strategi pengembangan usaha cabai paprika … · sebagai salah satu lembaga penunjang usaha paprika...

154
STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA CABAI PAPRIKA HIDROPONIK DI KOPERASI PETANI MITRA SUKAMAJU KECAMATAN CISARUA, KABUPATEN BANDUNG BARAT SKRIPSI RENDY SAVARINGGA P H34104051 DEPARTEMEN AGRIBSINIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013

Upload: leduong

Post on 11-Mar-2019

353 views

Category:

Documents


11 download

TRANSCRIPT

Page 1: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA CABAI PAPRIKA … · sebagai salah satu lembaga penunjang usaha paprika secara hidroponik di . Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung . Barat saat ini memiliki

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA CABAI PAPRIKA

HIDROPONIK DI KOPERASI PETANI MITRA SUKAMAJU

KECAMATAN CISARUA, KABUPATEN BANDUNG BARAT

SKRIPSI

RENDY SAVARINGGA P

H34104051

DEPARTEMEN AGRIBSINIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2013

Page 2: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA CABAI PAPRIKA … · sebagai salah satu lembaga penunjang usaha paprika secara hidroponik di . Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung . Barat saat ini memiliki

RINGKASAN

RENDY SAVARINGGA PERDANA. Strategi Pengembangan Usaha Cabai

Paprika Hidroponik di Koperasi Petani Mitra Sukamaju Kecamatan Cisarua

Kabupaten Bandung Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis. Fakultas Ekonomi

dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. (Di bawah bimbingan HENY K.

DARYANTO)

Sektor pertanian memiliki peranan yang penting dalam pembangunan

perekonomian nasional diantaranya dalam pembentukan PDB, penyerapan tenaga

kerja, pembangunan ekonomi daerah, ketahanan pangan, dan dalam pelestarian

lingkungan hidup. Hortikultura merupakan salah satu bagian dari sektor pertanian

yang dapat dijadikan sumber pertumbuhan ekonomi.

Koperasi Petani Mitra Sukamaju atau yang biasa di sebut KOPTAN MSM

sebagai salah satu lembaga penunjang usaha paprika secara hidroponik di

Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat saat ini memiliki 62 anggota yang

tergabung dalam koperasi dan mengembangkan budidaya paprika di lahan seluas

kurang lebih enam hektar. Peluang pasar yang cukup besar namun diiringi dengan

berbagai kendala antara lain harga paprika yang berfluktuasi, penjualan paprika

yang berfluktuasi dan biaya produksi tinggi. Hal ini menyebabkan KOPTAN

MSM harus memiliki strategi yang tepat, sehingga dapat berkembang dan mampu

bertahan di dunia usaha.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor lingkungan

internal dan ekstenal yang mempengaruhi pengembangan usaha cabai paprika di

KOPTAN MSM, memformulasi alternatif strategi pengembangan usaha cabai

paprika bagi KOPTAN MSM, menetapkan prioritas strategi pengembangan usaha

cabai paprika yang dapat diterapkan oleh KOPTAN MSM. Responden yang

digunakan dalam penelitian terdiri dari tiga orang pihak internal koperasi dan dua

orang pihak eksternal.

Berdasarkan hasil pengolahan matriks IFE total skor yang dihasilkan

adalah sebesar 3,2585. Total rata-rata tertimbang KOPTAN MSM yang berada di

atas 2,5 mengindikasikan bahwa kondisi internal KOPTAN MSM berada di atas

rata-rata. Hal tersebut menggambarkan bahwa KOPTAN MSM merupakan

organisasi yang kuat secara internal.

Total skor pengolahan matriks EFE adalah sebesar 2,0766 yang

menunjukkan KOPTAN MSM berada di bawah rata-rata (2,50). Nilai ini

memberikan pengertian bahwa KOPTAN MSM belum mampu sepenuhnya

memanfaatkan peluang dan menghindari ancaman dengan baik. Kekuatan utama

yang dimiliki KOPTAN MSM yaitu adanya SOP di unit usaha. Kelemahan utama

KOPTAN MSM adalah kurangnya komitmen anggota. Sedangkan pada

lingkungan eksternal faktor yang menjadi peluang utama untuk KOPTAN MSM

adalah tidak adanya persaingan yang signifikan, dan faktor yang menjadi ancaman

utama bagi KOPTAN MSM yaitu posisi tawar menawar pembeli tinggi.

Hasil yang diperoleh dari total skor matriks IFE dan matriks EFE

menempatkan posisi KOPTAN MSM berada pada sel IV pada matriks IE dengan

strategi tumbuh dan kembangkan (growth and build), Strategi yang tepat untuk

diterapkan adalah strategi intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar dan

Page 3: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA CABAI PAPRIKA … · sebagai salah satu lembaga penunjang usaha paprika secara hidroponik di . Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung . Barat saat ini memiliki

pengembangan produk) atau strategi integratif (integrasi ke depan, ke belakang

dan horisontal).

Formulasi alternatif strategi menggunakan matriks SWOT dengan

bertumpu pada general strategi yang ada pada matrik IE. Melalui matriks SWOT

diperoleh empat strategi operasional yaitu mempertahankan pasar yang sudah ada,

penambahan anggota baru untuk meningkatkan produksi, meningkatkan kualitas

produk, dan memperbaiki sistem kontrak agar tidak ada pelanggaran. Berdasarkan

analisis matriks QSP, urutan prioritas strategi pengembangan usaha KOPTAN

MSM adalah sebagai berikut: Penambahan anggota baru (8,0796), (2)

Meningkatkan kualitas produk (7,7980), (3) Mempertahankan pasar yang sudah

ada (7,4579), (4) Membuat sistem kontrak dengan pembeli (7,2705).

Page 4: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA CABAI PAPRIKA … · sebagai salah satu lembaga penunjang usaha paprika secara hidroponik di . Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung . Barat saat ini memiliki

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA CABAI PAPRIKA

HIDROPONIK DI KOPERASI PETANI MITRA SUKAMAJU

KECAMATAN CISARUA, KABUPATEN BANDUNG BARAT

RENDY SAVARINGGA P

H34104051

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada

Departemen Agribisnis

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2013

Page 5: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA CABAI PAPRIKA … · sebagai salah satu lembaga penunjang usaha paprika secara hidroponik di . Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung . Barat saat ini memiliki

i

Judul Skripsi : Strategi Pengembangan Usaha Cabai Paprika Hidroponik

di Koperasi Petani Mitra Sukamaju Kecamatan Cisarua

Kabupaten Bandung Barat

Nama : Rendy Savaringga P

NRP : H34104051

Disetujui,

Pembimbing

Dr. Ir. Heny K Daryanto, M.Ec

NIP : 19610916198601 2 001

Diketahui,

Ketua Departemen Agribisnis

Fakultas Ekonomi dan Manjemen

Institut Pertanian Bogor

Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS

NIP. 19580908 198403 1 002

Tanggal Lulus :

Page 6: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA CABAI PAPRIKA … · sebagai salah satu lembaga penunjang usaha paprika secara hidroponik di . Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung . Barat saat ini memiliki

ii

PERNYATAAN

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Strategi Pengembangan

Usaha Cabai Paprika Hidroponik di Koperasi Petani Mitra Sukamaju Kecamatan

Cisarua Kabupaten Bandung Barat” adalah karya sendiri dan belum diajukan

dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang

berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari

penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar

pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, Maret 2013

Rendy Savaringga P

H34104051

Page 7: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA CABAI PAPRIKA … · sebagai salah satu lembaga penunjang usaha paprika secara hidroponik di . Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung . Barat saat ini memiliki

iii

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandung pada tanggal 8 Oktober 1988. Penulis

merupakan anak pertama dari dua bersaudara dari keluarga Bapak Dudung

Rusmana dan Ibu Yati Mulyati.

Tahun 2000, penulis berhasil menyelesaikan pendidikan sekolah dasar di

SDN ASMI VII Bandung. Selanjutnya, masih di kota yang sama, penulis berhasil

menyelesaikan pendidikan sekolah menengah pertama di SMP N 6 Bandung pada

tahun 2003. Penulis melanjutkan pendidikan sekolah menengah atas di SMA

Pasundan 1 Bandung.

Penulis diterima sebagai mahasiswa Universitas Padjadjaran pada tahun

2007 pada Program Studi Diploma III Manajemen Agribisnis. Setamatnya dari

DIII Manajemen Agribisnis UNPAD, kemudian penulis melanjutkan studi pada

Program Pendidikan Alih Jenis Agribisnis pada Departemen Agribisnis pada

tahun 2010.

Page 8: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA CABAI PAPRIKA … · sebagai salah satu lembaga penunjang usaha paprika secara hidroponik di . Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung . Barat saat ini memiliki

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT atas Rahman dan Rahim-Nya sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Strategi Pengembangan Usaha

Cabai Paprika Hidroponik di Koperasi Petani Mitra Sukamaju Kecamatan Cisarua

Kabupaten Bandung Barat”.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor lingkungan

internal dan ekstenal yang mempengaruhi pengembangan usaha paprika secara

hidroponik di Koperasi Mitra Sukamaju, memformulasi alternatif strategi

pengembangan usaha paprika secara hidroponik di Koperasi Mitra Sukamaju,

menetapkan prioritas strategi pengembangan usaha susu pasteurisasi yang dapat

diterapkan oleh Koperasi Mitra Sukamaju, dan menyusun rencana strategi

pengembangan bagi Koperasi Mitra Sukamaju. Penelitian dilaksanakan selama

bulan April sampai dengan Juni 2012.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan

karena keterbatasan yang dihadapi. Namun demikian, penulis berharap skripsi ini

dapat bermanfaat bagi banyak pihak.

Bogor, Maret 2013

Rendy Savaringga P

Page 9: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA CABAI PAPRIKA … · sebagai salah satu lembaga penunjang usaha paprika secara hidroponik di . Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung . Barat saat ini memiliki

v

UCAPAN TERIMAKASIH

Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji syukur atas segala rahmat yang

diberikan ALLAH SWT, penulisan skripsi ini dapat di selesaikan dengan sebaik-

baiknya dan tepat pada waktunya. Penulisan skripsi “Strategi Pengembangan

Usaha Cabai Paprika Secara Hidropodik di Koperasi Petani Mitra Sukamaju

Kecamatan Cisarua Kabupaten Bandung Barat” ini tidak terlepas dari peran serta

berbagai pihak yang terkait. Dengan demikian penulis menyampaikan terimakasih

dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :

1. Dr. Ir. Heny K Daryanto, M.Ec, sebagai dosen pembimbing yang telah

memberikan arahan dan bimbingannya mulai dari persiapan hingga

penulisan skripsi ini.

2. Ir. Popong Nurhayati, MM, sebagai dosen evaluator kolokium dan dosen

penguji utama yang telah memberikan masukan dalam penulisan skripsi

ini.

3. Dr. Ir. Wahyu Budi Priatna, Ms sebagai dosen penguji komdik pada ujian

skripsi yang telah memberikan masukan dalam penulisan skripsi ini.

4. Ir. Burhanuddin .,MM sebagai dosen pembimbing akademis yang telah

memberikan semangat dan arahan selama masa perkuliahan.

5. Rezkyan Eki Ellanda sebagai pembahas seminar yang telah memberikan

masukan dalam penulisan skripsi ini.

6. Kedua Orang Tua dan seluruh keluarga yang selalu memberikan doa,

dorongan dan semangat baik secara moril maupun materil yang tak

terhingga dalam penyelesaian skripsi ini

7. Dindin Cepi Cahyadin, S.S, selaku ketua Koperasi Mitra Sukamaju yang

telah bersedia meluangkan waktunya untuk membimbing dan

mengarahkan penulis serta membantu memberikan informasi secara umum

selama penulisan.

8. Bapak Eman, Bapak Adjie, Bapak Aan, serta staff Koperasi Mitra

Sukamaju yang telah memberikan informasi dari masing-masing divisi

secara khusus.

9. Keluarga besar Koprasi Mitra Sukamaju atas informasi selama melakukan

penelitian

Page 10: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA CABAI PAPRIKA … · sebagai salah satu lembaga penunjang usaha paprika secara hidroponik di . Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung . Barat saat ini memiliki

vi

10. Bapak Aris Firdaus Sumpena.Amd, selaku pihak dari LPPM UNPAD

yang telah bersedia meluangkan waktu dan memberikan informasi selama

penulisan.

11. Rekan-rekan seperjuangan DIII Agribisnis UNPAD yang bersama-sama

berjuang di Ekstensi Agribisnis IPB Alih Jenis 1, Astri, Dewi N, Dewi M,

Aryanti, dan Ebenezer atas semangat, serta kebersamaan selama

melanjutkan studi di IPB.

12. Sahabat serta rekan kerja di NEGUMI, Pipenk, Emil, Adi, atas dukungan

dan dorongan selama penulisan.

13. Teman-teman FWLI (Forum Wacana Lembah Intelek) : Maman, Medi,

Ade, Bayu, Mulyadi, Fadli, Hardi, Muksin, atas kebersamaan, semangat

dan dorongan dalam menyelesaikan skripsi ini melalui program “20-22

menuju mahameru”.

14. Teman-teman Ekstensi Agribisnis Alih Jenis 1 yang turut membantu

penulis dalam memberikan semangat dalam penyusunan skripsi ini

(Manda, Arya, Dede, Adit, Zulfi, Rizkihanny, Ulfah, Alya, Ola, Rheinja,

Irhaz, Ilyas, Alief, Gama, dll).

Semoga amal baik Bapak, Ibu dan rekan-rekan mendapat balasan dari

Allah SWT. Aamiin.

Bogor, Maret 2013

Page 11: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA CABAI PAPRIKA … · sebagai salah satu lembaga penunjang usaha paprika secara hidroponik di . Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung . Barat saat ini memiliki

i

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ................................................................................ iv

DAFTAR GAMBAR ............................................................................ v

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................ vi

I. PENDAHULUAN .................................................................... 1

1.1. Latar Belakang .................................................................... 1

1.2. Perumusan Masalah ............................................................ 5

1.3. Tujuan Penelitian ................................................................ 9

1.4. Kegunaan Hasil Penelitian .................................................. 9

1.5. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian ......................

10

II. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................... 11

2.1. Koperasi .............................................................................. 11

2.2. Hidroponik .......................................................................... 12

2.2.1. Prospek Usaha Tanaman Hidroponik ........................ 14

2.3. Bisnis Paprika di Indonesia ................................................ 14

2.4. Penelitian Terdahulu ........................................................... 15

2.5. Kesimpulan dan Kontribusi Tinjauan Pustaka Terhadap

Studi Penelitian ...................................................................

19

III. KERANGKA PEMIKIRAN ................................................... 21

3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis .............................................. 21

3.1.1. Konsep Manajemen Strategi .................................... 21

3.1.2. Proses Manajemen Strategi ...................................... 21

3.1.3. Formulasi Strategi .................................................... 22

3.1.4. Analisis Lingkungan ................................................. 23

3.1.5. Matriks IFE, Matriks EFE, Matriks IE, Matriks

SWOT dan QSPM .................................................... 29

3.2. Kerangka Pemikiran Operasional .......................................

30

VI. METODE PENELITIAN ........................................................ 33

4.1. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................. 33

4.2. Jenis dan Sumber Data ........................................................ 33

4.3. Metode Pengumpulan Data ................................................. 34

4.4. Metode Pengolahan dan Analisis Data ............................... 34

4.4.1. Analisis Matrik IFE dan EFE ................................... 34

4.4.2. Analisis Matrik I-E (Internal-Eksternal) .................. 38

4.4.3. Analisis Matrik SWOT (Strengths, Weaknes,

Opportunity, Threats) .............................................. 39

4.4.4. Analisis QSPM (Quantitative Strategic Planning,

Matriks) ....................................................................

40

Page 12: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA CABAI PAPRIKA … · sebagai salah satu lembaga penunjang usaha paprika secara hidroponik di . Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung . Barat saat ini memiliki

ii

V. GAMBARAN UMUM KOPTAN MSM ................................ 42

5.1. Sejarah KOPTAN MSM ..................................................... 42

5.2. Tujuan KOPTAN MSM ..................................................... 43

5.3. Kegiatan Bisnis KOPTAN Mitra Sukamaju ....................... 43

5.3.1. Kegiatan Pengadaan Input ........................................ 44

5.3.2. Kegiatan Produksi .................................................... 44

5.3.3. Kegiatan Pemasaran ................................................. 45

5.4. Struktur Organisasi ............................................................. 47

5.4.1. Rapat Anggota Tahunan ........................................... 48

5.4.2. Pengawas .................................................................. 49

5.4.3. Pengurus ................................................................... 50

5.4.4. Kepala Bagian (Kabag) ............................................ 52

5.5. Kenggotaan KOPTAN Mitra Sukamaju .............................

53

VI. ANALISIS LINGKUNGAN KOPTAN MSM ...................... 55

6.1. Analisis Lingkungan Internal ............................................. 55

6.1.1. Manajemen ................................................................ 55

6.1.2. Produksi/Operasi ....................................................... 57

6.1.3. Pemasaran ................................................................. 63

6.1.4. Keuangan/akuntansi .................................................. 66

6.1.5. Penelitian dan Pengembangan .................................. 66

6.2. Analisis Lingkungan Eksternal ........................................... 67

6.2.1. Ekonomi .................................................................... 67

6.2.2. Sosial, budaya, demografi, dan lingkungan .............. 68

6.2.3. Politik, hukum, dan pemerintah ................................ 69

6.2.4. Teknologi .................................................................. 70

6.2.5. Kompetiti ..................................................................

71

VII. FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI ................... 74

7.1. Identifikasi Faktor Internal ................................................. 74

7.1.1. Kekuatan KOPTAN MSM ....................................... 74

7.1.2. Kelemahan KOPTAN MSM ..................................... 76

7.2. Identifikasi Faktor Eksternal ............................................... 76

7.2.1. Peluang KOPTAN MSM .......................................... 76

7.2.2. Ancaman KOPTAN MSM ........................................ 77

7.3. Analisis Matriks IFE dan EFE ............................................ 79

7.3.1. Analisis Matriks IFE (Internal Factor Evaluation) .. 79

7.3.2. Analisis Matriks EFE (Eksternal Factor

Evaluation).................................................................. 81

7.4. Matriks IE ........................................................................... 82

7.5. Matriks SWOT .................................................................... 83

7.6. Matriks QSPM ....................................................................

87

VIII. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................ 89

8.1. Kesimpulan ........................................................................ 89

8.2. Saran ................................................................................... 89

Page 13: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA CABAI PAPRIKA … · sebagai salah satu lembaga penunjang usaha paprika secara hidroponik di . Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung . Barat saat ini memiliki

iii

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................

91

LAMPIRAN ......................................................................................... 93

Page 14: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA CABAI PAPRIKA … · sebagai salah satu lembaga penunjang usaha paprika secara hidroponik di . Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung . Barat saat ini memiliki

iv

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1 Perkembangan PDB Nasional Hortikultura

Tahun 2008-2010 ..................................................................... 1

2 Perkembangan Produksi Tanaman Sayuran Menurut Jenis

Tanaman (ton) 2009-2010 ........................................................ 2

3 Produksi Beberapa Komoditas Sayuran yang Dapat Ditanam

Secara Hidroponik di Indonesia Tahun 2008 .......................... 4

4 Data Penjualan Paprika KOPTAN MSM Tahun 2011 ............. 6

5 Data Permintaan dan Penawaran Paprika KOPTAN MSM

Tahun 2011 ............................................................................... 8

6 Penjabaran Strategi SWOT ...................................................... 30

7 Penilaian Bobot Faktor Strategi Eksternal dan Internal ........... 35

8 Analisis Matrik IFE .................................................................. 37

9 Analisis Matrik EFE ................................................................. 37

10 Matrik SWOT ........................................................................... 40

11 Analisis QSPM (Quantitative Strategic Planning,Matriks) ..... 41

12 Harga Jual Pupuk di Koptan MSM .......................................... 44

13 Standar Kualitas Paprika KOPTAN MSM ............................... 46

14 Persentase Hasil Produksi Paprika KOPTAN MSM ................ 46

15 Harga Jual Paprika KOPTAN MSM ........................................ 63

16 Matriks IFE pada KOPTAN MSM .......................................... 80

17 Matriks EFE pada KOPTAN MSM ......................................... 81

18 Peringkat Alternatif Strategi KOPTAN MSM........................... 88

Page 15: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA CABAI PAPRIKA … · sebagai salah satu lembaga penunjang usaha paprika secara hidroponik di . Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung . Barat saat ini memiliki

v

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1 Data Harga Paprika KOPTAN MSM 2011 ........................... 7

2 Kerangka Kerja Analisis untuk Perumusan Strategi .............. 23

3 Hubungan Antara Kekuatan Eksternal Kunci dan

Organisasi .............................................................................. 25

4 Kekuatan-Kekuatan yang Mempengaruhi Persaingan

Industri ................................................................................... 28

5 Diagram Alir Kerangka Pemikiran Operasional .................... 32

6 Ilustrasi Matriks I-E ............................................................... 38

7 Struktur Organisasi KOPTAN MSM ..................................... 48

8 Saluran Distribusi Pemasaran Paprika KOPTAN MSM ....... 64

9 Matriks IE KOPTAN MSM ................................................... 83

10 Matriks SWOT KOPTAN MSM ........................................... 84

Page 16: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA CABAI PAPRIKA … · sebagai salah satu lembaga penunjang usaha paprika secara hidroponik di . Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung . Barat saat ini memiliki

vi

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1 Daerah Budidaya Paprika di Indonesia ................................. 94

2 Daftar Pembeli KOPTAN MSM ............................................ 94

3 Daftar Anggota KOPTAN MSM ........................................... 95

4 Dokumentasi di KOPTAN MSM .......................................... 96

5 SOP KOPTAN MSM ............................................................. 97

6 Olahan Data Ekternal dan Internal Ketua KOPTAN MSM .. 114

7 Olahan Data QSPM Ketua KOPTAN MSM ......................... 115

8 Olahan Data Ekternal dan Internal Bagian Produksi

KOPTAN MSM ..................................................................... 116

9 Olahan Data QSPM Bagian Produksi KOPTAN MSM ........ 117

10 Olahan Data Ekternal dan Internal Bagian Pemasaran

KOPTAN MSM ..................................................................... 118

11 Olahan Data QSPM Bagian Pemasaran KOPTAN MSM ..... 119

12 Olahan Data Eksternal dan internal LPPM UNPAD ............. 120

13 Olahan Data Eksternal dan internal BALITSA ..................... 121

14 Persentase Bobot dan Rating Olahan Data EFE .................... 122

15 Persentase Bobot dan Rating Olahan Data IFE ..................... 123

16 Daftar Pertanyaan Penggalian Faktor Internal Dan Eksternal

Koperasi ................................................................................. 127

17 Kuestioner Penilaian Bobot dan Peringkat Faktor Strategi

Internal Eksteral Koperasi ..................................................... 125

Page 17: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA CABAI PAPRIKA … · sebagai salah satu lembaga penunjang usaha paprika secara hidroponik di . Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung . Barat saat ini memiliki

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sektor pertanian memiliki peranan yang penting dalam pembangunan

perekonomian nasional diantaranya dalam pembentukan PDB, penyerapan tenaga

kerja, pembangunan ekonomi daerah, ketahanan pangan, dan dalam pelestarian

lingkungan hidup1. Sektor pertanian terdiri dari sub sektor tanaman pangan yang

meliputi padi, palawija dan hortikultura, serta sub sektor tanaman perkebunan.

Dari keempat sub sektor tersebut hortikultura merupakan salah satu bagian dari

sektor pertanian yang dapat dijadikan sumber pertumbuhan ekonomi.

Sayuran merupakan komoditas pertanian yang dikelompokkan dalam

kelompok hortikultura bersama dengan komoditas buah - buahan, biofarmaka dan

tanaman hias. Data perkembangan PDB Nasional hortikultura menyatakan bahwa

kontribusi sayuran pada PDB Nasional hortikultura tahun 2008 sampai 2009

mengalami peningkatan, pada tahun 2008 kontribusi sayuran terhadap PDB

hortikultura sebesar Rp.28.205,27 milyar kemudian mengalami peningkatan di

tahun berikutnya sebesar Rp. 30.505,71 milyar atau 2,60 persen dari nilai PDB

Nasional Hortikultura untuk komoditas sayuran (Tabel 1).

Tabel 1. Perkembangan PDB Nasional Hortikultura Tahun 2008-2010

No Komoditas Nilai PDB (milyar Rp)

2008 2009 2010

1 Sayuran 28.205,27 30.505,71 31.244

2 Buah-buahan 47.059,78 48.436,70 45.482

3 Tanaman Hias 3.852,67 3.896,90 3.665

4 Biofarmaka 5.084,78 5.494,24 6174

Hortikultura 84.202,50 88.333,56 86.565 Sumber : Direktorat Jendral Hortikultura, Tahun (2012)

Peningkatan tersebut menunjukkan bahwa sayuran merupakan produk

pertanian yang memberikan kontribusi besar ke dua dalam Produk Domestik

Bruto (PDB) Nasional hortikultura setelah buah-buahan. Produksi komoditas

sayuran akan memberikan nilai tambah bagi pembangunan nasional karena dapat

1 www.deptan.go.id Departemen Pertanian.[10 oktober 2012]

Page 18: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA CABAI PAPRIKA … · sebagai salah satu lembaga penunjang usaha paprika secara hidroponik di . Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung . Barat saat ini memiliki

2

memberikan kontribusi terhadap peningkatan pendapatan dan kesejahteraan

masyarakat. Kegiatan usaha tani sayuran yang saat ini banyak di kembangkan,

selain memiliki peranan yang sangat besar dalam pemenuhan gizi masyarakat

komoditas ini juga sangat potensial dan prospektif untuk di usahakan.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), volume ekspor sayur-

sayuran sepanjang Januari-September tahun 2011 mencapai 119.476 ton. Jumlah

ini naik drastis, yakni mencapai 125,51% dibandingkan periode sama tahun 2010

yang sebanyak 52.979 ton. Adapun nilai ekspor sayur pada sembilan bulan

pertama, tahun 2011 mencapai US$ 65,22 juta, angka tersebut naik 23,1% dari

periode sama pada 2010 yang sebesar US$ 52,97 juta2. Selain dilihat dari

kontribusinya terhadap PDB yang terus meningkat, permintaan produk sayuran

indonesia untuk ekspor dan impor juga meningkat. Hal ini di sebabkan oleh

kebutuhan dari dalam yang masih belum terpenuhi dan adanya permintaan dari

negara-negara subtropis yang ingin mengkonsumsi sayuran tropis.

Tabel 2. Perkembangan Produksi Tanaman Sayuran Menurut Jenis Tanaman

(ton), 2009-2010

Jenis Tanaman 2009 2010 Perkembangan/Growth

Absolut (%)

Bawang Merah 965 164 1.048.934 83.770 8,68

Bawang Putih 15.419 12.295 -3.124 -20,26

Bawang Daun 549.365 541.374 -7.991 -1,45

Kentang 1.176.304 1.060.805 -115.499 -9,82

Kubis 1.358.113 1.385.044 26.931 1,98

Kembang Kol 96.038 101.205 5.167 5,38

Paprika 4.462 5.533 1 071 24,00

Petsai 562.838 583.770 20.932 3,72

Wortel 358.014 403.827 45.813 12,80

Lobak 29.759 32.381 2.622 8,81

Kacang Merah 110.051 116.397 6.346 5,77

Kacang Panjang 483.793 489.449 5.656 1,17 Sumber: Statistik Tanaman Sayuran dan Buah-buahan Semusim Indonesia, BPS

Paprika merupakan tanaman subtropis sehingga akan lebih cocok ditanam

pada daerah dengan ketinggian di atas 750 m dpl (di atas permukaan laut). Di

Indonesia, tanaman ini banyak diusahakan di daerah seperti Brastagi, Lembang,

2 www. http://industri.kontan.co.id. Ekspor sayuran tumbuh subur [09 juli,2011]

Page 19: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA CABAI PAPRIKA … · sebagai salah satu lembaga penunjang usaha paprika secara hidroponik di . Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung . Barat saat ini memiliki

3

Cipanas, Bandung, Dieng, dan Purwokerto. Dibandingkan dengan permintaan

jenis cabai yang lain, permintaan paprika lebih kecil, luas penanaman paprika

terus berkembang seiring dengan permintaan pasar yang terus meningkat, serta

kelebihan dari budidaya paprika bisa memberi keuntungan yang lebih besar

daripada budidaya sayuran lain dengan lahan sempit3.

Tabel 2 menjelaskan bahwa perkembangan produksi cabai paprika tahun

2009–2010 mengalami perkembangan yang paling besar diantara sayuran-sayuran

lain dengan persentase perkembangan mencapai 24 %, dari awalnya 4.462 ton

meningkat di tahun berikutnya sebesar 5.533 ton. Hal ini menandakan bahwa

paprika mempunyai prospek yang sangat baik untuk di kembangkan.

Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, banyak

penemuan baru yang kemudian menggeser sistem pertanian tradisional menjadi

sistem pertanian konvensional. Sistem pertanian konvensional dicirikan dengan

penggunaan input-input anorganik dan bahan-bahan kimia pertanian dalam proses

budidaya. Hal ini ternyata membawa dampak negatif, akibatnya adalah timbulnya

masalah baru dalam pertanian sayuran, yaitu pencemaran air oleh bahan kimia

pertanian, menurunnya kualitas dan produktivitas sayuran, ketergantungan

terhadap bahan kimia pertanian seperti pupuk dan pestisida serta merosotnya

produktivitas lahan karena erosi, pemadatan lahan dan kurangnya bahan organik.

Dampak lain yang ditimbulkan oleh pertanian konvensional adalah gangguan

kesehatan yang diakibatkan adanya residu kimia yang terkandung dalam produk

sayuran4.

Bebagai macam teknik budidaya telah diterapkan di pertanian. Teknik

budidaya yang diterapkan pada tanaman hortikultura relatif sama dengan teknik

budidaya tanaman pertanian lainnya. Komoditas hortikultura memiliki nilai

ekonomis yang tinggi dan perlu pembudidayaan yang intensif, sehingga teknik

budidaya yang dikembangkan lebih spesifik. Ada beberapa teknik budidaya yang

diterapkan pada tanaman hortikultura antara lain hidroponik, aeroponik,

vertikultur, dan lain sebagainya.

3 http://kebunku-kaha.blogspot.com/ diakses pada tanggal 12 Mei 2012

4 http://binaukm.com/2011/06/peluang-usaha-budidaya-tanaman-secara-hidroponik-murah-dan-

sederhana-bagian-2/ Diakses pada tanggal 20 oktober 2012

Page 20: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA CABAI PAPRIKA … · sebagai salah satu lembaga penunjang usaha paprika secara hidroponik di . Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung . Barat saat ini memiliki

4

Hidroponik merupakan sistem pertanian masa depan, hal ini di sebabkan

hidroponik dapat diusahakan di berbagai tempat, baik itu di di desa, di kota, di

lahan terbuka, atau bahkan di atas lahan beton sekali pun. Keunggulan

hidroponik adalah diusahakan tidak mengenal musim, sepanjang tahun petani

dapat memproses dan memproduksi hasil pertanian. Jaminan pasokan dan

rutinitasnya sehingga petani dapat mengatur jenis maupun kuantitas produksi

untuk mencegah jatuhnya harga produk-produk pertanian. Oleh karena itu, harga

jual hasil panennya tidak khawatir akan jatuh. Pemeliharaan tanaman

hidroponik pun lebih mudah karena tempat budidayanya relatif bersih, media

tanamnya steril, dan tanaman terlindung dari terpaan hujan. Serangan hama dan

penyakit relatif kecil. Tanaman lebih sehat, dan produktivitas lebih tinggi. Mutu

hasil tanaman hidroponik juga lebih bagus. Itulah sebabnya harga jualnya lebih

tinggi. Hal ini terjadi karena lingkungan yang bersih dan terpenuhinya suplai

unsur hara sesuai dengan kebutuhan tanaman5. Berikut perbandingan produksi

total beberapa komoditas sayuran yang juga dapat dibudidayakan secara

hidroponik di Indonesia yang dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Produksi Beberapa Komoditas Sayuran yang Dapat Ditanam Secara

Hidroponik di Indonesia Tahun 2008-2009

No Komoditas 2008 (Ton) 2009 (Ton) Perkembangan

(%)

1 Tomat 725,973 853,061 13,29

2 Kangkung 323,757 360,992 11,50

3 Bayam 163.817 173.750 6,06

4 Paprika 2.114 5.335* 152,37 Sumber :Direktorat Jendral Hortikultura (2010)

Keterangan : * Angka sementara

Tabel 3 menjelaskan bahwa dari keempat komoditas yang dapat di tanam

secara hidroponik, paprika merupakan komoditas yang paling sedikit produksinya.

Hal ini di sebabkan di Indonesia masih belum banyak petani yang

membudidayakan paprika. Dilihat dari sisi perkembangan produksi, produksi

paprika dari tahun 2008 ke tahun 2009 mengalami peningkatan lebih dari 100%.

5 http://binaukm.com/2011/06/peluang-usaha-budidaya-tanaman-secara-hidroponik-murah-dan-

sederhana-bagian-1/. Diakses pada tanggal 20 oktober 2012

Page 21: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA CABAI PAPRIKA … · sebagai salah satu lembaga penunjang usaha paprika secara hidroponik di . Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung . Barat saat ini memiliki

5

Hal ini mengindikasikan bahwa prospek pengembangan usaha budidaya paprika

secara hidroponik sangat baik.

Desa Pasir Langu Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat, Propinsi

Jawa Barat adalah salah satu sentra papika terluas di Indonesia. Budidaya paprika

di Pasir Langu sudah di mulai sejak tahun 1994, pada saat itu budidaya paprika di

Desa Pasir Langu di lakukan oleh Kelompok Tani yang didirikan pada tanggal 4

September 1994 yang beranggotakan 11 orang. Seiring dengan semakin

berkembangnya budidaya paprika di Desa Pasir Langu, pada tanggal 13 April

1999 Kelompok tani tersebut berubah menjadi koperasi yang diberi nama

Koperasi Petani Mitra Sukamaju atau disingkat KOPTAN MSM dengan badan

hukum no 180/BH/518-KOP/IV/1999, yang saat ini beranggotakan 62 anggota

(green house). Perkembangan usahatani paprika di Desa Pasir Langu tidak

terlepas dari peranan KOPTAN MSM yang menjadi pelopor budidaya paprika di

daerah tersebut6.

KOPTAN MSM berperan aktif dalam upaya pemberdayaan masyarakat

Desa pasir Langu melalui usahatani paprika secara hidroponik. KOPTAN MSM

dalam menjalankan kegiatan usahanya berupaya untuk meningkatkan

kesejahteraan anggota, dengan memberikan berbagai fasilitas dan pelayanan bagi

anggotanya.

KOPTAN MSM memiliki tujuan untuk membantu petani paprika yang

berada di Desa Pasir Langu. Dengan adanya kerjasama yang baik antara koperasi

dengan anggotanya diharapkan koperasi dapat melakukan penyusunan rencana

dan strategi usaha yang handal dan efektif untuk mencapai sasaran bisnis yang

telah ditetapkan, sehingga dapat meningkatkan profit petani kawasan tersebut.

1.2. Perumusan Masalah

KOPTAN MSM merupakan salah satu lembaga penunjang usaha paprika

secara hidroponik di Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung. Saat ini KOPTAN

MSM memiliki anggota 20 petani, akan tetapi keanggotaan KOPTAN MSM

ditentukan bukan dari jumlah petani melainkan dari jumlah green house yang

diusahakan petani, jadi KOPTAN MSM saat ini memiliki 62 anggota yang

mengembangkan budidaya paprika di lahan seluas kurang lebih tujuh hektar dan

6 KOPTAN MSM

Page 22: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA CABAI PAPRIKA … · sebagai salah satu lembaga penunjang usaha paprika secara hidroponik di . Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung . Barat saat ini memiliki

6

masing-masing unit green house memanfaatkan lahan antara 500 sampai 1.500

meter persegi. KOPTAN MSM tidak hanya sebatas penyedia input dan

memasarkan paprika hasil dari anggota akan tetapi KOPTAN MSM memberi

pelatihan dan mengatur pola tanam dari setiap anggota agar target penjualan

KOPTAN MSM dapat terpenuhi. Paprika KOPTAN MSM dibudidayakan dengan

menggunakan sistem hidroponik, produktivitas untuk satu pohon paprika bisa

mencapai 2 sampai 3 kilogram. Di lihat dari sumber daya yang dimiliki,

KOPTAN MSM mempunyai potensi untuk berkembang dalam pengembangan

komoditas paprika secara hidroponik. Perkembangan penjualan tahun 2011 di

KOPTAN MSM dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Data Penjualan Paprika KOPTAN MSM tahun 2011

Bulan Jumlah Produksi

(Kg) Nilai Penjualan (Rp)

Januari 15.649 144.491.000

Februari 21.450 158.726.000

Maret 21.049 179.971.000

April 16.542 156.905.000

Mei 24.297 184.027.000

Juni 18.476 168.328.000

Juli 14.633 192.152.000

Agustus 18.178 226.245.000

September 22.139 200.188.000

Oktober 23.378 204.125.500

November 22.811 207.190.000

Desember 25.757 244.498.000

Jumlah 244.357 2.108.120.500

Sumber :Koperasi Petani Mitra Sukamaju.

Tabel 4 menjelaskan bahwa setiap bulan nya KOPTAN MSM mengalami

fluktuasi penjualan. Produksi terendah terjadi pada bulan Juli dengan hasil

produksi sebesar 14.633 kilogram sedangkan jumlah produksi tertinggi terjadi

pada bulan Desember dengan hasil produksi sebesar 25.757 kilogram. Dilihat dari

nilai penjualan pada bulan Juli tersebut menghasilkan nilai penjualan yang lebih

besar di banding bulan sebelumnya yang hasil produksinya lebih banyak.

Fluktuasi penjualan yang terjadi pada KOPTAN MSM ini disebabkan oleh

Page 23: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA CABAI PAPRIKA … · sebagai salah satu lembaga penunjang usaha paprika secara hidroponik di . Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung . Barat saat ini memiliki

7

perubahan harga dan kuantitas yang terjadi di KOPTAN MSM. Perubahan

kuantitas terjadi karena cuaca yang ekstrim dan penanganan hama dan penyakit

yang kurang terkendali sehingga produksi menurun dan kualitas yang di inginkan

pasar tidak dapat dipenuhi.

Gambar 1. Data Harga Paprika KOPTAN MSM Tahun 2011 Sumber : Koperasi Petani Mitra Sukamaju

Gambar 1 menjelaskan setiap bulan nya harga paprika di KOPTAN MSM

mengalami fluktuasi, harga terendah paprika hijau adalah Rp. 7.000/kg, kemudian

yang tertinggi mencapai Rp. 10.000/kg, harga terendah paprika merah berada pada

harga Rp. 8.000/kg, harga tertinggi paprika merah bisa mencapai Rp. 29.000

perkilonya, dan harga terendah paprika kuning berada pada harga Rp. 9.000, harga

tertingginya bisa mencapai Rp. 32.000/kg. Harga tertinggi paprika yang di alami

oleh KOPTAN MSM pada bulan Juli terjadi karena jumlah paprika yang ada di

pasaran sedikit sehingga harga paprika menjadi tinggi. Adanya fluktuasi harga

tersebut, KOPTAN MSM mengalami kendala yang berkaitan dengan pendapatan

yang tidak pasti.

Dalam pengembangan bisnis paprika, faktor kuantitas, kualitas dan

kontinuitas pasokan menjadi suatu persyaratan yang harus dipenuhi. Akan tetapi

sampai saat ini KOPTAN MSM belum mampu untuk memenuhi permintaan yang

ada. Perkembangan permintaan dan penawaran paprika KOPTAN MSM dapat di

lihat pada Tabel 5.

13,000 10,000

12,000 10,000 10,000 9,000

32,000

17,000

13,000 13,000 11,000 12,000 11,000

8,500 11,000

9,000 10,000 9,000

29,000

16,000

12,000 12,000 10,000 11,000

9,000 7,000 7,000 8,000 7,000 7,500

10,000 10,000 8,000 8,000 8,000 9,000

Data Harga Paprika KOPTAN MSM Tahun 2011 Kuning Merah Hijau

Page 24: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA CABAI PAPRIKA … · sebagai salah satu lembaga penunjang usaha paprika secara hidroponik di . Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung . Barat saat ini memiliki

8

Tabel 5. Data Permintaan dan Penawaran Paprika di Koperasi Mitra Sukamaju

Bulan Januari-Desember tahun 2011 (Kg)

Bulan Permintaan Penawaran GAP

(Lokal)

GAP

(Ekspor) Lokal Ekspor Lokal Ekspor

Januari 50.000 20.000 14.225 1.394 35.745 18.606

Februari 50.000 20.000 17.372 4.078 32.628 15.922

Maret 50.000 20.000 17.725 3.324,5 32.276 16.676

April 50.000 20.000 15.428 1.114 34.572 18.886

Mei 50.000 20.000 19.410 4.887 30.590 15.113

Juni 50.000 20.000 17.490 986 32.510 19.014

Juli 50.000 20.000 13.130 1.503 36.870 18.497

Agustus 50.000 20.000 16.773 1.405 33.227 18.595

September 50.000 20.000 17.490 4.649 32.510 15.351

Oktober 50.000 20.000 19.524 3.854 30.476 16.146

November 50.000 20.000 20.943 1868 29.057 18.132

Desember 50.000 20.000 22.947 2810 27.053 17.190

Jumlah 600.000 240.000 212.487 31.873 387.514 208.128

Sumber : Koperasi Petani Mitra Sukamaju 2011.

Tabel 5 dilihat bahwa KOPTAN MSM masih belum dapat memenuhi

permintaan pasar baik lokal maupun ekspor. GAP antara penawaran dan

permintaan baik untuk pasar lokal maupun pasar ekspor mencapai 50%. Hal ini di

sebabkan oleh beberapa faktor diantaranya yaitu musim yang selalu berubah,

pengendalian hama dan penyakit yang masih belum optimal dan skala usaha

masing masing anggota KOPTAN MSM yang masih terbatas dengan luas lahan

antara 500 m2 hingga 1500 m

2.

Kendala lain yang dihadapi yaitu biaya produksi yang tinggi karena petani

anggota KOPTAN MSM memakai sistem teknologi budidaya secara hidroponik.

Berdasarkan uraian di atas, maka KOPTAN MSM perlu merumuskan strategi

usaha yang tepat dengan mengenali lingkungan internal dan eksternal yang

Page 25: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA CABAI PAPRIKA … · sebagai salah satu lembaga penunjang usaha paprika secara hidroponik di . Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung . Barat saat ini memiliki

9

mempengaruhi koperasi agar mampu terus bertahan dan dapat terus

dikembangkan. Adapun permasalahan yang dapat dirumuskan, antara lain:

1. Faktor-faktor internal dan eksternal apa saja yang menjadi kekuatan dan

kelemahan serta ancaman dan peluang apa yang akan dihadapi oleh KOPTAN

MSM?

2. Bagaimana strategi pengembangan usaha cabai paprika yang tepat yang dapat

diterapkan oleh KOPTAN MSM dan bagaimana prioritas strategi yang dapat

direkomendasikan kepada Koperasi tersebut?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah diuraikan

sebelumnya, maka tujuan penelitian ini adalah :

1. Mengidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal apa saja yang menjadi

kekuatan dan kelemahan serta ancaman dan peluang apa yang akan dihadapi

oleh KOPTAN MSM dalam pengembangan usahanya.

2. Merumuskan dan memprioritaskan strategi terbaik yang dapat diterapkan dan

direkomendasikan kepada KOPTAN MSM dalam pengembangan usahanya.

1.4. Kegunaan Hasil Penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk :

1. Koperasi sebagai pelaku utama : dapat digunakan sebagai informasi dan

bahan pertimbangan dalam usahatani dan menyusun strategi terbaik bagi

kelangsungan usaha paprika.

2. Penulis : berguna untuk menambah wawasan dan melatih menganalisis

masalah berdasarkan fakta dan data yang tersedia.

3. Pihak yang berkompeten : diharapkan dapat menjadi informasi dalam

membangun koordinasi yang harmonis dalam kaitannya dengan

pengembangan usaha paprika.

Page 26: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA CABAI PAPRIKA … · sebagai salah satu lembaga penunjang usaha paprika secara hidroponik di . Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung . Barat saat ini memiliki

10

1.5. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah aspek manajemen strategi yang

berkaitan dengan perumusan (formulasi) strategi pengembangan usaha cabai

paprika KOPTAN MSM. Ruang lingkup dibatasi hanya pada tahap formulasi

strategi yaitu melalui mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan internal, peluang

dan ancaman eksternal KOPTAN MSM, merumuskan strategi-strategi alternatif

dan menentukan strategi prioritas yang akan dilaksanakan oleh KOPTAN MSM.

Page 27: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA CABAI PAPRIKA … · sebagai salah satu lembaga penunjang usaha paprika secara hidroponik di . Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung . Barat saat ini memiliki

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Koperasi

Secara harfiah koperasi berarti bekerja sama. Koperasi terdiri atas dua kata

yaitu co yang berarti bersama dan operation yang berarti bekerja. Dengan kata

lain, koperasi merupakan suatu alat untuk memperbaiki kehidupan berdasarkan

menolong diri sendiri (self help) dan otoaktivitas dalam bentuk kerja sama.

Koperasi pada asasnya bukan merupakan perkumpulan untuk mencari keuntungan

tetapi mencapai perbaikan hidup dan kesejahteraan anggotanya. Menurut Undang-

undang Nomor 25 tahun 1992 tentang pengkoperasian, koperasi adalah badan

usaha yang beranggotakan orang orang atau badan hukum koperasi dengan

melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sejakigus sebagai gerakan

ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan, sedangkan Perkoperasian

ialah segala sesuatu yang menyangkut kehidupan koperasi (Mahmud,1996).

Pada umunya, strategi pengembangan yang dilakukan bagi perusahaan dan

lembaga koperasi tidak jauh berbeda. Strategi yang dilakukan berorientasi pada

fungsi-fungsi manajemen. Menurut Permana (2011), fungsi manajemen yang

dilakukan oleh kelembagaan koperasi sebagai berikut :

1. Fungsi Perencanaan

Perencanaan yaitu suatu proses perumusan program kerja beserta

anggarannya, yang harus dilakukan koperasi sebagai tindak lanjut dari

pelaksanaan strategi yang hendak dilaksanakan dan merupakan tindak lanjut

juga dari keputusan rapat anggota, oleh karena itu pelaksanaan fungsi

perencanaan harus konsisten pada tujuan dan misi koperasi dan perencanaan

memiliki fungsi koordinasi antara bagian dalam koperasi, serta fungsi

pengendalian terhadap pelaksanaan berbagai kegiatan koperasi.

2. Fungsi Pengorganisasian

Yaitu pembagian tugas dan wewenang dalam koperasi kepada para pelaku

yang bertanggung jawab atas pelaksanaan rencana koperasi, walaupun secara

umum perangkat organisasi koperasi telah terbagi dengan jelas, namun dalam

pelaksanaannya pengurus mempunyai kewajiban untuk menyusun organisasi

kepengurusan secara rinci.

Page 28: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA CABAI PAPRIKA … · sebagai salah satu lembaga penunjang usaha paprika secara hidroponik di . Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung . Barat saat ini memiliki

12

3. Kepemimpinan

Menurut Ralp M. Stogdill, kepemimpinan adalah suatu proses mempengaruhi

aktivitas kelompok yang ditujukan pada pencapaian tujuan tertentu.

Selanjutnya berdasarkan hasil penelitiannya telah didefinisikan berbagai cara

yang berbeda oleh berbagai orang yang berbeda pula (Hendrojogi, 2004).

4. Pengendalian

Pengendalian mempunyai fungsi untuk memastikan bahwa hasil kegiatan

usaha koperasi atau kegiatan lainya sesuai dengan apa yang telah

direncanakan sebelumnya, serta menjamin agar usaha dapat berjalan dengan

lancar dan apabila terjadi penyimpangan-penyimpangan maka dapat diketahui

sedini mungkin.

Pengembangan usaha memerlukan suatu proses manajerial berupa perumusan

dan penyusunan strategi yang tepat bagi perusahaan. Strategi yang telah

dirumuskan perlu dikelola dalam suatu proses manajerial yang baik dalam suatu

organisasi. Prasyarat pesatnya perkembangan organisasi koperasi menurut (Mutis,

1999) adalah :

1. Koperasi harus meluaskan wawasan dalam manajemen dan organisasinya

2. Koperasi harus diorganisasi dengan baik dan dikelola secara professional

3. Mempertahankan standar integritas koperasi yang tinggi

4. Penataan orientasi dan kontribusi pelayanan kepada anggota dan masyarakat

secara tepat.

2.2. Hidroponik

Di Indonesia, pada umumnya tanaman sayuran dibudidayakan di lahan

terbuka. Kondisi cuaca tropis memungkinkan petani memproduksi sayuran

sepanjang tahun. Namun budidaya sayuran dilahan terbuka menghadapi banyak

masalah. Pada musim hujan, penanaman sayuran tersebut sebagian atau

seluruhnya rusak. Kondisi cuaca selama musim hujan seringkali juga tidak cocok

untuk penanaman sayuran yang disebabkan oleh adanya peningkatan kelembaban

dan kondisi ini menyebabkan perkembangan banyak penyakit tanaman yang

umumnya berkembang dengan pesat pada kondisi itu. Budidaya tanaman dibawah

naungan (proteted cultivaion) adalah teknik penanaman sayuran yang dapat

mengatasi masalah yang berhubungan dengan penanaman sayuran di lahan

Page 29: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA CABAI PAPRIKA … · sebagai salah satu lembaga penunjang usaha paprika secara hidroponik di . Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung . Barat saat ini memiliki

13

terbuka. Teknik ini merupakan usaha perlindungan fisik dari tanaman dengan

tujuan utama untuk mengendalikan faktor cuaca yang mengganggu perkembangan

tanaman. Beberapa keuntungan penggunaan budidaya tanaman dibawah naungan

adalah hasil tanaman yang lebih tinggi, kualitas produk lebih baik dan masa panen

lebih panjang dibanding dengan produksi sayuran dilahan terbuka (Agnet 1999;

Baron’s Brae 1991). Selain itu, keuntungan lainnya adalah efisiensi penggunaan

pupuk dan pestisida, pengguanan teknik perlindungan tanaman secara biologi

produksi tanaman lebih terencana (Baudoin dan Von Zabeltitz 2002).

Namun demikian, ketersedian produk sayuran yang berkualitas belum

mampu memenuhi kebutuhan konsumen. Hal ini disebabkan produksi sayuran di

rumah plastik masih sangat terbatas dan belum berkembang seperti di negara

maju, dimana budidaya tanaman di bawah naungan merupakan salah satu teknik

utama untuk produksi sayuran. Dalam rangka meningkatkan produksi sayuran

yang berkualitas di Indonesia maka perlu dikembangkan teknologi produksi

sayuran di rumah plastik sehingga dapat memenui kebutuhan konsumen dalam

negeri maupun potensi untuk komoditas ekspor. Pada umumnya, produksi sayuran

di rumah plastik menggunakan sistem hidroponik. Hidroponik berasal dari kata

Yunani yaitu hydro yang berarti air dan ponos yang artinya daya. Jadi hidroponik

berarti budidaya tanaman yang mamanfaatkan air dan tanpa menggunakan tanah

sebagai media tanam. Bercocok tanam dengan metode hidroponik berati secara

keseluruhan keperuluan nutrisi yang diserap melalui akar tanaman diberikan

dalam bentuk larutan. Hidroponik sering juga disebut Controlled Environmental

Agriclture atau pertanian dengan lingkungan yang terkontrol,dimana cahaya, air

,suhu, karbondioksida, oksigen, PH dn nutrisi dapat dikontrol (Alberta 2004)

Ada banyak jenis tanaman sayuran yang dapat dibudidayakan di rumah

plastik, seperti paprika, tomat beef, tomat cherry, mentimun dan sayuran daun

seperti selada,packcoy,kiln,dan caysin. Hasil survei identifikasi potensi dan

masalh produksi sayuran di rumah plastik dan lokakarya (workshop) parisipatif

karakterisasi budidaya sayuran di rumah plastik yang dilaksanakan pada tahun

2003 (Gunadi. 2003) menunjukkan bahwa tanaman paprika merupakan tanaman

yang paling banyak dibudidayakan di rumah plastik di Indonesia.

Page 30: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA CABAI PAPRIKA … · sebagai salah satu lembaga penunjang usaha paprika secara hidroponik di . Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung . Barat saat ini memiliki

14

2.2.1. Prospek Usaha Tanaman Hidroponik

Kendala keterbatasan lahan pertanian dan isu bahaya residu pestisida dapat

di jawab dengan budidaya secara hidroponik. Bertanam secara hidroponik bukan

lagi dilakukan untuk sekedar hobi. Teknologi ini selain dapat mengatasi faktor

keterbatasan lahan, pergeseran gaya hidup masyarakat modern lebih memilih

untuk mengkonsumsi hasil pertanian yang lebih sehat dan bebas residu pestisida

menjadi alasan budidaya secara hidroponik memiliki prospek usaha yang lebih

menjanjikan.

Adapun harga jual dari produk hidroponik ini di pasaran relatif tinggi

hingga mencapai 200 sampai 300 % dibandingkan dengan harga produk yang di

budidayakan secara biasa (konvensional). Kelebihan dari produk hidroponik ini

adalah hasil sayuran yang lebih segar, higienitas tinggi, dan terbebas dari pestisida

membuat sayuran yang di budidayakan secara hidroponik menjadi sangat di

minati masyarakat khususnya kalangan menengah ke atas. Selain itu teknologi ini

juga menjamin kualitas, kuantitas dan kontinuitas dapat terpenuhi.

Keterbatasan persediaan dan makin tingginya permintaan sayuran

hidroponik menjadikan peluang bisnis yang cukup baik untuk di usahakan oleh

para pengusaha dalam skala yang besar, termasuk peluang ekspor ke berbagai

negara yang permintaan akan sayuran nya yang tinggi. Dengan demikian, usaha

budidaya sayuran hidroponik dapat membuka peluang menciptakan lapangan

pekerjaan baru bagi masyarakat sekitar7.

2.3. Bisnis Paprika di Indonesia

Paprika merupakan tanaman yang berasal dari Amerika tropis dan bukan

tanaman asli Indonesia. Menurut Prihmantoro dan Yovita (2003), faktor

lingkungan merupakan salah satu hal yang harus diperhatikan agar tanaman

paprika yang dibudidayakan dapat tumbuh dengan baik dan memberikan hasil

yang maksimal baik dilihat dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Faktor

lingkungan yang menjadi syarat tumbuh paprika diantaranya adalah iklim, tanah

atau media serta ketinggian tempat.

Paprika dapat dibudidayakan secara hidroponik di dalam greenhouse dengan

menggunakan media tanam selain tanah salah satunya berupa arang sekam,

7 Hidroponik.incomehidroponik.blogspot.com. Diakses padatanggal 24 Mei 2012

Page 31: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA CABAI PAPRIKA … · sebagai salah satu lembaga penunjang usaha paprika secara hidroponik di . Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung . Barat saat ini memiliki

15

maupun secara konvensional dengan menggunakan tanah sebagai medianya.

Budidaya secara hidroponik ini memungkinkan tanaman dapat berproduksi

dengan kualitas dan kuantitas yang lebih baik (Lingga, 1985). Namun demikian,

budidaya paprika secara hidroponik ini membutuhkan modal yang relatif besar

karena kebutuhan sarana-sarana fisik seperti greenhouse, sarana irigasi, nutrisi

dan sarana-sarana produksi lainnya.

Paprika juga merupakan salah satu komoditas sayuran asing yang potensial

untuk dikembangkan di Indonesia. Hal tersebut ditunjukkan oleh tingginya

permintaan terhadap paprika. Permintaan dari hotel berbintang rata-rata sekitar 15

kg paprika per hari, sedangkan swalayan membutuhkan sekitar lima kilogram per

harinya, dan tingginya permintaan tersebut belum dapat dipenuhi seluruhnya oleh

petani (Prihmantoro dan Yovita, 2003). Banyaknya orang asing yang menetap,

bermunculannya hotel, restoran dan usaha catering yang menyediakan menu

masakan asing dan swalayan yang menyediakan berbagai sayuran impor serta

semakin meningkatnya kesadaran masyarakat akan gizi menyebabkan permintaan

terhadap paprika semakin meningkat. Meningkatnya permintaan terhadap paprika

merupakan peluang besar bagi pengembangan usaha paprika di Indonesia.

Paprika merupakan salah satu komoditas sayuran yang bernilai jual tinggi

dan telah menembus pasar internasional. Salah satu negara yang menjadi tujuan

ekspor paprika Indonesia adalah negara Taiwan. Namun sejak sekitar tahun 2003–

2004, ekspor paprika Indonesia ke Taiwan terhenti. Hal tersebut disebabkan oleh

adanya isu lalat buah pada produk paprika Indonesia. Walaupun demikian,

Taiwan bukanlah satu-satunya negara tujuan ekspor paprika Indonesia. Negara

lain yang juga menjadi tujuan ekspor paprika Indonesia adalah Hongkong dan

Singapura.

2.4. Penelitian terdahulu

Salah satu cara untuk memperoleh informasi mengenai penelitian yang

dilakukan adalah dengan cara mengkaji penelitian terdahulu. Berdasarkan

penelitian terdahulu untuk merumuskan strategi pengembangan agribisnis yang

akan ditetapkan di suatu daerah adalah melakukan analisis terhadap lingkungan

internal dan eksternal daerah tersebut, analisis ini dilakukan untuk mengetahui

peluang dan ancaman yang dimiliki dan di hadapi.

Page 32: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA CABAI PAPRIKA … · sebagai salah satu lembaga penunjang usaha paprika secara hidroponik di . Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung . Barat saat ini memiliki

16

Penelitian tentang strategi pengembangan usaha pada koperasi sudah

banyak di lakukan. Widodo (2001) meneliti pada Koperasi industri kecil dan

kerajinan rakyat (Kopinra), Ferdiansyah (2010) meneliti pada usaha emping

melinjo di koperasi serba usaha Sari Sono Kabupaten Lebak, Banten, Mia Sari

(2012) meneliti pada unit usaha pasteurisasi koperasi peternak garut selatan

(KPGS) Jawa Barat. Ketiga penelitian tersebut meneliti strategi pengembangan

usaha pada sebuah koperasi, dari ketiga penelitian tersebut adalah pada alat

analisis yang dipakai, ketiga penelitian tersebut menggunakan alat analisis IFE,

EFE, IE, SWOT, QSPM dan Arsitektur Strategi.

Hasil penelitian Widodo (2001) menyatakan penelitian ini bertujuan untuk

menganalisis faktor faktor yang mempengaruhi posisi dan kondisi usaha koperasi.

Penelitian ini menggunakan studi kasus pada Kopinkra “anggrek” yang berlokasi

di Kotamadya Tanggerang. Data dikumpulkan melalui wawancara langsung

dengan objek penelitian dan analisis dengan menggunakan matriks IFE, EFE, dan

Matriks SWOT. Berdasarkan hasil analisis matriks IFE diperoleh nilai indeks

akumulatif 2,2 yang menunjukan bahwa Kopinkra “anggrek” memiliki kelemahan

yang lebih besar daripada kekuatan yang dimilikinya, atau dapat diartikan bahwa

kekuatan yang dimiliki tidak mampu mengatasi kelemahannya. Hasil analisis

matriks EFE diperoleh nilai indeks akumulatif 2,6 yang menunjukan Kopinkra

“anggrek” mampu memanfaatkan peluang yang ada untuk mengatasi ancaman

yang akan datang.

Hasil penelitian Ferdiansyah (2010) menyatakan penentuan faktor

lingkungan eksternal dibagi menjadi dua bagian yaitu lingkungan makro yang

terdiri dari ekonomi, sosial budaya, teknologi dan politik serta lingkungan industri

yang memakai analisis bersaing Porter, untuk penentuan faktor internal

mengunakan pendekatan rantai nilai. Kemudian penentuan posisi perusahaan

menggunakan matriks IE, untuk memperoleh alternatif strategi digunakan matriks

SWOT, dan matriks QSP digunakan untuk mengetahui prioritas utama dari

beberapa alternatif strategi, lalu rancangan arsitektur strategi di buat untuk

merumuskan perkembangan strategi yang diterapkan oleh perusahaan untuk

periode lima tahun kedepan. Sama halnya dengan penelitian Mia Sari (2012)

menyatakan penentuan faktor lungkungan eksternal dibagi menjadi dua bagian

Page 33: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA CABAI PAPRIKA … · sebagai salah satu lembaga penunjang usaha paprika secara hidroponik di . Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung . Barat saat ini memiliki

17

yaitu lingkungan makro dan lingkungan industri. Akan tetapi dalam penentuan

faktor internal penelitian Mia Sari (2012) menggunakan pendekatan fungsional.

Pemilihan responden, Ferdiansyah (2010) penentuan responden yang

digunakan dalam penelitian ini terdiri dari pihak eksternal dan internal, pemilihan

responden internal terdiri dari ketua KSU Sari Sono, Divisi Pemasaran. Pihak

eksternal terdiri dari Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (KUKM)

Kabupaten Lebak dan Disperindag Provinsi Banten, serta Disperindag Kabupaten

Pandeglang. Responden kuesioner terdiri dari ketua KSU Sari Sono dan Divisi

Pemasaran.

Hasil identifikasi faktor internal yang memberikan skor kekuatan tertinggi

pada matriks IFE adalah kualitas bahan baku dan produk sebesar 0,46, sedangkan

faktor yang merupakan kelemahan adalah kurangnya pelayanan terhadap

konsumen sebesar 0,210. Jumlah total skor matriks EFE secara keseluruhan

adalah sebesar 2,66. Hasil matriks EFE memberikan skor peluang tertinggi pada

matriks EFE adalah banyaknya konsumen potensial dalam dan luar negri dengan

skor sebesar 0,29, sedangkan faktor yang merupakan ancaman adalah mudahnya

pendatang baru masuk industri emping melinjo dengan skor 0,19. Total skor

perhitungan matriks EFE sebesar 2,24. Posisi KSU Sari Sono berada di area V,

dimana strategi yang umum digunakan adalah penetrasi pasar dan pengembangan

produk. Alternatif strategi yang dapat dilakukan oleh KSU Sari sono terdiri dari

tujuh strategi yaitu (1) penetrasi pasar serta menambah jaringan distribusi untuk

memperluas jangkauan pasar, (2) meningkatkan promosi, (3) perbaikan mutu

kemasan, (4) meningkatkan pelayanan terhadap konsumen, (5)memperbaiki

pencatatan keuangan, (6) memberikan edukasi tentang melinjo dan emping

kepada konsumen, (7) menjalin kerja sama dengan pemerintah.

Hasil penelitian Mia Sari (2012) menyatakan permasalahan yang terjadi

pada KPGS yaitu permintaan susu pasteurisasi yang belum dapat dipenuhi unit

usaha pasteurisasi KPGS dan tingginya tingkat persaingan susu olahan di wilayah

Garut. Penelitian ini menggunakan alat analisis matriks IFE dan matriks EFE,

kemudian untuk mengetahui posisi perusahaan analisis digunakan dengan matriks

I-E. Dengan matriks SWOT akan dieroleh alternatif-alternatif strategi bagi

perusahaan dan akhirnya prioritas strategi dianalisis dengan matriks QSPM, lalu

Page 34: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA CABAI PAPRIKA … · sebagai salah satu lembaga penunjang usaha paprika secara hidroponik di . Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung . Barat saat ini memiliki

18

analisis arsitektur strategi dilakukan untuk membuat implementasi dari strategi

strategi yang didapatkan dari hasil analisis SWOT. Metode pengumpulan sampel

yang digunakan pada penelitian ini adalah non probability sampling yaitu denngan

menggunakan metode purposive sampling. Responden yang digunakan dalamam

penelitian ini berjumlah enam orang, terdiri dari pihak internal dan eksternal unit

usaha pasteurisasi Koperasi Peternak Garut Selatan (KPGS). Pihak internal

merupakan pengambil keputusan (decision maker) dalam kegiatan unit usaha

pasteurisasi yang terdiri dari 3 orang yaitu, Manajer Divisi Perdagangan KPGS,

Kepala Bagian Perdagangan, dan Kepala Sub Bagian Pengolahan Susu. Pihak

eksternal diwakili oleh manajer utama KPGS, Ketua Pengawas KPGS dan staf

UPTD Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan, Kecamatan Cikajang,

Kabupaten Garut yang sering berhubungan langsung dengan unit usaha

pasteurisasi KPGS. Pertimbangan penggunaan pihak eksternal adalah agar

penilaian terhadap faktor internal dan eksternal KPGS dapat lebih objektif dan

sesuai dengan kondisi sebenarnya.

Berdasarkan hasil pengolahan matriks IFE, total skor yang dihasilkan

adalah sebesar 2,271. Total rata-rata tertimbang Unit Usaha Pasteurisasi KPGS

yang berada di bawah 2,5 mengindikasikan bahwa kondisi internal Unit Usaha

Pasteurisasi berada di bawah rata-rata. Hal tersebut menggambarkan bahwa Unit

Usaha Pasteurisasi KPGS merupakan organisasi yang lemah secara internal.

Sedangkan, total skor pengolahan matriks EFE adalah sebesar 3,249 yang

menunjukkan Unit Usaha Pasteurisasi berada di atas rata-rata (2,50). Nilai ini

memberikan pengertian bahwa Unit Usaha Pasteurisasi telah mampu

memanfaatkan peluang dan menghindari ancaman dengan baik. Berdasarkan nilai

skor total IFE dan EFE diperoleh bahwa kekuatan utama unit usaha pasteurisasi

KPGS adalah sertifikasi produk pasteurisasi, kelemahan utama adalah kurangnya

kegiatan promosi, peluang utama adalah adanya oulet milik Dinas Koperasi

Provinsi Jawa Barat di Bandung yang menjual produk-produk beberapa koperasi

di Jawa Barat, serta ancaman utama adalah adanya produk susu pasteurisasi

(KPBS dan Susu Nasional) yang memasarkan produk di wilayah kota Garut.

Berdasarkan analisis matriks QSP, urutan prioritas strategi pengembangan usaha

bagi unit usaha pasteurisasi adalah sebagai berikut: (1) Pengembangan usaha

Page 35: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA CABAI PAPRIKA … · sebagai salah satu lembaga penunjang usaha paprika secara hidroponik di . Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung . Barat saat ini memiliki

19

melalui kerjasama dengan pihak pengolahan, (2) Peningkatan pemasaran, (3)

Peningkatan mutu produk, (4) Peningkatan volume produksi, (5) Pembenahan

sistem manajemen usaha, dan (6) Pengembangan kerjasama keagenan.

Pelaksanaan tahapan arsitektur strategik dibagi menjadi dua kelompok

besar. Bagian pertama yaitu program kegiatan yang dilakukan secara terus-

menerus dan bagian kedua yaitu program kegiatan dilakukan secara bertahap.

Program yang dilakukan secara terus menerus meliputi: (1) menggunakan mesin-

mesin pengolahan yang dimiliki; (2) mengoptimalkan hari dan jam kerja

karyawan; (3) melakukan sistem pencatatan dan pembukuan yang rapi dan

sistematis yang berkaitan dengan keuangan dan administrasi usaha (4) Membuat

daftar pembagian tugas, wewenang dan tanggungjawab yang jelas kepada setiap

karyawan; (5) mempertahankan harga jual produk; (6) meningkatkan mutu produk

dengan penggunaan bahan baku yang berkualitas (7) melakukan pengiriman

produk tepat waktu; dan (8) berusaha memenuhi semua permintaan agen.

Berdasarkan kajian yang telah dilakukan, saran yang dapat diajukan bagi unit

usaha pasteurisasi diantaranya: (1) segera merealisasikan peningkatan volume

produksi untuk memenuhi permintaan produk yang saat ini belum terpenuhi

dengan merevitalisasi mesin pengolahan yang dimiliki dan mengembangkan

kerjasama dengan pihak pengolahan, (2) memperbaiki kinerja manajemen dan

peningkatan kualitas sumberdaya manusia yang dimiliki dengan memberikan

pelatihan kepada karyawan, menetapkan job description yang harus dijalankan

oleh setiap karyawan, dan mengadakan kegiatan perencanaan usaha baik

perencanaan dalam jangka menengah maupun jangka pendek, dan (3) melakukan

upaya penambahan modal melalui pengajuan kepada lembaga Koperasi Peternak

Garut Selatan (KPGS) ataupun bekerjasama dengan lembaga keuangan guna

mendukung kegiatan operasional dan pengembangan usaha.

2.5. Kesimpulan dan Kontribusi Tinjauan Pustaka Terhadap Studi

Penelitian

Dari beberapa pustaka dan penelitian terdahulu, penulis memperoleh

pengetahuan mengenai bercocok tanam secara hidroponik mulai dari

perkembangan hidroponik, kekurangan dan kelebihan berbudidaya secara

hidroponik, pengetahuan akan komoditas paprika, sejarah perkembangan paprika.

Page 36: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA CABAI PAPRIKA … · sebagai salah satu lembaga penunjang usaha paprika secara hidroponik di . Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung . Barat saat ini memiliki

20

Selain itu dari penelitian terdahulu, penulis memperoleh gambaran variabel apa

saja yang menjadi faktor-faktor ekstenal dan internal pada kajian pengembangan

usaha paprika secara hidroponik di sebuah koperasi. Beberapa penelitian

terdahulu mempunyai perbedaan dan persamaan dalam hal penggunaan alat

analisis, lokasi penelitian, dan topik penelitian. Penelitian terdahulu tentang

strategi pengembangan menggunakan alat analisis SWOT, Matriks IFE dan EFE,

Matriks IE, serta analisis QSPM dan Arsitektur Strategi. Namun secara

keseluruhan penelitian Strategi Pengembangan Usaha Paprika secara hidroponik

di KOPTAN MSM, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat belum

pernah di kaji sebelumnya.

Persamaan dengan penelitian terdahulu terletak pada substansi usaha yang

di teliti yaitu koperasi dengan pendekatan analisis strategi pengembangan usaha,

dengan menggunakan alat analisis matriks EFE, matriks IFE, matriks IE, matriks

SWOT dan matriks QSPM. Akan tetapi dari beberapa penelitian terdahulu

menambahkan alat analisis arsitektur strategi didalamnya untuk membuat

implementasi dari strategi strategi yang didapatkan dari hasil analisis SWOT.

Akan tetapi ruang lingkup penelitian ini dibatasi sampai analisis QSPM saja

karena dari analisis matriks QSPM dapat langsung dijabarkan untuk implementasi

strategi terbaik yang harus dilakukan terlebih dahulu.

Page 37: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA CABAI PAPRIKA … · sebagai salah satu lembaga penunjang usaha paprika secara hidroponik di . Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung . Barat saat ini memiliki

III. KERANGKA PEMIKIRAN

3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis

3.1.1. Konsep Manajemen Strategi

Strategi adalah alat untuk mencapai tujuan jangka panjang. Strategi adalah

tindakan potensial yang membutuhkan keputusan manajemen tingkat atas dan

sumberdaya perusahaan dalam jumlah yang besar. Strategi memiliki konsekuensi

yang perlu mempertimbangkan faktor-faktor eksternal dan internal dihadapi

perusahaan (David, 2006).

Manajemen strategi didefinisikan sebagai seni dan ilmu untuk

memformulasi, mengimplementasi dan mengevaluasi keputusan lintas fungsi yang

memungkinkan organisasi dapat mencapai tujuannya. Manajemen strategi

terfokus pada mengintegrasikan manajemen, pemasaran, keuangan atau akuntansi,

produksi atau operasi, informasi, penelitian dan pengembangan, serta sistem

informasi komputer untuk mencapai keberhasilan organisasi (David, 2006). Selain

itu, manajemen strategi adalah sejumlah keputusan dan tindakan yang mengarah

pada penyusunan suatu strategi yang efektif untuk membantu mencapai sasaran

perusahaan.

Menurut Jauch dan Glueck dalam Rosita (2008), bahwa manajemen

strategi akan membantu perusahaan dalam melihat ancaman dan peluang di masa

mendatang, sehingga memungkinkan organisasi untuk dapat mengantisipasi

kondisi yang selalu berubah. Selain itu, manajemen strategi menyediakan sasaran

serta arah yang jelas bagi msa depan perusahaan/organisasi, sehingga perusahaan/

organisasi yang mengembangkan sistem manajemen strategi mempunyai

kemungkinan tingkat keberhasilan yang lebih besar daripada yang tidak

menggunakan sistem tersebut.

3.1.2. Proses Manajemen Strategi

Menurut David (2006), proses manajemen strategi terdiri dari tiga tahap.

Tahapan tersebut adalah sebagai berikut:

Page 38: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA CABAI PAPRIKA … · sebagai salah satu lembaga penunjang usaha paprika secara hidroponik di . Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung . Barat saat ini memiliki

22

1. Perumusan atau formulasi strategi

Formulasi strategi termasuk di dalamnya mengembangkan visi dan misi,

mengidentifikasi peluang dan ancaman eksternal perusahaan, menentukan

kekuatan dan kelemahan internal perusahaan, menetapkan tujuan jangka panjang,

merumuskan alternatif strategi dan memilih strategi tertentu yang akan

dilaksanakan.

2. Implementasi strategi

Mensyaratkan perusahaan untuk menetapkan tujuan tahunan, membuat

kebijakan, memotivasi karyawan dan mengalokasikan sumberdaya sehingga

strategi yang telah diformulasikan dapat dijalankan. Implementasi strategi

termasuk mengembangkan budaya yang mendukung strategi, menciptakan

struktur organisasi yang efektif dan mengarahkan usaha pemasaran, menyiapkan

anggaran, mengembangkan dan memberdayakan sistem informasi dan

menghubungkan kinerja karyawan dengan kinerja organisasi.

3. Evaluasi strategi

Evaluasi strategi adalah tahap final dalam manajemen strategi. Tiga

aktivitas dasar evaluasi strategi, yaitu : (1) meninjau ulang faktor internal dan

eksternal, (2) mengukur kinerja dan (3) mengambil tindakan korektif.

3.1.3. Formulasi Strategi

Menurut David (2006), teknik formulasi strategi dapat

diintegrasikan ke dalam tiga tahap kerangka pengambilan keputusan, yaitu tahap

pengumpulan input (the input stage), tahap pemanduan (the matching stage) dan

tahap penetapan strategi (the decision stage) seperti yang disajikan pada Gambar

1. Alat yang disajikan dalam kerangka formulasi strategi tersebut dapat digunakan

untuk semua ukuran dan tipe organisasi, serta dapat membantu ahli strategi

mengenali, mengevaluasi dan memilih strategi.

Page 39: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA CABAI PAPRIKA … · sebagai salah satu lembaga penunjang usaha paprika secara hidroponik di . Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung . Barat saat ini memiliki

23

TAHAP 1: TAHAP INPUT (INPUT STAGE)

Matriks Evaluasi

Faktor Eksternal

(Eksternal Factor

Evaluation-EFE)

Matriks Profil Kompetitif

(Competitive Profile

Matrix-CPM)

Matriks Evaluasi

Faktor Internal

(Internal Factor

Evaluation-IFE)

TAHAP 2: TAHAP PENCOCOKAN (MATCHING STAGE)

Matriks Faktor

Kekuatan,Kele

mahan,Peluang,

Ancaman

(StrengthWeakn

ess,Opportuniti

es,Threats-

SWOT)

Matriks

Evaluasi

Tindakan dan

Posisi Strategi

(Strategic

Positioning

and

Action

EvaluationSPA

CE)

Matriks

Boston

Consulting

Group

(BCG)

Matriks

Internal

Eksternal

(IE)

Matriks

Strategi

Besar

(Grand

Strategy)

TAHAP 3: TAHAP KEPUTUSAN (DECISION STAGE)

Matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif

(Quantitative Strategic Planning Matrix-QSPM)

Gambar 1. Kerangka Kerja Analitis untuk Perumusan Strategi Sumber: David (2006)

3.1.4. Analisis Lingkungan

3.1.4.1. Lingkungan internal

Lingkungan internal merupakan suatu kondisi yang ada di dalam suatu

perusahaan. Analisis internal adalah proses perencanaan strategi yang menentukan

letak kekuatan dan kelemahan suatu perusahaan. Menurut David (2006),

lingkungan internal merupakan kekuatan dan kelemahan perusahaan pada area

fungsional bisnis, termasuk manajemen, pemasaran, keuangan/akuntasi,

produksi/operasi, penelitian dan pengembangan, dan sistem informasi manajemen.

Strategi didesain sebagai bagian dari usaha memperbaiki kelemahan

perusahaan mengubahnya menjadi kekuatan dan bahkan menjadi kompetensi yang

unik. Kompetensiyang unik (distinctive competencies) adalah kekuatan

perusahaan yang tidak dapat dengan mudah disamakan atau ditiru oleh pesaing.

1. Manajemen

Fungsi manajemen terdiri dari lima aktivitas dasar yaitu perencanaan,

pengorganisasian, pemberian motivasi, pengelolaan staf, dan pengendalian.

Perencanaan dapat memiliki pengaruh yang positif terhadap kinerja organisasi dan

Page 40: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA CABAI PAPRIKA … · sebagai salah satu lembaga penunjang usaha paprika secara hidroponik di . Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung . Barat saat ini memiliki

24

individu. Perencanaan memungkinkan organisasi mengidentifikasi dan

memanfaatkan peluang eksternal dan meminimalkan pengaruh ancaman eksternal.

Pererencanaan mencakup pengembangan misi, peramalan kejadian dan tren masa

depan, penetapan tujuan, dan pemilihan strategi yang akan dijalankan.

2. Pemasaran

Pemasaran dapat digambarkan sebagai proses mendefinisikan,

mengantisipasi, menciptakan, serta memenuhi kebutuhan dan keinginan

pelanggan atas barang dan jasa. Ada tujuh fungsi pemasaran, yaitu analisis

pelanggan, penjualan produk/jasa, perencanaan produk dan jasa, penetapan harga,

distribusi, riset pemasaran, dan analisis peluang. Pemahaman terhadap fungsi

pemasaran membantu penyusun strategi mengidentifikasi dan mengevaluasi

kelemahan pemasaran.

3. Keuangan/akuntansi

Kondisi keuangan sering dianggap sebagai satu ukuran terbaik untuk

posisi kompetitif dan daya tarik keseluruhan suatu perusahaan. Menentukan

kekuatan dan kelemahan keuangan suatu organisasi merupakan hal yang penting

guna memformulasikan strategi secara efektif. Menurut James Van Horne dalam

David (2006), fungsi keuangan/akuntansi terdiri atas tiga keputusan, yaitu

keputusan investasi, keputusan pendanaan (pembiayaan), dan keputusan dividen.

4. Produksi/ Operasi

Fungsi produksi/operasi dari suatu bisnis terdiri atas semua aktivitas yang

mengubah input menjadi barang dan jasa. Manajemen produksi/operasi

berhubungan dengan input transformasi, dan output yang bervariasi antar industri

dan pasar.

5. Penelitian dan Pengembangan

Perusahaan yang menjalankan strategi pengembangan produk khususnya

harus memiliki orientasi litbang yang kuat. Litbang dalam organisasi memiliki

dua bentuk dasar: (1) litbang internal, dimana organisasi menjalankan departemen

litbangnya sendiri, (2) kontrak litbang, dimana perusahaan merekrut peneliti

indipenden atau agen indipenden untuk mengembangkan produk spesifik.

Page 41: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA CABAI PAPRIKA … · sebagai salah satu lembaga penunjang usaha paprika secara hidroponik di . Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung . Barat saat ini memiliki

25

3.1.4.2. Lingkungan Eksternal

Lingkungan eksternal menurut Umar (2003) terdiri dari lingkungan jauh

atau lingkungan umum dan lingkungan industri. Analisis faktor eksternal

menekankan pada identifikasi dan evaluasi tren dan kejadian yang berada di luar

kendali perusahaan. Analisis lingkungan eksternal mengungkapkan peluang dan

ancaman utama yang dihadapi perusahaan sehingga manajer dapat

memformulasikan strategi untuk mengambil keuntungan dari peluang dan

menghindari atau mengurangi dampak dari ancaman. Menurut David (2006),

kekuatan eksternal dapat dibagi menjadi lima kategori besar, yaitu (1) kekuatan

ekonomi; (2) kekuatan sosial, budaya, demografi, dan lingkungan; (3) kekuatan

politik, pemerintah, dan hukum; (4) kekuatan teknologi; dan (5) kekuatan

kompetitif. Analisis kompetitif adalah pendekatan yang digunakan secara luas

untuk mengembangkan strategi dalam banyak industri dengan model lima

kekuatan Porter. Hubungan antara kekuatan-kekuatan ini dengan organisasi dapat

dilihat pada Gambar 3. Tren dan kejadian eksternal secara signifikan

mempengaruhi semua produk, jasa, pasar, dan organisasi.

Sumber: David (2006)

Pesaing

Pemasok

Distributor

Kreditor

Pelanggan

Karyawan

Komunitas

Manajer

Pemegang saham

Serikat kerja

Pemerintah

Asosiasi dagang

Kelompok

kepentingan khusus

Produk

Jasa

Pasar Lingkungan

alam

Kekuatan ekonomi

Kekuatan sosial,

budaya, demografi,

dan lingkungan

Kekuatan politik,

pemerintah, dan

hukum

Kekuatan teknologi

Kekuatan

kompetitif

PELUANG

DAN

ANCAMAN

ORGANISASI

Gambar 3. Hubungan Antara Kekuatan Eksternal Kunci dan Organisasi

Page 42: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA CABAI PAPRIKA … · sebagai salah satu lembaga penunjang usaha paprika secara hidroponik di . Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung . Barat saat ini memiliki

26

Perubahan dalam kekuatan eksternal mengakibatkan perubahan dalam

permintaan konsumen untuk barang industri dan konsumsi serta jasa. Kekuatan

eksternal memengaruhi tipe produk yang dikembangkan, karakteristik dari strategi

segmentasi pasar dan positioning, tipe jasa yang ditawarkan, dan pilihan bisnis

yang ingin diakuisisi atau dijual. Kekuatan eksternal secara langsung

memengaruhi pemasok dan distributor. Identifikasi dan evaluasi peluang dan

ancaman eksternal memungkinkan perusahaan untuk mengembangkan misi bisnis

yang jelas, mendesain strategi untuk mencapai tujuan jangka panjang, dan

mengembangkan kebijakan untuk mencapai tujuan tahunan.

Faktor eksternal kunci ini dapat berubah seiring berjalannya waktu dan

berdasar industri. Hubungan baik dengan pemasok dan distributor sering

kalimenjadi faktor penting untuk kesuksesan. Variabel lain yang umum digunakan

mencakup pangsa pasar, keragaman produk pesaing, ekonomi dunia, keunggulan

atas kepemilikan dan pelanggan besar, harga yang bersaing, kemajuan teknologi,

pergeseran populasi, tingkat suku bunga, dan penurunan populasi.

1. Ekonomi

Faktor ekonomi memiliki pengaruh langsung terhadap kondisi dan strategi

perusahaan. Faktor ekonomi dapat membantu atau menghambat upaya mencapai

tujuan perusahaan dan menyebabkan keberhasilan ataupun kegagalan strategi

yang dapat berperan sebagai peluang ataupun ancaman karena dapat

mempengaruhi daya beli dan pola konsumsi masyarakat.

2. Sosial, Budaya, Demografi, dan Lingkungan

Perubahan sosial, budaya, demografi, dan lingkungan memiliki pengaruh

besar terhadap hampir semua produk, jasa, pasar, dan pelanggan. Organisasi kecil

ataupun besar berorientasi laba dan nirlaba dalam semua industri telah dikejutkan

dan ditantang oleh peluang dan ancaman yang berasal dari perubahan variabel

sosial, budaya, demografi, dan lingkungan. Tren sosial, budaya, demografi, dan

lingkungan membentuk cara masyarakat hidup, berproduksi, dan mengkonsumsi.

Tren baru menciptakan tipe konsumen yang berbeda, ini mengakibatkan

kebutuhan akan barang dan jasa serta strategi yang berbeda.

Page 43: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA CABAI PAPRIKA … · sebagai salah satu lembaga penunjang usaha paprika secara hidroponik di . Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung . Barat saat ini memiliki

27

3. Politik, Pemerintah, dan Hukum

Pemerintah negara federal, bagian, lokal, dan asing adalah pembuat

peraturan utama, pemberi subsidi, pemilik, dan pelanggan organisasi. Faktor

politik, pemerintah, dan hukum dapat menjadi peluang atau ancaman utama untuk

perusahaan kecil maupun besar.

4. Teknologi

Kekuatan teknologi menggambarkan peluang dan ancaman utama yang

harus dipertimbangkan dalam formulasi strategi. Kemajuan teknologi dapat

mempengaruhi produk, jasa, pasar, pemasok, distributor, pesaing, pelanggan,

proses produksi, praktik pemasaran, dan posisi kompetitif perusahaan

secaradramatis. Kemajuan teknologi dapat menciptakan pasar baru, yang

menghasilkan penciptaan produk baru dan produk yang lebih baik, perubahan

posisi biaya kompetitif dalam suatu industri, dan membuat produk dan jasa saat

ini menjadi ketinggalan zaman.

5. Kompetitif

Berdasarkan pendekatan organisasi industrial, faktor eksternal (industri)

lebih penting dari faktor internal dalam perusahaan yang ingin mencapai

keunggulan kompetitif. Keunggulan kompetitif ditentukan oleh positioning

kompetitif di dalam industri. Mengumpulkan dan mengevaluasi informasi tentang

pesaing merupakan hal yang penting untuk keberhasilan formulasi strategi.

Menurut Porter (1980), persaingan dalam suatu industri berakar pada struktur

ekonomi yang mendasarinya dan berjalan di luar perilaku pesaing-pesaing yang

ada. Keadaan persaingan dalam suatu industri tergantung pada lima kekuatan

persaingan pokok, dapat dilihat pada Gambar 4. Tujuan strategi bersaing untuk

suatu unit usaha (business unit) dalam sebuah industri adalah menemukan posisi

dalam industri tersebut di mana perusahaan dapat melindungi diri sendiri dengan

sebaik-baiknya terhadap tekanan (gaya) persaingan atau dapat mempengaruhi

tekanan tersebut secara positif. Kelima kekuatan persaingan secara bersama-sama

menentukan intensitas persaingan dan kemampuan labaan dalam industri.

Page 44: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA CABAI PAPRIKA … · sebagai salah satu lembaga penunjang usaha paprika secara hidroponik di . Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung . Barat saat ini memiliki

28

Gambar 4. Kekuatan-Kekuatan yang Mempengaruhi Persaingan Industri Sumber: Porter (1980)

a) Persaingan diantara perusahaan sejenis, pada umumnya merupakan kekuatan

terbesar dalam lima kekuatan kompetitif. Strategi yang dijalankan oleh

perusahaan dapat berhasil jika perusahaan memberikan keunggulan kompetitif

dibanding strategi yang dijalankan perusahaan pesaing.

b) Ancaman pendatang baru, pendatang baru pada suatu industri membawa

kapasitas baru, keinginan untuk merebut bagian pasar, serta sumber daya yang

besar. Mengakibatkan harga menjadi turun atau biaya membengkak sehingga

mengurangi kemampulabaan.

c) Tekanan dari produk pengganti (subtitute product), semua perusahaan dalam

industri bersaing, dalam arti yang luas dengan industri-industri yang

menghasilkan produk pengganti. Produk pengganti membatasi laba potensial

dari industri dengan menetapkan harga baku (ceiling price) yang dapat

diberikan perusahaan dalam industri. Semakin menarik alternatif harga yang

ditawarkan oleh produk pengganti, semakin ketat pembatasan laba industri.

d) Kekuatan tawar menawar pembeli, pembeli bersaing dengan industri dengan

cara memaksa harga turun, tawar-menawar untuk mutu yang lebih tinggi dan

pelayanan yang lebih baik, serta berperan sebagai pesaing satu sama lain

dengan mengorbankan kemampulabaan industri.

Pendatang baru

potensial

Pemasok

Pembeli

Produk pengganti

Para pesaing industri

Persaingan diantara

perusahaan yang ada Kekuatan tawar

menawar pembeli

Kekuatan tawar menawar

pemasok

Ancaman produk pengganti

Masuknya pendatang baru

Page 45: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA CABAI PAPRIKA … · sebagai salah satu lembaga penunjang usaha paprika secara hidroponik di . Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung . Barat saat ini memiliki

29

e) Kekuatan tawar menawar pemasok, pemasok dapat menggunakan kekuatan

tawar-menawar terhadap para peserta industri dengan mengancam akan

menaikkan harga atau menurunkan mutu produk atau jasa yang dibeli.

Pemasok yang kuat dapat menekan kemampulabaan industri yang tidak mampu

mengimbangi kenaikan harganya.

3.1.5. Matriks IFE, Matriks EFE, Matriks IE, Matriks SWOT dan QSPM

Matriks IFE (Internal Factor Evaluating) digunakan untuk mengetahui

faktor-faktor strategis internal perusahaan berkaitan dengan kekuatan dan

kelemahan yang dianggap penting. Data dan informasi aspek internal dapat digali

dari beberapa fungsional perusahaan, misalnya dari aspek manajemen, keuangan/

akuntansi, pemasaran, sistem informasi manajemen, produksi/ operasi, penelitian

dan pengembangan (David, 2006).

Matriks EFE (External Factor Evaluating) digunakan untuk mengevaluasi

faktor-faktor strategis eksternal perusahaan. Data eksternal dikumpulkan untuk

menganalisis hal-hal yang menyangkut persoalan ekonomi; sosial, budaya,

demografi dan lingkungan; politik, ekonomi dan hukum; teknologi; serta kekuatan

kompetitif. Hal ini penting karena faktor eksternal berpengaruh secara langsung

terhadap perusahaan.

Matriks I-E (Internal-External) merupakan salah satu parameter yang

meliputi matriks parameter kekuatan internal dan pengaruh perusahaan yang

masing-masing akan mengidentifikasi ke dalam elemen eksternal dan internal

melalui matriks IFE dan EFE. Tujuan penggunaan matriks I-E adalah untuk

memperoleh strategi bisnis ditingkat perusahaan yang lebih detail (Rangkuti,

2006).

Matriks SWOT (Strengths-Weaknesses-Opportunities-Threats) merupakan

alat pencocokan yang penting dan membantu manajer mengembangkan empat tipe

strategi, yaitu S-O, strategi S-T, strategi W-O dan strategi W-T. Matriks tersebut

dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal

yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan

yang dimilikinya. Jabaran masing-masing tipe strategi dari analisis SWOT dapat

dilihat pada Tabel 6.

Page 46: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA CABAI PAPRIKA … · sebagai salah satu lembaga penunjang usaha paprika secara hidroponik di . Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung . Barat saat ini memiliki

30

Tabel 6. Penjabaran Tipe Strategi SWOT

Tipe Strategi Jabaran Tipe Strategi

S-O Dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan

memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan

memnfaatkan peluang sebesar-besarnya.

S-T Merupakan strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki

perusahaan untuk mengatasi ancaman.

W-O Diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan

cara meminimalkan kelemahan yang ada.

W-T Didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha

meminimalkan kelemahan serta menghindari ancaman

Sumber : David 2006

3.2. Kerangka Pemikiran Operasional

Saat ini produk hidroponik mulai berkembang dan diminati banyak orang.

Hal ini dapat dilihat dari banyaknya usaha pertanian yang menerapkan sistem

budidaya secara hidroponik serta peningkatan konsumsi masyarakat yang ingin

bergaya hidup sehat. Dari beberapa komoditas yang dapat dikembangkan dengan

sistem budidaya secara hidroponik adalah komoditas hortikultura terutama untuk

komoditas sayuran. Salah satu koperasi yang bergerak dalam usaha produk

sayuran hidroponik paprika adalah KOPTAN MSM yang bertempat di kawasan

Cisarua, Kabupaten Bandung Barat.

KOPTAN MSM yang bekerja dengan dasar kolektifitas kelompok

mempunyai peluang besar untuk berkembang jika dilihat dari permintaan paprika

yang belum dapat di penuhi, akan tetapi KOPTAN MSM masih mengalami

beberapa kendala antara lain harga yang berfluktuasi, penjualan paprika yang

berfluktuasi dan biaya produksi yang tinggi. Oleh karena itu, koperasi perlu

merumuskan dan menyusun strategi yang tepat dengan mengidentifikasi faktor-

faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi keberlangsungan jalannya usaha

sayuran paprika hidroponik untuk mempertahankan dan mengembangkan usaha

ataupun organisasi KOPTAN MSM.

Langkah pertama dari penelitian ini adalah mengidentifikasi permasalahan

yang terjadi pada KOPTAN MSM dalam menjalankan usahanya, kemudian

menganalisis informasi lingkungan perusahaan baik lingkungan internal maupun

lingkungan eksternal.

Page 47: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA CABAI PAPRIKA … · sebagai salah satu lembaga penunjang usaha paprika secara hidroponik di . Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung . Barat saat ini memiliki

31

Analisis lingkungan internal yang akan diteliti mencangkup manajemen,

pemasaran, keuangan, produksi/operasi, dan sumberdaya manusia. Sedangkan

analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan umum dan lingkungan

industri. Lingkungan umum mencangkup ekonomi, sosial budaya dan lingkungan,

politik, teknologi, serta ekologi/alam. Lingkungan industri melalui pembentukan

persaingan dengan menggunakan model kekuatan Porter yaitu ancaman pendatang

baru, kekuatan tawar menawar pembeli, kekuatan tawar menawar pemasok,

ancaman produk subsitusi dan persaingan diantara perusahaan yang sejenis.

Variabel-variabel eksternal dan internal yang telah dianalisis kemudian

dirangkum dan dijabarkan dalam matriks IFE yang merupakan kekuatan dan

kelemahan serta matriks EFE yang menjadi peluang dan ancaman bagi KOPTAN

MSM. Tahap berikutnya yaitu memadukan hasil matriks IFE dan EFE dengan

menggunakan alat analisis matriks IE untuk mengetahui posisi KOPTAN MSM.

Kemudian dengan menggunakan matriks SWOT (Strength, Weakness,

Opportunities, and Threats) akan diperoleh alternatif-alternatif strategi apa yang

dapat dilakukan untuk pengembangan usaha cabai paprika yang dijalankan oleh

KOPTAN MSM.

Tahap terakhir yaitu pengambilan keputusan strategi mana yang menjadi

prioritas dengan menggunakan alat analisis matriks QSPM (Quantitative Strategic

Planning Matrix ) sebagai rekomendasi strategi yang harus dijalankan KOPTAN

MSM. Matriks QSPM didesain untuk memprioritaskan alternatif tindakan yang

layak. Berdasarkan uraian di atas, maka bagan pemikiran operasional dalam

penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 5.

Page 48: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA CABAI PAPRIKA … · sebagai salah satu lembaga penunjang usaha paprika secara hidroponik di . Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung . Barat saat ini memiliki

32

Gambar 5. Diagram Alir Kerangka Pemikiran Operasional

Kinerja KOPTAN MSM

Penjualan cabai paprika yang berfluktuasi

Harga cabai paprika yang tidak stabil dengan fluktuasi yang cukup besar Permintaan yang belum terpenuhi

Identifikasi Faktor-faktor Internal dan Eksternal Koperasi

Analisis Lingkungan Internal :

Manajemen

Pemasaran

Sumber Daya Manusia

Keuangan/akuntansi

Produksi/operasi

Penelitian dan Pengembangan

Analisis Lingkungan Eksternal :

Lingkungan Jauh:

Ekonomi

Sosial, budaya, demografi, dan

lingkungan

Politik, hukum, dan pemerintah

Teknologi

Lingkungan Industri:

Ancaman masuknya pendatang baru

Ancaman produk pengganti

Kekuatan tawar menawar pembeli

Kekuatan tawar menawar pemasok

Tingkat persaingan usaha sejenis

Matriks IFE Matriks EFE

Matriks SWOT

Alternatif Strategi Pengembangan Usaha

QSPM

Prioritas Strategi Terbaik

Matriks I-E

Page 49: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA CABAI PAPRIKA … · sebagai salah satu lembaga penunjang usaha paprika secara hidroponik di . Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung . Barat saat ini memiliki

IV. METODE PENELITIAN

4.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada KOPTAN MSM yang mempunyai unit

usaha produksi cabai paprika dengan menggunakan sistem hidroponik di kawasan

Pasirlangu, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat.

Lampiran.1 menjelaskan bahwa daerah budidaya paprika yang paling luas

berada di provinsi Jawa Barat tepatnya di kawasan Kecamatan Cisarua dan

Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat. Luasan lahan budidaya

paprika di kawasan tersebut mencapai 24 ha. Pemilihan lokasi dilakukan secara

sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa KOPTAN MSM yang bertempat

di kawasan Pasirlangu yang merupakan sentra produksi cabai paprika secara

hidroponik di kawasan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat. Waktu pengumpulan

data dimulai pada bulan April sampai dengan Juni 2012.

4.2. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder. Data primer diperoleh dari pengamatan langsung dan hasil wawancara

langsung dengan pihak yang berkepentingan langsung dengan KOPTAN MSM

dan memberikan kontribusi besar tarhadap strategi pengembangan di KOPTAN

MSM. Data tersebut merupakan data kualitatif dan kuantitatif yang di peroleh

melalui kuisioner kepada responden (expert) di bidangnya yang terdiri dari

internal KOPTAN MSM. Data penunjang lainnya didapat dari situs internet,

artikel majalah, surat kabar, penelitian-penelitian terdahulu sebagai bahan

pembanding serta kumpulan informasi dari instansi-instansi yang terkait seperti

Badan Pusat Statistik (BPS) dan Dinas Pertanian.

4.3. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data primer dilakukan dengan dua cara tahap, yaitu

pengamatan langsung (observasi) di lapangan dan wawancara terpandu dengan

kuesioner. Tahap pertama pengumpulan data primer dilakukan dengan

pengamatan langsung dan wawancara dengan tiga responden internal koperasi

yaitu ketua koperasi, kepala bagian produksi dan kepala bagian pemasaran untuk

Page 50: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA CABAI PAPRIKA … · sebagai salah satu lembaga penunjang usaha paprika secara hidroponik di . Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung . Barat saat ini memiliki

34

mendapatkan gambaran umum tentang koperasi, kondisi koperasi saat ini, serta

kondisi lingkungan internal dan eksternal koperasi.

Tahap kedua, dengan memberikan kuesioner kepada setiap responden

yang dipilih. Kuesioner dibuat berdasarkan informasi yang diperoleh dari hasil

wawancara pada tahap pertama untuk merumuskan (mempertajam) hal-hal yang

berpengaruh terhadap koperasi terkait dengan penelitian. Dalam tahap ini ada

penambahan dua responden dari pihak eksternal perusahaan yaitu LPPM UNPAD

dan Balai Penelitian Sayuran (BALITSA). Penentuan responden dipilih

berdasarkan tingkat pengaruhnya terhadap perkembangan KOPTAN MSM. Data

sekunder diperoleh dari laporan-laporan lembaga yang erat kaitannya dengan

usaha sayuran hidroponik. Data sekunder diperoleh melalui pengajuan permintaan

data kepada pihak koperasi, Badan Pusat Statisik, Dinas Pertanian dan lembaga/

instansi lain yang berhubungan dengan penelitian ini.

4.4. Metode Pengolahan dan Analisis Data

Data-data yang diperoleh dianalisis dan diolah secara kuantitatif dan

kualitatif melalui tiga tahapan, yaitu : tahap pengumpulan input (the input stage),

tahap pencocokan (the matching stage) dan tahap penetapan strategi (the decision

stage). Dalam mengidentifikasi masalah pertama digunakan tahap pengumpulan

data dengan menggunakan matrik IFE dan EFE, sedangkan untuk menganalisis

masalah selanjutnya digunakan matrik I-E dan matrik SWOT untuk mendapatkan

strategi alternative, kemudian untuk pemilihan alternatif strategi yang tepat

digunakan matrik QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix). Hasil

pengolahan data disajikan dalam bentuk tabel, bagan dan uraian.

4.4.1. Analisis Matrik IFE dan EFE

Matrik IFE digunakan untuk mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan

internal dan menggolongkannya menjadi kekuatan dan kelemahan perusahaan

dengan melakukan pembobotan. Sedangkan matrik EFE digunakan untuk

mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan eksternal dan menggolongkannya

menjadi peluang dan ancaman perusahaan dengan melakukan pembobotan.

Tahap-tahap untuk mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan dalam

matrik IFE dan EFE adalah sebagai berikut :

Page 51: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA CABAI PAPRIKA … · sebagai salah satu lembaga penunjang usaha paprika secara hidroponik di . Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung . Barat saat ini memiliki

35

1. Langkah awal yang dilakukan adalah mengidentifikasi daftar faktor-faktor

utama yang mempunyai dampak penting untuk aspek internal (kekuatan dan

kelemahan) dan eksternal (peluang dan ancaman) perusahaan. Identifikasi

faktor internal dengan mendaftarkan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki

organisasi, dalam penyajiannya, daftar kekuatan terlebih dahulu ditulis,

kemudian daftar kelemahan. Daftar harus spesifik menggunakan persentase,

rasio atau angka perbandingan. Data bersifat eksternal berasal dari wawancara

atau kuesioner dengan pihak yang mengetahui keadaan organisasi. Identifikasi

faktor eksternal organisasi dilakukan dengan mendaftarkan peluang dan

ancaman yang dimiliki organisasi. Hasil kedua identifikasi faktor-faktor

tersebut sebagai faktor penentu eksternal dan internal yang akan diberikan

bobot dan rating.

2. Penentuan bobot dilakukan dengan jalan mengajukan identifikasi faktor

strategis internal dan eksternal kepada pihak manajemen perusahaan dengan

menggunakan metode paired comparison atau metode perbandingan

berpasangan (David, 2006). Metode ini digunakan untuk memberikan penilaian

terhadap bobot setiap faktor penentu internal dan eksternal dengan

membandingkan setiap variabel pada baris (horizontal) dengan variabel pada

kolom (vertikal). Untuk menentukan bobot setiap faktor penentu internal dan

eksternal. Untuk menentukan bobot setiap variabel digunakan skala 1, 2 dan 3.

Skala yang digunakan untuk pengisian kolom adalah :

1 : jika indikator horisontal kurang penting daripada indikator vertikal

2 : jika indikator horisontal sama penting dibandingkan indikator vertikal

3 : jika indikator horisontal lebih penting dibanding indikator vertikal

Untuk lebih jelasnya rancangan bentuk penilaian pembobotan dapat dilihat pada

Tabel 7 berikut.

Page 52: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA CABAI PAPRIKA … · sebagai salah satu lembaga penunjang usaha paprika secara hidroponik di . Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung . Barat saat ini memiliki

36

Tabel 7. Penilaian Bobot Faktor Strategi Eksternal dan Internal

FAKTOR PENENTU A B C D ….. Total xi Bobot

A

B

C

D

……..

Total

Sumber : Kinnear dan Taylor (1991)

Bobot setiap faktor diperoleh dengan menentukan nilai setiap faktor

terhadap jumlah nilai keseluruhan faktor. Bobot yang diberikan pada setiap faktor

berada pada kisaran 0,0 (tidak penting) hingga 1,0 (paling penting).

Faktor-faktor yang dianggap mempunyai pengaruh terbesar pada prestasi

perusahaan diberi bobot tertinggi, tanpa mempedulikan apakah faktor tersebut

kunci kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman. Bobot setiap variabel

diperoleh dengan menentukan nilai setiap variabel terhadap jumlah

nilai keseluruhan variabel dengan menggunakan rumus :

dimana : αi = bobot variabel ke-i i = 1,2,3,...,n

n = jumlah variabel X =i nilai variabel ke-i

Total bobot yang diberikan harus sama dengan 1,0. Pembobot ini kemudian

ditempatkan pada kolom kedua matrik IFE-EFE.

3. Menentukan rating antara 1 sampai 4 untuk setiap faktor, dimana untuk matrik

IFE, skala nilai peringkat untuk kekuatan yang digunakan yaitu :

1 = sangat lemah 3 = kuat

2 = lemah 4 = sangat kuat

Faktor-faktor kelemahan kebalikan dari faktor kekuatan, dimana skala 1

berarti sangat lemah dan skala 4 berarti sangat kuat. Sedangkan untuk faktor

strategis eksternal peluang bagi perusahaan diberi rating dengan sekala

yang digunakan yaitu :

1 = sangat rendah, respon kurang 3 = tinggi, respon diatas rata-rata

2 = rendah, respon sama dengan rata-rata 4 = sangat tinggi, respon superior

Page 53: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA CABAI PAPRIKA … · sebagai salah satu lembaga penunjang usaha paprika secara hidroponik di . Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung . Barat saat ini memiliki

37

Faktor-faktor ancaman merupakan kebalikan dari faktor peluang, dimana

skala 4 berarti sangat tinggi, respon superior terhadap perusahaan. Skala 1 berarti

rendah, respon kurang terhadap perusahaan. Rating didasarkan pada efektifitas

strategi perusahaan, serta rating juga berdasarkan pada kondisi perusahaan.

4. Mengalikan nilai bobot dengan nilai rating untuk mendapatkan skor

pembobotan dan semua hasil kali tersebut dijumlahkan secara vertikal untuk

mendapatkan skor total bagi perusahaan yang dinilai. Hasil pembobotan dan

peringkat (rating) berdasarkan analisis situasi perusahaan dimasukkan dalam

matrik. Matrik IFE dan EFE diilustrasikan pada Tabel 8 dan 9.

Tabel 8. Analisis Matrik IFE

Faktor kunci Internal Bobot Rating Bobot x Rating

Kekuatan

-

-

Kelemahan

-

-

Total Sumber : David (2006)

Total skor pembobotan berkisar antara 1 sampai 4 dengan rata-rata 2,5.

Jika total skor IFE (3,0–4,0) berarti kondisi internal perusahaan tinggi/kuat, (2,0–

2,99) berarti kondisi internal perusahaan rata-rata/sedang dan (1,0–1,99) berarti

kondisi internal perusahaan rendah/lemah.

Tabel 9. Analisis Matrik EFE

Faktor kunci eksternal Bobot Rating Bobot x Rating

Peluang

-

-

Ancaman

-

-

Total Sumber : David (2006)

Total skor pembobotan berkisar antara 1 sampai 4 dengan rata-rata 2,5.

Total skor EFE dikelompokkan dalam kuat (3,0–4,0) berarti perusahaan merespon

kuat terhadap peluang dan ancaman yang mempengaruhi perusahaan, rata-rata

(2,0–2,99) berarti perusahaan merespon sedang terhadap peluang dan ancaman

Page 54: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA CABAI PAPRIKA … · sebagai salah satu lembaga penunjang usaha paprika secara hidroponik di . Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung . Barat saat ini memiliki

38

yang ada dan lemah, (1,0–1,99) berarti perusahaan tidak dapat merespon peluang

dan ancaman yang ada.

4.4.2. Analisis Matrik I-E (Internal-Eksternal)

Posisi perusahaan dalam industri di analisis dengan alat bantu matrik I-E.

Matrik ini berupa pemetaan skor total matrik IFE dan EFE yang telah dihasilkan

pada tahap-tahap input. Ilustrasi matrik I-E dapat dilihat pada gambar 4. Sumbu

horisontal pada matrik I-E menunjukkan skor total IFE sedangkan pada sumbu

vertikal menunjukkan total skor EFE. Tujuan penggunaan matrik ini adalah untuk

memperoleh strategi bisnis di tingkat divisi unit bisnis yang lebih detail.

Tota

l nil

ai E

FE

yan

g d

i ber

i bobot

Total Nilai IFE yang diberi bobot

4,0

Kuat

(3,0-4,0)

Rata-rata

2,0-3,0

Lemah

1,0-2,0

Tinggi

3,0-4,0

3,0 (I) (II) (III)

Menengah

2,0-2,99

2,0 (IV) (V)

(VI)

Rendah

1,0-1,9

1,0 (VII) (VIII) (IX)

Gambar 6. Ilustrasi Matriks I-E Sumber : David (2006)

Diagram tersebut dapat mengindentifikasikan sembilan sel strategi

perusahaan dalam matrik I-E, tetapi pada prinsipnya kesembilan sel itu dapat

dikelompokkan menjadi strategi utama, yaitu :

1. Strategi tumbuh dan bina (growth and build), yang berada pada sel I, II dan

IV. Strategi yang tepat untuk diterapkan adalah strategi intensif (penetrasi

Page 55: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA CABAI PAPRIKA … · sebagai salah satu lembaga penunjang usaha paprika secara hidroponik di . Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung . Barat saat ini memiliki

39

pasar, pengembangan pasar dan pengembangan produk) atau strategi integratif

(integrasi ke depan, ke belakang dan horisontal).

2. Strategi mempertahankan dan memelihara (hold and maintain), yang berada

pada sel III, V, atau VII. Strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk

merupakan dua strategi yang terbanyak dilakukan untuk tipe-tipe divisi ini.

3. Strategi panen atau divestasi (harvest or divest), yang berada pada sel VI,

VIII, IX. Strategi yang umum dipakai adalah strategi divestasi, dan strategi

likuidasi.

Organisasi yang sukses dapat mencapai portofolio bisnis, yang diposisikan berada

dalam atau di sekitar sel I dalam matrik I-E. Nilai-nilai IFE dikelompokkan dalam

kuat (3,0–4,0), sedang (2,0–2,99), dan lemah (1,0–1,99). Sedangkan nilai-nilai

EFE dapat dikelompokkan dalam tinggi (3,0–4,0), sedang (2,0–2,99), dan rendah

(1,0–1,99) (David, 2006).

4.4.3. Analisis Matrik SWOT (Strengths, Weakness, OpportunitI-Es, Threats)

Matrik SWOT digunakan untuk menyusun strategi koperasi. Matrik ini

dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman yang

dihadapi perusahaan disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang

dimilikinya. Matrik ini dapat menghasilkan empat sel kemungkinan alternatif

strategi S-O, strategi W-O, strategi W-T, dan strategi S-T. Langkah-langkah

menyusun matrik SWOT adalah sebagai berikut :

1. Menuliskan peluang eksternal perusahaan yang menentukan

2. Menuliskan ancaman eksternal perusahaan yang menentukan

3. Menuliskan kekuatan internal perusahaan yang menentukan

4. Menuliskan kelemahan internal perusahaan yang menentukan

5. Mencocokkan kekuatan internal dengan peluang eksternal dan mencatat

resultan strategi S-O dalam sel yang tepat.

6. Mencocokan kelemahan internal dengan peluang eksternal dan mencatat

resultan strategi WO dalam sel yang tepat.

7. Mencocokan kekuatan internal dengan ancaman eksternal dan mencatat

resultan strategi S-T dalam sel yang tepat.

8. Mencocokan kelemahan internal dengan ancaman eksternal dan mencatat

resultan strategi W-T dalam sel yang tepat.

Page 56: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA CABAI PAPRIKA … · sebagai salah satu lembaga penunjang usaha paprika secara hidroponik di . Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung . Barat saat ini memiliki

40

Tabel 10. Matrik SWOT Internal

Eksternal

STRENGTH-S

Kekuatan

nternal Perusahaan

WEAKNESS-W

Kelemahan

Internal perusahaan

OPPORTUNITIES-O

Peluang

Eksternal Perusahaan

STRATEGI S-O

Gunakan kekuatan untuk

memanfaatkan peluang

STRATEGI W-O

Atasi kelemahan dengan

memanfaatkan peluang

THREATS-T

Ancaman

Eksternal Perusahaan

STRATEGI S-T

Gunakan kekuatan untuk

menghindari ancaman

STRATEGI W-T

Meminimumkan kelemahan

dan menghindari ancaman

Sumber : David (2006)

4.4.4. Analisis QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix)

Setelah mengembangkan sejumlah alternatif strategi, koperasi harus mampu

mengevaluasi dan kemudian memilih strategi yang terbaik dan paling cocok

dengan kondisi internal perusahaan serta lingkungan eksternal perusahaan.

Matriks QSPM dapat dilihat pada Tabel 11. Ada enam langkah yang harus diikuti

untuk membuat matrik QSPM yaitu :

1. Menyusun daftar kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang sama

dengan matrik SWOT.

2. Memberikan bobot untuk masing-masing kekuatan, kelemahan, peluang dan

ancaman. Bobot ini sama dengan bobot yang diberikan pada matrik IFE dan

EFE.

3. Menyusun alternatif strategi yang akan dievaluasi.

4. Menetapkan nilai daya tarik (Attractiveness Scores - AS) yang berkisar antara

1 sampai 4. Nilai 1 = tidak menarik, 2 = agak menarik, 3 = cukup menarik, 4

= sangat menarik. Bila tidak ada pengaruhnya terhadap alternatif strategi

yang sedang dipertimbangkan tidak diberikan nilai (AS).

5. Menghitung total nilai daya tarik (Total Attractiveness Scores–TAS),

kemudian mengalikan bobot dengan nilai daya tarik (AS).

6. Menghitung jumlah total nilai daya tarik (TAS). Alternatif strategi yang

memiliki nilai total terbesar merupakan strategi yang paling baik.

Page 57: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA CABAI PAPRIKA … · sebagai salah satu lembaga penunjang usaha paprika secara hidroponik di . Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung . Barat saat ini memiliki

41

Tabel 11. Analisis QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix)

Faktor-Faktor

Sukses Strategi Bobot

Strategi 1 Strategi 2 Strategi 3

AS TAS AS TAS AS TAS

Kekuatan

-

Kelemahan

-

Peluang

-

Ancaman

-

Total Sumber : David (2006)

Keunggulan QSPM adalah bahwa strategi dapat dievaluasi secara bertahap

atau bersama-sama dan tidak ada batasan untuk jumlah strategi yang dapat

dievaluasi dan memanfaatkan semua informasi eksternal dan internal yang

dimiliki. Selain itu, QSPM dapat diadaptasi untuk digunakan oleh organisasi

besar, kecil, berorientasi laba maupun nirlaba dan dapat diaplikasikan untuk

hamper semua tipe organisasi.

Keterbatasan QSPM selalu membutuhkan penilaian intuitif dan asumsi

yang mendasar yaitu didasarkan pada informasi yang objektif. QSPM hanya dapat

bermanfaat sebagai informasi pendahuluan dan analisis pencocokan yang

mendasari penyusunannya serta subjektif sangat tinggi, artinya bergantung pada

pengalaman pengambil keputusan.

Page 58: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA CABAI PAPRIKA … · sebagai salah satu lembaga penunjang usaha paprika secara hidroponik di . Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung . Barat saat ini memiliki

V. GAMBARAN UMUM KOPTAN MSM

5.1. Sejarah KOPTAN MSM

KOPTAN MSM adalah sebuah koperasi yang bergerak di bidang agribisnis,

dan merupakan pelopor dalam usahatani paprika hidroponik di Desa Pasir Langu.

Koperasi ini berlokasi di Jalan Pasir Langu No. 51, Desa Pasir Langu, Kecamatan

Cisarua, Kabupaten Bandung Barat. Penduduk Desa Pasir Langu sebagian besar

memiliki mata pencaharian utama sebagai petani, yaitu sebanyak 2.563 orang atau

sebesar 46,85 persen. Komoditas pertanian yang saat ini banyak diusahakan di

Desa Pasir Langu selain waluh adalah paprika, yang kini telah dibudidayakan

pada lahan seluas 15 hektar, dengan produksi yang mencapai 6,3 ton/hektar.

KOPTAN MSM ini awalnya merupakan sebuah kelompok tani, yang

didirikan pada tahun 1994 dengan nama Kelompok Tani Sukamaju. Kelompok

Tani Sukamaju ini didirikan oleh 11 orang perintis, yang memiliki ketertarikan

terhadap komoditas paprika. Para perintis termotivasi untuk mengusahakan

paprika hidroponik ini, karena adanya potensi usaha paprika yang cukup cerah.

Pada awalnya, 11 orang perintis Kelompok Tani Sukamaju melakukan

percobaan untuk membudidayakan 800 pohon paprika dalam sebuah greenhouse

dapa lahan seluas 200 m2 dengan menggunakan modal bersama. Percobaan

tersebut dilakukan oleh para perintis dengan berbekal pengetahuan yang diperoleh

secara otodidak, yaitu dari membaca buku mengenai budidaya paprika hidroponik,

serta dari hasil kunjungan dan pengamatan mereka ke PT. Saung Mirwan dan

BALITSA. Setelah satu tahun melakukan percobaan, para perintis berhasil

memperluas areal penanaman menjadi 600 m2 dengan 1.800 pohon.

Pada tahun 1995, Kelompok Tani Sukamaju berganti nama menjadi

Kelompok Tani Mitra Sukamaju dan mulai mengadakan kerjasama dengan PT

Saung Mirwan dalam memasarkan paprika hasil produksi mereka. Setelah pasar

yang ada dirasakan cukup stabil, maka pada tahun 1997 budidaya paprika

hidroponik ini dilakukan secara mandiri oleh masing-masing perintis.

Pada perkembangan selanjutnya, tanggal 13 April 1999, Kelompok Tani

Mitra Sukamaju ini menjadi sebuah usaha yang berbentuk koperasi dengan nama

Koperasi Petani Mitra Sukamaju (KOPTAN MSM) dengan nomor badan hukum

180/BH/518- KOP/IV/1999. Perubahan bentuk usaha dari kelompok tani menjadi

Page 59: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA CABAI PAPRIKA … · sebagai salah satu lembaga penunjang usaha paprika secara hidroponik di . Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung . Barat saat ini memiliki

43

usaha yang berbadan hukum koperasi ini dilatarbelakangi oleh beberapa alasan,

diantaranya adalah untuk mempermudah pencarian dana dalam rangka

pengembangan usaha serta untuk memperbaiki sistem manajemen agar lebih

teratur.

5.2. Tujuan KOPTAN MSM

KOPTAN MSM merupakan suatu badan usaha berbentuk koperasi yang

berwatak sosial dan didirikan dengan tujuan tertentu. Sama halnya dengan

koperasi pada umumnya, KOPTAN MSM pun memiliki tujuan untuk

meningkatkan kesejahteraan anggota khususnya, dan masyarakat pada umumnya.

KOPTAN MSM ini memiliki tujuan khusus untuk meningkatkan

kesejahteraan anggotanya dengan memberikan berbagai pelayanan. Hal tersebut

dilakukan dengan menyediakan sarana produksi dengan harga yang relatif murah,

serta memberikan berbagai penyuluhan agar pendapatan dan kesejahteraan

anggota meningkat melalui usaha paprika hidroponik. Selain itu, KOPTAN MSM

juga berusaha untuk melindungi petani dari harga yang terlalu rendah serta

memberikan kepastian pasar bagi para petani paprika.

Lebih umum lagi, KOPTAN MSM memiliki tujuan untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat Desa Pasir Langu. Hal tersebut dilakukan dengan

menyerap tenaga kerja untuk mengurangi jumlah pengangguran, sehingga

kesejahteraan masyarakat Desa Pasir Langu dapat meningkat.

5.3. Kegiatan Bisnis KOPTAN Mitra Sukamaju

Unit bisnis pada KOPTAN MSM terdiri dari pengadaan input dan sarana

produksi, proses produksi dan pemasaran poduk paprika yang di produksi oleh

anggota koprasi. Dalam memasarkan paprika, KOPTAN MSM memasarkannya

ke pedagang pengumpul yang berada di lembang, bandar besar yang berada di

Bandung dan Bogor serta eksportir yakni PT. Alamanda Sejati Utama yang berada

di kawasan Banjaran. Pupuk dan nutrisi dijual bukan hanya kepada petani anggota

koperasi melainkan di luar anggota koperasi dapat membeli kepada koprasi.

KOPTAN MSM adalah pelopor dalam pengembangan usahatani paprika

hidroponik di Desa Pasir Langu.

Page 60: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA CABAI PAPRIKA … · sebagai salah satu lembaga penunjang usaha paprika secara hidroponik di . Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung . Barat saat ini memiliki

44

5.3.1. Kegiatan Pengadaan Input

Kegiatan pengadaan input pada KOPTAN MSM, dilakukan untuk

mempermudah anggota dalam memperoleh sarana produksi dengan harga yang

relatif murah. Awalnya, koperasi ini menyediakan input produksi berupa benih,

pupuk/nutrisi dan obat-obatan. Namun saat ini, untuk pupuk/nutrisi yang

disediakan KOPTAN MSM adalah input pupuk/nutrisi yang diproduksi sendiri

oleh koperasi, hal ini disebabkan koperasi berusaha mandiri dalam menggunakan

nutrisi hasil produksi sendiri. Biaya produksi nutrisi yang diracik sendiri tenyata

lebih murah dibandingkan membeli nutrisi jadi dengan kualitas yang sama.

Koperasi menjual pupuk/nutrisi tersebut baik kepada petani anggota maupun

non anggota. Pupuk tersebut dijual dengan harga yang relatif lebih murah

dibandingkan dengan harga pupuk yang dijual toko sarana pertanian di daerah

tersebut. Harga jual pupuk untuk setiap jenis yang dijual KOPTAN MSM dapat

dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12. Harga Jual Pupuk di KOPTAN Mitra Sukamaju

Jenis Pupuk Harga Jual (Rp)

Petani Anggota Petani Non Anggota

Pupuk Biasa 195.000 200.000

Pupuk Tenso 220.000 225.000 Sumber : KOPTAN MSM

Pada Tabel 12, diketahui bahwa KOPTAN MSM menetapkan harga yang

berbeda untuk pupuk yang dijual kepada petani anggota dan non anggota. Pupuk

tersebut dijual kepada anggota dengan harga yang lebih murah dan

pembayarannya dapat dicicil. Sedangkan untuk petani non anggota, pupuk

tersebut dijual dengan harga yang lebih mahal dengan sistem pembayaran tunai.

Hal tersebut dilakukan koperasi untuk membantu anggota dengan mengurangi

biaya dalam memproduksi paprika, sehingga pendapatan anggota dapat

meningkat.

5.3.2. Kegiatan Produksi

KOPTAN MSM sebagai koperasi yang menghimpun petani paprika,

melakukan beberapa kegiatan yang berhubungan dengan proses produksi paprika

yang dilakukan oleh anggotanya. Kegiatan yang berhubungan dengan produksi

atau budidaya paprika hidroponik yang dilakukan koperasi ini meliputi kegiatan

Page 61: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA CABAI PAPRIKA … · sebagai salah satu lembaga penunjang usaha paprika secara hidroponik di . Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung . Barat saat ini memiliki

45

penyuluhan dan konsultasi. Dalam kegiatan penyuluhan, KOPTAN MSM

memberikan berbagai informasi yang berhubungan teknik budidaya paprika

secara hidropnik kepada anggotanya. Kegiatan penyuluhan yang sering dilakukan

oleh koperasi dalam kurun waktu sebulan sekali ini adalah mengenai

pemeliharaan paprika dan penanganan terhadap serangan HPT, agar produksi

petani meningkat baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya. Selain memberikan

penyuluhan, KOPTAN MSM juga memberikan pelayanan yang berupa konsultasi

teknis bagi para anggota, khususnya mengenai permasalahan dalam usahatani

paprika hidroponik.

Kegiatan penyuluhan dan konsultasi ini, dilakukan KOPTAN MSM melalui

kerjasama dengan beberapa pihak. Penyuluhan dalam hal pemeliharaan paprika

dan penanganan serangan HPT, KOPTAN MSM bekerja sama dengan produsen

obat-obatan, Balitsa, PT Joro dan PT Saung Mirwan. Dari keseluruhan produksi

yang dilakukan oleh petani anggota koperasi, biasanya kualitas yang dapat

mencapai grade ekspor saat ini antara 20% sampai 30% dari keseluruhan produksi

petani. Hal ini disebabkan kecakapan dari anggota petani dalam hal budidaya

berbeda-beda.

5.3.3. Kegiatan Pemasaran

Kegiatan pemasaran yang dilakukan KOPTAN MSM bertujuan untuk

memberikan kepastian pasar bagi hasil produksi petani anggota, serta untuk

melindungi petani dari harga paprika yang berfluktuasi. Kegiatan pemasaran yang

dilakukan KOPTAN MSM meliputi pengumpulan hasil panen dari petani anggota,

proses sortasi dan grading, pengemasan, penetapan harga standar sampai dengan

menjual paprika tersebut ke beberapa pelanggan.

Page 62: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA CABAI PAPRIKA … · sebagai salah satu lembaga penunjang usaha paprika secara hidroponik di . Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung . Barat saat ini memiliki

46

Tabel 13. Standar Kualitas Paprika KOPTAN MSM

Kualitas Kriteria Tujuan pemasaran

Grade A Warna cerah

Tidak cacat

Bentuk block type

Ukuran diameter buah 80-110 mm

Eksport

Supermarket

Hotel dan restoran

Grade B Warna cerah

Boleh ada cacat (serangan hama trhrips)

Bentuk block type

Ukuran diameter 70-110 mm)

Supermarket

Hotel dan restoran

Grade C Warna tidak terlalu cerah

Cacat mencapai 40%

Ukuran kecil (diameter 40-80 mm)

Bentuk sembarang

Pasar tradisional

TO Paprika sisa hasil sortiran (dibawah grade C)

Ukuran kecil dan bentuk tidak sempurna

Pasar tradisional

Sumber : KOPTAN MSM

Koperasi menampung semua hasil produksi petani (paprika) kemudian di

sortir berdasarkan kualiatasnya yang di golongkan dimulai dari grade A, Grade B

grade C dan grade TO. Persentase hasil produksi paprika KOPTAN MSM dapat

di lihat pada tabel 14.

Tabel 14. Persentase Hasil Produksi Paprika KOPTAN MSM Tahun 2011

Grade Hasil (Kg) Persentase (%)

Hijau A 70.707 28,9

Hijau C 33.782 13,8

TO 13.895 5,6

Merah 85.982 35,1

Kuning 40.002 16,3

JUMLAH 244.368 Sumber : KOPTAN MSM

Setelah melakukan penyortiran selanjutnya koperasi memasarkannya ke

supplier baik lokal maupun ekspor dengan dengan empat sistem pembayaran.

Pertama, sistem pembayaran dimuka, pembayaran ini dilakukan oleh pembeli

walaupun paprika belum mereka terima. Kedua, sistem pembayaran tunai dimana

pembeli langsung menyerahkan uangnya pada saat paprika di terima. Ketiga,

sistem pembayaran dibelakang, biasanya pembayaran dilakukan pada saat

mengambil paprika pada periode berikutnya. Keempat, sistem pembayaran

Page 63: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA CABAI PAPRIKA … · sebagai salah satu lembaga penunjang usaha paprika secara hidroponik di . Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung . Barat saat ini memiliki

47

kontrak, dimana harga merupakan hasil negosiasi kedua belah pihak, ketika harga

paprika naik atau turun, penjualan paprika harus sesuai dengan yang tertera pada

kontrak.

Sistem pembayaran tunai adalah pembayaran yang banyak dilakukan

pembeli perseorangan. Sementara itu, pembayaran dengan sistem dibayar

dibelakang dan kontrak dilakukan oleh pembeli besar seperti eksportir dan

beberapa distributor besar untuk kurun waktu sebulan sekali dimana harga dalam

satu bulan pengambilan akan tetap dan untuk bulan berikutnya dapat

dipertimbangkan kembali. Sistem pembayaran dibelakang yang paling dominan

dilakukan karena kebanyakan dari pembeli paprika KOPTAN MSM yang

merupakan distributor besar. Sistem pembayaran dibelakang dengan pembeli

menimbulkan masalah dalam penagihan. Seringkali pihak pembeli tidak menepati

janji yang mengakibatkan koperasi merasa kesulitan membayar kepada

anggotanya, dan koperasi tidak dapat berbuat apa-apa karena tidak ada perjanjian

tertulis dalam pembayaran dibelakang hanya menggunakan kepercayaan.

Harga jual yang ditetapkan KOPTAN MSM merupakan harga standar.

Harga standar tersebut ditetapkan oleh koperasi berdasarkan kesepakatan dan

perjanjian dengan pembeli. Hal ini dilakukan guna melindungi anggota dari harga

yang terlalu rendah, yaitu pada saat harga paprika di pasaran sedang turun. Hal

tersebut merupakan salah satu upaya KOPTAN MSM untuk meningkatkan

kesejahteraan anggotanya.

5.4. Struktur Organisasi

Koperasi sebagai suatu organisasi, harus memiliki alat kelengkapan atau

perangkat organisasi untuk menjalankan kegiatan usahanya. Struktur dalam

organisasi koperasi secara umum terdiri dari alat kelengkapan organisasi yang

terdiri dari Rapat Anggota Tahunan, Pengurus dan Pengawas.

Sama halnya dengan koperasi pada umumnya, KOPTAN MSM juga

memiliki strukrur organisasi yang terdiri dari Rapat Anggota Tahunan (RAT)

sebagai pemegang kekuasaan tertinggi. RAT umumnya dilaksanakan sekali dalam

setahun. Namun RAT tahun 2006 mengalami penundaan dan baru dapat

dilaksanakan pada akhir tahun 2007, karena adanya masalah keuangan pada

Page 64: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA CABAI PAPRIKA … · sebagai salah satu lembaga penunjang usaha paprika secara hidroponik di . Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung . Barat saat ini memiliki

48

koperasi, khususnya mengenai belum tersedianya dana untuk pembagian SHU

anggota akibat banyaknya piutang macet.

Pengurus KOPTAN MSM terdiri dari ketua, sekretaris dan bendahara, yang

bertugas untuk mengelola usaha koperasi. Pengurus KOPTAN MSM merupakan

anggota yang berpengalaman dan dianggap mampu untuk menjalankan dan

mengelola usaha koperasi. Selain pengurus, dalam organisasi koperasi juga terdiri

dari pengawas yaitu dua orang anggota yang dipilih untuk mengawasi setiap

kegiatan usaha koperasi yang dilakukan oleh pengurus.

Struktur organisasi pada KOPTAN MSM juga dilengkapi dengan manejer

dan karyawan pada beberapa bagian atau divisi. Manajer pada KOPTAN MSM

ini diperlukan untuk mengatur beberapa bagian seperti keuangan, saprotan dan

produksi serta pemasaran. Sedangkan karyawan pada koperasi ini terdiri dari 11

orang. Struktur organisasi KOPTAN MSM ini dapat dilihat pada Gambar 6.

5.4.1. Rapat Anggota Tahunan

Rapat Anggota Tahunan (RAT) merupakan pemegang kekuasaan tertinggi

dalam koperasi. Rapat anggota diadakan sekurang-kurangnya sekali dalam

setahun, karena rapat anggota merupakan suatu kesempatan bagi anggota untuk

PENGURUS. PENGAWAS

Kabag.

Pemasaran

Kabag

Produksi

Kabag.

Adm.

Kabag

Saprotan

PELINDUNG

ANGGOTA PETANI

RAPAT

ANGGOTA

Gambar 7. Struktur Organisasi pada KOPTAN Mitra Sukamaju

Page 65: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA CABAI PAPRIKA … · sebagai salah satu lembaga penunjang usaha paprika secara hidroponik di . Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung . Barat saat ini memiliki

49

mengemukakan pendapat. Pada KOPTAN MSM, RAT dilaksanakan dalam satu

tahun sekali, yakni pada bulan Maret. Pada RAT ditetapkan kebijakan pokok,

yakni kebijakan yang mengarahkan koperasi dalam menjalankan usahanya agar

tujuan yang ditetapkan sebelumnya dapat tercapai. Keputusan RAT diambil

dengan cara musyawarah untuk mencapai kata mufakat. Apabila tidak mencapai

kata mufakat, maka pengambilan keputusan dilakukan dengan cara voting, setiap

anggota berhak atas satu suara. Oleh karena itu tidak salah jika dikatakan bahwa

kunci dari keberhasilan sebuah koperasi terletak pada anggotanya.

Selain Rapat Anggota Tahunan, koperasi dapat melakukan Rapat Anggota

Luar Biasa yang diatur dalam pasal 27 UU No.25/1992 apabila keadaan

mengharuskan adanya keputusan segera yang wewenangnya ada pada Rapat

anggota. Rapat Anggota Luar Biasa dapat diadakan atas permintaan sejumlah

anggota koperasi atau atas keputusan pengurus yang pelaksanaannya diatur dalam

Anggaran Dasar. Persyaratan, tatacara, dan tempat penyelenggaraan Rapat

Anggota dan Rapat Anggota Luar Biasa diatur dalam Anggaran Dasar

5.4.2 Pengawas

Pengawas adalah perwakilan anggota dalam melakukan pengawasan

terhadap jalannya koperasi. Pengawas dipilih dari anggota koperasi yang diangkat

dan ditetapkan dalam RAT. Perasn pengawas dalam manajemen koperasi yakni

sebagai pelaksana fungsi pengawasan dalam struktur intern koperasi.

1. Kedudukan (status) pengawas dalam struktur organisasi

a) Sederajat / sejajar dengan Pengurus

b) Dipilih dan bertanggungjawab kepada Rapat Anggota

c) Sebagai bagian dari manajemen tim koperasi

d) Melaksanakan amanat Rapat Anggota untuk melaksanakan tugas-tugas

pengawasan

e) Upaya yang sistematis untuk mencegah terjadinya penyimpangan dan

segera dapat memperbaikinya (bukan ditujukan untuk mencari kesalahan)

f) Lebih bersifat mendidik

2. Tujuan Pengawasan

a. Umum

Page 66: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA CABAI PAPRIKA … · sebagai salah satu lembaga penunjang usaha paprika secara hidroponik di . Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung . Barat saat ini memiliki

50

Memberikan informasi yang benar tentang organisasi, usaha, keuangan

dan administrasi koperasi serta memberikan saran-saran dalam rangka

pencapaian tujuan koperasi.

b. Khusus

i. Meneliti kecermatan, kebenaran data akuntansi dan lekayakan laporan

keuangan

ii. Mengevaluasi efektifitas dan efisiensi pelaksanaan tugas pengurus

dalam menjalankan organisasi dan usaha (sesuai dengan rencana kerja

dan anggaran belanja)

iii. Menilai dan evaluasi hasil-hasil yang diperoleh, dikaitkan dengan

pencapaian tujuan koperasi.

iv. Mengetahui permasalahan yang terjadi di koperasi

v. Mengamankan, menyelamatkan kepentingan koperasi, anggota maupun

puhak lain yang berkepentingan

vi. Menilai kebijakan-kebikajan pengurus

3. Tugas Pengawas

a. Melakukan pengawasan atas tata kehidupan koperasi yang mencakup

bidang organisasi, usaha, keuangan, permodalan dll.

b. Mengawasi dan meneliti kebenaran pembukuan dan vatatan yang

berhubungan dengan kegiatan organisasi dan usaha

c. Meneliti dan mengevaluasi pelaksanaan kebijakan pengurus

d. Memberikan saran atau usul tentang perbaikan sebagai hasil pengawasan

dan cara pelaksanaan tugas yang lebih baik

e. Membuat laporan tertulis hasil pengawasan

4. Tanggung jawab Pengawas

Pengawas bertanggung jawab kepada Rapat Anggota atas hasil pelaksanaan

tugas yang dibebankan (Pasal 39 UU No 25 tahun 1992). Tanggungjawab

berarti keharusan menyelesaikan tugas dengan baik.

5.4.3. Pengurus

Tentang tugas dan tanggungjawab pengurus di Indonesia diatur oleh

Undang Undang No,25/1992, pasal 29 s/d pasal 37, sehingga tugas pengurus dari

KOPTAN MSM tidak berbeda dengan tugas pengurus koprasi lainnya. Susunan

Page 67: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA CABAI PAPRIKA … · sebagai salah satu lembaga penunjang usaha paprika secara hidroponik di . Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung . Barat saat ini memiliki

51

pengurus untuk setiap koperasi dapat berlainan dan banyaknya jumlah pengurus

dapat disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing. Adapun tugas dan

wewenang masing-masing pengurus KOPTAN MSM adalah sebagai berikut :

1. Ketua

a. Memimpin, mengkoordinasi. Mengawasi pelaksanaan tugas anggota,

pengurus dan karyawan

b. Memimpin rapat anggota atas nama pengurus, memberikan laporan

pertanggungjawaban kepada rapat anggota

c. Memimpin rapat pengurus dengan Kabag dan badan pengawas

d. Memberikan keputusan terakhir dalam kepengurusan koperasi dengan

memperhatikan usul, saran dan pertimbangan dari pemegang fungsi

dibawahnya

e. Mengesahkan surat-surat yang meliputi kegiatan organisasi baik ke luar atau

kedalam dan dilakukan bersama fungsionalis lainnya.

f. Mengkordinir dan mengawasi kegiatan usaha

g. Memberikan petunjuk dan kewajiban teknis pada seluruh anggota pengurus

dan karyawan KOPTAN MSM

h. Mengkoordinir dan mengawasi aspek keuangan dan pemeliharaan sarana dan

kebutuhan organisasi

i. Bertanggung jawab atas kelancaran pembinaan usaha

2. Sekertaris

a. Menyelenggarakan dan memelihara semua arsip, buku, surat, keputusan

RAT, dan buku rapat pengurus.

b. Memelihara tata kerja, merancanakan peraturan khusus serta ketentuan

lainnya.

c. Menyusun laporan-laporan organisasi untuk kepentingan rapat organisasi

d. Merencanakan kegiatan oprasional bidang idiil meliputi program-program

pendidikan atau penyuluhan, dan kegiatan sosial lainnya.

e. Mengadakan penyuluhan-penyuluhan kepada anggota masyarajat

f. Mengesahkan semua surat/buku keputusan rapat/notulen rapat atau surat

lainnya.

Page 68: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA CABAI PAPRIKA … · sebagai salah satu lembaga penunjang usaha paprika secara hidroponik di . Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung . Barat saat ini memiliki

52

g. Bertanggung jawab kepada bidang administrasi atau tata usaha koperasi dan

kepada ketua koperasi.

3. Bendahara

a. Menetapkan anggaran pendapatan dan belanja koperasi

b. Memelihara semua harta dan kekayaan koperasi

c. Mempersiapkan dana dan informasi berupa laporan keuangan untuk

kepentingan rapat anggota tahunan.

d. Mengatur keuangan agar tidak melebihi anggaran belanja yang telag

ditetapkan

e. Mencari sumber dana dari luar dengan syarat yang lunak atau tidak

memberatkan koperasi

f. Bersama manager menandatangani atau mengesahkan bukti pengeluaran kas

g. Membimbing atau mengawasi Kabag dalam administrasi keuangan dan

barang

h. Bertanggung jawab kepada ketua sesuai bidangnya.

5.4.4. Kepala Bagian (Kabag)

Kabag adalah seseorang yang diangkat oleh pengurus dan diberi

kekuasaan untuk melaksanakan kegiatan usaha sesuai dengan bidangnya. Pada

KOPTAN MSM, Kabag Administrasi merangkap sebagai sekertaris. Kabag

diangkat langsung oleh pengurus dari kalangan anggota yang dianggap memenuhi

persyaratan kualifikasi dan berpengalaman dalam mengelola usaha koperasi

sesuai dengan bidangnya. Adapun tugas dan tanggung jawab Kabag adalah

sebagai berikut :

1. melaksanakan kebijakan bidang usaha yang telah ditetapkan oleh pengurus.

2. Mengkoordinasi penyusunan rencana kerja dan anggota dari masing-masing

bagian yang ada dibawahnya dan mengajukan rencana kerja tersebut kepada

pengurus.

3. Membantu pengurus dalam menjelaskan rencana kerja dan anggaran dasar

kepada Rapat Anggota.

4. Memberikan petunjuk dan pengarahan serta pengawasan dalam pelaksanaan

kerja.

Page 69: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA CABAI PAPRIKA … · sebagai salah satu lembaga penunjang usaha paprika secara hidroponik di . Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung . Barat saat ini memiliki

53

5. Memimpin dan mengkoordinasi sehingga todah terjadi penyimpangan dari

rencana kerja yang telah ditetapkan kepada karyawan yang ada dibawahnya.

6. Mengambil langkah-langkah pengamanan terhadap harta kekayaan koperasi

untuk menghindari kerugian

7. Mengajukan usul pengangkatan karyawan koperasi kepada pengurus sesuai

dengan kebutuhan dan kemampuan koperasi

8. Meminta laporan informasi yang diperlukan karyawan yang ada di bawah

koordiniasinya, sebagai bahan evaluasi dan pengambilan keputusan serta

penyusunan laporan pertanggungjawaban kepada pengurus.

9. Menyusun rancangan kerja dan rencana anggaran pendapatan dan belanja

(PAPB), serta Perkiraan Perhitungan Hasil Usaha (PPHU)

10. Merencanakan kegiatan oprasional bidang idil meliputi program-program

pendidikan atau penyuluhan, dan kegiatan sosial lainnya.

5.5. Keanggotaan KOPTAN Mitra Sukamaju

Keberadaan anggota bagi sebuah koperasi adalah suatu hal yang penting,

karena anggota dapat berperan sebagai pemilik sekaligus sebagai pengguna jasa

koperasi. Anggota merupakan bagian dari organisasi koperasi, setiap anggota

mempunyai hak suara dalam RAT dan setiap anggota berkewajiban untuk

mematuhi aturan-aturan yang telah di susun dalam RAT. Bagi KOPTAN MSM,

keberadaan anggota juga merupakan hal yang penting, karena anggota dapat

memberikan kontribusi bagi perkembangan usaha koperasi.

Keanggotaan pada KOPTAN MSM sedikit berbeda dengan keanggotaan

koperasi pada umumnya. Keanggotaannya tidak ditentukan berdasarkan jumlah

orang (petani) yang bergabung menjadi anggota, tetapi ditentukan berdasarkan

jumlah greenhouse yang dimiliki oleh setiap orang (petani) yang tergabung dalam

koperasi tersebut. Saat ini jumlah petani yang tergabung dalam keanggotaan

KOPTAN MSM adalah sebanyak 20 orang, dengan total greenhouse sebanyak 62

buah.

Masing-masing greenhouse tersebut diberi nama dan didaftarkan dalam

keanggotaan koperasi, yaitu dengan menggunakan nama anak ataupun istri para

petani tersebut. Dengan demikian yang termasuk ke dalam daftar keanggotaan

KOPTAN Mitra Sukamaju saat ini adalah berjumlah 62. Hal tersebut dilakukan

Page 70: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA CABAI PAPRIKA … · sebagai salah satu lembaga penunjang usaha paprika secara hidroponik di . Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung . Barat saat ini memiliki

54

untuk memudahkan koperasi dalam melihat perkembangan usaha paprika,

khususnya produksi yang dihasilkan dari setiap greenhouse yang dimiliki 20

orang petani tersebut8. Daftar anggota KOPTAN MSM dapat dilihat pada

lampiran 3.

8 KOPTAN MSM

Page 71: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA CABAI PAPRIKA … · sebagai salah satu lembaga penunjang usaha paprika secara hidroponik di . Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung . Barat saat ini memiliki

VI. ANALISIS LINGKUNGAN KOPTAN MSM

6.1. Analisis Lingkungan KOPTAN MSM

Analisis lingkungan merupakan proses awal dalam manajemen strategi

yang bertujuan untuk memantau lingkungan Usaha paprika secara hidroponik di

KOPTAN MSM. Lingkungan Usaha paprika secara hidroponik di KOPTAN

MSM mencakup semua faktor baik yang berada didalam maupun diluar kegiatan

usaha yang dapat memenuhi kelangsungan pencapaian tujuan yang diinginkan

dalam usaha pengembangan usaha paprika KOPTAN MSM. Secara garis besar

analisis lingkungan dapat dikategorikan kedalam dua bagian besar yaitu

lingkungan internal dan lingkungan eksternal perusahaan

6.1.1. Analisis Lingkungan Internal

Lingkungan internal usaha paprika hidroponik KOPTAN MSM adalah

lingkungan yang berada di dalam organisasi usaha dan secara normal memiliki

implikasi langsung pada usaha yang di jalani oleh KOPTAN MSM. Analisis

lingkungan eksternal merupakan proses identifikasi terhadap faktor-faktor

kekuatan dan kelemahan dari KOPTAN MSM yang terdiri dari Manajemen,

Produksi/operasi, Pemasaran ,Keuangan/akuntansi, Penelitian dan Pengembangan,

Sistem Informasi Manajemen.

6.1.1.1. Manajemen

Untuk menganalisis fungsi manajemen usaha KOPTAN MSM terdapat

beberapa aspek yang perlu dikaji, antara lain aspek perencanaan,

pengorganisasian, pengelolaan staf, dan aspek pengendalian.

1. Perencanaan

KOPTAN MSM belum memiliki perencanaan tertulis baik jangka pendek

maupun jangka panjang. Hal ini dapat dilihat dari belum adanya visi dan misi

yang tertulis pada AD-ART KOPTAM MSM. Namun kondisi ini tidak

mempengaruhi kegiatan usaha yang di jalankan oleh koperasi. Perencanaan

yang dilakukan oleh KOPTAN MSM adalah menyusun pola tanam tiap-tiap

anggota (green house) agar target produksi perhari dapat terpenuhi. Saat ini

target produksi harian yang di capai koperasi adalah berkisar 500 kwintal

Page 72: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA CABAI PAPRIKA … · sebagai salah satu lembaga penunjang usaha paprika secara hidroponik di . Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung . Barat saat ini memiliki

56

hingga 1 ton per hari dari keseluruhan anggota (green house) dengan total

lahan 7,3 Ha.

2. Pengorganisasian

Struktur organisasi KOPTAN MSM yang tertera pada Gambar 6, telah jelas

menerangkan jabatan masing-masing staf dengan tanggung jawab yang

berbeda. Saat ini KOPTAN MSM memiliki pengurus yang benar-benar

kompeten dan fokus menangani usaha. Hal ini menyebabkan fungsi

pengorganisasian di KOPTAN MSM berjalan dengan baik, setiap divisi telah

melakukan kegiatannya sesuai job description yang telah di tetapkan, namun

rangkap tugas dan jabatan masih terjadi. Hal ini dikarenakan kesamaan tugas

yang di lakukan, hal ini terjadi pada sekertaris dan kepala bagian administrasi

dimana di jabat oleh satu orang. Efisiensi pegawai dan kesamaan tugas inilah

yang menjadi alasan rangkap tugas di organisasi KOPTAN MSM.

3. Pengelolaan sumberdaya manusia

Pengelolaan sumberdaya manusia dalam sebuah unit usaha terkait dengan

budaya atau iklim kerja yang diterapkan oleh unit usaha tertentu. Budaya atau

iklim kerja yang terjadi di KOPTAN MSM lebih cenderung ke arah

kekeluargaan seperti budaya kerja koperasi pada umumnya. Oleh karena itu,

komunikasi yang terjalin antara manajemen koperasi dengan karyawan dan

anggota tidak bersifat kaku sehingga kondisi seperti ini memudahkan

manajemen koperasi dalam memberikan tugas kepada karyawan dan anggota

atau sebaliknya, jika para karyawan dan anggota ingin menyampaikan sesuatu

kepada manajemen koperasi yang terkait dengan masalah kerja.

4. Pengendalian

KOPTAN MSM melakukan pengendalian hanya terbatas pada bidang

produksi saja, khususnya dalam hal proses produksi, pola tanam dan

pengawasan hasil produksi. Pengendalian dalam hal proses produksi dan pola

tanam penting dilakukan karena terkait langsung dengan kuantitas dan

kualitas paprika yang di hasilkan petani anggota sehingga kontinuitas hasil

produksi paprika tetap terjaga. Sama halnya dengan proses produksi dan pola

tanam, pengendalian dalam pengawasan hasil produksi juga penting

dilakukan karena terkait dengan hasil produksi agar tidak terjadi kecurangan

Page 73: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA CABAI PAPRIKA … · sebagai salah satu lembaga penunjang usaha paprika secara hidroponik di . Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung . Barat saat ini memiliki

57

yang di lakukan anggota koperasi dengan menjual hasil produksinya ke

tempat lain.

Dilihat dari aspek manejemennya KOPTAN MSM sudah memiliki

manajemen yang baik hal itu dapat dilihat dari eksistensi koperasi yang sudah

bertahan selama kurang lebih 13 tahun dan masih tetap menjadi pelopor paprika di

kawasan Pasirlangu, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat.

6.1.1.2. Produksi/Operasi

Produksi paprika yang dilakukan para petani anggota KOPTAN MSM

dilakukan di dalam green house dengan pupuk dan benih yang di sediakan

koperasi. Teknologi budidaya yang digunakan adalah sistem budidaya hidroponik.

Konstruksi green house yang digunakan para petani anggota seluruhnya

menggunakan bahan dari bambu. Bagian atap green house terbuat dari bahan

pelastik UV. Pelastik UV ini berfungsi untuk mengatur cahaya yang masuk ke

dalam green house, untuk bagian dindingnya menggunakan bahan pelastik UV

dan kasa polynet, kasa polynet ini berfungsi sebagai saringan udara dan tempat

terjadinya pertukaran udara didalam green house.

Proses produksi paprika anggota KOPTAN MSM dapat di uraikan

sebagai berikut :

Persemaian

Sebelum ditanam, benih cabai paprika harus disemai terlebih dahulu.

Penyemaian benih sebaiknya dilakukan di dalam rumah persemaian yang terpisah

dari rumah penanaman. Di dalam rumah persemaian dibuat meja-meja dengan

ukuran - ukuran lebar dan tinggi masing-masing 1m dengan panjang disesuaikan

dengan keadaan tempat.

Persiapan Tanam

Media tanam untuk tanaman cabai paprika yang umum digunakan pada

saat ini adalah arang sekam. Wadah tanam cabai paprika berupa polybag diameter

30 cm atau berupa bantalan dengan panjang 0,8 m dan lebar 0,25 m. pada setiap

bantalan dibuat dua lubang tanaman dengan jarak 30 cm, 40 cm atau 50 cm.

Lantai greenhouse harus dilapisi mulsa plastik hitam perak. Sebelum

tanam perlu dilakukan sterilisasi lahan dengan tahapan sebagai berikut :

Page 74: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA CABAI PAPRIKA … · sebagai salah satu lembaga penunjang usaha paprika secara hidroponik di . Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung . Barat saat ini memiliki

58

1. Dinding greenhouse dicuci dengan air bersih menggunakan power sprayer,

selanjutnya disemprot dengan menggunakan desinfektan.

2. Atap plastik dicuci bersih dengan menggunakan air sabun.

3. Peralatan fertigasi (selang Polyetilene) direndam dalam larutan HNO3 (1ml/L)

selama 24 jam untuk membersihkan sisa-sisa pupuk, selanjutnya dicuci bersih

dengan menggunakan air sabun dan dibilas air bersih.

4. Benang-benang atau tali plastik penyangga tanaman cabai paprika yang sudah

lapuk harus diganti dengan yang baru.

Penanaman

Sebelum dilakukan penanaman, polybag diisi dengan arang sekam

kemudian diletakkan di dalam greenhouse dengan alas bata merah atau batako.

Sehari sebelum penanaman, dilakukan penjenuhan media tanam dengan pupuk

AB Mix pH 5,8 dan EC 2. Media tanam dibasahi dengan larutan pupuk tersebut

hingga merata. Penanaman dilakukan pada sore hari sekitar pukul 17.00, karena

pada saat itu suhu dalam greenhouse sudah relatif rendah sehingga tanaman tidak

layu.

Bibit cabai paprika dapat dipindahkan untuk ditanam di greenhouse

setelah memiliki 5-8 helai daun atau sekitar enam minggu setelah semai. Jarak

antara polybag yang digunakan adalah 1,2 m x 0,5 m. selain menggunakan

polybag dengan diameter 30 cm, penanaman cabai paprika dapat pula dilakukan

di dalam polybag dengan panjang satu meter dan lebar 0,25 m dan di setiap

polybag dibuat lubang tanaman dengan jarak 50 cm. Masing-masing lubang

tanaman ditanami dua tanaman cabai paprika.

Pemeliharaan Tanaman

Tanaman cabai paprika perlu dipangkas agar mendapatkan hasil yang

optimal. Pada umur tanaman sekitar 1-3 minggu setelah tanam (MST), tanaman

cabai paprika biasanya membentuk dua sampai tiga cabang. Pada titik ini dipilih

dua cabang atau batang utama yang dipelihara dalam satu tanaman. Biasanya

tanaman dapat mencapai sampai empat meter tingginya sehingga diperlukan tali

yang menyangga agar tanaman tetap tegak berdiri. Pemangkasan tunas air atau

sering disebut pewiwilan juga dilakukan. Pemangkasan juga dimaksudkan untuk

memperbaiki sirkulasi udara sekitar tanaman dan membantu mengurangi serangan

Page 75: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA CABAI PAPRIKA … · sebagai salah satu lembaga penunjang usaha paprika secara hidroponik di . Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung . Barat saat ini memiliki

59

penyakit. Pemangkasan tunas air dilakukan satu sampai dua minggu sekali

tergantung keadaan tanaman.

Walaupun budidaya tanaman cabai paprika sudah dilakukan di dalam

greenhouse yang menggunakan kasa pada setiap sisinya, hama dan penyakit

masih tetap ada dan menyerang tanaman cabai paprika yang tumbuh didalamnya.

Hama yang banyak menyerang tanaman cabai paprika adalah thrips. Pengendalian

hama tersebut dapat dilakukan dengan pemasangan perangkat lekat berwarna

kuning atau biru, jika serangan hama tetap ada dapat dilakukan pengendalian

secara mekanik, yaitu dengan mengumpulkan serangga hama tersebut secara

manual. Untuk mencegah serangan penyakit, menjaga kebersihan kebun

merupakan salah satu faktor utama. Jika serangan hama dan penyakit tetap ada

baru dilakukan pengendalian secara kimiawi dengan menggunakan insektisida.

Pemberian air dan pupuk yang diberikan secara bersamaan disebut sistem

fertigasi. Perolehan hasil pertumbuhan tanaman dapat optimal, fertigasi harus

difokuskan pada pemberian air dan pupuk yang dibutuhkan sesuai dengan tahap

pertumbuhan tanaman. Fertigasi merupakan salah satu faktor penting yang

menetukan kebersihan budidaya cabai paprika.

Umumnya terdapat dua sistem fertigasi yang digunakan petani cabai

paprika di Indonesia, yaitu sistem fertigasi manual dan sistem fertigasi tetes. Pada

sistem pertigasi manual, pemberian larutan pupuk dilakukan dengan cara

menyalurkan larutan pupuk tersebut ke dalam polybag satu per satu secara manual

menggunakan selang atau gayung. Pada sistem fertugasi tetes, pemberian larutan

pupuk secara otomatis disalurkan melalui pipa – pipa dan selang Polyetilene

dengan bantuan pompa air atau gaya gravitasi ke dalam polybag.

Frekuensi fertigasi di tingkat petani dalam satu hari disesuaikan dengan

kondisi cuaca. Pada kondisi panas dan tidak ada hujan, umumnya 4-5 kali dalam

satu hari, sedangkan pada kondisi hujan dan mendung sebanyak 3-4 kali.

Banyaknya volume fertigasi pada tanaman cabai paprika tergantung pada umur

tanaman. Menurut T.K. Moekasan (2008), volume fertigasi pada tanaman cabai

paprika pada fase vegetative (1-< 6 MST) rata-rata adalah sebanyak 600

ml/tanaman/hari. Pada fase berbunga dan mulai berbuah (6-8 MST) volume

Page 76: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA CABAI PAPRIKA … · sebagai salah satu lembaga penunjang usaha paprika secara hidroponik di . Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung . Barat saat ini memiliki

60

fertigasi yang diberikan adalah sebanyak 900ml/tanaman/hari, sedangkan fase

pematangan buah sampai panen adalah sebanyak 1.500 ml/tanaman/hari.

Dua faktor yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan fertigasi adalah EC

dan pH larutan fertigasi. EC atau Electro Conductivity berarti penghantaran listrik

di dalam suatu larutan. Nilai EC merupakan indikator kepekatan hara dalam suatu

larutan dan satuan ukurannya mS/cm. nilai EC yang digunakan untuk tanaman

cabai paprika tergantung pada tingkat pertumbuhan cabai paprika tersebut.

Tanaman kecil yang relatif belum membutuhkan hara yang banyak, biasanya

diberi EC 1 dan mulai membesar diberi EC 1,2-1,5. Bila lebih besar lagi diberi EC

1,8-2 atau lebih tinggi lagi. Tanaman cabai paprika, sering ditingkatkan menjadi

2,5-3. Aturan umum dalam pengelolaan tingkat garam terlarut di daerah perakaran

adalah EC keluar tidak boleh lebih dari pada EC masuk. Perbedaan EC masuk dan

EC keluar sudah melebihi 1, maka dilakukan pencucian media tanam dengan

menggunakan larutan nutrisi EC yang lebih rendah misalnya dengan EC 1 atau

1,2.

pH adalah kadar keasaman dan garam alkali dalam air dan terukur dalam

skala 0 sampai 14. Makin rendah nilai pH menandakan makin asam suatu larutan

dan makin tinggi pH menandakan semakin basa atau alkali suatu larutan. Nilai

pH normal suatu larutan adalah 7, namun pH optimum untuk suatu larutan nutrisi

agar dapat tersedia bagi tanaman adalah 5,5 sampai 6.

Seperti tanaman lainnya, tanaman cabai paprika juga memerlukan unsur

hara makro dan mikro untuk pertumbuhannya dan memberikan hasil panen yang

baik. Jumlah unsur hara yang diberikan pada dasarnya harus berada dalam

keadaan cukup dan seimbang agar tingkat hasil tanaman yang diharapkan dapat

tercapai.

Nutrisi untuk tanaman cabai paprika KOPTAN MSM pada saat ini sudah

tersedia di koprasi dalam bentuk paket yang terdiri dari dua campuran pupuk yaitu

A dan B sehingga sering disebut juga AB Mix. Campuran pupuk ini terdiri atas

dua bagian, yaitu pekatan A dan B. Bagian A mengandung unsur Ca, sedangkan

bagian B boleh mengundang unsur sulfat dan fosfat. Oleh karena itu, bagian A

dan B dalam keadaan larutan pekat dicampurkan, maka ketiga unsur tersebut akan

bersenyawa membentuk endapan, sehingga akan terjadi penyumbatan pada

Page 77: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA CABAI PAPRIKA … · sebagai salah satu lembaga penunjang usaha paprika secara hidroponik di . Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung . Barat saat ini memiliki

61

saluran fertigasi. Di pasaran, pupuk untuk hidroponik dijual dalam bentuk paket A

dan B. Bobot masing-masing paket tersebut untuk tiap merk dagangan berbeda-

beda. Namun pada umumnya satu paket pupuk pekatan A dan B, masing-masing

untuk diecerkan dalam 90 liter air, larutan ini disebut larutan pekat. Untuk

mendapatkan larutan nutrisi siap siram dari masing-masing larutan pekat tersebut

diambil 5 liter, selanjutnya diencerkan dengan 900 liter air.

Panen dan Pascapanen

Waktu panen tanaman cabai paprika tergantung pada kondisi tanaman,

biasanya tanaman cabai paprika dapat dipanen mulai umur 2 sampai 2,5 bulan

dengan cabai Paprika masih hijau. Cabai paprika warna hijau ini bila dibiarkan

akan terus menjadi cabai paprika yang berwarna merah, kuning, orange,

tergantung pada varietasnya.

Cabai paprika hendaknya dipanen pada pagi hari katika suhu udara di

dalam ruangan kasa masih rendah dan kelembaban udara masih cukup tinggi.

Pada umumnya cabai paprika dipanen ketika persentase warnanya sudah

mencapai 80-90 persen. Pemanenan hendaknya menggunakan pisau atau gunting

tajam, yang sebelum digunakan dicelupkan terlebih dahulu ke dalam larutan susu

skim. Pemotongan tangkai harus dilakukan secara hati-hati agar tangkai cabai

paprika tidak cacat, karena hal ini akan menurunkan kualitas cabai paprika. Kulit

cabai paprika tidak boleh tergores oleh gunting, pisau atau benda lain. Setelah itu

cabai paprika diletakkan di dalam keranjang. Bekas potongan tangkai cabai

paprika diolesi dengan larutan fungsida untuk mencegah masuknya penyakit.

Setelah dipanen cabai paprika diletakkan di tempat yang teduh sebelum dibawa ke

tempat penangan pascapanen.

Penangan pascapanen cabai paprika meliputi kegiatan sortasi, grading,

pencucian, penyimpanan, pengemasan dan pengangkutan. Sortasi merupakan

kegiatan untuk memisahkan cabai paprika yang sehat dari cabai paprika yang

rusak (cacat) karena serangan hama dan penyakit. Selain itu sortasi juga

diperlukan untuk memisahkan buah cabai paprika berdasarkan keseragaman

ukuran maupun tingkat kerusakannya. Hasil sortasi tersebut kemudian dilakukan

pengelompokan cabai paprika menjadi beberapa kelas mutu. Pembersihan atau

Page 78: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA CABAI PAPRIKA … · sebagai salah satu lembaga penunjang usaha paprika secara hidroponik di . Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung . Barat saat ini memiliki

62

pencucian dapat dilakukan dengan menggunakan Neutral Cleaner Brogdex.

Setelah pencucian, cabai paprika dikeringkan menggunakan lap halus.

Pengemasan cabai paprika dapat menggunakan keranjang bamboo, karton,

kantong, jala atau karung goni. Sebelum dimasukkan ke dalam kemasan, cabai

paprika sebaiknya dikemas terlebih dahulu dalam kantong plastik Polyethylene

berukuran satu kilogram yang telah dilubangi. Cabai paprika akan dikirim ke

tempat yang jauh sebaiknya menggunakan kendaraan berpendingin (7°C-12°C)

agar kesegaran cabai paprika tetap terjaga.

KOPTAN MSM dalam pelaksanaan produksinya memberikan pedoman

atau Standard Operasional Procedure (SOP) kepada petani sebagai acuan dalam

memproduksi paprika secara hidroponik serta mengendalikan standard dan

kualitas dari paprika hidroponik dari KOPTAN MSM agar tetap terjaga

kualitasnya. Standard Operasional Procedure KOPTAN MSM dapat dilihat pada

Lampiran 4. Target yang ingin dicapai dengan penerapan SOP ini adalah

tercapainya produksi yang optimal, mutu produksi sesuai standar mutu yang telah

ditetapkan.

Target produksi yang akan dicapai untuk paprika 2,5 – 3 kg/tanaman

Target mutu buah yang akan dicapai dengan penerapan SOP ini antara lain :

a. Hasil panen seragam

b. Buah mulus

Berat/buah yang dihasilkan dibedakan menjadi empat kategori yaitu :

Kecil, diameter 6,5 – 8 cm, bobot buah 120 –160 gr

Sedang, diameter 7,5 – 9,5 cm, bobot buah 160 – 200 gr

Besar, diameter 9 – 11 cm, bobot buah 200 –250 gr

Sangat besar, diameter buah > 11 cm, bobot buah > 250 gr

c. Buah aman untuk dikonsumsi

Adanya SOP tersebut menjadikan hasil produksi anggota KOPTAN MSM

bisa lebih stabil tetapi pada dasarnya setiap anggota memiliki kecakapan masing-

masing dalam teknis proses produksi. ada yang dapat menerapkan SOP ini dengan

baik dan ada juga yang tidak menerapkan SOP ini sebagaimana mestinya sehingga

hasil yang di inginkan kurang optimal.

Page 79: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA CABAI PAPRIKA … · sebagai salah satu lembaga penunjang usaha paprika secara hidroponik di . Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung . Barat saat ini memiliki

63

6.1.1.3. Pemasaran

6.1.1.3.1. Produk (Product)

Produk paprika KOPTAN MSM terdiri dari dua jenis masa panen, yaitu

panen hijau dan panen berwarna (merah, kuning, dan orange). Selain merah,

kuning, dan orange, paprika juga ada yang berwarna ungu. Paprika hijau, kuning,

merah, merupakan produk unggulan dari KOPTAN MSM. Keunggulan paprika

milik koperasi lebih tahan lama, ini disebabkan penggunaan teknologi hidroponik

yang menggunakan media tanam arang sekam yang berfungsi untuk menguatkan

akar dan daya tahan paprika itu sendiri. Daya tahan paprika KOPTAN MSM bisa

mencapai 10 hari dibandingkan dengan paprika dari pesaing yang menggunakan

media tanam tanah dengan hanya mampu bertahan selama tiga hari. Pasar ekspor,

KOPTAN MSM berusaha untuk memenuhi standar ekspor yang di minta oleh

pihak eksportir (PT. Alamanda) yaitu, bentuk buah block hampir sempurna,

kematangan warna buah mencapai 80%, tidak cracking, bobot buah relatif

seragam (180 gram – 250 gram) dan tidak ada residu pestisida dalam buah

paprika.

6.1.1.3.2. Harga (Price)

Penentuan harga paprika dilakukan oleh kesepakatan antara KOPTAN

MSM dan pedagang, baik pedagang pengumpul maupun eksportir. Transaksi

ekspor PT. Alamanda mengirimkan daftar penawaran harga beli ke koperasi.

Harga yang di tetapkan yaitu harga yang telah di sepakati antara kedua belah

pihak setelah pengiriman produk hingga ke tempat tujuan. Berikut harga jual

paprika KOPTAN MSM dapat di lihat pada Tabel 15.

Tabel 15. Harga Jual Paprika KOPTAN MSM

Jenis Paprika Harga satuan per kilogram (Rp)

Paprika Hijau (A) 9000

Paprika Hijau (C) 6000

Paprika TO 5000

Paprika Merah 11000

Paprika Kuning 12000 Sumber : KOPTAN MSM

Page 80: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA CABAI PAPRIKA … · sebagai salah satu lembaga penunjang usaha paprika secara hidroponik di . Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung . Barat saat ini memiliki

64

6.1.1.3.3. Distribusi (Place)

Pemasaran paprika di Indonesia masih terbatas, masyarakat luas belum

mengenali dengan baik tentang paprika. Kebutuhan paprika masih terbatas, hanya

pada kalangan orang-orang tertentu. Paprika masih sulit di temui di pasar

tradisional, hanya sedikit pasar tradisional saja yang menyediakan paprika.

Kegiatan pemasaran pada KOTAN MSM ini tidak terlepas dari adanya saluran

distribusi. Koptan MSM menampung paprika yang di produksi petani anggota

untuk dipasarkan ke konsumen lokal maupun internasional melalui bandar,

supplier maupun eksportir. Paprika tersebut dipasrkan ke beberapa daerah seperti

Bandung, Jakarta, Surabaya, Singapura dan Taiwan. Hingga saat ini kerjasama

kperasi dalam kegiatan pemasaran tersebut dilakukan tanpa adanya perjanjuan

atau kontrak tertulis, tetapi hanya berdasarkan kepercayaan. Distribusi paprika

KOPTAN MSM dapat dilihat pada Gambar 8.

Petani sebagai anggota koperasi menjual hasil paprika ke koperasi,

kemudian koperasi menyalurkan hasil produksi petani kebeberapa distributor

lokal dan eksportir, daftar pembeli paprika KOPTAN MSM dapat dilihat pada

Lampiran 2. Persentase pembagian pengiriman disesuaikan dengan grade yang

dihasilkan oleh petani anggota, secara umum grade A ditujukan untuk pasar

PETANI

KOPERASI

PEDAGANG

Gambar 8. Saluran Distribusi Pemasaran Paprika KOPTAN MSM

Pasar

Tradisional

Pemasok

Lokal

Hotel,

Restoran

Pemasok

Supermarket

Supermarket

Eksportir

(PT. Alamanda)

Negara Tujuan

Page 81: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA CABAI PAPRIKA … · sebagai salah satu lembaga penunjang usaha paprika secara hidroponik di . Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung . Barat saat ini memiliki

65

ekspor, petani anggota koperasi bisa menghasilkan kurang lebih 30% paprika

grade A dari keseluruhan produksi. Grade B ditujukan untuk pasar supermarket,

hotel, dan restoran, petani anggota bisa mengkasilkan sekitar 40% paprika grade

B dari total produksi petani, grade C di tujukan untuk pasar tradisional, petani

anggota bisa menghasilkan sekitar 20% paprika grade C dari total produksi petani

dan grade TO ditujukan untuk pasar tradisional sekitar 10% paprika TO dari total

produksi petani. KOPTAN MSM tidak menjual langsung kepada konsumen akan

tetapi melalui para agen atau pedagang, pemasok lokal, pemasok supermarket dan

eksportir.

Sistem pemasaran yang di lakukan oleh KOPTAN MSM sendiri ada dua

macam, yang pertama koperasi mengirim langsung ke konsumen dan yang kedua

pembeli langsung mendatangi koperasi. Kondisi yang ke-2 menguntungkan bagi

koperasi karena dapat mengurangi ongkos kirim dan segala resiko yang bukan lagi

menjadi tanggungan koperasi.

Kebijakan Koperasi tentang pemasaran adalah hasil produksi dari petani

yang di tampung dan di salurkan langsung oleh pihak koperasi dikarenakan untuk

mengetahui berapa besar tingkat produksi paprika anggota koperasi. Tujuan lain

dari kebijakan pemasaran ini adalah upaya menggalangkan dana untuk

keberlangsungan koperasi dan kesejahteraan anggota, karena setiap anggota yang

menjual paprika kepada pihak koperasi hanya di pungut biaya pemasaran sebesar

Rp. 1000/Kg.

6.1.1.3.4. Promosi

Kegiatan promosi sangat penting dilakukan agar produk dan citra

perusahaan dapat dikenal oleh masyarakat dan konsumen. KOPTAN MSM lebih

intensif pada promosi yang sifatnya langsung atau lebih dikenal dari mulut ke

mulut melalui telepon. KOPTAN MSM juga sering mengikuti pameran-pameran

yang diadakan oleh pihak bank dan dinas pertanian setempat minimal dua bulan

sekali. Sedangkan promosi dalam bentuk iklan di media cetak maupun media

elektronik belum di tempuh karena keterbatasan modal dan sumberdaya yang ada.

Tetapi untuk pemesanan melalui media elektronik, koperasi sudah mampu

melayani karena sekertariat koperasi sudah memiliki alamat email untuk

pemesanan di internet.

Page 82: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA CABAI PAPRIKA … · sebagai salah satu lembaga penunjang usaha paprika secara hidroponik di . Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung . Barat saat ini memiliki

66

6.1.1.4. Keuangan/akuntansi

Bidang keuangan khususnya dalam bidang permodalan KOPTAN MSM di

peroleh dari simpanan pokok anggota, simpanan wajib anggota, donatur, dan dana

cadangan. Untuk pengajuan kepada pihak perbankan khususnya bank Arta Graha,

KOPTAN MSM masih berusaha meng-aktakan dulu tanah dan bangunan

koperasi, apabila mengandalkan modal sendiri sangat tidak sebanding dengan

omset yang mencapai dua milyar rupiah pertahun. Upaya pemupukan modal

hanya dapat dilakukan dengan keterpaduan semua pihak, sebagai wujud nyata

tanggung jawab terhadap pelaksanaan UU No. 25 Tahun 1992 tentang pokok-

pokok perkoperasian. Berdasarkan hasil rapat anggota tahunan (RAT)

pembangian diatur sebagai berikut:

1. 50% : Cadangan

2. 30% : Anggota

3. 12,5% : Pengurus

4. 5% : Karyawan

5. 2,5% : Sosial

Pembagian hasil untuk anggota petani KOPTAN MSM pembagiannya

berdasarkan rumus berikut :

Petani = Jumlah barang yang masuk dari petani x SHU

Jumlah barang yang masuk dari seluruh anggota

6.1.1.5. Penelitian dan Pengembangan

Dalam penelitian dan pengembangan KOPTAN MSM melakukan

kerjasama dengan BALITSA (Balai Penelitian Sayuran) Lembang dan LPPM

UNPAD. Kerjasama ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas produksi petani

anggota koperasi dan perluasan pemasaran koperasi. BALITSA memberikan

pembinaan dalam budidaya paprika secara hidroponik pembuatan formula nutrisi,

dan pola tanam agar hasil produksi petani dapat optimal. Dari hasil kerjasama

antara BALITSA dengan KOPTAN MSM menghasilkan Standard Operational

Procedure (SOP) produksi paprika hidroponik yang digunakan sebagai pedoman

bagi petani dalam hal teknis budidaya. Untuk pengembangan pasar, KOPTAN

MSM bekerjasama dengan LPPM UNPAD dalam pendampingan pembinaan

pasar ekspor. Hasil dari kerjasama tersebut adalah pendampingan pembinaan

Page 83: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA CABAI PAPRIKA … · sebagai salah satu lembaga penunjang usaha paprika secara hidroponik di . Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung . Barat saat ini memiliki

67

koperasi dengan eksportir PT. Alamanda agar koperasi dapat memenuhi kualitas

dan kuantitas ekspor yang di inginkan PT. Alamanda.

6.1.2. Analisis Lingkungan Eksternal

Analisis lingkungan eksternal perusahaan bertujuan untuk

mengidentifikasi dan mengevaluasi kemungkinan kejadian yang berada diluar

kontrol perusahaan. Analisis lingkungan eksternal berfokus pada penentuan

faktor-faktor kunci yang menjadi peluang dan ancaman bagi KOPTAN MSM,

sehingga memudahkan koperasi untuk menentukan strategi-strategi dalam meraih

peluang dan mengatasi ancaman.

6.1.2.1. Ekonomi

Krisis keuangan global yang berdampak terhadap kondisi perekonomian

global semula diperkirakan tidak terlalu berpengaruh terhadap kondisi

perekonomian Indonesia. Namun, pada awal triwulan IV-2008 dampak krisis

mulai di rasakan oleh dunia usaha dengan di tandai oleh melemahnya permintaan

akan produk-produk ekspor, menurunnya beberapa harga komoditas internasional,

ditambah pelemahan nilai tukar rupiah terhadap USD.9

Fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dinilai

kurang menguntungkan bagi kalangan dunia usaha terutama bagi usaha yang

bergerak dalam bidang ekspor. Kondisi tersebut membuat kalangan dunia usaha

tidak mampu melakukan perhitungan akurat karena nilai tukar rupiah yang tidak

bisa di hitung.10

Menurut hasil wawancara dengan ketua KOPTAN MSM, selama produksi

dua musim lalu yaitu tahun 2009, pengaruh krisis belum terlihat signifikan.

Pengaruh krisis akan lebih terasa di tingkat eksportir yang melakukan kegiatan

ekspor paprika. berdasarkan harga paprika dari PT. Alamanda tahun 2009 harga

paprika memang relatif menurun. Penurunan harga ini lebih disebabkan karena

volume paprika yang masuk ke PT. Alamanda sangat besar, sehingga

menyebabkan harga paprika turun.

9 Bank Indonesia 2011, Dampak Krisis Ekonomi Global Terhadap Sektor Rill. www.bi.go.id (5

september 2012) 10

www.financeroll.com. 2010. Fluktuasi Membawa dampak negatif ( 27 september 2012)

Page 84: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA CABAI PAPRIKA … · sebagai salah satu lembaga penunjang usaha paprika secara hidroponik di . Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung . Barat saat ini memiliki

68

Berdasarkan penurunan harga paprika tersebut, dapat dilihat bahwa

KOPTAN MSM belum mampu mengendalikan harga karena masih tergantung

pada satu eksportir saja yaitu PT. Alamanda, sehingga KOPTAN MSM tidak

mempunyai posisi tawar yang kuat dalam penentuan harga. Oleh sebab itu,

langkah antisipasi dalam permasalahan ketergantungan pasar, salah satunya yaitu

mulai merencanakan pengembangan pasar lokal baik di Jakarta maupun kerjasama

dengan distributor lokal dan eksportir lainnya.

6.1.2.2. Sosial, budaya, demografi, dan lingkungan

Kabupaten Bandung Barat khususnya Kecamatan Cisarua dan Parongpong

merupakan salah satu sentra produksi paprika dan sudah mempunyai pelanggan

sampai ke luar negeri. Usaha ini di Kabupaten Bandung Barat mulai mendapat

perhatian pemerintah daerah karena mampu bertahan ketika krisis ekonomi

menimpa Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari petani dan luas lahan yang cukup

banyak pada kedua kecamatan. Dilihat dari aspek ekonomi dan sosial, usaha

budidaya paprika memiliki dampak yang positif. Banyak pihak yang memperoleh

manfaat dari usaha ini, diantaranya masyarakat setempat dan pengusaha sendiri.

Pihak-pihak yang terkait tersebut dapat memperoleh kenaikan penghasilan dari

usaha tersebut.

Dampak lain selain kenaikan pendapatan adalah bahwa usaha budidaya

paprika mampu menyerap tenaga kerja. Tenaga kerja budidaya paprika diperoleh

dari masyarakat sekitar sehingga secara langsung mengurangi pengangguran. Bagi

petani paprika, usaha paprika ini cukup dapat menghidupi keluarga, terbukti dari

ada petani paprika yang telah menggeluti usaha ini sejak usaha ini muncul di

daerah itu pada tahun 1994 hingga sekarang. Petani paprika dapat menyimpan

hasil usahanya untuk ditabung walaupun jumlahnya mengalami fluktuasi

tergantung produksi dan kondisi pasar.

Kehidupan masyarakat modern menginginkan kepraktisan dalam segala

kehidupan, termasuk dalam memilih makanan. Produk makanan cepat saji

merupakan pilihan yang lebih sering di konsumsi karena praktis dan terkesan

trendy. Kebiasaan pola makan tersebut pada akhirnya menimbulkan

berkembangnya restoran-restoran cepat saji yang ada di Indonesia yang pada

dasarnya membutuhkan pasokan bahan baku sayuran yang berkualitas baik dan

Page 85: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA CABAI PAPRIKA … · sebagai salah satu lembaga penunjang usaha paprika secara hidroponik di . Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung . Barat saat ini memiliki

69

sehat, salah satunya paprika. Paprika merupakan salah satu bahan dasar yang di

gunakan hampir di setiap restoran cepat saji.

Keberadaan restoran-restoran fast food yang semakin banyak di kota-kota

besar di Indonesia, yang menyajikan berbagai makanan siap saji yang dapat berupa

makanan tradisional Indonesia (seperti restoran padang) dan makanan barat (Kentucy

fried chicken, California fried chicken), disamping jenis makanan lain seperti Burger,

Pizza, Sandwich, dan sebagainya. Saat ini, di Indonesia, restoran cepat saji dikuasai

oleh waralaba, terutama waralaba asing. Kekuatan konsumsi masyarakat

Indonesia yang tinggi menjadi lahan yang prospektif untuk pemilik restoran

waralaba restoran cepat saji asing. Dengan penduduk sebanyak 240 juta jiwa,

Indonesia menjadi pasar prospektif untuk restoran cepat saji. Lima tahun terakhir

saja, pertumbuhan konsumsi makanan olahan tercatat meningkat hingga 41

persen11

.

Dilihat dari perkembangan restoran cepat saji tersebut dapat menjadi

peluang bagi KOPTAN MSM dalam mengembangkan pasar sayuran paprika

hidroponik.

6.1.2.3. Politik, hukum, dan pemerintah

Paprika Indonesia sudah berhasil masuk pasar Taiwan dan Singapura.

Sampai pertengahan Agustus 2003 ekspor paprika ke Taiwan mencapai Rp 1,5

miliar dengan volume ekspor sebanyak 155.995 kilogram. Pada tahun yang sama,

Taiwan memberlakukan larangan impor paprika dari Indonesia karena paprika

Indonesia diduga membawa “lalat buah” yang belum ada di sana dan

mengandung residu pestisida yang tidak diperkenankan pada pasar ekspor. Tahun

2007 ekspor paprika ke Singapura ditolak sampai dua kali karena kandungan

residu insektisida (untuk mengendalikan hama thrips) melebihi batas minimum

yang ditetapkan importir12

. Menurut petani paprika, serangan hama itu sangat

merugikan petani paprika. Sekarang ini sedang dicoba metode penanggulangan

hama menggunakan pemasangan kertas perangkap hama, penyemprotan

insektisida kalau diperlukan, dan pelepasan hewan predator.

11

www.merdeka.com, lima restoran cepat saji terbesar di indonesia.. di akses pada tanggal 20

februari 2013 12 (Kompas, 11 Juli 2008)

Page 86: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA CABAI PAPRIKA … · sebagai salah satu lembaga penunjang usaha paprika secara hidroponik di . Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung . Barat saat ini memiliki

70

Meskipun menemui berbagai kendala itu, ternyata tidak menutup paprika

asal Indonesia ikut ambil bagian di pasar internasional karena permintaan paprika

semakin tinggi misalnya dari Singapura. Setiap pekan memesan 11 ton, hanya

KOPTAN MSM hanya bisa memenuhi 5–7 ton dan maksimal 10 ton. Kendalanya

antara lain karena keterbatasan produksi13

.

Pemerintah mendukung kegiatan produktif yang dilakukan untuk

kesejahteraan masyarakat. Hal ini terangkum dalam visi pembangunan pertanian

dan pedesaan Indonesia 2020 yaitu masyarakat pedesaan yang progresif dalam

kegiatan agribisnis sehingga mampu menciptakan dan mengisi kesempatan kerja

produktif dan mampu meningkatkan pertumbuhan pendapatan di tingkat wilayah

dan nasional (Deptan 2012).

Pemerintah melalui Dinas pertanian Kabupaten Bandung Barat dan

BALITSA selama ini memberi dukungan kepada KOPTAN MSM dalam bentuk

pemberian peralatan dan teknologi budidaya paprika secara hidroponik. Bantuan

tersebut bertujuan untuk mengembangkan usaha KOPTAN MSM yang berbasis

paprika secara hidroponik. BALITSA memberikan pembinaan dalam budidaya

paprika secara hidroponik pembuatan formula nutrisi, dan pola tanam agar hasil

produksi petani dapat optimal.

Dalam meningkatkan ekspor komoditas hortikultura nasional, pemerintah

pusat melalui Departemen Pertanian memperluas jalur pemasaran baru di luar

negri, seperti pemasaran paprika di Eropa. Saat ini pasar paprika di Eropa masih

banyak di pasok dari singapura.

6.1.2.4. Teknologi

Pengembangan teknologi paprika terus dilakukan oleh KOPTAN MSM

untuk meningkatkan produktifitas kebun paprika. pengembangan tersebut di

arahkan untuk mempercepat pertumbuhan paprika. Sistem budidaya paprika

secara hidroponik merupakan teknologi yang sangat baik dalam upaya

meningkatkan produktifitas kebun paprika, media tanam yang lebih praktis,

sistem pengairan drift atau irigasi tetes yang di terapkan dalam sistem budidaya

13

www.tempointeraktif.com. dalam Pola Pembiayaan Usaha Kecil (PPUK) Budidaya Paprika,

www.bi.go.id. Diakses pada tanggal 07 februari 2013.

Page 87: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA CABAI PAPRIKA … · sebagai salah satu lembaga penunjang usaha paprika secara hidroponik di . Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung . Barat saat ini memiliki

71

hidroponik dinilai lebih efisien. Akan tetapi penerapan teknologi ini harus di sertai

modal yang besar.

Selain dalam hal teknis produksi, teknologi komunikasi dan publikasi

berkembang pesat. Menggunaan media komunikasi seperti telepon seluler dan

internet sudah menjangkau daerah terpencil. Komoditas paprika merupakan

komoditas ekspor yang mempunyai pasar dunia. Sehingga penggunaan teknologi

yang menjangkau pasar dan akses informasi dengan cepat dan murah dapat di

manfaatkan oleh KOPTAN MSM.

6.1.2.5 Kompetiti

6.1.2.5.1 Ancaman Masuk Pendatang Baru

Kemungkinan masuknya pesaing baru sangat besar. Hal ini terkait dengan

harga tinggi di tingkat eksportir menarik perhatian beberapa pengusaha baru untuk

memasuki bisnis paprika. Akan tetapi hal itu tidak akan menjadi ancaman yang

serius bagi KOPTAN MSM karena koperasi sudah memiliki kepercayaan dari

distributor lokal ataupun eksportir yang dapat dilihat dari permintaan yang terus

ada dan kontinue sehingga dengan adanya pendatang baru tidak akan mengurangi

eksistensi KOPTAN MSM dalam produksi paprika.

6.1.2.5.2. Persaingan usaha sejenis

Berdasarkan karakteristiknya, koperasi berbeda dibandingkan dengan

badan usaha lainnya. Koperasi mempunyai prinsip identitas yaitu anggota sebagai

pelanggan sekaligus pemilik (Kusnadi 2005). Koperasi berbeda dengan korporasi

yang berorientasi profit ataupung dengan badan usaha yang berorientasi pelayanan

umum. Prinsip identitas tersebut yang dapat membangun keunggulan koperasi

dibanding jenih badan usaha lainnya.

Budidaya paprika secara hidroponik di Kecamatan Cisarua, Kabupaten

Bandung Barat di dominasi oleh empat kelompok besar yaitu KOPTAN MSM,

DAFA Farm, SAMPURNA JAYA dan DEWA Family. Dengan kapasitas

produksi yang berbeda-beda, ke empat kelompok tersebut sudah memiliki pasar

masing masing dengan kata lain tidak ada persaingan yang cukup signifikan yang

di alami KOPTAN MSM dalam persaingan usaha sejenis. Di lihat dari latar

belakang usaha, DAFA Farm dan DEWA Family merupakan mantan anggota

KOPTAN MSM, mereka memutuskan untuk keluar dari koperasi karena dianggap

Page 88: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA CABAI PAPRIKA … · sebagai salah satu lembaga penunjang usaha paprika secara hidroponik di . Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung . Barat saat ini memiliki

72

mampu untuk berjalan sendiri. Dalam persaingan ini terjadi kerjasama yang

dilakukan oleh KOPTAN MSM dan ketiga kelompok besar tersebut. Kerjasama

yang dilakukan yaitu ketika KOPTAN MSM kekurangan stok produksi dan salah

satu kelompok kelebihan stok maka KOPTAN MSM membeli paprika dari

kelompok tersebut dengan harga yang telah di sepakati, begitu pula sebaliknya.

6.1.2.5.3. Kekuatan Tawar Menawar Pembeli

Konsumen yang berhubungan langsung adalah pihak eksportir yang

membeli paprika dari KOPTAN MSM. Selama ini pemasaran utama KOPTAN

MSM hanya tergantung pada satu eksportir yaitu PT. Alamanda. PT. Alamanda

sebagai eksportir paprika mempunyai kekuatan tawar yang besar terhadap

KOPTAN MSM. Hal ini dapat di lihat pada penentuan harga yang ditetapkan

secara sepihak oleh eksportir, sedangkan KOPTAN MSM yang mengatasnamakan

petani mitra tidak mempunyai bargaining position yang kuat dalam mempengarui

harga paprika.

Untuk pasar lokal KOPTAN MSM melakukan kerjasama dengan beberapa

distributor lokal. Di pasar domestik kekuatan tawar menawar KOPTAN MSM

terhadap distributor lokal kecil karena koperasi memiliki beberapa distributor

daftar distributor KOPTAN MSM dapat dilihat pada lampiran 3, untuk penentuan

harga kepada distributor dilakukan dengan kesepakatan antara distributor dengan

koperasi.

6.1.2.5.4. Kekuatan Tawar Menawar Pemasok

Petani paprika berperan sebagai pemasok paprika ke KOPTAN MSM.

Keberadaan KOPTAN Mitra Sukamaju sebagai pelopor usahatani paprika

hidroponik di Desa Pasir Langu tentunya memberikan peranan yang cukup berarti

bagi perkembangan usahatani paprika di daerah tersebut. Peranan KOPTAN

MSM ini berupa berbagai manfaat yang dirasakan oleh anggotanya. Salah satu

manfaat KOPTAN MSM bagi anggotnya dapat berupa peningkatan kemampuan

ekonomi, khususnya dalam hal pendapatan.

KOPTAN MSM memberikan jaminan pasar yang baik dan harga yang stabil

untuk para anggotanya. Akan tetapi petani mitra mempunyai kelemahan dalam

menghadapi pengaruh harga yang di terima petani, hal ini menyebabkan beberapa

Page 89: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA CABAI PAPRIKA … · sebagai salah satu lembaga penunjang usaha paprika secara hidroponik di . Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung . Barat saat ini memiliki

73

petani anggota yang nakal dalam waktu tertentu melakukan kecurangan dengan

tidak mengirimkan semua hasil produksi ke koperasi dan menjual keluar koperasi.

Page 90: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA CABAI PAPRIKA … · sebagai salah satu lembaga penunjang usaha paprika secara hidroponik di . Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung . Barat saat ini memiliki

VII. FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI

7.1 Identifikasi Faktor Internal

Berdasarkan hasil analisis lingkungan KOPTAN MSM, diperoleh faktor

internal berupa kekuatan dan kelemahan, serta faktor-faktor eksternal berupa

peluang dan ancaman yang berpengaruh terhadap pengembangan usaha paprika

secara hidropodik di KOPTAN MSM.

7.1.1. Kekuatan KOPTAN MSM

1. Kualitas produk KOPTAN MSM yang lebih tahan lama.

Produk paprika KOPTAN MSM terdiri dari dua jenis masa panen, yaitu

panen hijau dan panen berwarna (merah, kuning, dan orange). Paprika hijau,

kuning, merah, merupakan produk unggulan dari KOPTAN MSM.

Keunggulan paprika milik koperasi lebih tahan lama, ini disebabkan

penggunaan teknologi hidroponik yang menggunakan media tanam arang

sekam yang berfungsi untuk menguatkan akar dan daya tahan paprika itu

sendiri. Daya tahan paprika KOPTAN MSM bisa mencapai 10 hari

dibandingkan dengan paprika dari pesaing yang menggunakan media tanam

tanah dengan hanya mampu bertahan selama 3 hari. Untuk pasar ekspor,

KOPTAN MSM berusaha untuk memenuhi standar ekspor yang di minta oleh

pihak eksportir (PT. Alamanda) yaitu, bentuk buah block hampir sempurna,

kematangan warna buah mencapai 80%, tidak cracking, bobot buah relatif

seragam (180 gram – 250 gram) dan tidak ada residu pestisida dalam buah

paprika.

2. Adanya SOP di unit usaha.

Teknologi budidaya yang di terapkan petani anggota KOPTAN MSM sudah

baik. Hal ini dapat dilihat dengan produktifias buah yang di hasilkan sebesar

tiga kilogram per pohon yang telah dapat di hasilkan oleh petani. Unit usaha

produksi paprika. selain itu pihak manajemen KOPTAN MSM telah memiliki

Standard Operational Procedur (SOP) untuk kegiatan produksi paprika

hidroponik berfungsi menjadi pedoman bagi anggota pada proses produksi

paprika agar mutu produk tetap terjaga, bahkan cenderung meningkat karena

terus dilakukan evaluasi terhadap pelaksanaan SOP unit usaha. Evaluasi

tersebut dilakukan untuk mengantisipasi dan mengatasi pengaruh akibat

Page 91: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA CABAI PAPRIKA … · sebagai salah satu lembaga penunjang usaha paprika secara hidroponik di . Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung . Barat saat ini memiliki

75

perubahan-perubahan yang pada umumnya terjadi, misalnya perubahan

kualitas benih.

3. Kemudahan mengakses modal.

Saat ini KOPTAN MSM tidak memiliki hambatan untuk mendapatkan modal

usaha, selain dari simpanan pokok anggota, simpanan wajib anggota, dan

dana cadangan. Koprasi juga menerima asupan dana dari perbankan setempat

khususnya bank Arta Graha.

4. Pengurus koperasi yang kompeten.

Saat ini KOPTAN MSM memiliki pengurus yang benar-benar kompeten dan

fokus menangani usaha. Hal ini menyebabkan fungsi pengorganisasian di

KOPTAN MSM berjalan dengan baik, setiap divisi telah melakukan

kegiatannya sesuai job description yang telah di tetapkan, namun rangkap

tugas dan jabatan masih terjadi. Hal ini dikarenakan kesamaan tugas yang di

lakukan, hal ini terjadi pada sekertaris dan kepala bagian administrasi dimana

di jabat oleh satu orang. Efisiensi pegawai dan kesamaan tugas inilah yang

menjadi alasan rangkap tugas di organisasi KOPTAN MSM

5. Kerjasama dengan BALITSA dan LPPM.

Dalam penelitian dan pengembangan KOPTAN MSM melakukan kerjasama

dengan BALITSA (Balai Penelitian Sayuran) Lembang dan LPPM UNPAD.

Kerjasama ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas produksi petani anggota

koperasi dan perluasan pemasaran koperasi. BALITSA memberikan

pembinaan dalam budidaya paprika secara hidroponik pembuatan formula

nutrisi, dan pola tanam agar hasil produksi petani dapat optimal. Dari hasil

kerjasama antara BALITSA dengan KOPTAN MSM menghasilkan Standard

Operational Procedure (SOP) produksi paprika hidroponik yang digunakan

sebagai pedoman bagi petani dalam hal teknis budidaya. Untuk

pengembangan pasar, KOPTAN MSM bekerjasama dengan LPPM UNPAD

dalam pendampingan pembinaan pasar ekspor. Hasil dari kerjasama tersebut

adalah pendampingan pembinaan koperasi dengan eksportir PT. Alamanda

agar koperasi dapat memenuhi kualitas dan kuantitas ekspor yang di inginkan

PT. Alamanda.

Page 92: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA CABAI PAPRIKA … · sebagai salah satu lembaga penunjang usaha paprika secara hidroponik di . Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung . Barat saat ini memiliki

76

7.1.2. Kelemahan KOPTAN MSM

1. Kurangnya komitmen anggota

KOPTAN MSM masih mengalami kendala dalam hal komitmen dengan

anggota. Meskipun pengawasan yang dilakukan koperasi sudah berjalan baik

akan tetapi masih ada beberapa petani anggota yang tidak menaati peraturan

yang telah di berikan oleh koperasi. Petani anggota sering kali menjual

sebagian hasil produksinya keluar koperasi ketika harga di luar tinggi.

2. Kecakapan petani anggota berbeda-beda.

Pada dasarnya setiap anggota memiliki kecakapan masing-masing dalam

teknis proses produksi. ada yang dapat menerapkan SOP dengan baik dan ada

juga yang tidak menerapkan SOP sebagaimana mestinya sehingga hasil yang

di inginkan kurang optimal.

7.2. Identifikasi Faktor Eksternal

Berdasarkan aspek-aspek yang ditinjau untuk mengidentifikasi peluang

(opportunities) dan ancaman (threats) antara lain: faktor politik, ekonomi, sosial

budaya, teknologi, tawar menawar pemasok, ancaman pendatang baru, produk

subtitusi, tawar menawar pembeli, dan faktor persaingan diantara pesaing.

7.2.1. Peluang KOPTAN MSM

1. Permintaan yang belum terpenuhi

KOPTAN MSM masih belum dapat memenuhi permintaan pasar baik lokal

maupun ekspor. Dapat dilihat terdapat GAP yang terjadi antara penawaran

dan permintaan baik untuk pasar lokal maupun pasar ekspor hingga mencapai

50%. Hal ini di sebabkan oleh beberapa faktor diantaranya yaitu kapasitas

produksi yang masih dibawah standar permintaan pasar, musim yang selalu

berubah, dan pengendalian hama dan penyakit tanaman yang belum optimal.

2. Berkembangnya restoran cepat saji

Saat ini, di Indonesia, restoran cepat saji dikuasai oleh waralaba, terutama

waralaba asing. Kekuatan konsumsi masyarakat Indonesia yang tinggi

menjadi lahan yang menggiurkan untuk pemilik restoran waralaba restoran

cepat saji asing. Dengan penduduk sebanyak 240 juta jiwa, Indonesia menjadi

pasar menggiurkan untuk restoran cepat saji. Lima tahun terakhir saja,

pertumbuhan konsumsi makanan olahan tercatat meningkat hingga 41

Page 93: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA CABAI PAPRIKA … · sebagai salah satu lembaga penunjang usaha paprika secara hidroponik di . Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung . Barat saat ini memiliki

77

persen14

. Dilihat dari perkembangan restoran cepat saji tersebut dapat menjadi

peluang bagi KOPTAN MSM dalam mengembangkan pasar sayuran paprika

hidroponik.

3. Kebijakan pemerintah terhadap produk pertanian

Dalam meningkatkan ekspor komoditas hortikultura nasional, pemerintah

pusat melalui Departemen Pertanian memperluas jalur pemasaran baru di luar

negri, seperti pemasaran paprika di Eropa. Saat ini pasar paprika di eropa

masih banyak di pasok dari Singapura. Hal ini menjadi peluang bagi

KOPTAN MSM dalam meningkatkan kualitas produkdan kuantitas

produksinya untuk bisa memenuhi pasar ekspor.

4. Tidak ada persaingan secara signifikan

Budidaya paprika secara hidroponik di Kecamatan Cisarua, Kabupaten

Bandung Barat di dominasi oleh empat kelompok besar yaitu KOPTAN

MSM, DAFA Farm, SAMPURNA JAYA dan DEWA Family. Dengan

kapasitas produksi yang berbeda-beda, ke empat kelompok tersebut sudah

memiliki pasar masing masing dengan kata lain tidak ada persaingan yang

cukup signifikan yang di alami KOPTAN MSM dalam persaingan usaha

sejenis. Di lihat dari latar belakang usaha, DAFA Farm dan DEWA Family

merupakan mantan anggota KOPTAN MSM, mereka memutuskan untuk

keluar dari koperasi karena dianggap mampu untuk berjalan sendiri. Dalam

persaingan ini terjadi kerjasama yang dilakukan oleh KOPTAN MSM dan

ketiga kelompok besar tersebut. Kerjasama yang dilakukan yaitu ketika

KOPTAN MSM kekurangan stok produksi dan salah satu kelompok

kelebihan stok maka KOPTAN MSM membeli paprika dari kelompok

tersebut dengan harga yang telah di sepakati, begitu pula sebaliknya. Dalam

hal ini KOPTAN MSM tidak mengalami persaingan secara signifikan.

7.2.2. Ancaman KOPTAN MSM

1. Fluktuasi harga paprika

KOPTAN MSM mengalami fluktuasi harga, harga terendah paprika hijau

mencapai harga Rp. 7.000/kg, kemudian yang tertinggi mencapai Rp.

14

www.merdeka.com, lima restoran cepat saji terbesar di indonesia.. di akses pada tanggal 20

februari 2013

Page 94: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA CABAI PAPRIKA … · sebagai salah satu lembaga penunjang usaha paprika secara hidroponik di . Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung . Barat saat ini memiliki

78

10.000/kg, harga terendah paprika merah berada pada harga Rp. 8.000/kg,

harga tertinggi paprika merah bisa mencapai Rp. 29.000/kg, dan harga

terendah paprika kuning berada pada harga Rp. 9.000, harga tertingginya bisa

mencapai Rp. 32.000/kg. Harga tertinggi paprika yang di alami oleh

KOPTAN MSM pada bulan Juli terjadi karena paprika yang beredar di

pasaran sedikit sehingga harga paprika menjadi tinggi. Dengan adanya

fluktuasi harga tersebut, KOPTAN MSM mengalami kendala yang berkaitan

dengan pendapatan yang tidak pasti.

2. Kekuatan tawar menawar pembeli tinggi

Konsumen yang berhubungan langsung adalah pihak eksportir yang membeli

paprika dari KOPTAN MSM. Selama ini pemasaran utama KOPTAN MSM

hanya tergantung pada satu eksportir yaitu PT. Alamanda. PT. Alamanda

sebagai eksportir paprika mempunyai kekuatan tawar yang besar terhadap

KOPTAN MSM. Hal ini dapat di lihat pada penentuan harga yang ditetapkan

secara sepihak oleh eksportir, sedangkan KOPTAN MSM yang

mengatasnamakan petani mitra tidak mempunyai bargaining position yang

kuat dalam mempengarui harga paprika.

3. Konsumsi sayuran masyarakat Indonesia rendah

Jumlah penduduk yang semakin bertambah menuntut tersedianya bahan

pangan yang dapat memenuhi kebutuhan penduduk untuk kelangsungan

hidupnya. Salah satu bahan pangan yang menjadi kebutuhan penduduk adalah

sayuran. Sayuran menjadi penting dalam kebutuhan pangan penduduk karena

menjadi salah satu penyedia gizi berupa serat, vitamin, protein dan lain-

lainnya yang dibutuhkan oleh tubuh manusia. Akan tetapi tingkat konsumsi

sayuran penduduk Indonesia tahun 2005 sebesar 35,30 kg/kapita/tahun,

kemudian tahun 2006 sebesar 34,06 kg/kapita/tahun, dan tahun 2007

meningkat sebesar 40,90kg/kapita/tahun. Standar konsumsi sayur yang

direkomendasikan FAO sebesar 75kg/kapita/tahun, sedangkan standar

kecukupan untuk sehat sebesar 91,25 kg/kapita/tahun15

.

Dilihat dari data tersebut masyarakat Indonesia hanya mengkonsumsi 35

sampai 40 kilogram sayuran/kapita/tahun. Angka itu jauh lebih rendah

15 Kementrian Pertanian 2010.

Page 95: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA CABAI PAPRIKA … · sebagai salah satu lembaga penunjang usaha paprika secara hidroponik di . Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung . Barat saat ini memiliki

79

dengan angka konsumsi sayuran yang dianjurkan organisasi pangan dan

pertanian dunia (Food and Agriculture Organization/FAO), yaitu 75

kilogram/kapita/tahun. Masih rendahnya tingkat konsumsi sayuran

masyarakat Indonesia bukan disebabkan oleh kurang tersedianya produk

sayuran, tetapi disebabkan oleh kurangnya kesadaran masyarakat akan

pentingnya fungsi sayuran.

Cabai paprika yang dikenal selain sebagai sayuran atau bahan bumbu masak,

paprika ternyata kaya vitamin C, bahkan kandungannya lebih tinggi dari

jeruk. Paprika juga banyak mengandung zat gizi dan dapat mencegah kanker,

penyakit jantung koroner (PJK), stroke, diabetes melitus. Hal inilah yang

belum dapat disadari oleh masyarakat Indonesia akan pentingnya

mengkonsumsi sayuran. Akan tetapi paprika belum banyak di konsumsi di

Indonesia serta tidak semua restoran menggunakan paprika sebagai bahan

dasar masakannya. Apabila konsumsi masyarakat terhadap sayuran

meningkat, selain dapat meningkatkan kesehatan, juga dapat meningkatkan

pendapatan petani.

7.3. Analisis Matriks IFE dan EFE

Pada tahap awal yakni tahap input penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan matriks IFE dan matriks EFE. Tahap ini meringkas informasi dasar

yang dibutuhkan untuk merumuskan alternatif strategi. Faktor-faktor yang

diperoleh melalui identifikasi terbagi menjadi faktor lingkungan internal dan

faktor lingkungan eksternal. Faktor lingkungan internal akan dianalisis

menggunakan matriks IFE. Sedangkan faktor lingkungan eksternal akan dianalisis

menggunakan matriks EFE.

7.3.1. Analisis Matriks IFE (Internal Factor Evaluation)

Matriks IFE digunakan untuk mengetahui faktor-faktor internal

lingkungan usaha. Lingkungan internal tersebut terdiri dari kekuatan dan

kelemahan yang dimiliki KOPTAN MSM. Data dan informasi mengenai aspek

internal diperoleh dari hasil identifikasi faktor melalui wawancara, pengamatan

lapang, dan diskusi langsung dengan Ketua KOPTAN MSM. Kegiatan diskusi

dilakukan untuk mendapatkan persetujuan dari pihak internal yang diwakili oleh

Ketua KOPTAN MSM. Persetujuan tersebut untuk lebih memastikan keberadaan

Page 96: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA CABAI PAPRIKA … · sebagai salah satu lembaga penunjang usaha paprika secara hidroponik di . Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung . Barat saat ini memiliki

80

faktor tersebut dan memastikan pengaruhnya secara langsung pada KOPTAN

MSM. Bobot dari masing-masing faktor ditentukan oleh responden yang terdiri

dari tiga orang pihak internal dan dua orang pihak eksternal.

Analisis dilanjutkan dengan pemberian rating oleh responden yang sama.

Rating tersebut merupakan penilaian yang berdasarkan kondisi usaha yang

dimiliki. Hasil pembobotan dan rating dapat dilihat pada Lampiran 6, Lampiran 8,

Lampiran 10, Lampiran 12, dan Lampiran 13. Rating masing-masing responden

dirata-ratakan dengan proporsi yang berbeda, untuk ketua koperasi sebanyak 30%,

kabag produksi dan kabag pemasaran masing-masing 20% dan untuk pihak LPPM

dan BALITSA masing-masing 15%, kemudian dikalikan dengan rata-rata bobot,

sehingga dihasilkan total skor. Penentuan proporsi yang sama untuk setiap

responden didasarkan pada pengaruh dan pengetahuan reponden terhadap

KOPTAN MSM. Berikut hasil pengolahan matriks IFE dapat dilihat pada Tabel

16.

Tabel 16. Matriks IFE pada KOPTAN MSM

Faktor Strategis Bobot

Rata-Rata

Rating

Rata-Rata

Skor

Total

Kekuatan

Kualitas produk KOPTAN MSM yang

lebih tahan lama 0,1774 3,7 0,6564

Adanya SOP di unit usaha 0,1859 4 0,7439

Kemudahan mengakses modal 0,1845 3,8 0,7009

Pengurus yang kompeten 0,1185 3,35 0,3970

Kerjasama dengan BALITSA dan

LPPM. 0,1479 3.55 0,5253

Kelemahan

Kurangnya komitmen anggota 0,0762 1 0,0762

Kecakapan petani anggota berbeda-

beda. 0,1094 1,45 0,1586

Total 1 3,2585

Berdasarkan hasil pengolahan matriks IFE seperti yang tertera pada Tabel

16, total skor yang dihasilkan adalah sebesar 3,2585. Total rata-rata tertimbang

KOPTAN MSM yang berada di atas 2,5 mengindikasikan bahwa kondisi internal

Page 97: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA CABAI PAPRIKA … · sebagai salah satu lembaga penunjang usaha paprika secara hidroponik di . Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung . Barat saat ini memiliki

81

KOPTAN MSM berada di atas rata-rata. Hal tersebut menggambarkan bahwa

KOPTAN MSM merupakan organisasi yang kuat secara internal.

Faktor yang sangat berpengaruh pada internal KOPTAN MSM adalah

adanya SOP di unit usaha. Hal ini terlihat dengan skor sebesar 0,7439. Faktor

tersebut menjadi kekuatan utama untuk dapat bersaing dengan usaha lainnya yang

sejenis. Kekuatan lainnya dengan skor sebesar 0,6564 adalah kualitas produk

KOPTAN MSM yang tahan lama. Kedua faktor yang pengaruhnya lebih besar

dibandingkan dengan faktor kekuatan strategis lainnya.

Faktor strategis yang menjadi kelemahan KOPTAN MSM, dengan skor

terendah sebesar 0,0762 adalah Kurangnya komitmen pada anggota. Kurangnya

komitmen menyebabkan beberapa petani yang menjual sebagian hasil

produksinya ke luar koperasi. Kelemahan lainnya dengan skor 0,1586 adalah

kecakapan petani anggota yang berbeda-beda.

7.3.2. Analisis Matriks EFE (External Factor Evaluation)

Matriks EFE digunakan untuk mengevaluasi faktor-faktor eksternal

perusahaan. Pemberian bobot pada faktor eksternal tersebut dilakukan dengan

cara yang sama dengan pemberian bobot pada faktor internal. Demikian halnya

dengan pemberian rating yang dilakukan oleh responden yang sama dengan cara

yang sama seperti pada pemberian rating faktor internal. Pemberian bobot dan

rating untuk faktor eksternal dapat dilihat pada lampiran 13. Hasil analisis EFE

ditunjukan pada Tabel 17.

Page 98: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA CABAI PAPRIKA … · sebagai salah satu lembaga penunjang usaha paprika secara hidroponik di . Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung . Barat saat ini memiliki

82

Tabel 17. Matriks EFE pada KOPTAN MSM

Faktor Strategis Bobot

Rata-Rata

Rating

Rata-Rata

Skor

Total

Peluang

Permintaan yang belum terpenuhi 0,1702 2,95 0,5022

Berkembangnya restoran cepat saji 0,175 3,1 0,5425

Kebijakan pemerintah terhadap produk

pertanian 0,1434 3,2 0,4590

Tidak ada persaingan yang signifikan 0,1428 4 0,5714

Ancaman

Fluktuasi harga paprika. 0,1422 1,35 0,1920

Kekuatan tawar menawar pembeli

tinggi 0,1160 2 0,2321

Konsumsi sayuran masyarakat

Indonesia rendah 0,1101 1,35 0,1487

Total 1 2,0766

Total skor pengolahan matriks EFE pada Tabel 17 adalah sebesar 2,0766

yang menunjukkan KOPTAN MSM berada di bawah rata-rata (2,50). Nilai ini

memberikan pengertian bahwa KOPTAN MSM belum mampu sepenuhnya

memanfaatkan peluang dan menghindari ancaman dengan baik. Berdasarkan

matriks EFE, tidak adanya persaingan yang signifikan yang di alami oleh

KOPTAN MSM memberikan pengaruh terbesar bagi KOPTAN MSM dengan

total skor sebesar 0,5714. Hal ini menjadi peluang utama bagi KOPTAN MSM.

Ancaman terbesar yang dihadapi oleh KOPTAN MSM yang ditunjukan oleh total

skor sebesar 0,2321 adalah kekuatan tawar menawar pembeli tinggi.

7.4. Matriks IE

Matriks IE merupakan matriks yang menunjukkan posisi KOPTAN MSM

berada dalam sembilan sel yang ada dan menunjukkan general strategi apa yang

dapat diambil berdasarkan posisi sel tersebut. Dengan menggabungkan total skor

pada matriks IFE dan matriks EFE. Skor pada matriks IFE adalah sebesar 3,2585

sedangkan skor pada matriks EFE adalah sebesar 2,0766. Berikut merupakan hasil

matriks IE pada KOPTAN MSM (Gambar 9).

Page 99: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA CABAI PAPRIKA … · sebagai salah satu lembaga penunjang usaha paprika secara hidroponik di . Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung . Barat saat ini memiliki

83

Berdasarkan Gambar 9. Hasil yang diperoleh dari total skor matriks IFE

dan matriks EFE menempatkan posisi KOPTAN MSM berada pada sel IV.

Strategi tumbuh dan kembangkan (growth and build), Strategi yang tepat untuk

diterapkan adalah strategi intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar dan

pengembangan produk) atau strategi integratif (integrasi ke depan, ke belakang

dan horisontal).

7.5. Matriks SWOT

Berdasarkan hasil analisis lingkungan internal dan eksternal yang terdiri

dari kekuatan, kelemahan, ancaman dan peluang, kemudian matrik IE yang telah

diolah maka dapat diformulasikan alternatif strategi menggunakan matriks SWOT

dengan bertumpu pada general strategi yang ada pada matrik IE. Melalui matriks

SWOT diperoleh empat tipe strategi yaitu strategi SO (strengths-opportunities),

strategi WO (weaknesses- opportunities), strategi ST (strengths-threats), dan

strategi WT (weaknesses-threats). Matriks SWOT KOPTAN MSM ditunjukan

pada Gambar 10.

Skor IFE Kuat Rata-rata Lemah

(3,0-4,0) (2,0-2,99) (1,0-1,99)

4,0 3,0 2,0 1,0

Tinggi

(3,00- 4,00)

Skor 3,0

EFE Menengah

(2,00-2,99)

2,0

Rendah

(1,00-1,99)

1,0

I II III

IFE (3,2585)

IV V VI

EFE (2,0766)

VII VIII IX

Gambar 9. Matriks IE KOPTAN MSM

Page 100: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA CABAI PAPRIKA … · sebagai salah satu lembaga penunjang usaha paprika secara hidroponik di . Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung . Barat saat ini memiliki

84

Gambar 10. Matriks SWOT KOPTAN MSM

Berdasarkan hasil analisis matriks SWOT, maka alternatif strategi yang dapat

diperoleh adalah sebagai berikut:

1. Strategi S-O (Strength-Opportunities)

Strategi S-O merupakan strategi yang dibuat menggunakan kekuatan internal

unit usaha untuk memanfaatkan peluang yang ada. Strategi S-O yang dapat

diterapkan oleh KOPTAN MSM adalah mempertahankan pasar yang sudah

ada (S1,S3,S5,P1,P3,P4). Berdasarkan informasi langsung yang diperoleh

melalui kabag pemasaran KOPTAN MSM, permintaan terhadap produk

paprika masih sangat terbuka, bisa di lihat dari permintaan paprika terhadap

KOPTAN MSM yang selama ini masih belum bisa di penuhi.

KOPTAN MSM memiliki kekuatan berupa produk koperasi yang tahan lama,

adanya SOP di unit usaha dan pengurus yang kompeten. Kekuatan koperasi

tersebut juga didukung dengan tidak adanya persaingan secara signifikan,

permintaan yang masih belum terpenuhi, serta kebijakan pemerintah terkait

pengembangan pasar ekspor. Kekuatan-kekuatan yang dimiliki KOPTAN

IFE

EFE

KEKUATAN

(STRENGTHS)

1. Adanya SOP di unit usaha

2. Kemudahan mengakses

modal

3. Kualitas produk KOPTAN

MSM yang lebih tahan

lama

4. Kerjasama dengan

BALITSA dan LPPM.

5. Pengurus yang kompeten

KELEMAHAN

(WEAKNESS)

1. Kecakapan petani

anggota berbeda-

beda.

2. Kurangnya

komitmen anggota

PELUANG

(OPPORTUNITIES)

1. Tidak ada persaingan yang

signifikan

2. Berkembangnya restoran

cepat saji

3. Permintaan yang belum

terpenuhi

4. Kebijakan pemerintah

terhadap produk pertanian

STRATEGI S-O

Mempertahankan pasar

yang sudah ada

(S1,S3,S5,P1,P3,P4)

STRATEGI W-O

Penambahan

anggota baru untuk

meningkatkan

produksi

(W1,P2,P3)

ANCAMAN (THREATS)

1. Kekuatan tawar menawar

pembeli tinggi

2. Fluktuasi harga paprika.

3. Konsumsi sayuran

masyarakat Indonesia rendah

STRATEGI S-T

Meningkatkan kualitas

produk (S2,T2,T4)

STRATEGI W-T

Membuat sistem

kontrak dengan

pembeli (W2,T1)

Page 101: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA CABAI PAPRIKA … · sebagai salah satu lembaga penunjang usaha paprika secara hidroponik di . Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung . Barat saat ini memiliki

85

MSM ini mendorong KOPTAN MSM untuk mempererat hubungan

kerjasama dengan konsumen dalam hal ini distributor dan eksportir (PT.

Alamanda) dengan cara meningkatkan sistem pelayanan kepada konsumen.

Pelayanan atau service merupakan salah satu bagian penting dari setiap

kegiatan bisnis. Peningkatan sistem pelayanan kepada konsumen dapat

dilakukan dengan cara memberi apa yang di butuhkan pelanggan, baik produk

yang terus kontinue, serta kualitas yang terus terjaga agar tidak ada keluhan

dari konsumen/pembeli. Strategi mempertahankan pasar yang sudah ada

harus disesuaikan dengan prioritas permintaan yang akan dipenuhi, karena

KOPTAN MSM belum dapat memenuhi semua permintaan. KOPTAN MSM

diharapkan mampu untuk dapat mempererat hubungan kerjasama dengan

pembeli sehingga dapat mempertahankan pasar yang sudah ada dan dapat

mendukung upaya pengembangan KOPTAN MSM.

2. Strategi W-O (Weakness-Opportunities)

Stategi W-O memiliki tujuan untuk memperbaiki kelemahan internal unit

usaha dengan memanfaatkan peluang dari lingkungan eksternal. Strategi W-O

yang dapat dilakukan oleh KOPTAN MSM adalah dengan penambahan

anggota baru (W1,P2,P3).

KOPTAN MSM memiliki kelemahan yaitu kecakapan petani anggota

berbeda-beda, akan tetapi KOPTAN MSM memiliki peluang permintaan

yang belum terpenuhi dengan tidak adanya persaingan secara signifikan.

Dengan adanya kelemahan dari kecakapan anggota KOPTAN MSM yang

berbeda-beda, mendorong agar KOPTAN MSM melakukan penambahan

anggota baru. Hal ini dapat di lakukan dengan menarik pendatang baru yang

ingin mengusahakan paprika dan dengan cara petani anggota KOPTAN MSM

melakukan penambahan green house. Hal ini bertujuan agar kapasitas

produksi dari KOPTAN MSM dapat meningkat dan dapat memenuhi

permintaan pasar. Selain itu disarankan agar KOPTAN MSM mempunyai

lahan sendiri untuk produksi selain untuk menambah kapasitas produksi

pengelolaan lahan sendiripun berfungsi sebagai sumber modal untuk

kedepannya.

Page 102: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA CABAI PAPRIKA … · sebagai salah satu lembaga penunjang usaha paprika secara hidroponik di . Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung . Barat saat ini memiliki

86

3. Strategi S-T (Strength-Threats)

Strategi S-T menggunakan kekuatan koperasi untuk menghindari atau

mengurangi pengaruh ancaman. Strategi S-T yang dapat dilakukan oleh

KOPTAN MSM adalah dengan peningkatan kualitas produk (S2,T2,T4).

Setiap usaha yang bergerak dalam sebuah industri selalu menghadapi

ancaman yang dapat menghambat keberlangsungan usaha tersebut, termasuk

usaha paprika. Produk paprika KOPTAN MSM menghadapi ancaman yang

berasal dari produk pendatang baru, produk pesaing dan produk substitusinya.

Produk-produk tersebut mengancam keberadaan produk paprika KOPTAN

MSM melalui jaminan kepuasan konsumen terhadap produk yang ditawarkan.

Paprika KOPTAN MSM apabila dilihat dari mutu dan kualitas produk dapat

dikatakan dapat bersaing dengan produk-produk pesaingnya, karena produk

paprika KOPTAN MSM lebih tahan lama. Akan tetapi produk paprika

KOPTAN MSM masih memiliki residu pestisida. KOPTAN MSM perlu

melakukan suatu strategi peningkatan mutu produk agar produk paprika lebih

unggul dibandingkan dengan produk pesaingnya. Peningkatan mutu produk

dapat dilakukan dengan cara meningkatan penanganan dan pengendalian

hama dan penyakit serta diarahkan kepada produk sayuran sehat tanpa

pengawet dan residu pestisida agar kualitas hasil produksi semakin membaik.

4. Strategi WT (Weakness-Threats)

Stategi W-T diarahkan untuk meninimalkan kelemahan internal dan

menghindari ancaman eksternal. Strategi W-T bagi KOPTAN MSM

dilakukan melalui pembuatan sistem kontrak dengan pembeli agar tidak ada

pelanggaran (W3,T1).

Hingga saat ini kerjasama koperasi dalam kegiatan pemasaran dengan

pembeli dilakukan tanpa adanya perjanjuan atau kontrak tertulis, tetapi hanya

berdasarkan kepercayaan, khususnya pada pembeli lokal. Sistem pembayaran

yang di lakukan oleh pembeli kepada KOPTAN MSM sering kali mengalami

kendala, ada beberapa distributor yang melakukan keterlambatan dalam

pembayaran kepada koperasi, hal ini menyebabkan KOPTAN MSM kesulitan

untuk memutarkan uang baik untuk pengembangan usaha maupun

pembayaran terhadap petani. Tidak adanya sistem kontrak antara KOPTAN

Page 103: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA CABAI PAPRIKA … · sebagai salah satu lembaga penunjang usaha paprika secara hidroponik di . Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung . Barat saat ini memiliki

87

MSM dengan pembeli mengenai sistem pembayaran menyebabkan KOPTAN

MSM tidak dapat melakukan apa-apa terkait keterlambatan pembayaran yang

dilakukan pihak pembeli. Dengan strategi pembuatan sistem kontrak dengan

pihak pembeli diharapkan tidak akan terjadi keterlambatan pembayaran yang

dapat menyebabkan kerugian yang di alami oleh KOPTAN MSM.

7.6. Matriks QSPM

Tahap ketiga yang merupakan tahap terakhir dari analisis adalah tahap

keputusan (the decision stage) dengan menggunakan matriks QSP untuk

menentukan prioritas strategi yang terbaik. Alternatif strategi yang dihasilkan

berdasarkan matriks SWOT tidak seluruhnya dapat diimplementasikan oleh

KOPTAN MSM. Hal ini karena tergantung pada kebijakan manajemen KOPTAN

MSM. Oleh karena itu penentuan prioritas strategi dapat membantu unit usaha

untuk mengetahui strategi mana yang sebaiknya diprioritaskan.

Matriks QSP menentukan daya tarik relatif dari masing-masing strategi

sehingga diperoleh prioritas strategi pada pengembangan usaha paprika

hidroponik di KOPTAN MSM. Beberapa alternatif strategi yang dipilih adalah

sebagai berikut:

1. Mempertahankan pasar yang sudah ada

2. Penambahan anggota baru

3. Meningkatkan kualitas produk

4. Membuat sistem kontrak dengan pembeli

Berdasarkan pada penilaian daya tarik (Attractiveness Scores-AS) dan

total nilai daya tarik (Total Attractiveness Scores-TAS) masing-masing responden

pada Lampiran 7, Lampiran 9, dan Lampiran 11, strategi 1 (mempertahankan

pasar yang sudah ada), strategi 2 (penambahan anggota baru) dan strategi 3

(meningkatkan kualitas produk) menjadi strategi prioritas utama dari masing-

masing responden (Tabel 20). Penilaian tersebut berdasarkan pada sudut pandang

masing-masing responden. Hasil perhitungan AS dan TAS secara lengkap dapat

dilihat pada lampiran 6, lampiran 8 dan lampiran 10. Berdasarkan perhitungan

rata-rata nilai daya tarik (attractiveness scores-AS) dan total nilai daya tarik (Total

attractiveness scores-TAS) seluruh responden, maka alternatif strategi dapat

diurutkan sebagai berikut:

Page 104: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA CABAI PAPRIKA … · sebagai salah satu lembaga penunjang usaha paprika secara hidroponik di . Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung . Barat saat ini memiliki

88

Tabel 18. Peringkat Alternatif Strategi KOPTAN MSM

Alternatif

Strategi

Responden

1

Responden

2

Responden

3

Rata-

Rata

Peringkat

Strategi 1 7,3841 6,5443 8,4451 7,4579 3

Strategi 2 6,8368 8,4653 8,9366 8,0796 1

Strategi 3 7,6019 6,7716 9,0204 7,7980 2

Strategi 4 7,3088 6,9729 7,5299 7,2705 4

1. Penambahan anggota baru (8,0796)

2. Meningkatkan kualitas produk (7,7980)

3. Mempertahankan pasar yang sudah ada (7,4579)

4. Membuat sistem kontrak dengan pembeli (7,2705)

Pengembangan usaha melalui penambahan anggota baru merupakan

prioritas strategi utama yang disarankan dengan nilai TAS sebesar 8,0796.

Alternatif strategi dengan nilai TAS terkecil sebesar 7,2705 adalah memperbaiki

sisterm kontrak agar tidak ada pelanggaran.

Page 105: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA CABAI PAPRIKA … · sebagai salah satu lembaga penunjang usaha paprika secara hidroponik di . Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung . Barat saat ini memiliki

VIII. KESIMPULAN DAN SARAN

8.1. Kesimpulan

1. Berdasarkan analisis lingkungan usaha, lingkungan KOPTAN MSM terbagi

menjadi lingkungan internal dan eksternal. lingkungan internal KOPTAN

MSM terdiri dari kekuatan dan kelemahan. Kekuatan utama yang dimiliki

KOPTAN MSM yaitu Adanya SOP di unit usaha. Kelemahan utama

KOPTAN MSM adalah kurangnya komitmen anggota. Sedangkan pada

lingkungan eksternal faktor yang menjadi peluang utama untuk KOPTAN

MSM adalah tidak adanya persaingan yang signifikan, dan faktor yang

menjadi ancaman utama bagi KOPTAN MSM yaitu kekuatan tawar

menawar pembeli tinggi.

2. Hasil yang diperoleh dari total skor matriks IFE dan matriks EFE

menempatkan posisi KOPTAN MSM berada pada sel IV pada matriks IE

dengan strategi tumbuh dan kembangkan (growth and build). Pada

pengolahan matriks SWOT dengan mengacu pada general strategi dari

matriks IE menghasilkan alternatif strategi sebagai berikut : (1)

Mempertahankan pasar yang sudah ada, (2) Penambahan anggota baru, (3)

Meningkatkan kualitas produk, (4) Membuat sistem kontrak dengan

pembeli.

3. Berdasarkan analisis matriks QSP, urutan prioritas strategi pengembangan

usaha KOPTAN MSM adalah sebagai berikut: (1) Penambahan anggota

baru (8,0796), (2) Meningkatkan kualitas produk (7,7980), (3)

Mempertahankan pasar yang sudah ada (7,4579), (4) Membuat sistem

kontrak dengan pembeli (7,2705).

8.2. Saran

Berdasarkan kajian yang telah dilakukan, maka saran yang dapat diajukan bagi

KOPTAN MSM adalah sebagai berikut:

1. KOPTAN MSM sebaiknya memperbaiki sistem kontrak dengan pembeli

sehingga tidak ada lagi keterlambatan pembayaran yang dilakukan oleh

pembeli, yang akan berdampak pada perputaran modal yang dilakukan oleh

petani.

Page 106: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA CABAI PAPRIKA … · sebagai salah satu lembaga penunjang usaha paprika secara hidroponik di . Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung . Barat saat ini memiliki

90

2. KOPTAN MSM sebaiknya melakukan upaya penambahan anggota baru

untuk meningkatkan kapasitas produksi sehingga permintaan saat ini dapat

terpenuhi, selain itu alangkah baiknya jika koperasi memiliki lahan sendiri

untuk produksi.

Page 107: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA CABAI PAPRIKA … · sebagai salah satu lembaga penunjang usaha paprika secara hidroponik di . Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung . Barat saat ini memiliki

91

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik, Statistik Tanaman Sayuran dan Buah-buahan Semusim

Indonesia, BPS.

Baudoin, W.O. and Chr. Von Zabeltitz. 2002. Greenhouse Constructions for

Small Scale Farmers in Tropical Regions. Proceedings of International

Society on tropical Subtropical Greenhouses. Acta Hort

David, F. R. 2006. Manajemen Strategi, Edisi Kesepuluh. PT. Intan Sejati Klaten.

Jakarta.

Dina. 2011. Analisis Finansial Usahatani Paprika Pada Pt Saung Mirwan Di

Kecamatan Megamendung Kabupaten Bogor. Skripsi. Departemen

Agribisnis Fakultas Ekonomi Dan Manajemen, IPB. Bogor.

Direktorat Jendral Hortikultura, Tahun 2010. Strategi peningkatan dan kuantitas

hortikultura untuk ekspor.

Firdiansyah, Ahmad. 2010. Strategi Pengembangan Usaha Emping Melinjo Pada

Koperasi Serba Usaha Sari Sono Kabupaten Lebak, Banten. Skripsi.

Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Gunadi,N.,A. P. Everaarts, W. Adiyoga, RUMAH TANGGA.K. Moekasam,

Subhan, R. Rosiliani, dan R. Suherman. 2003. Sisitem Produksi

Sayuran Berkelanjutan pada Kondisi Rumah Plastik di Daerah Tropis

(Protvegl). Laporan Penelitian Balai Penelitian Tanaman Sayuran.

Tahun 2003.

Kinnear, T. C dan J. R. Taylor. 2001. Marketing Research: an Applied Approach.

Mc Graw-Hill, Inc. New York.

Kotler, P. 2005. Manajemen Pemasaran Edisi Kesebelas Jilid 1. PT INDEKS

Kelompok Gramedia. Jakarta.

Lingga, P. 1985. Hidroponik Bercocok Tanam Tanpa Tanah. Cetakan ke-2. PT

Penebar Swadaya Anggota IKAPI dan General Print. Jakarta

Mahmud, S, Prof, Dr. 1996. Dasar-dasar Ilmu Ekonomi dan Koperasi.. PT.

Intermasa. Banda Aceh.

Mia Sari ,Dewinta. 2012. Strategi Pengembangan Unit Usaha Pasteurisasi

Koperasi Peternak Garut Selatan (KPGS) Jawa Barat. Skripsi. Fakultas

Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Permana, Dede. 2011. Strategi Pengembangan Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA)

STA Panumbangan Kabupaten Ciamis Propinsi Jawa Barat [skripsi].

Bogor : Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Page 108: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA CABAI PAPRIKA … · sebagai salah satu lembaga penunjang usaha paprika secara hidroponik di . Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung . Barat saat ini memiliki

92

Porter, M. E. 1980. Strategi Bersaing Teknik Menganalisis Industri dan Pesaing.

Terjemahan. Erlangga. Jakarta.

Prihmantoro, H. dan Yovita H.I. 2003. Paprika Hidroponik dan Non Hidroponik.

Cetakan ke-5. Penebar Swadaya. Jakarta

Rangkuti, F. 2006. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, Cetakan

keempat belas. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Situs Departeman Pertanian. http://www.hortikultura.deptan.go.id//Pengembangan

komoditas hortikultura pada tahun 2008. (Diakses pada 14 Maret

2012).

Umar, Husein. 2008. Strategic Management in Action. Jakarta : PT Gramedia

Pustaka Utama.

Widodo, 2001. Strategi pengembangan koperasi industri kecil dan kerajinan

rakyat (Kopinkra). Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian

Bogor.

Page 109: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA CABAI PAPRIKA … · sebagai salah satu lembaga penunjang usaha paprika secara hidroponik di . Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung . Barat saat ini memiliki

LAMPIRAN

Page 110: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA CABAI PAPRIKA … · sebagai salah satu lembaga penunjang usaha paprika secara hidroponik di . Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung . Barat saat ini memiliki

94

Lampiran. 1 Daerah Budidaya Paprika di Indonesia

No Provinsi Kabupaten Daerah Luas

1 Jawa Barat Bandung Kec. Cisarua

Kec. Parongpong

24 Ha

Cianjur Gedeh

Cipanas

2,5 Ha

2 Jawa Tengah Wonosobo 1 Ha

3 Bali Bedugul 1 Ha

4 Nusa Tenggara

Barat

Kaki Gn Rinjani 14 Ha

Sumber : Asosiasi Petani Paprika (ASPERIKA)

Lampiran 2. Daftar Pembeli KOPTAN MSM

No Nama Alamat

1 Akin Bandung

2 CV. ABC Bandung

3 Titin Lembang

4 KESEIMBANGAN Lembang

5 PT. Saung Mirwan Bogor

6 Rene Cianjur

7 Candra Bandung

8 Anton Amrin Jakarta

9 Memed Bandung

10 Ny. Nining Cimahi

11 Tatang Lembang

12 H. Kusnadi Lembang

13 PD. Buana Tani Lembang

14 Ny. Yanti K Bandung

15 Danis Bandung

16 PT. Alamanda Sejati Utama Bandung

Sumber : KOPTAN MSM

Page 111: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA CABAI PAPRIKA … · sebagai salah satu lembaga penunjang usaha paprika secara hidroponik di . Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung . Barat saat ini memiliki

95

Lampiran 3. Daftar Anggota KOPTAN MSM

Lampiran : Asset Anggota Kelompok tani Mitra Sukamaju

No Nama Anggota Pendidikan Umur Luas GH Harga Tanah + GH Jumlah Harga

m2 (Rp)* (Rp)

1 Suherlan SMA 51 1.000 155.000 155.000.000

2 Dindin Cepy, SS S1 42 700 155.000 108.500.000

3 Eman S. SMA 41 3.000 155.000 465.000.000

4 Ny. Erly L. SMA 38 1.000 155.000 155.000.000

5 Kusnadi SMA 42 1.100 155.000 170.500.000

6 Bayu TM. SMA 40 9.000 155.000 1.395.000.000

7 Arief Budiman SMA 31 500 155.000 77.500.000

8 Sutardi, SE S1 50 1.000 155.000 155.000.000

9 Aan B SMA 46 1.000 155.000 155.000.000

10 Emos SMA 41 900 155.000 139.500.000

11 Juned SMA 35 500 155.000 77.500.000

12 H. Karyana SMA 47 700 155.000 108.500.000

13 Rifky I. Zulqifly SMA 31 1.000 155.000 155.000.000

14 Uum cuarsa SMA 51 500 155.000 77.500.000

15 Muhidin SMA 45 700 155.000 108.500.000

16 Suryana SMA 43 500 155.000 77.500.000

17 NY.yulia N. S1 51 700 155.000 108.500.000

18 Uja SMA 32 750 155.000 116.250.000

19 Dedy SMA 31 600 155.000 93.000.000

20 Engkim SMA 32 900 155.000 139.500.000

21 Ginan SMA 30 900 155.000 139.500.000

22 Nanda SMA 31 2.500 155.000 387.500.000

23 Gilang PS. S1 25 300 155.000 46.500.000

24 Sunarya SMA 41 700 155.000 108.500.000

25 Warsa SMA 43 400 155.000 62.000.000

26 Nn. Anisa S. S1 27 2.000 155.000 310.000.000

27 Udo SMP 52 700 155.000 108.500.000

28 Hj.Ny.Ikah SMA 54 900 155.000 139.500.000

29 Yayan Ayeng D1 34 2.000 155.000 310.000.000

30 Rijal SMA 26 500 155.000 77.500.000

31 Suparman SMA 40 1.000 155.000 155.000.000

32 H. O. Komar SMA 55 700 155.000 108.500.000

33 Novy SMA 32 900 155.000 139.500.000

34 S.Daud SMA 32 650 155.000 100.750.000

35 Ny. Ely W SMA 31 2.500 155.000 387.500.000

36 Agus SMA 35 1.200 155.000 186.000.000

37 Anggi SMA 35 1.200 155.000 186.000.000

38 Ny.Anih SMA 40 700 155.000 108.500.000

39 Nn.Amelia SMA 29 500 155.000 77.500.000

40 Dadan SMA 35 1.000 155.000 155.000.000

41 Bapak Syarief SMA 50 1.250 155.000 193.750.000

42 Aki Tosin SMA 55 1.500 155.000 232.500.000

43 Budi H. SMA 47 500 155.000 77.500.000

44 Ny Yanti K SMA 37 500 155.000 77.500.000

45 Ayi SMA 34 800 155.000 124.000.000

46 Amang SMA 40 500 155.000 77.500.000

47 Ny. Mutiara SMA 38 1.500 155.000 232.500.000

48 Nn.Haura SMA 26 1.200 155.000 186.000.000

49 Ny.Oneng SM. SMA 36 1.200 155.000 186.000.000

50 Via Am D3 31 750 155.000 116.250.000

51 H. Olik SMA 51 3.000 155.000 465.000.000

52 Nn. Ririn SMA 32 1.000 155.000 155.000.000

53 H. Bahrudin SMA 55 600 155.000 93.000.000

54 Hj. Rumidah SMA 52 900 155.000 139.500.000

55 Jami SMA 50 4.000 155.000 620.000.000

56 Yayan Oyon SMA 40 750 155.000 116.250.000

57 Ny. Susanti SMA 32 2.000 155.000 310.000.000

58 Ermis SI D3 41 1.000 155.000 155.000.000

59 Sutarya SMA 40 500 155.000 77.500.000

60 Uus SMA 35 750 155.000 116.250.000

61 Ny Fanny SMA 26 1.000 155.000 155.000.000

62 Yara S1 30 1.200 155.000 186.000.000

Jumlah 73.700 155.000 11.423.500.000

Sumber : KOPTAN MSM

Page 112: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA CABAI PAPRIKA … · sebagai salah satu lembaga penunjang usaha paprika secara hidroponik di . Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung . Barat saat ini memiliki

96

Lampiran 4. Dokumentasi di KOPTAN MSM

Proses sortasi paprika merah Packing paprika untuk pasar lokal

Paprika Hijau Paprika Merah Paprika Kuning

Green House Petani Anggota KOPTAN MSM

Nutrisi dan obat-obatan yang di jual di KOPTAN MSM

Page 113: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA CABAI PAPRIKA … · sebagai salah satu lembaga penunjang usaha paprika secara hidroponik di . Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung . Barat saat ini memiliki

97

Lampiran 5. SOP KOPTAN MSM

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

I. Persemaian

A. Definisi : Menyediakan benih bermutu untuk ditanam di green house

B. Tujuan : Menyiapkan benih yang sehat dan seragam

C. Alat dan Bahan

rockwool) steril

hand sprayer)

D. Prosedur Pelaksanaan :

1. Penyiapan benih

a. Varietas paprika yang umumnya digunakan petani adalah varietas yang

buahnya berwarna hijau, merah dan kuning yang merupakan benih hibrida.

b. Benih yang digunakan adalah benih yang bermutu tinggi dan tidak

kadaluwarsa

2. Sterilisasi tempat dan peralatan persemaian

- Pada tiga hari sebelum semai, tempat persemaian disemprot dengan

fungisida Previcur N (1ml/l)

- Dua hari sebelum semai, peralatan persemaian (pinset dan penyemprotan

tangan) direndam dalam air suam-suam kuku selama 1 jam.

3. Media persemaian

larutan fungisida Previcur N (1ml/l)

(1ml/l)

4. Pelaksanaan penyemaian benih

m air suam-suam kuku selama 30 menit, lalu

ditiriskan diatas baki plastik.

Page 114: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA CABAI PAPRIKA … · sebagai salah satu lembaga penunjang usaha paprika secara hidroponik di . Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung . Barat saat ini memiliki

98

– 48 jam.

dimasukkan ke dalam kantong plastik

(polybag) yang berukuran 10 x 15 cm lalu dijenuhkan dengan air bersih.

Media tanam disemprot dengan larutan fungisida Previcur N (1ml/l).

dengan air hangat, ditempatkan satu

persatu pada polybag dan setiap polybag diisi 2 biji, kemudian ditutup

dengan kaping lembaran.

isiram minimal 2 kali sehari pada pagi dan sore hari.

5. Pemeliharaan benih

-1 sampai ke-12, persemaian disiram dengan air bersih 2-3 kali

setiap hari, mulai pukul 08.00 – 16.00

-13, benih disiram dengan larutan hara AB Mix paprika dengan

Ec 1,5 mS/cm (3cc A + 3cc B + 1 liter air). Pemberian hara dilakukan

sebanyak 3 – 4 kali, mulai pukul 08.00 – 16.00

daun (Liriomyza sp.) dan Trips sp,

dilakukan penyemprotan insektisida dengan bahan aktif Spinosad (0,5 ml)

dan Abamektin (0,5 ml) secara bergantian dengan selisih waktu 3-4 hari.

Interval penyemprotan untuk setiap insektisida tersebut adalah 1 minggu.

II. Persiapan Tanam

A. Definisi : Kegiatan penyiapan lahan dan media tanam

B. Tujuan : Mempersiapkan media tanam yang baik agar ertumbuhan tanaman

optimal

C. Alat dan Bahan

Mulsa plastik

Media tanam (arang sekam)

Kantong plastik polybag/slab 20 x 35 cm

Larutan formalin 3%

Air bersih

Insektisida Fipronil, Karbofuran

Page 115: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA CABAI PAPRIKA … · sebagai salah satu lembaga penunjang usaha paprika secara hidroponik di . Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung . Barat saat ini memiliki

99

D. Prosedur Pelaksanaan :

1. Di dalam green house dibuat bedengan pertanaman dengan jarak antar

bedengan 100 – 120 cm. Lebar bedengan adalah 50 cm dan panjangnya

disesuaikan dengan keadaan lahan.

2. Mulsa plastik hitam perak dipasang pada seluruh permukaan lantai green house

3. Pada 3 hari sebelum tanam : Media tanam (arang sekam) dimasukkan ke dalam

polybag yang berukuran 20 x 35cm.

Pengisian arang sekam pada polybagtersebut cukup ¾ bagiannya dan ¼

bagian atas dilipat kebagian luar.

Polybag yang telah berisi media tanam diletakkan di atas bedengan

pertanaman dengan jarak antar polybag 40 – 50 cm.

Media tanam dijenuhkan dengan larutan hara (EC 1,5 mS/cm)

Media tanam, dinding green house, mulsa plastik disemprot dengan

insektisida.

Jika menggunakan polybag yang berukuran 20 x 35 cm, media tanam

diberi bahan aktif karbofuran sebanyak 1 – 2 gr/ polybag.

III. Penanaman

A. Definisi : Merupakan rangkaian kegiatan memindahkan benih dari persemaian

ke polybag di green house

B. Tujuan : Menjamin benih yang ditanam tumbuh optimal

C. Alat dan Bahan

Benih paprika

AB Mix

Peralatan irigasi

Bahan aktif karbofuran

Gunting

D. Prosedur Pelaksanaan :

1. Sebelum dipindahkan ke polybag, benih dipersemaian disiram terlebih dahulu

dengan larutan hara AB mix dengan EC 1,5 mS/cm.

2. Kelembaban pada media tanam diperiksa. Jika media tanam kering, maka

media perlu disiram dengan larutan hara.

Page 116: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA CABAI PAPRIKA … · sebagai salah satu lembaga penunjang usaha paprika secara hidroponik di . Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung . Barat saat ini memiliki

100

3. Bagian bawah polybag yang berisi benih paprika digunting secara hati-hati

supaya perakaran benih tidak terpotong.

4. Seperempat bagian kantong plastik benih dimasukkan kedalam lubang tanam

pada polybag penanaman. Arah benih diatur sejajar dengan bedengan.

5. Jika menggunakan irigasi tetes, outlet atau dripper stick ditancapkan diantara

dua tanaman.

6. Sehari setelah tanam, lubangi bagian samping bawah polybag agar air/hara

yang berlebihan dapat keluar.

IV. Pemasangan Tali Pada Tanaman

A. Definisi : Memberikan penyangga pada tanaman

B. Tujuan : Untuk menyangga tanaman agar tetap berdiri tegak dan sinar matahari

dapat masuk secara merata ke seluruh permukaan daun

C. Alat dan Bahan

Tali (Plastik, Rami,Nilon)

Kawat

D. Prosedur Pelaksanaan :

1. Pengajiran dilakukan saat tanaman berumur 1– 2 minggu dengan menggunakan

tali plastik, rami atau nilon yang ujungnya diikatkan pada kawat horizontal di

langit-langit rumah plastik.

2. Pengikatan tali ke batang tanaman harus diusahakan jangan sampai melukai

batang.

V. Penyiraman dan Pemupukan

A. Definisi : Proses kegiatan pemberian air dan hara secara bersamaan (fertigasi)

B. Tujuan : Untuk memenuhi kebutuhan air dan hara agar tanaman tumbuh

optimal

C. Alat dan Bahan

Air

Unsur hara/AB Mix

Termometer

EC meter

Page 117: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA CABAI PAPRIKA … · sebagai salah satu lembaga penunjang usaha paprika secara hidroponik di . Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung . Barat saat ini memiliki

101

D. Prosedur Pelaksanaan :

1. Penyiraman dan pemberian hara pada sistem tanam hidroponik dilakukan

bersamasama, yang dikenal dengan istilah fertigasi.

2. Pemberian hara pada tanaman paprika dengan sistem irigasi tetes dilakukan

sebagai berikut :

Tabel.1 Pemberian Larutan Hara Pada Tanaman Paprika Dengan Irigasi Tetes

Berdasarkan Umur Tanaman

Umur Tanaman Volume

(ml/tanaman/hari)

EC

Masuk Keluar

Fase vegetatif I

(1<6 MST) 600 1,6 – 1,7 1,3 -1,8

Fase vegetatif II

(>6-8 MST)

Berbunga dan

mulai berbuah

900 1,8 – 1,9 2,0 -2,1

Fase generatif (>8

MST) Pematangan

buah

1500 2.0 – 2,1 2,1 – 2,2

3. Jika suhu green house lebih dari 30°C dengan kelembaban udara kurang dari

50%, harus dilakukan pengkabutan dengan cara penyemprotan air bersih di

dalam green house.

4. Jika EC keluar kurang dari kisaran yang telah ditetapkan maka EC masuk harus

ditingkatkan.

5. Jika EC keluar lebih besar dari kisaran yang telah ditetapkan maka EC keluar

harus diturunkan

VI. Pemangkasan/Pewiwilan

A. Definisi : Pemangkasan/pewiwilan adalah mengatur dan mengurangi cabang

dan tunas air di ketiak daun

B. Tujuan : Untuk mendapatkan hasil yang optimal

Page 118: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA CABAI PAPRIKA … · sebagai salah satu lembaga penunjang usaha paprika secara hidroponik di . Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung . Barat saat ini memiliki

102

C. Alat dan Bahan

Larutan susu skim

Kantong plastik

E. Prosedur Pelaksanaan :

1. Larutan susu skim digunakan untuk mencuci tangan dan peralatan untuk

mencegah penularan penyakit virus

2. Pemangkasan/Pewiwilan cabang dan tunas. Cabang dan tunas di ketiak daun

diatur sehingga hanya ada 2 cabang utama tanpa atau dengan 1 cabang

sekunder. Pemangkasan dilakukan sampai bunga yang dipelihara tumbuh dan

mekar.

3. Pemangkasan /Pewiwilan daun Batang utama sampai percabangan pertama

dibiarkan tanpa daun. Daun tua dan sakit yang terlalu rimbun dibuang

4. Pembuangan bunga . Bunga yang terbentuk di cabang utama harus dibuang

5. Dari satu ketiak sebaiknya hanya dipelihara 1 bunga agar buah yang dihasilkan

besar dan berkualitas

VII. Seleksi Buah

A. Definisi : Seleksi buah adalah membuang buah yang pertumbuhannya kurang

baik dan mempertahankan buah yang baik

B. Tujuan : Untuk mendapatkan hasil dan mutu yang optimal

C. Alat dan Bahan

Kantong plastik

Gunting/pisau pangkas

D. Prosedur Pelaksanaan :

1. Penyeleksian buah pertama dilakukan pada umur 6 – 7 MST. Buah yang

tumbuh berdempetan salah satunya harus dibuang

2. Pada umur 8 – 10 MST dilakukan penyeleksian buah kedua dengan menyisakan

sebanyak 3 – 4 per pohon setiap tahapan.

Page 119: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA CABAI PAPRIKA … · sebagai salah satu lembaga penunjang usaha paprika secara hidroponik di . Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung . Barat saat ini memiliki

103

VIII. Pengendalian Organisme Pengganggu

Tumbuhan

A. Definisi : Mengendalikan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) yang

dapat mengganggu pertumbuhan tanaman paprika

B. Tujuan : Agar tanaman tumbuh sehat dan mengurangi resiko kerugian yang

dapat ditimbulkan akibat serangan organisme pengganggu tumbuhan

C. Alat dan Bahan

Pestisida (insektisida, fungisida) yang terdaftar dan diizinkan sesuai

dengan\ Daftar Pestisida untuk pertanian

Pestisida nabati

Perangkap hama warna biru, putih atau kuning.

Air

Musuh alami

Alat semprot

D. Prosedur Pelaksanaan :

Pengamatan OPT secara terjadwal

1. Pengamatan OPT dilakukan setiap saat, dan sekurang-kurangnya secara

terjadwal seminggu sekali, mulai 1 hari setelah tanam. Tujuan pengamatan

adalah untuk mengevaluasi efikasi pestisida atau tindakan pengendalian

yang perlu dilakukan. Jika pestisida atau tindakan pengendalian yang

dilakukan terbukti tidak efektif, maka harus dilakukan penggantian

penggunaan pestisida atau cara pengendaliannya

2. Jenis-jenis OPT yang harus diamati pada tanaman paprika adalah :

a. Trips (Trips parvispinus)

Nimfa dan serangga dewasa menyerang daun-daun muda dengan cara

menggaruk dan menghisap cairan daun.

Gejala serangan ditandai dengan bagian bawah daun yang terserang

berwarna keperakan, selanjutnya berubah menjadi kecoklatan. Daun

tampak keriput, mengeriting dan melengkung ke atas. Disamping

menyerang daun, hama trips dapat pula menyerang buah paprika sehingga

dapat menurunkan kualitas buah. Warna tubuh nimfa kuning pucat,

sedangkan yang dewasa berwarna coklat sampai coklat kehitaman.

Page 120: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA CABAI PAPRIKA … · sebagai salah satu lembaga penunjang usaha paprika secara hidroponik di . Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung . Barat saat ini memiliki

104

Panjang tubuhnya sekitar 0,9 – 1,35 mm. Daur hidupnya (di dataran tinggi)

sekitar 21 hari. Selain cabe, tanaman inangnya adalah tembakau, kopi, ubi

jalar, semangka, kentang, tomat, dll.

Pengendalian Trips pada tanaman paprika dapat dilakukan melalui :

1. Penggunaan mulsa plastik hitam perak.

Mulsa plastik hitam perak dipasang pada lantai rumah plastik/greenhouse,

pemasangan mulsa ini dapat menghalau trips sehingga diharapkan idak

menyerang tanaman paprika, selain itu mulsa plastik akan menghalangi

Trips mencapai tanah pada saat akan menjadi pupa.

2. Pemasangan perangkap lekat warna biru, putih atau kuning. Sejak

penanaman, di atas kanopi tanaman dipasang perangkap lekat warna biru,

putih atau kuning sebanyak 1 buah per 2 m2.

3. Pembuangan mahkota bunga dan penjarangan buah.

Mahkota bunga dan buah yang berdempetan merupakan tempat

persembunyian trips. Oleh karena itu, mahkota bunga pada buah yang

telah terbentuk harus segera dibuang.

4. Penyemprotan insektisida

Penyemprotan insektisida merupakan upaya terakhir untuk pengendalian

trips pada tanaman paprika. Penggunaan insektisida dilakukan jika

populasi hama tersebut telah mencapai ambang pengendalian Trips.

Menurut Moekasan Nilai ambang pengendalian trips pada tanaman paprika

adalah :

Fase vegetatif (0 – 5 MST) = 2,7 ekor trips/daun atas

Fase berbunga (6 – 11 MST) = 0,3 ekor trips/daun pucuk dan 0,8 ekor

trips/bunga.

Fase berbuah (>11 MST) = 0,3 ekor trips/daun atas.

b. Ulat Grayak (Spodoptera litura)

Hama ulat grayak (S.Litura) menyerang semua jenis tanaman karena

bersifat polifag. Warna ulat sangat bervariasi, dengan ciri utama adanya

garis menyerupai sabuk berwarna hitam melingkar pada ruas ketiga.

Tanaman inangnya antara lain adalah kubis, cabe, paprika, tomat, terong.

Page 121: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA CABAI PAPRIKA … · sebagai salah satu lembaga penunjang usaha paprika secara hidroponik di . Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung . Barat saat ini memiliki

105

Gejala serangannya, ditandai dengan ulat muda memakan daun dengan

meninggalkan epidermis, sehingga daun menjadi transparan. Ulat tua

memakan seluruh bagian daun dan yang ditinggalkannya hanya tulang

daunnya saja.

Pengendalian ulat grayak pada tanaman paprika yang dilakukan dengan

sistem PHT adalah :

1. Pengumpulan kelompok telur dan larva yang terdapat pada tanaman

paprika kemudian dimusnahkan.

2. Pemasangan feromonoid seks atau perangkap lampu. Tujuannya untuk

menangkap imago atau ngengat S. Litura.

3. Penggunaan insektisida Penggunaan insektisida baru boleh digunakan

jika serangan ulat grayak sudah mencapai ambang pengendalian 5%

kerusakan daun.

c. Tungau (Polyphagotarsonemus latus)

Di rumah plastik, hama tungau umumnya menyerang tanaman paprika dan

tomat. Tungau teh kuning berkaki delapan, sedangkan larva berkaki enam.

Warna ubuh kuning transfaran dengan ukuran tubuh ± 0,25 mm.

Gejala serangan, ditandai dengan timbulnya warna seperti tembaga pada

permukaan bawah daun, tepi daun mengeriting, daun menjadi kaku dan

melengkung kebawah. Pada serangan berat, tunas dan bunga gugur.

Tanaman inang tungau teh kuning lebih dari 57 jenis antara lain cabe,

tomat, teh, karet.

Pengendalian tungau dengan sistem PHT dapat dilakukan dengan

penggunaan akarisida selektif seperti Propargit (Omite 570 EC) dan

Dikofol (Kelthane 200 EC)

d. Kutu Daun Persik (Myzus persicae)

Kutu daun persik sering pula disebut sebagai kutu daun tembakau. Nimfa

dan serangga dewasa menyerang daun-daun muda dengan cara menusuk

dan menghisap cairan daun.

Gejala serangan, ditandai dengan perubahan tekstur daun menjadi keriput,

terpuntir, berwarna kekuningan, pertumbuhan tanaman kerdil, daun

menjadi layu dan akhirnya mati. Disamping itu, kutu daun merupakan

Page 122: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA CABAI PAPRIKA … · sebagai salah satu lembaga penunjang usaha paprika secara hidroponik di . Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung . Barat saat ini memiliki

106

vektor penyakit virus PLRV dan PVY. Tubuhnya berwarna kuning

kehijauan, dengan panjang tubuh berkisar antara 0,8 – 1,2 mm. Tanaman

inang kutu daun persik lebih dari 400 jenis, antara lain cabe, kentang,

tembakau, mentimun, semangka, tomat, petsai.

Pengendalian kutu daun persik dengan sistem PHT adalah penggunaan

insektisida jika populasi telah mencapai ambang pengendalian yaitu 7

ekor/10 daun, maka dapat disemprot dengan insektisida Fipronil atau

Alfametrin.

e. Lalat Pengorok Daun (Liriomyza sp.)

Daerah sebaran lalat pengorok daun hampir di seluruh dunia. Di Indonesia,

spesies yang menyerang adalah L. Huidobrensis, yang tersebar mulai

daerah dataran tinggi sampai daerah dataran rendah. Hama ini menyerang

mulai dari persemaian sampai tanaman dewasa. Lalat pengorok daun

bersifat polyfag. Tercatat sekitar 120 spesies tanaman dari 21 famili

merupakan inang utamanya. Di Indonesia tanaman inang utamanya antara

lain adalah kentang, tomat, seledri, wortel, terung, mentimun, semangka

dan kacang-kacangan. Serangan serangga dewasa pada daun ditandai oleh

bercak-bercak putih bekas tusukan ovipositor. Serangan berat akan

mengakibatkan daun mengering seperti terbakar.

Gejala serangan oleh larva berupa aluralur putih pada permukaan daun

paprika.

Pengendalian dengan sistem PHT dapat dilakukan dengan pemasangan

perangkap lekat warna kuning diatas kanopi tanaman sebanyak 1 buah per

2 m2 dan penggunaan insektisida yang selektif dan efektif seperti Kartap

hidroklorida atau Siromazin.

f. Penyakit Tepung

Penyakit tepung disebabkan oleh cendawan Oidiopsis capsici.

Gejala serangan ditandai dengan adanya bercak-bercak klorosis atau

kekuningan diantara tulang daun, kemudian bercak berubah putih seperti

tepung di atas permukaan daun. Inang lainnya selain paprika adala tomat,

cabe, mentimun, semangka, melon, dll.

Page 123: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA CABAI PAPRIKA … · sebagai salah satu lembaga penunjang usaha paprika secara hidroponik di . Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung . Barat saat ini memiliki

107

Pengendalian dapat dilakukan dengan pemasangan dan pengasapan

dengan pembakaran serbuk belerang, penyemprotan fungisida dilakukan

jika serangan penyakit tepung telah mencapai 5% luas daun, fungisida

yang dapat digunakan adalah Fenarimol atau Heksakonazol.

g. Penyakit Layu Fusarium

Penyakit layu fusarium disebabkan oleh cendawan Fusarium oxysporum.

Gejala serangan pada bagian tanaman di atas tanah adalah terjadinya

kelayuan daun bagian bawah yang selanjutnya menjalar ke atas, ke ranting

muda dan akhirnya tanaman mati. Fusarium menyerang akar tanaman pada

bagian pembuluh kayu, karena cendawan ini berada dalam tanah maka

dikenal sebagai cendawan tular tanah. Di dalam pembuluh kayu, cendawan

ini mengeluarkan racun sehingga menyebabkan tanaman layu dan mati.

Pembuluh kayu yang diserangnya berwarna coklat. Perkembangan layu

fusarium sangat didukung oleh temperatur yang hangat.

Pengendalian layu fusarium dapat dilakukan dengan eradikasi selektif dan

penggunaan fungisida yang selektif dan efektif serta dianjurkan seperti

Benomil atau Klorotalonil.

h. Penyakit Layu Bakteri

Penyakit ini disebabkan oleh serangan bakteri Ralstonia (Pseudomonas)

solanacearum. Tanaman yang terserang penyakit ini menyebabkan

layunya daundaun tanaman yang dimulai dari pucuk daun. Tanaman

tampak seolah-olah seperti kekurangan air, hal ini karena bakteri

menyerang pembuluh kayu (xilem), sehingga air dan unsur hara tidak

dapat masuk ke dalam tanaman karena tersumbat oleh massa (kelompok

bakteri) dan sel-sel pembuluh kayu yang hancur. Bakteri masuk ke dalam

tanaman bersama-sama unsur hara dan air secara difusi dan tinggal dalam

pembuluh kayu dalam ruang antar sel. Selanjutnya bakteri berkembang

biak dan merusak sel-sel tanaman yang ditempatinya, sehingga

menyebabkan sel-sel tersebut menjadi hancur terpisah satu dengan yang

lainnya. Hancurnya sel-sel tanaman tersebut karena bakteri mengeluarkan

enzim penghancur dinding sel tanaman yang mengandung selulosa dan

pectin yang dikenal dengan nama enzim selulase dan pectinase. Layunya

Page 124: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA CABAI PAPRIKA … · sebagai salah satu lembaga penunjang usaha paprika secara hidroponik di . Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung . Barat saat ini memiliki

108

daun-daun pada bagian pucuk disebabkan karena tidak mendapat suplai air

dan hara dari dalam tanah, karena hancurnya pembuluh kayu tersebut

sebagai alat transportasi. Bakteri ini termasuk mikroorganisme patogen

tular tanah atau dikenal dengan nama soil borne disease dapat hidup

bertahan dalam tanah yang relatif sanga lama (3-5 tahun).

Pengendalian dapat dilakukan antara lain:

Perlakuan air penyiraman, dengan cara air penyiraman

ditambahkan kaporit sebanyak 1 ppm

Eradikasi selektif, yaitu dengan cara mencabut dan memusnahkan

tanaman yang terserang

Penggunaan bakterisida yang efektif seperti Bactocine L dengan

konsentrasi formulasi 1 ml/l

i. Penyakit Bercak Serkospora (Cercospora capsici)

Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Cercospora capsici. Daun,

petiolus, bunga, batang, pedicel dapat diserang. Serangan yang terjadi pada

pedicel dapat menimbulkan malformasi buah, dimana buah tidak dapat

berkembang, melainkan kerdil. Bercak daun serkospora dapat

menimbulkan defoliasi, apabila serangan terjadi pada daun dan gugur

bunga jika serangan terjadi pada bunga. Bercak berbentuk oblong sirkuler

dimana bagian tengah berwarna abu-abu tua dan coklat tua di bagian

luarnya, bercak berukuran 0,25 cm. Pada kelembaban tinggi, cendawan

tumbuh seperti bintik-bintik kemudian melebar berwarna abu-abu.

Penyakit ini dikenal sebagai penyakit bintik mata kodok, karena bintik

tersebut berbentuk mata kodok. Pada saat sudah berukuran lebih besar,

bercak mengering dan retak yang akhirnya bagian ini akan jatuh ke tanah.

Daun yang terinfeksi dapat berubah menjadi berwarna kuning dan gugur

ke tanah. Cendawan dapat bertahan lama dari musim ke musim pada sisa

tanaman yang terinfeksi inang atau terbawa biji. Bercak daun serkospora

merupakan penyakit tular udara dan penyakit tular biji yang dapat

mengakibatkan biji gagal berkecambah. Gejala pertama mulai terjadi di

persemaian dan dilanjutkan pada tanaman di lapangan.

Page 125: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA CABAI PAPRIKA … · sebagai salah satu lembaga penunjang usaha paprika secara hidroponik di . Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung . Barat saat ini memiliki

109

Serangan berat umumnya terjadi bersamaan dengan periode pembungaan.

Spora cendawan disebarkan dari satu tanaman ke tanaman yang lain oleh

tiupan angin, percikan air hujan atau lewat air siraman maupun dengan

perantaraan alat-alat pertanian atau pekerja. Inisiasi infeksi terjadi pada

daun, dimana spora berkecambah, membentuk haustoria yang mampu

menembus mulut daun.

Dalam kurun waktu 7 – 10 hari sejak infeksi, daun akan mati oleh

serangan penyakit tersebut dan cendawan sudah dapat memproduksi

kembali spora. Kelembaban udara di atas 90% dan suhu udara 28 - 32°C

dapat memacu perkembangan patogen. Penyakit bercak daun serkospora

lebih penting pada paprika yang ditanam di dataran tinggi dibandingkan

dengan yang ditanam di dataran rendah.

Pengendalian penyakit bercak serkospora dapat dilakukan sbb :

Perlakuan benih, yaitu dengan cara perendaman benih paprika sebelum

disemai pada larutan Propamocarb (Previcur N) dengan konsentrasi 1 ml/l

selama 24 jam.

Penggunaan mulsa plastik

Penggunaan fungisida jika serangan telah mencapai 5% luas daun.

Fungisida yang dianjurkan untuk cendawan golongan Oomycetes yaitu

fungisida kontak Klorotalonil dengan interval 4 – 7 hari dan fungisida

sitemik Metalaxyl atau difenakonazol dengan interval 7 – 10 hari.

Penggunaan fungisida kontak dan sistemik dilakukan secara bergiliran

untuk menghindari timbulnya resistensi cendawan terhadap fungisida. Pola

pergilirannya 3 – 4 : 1 ( 3 – 4 kali aplikasi fungisida kontak dan 1 kali

fungisida sistemik )

j. Penyakit mosaik (virus kompleks)

Penyakit mosaik pada tanaman paprika dapat disebabkan oleh salah satu

atau gabungan berbagai jenis virus sepertivirus tomat mosaik (tomato

mosaic virus = ToMV), virus mosaik tembakau (tobacco mosaic virus =

TMV), virus mosaik mentimun (cucumber mosaic virus = CMV), virus

kentang Y (potato virus Y = PVY) dan virus X kentang (potato virus X =

PVX). Pertumbuhan tanaman yang terserang virus relatif lebih kerdil.

Page 126: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA CABAI PAPRIKA … · sebagai salah satu lembaga penunjang usaha paprika secara hidroponik di . Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung . Barat saat ini memiliki

110

Daun tomat menjadi belang atau mosaik yang bervariasi antara hijau tua

dan hijau muda atau hijau dan kekuningan.

Gejala sering diikuti dengan perubahan bentuk daun menjadi lebih

panjang, pendek atau menggembung seperti blister atau seperti tali sepatu

karena lembaran daun menghilang yang tinggal hanya tulang dan urat

daun saja. Virus mosaik mentimun sering menyebabkan gejala bisul atau

kutil pada buah.

Daur hidup virus adalah sebagai berikut: virus masuk kedalam jaringan

melalui luka lalu memperbanyak diri dan menyebar keseluruh jaringan

tanaman secara sistemik. Jenis virus diatas dapat menular melalui

persinggungan secara mekanik seperti TMV, ToMV dan PVX melalui biji

seperti ToMV dan TMV atau disebarkan oleh kutu daun seperti CMV dan

PVY.

Pengendalian penyakit mosaik dapat dilakukan sbb :

Infeksi virus mosaik lewat vektornya (kutu daun) yang datang dari

luar dapat dicegah dengan melakukan penyemaian benih paprika

pada rumah plastik/greenhouse yang dindingnya terbuat dari kasa.

Menjaga kebersihan tangan pekerja dan peralatan yang digunakan

untuk pemeliharaan tanaman menggunakan larutan alkohol 70%

untuk mencegah penyebaran penyakit ini.

Pada saat pewiwilan, tangan pekerja disterilkan dengan susu skim

atau alkohol 70%

Melakukan eradikasi selektif yaitu mencabut dan memusnahkan

tanaman jika tanaman tersebut menunjukkan gejala terserang

mosaik.

Penggunaan pestisida berdasarkan konsepsi PHT pada

tanaman paprika harus berdasarkan lima tepat yaitu :

1. Tepat sasaran

Tepat sasaran artinya bahwa pemilihan pestisida yang akan

digunakan harus berdasarkan pada jenis hama atau penyakit yang

menyerang pertanaman tersebut, misalnya :

Page 127: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA CABAI PAPRIKA … · sebagai salah satu lembaga penunjang usaha paprika secara hidroponik di . Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung . Barat saat ini memiliki

111

disebabkan oleh jamur

2. Tepat jenis

Tepat jenis pestisida yang digunakan dapat diartikan bahwa jenis

pestisida yang digunakan harus diketahui efektif terhadap hama dan

penyakit sasaran, tetapi tidak mengganggu perkembangan peranan

serangga berguna. Informasi ini dapat diperoleh dari buku panduan

penggunaan pestisida yang dikeluarkan oleh Komisi Pestisida atau

berdasarkan hasil-hasil penelitian terbaru.

3. Tepat waktu

dilakukan berdasarkan hasil pemantauan atau pengamatan rutin,

yaitu jika populasi hama atau kerusakan yang ditimbulkan telah

mencapai ambang pengendalian.

sehingga konsentrasi pestisida yang disemprotkan akan menurun,

akibatnya efikasinya akan menurun

udara keatas(turbulensi), dengan demikian pestisida yang

disemprotkan tidak akan kena sasaran. Oleh karena itu aplikasi

pestisida sebaiknya dilakukan pada sore hari ketika suhu udara

sudah menurun dan kelembaban rendah.

4. Tepat dosis atau konsentrasi

Daya bunuh pestisida terhadap jasad sasaran ditentukan oleh dosis

atau konsentrasi formulasi pestisida yang digunakan. Jika dosis

atau konsentrasi formulasi pestisida yang digunakan lebih rendah

atau lebih tinggi dari yang dianjurkan akan memacu timbulnya

hama atau penyakit yang resisten terhadap pestisida yang

digunakan. Dengan demikian penggunaan pestisida harus

berdasarkan pada dosis atau rekomendasi yang telah dianjurkan.

Page 128: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA CABAI PAPRIKA … · sebagai salah satu lembaga penunjang usaha paprika secara hidroponik di . Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung . Barat saat ini memiliki

112

5. Tepat cara

disemprotkan, ditaburkan.

berdasarkan hasil penelitian

penyemprot.

IX. Panen

A. Definisi : Panen merupakan kegiatan memetik buah sesuai kriteria yang

diinginkan

B. Tujuan : Untuk mendapatkan buah dengan tingkat kematangan sesuai dengan

permintaan pasar dengan mutu buah yang baik sesuai standar pasar yang

dituju

C. Alat dan Bahan

Kantong plastik besar

Keranjang plastik

Pisau tajam

Tangga lipat

D. Prosedur Pelaksanaan :

Panen tanaman paprika tergantung pada kondisi pertanaman

Paprika hijau dapat dipanen mulai umur 2,5 bulan

Paprika berwarna merah dan kuning dipanen dengan tingkat kematangan

buah 70 – 90%, umumnya mulai pada umur 3,5 bulan

Panen dilakukan pada pagi hari, dengan tujuan bekas tangkai buah yang

dipanen menjadi kering dan tidak terjadi pembusukan batang

Buah paprika dipetik dengan tangkai buahnya menggunakan pisau tajam.

Tangkai buah jangan tertinggal dicabang tanaman, tangkai buah dan buah

tidak boleh cacat dan terjatuh. untuk mencegah membusuknya tangkai dan

buah paprika pada saat disimpan di ruang pendingin

Setelah dipanen, buah diletakkan di tempat yang teduh supaya tidak layu

atau lembek.

Page 129: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA CABAI PAPRIKA … · sebagai salah satu lembaga penunjang usaha paprika secara hidroponik di . Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung . Barat saat ini memiliki

113

X. Pasca Panen

A. Definisi : Kegiatan penanganan buah setelah dipanen hingga siap

didistribusikan ke konsumen

B. Tujuan :

Menjamin keseragaman ukuran buah

Menjamin keseragaman mutu buah

Menjamin mutu buah yang dihasilkan sesuai dengan permintaan pasar

domestik dan ekspor

C. Alat dan Bahan

Air bersih

Lap kering

Kotak plastik/karton

Kertas koran

E. Prosedur Pelaksanaan :

Dilakukan sortasi dan pengkelasan sesuai dengan kriteria yang

dikehendaki pasar

Sebelum pengepakan, buah paprika hasil panen dicuci dengan air bersih,

lalu dikeringkan dengan menggunakan lap kering

Buah dimasukkan kedalam kotak karton berventilasi yang telah dilapisi

dengan lilin, selanjutnya disimpan didalam ruangan yang teduh

Untuk tujuan pasar luar negeri, paprika dikemas kedalam kotak karton

berkapasitas 3 - 5 kg.

Untuk tujuan pasar lokal, paprika dikemas kedalam kotak karton dan atau

krat plastik berkapasitas 20 kg.

Page 130: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA CABAI PAPRIKA … · sebagai salah satu lembaga penunjang usaha paprika secara hidroponik di . Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung . Barat saat ini memiliki

114

Lampiran 6. Olahan Data Eksternal dan Internal Ketua Koptan MSM

TABEL MATRIKS BERPASANGAN EKSTERNAL KETUA KOPTAN MSM

NO Faktor-Faktor Strategis

Eksternal

1 2 3 4 5 6 7 Total Bobot Rating

Bobot x

Rating

1 Fluktuasi harga paprika ) 2 3 1 1 2 3 12 0,14286 1 0,142857

2 Permintaan yang belum terpenuhi

2 3 3 2 2 3 15 0,17857 2 0,357143

3 Kekuatan tawar menawar

pembeli Tinggi

1 1 1 1 1 1 6 0,07143 2 0,142857

4 Konsumsi sayuran masyarakat Indonesia rendah

3 1 3 1 2 1 11 0,13095 1 0,130952

5 berkembangnya restoran

cepat saji

3 2 3 3 3 3 17 0,20238 1 0,202381

6 Kebijakan pemerintah terhadap produk pertanian

2 2 3 2 1 1 11 0,13095 3 0,392857

7 Tidak ada persaingan yang

signifikan

1 1 3 3 1 3 12 0,14286 4 0,571429

Total 84 1 1,940476

TABEL MATRIKS BERPASANGAN INTERNAL KETUA KOPTAN MSM

NO Faktor-Faktor Strategis

Internal

1 2 3 4 5 6 7 Total Bobot Rating

Bobot x

Rating

1 Produk KOPTAN MSM yang tahan lama

3 2 3 2 1 3 14

0,18919 4 0,756757

2 Akses mendapatkan modal 1 2 3 3 2 3 14 0,18919 4 0,756757

3 Adanya SOP di unit usaha 2 2 3 2 2 3 14 0,18919 4 0,756757

4 Kurangnya komitmen

anggota

1 1 1 1 3 2

7

0,09459 1 0,094595

5 Pengurus yang kompeten 2 1 2 3 2 3 8 0,10811 3 0,324324

6 kerja sama dengan Balitsa

dan LPPM

3 2 2 1 2 3

10

0,13514 3 0,405405

7 kecakapan petani anggota

berbeda-beda

3 1 1 1 1 1

7

0,09459 2 0,189189

Total 74 1 3,283784

Page 131: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA CABAI PAPRIKA … · sebagai salah satu lembaga penunjang usaha paprika secara hidroponik di . Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung . Barat saat ini memiliki

115

Lampiran 7. Olahan Data QSPM Ketua Koptan MSM

N

o Faktor kunci Bobot

Strategi 1

Strategi 2 Strategi 3 Strategi 4

AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS

Kekuatan

1

Kualitas produk KOPTAN MSM

yang tahan lama

0,18918

9 3

0,567

568 2

0,378

378 4

0,75675

7 3

0,567

568

2

Adanya SOP di

unit usaha

0,18918

9 4

0,756

757 3

0,567

568 4

0,75675

7 4

0,756

757

3

Kemudahan

mengakses modal

0,18918

9 4

0,756

757 3

0,567

568 3

0,56756

8 3

0,567

568

4

Pengurus yang

kompeten

0,32432

4 3

0,972

973 2

0,648

649 4

1,29729

7 1

0,324

324

5

Kerjasama dengan

BALITSA dan

LPPM.

0,40540

5 2

0,810

811 3

1,216

216 3

1,21621

6 3

1,216

216

Kelemahan

1

Kurangnya

komitmen anggota

0,09459

5 3

0,283

784 3

0,283

784 3

0,28378

4 3

0,283

784

2

Kecakapan petani

anggota berbeda-beda.

0,189189 2

0,378378 3

0,567568 2

0,378378 2

0,378378

Peluang

1

Permintaan yang

belum terpenuhi

0,17857

1 3

0,535

714 3

0,535

714 2

0,35714

3 3

0,535

714

2

Berkembangnya

restoran cepat saji

0,20238

1 3

0,607

143 2

0,404

762 2

0,40476

2 3

0,607

143

3

Kebijakan

pemerintah terhadap produk

pertanian

0,13095

2 4

0,523

81 3

0,392

857 2

0,26190

5 3

0,392

857

4

Tidak ada

persaingan yang signifikan

0,142857 3

0,428571 4

0,571429 2

0,285714 4

0,571429

Ancaman

1

Fluktuasi harga

paprika.

0,14285

7 3

0,428

571 3

0,428

571 3

0,42857

1 3

0,428

571

2

Kekuatan tawar menawar pembeli

tinggi

0,07142

9 1

0,071

429 2

0,142

857 3

0,21428

6 4

0,285

714

3

Konsumsi sayuran

masyarakat

Indonesia rendah

0,13095

2 2

0,261

905 1

0,130

952 3

0,39285

7 3

0,392

857

Total

7,384

17 6,836

873 7,60199

5 7,308

88

Page 132: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA CABAI PAPRIKA … · sebagai salah satu lembaga penunjang usaha paprika secara hidroponik di . Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung . Barat saat ini memiliki

116

Lampiran 8. Olahan Data Eksternal dan Internal Bagian Produksi Koptan MSM

TABEL MATRIKS BERPASANGAN EKSTERNAL BAGIAN PRODUKSI

KOPTAN MSM

NO Faktor-Faktor Strategis

Eksternal

1 2 3 4 5 6 7 Total Bobot Rating

Bobot x

Rating

1 Fluktuasi harga paprika 2 1 3 3 1 3 13 0,15476 2 0,309524

2 Permintaan yang belum terpenuhi

2 1 3 3 1 3 13 0,15476 4 0,619048

3 Kekuatan tawar menawar

pembeli Tinggi

3 3 3 3 2 1 15 0,17857 2 0,357143

4 Konsumsi sayuran masyarakat Indonesia rendah

1 1 1 1 1 1 6 0,07143 2 0,142857

5 berkembangnya restoran

cepat saji

1 1 1 3 2 3 11 0,13095 4 0,52381

6 Kebijakan pemerintah terhadap produk pertanian

3 3 2 3 2 1 14 0,16667 4 0,666667

7 Tidak ada persaingan yang

signifikan

1 1 3 3 1 3 12 0,14286 4 0,571429

Total 84 1 3,190476

TABEL MATRIKS BERPASANGAN INTERNAL BAGIAN PRODUKSI

KOPTAN MSM

NO Faktor-Faktor Strategis

Internal

1 2 3 4 5 6 7 Total Bobot Rating

Bobot x

Rating

1 Produk KOPTAN MSM

yang tahan lama

1 2 3 2 2 3 6 0,13636 4 0,545455

2 Akses mendapatkan modal 3 2 3 3 2 3 8 0,18182 4 0,727273

3 Adanya SOP di unit usaha 2 2 3 3 3 3 7 0,15909 4 0,636364

4 Kurangnya komitmen anggota

1 1 1 1 1 2 3 0,06818 1 0,068182

5 Pengurus yang kompeten 2 1 1 3 2 3 7 0,15909 3 0,477273

6 kerja sama dengan Balitsa

dan LPPM

2 2 1 3 2 3 8 0,18182 4 0,727273

7 kecakapan petani anggota berbeda-beda

1 1 1 2 1 1 5 0,11364 1 0,113636

Total 44 1 3,295455

Page 133: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA CABAI PAPRIKA … · sebagai salah satu lembaga penunjang usaha paprika secara hidroponik di . Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung . Barat saat ini memiliki

117

Lampiran 9. Olahan Data QSPM Bagian Produksi Koptan MSM

N

o Faktor kunci Bobot

Strategi 1 Strategi 2 Strategi 3 Strategi 4

AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS

Kekuatan

1

Kualitas produk

KOPTAN MSM yang

tahan lama

0,13636

4 4

0,54

545

5 4

0,545

455 3

0,409

091 4

0,545

455

2

Adanya SOP di unit usaha 0,15909

1 4

0,63636

4 4

0,636

364 4

0,636

364 4

0,636

364

3

Kemudahan

mengakses modal 0,181818 3

0,54

5455 4

0,727273 4

0,727273 3

0,545455

Pengurus yang

kompeten 0,47727

3 2

0,95

454

5 2

0,954

545 2 0,954

545 2

0,954

545

Kerjasama dengan

BALITSA dan LPPM. 0,72727

3 2

1,45

454

5 3

2,181

818 2 1,454

545 2

1,454

545

Kelemahan

1

Kurangnya komitmen

anggota 0,06818

2 1

0,06

818

2 3

0,204

545 2

0,136

364 3

0,204

545

2

Kecakapan petani

amggota berbeda-

beda.

0,11363

6 1

0,11

363

6 2

0,227

273 2

0,227

273 2

0,227

273

Peluang

1

Permintaan yang

belum terpenuhi 0,154762 3

0,46

4286 3

0,464286 2

0,309524 2

0,309524

2

Berkembangnya

restoran cepat saji 0,13095

2 2

0,26

190

5 4

0,523

81 2

0,261

905 2

0,261

905

3

Kebijakan pemerintah

terhadap produk

pertanian

0,16666

7 2

0,33

333

3 3 0,5 2

0,333

333 2

0,333

333

4

Tidak ada persaingan yang signifikan 0,14285

7 3

0,42857

1 3

0,428

571 3

0,428

571 2

0,285

714

Ancaman

1

Fluktuasi harga paprika. 0,15476

2 2

0,30952

4 3

0,464

286 3

0,464

286 3

0,464

286

2

Kekuatan tawar

menawar pembeli tinggi

0,178571 2

0,35

7143 3

0,535714 2

0,357143 3

0,535714

3

Konsumsi sayuran

masyarakat Indonesia

rendah

0,07142

9 1

0,07

142

9 1

0,071

429 1

0,071

429 3

0,214

286

Total

6,54

437

2 8,465

368 6,771

645 6,972

944

Page 134: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA CABAI PAPRIKA … · sebagai salah satu lembaga penunjang usaha paprika secara hidroponik di . Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung . Barat saat ini memiliki

118

Lampiran 10. Olahan Data Eksternal dan Internal Bagian Pemasaran Koptan

MSM

TABEL MATRIKS BERPASANGAN EKSTERNAL BAGIAN PEMASARAN

KOPTAN MSM

NO Faktor-Faktor Strategis

Eksternal

1 2 3 4 5 6 7 Total Bobot Rating

Bobot x

Rating

1 Fluktuasi harga paprika 1 2 2 1 1 3 10 0,11905 1 0,119048

2 Permintaan yang belum terpenuhi

3 3 2 2 2 3 15 0,17857 4 0,714286

3 Kekuatan tawar menawar

pembeli Tinggi

2 1 2 1 2 1 9 0,10714 2 0,214286

4 Konsumsi sayuran masyarakat Indonesia rendah

2 2 2 2 2 1 11 0,13095 1 0,130952

5 berkembangnya restoran

cepat saji

3 2 3 2 3 3 16 0,19048 4 0,761905

6 Kebijakan pemerintah terhadap produk pertanian

3 2 2 2 1 1 11 0,13095 3 0,392857

7 Tidak ada persaingan yang

signifikan

1 1 3 3 1 3 12 0,14286 4 0,571429

Total 84 1 2,904762

TABEL MATRIKS BERPASANGAN INTERNAL BAGIAN PEMASARAN

KOPTAN MSM

NO Faktor-Faktor Strategis Internal

1 2 3 4 5 6 7 Total Bobot Rating

Bobot x Rating

1 Produk KOPTAN MSM

yang tahan lama

2 2 3 3 2 2 7 0,16279 4 0,651163

2 Akses mendapatkan modal 2 2 3 3 3 3 7 0,16279 3 0,488372

3 Adanya SOP di unit usaha 2 2 3 3 3 3 7 0,16279 4 0,651163

4 Kurangnya komitmen

anggota

1 1 1 1 1 2 3 0,06977 1 0,069767

5 Pengurus yang kompeten 1 1 1 3 2 3 6 0,13953 4 0,55814

6 kerja sama dengan Balitsa

dan LPPM

2 1 1 3 2 3 7 0,16279 4 0,651163

7 kecakapan petani anggota

berbeda-beda

2 1 1 2 1 1 6 0,13953 1 0,139535

Total 43 1 3,209302

Page 135: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA CABAI PAPRIKA … · sebagai salah satu lembaga penunjang usaha paprika secara hidroponik di . Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung . Barat saat ini memiliki

119

Lampiran 1. Olahan Data QSPM Bagian Pemasaran Koptan MSM

N

o Faktor kunci Bobot

Strategi 1 Strategi 2 Strategi 3 Strategi 4

AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS

Kekuatan

1

Kualitas produk

KOPTAN MSM yang

tahan lama

0,162

791 4

0,651

163 2

0,32

558

1 4

0,651

163 2

0,32558

1

2

Adanya SOP di unit usaha 0,162

791 4

0,651

163 4

0,65116

3 4

0,651

163 2

0,32558

1

3

Kemudahan

mengakses modal 0,162791 4

0,651163 4

0,65

1163 4

0,651163 2

0,325581

Sumberdaya manusia

yang kompeten 0,558

14 2

1,116

279 3

1,67

441

9 3

1,674

419 2

1,11627

9

Kerjasama dengan

BALITSA dan LPPM. 0,651

163 3

1,953

488 2

1,30

232

6 3

1,953

488 3

1,95348

8

Kelemahan

1

Kurangnya komitmen

anggota 0,069

767 2

0,139

535 2

0,13

953

5 4

0,279

07 4 0,27907

2

Kecakapan petani

amggota berbeda-

beda.

0,139

535 1

0,139

535 3

0,41

860

5 2

0,279

07 3

0,41860

5

Peluang

1

Permintaan yang

belum terpenuhi 0,178571 3

0,535714 4

0,71

4286 3

0,535714 2

0,357143

2

Berkembangnya

restoran cepat saji 0,190

476 3

0,571

429 4

0,76

190

5 3

0,571

429 2

0,38095

2

3

Kebijakan pemerintah

terhadap produk

pertanian

0,130

952 3

0,392

857 4

0,52

381 3

0,392

857 4 0,52381

4

Tidak ada persaingan yang signifikan 0,142

857 3

0,428

571 4

0,57142

9 3

0,428

571 4

0,57142

9

Ancaman

1

Fluktuasi harga paprika. 0,119

048 4

0,476

19 3

0,35714

3 2

0,238

095 2

0,23809

5

2

Kekuatan tawar

menawar pembeli tinggi

0,107143 2

0,214286 3

0,32

1429 3

0,321429 3

0,321429

3

Sistem pembayaran

oleh pembeli

0,130

952 4

0,523

81 4

0,52

381 3

0,392

857 3

0,39285

7

Total 8,445183

8,9366

9,020487 7,5299

Page 136: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA CABAI PAPRIKA … · sebagai salah satu lembaga penunjang usaha paprika secara hidroponik di . Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung . Barat saat ini memiliki

120

Lampiran 12. Olahan Data Eksternal dan Internal LPPM UNPAD

TABEL MATRIKS BERPASANGAN EKSTERNAL LPPM UNPAD KOPTAN

MSM

NO Faktor-Faktor Strategis

Eksternal

1 2 3 4 5 6 7 Total Bobot Rating

Bobot x

Rating

1 Fluktuasi harga paprika 2 1 3 3 1 3 13 0,15476 1 0,154761905

2 Permintaan yang belum terpenuhi

2 1 3 3 1 3 13 0,15476 2 0,30952381

3 Kekuatan tawar menawar

pembeli Tinggi

3 3 3 3 2 1 15 0,17857 2 0,357142857

4

Konsumsi sayuran masyarakat Indonesia

rendah

1 1 1 1 1 1 6 0,07143

1 0,071428571

5 berkembangnya restoran

cepat saji

1 1 1 3 2 3 11 0,13095 4 0,523809524

6 Kebijakan pemerintah

terhadap produk pertanian

3 3 2 3 2 1 14 0,16667 3 0,5

7 Tidak ada persaingan yang

signifikan

1 1 3 3 1 3 12 0,14286 4 0,571428571

Total 84 1 2,488095238

TABEL MATRIKS BERPASANGAN INTERNAL LPPM UNPAD KOPTAN

MSM

NO Faktor-Faktor Strategis Internal

1 2 3 4 5 6 7 Total Bobot Rating

Bobot x Rating

1 Produk KOPTAN MSM

yang tahan lama

3 2 3 3 2 2 15 0,2027 2 0,405405405

2 Akses mendapatkan modal

1 2 3 3 3 3 15 0,2027 4 0,810810811

3 Adanya SOP di unit usaha 2 2 3 3 3 3 16 0,21622 4 0,864864865

4 Kurangnya komitmen

anggota

1 1 1 1 1 2 5 0,06757 1 0,067567568

5 Pengurus yang kompeten 1 1 1 3 2 3 6 0,08108 4 0,324324324

6 kerja sama dengan Balitsa

dan LPPM

2 1 1 3 2 3 9 0,12162 3 0,364864865

7 kecakapan petani anggota

berbeda-beda

2 1 1 2 1 1 8 0,10811 1 0,108108108

Total 74 1 2,945945946

Page 137: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA CABAI PAPRIKA … · sebagai salah satu lembaga penunjang usaha paprika secara hidroponik di . Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung . Barat saat ini memiliki

121

Lampiran 13. Olahan Data Eksternal dan Internal BALITSA

TABEL MATRIKS BERPASANGAN EKSTERNAL BALITSA KOPTAN MSM

NO Faktor-Faktor Strategis

Eksternal

1 2 3 4 5 6 7 Total Bobot Rating

Bobot x

Rating

1 Fluktuasi harga paprika ) 2 3 1 1 2 3 12 0,14286 2 0,285714286

2 Permintaan yang belum terpenuhi

2 3 3 2 2 3 15 0,17857 3 0,535714286

3 Kekuatan tawar menawar

pembeli Tinggi

1 1 1 1 1 1 6 0,07143 2 0,142857143

4 Konsumsi sayuran Indonesia rendah

3 1 3 1 2 1 11 0,13095 2 0,261904762

5 berkembangnya restoran

cepat saji

3 2 3 3 3 3 17 0,20238 4 0,80952381

6 Kebijakan pemerintah terhadap produk pertanian

2 2 3 2 1 1 11 0,13095 3 0,392857143

7 Tidak ada persaingan yang

signifikan

1 1 3 3 1 3 12 0,14286 4 0,571428571

Total 84 1 3

TABEL MATRIKS BERPASANGAN EKSTERNAL BALITSA KOPTAN MSM

NO Faktor-Faktor Strategis Internal

1 2 3 4 5 6 7 Total Bobot Rating

Bobot x Rating

1 Produk KOPTAN MSM

yang tahan lama

3 2 3 2 2 3 15 0,2027 4 0,810810811

2 Akses mendapatkan modal

1 2 3 3 2 3 14 0,18919 4 0,756756757

3 Adanya SOP di unit usaha 2 2 3 3 3 3 16 0,21622 4 0,864864865

4 Kurangnya komitmen

anggota

1 1 1 1 1 2 5 0,06757 1 0,067567568

5 Pengurus yang kompeten 2 1 1 3 2 3 7 0,09459 3 0,283783784

6 kerja sama dengan Balitsa

dan LPPM

2 2 1 3 2 3 10 0,13514 4 0,540540541

7 kecakapan petani anggota

berbeda-beda

1 1 1 2 1 1 7 0,09459 2 0,189189189

Total 74 1 3,513513514

Page 138: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA CABAI PAPRIKA … · sebagai salah satu lembaga penunjang usaha paprika secara hidroponik di . Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung . Barat saat ini memiliki

122

Lampiran 2. Persentase Bobot dan Rating Olahan data EFE

Ket

Bobot

Rataan

Rating

Rata

an

Skor (Bobot x

Rating)

NO

Respond

en 1

(30%)

Respond

en 2

(20%)

Respond

en 3

(20%)

Respond

en 4

(15%)

Respond

en 5

(15%)

Respon

den 1

(20%)

Respon

den 2

(20%)

Respon

den 3

(20%)

Respon

den 4

(15%)

Respon

den 5

(15%)

1

Fluktuasi

harga

paprika

0,042857

143

0,030952

381

0,023809

524

0,023214

286

0,021428

571

0,14226

19 0,3 0,4 0,2 0,15 0,3 1,35 0,192053571

2

Permintaan yang belum

terpenuhi

0,053571

429

0,030952

381

0,035714

286

0,023214

286

0,026785

714

0,17023

81 0,6 0,8 0,8 0,3 0,45 2,95 0,502202381

3

Kekuatan

tawar menawar

pembeli

Tinggi

0,021428

571

0,035714

286

0,021428

571

0,026785

714

0,010714

286

0,11607

143 0,6 0,4 0,4 0,3 0,3 2 0,232142857

4

Konsumsi sayuran

Masyarakat

Indonesia

rendah

0,039285

714

0,014285

714

0,026190

476

0,010714

286

0,019642

857

0,11011

905 0,3 0,4 0,2 0,15 0,3 1,35 0,148660714

5

berkemban

gnya

restoran

cepat saji

0,060714

286

0,026190

476

0,038095

238

0,019642

857

0,030357

143 0,175 0,3 0,8 0,8 0,6 0,6 3,1 0,5425

6

Kebijakan

pemerintah

terhadap

produk

pertanian

0,039285

714

0,033333

333

0,026190

476 0,025

0,019642

857

0,14345

238 0,9 0,8 0,6 0,45 0,45 3,2 0,459047619

7

Tidak ada

persaingan

yang signifikan

0,042857143

0,028571429

0,028571429

0,021428571

0,021428571

0,14285714 1,2 0,8 0,8 0,6 0,6 4 0,571428571

Total 1 2,076607143

Page 139: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA CABAI PAPRIKA … · sebagai salah satu lembaga penunjang usaha paprika secara hidroponik di . Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung . Barat saat ini memiliki

123

Lampiran 15. Persentase Bobot dan Rating Olahan data IFE

Ket

Bobot

Rataan

Rating

Rataa

n

Skor

(Bobot x

Rating)

NO

Respond

en 1

(30%)

Respond

en 2

(20%)

Respond

en 3

(20%)

Respond

en 4

(15%)

Respond

en 5

(15%)

Respond

en 1

(30%)

Respond

en 2

(20%)

Respond

en 3

(20%)

Respond

en 4

(15%)

Respond

en 5

(15%)

1

Produk

KOPTAN MSM

yang tahan lama

0,05675

6757

0,02727

2727

0,03255

814

0,03040

5405

0,03040

5405

0,17739

843 1,2 0,8 0,8 0,3 0,6 3,7

0,65637420

7

2

Akses mendapatkan

modal

0,05675

6757

0,03636

3636

0,03255

814

0,03040

5405

0,02837

8378

0,18446

232 1,2 0,8 0,6 0,6 0,6 3,8

0,70095680

2

3 Adanya SOP di

unit usaha

0,05675

6757

0,03181

8182

0,03255

814

0,03243

2432

0,03243

2432

0,18599

794 1,2 0,8 0,8 0,6 0,6 4

0,74399177

2

4

Kurangnya

komitmen

anggota

0,02837

8378

0,01363

6364

0,01395

3488

0,01013

5135

0,01013

5135

0,07623

85 0,3 0,2 0,2 0,15 0,15 1

0,07623850

1

5 Pengurus yang kompeten

0,032432432

0,031818182

0,027906977

0,012162162

0,014189189

0,11850894 0,9 0,6 0,8 0,6 0,45 3,35

0,397004957

6

kerja sama

dengan Balitsa

dan LPPM

0,04054

0541

0,03636

3636

0,03255

814

0,01824

3243

0,02027

027

0,14797

583 0,9 0,8 0,8 0,45 0,6 3,55

0,52531419

6

7

kecakapan petani

anggota berbeda-

beda

0,02837

8378

0,02272

7273

0,02790

6977

0,01621

6216

0,01418

9189

0,10941

803 0,6 0,2 0,2 0,15 0,3 1,45

0,15865614

8

Total 1 3,25853658

4

Page 140: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA CABAI PAPRIKA … · sebagai salah satu lembaga penunjang usaha paprika secara hidroponik di . Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung . Barat saat ini memiliki

124

Lampiran 16. Daftar Pertanyaan Penggalian Faktor Internal Dan Eksternal

Koperasi

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2012

DAFTAR WAWANCARA

Analisis Lingkungan Internal dan Lingkungan Eksternal

KOPTAN Mitra Sukamaju

Dalam rangka penelitian untuk skripsi dengan judul :

Strategi Pengembangan Usaha Cabai Paprika Hidroponik di Koperasi Mitra

Sukamaju Kecamatan Cisarua Kabupaten Bandung Barat

Oleh :

Rendy Savaringga P

H34104051

PROFIL DAN GAMBARAN UMUM KOPERASI MITRA SUKAMAJU 1. Bagaimana sejarah berdirinya serta kondisi umum usaha cabai paprika

hidroponik di Koperasi Mitra Sukamaju?

2. Bagaimana perkembangan usaha cabai paprika hidroponik di Koperasi

Mitra Sukamaju?

3. Bagaimana visi, misi dan tujuan didirikanya Koperasi Mitra Sukamaju?

4. Bagaimana bentuk struktur organisasi Koperasi Mitra Sukamaju?

5. Berapa anggota Koperasi Mitra Sukamaju?

ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL KOPTAN MITRA SUKAMAJU

a. Manajemen

1. Apakah Koptan Mitra Sukamaju menerapkan fungsi-fungsi manajemen

seperti planning, organizing, actuating, controlling?

2. Apakah fungsi tersebut berjalan dengan baik?

3. Bagaimana tingkat keterampilan karyawan yang dibutuhkan dalam

menjalankan dan memenuhi target perusahaan?

4. Apakah ada insentif untuk karyawan?

5. Bagaimana sistem produksi usaha cabai paprika hidroponik di Koperasi

Mitra Sukamaju? (Berapa lama produksi dalam sehari, bagaimana

pembagian kerja?

6. Apakah koperasi memproduksi sendiri paprikanya?

b. Keuangan

1. Dari mana sumber modal Koperasi Mitra Sukamaju?

2. Berapa jumlah modal awal usaha Koperasi Mitra Sukamaju?

3. Bagaimana keadaan kondisi keuangan Koperasi Mitra Sukamaju sekarang

ini?

4. Bagaimana sistem manajemen keuangan Koperasi Mitra Sukamaju?

Page 141: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA CABAI PAPRIKA … · sebagai salah satu lembaga penunjang usaha paprika secara hidroponik di . Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung . Barat saat ini memiliki

125

5. Bagaimana sistem pembagian Sisa Hasil Usaha di Koperasi Mitra

Sukamaju?

c. Produksi dan Operasi

1. Apakah pasokan paprika mudah didapat? Dari mana paprika tersebut

diperoleh?

2. Siapa yang melakukan produksi paprika? Bagaimana proses produksi yang

dilakukan?

3. Berapa luas lahan yang digunakan untuk kegiatan tersebut?

4. Target produksi dilakukan berdasarkan apa? (berdasarkan permintaan

konsumen atau pesanan atau lain-lain)?

5. Apa saja peralatan atau mesin-mesin yang digunakan untuk kegiatan

produksi?

6. Bagaimana pengaruhnya perkembangan teknologi yang dimiliki dengan

perkembangan usahanya?

7. Bagaimana sistem pengawasan produksi yang digunakan oleh Koperasi?

8. Kualitas seperti apa yang ingin dicapai oleh Koperasi Mitra Sukamaju atas

produk yang dihasilkannya?

d. Pemasaran

1. Apa saja unit usaha yang ada di Koperasi Mitra Sukamaju?

2. Berapa harga produk yang dijual?

3. Apa segmentasi pasar yang dituju?

4. Bagaimana cara memperoleh informasi pasar yang dibutuhkan?

5. Seperti apa saluran distribusi yang ada dalam Koperasi Mitra Sukamaju

dalam memasarkan produk paprikanya?

6. Bagaimana strategi penetapan harga produk yang digunakan Koperasi

Mitra Sukamaju?

7. Apa saja bentuk promosi yang sudah dilakukan oleh Koperasi Mitra

Sukamaju atas produk yang dihasilkan?

8. Bagaimana bentuk kemasan yang dijual oleh perusahaan untuk produk

yang dihasilkan?

ANALISIS LINGKUNGAN EKSTERNAL PERUSAHAAN KOPTAN

MITRA SUKAMAJU

Ekonomi a. Bagaimana kondisi perekonomian secara umum?

b. Bagaimana perkembangan tingkat harga produk tersebut?

c. Bagaimana sikap perusahaan menyikapi kondisi jika terjadi perubahan harga

paprika?

Sosial, Budaya dan Demografi

1. Bagaimana bentuk tanggung jawab sosial perusahaan terhadap karyawan

maupun masyarakat sekitar perusahaan?

Politik dan Kebijakan Pemerintah a. Apakah ada kebijakan pemerintah yang mendukung kegiatan usaha ini?

b. Apakah ada peraturan tentang pendirian usaha setempat?

c. Apakah ada peraturan perundang-undangan yang mengatur kegiatan usaha

di Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat?

Page 142: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA CABAI PAPRIKA … · sebagai salah satu lembaga penunjang usaha paprika secara hidroponik di . Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung . Barat saat ini memiliki

126

Teknologi

a. Bagaimana perkembangan teknologi produksi usaha cabai paprika?

b. Bagaimana perkembangan teknologi dalam mengakses informasi?

c. Teknologi apa saja yang sudah diterapkan oleh Koperasi Mitra Sukamaju

baik teknologi produksi maupun teknologi informasi?

d. Berapa besar biaya untuk memenuhi kebutuhan teknologi tersebut?

Kompetitif a. Ancaman Masuknya Pendatang Baru

1. Seberapa banyak jumlah pendatang baru yang masuk dalam usaha yang

sama?

2. Seberapa besar pengaruhnya pendatang baru terhadap usaha yang ada?

3. Ancaman apa saja yang berpengaruh pada perusahaan dengan adanya

pendatang baru?

b. Persaingan antar perusahaan sejenis

1. Berapakah jumlah pesaing yang harus dihadapi oleh Koperasi Mitra

Sukamau?

2. Siapa pesaing utama dalam usaha ini?

3. Apa yang menjadi keunggulan dari pesaing tersebut?

4. Apa yang menjadi sasaran pesaing dan bagaimana strategi yang

dilakukan pesaing tersebut?

5. Bagaimana sikap perusahaan dalam menanggapi para pesaing tersebut?

c. Kekuatan Tawar-Menawar Pembeli

1. Bagaimana loyalitas pembeli terhadap produk yang dihasilkan oleh

Koperasi Mitra Sukamaju?

2. Apakah ada standar mutu produk yang dijual kepada konsumen?

3. Bagaimana kualitas produk yang diharapkan konsumen?

4. Apakah ada yang menjadi alasan konsumen melakukan komplain

terhadap perusahaan?

d. Kekuatan Tawar-Menawar Pemasok

1. Berapa jumlah pemasok saat ini (anggota)?

2. Bagaimana kemampuan pemasok dalam memenuhi kebutuhan paprika?

3. Apakah jumlah pemasok tersebut mampu memenuhi permintaan paprika

koperasi?

4. Apakah ada bentuk kerjasama dengan pemasok tersebut?

Page 143: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA CABAI PAPRIKA … · sebagai salah satu lembaga penunjang usaha paprika secara hidroponik di . Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung . Barat saat ini memiliki

127

Lampiran 17. Kuestioner Penilaian Bobot dan Peringkat Faktor Strategi Internal

dan Eksternal Koperasi.

KUESTIONER PENELITIAN Penentuan Faktor-Faktor Eksternal (peluang dan ancaman)

Pembobotan Faktor-Faktor Eksternal

Penentuan Peringkat Faktor-Faktor Eksternal

Kuestioner ini digunakan sebagai bahan penyusunan skripsi Strategi

Pengembangan Bisnis Cabai Paprika Hidroponik Di Koperasi Mitra

Sukamaju Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat.

Oleh :

Rendy Savaringga Perdana

H34104051

Departemen Agribisnis

Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

2012

Page 144: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA CABAI PAPRIKA … · sebagai salah satu lembaga penunjang usaha paprika secara hidroponik di . Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung . Barat saat ini memiliki

128

Nama Responden :

Jabatan :

Hari/Tgl :

PENENTUAN FAKTOR EKSTERNAL

Tujuan :

Menentukan faktor-faktor strategis yang akan dimasukan kedalam kelompok

peluang dan ancaman dalam strategi pengembangan agribisnis cabai paprika di

Koperasi Mitra Sukamaju Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung yang di

lakukan oleh para responden.

Petunjuk Pengisian :

1. Berikan tanda (x) pada kolom peluang pada Tabel 1 berikut ini, apabila

faktor tersebut menjadi peluang di Koperasi Mitra Sukamaju.

2. Berikan tanda (x) pada kolom ancaman pada Tabel 1 berikut ini, apabila

faktor tersebut menjadi ancaman di Koperasi Mitra Sukamaju.

Tabel 1. Faktor-Faktor Strategis Eksternal

No Faktor-Faktor Strategis Eksternal Peluang Ancaman

1 Fluktuasi harga paprika

2 Permintaan yang belum terpenuhi

3 Kekuatan tawar menawar pembeli Tinggi

4 Konsumsi sayuran masyarakat Indonesia rendah

5 berkembangnya restoran cepat saji

6 Kebijakan pemerintah terhadap produk pertanian

7 Tidak ada persaingan yang signifikan

Page 145: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA CABAI PAPRIKA … · sebagai salah satu lembaga penunjang usaha paprika secara hidroponik di . Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung . Barat saat ini memiliki

129

Pembobotan Faktor Eksternal

(Peluang dan ancaman)

Tujuan :

Mendapatkan penilaian para responden terhadap faktor eksternal mengenai tingkat

kepentingan suatu faktor-faktor strategis dalam trategi pengembangan agribisnis

cabai paprika di Koperasi Mitra Sukamaju.Tingkat kepentingan yang di maksud

adalah berupa pemberian bobot terhadap seberapa besar faktor strategi tersebut

menentukan strategi pengembangan Koperasi Mitra Sukamaju.

Petunjuk pengisian :

1. Pemberian nilai diberikan berdasarkan pada perbandingan berpasangan

antara dua faktor secara relatif berdasarkan kepentingan atau pengaruhnya

terhadap strategi pengembangan Koperasi Mitra Sukamaju.

2. Untuk menentukan bobot setiap variabel digunakan dengan sekala 1,2,dan

3. Skala yang digunakan untuk pengisian kolom adalah :

1 = Jika indikator horizontal kurang penting dari pada indikator vertikal

2 = Jika indikator horizontal sama penting dari pada indikator vertikal

3 = Jika indikator horizontal lebih penting dari pada indikator vertikal

Catatan : Matriks perbandingan berpasangan untuk faktor ekternal akan di isi oleh

Bapak / Ibu responden pada halaman berikutnya.

Page 146: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA CABAI PAPRIKA … · sebagai salah satu lembaga penunjang usaha paprika secara hidroponik di . Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung . Barat saat ini memiliki

130

Tabel 2. Matriks Perbandingan Berpasangan Untuk Faktor Eksternal

Faktor-

Faktor

Strategis

Eksternal

1 2 3 4 5 6 7 8 Total Bobot

1

2

3

4

5

6

7

8

Total

Keterangan Faktor-Faktor Strategis Eksternal :

1 Fluktuasi harga paprika

2 Permintaan yang belum terpenuhi

3 Kekuatan tawar menawar pembeli Tinggi

4 Konsumsi sayuran masyarakat Indonesia rendah

5 berkembangnya restoran cepat saji

6 Kebijakan pemerintah terhadap produk pertanian

7 Tidak ada persaingan yang signifikan

Page 147: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA CABAI PAPRIKA … · sebagai salah satu lembaga penunjang usaha paprika secara hidroponik di . Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung . Barat saat ini memiliki

131

PENENTUAN PERINGKAT (RATING) FAKTOR-FAKTOR EKSTERNAL

Petunjuk Umum :

1. Dalam pengisian kuestioner ini, responden diharapkan melakukan secara

langsung (tidak menunda) untung menghindari terjadinya inkonsistensi

jawaban.

2. Penentuan nilai peringkat (rating) terhadap faktor-faktor eksternal, baik

faktor peluang dan ancaman harus konsisten dengan tabel sebelumnya

(Tabel 1).

Tujuan Pengisian:

Penentuan tingkat (rating) dimaksudkan untuk mengukur pengaruh masing-

masing variabel terhadap kondisi lingkungannya.Variabel faktor eksternal ini

terdiri dari faktor peluang yang dapat di manfaatkan dan faktor ancaman yang

mungkin dapat diatasi dalam upaya strategis pengembangan Koperasi Mitra

Sukamaju.

Petunjuk Pengisian :

1. Pemberian nilai pada seberapa besar pengaruh faktor kekuatan yang dapat

di manfaatkan dalam strategi pengembangan Koperasi Mitra Sukamaju.

2. Tentukan nilai peringkat (rating) terhadap faktor-faktor peluang dan

ancaman dalam strategi pengembangan Koperasi Mitra Sukamaju (Tabel

3) berikut ini dengan menggunakan tanda (x) pada pilihan Bapak / Ibu.

3. Penentuan nilai rating berdasarkan pada keterangan berikut.

Identitas Kepentingan Devinisi Nilai

4 Jika faktor tersebut berpengaruh sangat besar / kekuatan

utama bagi Koperasi.

3 Jika faktor tersebut berpengaruh besar / kekuatan kecil

bagi Koperasi.

2 Jika faktor tersebut kurang berpengaruh / kelemahan

kecil bagi Koperasi.

1 Jika faktor tersebut sangat kurang berpengaruh /

kelemahan besar bagi Koperasi.

Page 148: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA CABAI PAPRIKA … · sebagai salah satu lembaga penunjang usaha paprika secara hidroponik di . Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung . Barat saat ini memiliki

132

Menurut Bapak / Ibu bagaimana kondisi Strategi Pengembangan Koperasi Mitra

Sukamaju terhadap faktor-faktor berikut:

Tabel 3. Penentuan Peringkat (Rating) Faktor Eksternal Strategis

No Faktor Ekternal Strategis Peringkat

1 2 3 4

1 Fluktuasi harga paprika

2 Permintaan yang belum terpenuhi

3 Kekuatan tawar menawar pembeli Tinggi

4 Konsumsi sayuran masyarakat Indonesia rendah

5 berkembangnya restoran cepat saji

6 Kebijakan pemerintah terhadap produk pertanian

7 Tidak ada persaingan yang signifikan

Page 149: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA CABAI PAPRIKA … · sebagai salah satu lembaga penunjang usaha paprika secara hidroponik di . Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung . Barat saat ini memiliki

133

/KUESTIONER PENELITIAN

Penentuan Faktor-Faktor Internal (Kekuatan dan kelemahan)

Pembobotan Faktor-Faktor Internal

Penentuan Peringkat Faktor-Faktor Internal

Kuestioner ini digunakan sebagai bahan penyusunan skripsi Strategi

Pengembangan Bisnis Cabai Paprika Hidroponik Di Koperasi Mitra

Sukamaju Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung.

Oleh :

Rendy Savaringga Perdana

H34104051

\

Departemen Agribisnis

Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

2012

Nama Responden :

Page 150: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA CABAI PAPRIKA … · sebagai salah satu lembaga penunjang usaha paprika secara hidroponik di . Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung . Barat saat ini memiliki

134

Jabatan :

Hari/Tangal :

PENENTUAN FAKTOR INTERNAL

Tujuan :

Menentukan faktor-faktor strategis yang akan dimasukan kedalam kelompok

kekuatan dan kelemahan dalam strategi pengembangan agribisnis cabai paprika di

Koperasi Mitra Sukamaju Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung yang di

lakukan oleh para responden.

Petunjuk Pengisian :

4. Berikan tanda (x) pada kolom kekuatan pada Tabel 1 berikut ini, apabila

faktor tersebut menjadi peluang di Koperasi Mitra Sukamaju.

5. Berikan tanda (x) pada kolom kelemahan pada Tabel 1 berikut ini, apabila

faktor tersebut menjadi ancaman di Koperasi Mitra Sukamaju.

Tabel 1. Faktor-Faktor Strategis Internal

No Faktor-Faktor Strategis Internal Kekuatan Kelemahan

1 Produk KOPTAN MSM yang tahan lama

2 Akses mendapatkan modal

3 Adanya SOP di unit usaha

4 Kurangnya komitmen anggota

5 Pengurus yang kompeten

6 kerja sama dengan Balitsa dan LPPM

7 kecakapan petani anggota berbeda-beda

Page 151: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA CABAI PAPRIKA … · sebagai salah satu lembaga penunjang usaha paprika secara hidroponik di . Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung . Barat saat ini memiliki

135

Pembobotan Faktor Internal

(Peluang dan ancaman)

Tujuan :

Mendapatkan penilaian para respond/en terhadap faktor internal mengenai tingkat

kepentingan suatu faktor-faktor strategis dalam trategi pengembangan agribisnis

cabai paprika di Koperasi Mitra Sukamaju.Tingkat kepentingan yang di maksud

adalah berupa pemberian bobot terhadap seberapa besar faktor strategi tersebut

menentukan strategi pengembangan Koperasi Mitra Sukamaju.

Petunjuk pengisian :

6. Pemberian nilai diberikan berdasarkan pada perbandingan berpasangan

antara dua faktor secara relatif berdasarkan kepentingan atau pengaruhnya

terhadap strategi pengembangan Koperasi Mitra Sukamaju.

7. Untuk menentukan bobot setiap variabel digunakan dengan sekala 1,2,dan

3. Skala yang digunakan untuk pengisian kolom adalah :

1 = Jika indikator horizontal kurang penting dari pada indikator vertikal

2 = Jika indikator horizontal sama penting dari pada indikator vertikal

3 = Jika indikator horizontal lebih penting dari pada indikator vertikal

Catatan : Matriks perbandingan berpasangan untuk faktor internal akan di isi oleh

Bapak / Ibu responden pada halaman berikutnya.

Page 152: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA CABAI PAPRIKA … · sebagai salah satu lembaga penunjang usaha paprika secara hidroponik di . Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung . Barat saat ini memiliki

136

Tabel 2. Matriks Perbandingan Berpasangan Untuk Faktor Internal

Faktor-

Faktor

Strategis

Eksternal

1 2 3 4 5 6 7

8 Total Bobot

1

2

3

4

5

6

7

8

Total

Keterangan Faktor-Faktor Strategis Internal :

1 Produk KOPTAN MSM yang tahan lama

2 Akses mendapatkan modal

3 Adanya SOP di unit usaha

4 Kurangnya komitmen anggota

5 Pengurus yang kompeten

6 kerja sama dengan Balitsa dan LPPM

7 kecakapan petani anggota berbeda-beda

Page 153: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA CABAI PAPRIKA … · sebagai salah satu lembaga penunjang usaha paprika secara hidroponik di . Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung . Barat saat ini memiliki

137

PENENTUAN PERINGKAT (RATING) FAKTOR-FAKTOR INTERNAL

Petunjuk Umum :

8. Dalam pengisian kuestioner ini, responden diharapkan melakukan secara

langsung (tidak menunda) untung menghindari terjadinya inkonsistensi

jawaban.

9. Penentuan nilai peringkat (rating) terhadap faktor-faktor Internal, baik

faktor kekuatan dan kelemahan harus konsisten dengan tabel sebelumnya

(Tabel 1).

Tujuan Pengisian:

Penentuan tingkat (rating) dimaksudkan untuk mengukur pengaruh masing-

masing variabel terhadap kondisi lingkungannya.Variabel faktor internal ini terdiri

dari faktor kekuatan yang dapat di manfaatkan dan faktor kelemahan yang

mungkin dapat diatasi dalam upaya strategis pengembangan Koperasi Mitra

Sukamaju.

Petunjuk Pengisian :

10. Pemberian nilai pada seberapa besar pengaruh faktor kekuatan yang dapat

di manfaatkan dalam strategi pengembangan Koperasi Mitra Sukamaju.

11. Tentukan nilai peringkat (rating) terhadap faktor-faktor kekuatan dan

kelemahan dalam strategi pengembangan Koperasi Mitra Sukamaju (Tabel

3) berikut ini dengan menggunakan tanda (x) pada pilihan Bapak / Ibu.

12. Penentuan nilai rating berdasarkan pada keterangan berikut.

Identitas Kepentingan Devinisi Nilai

4 Jika faktor tersebut berpengaruh sangat besar / kekuatan

utama bagi Koperasi.

3 Jika faktor tersebut berpengaruh besar / kekuatan kecil

bagi Koperasi.

2 Jika faktor tersebut kurang berpengaruh / kelemahan

kecil bagi Koperasi.

1 Jika faktor tersebut sangat kurang berpengaruh /

kelemahan besar bagi Koperasi.

Page 154: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA CABAI PAPRIKA … · sebagai salah satu lembaga penunjang usaha paprika secara hidroponik di . Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung . Barat saat ini memiliki

138

Menurut Bapak / Ibu bagaimana kondisi Strategi Pengembangan Koperasi Mitra

Sukamaju terhadap faktor-faktor berikut:

Tabel 3. Penentuan Peringkat (Rating) Faktor Internal Strategis

No Faktor Internal Strategis Peringkat

1 2 3 4

1 Produk KOPTAN MSM yang tahan lama

2 Akses mendapatkan modal

3 Adanya SOP di unit usaha

4 Kurangnya komitmen anggota

5 Pengurus yang kompeten

6 kerja sama dengan Balitsa dan LPPM

7 kecakapan petani anggota berbeda-beda