bab iii objek dan metode penelitian 3.1 objek · pdf fileke pelanggan demi kemajuan perusahaan...
TRANSCRIPT
BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
3.1.1 Sejarah Singkat PT.Pos Indonesia (Persero) Kantor Pos Bandung 40000
Kedatangan bangsa Belanda ke Indonesia merupakan awal munculnya
aktivitas surat menyurat yang lebih modern dan terorganisir. Berawal dari ide lalu
berkembang dengan berjalannya kebutuhan, maka gagasan tersebut diwujudkan
oleh Gubernur Jenderal G.W Baron dengan mendirikan kantor pos. Dengan
penemuan teknologi dalam bidang telegraf dan telepon, maka dibentuklah jawatan
telegraf dan telepon (jawatan PTT) berdasarkan Stanblaad no.395 tahun 1906,
seiring dikeluarkannya undang-undang perusahaan Negara Hindia Belanda
(Indisched Bedrijvenwet Wet=IBW). Sejak tahun 1907, jawatan PTT dikelola oleh
Departemen Perusahaan-perusahaan (Departement Van Gouverments Bedrijven).
Berawal dari jawatan PTT Republik Indonesia yang resmi berdiri pada
tanggal 27 September 1945, yaitu sejak dilakukannya pengambilalihan kantor
pusat PTT di Bandung oleh Angkatan Muda PTT (AMPTT) dari pemerintah
Jepang yang pada saat itu gugur sekelompok pemuda anggota AMPIT yang
kemudian tanggal tersebut dijadikan sebagai tonggak berdirinya Jawatan PTT RI
sekaligus diperingati sebagai hari Bakti PTT atau yang lebih dikenal sekarang
sebagai Hari Bakti Postel.
Perubahan status jawatan PTT menjadi Perusahaan Negara Pos dan
Telekomunikasi (PN Postel) karena telah memenuhi syarat untuk menjadi
Perusahaan Negara sesuai dengan PERPU No.19 Tahun 1960 dan berdasarkan
Peraturan Pemerintah (PP) No. 240 tahun 1961 antara lain bertujuan agar
mendapatkan kebebasan bergerak dalam mengembangkan usahanya. Kemudian
PN Postel dipecah menjadi dua badan usaha yang berbeda, yaitu PN Pos dan Giro
dan PN Telekomunikasi berdasarkan PP No. 29 tahun 1965 dan PP No.30 tahun
1965. Selanjutnya sesuai dengan undang-undang No.9 tahun 1969 yang
menetapkan status Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menjadi Perjan, Perum
dan Persero, maka status PN Pos dan Giro diubah menjadi Perusahaan Umum Pos
dan Giro (Perum Pos dan Giro) berdasarkan PP No.9 tahun 1978. Kemudian
melihat perubahan-perubahan dalam iklim usaha, status Perum disempurnakan
khususnya yang menyangkut tata cara pembinaan dan pengawasan berdasarkan
PP No.24 tahun 1984. Menghadapi pertumbuhan dunia usaha yang makin marak
dan penuh persaingan maka diperlukan penyempurnaan status Badan Usaha yang
lebih baik, sehingga tanggal 20 Juni 1955, Perum Pos dan Giro berubah menjadi
PT.Pos Indonesia (Persero) Kantor Pos Bandung 40000 berdasarkan PP No.5
Tanggal 27 Februari Tahun 1995. Dengan adanya perubahan status tersebut, maka
memberikan keleluasaan yang lebih besar lagi PT.Posindo untuk memasuki dunia
bisnis yang dinamis dan memberikan kesempatan untuk menciptakan sistem kerja
yang lebih efisien dan cara kerja yang lebih profesional untuk meningkatkan
pelayanan kepada setiap pengguna jasa Pos dan Giro.
Berikut adalah rangkaian perubahan status yang telah dilakukan oleh
PT.Pos Indonesia (Persero) Kantor Pos Bandung 40000 :
1. Tahun 1864 Dinas Pos sebagai Jawatan Murni.
2. Tahun 1906 Dinas Pos sebagai perusahaan ICW (Indische Bedrijven Wet).
3. Tahun 1913-1961 Dinas Pos sebagai Perusahaan IBW (Indisched
Bedrijvenwet Wet)
4. Tahun 1961-1965 Dinas Pos sebagai Perusahaan Negara Pos dan Giro
5. Tahun 1965-1978 Dinas Pos dan Giro sebagai Perusahaan Negara Pos dan
Giro
6. Tahun 1970-20 Juni 1955 Dinas Pos sebagai Perum Pos dan Giro
7. Sejak tanggal 20 Juni 1995 hingga sekarang, Dinas Pos dan Giro menjadi
PT.Pos Indonesia (Persero) Kantor Pos Bandung 40000
3.1.2 Visi Misi dan Aktifitas Perusahaan
3.1.2.1 Visi Perusahaan
Visi PT.Pos Indonesia (Persero) Kantor Pos Bandung 40000 adalah
mengelola perusahaan sesuai dengan prinsip bisnis yang sehat dengan didukung
teknologi tepat guna dan penggunaan SDM profesional.
3.1.2.2 Misi Perusahaan
Misi PT.Pos Indonesia (Persero) Kantor Pos Bandung 40000 adalah
menyediakan layanan komunikasi (Surat Pos), Logistik (Paket Pos), transfer
keuangan (Wesel Pos) dan jasa pelayanan pos lainnya yang memiliki nilai tambah
yang tinggi bagi kepuasan pelanggan. Secara rinci misi PT.Pos Indonesia
(Persero) Kantor Pos Bandung 40000 adalah sebagai berikut :
1. Menyediakan layanan komunikasi, logistik, transaksi keuangan dan
layanan pos lainnya yang memiliki nilai tambah tinggi bagi kepuasan
pelanggan.
2. Mengembangkan usaha yang memiliki daya saing kuat bagi dipasar
domestik maupun pasar global.
3. Memberikan pelayanan untuk kemanfaatan umum yang menjangkau
seluruh pelosok tanah air dengan perlakuan yang sama guna memperkuat
persatuan dan kesatuan bangsa serta mempererat hubungan antar bangsa.
3.1.2.3 Aktivitas Perusahaan
PT.Pos Indonesia (Persero) Kantor Pos Bandung 40000 merupakan
BUMN yang berada dalam naungan Departemen Parpostel yang dipimpin oleh
suatu bandan Direksi yang bertanggung jawab kepada menteri Pariwisata, Pos dan
Telekomunikasi dan Menteri Keuangan.
PT.Pos Indonesia (Persero) Kantor Pos Bandung 40000 memiliki tugas
pokok untuk membangun, mengusahakan dalam bidang lalu lintas dan informasi
terlulis, barang dan uang dalam arti yang seluas-luasnya untuk mempertinggi
kelancaran hubungan masyarakat guna menunjang pembangunan nasional.
Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut, PT.Pos Indonesia (Persero)
Kantor Pos Bandung 40000 memiliki tujuh fungsi antara lain :
1. Pengelolaan jasa pos dan giro serta jasa keagenan
2. Pengelolaan kepegawaian dan ketatausahaan
3. Pengelolaan perelengkapan dan bangunan
4. Pengelolaan keuangan
5. Pengelolaan penelitian dan pwngembangan
6. Pengelolaan pendidikan dan pelatihan
7. Pengelolaan fungsional
Menurut pasal 8 ayat 2 PP No. 37 tahun 1985 menyatakan bahwa jenis-
jenis pelayanan yang diselenggarakan PT.Pos Indonesia (Persero) Kantor Pos
Bandung 40000 untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan pemerintah meliputi:
1. Pelayanan Pokok
2. Yaitu pelayanan yang mencakup pengiriman surat pos, wesel pos dan
pelayanan giro dan cek pos.
3. Pelayanan tambahan
Yaitu pelayanan yang diselenggarakan disamping pelayanan pokok.
4. Pelayanan khusus
Yaitu pelayanan yang secara khusus diberikan pada pelayanan pokok atas
permintaan pengirim atau penerima.
5. Pelayanan Keagenan
Yaitu pelayanan yang diselenggarakan oleh PT. Pos Indonesia untuk
kepentingan pihak tertentu dengan memerima upah atau provisi.
Adapun beberapa jenis usaha yang diberikan kepada masyarakat yang
telah dikembangkan untuk memberikan pelayanan yang maksimal kepada
masyarakat lain :
1. Surat pos adalah layanan standard pengiriman berita disermua kantor pos
dengan tarif seragam.
2. Surat kilat adalah layanan kiriman pos cepat didalam negeri yang
menjangkau seluruh wilayah Indonesia.
3. Surat kilat khusus adalah layanan yang terdokumentasi sebagai solusi tepat
kiriman dalam negeri dengan waktu tempuh antara 24-28 jam.
4. Express Mail Service (EMS), adalah layanan cepat pengiriman berita dan
barang dengan fasilitas jejak lacak guna mengetahui status pengiriman
dengan waktu tempuh antara 1-3 hari.
5. Layanan surat elektronik adalah hibrida antar surat secara fisik dengan
kombinasi transmisi data melalui jaringan telekomunikasi. Hasil transfer
berupa copy naskah asli dengan jaminan waktu tempuh maksimak 6 jam.
6. Wesel pos adalah layanan transfer uang keseluruh Indonesia.
7. Giro pos adalah layanan keuangan untuk menampung, menyimpandan
membayar berbagai transaksi diseluruh Indonesia.
8. Cek pos wisata adalah layanankeuangan untuk kegiatan perjalanan yang
dapat diuangkan disetiap kantor pos.
9. Pos plus adalah berbagai layanan bagi lebih yang ditambahkan melalui
sarana pos pelayanan pos plus.
10. Filateli adalah banda-banda pos koleksi yang banyak diminati para
penggemarnya sehingga usaha ini ditangani oleh suatu divisi khusus, yaitu
bagian vilateli.
11. Layanan keagenan adalah layanan jasa keagenan yang dilakukan oleh PT.
Pos Indonesia (Persero) Kantor Pos Bandung 40000 atas nama, untuk
kepentingan pihak ketiga yaitu :
a. Pembayaran dan penampungan untuk BTN
b. Pemotongan pension ex bank direktur
c. Pembayaran pensiunan TASPEN dan ASABRI
d. Penjualan benda materai untuk direktorat pajak.
Sesuai dengan perkembangan lingkungan bisnis dan perusahaan, guna
memperluas cakupan dan meraih peluang bisnis dan mengubah fokus dari produk
ke pelanggan demi kemajuan perusahaan menuju perusahaan kelas dunia, maka
pelayanan-pelayanan tersebut diatas dikelompokan dalam tiga konsep produk,
yaitu konsep produk inti (komunikasi, logistik dan keuangan), konsep produk
pengembangan (layanan internet melalui wasantara net) dan konsep produk
perluasan (filateli dari komunikasi dll).
3.1.3 Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi menggambarkan skema atau bagian yang diwujudkan
dengan garis-garis perintah, hubungan antar pemipin dengan bawahan dan antar
bagian yang satu dengan yang lainnya agar dapat mendukung proses pencapaian
tujuan dan penempatan orang pada setiap aktivitas persahaan.
Bentuk struktur organisasi pada PT.Pos Indonesia (Persero) Kantor Pos
Bandung 40000 adalah organisasi garis, yaitu bentuk organisasi yang
pengawasannya dilakukan secara langsung dalam perusahaan. Struktur Organisasi
PT.Pos Indonesia (Persero) Kantor Pos Bandung 40000 terdiri dari Kepala
Kantor, Manajer Operasi, Bagian Audit, Bagian Verivikasi, Bagian SDM, Bagian
Akuntansi, Bagian Pemasaran, Bagian Pos Plus, Bagian Pelayanan, Bagian
Pelayanan Ritel/Keagenan, Bagian Sarana, Bagian PRK, Bagian Teksifo, Bagian
RK, Bagian Pengolahan Komunikasi, Bagian Vilateli, Bagian Bisnis Logistik,
Bagian Bintuyan, dan Bagian Keuangan. Adapun struktur organisasi secara
lengkap dapat dilihat pada lampiran.
Deskripsi jabatan (job description) masing-masing bagian pada struktur
organisasi PT.Pos Indonesia (Persero) Kantor Pos Bandung 40000 adalah sebagai
berikut :
1. Kepala Kantor
a. Mengawasi pelaksanakan kegiatan penjualan, keuangan, pembelian,
administrasi dan umum kedalam suatu kegiatan yang terpadu dalam
rangka pencapaian tujuan perusahaan.
b. Melakukan pengolahan data, analisis dan evaluasi atau hasil usaha dalam
rangka meningkatkan daya guna dan hasil guna milik perusahaan.
c. Secara periodik mengawasi sistem pengawasan internal dan melaksanakan
pemeriksaan (baik fisik maupun audit).
d. Memberikan masukan kepada staf untuk perbaikan atau penyempurnaan
peraturan, ketentuan, sistem prosedur maupun administrasi yang pada
umumnya berlaku pada perusahaan.
e. Mengawasi dan memberikan persetujuan pengeluaran dan penerimaan kas
agar sesuai dengan anggaran yang sudah ditetapkan.
f. Mengadakan penilaian prestasi kerja bawahannya berdasarkan laporan
yang diterima dari bawahannya.
g. Mengadakan hubungan dengan pihak luar terutama mengenai hal-hal yang
menyangkut kebijaksanaan lainnya yang bersifat umum.
2. Bagian Audit
a. Memeriksa bagian-bagian keuangan, pelayanan dan keagenan, akuntasi,
SDM, Pengolaham, Paket Pos, Teksifo, Filateli, Pos Plus, dan pemasaran.
b. Pemerikasaan kas supervisor keuangan dan pemeriksaan sisi Benda Pos
dan Materai (BPM) supervisor keuangan.
c. Membuat laporan penyimpangan masing-masing bagian.
d. Menyusun laporan eksploitasi.
e. Pemeriksaan tertutup kas tahunan.
f. Penyusunan laporan pemeriksaan.
g. Pembuatan Berita Acara Pemeriksaan (BAP).
3. Manajer Operasional
a. Mengolah kelancaran penerimaan, pegiriman dan penyimpanan surat
kawat dan telex.
b. Mengelola arsip berdasarkan ketentuan yang belaku.
c. Melaksanakan kegiatan periklanan, pameran, dan acara-acara resmi
lainnya.
d. Mengawasi, membina pengetahuan dan mutu kerja bawahannya.
e. Menyampaikan saran kenaikan gaji/pangkat/jabatan karyawan
bawahannya.
f. Meneliti surat-surat, konsep-konsep dan laporan yang ditandatangani oleh
kepala kantor puisat.
g. Memberikan masukan kepada kepala kantor pusat dalam melaksanakan
tugas.
4. Bagian Pelayanan
a. Mengatur pelayanan loket penerimaan paket pos peka waktu meliputi
paket pos biasa, wesel pos, giro pos, kilat khusus, EMS, Express Post, dan
penjualan Benda Pos dan Materai (BPM).
b. Mengkoordinasi pekerjaan penerimaan dari kantor lain, termasuk
pekerjaan pembukuan atau pencatatan atau pemeriksaan.
c. Mengkoordinir pengiriman ke kantor lain, termasuk pekerjaan pembukuan
atau pencatatan pekerjaan.
d. Mengkoordinir persiapan paket pos serta menjaga kelancarannya.
e. Melaksanakan tata usaha umum da mengawasi loket-loket penerimaan
paket pos.
f. Menyiapkan konsep surat menyurat tentang hal-hal yang berkaitan dengan
pos peka waktu.
5. Bagian Pelayanan Pos Plus
a. Menerima/menyelesaikan pengaduan pelanggan.
b. Memeriksa pertanggungan pengaduan.
c. Memeriksa laporan pengaduan ditambah lampiran serta memeriksa
penyimpanan jasa layanan pos.
d. Mengevaluasi tugas pos plus.
e. Merencanakan perbaikan-perbaikan.
6. Bagian Pelayanan Ritel/Keagenan
a. Memeriksa seluruh neraca loket dan dokumen sumber setelah diyakini
akan kebenarannya.
b. Memeriksa seluruh neraca loket bagian pelayanan retail/keagenan dan
dokumen sumber yang berkaitan dengan mutasi pada ahli yang berkaitan.
c. Memeriksa dan menandatangani neraca gabungan yang dibuat oleh kepala
urusan bagian pelayanan keagenan/retail.
d. Membantu kegiatan pemasaran.
e. Memeriksa pencocokan surplus minus tabungan batara dan tabungan
Budaya serta menandatangani laporannya.
f. Memeriksa pembukuan Tabungan Kesejahteraan Keluarga (TAKESRA)
dan Kredit Usaha Keluarga Sejahtera (KUKESRA) yang akan di cocokkan
dengan bagian akuntasi, memeriksa laporan surplus Takesra dan Kukesra
yang akan dikirim ke BNI 46 serta menandatangani laporannya.
g. Memeriksa kebenaran dan menandatangani laporan pensiun.
7. Bagian Filateli
a. Mengawasi surat-surat.
b. Mengawasi penjualan benda-benda pos.
c. Menyusun target unit tahunan.
d. Melakukan pemeriksaan kas berdasarkan pemeriksaan administrasi.
8. Bagian Pengolahan Komunikasi
a. Menerima, memeriksa, mencatat atau membukukan kiriman pos dan
menyerahkan ke bagian administrasi.
b. Mengkaji ulang hasil pekerjaan yang telah dilaksanakan.
c. Bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas dibagian pengolahan.
d. Melaksanakan tugas-tugas lain dibidangnya.
9. Bagian Logistik
a. Mengawasi surat jalan untuk paket pos.
b. Melakukan pengawasan pemeriksaan terhadap paket-paket pos.
c. Menyusun laporan bulanan.
d. Memberi petunjuk dan bimbingan kepada bawahan bila dipandang perlu.
10. Bagian Verifikasi Barang
a. Melaksanakan pengendalian operasi seluruh KP VII sampai KP X, PKK
dan agen pos.
b. Mengawasi kebenaran dalam pemeriksaan naskah-naskah pertanggungan
dan mencocokkan dengan buku perhitungan KP VII sampai KP X
dibagian akuntansi.
c. Menandatangani naskah-naskah pertanggungan yang sudah cocok dan
diyakini kebenarannya.
d. Memeriksa register-register berharga, baik yang sudah dipakai maupun
yang berada dalam persediaan dengan dibantu oleh bagian audit.
e. Melakukan konfirmasi dengan layanan giro pos, Tabanas, Wesel Pos, dan
Takesra.
11. Bagian Bina Mutu dan Pelayanan
a. Menterjemahkan kebijakan mutu menjadi sistem dan metode pengendalian
mutu.
b. Melakukan analisis dan evaluasi sistem kualitas produk, proses da
pelayanan.
c. Mengendalikan dan mengevaluasi perbaikan sistem prosedur dan aturan
yang lebih efektif dari pandangan manajemen mutu.
d. Memperbaiki sistem dan metode mutu produk, proses, prosedur dan aturan
berdasarkan sistem umpan balik (pelanggan, audit, internal, dan ekteral
dan lain-lain).
12. Bagian Keuangan
a. Menerima, menyiapkan, membayar, atau, mengeluarkan uang dan surat
berharga, menerima dan memberikan panjar kas ke loket-loket atau kasir,
menerima dan mebyiapkan pengiriman uang serta membuat neraca harian
kas.
b. Menerima, menyiapkan, mengeluarkan dan mempertanggungjawabkan
serta penatausahaan benda pos dan materai, membuat neraca harian benda
pos dan materai termasuk buku atau daftar pekapitulasi penjualan.
c. Mengawasi peredaran benda pos dan materai di loket-loket, mesin
perangko dan sistem pemprangkoan lainnya baik yang digunakan diloket
maupun oleh publik, serta melaksanakan penatausahaan dan
pertanggungannya.
d. Melaksanakan penyetoran dan pengambilan ke atau dari bank yang telah
ditetapkan dan pentransferan ke rekening direktur keuangan Bandung,
serta menjaga batas maksimum saldo kas.
13. Bagian Akuntasi
a. Memeriksa dokumen sumber pembukuan.
b. Mengklasifikasikan data dan dokumen sumber untuk melakukan persiapan
pembukuan.
c. Membukukan dalam buku harian, buku besar, dan jurnal.
d. Menyusun neraca dan laporan keuangan.
e. Mengisi, membukukan, meyiapkan dan mengirimkan buku kas umum dan
register pembantunya.
14. Bagian Pemasaran
a. Menyusun rencana kegiatan pemasaran semua jasa pos dan keagenan serta
penyusunan anggaran.
b. Melakukan kegiatan penelitian pasar dan menganalisa setiap masukan baik
berdasarkan pengamatan, usulan atau keluhan pelaggan.
c. Melaksanakan negosiasi dan penjualan serta mengusulkan penafsiran atas
produk tertentu atau besarnya potongan.
d. Membuat basis data pelanggan dan pesaing.
e. Melakukan pembinaan pelanggan dan menjalin kerjasama dengan pihak
lain serta menyelenggarakan jumpa pelanggan bagi konsumen di daerah
kerjanya.
f. Melakukan kegiatan promosi.
g. Melayani pertanyaan dan keluhan konsumen.
h. Memantau kegiatan yang dilakukan pesaing.
i. Mengevaluasi produk yang ada dan mengusulkan pengembangan produk.
j. Membuat laporan kegiatan pemasaran.
15. Bagian SDM
a. Melakukan dan mengawasi pelaksanaan mutasi dan roreling pegawai.
b. Merencanakan, mengembangkan dan mengatur sumber daya manusia
dalam lingup kerja kantor pos Bandung 40000.
c. Mengurus surat menyurat dan naskah kepegawaian serta hal lain yang
menyangkut hak dan kewajiban pegawai.
d. Mencatat data kepegawaian, menyimpan nasakah kepegawaian serta hal
yang berkaitan dengan hak dan kewajiban pegawai.
e. Melaksanakan tata usaha SDM, pembayaran gaji atau pensiun, tunjangan
menyiapkan dan menyelesaikan ongkos perjalanan dinas, panjar, tabungan
pegawai dan lain-lain yang menyangkut hal-hak pegawai atau pensiun.
16. Bagian Sarana
a. Melakukan pembelian barang-barang sarana.
b. Mengelola dan memelihara peralatan, bangunan dan kendaraan.
c. Mengawasi kebersihan, ketertiban dan keindahan di lingkungan kantor.
d. Memantau dan memeriksa gedung-gedung yang akan diajukan untuk
diadakan perbaikan.
e. Mengawasi persediaan barang keperluan dinas dan memeriksa seluruh
pekerjaan teknis dan administrasi bagian sarana di KP II dari KP VIII
sampai KP X.
17. Bagian Teknik Sistem dan Informasi
a. Mengawasi komputerisasi nasional.
b. Mengkoordinasi pengawasan dan pengadministrasian pelanggan
Wasantara Net.
c. Melakukan analisis pengembangan peranan layanan Wasantara Net.
d. Membuat neraca pendapatan Wasantara Net.
e. Membuat laporan pendapatan Wasantara Net.
f. Membuat laporan kegiatan pemasaran Wasantara Net.
18. Bagian RK (Rekening Koran)
a. Melakukan pengelolaan rekening giro pos dengan membukukan setiap
mutasi/transaksi yang terjadi kedalam rekening yang terkait dan
melaporkan saldonya kepada pemegang rekening.
b. Menjamin kerahasiaan layanan giro yang menyangkut saldo rekening,
transaksi yang terjadi, pihak-pihak yang menerima transaksi dan
sebagainya.
c. Mengendalikan dan mengevaluasi mutu layanan giro pos agar senantiasa
memberikan kepuasan pelanggan dan mitra kerja.
d. Melaporkan data-data transaksi dan saldo rekening kepada manajemen.
19. Bagian PRK
a. Bertanggung jawab atas kelancarab pekerjaan di PRK.
b. Memeriksa neraca cek, penerimaan Gir-10 dan rekap Gir-5/7.
c. Mencocokkan neraca ck dan rekap Gir-5/7 dengan neraca gabungan dari
RK.
d. Membuat suasana kerja yang harmonis diantara staf PRK.
e. Melaksanakan tugas yang bersifat insidentil dari KAKP/SGG.
Semua bagian yang ada di PT. POS INDONESIA Bandung ini
bertanggung jawab kepada kepala kantor.
3.2 Metode Penelitian
3.2.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian korelasional, yaitu
mencari hubungan diantara variabel-variabel yang diteliti. Tujuan penelitian ini
adalah untuk menentukan ada atau tidaknya hubungan antar variabel atau
membuat prediksi berdasarkan korelasi antar variabel. Tipe penelitian ini
menekankan pada penentuan tingkat hubungan yang dapat juga digunakan untuk
melakukan prediksi. Jika tingkat hubungan antar variabel relatif tinggi,
kemungkinan sifat hubungannya merupakan hubungan sebab akibat ( Causal-
effect ).
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, merupakan penelitian
terhadap masalah-masalah berupa fakta-fakta saat ini dari suatu populasi. Tipe
penelitian ini umumnya berkaitan dengan opini ( Individu, kelompok atau
organisasi ), kejadian atau prosedur.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survai, yaitu
teknik pengumpulan dan analisis data berupa opini dari subjek yang diteliti (
responden ) melalui tanya jawab. Dimana informasi dikumpulkan dari responden
dengan menggunakan kuisioner, pengertian metode survai yang digunakan
dibatasi pada pengertian survai sampel, dimana dikumpulkan dari sebagian
populasi untuk meneliti populasi tersebut.
3.2.2 Teknik Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa data primer yang
diperoleh dari pendapat atau persepsi subyek yang diteliti ( responden ) yang
mengisi dan mengembalikan daftar kuisioner kepada peneliti. Sedangkan data
sekunder dalam penelitian ini berupa profil organisasi dan struktur organisasi PT.
Pos Indonesia ( Persero ) Kantor pos 40000 Bandung. Jl. Asia Afrika No.49
Bandung, selama bulan Juli sampai September 2009.
Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penulisan Tugas Akhir ini,
penulis menggunakan teknik sebagai berikut :
1. Observasi lapangan
Dilakukan dengan mendatangi langsung PT. Pos Indonesia (persero) Kantor
Pos Bandung 40000, mengumpulkan data tertulis dari Perusahaan yang
bersangkutan dan melakukan pengamatan langsung terhadap kegiatan disana.
2. Studi Pustaka
Dilakukan dengan cara menelaah dan mempelajari buku-buku atau media
lainnya yang berhubungan dengan permasalahan sebagai dasar teoritis.
3. Kuisioner
Dengan cara membagikan kuisioner yang berisi beberapa pernyataan yang
dapat mendukung penelitian penulis kepada para pelanggan.
3.2.3 Populasi dan Sampel
Populasi yang dituju oleh penulis ( populasi sasaran )untuk melakukan
penelitian adalah konsumen PT. Pos Indonesia ( persero ) yang masih aktif
khususnya di kantor pos Bandung 40000, hal ini dilakukan mengingat waktu dan
sumber daya yang terbatas dari penulis untuk meneliti seluruh konsumen PT. Pos
Indonesia ( persero ) di Indonesia sehingga mengambil populasi sasaran di Kantor
Pos 40000 Bandung.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik sampling non
probability sampling ( setiap anggota populasi tidak mempunyai peluang yang
sama untuk dijadikan sampel penelitian ), dengan prosedur Convenience sampling
( Menentukan sampel yang diteliti dengan mengambil orang yang mudah ditemui
atau bisa diminta kesediaannya untuk mengisi kuisioner ).
Dalam menentukan sampel, penulis menggunakan sampel dengan
mengacu kepada Roscoe yang dikutip oleh Sekaran (2000), bahwa jumlah sampel
lebih besar dari 30 dan kurang dari 500 adalah sesuai untuk sebagian besar studi.
Pendapat tersebut sesuai dengan yang dikemukakan oleh Bailey yang dikutip oleh
Iqbal Hasan ( 2002 : 60 ), bahwa untuk penelitian yang akan menggunakan
analisis statistik, ukuran sampel yang paling minimum adalah 30. Hal yang serupa
juga diungkapkan oleh Gay dalam Iqbal Hasan ( 2002 : 60 ), bahwa ukuran
minimum sampel yang dapat diterima berdasarkan pada metode penelitian yang
menggunakan metode deskriftif korelasional adalah 30 subyek.Untuk itu penulis
menentukan jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah 117
responden.
3.2.4 Operasional Variabel Penelitian
Penelitian ini terdiri dari 2 variabel, yaitu : dimensi kualitas pelayanan
variabel X ( Indevendent ), dan Kepuasan pelanggan sebagai variabel Y (
Devendent ).
Dimensi kualitas pelayanan diukur berdasarkan tanggapan responden
terhadap pernyataan tentang harapan persepsi terhadap kinerja pelayanan pada
bagian loket di PT. Pos Indonesia ( Persero ) Kantor pos Bandung 40000, dalam
skala likert. Dimana skala ini digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan
persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial ( Sugiono :
2000 : 73 )
Tabel 3. 1
Nilai Jawaban Responden Bagian Harapan Dan Kinerja
Nilai Jawaban Responden
Bagian Harapan Bagian Kinerja
5 SP SS
4 P S
3 CP N
2 KP TS
1 TP STS
Sedangkan kepuasan pelanggan diukur dengan mengunakan kesenjangan
antara kinerja dengan harapan. Rata-rata hitung kinerja dikurangi rata-rata
harapan. Angka kesenjangan tersebut menunjukan tingkat kepuasan pelanggan.
Jika terdapat kesenjangan positif antara kinerja dan harapan pelanggan terhadap
kualitas pelayanan berarti pelanggan sangat puas, jika tidak terdapat kesenjangan
antara kinerja dan harapan pelanggan terhadap kualitas pelayanan berarti
pelanggan puas, namun jika terdapat kesenjangan negatif antara kinerja dan
harapan pelanggan terhadap kualitas pelayanan berarti pelanggan tidak puas.
Tabel 3. 2 Operasionalisasi Variabel
Vari
abel Dimensi Indikator Skala
Kualitas
Pelayana
n (X)
adalah
ukuran
seberapa
bagus
tingkat
layanan
yang
diberikan
Dimensi Kualitas
Pelayanan :
1.Tangibles (
Bukti fisik )
2.Reliability (
Keandalan )
3. Assurance (
Jaminan )
4.Empathy (Empati
)
5.Resvonsiveness (
Tangiable ( Bukti
Langsung )
1. Tersedianya
perlengkapan
/peralatan yang
modern guna
mendukung
kemudahan
bertransaksi diloket.
2. Petugas loket
berpakaian dan
Interval
mampu
sesuai
dengan
ekspekta
si (
harapan
)
pelangga
n. Lewis
dan
Booms (
1985 )
yang
dikutip
oleh
Fandy
Tjiptono
( 2008 :
85 )
Daya
Tanggap )
berpenampilan rapi
3. Jumlah loket yang
tersedia cukup untuk
mempermudah
bertransaksi
4. Petugas loket
memberikan bukti
tanda transaksi
Reliability ( Keandalan )
5. Sistem antrian yang
digunakan
mempermudah proses
transaksi
6. Pelayanan transaksi
tidak pernah salah
sesuai dengan yang
dibutuhkan anda
7. Prosedur untuk
bertransaksi diloket
mudah
8. Petugas loket selalu
meneliti keabsahan
slip setoran /
penarikan yang
diajukan
Assurance ( Jaminan )
9. Petugas loket
berprilaku sopan
secara profesional
10. Petugas loket
memberikan
pelayanan secara
menyeluruh dan
tuntas
11. Petugas loket
melayani dengan
senyuman
12. Nyaman
berhubungan dengan
petugas loket
Emphaty ( Empati )
13. Petugas loket
menyapa pertama
kali sebelum anda
menyapa
14. Petugas loket
mengenal nama anda
15. Petugas loket
memperlakukan
anda tanpa
memandang setatus
sosial
16. Petugas loket
memberikan
informasi yang
mudah dipahami
Responsiveness ( Daya
Tanggap )
17. Petugas loket terlalu
sibuk sehingga tidak
sanggup menanggapi
setiap permintaan
anda dengan cepat
18. Pada saat istirahat
petugas loket
bergantian untuk
tetap melayani anda
19. Petugas loket segera
melayani begitu
anda datang keloket
untuk bertransaksi
20. Dibutuhkan waktu
lama menunggu
giliran bertransaksi
diloket
Kepuasa
n
Konsume
n (Y) :
Kepuasa
n
Konsume
n adalah
Tingkat
perasaan
seseoran
g setelah
memban
dingkan
kinerja
Service
Breakdowns ( GAP )
:
1. Gap antara
harapan
konsumen dan
persepsi
manajemen.
2. Gap antara
persepsi
manajemen
terhadap
konsumen dan
spesifikasi
kualitas jasa.
Kesesuaian antara harapan
pelanggan dengan kenyataan
yang dirasakan
Interval
(atau
hasil)
yang ia
persepsik
an
dibandin
gkan
dengan
harapann
ya (
Kotler,
2004 )
yang
dikutip
oleh
Fandy
Tjiptono
( 2008
:169 ).
3. Gap antara
spesifikasi
kualitas jasa dan
penyampaian jasa.
4. Gap antara
penyampaian jasa
dan komunikasi
eksternal.
5. Gap antara jasa
yang dirasakan
dan jasa yang
diharapkan.
3.2.5 Teknik Analisis Data
Pengaruh antara variabel X ( kualitas pelayanan ) terhadap varibel Y (
kepuasan pelanggan ) di PT. Pos Indonesia Kantor pos Bandung 40000 akan
diketahui dengan melakukan pendekatan kuantitatif dengan melakukan
pengukuran menggunakan teknik statistik regresi linier berganda dan korelasi
sederhana Pearson Product Moment (PPM) kemudian dilanjutkan dengan
menghitung koefisien penentu/koefisien determinasi (KP).
3.2.5.1 Uji Regresi Linier Berganda
Regresi linier berganda adalah regresi linier dimana sebuah variabel
devendent ( variabel Y ) dihubungkan dengan dua atau lebih variabel indevendent
( variabel X ). Secara umum, bentuk persamaan regresinya adalah :
Y = a + b1X1 + b2 X2
Keterangan :
Y = Variabel Devendent ( variabel yang terikat )
X1 dan X2 = Variabel indevendent (bebas) I dan II
a = Konstanta
b1 dan b2 = Koefisien regresi
Dimana nilai a, b1 dan b2 dapat ditentukan dengan rumus :
b1 =
)())((
))(())((
21
2
2
2
1
2121
2
2
xxxx
xxyxyxx
b2 =
)())((
))(())((
21
2
2
2
1
2112
2
1
xxxx
xxyxyxx
a = n
xbxbY 2211
Dimana :
n
XXx
2
12
1
2
1
)(
n
XXx
2
22
1
2
2
)(
n
XXXXxx
))(( 212121
n
YXYXyx
))(( 111
n
YXYXyx
))(( 222
n
YYy
222 )(
3.2.5.2 Uji Korelasi Data
Perhitungan uji korelasi digunakan untuk mengetahui hubungan antara
variabel X dan variabel Y. Rumus yang digunakan untuk menghitung koefisien
korelasi adalah Pearson Product Momen
Rxy = 2222 yynxxn
yxxyn
Perbedaan kriteria penefsiran terhadap koefisien korelasi menurut Riduwan
(2007:137) adalah sebagai berikut :
Tabel 3.1
Kriteria Penafsiran Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0.00 – 0.199 Sangat rendah
0.20 – 0.399 Rendah
0.40 – 0.599 Sedang
0.6 – 0.799 Tinggi
0.8 – 1.00 Sangat tinggi
Untuk penafsiran tentang koefisien tersebut dilakukan dengan
menghitung Koefisien Determinasi (KD) : Koefisien Determinasi = r2
x 100 %
( Sudjana, 1992 : 55)
3.2.5.3 Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis yang digunakan yaitu :
1. Penetapan hipotesis nok (Ho) dengan hipotesis alternatif (Ha) pengujian ini
dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh yang signifikan antara
Kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan di Kantor Pos Bandung
40000.
a. Hipotesis nol (Ho), yaitu suatu hipotesis yang menyatakan bahwa tidak
ada pengaruh yang signifikan antara variabel indipenden dengan
variabel dependen.
b. Hipotesis alternatif (Ha), yaitu suatu hipotesis yang menyatakan
bahwa ada pengaruh yang signifikan antara variabel indipenden
dengan variabel dependen.
2. Penetapan tingkat signifikan
Penelitian ini menggunakan tingkat signifikan α = 0,05 ( 5 % ), dimana tingkat
signifikan α = 0,05 ( 5 % ) sudah lazim digunakan, karena dinilai cukup ketat
untuk mewakili perbedaan antara variabel-variabel yang di uji.
3. Pengujian tingkat signifikan
Untuk pengujian ini penulis menggunakan metode pengujian statistik uji
t, dimana :
Ho ditolak, jika t-hitung > t-tabel
Ha diterima, jika t-hitung > t-tabel
Atau jika pengujian menggunakan nilai signifikansi ( p-Value ), maka :
Ho ditolak, jika (p-value) < α = 5 % (0,05 )
Ha diterima, jika (p-value) < α = 5 %(0,05 )