian tes dan penilaian ketuntasan belajar siswa.
1. Penilaian Tes
Penilaian ini digunakan untuk mendapatkan gambaran tentang penguasaan siswa
terhadap materi yang diberikan.
2. Penilaian ketuntasan belajar
Penilaian ini digunakan untuk mengetahui gambaran tentang seberapa besar
pengetahuan siswa terhadap materi yang sudah di sampaikan, Apakah sudah
mencapai KKM ( 58 ) yang sudah ditentukan, nilai rata-rata kelas dan skore aktifitas
siswa serta dapat mencapai ketuntasan minimal 75 % dari jumlah siswa.
43
J. Prosedur penilaian
Penelitian ini menggunakan pendekatan PTK yang terdiri dari 2 siklus, masing-masing
siklus terdiri dari langkah-langkah perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi.