bab iii - digilib.uns.ac.id filekemarau , para petani memilih untuk menanam beberapa jenis tanaman...

100
56 BAB III TEMUAN DATA DAN ANALISIS Seperti telah dikemukakan di bagian awal, penelitian ini bermaksud hendak mengetahui perubahan sosial budayayang telah terjadi di Desa Canggu Kecamatan Badas, wilayah pemekaran Kecamatan Pare,serta untuk mengetahui bagaimana faktor komunikasi berperan di dalamnya. Bertolak dari data yang berhasil dikumpulkan, maka dapat dikatakan bahwa banyak perubahan sosial dan budaya yang terjadi selama ini sejak Clifford Gertz melakukan penelitian di Pare tahun 1953-1954. Perubahan-perubahan yang dimaksud, beberapa hal yang menonjol di antaranya adalah a) Mata pencaharian penduduk b) Struktur sosial khusunya dilihat dari tingkat pendidikanc) Memudarnya tradisi lama seperti tingkeban, pasaran, pitonan, bersih desa, membaca doa-doa jawa,melakukan ritual di tempat-tempat tertentu, serta tradisi mulusandan d) Kesadaran masyarakat akan pentingnya nilai-nilai agama. Data yang ada menunjukkan bahwa komunikasi mengambil peran penting dalam perubahan-perubahan di atas. Peran yang dimaksud dapat dilihat melalui berbagai jenis dan forum komunikasi termasuk misalnya komunikasi interpersonal (memberikan sosialisasi), komunikasi kelompok (forum-forum pengajian) dan komunikasi massa (dampak dari televisi dan perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

Upload: phamliem

Post on 01-Apr-2019

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III - digilib.uns.ac.id filekemarau , para petani memilih untuk menanam beberapa jenis tanaman seperti jagung, kedelai, kacang tanah, bawang, paprika, ataupun ubi jalar. S aat

56

BAB III

TEMUAN DATA DAN ANALISIS

Seperti telah dikemukakan di bagian awal, penelitian ini bermaksud

hendak mengetahui perubahan sosial budayayang telah terjadi di Desa Canggu

Kecamatan Badas, wilayah pemekaran Kecamatan Pare,serta untuk

mengetahui bagaimana faktor komunikasi berperan di dalamnya. Bertolak dari

data yang berhasil dikumpulkan, maka dapat dikatakan bahwa banyak

perubahan sosial dan budaya yang terjadi selama ini sejak Clifford Gertz

melakukan penelitian di Pare tahun 1953-1954. Perubahan-perubahan yang

dimaksud, beberapa hal yang menonjol di antaranya adalah a) Mata

pencaharian penduduk b) Struktur sosial khusunya dilihat dari tingkat

pendidikanc) Memudarnya tradisi lama seperti tingkeban, pasaran, pitonan,

bersih desa, membaca doa-doa jawa,melakukan ritual di tempat-tempat

tertentu, serta tradisi mulusandan d) Kesadaran masyarakat akan pentingnya

nilai-nilai agama.

Data yang ada menunjukkan bahwa komunikasi mengambil peran

penting dalam perubahan-perubahan di atas. Peran yang dimaksud dapat

dilihat melalui berbagai jenis dan forum komunikasi termasuk misalnya

komunikasi interpersonal (memberikan sosialisasi), komunikasi kelompok

(forum-forum pengajian) dan komunikasi massa (dampak dari televisi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 2: BAB III - digilib.uns.ac.id filekemarau , para petani memilih untuk menanam beberapa jenis tanaman seperti jagung, kedelai, kacang tanah, bawang, paprika, ataupun ubi jalar. S aat

57

radio). Berikut dikemukakan secara lebih jelas mengenai temuan-temuan di

atas.

3.1 Perubahan Sosiokultural yang Terjadi

a. Mata Pencaharian

Secara sederhana bisa dikatakan bahwa mata pencaharian itu

terdiri dari kemampuan, aset (toko, sumber daya, klaim, dan akses),

dan kegiatan yang dibutuhkan untuk sarana hidup91

.Itu artinya, mata

pencaharian adalah kumpulan dari kemampuan dan aset yang akhirnya

memunculkan suatu kegiatan tertentu yang bisa dijadikan sebagai

sumber penghasilan pokok untuk kehidupan sehari-hari. Berkaitan

dengan hal tersebut, pada periode 1950-an ketika Geertz melakukan

penelitian di Pare, mata pencaharian penduduk secara keseluruhan,

adalah petani, pedagang kecil, tukang, buruh kasar, petugas kerah

putih, guru, atau administrator92

.Sebagai gambarannya, berikut

penjelasannya:

1. Petani

Pare memiliki kondisi geografis yang terdiri dari banyak

sekali lahan pertanian, sehingga menyebabkan sebagian besar

masyarakatnya terjun menjadi petani. Dalam catatan Geertz, Pare

dulunya dikelilingi olehtiga sisi yang di situ terdapat ribuan sawah-

sawah kecil yang luasnya tidak lebih dari 25 km2. Sebagian besar

sistem pertanian yang ada adalah disewakan atau bagi hasil. Tuan

91

Cambers & Conway (1992:7) dalam Ellis, Frank, Rural Livelihoods and Diversity in Developing

Countries, 2000, Oxford University Press, New York, hlm. 7. 92

Geertz, Clifford, Op.cit.,hlm. 4.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 3: BAB III - digilib.uns.ac.id filekemarau , para petani memilih untuk menanam beberapa jenis tanaman seperti jagung, kedelai, kacang tanah, bawang, paprika, ataupun ubi jalar. S aat

58

tanah menyewakan sawahnya pada petani lain tanpa ikut serta

dalam pengerjaannya, kemudian hasil penjualannya dibagi sama

rata. Saat musim hujan, karena jumlah air melimpah maka tanaman

yang cocok ditanam adalah padi. Sedangkan ketika musim

kemarau, para petani memilih untuk menanam beberapa jenis

tanaman seperti jagung, kedelai, kacang tanah, bawang, paprika,

ataupun ubi jalar.

Saat Belanda berkuasa, banyak sistem-sistem baru yang

dimunculkan. Sebelum mereka datang, masyarakat masih

menggunakan sistem irigasi kuno dari selokan, perangkap dan

mata air. Namun pada akhirnya sistem tersebut ditingkatkan

melalui bendungan semen dan pintu air dari baja. Sistem ini

digunakan oleh para petani padi selama 6 bulan setiap

tahunnya.Sedangkan di sisi keempat dari wilayah Pare, terdapat

lahan kering, rusak dan tidak diberi pengairan secara baik. Sebagai

solusinya dibangunlah sistem perkebunan luas untuk jenis tanaman

seperti kopi, karet, dan tebu. Untuk proses pengerjaan, Belanda

menjadikan penduduk setempat sebagai buruhnya.

2. Pedagang Kecil

Bagi masyarakat Pare, pasar menjadi tempat utama

padaarus perdagangan. Sehingga rata-rata penduduk yang berada di

sektor ini adalah pedagang-pedagang kecil dengan keuntungan

relatif sedikit. Pasar menjadi tujuan utama untuk berdagang karena

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 4: BAB III - digilib.uns.ac.id filekemarau , para petani memilih untuk menanam beberapa jenis tanaman seperti jagung, kedelai, kacang tanah, bawang, paprika, ataupun ubi jalar. S aat

59

di situ tidak ada aturan tentang siapa yang boleh berjualan dan apa

jenis dagangannya. Siapapun bisa menjual mulai dari

parfum,bukubacaan, alat-alat masak, ikan kering, keranjang,

pakaian, meja dan kursi, obat-obatan, dan segala macam

kebutuhan.Tidak peduli apakah itu laki-laki, perempuan, sales

profesional maupun semi profesional, mereka berhak memasarkan

barangnyatersebut untuk mencari nafkah.

3. Buruh Kasar dan Tukang

Profesi sebagai buruh kasar biasanya dipekerjakan oleh

orang-orang Cina di pabrik padi mereka, kayu, atau perusahaan

lain, diperintakanpula oleh pemerintah setempat untuk

memperbaiki jalan, membangun bendungan irigasi, atau menyapu

jalan, dan bekerja di industri-industri rumahan.Selain itu banyak

juga masyarakat yang dipekerjakan di proyek kereta api cepat dari

ibukota daerah yang melewati Pareagar terhubung dengan jalur

utama Surabaya lima belas mil ke utara, ataupun menjadi

pembantu dari orang-orang kota yang kaya, meskipun setelah

Belanda pergi, pekerjaan ini sudah berkurang.

4. Pegawai

Masyarakat yang masuk ke golongan ini adalah orang-

orang intelektual dan elit sosial di Pare, yang berhubungan dengan

urusan politik atau birokrasi. Mereka bertugas untuk memerintah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 5: BAB III - digilib.uns.ac.id filekemarau , para petani memilih untuk menanam beberapa jenis tanaman seperti jagung, kedelai, kacang tanah, bawang, paprika, ataupun ubi jalar. S aat

60

dan dihormati karena telah melakukan sesuatu yang berguna bagi

masyarakat, semacam kebijakan.

5. Guru

Pada tahun ‟50-an, jumlah orang yang berpindidikan

semakin meningkat. Sedangkan di Pare sendiri ada banyak sekolah

di antaranya 6 sekolah dasar negeri (SDN) dengan 6 kelas, sekolah

teknik negeri setingkat SMP, 3 SMP swasta, dan beberapa sekolah

swasta yang lain termasuk sekolah dasar Cina dan Katolik.

Selanjutnya masing-masing desa memiliki sekolahnya sendiri dan

beberapa di antaranya ada sekolah khusus agama. Dengan kondisi

seperti itu, maka profesi guru bersifat dinamis, menyesuaikan

dengan jumlah sekolah dan kuota di dalamnya. Semakin banyak

sekolahnya, maka semakin banyak pula guru yang dibutuhkan.

Begitu juga sebaliknya.

6. Administrator

Untuk susunannya, pemerintah Kabupaten Kediri

menduduki posisi paling tinggi. Mereka membawahi beberapa

kecamatan, di antaranya adalah Kecamatan Pare yang terdiri dari

beberapa desa. Dengan begitu, profesi sebagai administrator ini

lebih kepada mereka yang bekerja di instansi pemerintahan.

Memiliki tugas untuk mendata berbagai hal terkait perbaikan jalan

raya, bangunan dan pemeliharaan sistem irigasi, peningkatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 6: BAB III - digilib.uns.ac.id filekemarau , para petani memilih untuk menanam beberapa jenis tanaman seperti jagung, kedelai, kacang tanah, bawang, paprika, ataupun ubi jalar. S aat

61

pertanian, administrasi jumlah pasar, mendata jumlah pegawai

yang bekerja atau setengah menganggur, begitu juga dengan

jumlah kantor pos dan kantor perwakilan lokal dari kementerian

agama.

Berdasarkan data kelurahan, dewasa inidiketahui bahwa mata

pencaharian penduduk yang paling banyak adalahpetani, buruh

tani,pengusaha, peternak, buruh migran, pegawai negeri sipil, perawat

swasta, bidan swasta, TNI, Polri serta karyawan perusahaan swasta93

.

Berikut penjelasan terkait profesi di atas:

1. Petani dan Buruh Tani

Petani adalah orang yang mata pencahariannya dari bertani.

Lahan pertanian yang digarap itu bisa jadi milik pribadi ataupun

menyewa tanah orang lain. Untuk itu, jumlah petani di Desa

Canggu secara keseluruhan adalah1.413 orang pada tahun ini, di

mana1.199 keluarga memiliki tanahnya sendiri dengan luas kurang

dari 10 ha. Berbeda dengan zaman Belanda, warga tidak memiliki

hak kepemilikan tanah saat itu. Mereka hanya menjadi buruh yang

hasil panennya nantiakan dikuasai oleh Belanda. Sedangkan

sekarang saat mereka sudah pergi, warga pun berhak memiliki

tanah dan berkuasa secara penuh atas pengolahannya maupun hasil

yang didapat.Dalam pengolahannya, jenis tanaman yang ditanam

bergantung pada musim. Apabila musim penghujan maka yang

93

Profil Desa dan Kelurahan Desa Canggu Kecamatan Badas Kabupaten Kediri Provinsi Jawa

Timur Bulan Maret Tahun 2016.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 7: BAB III - digilib.uns.ac.id filekemarau , para petani memilih untuk menanam beberapa jenis tanaman seperti jagung, kedelai, kacang tanah, bawang, paprika, ataupun ubi jalar. S aat

62

paling banyak ditemui adalah padi dan jagung. Berbeda saat

kemarau, warga beralih menanam ketela ataupun hasil perkebunan

seperti tebu. Giliran musim panen, mayoritas warga memilih untuk

menjualnya ke pemborong atau pengepul karena jumlahnya di

Desa Canggu sendiri dapat dikatakan cukup banyak, sekitar 50-an.

Nantinya, merekaakan mengolah hasil tersebut untuk dijual ke

Pasar Induk Bringin Pare. Selain itu, apabila berbicara

tentangsistem pengerjaannya, menurut Sapto Noko, Kepala Desa

Canggu, sekitar 90% warga yang memiliki sawah memilih untuk

menggarap sendiri daripada menyewakan tanahnya. Kalaupun ada

yang seperti itu, sistemnya adalah pembayaran di awal. Jadi orang

yang ingin menyewa, harus membayar di awal dengan jumlah

tertentu, sesuai kesepakatan antara pemilik dengan penyewa.

Kalau ada petani, biasanya ada pula buruh tani. Buruh tani

ini adalah mereka yang tidak memiliki sawah sehingga

dipekerjakan oleh tuan tanah untuk menggarap sawahnya. Warga

Canggu yang memiliki profesi ini berjumlah 373 orang dengan

pendapatan sekitar 30-40 ribu per kuintalnya dalam satu hari.

Pada tahun ‟50-an, sudah ada inovasi yang diperkenalkan

oleh Belanda kepada para petani di antaranya adalah bendungan

semen dan gerbang pintu air dari baja. Kedua alat ini digunakan

hampir sepenuhnya untuk tanaman padi selama 6 bulan di setiap

tahunnya. Kendati demikian, ada beberapa perubahan terkait cara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 8: BAB III - digilib.uns.ac.id filekemarau , para petani memilih untuk menanam beberapa jenis tanaman seperti jagung, kedelai, kacang tanah, bawang, paprika, ataupun ubi jalar. S aat

63

bertani di Pare, khususnya Desa Canggu. Saat ini sudah banyak

alat-alat yang semakin memudahkan kinerjapara petani misalnya

traktor, pompa air maupunalat perontok padi atau dos. Banyak di

antara mereka yang beralih menggunakan traktor dibandingkan

membajak secara manual. Begitu pun dengan pengairannya. Kalau

dulu hanya mengandalkan perangkap ataupun mata air, sekarang

bisa menggunakan pompa yang nantinya dialirkan melalui selokan-

selokan kecil. Di samping itu, alat dos yang ada saat ini juga

banyak digunakan oleh petani untuk merontokkan padi. Hal ini

dinilai lebih efektif karena tidak banyak mengeluarkan tenaga

dibandingkan harus memanen secara manual.

Tidak hanya alat dan sistemnya, ilmu yang diperoleh juga

semakin maju. Menurut penuturan beberapa informan dari

kalangan petani, mereka mendapatkan ilmu-ilmu baru dari toko

pertanian di Dusun Bloran. Ilmu tersebut menyangkut pupuk, obat

pemberantas hama, tanaman yang ditanam, dan lain-lain. Seperti

yang dijelaskan oleh Hanif, dulunya warga masih mengandalkan

garam sebagai pupuk, gadung dan mentor untuk obat hama yaitu

ulat.Cara tersebut sedikit demi sedikit mulai ditinggalkan, berganti

dengan pupuk dan obat dari toko pertanian.

2. Pengusaha

Pengusaha di Desa Canggu rata-rata adalah pedagang kecil

dan menengah dengan jumlah 1.063 orang menurut data kelurahan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 9: BAB III - digilib.uns.ac.id filekemarau , para petani memilih untuk menanam beberapa jenis tanaman seperti jagung, kedelai, kacang tanah, bawang, paprika, ataupun ubi jalar. S aat

64

Berdasarkan pengamatan, mayoritas pengusaha tersebut adalah

pedagang rumahan. Banyak di antaranya yang menjual kebutuhan

sehari-hari seperti makanan jadi, sayuran, bumbu masak, alat tulis,

solar, bensin, pakaian, dan segala macamnya. Mujiani salah

seorang pedagang, menyampaikan bahwa suami dan anaknya

setiap jam 2 pagi selalu pergi ke pasar untuk membeli kebutuhan

dapur seperti sayuran, cabai, bawang merah, bawang putih, dan

lain-lain, di Pasar Bringin. Kemudian jam 4 pagi ia menjual

kembali barang dagangannya tersebut, selang 3 jam kemudian

biasanya sudah laku. Dari situ saja Mujiani bisa meraup

pendapatan sekitar Rp 1.500.000,- tiap harinya.

Selain itu, ada pula warga yang memilih untuk berdagang

makanan ringan ataupun minuman di beberapa tempat wisata

misalnya Candi Surowono, Goa Surowono dan Pemandian

Sendang Derajat. Mengingat banyaknya tempat-tempat semacam

itu, warga menjadikannya sebagai sarana untuk mencari nafkah.

Apalagi kalau waktu liburan. Karena dekat dengan Kampung

Inggris, banyak wisatawan dari luar daerah yang berkunjung dan

akhirnya menambah pendapatan mereka.

Pada saat ini, warga Canggu sendiri, lebih berani untuk

membuka kios atau usaha rumahan. Mereka tidak perlu jauh-jauh

ke pasar atau pusat kecamatan untuk memasarkan barangnya.

Kecuali hasil-hasil pertanian seperti beras, jagung, tomat, dan lain-

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 10: BAB III - digilib.uns.ac.id filekemarau , para petani memilih untuk menanam beberapa jenis tanaman seperti jagung, kedelai, kacang tanah, bawang, paprika, ataupun ubi jalar. S aat

65

lain. Untuk barang dagangan semacam itu biasanya dijual oleh para

petani ke Pasar Bringin, pasar induk komoditi sayur, buah dan

pangan di Tulungrejo Pare. Berbeda dengan dulu. Menurut catatan

Geertz, tempat utama dalam arus perdagangan di Pare adalah

pasar. Masyarakat lebih memilih untuk memasarkan barangnya di

sana. Temuan ini berubah karenabanyak warga pergike pasar untuk

membeli kebutuhan sehari-hari,lalu dijual kembali di kios

rumahnya.

Selain pedagang, pengusaha di Desa Canggu, khususnya

Dusun Surowono juga berprofesi sebagai petani ikan. Hampir 80%

warga setempat bergerak di bidang pembibitan ikan air tawar

seperti nila, tombro dan tawes. Profesi ini banyak diminati karena

daerah Surowono mendapatkan pasokan air cukup lancar,

dibandingkan dengan dusun-dusun yang lain. Para petani ikan

tersebut ada yang sebatas di pembibitan, namun ada pula yang

sampai pada pemasarannya. Salah satu warga yang bergerak pada

kedua bidang tersebut adalah Bambang. Ia menceritakan bahwa

untuk mendapatkan bibit ikan yang bagus adalah mencari induk

dengan perbandingan 3:1, betinanya 3, jantannya 1.

Biasanya usaha ini tergantung musim. Permintaan paling

banyak adalah waktupenghujan, khususnya Kota Lamongan.

Karena menjadi daerah tadah hujan, maka stok ikan yang

dibutuhkan selalu dalam jumlah banyak. Nanti saat musim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 11: BAB III - digilib.uns.ac.id filekemarau , para petani memilih untuk menanam beberapa jenis tanaman seperti jagung, kedelai, kacang tanah, bawang, paprika, ataupun ubi jalar. S aat

66

kemarau, Lamongan hanya mampu menampung sedikit ikan dan

akhirnya beralih ke daerah Sidoarjo, Gresik atau Pasuruan. Untuk

stok yang dikirim per bulannya rata-rata 100-150 rean, tiap rean

berisi 5.500 bibit ikan.Waktu permintaan banyak, harga untuk ikan

paling kecil sekitar Rp 400,-, berbanding terbalik saat permintaan

sedikit, harganya berkisar Rp 100,-. Sehingga kalau pengiriman

sepi, pendapatan yang masuk berkisar antara 3-5 juta dan ketika

permintaan banyak, pemasukannya antara 5-7 juta. Untuk

mengatasi kelangkaan, Bambang juga mengambil dari para petani.

Artinya, petani di Surowono tidak hanya mengandalkan usahanya

dari bertani saja, melainkan juga di bidang pembibitan ikan.

Mereka yang tidak memiliki kolam, bisa melakukannya dengan

menyewa. Seperti yang diungkapkan Bambang, harga sewa satu

kolam adalah Rp 5.000,-.

3. Peternak

Karena luasnya lahan pertanian, maka tidak heran apabila

banyak warga yang menjadi peternak. Di antara jenis hewan ternak

yang dipelihara, ayam kampung adalah mayoritasnya. Sejumlah

2.172 orang memelihara ayam dengan populasi sekitar 8.688 ekor.

Profesi ini ada karena didasarkan pada jumlah tanaman jagung

yang juga cukup banyak. Sehingga stok makanan bagi ayam lebih

mudah. Proses pemasarannya sendiri, ada beberapa cara yang

ditempuh. Sesuai data, warga menjual ayamnya bisa langsung ke

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 12: BAB III - digilib.uns.ac.id filekemarau , para petani memilih untuk menanam beberapa jenis tanaman seperti jagung, kedelai, kacang tanah, bawang, paprika, ataupun ubi jalar. S aat

67

konsumen, pasar, tengkulak, pengecer, lumbung desa, ataupun ke

Koperasi Unit Desa (KUD).

4. Buruh Migran

Buruh migran ini merupakan warga yang bekerja di luar

daerah atau negara. Masyarakat Canggu yang memilih profesi

tersebut berjumlah 48 orang dengan tujuan Malaysia, Hongkong,

Brunei Darussalam, Singapura untuk luar negara. Sedangkan

tujuan yang di luar Pulau Jawa adalah Kalimantan Bali, Nusa

Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi, dan Sumatera.

5. Pegawai Negeri Sipil, TNI dan Polri

Pegawai negeri sipil (PNS) di Desa Cangu ada 48 orang.

Beberapa dari mereka bekerja sebagai guru, pegawai di kantor

kelurahan maupun pemerintahan di luar desa. Sedangkan untuk

profesi sebagai TNI berjumlah 11 orang dan Polri 5 orang.

6. Perawat, Bidan dan Karyawan Perusahaan Swasta

Profesi sebagai perawat didominasi oleh kaum perempuan

dengan jumlah 3 orang dan laki-laki hanya 1 orang saja.

Sedangkan bidan swasta semuanya adalah wanita sebanyak 4

orang. Selain mencari nafkah di desa sendiri, sejumlah warga

memilih untuk bekerja di luar daerah atau bahkan di luar kota.

Seperti halnya dengan profesi buruh kasar yang disebutkan oleh

Geertz, karyawan yang dimaksud di sini adalah mereka yang

bekerja di sebuah perusahaan swasta dengan mengandalkan tenaga

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 13: BAB III - digilib.uns.ac.id filekemarau , para petani memilih untuk menanam beberapa jenis tanaman seperti jagung, kedelai, kacang tanah, bawang, paprika, ataupun ubi jalar. S aat

68

serta pikiran. Sebanyak 1.136 warga ada yang bekerja di beberapa

perusahaan serbaguna ataupun pabrik rokok di daerah kota.

Sedangkan sebagian yang lain ada juga yang membanting tulang

dengan menjadi karyawan perusahaan swasta di kota lain seperti

Surabaya.

Mata pencaharian yang mayoritas dimiliki oleh masyarakat ini

rata-rata berada pada skala kecil dan menengah atau industri rumahan.

Tidak hanya sistem dari beberapa profesi yang berubah seperti

penjelasan di atas,namun jenisnya pun juga begitu. Saat Geertz

melakukan penelitiannya, mata pencaharian yang mayoritas dipilih

adalah petani, pedagang kecil, tukang, buruh kasar, pegawai, guru

ataupun administrator. Sedangkan saat ini, di Desa Canggu Kecamatan

Badas, wilayah pemekaran Kecamatan Pare, ada beberapa tambahan

profesi seperti peternak, pengusaha khususnya pedagang rumahan dan

petani ikan, buruh migran, TNI, Polri, perawat, maupun bidan swasta.

b. Struktur Sosial Khusunya Dilihat dari Pendidikan

Peter M. Blau menjelaskan bahwa struktur sosial merujuk pada

distribusi penduduk di antara posisi sosial yang berbeda yang

merefleksikan dan berdampak pada hubungan seseorang dengan orang

lain. Berbicara tentang struktur sosial, berbicara pula tentang

perbedaan di antara masyarakat. Untuk struktur sosial seperti yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 14: BAB III - digilib.uns.ac.id filekemarau , para petani memilih untuk menanam beberapa jenis tanaman seperti jagung, kedelai, kacang tanah, bawang, paprika, ataupun ubi jalar. S aat

69

dikonseptualisasikan berakar pada perbedaan sosial yang orang buat

dalam hubungan peran dan asosiasi sosial mereka94

.

Menekankan pada konsep di atas, apabila membahas tentang

struktur sosial maka berbicara pula tentang perbedaan sosial di

masyarakat. Perbedaan ini bisa ditimbulkan oleh banyak hal, salah

satunya adalah tingkat pendidikan yang dicapai. Dalam satu kelompok

masyarakat, terdiri dari berbagai orang dengan tingkat pendidikannya

masing-masing, misalnya ada yang tidak sekolah, ada yang lulusan

sekolah dasar, sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas atau

kejuruan, dan sarjana. Dengan tingkatan yang beragam tersebut

membuat setiap orang memiliki peran dan asosiasi sosial yang berbeda

dengan orang lain. Hal inilah yang terjadi di Desa Canggu.

Berdasarkan data kelurahan, jumlah warga yang tidak sekolah dengan

usia 7-56 tahun ada 1456 orang, tamatan SD sebanyak 3540, tamatan

SMP/sederajat ada 2641 orang, tamatan SMA/sederajat berjumlah

1755, lulusan diploma sebanyak 252 orang dan lulusan sarjana ada

186.

Dengan adanya perbedaan tersebut, maka peran dan kelompok

sosial yang dimiliki oleh masyarakat tidak sama. Seperti yang terjadi

di lingkungan kelurahan. Menurut data, tingkat pendidikan perangkat

desa mayoritas adalah lulusan sarjana dan diploma. Dari total 8 orang,

hanya 1 saja yang tamatan SMA, sedangkan 7 orang lainnya lulusan

94

Blau, Peter M., A Macrosociological Theory of Social Structure, The American Journal of

Sociology, Vol. 83, No. 1 (Jul., 1977), hlm. 28.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 15: BAB III - digilib.uns.ac.id filekemarau , para petani memilih untuk menanam beberapa jenis tanaman seperti jagung, kedelai, kacang tanah, bawang, paprika, ataupun ubi jalar. S aat

70

sarjana dan diploma.Begitu juga halnya pada kepengurusan Badan

Permusyawaratan Desa (BPD). Dari total 11 anggota, hanya 3 orang

yang tamatan SMA. Sedangkan yang lain adalah lulusan sarjana dan

diploma. Dari data tersebut menunjukkan bahwa dengan pendidikan

tinggi cenderung lebih mudah untuk mendapatkan posisi dan peran

sosial yang tinggi pula. Di sisi lain, warga yang hanya berpendidikan

rendah cenderung tidak terlalu menguntungkan profesinya seperti

buruh tani, buruh kasar, pedagang keliling, dan segala macamnya.

Meskipun begitu, tingkat pendidikan di Desa Canggu dalam 5

tahun terakhir inicukup bagus. Hal ini dibuktikan oleh data yang ada di

kelurahan pada tahun 2006, 2009, 2010, 2011, 2012, dan 2015 hingga

sekarang, tentang lulusan sarjana atau diploma.Sedangkan untuk tahun

2007, 2008, 2013, dan 2014, pihak kelurahan mengatakan bahwa

datanya tidak adaentah ke mana dan sekarang masih proses pencarian.

Adapun lulusan diploma dan sarjana pada beberapa tahun di atas, bisa

dilihat dalam tabel berikut ini:

No. Tahun Lulusan Sarjana Lulusan Diploma

S1 S2 S3 Total D1 D2 D3 Total

1. 2006 62 - - 62 3 28 13 44

2. 2009 117 - - 117 35 38 11 84

3. 2010 29 1 - 30 62 35 42 139

4. 2011 1450 148 11 1609 98 180 460 738

5. 2012 131 2 - 135 40 27 50 117

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 16: BAB III - digilib.uns.ac.id filekemarau , para petani memilih untuk menanam beberapa jenis tanaman seperti jagung, kedelai, kacang tanah, bawang, paprika, ataupun ubi jalar. S aat

71

6. 2015-

sekarang

132 54 - 186 178 37 37 252

Tabel 1.2 Tingkat Pendidikan Penduduk Desa Canggu

Meskipun bergerak secara fluktuatif, namun terlihat kalau

lulusan sarjana dan juga diploma di Desa Canggu relatif banyak.

Apalagi pernah mencapai angka 1.609 orang untuk sarjanannya dan

738 lulusan diploma. Data tersebut menunjukkan bahwa kesadaran

masyarakat untuk melanjutkan pendidikannya cukup bagus. Seperti

yang dikatakan oleh Youhana, salah satu lulusan sarjana tahun2015

dari Universitas Negeri Malang dengan jurusan fisika murni, tujuannya

melanjutkan sekolah di perguruan tinggi adalah untuk memberikan

motivasi kepada orang-orang sekitar. Ia tidak ingin masyarakat hanya

puas dengan ijazah SD, SMP ataupun SMA. Mereka perlu belajar lebih

tinggi agar mampu memberikan kontribusi yang maksimal bagi

desanya.

c. Memudarnya Tradisi Lama

Memudarnya tradisi lama di sini mengandung dua arti. Yang

pertamaadalah tradisi tersebut mengalami perubahan sampai tingkat

tertentu dan kedua, masih ditemukannya beberapa warga yang

berpegang pada tradisi lama meskipun relatif sedikit. Berbicara tentang

tradisi, maka kedua aspek tersebut bisa dikaitkan dengan salah satu

trikotomi dari Geertz yaitu abangan.Dalam bukunya The Religion of

Java tertulis bahwa golongan abangan cukup acuh tak acuh terhadap

doktrin, tapi tertarik oleh segala sesuatu yang berhubungan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 17: BAB III - digilib.uns.ac.id filekemarau , para petani memilih untuk menanam beberapa jenis tanaman seperti jagung, kedelai, kacang tanah, bawang, paprika, ataupun ubi jalar. S aat

72

ritual95

. Abangan menekankan pada aspek animisme dalam sinkretisme

di seluruh Jawa dan secara luas yang dikaitkan dengan kalangan petani

pada masyarakat96

. Dari penjelasan tersebut, bisa dipahami kalau

orang-orang dalam golongan ini adalah mereka yang masih melakukan

ritual bersifat kejawen, di mana kegiatan tersebut lebih mengutamakan

kepercayaan terhadap kekuatan-kekuatan mistis yang mendiami suatu

benda atau tempat tertentu.

Ritual inti dalam golongan abangan adalah slametan. Geertz

menjelaskan, slametan dianggap sebagai sistem keagamaan yang

sederhana, formal, terlihat dramatis, hampir penuh dengan rahasia, dan

ritual kecil. Slametan dalam versi Jawa mungkin ritual agama yang

paling umum dan mayoritas itu melambangkan kesatuan sosial dan

mistis dari orang-orang yang berpartisipasi di dalamnya. Di

Kecamatan Pare, slametan itu sejenis kerjasama sosial yang umum,

mencocokkan berbagai aspek dalam kehidupan sosial dan pengalaman

individu, bersama-sama dalam satu jalan yang meminimalisir

ketidakpastian, ketegangan dan konflik. Slametan dapat diberikan

dalam menanggapi hampir semua kejadian dengan satu keinginan yaitu

untuk merayakan, memperbaiki dan menyucikan seperti pernikahan,

kelahiran, ilmu sihir, kematian, pindah rumah, mimpi buruk, panen,

perubahan nama, membuka pabrik atau perusahaan, penyakit,

memohon dari arwah penjaga desa, khitan dan memulai pertemuan

95

Geertz, Op.cithlm. 127. 96

Ibid. hlm. 6

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 18: BAB III - digilib.uns.ac.id filekemarau , para petani memilih untuk menanam beberapa jenis tanaman seperti jagung, kedelai, kacang tanah, bawang, paprika, ataupun ubi jalar. S aat

73

politik.97

Slametan ini diadakan dengan berbagai maksud di antaranya

adalah untuk tingkeban, pasaran, pitonan, dan bersih desa98

.

1. Tingkeban

Tingkeban adalah slametan yang dilakukan saat 7 bulan pada

kehamilan pertama. Dulu, tradisi ini sangat kental dengan adat

kejawen. Seperti yang tertuang dalam cerita Geertz bahwa

makanan yang disajikan itu memiliki makna dan ciri khas tertentu.

Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:

a. Hidangan nasi untuk setiap tamu dengan nasi putih di atas,

kuning di bawah. Nasi putih melambangkan kesucian, kuning

melambangkan kasih. Ini harus disajikan dalam keranjang daun

pisang bersama-sama dengan jarum baja (raja dan bangsawan

yang dikatakan memiliki orang-orang menggunakan emas

dalam "hari tua") sehingga anak akan menjadi kuat dan tajam

pikirannya.

b. Beras dicampur dengan parutan kelapa dan seluruh ayam. Hal

ini dimaksudkan baik untuk menghormati Nabi Muhammad,

memberikan keselamatan bagi semua peserta dan untuk bayi

yang belum lahir. Biasanya ada termasuk di sini persembahan

untuk Dewi Pertimah (harfiah:. Dewi Hindu, fatimah putri

Muhammad dengan judul hindu) dari dua pisang bergabung di

dasar.

97

Ibid. hlm. 11 98

Ibid. hlm. 38-83.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 19: BAB III - digilib.uns.ac.id filekemarau , para petani memilih untuk menanam beberapa jenis tanaman seperti jagung, kedelai, kacang tanah, bawang, paprika, ataupun ubi jalar. S aat

74

c. Tujuh piramida kecil nasi putih terutama melambangkan tujuh

bulan kehamilan, tetapi sering berbagai "niat" lain

ditambahkan, seperti untuk menghormati tujuh hari dalam

seminggu, tujuh lapis langit, dan sejenisnya.

d. Delapan (kadang-kadang sembilan) bola bundar beras

berbentuk tinju untuk melambangkan delapan (atau sembilan)

wali-pembawa agama islam ke Indonesia-dan khususnya untuk

menghormati Sunan Kalijaga, yang paling terkenal dan paling

kuat dari para wali.

e. Sebuah piramida nasi besar, yang disebut piramida "kuat"

karena terbuat dari beras ketan lengket, maksud dari itu adalah

untuk membuat anak yang kuat dan menghormati danjang

desa.

f. Beberapa tanaman pangan yang tumbuh di bawah tanah

(seperti singkong) dan beberapa yang tumbuh tergantung di

atas (seperti buah-buahan), yang pertama untuk melambangkan

bumi dan yang terakhir langit, yang masing-masing dipahami

memiliki tujuh tingkat.

g. Tiga jenis bubur beras: putih polos, merah (dibuat dengan

menambahkan gula kelapa) dan kombinasi dari dua: putih di

luar dan merah di tengah. Putih mewakili "air" dari ibu, merah

air dari ayah, dan campuran (disebut bubur sengkala) dianggap

berkhasiat untuk mencegah masuknya roh berbahaya apapun.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 20: BAB III - digilib.uns.ac.id filekemarau , para petani memilih untuk menanam beberapa jenis tanaman seperti jagung, kedelai, kacang tanah, bawang, paprika, ataupun ubi jalar. S aat

75

h. Rudjak legi, ramuan yang sangat pedas dari berbagai buah-

buahan, paprika, rempah-rempah, dan gula. Ini adalah yang

paling penting selama tingkeban, dan yang paling khas;

sebagian besar unsur-unsur lain terjadi pada slametan lain,

tetapi kalau rudjak hanya di tradisi ini. Dikatakan bahwa jika

rudjak dirasakan "panas" atau "pedas" untuk calon ibu, maka

dia akan memiliki anak perempuan, tetapi jika rasanya datar

maka akan memiliki anak laki-laki.

Tidak berhenti sampai di situ, karakteristik abangan juga

terlihat kepada siapa makanan tersebut ditujukan. Geertz

memaparkan, udjub (kalau sekarang dipanggil kyai atau pemuka

agama di masyarakat) mendedikasikan makanan itu kepada

beberapa pihak seperti Nabi Adam dan Hawa, Nabi Muhammad

beserta istri, anak-anak, dan juga sahabat-sahabatnya, danjang

desa atau orang yang menemukan desa, roh penjaga laki-laki

kembar yang terlibat dalam upacara (berasal dari sisa-sisa tali

pusar dan cairan ketuban ibu yang menguntit di sisa hidupnya),

kepada lima indera yaitu penglihatan, pendengaran, perasaan,

penciuman, dan pembicaraan, kepada empat arah, nenek moyang

atau leluhur dari setiap orang yang datang, Nini Tawek (malaikat

yang menjaga dapurnya orang-orang Jawa), para wanita yang

memberikan persembahan kecil sebelum slametan, kepada Allah,

roh yang tinggal di langit-langit rumah, beberapa roh pandai besi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 21: BAB III - digilib.uns.ac.id filekemarau , para petani memilih untuk menanam beberapa jenis tanaman seperti jagung, kedelai, kacang tanah, bawang, paprika, ataupun ubi jalar. S aat

76

yang keluar dari belati ajaib (keris) dan tombak di sebuah lubang

berapi, untuk hewan yang merangkak seperti siput dan binatang

yang berjalan seperti semut, ibu pertiwi, Sunan Kalijaga dan wali-

wali yang lain, Baginda Iliyas dan Chilir, penjaga tanah dan air,

kepada bayi yang belum lahir dan masih bermeditasi di rahim

ibunya, dan kemudian ditutup dengan syahadat, “tidak ada Tuhan

selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah”. Setelah

sambutan tersebut, masih ada serangkaian proses yang harus

dilakukan dalam tradisi ini mulai dari mandi kembang sampai

menjual rudjak legi kepada orang yang hadir.

2. Pasaran

Setelah 5 hari kelahiran bayi, slametan yang dilakukan

bernama pasaran. Untuk makanannya, tradisi ini tidak memakai

rudjak legi. Namun selebihnya, hampir sama dengan

tingkeban.Hanya ada tambahan jajanan pasar seperti kerupuk ikan,

nasi manis yang diberi gula, dan berondong jagung atau popcorn.

Tujuan dari jajanan tersebut adalah untuk menciptakan interaksi

sosial yang baik antara golongan priyayi dan abangan. Selain itu,

pada perkembangannya nanti, anak diharapkan bisa menjadi

pribadi yang suka membuat candaan atau disebut rame seperti

pasar.

Meski begitu, nuansa kejawen dalam tradisi ini tetap tidak

bisa ditinggalkan. Hal itu tercermin dari cara-cara yang dilakukan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 22: BAB III - digilib.uns.ac.id filekemarau , para petani memilih untuk menanam beberapa jenis tanaman seperti jagung, kedelai, kacang tanah, bawang, paprika, ataupun ubi jalar. S aat

77

seperti memasang benang hasil anyaman dengan cara tradisional

untuk kemudian digantung di sekitar rumah,terutama di bawah

atap, untuk menjaga roh-roh jahat. Masing-masing empat penjuru

rumah diberi daun nanas runcing dan tanaman dengan sulur-sulur

untuk tujuan yang sama. Dua dari sudut ini dicat hitam dengan abu

dan dua lainnya diberi warna putih menggunakan alat sejenis

kapur. Lalu sapu hancur dan sudah tua diberi berbagai rempah-

rempah panas dan paprika, ini disebut tumbak sewu (seribu

tombak). Berikutnya papan imbang dari alat tenun dicat garis-garis

hitam dan putih bergantian dengan abu dan kapur yang diletakkan

di bawah tempat tidur ibu, bersama sajen dengan berbagai

makanan, seperti pinang yang menyerupai roh.

3. Pitonan

Sama halnya dengan pasaran. Pitonan juga dilakukan

setelah kelahiran bayi, khususnya saat memasuki bulan ke-7.

Makanan utamanya adalah djenang dalam tujuh warna. Ada juga

piramida beras besar dengan tujuh piramida kecil di sekitarnya dan

piring besar berisi campuran sayuran dengan tujuh piring kecil di

sekitarnya. Dalam pelaksanaannya, terdapat serangkaian proses

yang harus dilakukan mulai dari menempatkan bayi di kurungan

ayam pada waktu fajar, ayam jantan untuk laki-laki, dan betina

bagi perempuan, hingga pantjakan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 23: BAB III - digilib.uns.ac.id filekemarau , para petani memilih untuk menanam beberapa jenis tanaman seperti jagung, kedelai, kacang tanah, bawang, paprika, ataupun ubi jalar. S aat

78

4. Bersih Desa

Geertz menuliskan, kegiatan bersih desa ditujukan untuk

mengusir roh berbahaya. Tradisi ini dilakukan di pemakaman

danjang desa atau arwah penjaga. Apabila tidak memungkinkan,

maka kegiatan tersebut bisa diadakan di rumah kepala desa. Dalam

pelaksanaannya, tidak banyak ajaran islam yang diterapkan. Modin

hanya membacakan doa dalam bahasa arab secara singkat

begitupun dengan kepala desa yang hanya memberikan pidato

pendek disertai nyanyian berbahasa arab selama 15-20 menit.

Selain keempat contoh di atas, penelitian ini juga berhasil

menemukan beberapa tradisi lama yang sesuai dengan konsep abangan

yaitu membaca doa-doa jawa, melakukan ritual di tempat-tempat

tertentu, dan tradisi mulusan.

1. Membaca Doa-Doa Jawa

Doa jawa yang dimaksud di sini adalah doa yang diucapkan

dengan Bahasa Jawa dan cenderung kejawen atau mistis, meskipun

ada bacaan islam di dalamnya. Dulu masih ada beberapa warga di

Desa Cangguyang menggunakan doa-doa tersebut dalam

melakukan ritual. Hal ini pernah dijumpai sendiri oleh Heri di

makam Syaikh Hasan Ma‟ruf. Waktu itu ia melihat ada warga yang

pergi ke makam dengan keperluan tertentu dan mendengar sendiri

kalau doa-doa yang dibaca masih bernuansa kejawen. Mereka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 24: BAB III - digilib.uns.ac.id filekemarau , para petani memilih untuk menanam beberapa jenis tanaman seperti jagung, kedelai, kacang tanah, bawang, paprika, ataupun ubi jalar. S aat

79

membawa semacam berkat atau persembahan, kemudian ada ritual

khusus yang dilakukan di sana.

Selain di makam, penggunaan doa-doa jawa juga pernah

digunakan dalam aktivitas sehari-hari seperti memasak. Salah satu

contohnya, Najib pernah menemui saat Mbah Buyut-nya

melakukan hal itu. Berdasarkan penuturannya, karena belum ada

tabung gas seperti sekarang, akhirnya orang-orang dulu lebih

banyak menggunakan kayu sebagai bahan bakar. Dari kegiatan

tersebut, Mbah Buyut-nya pernah mengucapkan doa-doa jawa saat

memasak dan akhirnya membuat kayu itu tidak memiliki abu.

Tidak tahu apa yang dibaca, abunya hilang begitu saja.

Lebih lanjut, Khoirul Anam, salah satu pemuka agama di

Desa Canggu pernah mencatat beberapa doa jawa dari buku

kakeknya, Mbah Imam Wardi, yang dulunya juga berperan dalam

menyebarkan agama islam di sana. Doa-doa yang dimaksud antara

lain:

a. Doa untuk nyapih bayi yaitu “Bismillahirrahmanirrahim, ana

jabang bayi angalih arane sak poke puser, poke puser ojo

takon bopo biyungmu sego iwak biyungmu laailaha illallah

muhammadurrasulullah”.

b. Doa mengajar mengaji “Hei iblis lungoo siro geganten dening

malaikat jaa putih, lungoo siro iblis kang ono lambe loro

geganteng dening malaikat jaa lamar songko darosa siro

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 25: BAB III - digilib.uns.ac.id filekemarau , para petani memilih untuk menanam beberapa jenis tanaman seperti jagung, kedelai, kacang tanah, bawang, paprika, ataupun ubi jalar. S aat

80

tangio kang aneb roso siro mengoo ingsun arep manjingaken

tetalining urip laailahaillallah muhammadurrasulullah.

c. Doa supaya berjalan kuat yang biasanya diterapkan pada ilmu

saibi angin. Doa ini diambil dari doa yang diucapkan oleh

Sayyidina Ali saat akan bepergian jauh. “Sidudul mungguh ing

suku sikane mungguh ing lambe yaiku baginda Ali sang ratu

segari putih sang ratu menjangan wulung ret, yong ret, yong

ret”

d. Ada juga doa burung agar cepat diberi jalan keluar saat ada

masalah. “Allahumma burung kepala kapitan iman, allahumma

burung kepala kapitan boto, allahumma burung kepala kapitan

khutbah, allahumma kepala kapitan luar, allahumma burung

kepala kapitan sayar, allahumma burung kepala kapitan

sawan, allahumma burung kepala kapitan lebar luar linuaran

deneng Allah cul ucul innaka „ala kulli syaiing qadir”.

2. Melakukan Ritual di Tempat-Tempat Tertentu

Dalam melakukan ritual di tempat-tempat tertentu,

beberapa warga sering membawa ambeng sebagai

persembahannya. Ambeng bagi masyarakat Jawa identik dengan

tumpeng atau nasi kuning yang dilengkapi dengan berbagai lauk.

Biasanya, warga yang memiliki keinginan tertentu akan

mengadakan slametan di rumahnya atau di tempat-tempat khusus

dengan membawa ambeng. Tradisi ini sampai sekarang memang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 26: BAB III - digilib.uns.ac.id filekemarau , para petani memilih untuk menanam beberapa jenis tanaman seperti jagung, kedelai, kacang tanah, bawang, paprika, ataupun ubi jalar. S aat

81

masih banyak ditemui di beberapa daerah. Namun bedanya, kalau

dulu tradisi semacam itu sangat kental dengan budaya kejawen.

Najib, salah satu warga asli Surowono bercerita bahwa di

Goa Surowono pernah ada beberapa orang yang melakukan ritual

dengan membawa ambeng sebagai persembahan pada nenek

moyang atau dayangnya tempat tersebut. Menurut mereka yang

melakukan, tujuan membawa ambeng adalah untuk menghormati

tanah jawa dan juga dayangnya goa. Lain halnya dengan Bashori

Alwi, pendiri Pondok Darunnajah Bloran, berdasarkan ceritanya,

dulu di makam Syaikh Hasan Ma‟ruf sering ada ritual, di mana

warga membawa ambeng disertai membakar dupa atau kemenyan.

Selain itu, tradisi membawa ambeng juga dilakukan waktu akan

memanen padi diikuti dengan slametan di sawah agar hasil

panennya melimpah.

Selain itu, dalam melakukan ritual, bisa didasarkan pada

kepercayaan tertentu ataupun karena keinginan yang ingin

dipenuhi. Orang yang sudah memiliki kepercayaan kuat, maka

tanpa ada keinginan khusus, dia akan tetap melakukan ritual.

Sedangkan orang yang memiliki keinginan tertentu terkadang

melakukan ritual itu hanya untuk memenuhi keperluan tersebut

dalam waktu secepat mungkin. Keinginan yang dimaksud bisa

berupa banyak hal, tidak terkecuali adalah masalah ekonomi.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 27: BAB III - digilib.uns.ac.id filekemarau , para petani memilih untuk menanam beberapa jenis tanaman seperti jagung, kedelai, kacang tanah, bawang, paprika, ataupun ubi jalar. S aat

82

Karena pendapatan rendah, ada warga yang memilih untuk

menggunakan cara instan dalam melunasi hutang-hutangnya.

Seperti halnya yang terjadi di belakang rumah Heri. Ia

menceritakan bahwa dulu, daerah di belakang rumahnya menjadi

pusat pemujaan oleh warga setempat maupun pendatang. Menurut

penuturannya, orang abangan kalau musim tanam atau akan

mengadakan acara besar itu mereka sering melakukan ritual-ritual

khusus dengan membawa bunga atau kemenyan sebagai

persembahan. Di sisi lain, Heri juga pernah menemui ada warga

yang meminta izin pergi ke belakang rumahnya jam sembilan

malam untuk melakukan ritual. Saat ditanya alasannya, orang

tersebut ingin meminta nomor pogel untuk melunasi hutang-

hutangnya. Saat dicoba pertama kali, ia pernah dilempar pepaya,

yang di dalamnya terdapat isyarat nomor dan dari itulah ia

mendapatkan uang cukup banyak. Namun akhirnya hal ini tidak

berulang untuk kedua atau ketiga kalinya.

3. Tradisi Mulusan

Tradisi ini sudah dilakukan secara turun temurun oleh

keluarga Mbah Muhammad Irfan. Berdasarkan cerita dari Kyai

Sulthan, salah satu keluarga yang tidak ikut dalam tradisi tersebut,

ada beberapa tahapan pada tradisi mulusan. Tahap pertama adalah

melaksanakan kenduri atau slametan setelah shalat isya‟ di

musholla yang menjadi peninggalan dari Mbah Muhammad Irfan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 28: BAB III - digilib.uns.ac.id filekemarau , para petani memilih untuk menanam beberapa jenis tanaman seperti jagung, kedelai, kacang tanah, bawang, paprika, ataupun ubi jalar. S aat

83

Di acara tersebut, masing-masing anggota keluarga yang masih

ikut, membawa ingkung dengan satu ayam mulus tanpa bulu

disertai beberapa lauk seperti mie goreng, urap-urap, rempeyek,

dan lain sebagainya. Kenduri ini terbuka untuk siapapun, tidak

terbatas hanya keluarga saja. Meski begitu yang terlihat pada saat

acara hanya kaum laki-laki. Tidak ada wanita satu pun yang

datang.

Saat semua ingkung terkumpul dan banyak warga yang

datang, acara baru dimulai. Dengan dipimpin oleh Dainuri, anggota

keluarga yang paling tua, kenduri ini hanya membaca surat Al-

Fatihah ditujukan kepada Nabi Muhammad SAW beserta sahabat-

sahabatnya. Tradisi tersebut berbeda dengan slametan pada

umumnya yang biasanya diisi membaca tahlil atau yasin bersama.

Ketika semua sudah selesai, ingkung tadi dibagi ke dalam wadah

lebih kecil untuk diberikan pada warga yang datang. Ada satu hal

berbeda dalam pembagiannya. Saat memotong ayam mulusan, tiap

bagiannya seperti paha atas, bawah, dada, sayap, kepala ataupun

leher tidak boleh dipotong sendiri-sendiri. Cara yang

diperbolehkan hanya memotong pada pergelangan misalnya paha

atas dan bawah, dada dan sayap, serta kepala dengan leher, untuk

diambil dagingnya. Saat ingkung sudah dibagi, semua warga

pulang. Menariknya, setelah acara selesai, sapu yang digunakan

untuk membersihkan tempat diletakkannya ingkung tadi dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 29: BAB III - digilib.uns.ac.id filekemarau , para petani memilih untuk menanam beberapa jenis tanaman seperti jagung, kedelai, kacang tanah, bawang, paprika, ataupun ubi jalar. S aat

84

tempat lain itu dibedakan. Tidak boleh menggunakan alat yang

sama.

Tahapan selanjutnya, satu jam setelah kenduri semua

anggota keluarga berkumpul pada satu tempat gelap. Sulthan

mengatakan bahwa untuk tahap itu tidak diperbolehkan bagi

siapapun untuk ikut, kecuali yang sudah menjadi anggota. Tidak

hanya ikut, bertanya tentang tradisi itu pun tidak akan dijawab oleh

mereka. Sehingga dari sini bisa dicermati kalau pelaksanaan tradisi

mulusan ini sangat dijaga rapat oleh anggota keluarga. Orang lain

tidak boleh ada yang tahu tentang asal-usulnya, rincian kegiatan,

tujuan dan segala macamnya. Bahkan saat peneliti mencoba

bertanya kepada salah satu anggota yaitu Daman, terkait dengan

tujuan kenduri, ia hanya menjawab untuk syukuran, menghormati

musholla yang sudah lama dibangun tersebut.

Meskipun tidak bisa mengikuti tahapan terakhir, peneliti

mendapatkan garis besar tradisinya dari Kyai Sulthan. Dalam

penjelasannya ia bercerita, ada salah satu angota yang menyebut

kalau mereka seperti bertafakkur dengan aturan-aturan dari zaman

Mbah Muhammad Irfan. Inti tafakkurnya seperti “Allah

menciptakan kita, termasuk saya ini, saya belum menurut, belum

mempunyai akhlak yang bagus, perilaku yang baik, baik kepada

Allah dan sesama makhluk”. Gambarannya seperti itu, hanya kata-

kata yang diucapakan tidak tahu persisnya. Selesainya melakukan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 30: BAB III - digilib.uns.ac.id filekemarau , para petani memilih untuk menanam beberapa jenis tanaman seperti jagung, kedelai, kacang tanah, bawang, paprika, ataupun ubi jalar. S aat

85

tafakkur, selama 40 hari ke depan semua anggota harus melakukan

ibadah. Ibadah yang dijalankan juga sama seperti shalat lima

waktu, puasa, dan lain-lain.

Seiring berjalannya waktu, beberapa tradisi tersebut mengalami

perubahan sampai di tingkat tertentu. Untuk gambaran lebih jelasnya

adalah sebagai berikut:

1. Tingkeban

Menurut beberapa informan yaitu Kyai Miftah, Dainuri,

dan Khoirul Anam, didapatkan jawaban yang hampir sama terkait

dengan tradisi ini. Layaknya temuan Geertz, tingkeban di Desa

Canggu juga diadakan saat kehamilan pertama sudah masuk pada

bulan ke-7. Makanan yang disajikan juga begitu, sama-sama

memberikankeleman atau pala kependem seperti ketela, garut,

kacang tanah, dan lain-lain, rudjak legi, dan jenang sengkala.

Namun untuk beberapa yang lain seperti nasi putih di atas dan nasi

kuning di bawah, 1 piramida nasi yang besar dan 7 piramida kecil,

nasi yang dicampur dengan parutan kelapa dan ayam, serta 8 bola

nasi, sudah jarang ditemui. Justru berdasarkan cerita Dainuri, kalau

tingkeban di Desa Canggu, warga yang datang itu diberi minuman

dawet dan bukan air putih atau yang lain, agar proses kelahirannya

nanti berjalan dengan lancar. Selain itu, ia dan Khoirul Anam juga

menjelaskan bahwa dalam tradisi ini harus ada sego kulup atau nasi

urap. Nasi yang diberi lauk berupa sayuran dengan campuran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 31: BAB III - digilib.uns.ac.id filekemarau , para petani memilih untuk menanam beberapa jenis tanaman seperti jagung, kedelai, kacang tanah, bawang, paprika, ataupun ubi jalar. S aat

86

parutan kelapa itu dibuat untuk mendoakan orang yang masih

hidup.

Tidak hanya makanannya, proses tingkeban yang ada

sekarang lebih sederhana dan islami dibandingkan dulu. Orang-

orang yang sudah berkumpul diajak untuk membaca surat-surat

pendek dalam Al-Qur‟an seperti Ash-Sharh sebanyak 4 kali, Al-

Qadr 2 kali, dan Al-„Ashr 1 kali. Kadang-kadang terdapat beberapa

warga yang mengadakan khataman Al-Qur‟an dari pagi sampai

sore sebelum acara intinya dimulai. Setelah itu, sebagai penutup

dibacakan doa untuk memohon keselamatan bagi bayi dan ibunya

serta mendoakan agar anak tersebut menjadi pribadi yang baik.

Ketika semua proses dilalui, warga yang datang tidak akan makan

bersama layaknya acara-acara lain, melainkan diberi takir berisi

nasi urap dan beberapa jajanan tadi disertai dengan membuat dawet

untuk minumnya. Dan satu hal menarik sekaligus beda dengan

temuan Geertz sebelumnya adalah yang berkepentingan akan

bersembunyi saat acara usai, sehingga warga pulang tanpa

berpamitan. Makna dari rangkaian tersebut adalah supaya saat

kelahiran bisa berjalan lancar tanpa ada hambatan atau halangan.

Maka dari itu, warga tidak diberi makan dan pulang pun tanpa

diketahui oleh pemilik rumah.

Dari penjelasan di atas, sudah terlihat perubahan tradisi

tingkeban antara yang dulu dengan sekarang. Kalau dulu,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 32: BAB III - digilib.uns.ac.id filekemarau , para petani memilih untuk menanam beberapa jenis tanaman seperti jagung, kedelai, kacang tanah, bawang, paprika, ataupun ubi jalar. S aat

87

masyarakat masih mendedikasikan makanan untuk beberapa pihak

yang kental dengan unsur kejawen atau mistis seperti roh yang

mendiami langit-langit rumah, Nini Tawek, roh yang terdapat pada

keris serta tombak, dan segala macamnya. Tidak hanya itu, proses

yang dilakukan pun juga bernuansa sama. Mulai dari mandi

kembang hingga menjual rudjak legi kepada warga yang datang.

Sedangkan sekarang, tradisi yang dilakukan lebih sederhana dan

bernuansa islami dengan membaca surat-surat pendek maupun

khataman Al-Qur‟an.

2. Pasaran

Tradisi ini diadakan setelah 5 hari kelahiran bayi. Dainuri

menjelaskan kalau inti dari pasaran adalah untuk mengabarkan

keselamatan bayi. Warga diperbolehkan melihat apakah bayinya

laki-laki atau perempuan. Setelah itu, mereka berkumpul dan

dilanjutkan acara inti. Acara ini biasanya diisi dengan membaca

surat-surat pendek dalam Al-Qur‟an yaitu Ash-Sharh sebanyak 4

kali, Al-Qadr 2 kali, dan Al-„Ashr 1 kali atau bisa ditambahkan

pula Surat Yusuf. Kemudian diteruskan dengan membaca shalawat

bersama-sama, atau menurut Kyai Miftah disebut sebagai maulid.

Maulid merupakan sejarah Nabi Muhammad SAW beserta

kebaikan-kebaikannya. Pada penerapannya,terdapat beberapa

warga yang mengadakan khataman Al-Qur‟an seperti tingkeban

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 33: BAB III - digilib.uns.ac.id filekemarau , para petani memilih untuk menanam beberapa jenis tanaman seperti jagung, kedelai, kacang tanah, bawang, paprika, ataupun ubi jalar. S aat

88

tadi dan kedua informan tersebut membenarkan bahwa terkadang

tradisi inijuga diikutkan dengan pengajian rutin Muslimat NU.

Berlanjut ke masalah makanan. Dalampasaran, makanan

yang dibagikan sama dengan tingkeban, hanya ada satu yang khas

yaitu iwel-iwel. Menurut Anam, iwel-iwel sebetulnya berasal dari

Bahasa Arab “waliwa lidayya” yang artinya berbakti kepada orang

tua. Memberikan jajanan tersebut ibarat mendoakan agar bayi yang

sudah lahir, bisa menjadi anak yang patuh dan berbakti. Dainuri

menambahkan,iwel-iwel memang dipakaikalau bayi sudah di luar,

tidak dalam pertapan. Jadi bayi yang masih di goa garbo, di

dalamnya kandungan wanita, disebut oleh orang jawa sebagai

pertapan. Tunggal pertapan disebut kakang kawah adi ari-ari.

Prosesnya adalah kawah keluar pertama, kemudian bayinya dan

yang terakhir ari-ari. Artinya, manusia itu memiliki dua saudara

yaitu kakang kawah, adi ari-ari.

Sama halnya dengan tingkeban, tradisi pasaran juga

dilakukan secara lebih sederhana dan islami pada dewasa ini. Hal

itu terbukti dari kegiatan yang dilakukan yaitu membaca surat-surat

pendek dan shalawat kepada Nabi Muhammad SAW, khataman

Al-Qur‟an, bahkan terkadang diikutsertakan bersama pengajian

rutin Muslimat NU. Dari segi tambahan makanannya pun juga

begitu. Iwel-iwel yang berarti waliwa lidayya, menunjukkan bahwa

dalam tradisi ini sudah dimasukkan nilai-nilai islam salah satunya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 34: BAB III - digilib.uns.ac.id filekemarau , para petani memilih untuk menanam beberapa jenis tanaman seperti jagung, kedelai, kacang tanah, bawang, paprika, ataupun ubi jalar. S aat

89

adalah berbakti pada orang tua. Tentu hal-hal semacam ini sangat

berbeda dengan yang dulu. Masyarakat pada waktu itu belum

mengenal istilah iwel-iwel dan lebih memilih melakukan kegiatan

yang bersifat kejawen dengan menaruh atau memperlakukan

benda-benda tertentu sedemikian rupa untuk mengusir roh jahat.

3. Pitonan

Pitonan adalah tradisi yang dilakukan setelah 7 bulan

kelahiran bayi. Secara garis besar, proses dan makanan yang ada

dalam tradisi ini sama dengan pasaran. Pitonan pada waktu Geertz

melakukan penelitiannya di Pare, banyak diisi oleh kegiatan mulai

dari menempatkan bayi di kurungan ayam saat fajar, ayam jantan

untuk laki-laki, dan betina bagi perempuan, hingga proses

pantjakan. Beberapa proses tersebut sekarang ini cenderung tidak

dilakukan lagi. Karena begitu warga sudah berkumpul, mereka

langsung membaca surat-surat pendek dan shalawat kemudian

ditutup dengan doa. Lebih islami dan sederhana. Bahkan kalau

dulu pitonan harus diadakan sebelum jam 12 siang, sekarang bebas

mau jam berapa saja. Justru karena ada yang diikutkan dengan

pengajian rutin, maka baru dimulai setelah jam tersebut.

4. Bersih Desa

Tujuan awal dari bersih desa memang belum berubah

hingga sekarang, yaitu berdoa bagi keselamatan masyarakat desa.

Untuk pelaksanaannya, setiap dusun memiliki caranya masing-

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 35: BAB III - digilib.uns.ac.id filekemarau , para petani memilih untuk menanam beberapa jenis tanaman seperti jagung, kedelai, kacang tanah, bawang, paprika, ataupun ubi jalar. S aat

90

masing. Dusun Pandan misalnya. Anam memaparkan tradisi ini

biasanya diisi dengan shalat hajat di masjid kemudian istighatsah

bersama-sama. Sedangkan di Dusun Canggu, menurut Dainuri dan

Kyai Miftah, bersih desa dilaksanakan di musholla dengan

membaca tahlil untuk mengirim doa ke leluhur yang babad desa

dan dari masing-masing warga yang datang. Mereka pun juga

membenarkan bahwa tradisi ini pernah diadakan di rumahnya

pamong atau perempatan jalan. Karena sekarang tidak berjalan

baik, akhirnya diserahkan ke mubaligh.

Meskipun sama-sama membawa ambeng, kondisi sekarang

sudah berbeda. Saat bersih desa, masyarakat pada waktu itu

melakukannya di pemakaman danjang desa. Dalam prosesnya pun,

hanya ada sambutan singkat dari Kepala Desa yang diikuti

nyanyian dalam Bahasa Arab selama 15-20 menit dan ditutup

dengan doa. Itu artinya, kegiatan-kegiatan islami dalam tradisi

bersih desa untuk saat ini lebih banyak dan beragam. Tempatnya

pun juga begitu. Lebih mencerminkan nuansa islam dibandingkan

yang dulu.

5. Membaca Doa-Doa Jawa

Perubahan pada aspek ini dirasakan sendiri oleh Najib.

Meski ia pernah menemui sendiri saat Mbah Buyut-nya

menggunakan doa-doa jawa untuk memasak, ia juga merasakan

kalau tradisi itu sedikit demi sedikit cenderung memudar.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 36: BAB III - digilib.uns.ac.id filekemarau , para petani memilih untuk menanam beberapa jenis tanaman seperti jagung, kedelai, kacang tanah, bawang, paprika, ataupun ubi jalar. S aat

91

Menurutnya, walaupunMbah Buyut pernah membaca, namun sudah

tidak begitu lengkap. Doa-doa tertentu mulai tidak dibaca lagi.

Sementara zaman ibunya, Najib menyatakan kalau doa-doa itu

hampir tidak digunakan sama sekali dan berganti menjadi lebih

islami.Begitu pun yang diungkapkan oleh Anam. Perubahan dalam

membaca doa-doa jawa sekarang sudah digabung dengan ayat-ayat

Al-Qur‟an. Ia mengatakan,

Sering kemarin ada anak nyapih di sini. Saya juga pakai

doa yang di Al-Qur'an itu. Tapi ya saya pakai juga doa dari

mbah. Kalau saya memang diberi bumbu dengan salamun

qalammirrobirrohim wamtazul yauma ayyuhal mujrimun.

Wamtazul pisahlah kamu hai ahli surge, ahli neraka.

Disuruh pisah antara bayi dengan ibunya yang menyusui.

Kan itu juga bisa dipakai.

Selain itu, Anam juga mencontohkan doa jawa untuk

mengajar yang digabungkan dengan ayat Al-Qur‟an. Ia

menuturkan bahwa doanya sekarang diganti denganrobbisy rohli

sodri wayassirli amri wahlul 'uqdatammillisani yafqohu qouli. Itu

doanya Nabi Musa ketika menghadapi fir'aun. Ya Allah lancarkan

lisan saya menghadapi fir'aun. Doa ini berisi tentang permohonan

kepada Allah SWT agar diberi kemudahan dalam bertutur.

6. Melakukan Ritual di Tempat-Tempat Tertentu

Terkait dengan penuturannya bahwa di Makam Syaikh

Hasan Ma‟ruf pernah ada warga yang melakukan ritual dengan

membakar dupa atau kemenyan, Bashori mengatakan, kalau

sekarang tradisinya sudah berganti model yaitu membawa ambeng

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 37: BAB III - digilib.uns.ac.id filekemarau , para petani memilih untuk menanam beberapa jenis tanaman seperti jagung, kedelai, kacang tanah, bawang, paprika, ataupun ubi jalar. S aat

92

dilanjutkan membaca Al-Qur‟an, tahlil ataupun yasin. Perubahan

ini diakui pula oleh Wagiran, salah satu warga Bloran. Ia

mencontohkan saat warga melakukan tradisi nyadran di makam,

banyak kegiatan bernuansa islami, tidak hanya membaca tahlil,

namun juga mengaji Al-Qur‟an bahkan sampai satu hari penuh.

Dan sebagai tambahan informasi, tradisi ini dilakukan setiap

malam Jumat Pahing di Bulan Ruwah untuk memohon

keselamatan agar warga terhindar dari segala bencana.

Di sisi lain, Bashori menambahkan, dulu waktu akan

memanen padi, masyarakat lebih memilih untuk membawa ambeng

dan slametan di sawah, kalau sekarang tradisi yang dilakukan

adalah membawa ambeng kemudian slametan di rumah dengan

membaca surat Al-Fatihah maupun tahlil. Selain di makam, ada

pula halaman belakang rumah Heri yang dulu menjadi sentra

pemujaan. Dalam mengatasi banyaknya ritual di sana, ia mencoba

menetralkan dengan memberikan pemahaman bahwa tindakan itu

syirik, bisa menundang dosa besar dan tidak termaafkan. Sedikit

demi sedikit mereka yang melakukan ritual itu sudah mulai sadar,

dan akhirnya tidak kembali lagi. Lantas, Heri pun menjadikan

tempat tersebut untuk berteduh dengan cara membersihkannya dan

memberikan lampu penerang.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 38: BAB III - digilib.uns.ac.id filekemarau , para petani memilih untuk menanam beberapa jenis tanaman seperti jagung, kedelai, kacang tanah, bawang, paprika, ataupun ubi jalar. S aat

93

7. Tradisi Mulusan

Terkait dengan perubahan dalam tradisi ini, Sulthan

mengatakan bahwa tata cara mulusan tidak ada perubahan. Hanya

pelaksananya. Orang-orang yang ikut tidak kuat menjalankan

tradisi yang sama seperti dulu. Thoriqoh misalnya. Kalau dulu, di

dalam thoriqoh itu antara mursyid dengan murid saling tahu, saling

berhadapan, dan juga saling bertemu. Hal ini ditujukan agar guru

tahu perkembangan murid sampai di mana. Apalagi waktu bai‟at

masuk ke thoriqoh yang bisa dikatakan proses paling berat. Untuk

sekarang tidak mungkin seperti itu. Kata-katanya seperti ini waktu

bai‟at, “punyaku ya punyamu, duniaku ya duniamu”. Jadi misalkan

murid punya doa apa saja kemudian guru membutuhkan ya

diambil. Murid pun juga begitu. Misalkan guru punya apa, uang

contohnya, murid membutuhkan ya diambil. Saling menghalalkan.

Kalau thoriqoh sekarangdiperlakukan seperti itu tidak bisa.

Mulusan ini pun juga begitu. Contohnya kalau dulu, warga yang

menjadi anggota, mulai dari kenduri sampai 40 hari setelahnya

tidak melaksanakan kegiatan yang mengganggu khusyu‟nya

ibadah. Kalau sekarang apakah mampu untuk melaksanakan itu?

Orang sekarang bila harus melakukan itu tidak mampu. Mereka

cenderung meringankan dirinya sendiri. Bisa saja bekerja keras dan

hatinya khusyu‟, kalau bisa, tapi apa mungkin. Semisalbadan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 39: BAB III - digilib.uns.ac.id filekemarau , para petani memilih untuk menanam beberapa jenis tanaman seperti jagung, kedelai, kacang tanah, bawang, paprika, ataupun ubi jalar. S aat

94

capek, shalat khusyu‟ saja tidak bisa. Itulahperubahan yang terjadi

antara dulu dengan sekarang.

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa memudarnya

tradisi lama memiliki dua arti. Untuk yang pertama sudah dibahas

melalui penjelasan di atas. Sedangkan arti kedua, didapatkan temuan

sebagai berikut:

1. Melakukan ritual di Goa Surowono

Terowongan ini diperkirakan sudah ada sejak jaman

Majapahit, menurut cerita sebagian penduduk, terowongan ini

adalah tempat melarung abu para ksatria kerajaan majapahit, tapi

ada juga yang mengatakan terowongan ini di buat oleh maling

cluring untuk menculik putri kerajaan. Ada 5 titik terowongan yang

masing-masing panjangnya hampir mencapai 200 meter, dan 1 titik

yang tidak boleh di masuki tanpa membawa peralatan lengkap,

karena semakin dalam oksigen akan semakin habis99

.

Setelah berkunjung untuk mengetahui bagaimana

kondisinya, terlihat ada dua pintu di goa tersebut. Pintu yang

pertama dikhususkan bagi para pengunjung atau wisatawan yang

ingin masuk ke dalam, sedangkan pintu yang kedua ditujukan bagi

warga yang ingin melakukan ritual di goa. Pintu kedua ini selalu

dikunci dan akan dibuka setelah meminta izin ke penjaga. Menurut

cerita Syamsul, salah satu penjaganya, membutuhkan persiapan

99

Diakses dari https://kedirikab.go.id/wisata/wisata-desa/2229-desa-wisata-canggu.html, Op.cit.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 40: BAB III - digilib.uns.ac.id filekemarau , para petani memilih untuk menanam beberapa jenis tanaman seperti jagung, kedelai, kacang tanah, bawang, paprika, ataupun ubi jalar. S aat

95

khusus untuk masuk ke pintu tersebut karena semakin dalam,

oksigen akan habis. Maka ia menyebut bahwa ketika melakukan

ritual di dalam goa, ibarat orang tersebut belajar mati. Mereka

hanya bisa berserah diri pada Yang Maha Kuasa.

Lebih lanjut, peneliti juga melihat di pintu masuk ke goa

ada sisa-sisa pembakaran dupa. Demi memenuhi rasa penasaran

terkait dengan siapa yang membakar dupa tersebut dan apa

tujuannya, peneliti menanyakannya pada Syamsul. Berdasarkan

penuturannya, Syamsul mengakui bahwa ia yang membakar dupa

itu. Dulu itu sebenarnya sebelum ada pengunjung atau wisatawan

datang ke goa, sudah banyak orang yang melakukan ritual di situ.

Tapi waktu itu ada banyak macam ritual yang dilakukan mulai dari

pakai dupa, sampai sekarang pun juga begitu, kadang-kadang ada

yang memakai bunga, kadang juga tanpa itu sama sekali, hanya

melakukan ritual mandi saja.

Awalnya, saat pertama kali datang dan menjadi penjaga

goa, Syamsul sebenarnya juga kurang setuju kalau ada yang

membakar dupa, kemenyan dan lain sebagainya. Maka terkadang

kalau ada orang yang melakukan ritual itu secara berlebihan, ia

menegurnya. Namun karena pergaulan dengan teman, terutama

dari pendatang, ia akhirnya mengamati bagaimana mereka

melakukan ritual tersebut. Tidak hanya mengamati, Syamsul pun

mendalami itu dengan mencari guru atau pembimbing spiritual

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 41: BAB III - digilib.uns.ac.id filekemarau , para petani memilih untuk menanam beberapa jenis tanaman seperti jagung, kedelai, kacang tanah, bawang, paprika, ataupun ubi jalar. S aat

96

yang berkompeten dan betul-betul mencari sendiri dasarnya seperti

apa. Setelah mendalami ritual membakar dupa, akhirnya ia

memutuskan untuk menerapkannya sesuai dasar yang berpijak

pada kepercayaan dan keyakinan yang dimilikinya.

Dimulai pada tahap itu, Syamsul menyadari bahwa dalam

dupa itu ternyata lapisannya banyak sekali. Kalau pada lapisan

pertama untuk mengharumkan lingkungan sekitar, sehingga ketika

ada pengunjung yang datang, suasana dengan memakai dupa itu

terasa lebih nyaman. Sedangkan untuk lapisan kedua, memang

mengarah pada keyakinan. Tapi menurutnya, untuk ada di tahap ini

harus tahu betul tentang apa itu dupa dan apa yang ada di

dalamnya. Bagi orang yang menganut agama islam harus benar-

benar memahami dasarnya. Kalau memakai Al-Qur‟an dasarnya

seperti apa begitu pula dengan menggunakan hadits. Hal ini

penting untuk dilakukan karena bagi Syamsul ketika orang itu

ingin membakar dupa tanpa tahu dasarnya seperti apa, akan mudah

tersesat.

Ketika Syamsul memutuskan untuk mendalami tentang

bakar dupa, akhirnya ia membiarkan begitu saja orang-orang yang

melakukan ritual dengan caranya masing-masing dan hal ini

sempat mengundang pro dan kontra di kalangan masyarakat.

Terdapat warga yang bertanya-tanya bagaimana bisa dulunya tidak

setuju dan bahkan menegur orang yang membakar dupa, sekarang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 42: BAB III - digilib.uns.ac.id filekemarau , para petani memilih untuk menanam beberapa jenis tanaman seperti jagung, kedelai, kacang tanah, bawang, paprika, ataupun ubi jalar. S aat

97

justru berpihak pada hal itu. Beberapa dari mereka pun secara

lugas menyatakan keberatannya saat ada orang yang melakukan

ritual. Polemik tersebut, menurut Syamsul, terjadi karena belum

ada titik temu antara yang satu dengan lainnya mungkin dalam

bidang pengetahuan, pengalaman, ilmu, dan juga kesadaran.

Berangkat dari cerita di atas, akhirnya Syamsul menyadari

bahwa terdapat perubahan pada dirinya antara dulu dengan

sekarang. Perubahan yang dimaksud lebih kepada pemahaman.

Kalau dulu bisa dikatakan ia masih memandang sebelah mata

tentang bakar dupa, sedangkan saat ini sudah lebih bisa menerima

dan bahkan mengamalkan. Dan perbedaan pemahaman itu ia

dapatkan sendiri dengan benar-benar mencari dasarnya seperti apa,

sehingga tertuju pada satu keyakinan bulat yang membuatnya

berani untuk menerapkan ritual tersebut hingga saat ini.

2. Melakukan Ritual di Candi Surowono dan Makam

Pada situs resmi Pemerintah Kabupaten Kediri dituliskan

bahwa Candi Surowono terletak di Dusun Surowono Desa Canggu

Kecamatan Badas. Candi Surowono merupakan pendharmaan oleh

Bhre Wengker di Masa Kerajaan Majapahit yang tertulis di Kitab

Negarakertagama. Bhre Wengker dituliskan meninggal tahun 1388

dan di dharmakan di Churabhana. Candi Surowono dibangun pada

tahun 1400 M dikarenakan pendharmaan seorang Raja dilakukan

setelah 12 tahun meninggal serta dilakukan upacara Srada.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 43: BAB III - digilib.uns.ac.id filekemarau , para petani memilih untuk menanam beberapa jenis tanaman seperti jagung, kedelai, kacang tanah, bawang, paprika, ataupun ubi jalar. S aat

98

Akhirnya dibangunkan sebuah candi untuk memberi penghormatan

kepada raja tersebut. Candi ini merupakan pemakaman Raja

Wengker, saudara raja Rajasanegara. Raja Wengker meninggal

tahun 1388 Masehi.100

Ketika berbicara tentang candi, memang erat kaitannya

dengan ajaran Hindu-Budha. Karena sejarahnya itu banyak orang

yang menganggap candi sebagai tempat keramat untuk berdoa atau

melakukan ritual tertentu. Seperti halnya yang dilakukan oleh

Sapto Noko, Kepala Desa Canggu yang sekarang menjabat selama

2 periode. Dalam wawancaranya, Noko menuturkan bahwa ia

memang pergi ke candi sebelum ada pencalonan kepala desa. Hal

ini dilakukannya karena ada kepercayaan bahwa candi itu juga bisa

membawa berkah sehingga tujuan yang diinginkan dapat tercapai.

Kepercayaan ini diakui Noko didapatkan melalui pertukaran

informasi dari orang ke orang atau mulut ke mulut. Ia

menyebutnya dengan istilah gethok tular. Istilah ini berarti

pengalaman atau kejadian yang pernah dialami oleh seseorang

diceritakan kembali pada orang lain, sehingga informasi tersebut

menyebar melalui komunikasi antar personal.

Saat berdoa di candi, Noko beserta teman-teman

pendukungnya memohon agar pada waktu pemilihan ia bisa

terpilih menjadi kepala desa. Ia mengaku kalau doanya tetap tertuju

100

Loc.cit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 44: BAB III - digilib.uns.ac.id filekemarau , para petani memilih untuk menanam beberapa jenis tanaman seperti jagung, kedelai, kacang tanah, bawang, paprika, ataupun ubi jalar. S aat

99

pada Allah SWT dan bukan kepada candinya. Candi ibarat hanya

sebagai perantara agar doanya dikabulkan. Artinya, Noko berdoa di

candi itu tetap menggunakan cara-cara islam, seperti bersyahadat

dan bershalawat, walaupun tempat sejenis itu sangat kental dengan

ajaran-ajaran Hindu-Budha. Tidak hanya candi, demi mewujudkan

keinginannya menjadi kepala desa, Noko juga berdoa ke beberapa

tempat yaitu Makam Syaikh Hasan Ma‟ruf dan Mbah Iropati di

Dusun Bloran. Sebagai gambarannya, Makam Syaikh Hasan

Ma‟ruf sering dikunjungi oleh warga sekitar maupun pendatang

karena menurut cerita ia merupakan kerabat Sunan Gunung Djati

Cirebon. Berdasarkan penuturan Wagiran, salah satu warga Dusun

Bloran, di makam tersebut rutin diadakan tradisi nyadran setiap

Bulan Ruwah pada malam Jumat Pahing oleh masyarakat

setempat. Mereka meminta keselamatan bagi desanya agar

terhindar dari segala macam bencana dan diberikan kehidupan

yang sejahtera, aman dan sentosa. Selain itu, ia juga memaparkan

bahwa banyak pamong atau perangkat desa yang berkunjung ke

makam untuk kenaikan pangkat. Sedangkan Mbah Iropati,

Wagiran menambahkan, adalah orang yang babad atau

menemukan Desa Canggu. Makam ini sering dikunjungi oleh

warga ketika ada hajat atau kepentingan besar seperti pernikahan,

sunatan, dan lain-lain.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 45: BAB III - digilib.uns.ac.id filekemarau , para petani memilih untuk menanam beberapa jenis tanaman seperti jagung, kedelai, kacang tanah, bawang, paprika, ataupun ubi jalar. S aat

100

d. Kesadaran Masyarakat akan Pentingnya Nilai-Nilai Agama

Dengan masuknya ajaran islam,tidak hanya tradisinya saja

yang berubah, kesadaran masyarakat akan pentingnya nilai-nilai agama

juga mengalami hal yang sama. Heri menuturkan,

Dari sisi religi, juga mengalami perubahan. Berkembang pesat ini.

Ini perkembangan ibu-ibu mulai ada jamah muslimat tiap Hari

Jumat, terus ada jamaah shalawat Nabi tiap malam Selasa,

pengajian-pengajian dari bapak-bapak jamaah yasinan itu setiap

malam Jumat, itu mengubah pemahaman religi. Dulu orang shalat

di Dusun Bloran ini sepertinya tidak banyak di sini. Abangan

istilahnya. Mereka waktu bulan puasa itu tidak banyak yang

berpuasa. Kalau jumatan ya hanya beberapa di masjid itu. Ini saya

lihat perkembangan hampir 6 tahun terakhir ini luar biasa. Terus

adanya penerangan-penerangan, dakwah-dakwah dari para

mubaligh itu. Sekarang ini kalau shalat lima waktu banyak yang

jamaah di musholla-musholla. Di Dusun Bloran ini hampir ada 6

musholla, biasanya kecil tapi ada 6 musholla. Dan setiap waktu

shalat itu selalu mengumandangkan adzan dan di kanan kirinya

musholla selalu ada jamaah. Dulu tidak seperti ini. Dulu hanya

masjid saja yang mengumandangkan adzan, mushollanya tidak.

Jadi ini yang berubah dari sisi religi.

Pernyataan Heri dibenarkan pula oleh Khoirul Anam dan Kyai

Habib. Anam menjelaskan bahwa dulu pemuda desa banyak yang tidak

sekolah, tidak shalat ataupun mengaji,suka keluyuran, trek-trekan

sepeda motor, pakai tato, mabuk-mabukan, adu jago, sering tawuran,

bahkan sampai ada yang membawa narkoba. Namun sekarang, ia

memperkirakan sekitar 80 hingga 90% para pemuda tersebut sudah

banyak berubah. Kenakalan-kenakalan yang pernah dilakukan, sedikit

demi sedikit mulai dihilangkan dan berganti menjadi perilaku yang

baik serta jujur. Hal ini terbukti dalam beberapakesempatan, mereka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 46: BAB III - digilib.uns.ac.id filekemarau , para petani memilih untuk menanam beberapa jenis tanaman seperti jagung, kedelai, kacang tanah, bawang, paprika, ataupun ubi jalar. S aat

101

sering bekonsultasi dengan Anam terkait hukum berbisnis menurut

islam, sah atau tidaknya wudhu kalau pakai tato, bagaimana shalat

dalam keadaan mabuk, cara mengatasi masalah dalam rumah tangga,

minta doa restu saat akan menikah,maupun keluh kesah ketika anaknya

sakit. Konsultasi ini menunjukkan niat baik mereka untuk menjadi

pribadi yang lebih bagus lagi menurut agama.

Terkait hal ini, Anam pun juga bercerita tentang

pengalamannya bertemu Mbah Warsi, seorang perempuan yang

berumur 100-an lebih dan kuat dengan tradisi kejawen. Dulunya, ia

adalah orang Malang yang kemudian pindah ke Desa Canggu,

khususnya Dusun Sidodadi. Dari kecil ia sudah mendapat ajaran

kejawen dari Mbah-nya, sehingga tidak terlalu paham tentang agama.

Banyak orang yang datang untuk meminta doa ataupun nomer togel,

karena diakui sendiri oleh Anam, Mbah Warsi memiliki pandangan

yang tajam, sehingga bisa meneropong nomer yang akan datang dan

bahkan menembus ke alam ghaib. Bahkan karena ilmunya ini, ia

pernah digantung oleh warga sekitar saat ada di Malang dengan posisi

kepala di bawah dan kakinya di atas. Dalam kondisi seperti itu, ia tetap

tidak mengaku gurunya siapa. Dan sedikit cerita tentang guru tersebut,

Anam memaparkan kalau umurnya itu 350 tahun. Meskipun badannya

sudah jamuran, kalau bulan muda wajahnya berubah jadi muda dan

tampan. Tapi ketika bulan tua, wajahnya juga seperti orang tua.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 47: BAB III - digilib.uns.ac.id filekemarau , para petani memilih untuk menanam beberapa jenis tanaman seperti jagung, kedelai, kacang tanah, bawang, paprika, ataupun ubi jalar. S aat

102

Setelah gagal 8 kali, akhirnya ia menikah dengan salah satu

kerabat dari kyai Pondok Sumbersari dan semenjak itu mulai terasa ada

perubahan dalam dirinya. Oleh suami, ia diajak masuk dan mendalami

agama islam, menjalankan syariat-syariatnya seperti shalat, dan

berkeliling ke makam wali songo sekitar 7 bulan dengan jalan

kaki.Ditambah pula, pengetahuan agamanya semakin kuat setelah

bertemu Anam. Dulu gurunya pernah mengatakan “Besok kalau sudah

tua, sampean akan bertemu dengan kyai masih muda”. Dengan

pertemuan itu, membuat Mbah Warsi sering menanyakan tentang

islam seperti doanya shalat maupun bacaan ketika ruku‟ dan sujud.

Bahkan terkait ilmu jawanya tadi, Anam pernah memberikan nasehat

“Mbah, kalau di ajaran islam tidak boleh seperti itu. Sampean nanti

ikut mendapat siksaannya di akhirat”. Lantas ia menjawab “Loh,

masak begitu? Padahal saya hanya memberi tahu saja”. Anam pun

kembali menjawab “Lha iya, memberi tahu itu sama saja dosanya.”

Dengan tambahan pengetahuan seputar agama, membuat Mbah

Warsi menjadi pribadi yang lebih islami sampai akhir hayatnya. Ia

menjalankan shalat fardhu maupun tahajud secara rutin. Dan setiap

menjelang shalat, selalu mensucikan dirinya dengan mandi. Selain itu,

doa yang dulunya kental dengan unsur kejawen, sudah ditambah

dengan bacaan dari ayat-ayat Al-Qur‟an. Salah satu doa yang berhasil

dicatat oleh Anam setelah Mbah Warsi mengenal islam adalah opo

keser-keser kui si madu roso lemah abang nyimpang lemah putih

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 48: BAB III - digilib.uns.ac.id filekemarau , para petani memilih untuk menanam beberapa jenis tanaman seperti jagung, kedelai, kacang tanah, bawang, paprika, ataupun ubi jalar. S aat

103

nyingkrih jare bopo ora ono opo-opo jere biang ora ono barang-

barang sluman slumun slamet muhammadurrasulullah. Doa ini ia

pakai ketika ada masalah. Tidak hanya doa, dengan diberikannya

nasehat kalau memberikan doa-doa kejawen maupun nomer togel

kepada orang yang datang merupakan perbuatan dosa, Mbah Warsi

pun menghentikan tindakannya tersebut.

Senada dengan itu, Kyai Habib juga menceritakan perjuangan

dakwahnya di Desa Canggu, khususnya Dusun Surowono. Awal-awal

datangtahun 1986 ia hampir diusir bahkan dibunuh oleh salah satu

pemuda desa, karena merasa terganggu aktivitasnya dengan dakwah

yang dilakukan. Habib diperlakukan seperti itu selama bertahun-tahun.

Trek-trekandengan membawa sepeda motor di depan rumah hingga

diludahi sekitar 3 sampai 4 tahun. Tapi untuk saat ini, kondisi tersebut

tidak ditemukan lagi. Ia menjelaskan kalau pemuda itu justru ikut

mengaji di masjid, mengumandangkan adzan dan pujian secara tekun.

Bukti lainnya juga tercermin dari warga Dusun Sidodadi.

Menurut Mbah Qosim, salah satu tokoh yang memperjuangkan

pendidikan agama setelah G/30 S PKI, daerah Sidodadi awalnya

adalah tanah persil atau jajahan Belanda. Ketika Belanda sudah pergi,

tanah tersebut dikuasai oleh PKI. Dalam kekuasaannya, warga

diperintahkan untuk masuk PKI dengan imbalan sawah 250 ru dan

tanah karangan 30 ru tiap orangnya. Karena tertarik dengan tawaran

tersebut ditambah peran dari Kepala Dusun yang menjabat saat itu,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 49: BAB III - digilib.uns.ac.id filekemarau , para petani memilih untuk menanam beberapa jenis tanaman seperti jagung, kedelai, kacang tanah, bawang, paprika, ataupun ubi jalar. S aat

104

bisa dikatakan 100% warga berbondong-bondong mendaftar jadi

anggota Buruh Tani Indonesia (BTI) yang ada di bawah komando PKI.

Banyak cerita selama PKI berkuasa. Karena PKI adalah

organisasi komunis anti pancasila, maka warga yang menjadi

anggotanya pun ibarat juga tidak beragama. Mereka tidak shalat, suka

main judi, memelihara anjing, dan bahkan benci dengan orang

beragama. Untuk menunjukkan hal itu, Imam Fatawi, salah satu

pengajar di MI Islamiyah 2 Sidodadi, mengatakan bahwa dulu Kyai

Bisri bersama dua orang temannya pernah disiksa oleh warga setempat

karena ingin menuntut ilmu agama di Pondok Sumbersari. Padahal

mereka tidak mengganggu ataupun membuat masalah di dusun

tersebut. Hanya dengan berjalan kaki melewati Sidodadi dan karena

ada warga yang tahu kalau akan menuntut ilmu agama, akhirnya

mereka ditali di daerah yang sekarang dibangun Masjid Subulussalam.

Tidak hanya itu, orang di luar desa pun sampai tahu bagaimana kondisi

warga saat di bawah komado PKI. Fatawi bercerita bahwa ia pernah

sekolah di Desa Krecek Badas. Waktu di sekolah itu, ada seorang guru

bertanya “Kamu rumahnya di mana?” Fatawi langsung menjawab,

“Sidodadi”. Mendengar jawaban itu, guru tersebut mengusap

kepalanya dan mengatakan “Beruntung, kamu mau sekolah di sini.

Soalnya daerah itu dulu tempatnya orang abangan, orang tidak santri

semua.”

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 50: BAB III - digilib.uns.ac.id filekemarau , para petani memilih untuk menanam beberapa jenis tanaman seperti jagung, kedelai, kacang tanah, bawang, paprika, ataupun ubi jalar. S aat

105

Setelah tanggal 30 September 1965, organisasi PKI dibubarkan

oleh pemerintah dan sejak saat itu banyak tokoh yang akhirnya berani

untuk menyebarkan agama islam.Fatawi menuturkan bahwa dulu ada

salah satu tokoh yang namanya Ahmad Jafar. Karena mampu dari segi

finansial, ia berusaha untuk memperjuangkan tanah yang sekarang

dibangun Masjid Subulussalam dan MI Islamiyah 2 Sidodadi. Untuk

masjid baru dibangun sekitar tahun ‟70-an, sedangkan madrasahnya

resmi didirikan pada tanggal 1 Desember 1965. Namun meski

begitu,perjuangan para tokoh tetaplah berat.Bahkan

Qosimmemaparkan, awal ia masuk ke Sidodadi tahun 1973 masih

banyak warga yang belum islam. Sehingga walaupun PKI sudah pergi,

masyarakat tidak bisa berubah begitu saja.

Ditambah lagi dengan mulainya orde baru. Pada saat itu

dampak dari pegawai negeri sipil (PNS) di Dusun Sidodadi sangat

besar. Mengingat MI Islamiyah 2 bukan sekolah negeri, begitupun

dengan beberapa madrasah di dusun lain, maka Bu Kasun Sidodadi

yang juga PNS, mengajak masyarakat untuk menyekolahkan anaknya

di Sekolah Dasar Negeri (SDN). Fatawi menjelaskan, waktu masih MI,

sekitar tahun ‟80-an, ia menemui banyak anak dari Dusun Bloran yang

justru bersekolah di MI Islamiyah 2, sedangkan anak-anak setempat

memilih ke SDN. Jadi dalam satu kelas ada 36 siswa. 2 orang di

antaranya berasal dari Desa Sarirejo, 24 siswa dari Bloran, dan 10

lainnya anak Sidodadi. Bahkan lebih parahnya lagi, dulu sempat ada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 51: BAB III - digilib.uns.ac.id filekemarau , para petani memilih untuk menanam beberapa jenis tanaman seperti jagung, kedelai, kacang tanah, bawang, paprika, ataupun ubi jalar. S aat

106

warga yang mengatakan “Sekolah agama nanti makan apa?” Biasanya

apa laku?”.Beberapa kejadian tersebut menjelaskan bahwa dengan

adanya era orde baru, warga bekas PKI yang dulunya tidak beragama,

belum terlalu memiliki kesadaran untuk mengenal atau bahkan

mendalami ajaran-ajaran islam, karena mayoritas anak mereka justru

diberikan pendidikan umum lebih banyak dibandingkan agamanya.

Walaupun kondisi saat itu benar-benar berat untuk mengajak

masyarakat lebih mengenal, mendalami dan memahami islam, para

tokoh tidak menyerah begitu saja. Seperti yang dilakukan oleh Qosim.

Dengan berbekal doa dari Kyai Faqih Sumbersari, ia berjuang untuk

memberikan pendidikan agama bagi warga bekas PKI beserta anak-

anaknya. Usaha yang dilakukannya banyak sekali, di antaranya adalah

membuka pesantren di rumah setiap sore untuk mengajarkan Al-

Qur‟an, tata cara dan doa-doa shalat, mengadakan seni pencak,

memberikan beberapa dongeng tentang perjuangan wali songo dan

contoh-contoh bahwa Tuhan itu ada melalui tembang-tembang atau

gending, serta mengadakan pengajian di Masjid Subulussalam setiap

Bulan Maulud dan Rajab.

Seiring berjalannya waktu, kesadaran masyarakat akan nilai-

nilai agama semakin muncul. Apalagi saat reformasi. Hal inilah yang

dirasakan oleh Fatawi. Menurutnya, dengan era reformasi pikiran

masyarakat sudah mulai terbuka. Selain karena perjuangan para tokoh

yang tidak pernah berhenti, pengaruh media yang saat itu bebas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 52: BAB III - digilib.uns.ac.id filekemarau , para petani memilih untuk menanam beberapa jenis tanaman seperti jagung, kedelai, kacang tanah, bawang, paprika, ataupun ubi jalar. S aat

107

menyiarkan konten apapun, khususnya tentang agama juga sangat

besar. Karena melalui media seperti itu, masyarakat tidak hanya

bergantung pada sosialisasi agama dari para tokoh. Seperti yang

dicontohkan oleh Fatawi. Ia pernah menyuruh seseorang datang ke

masjid untuk bertanya tentang agama pada Kyai Badar. Namun orang

itu malu. Akhirnya ia lebih memilih untuk membeli buku dan memutar

kajian tiap pagi di televisi.

Tidak hanya itu, peningkatan kesadaran masyarakat Sidodadi

akan pentingnya nilai-nilai agama juga dibuktikan dengan semakin

banyaknya acara keagamaan yang ada serta kemauan dan jumlah

warga yang terlibat di dalamnya. Seperti yang sudah disebutkan di

awal bahwa acara keagamaan di Sidodadi juga sama dengan dusun-

dusun lain yaitu pengajian rutin muslimat NU, jam‟iyah yasinan, tahlil,

ataupun takhtiman Al-Qur‟an. Berbicara tentang hal itu, dulu untuk

mencari tempat mengaji di Sidodadi sangat susah. Banyak warga yang

belum mau menjadi tuan rumah dari acara tersebut. Fatawi pernah

mencari tempat yasinan, kemudian menawarkan pada seseorang dan

orang itu menjawab “Belum bisa, sepertinya nanti saja.” Tapi untuk

sekarang, yang mau dijadikan tuan rumah dari beberapa acara di atas,

sudah mulai banyak. Hal itu menunjukkan bahwa kemauan dari

masyarakat untuk berpartisipasi dalam penyebaran nilai-nilai agama

juga semakin meningkat.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 53: BAB III - digilib.uns.ac.id filekemarau , para petani memilih untuk menanam beberapa jenis tanaman seperti jagung, kedelai, kacang tanah, bawang, paprika, ataupun ubi jalar. S aat

108

Selain banyaknya acara keagamaan dan warga yang

berpartisipasi di dalamnya, kesadaran akan nilai-nilai agama juga

didapatkan dari Suparti, anak asuh kepala dusun yang dulunya menjadi

anggota PKI. Fatawi mengamati bahwa dulu ia jarang melakukan

shalat lima waktu. Tapi sekarang ia merasakan kalau Suparti ini lebih

rajin shalat dan sudah memakai hijabtiap kali keluar rumah.

Dengan banyaknya contoh perubahan terkait kesadaran akan

pentingnya nilai-nilai agama, salah satu trikotomi dari Geertz yaitu

priyayi, juga masuk ke dalamnya. Ia menuturkan bahwa priyayi

awalnya disebut hanya untuk bangsawan turun-temurun yang Belanda

paksa lepas dari raja-raja negara asli yang kalah dan berubah menjadi

pegawai negeri yang digaji. Elit pegawai ini, akar utamanya di

pengadilan Hindu-Jawa zaman pra-kolonial, mereka melestarikan dan

menanamkan etiket pengadilan yang sangat halus. Mereka tidak

menekankan unsur animisme dalam sinkretisme Jawa secara

keseluruhan seperti abangan, maupun Islam seperti yang dilakukan

santri, tapi hinduistik101

. Artinya, mereka merujuk pada kalangan

pegawai negeri yang tidak berhubungan dengan klenik bernuansa

kejawen ataupun percaya pada hal-hal mistis seperti tujul, demit,

lelembut, danjang, maupun memedi layaknya kaum abangan, dan tidak

pula benar-benar melaksanakan syariat islam seperti shalat, puasa,

zakat, haji, yang menjadi ciri khas dari golongan santri.

101

Geertz, Clifford, Op.cit. hlm. 6.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 54: BAB III - digilib.uns.ac.id filekemarau , para petani memilih untuk menanam beberapa jenis tanaman seperti jagung, kedelai, kacang tanah, bawang, paprika, ataupun ubi jalar. S aat

109

Hal ini terlihat dari beberapa kelompok yang masuk dalam

golongan priyayi yaitu Budi Setia, Sumarah, Kawruh Bedja, Ilmu

Sejati, dan Kawruh Kasunjatan102

. Budi Setia merupakan kelompok

diskusi yang di dalamnya membahas masalah-masalah seperti bukti

keberadaan Tuhan dan semua sifat-sifatnya, alam, penyebab, dan arti

dari mimpi, alam dan sumber kejahatan, dan segala macamnya.

Sebelum memulai diskusinya, para anggota yang terdiri dari para

pegawai, pensiun PNS, guru, federalis, serta satu atau dua republiken

yang aktif ini, melakukan meditasi selama setengah jam dengan

mengosongkan pikiran, mengatur pernafasan, dan berjuang setelah

setidaknya mengalami pengalaman mistis.

Sumarah berbeda karekter dengan Budi Setia, yang

dianggapnya terlalu teoritis. Dalam kelompok ini hampir seluruhnya

diisi dengan meditasi tanpa ada diskusi. Meditasi yang dilakukan

sangat panjang, biasanya lebih dari satu jam dan kadang-kadang

dilakukan sambil berdiri. Geertz menuliskan, ketika salah satu berhasil

dalam meditasinya,ia mendengar nyanyian Tuhan, dalam gaya

tembang Jawa, berisi berbagai perintah dan larangan yang membentuk

kitab suci. Namun kalau ada beberapa yang tidak mencapai hal ini,

guru menyanyikan bukunya sendiri yang disalin dari dikte pendiri dan

kepala guru Sumarah. Oleh sebab itu, kelompok ini membentuk

identitasnya sebagai masyarakat sosial yang beragama, namun

102

Ibid. hlm. 339.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 55: BAB III - digilib.uns.ac.id filekemarau , para petani memilih untuk menanam beberapa jenis tanaman seperti jagung, kedelai, kacang tanah, bawang, paprika, ataupun ubi jalar. S aat

110

berdasarkan mistisisme dan bukannyaislam. Bukti keagamaannya

terlihat dari sumpah mereka yaitu setiap anggota dari Sumarah secara

berjamaah meyakini keberadaan Tuhan yang menciptakan surga, bumi

dan semua isinya, dan mereka mengakui Nabi dan kitab suci.

Selanjutnya adalah Kawruh Bedja. Kelompok ini hampir sama

dengan Budi Setia hanya saja tidak ada proses meditasi di dalamnya.

Mereka menekankan pada sisi intelektualitas, yang mana untuk

menjadi guru utama harus mempelajari berbagai majalah dan publikasi

lainnya selama 5 bulan. Setelah itu mereka akan mendiskusikannya

dengan masyarakat sekitar.

Untuk Ilmu Sedjati, masing-masing guru harus menghafal

delapan belas poin yang harus diajarkan. Ilmu yang berisi ulasan dan

sebagian besar disampaikan dalam bentuk nyanyian ini, dituntut untuk

bisa selesai dalam satu malam. Poin yang dinilai rahasia dan bisa

diungkap oleh Geertz melalui informasi dari orang lain tersebut

mencakup reinterpretasi kabalistik dari pengakuan iman untuk

membaca “saya percaya Tuhan dalam diri saya dan napas saya adalah

wakilnya”, reinterpretasi pilar lain misalnya, puasa tidak hanya

membatasi makanan dan minuman seseorang, tetapi juga membatasi

ekspresi seseorang dari kemarahan dan mementingkan diri sendiri,

sarana zakat memberikan nasihat yang baik kepada orang lain serta

uang dan makanan; ibadah haji merupakan ke ibadah dalam dirisendiri,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 56: BAB III - digilib.uns.ac.id filekemarau , para petani memilih untuk menanam beberapa jenis tanaman seperti jagung, kedelai, kacang tanah, bawang, paprika, ataupun ubi jalar. S aat

111

diskusi tentang perilaku yang benar atau sopan terhadap orang tua,

mertua, kakek-nenek, raja, dan guru, dan lain-lain.

Dan yang terakhir yaitu Kawruh Kasunjatan. Pada kelompok

ini gurunya adalah mantan kepala desa federalis untuk Kecamatan

Pare, dan lebih mendekati abangan daripada priyayi. Hal inilah yang

menyebabkan Kawruh Kasunjatan dan Ilmu Sedjati cenderung ke arah

sana dibandingkan 3 kelompok lainnya yang didominasi oleh kaum

priyayi. Tradisi yang dilakukan kental dengan suasana mistis

dibuktikan dari pertemuan setiap tiga puluh lima hari (pada Minggu

legi) di rumah salah satu guru di Kecamatan Pare sepanjang malam.

Sejak dari jam delapan sampai tengah malam, pertemuan itu terbuka

untuk siapa saja, sedangkan dari tengah malam sampai subuh bersifat

rahasia. Waktu sebelum tengah malam, acara ditujukan untuk anggota

baru, di mana guru duduk di depan dan membacakan keyakinan

organisasi dengan nyanyian dalam sastra Jawa.

Beberapa kelompok yang sudah disebutkan di atas, sekarang

ini cenderung memudar di Desa Canggu. Kelompok Budi Setia

misalnya. Dengan menekankan pada meditasi dan diskusi keagamaan,

lambat laun mulai berganti model. Yang bisa dijadikan contoh

perubahannya adalah lailatul ijtima‟. Menurut Heri, dalam acara

tersebut para ulama‟ berkumpul tanpa ada meditasi terlebih dahulu,

untukmendiskusikan masalah-masalah agama seperti temuan kejadian

yang tidak tahu hukumnya, setiap satu tahun sekali di masing-masing

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 57: BAB III - digilib.uns.ac.id filekemarau , para petani memilih untuk menanam beberapa jenis tanaman seperti jagung, kedelai, kacang tanah, bawang, paprika, ataupun ubi jalar. S aat

112

dusun secara bergantian.Dan untuk kelompok-kelompok lain, mulai

Sumarah sampai Kawruh Kasunjatan juga mengalami hal yang sama.

Karena semakin mendalamnya ajaran islam di Desa Canggu yang

terbukti dari banyaknya acara keagamaan, tempat peribadatan, para

tokoh, maupun lembaga pendidikan islam, membuat hal-hal yang

berhubungan dengan meditasi ada kesan mulai ditinggalkan.

Sedangkan diskusi atau pertemuan-pertemuan untuk membahas

masalah agamasudah beralih ke forum-forum pengajian, yang sifatnya

terbuka bagi siapapun.

Dan satu lagi trikotomi dari Geertz yang mengalami perubahan

sekaligus menjadi penanda bahwa kesadaran akan pentingnya nilai-

nilai agama masyarakat semakin bagus. Golongan tersebut adalah

santri. Beberapa perubahan yang bisa diamati mencakup acara

keagamaan, lembaga pendidikan islam, dan tempat peribadatan. Untuk

acara keagamaan, kegiatan santri yang dulu berhasil ditemui berupa

pengasoan, sebuah pertemuan doa mingguan (terpisah untuk setiap

jenis kelamin), yang mana para ulama‟ baik perempuan maupun laki-

laki, berbicara tentang islam khusunya masalah etik dan penerapannya

di masyarakat. Sedangkan di beberapa desa, kegiatan yang dilakukan

oleh kelompok NU dan Masjumi ini, biasanya diisi dengan membaca

Al-Qur‟an103

. Pengaosan yang dimaksud oleh Geertz tersebut masih

berjalan hingga sekarang. Dan justru tidak hanya di lingkup kecamatan

103

Ibid. hlm.168

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 58: BAB III - digilib.uns.ac.id filekemarau , para petani memilih untuk menanam beberapa jenis tanaman seperti jagung, kedelai, kacang tanah, bawang, paprika, ataupun ubi jalar. S aat

113

saja, 5 dusun di Desa Canggu melakukannya secara rutin dengan

agenda masing-masing. Sebagai tambahan pula, sekarang acara

keagamaan lebih beragam dengan kegiatan-kegiatan seperti jam‟iyah

tahlil, yasin, takhtiman Al-Qur‟an, manakib, barzanji, diba‟, serta

istighatsah. Perubahan tersebut menunjukkan kesan bahwa kesadaran

untuk mendalami nilai-nilai agama semakin kuat. Mengingat, sebuah

kegiatan tidak bisa berjalan atau akan terhenti begitu saja apabila tidak

didukung oleh minat atau kemauan masyarakat untuk mengikutinya.

Lebih lanjut, terdapat pula perubahan pada lembaga pendidikan

islamnya. Geertz menuliskan kalau pendidikan santri berkaitan dengan

pondok pesantren maupun madrasah. Saat itu jumlah madrasah di Pare

hanya 11 sekolah dengan murid sekitar 1500 orang104

. Sedangkan

sekarang, menurut data kelurahan, Desa Canggu saja memiliki5

Madrasah Ibtidaiyah (MI) dengan 685 siswa, 2 Madrasah Tsanawiyah

(MTs) sebanyak 205 siswa, dan 4 Roudhatul Athfal (RA), setingkat

taman kanak-kanak (TK) dengan jumlah 178 siswa. Selain madrasah,

ada pula pondok pesantren. Dapat dibandingkan, sekarang di Desa

Canggu sudah terdapat 5 pondok kecil dengan 200 santri. Sementara

dulu, pada lingkup yang lebih besar Geertz hanya menemukan dua

pondok besar dan sebelas pondok kecil dengan jumlah masing-masing

200 dan 60 santri. Selanjutnya, meskipun ia belum mencantumkan

berapa jumlah tempat peribadatan di Pare seperti masjid dan langgar,

104

Ibid. hlm. 185.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 59: BAB III - digilib.uns.ac.id filekemarau , para petani memilih untuk menanam beberapa jenis tanaman seperti jagung, kedelai, kacang tanah, bawang, paprika, ataupun ubi jalar. S aat

114

namun dalam satu desa ini saja ada 12 buah masjid dan 58 langgar atau

musholla yang dalam beberapa kesempatan menjadi tempat dakwah.

Bukan hanya santri pondok, dua tempat ini juga diramaikan oleh

warga sekitar baik tua maupun muda untuk mendalami ilmu agama

dari ulama‟.Hal ini belum termasuk desa-desa lain di Kecamatan

Badas ditambah beberapa desa yang masuk ke Kecamatan Pare.

Sehingga kalau membandingkan dengan lokasi penelitian yang waktu

itu belum ada pemekaran wilayah, maka sekarang perhitungannya juga

harus mencakup kedua kecamatan tersebut. Bukti tersebut

menunjukkan kesadaran masyarakat akan pentingnya nilai-nilai agama

semakin meningkat. Bahkan Nur Jannah, salah seorang warga

Surowono yang cucunya bersekolah di MI Islamiyah 1 mengatakan,

dengan menuntut ilmu di sekolah islam, dasar agamanya akan semakin

kuat. Kalau di sekolah umum, karena dasar agama dinilai kurang maka

ada ketakutan apabila anak melakukan pelanggaran-pelanggaran yang

tidak diinginkan.

Dengan banyaknya contoh perubahan di atas, maka bisa dikaitkan

dengan teori perubahan sosial budaya itu sendiri. Menurut Nanang

Martono, persamaan antara perubahan sosial dan perubahan kebudayaan

adalah keduanya berhubungan dengan masalah penerimaan cara-cara baru

atau suatu perubahan terhadap cara-cara hidup manusia dalam memenuhi

berbagai kebutuhannya. Kebudayaan mencakup segenap cara berpikir dan

bertingkah laku yang timbul karena interaksi yang bersifat komunikatif

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 60: BAB III - digilib.uns.ac.id filekemarau , para petani memilih untuk menanam beberapa jenis tanaman seperti jagung, kedelai, kacang tanah, bawang, paprika, ataupun ubi jalar. S aat

115

seperti menyampaikan buah pikiran secara simbolis dan bukan muncul

karena warisan biologis105

. Teori ini juga dikuatkan oleh Olechnicki &

Zalecki bahwa perubahan sosial budaya adalah bentuk dari proses sosial

yang bergantung pada kemunculan, hilangnya, atau restrukturisasi

komponen, yang sejauh ini sudah ada realitas sosial dan munculnya unsur

pola budaya baru.106

.

Apabila didasarkan pada teori tersebut, maka beberapa contoh

perubahan di atas bisa digolongkan ke dalam perubahan sosial budaya

karena ada cara-cara baru yang diterapkan oleh masyarakat dalam

memenuhi kebutuhan. Pada perubahan mata pencaharian misalnya. Selain

profesi yang semakin beragam, sistem di dalamnya pun juga lebih maju.

Hal inilah yang dialami oleh para petani di Desa Canggu. Mereka mulai

menerapkan penggunaan alat, pupuk dan obat-obat yang lebih modern.

Kebutuhan akan ajaran agama pun memiliki cara-cara baru dalam

aplikasinya. Kalau dulu untuk mengaktualisasikan nilai-nilai agama,

masyarakat cenderung memakai tradisi kejawen, sedangkan sekarang

sudah memasukkan nuansa-nuansa islami di dalamnya. Hal itu

menunjukkan, ada budaya baru yang berpadu dengan budaya lama, tanpa

meninggalkan unsur-unsurnya secara keseluruhan, sehingga meminjam

istilah Olechnicki & Zalecki, muncul unsur pola budaya baru.Ditegaskan pula

oleh Frank L. Elwell bahwa teknologi, struktur, atau elemen budaya baru

ditambahkan ke unsur-unsur lama, namun jarang unsur-unsur lama

105

Martono, Nanang, Op.cit. 106

Olechnicki & Zalecki (2002) dalam Dryjanska, Anna, Op.cit, hlm.72

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 61: BAB III - digilib.uns.ac.id filekemarau , para petani memilih untuk menanam beberapa jenis tanaman seperti jagung, kedelai, kacang tanah, bawang, paprika, ataupun ubi jalar. S aat

116

tersebut dibuang sepenuhnya, meskipun mereka sering dimodifikasi untuk

menampung inovasi di bagian lain dari sistem107

.

Kembali pada teori Nanang Martono, ia menyebutkan kalau

kebudayaan mencakup segenap cara berpikir dan bertingkah laku yang

timbul karena interaksi yang bersifat komunikatif seperti menyampaikan

buah pikiran secara simbolis dan bukan muncul karena warisan biologis.

Dari sini bisa diketahui bahwa komunikasi berperan dalam perubahan itu

sendiri. Seperti dijelaskandalam model asli Carley, berdasarkan teori

konstruksi, sistem sosial budaya berubah sebagai konsekuensi dari

tindakan (atau interaksi dan komunikasi) individu di dalamnya dengan

individu lain yang biasanya berinteraksi tatap muka atau secara

personal108

.Komunikasi merupakan aspek terdekat dalam kehidupan

manusia. Hakekat untuk selalu berhubungan dengan orang lain

menyebabkan komunikasi berperan penting dalam memenuhi kebutuhan.

Peran ini juga dipaparkan dalam buku Sociological Theory, Values, and

Sociocultural Change: Essays in Honor of Pitirim A. Sorokin bahwa

komunikasi merupakan salah satu proses penting dalam perubahan. Ralph

Beals pernah mengatakan: "Salah satu jalan harganya mencapai tiga

sekolah dan sekitar lima puluh administrator". Dia akan menjadi orang

pertama yang menyatakan bahwa jalan, sekolah dan berbagai agen

perubahan biasanya melibatkan komunikasi109

.

107

Elwell Frank l., Op.cit. 108

Kaufer, David S. , Carley Kathleen M., Op.cit. 109

Sorokin, Pitirim A.,Op.cit hlm. 199.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 62: BAB III - digilib.uns.ac.id filekemarau , para petani memilih untuk menanam beberapa jenis tanaman seperti jagung, kedelai, kacang tanah, bawang, paprika, ataupun ubi jalar. S aat

117

Perubahan sosial budaya yang terjadi di Desa Canggu dapat

dikaitkan dengan teori sistem terbuka yang dikemukakan oleh Fisher

dan Hawes sebelumnya. Mereka menilaisusunan komponen akan

terus-menerus berubah karena mereka mempengaruhi dan dipengaruhi

oleh variabel lingkungan110

. Banyak contoh yang bisa menjelaskan

teori ini.Misalnya untuk profesi penduduk. Shodiq, salah satu peternak

mengakui bahwa ia memilih usaha beternak ayam karena informasi

dari teman-temannya di Desa Mangiran. Selain itu, adanya keragaman

mata pencaharian dibandingkan waktu Geertz meneliti juga

dimungkinkan karena informasi dari luar ataupun media yang

dikonsumsi. Masalah pendidikan pun demikian. Komunikasi antara

Youhana dengan pihak guru merupakan salah satu faktor yang juga

menyebabkan ia mau melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi.

Kemudian, menguatnya penerapan nilai-nilai agama

disebabkan peran dari para ulama‟ maupun media dalam

menyebarkannya. Para ulama yang sebelumnya belajar ke pondok

pesantren di desa lain membawa ilmunya kembali ke desa untuk

diberikan kepada masyarakat. Begitupun dengan media. Terdapat

warga yang gemar mengikuti acara-acara pengajian di televisi maupun

radio hingga akhirnya menambah pengetahuan. Namun ada pula

ulama‟ yang mendapatkan ilmunya dari media untuk selanjutnya

diajarkan pada warga. Beberapa contoh tersebut menandakan bahwa

110

Communication Yearbook 3, Op.cit.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 63: BAB III - digilib.uns.ac.id filekemarau , para petani memilih untuk menanam beberapa jenis tanaman seperti jagung, kedelai, kacang tanah, bawang, paprika, ataupun ubi jalar. S aat

118

masyarakat di Desa Canggu tidak tertutup dengan akses informasi dari

luar. Mereka menerima tanpa ada pencegahan atau perlawanan.

3.2 Peran Komunikasi

Menurut temuan yang didapat, komunikasi sebagai aspek yang

dekat dengan kehidupan manusia, cenderung membawa dampak bagi

beberapa perubahan sosiokultural di Desa Canggu Kecamatan Badas,

wilayah pemekaran Kecamatan Pare. Adapun tingkatan komunikasi yang

berperan mencakup interpersonal, kelompok dan komunikasi massa.

Dimulai dari tingkatan pertama, Trenholm dan Jensen mengatakan

bahwa komunikasi interpersonal dilakukan antara dua orang yang

berlangsung secara tatap muka, biasanya bersifat spontan dan informal.

Peserta satu sama lain menerima umpan balik secara maksimal. Peserta

komunikasi berperan secara fleksibel sebagai pengirim dan penerima.

Setelah orang ketiga bergabung di dalam interaksi tersebut, berakhirlah

komunikasi antarpribadi, dan berubah menjadi komunikasi kelompok

kecil111

. Pendapat ini dikuatkan Schramm yang menganggap, komunikasi

sebagai interaksi dengan kedua pihak yang menyandi, menafsirkan,

menyandi-balik, mentransmisikan, dan menerima sinyal112

. Persamaan

kedua teori di atas, sama-sama menekankan pada aspek interaksi, di mana

seseorang dapat berperan sebagai komunikator sekaligus komunikan.

Dalam tahapan tersebut, mereka akan mengetahui feedback atau tanggapan

secara langsung.

111

Wiryanto, Pengantar Ilmu Komunikasi, 2004, Grasindo, Jakarta, hlm. 45. 112

Ibid.hlm. 151.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 64: BAB III - digilib.uns.ac.id filekemarau , para petani memilih untuk menanam beberapa jenis tanaman seperti jagung, kedelai, kacang tanah, bawang, paprika, ataupun ubi jalar. S aat

119

Ditambahkan oleh Wiryanto, pada hakikatnya komunikasi

antarpribadi adalah komunikasi antara komunikator dengan komunikan.

Komunikasi ini paling efektif mengubah sikap, pendapat, atau perilaku

seseorang. Komunikasi antarpribadi bersifat dialogis. Artinya, arus balik

terjadi langsung. Komunikator dapat mengetahui tanggapan komunikan

saat itu juga. Komunikator mengetahui secara pasti apakah komunikasinya

positif, negatif, berhasil atau tidak. Jika tidak berhasil maka komunikator

dapat memberi kesempatan kepada komunikan untuk bertanya seluas-

luasnya113

. Berdasarkan dua konsep di atas, berikut penerapan sekaligus

peran komunikasi interpersonal pada perubahan sosial budaya masyarakat:

a. Mata Pencaharian

Terdapat perubahan mata pencaharian antara tahun ‟50-an

dengan yang sekarang, baik dari jenis maupun penerapannya. Untuk

itu, berbicara tentang peran komunikasi dalam perubahan tersebut,

cenderung disebabkan oleh komunikasi interpersonal dan kelompok.

Komunikasi antarpribadi yang digunakan oleh masyarakat untuk

memilih sebuah profesi dan mendalami tentang itu, sebagian besar

didapatkan dari teman, keluarga atau ahli. Misalnya saja para petani.

Waktu peneliti berkunjung ke sebuah lahan pertanian di Dusun

Canggu, terdapat kumpulan buruh tani yang sedang memanen padi. Di

sana mereka menceritakan banyak hal terkait dengan ilmu pertanian

yang didapatnya. Mereka kompak menjawab bahwa dalam menanam

113

Ibid. hlm. 36.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 65: BAB III - digilib.uns.ac.id filekemarau , para petani memilih untuk menanam beberapa jenis tanaman seperti jagung, kedelai, kacang tanah, bawang, paprika, ataupun ubi jalar. S aat

120

padi tidak diperlukan teori atau sekolah yang tinggi. Langsung saja

belajar pada orang lama yang sebelumnya pernah menanam dan

terapkan. Bahkan salah satu dari mereka yaitu Hanif mengatakan kalau

untuk mengetahui cara bercocok tanam cukup dengan gethok tular,

pertukaran informasi antara orang satu dengan yang lain. Apabila

seseorang mendapatkan informasi baru maka akan cepat menyebar

kepada orang lain dari mulut ke mulut. Karena memiliki profesi yang

sama dengan lingkup wilayah tidak terlalu luas, hal ini sangat

memungkinkan bagi para petani untuk saling bertemu ataupun bertukar

informasi.

Selain itu, ilmu baru juga bisa didapatkan melalui konsultasi

dengan para penjaga di toko pertanian. Biasanya mereka akan

memberikan solusi apabila ada yang datang untuk bertanya tentang

masalah-masalah tertentudan cara mengatasinya. Menurut Hanif, salah

satu petani, dulu masih banyak yang menggunakan garam untuk pupuk

dan gadung atau mentor sebagai obat pemberantas hama ulat. Tapi

sekarang, cara-cara tersebut sudah digantikan dengan pupuk atau obat

yang didapat dari toko. Dari perubahan itu menunjukkan bahwa ada

komunikasi interpersonal yang terjalin antara petani dengan penjaga

toko sehingga ada kemajuan dalam bercocok tanam.

Kondisi ini juga dialami oleh Tukimin. Meskipun tomat bukan

komoditas yang paling banyak ditanam, ia tetap melakukannya dan

mendapatkan ilmu dari teman yang pernah menanam itu. Saat pertama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 66: BAB III - digilib.uns.ac.id filekemarau , para petani memilih untuk menanam beberapa jenis tanaman seperti jagung, kedelai, kacang tanah, bawang, paprika, ataupun ubi jalar. S aat

121

akan menanam, Tukimin sering bertanya dan mengamati tentang cara

penanaman dan perawatannya. Contohnya adalah masalah pemakaian

anjang-anjang atau tali. Sebelumnya ia tidak tahu tentang itu. Tapi

setelah mengamati dan diberi tahu oleh teman bahwa manfaat dari

pemakaian tali adalah untuk menahan berat tomat, akhirnya ia mau

menerapkan. Sama juga ketika Tukimin menanyakan perbedaan antara

tanaman tomat yang diwiwil (pemotongan cabang bagian bawah) dan

tidak. Temannya menjawab kalau diwiwil, tomat yang dihasilkan lebih

besar dan kualitasnya lebih bagus daripada yang tidak.

Selain petani, peternak pun juga mengalami hal yang sama.

Berdasarkan penuturan Shodiq, dalam membuka usaha ayam petelur ia

mendapatkan inspirasi dari kakak dan teman-temannya di Desa

Mangiran yang juga bergerak di bidang tersebut. Menurutnya, rata-rata

peternak di Desa Canggu itu ikut-ikutan. Dengan informasi dari teman

tentang ternak ayam seperti apa, akhirnya mereka ikut mencoba.

Berbeda dengan Shodiq, Miftahul Mahsun, salah seorang peternak

juga mengatakan bahwa awal membuka usaha, ia hanya berdasarkan

pada pemikiran sendiri, bukan dari teman atau siapapun. Namun untuk

keberjalanannya, terutama tentang cara merawat, pemberian pakan,

dan segala macamnya, ia sering menjalin komunikasi dengan dokter di

salah satu toko peternakan. Misalnya ia pernah berkonsultasi tentang

waktu yang paling bagus untuk memberikan pakan ayam atau cara

mengobati ayam yang sedang sakit.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 67: BAB III - digilib.uns.ac.id filekemarau , para petani memilih untuk menanam beberapa jenis tanaman seperti jagung, kedelai, kacang tanah, bawang, paprika, ataupun ubi jalar. S aat

122

Begitupun dengan yang dialami oleh Mujiani, salah seorang

pedagang rumahan. Awal ia membuka usaha di bidang tersebut adalah

keinginannya sendiri. Dulunya, ia hanya menjual beberapa kebutuhan

dapur seperti sayuran, cabai, bawang merah, bawang putih, dan lain-

lain, tapi sekarang tokonya sudah mulai lengkap dengan adanya

barang-barang seperti air minum kemasan, sabun, tisu pembersih, buku

tulis, dan segala macamnya.Banyak warga yang datang silih berganti,

sampai-sampai Mujiani baru menutupnya jam 10 malam. Perubahan

ini tidak lepas karena dampak darikomunikasinya dengan anak yang

pada saat itu menawarkan untuk memperbaiki tokonya tersebut.

Tidak hanya petani, peternak, dan pedagang, profesi yang

belum ditemukan saat Geertz melakukan penelitiannya yaitu petani

ikan, juga mengalami hal yang sama. Bambang sebagai warga yang

menjalani profesi ini menuturkan bahwa usaha tersebut sudah turun

temurun dari orang tuanya sejak tahun ‟60-an. Dari sini tentu bisa

dicermati kalau ada komunikasi interpersonal yang terjalin di antara

mereka. Sebelum meninggal orang tuanya berpesan kepada Bambang

untuk meneruskan usaha tersebut. Sehingga sampai sekarang ia pun

tetap bergelut pada pembiakan bibit ikan dan pemasarannya ke luar

daerah.

Beberapa contoh di atas, menunjukkan bahwa dalam memilih

dan mendalami tentang suatu profesi, masyarakat cenderung

mendapatkannya dari komunikasi antarpribadi. Banyak warga yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 68: BAB III - digilib.uns.ac.id filekemarau , para petani memilih untuk menanam beberapa jenis tanaman seperti jagung, kedelai, kacang tanah, bawang, paprika, ataupun ubi jalar. S aat

123

mendapatkan cerita, ilmu dan ajakan dari orang-orang di sekitarnya

untuk melakukan hal yang sama dengan mereka. Ada kesan kalau

komunikasi massa kurang berperan dalam perubahan ini. Karena

media yang sering dikonsumsi oleh masyarakat seperti televisi dan

radio, jarang memberikan informasi terkait itu. Ditambah pula dengan

beberapa warga yang hanya menggunakan media tersebut sebagai

hiburan saat penat atau lelah dengan rutinitas yang ada.

b. Struktur Sosial Khusunya Dilihat dari Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan di Desa Canggu masih banyak didominasi

oleh tamatan SD, SMP, SMA, dan bahkan tidak bersekolah. Namun

dalam 5 tahun terakhir, lulusan diploma atau sarjana juga relatif

banyak. Kemajuan tersebut menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat

akan pentingnya pendidikan cukup bagus, yang salah satunya

disebabkan oleh komunikasi dengan orang-orang terdekat seperti

orang tua, saudara, dan guru. Hal inilah yang dialami oleh Youhana.

Awalnya, keputusan untuk berkuliah adalah karena motivasi dari orang

tua. Mereka selalu mendorong anak-anaknya agar memiliki pendidikan

tinggi. Apalagi ibunya pernah mengatakan bahwa ia tidak ingin kalau

anaknya hanya lulusan SMA seperti dirinya. Katakanlah ada

kekurangan biaya, semua itu bisa dicari. Jangan sampai karena

masalah ekonomi, pendidikan harus dikorbankan. Guru di sekolah pun

juga sama. Mereka banyak memberikan nasehat pada Youhana agar

melanjutkan pendidikannya. Apalagi, ia dikenal cukup berprestasi.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 69: BAB III - digilib.uns.ac.id filekemarau , para petani memilih untuk menanam beberapa jenis tanaman seperti jagung, kedelai, kacang tanah, bawang, paprika, ataupun ubi jalar. S aat

124

Sehingga akan sangat disayangkan apabila modal tersebut tidak

dimanfaatkan untuk sesuatu yang penting seperti kuliah. Sedangkan

dua kakaknya yang sudah lebih dulu menyandang gelar sarjana selalu

menguatkan untuk terus menuntut ilmu, karena semua itu tidak ada

yang sia-sia. Tanpa tahu kapan, ilmu yang dimiliki pasti akan berguna

suatu saat nanti.

Selain Youhana, kakak pertamanya juga menceritakan tentang

keputusannya untuk kuliah. Ternyata dari awal ia sudah tidak tertarik

masuk ke perguruan tinggi karena lebih memilih bekerja dan

membantu perekonomian keluarga. Namun atas nasehat orang tua,

akhirnya ia memutuskan untuk mengambil jurusan D3 Kebidanan. Dan

ilmu yang didapatkannya tersebut sekarang dapat diterapkan pada

masyarakat dengan menjadi seorang bidan.

Sama halnya dengan Farida. Bendahara desa ini juga lulusan

sarjana Pendidikan Bahasa Indonesia di Universitas Islam Malang. Ia

mengatakan,awalnya orang tua menyuruhnya untuk menikah. Meski

demikian, mereka tidak terlalu kaku yang mengharuskan anaknya

untuk melakukan hal itu. Kalau semisal ia belum siap dan memilih

untuk kuliah, mereka tetap mendukung sepenuhnya. Apalagi dari segi

finansial juga mampu. Farida pun merasakan sendiri bahwa peran

orang tua adalah faktor utama yang membuatnya semakin termotivasi

dalam melanjutkan pendidikan, walaupun di awal pernah menawarkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 70: BAB III - digilib.uns.ac.id filekemarau , para petani memilih untuk menanam beberapa jenis tanaman seperti jagung, kedelai, kacang tanah, bawang, paprika, ataupun ubi jalar. S aat

125

keputusan yang tidak ia suka. Mereka selalu mendukung apa yang

menjadi pilihan dari anak-anaknya.

c. Memudarnya Tradisi Lama dan Kesadaran Akan Nilai-Nilai Agama

Kedua aspek ini sebenarnya memiliki kesamaan. Sama-sama

cenderungdisebabkan oleh meluas dan mendalamnya ajaran islam di

Desa Canggu.Hal itu dilakukan oleh para tokoh dengan salah satu

caranya menggunakan komunikasi interpersonal. Bentuk komunikasi

yang diberikan adalah memberikan sosialisasi tentang nilai-nilai

agama. Seperti ritual di belakang rumah Heri. Karena menganggap itu

tindakan yang salah, akhirnya ia memberikan nasehat kepada orang

yang melakukan agar tidak mengulangi lagi. Pesan yang ia sampaikan

adalah ritual itu tindakan syirik, mengundang dosa besar dan tidak

termaafkan. Sekali mungkin diberi isyarat tapi bisa jadi itu hanya

kebetulan. Nanti kalau sudah kedua, ketiga, keempat, biasanya tidak

akan terulang kembali. Heri juga menambahkan,

Ini menurut cerita bapak itu ya. Bapak ini orang yang syiar

agama di daerah Canggu. Itu sejak tahun ‟65, sejak adanya

peristiwa PKI. Itu banyak orang sini yang terlibat. Terlibat

masuk di aliran komunis. Ayahnya bapak ini, Mbah Abdul

Mu‟id, beliaunya mendirikan madrasah, terus sebagian orang-

orang diajak ke situ dan akhirnya diajak shalat bersama.

Dengan sabar beliaunya mendakwahkan sampai ke bapak saya

ini, termasuk dipondokkan di pesantren cukup bagus di

Lirboyo. Akhirnya pulang, beliau yang meneruskan.

Meneruskan dakwah bapaknya itu. Sampai sekarang ini turun

temurun dan di situ di daerah Canggu mulailah bermunculan

pondok-pondok kecil. Terus masjidnya juga mulai banyak

berdiri. Dari situ penerangan-penerangan dakwah disebarkan

lewat masjid, musholla, pondok-pondok kecil dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 71: BAB III - digilib.uns.ac.id filekemarau , para petani memilih untuk menanam beberapa jenis tanaman seperti jagung, kedelai, kacang tanah, bawang, paprika, ataupun ubi jalar. S aat

126

berkembanglah Desa Canggu ini menjadi desa yang cukup

religius sekarang.

Berbeda halnya dengan Khoirul Anam. Sebelum banyak

pemuda yang berkumpul di rumahnya untuk mengaji, terlebih dahulu

Anam berkeliling desa untuk mendekati mereka satu per satu dan

memasukkan ajaran islam sedikit demi sedikit. Ia mengatakan bahwa

banyak anak yang tidak sekolah, tidak mau mengaji ataupun shalat,

adu jago, mabuk-mabukan, keluyuran, trek-trekan dengan sepeda

motor, bahkan ada yang membawa narkoba. Dari semua masalah yang

ada, ia tidak terburu-buru mendakwahkan tentang agama. Tapididekati

secara perlahan. Dampak dari komunikasi interpersonal antara Anam

dengan beberapa pemuda tersebut menumbuhkan kemauan untuk

bertindak sesuai tuntunan agama. Banyak dari mereka yang bertanya

“Bagaimana ini Gus kalau mau wudhu dengan tatoan?” Anam

menjawab tidak apa-apa. Karena masih permulaan. Kalau nanti

dijawab tidak sah, takutnya mereka tidak mau mengaji. Ada juga

pertanyaan tentang “Bagaimana mabuk dengan keadaan shalat Gus?”

Anam juga menjawab tidak apa-apa. Yang penting mau shalat dulu.

Contoh lain bisa didapatkan juga dari nasehat yang diberikan

oleh Anam kepada Mbah Warsi tentang ilmu kejawen yang

dimilikinya. Seperti penjelasan di atas bahwa ia pernah mengatakan

“Mbah, kalau di ajaran islam tidak boleh seperti itu. Sampean nanti

ikut mendapat siksaannya di akhirat”. Lantas Mbah Warsi bertanya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 72: BAB III - digilib.uns.ac.id filekemarau , para petani memilih untuk menanam beberapa jenis tanaman seperti jagung, kedelai, kacang tanah, bawang, paprika, ataupun ubi jalar. S aat

127

“Loh, masak begitu? Padahal saya hanya memberi tahu saja”. Anam

pun kembali menjawab “Lha iya, memberi tahu itu sama saja

dosanya.” Dari percakapan tersebut membuat Mbah Warsi tidak

melakukannya lagi sampai meninggal. Ia berujar “Saya sekarang tidak

mau memberi nomor lagi”.Tidak hanya itu, konsultasi yang

dilakukkanya dengan Anam juga mencakup doanya shalat maupun

bacaan ketika ruku‟ dan sujud. Selain Anam, komunikasi interpersonal

yang dilakukan oleh Mbah Warsi dengan suamiturut membuat

perubahan perilaku pada dirinya. Diajak mengenal islam lebih dalam,

melakukan syariat-syariatnya, membuat adat kejawen yang sering

dilakukan berangsur memudar. Bahkan ia secara rutin melaksanakan

shalat fardhu maupun sunah dan menambahkan bacaan-bacaan islami

dalam doa jawanya.

Menanggapi hal ini, Najib mengatakan bahwa dataran rendah

seperti Desa Canggu ini, dekat dengan kota, maka akulturasi

budayanya semakin cepat. Budaya kejawen semakin cepat

ditinggalkan karena informasi yang diberikan melalui orang-orang

pintar atau televisi lebih banyak. Ia menyebutnya dengan istilah

wartawan gosip. Pertukaran informasi lebih cepat dilakukan melalui

orang per orang. Seseorang yang memiliki informasi tertentu akan

langsung menyampaikannya pada orang lain. Begitu seterusnya.

Sedangkan di daerah dataran tinggi, budaya kejawen lebih kental

karena jauh dari kota sehingga akses informasi juga kurang. Mereka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 73: BAB III - digilib.uns.ac.id filekemarau , para petani memilih untuk menanam beberapa jenis tanaman seperti jagung, kedelai, kacang tanah, bawang, paprika, ataupun ubi jalar. S aat

128

lebih banyak berkomunikasi dengan orang tua atau orang-orang

terdekat dan akhirnya perubahan itu semakin sulit untuk diwujudkan.

Dari temuan di atas, dan juga sifat dialogis yang ditekankan

oleh Wiryanto sebelumnya, bisa dikuatkan oleh teori Carl Rogers.

Teori ini menekankan pada aspek hubungan antar individu. Stephen

W. Littlejohn dan Karen A. Foss mengungkapkan, kadang-kadang, kita

mendapati diri kita dalam hubungan-hubungan di mana kita

memainkan sebuah peran yang mendukung, mencoba untuk membantu

pertumbuhan dan perubahan orang lain. Kapan pun seseorang

membutuhkan dukungan-apakah Anda seorang terapis profesional atau

bukan-Anda memiliki kesempatan untuk terlibat dalam apa yang

Rogers sebut dengan hubungan tolong-menolong (helping

relationship)114

.

Relevansi antara teori tersebut dengan temuan yang didapat

dapat dicontohkan melalui peran komunikasi dalam perubahan profesi

penduduk. Beberapa petani menuturkan, mereka belajar tentang ilmu-

ilmu pertanian salah satunya dari penjaga toko. Melalui komunikasi

tersebut, ada perubahan yang terjadi, misalnya dalam penggunaan

pupuk dan obat pemberantas hama. Kalau dulu banyak menggunakan

cara tradisional, sekarang lebih mengandalkan produk-produk di toko

pertanian. Peran semacam ini bisa digolongkan sebagai hubungan

tolong menolong yang dicetuskan oleh Rogers di atas. Apabila

114

Littlejohn, Stephen W., Foss, Karen A., Teori Komunikasi, 2009, Salemba Humanika, Jakarta,

hlm. 311.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 74: BAB III - digilib.uns.ac.id filekemarau , para petani memilih untuk menanam beberapa jenis tanaman seperti jagung, kedelai, kacang tanah, bawang, paprika, ataupun ubi jalar. S aat

129

dianalisis, para penjaga toko yang dijadikan tempat konsultasi oleh

para petani, mencoba untuk membantu pertumbuhan dan perubahan

pada sistem pertanian mereka dengan memberikan solusi yang tepat.

Hal ini dibuktikan dengan penuturan Hanif, salah satu petani, bahwa

dulu masih banyak yang menggunakan garam untuk pupuk dan gadung

atau mentor sebagai obat pemberantas hama ulat. Tapi sekarang, cara-

cara tersebut sudah digantikan dengan pupuk atau obat yang didapat

dari toko. Pupuk dan obat di sini adalah hasil dari solusi yang

diberikan oleh penjaga toko berkat komunikasinya dengan petani.

Tidak sampai di situ, banyak contoh yang juga bisa dikaitkan

dengan teori Rogers. Seperti yang dialami oleh Tukimin, Shodiq, dan

Miftahul Mahsun. Tukimin yang pernah bertanya kepada temannya

tentang penanaman dan perawatan tanaman tomat, menjadi tahu dan

akhirnya menerapkan teknik pemakaian tali untuk menahan berat

tomat serta pemotongan cabang bagian bawah (diwiwil) agar kualitas

buah yang dihasilkan lebih bagus. Shodiq pun juga begitu.

Keputusannya untuk membuka usaha ayam petelur adalah karena

informasi dari beberapa teman yang sudah lebih dulu bergerak di

bidang tersebut. Berbeda dengan Miftahul Mahsun. Meskipun dalam

membuka usaha ia lebih mengandalkan pemikiran sendiri, namun

untuk keberjalanannya, ia tidak bisa lepas dari bimbingan ahli. Mahsun

mengakui bahwa ia sering berkonsultasi dengan ahli tersebut terkait

perawatan ayam petelur seperti apa.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 75: BAB III - digilib.uns.ac.id filekemarau , para petani memilih untuk menanam beberapa jenis tanaman seperti jagung, kedelai, kacang tanah, bawang, paprika, ataupun ubi jalar. S aat

130

Begitupun dengan Youhana, Heri, dan Khoirul Anam. Youhana

yang akhirnya kuliah di jurusan fisika murni, mendapatkan dukungan

penuh dari orang tua. Sedangkan Heri, terkait ritual yang dilakukan di

belakang rumahnya juga berperan dalam membantu perubahan orang

lain dengan memberikan pesan bahwa tindakan seperti itu adalah

syirik yang mengundang dosa besar. Lain halnya dengan Khoirul

Anam. Melalui pendekatan pada pemuda-pemuda desa yang dulunya

banyak berbuat kenakalan, ia bisa membawa perubahan di kehidupan

mereka dengan memasukkan nilai-nilai agama seperti shalat, wudhu,

mengaji Al-Qur‟an, dan semacamnya. Beberapa contoh menunjukkan,

seseorang bisa memiliki peran penting dalam membantu pertumbuhan

dan perubahan bagi orang lain melalui sebuah hubungan. Mereka

berusaha membantu agar orang yang mereka temui dapat berkembang

dan berubah menjadi lebih baik.

Secara garis besar, perubahan yang ditekankan dalam teori

Rogers bisa dilihat pada hasil penelitian. Menurut temuan, perubahan

yang terjadi mencakup aspek kognitif dan konatifnya. Untuk dampak

kognitif diartikan dengan memberikan informasi, meningkatkan

pengetahuan, menambah wawasan115

. Misalnya bagi para petani,

peternak, dan beberapa profesi lain. Melalui komunikasinya dengan

orang lain, mereka akhirnya mendapatkan wawasan atau pengetahuan

baru tentang mata pencahariannya tersebut. Dengan bertanya pada

115

Suprapto, Tommy, Op.cit, hlm. 12.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 76: BAB III - digilib.uns.ac.id filekemarau , para petani memilih untuk menanam beberapa jenis tanaman seperti jagung, kedelai, kacang tanah, bawang, paprika, ataupun ubi jalar. S aat

131

penjaga di toko pertanian, para petani akhirnya tahu tentang alternatif

pupuk dan obat pembunuh hama selain cara-cara tradisional. Sama

halnya dengan peternak. Melalui konsultasi dengan ahli, Mahsun

bertambah pengetahuannya tentang perawatan ayam petelur secara

maksimal. Begitupun nilai-nilai agama yang disosialisasikan oleh para

tokoh seperti Heri dan Anam. Masyarakat yang sebelumnya banyak

melakukan tradisi-tradisi kejawen, awam dengan ajaran agama,

akhirnya sedikit demi sedikit mulai tahu dan memahami tentang

syariat-syariat islam.

Peran komunikasi interpersonal dari orang ke orang tidak

berhenti sampai kognitifnya saja. Melainkan juga penerapan atau

konatifnya. Aspek konatif merupakan perubahan sikap, perilaku dan

perbuatan116

. Misalnya setelah para petani, peternak, pedagang, dan

beberapa profesi lain mengetahui tentang mata pencahariannya

tersebut, mereka langsung menerapkan. Petani yang datang ke toko

pertanian untuk menanyakan masalah obat hama, setelah tahu

fungsinya, ia langsung memakainya sesuai saran yang diberikan.

Begitu juga peternak. Dengan mengetahui cara beternak ayam petelur

dari teman, membuat Shodiq membuka usaha di bidang tersebut.

Selain itu, Youhana pun juga sama. Setelah mendapatkan pengetahuan

baru tentang pentingnya pendidikan dari orang tua, akhirnya ia benar-

benar memutuskan untuk kuliah. Sedangkan bagi warga yang dulunya

116

Loc.cit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 77: BAB III - digilib.uns.ac.id filekemarau , para petani memilih untuk menanam beberapa jenis tanaman seperti jagung, kedelai, kacang tanah, bawang, paprika, ataupun ubi jalar. S aat

132

memegang tradisi-tradisi kejawen maupun tidak mendalami agama,

melalui komunikasi dengan beberapa tokoh seperti Heri dan Anam,

mereka jadi tahu dan akhirnya berdampak pada perubahan perilaku

untuk meninggalkan rutinitasnya tersebut.

Berlanjut ke tingkatan selanjutnya yaitu komunikasi kelompok.

Berdasarkan temuan yang ada, komunikasi ini cenderung berdampak pada

beberapa aspek seperti mata pencaharian, memudarnya tradisi lama dan

kesadaran akan pentingnya nilai-nilai agama. Untuk teorinya, pada bab

sebelumnya sudah dituliskan sebuah pernyataan menarik dalam tulisan

Richard West dan Lynn H. Turner. Mereka menanyakan jika dinamika

kelompok kompleks dan menantang, mengapa orang sering kali

ditugaskan dalam kelompok? Jelaslah, jawabannya terletak dalam

pernyataan “Dua kepala lebih baik daripada satu”117

. Lebih lanjut, pada

tulisan tersebut juga dijelaskan bahwa John Brilhart, Gloria Galanes, dan

Katherine Adams secara efektif memberikan argument mengenai

pemikiran tersebut:

Kelompok biasanya merupakan pemecah masalah yang lebih baik,

dalam jangka panjang, daripada para individu perseorangan karena

mereka memiliki akses ke lebih banyak informasi daripada yang

dimiliki oleh seorang individu, dapat melihat kelemahan dan bias

dalam pemikiran satu sama lain, dan kemudian berpikir mengenai

hal yang mungkin gagal dipertimbangkan oleh seorang individu.

Selain itu, jika orang berpartisipasi dalam perencanaan pemecahan

suatu masalah, sangat mungkin bahwa mereka akan bekerja lebih

keras dan lebih baik dalam menjalankan rencana-rencana tersebut.

Oleh karena itu, partisipasi dalam pemecahan masalah dan

117

West, Richard & Turner, Lynn H., Op.cit., hlm. 278.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 78: BAB III - digilib.uns.ac.id filekemarau , para petani memilih untuk menanam beberapa jenis tanaman seperti jagung, kedelai, kacang tanah, bawang, paprika, ataupun ubi jalar. S aat

133

pengambilan keputusan memastikan akan adanya komitmen

berkelanjutan terhadap keputusan dan solusi tersebut118

.

Teori di atas hampir senada dengan analisis proses interaksi dari

Robert Gales. Stephen W. Littlejohn dan Karen A. Foss menuliskan bahwa

jika manusia tidak berbagi informasi secara cukup, mereka akan memiliki

seperti yang Bales sebut “permasalahan dalam komunikasi”; jika mereka

tidak berbagi opini, mereka akan mengalami “permasalahan dalam

evaluasi”; jika mereka tidak meminta atau memberi saran kelompok akan

menderita “permasalahan dalam kendali”; jika kelompok tidak dapat

mencapai kesepakatan, anggota akan memiliki “permasalahan dalam

keputusan”; dan jika ada dramatisasi yang tidak mencukupi, maka akan

menjadi “permasalahan ketegangan”; akhirnya, jika kelompok tidak

ramah, maka akan memiliki “permasalahan dalam reintegrasi”, seperti

yang dimaksudkan oleh Bales bahwa kelompok tidak mampu membangun

kembali sebuah perasaan kesatuan atau kepaduan dalam kelompok119

.

Adapun penjelasan terkait peran komunikasi kelompok terhadap

perubahan sosial budaya adalah:

a. Mata Pencaharian

Selain secara personal, peran komunikasi berkaitan dengan

mata pencaharian warga Canggu juga dilakukan melalui kelompok

berupa penyuluhan. Misalnya untuk masalah pertanian. Penyuluhan

atau sosialisasi tentang pertanian di Desa Canggu diberikan oleh

lembaga pemerintahan seperti Dinas Pertanian (Diperta) Kabupaten

118

Loc.cit 119

Littlejohn, Stephen W., Foss, Karen A., Op.cit. hlm.326

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 79: BAB III - digilib.uns.ac.id filekemarau , para petani memilih untuk menanam beberapa jenis tanaman seperti jagung, kedelai, kacang tanah, bawang, paprika, ataupun ubi jalar. S aat

134

Kediri, Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Badas dan

Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL). Penyuluhan diadakan secara

tidak menentu. Terkadang 1 atau 2 tahun sekali. Dalam arsip yang

dimiliki oleh kelompok tani ada beberapa bahasan yang disampaikan

padapenyuuhan tersebut yaitu verifikasi program pertanian dari

pemerintah, monitoring, sekolah lapangan pengelolaan tanaman

terpadu (SLPTT) jagung bisi 16, pembuatan pakan ternak, dan

penanggulangan hama. Sedangkan untuk peran dari kelompok tani

sendiri, Gunawan salah satu anggotanya memaparkan bahwa

kelompok ini jarang mengadakan kegiatan. Yang selama ini banyak

dilakukan hanya seputar pembagian pupuk, bantuan bibit, traktor, dan

pompa air kepada para petani. Dengan pembagian beberapa alat itu

membawa perubahan pada cara bertani di Desa Canggu. Dan

komunikasi kelompok berperan untuk mengenalkan dan memberikan

pemahaman tentang pemakaiannya. Akhirnya penggunaan traktor

sekarang menggantikan peran sapi untuk membajak sawah. Begitu pun

dengan pompa. Melalui alat ini, air akan disalurkan ke selokan-selokan

sawah sehingga para petani tidak hanya mengandalkan mata air.

Sama halnya dengan penyuluhan pertanian, profesi di bidang

peternakan pun juga ada kegiatan semacam itu. Diterangkan oleh

Mahsun, ia sering mengikuti penyuluhan yang diadakan oleh salah satu

toko peternakan. Dalam acara tersebut didatangkan seorang dokter ahli

dan para peserta bisa mengutarakan keluh kesahnya tentang beternak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 80: BAB III - digilib.uns.ac.id filekemarau , para petani memilih untuk menanam beberapa jenis tanaman seperti jagung, kedelai, kacang tanah, bawang, paprika, ataupun ubi jalar. S aat

135

ayam petelur. Tidak hanya Mahsun, Shodiq juga menuturkan, dirinya

dan teman-teman peternak sering mengikuti penyuluhan yang

diadakan oleh salah satu pabrik pakan. Sales dari perusahaan tersebut

mengundang mereka untuk datang ke penyuluhan karena menjadi

pelanggan setia yang selalu membeli pakan dari sana. Dalam kegiatan

tersebut, para peternak diberikan waktu khusus untuk berkonsultasi

kepada ahlinya terkait berbagai masalah ayam petelur.

b. Memudarnya Tradisi Lama dan Kesadaran Akan Nilai-Nilai Agama

Selain komunikasi interpersonal, komunikasi kelompok juga

mengambil peran dalam perubahan yang terjadi pada kedua aspek ini.

Peran yang diberikan terlihat dari adanya forum-forum pengajian.

Masing-masing dusun memiliki agenda rutin untuk mengadakan acara

keagamaan seperti pengajian muslimat NU, pengajian rutin di masjid,

jam‟iyah tahlil dan yasin, khataman Al-Qur‟an, manakiban, barzanji,

diba‟, dan istighatsah, dengan jadwal yang berbeda-beda.

Pengajian muslimat NU dihadiri oleh ibu-ibu yang diawali

dengan istightsah, tahlil dan membaca yasin bersama. Setelah

semuanya selesai, ada sosialisasi nilai-nilai agama dari para ulama‟

yang setiap pertemuannya memiliki tema tertentu. Namun secara garis

besar materi tersebut menyangkut ubudiyah (ibadah kepada Allah

SWT, muamalah (hubungan dengan sesama manusia) dan akidah.

Seperti halnya di Dusun Canggu. Pengajian di sana rutin dilaksanakan

setiap Hari Rabu dan Jumat. Dengan 150 warga yang datang, pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 81: BAB III - digilib.uns.ac.id filekemarau , para petani memilih untuk menanam beberapa jenis tanaman seperti jagung, kedelai, kacang tanah, bawang, paprika, ataupun ubi jalar. S aat

136

waktu itu peneliti bisa mengetahui bagaimana Kyai Muslih dari

Sidodadi memberikan ceramah ubudiyah tentang memperbanyak

ibadah seperti shalat, puasa dan syari‟at lainnya, sebelum meninggal.

Dengan pengajian rutin ini, ada dampak yang dirasakan oleh

masyarakat. Hal itu diungkapkan sendiri oleh Zulin Mahnin dan Binti

Nafiah. Zulin menceritakan bahwasemua tergantung pribadinya

masing-masing. Karena merasa banyak masalah, akhirnya ia belajar

dari forum-forum pengajian ataupun program televisi “buka mata buka

hati”. Manfaatnya bisa memberikan semangat tersendiri. Kalau ada

mubaligh memberikan materi tentang fadhilah shalat sunnah misalnya,

akhirnya jadi tahu manfaatnya seperti apa. Sehingga andaikan ia

terbangun di malam hari, semacam ada perang batin antara malas dan

ingin bergerak. Tapi karena teringat dengan nasehat tadi akhirnya

menyemangati diri sendiri untuk bangun “Saya harus bangun karena

waktuku belum tentu sampai besok”. Bahkan ia juga menambahkan,

kalau orang sudah rutin mengikuti pengajian, mau meninggalkan itu

ragu biasanya. Jadi dengan kecanduan seperti itu, merasa ada hidayah

yang datang. Seperti rindu akan nasehat para ulama‟,terlepas dari

bagaimana mereka menyampaikan. Sering ada kata-kata, jangan

melihat siapa yang berbicara, tapi lihatlah apa yang dibicarakan,

bermanfaat apa tidak. Sehingga sekarang, siapapun yang

menyampaikan, kalau ada manfaatnya tetap ia ambil.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 82: BAB III - digilib.uns.ac.id filekemarau , para petani memilih untuk menanam beberapa jenis tanaman seperti jagung, kedelai, kacang tanah, bawang, paprika, ataupun ubi jalar. S aat

137

Lantas, Zulin Mahnin juga mencontohkan dampak yang ia

dapatkan dengan mengikuti pengajian. Namun kali ini, bukan bersifat

rutin. Melainkan tergantung momen atau peristiwanya. Seperti

pengajian akbar di Dusun Surowono yang diadakan dalam rangka

memperingati Isra‟ Mi‟raj Nabi Muhammad SAW. Pada forum

tersebut, Kyai Anwar Zahid dari Bojonegoro menyampaikan bahwa

oleh-oleh utama yang dibawa Rasulullah dari perjalanannya adalah

shalat. Zulin menilai betapa pentingnya shalat sampai membutuhkan

perjuangan seperti itu. Mengingat materi tersebut, andaikan malas

untuk menjalankan, akhirnya ada motivasi pada diri sendiri “Ayo

shalat dulu. Pekerjaan itutidak ada habisnya. Yang penting sudah ada

makan, anak-anak kondusif. Kenapa tidak shalat sekarang”.

Selain Zulin Mahnin, ada pula Binti Nafiah yang secara rutin

mengikuti pengajian Muslimat NU. Saat ditanya dampaknya, ia

menjawab ada perubahan yang terjadi. Contohnya,lebih tepat waktu

dalam menjalankan shalat wajib ditambah ada ibadah sunnahnya juga.

Sebenarnya dulu ia sudah melakukan itu meskipun belum rutin.

Sedangkan sekarang menjadi lebih rajin. Selain itu, ia merasa lebih

akrab dengan orang lain mengingat pernah tinggal di Surabaya selama

5-6 tahun. Senada dengan Zulin, Binti juga mengakui bahwa

mengikuti pengajian bisa membuat hati lebih nyaman dan lapang

setiap ada cobaan. Bahkan jika tidak ikut terasa ada yang kurang.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 83: BAB III - digilib.uns.ac.id filekemarau , para petani memilih untuk menanam beberapa jenis tanaman seperti jagung, kedelai, kacang tanah, bawang, paprika, ataupun ubi jalar. S aat

138

Tidak hanya itu, Binti pun pernah menonton pengajian di

televisi. Namun menurutnya tetap ada beda. Ia menilai kalau mubaligh

di situ belum terlalu tahu ilmunya. Kadang makhrojnya dalam

membaca Al-Qur‟an kurang meyakinkan. Berbeda dengan ulama‟ di

desa. Dan untuk dampaknya, pengajian di televisi belum membuatnya

benar-benar menerapkan. Sebatasbertambah ilmu dan

pengalaman.Sedangkan untuk pengajian rutin, benar-benar dilakukan

misalnya setelah shalatdisuruh membaca Surat Al-Ikhlas berapa kali,

itu diterapkan betul. Terkait dampak dari pengajian rutin, Kyai Miftah

jugamengungkapkan,

Kalau kadang-kadang ada masalah, saya ungkap. Jadi topik

pembicaraan ketika itu kadang-kadang masalah yang sedang

muncul di masyarakat. Biasanya lebih bisa menerapkan. Jadi

kalau ada masalah seperti ini sikap kita sebaiknya bagaimana.

Biasanya mengajinya itu. Tapi kalau tidak ada masalah yang

penting untuk dibahas, ya mengambilnya dari kitab.

Lantasditambahkan pula,

Tapi saya merasakan pengajian ini kelihatannya juga membawa

dampak bagi masyarakat. Terutama hal-hal yang sering dialami

masyarakat, itu sedikit banyak bisa mengubah lah. Ya pernah

itu berselisih dengan tetangga, lantas nanti di forum pengajian

saya jelaskan bagaimana sebaiknya dengan tetangga. Terus

dampaknya kalau tetap berselisih itu apa. Saya lihat kok terus

kalau ada masalah, berusaha baik dengan tetangga itu.

Dampak pengajian rutin juga dirasakan pula oleh Heri. Ia

menuturkan bahwa pemahaman religi sekarang sudah berubah dengan

adanya jam‟iyah ibu-ibu muslimat, shalawat Nabi, maupun jamaah

yasinan. Ia bercerita kalau dulu orang shalat di Dusun Bloran itutidak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 84: BAB III - digilib.uns.ac.id filekemarau , para petani memilih untuk menanam beberapa jenis tanaman seperti jagung, kedelai, kacang tanah, bawang, paprika, ataupun ubi jalar. S aat

139

terlalu banyak, abangan istilahnya. Waktu bulan puasa mereka tidak

banyak yang berpuasa. Kalau jumatan ya hanya beberapa saja di

masjid. Kondisi tersebut berbeda dengan yang diamatinya hampir 6

tahun terakhir ini. Sekarang banyak penerangan-penerangan atau

dakwah dari para mubaligh. Sehingga kalau shalat lima waktu banyak

yang jamaah di musholla-musholla. Di Dusun Bloran saja hampir ada

6 musholla kecil dan setiap mau shalat selalu mengumandangkan

adzan. Tidak sama dengan dulu, yang mana hanya masjid saja yang

boleh melakukan itu.

Berbeda dengan pengajian rutin, jam‟iyah tahlil dan yasin

ditujukan kepada kaum laki-laki. Mereka akan berkumpul setelah isya‟

di salah satu rumah warga. Adapun pelaksanaannya diawali dengan

membaca yasin terlebih dahulu. Ketika sudah selesai, maka akan

dilanjutkan dengan membaca tahlil yang bertujuan untuk mendoakan

Nabi Muhammad SAW beserta sahabat-sahabatnya, para nabi dan

rasul, waliyullah atau kekasih Allah seperti Syaikh Abdul Qodir Al-

Jilaniy, serta kerabat yang sudah meninggal. Tidak berhenti di situ,

setelah yasin dan tahlil dibaca bersama akan ada ceramah atau

sosialisasi tentang nilai-nilai agama dari kyai. Secara garis besar materi

yang disampaikan itu juga terkait dengan ubudiyah (ibadah kepada

Allah SWT), muamalah (hubungan dengan sesama manusia), dan

akidah.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 85: BAB III - digilib.uns.ac.id filekemarau , para petani memilih untuk menanam beberapa jenis tanaman seperti jagung, kedelai, kacang tanah, bawang, paprika, ataupun ubi jalar. S aat

140

Kegiatan lain yaitu takhtiman atau khataman Al-Qur‟an yang

dilakukan secara rutin oleh masing-masing dusun.Sebenarnya, acara

ini bisa fleksibel untuk kegiatan apapun. Tergantung dari yang punya

kepentingan, ingin memakai atau tidak. Maka dari itu, terkadang

khataman Al-Qur‟an juga dimasukkan ke dalam beberapa tradisi

seperti tingkeban, pasaran, dan pitonan. Untuk kegiatan rutin,

takhtiman biasanya diikuti dengan manakiban (membaca kisah Nabi

atau Waliyullah yang bahasanya ditulis sangat indah seperti

ceritaSyaikh Abdul Qodir Al-Jilaniy). Adapun tata caranya adalah

mengkhatamkan Al-Qur‟an terlebih dahulu, melakukan tawassul

dengan membaca Surat Al-Fatihah, tahlil, baru membaca manakib. Di

samping itu, khataman Al-Qur‟an untuk beberapa tradisitadijuga

memakai cara yang sama. Hanya saja kalau tingkeban, pasaran, dan

pitonan tidak disertai dengan tahlil, karena mendoakan orang yang

masih hidup.

Forum keagamaan lainnya yaitu istighatsah. Anam

memaparkan, istighatsah maknanya adalah minta pertolongan. Di

dalamnya ada kumpulan doa yang disusun oleh para ulama‟ seperti

istighfar, shalawat, syahadat, tahlil, tahmid, tasbih, dan lain-lain. Kalau

dulu, istightsah hanya digunakan untuk kepentingan tertentu,

sedangkan sekarang bisa dimasukkan ke berbagai forum, misalnya

pengajian rutin Muslimat NU.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 86: BAB III - digilib.uns.ac.id filekemarau , para petani memilih untuk menanam beberapa jenis tanaman seperti jagung, kedelai, kacang tanah, bawang, paprika, ataupun ubi jalar. S aat

141

Selain istighatsah, dikenal pula kegiatan manakiban. Sekilas

sudah dijelaskan sebelumnya bahwa kegiatan manakib berarti

membaca kisah Nabi atau Waliyullah yang bahasanya ditulis sangat

indah seperti cerita Syaikh Abdul Qodir Al-Jilaniy. Adapun tata

caranya adalah mengkhatamkan Al-Qur‟an terlebih dahulu, melakukan

tawassul dengan membaca Surat Al-Fatihah, kemudian tahlil, dan yang

terakhir baru membaca manakib. Dalam penerapannya, setiap orang

membaca secara bergantian dengan dilagukan. Ketika sudah selesai,

akan dilanjutkan berdoa bersama. Acara ini sering digabungkan dalam

takhtiman, baik itu yang bersifat rutin maupun untuk kepentingan-

kepentingan tertentu.

Tidak berhenti di situ, masih ada kegiatan lain yaitu barzanji

dan diba‟. Terkait hal ini, Kyai Miftah mengungkapkan bahwa barzanji

itu sifat-sifat rasul, terutama sejarahnya. Bentuknya ada yang prosa

dan puisi. Jadi nanti yang prosa itu dibaca biasa, kalau puisi dilagukan.

Diba‟ juga begitu. Itu kitabnya satu, di dalamnya ada yang barzanji

dan untuk diba‟. Setelah semuanya selesai dibaca, akan diakhiri

dengan doa. Berbicara tentang cara membaca, Anam menjelaskan,

barzanji adalahbacaan kalau diba‟itu lagu. Sehingga menurutnya,

barzanji itu dibaca biasa, sedangkan diba‟ dilagukan. Hal ini berbeda

dengan penuturan Kyai Miftah di atas. Namun Anam mengakui sendiri

kalau dalam penerapannya, terkadang ada yang seperti itu. Itu ibarat

serupa tapi tak sama.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 87: BAB III - digilib.uns.ac.id filekemarau , para petani memilih untuk menanam beberapa jenis tanaman seperti jagung, kedelai, kacang tanah, bawang, paprika, ataupun ubi jalar. S aat

142

Forum-forum keagamaan di Desa Canggu harus diakui cukup

banyak. Selain beberapa kegiatan di atas, karena banyaknya media

dakwah seperti masjid ataupun musholla, maka banyak pula yang di

dalamnya juga diisi dengan pengajian-pengajian rutin. Seperti yang

terjadi di Masjid Baiturrahman Dusun Surowono. Setiap pagi setelah

shalat subuh, di sana selalu ada pengajian rutin untuk ibu-ibu dan

bapak-bapak berusia 40-an ke atas sampai 60-an. Hal inilah yang

diungkapkan oleh Kyai Habib, tokoh yang merintis pengajian tersebut

selama kurang lebih 10 tahun. Lebih lanjut ia mengatakan, sistem

dalam forum itu adalah ia membaca Ayat-Ayat Al-Qur‟an terlebih

dahulu untuk menuntun bacaan yang benar seperti apa, lantas ditirukan

oleh mereka yang datang. Setelah mencapai 2 halaman, baru ia akan

menjelaskan tafsir atau makna dari ayat-ayat tadi. Begitu seterusnya

sampai juz ke-30. Nanti kalau sudah khatam kembali lagi dari awal.

Selain pengajian rutin, Kyai Habib juga mengadakan shalat malam

setiap malam Jumat. Selesainya kegiatan tersebut, dilanjutkan dengan

membaca wirid bersama, shalat subuh berjamaah, dan diisi lagi dengan

pengajian seperti yang tadi dijelaskan.

Kegiatan tersebut mendapat tanggapan cukup positif dari

masyarakat. Hal ini diungkapkan sendiri oleh Kyai Habib, ia pernah

menawarkan kepada warga yang datang untuk meliburkan sementara

pengajian maupun shalat malamnya. Tapi mereka tidak mau. Ia

menilai alasan mereka menolak karena kegiatan semacam ini sudah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 88: BAB III - digilib.uns.ac.id filekemarau , para petani memilih untuk menanam beberapa jenis tanaman seperti jagung, kedelai, kacang tanah, bawang, paprika, ataupun ubi jalar. S aat

143

menjadi kebutuhan orang tua untuk bekal hidupnya. Bahkan ada juga

salah seorang warga yang dulunya nakal, main perempuan, minum

minuman keras,tidak shalat juga, bisa berubah setelah diajak temannya

ke pengajian. Ia rutin datang dan akhirnya sekarang mau

shalatberjamaah, berhenti minum, dan rumah tangganya pun semakin

harmonis.

Dampak yang ditimbulkan oleh forum ini juga dirasakan oleh

Kustina. Ia memang suka mengikuti shalat malam dan pengajian setiap

pagi di masjid. Bahkan intensitasnya lebih sering dibandingkan dengan

pengajian rutin muslimat. Hal itu disebabkan jarak yang terkadang

agak jauh dari rumah, sehingga tidak memungkinkan baginya untuk

hadir. Menurutnya, melalui forum pengajian seperti itu ia jadi lebih

tahu cara membaca Al-Qur‟an yang benar dan paham dengan artinya.

Dari pemahaman tersebut, akhirnya adaperubahan perilaku yang ia

alami. Ia mengatakan,

Ya jadi tahu. Jadi menerapkan. Apa yang dijelaskan di

pengajian itu, kalau begini tidak boleh, kalau begini tidak

boleh, itu paham. Ya dulunya kan saya tidak mengerti kalau

ngrasani itu dosa. Akhirnya dijelaskan, tidak perlu berkata

seperti itu. Kalau memberi terus dikasih tahu ke orang lain

katanya riya‟ gitu. Oleh pak kyai dikasih tahu kalau seperti itu

tidak perlu dibicarakan. Pokoknya tidak perlu ngrasani orang.

Yang penting diri sendiri shalat yang tekun, yang khusyu‟.

Terus ya saya terapkan akhirnya. Tidak pernah membicarakan

orang, saya sudah menyadari kalau itu tidak baik.Banyak yang

sudah saya terapkan, semuanya sudah berubah. Dulunya suka

membicarakan orang, suka melakukan yang tidak benar,

sekarang sudah tidak mau saya, dosa.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 89: BAB III - digilib.uns.ac.id filekemarau , para petani memilih untuk menanam beberapa jenis tanaman seperti jagung, kedelai, kacang tanah, bawang, paprika, ataupun ubi jalar. S aat

144

Sama halnya di Masjid Baiturrahman, Anam juga mengadakan

pengajian di rumahnya. Forum ini terdiri dari para pemuda yang

dulunya berbuat kenakalan-kenakalan. Dari tidak mengenal atau

bahkan mendalami agama, akhirnya mereka diberikan materi tentang

shalat, membaca Al-Qur‟an, tata cara wudhu, dan beberapa syariat

lain. Selama 17 tahun Anam menjalankan rutinitas tersebut. Sampai

Bupati Kediri yang saat itu menjabat, Tri Sutrisno, meninjau langsung

proses pembelajarannya seperti apa. Dan seiring berjalannya waktu,

rata-rata dari mereka sudah berumah tangga dan berubah menjadi

pribadi yang lebih baik.

Dalam membawa perubahan sosial budaya bagi masyarakat,

komunikasi kelompok juga dilakukan oleh Mbah Qosim. Setelah PKI

pergi dari Sidodadi, ia gencar sekali memberikan pendidikan agama ke

anak-anak. Cara yang dilakukan adalah memberikan sosialisasi Tuhan

itu ada, kisah wali songo, pelaksanaan shalat dan membaca Al-Qur‟an.

Dalam memberikan pemahaman tentang Tuhan itu ada dan kisah wali

songo, ia memasukkannya melalui dongeng disertai dengan tembang

dan gending. Memang disesuaikan dengan adat jawa sehingga warga

setempat lebih mudah menerima. Sedangkan untuk pelaksanaan shalat

dan membaca Al-Qur‟an, ia lakukan dengan membuka pesantren kecil

bagi anak-anak setiap jumat sore. Berbekal doa Kyai Faqih dari

Pondok Sumbersari, awal membuka pesantren tersebut banyak anak

yang tertarik untuk mengaji dan belajar shalat beserta doa-doanya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 90: BAB III - digilib.uns.ac.id filekemarau , para petani memilih untuk menanam beberapa jenis tanaman seperti jagung, kedelai, kacang tanah, bawang, paprika, ataupun ubi jalar. S aat

145

Sedangkan untuk mendapatkan pendidikan agama lebih maksimal lagi,

ia juga mengajak masyarakat yang dulunya terlibat PKI agar mau

menyekolahkan anaknya di MI Islamiyah 2.

Peran para tokoh masyarakat dalam memberikan sosialisasi

tentang nilai-nilai agama juga terlihat dari banyaknya sekolah islam

dan pondok pesantren yang didirikan. Untuk sekolah islam, di Desa

Canggu tidak hanya terdiri dari Roudhatul Athfal (RA) atau setingkat

TK dan Madrasah Ibtidaiyah (MI), namun juga Taman Pendidikan Al-

Qur‟an (TPA). Ada 5 TPA yang berhasil ditemui. Di dalamnya anak-

anak dituntun untuk bisa mengaji Al-Qur‟an dan biasanya juga

diberikan sosialisasi terkait ajaran-ajaran agama.

Menambahkan tentang peran komunikasi kelompok, Najib

mengatakan bahwa sekarang banyak pengajaran dari cendekiawan,

orang pintar, kalau istilahnya di kota. Sedangkan di desa disebut ustadz

atau kyai. Dari situ mungkin masyarakat sering ikut pengajian di

musholla atau masjid yang ditujukan untuk ibu-ibu, remaja, maupun

umum. Di dalamnya, pasti banyak yang dipelajari tentang hukum-

hukum dan doa islam. Jadi perubahannya seperti itu. Sedangkan untuk

doa-doa kejawen sudah jarang didengar karena jarang yang

mengajarkan.

Antara teori dengan temuan yang sudah dijelaskan di atas

memiliki perbedaan. Kedua teori sebelumnya mengindikasikan kalau

komunikasi kelompok lebih menekankan pada aspek pengambilan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 91: BAB III - digilib.uns.ac.id filekemarau , para petani memilih untuk menanam beberapa jenis tanaman seperti jagung, kedelai, kacang tanah, bawang, paprika, ataupun ubi jalar. S aat

146

keputusan. Ada banyak orang berkumpul, mereka saling

berkomunikasi dengan memberikan saran atau informasi, mengajukan

pertanyaan, dan lain sebagainya, yang kemudian terwujudlah sebuah

keputusan bersama. Namun berdasarkan temuan yang didapat, tidak

seperti itu. Menurut penjelasan di awal, sudah dicantumkan beberapa

contoh peran komunikasi kelompok dalam membawa perubahan.

Misalnya melalui forum-forum pengajian. Model dari forum tersebut,

mayoritas adalah ulama‟ menyampaikan materi kemudian audiens

mendengarkan. Bisa dikatakan sering tidak ada interaksi di dalamnya,

tapi terkadang juga pernah pemateri memberikan waktu bagi yang

ingin bertanya. Dengan cenderung kurangnya interaksi, maka

pengambilan keputusan juga jarang dilakukan. Hanya dalam beberapa

kesempatan saja, seperti kalau di pengajian rutin itu membahas iuran

anggota. Meski begitu, bukan berarti forum seperti ini tidak masuk

dalam kategori komunikasi kelompok. Secara teori, Michael Burgoon

mendefinisikan komunikasi kelompok adalah interaksi secara tatap

muka antara tiga orang atau lebih, dengan tujuan yang telah diketahui,

seperti berbagi informasi, menjaga diri, pemecahan masalah, yang

mana anggota-anggotanya dapat mengingat karakteristik pribadi

anggota-anggota yang lain secara tepat120

.

Pengajian rutin menjadi forum yang di dalamnya terdapat

interaksi antara individu satu dengan lainnya, meskipun saat

120

Pawito, Op.cit.,hlm. 47.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 92: BAB III - digilib.uns.ac.id filekemarau , para petani memilih untuk menanam beberapa jenis tanaman seperti jagung, kedelai, kacang tanah, bawang, paprika, ataupun ubi jalar. S aat

147

pemberian materi kurang ada kesempatan untuk itu. Sesuai hasil

pengamatan, sebelum acara dimulai biasanya warga yang datang

dengan tujuan untuk menambah ilmu agama, saling bercengkrama satu

sama lain, apapun bahasannya. Mereka berbagi informasi yang ada

kemungkinan bisa menjadi pemecah masalah dalam kehidupan sehari-

hari. Seperti halnya ketika ulama‟ memberikan materinya. Dari situ

masyarakat mendapat ilmu baru, sehingga ketika ada masalah yang

sesuai, mereka tahu cara mengatasinya. Dan tentu dengan pertemuan

rutin semacam ini bisa menjadi wadah untuk mengingat pribadi

masing-masing yang kemudian dapat memunculkan rasa kebersamaan

di antara mereka. Begitu pun dengan penyuluhan dari pemerintah

terkait pertanian.

Oleh sebab itu, hasil penelitian ini sedikit merevisi teori

sebelumnya yang lebih menekankan pada pengambilan keputusan.

Karena komunikasi kelompok yang terjadi di lapangan lebih

beriorientasi pada menumbuhkan pengetahuan dan kebersamaan.

Apalagi menurut Zulin dan Binti yang rutin mengikuti pengajian, saat

mereka berhalangan hadir ada sesuatu yang kurang dalam dirinya.

Selain pengetahuan yang bertambah, hal ini menunjukkan kesan

bahwa ada keakraban yang terjalin antar individu.

Berlanjut ke pembahasan terkait dampak. Dari beberapa

informan yang berhasil ditemui menyatakan bahwa mereka merasakan

betul dampak dari forum-forum pengajian yang diikutinya, tidak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 93: BAB III - digilib.uns.ac.id filekemarau , para petani memilih untuk menanam beberapa jenis tanaman seperti jagung, kedelai, kacang tanah, bawang, paprika, ataupun ubi jalar. S aat

148

sebatas pada aspek kognitif saja, melainkan sampai ke penerapan atau

konatifnya. Hal ini dikuatkan juga oleh penemuan Frankenberger dan

Sukhdial yang menyatakan bahwa norma kelompok adalah peramal

penting pengadopsian perilaku pencegahan AIDS. Mereka menyatakan

bahwa remaja yang melihat perilaku preventif AIDS konsisten dengan

norma-norma kelompok acuan lebih mungkin untuk menyebarluaskan

informasi pencegahan yang berguna dan lebih mungkin untuk

mempraktikkan perilaku-perilaku ini sendiri121

.

Di atas dijelaskan, remaja yang melihat perilaku preventif

AIDS konsisten dengan norma-norma kelompok acuan lebih mungkin

untuk menyebarluaskan informasi pencegahan yang berguna dan lebih

mungkin untuk mempraktikkan perilaku-perilaku ini sendiri. Hal inilah

yang juga terjadi di beberapa forum pengajian. Warga yang datang,

mendapatkan dan mendalami ilmu-ilmu agama hingga akhirnya

mengubah perilaku dari yang dulunya jarang melakukan, menjadi lebih

islami dengan rajin menjalankan shalat lima waktu, puasa, ibadah-

ibadah sunah, dan lain sebagainya.

Dan untuk tingkatan yang terakhir yaitu komunikasi massa.

Sebelumnya,perlu diketahui bahwa di Desa Canggu, media massa yang

cenderungdiminati oleh masyarakat adalah televisi, radio, serta buku

dibandingkan koran, majalah ataupun media-media lain. Terkait perananya

terhadap perubahan sosial budaya, beberapa media tersebut berdampak

121

Severin, Werner J. & Jr, James W. Tankard, Teori Komunikasi: Sejarah, Metode, & Terapan di

dalam Media Massa, Cetakan ke-5, Januari 2011, Kecana Prenada Media Group, hlm. 259

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 94: BAB III - digilib.uns.ac.id filekemarau , para petani memilih untuk menanam beberapa jenis tanaman seperti jagung, kedelai, kacang tanah, bawang, paprika, ataupun ubi jalar. S aat

149

pada aspek memudarnya tradisi lama dan kesadaran akan nilai-nilai

agama. Sedangkan untuk mata pencaharian dan struktur sosial, kurang

begitu dirasakan karena kurangnya program-program terkait itu.

Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa memudarnya tradisi

lama dan kesadaran akan pentingnya nilai-nilai agama di masyarakat ada

kesan disebabkan oleh semakin meluas dan mendalamnya ajaran-ajaran

islam. Selain dari komunikasi antarpribadi dan kelompok, masyarakat juga

mendalami ilmu agama dari televisi, radio, maupun buku. Sebelum

membahas lebih lanjut, perlu diketahui terlebih dahulu konsep dari

komunikasi massa itu sendiri. Sudah disinggung sebelumnya bahwa

menurut Tommy komunikasi massa adalah proses penyampaian informasi,

ide, dan sikap kepada banyak orang (biasanya dengan menggunakan media

massa, seperti radio siaran, televisi siaran, surat kabar/majalah dan

film)122

. Hal ini diperkuat lagi oleh Stephen W. Littlejohn dan Karen A.

Foss yang mendefinisikan komunikasi massa sebagai proses di mana

organisasi media memproduksi dan mengirimkan pesan kepada

masyarakat luas dan sebuah proses dimana pesan-pesan banyak dicari,

digunakan, dipahami dan dipengaruhi oleh khalayak123

.

Ada beberapa karakteristik dari komunikasi massa, di antaranya

adalah berlangsung satu arah, komunikator pada komunikasi massa

melembaga, pesan-pesan bersifat umum, melahirkan keserempakan, dan

122

Suprapto, Tommy, Op.cit. 123

Littlejoh, Stephen W., & Foss, Karen A., Op.cit.,hlm. 333.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 95: BAB III - digilib.uns.ac.id filekemarau , para petani memilih untuk menanam beberapa jenis tanaman seperti jagung, kedelai, kacang tanah, bawang, paprika, ataupun ubi jalar. S aat

150

komunikan komunikasi massa bersifat heterogen124

. Pada level ini

komunikasi yang terjalin bersifat satu arah atau linier dengan delayed

feedback dari khalayak. Pesan yang disampaikan pun bersifat umum, bisa

dikonsumsi oleh semua kalangan dan merupakan hasil kerja bersama

melalui institusi media secara terorganisir. Komunikasi massa tersebut

membuat khalayak yang memiliki karakter berbeda-beda atau heterogen,

untuk mengonsumsi pesan dari media massa secara serentak.

Seperti yang dikemukakan oleh Lasyati bahwa ia sering

mendengarkan dakwah Anwar Zahid di salah satu stasiun radio setiap pagi

dari jam 5-6. Ia mengaku hampir tidak pernah menonton televisi karena

kurang tertarik dengan program-program yang ditayangkan. Bahkan

daripada harus menonton, ia lebih baik berbincang-bincang di teras rumah

dengan temannya dari pagi hingga siang. Konsumsi media massa untuk

mengikuti acara-acara agama juga dilakukan oleh Kustina, Zulin dan

Binti. Dalam penuturannya, Kustina menjelaskan bahwa ia tidak begitu

sering menonton televisi. Kalaupun pernah, acara yang ia suka adalah

Mamah Dedeh, Ustadz Maulana, dan pengajian pagi sekitar jam setengah

tiga. Tapi sekali lagi karena ada anak-anak kecil maka ia hanya sebatas

mendengarkan. Dampaknya pun dinilai masih di tahap pemahaman.

Tidak begitu halnya untuk Zulin. Karena remote televisinya rusak,

maka stasiun yang bisa dilihat hanya RTV. Pada channel tersebut ada

program dakwah yaitu Buka Mata Buka Hati. Acara ini menyiarkan

124

Suprapto, Tommy, Op.cit.,hlm. 20.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 96: BAB III - digilib.uns.ac.id filekemarau , para petani memilih untuk menanam beberapa jenis tanaman seperti jagung, kedelai, kacang tanah, bawang, paprika, ataupun ubi jalar. S aat

151

tentang ajaran-ajaran agama seperti fadhilah shalat dhuha atau sedekah,

yang diikuti dengan sumber dari Al-Qur‟an dan Hadits. Dan dampaknya

ini dirasakan Zulin terjadi pada putri kecilnya. Karena tidak ada pilihan

lain, maka mau tidak mau putrinya harus melihat tayangan tersebut setiap

pagi. Jadi seandainya satu atau dua kali tidak shalat, ia mendapatkan

pembelajaran dari situ. Sebagai orang tua, Zulin merasa dengan adanya

program tersebut bisa menjadi alat bantu untuk menjelaskan masalah

agama kepada anak. Dengan begitu, anak semakin yakin dan akhirnya

menerapkan.

Dampak yang berbeda terjadi juga pada Binti. Ia bercerita jika

pernah menonton acara pengajiannya Mamah Dedeh di televisi. Namun

hal itu jarang dilakukan kalau tidak benar-benar luang. Apa yang

disampaikan dalam pengajian tersebut tidak serta merta diterapkan begitu

saja. Ia masih mencocokkan kembali dengan materi pengajian. Apabila

ada kesamaan, baru itu dilakukan. Selain itu, Binti juga mengakui sendiri

kalau dampak dari tayangan tersebut belum sampai ke penerapan, hanya

sebatas menambah ilmu dan pengalaman. Ia bisa membandingkan

kehidupan orang lain dengan kehidupan pribadinya karena dalam

dakwahnya, Mamah Dedeh biasa membuka sesi konsultasi bagi siapapun

yang ingin bertanya.Hal ini ditegaskan pula oleh Heri bahwa rata-rata

masyarakat Canggu sering mengikuti siraman rohani di televisi setiap

bulan puasa atau ketika ada peringatan-peringatan tertentu seperti isra‟

mi‟raj. Istrinya pun juga seperti itu. Selain Heri, dalam setiap dakwahnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 97: BAB III - digilib.uns.ac.id filekemarau , para petani memilih untuk menanam beberapa jenis tanaman seperti jagung, kedelai, kacang tanah, bawang, paprika, ataupun ubi jalar. S aat

152

Mbah Qosim juga sering mengajak masyarakat yang memiliki televisi

untuk melihat kajian-kajian agama. Begitupun saat bulan ramadhan. Ia

menyuruh warga untuk mengikuti pengantar berbuka atau kuliah subuh.

Karena ia menilai bahwa dengan cara tersebut, nilai-nilai agama akan

semakin mudah didapatkan dan lebih mendalam.

Selain televisi dan radio, ada juga buku yang berperan dalam

perubahan sosial budaya di masyarakat. Beberapa kyai atau ulama‟

menggunakan media ini sebagai sumber mencari materi yang akan

disampaikan saat pengajian. Seperti yang diutarakan oleh Kyai Miftah

bahwa dalam mengisi ceramah, ia lebih sering menyampaikan masalah

akhlak mencakup hubungan antar manusia, ikhlasnya hati, takabur,

tawadhu‟, riya‟, dan lain sebagainya. Dan hal ini didapatnya dari buku atau

lebih tepatnya kitab, seperti Ikhya‟ Ulumuddin dan Riyadus Shalihin.

Sama halnya dengan Kyai Habib. Baginya media seperti televisi hanya

sebagai hiburan saja. Sedangkan materi pengajian ia dapatkan dari kitab

tafsir. Kitab itulah yang biasa dibacakan kepada warga untuk kemudian

dijelaskan artinya.

Dari beberapa contoh di atas didapatkan pola yang beragam. Ada

yang dampaknya hanya pada aspek kognitif, konatif, bahkan

menyebarkannya lagi kepada orang lain. Untuk kasus Kustina dan Binti,

efek media hanya sebatas bertambahnya ilmu tentang agama dan belum

sampai pada perubahan perilaku. Layaknya teori yang dikemukakan oleh

Tommy di atas. Ia menjelaskan bahwa komunikasi massa merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 98: BAB III - digilib.uns.ac.id filekemarau , para petani memilih untuk menanam beberapa jenis tanaman seperti jagung, kedelai, kacang tanah, bawang, paprika, ataupun ubi jalar. S aat

153

penyampaian informasi atau ide kepada khalayak. Penyampaian di sini

cenderung untuk menambah pengetahuan saja, dan bukan mengubah

perilakunya. Ditambah pula, kejadian semacam ini dapat dijelaskan

melalui teori efek terbatas (minimal effect theory). Dalam

Buku”Komunikasi Pembangunan dan Perubahan Sosial: Perspektif

Dominan, Kaji Ulang, dan Teori Kritis” dituliskan, Klaper menyimpulkan

bahwa media massa mempunyai efek terbatas berdasarkan penelitian pada

kasus kampanye publik, kampanye politik, dan percobaan pada desain

pesan yang bersifat persuasif. Klaper menyimpulkan dari hasil-hasil

penelitiannya itu: ketika media menawarkan isi yang diberitakan ternyata

hanya sedikit yang bisa mengubah pandangan dan perilaku khalayak125

.

Pawito menambahkan, pada tahap ini temuan-temuan penelitian

yang ada pada umumnya menunjukkan bahwa pengaruh media hanya

terbatas pada memperkuat sikap-sikap atau keyakinan-keyakinan yang

sudah ada pada khalayak dan bukan mengubahnya. Penelitian-penelitian

oleh Lazarsfeld et.al., Metron, juga Klapper, misalnya, pada umumnya

berkesimpulan demikian. Pengaruh pemuka masyarakat (opinion leaders)

lebih signifikan dalam hal ini, yang karenanya teori efek terbatas

mengimplikasikan arus komunikasi dan pengaruh bersifat dua tahap (two

step flow of communication)126

.

125

Harun, Rochajat, & Ardianto, Elvinaro, Komunikasi Pembangunan dan Perubahan Sosial:

Perspektif Dominan, Kaji Ulang, dan Teori Kritis, Edisi ke-1, Cetakan ke-2, Juni 2012, PT Raja

Grafindo Persada, Jakarta, hlm. 112. 126

Pawito, Op.cit., hlm. 206.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 99: BAB III - digilib.uns.ac.id filekemarau , para petani memilih untuk menanam beberapa jenis tanaman seperti jagung, kedelai, kacang tanah, bawang, paprika, ataupun ubi jalar. S aat

154

Memang benar apa yang dinyatakan oleh Pawito di atas. Kustina

dan Binti ibarat tidak terlalu bergantung pada media untuk mendalami

ataupun menerapkan ajaran-ajaran agama. Mereka justru merasakan

perilakunya berubah setelah mengikuti pengajian. Pengajian tersebut

merupakan bentuk komunikasi dua tahap karena opinion leader yang

dalam hal ini adalah para ulama‟, mendapatkan materinya dari buku

sebagai media massa. Katz dan Lazarsfeld menyatakan, alur dari

komunikasi dua langkah ini memberi kesan bahwa langkah pertama

berasal dari opini pimpinan terhadap media massa dan yang kedua

merupakan opini satu pemimpin ke yang lainnya dalam suatu

masyarakat127

. Berikut model komunikasi dua tahap yang dimaksud:

Gambar 1.3 Model alur dua langkah dari komunikasi128

Berdasarkan model tersebut, para ulama‟ sebagai opinion leader

mendapatkan materi seputar ibadah kepada Allah, hubungan dengan

sesama manusia, maupun akidah, dari buku atau kitab. Kemudian, mereka

menyampaikan kembali kepada masyarakat yang akhirnya menambah

pengetahuan, pemahaman dan sampai perilakunya. Sesuai karakteristik

127

Harun, Rochajat, & Ardianto, Elvinaro, Op.cit.,hlm. 117 128

Loc.cit.

Media Massa

Opinion Leader Opinion Leader Opinion Leader

Individu Individu Individu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 100: BAB III - digilib.uns.ac.id filekemarau , para petani memilih untuk menanam beberapa jenis tanaman seperti jagung, kedelai, kacang tanah, bawang, paprika, ataupun ubi jalar. S aat

155

komunikasi massa yaitu berlangsung satu arah, komunikator pada

komunikasi massa melembaga, pesan-pesan bersifat umum, melahirkan

keserempakan, dan komunikan komunikasi massa bersifat heterogen.

Buku bisa dikatakan sebagai media massa karena memenuhi karakteristik

tersebut. Media ini diproduksi oleh lembaga percetakan yang pesan-

pesannya dapat dibaca oleh semua orang, dari berbagai kalangan,

perempuan, laki-laki, tua maupun muda, meskipun mungkin isinya tentang

agama atau bahasan lain yang lebih spesifik. Mereka bisa

menggunakannyasecara bersama-sama dalam waktu yang bersamaan

sehingga melahirkan keserempakan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user