materi 2 koding dan permasalahannya (edited 13032013 cisarua)

Upload: andi-van-der-mawan

Post on 07-Jul-2018

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/18/2019 Materi 2 Koding Dan Permasalahannya (Edited 13032013 Cisarua)

    1/44

    Tim National Casemix Center

    Kementerian Kesehatan RI

    2013

  • 8/18/2019 Materi 2 Koding Dan Permasalahannya (Edited 13032013 Cisarua)

    2/44

  • 8/18/2019 Materi 2 Koding Dan Permasalahannya (Edited 13032013 Cisarua)

    3/44

     eng nt r

    ICD

  • 8/18/2019 Materi 2 Koding Dan Permasalahannya (Edited 13032013 Cisarua)

    4/44

    ICD merupakan singkatandari International StatisticalClassification of Diseasesand Related HealthProblems. ICD memuatklasifikasi diagnostikpenyakit dengan standar  internasional yang disusunberdasarkan sistem kategoridan dikelompokkan dalamsatuan penyakit menurutkriteria yang telahdisepakati pakar  internasional.

  • 8/18/2019 Materi 2 Koding Dan Permasalahannya (Edited 13032013 Cisarua)

    5/44

    • Penyakit diklasifikasikan atau di buat dalam

    grup yang kriterianya sudah ditentukan

    • Contoh kriteria:

    Etiologi

    Anatomi

    Umur  patofisiologi

    Tanda dan

    gejala

    Prognosis

  • 8/18/2019 Materi 2 Koding Dan Permasalahannya (Edited 13032013 Cisarua)

    6/44

    MORTALITAS

    MORBIDITAS

    PEMBIAYAAN

    STATISTIK

  • 8/18/2019 Materi 2 Koding Dan Permasalahannya (Edited 13032013 Cisarua)

    7/44

    DASAR HUKUM

    • Surat Keputusan Direktur Jenderal PelayananMedik No.:HK.00..05.1.4.00744 , Tahun 1996

    tentang Penggunaan Klasifikasi Internasional

    Mengenai Penyakit Revisi kesepuluh (ICD-10) di

    Rumah Sakit.

    • Standar Akreditasi Bidang Rekam Medis S.5.P5.

    mengenai penggunan buku ICD X

  • 8/18/2019 Materi 2 Koding Dan Permasalahannya (Edited 13032013 Cisarua)

    8/44

    • volume 1 merupakan himpunan klasifikasiitu sendiri yang disebut Tabular List.

    • Di dalam volume 1 diagnosisdikategorikan dalam kelompok kategorisehingga memudahkan dalampemilihannya (subkategori) danperhitungan statistik

    • volume 2 merupakan manual ataupedoman tentang cara menggunakanvolume 1 dan 3

    • volume 3 disebut Alphabetical Index(indeks abjad) yang berfungsi sebagai

    „kamus‟-nya volume 1. Dalam volume 3 initerdapat 3 seksi.

    Struktur Buku ICD-10

    • Seksi 1 merupakan klasifikasi diagnosis yang tertera dalam vol. 1

    • seksi 2 untuk mencari penyebab luar morbiditas, mortalitas dan memuatistilah dari bab 20.

    • Seksi 3 merupakan tabel obat-obatan dan zat kimia sebagaisambungan dari bab 19, 20 dan menjelaskan indikasi kejadiannya.

  • 8/18/2019 Materi 2 Koding Dan Permasalahannya (Edited 13032013 Cisarua)

    9/44

  • 8/18/2019 Materi 2 Koding Dan Permasalahannya (Edited 13032013 Cisarua)

    10/44

    CHAPTER

    BLOKCS

    THREE- CHARACTER CATEGORIES

    THE UNUSED “U” CODES

    FOUR- CHARACTER CATEGORIES

    FIFTH- OR SUBSEQUENT CHARACTER LEVEL

    ISI BUKU ICD-10

  • 8/18/2019 Materi 2 Koding Dan Permasalahannya (Edited 13032013 Cisarua)

    11/44

    Chapter-Chapter di dalam Volume 1 ICD-10

    A-Z (kecuali U), halaman 107 - 1175

    No: (alfabet) Judul Chapter

    I. (A-B) Penyakit Infeksi dan Parasitik tertentu

    II. (C-D48) Neoplasma

    III. (D50-89) Penyakit Darah dan Organ Pembentuk Darah dan

    gangguan yang melibatkan Mekanisme Imunitas

    IV. (E) Penyakit Endokrin, Nutrisional dan MetabolikV. (F) Gangguan Mental dan Prilaku

    VI. (G) Penyakit Sistem Saraf  

    VII. (H00-59) Penyakit Mata dan Adneksa Mata

    VIII. (H60-95) Penyakit Telinga dan Prosesus Mastoid

    IX. ( I ) Penyakit Sistem Sirkulasi

    X. (J) Penyakit Sistem RespirasiXI. (K) Penyakit Sitsem Digestif  

    XII. (L) Penyakit Kulit & Jaringan Bawah Kulit

    XIII. (M) Penyakit Otot-Kerangka Tulang & Jaringan Ikat.

  • 8/18/2019 Materi 2 Koding Dan Permasalahannya (Edited 13032013 Cisarua)

    12/44

    Bab-Bab di Volume 1 ICD-10

    A-Z (kecuali U), halaman 107 - 1175

    No: (alfabet) Judul BabXIV (N) Penyakit Sistem Genitourinaria

    XV (O) Kehamilan, persalinan-kelahiran dan nifas

    XVI (P) Kondisi-kondisi tertentu dimulai dalam periodeperinatal

    XVII (Q) Malformasi, deformasi dan abnormalitaskromosomal yang kongenital

    XVIII (R) Simtoma, tanda-tanda dan temuan klinis, laboratorisyang abnormal, NEC (Not elserwhere classified)

    (tidak terklasifikasi di bab/bagian lain)

    XIX. (S-T) Cedera, keracunan dan konsekuensi-konsekuensi

    lain akibat sebab luar

    XX. (V-W-X-Y) Sebab-sebab luar Mortalitas dan Morbiditas

    XXI. (Z) Faktor-faktor yang mempengaruhi status kesehatandan kontak dengan fasiltas pelayanan kesehatan

  • 8/18/2019 Materi 2 Koding Dan Permasalahannya (Edited 13032013 Cisarua)

    13/44

    Standar Coding

    Entry data atauimport data dari

    data warehouse

    Kode DiagnosisUtama sesuai

    resume dengan

    memenuhi aturan

    coding, kemudian

    kode diagnosis

    sekunder

    Kode Prosedur Utama

    yang berhubungan

    dengan Diagnosis

    Utama dilanjutkan

    dengan mengkode

    prosedur-prosedur 

    lainnya.

    Jika diagnosis utama

    atau diagnosis sekunder

    adalah cedera/injury

    harus diikuti dengan

    penyebab luar (external

    cause) yang relevan

    dengan diagnosisnya.

    Jika diagnosis utama atau

    diagnosis sekunder adalahNeoplasma harus diikuti

    dengan kode Morfology

    untuk menggambarkan

    histology dan behavior

    (sifat, prilaku) nya

    Review hasil

    pengkodeandan Grouping

    INA CBG

    Konfirmasi

    Identifikasi pasien

    untuk

    memastikan datademografi, ID

    Pasien, episode

    perawatan sesuai

    dengan rekam

    medis yang akandikode

    Prosedur Utama

    secara khusus

    berhubungan dengan

    Diagnosis Utama.Pada episode ini

    proses editing coding

    harus meggunakan

    peraturan utk coding

    CBG. Ini termasuk

     jenis kelamin dan usia.

    Pilihan proses coding

    1.Review seluruh record,

    membuat daftar kode, lalu

    masuk ke software koding

    2. Mengkode semuadiagnosis selanjutnya

    Mengkode semua Prosedur 

    secara berurutan

    3. Mengkode baik diagnosis

    maupun prosedur saat

    membaca rekam medis.

    Proses editing harus

    mencerminkan aturan

    untuk pengkodean diagnosisutama dan prosedur utama

    PDX Additional Dx

    atient demographics PPx other Px

    Injury external cause

    Morphology Histology

    Check group

    Aturan WHO untuk

    menentukan kode

    morfologi dan kode

    histologi diterapkandalam proses ini.

    Neoplasma dapat benign

    (jinak) atau malignant

    (ganas)

    Kode External Cause

    ada 3 komponen:

    1. Bagaimana

    terjadinya – How 

    2. Dimana

    kejadiannya - Place

    3. Apa yang

    dilakukan oleh

    pasien - Activity 

    Pada proses ini “summary

    editor” digunakan untuk

    memeriksa aturan coding

    dan kesiapan untuk

    grouping. Setelah

    grouping, dihasilkan

    pengesahan summary

    yang berisi semua data

    casemix yang relevan

    untuk pencetakan dan

    penyimpanan

    ICD10 ICD9CM V01-Y98 M8000/0-M9989/1

  • 8/18/2019 Materi 2 Koding Dan Permasalahannya (Edited 13032013 Cisarua)

    14/44

    Langkah-langkah untuk mengkoding:

    1. Tentukan jenis pernyataan (Diagnosa)yang akan dikode dan

    rujuk ke Section yang sesuai pada Indeks Alfabet

    2. Tentukan lokasi „lead term,‟. Untuk penyakit dan cedera

    3. Baca dan pedomani semua catatan yang terdapat di bawah

    „lead term‟

    4. Baca semua term yang dikurung oleh parentheses setelah

    „lead term‟

    5. Ikuti dengan hati-hati setiap rujukan silang „see‟ dan „see also‟

    di dalam Indeks

    6. Rujuk daftar tabulasi (Volume I) untuk memastikan nomor kode

    yang dipilih

    7. Pedomani setiap term inklusi dan eksklusi di bawah kode yang

    dipilih, atau di bawah judul bab, blok, atau kategori.

    8. Tentukan kode

  • 8/18/2019 Materi 2 Koding Dan Permasalahannya (Edited 13032013 Cisarua)

    15/44

    DiagnosisUtama adalah suatu diagnosis/kondisi kesehatan

    yang menyebabkan pasien memperolehperawatan atau pemeriksaan, yang ditegakkan

    pada akhir episode pelayanan dan bertanggung jawab atas kebutuhan sumber dayapengobatannya

    Sekunder adalah diagnosis yang menyertaidiagnosis utama pada saat pasien masuk atauyang terjadi selama episode pelayanan.

  • 8/18/2019 Materi 2 Koding Dan Permasalahannya (Edited 13032013 Cisarua)

    16/44

    Lanjutan . . .

    • Komorbiditas adalah penyakit yang menyertaidiagnosis utama atau kondisi pasien saatmasuk dan membutuhkan pelayanan/asuhankhusus setelah masuk dan selama rawat.

    • Komplikasi adalah penyakit yang timbuldalam masa pengobatan dan memerlukanpelayanan tambahan sewaktu episode

    pelayanan, baik yang disebabkan olehkondisi yang ada atau muncul akibat daripelayanan yang diberikan kepada pasien.

  • 8/18/2019 Materi 2 Koding Dan Permasalahannya (Edited 13032013 Cisarua)

    17/44

    Pada keadaan adanya informasi yang

    dapat menunjukkan bahwa dokter salahmenulis penempatan diagnosisutama/sekunder tidak mengikuti aturanICD yang benar :

    • Klarifikasi (minta penjelasan) daridokter yang merawat.

    Jika tidak mungkin gunakanperaturan reseleksi pada ICDvolume 2 (MB1 s/d MB5)

  • 8/18/2019 Materi 2 Koding Dan Permasalahannya (Edited 13032013 Cisarua)

    18/44

    RULE MB1

    •Kondisi minor direkam sebagai   “diagnosis utama” (main condition),kondisi yang lebih bermakna direkam sebagai   “diagnosis sekunder ”(other condition)

    Diagnosis utama adalah kondisi yang relevan bagi perawatanyang terjadi, dan jenis spesialis mengasuh

    pilih kondisi yang relevan sebagai   “diagnosis utama”

    Contoh :

    Diagnosis Utama : Dyspepsi

    Diagnosis Sekunder : Acute appendic i t is 

     Acute abdominal pain

    Prosedur : AppendectomySpesialis : Bedah digesti

    Maka reseleksi : Acute appendic i t is sebagai diagnosis utama

  • 8/18/2019 Materi 2 Koding Dan Permasalahannya (Edited 13032013 Cisarua)

    19/44

    • Jika beberapa kondisi yang tidak dapat dikodebersama dicatat sebagai diagnosis utama dan

    informasi dari rekam medis menunjukkan salah

    satu dari diagnosis tersebut sebagai diagnosisutama maka pilih diagnosis tersebut sebagai

    diagnosis utama.

    •Jika tidak ada informasi lain, pilih kondisi yangdisebutkan pertama

    RULE MB2

  • 8/18/2019 Materi 2 Koding Dan Permasalahannya (Edited 13032013 Cisarua)

    20/44

    1. Diagnosis Utama :

    • Osteoporosis

    •Bronchopnemonia

    • Rheumatism

    Diagnosis Sekunder : -

    Bidang spesialisasi : Penyakit Paru

    Reseleksi Diagnosis utama Bronchopneumonia (J18.0)

    2. Diagnosis Utama : Ketuban pecah dini,

    Presentasi bokong dan anemia

    Diagnosis Sekunder : Partus spontan

    Reseleksi Diagnosis Utama. Ketuban pecah dini (O 42.9)

  • 8/18/2019 Materi 2 Koding Dan Permasalahannya (Edited 13032013 Cisarua)

    21/44

    • Kondisi yang direkam sebagai diagnosis

    utama menggambarkan suatu gejala yangtimbul akibat suatu kondisi yang ditangani.

    • Suatu gejala yang diklasfikasikan dalam Bab XVIII

    (R.-), atau suatu masalah yang dapat diklasfikasikandalam bab XXI (Z) dicatat sebagai kondisi utama,

    sedangkan informasi di rekam medis, terekam

    kondisi lain yang lebih menggambarkan diagnosispasien dan kepada kondisi ini terapi diberikan maka

    reseleksi kondisi tersebut sebagai diagnosis utama.

    RULE MB3

  • 8/18/2019 Materi 2 Koding Dan Permasalahannya (Edited 13032013 Cisarua)

    22/44

    Contoh Rule MB3

    Diagnosis Utama : Hematuria

    Diagnosis sekunder :

    • Varises pembuluh darah tungkai bawah,

    • Papiloma dinding posterior kandung kemih

    Tindakan : Eksisi diatermi papilomata

    Spesialis : Urologi

    Reseleksi Papiloma dinding posterior kandungkemih (D41.4) sebagai diagnosis utama

  • 8/18/2019 Materi 2 Koding Dan Permasalahannya (Edited 13032013 Cisarua)

    23/44

    • Spesifisitas

    Bila diagnosis yang terekam sebagai diagnosis utamaadalah istilah yang umum, dan ada istilah lain yangmemberi informasi lebih tepat tentang lokasi tubuhatau sifat dasar suatu kondisi, maka reseleksi kondisiterakhir sebagai diagnosis utama.

    RULE MB4

    Contoh:

    Diagnosis Utama : Cerebrovascular accident

    Diagnosis Sekunder : Diabetes mellitus,

    Hypertensi, Cerebral haemorrhageReseleksi Cerebral Haemorrhage sebagai

    diagnosis utama ( I61.9.)

  • 8/18/2019 Materi 2 Koding Dan Permasalahannya (Edited 13032013 Cisarua)

    24/44

    • Alternatif diagnosis utama

    Suatu tanda/gejala direkam sebagaidiagnosis utama, dengan indikasi kondisi

    terkait adalah suatu kondisi atau kondisi

    lain, reseleksi gejala tersebut sebagai“diagnosis utama”.

    Bila ada 2 atau lebih dari 2 kondisi direkam

    sebagai pilihan diagnostik sebagaidiagnosis utama, pilih yang pertama

    disebut.

    RULE MB5

  • 8/18/2019 Materi 2 Koding Dan Permasalahannya (Edited 13032013 Cisarua)

    25/44

    Contoh Rule MB5

    1. Diagnosis Utama : Sakit kepala karena stess dan

    tegang atau sinusitis akut

    Diagnosis Sekunder : -

    Reseleksi sakit kepala/headache (R51) sebagaiDiagnosis utama

    2. Diagnosis Utama : akut kolesistitis atau akut

    pankreatitis

    Diagnosis Sekunder : -

    Reseleksi akut kolesistitis K81.0 sebagai diagnosis

    utama

  • 8/18/2019 Materi 2 Koding Dan Permasalahannya (Edited 13032013 Cisarua)

    26/44

    ICD- 9 CMICD  –  9 CM adalah singkatan dari International Classificationof Diseases, 9th Revision, Clinical Modification.

    Klasifikasi Prosedur ICD-9-CM

    1.Diterbitkan berisi daftar yang tersusun dalam tabel danIndex Alfabetis

    2.Prosedur bedah dikelompokkan pada bagian 01-86

    3.Prosedur bukan bedah dibatasi pada bagian 87-99

    4.Struktur klasifikasi berdasarkan anatomi

    5. Kode angka

    6.Berdasarkan struktur 2-digit dengan 2 digit desimaldiperlukan

    16 CHAPTER CODE ICD 9 CM

  • 8/18/2019 Materi 2 Koding Dan Permasalahannya (Edited 13032013 Cisarua)

    27/44

    BAB CODE PROCEDURE

    0 00 Procedures and intervention, not elsewhere clasified

    1 01  – 05 Operations on the nervous system

    2 06  – 07 Operations on the endocrine system

    3 08  – 16 Operations on the eye

    4 18  – 20 Operations on the ear 

    5 21  – 29 Operations on the nose, mouth, and pharynx

    6 30  – 34 Operations on the respiratory system

    7 35  – 39 Operations on the cardiovascular system

    8 40  – 41 Operations on the hemic dan lymphatic system

    9 42  – 54 Operations on the digestive system

    10 55  – 59 Operations on the urinary system

    11 60  – 64 Operations on the male genital organs

    12 65  – 71 Operations on the female genital organs

    13 72  – 75 Obstetrical procedures

    14 76  – 84 Operation on the musculoskeletal system

    15 85  – 86 Operations on the integumentary system

    16 87 –

    99 Miscellaneous diagnostic and therapeutic procedures

    16 CHAPTER CODE ICD-9-CM

  • 8/18/2019 Materi 2 Koding Dan Permasalahannya (Edited 13032013 Cisarua)

    28/44

    PROSEDUR BERDASARKAN (ICD-9-CM)

    • Semua prosedur

     – Termasuk prosedur Operasi dan

    pengobatan

     – Termasuk prosedur non operasiseperti CT Scan, MRI, USG

    • Prosedur yang dikoding

     –Semua prosedur dilakukan didalamkamar operasi

     – Semua prosedur melibatkan staf ahli

    dan menggunakan alat canggih.

  • 8/18/2019 Materi 2 Koding Dan Permasalahannya (Edited 13032013 Cisarua)

    29/44

    Prosedur Utama (Principal Procedure)Prosedur utama adalah prosedur tindakan yang paling

    banyak menghabiskan sumber daya atau hari rawatan

    paling lama dan biasanya berhubungan erat dengan

    diagnosa utama.

    Prosedur Sekunder Seluruh signifikan prosedur tindakan yang dijalankan

    pada pasien rawat inap atau rawat jalan,membutuhkan peralatan special atau dikerjakan oleh

    staf terlatih dan berpengalaman .

    PROSEDUR UTAMA DAN PROSEDUR

    SEKUNDER

  • 8/18/2019 Materi 2 Koding Dan Permasalahannya (Edited 13032013 Cisarua)

    30/44

  • 8/18/2019 Materi 2 Koding Dan Permasalahannya (Edited 13032013 Cisarua)

    31/44

    Kelainan bayi Yang Diklaim

    Bayi baru lahir dengan kelainan bisa dengan

    kode P dan Q 

    Contoh :

    P29.0 Neonatal cardiac failure

    P23.9 Congenital pneumonia, unspecified

    P21.9 Birth asphysia, unspecified

    Q21.3 Tetralogi of fallot

    Penggunaan kode Z dan R pada

  • 8/18/2019 Materi 2 Koding Dan Permasalahannya (Edited 13032013 Cisarua)

    32/44

    Penggunaan kode Z dan R pada

    Rawat Jalan

    Contoh :

    Pasien Pertama datang dengan

    diagnosa Hypertensi kodenya I10

    Datang kedua kalinya dokter tidak

    lagi menulis diagnosa yang baru maka

    dikode Z, tapi apabila dokter menulis

    diagnosa baru seperti DM maka bisa

    dikode E14.9

  • 8/18/2019 Materi 2 Koding Dan Permasalahannya (Edited 13032013 Cisarua)

    33/44

    Pengertian episode

    Episode adalah satu rangkai perawatan pasien

    yang mulai dari pasien masuk sampai dengan

    keluar

    Contoh :

    Rawat Inap

    Masuk tgl 1 dan keluar tgl 5 = lama rawat 5

    hari (satu episode) satu klaim

  • 8/18/2019 Materi 2 Koding Dan Permasalahannya (Edited 13032013 Cisarua)

    34/44

    Episode R. Jalan dan R. Inap

    Pasien rawat jalan kemudian disarankan

    masuk rawat inap pada hari yang sama,

    episode rawat rawat jalan jadi satu dengan

    rawat inap

  • 8/18/2019 Materi 2 Koding Dan Permasalahannya (Edited 13032013 Cisarua)

    35/44

    Episode Pasien Emergency

    Pasien masuk melalui emergency :

    Kunjungan emergency apabila pasien tidak

    dirawat ( Pulang/Dirujuk) rawat Jalan (kurang

    dari 6 jam)

    Kunjungan Emergency yang kemudian dirawat

    maka klaimnya menjadi satu episode kedalam

    rawat rawat inap

  • 8/18/2019 Materi 2 Koding Dan Permasalahannya (Edited 13032013 Cisarua)

    36/44

    Episode Rawat Jalan

    Contoh :

    1. Hari pertama datang dokter baru mendiagnosagejala (R)

    2. Hari kedua datang periksa laboratorium

    3. Hari ketiga datang periksa radiologi

    4. Hari keempat datang membawa hasilpemeriksaan penunjang sehingga diagnosa

    dapat ditegakkan.5. Yang dapat ditagihkan adalah episode haripertama dan hari keempat.

  • 8/18/2019 Materi 2 Koding Dan Permasalahannya (Edited 13032013 Cisarua)

    37/44

    CATATAN TAMBAHAN

    1. Untuk kasus melahirkan normal kode INA-CBGyang diambil dipakai adalah kode INA-CBGibunya

    2. One Day Care (ODC) masuk ke dalam tarif rawat

     jalan3. Hal  – hal yang menjadi kendala dilapangan dan

    belum tercantum dalam pedoman ini dapatditanyakan melalui surat resmi ke NationalCasemix center dan akan dijawab melalui surat

    resmi yang ditandatangani oleh Sesditjen BinaUpaya Kesehatan, atau Ketua National Casemixcenter.

  • 8/18/2019 Materi 2 Koding Dan Permasalahannya (Edited 13032013 Cisarua)

    38/44

    CODE CREEP

    •  Code Creep adalah perubahan dalam pencatatan

    Rumah Sakit (rekam medis) yang dilakukan praktisi

    untuk meningkatkan penggantian biaya dalam sistem

    Casemix (Seinwald dan Dummit, 1989)

    •  Code Creep sering disebut sebagai upcoding, danapabila mengacu pada konteks Tagihan Rumah Sakit

    (hospital billing) maka disebut DRG Creep

    • Penyebab variasi pengkodean :

    - Kurangnya pengetahuan koder

    - Pengembangan serta revisi dalam sistem koding

    - Kebijakan khusus suatu negara

  • 8/18/2019 Materi 2 Koding Dan Permasalahannya (Edited 13032013 Cisarua)

    39/44

    Kode Z dan R tidak dapat dipakai sebagai 

    diagnosa utama apabila ada diagnosa lain

    yang lebih spesifik 

    Contoh

    Dx Utama : Chest pain (R07.1)

    Dx Sekunder : Unstable Angina Pectoris (I20.0)

    Re-selection

    Dx Utama : Unstable Angina Pectoris (I20.0)

    Dx Sekunder : Chest pain (R07.1)

    CONTOH CODE CREEP

  • 8/18/2019 Materi 2 Koding Dan Permasalahannya (Edited 13032013 Cisarua)

    40/44

    Tindakan/Prosedur seharusnya relevan dengan

    diagnosa utama

    Contoh

    Dx Utama : Dyspepsia (K30)

    Dx Sekunder : Atherosclerotic heart disease (I25.1)Tindakan : Percutaneous tranluminal coronary

    angioplasty (36.06)

    Re-selection

    Dx Utama : Atherosclerotic heart disease (I25.1)

    Dx Sekunder : Dyspepsia (K30)

    Tindakan : Percutaneous tranluminal coronary

    angioplasty (36.06)

  • 8/18/2019 Materi 2 Koding Dan Permasalahannya (Edited 13032013 Cisarua)

    41/44

    Beberapa diagnosa yang seharusnya dikode

     jadi satu

    • Hypertensi renal disease RHD (I12.9)

    • Hypertensi heart disease HHD (I11.9)

    • Hypertensi heart failure CHF (I50.0)

    Re-selection

    HHD + RHD + CHF (I13.0)

     Atau

    CHF + HHD (I11.0)

  • 8/18/2019 Materi 2 Koding Dan Permasalahannya (Edited 13032013 Cisarua)

    42/44

    Dx Utama : Appendicitis Acute (K35.0)

    Dx Sekunder : Peritonitis (K65.9)

    Prosedur : Appendectomy(47.09)

    Re-selection

    Dx Utama : Acute appendicitis with

    generalized peritonitis K35.0

    Dx Sekunder : -

    Prosedur : Appendectomy(47.09)

  • 8/18/2019 Materi 2 Koding Dan Permasalahannya (Edited 13032013 Cisarua)

    43/44

     Aturan input kode degger asteris

    • Myocardium (I41.0*)

    • Tuberculosis of after specified organs (A18.5†)

    • Re-selection :

    • Tuberculosis of after specified organs (A18.5†)

    • Myocardium (I41.0*)

  • 8/18/2019 Materi 2 Koding Dan Permasalahannya (Edited 13032013 Cisarua)

    44/44